IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN...

21
1 ABSTRAK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG Uddin Wirya Atmaja Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia. Karena itu arah pengembangan pendidikan harus basis pada pengembangan potensi manusia yang beragam . Pendidikan juga merupakan aspek yang memiliki peranan penting dalam pokok pembentukan generasi yang akan datang, karena nasib masa depan Indonesia ini terletak pada tangan generasi muda. Mutu bangsa mendatang tegantung pada pendidikan yang diterimanya sekarang, dengan demikian pendidikan menjadi tanggung jawab bersama terutama para pemerhati yang peduli pada keberlangsungan pendidikan di negara ini. Perbaikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan harus segera dilaksanakan disegala bidang antara lain sarana pendidikan, fasilitas, kurikulum, maupun manajemen pendidikan itu sendiri. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Atas dasar inilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional sekolah. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 point (15), menyatakan, "KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” Jadi, dalam KTSP sekolah diberikan keluwesan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan potensi sekolah dan daerah.” (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk itu kita perlu meneliti KTSP ini apa sudah sesuai penerapanya dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : UDDIN WIRYA ATMAJA

Transcript of IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN...

Page 1: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

1

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH

DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

Uddin Wirya Atmaja

Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia. Karena itu arah pengembangan pendidikan harus basis pada pengembangan potensi manusia yang beragam . Pendidikan juga merupakan aspek yang memiliki peranan penting dalam pokok pembentukan generasi yang akan datang, karena nasib masa depan Indonesia ini terletak pada tangan generasi muda. Mutu bangsa mendatang tegantung pada pendidikan yang diterimanya sekarang, dengan demikian pendidikan menjadi tanggung jawab bersama terutama para pemerhati yang peduli pada keberlangsungan pendidikan di negara ini.

Perbaikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan harus segera dilaksanakan disegala bidang antara lain sarana pendidikan, fasilitas, kurikulum, maupun manajemen pendidikan itu sendiri. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Atas dasar inilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional sekolah. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 point (15), menyatakan, "KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh

dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” Jadi, dalam KTSP sekolah diberikan keluwesan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan potensi sekolah dan daerah.” (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk itu kita perlu meneliti KTSP ini apa sudah sesuai penerapanya dengan menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Serta menggunakan beberapa teori dari : Van Meter dan Van Horn sebagai acuan . Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Juwet Kenongo Porong.

Hasil dari penelitian ini serta dilakukan dengan model Proses Implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Van horn dan Van Meter, dalam proses implementasi terdapat beberapa konsep yang saling terkait. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis KTSP di SDN Juwet Kenongo Porong menurut konsep dari Van Horn dan Van Meter telah baik. serta dilihat dari perilaku para pelaksana menunjukkan bahwa mereka sedang mendukung dan menjalankan kebijakan sesuai dengan pemahaman mereka tetapi tetap berujung pada tujuan kebijakan yang sama. Tetapi setiap pengajar sebagai kunci keberhasilan kebijakan ini masih ada yang simpang siur, tetapi mereka memiliki kesepakatan tujuan yang tidak melenceng jauh dari tujuan awal dari kebijakan. Ukuran dan tujuan kebijakan juga telah disepakati bersama dan komunikasi antar lembaga yang terjalin juga telah baik. Karena komunikasi tidak hanya terjadi satu arah melainkan dua arah. Kendala yang ada juga

Page 2: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

2

diusahakan untuk mencari solusi yang terbaik.

PENDAHULUANKebijakan publik adalah salah satu

aspek penting yang dikaji dalam ilmu administrasi publik. Dalam administrasi publik terdapat ragam difinisi tentang kebijakan publik. Salah satunya adalah kebijakan publik diartikan sebagai suatu pernyataan mengenai tujuan umum atau keadaan tertentu yang dikehendaki. Konsep kebijakan ini dipakai untuk menunjukkan adanya pernyataan-pernyataan kehendak pemerintah mengenai tujuan-tujuan umum dari kegiatan-kegiatan yang diberlakukannya dalam suatu bidang tertentu, atau mengenai keadaan umum yang diharapkan dapat dicapai pada kurun waktu tertentu (Wahab, 2008:13). Kebijakan publik mencakup semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya. Dan termasuk adalah hal pendidikan.

