Implementasi Metode Edge Linking untuk Mendeteksi Garis Tepi pada Citra Digital, Setyo Nugroho
Click here to load reader
-
Upload
setyo-nugroho -
Category
Documents
-
view
1.836 -
download
19
description
Transcript of Implementasi Metode Edge Linking untuk Mendeteksi Garis Tepi pada Citra Digital, Setyo Nugroho
LAPORAN PENELITIAN
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
STIKOM BALIKPAPAN
IMPLEMENTASI METODE EDGE LINKING
UNTUK MENDETEKSI GARIS TEPI
PADA CITRA DIGITAL
oleh
Setyo Nugroho
Jurusan Teknik Informatika
STIKOM Balikpapan
2005
1
DAFTAR ISI
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 2 Segmentasi Citra................................................................................................................. 2
Deteksi Diskontinuitas........................................................................................................ 2
Point Detection ................................................................................................................... 3
Line Detection .................................................................................................................... 3
Edge Detection.................................................................................................................... 4
Edge Linking ...................................................................................................................... 5
CARA PENELITIAN....................................................................................................... 6 File citra digital dengan format BMP ................................................................................. 6
Proses Edge Linking ........................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 8
PENUTUP ......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9
LAMPIRAN .................................................................................................................... 10
2
LANDASAN TEORI
Segmentasi Citra
Segmentasi citra (image segmentation) merupakan langkah awal pada proses analisa citra
yang bertujuan untuk mengambil informasi yang terdapat di dalam suatu citra. Segmentasi citra
membagi suatu citra ke dalam bagian-bagian atau objek-objek. Sampai sejauh mana pembagian
tersebut dilakukan tergantung pada masalah yang dihadapi. Idealnya, langkah segmentasi tersebut
dihentikan pada saat objek yang diinginkan sudah berhasil dipisahkan.
Pada umumnya segmentasi secara otomatis adalah salah satu pekerjaan yang sulit dalam
pengolahan citra. Langkah ini akan menentukan berhasil atau tidaknya proses analisa citra. Namun
dengan segmentasi yang efektif, kemungkinan besar akan didapatkan hasil yang baik.
Algoritma segmentasi untuk citra monochrome biasanya berdasarkan pada satu dari dua
sifat nilai gray-level: diskontinuitas dan similaritas. Pada diskontinuitas, pendekatan yang
dilakukan adalah memisahkan citra berdasarkan terjadinya perubahan nilai graylevel yang drastis.
Sedangkan pada similaritas, pendekatan dilakukan berdasarkan thresholding, region growing,
region splitting, dan merging.
Deteksi Diskontinuitas
Ada tiga jenis diskontinuitas pada citra digital, yaitu: point (titik), line (garis), dan edge
(batas). Dalam prakteknya, cara yang paling umum digunakan untuk menemukan diskontinuitas
pada citra adalah dengan menggunakan mask yang dioperasikan ke seluruh pixel yang ada di
dalam citra tersebut. Dengan menggunakan mask berukuran 3 x 3 seperti pada gambar berikut,
akan didapatkan hasil:
R = w1z1 + w2z2 + … + w9z9
dimana zi adalah graylevel dari pixel yang bersesuaian dengan koefisien mask wi.
w1 w2 w3
w4 w5 w6
w7 w8 w9
3
Point Detection
Cara mendeteksi titik (point) yang terisolasi adalah langsung menggunakan mask pada
gambar berikut.
-1 -1 -1
-1 8 -1
-1 -1 -1
Suatu titik dikatakan terdeteksi di lokasi pusat dari mask jika
|R| > T
dimana T adalah threshold positif, dan R adalah hasil perhitungan dari :
R = w1z1 + w2z2 + … + w9z9
dengan menggunakan mask tersebut di atas.
