“IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA...

81
“IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA SUKAMAHI KABUPATEN BOGOR TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Disusun oleh: Adi Supraja 1112045200001 PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Transcript of “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA...

Page 1: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

“IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA

(ADD) DI DESA SUKAMAHI KABUPATEN BOGOR

TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM”

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum (S.H.)

Disusun oleh:

Adi Supraja

1112045200001

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 3: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 4: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 5: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

v

ABSTRAK

ADI SUPRAJA, NIM : 1112045200001, Implementasi Kebijakan Alokasi Dana

Desa (ADD) Dalam Sistem Ketatanegaraan Islam. Program Studi Hukum

Ketatanegaraan Islam (Siyasah Syar’iyah), Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017 M/ 1348 H. X + 71

Halaman.

Skripsi ini merupakan upaya untuk memaparkan implementasi kebijakan

Alokasi Dana Desa (ADD). Alokasi dana yang dialokasikan oleh pusat, provinsi,

maupun kabupaten kepada desa melalui ADD tersebut memberi dampak positif

terhadap pembangunan desa ataupun upaya kesejahteraan masyarakat di Desa

Sukahmahi, akan tetapi ADD yang dialokasikan untuk desa dinilai masih belum

cukup untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang

Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) Pada Pemerintahan Desa

Sukamahi. Selain itu, untuk mengetahui langkah-langkah apa yang dilakukan oleh

Pemerintahan Desa Sukamahi dalam melakukan pengelolaan Alokasi Dana Desa

(ADD). Serta untuk mengetahui sejauh mana Islam mengatur tentang Alokasi Dana

Desa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: metode penelitian

kualitatif, berdasarkan obyeknya menggunakan pendekatan Normatif. Teknik

pengumpulan yang digunakan adalah: data primer yang diperoleh hasil dari

wawancara, dan data sekunder di peroleh dari dokumen desa, buku-buku, jurnal,

karya tulis ilmiah.

Hasil penelitian menunjukan Implementasi alokasi dana desa pada

pemerintahan Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

dilakukan melalui tahap implementasi dan evaluasi. Serta adanya pengelolaan yang

baik yang dilakukan oleh pemerintah Desa Sukamahi sebagaimana di dalamnya hal

tersebut sesuai dengan sistem ketatanegara Islam.

Pembimbing : Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si

DaftarPustaka : Tahun 2004 s.d Tahun 2015

Page 6: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

KATA PENGANTAR

ي مِ ِنِ مِ حِ الرِ ِللا ِِمِ سِ ب ِ ح الر

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala yang telah melimpahkan

rahmat, nikmat, taufik, hidayah dan 'inayah-Nya, terucap dengan tulus dan ikhlas

Alhamdulillahi Rabbit ‘alamin tiada henti. Sesungguhnya hanya dangan

penolongan-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Salawat seiring salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada insan pilihan

Tuhan Nabi akhir zaman Muhammad SAW, baserta para keluarga, sahabat dan

umamatnya. Amin.

Dengan setulus hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari kesempumaan. Namun demikiah skripsi ini basil usaha dan upaya yang

maksimal dari penulis. Banyak hal yang tidak dapat dihadirkan oleh penulis

didalamnya karena keterbatasan pengetahuan dan waktu. Namun patut disyukuri

karena banyak pengalaman yang didapat dalam penulisan skripsi ini. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tersusun bukan semata-mata hasil usaha

sandiri, akan tetapi berkat bimbingan dan motivasi dari semua pihak. Oleh karena

itu penulis secara khusus ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Phil. Asep Saepudin jahar, M.A., Salaku Dekan Fakultas Syari’ah

dan Hukum serta para Pembantu Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Ibu Dra. Hj. Maskufa. MA, Selaku Ketua Program Studi Hukum Tata Negara

dan Ibu Sri Hidayati. M.Ag, selaku Sekretaris Program Studi Hukum Tata

Negara;

3. Bapak Dr. Asmawi. M.Ag, selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis;

4. Ibu Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan arahan, saran dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik;

5. Seluruh dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu dan

Page 7: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

Akhlaq yang tidak ternilai harganya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

studi di Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta;

6. Pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta;

7. Bapak Encep Subandi, selaku Ketua Desa, Desa Sukamahi Kecamatan

Megamendung Kabupaten Bogor, yang telah meluangkan waktunya kepada

penulis untuk melakukan wawancara guna menambah data skripsi penulis;

8. Bapak Ahmad Anwar, selaku Sekretaris Desa Sukamahi Kecamatan

Megamendung Kabupaten Bogor, yang telah meluangkan waktunya kepada

penulis untuk melakukan wawancara guna menambah data skripsi penulis;

9. Bapak Saepul Firdaus. S.Pd, selaku Bendahara Desa Sukamahi Kecamatan

Megamendung Kabupaten Bogor, yang telah meluangkan waktunya kepada

penulis untuk melakukan wawancara guna menambah data skripsi penulis;

10. Bapak Suhendra, selaku Warga Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung

Kabupaten Bogor, yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk

melakukan wawancara guna menambah data skripsi penulis;

11. Kedua orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda, yang telah mencintai saya

dengan segenap jiwa dan raga, memberikan segala yang mereka bisa, baik

doa maupon dukungan sehingga dengan ridha mereka saya bisa sampai

seperti ini;

12. Seluruh keluarga besar H. Amir yang terus menerus memberikan semangat

yang luar biasa;

13. Sahabat-sahabat seperjuangan, khususnya teman-teman Mahasiswa/i Hukum

Tata Negara Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Jakarta angkatan 2012;

14. Serta semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Sebagai akhir kata semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan balasan

atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Dan juga, semoga apa yang telah kalian berikan menjadi berkah dan

amal kebajikan serta bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Page 8: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………...…

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIBIMBING ………………………………

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ……………………………………….

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………

ABSTRAK ……………………………………………………………………...

KATA PENGANTAR …………………………………………………………

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………....... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………... 7

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………….…. 7

D. Manfaat Penelitian …………………………………………..…...... 8

E. Metode Penelitian ………………………………………………..... 8

1. Jenis Penelitian ………………………………………..………... 8

2. Sifat Penelitian ………………………………………………….. 8

3. Sumber Data ……………………………………………………. 8

4. Alat Pengumpulan Data …………..……………………….…..... 9

5. Teknik Analisa Data dan Penulisan ……………………………. 10

F. Sistematika Penulisan ………………………………………….…... 10

BAB II KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA………………………… 12

A. Pengertian dan Teori Kebijakan …………………………………… 12

1. Siklus Ruang Lingkup Kebijakan ………………………………. 17

2. Tahap identifikasi ………………………………………………. 19

3. Tahap Implementasi ……………………………………...….…. 20

Page 9: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

4. Tahap Evaluasi ………………………………………………..... 20

B. Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) …………………………….. 21

1. Pengertian Alokasi Dana Desa (ADD) …………………………. 21

2. Prinsip-Prinsip Pengolaan Alokasi Dana Desa (ADD) ……….... 21

3. Sasaran dan Bentuk Kegiatan Alokasi Dana Desa (ADD) ……... 22

C. Kebijakan Alokasi Dana Desa Membangun Masyarakat Sejahtera... 23

1. Konsep Siyasah Idariyah………………………………………... 24

2. Praktik Sistem Administrasi Pada Masa khalifah Umar Bin

Khattab........................................................................................... 26

BAB III GAMBARAN UMUM DESA SUKAMAHI ………………….… 30

A. Sejarah Desa Sukamahi …………………………………………… 30

B. Kondisi Geografis Desa Sukamahi ………………………………... 30

C. Kondisi Demografis Desa Sukamahi ……………………………… 31

1. Keadaan Penduduk ……………………………………………... 31

2. Keadaan Sarana dan Prasarana ………………………………… 34

3. Kondisi Ekonomi ………………………………………………. 36

4. Kondisi Pemerintahan Desa ……………………………………. 36

D. Program Pembangunan Desa Sukamahi …………………………... 37

1. Visi dan Misi Desa Sukamahi ……………………………….…. 37

2. Strategi dan Arah Kebijakan Desa Sukamahi ………………….. 38

3. Prioritas Pembangunan Desa Sukamahi ……………….…….…. 38

E. Pengelolaan Keuangan Desa Sukamahi ………………..………….. 40

BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

PADA PEMERINTAHAN DESA SUKAMAHI ……………….. 43

A. Tahapan Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

Pemerintahan Desa Sukamahi ……………………………………... 43

B. Tahapan Evaluasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

Pemerintahan Desa Sukamahi ……………………………………... 49

Page 10: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

C. Analisis Sistem Administrasi dalam Sistem Ketatanegaraan Islam

(Siyasah)…………………………..................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………... 55

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 55

B. Saran ……………………………………………………………….. 56

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………… 64

Page 11: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa merupakan unsur yang penting di dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) karena desa merupakan cikal bakal terbentuknya

masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia, keadaan tersebut tertuang

pada pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa pembagian daerah atas

daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan

ke dalam undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar

permusyawaratan dalam sidang pemerintahan negara dan hak-hak asal-usul

dalam daerah yang bersifat istimewa.

Istilah desa secara etimologi berasal dari kata swadesi Bahasa

sangsekerta yang berarti wilayah, tempat, atau bagian yang mandiri dan

otonom. Secara definisi desa dapat diartikan sebagai kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul, adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan

NKRI.1

Desa sudah ada sebelum Hindia Belanda masuk ke Indonesia, Cornelis

Van Vollenhoven di dalam bukunya “Staatsrecht Overzee” mengatakan

bahwa sebelum Belanda masuk ke Indonesia telah ada desa yang dinamakan

dengan “lembaga-lembaga pengaturan masyarakat dan pemerintahan seperti

kesatuan perkampungan, kerajaan-kerajaan dan malah republik-republik.

Republik-republik yang dimaksud adalah suatu pemerintahan demokrasi

yang mementingkan kesejahteraan rakyat yang bersifat asli dan otonom

berdasarkan adat istiadat dan sistem nilai budaya masyarakat setempat”.2

1 Ateng Syafrudin, “Republik Desa, pergulatan hukum tradisional dan hukum modern dalam

desain Otonomi Desa” (Bandung: Alumni, 2010), h. 2-3. 2 Ateng Syafrudin, “Republik Desa, pergulatan hukum tradisional dan hukum modern dalam

desain Otonomi Desa” (Bandung: Alumni, 2010), h. 4-6.

Page 12: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

2

Pengaturan tentang desa di dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun

1999 diatur di dalam Pasal 1 dan Pasal 93-111 berbunyi “Desa didefinisikan

sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-

usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan dan

berada di daerah kabupaten”. Kemudian di dalam kewenangannya desa

berhak melakukan kewenangan yang mencangkup kewenangan yang sudah

ada berdasarkan hak asal-usul desa, kewenangan yang oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan

pemerintah, dan tugas pembantuan dari pemerintah Provinsi dan/ atau

Pemerintah Kabupaten. Kebijakan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999

dimasa reformasi memberikan hak terhadap desa untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat di tingkat desa. Namun dalam tugas dan

kebijakannya, desa masih harus berada dalam pengawasan pemerintah

kabupaten.3

Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah

dinilai tidak sesuai dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan dan

tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah sehingga disempurnakan menjadi

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, dan disempurnakan kembali menjadi

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa “yang menjelaskan

tentang bahwa desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan

mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Di mana pengaturan tentang desa

dikuatkan kembali dengan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia (PP

RI) Nomor 43 tahun 2014.

Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang desa. Berdasarkan ketentuan ini

3 B. N. Marbun, Otonomi Daerah 1945-2010 Proses & Realita (Jakarta: Sinar Harapan,

2010), h. 103-105.

Page 13: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

3

desa diberi pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal-usul dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemahaman desa di atas menempatkan desa sebagai suatu organisasi

pemerintahan yang secara politis memiliki kewenangan tertentu untuk

mengurus dan mengatur warga atau komunitasnya. Dengan posisi tersebut

desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan

pemerintahan nasional secara luas.4

Berdasarkan ketentuan pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun

2014, desa diberikan kewenangan yang mencakup:

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;

2. Kewenangan lokal berskala desa;

3. Kewenangan yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota; dan

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sumber pendapatan desa berdasarkan pasal 71 ayat (2) di jelaskan pada

pasal 72 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Desa terdiri atas hasil usaha desa, hasil aset, swadaya

dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli desa yang

sah.

b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

c. Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;

d. Alokasi dana desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang

diterima Kabupaten/Kota;

4 Daru Wisakti, implementasi kebijakan alokasi dana desa di wilayah kecamatan geyer

kabupaten grobogan. (Semarang: Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro 2015), h. 16.

Page 14: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

4

e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota;

f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan

g. Lain-lain pendapatan desa yang sah.

Lebih lanjut pada BAB VI tentang Keuangan dan Kekayaan Desa

paragraf 2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 menyebutkan

bahwa sumber pendapatan desa terdiri atas Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.5

Ditegaskan dalam pasal 95 ayat (1) PP 43 tahun 2014 bahwa

pemerintah akan mengalokasikan dana desa dalam APBN setiap tahun

anggaran yang di peruntukkan bagi desa yang di transfer melalui APBD

Kabupaten/Kota. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan

dalam APBD kabupaten/kota ADD setiap tahun anggaran, paling sedikit 10%

dari dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam APBD setelah

dikurangi dana alokasi khusus (DAK).

Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah otonom yang ada di

Jawa Barat yang telah melaksanakan prinsip-prinsip otonomi daerah dengan

berusaha mengoptimalkan potensi desa demi terselenggaranya kesejahteraan

dan kemakmuran. Wujud nyata Kabupaten Bogor dalam membantu dan

meningkatkan partisipasi pemerintah desa yaitu dengan terus berupaya

meningkatkan alokasi dana kepada desa. Selain itu Pemerintah kabupaten

Bogor memberikan Alokasi Dana Desa (ADD) yang disusun berdasarkan

asas adil dan merata dengan tetap menyesuaikan dengan kebutuhan desa serta

anggaran yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten.

Alokasi Dana Desa atau ADD adalah bagian keuangan desa yang di

peroleh dari Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagian dari Dana Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh kabupaten. Menurut

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman

5 Daru Wisakti, implementasi kebijakan alokasi dana desa di wilayah kecamatan geyer

kabupaten grobogan. (Semarang: Tesis, Pascasarjana Universitas Diponegoro 2015), h. 17-19.