Salah satu aspek penting kehidupan masyarakat adalah pendidikan. Pendidikan merupakan wahana yang dapat digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu meberikan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat menjadi manusia yang produktif. Pendidikan juga dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal. Oleh karena itu perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

Kulitas sumber daya manusia bergantung pada akan mencetak kualitas SDM suatu bangsa. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka,

dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan Bangsa Indonesia hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia

Peningkatan mutu sumber daya manusia harus menjadi prioritas pertama, pembangunan yang dimaksud tentunya adalah pembangunan pendidikan yang terencana dan berorientasi kepada kebutuhan generasi muda di masa depan. Tantangan kehidupan masa depan pada hakekatnya adalah pengembangan terhadap kompetensi yang dimiliki manusia ini. Karena itu arah pengembangan pendidikan harus basis pada pengembangan potensi manusia yang beragam . Pendidikan juga merupakan aspek yang memiliki peranan penting dalam pokok pembentukan generasi yang akan datang, karena nasib masa depan Indonesia ini terletak pada generasi muda. Mutu bangsa mendatang tegantung pada pendidikan yang diterimanya sekarang, dengan demikian pendidikan menjadi tanggung jawab bersama terutama para pemerhati yang peduli pada keberlangsungan pendidikan di negara ini.

Pendidikan dalam perkembangannya selalu berubah seiring dengan perubahan zaman, sehingga menuntut adanya suatu inovasi dan perbaikan terus menerus agar tidak ketinggalan dengan bangsa lain. Sementara itu baik secara konvensional maupun inovatif, peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diperbaiki baik pada tingkat dasar menengah maupun perguruan tinggi.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah.

Page 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

3

Oleh karena itu, sejak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum (Mulyasa, 2006:23).

Perubahan kurikulum memberikan peran besar bagi proses pembelajaran yang sedang berlangsung, Kenyataannya sering berganti-ganti kurikulum yakni pada tahun 1989, 1994, 1999 dan bahkan hingga Kurikulum Berbasis Kompetensi dan yang terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP lahir sejalan dengan tuntutan perkembangan yang menghendaki desentralisasi, otonomi, fleksibilitas, dan keluwesan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengalaman selama ini dengan sistem pendidikan yang sentralistik telah menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat sehingga kemandirian dan kreativitas sekolah tidak tumbuh. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang sejalan dengan desentralisasi, yang ditandai dengan pemberian kewenangan kepada sekolah untuk mengelola sekolah. Desentralisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan dan kinerja pendidikan, baik pemerataan, kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Selain itu desentralisasi juga dimaksudkan untuk mengurangi beban pemerintah pusat yang berlebihan, mengurangi kemacetan-kemacetan jalur-jalur komunikasi. Ada dua kepentingan besar dari desentralisasi pendidikan, pertama, untuk meningkatkan kinerja pendidikan. Kedua, mengurangi beban pusat, sebab dikhawatirkan jika pusat terus dibebani tanggung jawab pengelolaan pendidikan, maka mutu pendidikan akan terus melorot.

Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam

implementasinya, sekolah dapat mengembangkan, memperdalam, atau memodifikasi, namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Selain itu, sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan muatan kurikulum lokal.

Atas dasar inilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional sekolah diterapkan pada tahun 2004. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 point (15), menyatakan, "KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” Jadi, dalam KTSP sekolah diberikan keluwesan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan potensi sekolah dan daerah.” (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam negeri dan untuk mencapai keunggulan masyarakat, karena dengan pendidikan masyarakat mampu berkembang sesuai yang digariskan oleh haluan negara.

Pada dasarnya, tujuan KTSP adalah bagaimana membuat siswa dan guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain murid harus aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif dalam memancing kreativitas anak didiknya sehingga dialog dua arah terjadi dengan sangat dinamis. Kurikulum yang ini menuntut setiap sekolah membuat kurikulum yang berbeda-beda. Namun, dalam penyusunannya harus memperhatikan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas). Dalam kurikulum baru ini guru diberi otonomi dalam menjabarkan kurikulum, dan murid sebagai subyek

Page 4: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

4

dalam proses belajar mengajar. Dari situlah diharapkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dapat memenuhi standardisasi evaluasi belajar siswa.

Dalam proses belajar mengajar komponen yang harus ada adalah tenaga pengajar atau guru, siswa, dan sarana. Di SDN Juwet Kenongo Porong memiliki data mengenai keadaan peserta didik. Terlihat dalam tabel bahwa setiap tahun terdapat penurunan jumlah siswa, hal tersebut dikarenakan adanya pembatasan jumlah penerimaan siswa baru. Pembatasan jumlah siswa tersebut dimaksudkan agar efektivitas dan efisiensi belajar dapat tercapai. Di bawah ini adalah tabel keadaan siswa peserta didik mulai tahun ajaran 2007 sampai tahun ajaran 2012.

