implementasi model living values education dalam upaya meningkatkan kompetensi guru pai
IMPLEMENTASI MANAJEMEN GURU DALAM MENINGKATKAN …
Transcript of IMPLEMENTASI MANAJEMEN GURU DALAM MENINGKATKAN …
IMPLEMENTASI MANAJEMEN GURU DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA
NEGERI KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)
Pada Program Sarjana Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh :
REZA ANGGREINI SIREGAR
140903008
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :
Nama : Reza Anggreini Siregar
NIM : 140903008
Departemen : Ilmu Administrasi Publik
Judul : Implementasi Manajemen Guru Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten
Langkat
Medan, April 2018
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi, Ilmu Administrasi Publik
Dr. Tunggul Sihombing, MA NIP : 195908141986011002 NIP : 195908141986011002
Dr. Tunggul Sihombing, MA
Wakil Dekan I
FISIP USU MEDAN
NIP : 197203082005011001 Husni Thamrin, S.Sos, M.SP
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan berkah, rahmat, hidayah dan karunia─Nya, berupa kesehatan dan
ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :
“Implementasi Manajemen Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat”. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatara
Utara.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun segi bahasa dan
penulisan yang digunakan karena masih terbatasnya kemampuan, pengalaman dan
pengetahuan penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan
skripsi ini. Banyak masukan, motivasi, dan doa yang diberikan kepada penulis
hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara. Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengetahuan dan waktu untuk membimbing, mengarahkan,
Universitas Sumatera Utara
serta memberikan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran
sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.
3. Ibu Dra. Asima Yanty S. Siahaan, M.A, Ph.D, selaku Sekretaris Program
Studi Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara. Sekaligus sebagai Dosen Penguji yang juga
telah memberikan masukan dan dukungan kepada penulis.
4. Kepada Seluruh Dosen FISIP USU Program Studi Ilmu Administrasi
Publik yang telah banyak memberikan pengetahuan dan petunjuk selama
penulis mengikuti pendidikan sehingga memberikan wawasan yang luas
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh pegawai pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik.
Terimakasih kepada Kak Dian dan Kak Ema yang telah banyak membantu
penulis mulai dari proses penyusunan administrasi dari awal perkuliahan
hingga saat ini dan juga selalu memberikan semangat.
6. Bapak Dr. Suhendri, S.Pd.i, MA, selaku Kasi Kurikulum dan Penilaian
Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Sumatera Utara yang telah
memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk melakukan
penelitian di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.
7. Seluruh Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Bidang
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Bidang Pendidikan Khusus. Terima
kasih kepada Bapak Herbert Siahaan S.Kom, Ibu Fenny yang telah
membantu penulis dalam menyusun skripsi dengan meluangkan waktu
untuk bersedia diwawancarai dan memberikan data-data yang penulis
butuhkan dalam menyusun skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
8. Bapak H Daudsyah , S.Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri Kabupaten Langkat yang telah memberikan waktu dan kesempatan
bagi penulis untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri Kabupaten Langkat.
9. Seluruh Guru dan Pegawai Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten
Langkat yang telah memberikan waktu, semangat, dan kesempatan
wawancara serta member data-data yang penulis butuhkan dalam
menyusun skripsi ini.
10. Para wali murid Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
yang telah bersedia telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis
untuk diwawancarai.
11. Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang
tua terkasih yakni Ayahanda J.Siregar dan Ibunda Legiatik, yang telah
senantiasa sabar, tulus dalam mendidik, membesarkan, dan membimbing
penulis dengan penuh rasa kasih saying dan cinta. Terima kasih banyak
atas doa restu serta dorongan yang selalu Bapak dan Ibu berikan dalam
mengiringi setiap langkah sehingga penulis dapa tmenyelesaikan skripsi
ini. Dan terima kasih penulis terhadap Reza Selvina Putri Siregar dan Reza
Tri Maharani Siregar adik yang selalu memberikan semangat terhadap
penulis.
12. Terima kasih kepada sahabat penulis, Wira Riris Swara Purba, Cholidea
Putri Monrovia, telah menjadi bagian dalam hidup penulis yang sama-
sama berjuang menempuh pendidikan pada jurusan Ilmu Administrasi
Universitas Sumatera Utara
Publik USU. Terima kasih atas dukungan yang diberikan, semoga kita
bertiga sukses kedepannya ya maklampir dan ndok’ee.
13. Terima kasih banyak kepada teman-teman seperjuangan, Ms. Typo Umi
Fatiah Alfani sebagai motivasi dan orang terpacu dalam penyususnan
skripsi ini, dan tak lupa pula Dewi Kumala Sari yang telah setia menemani
peneliti melakukan penelitian di stabat.
14. Terima kasih kepada sahabat sekaligus kakak Ade Irma Trinanda Siregar
yang selalu mendukung dikala susah dan senang, selalu sabar dan tabah
melihat tingkah penulis yang sering up and down dikos, susah senang,
bahkan sakit dan sehat. Terima kasih kepada Tri Utari yang selalu bersedia
mendengarkan keluh kesah peneliti dalam menghadapi setiap masalah dan
menjadi pelampiasan emosi hingga tetesan air mata penulis. I will always
remembered and love you all
15. Kepada Kelompok PKL di PTPN III Kawasan Ekonomi Khusus Sei
Mangkei, Kabupaten Simalungun yaitu : WiraRiris, CholideaPutri, Shella
Shandy, Umi Fatiah, Delfi Ulandari, Salsabila Sidiq, Dewi Kumala Sari,
Fadlan Iman, Bosti Ritonga, dan Bang Zainal Arifin yang sudah
memberikan motivasi dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Semoga cita-cita dan harapan kita semua dapat terkabul.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan kepada seluruh pihak
yang telah memberikan pengarahan, nasihat-nasihat dan dorongan moril maupun
Universitas Sumatera Utara
materil kepada penulis, yang sungguh tidak kecil artinya bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya, bagi pihak-pihak yang membaca
dan memerlukan. Terima kasih.
Medan, 18 April 2018
Penulis
Reza Anggreini Siregar
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MANAJEMEN GURU DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA
NEGERI KABUPATEN LANGKAT
Implementasi manajemen guru merupakan salah satu kebijakan yang tertuang dalam Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 5 ayat 2 disebutkan pula bahwa bagi warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Latar belakang masalah yaitu kurangnya tenaga guru dalam pemenuhan kebutuhan guru di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat hingga dilengkapi dengan jumlah guru honor yang lebih dominan dibandingkan dengan guru PNS. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kabupaten Langkat bertujuan untuk mengetahui proses implementasi manajemen guru. Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode wawancara, dengan menggunakan model implementasi Van Meter dan Van Horn. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa Implementasi Manajemen Guru di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri kabupaten Langkat sudah berjalan dengan baik walaupun dalam pemenuhan kebutuhan guru dengan status PNS masih belum terpenuhi akibat adanya moratorium yang dikelurakan oleh pemerintah terkait formasi guru di seluruh Indonesia.
Kata Kunci : Implementasi, Manajemen Guru, dan Kualitas Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
ABSTACT
IMPLEMENTATION OF TEACHER MANAGEMENT IN IMPROVING THE QUALITY OF EDUCATION IN LANGKAT DISTRICT
EXTRAORDINARY PUBLIC PRIMARY SCHOOL
The implementation of teacher management is one of the existing policies in Law No. 14 of 2005 on teachers and lecturers and State Act No. 20 of 2003 on the national education system in Article 5 paragraph 2 which states that for citizens who have physical abnormalities , emotional, mental, intellectual, and / or social are entitled to special education. The background of this research problem is the lack of teachers in the fulfillment of education needs in Langkat district Extraordinary Public Primary public School so that the number of honorarium teachers is more dominant than the permanent (PNS) teachers. This research are located in Extraordinary Public School 057704 Langkat with the aim to know the implementation process of teacher management. The research method used is qualitative approach with interview method, using Van Meter and Van Horn implementation model. The result obtained that the implementation of teacher management implementation has been running well, but in fulfilling the needs of teachers with teacher position remains unfulfilled due to the moratorium issued by the government related to teacher formation throughout Indonesia.
Keyword : Implementation, Teacher management, and Education quality
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 7 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 7 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9
2.1 Hakikat Kebijakan
2.1.1 Kebijakan Publik ................................................................ 9 2.1.2 Implementasi Kebijakan ..................................................... 11 2.1.3 Kebijakan Pendidikan ......................................................... 16
2.2 Hakikat Pelayanan 2.2.1 Pelayanan Publik ................................................................ 17 2.2.2 Pelayanan Publik Sektor Pendidikan .................................. 18
2.3 Hakikat Manajemen 2.3.1 Pengertian Manajemen ....................................................... 20 2.3.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia ....................... 22 2.3.3 Fungsi Manajemen ............................................................. 22
2.4 Hipotesis Kerja ............................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 25
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................... 25 3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................ 26 3.3 Informan Penelitian ........................................................................ 26 3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer ......................................................................... 29 a. Observasi ............................................................................ 29 b. Wawancara ......................................................................... 29
3.4.2 Data Sekunder .................................................................... 30 a. Dokumentasi ....................................................................... 30 b. Studi Kepustakaan .............................................................. 31
3.5 Teknik Analisis data ....................................................................... 31
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Profil Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
4.1.1 Sejarah Singkat Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat kabupaten Langkat ................. 33
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten Lankat 4.1.2.1 Visi ............................................................................ 34 4.1.2.2 Misi ............................................................................ 34 4.1.2.3 Tujuan ........................................................................ 34
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 35 4.3 Pelaksanaan Wawancara ................................................................ 35 4.4 Hasil Wawancara ............................................................................ 39
4.4.1 Standar dan Sasaran Kebijakan ................................. 40 4.4.2 Sumber Daya ............................................................. 43 4.4.3 Hubungan Antar Organisasi ...................................... 52 4.4.4 Karakteristik Agen Pelaksana .................................... 55 4.4.5 Kondisi Sosial dan Ekonomi ..................................... 58 4.4.6 Disposisi Implementor ............................................... 62
4.5 Analisis Data ..................................................................................... 66 4.5.1 Standar dan Sasaran Kebijakan ................................. 68 4.5.2 Sumber Daya ............................................................. 71 4.5.3 Hubungan Antar Organisasi ...................................... 74 4.5.4 Karakteristik Agen Pelaksana .................................... 75 4.5.5 Kondisi Sosial dan Ekonomi ..................................... 78 4.5.6 Disposisi Implementor ............................................... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 82
5.2 Saran ............................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. PEDOMAN OBSERVASI ................................................. 1
LAMPIRAN 2. PEDOMAN WAWANCARA ............................................ 2
LAMPIRAN 3. PEDOMAN DOKUMENTASI ......................................... 6
LAMPIRAN 4. TRANSKRIP WAWANCARA ......................................... 7
LAMPIRAN 5. TRANSKRIP OBSERVASI .............................................. 38
LAMPIRAN 6. TRANSKRIP DOKUMENTASI ...................................... 42
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang bermutu, pembangunan
dibidang pendidikan merupakan suatu prioritas yang harus dibangun terlebih
dahulu. Pembangunan di bidang pendidikan yang tentunya bukan pembangunan
fasilitas fisik semata, namun juga pembangunan dibidang kepribadian manusia
melalui peraturan pemerintah. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap
manusia, begitu pula pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus atau biasa
disingkat ABK yang berhak mengembangakan seluruh potensi secara
keseluruhan. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk
menggantikan kata anak luar biasa yang menandakan adanya kelainan khusus.
Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan
yang lainnya.
Anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki kondisi menyimpang dari rata-
rata anak pada umumnya. Setiap anak yang lahir ke dunia ini telah membawa
karakter, bakat dan intelegensi yang berbeda-beda antara satu anak dengan anak
lainnya. Perbedaan ini kemudian menuntut adanya penanganan dan layanan
pendidikan yang berbeda pula. Terutama bagi anak yang mempunyai kelainan
mental dan intelegensia yang sangat jauh perbedaannya dengan anak normal.
Seperti halnya pendidikan pada ABK tidak dapat disamakan dengan pendidikan
anak yang memiliki kesempurnaan mental dan intelegensia.
Kemajuan dunia pendidikan menuntut adanya penghapusan diskriminasi bagi
para anak-anak yang memilik kebutuhan khusus, selama ini SLB dianggap tidak
Universitas Sumatera Utara
mampu menghilangkan diskriminasi terhadap anak-anak yang berkebutuhan
khusus. Sistem pendidikan bagi ABK yang terpisah (segregasi) mendorong
terbentuknya pola pendeskriminasian terhadap anak-anak yang memiliki
kebutuhan khusus dalam memperoleh pendidikan. Artinya, sistem segregasi
sangat merugikan. Model segregasi tidak menjamin kesempatan anak
berkebutuhan khusus untuk mengembangkan potensi secara maksimal, karena
kurikulum yang dirancang berbeda dengan kurikulum sekolah biasa.
Namun demikiandalam rangka menuntaskan wajib belajar sembilan tahun,
menuntut peran serta pemerintah dan masyarakat untuk menyukseskan program
pemerintah tersebut untuk mewajibkan para ABK, baik yang mampu ataupun
tidak mampu, baik yang miskin maupun yang kaya, yang di desa maupun yang di
kota, untuk mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan jenis
kelainannya.Metode pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan berbeda untuk
setiap kekhususan. Pelayanan yang dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus
tentu berbeda dan tidak dapat disamakan dengan anak normal pada umumnya.
Oleh karena itu, anak berkebutuhan khusus memerlukan suatu pelayanan
pendidikan yang baik sesuai dengan kekhususan yang disandangnya.
Sudah menjadi tugas dan tanggungjawab Negara untuk menjamin pendidikan
bagi warga negaranya. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara
Indonesia berkewajiban untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa. Selanjutnya, berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 5 ayat 2 disebutkan pula
bahwa bagi warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
Universitas Sumatera Utara
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Karena itu
merupakan tanggung jawab Negara untuk menjamin pendidikan bagi warganya,
maka Negara harus menjamin sebuah pemerataan pendidikan.
Untuk menunjang terlaksananya sebuah pendidikan dibutuhkan sumber daya
tenaga pendidik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dibidangnya.
Terlebih lagi kita ketahui bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan untuk
dapat menangani anak berkebutuhan khusus. Secara Khusus tugas dan fungsi
tenaga pendidik didasarkan pada Undang-Undang No 14 tahun 2005, yaitu
sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mengabti terhadap
masyarakat.
Keberhasilan pendidikan sesungguhnya akan terjadi bila ada interaksi antara
pendidik dengan peserta didik. Dalam kondisi inilah guru yang memegang
peranan strategis. Semua kebijakan pendidikan bagaimanapun bagusnya tidak
akan memberi hasil optimal, sepanjang guru belum atau tidak mendapatkan
kesempatan atau mewujudkan kemandirian guru dalam memerankan fungsinya
secara proporsional dan professional. Kemandirian guru akan tercemin dalam
perwujudan kinerja guru sebagai pribadi, sebagai warga masyarakat, sebagai
pegawai dan sebagai pemangku jabatan professional guru.
Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan karena selain dituntut
memberikan pendidikan karakter dan menjadi contoh karakter yang baik bagi
anak didiknya, guru juga berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik.
Itu semua demi terciptanya kualitas Sumber Daya Guru di Indonesia yang
semakin bagus. Sejatinya, seorang guru yang menjadi tonggak bagi setiap
Universitas Sumatera Utara
pendidikan diluar dari kebutuhan sarana dan prasarana maupun infrastruktur yang
memadai disekolah. Sumber daya guru yang modernis dan memahami peluang
perkembangan zaman merupakan alasan utama selektif dalam sistem perekrutan
guru agar mampu menjawab tantangan dan mampu menuntun peserta didik ke
arah yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan, apalagi pada anak berkebutuhan
khusus yang pada dasarnya tidak sembarang orang memiliki kemampuan dibidang
tersebut.
Pendidikan mempunyai mandat untuk menyediakan guru yang mempunyai
kompetensi dan anggaran yang cukup untuk setiap unit pelayanan pendidikan
(sekolah). Tanpa guru yang cukup dan kompetensi yang memadai, pelayanan
pendidikan bermutu sesuai standar, khususnya dalam proses pembelajaran, tidak
pernah akan terwujud.Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai
merupakan salah satu sekolah yang didirikan oleh pemerintah untuk memberikan
pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Stabat Kabupaten
Langkat.
Kenyataan dilapangan bahwa Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704
Kwala Bingai Stabat Kab. Langkat membutuhkan Guru yang berkompeten dan
mempunyai kualitas, dalam upaya meningkatkan kualitas dari pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus atau sering disebut sebagai ABK. Dengan banyaknya
perbedaan diantara anak berkebutuhan khusus sehingga membutuhkan tenaga
pendidik yang lebih memadai, serta sesuai dengan spesifikasi sebagai tenaga
pendidik yang mengerti metode mengajar bagi anak berkebutuhan khusus (ABK).
Belum lagi ada anak yang memang harus diajarkan dengan metode pembelajaran
secara individual, sehingga memerlukan banyak tenaga pendidik. Dengan
Universitas Sumatera Utara
banyaknya pembagian rombongan belajar atau sering disebut Rombel semakin
memperkuat bahwa sekolah tersebut membutuhkan tenaga pendidik atau guru
untuk menunjang pendidikan yang lebih bermutu dan efektif. Namun pada
kenyataannya di sekolah Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai
jumlah guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah guru Non Pegawai Negeri Sipil. Terlebih lagi Guru Non Pegawai Negeri
Sipil tidak memiliki latar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB).
Guru adalah salah satu faktor utama dalam keberlangsungan proses
pendidikan. Walaupun gedung sekolah dibangun dengan megah, kelengkapan
buku perpustakaan lengkap, dan sarana prasarana lainnya tersedia, mustahil jika
tidak ada guru akan terjadi kegiatan belajar mengajar. Mutu tidaknya pendidikan,
bukan hanya ditentukan oleh bagusnya kurikulum saja, akan tetapi didukung oleh
guru-guru yang mempunyai kualitas tinggi. Untuk sarana dan prasarana serta
infrastruktur penunjang di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala
Bingai sudah cukup memadai, maka dari itu keselarasan antara sumber daya guru
dan fungsi manajemen merupakan jalan utama guna menumbuh kembangkan
pendidik yang profesional yang berperan proaktif untuk keberhasilan organisasi
secara menyuluruh serta pengembangan dan usaha meraih keunggulan serta
peningkatan mutu pendidikan.
Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) atau biasa disebut
sumber daya pendidik di sekolah sangatlah vital kedudukannya. Kunci utama agar
perencanaan dan program-program pengembangan pendidikan di sekolah berjalan
optimal berada di tangan para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.
Tujuan manajemen tenaga pendidik berbeda dengan manajemen sumber daya
Universitas Sumatera Utara
manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan manajemen sumber daya
manusia lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu,
membentuk sumber daya manusia yang handal, produktif, kreatif dan berprestasi.
Berdasarkan paparan yang telah diuraikan diatas telah menjadi perhatian
penulis untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul“Implementasi
Manajemen Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah
Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang
penting karena diperlukan untuk memberi kemudahan bagi penulis dalam
membatasi permasalahan yang ditelitinya, sehingga dapat mencapai tujuan dan
sasaran yang jelas serta memperoleh jawaban sesuai dengan yang
diharapkan.Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
yangmenjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Implementasi Manajemen Guru dalam Meningkatan Kualitas Pendidikan
di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri, Kabupaten Langkat ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Dari permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka adapun
yangmenjadi tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui standar dan sasaran kebijakan manajemen guru dalam
meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui sumber daya kebijakan manajemen guru dalam
meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
Kabupaten Langkat.
3. Untuk mengetahui komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas
kebijakan manajemen guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan
Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat.
4. Untuk mengetahui karateristik agen pelaksana kebijakan manajemen guru
dalam meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri Kabupaten Langkat.
5. Untuk mengetahui kondisi social, ekonomi dan politik kebijakan
manajemen guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar
Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat.
6. Untuk mengetahui disposisi implementor pada kebijakan manajemen
guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri Kabupaten Langkat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan
mengembangkankemampuan berpikir ilmiah, sistematis, dan
kemampuan untukmenuliskannya dalam bentuk karya ilmiah
berdasarkan kajian-kajian teoridan aplikasi yang diperoleh dari
Program Studi Ilmu Administrasi Publik,Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukanatau sumbangan pemikiran terkait dengan manajemen
sumber daya guru dalam peningkatan kualitas pendidikan pada
anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
057704 Kuala Bingai, Stabat, Kab. Langkat. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas pembangunan di bidang pendidikan.
1.4.3 Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusibaik langsung maupun secara tidak langsung bagi
kepustakaan ProgramStudi Ilmu Administrasi Publik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu
menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir dari sudut mana penulis
menyoroti masalah yang diteliti. Kerangka teori yang dimaksud guna untuk
memberi gambaran dan batasan tentang konsep-konsep yang digunakan sebagai
landasan penelitian yang akan dilakukan.
Masri Singarimbun (1989) berpendapat bahwa teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan preposisimuntuk menerangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan dengan konsep.
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang ada, perlu dikemukakan teori untuk membantu penulis semakin memahami
permasalahan yang diteliti. Kerangka teori diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti untuk membahas permasalahan
yang diteliti.
2.1 Hakikat Kebijakan
2.1.1 Kebijakan Publik
James E. Anderson (dalam Subarsono 2009:2) mendefinisikan kebijakan
public sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat
pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan public dapat dipengaruhi oleh
para actor dan factor dari luar pemerintah. Namun kebijakan publik dipahami
sebagai pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan pemerintah dalam
bidang tertentu, misalnya bidang pendidikan, politik, ekonomi, pertanian,
industry, pertanahan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan hal tersebut, Thomas Dye (dalam Subarsono 2009:2)
kebijakan public adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak
melakukan (public policy is whatever governments choose to do or not to
do).Interpretasi dari kebijakan menurut Dye diatas harus dimaknai dengan dua hal
penting: pertama, bahwa kebijakan haruslah dilakukan oleh badan pemerintah,
dan kedua, kebijakan tetrsebut mengandung pilihan dilakukan atau tidak
dilakukan oleh pemerintah.
Sejalan dengan Nakamura dan SmalWood (dalam Kusumanegara, 2010:
4), yang mengungkapkan bahwa kebijakan publik adalah serentetan instruksi dari
para pembuat kebijakan yang ditujukan kepada para pelaksana kebijakan yang
menjelaskan tujuan-tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan
tertentu.Kebijakan publik dipahami sebagai kebijakan yang dibuat oleh badan-
badan pemerintah dan para aktor politik yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah publik.
Senada dengan Harrold Lawell dan Abraham Kaplan (dalam Subarsono
2009:3) berpendapat bahwa kebijakan public hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai
dan praktika-praktika social yang ada dalam masyarakat. Hal ini berarti kebijakan
public tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dan praktik social yang ada
dalam masyarakat.
Berhubungan dengan pelaksanaan manajemen guru maka kebijakan publik
tentunya diambil dalam mengatasi atau membenahi keberadaan guru yang tidak
lain tujuannya adalah untuk meningkatan kualitas dan mutu pendidikan dalam
pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidikan dan sumber daya
manusia.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Implementasi Kebijakan
Dunn (1981:56), memberi argumennya tentang implementasi kebijakan.
Sehubungan dengan sifat praktis yang ada dalam proses implementasi kebijakan,
maka hal yang wajar bahwa implementasi ini berkaitan dengan proses politik dan
administrasi. Hal tersebut disebabkan karena ini terikat dengan tujuan
diadakannya kebijakan (policy goals) dan jika dilihat dari konteks implementasi
kebijakan, maka hal ini akan berkaitan dengan kekuasaan (power), kepentingan
dan strategi para pelaku kebijakan, disamping karakteristik lembaga dan rezim
serta ijin pelaksanaan respon terhadsap kebijakan. Dengan demikian konteks
kebijakan baru akan terlihat pengaruhnya setelah kebijakan tersebut dilaksanakan.
Sehubungan dengan itu Anderson (1978:92) menyatakan bahwa dalam
mengimplementasikan suatu kebijakan ada empat aspek yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Siapa yang dilibatkan dalam implementasi
2. Hakikat proses administrasi
3. Keputusan atas suatu kebijakan, dan
4. Efek atau dampak dari implementasi
Sejalan dengan hal tersebut, maka Nugroho (2003:163) menjelaskan
bahwa manajemen kegiatan implementasi kebijakan dapat disusun secara
berurutan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Implementasi strategi, 2)
Pengorganisasian, 3) Penggerakan dan kepemimpinan, 4) Pengendalian.
Universitas Sumatera Utara
NO Tahap Isu Penting
1 Implementasi strategi - Menyesuaikan struktur dengan strategi
- Melembagakan strategi
- Mengoperasikan strategi
2 Pengorganisasian - Desain organisasi dan struktur organisasi
- Pembagian pekerjaan dan desain pekerjaan
- Integrasi dan koordinasi
- Perekrutan dan penempatan sumber daya
manusia hak, wewenang dan kewajiban
- Pendelegasian
- Pengembangan kapasitas organisasi dan
kapasitas SDM
- Budaya organisasi
3 Penggerakan dan
kepemimpinan
- Efektivitas kepemimpinan
- Motivasi
- Etika
- Mutu
- Kerjasama tim
- Komunikasi organisasi
- Negosiasi
4 Pengendalian - Desain pengendalian
- System informasi manajemen
- Pengendalian anggaran dan keuangan
- Audit
Universitas Sumatera Utara
Uraian diatas menjelaskan bahwa inti daripada implementasi kebijakan
adalah bagaimana kebijakan yang dibuat sesuai dengan sumber daya yang
tersedia.
Berdasarkan pendekatan kepatuhan dan pendekatanfaktual dapat
dinyatakan bahwa keberhasilan kebijakansangat ditentukan oleh tahap
implementasi dankeberhasilan proses implementasi ditentukan olehkemampuan
implementor, yaitu: (1) kepatuhan implementormengikuti apa yang diperintahkan
oleh atasan, dan (2)kemampuan implementor melakukan apa yang dianggap
tepatsebagai keputusan pribadi dalam menghadapi pengaruheksternal dan faktor
non-organisasional, atau pendekatan faktual.