Page 15: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

5

Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal

dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian Dana Perimbangan

Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa

paling sedikit 10% (sepuluh persen).6

Di dalam pengelolaan kebijakan ADD yang diberikan oleh pemerintah

provinsi dan kabupaten kepada desa sukamahindari tahun 2013–2015

mengalami keberhasilan sehingga dapat dipastikan proses yang dilaksanakan

di dalam pengelolaan ADD terlaksana dengan baik. Selain itu masyarakat

juga menilai pembangunan fisik maupun non fisik di desa sukamahi

dirasakan maksimal, karena hasil serta manfaatnya terasa oleh masyarakat.

Alokasi dana yang dialokasikan oleh pusat, provinsi, maupun

kabupaten kepada desa melalui ADD tersebut memberi dampak positif

terhadap pembangunan desa ataupun upaya kesejahteraan masyarakat di

Desa Sukahmahi. Secara umum alokasi bantuan dana tersebut oleh

Pemerintah Desa Sukamahi di alokasikan untuk infrastruktur jalan, kesehatan

masyarakat desa.

Adapun bantuan-bantuan yang berupa fisik yang dilakukan oleh Desa

Sukamahi yaitu infrastruktur jalan, renovasi sarana kesehatan, renovasi

tempat ibadah, pengadaan alat-alat peraga dan bantuan-bantuan non fisik

yang dilakukan oleh desa sukamahi salah satunya yaitu balai kursus kerajinan

tangan untuk pemuda desa sukamahi.

Bantuan ADD setiap tahunya kepada desa sukamahi selalu sekitar +

Rp. 145 Juta/tahun. Dan alokasi dana tersebut di alokasikan untuk bantuan

fisik kepada masyarakat berkisar + 50%, bantuan non fisik + 30%, dan

bantuan untuk pegawai desa + 20%. Dalam hal ini bantuan ADD memberikan

bukti bahwa kebijakan otonomi daerah bisa dirasakan sampai tingkat desa

dalam upaya memberikan kesejahteraan masyarakat.7

6 Atika Wulan Ompi. Implementasi kebijakan alokasi dana desa (ADD) dalam

meningkatkan pembangunan desa di Desa Pangu Kec. Ratahan Kab. Minahasa. (Manado: Tesis.

Pascasarjana Universitas Negeri Manado 2012), h. 20. 7 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Anwar Sekretaris Desa Sukamahi. Sukamahi 2 Maret

2017.

Page 16: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

6

ADD yang dialokasikan untuk desa dinilai masih belum cukup untuk

menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat karena setiap tahunnya desa

hanya mencapai kisaran uang sekitar + 145 juta yang di alokasikan untuk

masyarakat desa. Sedangkan dalam hal ini desa sukamahi berusaha

melakukan pengelolaannya dengan baik di mana anggaran tersebut

dialokasikan untuk kebutuhan prioritas masyarakat, dengan begitu walaupun

pembangunan tidak tersentuh secara keseluruhan setiap tahunya akan tetapi

masyarakat dapat merasakan dampak adanya ADD yang dialokasikan untuk

desa di mana ADD tersebut dapat memenuhi kebutuhan prioritas masyarakat

desa yang dibutuhkan setiap tahunya yang diatur musrenbang desa.8

Pengalokasian kas negara di dalam Islam telah di atur kedalam sistem

siyasah idariyah (administrasi negara). Administrasi segara dibuat untuk

menjaga hak-hak negara seperti tugas-tugas dan kekayaan negara, serta pihak

yang mengerjakanya seperti para pegawai dan tentara.

Adapun awal mula pembuatan administrasi negara dalam Islam yaitu

bermula pada masa khalifah Umar bin Khathab. Akan tetapi para fuqaha’

berbeda pendapat mengenai latar belakang pembuatan administrasi negara

oleh Umar bin Khathab Radhiyallahu Anhu.9 Di dalam Islam pengalokasian

dana atau kas negara harus sesuai dengan lima unsur maqashid syariah dan

tidak boleh bertentangan dengan unsur tersebut dikarenakan jikalau

melanggar dari lima unsur maqashid syariah akan membawa keburukan yang

besar dan tidak akan bisa membangun masyarakat yang sejahtera. Kelima

unsur tersebut yaitu: hifzud diin (proteksi agama), Hifzun nafs (proteksi

diri/jiwa), Hifzun nasl (proteksi keturunan), Hifzul aql (proteksi akal), Dan

yang terakhir hifzul maal (proteksi harta).

Adapun dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana

Pemerintah Desa Sukamahi dapat memanfaatkan Alokasi Dana Desa (ADD)

8 Wawancara pribadi dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi. Sukamahi 2 Maret

2017. 9 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 336.

Page 17: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

7

dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Desa Sukamahi. Dan

apakah pada prakteknya Alokasi Dana Desa (ADD) dapat mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Desa Sukamahi. Dari penjelasan tersebut maka

penulis mencoba menganalisa implementasi Alokasi Dana Desa (ADD) yang

diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap Pemerintah Desa

Sukamahi, dengan judul. “Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa

(ADD) di Desa Sukamahi Kabupaten Bogor Tinjauan Sistem

Ketatanegaraan Islam”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memfokuskan dan

membatasi pada masalah kebijakan otonomi daerah terhadap Pemerintahan

Desa Sukamahi dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan dalam jangka

waktu tertentu dari tahun 2013-2015. Studi kasus yang penulis teliti adalah

Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Untuk itu,

penulis merumuskan masalah ini pada dua hal, yaitu:

1. Bagaimana implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

Pemerintahan Desa Sukamahi?

2. Bagaimana evaluasi kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

Pemerintahan Desa Sukamahi?

3. Bagaimana pengaturan Alokasi Dana Desa menurut Siyasah Idariyah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan perumusan masalah tersebut di

atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan gambaran tentang Implementasi Kebijakan Alokasi

Dana Desa (ADD) Pada Pemerintahan Desa Sukamahi Kecamatan

Megamendung Kabupaten Bogor.

2. Untuk mengetahui Evaluasi Kebijakan Alikasi Dana Desa (ADD) Pada

Pemerintahan Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung Kabupaten

Bogor.

3. Untuk mengetahui sejauh mana Islam mengatur tentang Alokasi Dana

Desa.

Page 18: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

8

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini berupaya memberikan manfaat akademis, Adapun

manfaat akademisnya adalah hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber

pelengkap referensi dan pembanding untuk studi-studi mengenai ilmu

ketatanegaraan Islam tentang Alokasi Dana Desa (ADD).

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif (Prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptis berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati) berdasarkan objeknya

menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan mengutip undang-undang

dan menitik beratkan terhadap penelitian lapangan dengan wawancara dan

observasi agar mengumpulkan informasi secara langsung tentang beberapa

jenis data yang terkait dengan pembahasan penulis.10

Sebagai penambah informasi penelitian maka dilakukan juga

pengambilan dari pandangan buku, majalah, artikel, koran dan lain-lain yang

bersangkutan dengan skripsi penulis.

2. Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini memiliki sifat penelitian deskriptif analisis,

dengan kata lain penelitian deskriptif analitis merupakan pengambilan

masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana

adanya saat penelitian dilaksanakan, hasil penelitian kemudian diolah dan di

analisis untuk diambil kesimpulanya.

3. Sumber Data

Sumber data yang di gunakan merupakan bagian yang terpenting dalam

penelitian ini, maka pencarian data yang di pergunakan dari penelitian ini

diperoleh dari:

10 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka cipta, 2008), h.

21.

Page 19: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

9

a. Pertama, sumber primer yaitu peraturan undang-undang tentang

Kebijakan Alokasi Dana Desa serta riwayat kisah yang berkaitan

dengan Ketatanegaraan Islam.

b. Kedua, sumber sekunder yaitu data yang diperoleh dari wawancara,

buku-buku, artikel, mengambil berdasarkan sumber yang di himpun

dari media masa maupun dari laporan-laporan yang dapat mengetahui

gambaran-gambaran secara khusus tentang kebijakan alokasi dana

desa.

4. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam

skripsi ini adalah:

a. Studi Dokumen

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa arsip-arsip

desa, dokumen keuangan Alokasi Dana Desa yang dimiliki Desa

Sukamahi, serta artikel, buku, majalah dan Koran yang berhubungan

dengan judul skripsi yang diangkat penulis.

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknis wawancara

bebas dan terpimpin yang mana jumlah orang yang diwawancara

berjumlah 5 orang, yaitu: Pertama, Wawancara terhadap kepala desa

sukamahi agar memdapatkan informasi tentang visi dan misi Desa.

Kedua, wawancara terhadap sekretaris desa sukamahi agar

mendapatkan informasi tentang kondisi perkembangan desa dalam

menciptakan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, wawancara terhadap

kaur keuangan agar mendapatkan informasi tentang keuangan desa

yang berkenaan dengan ADD. Keempat, wawancara terhadap kaur

kesra agar mendapatkan informasi tentang program pembangunan desa

sukamahi. Kelima, wawancara terhadap kaur pembangunan agar

mendapatkan informasi tentang sejauh mana pemerintah desa

Page 20: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

10

Sukamahi dalam proses pembangunan kesejahteraan masyarakat desa

sukamahi.11

Selain itu juga penulis mewawancarai tokoh-tokoh lain baik tokoh

dari desa sukamahi ataupun dari luar desa terkait pendapat mereka

tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan penelitian penulis.

c. Observasi

Penulis mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa

yang diucapkan dan berpartisipasi dalam proses pengamatan tentang

Alokasi Dana Desa (ADD).12

5. Teknis Analisis Data dan Penulisan

Data-data yang akan dianalisis nantinya adalah data-data yang

didapatkan dari proses wawancara dengan informan yang memahami

permasalahan tersebut, observasi dan dokumentasi yang didapatkan oleh

peneliti. Data yang telah didapatkan melalui dokumentasi dan wawancara

akan disusun secara sistematis atau di klasifikasikan secara khusus, kemudian

disajikan secara deskriptif untuk memberi gambaran secara mendalam

tentang kenyataan sosial yang berkembang ditengah-tengah masyarakat.

Kenyataan sosial yang akan dihasilkan dari penelitian ini berupa fakta yang

menggambarkan bentuk kebijakan alokasi dana desa.

Dalam hal teknik penulisan, penulis mengacu pada buku pedoman

penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan lebih sistematik dan terarah, maka penulis akan

menjelaskan sistematika dalam penulisan skripsi ini, pada dasarnya skripsi

ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan, yaitu:

11 Hadari Nawawi, metodologi penelitian social, (Yogyakarta ; Gadjah Mada University

Press, 2007). 12 Sukandar rumidi, Metodologi penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press,2004), h. 111.

Page 21: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

11

Bab I pendahuluan, latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab II landasan teori tentang pengertian kebijakan dan konsep

kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD).

Bab III membahas gambaran umum Desa sukamahi Kecamatan

Megamendung Kabupaten Bogor berupa Sejarah Desa, kondisi Geografis,

Kondisi Demografis, kondisi ekonomi, kondisi Pemerintahan Desa.

Bab IV penjelasan tentang Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa

(ADD) pada Pemerintahan Desa Sukamahi Kecamatan Megamendung

Kabupaten Bogor yang berisi tentang Pengalokasian dan Pengunaan Alokasi

Dana Desa.

Dalam bab ini penulis juga akan membahas lebih jauh tentang nilai-

nilai Kebijakan Alokasi Dana Desa yang dialokasikan oleh pemerintah pusat

dan provinsi kepada desa, serta apa saja yang dilakukan Pemerintahan Desa

Sukamahi untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat melalui Alokasi

Dana Desa (ADD).

Bab V merupakan penutupan, meliputi kesimpulan yang merupakan

penjelasan jawaban dari rumusan masalah diatas serta, kritik dan saran.

Page 22: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

12

BAB II

KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA

A. Pengertian Kebijakan

Ada banyak definisi mengenai kebijakan publik. Definisi mengenai

kebijakan publik mempunyai makna yang berbeda-beda, sehingga

pengertian-pengertian tersebut dapat diklasifikasikan menurut sudut pandang

masing-masing penulisnya. Berikut ini beberapa definisi tentang kebijakan

publik menurut para ahli :

1. Chandler dan Plano (1988)

Kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumber

daya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.

Kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara

terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang

beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup dan ikut berpartisipasi

dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan publik menurut

Chandler dan Plano dapat diklasifikasikan sebagai intervensi pemerintah.

Dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki

untuk mengatasi persoalan publik.

2. Anderson (1975)

Kebijakan publik adalah sebagai kebijakan-kebijakan yang dibangun

oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, sebagaimana implikasi

dari kebijakan tersebut adalah :

a. Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau mempunyai

tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

b. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.

c. Kebijakan publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh

pemerintah jadi bukan merupakan apa yang masih dimaksudkan untuk

dilakukan.

d. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif dalam arti

merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah

Page 23: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

13

tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan

pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

e. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti yang positif

didasarkan pada peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan

memaksa. Definisi kebijakan publik menurut Anderson dapat

diklasifikasikan sebagai proses management, sebagaimana di

dalamnya terdapat fase serangkaian kerja pejabat publik ketika

pemerintah benar-benar bertindak untuk menyelesaikan persoalan di

masyarakat. Definisi ini juga dapat diklasifikasikan sebagai decision

making ketika kebijakan publik yang diambil bisa bersifat positif

(tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah) atau negatif

(keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu).1

3. Woll (1966)

Kebijakan publik adalah sejumlah aktivitas pemerintah untuk

memecahkan masalah di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui

berbagai lembaga yang memengaruhi kehidupan masyarakat. Adapun

pengaruh dari tindakan pemerintah tersebut adalah :

a. Adanya pilihan kebijakan yang dibuat oleh politisi, mengenai

pemerintah atau yang lainnya yang bertujuan menggunakan kekuatan

publik untuk mempengaruhi kehidupan masyarakat.

b. Adanya output kebijakan, di mana kebijakan yang diterapkan pada

level ini menuntut pemerintah untuk melakukan pengaturan,

penganggaran, pembentukan personil dan membuat regulasi dalam

bentuk program yang akan mempengaruhi kehidupan masyarakat.

c. Adanya dampak kebijakan yang merupakan efek pilihan kebijakan

yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Definisi kebijakan publik

menurut Woll ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi pemerintah

(intervensi sosio kultural) yaitu dengan mendayagunakan berbagai

instrumen untuk mengatasi persoalan publik. Definisi ini juga dapat

1 Hessel Nogi S. Tangkilisan, Teori dan Konsep Kebijakan Publik: dalam Kebijakan Publik

yang Membumi, konsep, strategi dan kasus (Yogyakarta: Lukman Offset dan YPAPI 2003), h. 1-2.