Tabel 2Keadaan Peserta Didik Tahun Ajaran

2007/2008 s.d 2012/2013

TahunJumlah Siswa

L P Jumlah

2007 sd 2008 127 153 280

2008 sd 2009 119 154 273

2009 sd 2010 130 141 271

2010 sd 2011 123 146 269

2011 sd 2012 134 159 293

2012 sd 2013 136 165 301

Sumber: Tata Usaha di SDN Juwet Kenongo Porong

Disamping keadaan peserta didik, terdapat juga data mengenai kondisi guru dan tenaga administrasi di SDN Juwet Kenongo Porong. Dari data tabel di bawah ini dapat diketahui mengenai tingkat pendidikan guru. Hampir 70 persen guru yang ada di SDN Juwet Kenongo Porong adalah berpendidikan sarjana.

Beberapa paparan di atas sangatlah menarik diteliti dan dikaji karena

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan termasuk hal yang baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti seluk-beluk dan penerapannya di Sekolah Dasar. Dan peneliti melakukan penelitian di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Juwet Kenongo Porong , karena SDN Juwet Kenongo Porong adalah salah satu SDN favorit dan berprestasi. SDN Juwet Kenongo Porong memiliki nilai rata-rata UNAS tinggi dan berada pada peringkat ketiga se-kecamatan porong tetapi dalam prestasi Juwet Kenongo Porong mendapat peringkat pertama karena Juwet Kenongo Porong selalu mewakili ditingkat propinsi dan kabupaten dalam berbagai lomba – lomba baik akademik maupun non akademik. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 1Hasil Rata-rata Nilai UNAS/UAS

No

Mata Pelajar

an

Tahun Pelajaran Nilai2009/2

0102010/2

0112011/2

012Tertin

ggiTerendah

1.2.3.4.5.6.8.9.10.

B. IndonesiaaaMatematikaIPAIPSAgamaPKnPenjasB.JawaB.Inggris

8,729,469,639,008,218,187,708,808,07

8,469,198,808,829,097,608,008,158,31

8,989,009,108,909,007,408,508,308,70

10,0010,009,759,8010,008,509,009,409,40

7,607,757,007,007,307,007,007,007,00

Sumber: Tata Usaha SDN Juwet Kenongo Porong.

Karena keberhasilan SDN Juwet Kenongo Porong ini dalam mencapai nilai UNAS yang tinggi, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui keberhasilan SDN tersebut dalam mengimplementasikan KTSP. Apakah juga terdapat kesimpangsiuran pemahaman mengenai KTSP seperti beberapa contoh kasus di atas atau sudah berjalan dengan baik. Karena hal tersebut kemudian peneliti mengambil judul Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dalam Meningkatkan

Page 5: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

5

Mutu Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri Juwet Kenongo Porong. Awal tahun 2013 pemerintah mulai mencanangkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik untuk itu apakah suatu kurikulum untuk meningkatkan pendidikan atau kerena pergantian pengambil kebijakan, serta dengan suatu hasil yang baik bisa menjadi patokan suatu keberhasilan kurikulum tersebut. Oleh karena itu betapa pentingnya kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum itu selain kompetensi, komitmen dan tanggung jawabnya serta kesejahteraannya yang harus terjaga. Kompetensi guru bukan saja menguasai apa yang harus dibelajarkan (content) tapi bagaimana membelajarkan siswa yang menantang, menyenangkan, memotivasi, menginspirasi dan memberi ruang kepada siswa untuk melakukan keterampilan proses yaitu mengobservasi, bertanya, mencari tahu, merefleksi  sebagaimana dinyatakan filosof Betrand Russel “More important than the curriculum is the question of the methods of teaching and the spirit in which the teaching is given”. Kurikulum penting, tetapi yang tak kalah pentingnya juga adalah bagaimana strategi membelajarkan dan spiritnya. Dengan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengimplementasikan kurikulum disertai dengan  spirit pendidikan yang selalu menggelora  pada setiap guru atau pendidik dan peserta  didik, maka proses pendidikan itu sendiri tidak terlepas dari rohnya.

Rumusan MasalahDari latar belakang tersebut di atas

kemudian peneliti memiliki beberapa rumusan masalah yang akan menjadi fokus dari penelitian, yaitu bagaimana proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Juwet Kenongo Porong?