Menurut Indiahono (2009:19), model adalah sebuah kerangka sederhana
yang merupakan sebuah usaha untuk memudahkan penjelasan terhadap suatu
fenomena. Model banyak digunakan untuk memudahkan para pemerhati atau
pembelajar tingkat awal.Terdapat teori dari beberapa ahli mengenai implementasi
kebijakan, yaitu:
Merilee S. Grindle memberi pandangannya tentang implementasi dengan
mengatakan bahwa secara umum, tugas implementasi adalah membentuk suatu
ikatan (linkage) yang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bias direalisasikan
sebagai dampak dari suatu kegiatan pemerintah. Oleh karena itu tugas
implementasi mencakup terbentuknya “a policy delivery system,” dimana sarana-
sarana tertentu dirancang dan dijalankan dengan harapan sampai pada tujuan-
tujuan yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
Adapun teori Merilee S. Grindle yaitu Keberhasilan implementasi menurut
Merilee S. Grindle (dalam Subarsono, 2009:93) dipengaruhi oleh dua variabel
besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan implementasi
(context of implementation). Variabel tersebut mencakup: sejauhmana
kepentingan kelompok sasaran atau target group termuat dalam isi kebijakan,
jenis manfaat yang diterima oleh target group, sejauhmana perubahan yang
diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah program sudah tepat,
apakah sebuah kebijakantelah menyebutkan implementornya dengan rinci, dan
apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
Menurut Van Meter dan Van Horn (dalam Winarno, 2008:146-147),
implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan dalam keputusan-
keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk
mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam
kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk
mencapai perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan
kebijakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Van Meter dan Van Horn dalam teorinya ini berawal dari suatu asumsi
bahwa proses implementasi akan berbeda-beda sesuai dengan sifat kebijakan yang
dilaksanakan. Selanjutnya Van Meter dan Van Horn (dalam Winarno 2012:155)
menawarkan karakteristik dalam proses implementasi yakni, pertama proses
implementasi akan dipengaruhi oleh sejauh mana kebijakan menyimpang dari
kebijakan-kebijakan sebelumnya. Kedua, proses implementasi akan dipengaruhi
oleh sejumlah perubahan organisasi yang diperlukan. Kedua ahli ini menegaskan
Universitas Sumatera Utara
pula pendiriannya bahwa perubahan, kontrol dan kepatuhan bertindak merupakan
konsep penting dalam prosedur implementasi.
Sementara itu model implementasi kebijakan dari Van Meter dan Van
Horn (dalam Subarsono 2005:99) menetapkan beberapa variabel yang diyakini
dapat mempengaruhi implementasi dan kinerja kebijakan. Beberapa variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Standar dan sasaran kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen implementasi.
2. Sumber daya. Implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya baik sumber daya manusia (human resources) maupun sumber daya non-manusia (non-human resources). Sumber daya dapat menunjuk kepada seberapa besar dukungan finansial dan sumber daya manusia untuk melaksanakan program ataukebijakan.
3. Hubungan antar Organisasi. Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lainnya. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama antara instansi bagi keberhasilan suatu program dalam mencapai sasaran dan tujuanprogram.
4. Karakteristik agen pelaksana. Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur birokrasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu akan memengaruhi implementasi suatu program.
5. Kondisi sosial, politik dan ekonomi. Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauhmana kelompok-kelompok kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada dilingkungan; dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.Ini dapat juga menunjuk bahwa lingkungan dalam ranah implementasi dapat mempengaruhi kesuksesan implementasi kebijakan itu sendiri.
6. Disposisi implementor. Disposisi implementor ini mencakup tiga hal yang penting, yakni : respons implementor terhadap kebijakan, yang akan memengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan dan intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor. Ini menunjuk bahwa sikap pelaksana menjadi variabel penting dalam proses implementasi kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik, bahkan sebagaimana
menurut Pressman dan Wildavsky (dalam Emzir, 2010), bahwa hari ini
pendidikan adalah pusat wilayah kebijakan publik. Kebijakan pendidikan sebagai
kebijakan publik sebagai keputusan tetap dicirikan oleh konsistensi dan
pengulangan tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari mereka yang
mematuhi keputusan tersebut. Konsistensi ditinjau berdasarkan hierarki
kebijakan. Kebijakan berdasarkan hierarki terdiri darim1) policy level, 2)
Organization level, 3) Operation level.
Ada beberapa aspek yang tercakup dalam kebijakan pendidikan (dalam
Nugroho 2008:141-153), yaitu :
1. Kebijakan pendidikan merupakan suatu keseluruhan deliberasi mengenai hakikat manusia sebagai makhluk yang menjadi-manusia dalam lingkungan kemanusiaan.
2. Kebijakan pendidikan dilahirkan dari ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis yaitu kesatuan antara teori dan praktik pendidikan.
3. Kebijakan pendidikan haruslah mempunyai validasi dalam perkembangan pribadi serta masyarakat yang memiliki pendidikan itu.
4. Keterbukaan (openness). Proses pendidikan sebagai proses pemanusiaan terjadi dalam interaksi social. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan milik masyarakat.
5. Kebijakan pendidikan didukung oleh riset dan pengembangan. Suatu kebijakan pendidikan bukanlah suatu yang abstrak tetapi yang dapat diimplementasikan. Suatu kebijakan pendidikan merupakan pilihan dari berbagai alternative kebijakan sehingga perlu dilihat output dari kebijakan tersebut dalam praktik.
6. Analisis kebijakan. Sebagaimana pula dengan berbagai jenis kebijakan seperti kebijakan ekonomi, kebijakan pertanian, kebijakan pertanahan nasional dan semua jenis kebijakan dalam kebijakan public memerlukan analisis kebijakan.
7. Kebijakan pendidikan pertama-tama ditujukan kepada kebutuhan peserta-didik.
8. Kebijakan pendidikan diarahkan pada terbentuknya masyarakat demokratis. Arkeologi proses pendidikan menunjukkan bahwa proses
Universitas Sumatera Utara
pendidikan terjadi dalam situasi dialogis. Dari situasi dialogis tersebut pribadi peserta-didik semakin berdiri sendiri sehingga tugas pendidik adalah menuntunnya dari belakang (Tut Wuri Handayani) dan pada akhirnya peserta-didik akan berdiri sendiri dan mengembangkan pribadinya sebagai pribadi yang kreatif pendukung dan perilaku dalam perubahan masyarakatnya.
9. Kebijakan pendidikan berkaitan dengan penjabaran misi pendidikan dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
10. Kebijakan pendidikan harus berdasarkan efisiensi. Kebijakan penidikan bukan semata-mata berupa rumusan verbal mengenai tingkah-laku dalam pelaksanaan praktis pendidikan.
11. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan pada kekuasaan tetapi kepada kebutuhan peserta-didik.
12. Kebijakan pendidikan bukan berdasarkan instuisi atau kebijakan yang irasional.
13. Kejelasan tujuan akan melahirkan kebijakan pendidikan yang tepat. Kebijakan pendidikan yang kurang jelas arahnya akan mengorbankan kepentingan peserta-didik.
14. Kebijakan pendidikan diarahkan bagi pemenuhan kebutuhan peserta-didik dan bukan kepuasan birokrat.
Dengan demikian pemahaman tentang kebijakan pendidikan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kebijakan pendidikan sebagai bagian dari
kebijakan publik, dan kebijakan pendidikan sebagai kebijakan publik.
2.2 Hakikat Pelayanan
2.2.1 Pelayanan Publik
Konsep pelayanan public diturunkan dari makna public service yang
berarti :” berbagai aktivitas yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan
barang dan jasa” (Pamudji 1999), atau pelayanan umum (Soetopo) yang diartikan
sebagai : “ segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah di pusat, di daerah dan lingkungan BUMN/D dalam bentuk barang
dan atau jasa baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan perundang-undangan”.
Universitas Sumatera Utara
Ndraha (2000) menjelaskan bahwa tugas pelayanan pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat sangat ditentukan oleh sistem nilai budaya
pemerintah dan budaya masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya pemerintah
diidentifikasi dalam tiga system, yakni : (1) sistem nilai layanan pemerintah
terhadap masyarakat yang berkembang menjadi civil service dan layanan
kepedulian. Melalui layanan ini hak rakyat, penduduk, konsumen, lingkungan dan
setiap warga Negara dipenuhi secara adil tanpa pandang bulu, diminta dan
dituntut atau sama sekali; (2) system nilai perlindungan dan pemeliharaan; (3)
system nilai pengusahaan dan pengembangan.
2.2.2 Pelayanan Publik Sektor Pendidikan
Peningkatan merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi
setiap manusia pendidikan akan membentuk jati diri melalui keterampilan,
moralitas, intelektualitas dan mengarah pada dunia kerja. Selain itu, pendidikan
juga akan membentuk status sosial, ekonomi, dan politik. Oleh karena itu,
pendidikan menjadi sangat penting bagi setiap individu maupun kelompok.
Pendidikan sebagai pemegang peranan penting dalam menyediakan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam menjalankan proses pembangunan.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yang dimaksud dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhakn dirinya
masyarakat bangsa dan negara.
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang kewajiban
pemerintah dalam bidang pendidikan, yaitu :
1. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermut
bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
2. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dan guna
terselenggaranya dan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
dengan lima belas tahun.
Perbaikan terhadap pelayanan publik khususnya dalam pendidikan akan
semakin membaik dan merata. Hal ini disebabkan karena banyaknya keterbatasan
baik dari segi anggaran pendidikan, tenaga pengajar, fasilitas seperti gedung
sekolah, perpustakaan, laboratorium dan bea siswa bagi masyarakat miskin. Oleh
karena itu, diharapkan pelayanan pendidikan bisa dirasakan secara merata oleh
masyarakat Kota Bitung dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Selain itu, melalui
pelayanan pendidikan juga akan mempercepat pembangunan dan peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu bersaing baik di
tingkat lokal maupun di tingkat nasional.
Jadi, pelayanan pendidikan adalah upaya yang dilakukan oleh seorang
pendidik kepada anak didiknya untuk memenuhi kebutuhan anak didiknya melalui
upaya pengajaran dan pelatihan agar dapat mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Hakikat Manajemen
2.3.1 Pengertian Manajemen
Michael Murray of Northwestern University mengemukakan bahwa proses
yang penting dari manajemen adalah tertuju pada pendefinisian dan penentuan
tujuan; perencanaan; pengorganisasian; penyeleksian; pengelolaan; motivasi staf;
pengawasan dan pengukuran hasil-hasil organisasi yang digunakan sebagai alat
analisis dan patokan teknik-teknik pemecahan masalah sebagai aspek-aspek
universal dan kegiatan proses manajemen pada umumnya, baik sector public
maupun sector privat.
Dessler (1997) manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan
praktek yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek orang atau sumber
daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi pengrekrutan,
penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian. Manajemen sumber daya
manusia merupakan suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya manusia dalam
organisasi, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu
memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi.
Mathis dan Jackson (2002) mengatakan bahwa manajemen sumber daya
manusia berhubungan dengan system rancangan formal dalam suatu organisasi
untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk
mewujudkan sarana organisasi.Sedangkan Koontz, O’Donnell, dan Weihrich
(1986) mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian
sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan orang-orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan itu menurut Simamora (dalam Sutrisno 2009:5)
manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan,
penilaian, pemberian balas jasa, dan pengeloaan individu anggota organisasi atau
kelompok pekerja.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber
daya manusia mempunyai definisi sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan dengan maksud untuk mencapai
tujuan organisasi.
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan
meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan, yaitu :
1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar. 2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan
yang cocok untuk satu pekerjaan. 3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja. 4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja. Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja.
Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah, adalah :
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok. 3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara
individual. 4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
Universitas Sumatera Utara
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
2.3.2 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Cushway (dalam Sutrisno 2009:7) tujuan Manajemen Sumber
Daya Manusia (MSDM), meliputi :
1. Memberi pertimbangan manajemen dalam membuat kebijakan SDM untuk memastikan bahwa organisasi memiliki pekerjaan yang bermotivasi dan berkinerja yang tinggi, memiliki pekerjaan yang selalu siap mengatasi perubhan dan memenuhi kewajiban pekerjaan secara legal.
2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM yang memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya.
3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi, khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM.
4. Member dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini dalam mencapai tujuan.
5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menhambat organisasi dalam mencapai tujuan.
6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi.
7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam SDM
2.3.3 Fungsi Manajemen
Kegiatan sumber daya manusia merupakan bagian proses manajemen
sumber daya manusia yang paling sentral, dan merupakan suatu rangkaian dalam
mencapai tujuan organisasi. Kegiatan tersebuta akan berjalan lancer, apabila
memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen. Menurut George R. Terry (dalam
Hasibuan, 2009 : 38) fungsi-fungsi manajemen meliputi Perencanaan (planning),
Universitas Sumatera Utara
Pengorganisasian (organizing), Pengarahan (actuating) dan Pengendalian
(controlling).
1. Perencanaan Perencanaan adalah kegiatan memperkiraan tentang keadaan tenaga kerja, agar sesuai dengan kebutuhan organisasi secara efektif dan efisien, dalam membantu mewujudkan tujuan.
2. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengatur pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, itegrasi, dan koordinasi, dalam bentuk bagan organisasi.
3. Pengarahan dan pengadaan Pengarahan adalah kegiatan member petunjuk kepada pegawai, agar mau kerja sama dan bkerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan organisasi. Pengarahan dilakukan oleh pemimpin yang dengan kepemimpinanya akan member arahan kepada pegawai agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Adapun pengadaan merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pengadaan yg baik akan membantu terwujudnya tujuan.
4. Pengendalian Pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar menaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai rencana. Bila terdapat penyimpangan diadakan tindakan perbaikan dan/atau penyempurnaan. Pengendalian pegawai meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku kerjasama, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
2.4 Hipotesis Kerja
Hipotesis merupakan jawaban sementara peneliti terhadap penelitian yang
dilakukan.Dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak diuji, tetapi diusulkan
(suggested, recommended) sebagai satu panduan dalam proses analisis data.
Hipotesis kerja adalah hipotesis yang bersumber dari kesimpulan teoritik, sebagai
pedoman untuk melakukan penelitian (Umar, 2010:38).Adapun penulis
merumuskan hipotesis kerja dalam penelitian ini, yaitu “Implementasi Manajemen
Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri, Kabupaten Langkat meliputi standar dan sasaran kebijakan, sumber daya,
Universitas Sumatera Utara
komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana,
kondisi sosial, ekonomi dan politik, dan disposisis implementor”.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dari defenisi pendapat para ahli di atas, penulis menyatakan bahwa bentuk
penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metodedeskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hal ini untuk memusatkan
perhatian pada masalah-masalah atau fenomena fenomena yang ada serta
mampu menggambarkan secara baik mengenai fakta dilapangan yang ada
sehingga peneliti memberikan informasi apa adanya.
Menurut Bogdan dan Taylor dalamLexy Moleong (2007:3) penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmupengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatanterhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan metodepenelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikangejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat/mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Dalam penelitian deskriptiftidak terbatas dalam pengumpulan data saja
tapi juga analisa dan interpretasidari data itu serta cenderung tidak perlu
mencari atau menerangkan salingberhubungan dan menguji hipotesis. Untuk
itu dalam penelitian, peneliti akan mengumpulkan informasi atau data terkait
dengan teori Van Meter dan Van Horn yang terdiri dari enam variabel
meliputi standar dan sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar
organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik agen pelaksana, kondisi
sosial, ekonomi dan politik, dan disposisis implementor.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten Langkat. Untuk mendapatankan
informasi yang dibutuhkan dalam pemecahan rumusan masalah dan
mendapatankan solusi yang tepat dengan menggunakan teori yang sudah
ditentukan oleh peneliti yaitu teori Van Meter dan Van Horn yang meliputi
enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni: standar dan
sasaran kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi dan penguatan
aktivitas, karakteristik agen pelaksana, kondisi sosial, ekonomi dan politik,
dan disposisis implementor.
3.3 Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari
hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus
penelitian ini ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan
yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian (Suyanto, 2005 : 108).Kerlinger (dalam Idrus, 2009:91)mencoba
mendefinisikan infoman sebagai orang yang memberi informasi tentang data
yang diinginkan peneliti, yang berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilaksanakannya. Bagong Suyatna (2005:72)memiliki pernyataan mengenai
informan bahwa, Peranan informan dalam mengambil data yang akan digali
dari orang-orang tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak
diteliti, mempunyai keahlian dan berwawasan cukup.
Universitas Sumatera Utara
Lebih jelasnya adapun informan yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
No Informan Informasi yang dibutuhkan Jumlah
1 Kepala Sekolah 1. Standar dan sasaran kebijakan
2. Sumberdaya 3. Komunikasi antar organisasi
dan penguatan aktivitas 4. Karakteristik agen pelaksana 5. Kondisi sosial, ekonomi dan
politik. 6. Disposisi implementor
1
2 Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat
1. Standar dan sasaran kebijakan
2. Sumberdaya 3. Komunikasi antar
organisasi dan penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi dan politik.
6. Disposisi implementor
1
3 Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
1. Standar dan sasaran kebijakan
2. Sumberdaya 3. Komunikasi antar
organisasi dan penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi dan politik.
6. Disposisi implementor
1
4 Guru PNS 1. Standar dan sasaran kebijakan
2. Sumberdaya 3. Komunikasi antar
organisasi dan penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen
4
Universitas Sumatera Utara
pelaksana 5. Kondisi sosial, ekonomi dan
politik. 6. Disposisi implementor
5 Guru Non PNS (Honorer) 1. Standar dan sasaran
kebijakan 2. Sumberdaya 3. Komunikasi antar
organisasi dan penguatan aktivitas
4. Karakteristik agen pelaksana
5. Kondisi sosial, ekonomi dan politik.
6. Disposisi implementor
4
6 Murid/ orang tua murid 1. Sumberdaya 2. Komunikasi antar
organisasi dan penguatan aktivitas
3. Karakteristik agen pelaksana
4. Kondisi sosial, ekonomi dan politik.
5. Disposisi implementor
5
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada teknik pengumpulan data, menggunakan multi sumber bukti
(triangulasi) yang artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Dalam hal ini yang
digunakan adalah observasi, partisipatif, wawancara, dan dokumentasi untuk
sumber data yang sama (Sugiyono, 2012:83). Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah teknik pengumpulan data
dengan mengambil data secara langsung pada lokasi penelitan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini melalui :
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam
penelitian, fokus perhatian paling penting adalah pemahaman dan
kemampuannya dalam membuat makna atas suatu kejadian atau fenomena
yang akan diteliti.Menurut Nawawi dan Martini (1992:74), Observsi
adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian.
Oleh karena itu, peneliti menyusun pedoman observasi sesuai dengan
konsep atau variabel yang ada dalam teori yang digunakan dalam
membahas permasalahan penelitian.
b. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010:194), Pengertian wawancara sebagai berikut:
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui hal-hal dari res-ponden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara merupakan memperoleh data atau informasi untuk
penelitian dengan cara tatap muka. Peneliti mengadakan tanya jawab
dengan para informal untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang ada
kaitannya dengan maslah pembahasan proposal ini dalam melakukan
Universitas Sumatera Utara
wawancara digunakan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan
kepentingan masalah yang diteliti. Oleh karena itu, peneliti menyusun
pedoman wawancara sesuai dengan konsep atau variabel yang ada dalam
teori yang digunakan dalam membahas permasalahan penelitian.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan
kepustakaan. Data-data yang dikumpulkan merupakan data yang
mempunyai kesesuaian dan kaitan dengan kebutuhan penelitian yang
dilakukan. Data sekunder dari penelitian ini dilakukan dengan cara :
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006:231) yaitu mencari data
mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.Berdasarkan
pendapat tersebut bahwa pengumpulan data dengan cara dokumentasi,
yaitu pengumpulan data yang diperoleh menggunakan catatan-catatan atau
dokumen yang ada dalam lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang
relevan dengan masalah penelitian.
Oleh karena itu, peneliti menyusun pedoman wawancara sesuai dengan
konsep atau variabel yang ada dalam teori yang digunakan dalam
membahas permasalahan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
b. Studi Kepustakaan
Dengan mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan dan
mempelajari literatur buku-buku, karya ilmiah, jurnal, peraturan-peraturan
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.
“Studi pustaka adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan menelaah teori-teori, pendapat-pendapat serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam media cetak, khususnya buku-buku yang menunjang dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian” (Sarwono, 2010: 34-35).
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif, yaitu menguraikan serta menginterprestasikan data yang
diperoleh dari lapangan dari para informan. Pada teknik analisis data,
menggunakan multi sumber bukti (triangulasi) yang artinya peneliti
melakukan pemeriksaan keabsahan data informasi yang diperoleh dari
berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak
mungkin biasuntuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data
itu.
Menurut Moleong (2006:247), teknik analisis kualitatif dilakukan dengan
menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul,
menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya dan memeriksa keabsahan serta menafsirkannya dengan analisisi
dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisis data dalam
penelitian, yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal
yang penting tengtang penelitian dengan mencari tema dan pola hingga
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian data
Penyajian data bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan
tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk uraian atau teks yang
bersifat naratif, bagan dan dalam bentuk table.
3. Penarikan kesimpulan
Dalam penelitian ini, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan bias berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan data pada
tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan maka data tersebut dapat dikatan sebagai data yang
kredibel.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Profil Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
4.1.1 Sejarah Singkat Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala
Bingai Stabat kabupaten Langkat
Kecamatan Stabat merupakan salah satu kecamatan dari 23 kecamatan yang
berada di Kabupaten Langkat. Stabat merupakan ibukota Kabupaten Langkat
Provinsi Sumatera Utara dimana sebelumnya ibukota Kabupaten Langkat
berkedudukan di Kotamadya Binjai, namun sejak diterbitkannya peraturan
pemerintah No. 5 tahun 1982 kedudukan ibu kota Kabupaten Langkat di
pindahkan ke Stabat. Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 054407 Kwala Bingai
Stabat Kabupaten Langkat berdiri pada tahun 1985 dengan NISP 10201464
terletak di Sumatera Utara Kabupaten Langkat, Desa/Kelurahan Kwala Bingai
bertempat di Jalan Proklamasi No 1 dengan kode pos 2081.
Pada masa itu hanya terdapat 2 orang guru yang mengajar di Sekolah yaitu
terdiri dari guru agama islam dan guru tunarungu yang pada saat itu juga
sekaligus menjabat sebagai Kepala Sekolah. Jumlah murid/siswa pada masa itu
berjumlah 22 orang. Pada tahun 1986 pemerintah menugaskan 4 orang guru PNS
dan 2 orang guru PNS pada tahun 1987 dan hingga sekarang belum ada
pengangkatan, penambahan atau penugasan guru PNS di SDLB Negeri 054407
Kwala Bingai. Jumlah murid/siswa mulai meningkat pada tahun 2000-an sehingga
pada saat itu sekolah mulai membutuhkan banyak guru, yang pada
Universitas Sumatera Utara
akhirnyakepala sekolah mengambil kebijakan dengan mengrekrut guru honor
hingga sampai pada saat ini.
4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala
Bingai Stabat Kabupaten Langkat
4.1.2.1 Visi
Mewujudkan peserta didik bertaqwa, cerdas, terampil, dan mampu mengurus
dirinya sendiri, dan berwawasan lingkungan.
4.1.2.2 Misi
1. Melaksanakan proses pengajaran, pelatihan, pendidikan bagi anaka
berkebutuhan khusus
2. Mempersiapkan peserta didik pada jenjang yang lebih tinggi
3. Memaksimalkan sesuai potensi sekolah dalam meningkatkan pelayanan
pada anak didik
4. Melaksanakan program ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat
peserta didik
5. Menciptakan kondisi yang kondusif, kreatif, inovatif dalam mendididk Anak
Berkebutuhan Khusus/ anak cacat.
4.1.2.3 Tujuan
1. Peserta didik agar dapat bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Peserta didik agar dapat cerdas, terampil dalam kehidupan sehari-hari
3. Peserta didik agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya
4. Peserta didik agar dapat berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, dan
lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui
penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data
tersebut terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan para key informan, sedangkan data
sekunder ialah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat
data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak disajikan dalam bab ini
yaitu Implementasi Manajemen Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat.
4.3 Pelaksanaan Wawancara
Pelaksanaan Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah Dasar Luar
Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten Langkat, Guru PNS dan
Guru Honor Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat
Kabupaten Langkat, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan
Kabupaten Langkat, Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, beserta wali murid SDLB N 057704
Kwala Bingai Kabupaten Langkat. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan
untuk menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan
penulis, yaitu; pertama , penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai
dokumen tertulis tentang gambaran serta kondisi umum pelaksanaan Manajemen
Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri Kabupaten Langkat. Kedua, peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa informan yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan
fakta-fakta yang lebih komprehensif menyangkut permasalahan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya
jawab secara langsung dan mendalam kepada pihak pihak terkait untuk menjawab
permasalahan penelitian. Sesuai dengan metode penelitian, telah ditetapkan
sebanyak 15 orang sebagai informan. Kelima belas orang ditetapkan sebagai
informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki kedudukan
tertentu karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi
permasalahan penelitian yaitu yang berhubungan dengan proses Implementasi
Manajemen Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar
Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat.
Kelima belas orang yang ditetapkan menjadi informan yaitu terdiri dari
Pelaksanaan Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten Langkat terdiri dari 1 orang, Guru
PNS 4 orang dan Guru Honor Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala
Bingai Stabat Kabupaten Langkat sebanayak 4 orang, Kasi Kurikulum dan
Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat 1 orang , Kasi Kurikulum dan
Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara 1
orang, beserta wali murid SDLB N 057704 Kwala Bingai Kabupaten Langkat
sebanyak 4 orang.
Dalam penelitian, identitas informan perlu dikemukakan untuk
mendukung validasi dan keabsahan data. Informan dalam penelitian ini terdiri dari
tiga kategori, yaitu Kepala Sekolah dan jajaran guru di Sekolah Dasar Luar Biasa
Negeri Kabupaten Langkat, Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat, dan
Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Berikut dikemukakan
masing-masing jumlah informan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1
Informan Penelitian
No Informan Jumlah (orang)
1 Kepala sekolah, para Guru dan wali murid Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
9
2 Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat
1
3 Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
1
4 Wali murid Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
4
Jumlah 15
Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari
penelitian ini terdiri dari Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala
Bingai Stabat Kabupaten Langkat terdiri dari 1 orang, Guru PNS 4 orang dan
Guru Honor Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat
Kabupaten Langkat sebanayak 4 orang, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas
Pendidikan Kabupaten Langkat 1 orang , Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang
Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara 1 orang, beserta
wali murid SDLB N 057704 Kwala Bingai Kabupaten Langkat sebanyak 4 orang.
Sehingga total keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah 15 orang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah (orang)
1 Laki-laki 5
2 Perempuan 10
Total 15
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian antara jenis
kelamin laki laki dan jenis kelamin perempuan mempunyai jumlah yang berbeda.
Adapun informan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang, sedangkan
informan berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang.
Tabel 4.3
Identitas Informan Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah (orang)
1 19-28 4
2 29-38 2
3 39-48 4
4 >49 7
Total 17
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan penelitian mayoritas
berusia dewasa, hal ini karena pegawai KPPN Medan I dan Satker yang menjadi
informan telah berada pada usia produktif.
Universitas Sumatera Utara
Tipe wawancara yang dipilih oleh peneliti yaitu tipe wawancara
berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun
jelas berhubungan dengan Implementasi Manajemen Guru Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
tersebut. Namun didalam prosesnya sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan
munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih
dalam dari para informan.