Page 24: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

14

diklasifikasikan sebagai serangkaian kerja para pejabat publik untuk

menyelesaikan persoalan di masyarakat.2

4. Jones

Jones menekankan studi kebijakan publik pada dua proses, yaitu :

a. Proses-proses dalam ilmu politik, seperti bagaimana masalah-masalah

itu sampai pada pemerintah, bagaimana pemerintah mendefinisikan

masalah itu, dan bagaimana tindakan pemerintah.

b. Refleksi tentang bagaimana seseorang bereaksi tehadap masalah-

masalah, terhadap kebijakan negara, dan memecahkannya.

Menurut Charles 0. Jones di dalam buku yang berjudul teori dan konsep

kebijakan publik karya Hessel Nogi S. Tangkilisan bahwa kebijakan terdiri

dari komponen-komponen :

a. Goal atau tujuan yang di inginkan.

b. Plans atau proposal, yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai

tujuan.

c. Program, yaitu upaya yang berwenang untuk mencapai tujuan.

d. Decision atau keputusan, yaitu tindakan-tindakan untuk menentukan

tujuan. Membuat rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program.

e. Efek, yaitu akibat-akibat dari program (baik di sengaja atau tidak,

primer atau sekunder).

Jones memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan

pemerintah di masa lalu dengan hanya mengubahnya sedikit demi sedikit.

Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making, yaitu ketika

pemerintah membuat suatu keputusan untuk suatu tindakan tertentu.

Klasifikasi ini juga dapat didefinisikan sebagai intervensi negara dengan

rakyatnya ketika terdapat efek dari akibat suatu program yang dibuat oleh

pemerintah yang diterapkan dalam masyarakat.3

2 Hessel Nogi S. Tangkilisan, "Teori dan Konsep Kebijakan Publik" dalam Kebijakan Publik

gang konsep, strategi dan kasus, (Yogyakarta : Lukman Offset dan YPAPI 2003), h. 2. 3 Hessel Nogi S. Tangkilisan, "Teori dan Konsep Kebijakan Publik" dalam Kebijakan Publik

gang konsep, strategi dan kasus, (Yogyakarta : Lukman Offset dan YPAPI 2003), h. 3.

Page 25: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

15

5. Robert Eyestone

Secara luas kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai hubungan

suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Definisi ini dapat di

klasifikasikan sebagai democratic governance, di mana di dalamnya terdapat

interaksi negara dengan rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan publik.

6. Richard Rose

Kebijakan hendaknya dipahami sebagai serangkaian kegiatan yang

sedikit banyak berhubungan beserta konsekuensi-konsekuensinya bagi

mereka yang bersangkutan sebagai suatu keputusan tersendiri. Kebijakan ini

dipahami sebagai arah atau pola kegiatan dan bukan sekedar suatu keputusan

untuk melakukan sesuatu. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai

intervensi negara dengan rakyatnya dalam rangka mengatasi persoalan

publik, karena melalui hal tersebut akan terjadi perdebatan antara yang setuju

dan tidak setuju terhadap suatu hasil kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

7. James Anderson

Kebijakan merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang

ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu

masalah atau persoalan. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai intervensi

pemerintah (intervensi sosio kultural) yaitu dengan mendayagunakan

berbagai instrument untuk mengatasi persoalan publik.4

8. Amir Santosos

Pada dasarnya pandangan mengenai kebijakan publik dapat dibagi

kedalam dua kategori, yaitu :

a. Pendapat ahli yang menyamakan kebijakan publik sebagai tindakan

pemerintah. Semua tindakan pemerintah dapat di sebut sebagai

kebijakan publik. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision

making di mana tindakan-tindakan pemerintah diartikan sebagai suatu

kebijakan.

4 Budi Winarno, Apakah Kebijakan Publik ? dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik

(Yogyakarta : Media Pressindo 2002), h. 15.

Page 26: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

16

b. Pendapat ahli yang memberikan perhatian khusus pada pelaksanaan

kebijakan. Kategori ini terbagi dalam dua kubu, yakni : Pertama,

Mereka yang memandang kebijakan publik sebagai keputusan-

keputusan pemerintah yang mempunyai tujuan dan maksud-maksud

tertentu dan mereka yang menganggap kebijakan publik sebagai

keputusan yang memiliki dampak yang bisa diramalkan atau dengan

kata lain kebijakan publik adalah serangkaian instruksi dari para

pembuat keputusan kepada pelaksana kebijakan yang menjelaskan

tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making oleh

pemerintah dan dapat juga diklasifikasikan sebagai interaksi negara dengan

rakyatnya dalam mengatasi persoalan publik. Kedua, kebijakan publik terdiri

dari rangkaian keputusan dan tindakan. Kebijakan publik sebagai suatu

hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-akibat yang bisa

diramalkan. Definisi ini dapat diklasifikasikan sebagai decision making di

mana terdapat wewenang pemerintah di dalamnya untuk mengatasi suatu

persoalan publik. Definisi ini juga dapat diklasifikasikan sebagai intervensi

antara negara terhadap rakyatnya ketika negara menerapkan kebijakan pada

suatu masyarakat.5

9. Imam Asy Syatibi

Kebijakan publik menurut Imam Asy Syatibi harus memiliki unsur

maqashid syariah yang mana terbagi menjadi lima yaitu hifzud diin (proteksi

agama), hifzun nafs (proteksi diri/jiwa), hifzun nasl (proteksi keturuna), hifzul

aql (proteksi akal), dan hifzul maal (proteksi harta). Seluruh desain kebijakan

publik tidak boleh bertentangan dengan kelima unsur maqashid ini, apabila

terjadi maka hasil dari kebijakan tersebut akan melahirkan keburukan yang

besar.

5 Budi Winarno, Apakah Kebijakan Publik ? dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik

(Yogyakarta : Media Pressindo 2002), h. 17.

Page 27: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

17

1. Siklus Ruang Lingkup Kebijakan

Munculnya permasalahan public adalah titik awal dari perlunya

keputusan pemerintah untuk membuat kebijakan. Masalah itu sendiri muncul

karena adanya faktor ketidakseimbangan antara kebutuhan dan tersedianya

sarana. Dalam menysun suatu kebijakan. Urutan-urutan perlu di lalui, dari

mulai perumusan masalah dan diakhiri dengan penghentian kebijakan.

Michael howlet dan M. Ramesh menyatakan bahwa proses kebijakan publik

terdiri dari lima tahapan. sebagai berikut:

a. Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu

masalah bisa mendapat perhatian dari pemerintah. Pada tahap

penyusunan agenda pembuat kebijakan akan mengumpulkan

masalah-masalah publik. Dalam hal ini suatu masalah yang dijadikan

bahan agenda memiliki formulasi masalah sebagai berikut: apa

masalahnya? apa yang membuat hal tersebut menjadi masalah

kebijakan? bagaimana masalah tersebut masuk kepada agenda

pemerintah? dan barulah dari masalah-masalah yang telah

dikumpulkan kemudian dianalisa dan diikuti dengan penyusunan

pembuatan kebijakan.

b. Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan

pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah. Formulasi kebijakan

mencakup: bagaimana mengembangkan pilihan-pilihan atau

alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah? dan siapa saja yang

berpartisipasi dalam formulasi kebijakan?

c. Pembuatan kebijakan (decision making), yakni proses ketika

pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan atau tidak

melakukan tindakan. Pembuatan kebijakan merupakan suatu

penentuan di dalam menciptakan suatu kebijakan (adoption). Dalam

hal ini pembuatan kebijakan mencakup: bagaimana alternatif

ditetapkan? persyaratan atau kriteria seperti apa yang harus dipenuhi?

siapa yang akan melaksanakan kebijakan? bagaimana proses atau

Page 28: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

18

strategi untuk melaksanakan kebijakan? apa isi dari kebijakan yang

telah ditetapkan?

d. Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk

melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil. Implementasi

kebijakan mencakup: siapa yang terlibat dalam implementasi

kebijakan? apa yang mereka kerjakan? dan apa dampak dari isi

kebijakan?

e. Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yakni proses untuk memonitor

dan menilai hasil atau kinerja kebijakan. Sebagaimana tahap evaluasi

merupakan tahap akhir dalam pembuatan kebijakan. Evaluasi

kebijakan mencakup: bagaimana tingkat keberhasilan atau dampak

kebijakan diukur? siapa yang mengevaluasi kebijakan? apa

kosekuensi dari adanya evaluasi kebijakan? dan adakah tuntutan

untuk melakukan perubahan atau pembatalan?

Kelima tahap yang menjadi urut-urutan semuanya perlu dikelola dan

dikontrol oleh pembuat yang sekaligus pelaksana kebijakan publik. Dan di

dalam pelaksanaan suatu kebijakan diperlukan kepemimpinan yang

propesional dan bertanggung jawab agar kebijakan yang diberikan kepada

publik bisa dirasakan secara langsung.6

Dalam proses penyusunan kebijakan dapat melibatkan tiga elemen

kelembagaan dari ekskutif, legislatif dan pihak lain yang terkait seperti

asosiasi propesi dan lembaga swadaya masyarakat. Seluruh elemen yang di

sebutkan di atas menjadi pemangku kepentingan dalam kebijakan publik.

Dalam hal ini lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup

berbagai sektor atau bidang pembangunan seperti kebijakan publik di bidang

pendidikan, pertanian, kesehatan, transportasi, pertahanan dan sebagainya.

Berdasarkan level kebijakan melalui lima tahapan yang dijelaskan di

atas, maka seperti yang dikemukakan Edi Suharto di dalam bukunya yang

berjudul analisis kebijakan public bahwa merumuskan kebijakan bisa

6 AG. Subarsono, Analisis Kebijakan Publik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2011), h. 3.

Page 29: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

19

dilaksanakan dan dapat dikelompokan kembali menjadi tiga tahap yang

mendasar yaitu: identifikasi, implementasi dan evaluasi. Setiap tahap terdiri

dari beberapa langkah yang saling terkait. Karena melibatkan tiga tahapan

yang saling terkait, model perumusan kebijakan dapat disebut sebagai:

segitiga perumusan kebijakan.

2. Tahap identifikasi

a. Identifikasi masalah dan kebutuhan: tahap pertama dalam perumusan

kebijakan sosial adalah mengumpulkan data mengenai permasalahan

sosial yang dialami masyarakat dan mengidentifikasi kebutuhan-

kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi.

b. Analisis masalah dan kebutuhan: tahap berikutnya adalah mengolah,

memilah dan memilih data mengenai masalah dan kebutuhan

masyarakat yang selanjutnya dianalisis dan ditransformasikan ke

dalam laporan yang terorganisasi. Informasi yang perlu diketahui

antara lain: apa penyebab masalah dan apa kebutuhan masyarakat?

dampak apa yang mungkin timbul apabila masalah tidak dipecahkan

dan kebutuhan tidak terpenuhi? siapa dan kelompok mana yang

terkena masalah ?

c. Menginformasikan rencana kebijakan: berdasarkan laporan hasil

analisis disusunlah rencana kebijakan. Rencana ini kemudian di

sampaikan kepada berbagai subsistem masyarakat yang terkait dengan

isu-isu kebijakan sosial untuk memperoleh masukan dan tanggapan.

Rencana ini dapat pula diajukan kepada lembaga-lembaga perwakilan

rakyat untuk dibahas dan disetujui.

d. Perumusan tujuan kebijakan: setelah mendapat berbagai saran dari

masyarakat dilakukanlah berbagai diskusi dan pembahasan untuk

memperoleh alternatif-alternatif kebijakan. Beberapa alternatif

kemudian dianalisis kembali dan dipertajam menjadi tujuan-tujuan

kebijakan.

e. Pemilihan model kebijakan: pemilihan model kebijakan dilakukan

terutama untuk menentukan pendekatan, metode dan strategi yang

Page 30: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

20

paling efektif dan efisien mencapai tujuan-tujuan kebijakan.

Pemilihan model ini juga dimaksudkan untuk memperoleh basis

ilmiah dan prinsip-prinsip kebijakan sosial yang logis, sistematis dan

dapat dipertanggungjawabkan.

f. Penentuan indikator sosial: agar pencapaian tujuan dan pemilihan

model kebijakan dapat terukur secara objektif, maka perlu dirumuskan

indikator-indikator sosial yang berfungsi sebagai acuan, ukuran atau

standar bagi rencana tindak dan hasil-hasil yang akan dicapai.

g. Membangun dukungan dan legitimasi publik: tugas pada tahap ini

adalah menginformasikan kembali rencana kebijakan yang telah

disempurnakan. Selanjutnya melibatkan berbagai pihak yang relevan

dengan kebijakan, melakukan lobi, negosiasi dan koalisi dengan

berhagai kelompok-kelompok masyarakat agar tercapai konsensus

dan kesepakatan mengenai kebijakan sosial.7

3. Tahap implementasi

a. Perumusan kebijakan: rencana kebijakan yang sudah disepakati

bersama dirumuskan ke dalam strategi dan pilihan tindakan beserta

pedoman peraturan pelaksanaannya.

b. Perancangan dan implementasi program: kegiatan utama pada tahap

ini adalah mengoperasionalkan kebijakan ke dalam usulan-usulan

program (program proposal) atau proyek sosial untuk dilaksanakan

atau di terapkan kepada sasaran program.

4. Tahap evaluasi

Evaluasi dan tindak lanjut: evaluasi dilakukan baik terhadap proses

maupun hasil implementasi kebijakan. Penilaian terhadap proses kebijakan

difokuskan pada tahapan perumusan kebijakan, terutama untuk melihat

keterpaduan antar tahapan, serta sejauh mana program dan pelayanan sosial

mengikuti garis kebijakan yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap hasil

dilakukan untuk melihat pengaruh atau dampak kebijakan, sejauh mana

7 Edi Suharto, Analisis kebijakan publik (Bandung: Alfabeta 2010), h. 78.

Page 31: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

21

kebijakan mampu mengurangi atau mengatasi masalah. Berdasarkan evaluasi

ini, dirumuskan kelebihan dan kekurangan kebijakan yang akan dijadikan

masukan bagi penyempurnaan kebijakan berikutnya atau perumusan

kebijakan baru.8

B. Kebijakan Alokasi Dana Desa

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan suatu kebijakan yang diberikan

oleh pemerintah dalam bentuk bantuan yang dialokasikan untuk desa,

sebagaimana dari bantuan tersebut menjadi salah satu upaya pemerintah

dalam menciptakan kesejahteran sampai pada tingkat desa.