Pada dasarnya apa yang dilakukan di sini adalah mengukur besarnya perbedaan graylevel
antara titik tengah dengan titik-titik tetangganya (neighbor). Idenya adalah bahwa suatu titik yang
terisolasi akan memiliki perbedaan graylevel yang cukup besar dengan titik-titik tetangganya.
Line Detection
Tingkatan selanjutnya dalam deteksi diskontinuitas adalah pendeteksian garis. Untuk
mendeteksi adanya suatu garis, bisa digunakan mask berikut:
-1 -1 -1
2 2 2
-1 -1 -1
Horisontal
-1 -1 2
-1 2 -1
2 -1 -1
+45°
-1 2 -1
-1 2 -1
-1 2 -1
Vertikal
2 -1 -1
-1 2 -1
-1 -1 2
-45°
Mask yang pertama akan memberikan respon yang kuat pada garis yang memiliki arah
horisontal. Sedangkan mask-mask berikutnya dapat digunakan untuk mendeteksi garis yang
memiliki arah 45°, vertikal, dan -45°. Tampak bahwa arah garis yang dideteksi sesuai dengan arah
koefisien mask yang nilainya lebih besar dari yang lain, yaitu 2.
Jika R1, R2, R3, dan R4 adalah response dari keempat mask yang ada di gambar di atas, dan
keempatnya dijalankan pada pixel yang sama, maka nilai R yang tertinggi menunjukkan arah yang
paling mendekati arah pixel tersebut.
4
Edge Detection
Edge detection adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk mendeteksi
diskontinuitas graylevel. Hal ini disebabkan karena titik ataupun garis yang terisolasi tidak terlalu
sering dijumpai dalam aplikasi praktis.
Suatu edge adalah batas antara dua region yang memiliki graylevel yang relatif berbeda.
Pada dasarnya ide yang ada di balik sebagian besar teknik edge-detection adalah menggunakan
perhitungan local derivative operator.
Gradien dari suatu citra f(x,y) pada lokasi (x,y) adalah vektor
Dalam edge detection nilai yang penting di sini adalah magnitude dari vektor, yang
biasanya hany disebut dengan gradien dan dituliskan dengan ∇f , dimana:
Pada umumnya digunakan pendekatan nilai gradien tersebut dengan nilai absolut:
Rumus tersebut lebih mudah diimplementasikan, khususnya jika menggunakan hardware
untuk pemrosesan.
Arah dari vektor gradien juga merupakan kuantitas yang penting. Jika α(x,y) menunjukkan
arah sudut vektor ∇f pada (x,y), maka dari analisa vektor:
di mana arah sudut diukur terhadap sumbu x.
Derivatif juga bisa diimplementasikan secara digital dengan menggunakan operator Sobel,
yaitu dengan menggunakan mask berikut
-1 -2 -1
0 0 0
1 2 1
Mask untuk menghitung Gx
-1 0 1
-2 0 2
-1 0 1
Mask untuk menghitung Gy
∂
∂∂
∂
=
=∇
y
fx
f
G
G
y
xf
[ ]22)( yx GGmagf +=∇=∇ f
yx GGf +≈∇
= −
y
x
G
Gyx
1tan),(α
5
Edge Linking
Secara ideal, teknik yang digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas seharusnya hanya
menghasilkan pixel-pixel yang berada pada batas region. Namun dalam prakteknya hal ini jarang
terjadi karena adanya noise, batas yang terpisah karena pencahayaan yang tidak merata, dan efek
lain yang mengakibatkan variasi intensitas. Untuk itu algoritma edge-detection biasanya
dilanjutkan dengan prosedur edge-linking untuk merangkai pixel-pixel tersebut menjadi satu
kesatuan sehingga memberikan suatu informasi yang berarti.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk edge-linking adalah local processing, yaitu
dengan menganalisa karakteristik pixel-pixel di dalam suatu neighborhood (3 x 3 atau 5 x 5) pada
semua titik (x,y) di dalam citra yang telah mengalami edge-detection. Selanjutnya semua titik yang
sejenis dihubungkan sehingga membentuk kumpulan pixel yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Dua sifat utama yang digunakan untuk menentukan kesamaan edge pixel dalam analisa ini
adalah:
1. Besarnya respon gradient operator yang digunakan
2. Arah gradient
Sifat yang pertama dinyatakan dengan nilai ∇f yang telah dibahas sebelumnya. Jadi suatu
edge pixel dengan koordinat (x’,y’) dan bertetangga dengan (x,y), dikatakan memiliki magnitude
sama dengan pixel di (x,y) jika:
dimana T adalah threshold positif.