Dalam wawancara ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
informan yang menyangkut msalah Implementasi Manajemen Guru Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
Kabupaten Langkat, peneliti hanya memilih beberapa orang sebagai informan
kunci sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing masing sehingga
seluruh permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat terjawab.
4.4 Hasil wawancara
Pemaparan hasil wawancara ini dibuat secara berurutan menurut urutan
informan yang diwawancarai, yaitu Kepala Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten Langkat, Guru PNS dan Guru honor
Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten
Langkat, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten
Langkat, Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara serta Wali Murid SDLB N 057704
Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
4.4.1 Standar dan Sasaran Kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat
direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi
multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen
implementasi (dalam Subarsono 2005:99).Di dalam proses pencapaian sasaran
kebijakan ini menilai sejauh mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan
kebijakan yang telah direalisasikan. Manajemen guru adalah salah satu upaya
untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam
bidang pendidikan khususnya terkait dengan status dan kewajiban serta hak
seorang guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Berkaitan dengan standar
dan sasaran kebijakan ini, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa
informan yang berhubungan dengan pelaksanaan Manajemen Guru Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
Kabupaten Langkat.
Peneliti memulai dengan menanyakan apa dasar dari implementasi
manajemen guru. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah
Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat Kabupaten Langkat, Bapak
Daudsyah, beliau mengatakan bahwa dasar dari manajemen guru adalah UUD
1945 yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia berkewajiban
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain
itu berpedoman pada UU NO 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (Lihat
transkrip wawancara Hal. 7)
Universitas Sumatera Utara
Dalam manajemen guru proses pengrekrutan dan pemenuhan kurangnya
tenaga guru dilakukan oleh sekolah atas ijin dari Dinas Pendidikan Kabupaten
sebelum dilimpahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara untuk diberi
surat tugas mengajar di sekolah. Maka dari itu status guru terbagi menjadi dua
yaitu guru PNS dan guru Honorer. Dengan penggajian melalui dana bos dan pada
tahun 2017 guru yang telah memiliki surat tugas dari Dinas Provinsi diberi gaji
atau tunjangan yang diambil dari APBD Dinas Provinsi Sumatera Utara. (Lihat
transkrip wawancara Hal. 7)
Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Sagino selaku Kasi Kurikulum dan
Penilaian Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat yang
sebelum dilimpahkan ke Dinas Pendidikan Provinsi bertugas menaungi Sekolah
Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat. Beliau mengatakan bahwa
manajemen guru dilakukan sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, serta untuk pemenuhan kebutuhan guru disekolah dinas memberikan
wewenang kepada sekolah untuk mengrekrut tenaga honorer yang kemudian
dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat. (Lihat transkrip wawancara
Hal. 7)
Bapak Suhendri selaku Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan
Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menambahkan bahwa dasar
implementasi manajemen guru tidak hanya terkait dalam UU No. 14 tahun 2005
saja melainkan ada pada UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional serta yang paling utama adalah UU No. 8 tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas, dalam UU tersebut dijelaskan terkait pemenuhan hak
Universitas Sumatera Utara
bagi penyandang disabilitas tanpa adanya diskriminasi termasuk pemenuhan hak
di bidang pendidikan. (Lihat transkrip wawancara Hal. 7)
Peneliti juga menanyakan apa yang menjadi standar dan sasaran dari
Implementasi Manajemen Guru di Sekolah Dasar Luar Biasa. Bapak Daudsyah
selaku Kepala Sekolah SDLB N 057704 Kwala Bingai Stabat mengatakan bahwa
sasaran dari implementasi manajemen guru adalah untuk memenuhi kebutuhan
guru disekolah, sebab dalam mengajar anak berkebutuhan khusus kita
membutuhkan lebih banyak tenaga guru. Karena metode belajar dan mengajar di
Sekolah Luar Biasa berbeda dengan metode belajar di sekolah pada umumnya.
Dengan adanya manajemen guru maka kebijakan yang diambil sekolah adalah
dengan mengrekrut tenaga guru honorer agar memenuhi kebutuhan guru di
sekolah. Selain itu standar dari implementasi manajemen guru dilihat dari UU No
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah untuk memanajemen terkait hal-
hal yang berkaitan dengan profesi guru. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara
lain meningkatkan kualitas guru baik melalui peningkatan kualifikasi pendidikan
guru, memberikan berbagai diklat atau penataran, maupun peningakatan
tunjangan profesi guru dalam arti meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini
dilakukan guna tercapainya tujuan pendidikan nasional yang bermutu secara
merata. (Lihat transkrip wawancara Hal. 8)
Dan Bapak Suhendri selaku Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang
Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan provinsi Sumatera Utara menjelaskan
bahwa sasaran dan standar dari implementasi manajemen guru ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan kurangnya tenaga guru disekolah dengan mengrekrut
guru honor yang kemudian diberi ijin dalam bentuk surat tugas untuk dapat
Universitas Sumatera Utara
mengajar di sekolah luar biasa, sebab sejak tahun 2015 formasi pengangkatan
guru PNS mendapat Moratorium oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB), sehingga untuk memenuhi kurangnya guru
dilakukanlah rekrutmen guru honor dengan dasar diberikan surat ijin mengajar
oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. (Lihat transkrip wawancara Hal.
8)
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa tujuan dari implementasi manajemen guru adalah untuk pemenuhan
kebutuhan guru yang menjadi masalah sangan vital dalam memberikan pelayanan
pendidikan khususnya pada anak berkebutuhan khusus, sebab adanya kebijakan
moratorium yang menjadi kendala akan pemenuhan guru disekolah. Dengan
adanya UU No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, UU No 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional serta yang paling penting adalah PP No 8
Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas yang menjadi tolak ukur dalam
memberikan pelayanan di binang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
4.4.2 Sumber Daya
Sumber daya merupakan salah sastu aspek penting dalam implementasi
sebuah kebijakan atau peraturan. Sumber daya dalam mengimplementasikan
sebuah kebijkan bisa berupa sumber daya manusia (SDM ), peralatan, maupun
pendanaan (anggaran). Ketersediaan sumber daya mempengaruhi hasil yang ingin
dicapai dari sebuah kebijakan dan mendorong atau memperlancar implementasi
yang efektif.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan sumber daya manusia peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa informan. Adapun pertanyaan yang diajukan oleh peneliti adalah
seberapa besar kebutuhan sumber daya dalam implementasi manajemen guru
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Bapak Daudsyah selaku Kepala
Sekolah SDLB N 057704 Kabupaten Langkat menyatakan bahwa sangat
dibutuhkan sumber daya guru demi meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus di sekolah, sebab jumlah guru berstatus PNS hanya sedikit
dan untuk memenuhi kebutuhan guru otomatis sekolah mengambil kebijakan atas
dasar ijin dari Dinas Pendidikan untuk mengajar di sekolah. (Lihat transkrip
Dokumentasi Hal. 11)
Peneliti juga menanyakan dampak dari implementasi manajemen guru
yang dilandaskan atas UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, UU No
20 Tahun 2003 serta PP No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan
tidak lupa pula moratorium yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Beliau menjelaskan dampak
dari moratorium tersebut adalah semakin membatasi formulasi tenaga guru PNS.
Sejalan dengan itu bapak Suhendri selaku Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang
Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menjelaskan
bahwa dengan adanya moratorium pihak dinas hanya bisa melaksanakan
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pusat, sehingga untuk
pengangkatan guru PNS belum ada dilakukan sampai pada saat ini, dan kalaupun
ada proses penerimaan guru PNS tidak menjadi wewenang Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara melainkan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sampai
moratorium tersebut dihapuskan. Namun tetap saja dalam pemenuhan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
guru sampai saat ini dilengkapi dengan guru honor. Kalaupun moratorium
tersebut dihapuskan, tetap saja masih membutuhkan tenaga guru sebab formasi
yang diberikan oleh pemerintah mempunyai batas dan quota. Jadi, tetap saja
setiap sekolah pasti membutuhkan guru honor dalam pemenuhan kebutuhan
tenaga pendidik.
Terkait dengan jenjang pendidikan guru honor yang lebih dominan
merupakan bukan lulusan PLB (Pendidikan Luar Biasa), Bapak Daudsyah
menjelaskan bahwa hal tersebut bukan suatu kendala yang mutlak dalam
memenuhi sumber daya disekolah. Sebab untuk lulusan PLB di Sumatera Utara
sendiri masih sangat minim sehingga walaupun guru honor memiliki jenjang
pendidikan yang bukan PLB akan tetapi mereka juga harus memenuhi kualifikasi
sebagai guru yang layak untuk mengajar anak berkebutuhan khusus. Dengan
adanya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah, selain itu juga adanya program
pendidikan profesi guru (PPG) serta Uji Kompetensi Guru (UKG) setidaknya
dapat mengembangkan pengetahuan para guru, dan meningkatkan kualitasnya
sebagai seorang guru yang bertugas memberikan pelayanan pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus. (Lihat transkrip wawancara Hal. 12)
Senada dengan itu Bapak Suhendri membenarkan bahwa pihak Dinas
melakukan kegiatan pelatihan yang tidak membeda-bedakan antara guru yang
berstatus PNS dan Honorer dalam meningkatkan kualitas mengajar mereka. Selain
itu pemerintah mempunyai sebuah program tindak lanjut dari hasil pemetaan
kualitas guru dengan menggunakan instrumen Uji Kompetensi Guru (UKG) yang
telah dilakukan pada kisaran tahun 2015 yang lampau.
Universitas Sumatera Utara
Uji Kompetensi Guru (UKG) yang merupakan sebuah kegiatan Ujian yang
dilaksanakan untuk mengukur kemampuan/kompetensi Guru. Dimana
penyelenggaraan Ujian ini materinya disesuaikan dengan bidang studi (subject
matter) dan pedagogik Guru yang bersangkutan. Kompetensi dasar bidang studi
yang diujikan sesuai dengan bidang studi sertifikasi (bagi guru yang sudah
bersertifikat pendidik) dan sesuai dengan kualifikasi akademik guru (bagi guru
yang belum bersertifikat pendidik).
Selain itu ada juga Progran Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang
merupakan pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus dalam menjadi guru. Pendidikan profesi guru harus ditempuh
selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari program sarjana kependidikan
maupun non sarjana kependidikan. PPG (Program Pendidikan Profesi Guru)
diharapkan kompetensi dan profesionalisme guru benar-benar lebih terjamin
dengan menjalani masa pendidikan selama 2 semester atau 1 tahun. PPG
(Program Pendidikan Profesi Guru) berlaku bagi yang ingin menjadi guru baik
sarjana dari fakultas pendidikan, maupun non pendidikan. Dengan berbagai
program dan pelatihan yang dilaksanakan diharapkan mampu meningkatkan
kualitas dari para guru yang masih honor.
Hal yang paling mendasar ditanyakan oleh peneliti terkait dengan
kualifikasi lulusan yang dimiliki oleh para guru di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat. Peneliti menanyakan bagaimana kualifikasi pendidikan yang dimiliki
oleh para guru baik guru PNS maupun guru honor. Bapak Daudsyah selaku
Kepala Sekolah menyampaikan bahwa semua guru yang mengajar di SDLB N
Universitas Sumatera Utara
057704 Kabupaten Langkat adalah Lulusan Sarjana Pendidikan, walaupun hampir
semua guru honor yang mengajar bukan lulusan dari PLB akan tetapi standar
untuk dapat mengajar dan menjadi guru yaitu berkualifikasi akademik S-1 atau D-
IV. (Lihat transkrip wawancara Hal. 12)
Hal serupa juga dibenarkan oleh Bapak Suhendri selakun Kasi Kurikulum
dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara, bahwa untuk di Sumatera Utara sendiri belum ada universitas yang
membuka jurusan terkait jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB), jurusan PLB
tersedia di Universitas Negeri Padang, dan beberapa Universitas yang ada di
Jawa. Maka dari itu untuk lulusan PLB sendiri di Sumatera Utara belum banyak,
maka dari itu bukan menjadi suatu syarat yang mendasar untuk bisa mengajar di
Sekolah Luar Biasa harus lulusan PLB, jika memang ada yang lulusan PLB malah
lebih baik. (Lihat transkrip wawancara Hal. 12)
Tabel 4.4
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai
PTK Jumlah Personil
a. Kepala Sekolah 1 orang
b. Guru Kelas 12 orang
c. Guru Mata Pelajaran Agama 1 orang
d. Guru Mata Pelajaran Penjaskes 1 orang
e. Tenaga/ Adm. Penjaga
Sekolah
1 orang
f. Tenaga Perpustakaan 1 orang
Jumlah 17 orang
Sumber : Data pendidik dan kependidikan SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai Tahun 2017
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5
Data Kualifikasi Status Kepegawaian dan Jumlah
Jumlah Guru/ Staf Guru PNS Guru Non
PNS
Keterangan/
Jumlah
Guru Tetap (PNS) 7 - 7 orang
Guru Tidak Tetap/ Guru Bantu - 8 8 orang
Guru PNS dipekerjakan (DPK) - - -
Tenaga Honor Pustakawan Sekolah - 1 1 orang
Tenaga Honor Penjaga Sekolah - 1 1 orang
Jumlah 17 orang
Sumber : Data Guru PNS/Non PNS SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai Tahun 2017
Peneliti menanyakan terkait sumber daya non-manusia (non-human
resources) terhadap informan. Bagaimana sarana dan prasarana di sekolah dalam
menunjang proses kegiatan disekolah, Bapak Daudsyah selaku Kepala Sekolah
menjelaskan bahwa untuk fasilitas sarana dan prasarana pihak sekolah
memberikan laporan terkait apa saja yang belum terpenuhi untuk menunjang
kegiatan belajar dan mengajar disekolah, sejauh ini sarana dan prasarana yang ada
disekolah sudah cukup memadai demi meningkatkan kualitas pendidikan pada
murid SDLB N 057704 Kabupaten Stabat. Buku pelajaran, ruang perpustakaan,
serta perlengkapan dalam bidang kesenian dan keterampilan tersedia di sekolah.
Hanya saja ada kekurangan ruang kelas dan itu juga sudah mendapatkan respon
yang baik dari pihak Dinas dengan dilakukannya survey kesekolah. (Lihat
transkrip wawancara Hal. 24)
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan hal tersebut bapak Suhendri membenarkan bahwa terkait
dengan sarana dan prasarana yang ada disekolah pihak Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera utara menerima laporan berupa hal-hal yang diperlukan demi
menunjang kegiatan belajar dan mengajar disekolah. Sembari dari itu, pihak dinas
juga melakukan survey ke sekolah untuk memastikan apakah benar sekolah
membutuhkan apa yang dilaporkan kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara. Dan dalam memenuhinya juga pihak dinas harus melalui
beberapa proses serta pertimbangan-pertimbangan, sebab semua itu juga
disesuaikan dengan APBD. (Lihat transkrip wawancara Hal. 14)
Dalam suatu implementasi kebijakan akan ada pengaruhnya terhadap
Sumber Daya Manusia yang akan memakai Kebijakan tersebut. Kemampuan
SDM dapat dilihat dari jenjang pendidikan, pemahaman terhadap tujuan dan
sasaran serta kemampuan menyampaikan program dan mengarahkankan. Dari
wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan
akan sumber daya baik itu sumber daya manusia maupun non manusia pemerintah
telah melakukan program seperti UJi Kompetensi Guru (UKG) dan berbagai
bentuk pelatihan. Selain itu dalam pemenuhan sarana dan prasarana pihak sekolah
selalu melakukan pembaharuan untuk kebutuhan apa saja yang diperlukan demi
mendukung kegiatan belajar dan mengajar disekolah secara maksimal yang
disambut baik oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dengan beberapa
pertimbangan untuk merealisasikannya.
Selain itu peneliti juga menanyakan beberapa pertanyaan terkait sumber
daya guru di sekolah kepada wali murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat,
pada kesempatan tersebut peneliti menanyakan bagaimana penilaian para wali
Universitas Sumatera Utara
murid terhadap kinerja guru yang mengajar di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat, Ibu Nina Erina selaku wali murid dari Rombel Tuna Grahita
mengungkapkan bahwa baik dari sikap maupun cara mengajar para guru di SDLB
tersebut baik, sebab ibu nina secara pribadi merasa bersyukur dengan adanya
layanan pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus seperti SDLB N
057704 Kabupaten Langkat tersebut, beliau menilai bahwa kinerja para guru yang
mengajar disekolah cukup baik, sabar serta menyampaikan materi sesuai dengan
kemampuan anak-anak mereka, karena setiap anak memiliki karakter dan
kemampuan yang berbeda-beda dengan latar belakang keterbatasan yang mereka
miliki. Selain itu peneliti menanyakan apakah ada peningkatan kemampuan anak
setelah mendapatkan pendidikan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat. Ibu
Nina menjelaskan bahwa anak beliau mengalami perkembangan yang baik
semenjak mendapatkan layanan pendidikan di SDLB tersebut, dengan latar
belakang keterbelakangan yang dimiliki oleh anak beliau, setelah bersekolah sang
anak mampu untuk lebih mandiri dan tidak terlalu merepotkan orangtuanya
dirumah, sebab yang diajarkan disekolah bukan hanya tentang materi
pembelajaran ilmu pengetahuan saja melaikan melatih para murid untuk lebih
mandiri dengan segala kekurangan yang mereka miliki. (Lihat transkrip
wawancara Hal. 34)
Sejalan dengan pernyataan Ibu Nina, Ibu Paini selaku wali murid dari
Rombel tuna grahita juga membenarkan bahwa perkembangan yang dialami oleh
sang anak semakin membaik, sebab yang tadinya anak beliau tidak mampu
mengenal huruf kini mampu mengenal huruf dan berhitung walaupun daya
tanggap yang dimiliki sang anak tidak secepat daya tanggap yang dimiliki anak
Universitas Sumatera Utara
normal pada umumnya. Dulu anak saya tidak mengerti cara membaca dan
mengenal angka serta berhitung, setelah mendapatkan pembelajaran disekolah
anak saya mampu mengenal huruf, mampu berhitung, sembari dilatih dirumah
agar tidak lupa. Kesabaran, ketelatenan, dan keuletan para guru di sekolah sangat
penting dalam memberikan pelayanan bagi anak mereka. Beliau menjelaskan
bahwa mereka tidak mengharapkan anak mereka pintar seperti anak-anak lain
pada umumnya, mereka hanya menginginkan anak mereka mandiri dan
mempunyai kepercayaan diri dengan keterbatasan yang mereka miliki. Beliau
juga menjelaskan bahwa banyak juga beberapa murid di sekolah tersebut dari
Robel lain yang meraih prestasi dalam beberapa kegiatan perlombaan. Hal
tersebut juga tidak bisa kita pungkiri bahwa prestasi-prestasi dari anak-anak
tersebut atas kerja keras, keterampilan dan kesabaran para guru yang mengajar id
sekolah. Selain itu para wali murid juga tidak bisa bergantung kepada para guru
yang memberikan pembelajaran bagi anak-anak, beliau menambahkan bahwa
peran orangtua juga sangan vital kedudukannya untuk kembali melatih anak-anak
mereka dirumah, sembari tetap memberikan pendidikan dengan memasukkan
anak mereka ke SDLB N 057704 Kabupaten Langkat. (Lihat transkrip wawancara
Hal. 36)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa dari penilaian
para wali murid terhadap kinerja yang diberikan para guru dalam memberikan
pelayanan pendidikan kepada anak mereka yang merupakan anak berkebutuhan
khusus atau disabilitas sudah baik, dan menghasilkan kepuasan tersendiri bagi
para wali murid dengan perkembangan yang baik terhadap anak mereka, baik itu
dari segi kepercayaan diri, kemandirian, maupun kemampuan dalam bentuk
Universitas Sumatera Utara
keterampilan-keterampilan yang dikembangkan di sekolah. Tidak terlepas dari itu
oeran orangtua dirumah juga sangat penting untuk kembali melatih kemampuan
anak-anak mereka, sesuai dengan yang telah diajarkan oleh para guru disekolah.
4.4.3 Hubungan Antar Organisasi
Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan
dan koordinasi dengan instansi lainnya. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan
kerjasama antara instansi bagi keberhasilan suatu program dalam mencapai
sasaran dan tujuan program. Diperlukan komunikasi dan kerja sama di dalam
instansi dan dengan instansi lain bagi keberhasilan suatu kebijakan.
Untuk mengetahui hubungan antar organisasi dalam implementasi
Manajemen Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar
Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat peneliti mengajukan pertanyaan kepada
Bapak Daudsyah selaku Kepala Sekolah SDLB N 057704 Kabupaten Langkat
mengenai siapa saja implementor yang terlibat dalam implementasi manajemen
guru. Beliau menjawab dalam hal manajemen guru semua pihak dalam bidang
pendidikan ikut berperan disini, kalau disekolah semua guru dan para staf ikut
berperan dalam implementasi manajemen guru di sekolah, namun tidak dipungkiri
bahwa ada pihak lain yang menjadi implementor seperti Dinas Pendidikan
Sumatera Utara yang kini bertugas menaungi Sekolah Luar Biasa yang ada di
Sumatera Utara. (Lihat transkrip wawancara Hal. 16)
Hal senada juga dibenarkan oleh Bapak Suhendri selaku Kasi Kurikulum
dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara, bahwa demi tercapaianya manajemen guru yang terkordinir pihak Dinas
Universitas Sumatera Utara
dan pihak Sekolah selalu berkoordinasi terkait apa saja yang menjadi instrumen di
Sekolah, baik itu terkait tenaga pendidik, sarana dan prasarana maupun murid
yang belajar di sekolah. (Lihat transkrip wawancara Hal. 14)
Selain itu sebelum Sekolah dilimpahwewenangkan ke Dinas pendidikan
Sumatera Utara, Dinas Pendidikan Kabupaten pernah bertangtung jawab atas
instrumen yang ada di SDLB N 057704 kabupaten Langkat. Bapak Sagino selaku
Kasi Kurikulum dan penilaian Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten
Langkat mengkonfirmasi bahwa SDLB N 057704 Kabupaten langkat selalu
berkoordinasi dalam hal-hal penting terkait pengembangan mutu sekolah, seperti
manajemen guru, sarana dan prasarana serta perkembangan murid demi
meningkatkan kualitas pendidikan pada anak berkebutuhan khusus. (Lihat
transkrip wawancara Hal. 15)
Dari wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa koordinasi Sekolah
Dasar Luar Biasa Negeri 057704 Kabupaten langkat dengan Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara terjalin dengan baik, sebab pada observasi dilapangan
peneliti mengamati bahwa baik dari segi sarana dan prasarana serta tenaga
pendidik yang mengajar disana dapat dikatakan baik untuk pendidikan anak
berkebutuhan khusus.
Lalu peneliti menanyakan bagaimana komunikasi Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara dengan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten
Langkat. Kepala Sekolah Bapak daudsyah menyatakan bahwa Dinas Pendidikan
berfungsi untuk menyampaikan kebijakan dari pusat, karena fungsi Dinas
Pendidikan Sumatera Utara adalah melakukan komunikasi dan koordinasi
Universitas Sumatera Utara
program kegiatan terkait manajemen guru yang dimulai dari kegiatan
pelaporannya. Jadi dari pusat itu setiap ada perubahan atau kebijakan baru , maka
Dinas Pendidikan Provinsi Memberitahukan Kepada Sekolah.
Hal tersebut juga diutarakan oleh Bapak Suhendri bahwa komunikasi antar
sekolah dengan pihak Dinas Pendidikan cukup baik, terkait implementasi
Manajemen Guru di Sekolah, pihak sekolah member laporan terkait guru honorer
yang mengajar di Sekolah sehingga pihak Dinas Pendidikan Provinsi dapan
menindaklanjuti status dari guru honor tersebut. Arahan atau peraturan yang
diberikan oleh pihak Dinas, sekolah wajib mengkoordinasikannya.
Koordinasi dan komunikasi bukan saja dilakukan oleh Kepala Sekolah
dengan pihak Dinas Pendidikan saja, melainkan para guru juga ikut dalam hal
koordinasi terkait manajemen guru dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Utara. Dimana menurut penjelasan dari Ibu Sarmada selaku salah satu
guru PNS di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat bahwa mereka juga melakukan
koordinasi terkait urusan manajemen guru seperti sertifikasi, pengembangan karir,
pelatihan yang diadakan oleh pihak Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
dan urusan-urusan lain dalam peningkatan kualitas guru sesuai dengan kebijakan-
kebijakan yang dijalankan. (Lihat transkrip wawancara Hal. 26)
Komunikasi yang efektif dan pengetahuan yang cukup menjadi hal
terpenting dalam implementasi manajemen guru. Sebab semua hal terkait dengan
manajemen guru telah diatur dalam UU NO 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yang tidak dapat diganggu gugat, serta Peraturan Pemerintah (PP) No 74
Tahun 2008 yang kemudian berubah menjadi PP No 19 Tahun 2017 tentang Guru.
Universitas Sumatera Utara
Pihak sekolah dan pihak Dinas harus menjalin komunikasi yang baik agar
terciptanya koordinasi yang baik pula demi tercapainya kualitas pendidikan yang
lebih baik. Dalam hal ini hubungan antar orgnisasi berjalin dengan cukup baik.
4.4.4 Karakteristik Agen Pelaksana
Yang dimaksud karakteristik agen pelaksana adalah mencakup struktur
birokrasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi,
yang semuanya itu akan memengaruhi implementasi suatu program. (dalam
Subarsono 2005:99)Struktur birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap implementasi kebijakan. Karakteristik agen pelaksana meliputi siapa saja
yang terlibat di dalam suatu kebijakan atau program yang masuk didalam struktur
organisasi maupun diluar struktur organisasi dalam pelaksanaan kebijakan
manajemen guru, serta adanya bentuk dukungan atau penolakan yang diberikan
oleh pelaksana dalam kebijakan ini.
Terkait dengan penilaian kebijakan manajemen guru oleh agen pelaksana,
peneliti menanyakan bagaimana kompetensi para guru yang ada di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat. Bapak Daudsyah selaku Kepala Sekolah menyatakan
bahwa kompetensi para guru yang ada di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat
sudah cukup memadai, walaupun kebanyakan dari guru-guru tersebut adalah guru
yang berstatus honor, mereka sangat membantu sekali dalam proses mengajar di
sekolah. Kalau tidak ada mereka, guru-guru yang berstatus PNS sangat kerepotan
bahkan mungkin tidak mampu untuk memberikan pelayanan pendidikan atau
mengajar secara maksimal. Para guru yang mengajar sudah kompeten sesuai
bidangnya masing-masing. (Lihat transkrip wawancara Hal. 29)
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan itu ibu Sarmada selaku salah satu guru berstatus PNS di
sekolah tersebut meyampaikan bahwa tidak ada bedanya antara para guru yang
PNS maupun dengan guru honor. Mereka yang guru honor mengajar secara
professional dengan statusnya sebagai guru tidak melihat kedudukannya sebagai
guru honor Atau PNS. Mereka melayani dengan tulus dan bahkan mereka para
guru honor memiliki kompetensi yang lebih dalam mengembangkan metode
mengajar dikelas. (Lihat trasnkrip wawancara Hal. 30)
Dari pernyataan tersebut dan sesuai dengan hasil observasi peneliti
menyimpulkan bahwa agen pelaksana cukup memadai walaupun terdiri dari guru
honor. Hal ini dibuktikan bahwa jumlah guru honor lebih banyak dibandingkan
dengan guru PNS.Selain itu peneliti menayakan terkait bagaimana keefektifan
manajemen guruyang berujung pada peningkatan kualitas pendidikan pada anak
berkebutuhan khusus. Bapak Daudsyah selaku Kepala Sekolah sangat bersyukur
dan salut terhadap para guru yang mengajar, sebab dengan pelatihan-pelatihan
yang diberikan kepada para guru dalam meningkatkan kompetensi mereka,
terlihat dengan mempraktekkannya kepada anak-anak. Sehingga ilmu dan metode
yang telah diajarkan semakin berkembang. Anak-anak semakin terampil sesuai
dengan bakat dan kemampuan yang mereka miliki dibalik keterbatasan mereka.