1. Pengertian Alokasi Dana Desa

Dana Desa (DD) adalah dana yang dialokasikan oleh pemerintah daerah

untuk desa (menjadi hak desa), yang bersumber dari pajak dan restribusi

daerah serta bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh daerah. Dan ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota dan

digunakan untuk membiayai penyenggaraan pemerintah, pelaksaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat di

desa.

ADD pada hakekatnya merupakan wujud dari pemenuhan hak desa

untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang

mengikuti pertumbuhan desa itu sendiri berdasar keanekaragaman,

partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat. Hal

ini karena desa mempunyai hak untuk memperoleh bagi hasil pajak daerah

dan retribusi daerah kabupaten/kota dan bagian dari dana perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang di terima.9

2. Prinsip-Prinsip Pengelolaan ADD

a. Berpihak kepada kelompok masyarakat.

Orientasi pengelolaan baik proses pengambilan keputusan dan

pemanfaatan kegiatan ditujukan bagi kepentingan masyarakat desa.

8 Edi Suharto, Analisis kebijakan publik (Bandung: Alfabeta 2010), h. 80. 9 Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 tahun 2009 Tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 32: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

22

b. Transparan

Pengelolaan kegiatan dilakukan secara terbuka/transparan sehingga

dapat diketahui, diawasi dan dievaluasi oleh semua pihak.

c. Dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel)

Pengelolaan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan tertib administrasi keuangan serta tujuan dan sasaran pemberian

bantuan.

d. Partisipatif

Masyarakat berpartispfasi secara aktif dan terlibat langsung dalam

proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengendalian dan

pemanfaatan serta pemeliharaan hasil-hasil kegiatan.

e. Demokrasi

Setiap penentuan kebutuhan masyarakat dalam rangka pemberian

bantuan ini di lakukan secara musyawarah mufakat berdasarkan prinsip

dari, oleh dan untuk masyarakat.

f. Berkelanjutan

Hasil-hasil kegiatan harus dimanfaatkan dan dipelihara serta

dikembangkan secara berkelanjutan oleh masyarakat.

g. Efektif

Kegiatan yang dibiayai dari bantuan hasilnya harus sesuai dengan

target yang telah ditetapkan.

f. Efisien

Penggunaan bantuan Desa/Kelurahan harus dapat memberikan

keluaran yang maksimal.

3. Sasaran dan Bentuk Kegiatan ADD

Alokasi Dana Desa (ADD) merupakan dana bantuan yang langsung

diberikan kepada desa yang digunakan untuk membiayai program pemerintah

desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan

masyarakat yang meliputi kegiatan:

a. Biaya operasional pelaksana teknis kegiatan.

b. Biaya operasional pemerintahan desa.

Page 33: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

23

c. Biaya operasional badan permusyawaratan desa.

d. Penguatan kelembagaan desa (LPM, PKK dan Karang Taruna).

e. Kegiatan pemberdayaan masyarakata fisik dan non fisik.

Sedangkan bentuk-bentuk kegiatan Alokasi Dana Desa meliputi:

a. Kegiatan-kegiatan yang dapat memicu peningkatan penghasilan

masyarakat baik dalam bentuk fisik maupun non fisik.

b. Penyediaan dan pengembangan fasilitas kelembagaan dan usaha

produktif masyarakat.

c. Pelatihan bagi aparatur desa/kelurahan maupun kursus atau

keterampilan kerja bagi masyarakat.

Kebijakan pelaksanaan ADD pada prinsipnya jenis kegiatan yang dapat

dibiayai melalui Alokasi Dana Desa bersifat terbuka untuk membiayai

program pemerintah desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan

pemberdayaan masyarakat. Jenis kegiatan yang di lakukan tersebut harus

didukung dengan adanya perencanaan kegiatan, jadwal kegiatan, dan

organisasi pelaksanaan serta pelestariannya. 10

C. Kebijakan Alokasi Dana Desa Membangun Masyarakat Sejahtera

Dalam membangun masyarakat sejahtera Islam memiliki konsep

tersendiri dimana di dalam konsep tersebut harus terdapat lima unsur

maqashid syariah dan tidak boleh bertentangan dengan unsur tersebut

dikarenakan jikalau melanggar dari lima unsur maqashid syariah akan

membawa keburukan yang besar dan tidak akan bisa membangun masyarakat

yang sejahtera.

Kelima unsur tersebut yaitu : hifzud diin (proteksi agama), yang berarti

memberikan ruang kepada masyarakat untuk menunaikan kewajiban

agamanya dengan baik. Hifzun nafs (proteksi diri/jiwa), yang berarti

memberikan perlindungan dan jaminan social masyarakat. Hifzun nasl

(proteksi keturunan), pemerintah selalu memikirkan nasib generasi

mendatang. Hifzul aql (proteksi akal), yang berarti waspada terhadap industry

10 Wawancara Pribadi dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi. Sukamahi 10 Mei

2017.

Page 34: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

24

yang bisa merusak akal manusia dan menjadi sumber utama kejahatan seperti

minuman keras, dan narkoba. Dan yang terakhir hifzul maal (proteksi harta),

pemerintah harus menciptakan pemerataan penguasaan kekayaan, agar

sumber daya alam negara tidak dikuasai dan dimonopoli oleh segelintir

kelompok saja.

1. Konsep Siyasah Idariyah

Menurut al-Mawardi dalam kitab al-Ahkam as-Sulthaniyyah

menjelaskan bahwa konsep administrasi negara dan hal-hal yang terkait

dengannya adalah:

a. Diwan (administrasi) ketentaraan.

b. Diwan (administrasi) yang mencatat data wilayah negara.

c. Diwan (administrasi) yang mencatat urusan pengangkatan pegawai

negeri dan pemecatannya.

d. Diwan (administrasi) yang mencatat pemasukan dan pengeluaran

baitul mal (kas negara).11

Adapun yang terkait dengan judul skripsi penulis mendalami hal-hal

yang berkaitan dengan alokasi dana desa, maka penulis akan membahas

tentang Diwan (administrasi) negara yang mecatat pengeluaran dan

pemasukan Baitul Mal (kas negara) yang terdapat pada point empat di atas.

Diwan (administrasi) keempat adalah diwan (administrasi) yang

mencatat pemasukan dan pengeluaran Baitul Mal (kas negara). Semua harta

yang menjadi milik seluruh kaum muslimin dan bukan milik perindividu dari

mereka maka harta tersebut menjadi milik Baitul Mal (kas negara). Jika harta

telah menjadi milik Baitul Mal, harta itu dikelola berdasarkan hak-hak Baitul

Mal (kas negara), entah dimasukkan dalam penyimpanan Baitul Mal (kas

negara) entah tidak. Pasalnya, Baitul Mal (kas negara) lebih bermakna tujuan

11 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan

Negara dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-

Wilaayah Ad-Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 335.

Page 35: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

25

dan bukan tempat. Artinya, semua hak yang menyangkut kepentingan seluruh

kaum muslimin maka itu menjadi hak Baitul Mal (kas negara).

Jika ada harta yang ingin di distribusikan sesuai dengan kepentingan

Baitul Mal (kas negara), pengambilannya dari perolehan kharaj yang di

kumpulkan ke dalam Baitul Mal (kas negara), entah ia dimasukkan dalam

penyimpanan Baitul Mal (kas negara) entah tidak. Pasalnya, segala sesuatu

yang ada kaitannya dengan tugas kaum muslimin atau harta yang ingin

dikeluarkan untuk kepentingan kaum muslimin maka kepadanya

diberlakukan hak Baitul Mal (kas negara). Jika demikian adanya, harta

kekayaan yang dimiliki kaum muslimin terbagi menjadi tiga bagian: fai’,

ghanimah, dan zakat.

Fai' termasuk hak Baitul Mal (kas negara) karena pendistribusiannya

diserahkan sepenuhnya kepada pendapat dan ijtihad imam (khalifah). Adapun

ghanimah tidak tennasuk hak Baitul Mal (kas negara) karena ia menjadi hak

para pasukan yang berhasil mendapatkannya pada saat berperang.

Pendistribusian ghanimah tidak diserahkan kepada ijtihad imam (khalifah).

Seorang imam (khalifah) tidak boleh berijtihad melarang orang-orang yang

berhak menerimanya selagi ghanimah tersebut tidak menjadi hak Baitul Mal

(kas negara). 12

Adapun seperlima dari fai' dan ghanimah dapat di bagi ke dalam tiga

bagian:

1) Bagian yang pertama menjadi hak Baitul Mal (kas negara), yaitu jatah

untuk Rasulullah s.a.w. yang didistribusikan untuk kepentingan seluruh

kaum muslimin karena pendistribusiannya diserahkan sepenuhnya

kepada pendapat dan ijtihad imam (khalifah).

2) Bagian yang kedua tidak menjadi hak Baitul Mal (kas negara), yaitu

jatah untuk sanak kerabat Rasulullah s.a.w. Berhubung jatah tersebut

12 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 355.

Page 36: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

26

adalah hak mereka maka pemilik harta itu sudah jelas. Dengan

demikian, bagian tersebut keluar dari kepemilikan Baitul Mal (kas

negara) dan penanganannya tidak diserahkan kepada ijtihad dan

pendapat imam (khalifah).

3) Bagian yang ketiga adalah bagian yang pendistribusiannya masuk

dalam penjagaan Baitul Mal (kas negara), yaitu jatah untuk anak-anak

yatim, orang-orang miskin, dan para musafir. Jika mereka ada, Baitul

Mal (kas negara) harus mendistribusikannya kepada mereka. Akan

tetapi jika mereka tidak ada, harta itu dimasukkan ke dalam

penyimpanan Baitul Mal (kas negara).

Adapun zakat, maka terbagi ke dalam dua bagian:

1) Zakat harta yang terpendam. Untuk harta jenis ini, Baitul Mal (kas

negara) tidak mempunyai hak terhadapnya, karena pemiliknya boleh

mengeluarkan zakatnya untuk para penerimanya.

2) Zakat harta yang terlihat. Seperti seperpuluh tanaman, buah-buahan,

dan zakat hewan ternak. Menurut Abu Hanifah, zakat harta jenis ini

termasuk hak Baitul Mal (kas negara), karena pendistribusiannya boleh

di serahkan kepada pendapat dan ijtihad imam (khalifah), tanpa harus

mendistribusikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

Menurut Imam Syafi’i, harta jenis ini tidak termasuk hak Baitul Mal

(kas negara), karena orang-orang yang berhak menerimanya sudah

jelas, dan zakat tersebut tidak boleh di distribusikan kecuali pada

mereka.13

2. Praktik Sistem Administrasi Pada Masa Khalifah Umar bin

Khaththab

Administrasi negara dibuat untuk menjaga hak-hak negara seperti

tugas-tugas, dan kekayaan negara, serta pihak yang mengerjakannya; para

tentara atau pegawai.

13 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 356.

Page 37: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

27

Orang yang pertama kali membuat administrasi negara dalam Islam

adalah Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu. Para fuqaha' berbeda

pendapat mengenai latar belakang pembuatan administrasi negara oleh Umar

bin Khaththab Radhiyallahu Anhu.

Sebagian fuqaha' berkata, "Latar belakangnya, bahwa Abu Hurairah

Radhiyallahu Anhu menghadap Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

dengan membawa sejumlah uang dari Bahrain. Umar bin Khaththab bertanya

kepada Abu Hurairah, ‘Berapa jumlah uang yang engkau bawa?’ Abu

Hurairah menjawab, ‘Lima ratus ribu dirham’. Umar bin Khaththab

menganggap uang tersebut sangat banyak, kemudian ia berkata, ‘Tahukah

engkau apa yang engkau katakan tadi?’ Abu Hurairah berkata, ‘Ya, lima ratus

ribu dirham’. Umar bin Khaththab berkata, ‘Apakah semuanya baik?’ Abu

Hurairah berkata, ‘Aku tidak tahu.’. Umar bin Khaththab segera naik mimbar.

Ia memuji Allah dan menyanjungnya, dan sesudahnya ia berkata, ‘Hai

manusia, sungguh telah datang kepada kalian uang yang sangat banyak sekali.

Jika kalian mau, kita takar untuk kalian dan jika kalian mau, kita hitung untuk

kalian?’ Salah seorang dari hadirin berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku

pernah melihat orang-orang non-arab membuat administrasi negara untuk

mereka. Oleh karena itu, buatlah administrasi negara untuk kita?”

Sebagian fuqaha’ yang lain berkata, “Latar belakang pembuatan

administrasi negara, bahwa Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

mengirim pasukan perang ke suatu daerah, dan ketika itu Al -Hurmuzan

sedang berada tempat Umar bin Khaththab. Al-Hurmuzan berkata kepada

Umar bin Khaththab, ‘Keluarga delegasi telah engkau beri uang, Jika salah

seorang dari mereka tertinggal dan menunda keberangkatnnaya, maka

temanmu bisa mengetahuinya dari mana? Buatkan administrasi negara untuk

mereka!’ Umar bin Khaththab menanyakan apa yang dimaksud dengan

administrasi negara kepada Al-Hurmuzan kemudian Al-Hurmuzan

menjelaskannya kepadanya”.

Abid bin Yahya meriwayatkan dari Al-Harits bin Nufail, bahwa Umar

bin Khaththab Radhtyallahu Anhu bermusyawarah dengan kaum muslimin

Page 38: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

28

tentang pembuatan dokumen negara. Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu

berkata, “Dalam setiap tahun, hendaknya engkau membagi-bagikan kekayaan

yang diserahkan kepadamu, dan engkau jangan menyimpannya sedikit pun!”