Sedangkan arah vektor gradient dinyatakan dengan α(x,y) yang juga telah dibahas
sebelumnya. Suatu edge pixel dengan koordinat (x’,y’) dan bertetangga dengan (x,y), dikatakan
memiliki sudut yang sama dengan pixel di (x,y) jika:
dimana A adalah threshold sudut.
Suatu titik yang menjadi tetangga dari (x,y) dihubungkan dengan titik (x,y) jika memenuhi
kedua kriteria di atas, baik magnitude maupun sudutnya. Proses linking ini diulang untuk seluruh
lokasi titik yang ada di dalam citra.
Tyxfyxf ≤∇−∇ )','(),(
Ayxyx <− )','(),( αα
6
CARA PENELITIAN
Untuk mengimplementasikan proses contrast stretching pada komputer, penulis membuat
program yang memiliki kemampuan untuk:
• membuka file yang berisi citra digital
• menampilkan citra digital tersebut di layar
• melakukan pemrosesan edge linking
• menampilkan citra digital hasil proses
Adapun batasan dari program ini adalah:
• file citra yang digunakan harus berformat BMP, berukuran 256x256 pixel, dengan
256 gray-level
File citra digital dengan format BMP
File citra dengan format BMP adalah salah satu format standar yang digunakan dalam
sistem operasi Windows. File ini biasanya disimpan dengan ekstensi .BMP. Struktur dari file BMP
adalah sebagai berikut:
BITMAPFILEHEADER
BITMAPINFOHEADER
Array RGBQUAD
Array warna
Struktur BITMAPFILEHEADER menunjukkan jenis file dan ukuran file. Struktur
BITMAPINFOHEADER menunjukkan ukuran (lebar dan tinggi) dari citra, format warna citra,
dan banyaknya warna yang digunakan di dalam citra. Struktur RGBQUAD berisi nilai intensitas
warna yang dibagi menjadi komponen R, G, dan B (red, green, dan blue). Sedangkan array warna
berisi informasi mengenai isi citra itu sendiri, yaitu pixel-pixel yang membentuk citra tersebut.
Untuk mempercepat proses pengolahan citra digital, maka pixel-pixel yang ada di dalam
file BMP dicopykan ke dalam variabel array. Dengan demikian pada proses selanjutnya tidak perlu
dilakukan pembacaan file secara berulang-ulang. Deklarasi array untuk menyimpan citra tersebut
adalah:
arCitra1 : array[1..256, 1..256] of byte;
arCitra2 : array[1..256, 1..256] of byte;
Secara lengkap, proses peng-copy-an pixel ini dapat dilihat pada procedure BukaFileCitra
di listing program terlampir. Untuk menampilkan citra ke layar, digunakan component TImage
dari Delphi.
7
Proses Edge Linking
Setelah semua pixel tersimpan di dalam variabel array, dilakukan perhitungan komponen
Gx dan komponen Gy dari gradien. Proses ini terdapat di dalam procedure HitungKomponenGX
dan HitungKomponenGY di dalam program. Data hasil perhitungan ini kemudian disimpan ke
dalam array tersendiri dan dapat ditampilkan ke layar. Untuk menghasilkan komponen Gx dan Gy
ini digunakan operator Sobel.