Tujuan PenelitianKetertarikan penulis untuk

melakukan penelitian dengan mengangkat beberapa perumusan masalah di atas, tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Juwet Kenongo Porong.Kontribusi Penelitian

Diharapkan hasil dari penelitian tentang Implementasi kebijakan pendidikan berbasis KTSP ini, dapat memberikan kontribusi baik secara akademis maupun praktis serta berguna bagi pihak terkait antara lain :

1. Secara AkademisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis bagi dunia akademik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.2. Secara Praktis

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi dunia pendidikan dalam membuat kebijakan terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, agar bisa mengaplikasikan kebijakan tersebut sesuai dengan tujuan awalnya.

Proses implementasi adalah suatu kenyataan bahwa keputusan-keputusan yang telah dibuat pada tahap rancangan berpengaruh pada lancar atau tidaknya implementasi. Seperti dalam kebijakan pendidikan, kebijakan di bidang reformasi pendidikan ini biasanya dilaksanakan oleh sejumlah besar pembuat keputusan yang posisinya bertebaran dalam wilayah geografis dan administratif yang luas. Begitu juga dengan kebijakan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dimana kebijakan ini dilakukan setiap satuan

Page 6: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

6

pendidikan di setiap wilayah tingkat provinsi, kota atau kabupaten. Semakin tersebar posisi implementasi maka semakin sulit pula tugas-tugas implementasi suatu program. Karena semakin banyak jumlah satuan-satuan pengambil keputusan yang terlibat di dalamnya. Maka perlu di analisis bagaimana proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis KTSP dilihat dari model yang dikembangkan oleh Van Horn dan Van Meter dan dipadukan dengan model the top down approach.

Proses Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Ukuran dan Tujuan Kebijakan Pendidikan Berbasis KTSP

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam proses impelementasi kebijakan terdapat variabel yang saling terkait yaitu ukuran dan tujuan kebijakanDinas Pendidikan dan Kebudayaan membuat kebijakan operasional untuk mewujudkan tercapainya tujuan dari kurikulum baru ini yaitu KTSP. Pada dasarnya tujuan dari kebijakan KTSP ini adalah desentralisasi pendidikan. Yang diungkapkan Bloom, KTSP merupakan kurikulum yang merefleksi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang merujuk kepada konsep pendidikan yang pada gilirannya dapat meningkatkan potensi peserta didik secara optimal.

Di tingkat Kepala Sekolah dalam mencapai tujuan dari kebijakan tersebut maka Kepala Sekolah memberdayakan para guru untuk dapat memahami semaksimal mungkin mengenai tujuan dari KTSP tersebut dan akhirnya dapat mengimplementasikan dengan maksimal. Seperti apa yang dikatakan Bloom, maka selain kegiatan sekolah formal Kepala Sekolah juga memberikan ekstrakurikuler di luar jam sekolah dan menyelipkan muatan lokal pada kurikulum di sekolahnya.

Sesuai penjelasan dari hasil wawancara di depan. Untuk mencapai tujuan kebijakan kepala sekolah membuat persiapan pembelajaran dengan melakukan pengembangan program dan penyusunan persiapan mengajar. Dalam prakteknya persiapan pembelajaran tersebut lebih banyak dilakukan oleh guru. Karena memang guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik.

Sumber yang Cukup Memadai dalam Kebijakan Pendidikan Berbasis KTSP

Kebijakan pendidikan Kota Sidoarjo mencakup aspek pelaksanaan KTSP. Dalam hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berupaya untuk terus memfasilitasi pelaksanaan KTSP, antara lain dengan memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana penunjang KTSP, meningkatkan kesejahteraan guru, sosialisasi pelaksanaan KTSP. Selain itu upaya pendampingan tetap dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik diminta maupun tidak.

Sejumlah biaya telah dialokasikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan guna menunjang pelaksanaan KTSP. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani permasalahan pendidikan. Proses implementasi kebijakan yang diambil oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sidoarjo telah memenuhi kriteria efektif menurut Grindle hal ini terlihat dari adanya tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang semula bersifat umum telah diperinci, program-program aksi telah dirancang, dan sejumlah biaya atau dana telah dialokasikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dan sasaran tersebut.