Utsman bin Affan Radlilyallahu Anhu berkata, “Aku lihat banyak sekali harta

di tangan manusia. Jika mereka tidak didata untuk mengetahui siapa yang

telah mengambil harta tersebut dan siapa yang belum mengambilnya, aku

khawatir terjadi sesuatu pada mereka.” Khalid bin Walid berkata, "Aku

pernah pergi ke Syam, di sana aku lihat raja-rajanya membuat administrasi

negara, dan menyiapkan militer. Oleh karena itu, buatlah administrasi negara

dan siapkan pasukan!” Umar bin Khaththab menyetujui masukan Khalid bin

Walid, kemudian ia memanggil Aqil bin Abu Thalib, Makhramah bin Naufal,

dan Jubair bin Math’am. Mereka pemuda-pemuda pilihan Quraisy. Umar bin

Khaththab berkata kepada mereka, “Catatlah manusia sesuai dengan

kedudukan mereka!” Kemudian mereka memulai pencatatan dari Bani

Hasyim, kemudian Abu Bakar beserta kaumnya, kemudian Umar beserta

kaumnya. Mereka juga mencatat kabilah-kabilah, kemudian menyerahkannya

kepada Umar bin Khaththab. Usai melihat catatan tersebut Umar bin

khaththab berkata, “Tidak, aku tidak menginginkan seperti ini. Mulailah

pencatatan dari kerabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, kemudian

pihak yang paling dekat dengan mereka hingga kalian menempatkan Umar

bin Khaththab pada tempat di mana Allah menempatkannya di dalamnya.”Al-

Abbas mengucapkan terima kasih kepada Umar atas tindakannya dan berkata,

“Engkau telah menyambung silaturahim”.14

Amir meriwayatkan, ketika Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu

hendak membuat administrasi negara, ia berkata, “Siapa yang pertama kali

berhak aku tulis namanya?” Abdurrahman bin Auf berkata kepadanya,

“Mulailah dengan dirimu sendiri!” Umar bin Khaththab berkata, “Aku ingat,

ketika aku sedang bersama dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,

14 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 336.

Page 39: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

29

beliau memulai pencatatan dokumen dengan. Bani Hasyim dan Bani Abdul

Muththalib.” Kemudian Umar bin Khaththab memulai pencatatan

administrasi dengan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka di antara

kabilah-kabilah Quraisy, kabilah demi kabilah, hingga mencakup semua

kabilah Quraisy, kemudian diteruskan dengan kaum Anshar. Umar bin

Khaththab berkata, “Mulailah dengan kaum Sa’ad bin Muadz dari kaum Aus,

kemudian siapa yang paling dekat dengan Sa’ad!”15

Umar bin Khaththab tidak menjatah seorang pun yang lebih banyak dari

jatah para sahabat yang ikut perang badar kecuali para istri Rasulullah

Shallallahu Alaihi wa Sallam. Umar bin Khaththab menjatah masing-masing

dari mereka uang sebanyak sepuluh ribu dirham pertahun, kecuali Aisyah

yang ia beri jatah sebanyak dua belas ribu dirham pertahun. Juwairiyah binti

Al-Harits dan Shafiyyah binti Huyai juga mendapat jatah yang sama seperti

jatah para istri-istri Ra-sulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang lain.

Konon bahwa Umar bin Khaththab menjatah masing-masing dari istri

Rasulullah uang sebesar enam ribu dirham pertahun.16

Pembuatan dokumen di lakukan atas desakan orang-orang arab untuk

membuat nomer urut manusia sesui dengan nasabnya, dan melebihkannya

dalam penjatahan karena lebih dahulu masuk islam dan kualitas

keagamaannya. Jika orang-orang yang lebih dahulu masuk islam tidak ada,

maka kelebihan itu di tentukan dengan keberanian dan kemampuan mereka

dalam berjihad.17

15 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 337. 16 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 339.

17 Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-

Diniiyyah, (Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby 2013), h. 340-341.

Page 40: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

30

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA SUKAMAHI

A. Sejarah Desa Sukamahi

Desa Sukamahi didirikan pada tahun 1985. Desa ini terletak di

kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor, provinsi Jawa Barat. Desa yang

terdiri dari 23 RT dan 5 RW ini mayoritas penduduknya adalah buruh

bangunan, sebagian petani dan pekerja lepas. Desa Sukamahi yang terletak di

kecamatan Megamendung ini berbatasan langsung dengan desa gadog, desa

sukamanah, banjarwaru, bendungan, dan sukamaju.

Pada periode saat ini desa Sukamahi di kepalai oleh Encep Subandi

yang telah memimpin sejak tahun 2013. Desa sukamahi memiliki luas

wilayah 196,40 Ha dan jumlah penduduk total 8.499 jiwa.1

B. Kondisi Geografis Desa Sukamahi

Desa sukamahi berada di kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor,

provinsi Jawa Barat. Desa sukamahi memiliki luas wilayah 196,40 Ha,

dengan kondisi alam perbukitan, berada pada ketinggian 650-1.100 mdpl

dengan curah hujan rata-rata 3.178,8 mm/th dan suhu antara 17,85-23,91 ˚C

dengan tekanan udara 912 mb, yang berbatasan dengan empat desa dan

memiliki bata-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan desa gadog kecamatan megamendung.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan desa banjarwaru atau banjarsari

kecamatan ciawi.

c. Sebelah barat berbatasan dengan desa bendungan kecamatan ciawi.

d. Sebelah timur berbatasan dengan desa sukamaju kecamatan

megamendung.

Desa Sukamahi merupakan wilayah pertanian atau perkebunan,

pariwisata dan penyangga kawasan hutan lindung. Sebagai wilayah pertanian,

1 Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,

tahun 2014.

Page 41: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

31

selain hasil produksi padi sawah, produksi pertanian lain yang menonjol

adalah palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai).

Produksi sayur mayur yang menonjol adalah wortel, daun bawang, petai,

sawi, kubis, kacang panjang dan cabe, sedang produksi buah-buahan, yaitu

pisang dan alpukat.

Berdasarkan letak geografis tersebut, desa sukamahi merupakan

kawasan semi perkotaan dengan corak ragam yang kehidupan sosial budaya

yang heterogen. Hal ini karena sebagian wilayah desa sukamahi telah banyak

dibangun kawasan perumahan, baik perumahan mewah, perumahan

sederhana, sampai perumahan sangat sederhana. Baik yang di bangun oleh

pengembang swasta seperti perumahan Vimala Hills.2

C. Kondisi Demografis Desa Sukamahi

1. Keadaan Penduduk

Desa Sukamahi memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.499 jiwa yang

terbagi dalam beberapa keadaan, yaitu:3

a. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tabel 3.1 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

b. Keadaan Penduduk Menurut Usia

Tabel 3.2 Keadaan Penduduk Menurut Usia

2 Tim penyusun RPJM Des, Rencana Jangka Menengah Desa Sukamahi 2013–2018,

(Pemerintah Desa Sukamahi : Sukamahi, 2015), h. 5. 3 Kepala Desa Sukamahi, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa Tahun. 2015, (Arsip

Desa Sukamahi).

Jumlah Penduduk : 8.499 Jiwa

a. Laki-laki : 4.439 Jiwa

b. Perempuan : 4.060 Jiwa

Usia : Jumlah Jiwa

a. Usia 0 -17 : 2.609 Jiwa

b. Usia 18 - 56 : 4.259 Jiwa

c. Usia 56 ke-atas : 1.631 Jiwa

Page 42: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

32

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa

sukamahi berusia antara 0-17 tahun (2.609 orang), sedang yang berusia 18-

56 tahun sebanyak 4.259 orang.

c. Keadaan Penduduk Menurut Agama

Penduduk desa sukamahi mayoritas agamanya adalah Islam, 99%

penduduk di sana beragama islam.

d. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tabel 3.3 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Pekerjaan/Mata Pencaharian Jumlah

a. Karyawan :

- Pegawai Negeri Sipil : 21 Orang

- TNI/Polri : 4 Orang

- Swasta : 288 Orang

b. Wiraswata/pedagang : 645 Orang

c. Petani : 7 Orang

d. Buruh Tani : 581 Orang

e. Nelayan : - Orang

f. Peternak : 3 Orang

g. Jasa : 4 Orang

h. Pengrajin : 4 Orang

i. Pekerja Seni : 1 Orang

j. Pensiunan : 13 Orang

k Lainnya : 495 Orang

l Tidak Bekerja/Penganggur : 872 Orang

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa keadaan ekonomi

penduduk desa sukamahi tergolong ke dalam ekonomi menegah kebawah. hal

ini dapat dilihat dari hasil keadaan penduduk menurut pencaharian lebih

banyak yang tidak bekerja atau pengangguran. Sedangkan jumlah terbanyak

kedua terdapat pada wiraswasta atau pedagang.

Page 43: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

33

e. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 3.4 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat

penduduk desa sukamahi belum cukup maju, dikarenakan rendahnya

kesadaran terhadap pendidikan dan faktor ekonomi. Hal ini dapat di lihat rata-

rata penduduk desa sukamahi berpendidikan sekolah dasar (SD).

Tingkat Pendidikan Masyarakat

a. Lululusan Pendidikan umum :

- Taman Kanak-kanak : 1.467 Orang

- Sekolah Dasar / Sederajat : 3.731 Orang

- SMP / Sederajat : 1.085 Orang

- SMA / Sederajat : 887 Orang

- Akademi / Di-D3 : 66 Orang

- Sarjana S1 : 33 Orang

- Sarjana S2 : 2 Orang

- Sarjana S3 : - Orang

b. Lulusan Pendidikan Khusus :

- Pondok Pesantren : 443 Orang

- Pendidikan Keagamaan : - Orang

- Sekolah Luar Biasa : 2 Orang

- Kursus Keterampilam : 18 Orang

c. Tidak lulus dan tidak sekolah : Orang

- Tidak Lulus : 1.094 Orang

- Tidak Bersekolah : 134 Orang

Page 44: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

34

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

Tabel 3.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana : Jumlah

a. Kantor Desa : 1 Buah

b. Prasarana Kesehatan :

- Puskesmas : - Buah

- Puskesmas pembantu : - Buah

- Poskesdes : - Buah

- Posyandu : 12 Buah

c. Prasara pendidikan

- Perpustakaan Desa : 1 Buah

- Gedung Sekolah PAUD : - Buah

- Gedung Sekolah TK : - Buah

- Gedung Sekolah SD : 1 Buah

- Gedung Sekolah SMP : 1 Buah

- Gedung Sekolah SMA : 1 Buah

- Gedung Sekolah Perguruan

Tinggi

: - Buah

d. Prasarana Ibadah

- Masjid : 17 Buah

- Mushola : 30 Buah

- Gereja : - Buah

- Pura : - Buah

- Vihara : - Buah

- Klenteng : - Buah

e. Prasarana Umum

- Olahraga : - Buah

- Kesenian/budaya : - Buah

- Balai Pertemuan : - Buah

Page 45: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

35

- Sumur Desa : - Buah

- Pasar desa : - Buah

- Lainnya : - Buah

f. Prasarana Transportasi

- Jalan Desa (Aspal/Beton) : 0,8 Km

- Jalan Kabupaten

(Aspal/Beton)

: 2,5 Km

- Jalan Provinsi

(Aspal/Beton)

: - Km

- Jalan Nasional

(Aspal/Beton)

: - Km

- Tambatan Perahu : - Buah

- Perahu Motor : - Buah

- Lapangan Terbang : - Buah

- Jembatan Besi : - Buah

g Prasarana Air Bersih

- Hidran Umum : - Buah

- Penampung Air Hujan : - Buah

- PAMSIMAS : - Buah

- Pengelolaan Air Bersih : - Buah

- Sumur gali : 1.749 Buah

- Sumur Pompa : - Buah

- Tangki Air Bersih : - Buah

h. Prasarana Sanitasi dan Irigasi :

- MCK Umum : 8 Buah

- Jamban Keluarga : - Buah

- Saluran Drainase : - Meter

- Pintu Air : 2 Buah

- Saluran Air Irigasi : 800 Meter

Page 46: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

36

3. Kondisi Ekonomi

Keadaan ekonomi penduduk Desa Sukamahi secara umum dapat

digolongkan ke dalam ekonomi menengah kebawah. Sumber penghasilan

penduduk sebagian besar sebagai wiraswasta/pedagang dan pekerja atau

pegawai. Akan tetapi jumlah pengangguran juga tergolong cukup besar

terutama pada usia sekolah.

Potensi unggulan masyarakat Desa ukamahi sampai saat ini masih

dominan hasil pertanian. Adapun jenis tanaman yang dikembangkan sebagian

besar pada tanaman berumur pendek seperti palawija (jagung, ubi kayu, ubi

jalar, kacang tanah, kacang kedelai). Dan produksi sayur mayur yang

menonjol adalah wortel, daun bawang, petai, sawi, kubis, kacang panjang dan

cabe, sedang produksi buah-buahan, yaitu pisang dan alpukat.

4. Kondisi Pemerintahan Desa

a. Pembagian Wilayah Desa

Desa sukamahi terbagi atas empat wilayah dusun, 6 RW (rukun warga)

dan 24 RT (rukun tetangga). Bagian wilayah desa sukamahi adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.5 Pembagian Wilayah desa

Nama

Dusun

RW

001

RW

002

RW

003

RW

004

RW

005

RW

006

Jumlah

RT 4 3 4 4 5 4

Page 47: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

37

b. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Bagan Organisasi Pemerintahan Desa Sukamahi

Sumber : RPJM Desa Sukamahi 2013-2018

D. Program Pembangunan Desa Sukamahi

1. Visi dan Misi Desa Sukamahi

a. Visi

“Mewujudkan masyarakat desa sukamahi yang makmur, mandiri, dan

sejahtera serta senantiasa bersinergi dengan pemerintah pusat,

pemerintah daerah dan swasta dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan desa”.

b. Misi

1) Menciptakan masyarakat Desa Sukamahi yang memiliki budaya

kerja. Dengan membangun masyarakat Desa Sukamahi menjadi

sumber daya manusia (SDM) yang cerdas terampil dan siap kerja.

2) Menumbuhkan kesadaran tertib hukum dan kesadaran berbangsa

dan bernegara dalam kerangka Negara Kersatuan Republik

Indonesia.

BPD

Sekretaris Desa

Kepala Desa

Kaur

Pembangunan Kaur Kesra Kaur

Pemerintahan Kaur Umum Kaur

Keuangan

Page 48: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

38

3) Menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah ataupun swasta

dalam upaya pemecahan masalah-masalah sosial di Desa

Sukamahi.

4) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana infra struktur

desa, antara lain : sarana transfortasi, sarana kesehatan, sarana

pendidikan, dan penataan pemukiman sehat.

5) Mengupayakan tersedianya bantuan modal usaha bagi kelompok-

kelompok usaha (poktan, kube, kuk, ksm, dan lain-lain) melalui

pinjaman bergulir, koperasi, maupun bantuan usaha lainnya.

2. Strategi dan Arah Kebijakan Desa Sukamahi

a. Kebijakan Strategis adalah menyangkut kebijakan dasar perencanaan

pembangunan desa, fungsi pembangunan desa, dan pengisian dari

rencana pembangunan desa secara jangka panjang yang berdasarkan

kepada asas adil dan merata, asas kepercayaan pada diri sendiri, asas

transparasi, dan asas perikehidupan dalam keseimbangan.

b. Kebijakan Teknis adalah menyangkut kebijakan dasar perencanaan

pembangunan yang ditujukan untuk mengefisiensikan penggunaan

potensi desa yang ada seoptimal mungkin agar dapat dimanfaatkan

dan dirasakan oleh masyarakat secara umum.

c. Kebijakan Pengelolaan Pembangunan adalah menyangkut aspek

hukum dan perundangan, aspek koordinasi dalam penyusunan

rencana dan pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan asas

demokrasi, partisipasi, transparasi, dan desentralisasi.