Berikut ini kutipan perintah di dalam program untuk menghitung komponen Gx dan Gy
dengan menggunakan operator Sobel:
GX :=
(-1 * arCitra1[ix-1,iy-1]) +
(-2 * arCitra1[ix,iy-1]) +
(-1 * arCitra1[ix+1,iy-1]) +
(1 * arCitra1[ix-1,iy+1]) +
(2 * arCitra1[ix,iy+1]) +
(1 * arCitra1[ix+1,iy+1]);
GY :=
(-1 * arCitra1[ix-1,iy-1]) +
(1 * arCitra1[ix+1,iy-1]) +
(-2 * arCitra1[ix-1,iy]) +
(2 * arCitra1[ix+1,iy]) +
(-1 * arCitra1[ix-1,iy+1]) +
(1 * arCitra1[ix+1,iy+1]);
Implementasi selengkapnya dapat dilihat pada listing program terlampir.
Setelah perhitungan komponen gradien selesai, dilanjutkan dengan proses perhitungan
magnitude dari gradien dan besar sudut gradien dari masing-masing pixel. Magnitude dari gradien
dapat diperoleh dengan rumus pendekatan
Sedangkan besar sudut gradien diperoleh dengan rumus
Setelah diperoleh kedua informasi di atas, dilakukan proses edge linking dengan cara
memandingkan setiap pixel dengan pixel tetangganya. Jika perbedaan dari magnitude maupun
perbedaan dari sudut gradien antara suatu pixel dengan pixel tetangganya memenuhi kriteria yang
ditentukan, maka kedua pixel tersebut dianggap terhubung.
Penentuan nilai untuk kedua kriteria ini dapat dilakukan dengan memasukkan nilai
tersebut pada kotak dialog yang tersedia pada program.
yx GGf +≈∇
= −
y
x
G
Gyx
1tan),(α
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berikut ini contoh hasil ujicoba program pada suatu citra digital yang diproses dengan
menggunakan edge lingking.
Tampilan citra awal:
Tampilan komponen gradien Gx dan Gy dari citra:
Pada citra komponen Gx tampak bahwa batas yang terdeteksi adalah yang mendekati arah
horisontal, sedangkan pada komponen Gy batas yang terdeteksi adalah yang mendekati arah
vertikal.
9
Tampilan citra hasil edge linking:
Pada citra hasil edge linking tampak bahwa bagian yang berwarna terang menunjukkan
adanya perubahan nilai intensitas yang besar pada citra asal.
Dari contoh kasus tersebut, terlihat bahwa dengan melakukan proses edge linking kita
dapat memperoleh citra baru yang menampilkan bagian-bagian atau objek-objek yang terdapat di
dalam citra tersebut sehingga dapat dilakukan analisa lebih lanjut.
PENUTUP
Proses edge detection yang dilanjutkan dengan edge linking dapat digunakan untuk
melakukan segmentasi citra, yaitu memisahkan citra menjadi bagian-bagian atau objek-objeknya
sehingga dapat dianalisa lebih lanjut. Sampai sejauh mana pembagian tersebut dilakukan
tergantung pada masalah yang dihadapi. Idealnya, langkah segmentasi tersebut dihentikan pada
saat objek yang diinginkan sudah berhasil dipisahkan.
Secara umum segmentasi adalah salah satu pekerjaan yang sulit dalam pengolahan citra.
Namun dengan menggunakan teknik segmentasi yang tepat dan efektif, dapat diperoleh hasil yang
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
• Rafael C. Gonzalez, Richard E. Woods, 1993, Digital Image Processing, Addison-Wesley
Publishing Company Inc., USA.
• David Marshall, 1994, Vision Systems,
http://www.cs.cf.ac.uk/Dave/Vision_lecture/node1.html.
• Microsoft Corporation, 1996, Microsoft Win32 Programmer’s Reference, Microsoft
Corporation.