Hal senada juga diutarakan oleh ibu Sri Suyati selaku guru honor yang
pernah mengikuti pelatihan maupun UKG yang merupakan salah satu program
dalam memanajemen guru untuk melihat seberapa besar kemampuan yang
dimiliki oleh para guru. Beliau mengatakan bahwa setelah mengikuti hal tersebut
banyak ilmu yang bisa dikembangkan bahkan disalurkan untuk lebih
meningkatkan kualitas mengajar dikelas, sehingga metode yang diberikan dalam
Universitas Sumatera Utara
proses belajar dan mengajar juga semakin berkembang. Menurut beliau program-
program yang diberikan kepada para guru sangat menunjang peningkatan
kompetensi para guru. Semua itu juga kembali pada masing-masing
gurunya,tetapi kalau disini para guru saling mendukung dan mencoba semaksimal
mungkin dalam mengembangkan kompetensi diri. (Lihat transkrip wawancara
Hal. 27)
Dari pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa berhubungan dengan
karakteristik agen pelaksana khususnya guru tentang keefektifan manajemen guru
dalam meningkatkan kualitas pendidikan sudah cukup efektif. Sebab peningkatan
kualitas pendidikan pada anak berkebutuhan khusus bergantung pada guru yang
mengajar. Maka dari itu, guru setidaknya memiliki kemampuan untuk
meningkatkan kinerjanya dalam meng-upgraede ilmu pengetahuannya sesuai
dengan kualifikasi mengajarnya.
Adapun keberhasilan kebijakan juga bisa dilihat dari sifat atau ciri- ciri
badan/instansi pelaksana kebijakan. Hal ini sangat penting karena kinerja
implementasi kebijakan publik akan sangat banyak dipengaruhi oleh ciri-ciri yang
tepat serta cocok dengan para badan atau instansi pelaksananya. Dengan itu
peneliti menanyakan bagaimana sifat atau ciri- ciri badan/instansi pelaksana
kebijakan. Bapak Dr. Suhendri, S.Pd.I, MA mengutarakan bahwa pihak Dinas
Penididikan Sumatera Utara sangat transparan dan terbuka dalam memberikan
pelayanan terkait manajemen para guru disekolah SLB.
Ibu Sarmada selaku guru SDLB N 057704 Kabupaten Langkat juga
membenarkan bahwa pada saat mengurus terkait kebutuhan guru pihak Dinas
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Sumatera Utara sangat terbuka dan transparan dalam memberikan
pelayanan dan informasi kepada para guru yang datang. Selain itu untuk
manajemen yang dilakukan disekolah kepala sekolah melibatkan para guru dalam
hal pengambilan kebijakan-kebijakan terkait kebutuhan guru disekolah. Maka
sifat organisasi disekolah juga sangat terbuka akan informasi dan kondisi-kondisi
yang sedang dialami. (Lihat transkrip wawancara Hal. 28)
Berdasarkan wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara selalu terbuka dalam memberikan pelayanan
dan transparan terkait informasi yang menyangkut manajemen guru baik dalam
program-program yang telah dijalankan demi meningkatkan kualitas para guru.
Selain itu manajemen guru yang dilaksanakan disekolah juga cukup transparan,
karena melibatkan para guru-guru dalam pengambilan keputusan mengenai
kebijakan terkait kebutuhan tenaga pendidik yang pada akhirnya keputusan
tersebut berujung pada pengrekrutan guru honor.
4.4.5 KondisiSosialdan Ekonomi
Kondisi ekonomi dan sosial sebenarnya menunjuk bahwa kondisi atau
keadaan dalam ranah implementasi dapat mempengaruhi kesuksesan
implementasi kebijakan itu sendiri.Hal yang perlu juga diperhatikan guna menilai
kinerja implementasi publik dalam variabel ini adalah sejauh mana lingkungan
eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan.
Karena itu, upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus pula
memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan manajemen guru yang selama
ini berjalan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat maka peneliti juga melihat
dari kondisi ekonomi dan kondisi sosial guru yang ada disekolah ini. Oleh karena
itu pertama peneliti mengajukan pertanyaan mengenai kondisi ekonomi yang
dialami oleh para guru. Ibu Sarmada selaku guru PNS dengan adanya tunjangan
profesi yang diberikan kepada guru PNS sangat membantu kebutuhan guru, tidak
dipungkir bahwa tunjangan yang diberikan kepada guru PNS apalagi sudah
sertifikasi akan menambah penghasilan dan pastinya menambah semangat untuk
mengajar. Kondisi ekonomi sangat membantu dan menjadi simpanan atau
tabungan bagi para guru. Walaupun tunjangan terkandang tidak lancar pencairan
dananya namun dapat membantu dari perekonomian para guru. (Lihat transkrip
wawancara Hal. 30)
Ibu Sri Suyati selaku guru honor mengemukakan pendapat yang berbeda,
bahwa untuk soal kondisi ekonomi para guru honor tidak bisa menuntut lebih,
sebab gaji yang diberikan juga tidak banyak. Karena dana yang digunakan untuk
menggaji para guru honor adalah berasal dari dana BOS. Namun mulai dari tahun
2017 para guru honor yang datanya sudah masuk Dapodik dan sudah
mendapatkan surat tugas dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara sudah
bisa diberikan gaji diluar dari dana BOS. Dan gaji itu juga diberikan per enam
bulan sekali. Jadi dari segi kondisi ekonomi untuk para guru honor masih belum
memadai. (Lihat transkrip wawancara Hal. 30)
Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA selaku Kasi Kurikulum dan Penilaian
Bidang Pendidikan Khusus membenarkan adanya gaji atau tunjangan yang
diberikan kepada para guru yang dibayarkan per enam bulan yang dananya
Universitas Sumatera Utara
diambil dari APBD sesuai dengan kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara. Pihak Dinas juga tidak bisa memberikan lebih karena anggaran juga bukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan guru saja melainkan masih banyak kebutuhan
lain yang digunakan melalui anggaran daerah. (Lihat transkrip wawancara Hal.
18)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa kondisi
ekonomi guru PNS sudah jelas baik dari segi gaji maupun tunjangan profesi
seusuai dengan sertifikasinya. Namun untuk guru honor, penggajiannya diambil
dari dana BOS dan ada juga yang telah mendapat gaji dari Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara yang diberikan kepada mereka per enam bulan sekali.
Dari pernyataan para guru diatas maka peneliti menanyakan terkait
kendala para guru dalam hal penggajian atau tunjangan profesi. Ibu Tri Maizu
yang juga sebagai guru honor mengungkapkan bahwa kendala yang dihadapi
adalah gaji yang diterima juga tidak terlalu banyak namun diberikan per enak
bulan sekali, itu juga menjadi dilema bagi para guru honor sedangkan kebutuhan
hidup juga harus dipenuhi. Namun sebagian guru honor yang telah mendapatakan
gaji dari APBD oleh Dinas Pendidikan Provinsi setidaknya lebih bersyukur
dibandingkan guru yang gajinya didapat dari dana BOS. Karena gaji atau
tunjangan yang diberikan oleh Dinas setidaknya lebih besar dibandingkan dengan
gaji yang diberikan dari dana BOS. (Lihat transkrip wawancara Hal. 30)
Selain itu kondisi ekonomi dan sosial juga dilihat dari latarbelakang para
peserta didik. Dimana peneliti menanyakan latarbelakang pekerjaan serta
penghasilan kepada wali murid. IbuPaini selaku salah satu Wali Murid SDLB N
057704 Kabupaten Langkat menjelaskan bahwa kebanyakan pekerjaan orangtua
Universitas Sumatera Utara
murid di SDLB N 057704 adalah bertani dan rata-rata berpenghasilan rendah,
namun pihak sekolah ada memberikan bantuan berupa dana dari dana BOS
sehingga sangat membantu kebutuhan untuk anak dalam pendidikan. Tetapi
walaupun demikian saya melihat para orangtua disini sangat antusias
menghantarkan anak mereka kesekolah demi memberikan pendidikan yang layak
dengan keterbatasan yang dimiliki oleh anak-anak. Sekolah juga tidak pernah
memungut biaya apapun semua ditanggung oleh pemerintah. (Lihat transkrip
wawancara Hal. 37)
Hal senada juga diungkapkan oleh bapak Daudsyah selaku kepala sekolah
bahwa rata-rata dan kebanyak pekerjaan dari orangtua atau wali murid adalah
seorang petani atau wirausaha. Dan tindakan sekolah untuk membantu kondisi
tersebut dengan melihat dan mendata latarbelakang kondisi ekonomi orangtua
murid untuk diberikan bantuan berupa dana BOS. Dan sekolah tidak memungut
biaya apapun kepada para wali murid. (Lihat transkrip wawancara Hal. 31)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa kondisi
ekonomi yang dialami orangtua murid berada pada tingkat menegah kebawah,
dengan adanya dana BOS sangat membantu akses bagi para wali murid untuk
tetap mendukung pendidikan bagi anak mereka. Selain itu pihak sekolah juga
tidak pernah memungut biaya apapun dalam memberikan pelayanan pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus yang sekolah di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat. Walaupun dengan keterbatasan ekonomi yang ada tidak menyurutkan
semangat para orangtua serta murid untuk datang kesekolah demi mendapatkan
pelayanan pendidikan sebagai bekal masa depan anak berkebutuhan khusus.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Disposisi Implementor
Disposisi implementor dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana respon
implementor terhadap kebijakan, pemahamannya dan preferensi nilai yang
dimilikinya. Disposisi atau sikap yaitu menunjuk pada karakteristik yang
menenpel erat pada implementor kebijakan/program. Sikap para implementor
sangat dibutuhkan dalam menjalankan sebuah kebijakan.
Dalam hal ini peneliti ingin menggali bagaimana respon dan sikap
implementor, peneliti mendapat pernyataan dari Bapak Daudsyah selaku Kepala
Sekolah SDLB 057704 Kabupaten Langkat bahwa dalam pelaksanaan manajemen
guru beliau sangat mendukung dengan berbagai program yang dikembangkan
baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini terlihat dari respon
para guru yang ikut serta dalam setiap program dan aturan yang telah ditetapkan
demi meningkatkan kualitas diri para implementor agar tercapainya kualitas
pendidikan yang lebih baik. Selanjutnya Bapak Daudsyah juga mengungkapkan
bahwa komitmennya untuk melaksanakan manajemen guru sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan. Bapak Suhendri selaku Kasi Kurikulum dan Penilaian
Bidang Pendidikan Khusus Provinsi Sumatera Utara mengatakan bahwa
manajemen guru ini dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan diperbaharui
sesuai dengan kebutuhan, karena pendidikan adalah suatu hal yang perlu di
upgrade setiap waktunya karena semakin berkembangnya jaman pendidikan juga
semakin ditingkatkan. (Lihat transkrip wawancara Hal. 19)
Pendidikan adalah hak setiap manusia tidak terkecuali anak berkebutuhan
khusus bahkan sudah tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
Universitas Sumatera Utara
Disabilitas pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa kesamaan kesempatan adalah
keadaan yang memberikan peluang dan/atau menyediakan akses kepada
Penyandang Disabilitas untuk menyalurkan potensi dalam segala aspek
penyelenggaraan negara dan masyarakat. Sesuai dengan pasal 5 ayat 1 bagian e
bahwa penyandang disabililitas memiliki hak dalam bidang pendidikan.
Hal senada juga memberikan pernyataan bahwa implementasi manajemen
guru baik dalam proses rekrutmen, pelatihan dan lain sebagaimanya para guru
komitmen untuk menjalankannya sesuai dengan intruksi Dinas Pendidikan selaku
yang menaungi pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga para guru
selain untuk memberikan kualitas yang terbaik bagi anak berkebutuhan khusus
dalam proses belajar dan mengajar, mereka juga berkomitmen untuk
meningkatkan kualitas diri mereka baik itu guru honor maupun guru yang sudah
PNS untuk mengembangkan lagi ilmu-ilmu yang mereka miliki untuk diterapkan
dan disalurkan melalui metode pembelajaran di Sekolah.
Ibu Sarmada selaku salah satu guru dengan status PNS menyatakan bahwa
para guru di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat sangat berkomitmen untuk
memberikan pelayanan pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas. Tidak
ada penolakan dari guru-guru baik yang berstatus honor maupun PNS dalam
implementasi manajemen guru, semakin ketat peraturan yang dibuat oleh
pemerintah semua itu juga tujuannya tetap sama yaitu untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Maka para guru tetap komitmen menjadi guru di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat. (Lihat transkrip wawancara Hal. 33)
Universitas Sumatera Utara
Hal ini juga diperkuat oleh Bapak Suhendri selaku Kasi Kurikulum dan
Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
bahwa respon para guru terhadap pelaksanaan manajemen guru sangat baik.
Bahkan mereka sangat antusias dalam meningkatkan kualitas diri mereka sendiri
untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi penyandang disabilitas.
Dari hasil wawancara diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa para guru
memiliki komitmen dan mengikuti aturan yang ada terkait manajemen guru
dengan sangat baik. Karena komitmen yang mereka miliki tersebut sehingga
mereka sangat antusias untuk mengembangkan kualitas mengajar mereka di
sekolah. Selain itu keterbatasan yang dimiliki anak-anak menjadi suatu tantangan
bagi guru untuk dapat menghasilan anak didik yang mandiri dan mungkin bahkan
dapat berprestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan yang mereka miliki
masing-masing.
Terkait dengan kondisi anak berkebutuhan khusus peneliti menanyakan
kendala yang dialami oleh para guru disekolah. Ibu Sarmada selaku salah satu
Guru Tuna Rungu yang berstatus PNS dan sudah lama mengajar di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat menyatakan bahwa kendala sebenarnya mungkin
dirasakan pada saat baru mengajar di SLB, setelah berjalannya waktu dan
pengalaman juga semakin bertambah otomatis kendala sudah bukan menjadi suatu
beban, hanya saja para guru harus lebih mendekatkan diri kepada peserta didik
agar mengetahui karakter dan kemampuan yang mereka miliki untuk kemudian
dikembangkan. Kalau SDLB merupakan dasar dari pendidikan luar biasa dan
biasanya hal utama yang diajarkan kepada anak didik adalah kemandirian untuk
diri mereka terlebih dahulu. (Lihat transkrip wawancara Hal.31)
Universitas Sumatera Utara
Senada dengan hal tersebut Ibu Herli Sirait, S.Pd selaku guru Tuna Grahita
juga membenarkan bahwa kendala yang dialami yaitu harus lebih
mengembangkan metode dalam memberikan materi pelajaran kepada anak-anak.
Sebab untuk mendapatkan hasil yang cukup baik para guru menyampaikan materi
belajar dengan berinteraksi secara individu per individu dengan peserta didik.
Jadi lebih membutuhkan waktu yang cukup banyak agar mereka memahami
materi yang disampaikan. Selain itu materi yang disampaikan juga tidak terlalu
memaksakan kemampuan mereka untuk berfikir, dengan keterbatasan yang
mereka miliki tidak bisa dipaksakan untuk cepat mengerti dan memahami materi
yang disampaikan. (Lihat transkrip wawancara Hal. 31)
Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kendala yang
dihadapi para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus adalah untuk lebih terampil serta memahami secara dekat anak-anak
tersebut. Disambing kekurangan yang mereka miliki para guru juga diharapkan
mampu membantu menemukan kelebihan apa yang mereka miliki, selain itu
melatih kemandirian anak-anak menjadi suatu hal yang mendasar dalam
pendidikan anak berkebutuhan khusus. Tidak bisa kita ukur kemampuan anak
penyandang disabilitas dengan anak normal para umumnya. Ketika mereka
mampu untuk mandiri serta mampu melakukan suatu hal yang mungkin bagi kita
sebagai orang normal adalah hal yang biasa itu merupakan hal yang luar biasa
bahkan sangat berguna bagi kelangsungan hidup mereka.
Peneliti juga menanyakan terkait harapan dan tanggapan para guru terkait
manajemen guru. Ibu Sri Suyati S.Pd selaku guru honor yang menagajar di SDLB
N 057704 Kabupaten Langkat mengutarakan tanggapannya terkait manajemen
Universitas Sumatera Utara
guru yang pada saat ini masih terhalang moratorium untuk proses pengrekrutan
menjadi ASN, namun diluar dari hal tersebut beliau tetap komit untuk
memberikan pelayanan yang terbaik bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Bahkan beliau menganggap kinerja yang diberikan sebagai suatu amalan terhadap
ciptaan tuhan. Ibu Mahrani, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat
menambahkan harapannya kepada para guru honor untuk tetap bersedia
memberikan ilmunya kepada anak didik, karena tanpa mereka proses belajar
mengajar disekolah juga pasti terasa sangat sulit. (Lihat transkrip wawancara Hal.
32)
Dari hasil wawancara tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dengan
adanya guru honor sangat membantu proses pelayanan pendidikan di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat walaupun dengan adanya moratorium untuk seleksi
calon PNS formasi guru namun para guru-guru honor tetap komit untuk
memberikan kemampuan mereka untuk mengajar di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat. Dan sesuai observasi bahwa belum ada guru-guru honor yang
mengundurkan diri untuk berhenti mengajar, walaupun terkadang hal yang
mereka keluhkan adalah masalah kesejahteraan. Tetapi dari awal pengrekrutan
kepala sekolah telah menjelaskan terkait kondisi sosial dan ekonomi yang ada
disekolah.
4.5 Analisis Data
Peneliti akan mencoba menganalisis data yang diperoleh dari berbagai
sumber baik dari hasil wawancara, observasi, ataupun juga data yang diperoleh
dari pelaksana ImplementasiManajemen Guru dalam Meningkatkan Kualitas
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat. Adapun teknik analisis data
yang dipakai untuk menganalisis data-data tersebut yaitu dengan metode deskripif
kualitatif dimana data dan fakta yang didapatkan dilapangan dideskripsikan
sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.
Berdasarkan pemaparan hasil wawancara yang telah di deskripsikan pada
bab sebelumnya, dimana ada enam (6) hal yang dikelompokkan oleh peneliti
untuk memudahkan dalam memahami hasil wawancara. Dan dari hasil
wawancara tersebut diinterpretasikan dengan hasil observasi dan dari studi
kepustakaan yang ada, peneliti akan mencoba menganalisis bagaimana
sesungguhnya ImplementasiManajemen Guru dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat.
Sebagaimana yang diketahui bahwa implementasi kebijakan ini merupakan
tahapan penting dalam suatu kebijakan bahkan mungkin jauh lebih penting
daripada pembuatan kebijakan, tanpa adanya implementasi maka suatu kebijakan
tersebut hanya akan menjadi suatu impian atau rencana yang bagus yang
tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan (Wahab, 2008 :64).
Untuk itu dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menganalisis data yang
berkaitan dengan proses ImplementasiManajemen Guru dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat baik itu yang
diperoleh melalui studi kepustakaan, wawancara serta melalui obervasi terhadap
fenomena-fenomena yang adadilapangan.
Dengan analisis data ini peneliti mencoba untuk menjawab tentang
permasalahan yang sesungguhnya terjadi dilapangan dengan model implementasi
kebijakan dari Van Meter dan Van Horn. Model ini dipilih peneliti karena
Universitas Sumatera Utara
variabel- variabel dari model implementasi ini dapat menjelaskan secara
komperehensif tentang proses ImplementasiManajemen Guru dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat.
Adapun variabel-variabel dari model implementasi ini yaitu : standar dan sasaran
kebijakan, sumber daya, hubungan antar organisasi, karakteristik agen pelaksana,
kondisi sosial, ekonomi dan politik, serta disposisi implementor.
4.5.1 Standar dan Sasaran Kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat
direalisir. Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi
multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen
implementasi (dalam Subarsono 2005:99). Implementasi kebijakan sangat
ditentukan oleh arah dan tujuan kebijakan yang telah ditentukan. Artinya didalam
proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh mana ukuran-ukuran
dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan.
Dalam penelitian ini, standar dan sasaran Kebijakan Manajemen Guru di
Sekolah Dasar ar Biasa Negeri 057704 Kabupaten Langkat dapat dilihat dari
beberapa hal yaitu proses atau pelaksanaan dari tujuan dan sasaran kebijakan,
mekanisme atau alur manajemenguru yang merupakan sasaran atau target dari
kebijakan ini.Di dalam proses pencapaian sasaran kebijakan ini menilai sejauh
mana ukuran-ukuran dasar dan tujuan-tujuan kebijakan yang telah direalisasikan.
Manajemen guru adalah salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi,
efektivitas, akuntabilitas dan transparansi dalam bidang pendidikan khususnya
terkait dengan status dan kewajiban serta hak seorang guru dalam meningkatkan
kualitas pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penyajian data pada halaman sebelumnya mengenai
dasar implementasi manajemen guru yaitu telah diatur dalam UUD 1945
mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Indonesia berkewajiban untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu
berpedoman pada UU NO 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, UU No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional serta yang paling utama adalah
UU No. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dalam UU tersebut
dijelaskan terkait pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas tanpa adanya
diskriminasi termasuk pemenuhan hak di bidang pendidikan.
Mengenai masalah akan kurangnya tenaga guru di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat langkah atau kebijakan yang diambil oleh pihak sekolah
adanya dengan mengrekrut tenaga honor demi memenuhi kebutuhan akan tenaga
pendidik di sekolah. Proses pengrekrutan dilakukan oleh pihak sekolah tanpa
melalui proses yang panjang seperti pengrekrutan pegawai pada umumnya.
Kepala sekolah menjelaskan kondisi sekolah terlebih dahulu kepada calon guru
yang melamar sebab keadaan di SDLB berbeda dengan keadaan pada sekolah
umum, anak-anak membutuhkan perhatian khusus dan lebih dalam proses
pembelajaran dengan berbagai metode yang harus dikuasai terlebihdahulu oleh
para guru sehingga materi yang disampaikan juga akan diterima dan dapan
dipraktekkan oleh peserta didik.
Setelah guru tersebut diterima dan mengajar di sekolah, pihak sekolah
melalui operator mengirimkan data tenaga guru kepada pihak Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Utara untuk ditindaklanjuti agar bisa masuk kedalam dapodik
untuk bisa mengikuti salah satu program dalam meningkatkankan dan mengukur
Universitas Sumatera Utara
kemampuan kompetensi para guru yang sesuai serta linier dengan mata pelajaran
yang diampuh seperti UKG (Uji Kompetensi Guru). Selain itu bagi guru yang
telah lama mengajar namun masih berstatus honor diberikan surat tugas dan diberi
gaji yang dananya diambil dari APBD serta diberikan per enam bulan sekali, dan
kebijakan tersebut juga baru berjalan pada tahun 2017.
Kurangnya tenaga guru menjadi suatu hal yang bukan hanya dialami oleh
SDLB N 057704 Kabupaten Langkat saja, setiap sekolah pasti kekurangan guru
dan pada akhirnya mengambil kebijakan untuk mengrekrut guru honor yang
gajinya diberikan melalui dana BOS. Namun pada SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat jumlah guru honor lebih banyak dibandingkan dengan jumlah guru PNS.
Hal tersebut terjadi akibat moratorium yang dikeluarkan oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Sehingga
dalam pemenuhan kebutuhan guru sampai pada saat ini masih bergantung pada
guru honor.
Untuk manajemen guru dalam peningkatan kualitas guru, para guru
diberikan pelatihan dan biasanya pelatihan tersebut mengenai keterampilan untuk
dapat dipraktekkan kepada peserta didik. Dan dalam memberikan pelatihan pihak
dinas sebagai penyelenggara tidak membeda-medakan anatara guru honor dan
guru PNS sebab keduanya berperan penting dalam memberikan pelayanan pada
anak berkebutuhan khusus, mereka saling melengkapi dan saling mendukung satu
sama yang lain seperti hasil dari observasi peneliti di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat.
Universitas Sumatera Utara
Jadi walaupun begitu banyak kebijakan dalam memanajemen guru mulai
dari pengrekrutan, pelatihan, hingga mengukur kompetensi yang dimiliki para
guru di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat telah melaksanakan dan
mengikutinya sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan. Dengan
tujuan yang paling utama adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan yang
berkualitas bagi anak berkebutuhan khusus. Sebab penyandang disabilitas juga
memiliki hak yang telah diatur dalam UU No.8 Tahun 2016 yang didalamnya
dijelaskan bahwa penyandang disabilitas mempunyai hak dalam bidang
pendidikan. Maka dari itu pemerintah sebagai pemberi layanan pendidikan
bertanggungjawab dan juga dituntut untuk memberikan pelayanan pendidikan
tanpa membeda-medakan atau menimbulkan diskrimasi bagi mereka penyandang
disabilitas.
4.5.2 Sumber Daya
Sumber daya merupakan suatu hal yang diperlukan dalam melaksanakan
suatu maksud tertentu yang telah ditetapkan. Sumber daya berguna untuk
menunjang implementasi dari suatu kebijakan. Sumber daya yang
dimaksudkan adalah sumber daya manusia dan juga sumber daya non-manusia, di
mana sumber daya manusia (SDM) sebagai aktor dari pelaksanaan kebijakan.
Sumberdaya manusia tersebut meliputi sumberdaya dari segi kualitasnya. Dari
segi kualitas apakah sumberdaya yang dimiliki kompetensinya memadai untuk
dapat melaksanakan kebijakan dengan ilmu dan keterampilan yang dimilikinya.
Sedangkan sumber daya non-manusia juga dapat dilihat dari sumber daya fisik
yang mendukung dalam proses pelaksanaan kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam implementasi manajemen guru kedudukan guru sangat berpengaruh
dalam meningkatkan kualias pendidikan, apalagi disini pendidikan yang akan
diberikan kepada anak berkebutuhan khusus. Dalam menyiamkan sumber daya
yang berkualitas pasti terdapat berbagai hambatan ataupun tantangan dalam
setiap proses yang dijalani. Masalah kekurangan tenaga guru di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat, yang kemudian dipenuhi dengan keberadaan guru honor
yang pada dasarnya bukan merupakan lulusan PLB (Pendidikan Luar Biasa).