3. Prioritas Pembangunan Desa Sukamahi

a. Komponen Sarana Prasarana

1) Pembangunan sarana transportasi meliputi, Perkerasan (telford),

pengaspalan/hotmik, pengecoran (rabat beton) dan paving blok

jalan lingkungan.

2) Pembangunan sanitasi lingkungan meliputi, pembuatan gorong-

gorong, saluran air (drainase), turap badan jalan, pengadaan bak

sampah, dan perbaikan (bedah rumah) tidak layak huni.

Page 49: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

39

3) Pembangunan prasarana sosial meliputi pembuatan balai warga,

mengadakan MCK untuk umum, pembuatan pos kamling, dan

gedung secretariat RT/RW.

4) Pembangunan sarana pendidikan meliputi, pengadaan gedung

PAUD, TK, dan TPA. Rehab gedung sekolah, rehab majlis ta’lim

atau pesantren pengadaan bangunan balai latihan kerja (BLK)

perpustakaan sekolah dan umum.

5) Pembangunan prasarana aktivitas pemuda meliputi, pengadaan

sarana olah raga, seni dan budaya.

b. Komponen Sumber Daya Manusia (SDM)

1) Pelatihan Wira Usaha Agro Bisnis.

2) Pelatihan keterampilan serta pembinaan usaha produktif.

3) Pelatihan Budi Daya tani, ternak, dan ikan air tawar.

c. Komponen Bidang Sosial

1) Pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita gizi buruk dari

warga miskin.

2) Pemberian bantuan pengadaan peralatan/prasarana kesehatan

untuk posyandu.

d. Komponen Bidang Ekonomi

1) Pemberian pinjaman modal melalui pinjaman dana bergulir.

2) Bantuan usaha budi daya tani, ternak, dan perikanan.

e. Komponen Bidang Pertanian

1) Penyuluhan pengembangan usaha pertanian terpadu.

2) Pemberian bantuan peralatan pertanian dan bantuan pengadaan

bibit untuk kelompok tani.

f. Komponen Bidang Pariwisata

1) Pembangunan taman pemancingan.

2) Pembangunan taman jajan sederhana.

Page 50: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

40

E. Pengelolaan Keuangan Desa Sukamahi

Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai

dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang

dapat dijadikan milik desa berhubung dengan pelaksanaan hak dan

kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut yang dapat menimbulkan pendapatan,

belanja dan pengelolaan keuangan desa. Dan pendapatan desa merupakan

semua hak desa yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sedangkan belanja desa adalah

semua kewajiban desa yang diakui sebagai pengurangan kekayaan bersih

dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Dan pengelolaan keuangan

desa adalah seluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan penganggaran,

pentata usahaan, pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan keuangan

desa.4

Untuk menciptakan stabilitas keuangan desa yang dapat berakibat pada

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) kepala desa

sebagai pengelola keuangan desa sebagaimana disebutkan dalam pasal 71

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, perlu membuat kebijakan umum

pengelolaan keuangan desa yang meliputi kebijakan pengelolaan pendapatan

dan pengelolaan belanja desa.

Sedangkan kebijakan umum pengelolaan keuangan Desa Sukamahi

dapat kami tuangkan sebagai berikut :

1. Pengelolaan pendapatan

Pengelolaan pendapatan adalah semua kegiatan yang dilakukan

berkaitan dengan segala bentuk transaksi penerimaan uang atau barang atau

segala sesuatu yang dapat dinilai uang, pengadministrasian atau pencatatan

semua penerimaan, menginventarisasi sumber-sumber pendapatan, serta

mengambil langkah-langkah tertentu dalam upaya untuk meningkatkan

pendapatan desa sesuai dengan yang ditetapkan.

4 Wawancara pribadi dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi. Sukamahi 10 Mei

2017.

Page 51: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

41

Upaya yang dilakukan pemerintah desa untuk meningkatkan

pendapatan desa sukamahi dapat kami gambarkan sebagai berikut :

a. Intensifikasi

Intensifikasi adalah upaya meningkatkan pendapatan melalui

penguatan sumber pendapatan yang telah ada. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam intensifikasi pendapatan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan hasil usaha desa.

2) Meningkatkan swadaya masyarakat.

3) Meningkatkan gotong royong.

4) Meningkatkan pembayaran PBB.

b. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah meningkatkan pendapatan dengan memperluas

sumber-sumber pendapatan yang telah ada. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam ekstensifikasi pendapatan adalah sebagai berikut :

1) Membuat pasar desa.

2) Membentuk koperasi desa.

3) Sumbangan pihak ketiga.

2. Pengelolaan Belanja Desa

Pengelolaan Belanja adalah semua kegiatan yang harus dilakukan

berkaitan dengan segala bentuk transaksi pengeluaran uang atau barang atau

segala sesuatu yang dapat dinilai uang. Pengadministrasian atau pencatatan,

serta mengambil langkah-langkah tertentu dalam upaya untuk mengatur,

mengendalikan pengeluaran anggaran belanja sesuai dengan yang ditetapkan.

Kebijakan umum keuangan desa adalah kebijakan pemerintah desa dalam

mempengaruhi pengeluaran dan belanja desa dengan tujuan menentukan

arah, tujuan dan prioritas penggunaan keuangan desa sesuai dengan anggaran

yang ditetapkan dalam APBDes untuk mencapai tujuan pembangunan desa.

Adapun kebijakan umum pengelolaan keuangan Desa Sukamahi adalah

sebagai berikut :

Page 52: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

42

a. Anggaran belanja seimbang, yaitu menyesuaikan realisasi belaja

dengan realisasi pendapatan.

b. Stabilisasi anggaran belanja, yaitu belanja desa lebih ditekankan pada

asas manfaat dan biaya relatif dari berbagai paket program.

c. Penajaman perioritas belanja, yaitu mengutamakan pengeluaran

keuangan desa untuk pembangunan desa.5

5 Wawancara pribadi dengan Saepul Firdaus. S.Pd Bendahara Desa Sukamahi. Sukamahi

10 Mei 2017.

Page 53: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

43

BAB IV

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA (ADD) PADA

PEMERINTAHAN DESA SUKAMAHI

A. Tahapan Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

Pemerintahan Desa Sukamahi

Implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) diatur dalam

petunjuk teknis pengelolaan ADD yang sesuai dengan peraturan Bupati

Bogor Nomor 117 tahun 2008 tentang Bantuan Keuangan Desa dan Peraturan

Gubernur Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum

Bantuan Keuangan Kepada Desa dan Kelurahan se-Provinsi Jawa Barat,

sebagai upaya menciptakan masyarakat di tingkat desa. Selain Petunjuk

teknis Peraturan Desa (perdes) sukamahi pun diperlukan dalam hal ini sebagai

pedoman pemerintah desa sukamahi untuk melaksanakan suatu kebijakan

yang dibuat sesuai dengan visi misi desa sukamahi. Selain dilaksanakan atau

diterapkan kepada sasaran kegiatan berupa implementasi dari RAB yang

dibuat pada tahapan identifikasi yang sesuai kebutuhan masyarakat untuk

pembangunan desa dengan baik dan di dalam pengelolaannya dapat

diimplementasikan secara maksimal oleh pemerintah desa sukamahi.

Pada tahap implementasi ini dijelaskan kedalam pembahasan yaitu

mengenai pengalokasian Alokasi Dana Desa (ADD) dari tahun 2013 s/d 2015

sebagai berikut:

No. Tahun ADD

1. 2013 78.298.063

2. 2014 81.952.971

3. 2015 69.148.602

4. Jumlah 229.399.636

Page 54: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

44

Menurut table di atas dapat dijelaskan bahwa besar alokasi dana ADD

yang diterima Desa Pagedangan setiap tahunnya tidak sama. Besar

penerimaan ADD disesuaikan dengan pendapatan pajak desa sukamahi yang

diterima pemerintah dalam setiap tahun berjalan. Adapun besarnya dana

ADD yang diterima desa sukamahi selama tahun 2013 s/d 2015 sebesar Rp

229.399.636.1

Penggunaan dana ADD yang diterima desa sukamahi adalah sebagai

berikut :

1. ADD tahun anggaran 2013

No. Uraian Tahun 2013

A. Alokasi dana yang diterima 78.298.063

B. Pengalokasian penggunaan

1. BPO Penyusun DRK 1.202.163

2. Honor panitia pelaksana kegiatan 5.000.000

3. Tunjangan pegawai desa 7.500.000

4. Biaya operasional BPD 9.787.258

5. Penguatan kelembagaan LPM 2.283.693

6. Penguatan kelembagaan PKK 2.283.693

7. Penguatan karang taruna 2.283.693

8. Biaya gotong royong 2.283.693

9. Pembangunan kantor desa 45.673.870

Berdasrakan table diatas bahwasanya pada tahun 2013 pengelolaan

ADD lebih diberatkan pada pembangunan fisik seperti pembangunan kantor

desa sebesar Rp. 45.673.870, kemudian pengelolaan untuk non fisik seperti

1 Wawancara dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi. Sukamahi 4 Agustus 2017.

Page 55: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

45

penguatan kelembagaan LPM, penguatan kelembagaan PKK, penguatan

karang taruna, dan biaya gotong royong sebesar Rp. 9.134.772 dan belanja

pegawai seperti BPO penyusunan DRK, honor panitia pelaksanaan kegiatan,

tunjangan pegawai desa, dan biaya operasional BPD sebesar Rp. 23.489.421

2. ADD tahun anggaran 2014

No. Uraian Tahun 2014

A. Alokasi dana yang diterima 81.952.971

B. Pengalokasian penggunaan

1. BPO penyusun DRK 2.040.295

2. Honor panitia pelaksana kegiatan 5.201.475

3. Tunjangan pegawai desa 5.000.000

4. Biaya operasional BPD 8.744.121

5. Penguatan kelembagaan LPM 2.040.295

6. Penguatan kelembagaan PKK 2.040.295

7. Penguatan karang taruna 2.040.295

8. Biaya gotong royong 2.040.295

9. Hot mix jalan TPU 31.215.000

10. Pembangunan kantor desa 9.590.900

11. Kegiatan keagamaan dan social 12.000.000

Dijelaskan bahwa pada tahun 2014 pengelolaan ADD dialokasikan

untuk: pembangunan fisik seperti hot mix jalan TPU, dan pembangunan

kantor desa sebesar Rp. 40.805.900 dan pembangunan non fisik seperti

penguatan kelembagaan LPM, penguatan kelembagaan PKK, penguatan

karang taruna, biaya gotong royong, kegiatan keagamaan dan social sebesar

Rp. 20.161.180 dan belanja pegawai seperti BPO penyusunan DRK, honor

panitia pelaksanaan kegiatan, tunjangan pegawai desa, biaya operasional

BPD sebesar Rp. 20.985.891.

Page 56: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

46

3. ADD tahun anggaran 2015

No. Uraian Tahun 2015

A. Alokasi dana yang diterima 69.148.602

B. Pengalokasian penggunaan

1. BPO Tim pelaksana kegiatan 10.000.000

2. Tunjangan pegawai desa 7.569.422

3. Biaya operasional BPD 8.984.580

4. Penguatan kelembagaan LPM 2.096.400

5. Penguatan kelembagaan PKK 2.096.400

6. Penguatan karang taruna 2.096.400

7. Biaya gotong royong 2.096.400

8. Pembuatan saluran air 15.624.000

9. Rehab MCK umum 4.985.000

10. Rehab mushola desa 8.000.000

11. Pembangunan kantor desa 5.600.000

Berdasrakan table diatas bahwasanya pada tahun 2013 pengelolaan

ADD lebih diberatkan pada pembangunan fisik seperti pembangunan kantor

desa, rehab musholah desa, rehab MCK umum dan pembuatan saluran air

sebesar Rp. 34.209.000, kemudian pengelolaan untuk non fisik seperti

penguatan kelembagaan LPM, penguatan kelembagaan PKK, penguatan

karang taruna, dan biaya gotong royong sebesar Rp. 8.385.600 dan belanja

pegawai seperti BPO tim pelaksana kegiatan, tunjangan pegawai desa, dan

biaya operasional BPD sebesar Rp. 26.554.002.2

adapun pada tahun 2015 terdapat pengurangan dana yang di terima oleh

desa sukamahi yang mana pada tahun-tahun sebelumnya mengalami kenaikan

dana alokasi dana desa (ADD), dikarenakan pada tahun sebelumnya yaitu

pada tahun 2014 pemerintah desa sukamahi kurang memanfaatkan dana yang

di dapat dengan maksimal. Salah satu contoh dari kurangnya pemanfaatan

2 Arsip Desa, Daftar Usulan Rencana Kegiatan ADD Tahun 2013, 2014 dan 2015.

Page 57: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

47

dana tersebut adalah pembangunan hot mix jalan TPU yang belum terlaksana,

yang menyebabkan dana yang di terima pada tahun 2015 berkurang.

Maka dalam hal ini implementasi Alokasi Dana Desa (ADD) yang

dialokasikan oleh pemerintah Kabupaten Bogor pada pemerintah desa

sukamahi dilaksanakan untuk melakukan pencapaian-pencapaian tujuan

tersebut diatas. Dan seperti yang dikemukakan oleh kepala desa sukamahi

bahwa untuk melakukan proses pencapaian tujuan tersebut dilakukan

pengelolaan dengan baik di mana pemerintah desa sukamahi di dalam

pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan masyarakat. Dan proses

pencapaian tujuan ini dalam pengelolaan ADD pada tahun 2013 sampai

dengan 2015 dapat dilaksanakan dengan baik di mana proses pembangunan

fisik maupun non fisik dapat dilaksanakan oleh pemerintah desa sukamahi

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, walaupun tidak semua kebutuhan

masyarakat dapat terpenuhi dengan adanya bantuan ADD, akan tetapi dalam

menyikapi hal ini pemerintah desa sukamahi melakukan pemilihan

pembangunan prioritas masyarakat yang harus diutamakan melalui

musyawarah atau MusrenbangDes yang dilaksanakan setiap tahunnya untuk

membahas pengalokasian ADD. Dengan begitu secara bertahap proses

pembangunan fisik maupun non fisik bisa dilaksanakan oleh pemerintah desa

sukamahi untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat. 3

Dari hasil proses pengelolaan ADD, maka secara umum ADD dapat

diterima dan dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat desa sukamahi.