Seperti yang dipaparkan dalam poin sebelumnya mengenai ukuran dan tujuan kebijakan yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, di situ terdapat beberapa rincian program pokok dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dan untuk melaksanakan program yang telah dibuat tersebut Dinas Pendidikan dan

Page 7: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

7

Kebudayaan memang membutuhkan waktu yang tidak sedikit tetapi mereka terus melakukan sosialisasi sehingga program tersebut perlahan terwujudkan.

Dan suimber yang cukup memadai, dalam hal ini adalah masalah dana. Sudah dijelaskan oleh bendahara sekolah pada poin sebelumnya kalau masalah dana tersebut dapat di back up oleh komite sekolah dengan penggalian dana yang dilakukan komite sekolah.Ciri –ciri atau sifat instansi pelaksana

Pelaksana KTSP bukan hanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Sekolah. Tetapi pihak yang tidak kalah penting dalam proses implementasi KTSP untuk mencapai target group adalah guru. Dalam KTSP, guru merupakan the key person dalam keberhasilan pembelajaran. Guru adalah orang yang diberi tanggungjawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kurikulum hingga mengevaluasi ketercapaiannya. Guru adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan hasil belajar siswa. Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Dengan tanggung jawab yang sedemikian besar, guru harus memahami dengan benar mengenai KTSP dan selanjutnya memainkan peranannya secara profesional.

Adapun pemahaman guru-guru SDN Juwet Kenongo Porong mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagian besar masih terbatas. Mereka hanya mengetahui secara garis besarnya. Guru hanya mampu memahami konsep dasar KTSP secara singkat seperti pengertian KTSP, SKL, SI, RPP serta perbedaan yang mendasar antara KTSP dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Hal tersebut disebabkan kebiasaan selama ini yaitu guru hanya sebagai “mesin pelaksana” dari paket kurikulum yang sudah disusun oleh Pemerintah pusat, sehingga guru belum terbiasa untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Untuk keperluan tersebut sekolah perlu meningkatkan kegiatan seminar,

workshop, dan rapat kerja mengenai KTSP.

Kebijakan KTSP, yang dianggap, belum bisa seragam dalam pemahaman guru di SDN Juwet Kenongo Porong, merupakan salah satu kelemahan atau bisa disebut masih samarnya mengenai juklak dan juknis dari kebijakan tersebut. Tetapi agar tetap bisa merealisasikan dan menerapkan KTSP agar juga tidak ketinggalan dengan adanya pembaruan tersebut maka Kepala Sekolah dapat memberi[kan bekal-bekal kepada para guru. Bekal tersebut adalah melalui workshop atau pelatihan pendidikan dan hal tersebut juga dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan kompetensi guru. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam implementasi kebijakan publik, karena sebagai implementator Kepala Sekolah memiliki wewenang untuk membuat program-program guna mencapai keberhasilan dalam implementasi. Beberapa pakar kebijakan telah menguraikan bahwasannya untuk mengimplementasikan kebijakan publik, terdapat dua langkah yang ada, yaitu dengan langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau melalui formulasi kebijakan derivate atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Upaya yang dilakukan Kepala Sekolah maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini adalah dengan langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program.

Komunikasi Antar Organisasi Terkait dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Berbasis KTSP

Pada uraian penyajian data fokus penelitian telah disebutkan dalam hasil wawancara antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi KTSP ini telah bekerja sama dengan baik. Komunikasi dan koordinasi yang terjadi diantara guru dan komite sekolah dalam SDN Juwet Kenongo Porong sudah bagus.

Page 8: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

8

Dan hal tersebut merupakan jawaban atas komunikasi dalam pelaksanaan KTSP, Kepala Sekolah menyusun suatu konsep pribadi yang kemudian dikomunikasikan dengan para stakeholders lain di SDN Juwet Kenongo Porong.

Komunikasi yang terjadi juga tidak hanya diantara Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah saja, tetapi juga secara vertikal ke atas yaitu Pengawas dan Dinas Pendidikan Kota Sidoarjo. Komunikasi yang dilakukan para pelaksana kebijakan ini dapat dibilang sangat bagus. Ciri dari kebijakan publik salah satunya adalah tindakan yang saling terkait dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah. Dan kebijakan tersebut bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan pemerintah dalam bidang-bidang tertentu. Dalam hal komunikasi antar para pelaksana kebijakan KTSP ini, sesuai dengan ciri kebijakan yang disampaikan David Easton maka benar adanya. Untuk mencapai tujuan dari kebijakan maka yang harus dilakukan adalah memperlancar komunikasi. Agar ketika ada kesimpang siuran informasi atau pelaksanaannya dapat segera di luruskan kembali.