Dimana hal tersebut menjadi suatu kendala bahkan bukan hanya di SDLB ini saja
melainkan pada SLB yang ada di Sumatera Utara. Sebab untuk lulusan PLB di
Sumatera Utara sendiri masih sangat minim sehingga walaupun guru honor
memiliki jenjang pendidikan yang bukan PLB akan tetapi mereka juga harus
memenuhi kualifikasi sebagai guru yang layak untuk mengajar anak
berkebutuhan khusus. Dengan adanya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah,
selain itu juga dengan adanya program pendidikan profesi guru (PPG) serta Uji
Kompetensi Guru (UKG) setidaknya dapat mengembangkan pengetahuan para
guru, dan meningkatkan kualitasnya sebagai seorang guru yang bertugas
memberikan pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Kinerja dan kompetensi guru memikul tanggung jawab utama dalam tran-
sformasi orientasi peserta didik dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari
ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak terampil manjadi terampil, dengan
metode-metode pembelajaran bukan lagi mempersiapkan peserta didik yang
pasif, melainkan peserta didik berpengetahuan yang senantiasa mampu menyerap
dan menyesuaikan diri dengan informasi baru dengan berfikir, bertanya,
Universitas Sumatera Utara
menggali, mencipta dan mengembangkan cara-cara tertentu dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan kehidupannya.
SDLB N 057704 Kabupaten Langkat memang memiliki jumlah guru honor
yang lebih dominan, namun hal tersebut bukan menjadi hambatan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik. Berbagai pelatihan yang
telah diikuti oleh para guru serta koordinasi yang dilakukan antara guru PNS dan
guru honor terjalin sangat baik serta saling mendukung satu sama diharapkan
berdampak baik dalam memaksimalkan pemberian layanan pendidikan kepada
anak berkebutuhan khusus.
Kemudian daripada itu, kualitas mengajar para guru di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat dapat dilihat dari pengakuan para wali murid. Mereka
menilai bahwa pelayanan yang diberikan kepada peserta didik sudah cukup baik.
Bahkan berdampak positif bagi anak-anak mereka. Dengan diberikannya
pendidikan, anak berkebutuhan khusus menjadi lebih mandiri, lebih percaya diri,
dan bahkan adapula yang menemukan keahliannya dibidang keterampilan dan
seni untuk menjadi bekal kehidupan mereka dimasa yang akan datang.
Selain sumber daya manusia dalam mendukung tercapainya kualitas
pendidikan yang baik, perlu adanya sarana dan prasarana yang memadai. Di
SDLB N 057704 Kabupaten Langkat kondisi sekolah dapat dikatakan cukup baik
dan layak serta didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Dimana
setiap kebutuhan akan sarana dan prasarana implementor yang ada disekolah
seperti kepala sekola dengan sigap melaporkan setiap kebutuhan-kebutuhan demi
mendukung proses belajar mengajar di sekolah kepada Dinas Pendidikan Provinsi
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara. Dan pihak Dinas Pendidikan juga merespon dengan setiap
laporan mengenai kebutuhan sekolah yang kemudian akan ditindaklanjuti sesuai
dengan prosedur yang ada.
4.5.3 Hubungan Antar Organisasi
Dalam banyak program, implementasi sebuah program perlu dukungan dan
koordinasi dengan instansi lainnya. Untuk itu, diperlukan koordinasi dan
kerjasama antara instansi bagi keberhasilan suatu program dalam mencapai
sasaran dan tujuan program. Diperlukan komunikasi dan kerja sama di dalam
instansi dan dengan instansi lain bagi keberhasilan suatu kebijakan.
Jika tidak ada kejelasan dan konsistensi serta keseragaman terhadap suatu
standar dan tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan
sulit untukbisa dicapai. Dengan demikian, prospek implementasi kebijakan yang
efektif, sangat ditentukan oleh hubungan antara organisasi kepada para pelaksana
kebijakan secara akurat dan konsisten. Disamping itu, koordinasi dan kerjasama
antar organisasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi
kebijakan. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak yang
terlibat dalam implementasi kebijakan, maka kesalahan akan semakin kecil,
demikian sebaliknya.
Dinas Pendidikan Sumatera Utara, dan pihak sekolah maupun para guru
memiliki hubungan dan komunikasi yang baik, keduanya saling berhubungan
dan saling membutuhkan. Dinas Pendidikan Sumatera Utara mengadakan
koordinasi dengan Kepala Sekolah agar kiranya kepala sekolah
menginformasikan terkait hal-hal yang menyangkut manajemen guru, seperti
Universitas Sumatera Utara
kelengkapan data guru, pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas maupun
administrasi lainnya.
Dinas Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan kebijakan dari pemerintah
pusat, karena fungsi Dinas Pendidikan Sumatera Utara adalah melakukan
komunikasi dan koordinasi program kegiatan terkait manajemen guru yang
dimulai dari kegiatan pelaporannya. Jadi dari pusat itu setiap ada perubahan atau
kebijakan baru, maka Dinas Pendidikan Provinsi Memberitahukan Kepada
Sekolah baik itu berupa sosialisasi.
Maka dari itu, dari segi koordinasi dan kerjasama yang telah dipaparkan
diatas dapat terlihat bahwa gambaran dari hubungan antar organisasi yang terlibat
untuk kebijakan manajemen guru ini sudah berjalan dengan baik. Para pelaksana
kebijakan selalu aktif dalam menyampaikan informasi dan hubungan kerjasama
dan tiap-tiap unit ini sudah terjalin dengan efektif karena antara organisasi yamg
satu dengan yang lain saling membutuhkan.
4.5.4 Karakteristik agen Pelaksana
Karakteristik agen pelaksana meliputi siapa saja yang terlibat di dalam
suatu program atau kebijakan yang masuk didalam maupun diluar struktur
organisasi kebijakan serta adanya bentuk dukungan atau penolakan yang
diberikan oleh pelaksana dalam kebijakan manajemen guru.Struktur birokrasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Karakteristik agen pelaksana meliputi siapa saja yang terlibat di dalam suatu
kebijakan atau program yang masuk didalam struktur organisasi maupun diluar
struktur organisasi dalam pelaksanaan kebijakan manajemen guru, serta adanya
Universitas Sumatera Utara
bentuk dukungan atau penolakan yang diberikan oleh pelaksana dalam kebijakan
ini.
Untuk karakteristik agen pelaksana sendiri sesusai dengan penyajian data
yang telah dipaparkan pada halaman sebelumnya untuk keefektifan dari
manajemen guru sendiri yang diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bahwa kurang efektif, sebab adanya kebijakan moratorium yang masih
menjadi suatu hambatan bagi para calon guru untuk memenuhi kebutuhan guru
masih harus dilengkapi dengan keberadaan guru honor.
Namun kondisi yang ada di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat, para
guru sudah cukup memadai walaupun tetap saja tidak bisa dipungkiri kelengkapan
dan ketersediaan akan tenaga guru dilengkapi oleh para guru honor. Sejauh ini
perlakuan pemerintah terhadap guru-guru honor juga tidak dibeda-bedakan
dengan guru PNS, dimana mereka tetap diberikan kesempatan untuk pelatihan dan
mengembangkan potensi serta kualitas mengajar mereka. Hanya saja perbedaan
yang sangat signifikan adalah jumlah upah yang berbeda.
Terlepas dari itu manajemen guru yang telah diterapkan kepada para guru
di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat dapat dikatan baik dan membuahkan hasil
yang baik pula, sebab beberapa program dari manajemen guru yang telah
dilaksanakan dan diikuti oleh para guru baik guru PNS maupun guru honor
menjadi pendukung bagi para guru untuk lebih meningkatkan kualitas mengajar
disekolah. Bagi penyandang disabilitas peran guru menjadi hal yang sangat vital
kedudukannya dalam menyampaikan ilmu dan pengetahuan serta mendidik
Universitas Sumatera Utara
mereka agar mempunyai pengetahuan dasar untuk lebih mandiri dan tentunya
memenuhi hak mereka sebagai warga Negara Indonesia.
Adapun sifat dan ciri-ciri dari suatu organisasi menunjukkan karakteristik
dari agen pelaksana sebuah kebijakan. Adapun sifat dan ciri-ciri Dinas Pendidikan
Sumatera Utara sebagai salah satu pelaksana manajemen guru sudah bersifat baik
dan tranparan. Sesuai dengan penyajian data pada halaman sebelumnya bahwa
terkait informasi dan pembaharuan kebijakan serta aturan-aturan pihak dinas
mengkoordinasikannya dengan cukup baik, pelayanan yang diberikan kepada
sekolah dan para guru yang datang langsung kedinas juga disambut dengan baik.
Selain itu sifat dan ciri SDLB N 057704 Kabupaten Langkat sebagai fokus
penelitian dan merupakan agen pelaksana manajemen guru disekolah memiliki
sifat yang baik dan sangat transparan, sebab keterbukaan dan melibatkan para
guru dalam pengambilan keputusan terkait kekurangan guru merupakan suatu
kebijakan yang sanagt menentukan usaha dalam meningkatkan kualitas
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat disimbulkan bahwa dalam hal
karakteristik agen pelaksana sudah berjalan dengan cukup baik, terlihat dari
berperan aktifnya organisasi yang termasuk di dalam struktur kebijakan
manajemen guru dalam mensukseskan kebijakan manajemen guru ini, walaupun
ada sedikit hambatan dalam pemenuhan kebutuhan guru akibat moratorium yang
dikeluarkan oleh pemerintah sehingga cukup menghambat terkait manajemen
guru yang diharapkan. Namun kebijakan manajemen guru di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat sudah berjalan dengan cukup baik hingga sekarang.
Universitas Sumatera Utara
4.5.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Selanjutnya hal yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja implementasi
kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong
keberhasilan kebijakan publik. Kondisi ekonomi dan sosial sebenarnya menunjuk
bahwa kondisi atau keadaan dalam ranah implementasi dapat mempengaruhi
kesuksesan implementasi kebijakan itu sendiri.Berkaitan dengan kondisi ekonomi
para guru SDLB N 057704 Kabupaten Langkat untuk guru PNS sudah jelas
terjamin dan dapat dikatakan baik dengan diberikannya gaji pokok yang sesuai
dengan golongan mereka serta tunjangan profesi melalui sertifikasi sangat
membantu perekonomian mereka.
Namun disisi lain bagi para guru honor kondisi ekonomi yang mereka alami
belum dapat dikatakan cukup, namun mereka juga tidak bisa menuntut lebih
krena semua kebijakan diatur oleh pemerintah pusat. Sistem penggajian yang
diambil dari dana BOS dan APBD yang dikeluarkan oleh pihak Dinas Pendidikan
Provinsi tidak melunturkan komitmen para guru untuk tetap mengajar di SDLB N
057704 kabupaten Langkat.
Selain itu kondisi ekonomi yang dialami oleh wali murid yang pada
umumnya memiliki latarbelakang pekerjakan lebih banyak bertani dan tergolong
dalam kelas ekonomi menengah kebawah tidak menyurutkan semangat para
orangtua untuk menghantarkan anak mereka ke SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat demi mendapatkan pendidikan. Kendala lain juga dialami seperti jarak
tempuh antara rumah dengan sekolah yang cukup jauh sehingga membutuhkan
biaya yang cukup banyak. Maka dari itu sekolah juga memberikan bantuan dari
Universitas Sumatera Utara
dana BOS kepada murid yang kondisi ekonominya lemah. Selain itu sekolah juga
tidak pernah memungut biaya apapun.
Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dilihat
dari keadaan dan kondisi ekonomi para guru untuk guru PNS dapat dikatakan
baik namun untuk guru honor masih belum bisa dikatakan baik sebab anggaran
untuk memberikan upah kepada mereka juga sangat terbatas, walaupun demikian
tidak menyurutkan semangat para guru honor untuk tetap mengajar di SDLB
N057704 Kabupaten Langkat. Selain itu kondisi ekonomi para orangtua atau wali
murid juga kurang baik, tetapi dengan kondisi ekonomi yang masih minim tidak
menjadi suatu alas an untuk tidak bersemangat mendukung pendidikan bagi anak
mereka. Sebab antusias para orangtua terlihat dengan bukti observasi dilapangan
bahwa mereka rela menghantarkan dan bahkan menunggu disekolah untuk tetap
mendukung dan memberikan hak anak mereka untuk mendapatkan pelayanan
pendidikan.
4.5.6 Disposisi Implementor
Menurut pendapat Van Meter dan Van Horn dalam (Winarno : 2002:118)
“sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik”.
Disposisi menunjuk pada karakteristik yang menempel erat pada implementor
kebijakan seperti kognisi (pemahaman) tentang kebijakan, tanggapan terhadap
kebijakan dan intensitas (preferensi nilai) yang dimiliki oleh implementor.
Pemahaman pelaksana tentang tujuan umum maupun ukuran-ukuran dasar dan
tujuan-tujuan kebijakan merupakan suatu hal yang penting.
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan pemahaman dan tanggapan yang dimiliki oleh
implementorterhadap kebijakan manajemen guru di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat sudah berjalan dengan baik. Dimana kepala sekolah selaku pimpinan
memberikan intruksi kepada para guru-guru untuk mengikuti setiap peraturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan dan yang telah diberitahuan baik itu dari pihak
Dinas Pendidikan tanpa adanya penolakan. Manajemen guru dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan, karena pendidikan
adalah suatu hal yang perlu di upgrade setiap waktunya karena semakin
berkembangnya jaman pendidikan juga semakin ditingkatkan.
Sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas pasal 1
ayat 2 menyebutkan bahwa anak berkebutuhan khusus atau penyandang
disabilitas memilikikesamaan kesempatan yang memberikan peluang dan/atau
menyediakan akses kepada Penyandang Disabilitas untuk menyalurkan potensi
dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat termasuk dalam
bidang pendidikan.Rawls (dalam Ata 2001:23) menekankan pentingnya melihat
keadilan sebagai kebajikan utama yang harus dipegang teguh dan sekaligus
menjadi semangat dasar dari berbagai lembaga sosial dasar suatu masyarakat.
Bagi Rawls, memperlakukan keadilan sebagai kebajikan pertama, berarti
memberikan kesempatan secara adil dan sama bagi setiap orang untuk
mengembangkan serta menikmati harga diri dan martabatnya sebagai manusia.
Sementara itu, harga diri dan martabat manusai tidak bisa diukur dengan
kekayaan ekonomis sehingga harus dimengerti jauh bahwa keadilan lebih luas
melampaui status ekonomi seseorang. Tinggi dan luhurnya martabat manusia itu
ditandai dengan kebebasan, karena itu kebebasan juga harus mendapat prioritas
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan keuntungan-keuntungan ekonomis yang bisa dicapai
seseorang.
Dari penjelasan Rawls tersebut setidaknya mendeskripsikan bahwa anak
berkebutuhan khusus juga memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya
dalam mendapatkan pelayanan pendidikan yang berkualitas serta adil. Setiap
manusia punya hak, tidak ada diskriminasi kepada mereka para minoritas, sebab
semua telah diatur dalam UU dan peraturan pemerintah lainnya.
Sebagai pelaksana kebijakan, peneliti melihat intensitas dan dukungan
implementor di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara juga sangat
mendukung para guru-guru SDLB N 057704 Kabupaten Langkat untuk terus
memberikan kinerja yang terbaik dan tetap berkomitmen teguh untuk memberikan
pelayanan pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus. Begitu juga sebaliknya
para implementor juga akan terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para guru untuk merubah citra Dinas Pendidikan yang semakin baik kedepannya
karena para pelaksana sangat menyadari akan pentingnya tugas mereka sebagai
ujung tombak keberhasilan dari kebijakan ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Manajemen guru berkaitan dengan mengatur profesi guru secara keseluruhan,
mulai dari rekrutmen, pembinaan, pengembangan karier, hingga tahap
pemberhentian guru.Guru merupakan pekerjaan yang mulia dan baik. Dalam
profesi ini mengajarkan anak bangsa menjadi pandai. Maka dari itu seorang guru
harus mempunyai sebuah manajemen yang baik agar ia sukses mengajarkan
pelajaran kepada siswanya.Guru adalah salah satu faktor utama dalam
keberlangsungan proses pendidikan. Walaupun gedung sekolah dibangun dengan
megah, kelengkapan buku perpustakaan lengkap, dan sarana prasarana lainnya
tersedia, mustahil jika tidak ada guru akan terjadi kegiatan belajar mengajar. Mutu
tidaknya pendidikan, bukan hanya ditentukan oleh bagusnya kurikulum saja, akan
tetapi didukung oleh guru-guru yang mempunyai kualitas tinggi.
Berdasarkan hasil penyajian dan analisa data pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa Implementasi Manajemen Guru Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
secara umum sudah berjalan dengan baik hanya saja masih terdapat beberapa
kendala seperti moratorium olehMenteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) sehingga pemenuhan kebutuhan guru masih
mengharapkan keberadaan guru honor. Implementasi Manajemen Guru Dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri
Kabupaten Langkat dapat dilihat dari beberapa variabel implementasi yaitu
Universitas Sumatera Utara
standar dan sasaran kebijakan, sumber daya,hubungan antarorganisasi,
karakteristik agen pelaksana, kondisi ekonomi dan sosial serta disposisi
implementor. Secara lengkap kesimpulan dari penelitian dapat dijelaskan antara
lain sebagaiberikut:
1. Standar dan sasaran kebijakan manajemen guru terdiri dari ukuran
dan tujuan kebijakan yaitu memberikan pelayanan pendidikan yang
berkualitas kepada anak berkebutuhan khusus. Peneliti menemukan
bahwa pemahan dari pelaksana kebijakan manajemen guru sudah
cukup memahami akan ukuran dan tujuan kebijakan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya perkembangan yang baik dari para murid
sesuai dengan pengakuan para wali murid dan terlihat dari
eksistensi murid-murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat dalam
berbagai kegiatan seni maupun keterampilan yang merupakan
wujud dari salah satu peningkatan mutu pendidikan diranah anak
berkebutuhan khusus.
2. Sumber daya yang ada pada SDLB N 057704 Kabupaten Langkat
sudah sangat baik dalam menjalankan tugasnya, dimana para guru-
guru yang mengajar sudah berkompeten dalam meningkatkan
kualitas diri demi memberikan pelayanan yang bermutu bagi anak
berkebutuhan khusus. Kemudian dari segi fisik baik sara dan
prasarana penunjang kegiatan belajar di sekolah sudai baik dan
memadai baik ruang kelas, aula, ruang perpustakaan, mushola,
maupun fasilitas lainnya.
3. Hubungan antar organisasi dalam pelaksanaan manajemen guru
Universitas Sumatera Utara
sudah berjalan dengan baik dan lancar dimana masing-masing pihak
saling bekoordinasi dan bekerjasama terkait pelaksanaan
manajemen guru. Serta perkembangan dan pembaharuan terkait
peraturan dan informasi lainnya mengenai manajemen guru juga
bersifat transparan.
4. Karakteristik agen pelaksana dalam hal ini organisasi yang
termasuk kedalam struktur dari KebijakanManajemen Guru sangat
membantu dengan baik proses pelaksanaan manajemen guru di
SDLB N 057704 Kabupaten Langkat. Agen pelaksana bersifat
terbuka dan transparan terhadap pelaksanaan yang berkaitan dengan
manajemen guru.
5. Kondisi Ekonomi dan Sosial, Para guru SDLB N 057704
Kabupaten Langkat belum dapat dikatakan baik. Karena jumlah
guru honor lebih dominan dibandingkan dengan guru PNS sehingga
jaminan kesejahteraan bagi para guru yang mengajar belum
sepenuhnya mengalami peningkatan. Selain itu kondisi ekonomi
para wali murid juga berada pada kelas menengah kebawah.
Walaupun demikian kondisi keduanya tidak melunturkan semangat
untuk tetap memberikan pelayanan pendidikan dan menerima
pendidikan.
6. Disposisi Implementor. Dari unsur pemahaman, tanggapan dan
penilaian masing-masing pihak pelaksana sudah baik dalam
menjalankan tugas sesuai dengan wewenangnya dan komitmen para
guru-guru untuk mengikuti setiap peraturan dan ketentuan yang
Universitas Sumatera Utara
telah ditetapkan dan yang telah diberitahuan baik tanpa adanya
penolakan. Manajemen guru dilaksanakan sesuai dengan kebijakan
dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehubungan
dengan Implementasi Implementasi Manajemen Guru Dalam Meningkatkan
Kualitas Pendidikan di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat,
peneliti akan memberikan beberapa masukan dan saran, yaitu:
1. Diharapkan dalam menjalankan kebijakan para implementor
mempertahankan bahkan meningkatkan kompetensinya dalam
bidang pendidikan walaupun jumlah guru masih dipenuhi dengan
guru honor, pemerintah juga harus melihat kondisi sebenarnya
terkait kurangnya guru baik di SDLB N 057704 Kabupaten
Langkat maupun di sekolah yang ada di Sumatera Utara.
2. Pemerintah lebih memperhatikan kondisi akan tenaga pendidik
pada sekolah luar biasa, sebab pemerataan para guru juga menjadi
masalah yang dilematik sampai pada saat ini, karena perlu
dilakukan pembaharuan dan regenerasi untuk para guru semoga
moratorium yang sudah berjalan beberapa tahun ini akan dicabut
untuk memenuhi kebutuhan guru disekolah.
3. Untuk para guru lebih memperhatikan lagi perkembangan peserta
didik demi menghasilkan peserta didik yang lebih mandiri dan
optimal.
4. Meningkatkan koordinasi yang lebih baik lagi bagi instansi-
Universitas Sumatera Utara
instansi yang terlibat dalam manajemen guru khususnya
mempertahankan solidaritas antar guru di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat untuk saling melengkapi demi tercapaikan
kualitas pendidikan yang lebih baik
5. Kiranya pemerintah lebih memperhatikan kondisi sosial ekonomi
yang dialami para guru maupun para murid terkait dengan
memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
6. Diharapkan agar para guru yang mengajar di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat tidak terlepas dari para guru honor untuk tetap
mempertahankan komitmennya untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang lebih baik dan semaksimal mungkin bagi anak
berkebutuhan khusus.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Ata, Andre. 2009. Keadilan dan Demokrasi Telaah Filsafat Politik John Rawls. Yogyakarta ; KANISIUS
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Prenhallindo
Dwijowijoto, Ryant Nugroho. 2003.Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Emzir. 2010. Isu-Isu Kritis Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta ; Ghalia Indonesia
Kerlinger. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model dan Aktor dalam Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gava Media
Mathis Robert L dan Jackson John H. 2002. Human Resoursce Management, Alih Bahasa. Jakarta : Salemba Empat
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja RosdakaryaOffset, Bandung
Mustari, Mohamad. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta ; PT Rajagrafindo Persada
Napitupulu, Paimin. 2007. Pelayanan Publik dan Customer Satisfaction. Jakarta ; P.T Alumni
Nasution, Beti. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategis. Medan ; FISIP USU PRESS
Ndraha, Taliziduhu. 2000. Ilmu Pemerintahan (Kybernology). Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, Riant. 2008. Kebijakan Pendidiakan. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Pamudji, S, 1999. Kepemimpinan Pemerintah di Indonesia. Jakarta : Bhina Aksara
Rohman, Ainur. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Malang ; Averroes Press
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
Suhardan, Dadang. Dkk. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung ; ALFABETA
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta ; KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Era Globalisasi. Yogyakarta ; CAPS (Center of Academic Publishing Service)
Zuriah, N. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Akasara
Skripsi
Kurniawan. Hendra. Implementasi Manajemen Sumber Daya Guru dalamMeningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang
Undang-Undang
Undang-Undang RI Tahun 1945
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
Undang-Undang No 14 Tahun 2005
Undang-Undang No 8 Tahun 2016
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1
PEDOMAN OBSERVASI
Pedoman observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
informasi dan data baik mengenai kondisi fisik dan non fisik terkait Implementasi
Manajemen Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sekolah Dasar
Luar Biasa Negeri kabupaten Langkat.
Adapun aspek yang akan menjadi pedoman observasi bagi peneliti, yaitu :
Variabel Indikator Standar dan sasaran kebijakan
Pemenuhan kebutuhan Tenaga pendidik Kualitas pendidikan di Sekolah dasar Luar Biasa Negeri Kabupaten Langkat
Sumber daya Sikap dan perilaku agen pelaksana kebijakan Kondisi sarana dan prasarana sekolah Standar agen pelaksana kebijakan sesuai dengan kebutuhan
Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas
Transmisi (Penyampaian) dan Informasi Standar dan Tujuan Kebijakan Kejelasan dan ketepatanPenyampaian Program danInformasi Tentang Pelaksanaan Implementasi Manajemen Guru Di SDLB Negeri 057704Kabupaten Langkat
Karakteristik agen pelaksana
Kepala sekolah, staf/ pegawai, dan guru di SDLB Negeri 057704 Kabupaten Langkat
Kondisi sosial, ekonomi dan politik
Kondisi ekonomi para guru Kondisi ekonomi orang tua murid
Disposisis implementor
Pengetahuan dan pemahaman terhadap ukuran dasar dan tujuan kebijakan. Sikap pelaksana terhadap ukuran dasar dan tujuan kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 2
PEDOMAN WAWANCARA
Adapun pedoman wawancara dalam penelitian ini dibagi dalam enam
variabel yang terdapat pada teori implementasi Van Meter dan Van Horn, yaitu :
Pedoman Wawancara 1
Standar dan sasaran kebijakan
1. Bagaimana bentuk kebijakan dan dasar implementasi manajemen guru
yang bapak/ ibu ketahui ?
2. Standar dan sasaran yang bagaimana yang harus dicapai dalam manajemen
guru ?
3. Bagaimana mekanisme atau alur manajemen guru sebagai standar dari
kebijakan terkait kurangnya tenaga guru ?
Sumber daya
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kualitas pegawai khususnya dalam
menangani manajemen guru di Dinas Pendidikan Sumatera Utara
2. Seberapa besar kebutuhan sumber daya guru demi meningkatkan kualitas
pendidikan yang lebih baik ?
3. Kendala apa saja yang dialami dalam mendapatkan sumber daya guru yang
sesuai dan efektik ?
4. Program apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru ?
5. Bagaimana tindakan pihak Dinas Pendidikan terkait pemenuhan sarana
dan prasarana disekolah ?
Universitas Sumatera Utara
Hubungan Antar Organisasi
1. Bagaimana hubungan antar organisasi antara Dinas Pendidikan Sumut
dengan para instansi yang terlibat dalam pelaksanaan manajemen guru?
2. Siapa-siapa sajakah pihak yang terlibat? Bagaimana Bapak/Ibu melihat
dari sudut koordinasi dan kerjasama nya ?
Karakteristik Agen Pelaksana
1. Bagaimana kompetensi dan ukuran staf agen pelaksana manajemen guru
di Dinas Pendidikan Sumut?