Meskipun dana tersebut jumlahnya masih terbatas namun telah mampu

mempercepat pembangunan desa. Sebagian besar masyarakat di desa

sukamahi menyampaikan bahwa kebijakan ADD dari tahun 2013 sampai

2015 di desa sukamahi mekanismenya dirasakan sudah transparan, dan

partisipatif dan pemanfaatannya sudah demokratif, berdasarkan yang

dilaksanakan dalam Musrembang Desa.

3 Wawancara dengan Saepul Firdaus. S.Pd Bendahara Desa Sukamahi. Sukamahi 4 agustus

2017.

Page 58: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

48

Menurut keterangan kepala desa sukamahi, membangun desa adalah

kebutuhan warga desa yang akan terus berlanjut. Hal ini bisa diketahui dari

banyaknya usulan masyarakat setiap tahun yang disampaikan di Musrembang

Desa.

Partisipasi masyarakat di desa sukamahi yang diberikan untuk suatu

penyelesaian masalah serta mengontrol jalannya pemerintahan yang ada di

desa sukamahi. Selama ini pertisipasi masyarakat desa sukamahi terbangun

oleh rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi sesama warga desa

sukamahi. sebagaimana di desa sukamahi masih membudayakan nilai-nilai

kebersamaan dan gotong royong. Seperti saat seorang warga mengalami suatu

musibah, maka saudara dan tetangganya berduyung-duyung membantu

meringankan beban warga yang tertimpah musibah tersebut, tanpa diminta

begitupun dalam pengelolaan ADD adanya proses gotong royong antara

masyarakat setempat dengan pemerintah desa sukamahi di dalam menentukan

prioritas pembangunan desa yang akan menciptakan suatu kesejahteraan bagi

masyarakat.4

Alokasi Dana Desa (ADD) atau yang di beberapa daerah disebut

dengan perimbangan keuangan kabupaten desa menjadi bagian dari

penerimaan desa seperti di desa sukamahi semua penerimaan dan belanja desa

selanjutnya diputuskan dalam peraturan desa (Perdes) tentang anggaran

pendapatan dan belanja desa (APBDesa). Berdasarkan pasal 100 PP 43 tahun

2014 Prosentase Belanja Desa pada APBDesa yaitu meliputi 70% untuk

mendanai biaya penyelenggaraan pemerintah desa, peleksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa. lalu 30% untuk mendanai penghasilan tetap dan tunjangan

kepala desa, operasional pemerintah desa, tunjangan dan operasional BPD,

insentif RT dan RW.5

4 Wawancara dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi. Sukamahi 4 Agustus 2017. 5 Wawancara dengan Ahmad Anwar Sekretaris Desa Sukamahi. Sukamahi 4 Agustus

2017.

Page 59: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

49

Meskipun manfaat Alokasi Dana Desa (ADD) dirasakan luas bagi

kemandirian desa sukamahi, namun masih ada beberapa catatan hambatan

dan tantangan kedepan. Hambatan yang terasa di desa sukamahi terdapat pada

kesiapan aparatur pemerintahan desa. Pengalaman yang baru ini diakui oleh

semua pihak yang masih membutuhkan waktu untuk belajar banyak

bagaimana mengelola secara mandiri pembangunan di desa.

Kesenjangan kemampuan antara aparatur pemerintah kabupaten dan

desa yang disebabkan oleh perbedaan jam terbang, hal ini masih menjadi

hambatan implementasi ADD. Inilah masalah yang paling sering terjadi

sehingga menjadi titik lemah bagi kelancaran pencairan dana maupun

pertanggung jawaban kepada kepala desa. Walaupun terdapat kelemahan di

dalam pemerintahan desa sukamahi akan tetapi pemerintah desa sukamahi

berusaha memberikan yang terbaik dalam pengelolaan ADD.

B. Tahap Evaluasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada

Pemerintahan Desa Sukamahi

Evaluasi dilakukan ketika proses maupun ketika hasil implementasi

kebijakan ADD. Hasil pengawasan ADD di tahun 2013-2015 yang dilakukan

oleh inspektorat kabupaten bogor menjelaskan bahwa di desa sukamahi

kecamatan mega mendung mengalami keberhasilan hal itu dapat dilihat dari

hasil pengawasan sebagai berikut yaitu masyarakat mengetahui tentang

adanya ADD, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Musrembang

Desa, masyarakat dapat merasakan adanya manfaat pembangunan ADD.6

Adanya dana bantuan bagi pemerintah desa sukamahi memiliki dampak

yang tidak sedikit dan positif terhadap pembangunan desa ataupun upaya

kesejahteraan masyarakat desa secara umum. Adanya ADD telah

memberikan kontribusi bagi penguatan anggaran pendapatan dan belanja

desa. Sehingga kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan dalam

perencanaan pembangunan desa sesuai rencana kerja pembangunan desa

6 Laporan Hasil Audit Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Desa Sukamahi

Kecamatan Megamendung Kab. Bogor.

Page 60: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

50

(RKPD) meski tidak seluruhnya paling tidak sebagian besar dapat

direalisasikan.7

Bagi pemerintah desa sukamahi ADD yang dialokasikan pada tahun

2013-2015 sangat membantu penyelenggaraan pemerintah desa. Dampak

lain adalah :

1. Menunjang penyediaan dana untuk pengadaan sarana dan prasarana desa.

2. Penguatan kelembagaan desa (BPD, LPM, PKK, dan Karang Taruna

Desa).

3. Meningkatkan kemandirian desa dalam pelaksaan pembangunan.

Dalam kurun waktu dari tahun 2013-2015 penggunaan ADD di desa

sukamahi lebih ditekankan pada pembangunan pemerintahan desa, penguatan

pelembagaan, pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan desa

dikarenakan ini tahun pertama turunnya dana ADD pada pemerintahan desa

sukamahi. Sementara pembangunan dalam meningkatkan sarana dan

prasarana perekonomian masyarakat desa serta peningkatan ekonomi

masyarakat desa belum dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan terbatasnya

dan keterlambatannya dana yang diterima. Maka dalam hal ini pemerintah

desa sukamahi memprioritaskan terlebih dahulu kebutuhan masyarakat yang

dianggap penting. Dengan begitu secara bertahap pembangunan dan

kesejahteraan akan dirasakan oleh masyarakat.8

Pengalokasian ADD dari tahun 2013-2015 dilaksanakan dengan

pengalokasian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada saat itu dan

sesuai dengan hasil musyawarah desa (Musrembang Desa) di mana hasil

tersebut direalisasikan serta di SPJ kan untuk menciptakan suatu realisasi

kerja desa yang bertanggung jawab serta transparan dan pada tahap evaluasi

ini dilaksanakan melalui SPJ pada pemerintah kabupaten bogor. Sebagaimana

menurut salah satu aparatur desa sukamahi yaitu Bapak ahmad anwar yang

menjabat sebagai sekretaris desa mengatakan proses realisasi pembangunan

7 Wawancara dengan Suhendra Warga Dusun Nagrog Desa Sukamahi. Sukamahi 4

Agustus 2017. 8 Wawancara dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi. Sukamahi 4 Agustus 2017.

Page 61: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

51

yang dilakukan melalui ADD dapat dilaksanakan dengan baik oleh

pemerintah desa sukamahi terlebih terhadap pembangunan kantor desa yang

sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh pemerintah desa dengan tujuan lebih

mudah melayani masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat,

secara bertahap pembangunan fisik maupun non fisik di desa sikamahi dari

tahun 2013-2015 setidaknya telah mengalami peningkatan.9

Akan tetapi pemerintah desa sukamahi harus lebih mengoptimalkan

dana ADD yang di terima dari pemerintah pusat kepada desa, jangan sampai

pemanfaatan atau pengimplementasiannya tidak sesuai dengan peraturan

yang ada. Karena apabila tidak dimanfaatkan dengan optimal akan

mengurangi dana yang di terima pada tahun selanjutnya. Dan apabila terdapat

penyalahgunaan dana tersebut makan aparatur yang bersangkutan akan

terjerat undang-undang korupsi.

C. Analisis Sistem Administrasi dalam Sistem Ketatanegaraan Islam

(Siyasah)

Sistem administrasi dalam sistem ketatanegaraan Islam dengan

kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) di desa sukamahi pada masa

pemerintahan saat ini sudah memiliki kesamaan antara keduanya. Hal ini

terlihat berdasarkan dari hasil penelitian di desa sukamahi, bahwasanya

kesamaan tersebut terdapat pada konsep pencatatan atau dokumentasi negara

yang bertujuan untuk menjaga hak-hak negara seperti tugas-tugas, kekayaan

negara dan pihak yang melaksanakannya (pagawai). Kemudian terdapat

persamaan dalam penggunaan dana tersebut bahwasanya di dalam

ketatanegaraan Islam kekayaan negara dipergunakan untuk membiayai para

qadhi, amir, angkatan perang, pegawai lainnya, dan untuk infrastruktur

negara seperti pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit, perpustakaan, dan

lain-lain. Dan kegunaan dana ADD sebagian sama dengan kegunaan sistem

ketatanegaraan islam, diantaranya yaitu; kesejahteraan masyarakat,

9 Wawancara dengan Suhendra Warga Dusun Nagrog Desa Sukamahi. Sukamahi 4

Agustus 2017.

Page 62: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

52

pembangunan infrastruktur desa, gaji pegawai, dan penguatan lembaga desa

seperti LPM, PKK, dan karang taruna.

Adapun perbedaan antara sistem administrasi ketatanegaraan Islam

dengan sistem Alokasi Dana Desa (ADD) terdapat pada sumber dana

tersebut, di mana pada sistem administrasi ketatanegaraan Islam dana berasal

dari tiga sumber yaitu fai, ghanimah, zakat, waqaf, jizyah dan kharaj dan hal

tersebut masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya jizyah dan kharaj lebih

diperuntukan kepada penduduk nonmuslim. Kata kharaj merupakan bentuh

jadian dari kata kharaja yang artinya adalah keluar, uang sewa atau hasil

tanah. Di dalam Islam kharaj adalah pajak tanah daerah-daerah yang

ditundukan oleh pemerintah Islam. Kharaj dimaksudkan sebagai pemberian

yang membuktikan kesetiaan dan kepatuhan warga tersebut kepada

pemerintahan Islam. Adapun jizyah adalah pajak perkepala yang dikenakan

kepada orang-orang nonmuslim (kaum dhimmi) oleh pemerintah Islam,

sebagaimana zakat yang dikeluarkan oleh kaum muslimin sebagai tanda

tunduk mereka akan aturan-aturan Allah.

Sedangkan Alokasi Dana Desa (ADD) menurut PP 43 tahun 2014

menyatakan bahwa, “Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota

yang bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang

diterima oleh pemerintah kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10%

setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK)”.

Menurut penulis, konsep siyasah idariyah pada masa kekhalifaan Umar

bin Khattab jika dikaitkan pada masa moderen sekarang ini masih relevan.

Hal tersebut dapat dilihat pada pengalokasian kekayaan negara untuk gaji

pegawai, orang-orang yang melayani masyarakat, sepert: Imam, Muadzin,

Ahli Fikih, penghafal al-Qur’an, pengantar surat, dan lain-lain. Selain itu

anggaran juga digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kemaslahatan

umat, seperti pembangunan jembatan, memperbaiki jembatan, membuat parit

Page 63: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

53

dan memperluas masjid.10 Sangat jelas bahwa dana yang sudah dikumpulkan

dari masyarakat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Alokasi dana desa yang didapat dari APD Kabupaten/Kota yang

bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima

oleh pemerintah kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% setelah

dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam pemanfaatannya Kepala desa

bermusyawarah dengan masyarakat setempat sebelum dana yang didapat

dipergunakan.

Kemudian, dalam pemanfaatannya jika ADD tersebut memungkinkan,

dalam hal ini memiliki kelebihan dari kebutuhan primer desa, seperti honor

panitia pelaksana kegiatan, tunjangan pegawai desa, biaya operasional BPD,

penguatan kelembagaan LPM, penguatan kelembagaan PKK, penguatan

karang taruna, dan biaya gotong royong, dana tersebut akan dialokasikan

untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sepert subsidi dan bantuan modal

di sektor mikro, pembangunan proyek-proyek fasilitas umum yang

mempermudah urusan masyarakat dan memperlancar kegiatan ekonomi,

serta pembangunan proyek-proyek lainnya yang bertujuan meningkatkan

kesejateraan rakyat.

Adapun kekurangan yang penulis analisi dari implementasi kebijakan

Alokasi Dana Desa (ADD) di desa sukamahi yaitu masih surangnya SDM

yang tersedia, di dalam perencanaannya atau ketika pelaksaan ADD tersebut

berlangsung. Dan kurangnya pengawasan dari pemerintah pusat untuk

memantau terlaksananya alokasi dana tersebut, di mana hal tersebut dapat

menimbulkan suatu tindakan pelanggaran seperti menyalah gunakan dana

yang didapat untuk hal-hal yang tidak penting, bahkan mungkin dapat

menjurus pada tindak korupsi.

Kemudian, mengenai dana yang didapat setiap tahunya yaitu

menyesuaikan dengan pajak bumi dan bangunan yang didapat di desa

sukamahi. Hal tersebutlah yang menyebabkan dana disetiap tahunya berbeda-

10 M. Ayoub Mahmoud, The Crisis of Muslim History: Akar-akar krisis politik dalam

sejarah muslim, (Bandung: Mizan, 2004), h. 69.

Page 64: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

54

beda. Adapun penggunaan dana tersebut sudah dipergunakan oleh pemerintah

desa sukamahi dengan maksimal, yaitu untuk prioritas kebutuhan masyarakat

pada saat itu yang berupa pisik maupun non fisik, sebagaimana kebutuhan

prioritas tersebut disusun berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang di

dalamnya terdapat Daftar Rencana Kegiatan (DRK) yang akan

direkomendasikan kepada pemerintah kecamatan dan dilaporkan kepada

pihak provinsi ataupun kabupaten. Walaupun masih banyaknya kekurangan

di dalam pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) di desa sukamahi seperti

kurangnya SDM yang tersedia, pengalaman dalam mengelola ADD tersebut,

akan tetapi sejauh ini pemerintah desa sukamahi mampu menjawab setiap

aspirasi masyarakat dengan cara memberikan prioritas pembangunan baik

fisik atau non fisik. Sebagaimana hal ini sangat membantu pemerintah desa

dalam upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat desa. Karena secara

tidak disadari secara bertahap proses pembangunan di desa sukamahi semakin

tinggi, yang diakibatkan oleh ADD yang dialokasikan oleh desa sukamahi.