10
LAMPIRAN
Listing Program program PCD1; uses Forms, PCDUnit1 in 'PCDUnit1.pas' {Form1}, PCDAbout in 'PCDAbout.pas' {AboutBox}, PCDUnit2 in 'PCDUnit2.pas' {frmStat}, Histo in 'Histo.pas' {frmHisto}, PCDContrast in 'PCDContrast.pas' {frmContrast}, Un_Mask in 'Un_Mask.pas' {frmMask}, Un_EdgeLinking in 'Un_EdgeLinking.pas' {frmEdgeLinking}; {$R *.RES} begin Application.Initialize; Application.CreateForm(TForm1, Form1); Application.CreateForm(TAboutBox, AboutBox); Application.CreateForm(TfrmStat, frmStat); Application.CreateForm(TfrmHisto, frmHisto); Application.CreateForm(TfrmContrast, frmContrast); Application.CreateForm(TfrmMask, frmMask); Application.CreateForm(TfrmEdgeLinking, frmEdgeLinking); Application.Run; end. { Pengolahan citra digital. Input: - File citra dg format BMP, ukuran 256x256 pixel, 256 level grayscale Output: - Tampilan citra sebelum diproses. - Tampilan citra setelah diproses dengan contrast stretching. - Statistik pixel citra. - Histogram citra. } unit PCDUnit1; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Menus, ExtCtrls, StdCtrls, Buttons, ComCtrls; type TForm1 = class(TForm) Image1: TImage; Image2: TImage; Label1: TLabel; Label2: TLabel; OpenDialog1: TOpenDialog; MainMenu1: TMainMenu; File1: TMenuItem; Open1: TMenuItem; Proses1: TMenuItem; Statistik1: TMenuItem; ContrastStretching1: TMenuItem; About1: TMenuItem; Bevel1: TBevel; Help1: TMenuItem; Exit2: TMenuItem;
ViewHistogram1: TMenuItem; View1: TMenuItem; MaskProcessingFiltering1: TMenuItem; Exit1: TMenuItem; EdgeLinking1: TMenuItem; SaveResultAs1: TMenuItem; SaveDialog1: TSaveDialog; N1: TMenuItem; N2: TMenuItem; N3: TMenuItem; procedure Open1Click(Sender: TObject); procedure ContrastStretching1Click(Sender: TObject); procedure About1Click(Sender: TObject); procedure Statistik1Click(Sender: TObject); procedure FormCreate(Sender: TObject); procedure Exit2Click(Sender: TObject); procedure ViewHistogram1Click(Sender: TObject); procedure MaskProcessingFiltering1Click(Sender: TObject); procedure Exit1Click(Sender: TObject); procedure SaveResultAs1Click(Sender: TObject); procedure EdgeLinking1Click(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end; var Form1: TForm1; { variabel global } arCitra1 : array[1..256, 1..256] of byte; arCitra2 : array[1..256, 1..256] of byte; arHistogram1 : array[0..255] of longint; arHistogram2 : array[0..255] of longint; nmfile : string; c1, c2, d1, d2 : integer; { parameter utk contrast stretching } arMask : array[1..9] of integer; faktorPembagiMask : real; procedure TampilkanHasil; implementation uses PCDAbout, PCDUnit2, Histo, PCDContrast, Un_Mask, Math, Un_EdgeLinking; {$R *.DFM} {-------------------------------------------------------------------------} procedure BukaFileCitra; { syarat: file citra berformat BMP, berukuran 256x256, 256 level grayscale } var i, ix, iy : integer; warna : longint; warnab : byte; bfh : TBitmapFileHeader; bih : TBitmapInfoHeader; colorTbl : array[0..255] of TRGBQuad; mst : TMemoryStream; b : byte; numColor : integer; syarat : boolean; bm : TBitmap; begin
11