2. Apakah Dinas Pendidikan Sumut bersifat transparan atau terbuka dalam
menangani manajemen guru?
Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik
1. Dilihat dari segi politik dan social ekonomi, apa sajakah kendala terkait
kebijakan manajemen guru ini?
2. Bagaimana kebijakan dari pemerintah terkait kesejahteraan para guru
honor ?
Disposisi Implementor
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai manajemen guru? Apa harapan
terhadap kebijakan ini?
Pedoman Wawancara 2
Standar dan Sasaran Kebijakan
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap kebijakan manajemen guru apakah kebijakan ini memiliki standar, sasaran dan aturan yang jelas dalam pelaksanannya?
Sumber Daya
1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kinerja Guru sebelum dan sesudah guru
mengikuti berbagai bentuk pelatihan ? Apakah ada perbedaannya?
2. Program apa saja yang diberikan atau diikuti para guru dalam
meningkatkan kualiatas pendidikan ?
3. Bagaimana sarana dan prasaran yang ada disekolah ? apakah sudah
Universitas Sumatera Utara
memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar dikelas ?
Hubungan Antar Organisasi
1. Siapa-siapa saja pihak yang terlibat dalam manajemen guru? Bagaimana
Bapak/Ibu melihat dari sudut koordinasi dan kerjasama antara pihak-pihak
tersebut dengan sekolah dan guru di sekolah ini?
Karakteristik Agen Pelaksana
1. Menurut pendapat bapak/Ibu apakah Kebijakan manajemen Guru efektif
dalam peningkatan mutu pendidikan?
2. Apakah pihak Dinas Pendidikan atau pihak sekolah terbuka dengan
manajemen guru ?
3. Bagaimana kompetensi para guru di sekolah ?
Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik
1. Menurut bapak/ibu bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait tunjangan atau
gaji yang diberikan ?
2. Bagaimana kondisi ekonomi para murid yang ada di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat ?
Disposisi Implementor
1. Secara umum, apa saja masalah atau kendala selama ini mengenai yang
dihadapi para guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah ?
2. Bagaimana tanggapan bapak/ ibu terkait manajemen guru ini ? apakah ada
harapan ?
Pedoman Wawancara 3
Sumber daya dan konsidi sosial ekonomi
1. Bagaimana perkembangan anak ibu selama sekolah di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat ?
2. Bagaimana kualitas para guru yang mengajar di SDLB N 057704 menurut
Universitas Sumatera Utara
bapak/ibu ?
3. Bagaimana sikap para guru maupun kepala sekolah dalam memberikan
pelayanan pendidikan bagi anak-anak bapak/ibu ?
4. Hambatan atau kendala apa saja yang bapak/ibu alami semenjak
memasukkan anak ibu sekolah disini ?
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3
PEDOMAN DOKUMENTASI
Adapun pedoman dokumentasi dalam penelitian ini, yaitu :
Dokumen Arsip :
1. Data Kelembagaan
a. Sejarah sekolah
b. Struktur organisasi
c. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 057704
Kwala Bingai Stabat kabupaten Langkat
d. Sarana dan prasarana
e. Data tenaga pendidik (guru) yang PNS
f. Data tenaga pendidik (guru) non PNS
2. Data peserta didik
a. Jumlah peserta didik
b. Identitas peserta didik
c. Karakteristik peserta didik
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 4
TRANSKRIP WAWANCARA 1
• Standar dan sasaran kebijakan
1. Bagaimana bentuk kebijakan dan dasar implementasi manajemen
guru yang bapak/ ibu ketahui ?
“Setau saya terkait dengan manajemen guru telah diatur dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, di dalam UU tersebut telah diatur bagaimana terkait manajemen Guru mulai dari kualifikasi, kompetensi, maupun sertifikasi. Secara tertulis tidak ada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah baik Dinas Pendidikan Kabupaten maupun Dinas Pendidikan Provinsi terkait managemen guru di Sekolah.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018) “Yang menjadi dasar implementasi manajemen guru adalah mengacu pada UUD 1945 terkait dengan memberikan pelayanan pendidikan, kemudian UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menjadi landasan penting bagi kami untuk memberikan pelayanan pendidikan khususnya anak berkebutuhan khusus, UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
“Kalau untuk bentuk kebijakan yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat secara tertulis terkait manajemen guru tidak ada, semua kebijakan itu berasal dari pemerintah pusat, untuk manajemen guru landasan dari kebijakannya yaitu UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.” ( Bapak Sagino S.Pd, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat)
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa bentuk kebijakan dari Kebijakan Manajaemen
Guru adalah dengan mengacu pada UU No 14 tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen, UU No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
serta yang paling penting adalah PP No 8 Tahun 2016 Tentang
Universitas Sumatera Utara
Penyandang Disabilitas yang menjadi tolak ukur dalam memberikan
pelayanan di binang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
2. Standar dan sasaran yang bagaimana yang harus dicapai dalam
manajemen guru ?
“Sasaran dari implementasi manajemen guru adalah untuk memenuhi kebutuhan guru disekolah, sebab dalam mengajar anak berkebutuhan khusus kita membutuhkan lebih banyak tenaga guru. Karena metode belajar dan mengajar di Sekolah Luar Biasa berbeda dengan metode belajar di sekolah pada umumnya. Dengan adanya manajemen guru maka kebijakan yang diambil sekolah adalah dengan mengrekrut tenaga guru honorer agar memenuhi kebutuhan guru di sekolah. Selain itu standar dari implementasi manajemen guru dilihat dari UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah untuk memanajemen terkait hal-hal yang berkaitan dengan profesi guru. Upaya-upaya yang telah dilakukan antara lain meningkatkan kualitas guru baik melalui peningkatan kualifikasi pendidikan guru, memberikan berbagai diklat atau penataran, maupun peningakatan tunjangan profesi guru dalam arti meningkatkan kesejahteraan guru. Semua ini dilakukan guna tercapainya tujuan pendidikan nasional yang bermutu secara merata.” .” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018) “Sasaran dan standar dari implementasi manajemen guru ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan kurangnya tenaga guru disekolah dengan mengrekrut guru honor yang kemudian diberi ijin dalam bentuk surat tugas untuk dapat mengajar di sekolah luar biasa, sebab sejak tahun 2015 formasi pengangkatan guru PNS mendapat Moratorium oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), sehingga untuk memenuhi kurangnya guru dilakukanlah rekrutmen guru honor dengan dasar diberikan surat ijin mengajar oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.”( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa tujuan dari implementasi manajemen guru adalah
untuk pemenuhan kebutuhan guru yang menjadi masalah sangan vital
dalam memberikan pelayanan pendidikan khususnya pada anak
Universitas Sumatera Utara
berkebutuhan khusus, sebab adanya kebijakan moratorium yang menjadi
kendala akan pemenuhan guru disekolah. Maka kebijakan yang diambil
adalah dengan mengrekrut guru honor dalam memenuhi kebutuhan guru
untuk dapat memberikan pelayanan pendidikan pada anak berkebutuhan
khusus.
3. Bagaimana mekanisme atau alur manajemen guru sebagai standar
dari kebijakan terkait kurangnya tenaga guru ?
“Secara tertulis tidak ada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah baik Dinas Pendidikan Kabupaten maupun Dinas Pendidikan Provinsi terkait managemen guru di Sekolah. Dinas memberi kewenangan kepada sekolah untuk mengelola manajemen gurunya sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga pendidik yang kemudian pihak sekolah melaporkan status guru honor untuk ditindaklanjuti oleh pihak Dinas Pendidikan. Sekolah membuat kebijakan dengan mengrekrut guru honor untuk memenuhi kebutuhan guru dalam mengajar di sekolah, sebab di SDLB N 057704 Kwala Bingai sangat membutuhkan banyak tenaga guru untuk memenuhi kebutuhan akan kurangnya tenaga pendidik. Guru tetap atau PNS lebih sedikit jumlahnya dibanding dengan guru honor. Sedangkan jumlah murid berkisar 207 orang dan sangat membutuhkan lebih banyak tenaga guru demi tercapainya proses belajar mengajar secara maksimal. Sekolah tidak mengumumkan secara umum untuk mencari tenaga guru honor dengan membuat pengumuman kepada masyarakat. Alasan sekolah tidak membuat pengumuman karena gaji yang akan diberikan kepada guru honor tidaklah banyak dan pada proses penggajiannyapun sering mengalami hambatan. Dikarenakan anggaran yang dipakai untuk menggaji guru atau tenaga honor adalah berasal dari dana BOS. Maka dari itu pihak-pihak terkait yang ada disekolah hanya memberikan informasi secara pribadi kepada orang-orang terdekat yang bersedia menjadi guru honor dan mengajar di SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai Stabat.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
“Untuk manajemen guru terkait masalah kurangnya tenaga pendidik di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat, Dinas Pendidikan memberikan kewenangan kepada pihak sekolah untuk mengelola kekurangan guru dengan pengrekrutan guru honor yang kemudian dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten untuk didata sebelum kini telah dialihkan ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara. Dinas tetap melaporkan secara rutin terkait kurangnya tenaga pendidik yang ada di seluruh Kabupaten Langkat tidak kecuali pada SDLB N 057704 Kwala Bingai.
Universitas Sumatera Utara
Namun keputusan untuk pengangkatan kuota PNS ditentukan oleh Pemerintah Pusat, maka dari itu kami hanya bisa menunggu, sembari dengan mengisi kekosongan atau kekurangan tersebut dengan memberikan kewenangan kepada Kepala Sekolah untuk mengrekrut guru honor sesuai dengan kebutuhan di sekolah tersebut, namun bukan berarti Kepala Sekolah dapat mengangkat guru honor menjadi PNS karena bukan menjadi kewenangan atau hak kepala sekolah.” ( Bapak Sagino S.Pd, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat)
“Kalau untuk manajemen guru disekolah, itu kami pihak dinas memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengelola tenaga pendidik yang dibutuhkan, sepertri proses pengrekrutan dan penggajian itu setiap sekolah yang tahu. Tapi untuk data guru honor harus dilaporkan kepada kami pihak Dinas yang kemudian akan kami beri surat tugas untuk dapat mengajar disekolah tersebut. Jadi mekanismenya begini, sekolah mengrekrut guru honor dan kemudian data guru honor tersebut harus dilaporkan kepada Dinas dan kemudian pihak dinas memberi surat penugasan untuk bisa mengajar di sekolah tersebut. Untuk guru yang telah menerima surat tugas akan diberikan gaji atau tunjangan yang dananya diambil dari APBD, mereka itu diberikan tunjangan tersebut per enam bulan. Kemarin bulan 12 baru cair untuk dana mereka kalau tahun ini belum bisa kita pastikan kapan akan cair.” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
Mekanisme atau alur manajemen guru disekolah sesuai dengan
wawancara diatas adalah, bahwa masalah kekurangan guru kepala sekolah
diberikan wewenang untung mengrekrut guru honor yang kemudian akan
dilaporkan kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara untuk
didata dan nantinya akan diberi surat tugas untuk mengajar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dimana penggajian yang diberikan kepada guru
honor diambil dari dana BOS dan bagi guru yang telah mendapatkan surat
tugas akan diberi gaji atau tunjangan dari APBD per enam bulan sekali.
• Sumber Daya
1. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kualitas pegawai khususnya dalam
menangani manajemen guru di Dinas Pendidikan Sumatera Utara?
Universitas Sumatera Utara
“Menurut saya sudah berkualitas ya, karena mereka juga memberikan pelayanan yang baik jika kami datang untuk mengurus bebrapa keperluan terkait manajemen guru.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
“Kualitasnya baik.” (Bapak Herbert Siahaan S.Kom, Pegawai Bidang
PTK Dinas Pendidikan Provsu)
“ saya rasa kualitas pegawai disini baik ya, namanya juga pemberi pelayanan ya harus mempunyai kualitas yang baik tentunya” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
Berdasarkan wawancara diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pegawai Dinas Pendidikan Sumatera Utara memiliki kualitas yang baik
dalam penanganan pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru, hal ini juga
dibuktikan dengan setiap pegawai menjalankan pekerjaannya sesuai tupoksi
nya masing-masing. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas dari para
pegawai tersebut mumpuni terhadap bidang yang mereka kerjakan.
2. Seberapa besar kebutuhan sumber daya guru demi meningkatkan
kualitas pendidikan yang lebih baik ?
“sangat dibutuhkan sekali, apalagi dalam proses belajar dan mengajar untuk anak berkebutuhan khusus ya sanagt dibutuhkan sekali guru itu” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018) Jelas sangat dibutuhkan, apalagi ilmu itukan yang menyalurkan dari guru disekolah, ya otomatis peran guru itu sangat penting” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
3. Kendala apa saja yang dialami dalam mendapatkan sumber daya
guru yang sesuai dan efektik ?
Universitas Sumatera Utara
“Hal yang paling mendasar adalah kita di Sumatera Utara tidak memiliki sumber daya asli Sumatera Utara yang memiliki latarbelakang PLB, sebab di Sumut sendiri belum ada Universitas yang membuka jurusan PLB, kebanyakan dari Sumatera Barat, Bandung dan pulau jawa. Jika kualifikasi untuk menjadi guru SLB adalah harus PLB maka akan muncul persoalan baru lagi, dimana lulusan PLB tuh kan kebanyakan dari luar Sumatera, ketika mereka lulus kualifikasi untuk menjadi guru PNS yang mengajar di SLB, setelah ditetapkan menjadi ASN dan dengan masa kerja beberapa tahun, guru tersebut minta pindah sesuai dilihat dari system kelembagaan atau proporsi kepegawaian, dan akhirnya kurang lagi guru di Sumatera Utara. Kalau alasannya untuk pindah sangat kuat kan tidak mungkin pemerintah tidak mengeluarkan atau mengijinkan untuk pindah tugas.itu salah satu kendalanya, tap kalau sekarang itu tadilah balik lagi moratorium yang masih berlaku untuk formasi guru PNS. Makanya kitapun belum bisa memaksimalkan tenaga guru ini.”(Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
“kendalanya itu tadi kalau untuk guru yang lulusan PLB di Sumatera inikan tidak ada universitas yang membuka jurusan PLB, jadi ya kebanyakan guru yang melamar kesini untuk jadi guru honor ya sarjana dari jurusan umum saja. Lagian salah satu syarat jadi gurukan harus lulus D4 atau S1. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalan untuk para guru honor mengajar, sebab dengan niat mereka, apabila mereka belum terlalu maksimal dalam mengajar kan ada guru PNS yang sudah lama, nah mereka saling berkoordinasi saling membantu istilahnya. Tapi walaupun begitu para guru juga sudah mengikuti program-program terkait manajemen guru. Seperti UKG (uji kompetensi guru) itulah yang uda diikuti mereka” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa kendala
yang dihadapi dalam mendapatkan sumber daya yang efektif adalah
minimnya sarjana lulusan PLB yang ada di Sumatera Utara, selain itu
karena di Sumatera Utara sendiri belum ada Universitas yang membuka
jurusan PLB, kebanyakan dari Universitas yang ada di Luar Sumatera
Utara seperti di Padang. Namun disambing itu bukan menjadi kendala
yang sangat mutlak, sebab para sarjana jurusan bidang pendidikan umum
juga mampu mengajar anak berkebutuhan khusus walaupun memang
Universitas Sumatera Utara
belum maksimal, lulusan PLB bukan menjadi tolak ukur untuk bisa
menjadi guru SLB.
4. Program apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas
guru ?
“kalau untuk guru kita memberikan pelatihan kepada mereka untuk meningkatkan kualitas dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki, dalam pelatihan juga semua guru baik guru honor maupun guru PNS ikut. Tidak ada yang dipisah atau di bedain. Kalau untuk melihat kompetensi guru itu biasanya guru ikut UKG. UKG itu dari tahun 2015. Selain itu ada juga Progran Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang merupakan pendidikan tinggi setelah program pendidikan sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus dalam menjadi guru. Pendidikan profesi guru harus ditempuh selama 1-2 tahun setelah seorang calon lulus dari program sarjana kependidikan maupun non sarjana kependidikan. PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) diharapkan kompetensi dan profesionalisme guru benar-benar lebih terjamin dengan menjalani masa pendidikan selama 2 semester atau 1 tahun. PPG (Program Pendidikan Profesi Guru) berlaku bagi yang ingin menjadi guru baik sarjana dari fakultas pendidikan, maupun non pendidikan. Dengan berbagai program dan pelatihan yang dilaksanakan diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari para guru yang masih honor.”(Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
“kalau untuk program kami biasa diundang untuk pelatihan-pelatihan. Nanti guru-guru ikut pelatihan sesuai dengan apa yang diajarkannya disekolah. Kami juga ikut UKG untuk tau seberapa besar kompetensi yang kami punya sesuai dengan yang kami ajarkan disekolah.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah
telah membuat beberapa program untuk meningkatkan kualitas atau mutu
para guru yang mengajar. Dengan adanya UKG dan ada pula PPG
setidaknya mampu membantu untuk mengevaluasi kemampuan dan
pemahaman guru terkait bidang studi yang diajarkannya disekolah.
Universitas Sumatera Utara
5. Bagaimana tindakan pihak Dinas Pendidikan terkait pemenuhan
sarana dan prasarana disekolah ?
“kalau untuk sarana dan prasarana biasanya itu pihak sekolah melapor apa saja yang dibutuhkan, trus kami survey apakah sesuai dengan laporan tadikan. Jika memang layak atau memang harus dipenuhi ya kita penuhi sesuai APBD juga kan, itukan ada anggarannya tidak sembarangan.” (Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
• Hubungan Antar Organisasi
1. Bagaimana hubungan antar organisasi antara Dinas Pendidikan
Sumut dengan para instansi yang terlibat dalam pelaksanaan
manajemen guru? Siapa-siapa sajakah pihak yang terlibat?
Bagaimana Bapak/Ibu melihat dari sudut koordinasi dan kerjasama
nya ?
“ Hubungannya baik, antara pihak sekolah dan pihak dinas juga menjalin hubungan sangat baik, begitu pula hubungan Dinas Pendidikan dengan pemerintah pusat berjalan dengan baik terkait informasi mengenai manajemen guru, apalagi dalam hal kurangnya tenaga guru, bagaimana tindak lanjut untuk para guru honor. Semua itu kita komunikasikan dengan baik. Karena demi mencapai suatu tujuan diperlukan adanya komunikasi dan hubungan yang baik pula yakan.” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
“hubungan dan komunikasi antara sekolah dengan Dinas Pendidikan Provinsi terjalin dengan baik, respon dan tanggapan serta informasi yang diberikan Dinas terkait hal-hal mengenai manajemen guru juga berjalan dengan baik, seperti halnya pelatihan untuk para guru dan kegiatan atau peraturan lainnya juga diinformasikan secara akurat, sehingga komunikasi antara sekolah dan pihak Dinas juga tidak ada halangan atau kendala. Kalau disekolah par guru-guru juga hubungannya sangat baik, semua diikutsertakan dalam manajemen guru.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018) “sebelum diambil alih Dinas Pendidikan Sumut SDLB langkat ini juga berkoordinasi dengan kami selaku pihak dinas kabupaten, terkait itu tentang guru murid dan yang lainnya disekolah.” ( Bapak Sagino S.Pd,
Universitas Sumatera Utara
Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat)
Melihat hubungan dan koordinasi dalam kebijakan manajemen guru
ini maka penulis menyimpulkan bahwa Dinas Pendidikan Sumatera Utara,
dan pihak sekolah maupun para guru memiliki hubungan dan komunikasi
yang baik, keduanya saling berhubungan dan saling membutuhkan. Dinas
Pendidikan Sumatera Utara mengadakan koordinasi dengan Kepala Sekolah
agar kiranya kepala sekolah menginformasikan terkait hal-hal yang
menyangkut manajemen guru, seperti kelengkapan data maupun
administrasi lainnya.
• Karakteristik Agen Pelaksana
1. Bagaimana kompetensi dan ukuran staf agen pelaksana
manajemen guru di Dinas Pendidikan Sumut?
“ Kalau untuk di Dinas Pendididkan Sumut ya mereka sudah memadai yaa dan kompeten sesuai dengan bidangnya” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
“menurut saya sih memada, kalau tidak mana mungkin mereka paham
bahkan memberikan arahan serta membimbing kami apabila ada hal yang
tidak kami pahami” (Ibu Sarmada, Guru PNS SDLB N 057704
Kabupaten Langkat)
“Memadai menurut saya, karena pelayanan yang diberikan juga baik”
(Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten
Langkat, 12 Maret 2018)
Berdasarkan pernyataan diatas dan sesuai dengan hasil observasi
peneliti dilapangan. Bahwa agen pelaksana di Dinas Pendidikan Sumatera
Utara cukup memadai dengan pelayanan yang diberikan kepada pihak
Universitas Sumatera Utara
sekolah maupun para guru yang datang untuk pengurusan beberapa
keperluan terkait manajemen guru sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Apakah Dinas Pendidikan Sumut bersifat transparan atau
terbuka dalam menangani manajemen guru?
“Mereka sangat transparan, apalagi kami yang ingin mengikuti UKG (Uji kompetensi Guru) itukan informasinya dari pihak dinas maupun mengurus kelengkapan data untuk mendapat surat tugas itu” (Ibu Sri Suyati, Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “kami sifatnya disini transparan, bagaimanapun kami melayani semaksimal mungkin, bahkan para guru juga lebih senang datang langsung untuk lebih jelasnya” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara) “jelas transparan, karena sistem online sekarang informasi apapun online jadi kalau si guru tidak melihat ya ketinggalan, sangkin transparannya. Misalnya guru bilang kami tidak dapat informasi tiba-tiba udah tutup pendaftaran ya gurunya yang salah artinya transparannya sekarang berbasis online, sistem sudah online”. (Bapak Herbert Siahaan S.Kom, Pegawai Bidang PTK Dinas Pendidikan Provsu)
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa sifat yang terdapat pada agen
pelaksana manajemen guru yaitu Dinas Pendidikan Sumatera Utara
memiliki sifat atau ciri-ciri organisasi yang transparan. Berdasarkan
observasi peneliti dilapangan guru-guru yang memiliki masalah terkait
manajemen guru dilayani secara terbuka, karena semua orang bisa
menyampaikan kendala nya dan langsung ditanggapi oleh para pegawai di
Dinas Pendidikan Sumatera Utara, kemudian terbuka dalam artian semua
pihak baik guru-guru yang sedang mengantri pelayanan juga dapat melihat
dan mendengar para pegawai seperti bidang PTK melayani setiap guru yang
datang karena ruangan tersebut tidak memiliki sekat pembatas antara
pelayanan satu dengan pelayanan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
• Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik
1. Dilihat dari segi politik dan social ekonomi, apa sajakah kendala terkait
kebijakan manajemen guru ini?
“ ya itu tadilah moratorium. Mengapa kita belum bisa atau belum ada pembukaan PNS untuk formasi guru karena dalam bidang pendidikan kita dikenakan moratorium dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Isu yang beredar mengapa dibidang pendidikan dikenakan moratorium tersebut dikarenakan Pemerintah selama ini menyatakan jumlah guru berstatus PNS sudah mencukupi sehingga perlu dilakukan moratorium. Namun, perhitungan yang dilakukan pemerintah tersebut karena ikut menyertakan pegawai guru honorer dalam daftar ketersediaan guru. Padahal, justru para guru honorer yang sekarang mengisi kekurangan guru itu sehingga seolah-olah kebutuhan guru di Indonesia sudah cukup. Ya kita berharap semoga secepatnya moratorium tersebut dicabut agar para guru honor juga dapat mengikuti seleksi untuk menjadi guru dengan status PNS sehingga kita dapat menuntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari para guru. Kalau guru honor kitakan tau sendiri gajinya saja tidak seberapa, kualitas yang mereka berikan juga tidak bisa kita paksakan harus begini harus begitu. Selainj itu jika nanti moratorium tersebut dicabut dan pembukkan untuk seleksi calon ASN dibuka belum tentu semua sekolah yang membutuhkan guru akan terpenuhi secara utuh, artinya karenakan quota untuk penerimaan ASN ini terbatas, sedangkan kebutuhan guru disekolah juga banyak bukan hanya satu atau dua sekolah saja. Maka balik lagi kita tetap memenuhi kebutuhan guru dengan guru honor tadi. Namun diluar daripada itu setiap tahun kita data lagi untung diajukan lagi pemetakan akan kurangnya guru disetiap sekolah untuk bagaimana ditindaklanjuti kedepannya tergantung dari keputusan pemerintah pusat.” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara) “Untuk pemenuhan kebutuhan guru disekolah itu merupakan salah satu kendala yang paling vital ya kedudukannya, tapi ya mau gimana lagi memang belum ada pembukaan atau penerimaan PNS untuk formasi guru, padahal kita waktu masih menaungi SDLB ya mengajukan data terkait kurangnya guru, tapi belom ada tindakan lebih lanjut dari pemerintah pusat semua kebijakannya.” ( Bapak Sagino S.Pd, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat)
Dari wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa kendala yang
dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan akan kurangnya tenaga guru adalah
adanya moratorium yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) sehingga untuk penerimaan guru
Universitas Sumatera Utara
PNS belum ada terlaksana. Dan dengan begitu kekurangan guru dilengkapi
dengan guru honor yang bahkan jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan
guru PNS.
2. Bagaimana kebijakan dari pemerintah terkait kesejahteraan para guru
honor ?
“kalau guru honor itu bebrapa ada yang sudah dapat SK dari Dinas Pendidikan Provsu nah mereka itu digaji dari APB yang baru dilaksanakan pada 2017. Itupun pemberiannya per enam bulan sekali, kalau untuk tahun ini saya belum tahu bagaimana karenakan banyak juga kebutuhan yang harus dipenuhi dari APBD makanya ya kita tunggu sajalah kelanjutan dan kebijakannya bagaimana.” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
• Disposisi Implementor
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu mengenai manajemen guru? Apa
harapan terhadap kebijakan ini?
“ya harapan saya semoga moratorium secepatnya dicabut, karena kita disini juga sangat membutuhkan banyak guru bukan hanya di SLB saja, semua sekolah juga kekurangan guru dan setiap sekolah pasti mengrekrut guru honor untuk melengkapi kurangnya tenaga guru disekolah tersebut, demi tercapainya pendidikan yang berkualitas jugakan factor pendukung yang sangat mutlak kedudukannya guru, jadi ya intinya semua itu berawal dari guru kalau tidak ada guru bagaimana proses belajar dan memberikan pelayanan pendidikan bisa terjadi” ( Bapak Dr. Suhendri S.Pd.I, MA Kasi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara)
“saya sangat berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan nasib
para guru, apalagi para guru honor. Dimana upah yang diberikan juga
belum maksimal karena keterbatasan dana dan terikat oleh peraturan-
peraturan lainnya sehingga ya kita juga tidak bisa berbuat banyak. Namun
untuk di SDLB sendiri ya kitakan tau sendirilah anak-anak yang diajarkan
juga bukan seperti anak pada umumnya gitukan. Otomatis para guru juga
harus lebih lagi dalam mengajar, karenakan mereka ini harus diajari satu
persatu, saya merasa sangat mulia pekerjaan guru di SDLB ini. Namun itu
tadilah upahnya yang belum bisa maksimal diberikan” (Bapak H
Universitas Sumatera Utara
Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12
Maret 2018)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa disposisi
para implementor kebijakan manajemen guru yang dalam hal ini Dinas
Pendidikan Sumatera Utara memahami dengan baik akan kebijakan yang
sudah dilaksanakan atau pun yang sedang berjalan ini baik dari tugas dan
tanggung jawabnya sebagai pelaksana kebijakan manajemen guru.