Dan memang apa yang disampaikan David Easton tersebut dalam pengamatan di lapangan, peneliti mendapatkan adanya kesimpang siuran informasi mengenai penyusunan dan pemahaman KTSP. Tetapi guru dan Kepala Sekolah dapat langsung berkonsultasi dengan pengawas sekolah mengenai kekurangpahaman mereka mengenai praktek dilapangan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan beberapa guru SDN Juwet Kenongo Porong beserta Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah yang bersangkutan pada wawancara yang telah disajikan di depan.

Perilaku Para Pelaksana Dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis KTSP

Persoalan-persoalan implementasi KTSP yang urgen untuk diketengahkan pada konteks ini sebenarnya berujung pada kesiapan daerah dalam mengantisipasi perubahan paradigma pendidikan dari yang semula sentralistik menjadi desentralistik. KTSP yang diluncurkan lebih mengedepankan pada otonomi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang sesuai dengan kearifan lokal, kurikulum sekolah tidak lagi terpusat secara nasional. Perubahan paradigma tersebut memberikan konsekuensi pada aspek kebijakan dan implikasinya dalam pelaksanaan praktis pendidikan. Kebijakan pendidikan di daerah semestinya lebih mengutamakan dimensi kemandirian yang didasarkan kepada analisis kebutuhan dan potensi yang dapat dikembangkan di Kota Sidoarjo.

Demikian juga dengan pengembangan KTSP. Selama ini, sebagian sekolah yang mencobakan KTSP masih mengadopsi model kurikulum yang dicontohkan oleh Badan Standar Nasional Penilaian (BSNP). Padahal, kondisi setiap daerah amat beragam. Setiap daerah memiliki kekhasan masing-masing. Dengan demikian kurikulum yang dikembangkan dan digunakan semestinya selaras dengan keanekaragaman karakteristik Kota. Pada tataran implikasi, perubahan tersebut mensyaratkan para pengambil kebijakan dan stake holder memiliki kemampuan untuk dapat menerjemahkan kebijakan-kebijakan pusat dan lokal menjadi perangkat-perangkat aturan yang dapat dipedomani untuk melaksanakan pendidikan.

Page 9: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

9

Gambar 5

Model KTSP

Desain: Sutrisno, 2007 diadopsi dari Bolstad, R. 2004.

KTSP

Persyaratan

teknologi

Model

Penelitian

Siswa

Ortu

Pengguna

Komite Sekolah

Komponen yang terlibat dalam KTSP

Prinsip Dasar dan Ranah Pembelajaran

Proses KTSP

-desain, -Pelaksanaan, -evaluasi

PGRI

Refleksi

Pembelajaran

Pemanfaatan Sarana

Pembelajaran

Penasehat pendidikan

Komunitas Lokal

menghasilkan

Mata PelajaranKebutuhanKurikulum

Page 10: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

10

Proses implementasi kebijakan pendidikan tentang KTSP melibatkan berbagai elemen, yang dimulai dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sidoarjo sebagai instansi yang terkait dengan masalah pendidikan. Setiap elemen yang terlibat melakukan langkah-langkah sesuai dengan kewenangannya agar kebijakan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik. Dalam konteks implementasi kebijakan pendidikan berbasis KTSP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkapasitas sebagai instansi terkait secara struktural membawahi lembaga pendidikan, termasuk SDN Juwet Kenongo Porong.

Sebagai langkah awal,Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan perencanaan kebijakan operasional dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan Kota Mojokerto. Perencanaan kebijakan operasional ini di desain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini dan dapat menunjang efisiensi dan efektivitas pendidikan. Selanjutnya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mensosialisasikan dan menginstruksikan kepada lembaga penyelenggara pendidikan termasuk SDN Juwet Kenongo Porong untuk melaksanakan kebijakan dan disesuaikan dengan kondisi serta kemampuan masing-masing sekolah.

Dalam pelaksanaan KTSP di SDN Juwet Kenongo Porong, Kepala Sekolah melakukan serangkaian tindakan sesuai dengan kapasitasnya selaku stakeholder yang secara struktural memiliki posisi tertinggi di SDN Juwet Kenongo Porong. Kepala Sekolah memiliki kewenangan yang bersifat kontraktif, positif, relevan dan potensial untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas pendidikan serta kemajuan sekolah.