{ buka file citra, copykan semua pixel citra ke dalam array } mst := TMemoryStream.Create; mst.LoadFromFile(nmfile); mst.ReadBuffer(bfh, sizeof(bfh)); mst.ReadBuffer(bih, sizeof(bih)); if (bih.biWidth <> 256) or (bih.biHeight <> 256) or (bih.biBitCount <> 8) then begin MessageDlg('Format file salah! Hanya bisa membuka file BMP berukuran 256x256, 8 bit per pixel.', mtError, [mbOK], 0); mst.Free; exit; end; if bih.biClrUsed<256 then numColor:=bih.biClrUsed else numColor:=256; for i:=0 to numColor-1 do mst.ReadBuffer(colorTbl[i], 4); for iy:=256 downto 1 do begin for ix:=1 to 256 do begin mst.ReadBuffer(b, 1); warna := longint(colorTbl[b]); arCitra1[ix,iy] := (byte(warna) + byte(warna shr 8) + byte(warna shr 16)) div 3; arCitra2[ix,iy] := 0; end; end; mst.Free; { tampilkan file citra di image1 } form1.image1.Picture.LoadFromFile(nmfile); { bersihkan image2 } form1.Image2.Canvas.Brush.Color := clBlack; form1.Image2.Canvas.FillRect(Rect(0, 0, 256, 256)); end; {-------------------------------------------------------------------------} procedure TampilkanHasil; var ix, iy : integer; warna : longint; warnab : byte; begin { tampilkan citra setelah diproses } for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin warnab := arCitra2[ix,iy]; warna := warnab or (longint(warnab) shl 8) or (longint(warnab) shl 16); form1.image2.Canvas.Pixels[ix-1,iy-1] := warna; end; end; end; {-------------------------------------------------------------------------} procedure HitungStatistikCitra; var ix, iy : integer; warnab : byte; tmp : longint; s : string; pix_rerata, pix_max, pix_min : byte; begin frmStat.Memo1.Text := ''; frmStat.Memo1.Lines.Add('Nama file citra: ' + nmfile); frmStat.Memo1.Lines.Add(''); { --- citra 1 ---} frmStat.Memo1.Lines.Add('Statistik citra sebelum diproses:'); { init variabel } pix_max := 0; pix_min := 255; tmp := 0; { Hitung nilai pixel rata-rata, tertinggi, terendah (dalam greyscale level)} for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin
warnab := arCitra1[ix,iy]; if warnab > pix_max then pix_max := warnab; if warnab < pix_min then pix_min := warnab; tmp := tmp + warnab; end; end; pix_rerata := round( tmp / (256 * 256) ); Str(pix_min, s); frmStat.Memo1.Lines.Add(' Nilai pixel terendah : ' + s); Str(pix_max, s); frmStat.Memo1.Lines.Add(' Nilai pixel tertinggi : ' + s); Str(pix_rerata, s); frmStat.Memo1.Lines.Add(' Nilai pixel rata-rata : ' + s); { --- citra 2 ---} frmStat.Memo1.Lines.Add(''); frmStat.Memo1.Lines.Add('Statistik citra setelah diproses:'); { init variabel } pix_max := 0; pix_min := 255; tmp := 0; { Hitung nilai pixel rata-rata, tertinggi, terendah (dalam greyscale level)} for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin warnab := arCitra2[ix,iy]; if warnab > pix_max then pix_max := warnab; if warnab < pix_min then pix_min := warnab; tmp := tmp + warnab; end; end; pix_rerata := round( tmp / (256 * 256) ); Str(pix_min, s); frmStat.Memo1.Lines.Add(' Nilai pixel terendah : ' + s); Str(pix_max, s); frmStat.Memo1.Lines.Add(' Nilai pixel tertinggi : ' + s); Str(pix_rerata, s); frmStat.Memo1.Lines.Add(' Nilai pixel rata-rata : ' + s); end; {=========================================================================} procedure