Pelaksana kebijakan manajemen guru sangat responsif terhadap kondisi
yang ada dilapangan terkait dengan kurangnya tenaga guru. Sebagai
pelaksana kebijakan, peneliti melihat intensitas atau nilai yang dimiliki
implementor adalah baik. Dapat dilihat bahwa para pelaksana kebijakan
saling memberikan harapan akan lancarnya tujuan yang ingin dicapai dari
kebijakan manajemen guru ini.
Diharapkan para guru dapat memberikan hasil yang terbaik
dilapangan terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi demi mewujudkan
pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu berdasarkan obersevasi
dilapangan sikap para implementor kebijakan sesuai dengan hasil
wawancara. Bahwa implementor kebijakan memiliki kognisi, tanggapan dan
preferensi nilai yang baik sesuai tugas dan tanggungjawabnya dalam
pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru ini.
Universitas Sumatera Utara
TRANSKIP WAWANCARA 2
• Standar dan Sasaran Kebijakan
1. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap kebijakan manajemen
guru apakah kebijakan ini memiliki standar, sasaran dan aturan yang
jelas dalam pelaksanannya?
“kalau saya pribadi ya menanggapinya kenapa sampai sekarang belum ada penerimaan guru PNS khususnya formasi untuk guru SLB karena adanya moratorium. Ya karena kalau honor inikan belum terjamin kesejahteraannya, bagaimana tindakan pemerintah dengan nasib guru honor ini, sedangkan kami disini sangat dibantu sekali dengan guru honor. Tapi yam au gimana lagi semua sudah diatur oleh pemerintah. Ya sabar sajalah untuk para guru honor” ( Ibu Sarmada Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
“standar dan sasaran setiap kebijakan itu pasti ada seperti UU No 14 Tahun 2005 itukan tentang Guru dan Dosen dimana semua diatur disitu terkait keberadaan guru yang salah satunya guru itu harus berpendidikan minimal D4-S1 , UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Semua itu ada aturan mainnya tidak bisa sembarangan. Untuk saat ini dengan masalah kurangnya guru ya kebijakan yang bisa diambil dengan mengrekrut guru honor dengan tujuan ya itu tadi memenuhi kebutuhan guru untuk memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik dikala situasinya kita tidak ada penerimaan guru PNS” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa tujuan
dari implementasi manajemen guru adalah untuk memenuhi kebutuhan guru
yang menjadi masalah sangan vital dalam memberikan pelayanan
pendidikan khususnya pada anak berkebutuhan khusus, sebab adanya
kebijakan moratorium yang menjadi kendala akan pemenuhan guru
disekolah. Dengan adanya UU No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
UU No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional serta yang
paling penting adalah PP No 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi tolak ukur dalam memberikan pelayanan di binang pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus.
• Sumber Daya
1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana kinerja Guru sebelum dan sesudah
guru mengikuti berbagai bentuk pelatihan ? Apakah ada
perbedaannya?
“Yang saya tahu dan yang saya amati disini guru mengalami peningkatan setelah mendapatkan pelatihan, pelatihan diberikan oleh pemerintah. Kalau untuk guru SLB pelatihannya itu berupa peningkatakn keterampilan. Karena kalau untuk anak berkebutuhan khusus keterampilan yang lebih ditonjolkan.kami juga sering ikut lomba khusus untuk anak penyandang disabilitas seperti dalam bidang olahraga, kesenian dan keterampilan lainnya untuk ditunjukkan kepada masyarakat luar.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018) “Kami juga diberi kesempatan dan diberi pelatihan oleh pemerintah walaupun kami guru honor ya, sesuai dengan apa yang kami ajarkan disekolah. Seperti saya mengajar di tuna wicara, pelatihannya ya terkait bagaimana memperdalam kemampuan guru untuk dapat memahami dan mengajar murid tersebut, selain itu banyak juga pelatihan dalam bentuk meningkatkan keterampilan. Karena anak berkebutuhan khusus ini secara IQ tidak sama dengan anak normal pada umumnya. Maka kami para guru disini membantu menemukan kelebihan-kelebihan yang ada pada diri mereka.” (Ibu Sri Suyati S.Pd, Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Kalau untuk pelatihan sering diberikan bagi kami baik guru PNS maupun guru honor. Pelatihan tersebut juga sesuai dengan bahan ajar masing-masing guru, sperti pelatihan untuk guru tuna grahita, ada pula pengembangan dalam bentuk keterampilan. Kalau soal pelatihan sudah banyak kami ikut kegiatan seperti itu.” (Ibu Sri Suprapti S.Pd Guru PNS Tuna Grahita SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “kalau mengalami peningkatan menurut saya ya ada peningkatan, dari informasi yang saya dapat bahkan ada juga alumni yang lulus dari SDLB ini mengembangkan kemampuannya dalam bidang pantonim bahkan telah mengikuti berbagai kegiatan seni sampai keluar kota, itukan merupakan sebuah prestasi ya bagi kami.” (Bapak Rizky Khairul Ramadan S.Pd Guru Honor Tuna Rungu SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “kalau untuk saya pribadi ya pelatihan yang diberikan kepada kami para guru sangat membantu dalam men update pengetahuan kami yaa, biasanya pelatihan yang kami dapatkan itu dalam bentuk keterampilan, entah itu
Universitas Sumatera Utara
keterampilan dalam bidang tata rias, melukis merangkai bunga, ya banyakla dan ketika kami terapkan kepada anak-anak. Mereka malah senang bahkan mereka bisa membuatnya dengan sangat rapi” (Ibu Tri Mayzu Lestasi S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) Dari hasil wawancara dan observasi peneliti dilapangan bahwa
dengan adanya pelatihan para guru lebih mengembangkan kemampuan dan
ilmu serta metodenya dalam mengajar sehingga dapat diterapkan kepada
murid-murid. Dan dari hasil observasi para murid disekolah tersebut
memang lebih mengembangkan potensi mereka dalam bidang keterampilan,
setiap hari jumat mereka melakukan pembelajaran dibidang seni, seperti
merangkai bunga dan keterampilan tangan lainnya bahkan mereka dapat
menjual hasil dari kerajinan mereka.
2. Program apa saja yang diberikan atau diikuti para guru dalam
meningkatkan kualiatas pendidikan ?
“Kalau untuk peningkatan kualitas kami yang guru dapat mengikuti PPG atau UKG, dimana PPG itu adalah pendidikan profesi guru yang biasanya dilakukan di UNIMED berbentuk workshope gitu dianya, jadi disana kita diajarin untuk menyiapkan perangkat pembelajaran di sekolah (RPP Bahan Ajar, Media Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, dsb) , dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) dengan pemantauan langsung secara intensif oleh dosen yang pemantauan langsung secara intensif oleh dosen yang ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut. Kalau UKG itu para guru honor bisa ikut kalau sudah masuk di dapodik jadi bisa ikut ujian” ( Ibu Tri Mayzu Lestari, S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Kalau kami yang PNS kan sudah sertifikasi otomatis mendapat tunjangan profesi jadi ya secara tidak langsung dituntut dong untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, sertifikasi itukan dilakukan supaya kami lebih meningkatkan kualitas atau mutu dalam mengajar. Selain itu kamikan juga dikasih pelatihan, saya pernah ikut pelatihan ke bali, mungkin pemerintah juga tau kali ya kami yang mengajar di SLB ini ibaratkan berbeda dengan mengajar pada sekolah umum jadi sekalian dikasi liburan” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa dalam
meningkatkan kualitas para guru juga dituntut untuk meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan, selain bentuk pelatihan yang diberikan para
guru juga dites kemampuannya sesuai dengan latar belakang
pendidikannya sehingga dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan
atau kemampuan para guru dalam dunia pendidikan. UKG (Uji
Kompetensi Guru) merupakan sebuah kegiatan Ujian yang dilaksanakan
untuk mengukur kemampuan/kompetensi Guru. Dimana penyelenggaraan
Ujian ini materinya disesuaikan dengan bidang studi dan pedagogik Guru
yang bersangkutan.
Kompetensi pedagogik yang diujikan adalah materi yang sudah
terintegrasi antara konsep pedagogik dengan proses pembelajaran didalam
kelas. Maka dengan mengikuti UKG Sebagai tenaga profesional, Guru
dituntut juga agar selalu mengembangkan diri yang sejalan dengan
kemajuan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni. Menjadi Guru
profesional tidak hanya duduk diam berpangku tangan saja. Guru
profesional harus mampu melakukan inovasi baru serta memiliki keahlian,
kemahiran, dan kecakapan. Semua itu harus memenuhi standar mutu atau
norma dan membutuhkan pendidikan profesi.
3. Bagaimana sarana dan prasaran yang ada disekolah ? apakah sudah memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar dikelas ? “Kalau sarana dan prasaraana Alhamdulillah lengkap disini, pihak Dinas Pendidikan mensuply sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan anak-anak disini. Kalau untuk alat tulis, buku bacaan, kursi dan meja sudah lengkap dan tidak kurang, hanya saja ruang belajar yang masih kurang maka kami gunakan yang ada. Rumah penjaga sekolah menjadi salah satu kelas” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Universitas Sumatera Utara
“kalau untuk sarana dan prasarana sudah cukup memadai, memang kami kekurangan kelas tapi hal tersebut sudah saya laporkan ke pihak Dinas dan pihak Dinas juga sudah mensurvey untuk ditindaklanjuti bagaimana nanti kita tunggu saja, saya rasa mereka menyetujui akan dibangun kelas. Kalau untuk prasarana lain seperti buku pelajaran, alat-alat keterampilan kita sudah memadai disini” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
“lengkap kok kalu sarana dan prasarana, disini masalahnya kurang guru saja makanya lebih banyak guru honor, kami ada perpustakaan, ada alat-alat keterampilan seperti peralatan pramuka, olahraga, tata boga juga ada untuk masak-masak, kesenian seperti melukis, dan untuk keterampilan dalam bidang kecantikan juga ada seperti peralatan salon, pokoknya sudah memadai untuk meningkatkan kemampuan anak-anak dalam bidang keterampilanlah” ( Ibu Tri Mayzu Lestari, S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa untuk
sarana dan prasarana yang ada disekolah sudah cukup memadai, sesuai
dengan observasi juga bahwa sekolah memiliki peralatan penunjang
kegiatan belajar dan mengajar serta peningkatan keterampilan bagi peserta
didik. Pihak sekolah juga melalkukan pembaharuan terkait apa saja yang
dibutuhkan sekolah dalam menunjang proses belajar dan mengajar yang
kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak Dinas Pendidikan Smatera Utara
selaku Dinas yang menaungi dan bertanggungjawab terhadap SLB.
• Hubungan Antar Organisasi
1. Siapa-siapa saja pihak yang terlibat dalam manajemen guru? Bagaimana
Bapak/Ibu melihat dari sudut koordinasi dan kerjasama antara pihak-
pihak tersebut dengan sekolah dan guru di sekolah ini?
“ Kalau untuk manajemen guru semua itu dikoordinasikan dengan pihak Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, seperti itu tadilah mulai dari pengrekrutan saja pihak sekolah harus berkoordinasi dengan pihak Dinas untuk melaporkan data guru tersebut agar ditindaklanjuti dan dapat dimasukkan kedalam dapodik untuk bisa mendapatkan beberapa hak mereka sebagai guru seperti system penggajiannya. Intinya semua hal terkait manajemen guru harus dikoordinasikan dengan Dinas” (Bapak H
Universitas Sumatera Utara
Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
“Kalau untuk koordinasi pihak Dinas pendidikan Provisinsi Sumatera Utara sekarang, dulukan dengn pihak Dinas Kabupaten karena sekarang sudah diambil alih oleh pihak Dinas Pendidikan Provsu otomatis ya semua urusan kesana, berkoordinasi kesana. Bagian Pendidikan Khusus di Dinas Pendidikan Provsu juga memberikan pelayanan dan perhatian yang sangat baik bagi kami para guru. Intinya sangat terbuka. Kamipun para guru kalau mengurus misalnya sertifikasi ya kesana” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “kalau pihak dinas ya responsive sekali, ya walaupun untuk pemenuhan kebutuhan guru mereka tidak bisa berbuat banyak karena kebijakan moratorium itu tadikan, tapi setidaknya kami para guru honor ini sudah diberi surat tugas dan mendapat tunjangan per enam bulan itu saja sudah bersyukur, walaupun jumlahnya tidak besar namun lebih baik dibandingkan penggajian dari dana BOS sebelumnya.” ( Ibu Tri Mayzu Lestari, S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Dulu kamikan koordinasinya dengaan Dinas Pendidikan Kabupaten, ya begitulah kurang responsive mereka terhadap kami. Kadang kami merasa bagaimana gitu ya, sedih kalau lihat anak-anak tapi sekarang sudah pindah ke Dinas Provinsi perkembangannya sangat baik, tanggapan dari mereka juga baik membantu sekali pokoknya” ( Sri Suprapti S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa Dinas
Pendidikan dalam hal ini sangat responsive dalam menangani masalah
manajemen guru di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat, sebelumnya
koordinasi dilakukan dengan Dinas Pendidikan Kabupaten langkat.
Namun tanggapan atau respon dari Dinas Kabupaten masih kurang,
setelah diambil alih oleh Dinas Pendidikan Provinsi koordinasi terkait
manajemen sekolah maupun manajemen guru mengalami perkembangan,
sehingga para guru juga lebih bersemangat dan merasa sangat
diperhatikan keberadaannya.
• Karakteristik Agen Pelaksana
Universitas Sumatera Utara
1. Menurut pendapat bapak/Ibu apakah Kebijakan manajemen Guru
efektif dalam peningkatan mutu pendidikan?
“Kalau menurut Saya ya kurang efektif yaa, karena masalahnya itu tadi kita sangat membutuhkan guru namun kebijakan dari pemerintah dengan mengeluarkan moratorium untuk formasi guru yam au gimana lagi, guru honor lah yang kita harapkan. Namun ya kita juga tau sendirikan guru honor ini belum terjamin kesejahteraannya. Sedangkan mengajar anak berkebutuhan khusus itukan berbeda dengan mengajar anak pada umumnya, pendekatan secara individu dan kita sebagai guru juga harus meningkatkan kualitas diri kita sendiri untuk bisa lebih meningkatkan metode ataupun pemahaman mengajar penyandang disabilitas” (Bapak Rizky Khairul Ramadan S.Pd Guru Honor Tuna Rungu SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “ya tidak efektifla dek kalau ketentuannya memang tidak ada pengangkatan PNS untuk guru. Kalaupun ada, guru disini yang mengikuti seleksi jugakan tidak bisa kita jamin bakalan PNS. Semua ya tergantung rezekinya lagi. Apalagi sampai saat ini belum pernah ada guru PNS yang ditugaskan untuk mengajar di SDLB ini. Pernah waktu itu ada sekali datang guru PNS namun mungkin karena melihat kondisi anak-anak seperti ini beliau tidak pernah datang lagi dan terdengar kabar bahwa beliau mengurus surat pindah kesekolah lain.” ( Sri Suprapti S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
“Kalau untuk pemenuhan kebutuhan guru saat ini ya kurang efektifla menurut saya, tapi karena para guru honor juga tidak dibeda-bedakan dengan guru PNS persoalan dalam meningkatkan kualitas mengajar mereka setidaknya cukup membantu dalam peningkatan mutu pendidikan. Para guru honor kan juga ikut dilibatkan dalam berbagai pelatihan dan bahkan mengikuti UKG untuk mengukur kemampuan dari diri mereka sebagai guru yang linier dengan jurusannya. Jadi menurut saya daripada mencari kekurangan kita ambil nilai positifnya aja selagi masih bisa kita lakukan” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) ”sayakan guru honor saya juga sudah pernah ikut beberapa pelatihan dan sudah pernah ikut UKg juga jadi ya menurut saya itu sangat membantu sekali untuk meningkatkan kualitas guru ya, cumin ya balik lagi ke masing-masing individunya.” (Sri Suyati S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Dari wawancara diatas dan dari hasil observasi yang dilakukan
peneliti bahwa dengan masalah kurangnya guru dan adanya moratorium
yang dilakukan oleh pemerintah menjadi suatu kendala bagi pemenuhan
kebutuhan guru di SDLB tN 057704 Kabupaten Langkat. Namun disamping
Universitas Sumatera Utara
dari pada itu manajemen guru bukan soal pemenuhan guru saja, proses
pengembangan guru juga termasuk dari manajemen guru. Pelatihan-
pelatihan dan ujian yang diberikan demi mengukur kemampuan dan
meningkatkan kualitas para guru juga sudah terlaksanan dengan cukup baik.
Terlihat bahwa para guru honor tidak mendapatkan perlakuan yang berbeda
dengan guru PNS dalam mengembangkan potensinya. Mereka juga
diikutsertakan pada pelatihan, bimbingan serta uji kompetensi demi
mengukur dan mengevaluasi kemampuan mereka dalam mengajar dan
memahami ilmu yang sesuai dengan kualifikasi mereka masing-masing.
2. Apakah pihak Dinas Pendidikan atau pihak sekolah terbuka dengan
manajemen guru ?
“kalau untuk disekolah ya terbuka-terbuka saja, kami disini juga diikutsertakan dalam rapat untuk mengambil keputusan seperti kurangnya guru, kepala sekolah membuat rapat dan kami bebas berpendapat. Karena rekrutmen guru honor ini jugakan laporannya dari kami para guru mengenai keadaan kelas dan sepertinya butuh guru tambahan makanya kami rapat. Pihak dinas juga sangat terbuka kok dengan perkembangan informasi dan pembaharuan kebijakan. Jadi kami tidak ketinggalan lah ibaratnya selalu ada koordinasi pokoknya dengan kepala sekolah nanti kepala sekolah yang memberitahukan kami” ( Sri Suprapti S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “manajemen guru disekolah sangat terbuka ya, mulai dari kebijakan untuk menambah tenaga guru, gimana proses atau dana untuk menggaji guru honor. Kami rapatkan dulu, kan kepala sekolah juga tidak mungkin ambil keputusan tanpa sepengetahuan dan hasil mufakat dari kami para guru. Jadi ya kami disini sangat terbuka sekali, lagian untuk rekrutmen guru honor sekolah tidak mengumumkan lowongan secara meriah, hanya dari kami para guru-guru yang menyampaikan berita kepada warga sekitar karenakan upah yang diberikan juga jumlahnya tidak begitu banyak. Pihak dinas juga sangat tebuka kok” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “kalau untuk koordinasi atau informasi pihak dinas juga sangat terbuka sekali ya, pelayanan yang diberikan juga baik kepada kami. Mereka juga sering mengunjungi sekolah untuk memantau bagaimana kondisi dan keadaan sekolah, apa saja yang dibutuhkan mereka turun langsung bukan
Universitas Sumatera Utara
hanya menerima laporan saja. Jadi menurut saya cukup baiklah.” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018) Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa dalam
proses manajemen guru baik itu disekolah maupun yang berhubungan
langsung dengan pihak Dinas terjalin dengan baik. Pada saat pengambilan
keputusan untuk menambah tenaga pendidik disekolah kelapa sekolah
juga melibatkan para guru dalam rapat untuk mendapatkan hasil mufakat
secara bersama. Dan proses pengrekrutan para guru honor juga dibantu
oleh jajaran para guru. Semua pihak yang ada disekolah saling membantu
dan melengkapi satu dengan yang lainnya, pemenuhan guru bukan saja
tanggungjawab dari kepala sekolah, para guru juga dilibatkan dalam
proses pengambilan kebijakan. Untuk manajemen guru yang berkaitan
langsung dengan pihak Dinas, komunikasi dan koordinasi berjalan dengan
lancar antara kepala sekolah, guru-guru dan pihak dinas sendiri.
3. Bagaimana kompetensi para guru di sekolah ?
“kalau kompetensi guru disini sudah memadai ya, walaupun itu tadi dipenuhi dengan guru honor tapi mereka satu sama lain saling berkoordinasi, tukar pendapat sama guru yang PNS. Namanya juga ibaratkan masih junior gitu jadi ya belajar sama yang senior kalau ada metode-metode mengajar yang kurang dipahami” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
“kami disini sama semua gadak bedanya. Bahkan malah yang honor-honor ini lebih pintar dari kami yang PNS. Mereka lebih ulet dan lebih semangat kalau mengajar. Mungkin karena kami yang PNS disini sudah tua-tua mungkin ya.” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
• Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik
1. Menurut bapak/ibu bagaimana tanggapan bapak/ibu terkait tunjangan atau gaji yang diberikan ?
Universitas Sumatera Utara
“ya kalau saya sebagai guru PNS ya sudah mencukupi yaa untuk kebutuhan saya, ya sayakan bekerja juga untuk memnuhi kebutuhan hidup. Apalagi anak saya sudah berkeluarga semua ya jadi gaji dan tunjangan yang saya terima sangat cukup malah untuk saya dan keluarga” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “ kalau dibilang cukup dan tidak cukup ya namanya manusia pasti selalu merasa kekurangan ya, apalagikan status saya disini sebagai guru honor. Kalau saya sudah dapat Sk dari Dinas Pendidikan Provsu ya saya dapat gaji perenam bulan itu, tapikan belum semua guru disini yang sudah dapat SK jadi ya dari dana BOS. Tapi saya mengajar disini bukan semata-mata untuk itu saja. Saya sangat peduli pada anak-anak, siapa yang akan memberikan pendidikan kepada mereka kalau bukan kita yang lebih sempurna ibaratkan dibandingkan mereka. Dulu waktu saya lulus kuliah saya memang sudah niatkan sekali ingin mengajar disini, tidak saya pikirkan seberapa gaji yang saya terima. Karena saya merasa kalau disini itu saya seperti nyaman aja dengan anak-anak dengan keterbatasan yang mungkin orang diluar sana melihat dengan sebelah mata kekurangan yang mereka miliki.” (Sri Suyati S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “ya saya karena sudah dapat tunjangan dari Dinas Pendidikan itu ya setidaknya bersyukurlah, walaupun itu dibayarkan per enam bulan sekali” ( Ibu Tri Mayzu Lestari, S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) Dari wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa untuk guru
PNS kesejahteraan yang diterima sudah terjamin namun untuk guru honor
hanya bisa berharap dari dana BOS dan bagi yang sudah mendapatkan surat
tugas dari Dinas dapat tunjangan per enambulan. Walaupun tunjangan
tersebut baru dimuali pada tahun 2017. Namun diluar daripada kesejahteraan
para guru, guru honor tetap semangat memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak berkebutuhan khusus di SDLB N 057704 KIabupaten Langkat.
Niat yang mereka miliki sangat mulia sehingga dari hasil observasi belum
ada guru honor yang keluar bahkan berhenti mengajar akibat berbagai
hambatan-hambatan yang mereka hadapi.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana kondisi ekonomi para murid yang ada di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat ?
“kalau disini pekerjaan orangtua murid juga ya kebanyakan petani dan tergolong dari ekonomi menengah kebawah. Soal biaya pendidikan pihak sekolah tidak pernah memungut biaya apapun karena memang sudah kebijakan dari pemerintah. Selain itu kami juga melihat kondisi latarbelakang ekonomi murid yang kurang mampu akan diberi bantuan biaya yang diberikan dari dana BOS.” ” (Bapak H Daudsyah, S.Pd Kepala Sekolah SDLB N 1 Kabupaten Langkat, 12 Maret 2018)
• Disposisi Implementor
1. Secara umum, apa saja masalah atau kendala selama ini mengenai yang
dihadapi para guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah
?
“kalau kendala ya paling harus lebih memahami anak-anak dalam proses belajar dikelas. Karena disinikan anak-anak tidak bisa kita paksakan untuk memahami berbagai materi pelajaran pada seperti pada sekolah umum. Ya paling harus lebih telaten dan sabar tentunya.” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
“Kalau kendala ya mengajar dikelas itukan wajarlah ada kendala yakan apalagi anak-anak memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Memberikan materi dan metode pembelajaran juga tidak hanya sekedar menjelaskan didepan lalu mereka mendengar. Bukan seperti itu, kami para guru harus mengajari satu persatu agar mereka lebih paham dan mengerti. Selain itu ya juga harus dilatih juga dirumah oleh orangtua murid.” (Ibu Herli Sirait, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Kalau untuk keterampilan anak-anak malah lebih senang dan lebih aktif, namun kalau untuk pelajaran seperti menghitung membaca mereka kurang. Mungkin itu sih kendalanya. Lagian pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus inikan lebih menonjolkan keterampilan, dan melatih kemandirian mereka. Untuk ilmu pengetahuan yang lebih mendalam mereka tergolong lamban dalam menerima.” (Ibu Tri Mayzu Lestari, S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Dari wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa kendala yang
dihadapi para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus adalah untuk lebih terampil serta memahami secara
dekat anak-anak tersebut. Disambing kekurangan yang mereka miliki para
Universitas Sumatera Utara
guru juga diharapkan mampu membantu menemukan kelebihan apa yang
mereka miliki, selain itu melatih kemandirian anak-anak menjadi suatu hal
yang mendasar dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus. Tidak bisa kita
ukur kemampuan anak penyandang disabilitas dengan anak normal para
umumnya. Ketika mereka mampu untuk mandiri serta mampu melakukan
suatu hal yang mungkin bagi kita sebagai orang normal adalah hal yang
biasa itu merupakan hal yang luar biasa bahkan sangat berguna bagi
kelangsungan hidup mereka.
2. Bagaimana tanggapan bapak/ ibu terkait manajemen guru ini ? apakah
ada harapan ?