Dengan kewenangan yang dimiliki, Kepala Sekolah telah menunjukkan kesiapan dan kesigapan Kepala Sekolah dalam pelaksanaan KTSP yaitu dengan memberikan pembekalan kepada tenaga

guru secara diplomatis dan kultural dengan mendatangkan pakar pendidikan untuk membenahi komponen pembelajaran yang harus direkonstruksi dalam pelaksanaan KTSP. Dengan demikian, Kepala SDN Juwet Kenongo Porong menggunakan pendekatan behavioral dalam implementasi kebijakan, yaitu suatu pendekatan yang lebih memusatkan pada perilaku manusia beserta segala sikapnya harus pula dipengaruhi kalau suatu kebijakan ingin diimplementasikan dengan baik.

Dalam hal ini, Kepala Sekolah telah berusaha memahami kondisi sekolah, peserta didik, dan wali peserta didik sehingga mampu mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan masing-masing komponen, maka Kepala Sekolah dapat menentukan langkah-langkah tepat yaitu dengan melalui pendekatan dan menjalin komunikasi agar pelaksanaan KTSP dapat diterima oleh sekolah, peserta didik, dan wali peserta didik sehingga tujuan peningkatan mutu pendidikan melalui pelaksanaan KTSP dapat terealisasi.

Dengan demikian, Kepala SDN Juwet Kenongo Porong telah melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pelaksana yang berupaya mencapai tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Tindakan Kepala SDN Juwet Kenongo Porong juga merupakan salah satu bentuk ketaatan target group yaitu ketaatan obyek yang menjadi sasaran kebijakan dengan segenap kemampuannya mewujudkan tujuan pendidikan Kota Sidoarjo tentang pelaksanaan KTSP. Dan jika dilihat dari model KTSP yang di desain oleh Bolstad pada gambar 6 maka Kepala Sekolah sudah mengikuti apa yang diinginkan dalam ranah pembelajaran. Walaupun sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala SDN SDN Juwet Kenongo Porong, pada penyajian data fokus penelitian di atas, tidak secara langsung komponen dalam KTSP itu terlibat. Tetapi juga bukan berarti tidak melibatkan mereka, hanya

Page 11: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

11

dalam penyusunannya tidak terlibat langsung. Konsistensi dari para pelaksana untuk mencari cara dalam peningkatan mutu pendidikan ini merupakan bagian dari perwujudan dalam melaksanakan kewajiban mereka untuk mencapai tujuan dari KTSP.

Pengaruh Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik dalam Implementasi Kebijakan Pendidikan berbasis KTSP

Walimurid SDN Juwet Kenongo Porong merupakan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pekerja swasta. Maka secara ekonomi walimurid sudah cukup mandiri dalam perekonomian. Menurut Van Horn dan Van Meter proses implementasi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Dilihat dari sebagian besar walimurid yang mempercayakan anaknya kepada SDN Juwet Kenongo Porong adalah orang dengan bermata pencaharian swasta, dapat disimpulkan masalah ekonomi tidak terlalu memberatkan dan bukan menjadi persoalan. Bapak Sakri salah satu wali murid yang pekerjaannya sebagai pegawai swasta menyatakan,

” SDN Juwet Kenongo Porong itu memang terkenal bagus dan favorit. Tetapi tidak lantas seenaknya sendiri dalam masalah dana. Kalau bebas SPP yah bebas, tetapi terkadang juga ada sumbangan untuk anak kurang mampu. Tetapi hal tersebut tidak masalah toh sumbangan seikhlasnya. Dan itu juga demi kemajuan pendidikan anak kurang mampu.”

Disamping keadaan ekonomi yang tidak lagi jadi masalah, lingkungan yang mendukung di sekitar SDN Juwet Kenongo Porong juga sangat memberi motivasi untuk proses belajar mengajar yang ada di sekolah. Begitu pula kondisi

politiknya. Dengan dicanangkannya program Jam Belajar, menunujukkan bahwa Pemerintah Kota juga peduli akan pendidikan warganya.

Dan hal tersebut sangatlah dibutuhkan agar apa yang menjadi tujuan kebijakan KTSP dapat segera diwujudkan dengan baik tentunya.

Output Implementasi kebijakan pendidikan berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Dampak dari implementasi kebijakan KTSP dapat dilihat dari output Sekolah. Output sekolah dikatakan bermutu tinggi jika prestasi peserta didik menunjukkan pencapaian yang tinggi, dan khususnya pada KTSP ini tujuan dari kebijakan ini adalah pengembangan jati diri dari peserta didik. Pengembangan dan penemuan jati diri ini dapat dibantu oleh guru sebagai fasilitator dengan PAKEMI.