TForm1.Open1Click(Sender: TObject); begin OpenDialog1.Execute; if OpenDialog1.FileName <> '' Then begin nmfile := Form1.OpenDialog1.FileName; BukaFileCitra; UpdateHistogram; end; end; procedure TForm1.ContrastStretching1Click(Sender: TObject); begin frmContrast.Show; end; procedure TForm1.About1Click(Sender: TObject); begin AboutBox.ShowModal; end; procedure TForm1.Statistik1Click(Sender: TObject); begin HitungStatistikCitra; frmStat.Show; end;
12
procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject); begin { bersihkan image1 & image2 } form1.Image1.Canvas.Brush.Color := clBlack; form1.Image1.Canvas.FillRect(Rect(0, 0, 256, 256)); form1.Image2.Canvas.Brush.Color := clBlack; form1.Image2.Canvas.FillRect(Rect(0, 0, 256, 256)); //temp: nmfile := 'cameraman.bmp'; BukaFileCitra; end; procedure TForm1.Exit2Click(Sender: TObject); begin form1.close; end; procedure TForm1.ViewHistogram1Click(Sender: TObject); begin ViewHistogram1.Checked := not ViewHistogram1.Checked; frmHisto.Visible := ViewHistogram1.Checked; end; procedure TForm1.MaskProcessingFiltering1Click(Sender: TObject); begin frmMask.Show; end; procedure TForm1.Exit1Click(Sender: TObject); begin form1.close; end; procedure TForm1.SaveResultAs1Click(Sender: TObject); var nmfile2 : string; begin SaveDialog1.Execute; if SaveDialog1.FileName <> '' Then begin nmfile2 := Form1.SaveDialog1.FileName; Form1.Image2.Picture.Bitmap.PixelFormat := pf8bit; Form1.Image2.Picture.Bitmap.SaveToFile(nmfile2); end; end; procedure TForm1.EdgeLinking1Click(Sender: TObject); begin frmEdgeLinking.Show; end; end. unit Un_EdgeLinking; interface uses Windows, Messages, SysUtils, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, StdCtrls, Spin; type TfrmEdgeLinking = class(TForm) btnApply: TButton; btnClose: TButton; SpinEdit1: TSpinEdit; Label1: TLabel; Label2: TLabel; SpinEdit2: TSpinEdit; btnGX: TButton; btnGY: TButton;
procedure btnApplyClick(Sender: TObject); procedure btnCloseClick(Sender: TObject); procedure btnGXClick(Sender: TObject); procedure btnGYClick(Sender: TObject); private { Private declarations } public { Public declarations } end; var frmEdgeLinking: TfrmEdgeLinking; implementation uses PCDUnit1, Histo, Math; {$R *.DFM} {-------------------------------------------------------------------------} procedure HitungKomponenGX; var ix, iy : integer; GX : single; begin for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin if (ix > 1) and (ix < 256) and (iy > 1) and (iy < 256) then begin GX := (-1 * arCitra1[ix-1,iy-1]) + (-2 * arCitra1[ix,iy-1]) + (-1 * arCitra1[ix+1,iy-1]) + (1 * arCitra1[ix-1,iy+1]) + (2 * arCitra1[ix,iy+1]) + (1 * arCitra1[ix+1,iy+1]); if GX < 0 then GX := 0; if GX > 255 then GX := 255; arCitra2[ix,iy] := Round(GX); end else arCitra2[ix,iy] := arCitra1[ix,iy]; end; end; end; {-------------------------------------------------------------------------} procedure HitungKomponenGY; var ix, iy : integer; GY : single; begin for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin if (ix > 1) and (ix < 256) and (iy > 1) and (iy < 256) then begin GY := (-1 * arCitra1[ix-1,iy-1]) + (1 * arCitra1[ix+1,iy-1]) + (-2 * arCitra1[ix-1,iy]) + (2 * arCitra1[ix+1,iy]) + (-1 * arCitra1[ix-1,iy+1]) + (1 * arCitra1[ix+1,iy+1]); if GY < 0 then GY := 0; if GY > 255 then GY := 255; arCitra2[ix,iy] := Round(GY); end else arCitra2[ix,iy] := arCitra1[ix,iy]; end; end; end; {-------------------------------------------------------------------------} procedure EdgeLinking; var ix, iy : integer; arGradient : array[1..256, 1..256] of byte; arAngle : array[1..256, 1..256] of single;
13
warna : longint; warnab : byte; warnab2 : byte; GX, GY, G, Angle : single; thres_T, thres_A : single; thres_graylevel : byte; begin // isi array gradient dan angle for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin if (ix > 1) and (ix < 256) and (iy > 1) and (iy < 256) then begin GX := (-1 * arCitra1[ix-1,iy-1]) + (-2 * arCitra1[ix,iy-1]) + (-1 * arCitra1[ix+1,iy-1]) + (1 * arCitra1[ix-1,iy+1]) + (2 * arCitra1[ix,iy+1]) + (1 * arCitra1[ix+1,iy+1]); GY := (-1 * arCitra1[ix-1,iy-1]) + (1 * arCitra1[ix+1,iy-1]) + (-2 * arCitra1[ix-1,iy]) + (2 * arCitra1[ix+1,iy]) + (-1 * arCitra1[ix-1,iy+1]) + (1 * arCitra1[ix+1,iy+1]); G := Abs(GX) + Abs(GY); if GX <> 0 Then Angle := ArcTan2(GY, GX) else Angle := Pi/2; if G > 255 then G := 255; arGradient[ix,iy] := round(G); arAngle[ix,iy] := Angle; end; end; end; // inisialisasi for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin arCitra2[ix,iy] := 0; end; end; thres_T := frmEdgeLinking.SpinEdit1.Value; thres_A := frmEdgeLinking.SpinEdit2.Value * pi / 180; // konversi derajat ke radian thres_graylevel := 120; // proses edge linking for ix:=1 to 256 do begin for iy:=1 to 256 do begin if (ix > 1) and (ix < 256) and (iy > 1) and (iy < 256) then begin if (Abs(arGradient[ix+1,iy] - arGradient[ix,iy]) <= thres_T) and (Abs(arAngle[ix+1,iy] - arAngle[ix,iy]) < thres_A) then begin arCitra2[ix,iy] := Round(arGradient[ix,iy]); arCitra2[ix+1,iy] := Round(arGradient[ix+1,iy]); end; if (Abs(arGradient[ix,iy+1] - arGradient[ix,iy]) <= thres_T) and (Abs(arAngle[ix,iy+1] - arAngle[ix,iy]) < thres_A) then begin arCitra2[ix,iy] := Round(arGradient[ix,iy]); arCitra2[ix,iy+1] := Round(arGradient[ix,iy+1]); end; if (Abs(arGradient[ix+1,iy+1] - arGradient[ix,iy]) <= thres_T) and (Abs(arAngle[ix+1,iy+1] - arAngle[ix,iy]) < thres_A) then begin arCitra2[ix,iy] := Round(arGradient[ix,iy]); arCitra2[ix+1,iy+1] := Round(arGradient[ix+1,iy+1]); end;
end else arCitra2[ix,iy] := arCitra1[ix,iy]; end; end; end; procedure TfrmEdgeLinking.btnApplyClick(Sender: TObject); begin btnApply.Enabled := False; Screen.Cursor := crHourGlass; EdgeLinking; TampilkanHasil; UpdateHistogram; btnApply.Enabled := True; Screen.Cursor := crDefault; end; procedure TfrmEdgeLinking.btnCloseClick(Sender: TObject); begin Close; end; procedure TfrmEdgeLinking.btnGXClick(Sender: TObject); begin Screen.Cursor := crHourGlass; HitungKomponenGX; TampilkanHasil; UpdateHistogram; Screen.Cursor := crDefault; end; procedure TfrmEdgeLinking.btnGYClick(Sender: TObject); begin Screen.Cursor := crHourGlass; HitungKomponenGY; TampilkanHasil; UpdateHistogram; Screen.Cursor := crDefault; end; end.