“kalau saya ya disetiap kesempatan itu ada harapan, walaupun mungkin saat ini untuk menjadi guru PNS belum bisa setidaknya peran guru honor juga tidak bisa kita pungkiri sangat besar dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi anak-anak. Apalagi saya dan kawan-kawan yang PNS disini sudah tua-tua bahkan tidak lama lagi bakalan pensiun. Ya saya harap guru-guru honor ini menjadi generasi kami selanjutnya. Mungkin untuk kesejahteraan belum bisa kita jamin sekarang. Tapi pemerintah pasti juga melihat kondisi guru dan kebutuhan disetiap daerah.” (Ibu Herli Sirait, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “saya berharap semoga para guru honor ya sabar dengan peraturan yang ada, setidaknya pemerintah juga sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada guru honor. Tugas kita sebagai guru adalah memberikan pelayanan pendidikan apalagi kita disini member pelayanan kepada anak berkebutuhan khusus. Itu lebih mulia saya rasa, seperti melakukan ibadah setiap hari melihat anak-anak ini berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka masing-masing.” (Ibu Mahrani, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Saya yakin kalau sudah rezeki pasti tidak kemana. Dibalik setiap aturan yang dibuat pemerintah juga pasti punya tujuan. Walaupun sekarang kami belum bisa mengikuti seleksi PNS tapi kami para guru disini tetap komit untuk mengajar anak-anak.” (Sri Suyati S.Pd Guru Honor SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
“para guru disini juga komit sekali kok dalam mengajar, walaupun honor mungkin karena masih muda jadi semangatnya tinggi, juga mungkin hatinya tergerak karena yang diajari jugakan anak-anak yang punya kekurangan
Universitas Sumatera Utara
serta kelebihan yang ibaratkankan beda dengan kita. Jadi ya semangatlah pokoknya.” (Ibu Sarmada, S.Pd Guru PNS SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa
walaupun dengan adanya moratorium untuk seleksi calon PNS formasi guru
namun para guru-guru honor tetap komit untuk memberikan kemampuan
mereka untuk mengajar di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat. Dan sesuai
observasi bahwa belum ada guru-guru honor yang mengunbdurkan diri
untuk berhenti mengajar, walaupun terkadang hal yang mereka keluhkan
adalah masalah kesejahteraan. Tetapi dari awal pengrekrutan kepala sekolah
telah menjelaskan terkait kondisi sosial dan ekonomi yang ada disekolah.
Universitas Sumatera Utara
TRANSKRIP WAWANCARA 3
1. Bagaimana perkembangan anak ibu selama sekolah di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat ?
“Baik, sangat baik malahan. Sebelum sekolah anak saya tidak mengenal huruf, angka. Selama sekolah mulai mengerti, mulai hapal nama-nama hari. Ya karena anak saya masih kelas 1 jadi masih belajar angka, huruf. Belum ketahap seperti berhitung dan membaca” (Ibu Anisa Hemayunita Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Cukup baik, sebelum sekolah anak saya minder kalau bermain dengan teman-teman yang normal, sebelum sekolah disini saya menyekolahkan anak saya di SD pada umumnya, namun guru disana tidak sanggup mengajarin anak saya karena anak sayakan bisu, jadi guru tersebut tidak mengerti cara berinteraksi dengan anak saya mungkin ya. Jadi saya memutuskan untuk memasukkan anak saya ke SDLB 057704 Kwala Bingai ini. Dan sampai saat ini naka saya menunjukkan perkembangan yang baik. Dia bisa berhitung dan mulai mempunyai kepercayaan diri untuk menganal orang banyak.” ( Ibu Nura Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Alhamdulillah anak saya sudah mampu berhitung dan membaca, ya walaupun masih ada beberapa huruf dan angka yang dalam menyebutkannya masih terbata-bata namun setelah disekolahkan anak saya menunjukkan perkembangan dibanding sebelum bersekolah.” ( Ibu Nina Erina Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Bagus kok, sekolah sering ikut lomba-lomba dan ada juga yang menang, biasanya dalam bidang kesenian seperti menggambar, mewarnai, olahraga juga. Ya kalau kita mengharapkan untuk berprestasi seperti olimpiade gitu ya beratlah ya dek, namanya juga IQ yang mereka miliki tidak sama dengan IQ kita pada umumnya. Mereka mempunyai keterbatasan dan kelebihan yang tidak kita miliki.” (Ibu Paini Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa dengan adanya
manajemen guru peningkatan kualitas pendidikan pada anak-anak juga terlihat
cukup baik. Sesuai dengan pengakuan dari para wali murid yang sangat
antusias mengantarkan anaknya bersekolah untuk lebih mempunyai wawasan
dibalik keterbatasan yang dimiliki anak mereka, serta perkembangan anak
Universitas Sumatera Utara
yang pada awalnya belum mandiri namun setelah diberikan pendidikan anak
tersebut lebih mandiri bahkan lebih berani dan tidak merasa minder bergabung
dengan anak-anak lainnya. Bahkan anak murid juga sering diikutsertakan
dalam lomba-lomba untuk memperlihatkan eksistensi mereka walaupun
biasanya lebih sering dibidang olahraga, keterampilan dan kesenian.
2. Bagaimana kualitas para guru yang mengajar di SDLB N 057704
menurut bapak/ibu ?
“Cukup baik ya para guru disini, terampil juga dalam mengajari anak-anak. Yakan saya disini juga menunggu anak saya sampai pulang sekolah jadi saya tau gimana proses belajar dikelas itu. Baik kok gurunya” (Ibu Paini Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Guru disini baik ya menurut saya dalam mengajar, Karena yang terpenting untuk ngajarin anak-anak ini adalah kuncinya sabar. Ya adek bisa liat anak-anak kami disini super aktif, bukan super aktif dalam pemikirannya namun tingkah laku yang kadang tidak bisa kita control kalau tidak sabar.” ( Ibu Nina Erina Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Baik, semua guru-guru yang disini saya lihat baik, dan mungkin punya hati nurani yang lebih dekat dengan anak kami. Anak kami disini disayang, diperlakukan seperti anak mereka. Cara mengajarnya juga sabar. Ya namanya juga anak kami tidak sama seperti anak lain ya. Jadi guru itu ya harus sabar dalam mengajar.” ( Ibu Nura Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Mereka sabar, karena dek kalau untuk menangani anak seperti anak kami ini harus sabar. Kadang saya saja sebagi orangtua sulit untuk mengontrol kesabaran. Disini semua guru-gurunya baik dan ramah, serta sayang samaa anak-anak disini. Entah karena iba, atau bagaimana yang pasti anak-anak juga nyaman sama guru-guru disini.” (Ibu Anisa Hemayunita Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) Dari hasil wawancara diatas dan observasi yang dilakukan peneliti,
dapat disimpulkan bahwa kualitas guru yang mengajar di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat dapat dikatakan baik, sebab para wali murid juga
Universitas Sumatera Utara
mengakui kemampuan-kemampuan para guru yang mengajar di sekolah
tersebut sehingga membuat mereka merasa nyaman dan percaya untuk ikut
mendukung pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
3. Bagaimana sikap para guru maupun kepala sekolah dalam
memberikan pelayanan pendidikan bagi anak-anak bapak/ibu ?
“mereka sangat terbuka dan mengayomi sekali ya, anak-anak kami disini sangat diberikan perhatian yang baik. Bahkan para guru juga mengingatkan kami untuk melatih anak-anak dirumah dengan memberikan PR” (Ibu Anisa Hemayunita Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “kepala sekolah juga sangat dekat dengan anak-anak disini ya, anak-anak juga merasa nyaman saya lihat. Bahkan pada saat hari libur sangking semangatnya mereka meminta untuk pergi kesekolah. Karena disekolah inikan anak-anak tidak dipaksa harus mampu ini atau itu. Mereka melakukan kegiatan ya sesuai kemauannya kadang. Ya itu tadilah para guru disini memang luar biasa kali kalau menghadapi anak-anak kami.” (Ibu Paini Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “awalnya juga saya merasa minder untuk memasukkan anak saya kesekolah, tetapi dengan perkembangan yang Alhamdulillah baik dan para guru serta kepala sekolah disini juga mengayomi sekali, merangkul kami para orangtua yang anaknya memiliki kekurangan. Saya rasa sekolah ini sudah memberikan yang terbaik untuk anak-anak murid disini” ( Ibu Nina Erina Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) Dari hasil wawancara peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik para guru
dan kepala sekolah juga sangat baik dengan memberikan pelayanan
semaksimal mungkin sehingga orangtua murid percaya bahwa ketika anak
mereka diberikan pendidikan semakin memperlihatkan kemampuan yang
dimiliki oleh anak-anak tersebut. Para guru juga sangat peduli kepada anak-
anak mereka dan sangat mengayomi para orangtua yang awalnya merasa
minder untuk mendaftarkan anaknya sekolah di SDLB N 057704 Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Langkat. Karena dari hasil observasi peneliti, ada orangtua yang baru
mendaftarkan anaknya kesekolah karena merasa minder dengan keadaan sang
anak. Maka dari itu tanggapan dan respon dari kepala sekolah juga sangat baik
menerima segala keluh kesah orangtua dengan kondisi anak mereka.
4. Hambatan atau kendala apa saja yang bapak/ibu alami semenjak
memasukkan anak ibu sekolah disini ?
“Tidak ada, karena mungkin kebetulan rumah saya juga dekat dari sini tidak terlalu jauh seperti yang lainnya. Ya saya tidak merasa ada kendala apapun, paling harus siap mendampingin anak disekolah seperti inilah, harus ditunggu dan belum bisa ditinggal.” (Ibu Anisa Hemayunita Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Kendalanya jarak antara rumah dengan sekolah dek yang jauh, tapi demi anak. Dan kemauan anak juga besar untuk sekolah, malah kalau misalnya hari libur anak saya malah minta pergi kesekolah. Mungkin karena dia merasa nyaman disekolah bertemu dengan teman-teman yang senasib dengan dia.” ( Ibu Nura Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Kalau hambatan ya saya paling waktu aja ya dek, karenakan anak saya juga harus ditunggu dan disampingi seperti ini, jadi ya lebih menghabiskan waktu disekolah. Namun demi anak saya tidak masalah. Karena disini dia lebih bisa berekspresi, mungkin karena bertemu dengan teman-teman yang sama dengan dia. Namun kalau dirumahpun dia sudah mulai percaya diri untuk berinteraksi dengan orang banyak dan teman-temannya yang lain. Selain itu ya jarak tempuh antara rumah ke sekolah yang cukup jauh yang menjadi kendala. Karenakan dikabupaten langkat hanya satu sekolah SLB. Kendala lain ya paling itulah dek kondisi ekonomi kami para orangtua disini juga ya pekerjaan juga petani, cumin ada juga kok bantuan untuk anak-anak yang kurang mampu saya lihat, dari dana BOS itu kalau tidak salah. Lagian biaya kami nggak ada dipungut” (Ibu Paini Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat) “Kalau untuk biaya sih kami tidak pernah dipungut biaya, malah pas daftar disini kami diberikan baju sekolah. Paling kendalanya jarak tempuh rumah dengan sekolah yang jauh, biaya transportasi yang lumayan mahal, sedangkan kami disini rata-rata penghasilannya juga tidak banyak dek. Tapi karena kemauan anak itu ingin sekolah ya kami sebagai orangtua mendukung.” ( Ibu Nina Erina Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Universitas Sumatera Utara
“ ya kami disini kebanyakan yang saya tau pekerjaan orangtuanya adalah bertani ya, jadi ya kami juga dari keluarga sederhana. Kami tidak mengharapkan anak kami itu bisa pintar seperti anak lainnya, cukup mereka bisa mandiri dan tidak merasa minder ketika bertemu banyak orang saja itu sudah cuku bagi saya, apalagi bagaimana jika kami sudah tiada nanti, siapa yang bakalan mengurus mereka kalau bukan diri mereka sendiri. Itulah makanya saya sekolahkan anak saya supaya mandiri.” (Bapak Nazi Wali Murid SDLB N 057704 Kabupaten Langkat)
Dari hasil wawancara diatas peneliti menyimpulkan bahwa kendala yang
paling utama dirasakan oleh para wali murid adalah jarak tempuh antara
rumah dengan sekolah, karena SDLB yang ada di Kabupaten Langkat hanya
ada satu. Dan kemauan belajar sang anak juga menjadi pendorong semangat
bagi para orang tua murid sehingga walaupun jarak tempu yang jauh, mereka
rela demi memberikan pendidikan yang layak bagi anak mereka disambing
keterbatasan yang dimiliki oleh anak tersebut. Soal biaya pihak sekolah tidak
pernah memungut biaya apapun bahkan bagi anak yang kondisi sosial
ekonominya rendah diberi bantuan berupa dana BOS untuk meringankan
sedikit beban orang tua murid demi mendukung pendidikan anak
berkebutuhan khusus.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 5
TRANSKRIP OBSERVASI
• Standar dan Sasaran Kebijakan
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan 15 febuari 2018 mengenai standar
dan sasaran kebijakan implementasi manajemen guru sudah terlaksana dengan
baik. Adapun manajemen sekolah yaitu terkait kurangnya guru telah
mengambil kebijakan untuk mengrekrut guru honor, dan jumlah guru honor di
sekolah tersebut memang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah guru
PNS. Adapun dilapangan peneliti melihat bahwa para guru honor juga
mengikuti manajemen guru sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang telah
ditetapkan. Seperti dalam meningkatkan kualitas para guru juga telah
mengikuti berbagai bentuk pelatihan dan adapula yang telah mengikuti uji
kompetensi guna mengukur pengetahuan guru tersebut.
• Sumber daya
Terkait dengan sumber daya para guru yang ada disekolah peneliti
melakukan pengamatan di kelas-kelas yang ada di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat pada 19 Febuari 2018. Dimana para guru mengajar
dengan metode pembelajaran sesuai dengan rombel yang diampuhnya. Pada
saat itu peneliti melihat salah satu guru Tuna Rungu berstatus PNS melakukan
metode pembelajaran dengan menggunakan bahasa isyarat dan para murid
juga memahami serta mengerti apa yang disampaikan oleh guru tersebut.
Adapula saya mengamati guru honor pada rombel tuna grahita memberikan
materi pembelajaran dengan sangat terampil, karena pada saat itu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
belajar yang dilakukan adalah mewarnai, anak-anak juga dapat membedakan
warna-warna untuk setiap benda yang akan mereka warnai.
Selain itu peneliti juga melihat didalam kantor guru terdapat operator yang
sedang menjalankan tugasnya dengan mahir menggunakan laptop, hal tersebut
juga menjadi penilaian yang baik karena pada saat ini setiap data sekolah
harus ada laporannya berbasis online kepada pihak dinas dan jajarannya. Dari
observasi tersebut secara keseluruhan sumber daya guru yang ada di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat dapat dikatakan baik.
• Hubungan antar Organisasi
Dari pengamatan peneliti hubungan antar organisasi terjalin dengan baik,
dimulai pada saat peneliti berada di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Utara para staf dan pegawai disana melayani para guru dengan sangat baik
dengan berbagai keluhan dan hambatan yang mereka miliki. Selain itu juga
hubungan antara sekolah dengan Dinas juga terjalin sangat baik, dilihat
dengan respon Dinas Pendidikan Provinsi mengenai kebutuhan sarana serta
prasarana yang baru-baru ini diajukan oleh sekolah dan sedang diproses untuk
lebih ditindaklanjuti.
Sedangkan pengamatan di SDLB N 057704 Kabupaten Langkat terkait
dengan hubungan didalam organisasi, para guru PNS dan guru honor terlihat
saling membantu dan melengkapi satu sama lain, dengan membagikan
pengalaman serta ilmunya kepada guru honor. Pada saat peneliti memasuki
ruangan guru, para guru sangat aktif dan mendukung satu sama lain. Selain itu
juga hubungan antara para guru dengan orangrtua murid yang berada
disekolah juga sangat akrab, bahkan mereka saling membantu untuk
Universitas Sumatera Utara
mengawasi anak-anak disekolah serta berkoordinasi terkait perkembangan
anak disekolah agar para orangtua mengerti tindakan apa yang harus
dilakukan saat berada dirumah.
• Karakteristik agen pelaksana
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dilapangan terkait karakteristik
agen pelaksana yaitu pegawai Bidang Pendidikan dan Tenaga Pendidik Dinas
Pendidikan Sumatera Utara memiliki sifat yang terbuka dan transparan. Hal
ini peneliti amati dari proses pelayanan atau penanganan terkait permasalahan
di Ruang Unit Pelayanan Terpadu (UPT) tentang manajemen guru pada saat
itu akan dilakukannya UKG bagi para guru honor yang telah terdaftar di
dapodik di Dinas Pendidikan Sumatera Utara. Dimana peneliti melihat bahwa
antara meja pegawai satu dengan meja pegawai lainnya tidak memiliki sekat
atau pembatas sehingga semua guru yang hadir dan sedang mengantri dapat
melihat dan mendengar dengan jelas apa yang disampaikan oleh para pegawai
maupun guru yang hadir di ruangan tersebut.
• Kondisi Sosial dan Ekonomi
Dari pengamatan yang dilakukan peneliti selama penelitian bahwa kondisi
social dan ekonomi para orangtua murid yang berada di SDLB N 057704
Kabupaten Langkat lebih dominan dari kelas menengah kebawah, namun ada
juga beberapa orantua yang penghasilan dan pekerjaannya juga dari kelas
menengah keatas. Selain itu kondisi yang ada disekolah juga sudah cukup
memadai dimana peneliti melihat terdapat ruang kelas sesuai dengan jenis
rombongan belajarnya, mushola, kantor kepala sekolah dan kantor guru, serta
perpustakaan bahkan ruang UKS.
Universitas Sumatera Utara
Peneliti juga mengamati kondisi social para guru dimana pada saat
istirahat mereka berada disebelah rruang perpustakan dan berkumpul bersama
orang tua murid dan para murid dengan canda tawa yang mereka lakukan
seperti layaknya keluarga, hal itu yang membuat anak-anak merasa nyaman
dan para guru juga terlihat sangat menyayangi dan merangkul anak-anak
dengan penuh perhatian dan kasih saying.
• Disposisi implementor
Disposisi atau sikap dari para implementor dapat dikatakan baik, peneliti
merasa bahwa para informan paham terkait dengan penelitian yang peneliti
lakukan.Selain itu berdasarkan pengamatan dilapangantanggapan maupun
preferensi nilai yang dimiliki seluruh implementor maupun pelaksana dari
kebijakan sertifikasi guru dapat peneliti lihat dari cara menyampaikan
informasi serta sikap yang ditunjukkan oleh para informan sewaktu
berlangsungnya kegiatan wawancara maupun bersosialisasi dengan yang
lainnya yang ditunjukan dengan antusiasme yang ditujukan kepada peneliti.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 6
TRANSKRIP DOKUMENTASI
Struktur Organisasi Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri 054407 Kwala Bingai
Stabat Kabupaten Langkat
Kepala Sekolah H. Daudsyah, S.Pd
NIP.195805251983101
Komite SDLB Napih SE
Guru Kelas Sarmada, S.Pd
NIP.196608161986042001
Guru Kelas Sri Suprapti, S.Pd
NIP.196603031986042001
Guru Kelas Herly Sirait S.Pd
NIP. 19630109190420018
Guru Kelas Maharani, S.Pd
NIP.196511251986042001
Guru Kelas Irsyad Hakim, S.Pd
NUPTK. 243876566620002
Guru Kelas Dra. Asniati
NUPTK. 1151744647300053
Guru Kelas Hj.Cicih Kurniasih, S.Pd
NIP.196508121988042001
Guru Kelas Siti Yasari
NIP.196508011988042001
Guru Kelas Sri Suyati, S.Pd
NUPTK.5443753655210093
Guru Kelas Tri Mayzu Lestari,
S.Pd NUPTK. -
Guru Kelas Heridha P Ningri, M,S.Pd
NUPTK. 0348766667300023
Guru Kelas Nurul Annisa, S.Pd
NUPTK. 9157767668300003
Era Sekolah SDLB Ellya Ningsih
NUPTK. -
Guru Agama Islam Eliana, S.Pd.I
NUPTK.4738759661300062
Guru Penjas Fauzi Ade Surahman
NUPTK.-
Guru Kelas Risky C. Ramadhan, S.Pd
NUPTK.-
Tenaga Adm -
Pustakawan Ardianty
Universitas Sumatera Utara
Data diatas merupakan struktur organisasi SDLB N 057704 Kabupaten Langkat dimana terdiri dari kepala sekolah, guru, dan para staf.
Data Peserta Didik Menurut Jenis Kecacatan TP 2017/2018
Ketunaan
Kelas
1 2 3 4 5 6 Ket
L P L P L P L P L P L P
Tuna Netra A - - 1 - - - - - - - - - 1
Tuna Rungu B 5 4 6 7 6 7 2 3 3 1 4 3 51
Tuna Grahita
C 7 8 18 7 13 7 12 11 12 6 13 3 117
Tuna Daksa D - - 1 - - - - - - - - - 1
Autis 4 - 6 2 7 3 3 1 8 3 - - 37
Jumlah 16 12 32 16 26 17 17 15 23 10 17 6 207
Sumber : Data Siswa/I SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai Tahun ajaran 2017/2018
Data diatas merupakan data peserta didik menurut jenis kecacatannya
dimana dapat dilihat bahwa tuna netra sebanyak 1 orang, tuna rungu sebanyak 51
orang, tuna grahita sebanyak 117 orang, tuna daksa sebanyak 1 orang, autis
sebanyak 37 orang dan total seluruh murid di SDLB N 057704 Kabupaten langkat
berjumlah 207 orang
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai
PTK Jumlah Personil
Universitas Sumatera Utara
g. Kepala Sekolah 1 orang
h. Guru Kelas 12 orang
i. Guru Mata Pelajaran Agama 1 orang
j. Guru Mata Pelajaran Penjaskes 1 orang
k. Tenaga/ Adm. Penjaga Sekolah 1 orang
l. Tenaga Perpustakaan 1 orang
Jumlah 17 orang
Sumber : Data pendidik dan kependidikan SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai Tahun 2017
Data diatas merupakan data guru dan tenaga kependidikan yang ada di
SDLB N 057704 Kabupaten Langkat dimana kepala sekolah berjumlah 1 orang,
jumlah guru kelas terdiri dari 12 orang, guru mata pelajaran penjaskes ada 1
orang, tenaga perpustakaan ada 1 orang dan penjaga sekolah terdiri dari 1 orang.
Data Kualifikasi Status Kepegawaian dan Jumlah
Jumlah Guru/ Staf Guru PNS Guru Non
PNS
Keterangan/
Jumlah
Guru Tetap (PNS) 7 - 7 orang
Guru Tidak Tetap/ Guru Bantu - 8 8 orang
Guru PNS dipekerjakan (DPK) - - -
Tenaga Honor Pustakawan Sekolah - 1 1 orang
Tenaga Honor Penjaga Sekolah - 1 1 orang
Jumlah 17 orang
Sumber : Data Guru PNS/Non PNS SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai Tahun 2017
Universitas Sumatera Utara
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah guru PNS itu ada 7 orang dan jumlah
guru dan tenaga honor ada 10 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah guru
honor lebih banyak dibandingkan dengn guru PNS.
Keadaan Ruang Belajar, Ruang Penunjang dan Ruang Lainnya SDLB
Negeri 057704 Kwala Bingai
Nama Ruangan Jumlah
Ruangan
Jlh.Ruang yang
Kondisinya Baik Ukuran Ruangan
Ruang Kelas Belajar Tunarungu (B) 12 12 4x7 m
Ruang Kelas Belajar Tunagrahita (C) 12 12 4x7 m
Ruang Kelas Belajar Autis 1 1 5x7 m
Keterampilan 1 1 4x9 m
Ruang Perpustakan 1 1 7x8 m
Ruang Kantor/Kepala Sekolah 1 1 6x7 m
Ruang Mess 1 1 5x10 m
Ruang Guru Berkeluarga 2 2 6x8 m
Ruang Guru Lajang 2 2 3x8 m
Rumah Penjaga Sekolah 1 1 7x8 m
Ruang UKS 1 1 4x5 m
Ruang Tempat Ibadah/Praktek 1 1 5x9 m
Ruang Gudang 1 1 5x6 m
Ruang Toitel 3 3 3x4 m
Ruang Parkir 2 2 6x12 m
Ruang Tunggu Wali Murid 2 2 6x7 m
Sumber : Keadaan infrastruktur SDLB Negeri 057704 Kwala Bingai
Universitas Sumatera Utara
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan dan kondisi ruangan
yang ada di sekolah sudah memadai dan dapat dikatakan baik dalam menunjang
proses belajar dan mengajar disekolah.
Jumlah Rombongan Belajar Sesuai Jenis Ketunaan
No. Kelas/Rombongan Belajar Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Jumlah Jam Pelajaran
1 1 B Tuna Rungu 9 29
2 2 B Tuna Rungu 15 29
3 3 B Tuna Rungu 13 30
4 4 B Tuna Rungu 5 30
5 5 B Tuna Rungu 4 32
6 6 B Tuna Rungu 7 32
7 1 C Tuna Grahita 15 29
8 2 C Tuna Grahita 25 29
9 3 C Tuna Grahita 20 30
10 4 C Tuna Grahita 23 30
11 5 C Tuna Grahita 18 32
12 6 C Tuna Grahita 16 32
13 1 Autis 4 29
14 2 Autis 8 29
15 3 Autis 10 30
16 4 Autis 4 30
17 5 Autis 11 32
Jumlah 207
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Data Jumlah Rombongan Belajar Sesuai Jenis Ketunaan SDLB Negeri 057704 Kabupaten Langkat
Dari data diatas peneliti menyimpulkan bahwa begitu banyak rombel yang
ada di SDLB Negeri 057704 Kabupaten Langkat sehingga membutuhkan lebih
banyak tenaga guru, maka dengan jumlah tenaga guru PNS yang ada sekolah
merekrut guru honor untuk dapat melengkapi kekurangan akan tenaga guru
disekolah.
Dari gambar diatas dan sesuai dengan observasi bahwa metode mengajar
pada anak berkebutuhan khusus adlah dengan memberikan materi dan
berkomunikasi langsung secara individu dengan murid tersebut, maka
membutuhkan waktu yang mungkin cukup lama dan kesabaran yang begitu kuat
untuk bisa mendapatkan hasil yang efektif dalam penyampaian materi dikelas.
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar diatas peneliti sedang melakukan wawancara terhadap para
orangtua murid yang sedang berkumpul sembari menunggu anak mereka belajar.
Senada dengan hasil pengamatan peneliti selama penelitian berlangsung bahwa
para orangtua murid selalu mendampingi anaknya disekolah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas merupakan profil sekolah yang dipajang didinding kantor kepala
sekolah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas merupakan tupoksi kepala sekolah yang dipajang di
dinding ruang kepala sekolah SDLB N 057704 Kabupaten Langkat
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas merupakan salah satu kekompakan antar guru yang sedang
membuat keterampilan bersama dengan murid untuk mengembangkan keahlian
atau keterampilan yang mempunyai nilai seni bahkan nilai jual sebagai salah satu
program pembelajaran yang ada disekolah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar diatas merupakan gambar dari struktur organisasi sekolah yang
dipajang di dinding ruang guru sehingga siapapun yang masuk kedalam akan
mengetahui struktur organisasi SDLB N 057704 Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar diatas kepala sekolah sedang memberikan pengarahan
terhadap orangtua calon murid yang ingin mendaftarkan anaknya di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat, dari hasil pengamatan peneliti sikap kepala sekolah
sangatlah ramah, terbuka bahkan memberikan support kepada orangtua calon
murid tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar diatas merupakan kondisi ruangan dan lingkungan sekolah
yang cukup baik untuk mendukung proses belajar dan mengajar di SDLB N
057704 Kabupaten Langkat.
Universitas Sumatera Utara