Pencapaian yang tinggi tersebut dapat dilihat dari prestasi akademik dan nonakademik yang diraih SDN Juwet Kenongo Porong. Juga dari penerimaan siswa baru SMP. Karena tidak sedikit Siswa SDN Juwet Kenongo Porong yang dapat menembus SMP Negeri di Kota Sidoarjo. Mengenai pengembangan jati diri atau hasil dari penilaian akan diri sendiri tersebut dalam jangka panjang baru akan terlihat. Tetapi apa yang dilakukan di sekolah adalah pembekalan bagi peserta didik tersebut.

Tirtarahardja (1995) menyatakan terdapat beberapa batasan pendidikan berdasaran fungsinya, yaitu Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya, Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi, Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara, Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja. Sesuai dengan batasan yang diungkapkan Tirtarahardja tersebut maka muatan yang ada dalam KTSP itu sedikit banyak dapat untuk mencapai batasan pendidikan yang

Page 12: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

12

sesuai dengan fungsinya tersebut. Termasuk dalam hal pencapaian prestasi yang tinggi dan pengembangan jati diri sejak dini adalah proses menuju pembentukan pribadi yang sangat bagus.

Kesimpulan

Hasil dalam penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu : Proses Implementasi Kebijakan Pendidikan Berbasis KTSP dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

Sesuai dengan model Proses Implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh Van horn dan Van Meter, dalam proses implementasi terdapat beberapa konsep yang saling terkait. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan pendidikan berbasis KTSP di SDN Juwet Kenongo Porong menurut konsep dari Van Horn dan Van Meter telah baik. Perilaku para pelaksana menunjukkan bahwa mereka sedang mendukung dan menjalankan kebijakan sesuai dengan pemahaman mereka tetapi tetap berujung pada tujuan kebijakan yang sama. Tetapi setiap pengajar sebagai kunci keberhasilan kebijakan ini masih ada yang simpang siur, tetapi mereka memiliki kesepakatan tujuan yang tidak melenceng jauh dari tujuan awal dari kebijakan. Ukuran dan tujuan kebijakan juga telah disepakati bersama dan komunikasi antar lembaga yang terjalin juga telah terlaksana Karena komunikasi tidak hanya terjadi satu arah melainkan dua arah. Kendala yang ada juga diusahakan untuk mencari solusi yang terbaik. Lingkungan politik yang sangat membantu sehingga lingkungan eksternal seperti ekonomi dan sosial juga dapat berjalan dengan balance. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses implementasi kebijakan pendidikan

berbasis KTSP di SDN Juwet Kenongo Porong dapat dikatakan sudah lerlaksana meski kurangnya fasilitas yang dimiliki untuk menjalankan proses KTSP sendiri yang menjadikan tidak sepenuhnya dilakukan , selain itu guru juga masih mengalami beberapa hambatan dengan kurikulum seperti ini karena kurangnya wawasan dan keyakinan guru untuk menerapkannya . .

DAFTAR PUSTAKA

o Arikunto, Suharsimi. 2009. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

o Dr. E. Mulyasa, M.Pd .2004. Menejemen Berbasis Sekolah.(konsep, strategi dan implementasi) . Bandung : PT Remaja Yosdakarya.

o Miles, M. B. dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (Qualitative Data Analysis: A Basic Book on New Methods). Jakarta

o Rifa`i Muhammad.2011. Sejarah Pendidikan Nasional Dari Masa Klasik Hingga Moderen.Jogjakarta: Ar- Ruzz

o Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung

o Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

o Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta; Bumi Aksara.

o Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing

o Wayan AS.S.Si. 2010. Standat Nasional Pendidikan .Jakarta : Zahra book

Page 13: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN BERBASIS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI JUWET KENONGO PORONG

13

o Bussines news 30 Desember 2010 o http://pendididkan nasioanal

.com/index.php? option=com o http://www.peraturan

pendidikan.com/engine/artikel/art.php?artid=

o http://www.rancangan pendidikan.com/engine/artikel/art.php?artid=

o http://teknologi.pendididkan.com/ terapan/2011/01/10/mengapa-begitu-sulit-mewujudkan-kesejahteraan-di-indonesia/

o PP PEMERINTAH. NO 19. TAHUN 2005

o PERMEN DIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006