Page 65: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan mengenai implementasi

Alokasi Dana Desa (ADD) dalam sistem ketatanegaraan Islam, penulis

menyimpulkan beberapa poin penting yang menjadi inti dari pembahasan

skripsi ini.

1. Implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) pada pemerintahan

desa sukamahi telah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Dalam penyalurannya kepala desa bermusyawarah dengan masyarakat,

kemudian dalam penggunaannya diutamakan pada kebutuhan-kebutuhan

primer seperti honor panitia pelaksana kegiatan, tunjangan pegawai desa,

biaya operasional BPD, penguatan kelembagaan LPM, penguatan

kelembagaan PKK, penguatan karang taruna, dan biaya gotong royong,

jika memungkinkan atau memiliki kelebihan dari dana ADD tersebut

diperuntukkan pada kebutuhan sekunder yaitu meningkatkan

kesejahteraan rakyat, seperti subsidi dan bantuan modal di sektor mikro,

pembangunan proyek-proyek fasilitas umum yang mempermudah urusan

masyarakat dan memperlancar kegiatan ekonomi, serta pembangunan

proyek-proyek lainnya yang bertujuan meningkatkan kesejateraan

rakyat.

2. Pihak pemerintah desa sukamahi dalam pelaporan dana yang diterima

dari pemerintah pusat bersikap transparan dengan menempelkan

pengalokasian dana dalam masa satu tahun ditempat-tempat yang bisa

diketahui oleh masyarakat. Disamping itu, kesiapan aparatur desa ketika

mendapat pengalaman baru masih membutuhkan waktu untuk belajar

dan mempersiapkan diri dalam mengemban tugas, komunikasi yang

terbatas antara pemerintah desa dengan pemerintah pusat yang

menyebabkan terhambatnya pelaksanaan perencanaan desa.

Page 66: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

56

3. Pengaturan Alokasi Dana Desa (ADD) menurut Siyasah Idariyah sangat

relevan, hal ini dapat dilihat dari kenyataan yang ada bahwa

pengalokasian dana lebih diutamakan pada kebutuhan primer, jika

memiliki kelebihan maka dana tersebut dipergunakan pada kebutuhan-

kebutuhan sekunder dan tersier

B. Saran-Saran

Saran-saran yang perlu disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini,

yaitu:

1. Dari pembahasan mengenai implementasi kebijakan dana desa,

diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dalam pelaksaannya.

Disamping itu, masyarakat dapat mengetahui tentang sumber dana dan

pemanfaatan anggaran yang didapat. Anggaran yang didapat oleh desa

bersumber dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari dana

perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh pemerintah

kabupaten/kota untuk desa paling sedikit 10% setelah dikurangi Dana

Alokasi Khusus (DAK). sedangkan dalam islam sumber pendapatan

daerah dikenal dengan fai, ghanimah, dan zakat.

2. Peningkatan kualitas dari aparatur desa harus diutamakan, agar memiliki

kesiapan ketika mendapati hal-hal baru terkait dengan perencanaan

pembangunan desa, hal tersebut dimaksudkan kegiatan-kegitan yang

sudah direncanakan melalui hasil musyawarah dapat terlaksana dengan

baik sesuai yang diharapkan. Komunikasi antara pemerintah desa dengan

pemerintah pusat lebih ditingkatkan lagi, agar dana dari pemerintah pusat

turun tepat waktu dan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan,

terlaksana tepat waktu.

Page 67: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

57

DAFTAR PUSTAKA

A. Daftar Pustaka

Arsip Desa, Daftar Usulan Rencana Kegiatan ADD Tahun 2013, 2014 dan 2015.

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka cipta,

2008.

Imam Al-Mawardi, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, Hukum-Hukum Penyelenggaraan

Negara dalam Syari’at Islam, terj. Fadli Bachri, Lc, dari Al-Ahkam As-

Suthaniyyah Fi Al-Wilaayah Ad-Diniiyyah, Jakarta: Daar El-Kitab Al-Araby,

2013.

Kementerian Dalam Negeri, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa, tahun 2014.

Kepala Desa Sukamahi, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa Tahun. 2015,

Arsip Desa Sukamahi.

Laporan Hasil Audit Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Desa Sukamahi

Kecamatan Megamendung Kab. Bogor.

Mahmoud, M. Ayoub, The Crisis of Muslim History: Akar-akar krisis politik dalam

sejarah muslim, Bandung: Mizan, 2004.

Marbun, B. N, Otonomi Daerah 1945-2010 Proses & Realita, Jakarta: Sinar

Harapan, 2010.

Nawawi, Hadari, metodologi penelitian social, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2007.

Page 68: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

58

Ompi, Atika Wulan, Implementasi kebijakan alokasi dana desa (ADD) dalam

meningkatkan pembangunan desa di Desa Pangu Kec. Ratahan Kab.

Minahasa, Manado: Tesis, Pascasarjana Universitas Negeri Manado, 2012.

Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 tahun 2009 Tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Rumidi, Sukandar, Metodologi penelitian, Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2004.

Subarsono, AG, Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Suharto, Edi, Analisis kebijakan publik, Bandung: Alfabeta, 2010.

Syafrudin, Ateng, “Republik Desa, pergulatan hukum tradisional dan hukum

modern dalam desain Otonomi Desa”, Bandung: Alumni, 2010.

Tangkilisan, Hessel Nogi S, Teori dan Konsep Kebijakan Publik: dalam Kebijakan

Publik yang Membumi, konsep, strategi dan kasus, Yogyakarta: Lukman

Offset dan YPAPI, 2003.

Tim penyusun RPJM Des, Rencana Jangka Menengah Desa Sukamahi 2013–2018,

Pemerintah Desa Sukamahi, Sukamahi: 2015.

Winarno, Budi, Apakah Kebijakan Publik? dalam Teori dan Proses Kebijakan

Publik, Yogyakarta: Media Pressindo, 2002.

Wisakti, Daru, implementasi kebijakan alokasi dana desa di wilayah kecamatan

geyer kabupaten grobogan, Semarang: Tesis, Pascasarjana Universitas

Diponegoro, 2015.

Page 69: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

59

B. Wawancara

Wawancara dengan Ahmad Anwar Sekretaris Desa Sukamahi, Sukamahi, 4

Agustus 2017.

Wawancara dengan Encep Subandi Kepala Desa Sukamahi, Sukamahi, 4 Agustus

2017.

Wawancara dengan Saepul Firdaus S.Pd Bendahara Desa Sukamahi, Sukamahi, 4

agustus 2017.

Wawancara dengan Suhendra Warga Dusun Nagrog Desa Sukamahi. Sukamahi, 4

Agustus 2017.

Page 70: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 71: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 72: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 73: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI
Page 74: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

64

Narasumber : Encep Subandi

Jabatan : Kepala Desa Sukamahi

Tempat Wawancara : Kantor Desa Sukamahi

Waktu Wawancara : Jum’at, 4 agustus 2017, Pukul 09:00 WIB

1. Dalam proses pengelolaan ADD, apa yang dilakukan oleh pemerintsh

Desa Sukamahi?

Didalam proses pengelolaan ADD desa sukamahi berpegang teguh

terhadap prinsip pengelolaan ADD yang di atur oleh petunjuk teknis

ADD seperti: berpihak kepada klompok masyarakat, transparan,

dapat dipertanggungjawabkan, partisipatif, demokrasi,

berkelanjutan, efektif, efisien.

2. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip keberpihakan

kepada kelompok masyarakat, dengan cara apa pemerintah desa sukamahi

merealisasikan?

Dengan cara melibatkan musrembangdes dalam menentukan

kegiatan prioritas baik dalam bentuk fisik atau non fisik, supaya

keputusan tersebut menjadi suatu keberpihakan terhadap

masyarakat.

3. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip transparansi,

dengan cara apa pemerintah desa sukamahi merealisasikan?

Proses transparansi di dalam pengelolaan ADD tercipta dalam tiga

tahapan yaitu: dilaksanakannya musrembangdes, memberikan

kepercayaan kepada masyarakat dalam proses pengawasan dan

pelaksanaan kegiatan dan yang terakhir pembuatan SPJ berupa surat

pertanggung jawaban dalam bentuk laporan kepada pemerintah

Kecamatan, Provinsi dan Kabupaten.

4. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip dapat

dipertanggungjawabkan, dengan cara apa pemerintah desa sukamahi

merealisasikan?

Page 75: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

65

Dengan melaporkan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) kepada

pemerintah Kabupaten dan Provinsi melalui rekomendasi Camat.

5. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip partisipasi, dengan

cara apa pemerintah desa sukamahi merealisasikan?

Partisifasi masyarakat dilakukan secara aktif dalam pengelolaan

Alokasi Dana Desa (ADD) melalui 3 tahapan pula, yaitu: Pertama,

proses perencanaan dilaksanakan melalui keterlibatan masyarakat di

dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan kebutuhan

prioritas pembangunan fisik maupun non fisik yang akan

dilaksanakan melalui Alokasi Dana Desa. Kedua, proses pelaksanaan

dilaksanakan melalui keterlibatan masyarakat didalam peranannya

sebagai pengawas serta pelaksana kegiatan yang dilaksanakan baik

fisik maupun non fisik melalui Alokasi Dana Desa. Ketiga, Proses

pengawasan/pengendalian dilaksanakan melalui keterlibatan

masyarakat didalam proses pelapor dan pendukung serta pengawas

di dalam pembuatan SPJ yang dilaksanakan oleh pemerintah Desa

Sukamahi.

6. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip demokrasi, dengan

cara apa pemerintah desa sukamahi merealisasikan?

Demokrasi tercipta dalam pengelolaan ADD pada saat proses

pengambilan keputusan di dalam menentukan prioritas kegiatan fisik

maupun non fisik yang akan dilaksanakan melalui Alokasi Dana Desa

di mana Setiap penentuan kebutuhan masyarakat dalam rangka

pemberian bantuan ini dilakukan secara musyawarah berdasarkan

prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat.

7. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip berkelanjutan,

dengan cara apa pemerintah desa sukamahi merealisasikan?

Hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan baik fisik maupun non fisik

melalui Alokasi Dana Desa (ADD) dapat dimanfaatkan dan dipelihara

serta dikembangkan secara berkelanjutan oleh masyarakat seperti

pembangunan Paving Blok, Pembangunan Sarana Ibadah, Penguatan

Page 76: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

66

Karang Taruna melalui sarana dan prasarana olah raga bagi peinuda

dll.

8. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip efektif, dengan cara

apa pemerintah desa sukamahi merealisasikan?

Kegiatan yang dibiayai dari Alokasi Dana Desa (ADD) dilaksanakan

secara efektif, di mana hasil yang didapat dalam proses pembangunan

fisik maupun non fisik harus sesuai dengan target. serta Daftar

Rencana Kegiatan (DRK) yang diajukan kepada pemerintah

Kabupaten bogor dan Provinsi jawa barat melalui Alokasi Dana Desa

yang akan dialokasikan untuk Desa Sukamahi harus sesuai dengan

Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) yang dibuat diakhir pelaksanaan

kegiatan yang dilaksanakan,

9. Dalam pengelolaan ADD pada proses realisasi prinsip efisien, dengan cara

apa pemerintah desa sukamahi merealisasikan?

Prinsip efisien dilaksanakan dalam proses penggunaan bantuan

Alokasi Dana Desa (ADD), dengan cara mendahulukan prioritas

pembangunan yang dibutuhkan masyarakat yang dirumuskan dalam

Daftar Rencana Kegiatan (DRK) disaat proses perencanaan

pengalokasian ADD, sehingga dana yang dialokasikan dapat dikelola

secara efisien oleh pemerintah desa sukamahi.

Page 77: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

67

Narasumber : Ahmad Anwar

Jabatan : Sekretaris Desa Sukamahi

Tempat Wawancara : Kantor Desa Sukamahi

Waktu Wawancara : Jum’at, 4 agustus 2017, Pukul 10:00 WIB

1. Kapan waktu ditentukannya direalisasikan ADD?

ADD setiap tahunnya direalisasikan oleh pemerintah Kabupaten dan

Provinsi, namun waktu dicairkannya ADD tidak ditentukan secara

jelas, bisa direalisasikan diawal tahun, pertengahan tahun, maupun

akhir tahun.

2. Pada Proses Evaluasi kebijakan ADD yang diberikan oleh pemerintah

Kabupaten dan Provinsi, langkah apa yang dilakukan oleh pemerintah desa

sukamahi?

Pada tahap evaluas, dilaksanakan melalui laporan kegiatan yang

berupa SPJ, yang nantinya dilaporkan kepada pihak pemerintah

Kabupaten dan Provinsi.

3. apa saja isi yang dituankan di dalam SPJ?

Rincian pembelanjaan yang dilaksanakan selama kegiatan

dilaksanakan, kuitansi pembelian barang, serta bukti tanda tangan

camat dalam hal ini camat sifatnya mengetahui. Yang mana dalam

hal ini SPJ tersebut harus sesuai dengan RAB yang dibuat diawal

tahap identifikasi kebijakan ADD.

4. Apakah ada kemungikinan SPJ tidak di ACC?

Bisa, apabila terjadi ketidak sesuaian antara SPJ yang dibuat dengan

RAB yang dirancang dan direkomendasikan serta dilaporkan kepada

pihak Kabupaten dan Provinsi.

5. Disaat SPJ tidak di ACC, adakah hukuman/konsekuensi yang diberikan

oleh pemerintah kabupaten dan provinsi kepada pemerintah desa?

Hukuman/konsekuensi yang diberikan berupa penggantian berupa

materiil oleh pemerintah desa sesuai dengan ketidak sesuaian antara

Page 78: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

68

RAB dan SPJ. Dan pembangunan yang disoroti biasanya

pembangunan fisik. Pembangunan apa saja yang terlampir dalam

SPJ dan apabila terdapat temuan ketidak sesuaian dengan RAB,

maka desa sukamahi harus mengganti ketidak sesuaian

pembangunan tersebut dengan materiil (uang penggantian

pembangunan yang tidak terselesaikan dengan baik).

6. Adakah tim audit yang mengawasi kegiatan fisik maupun non fisik yang

dilaksanakan oleh pemerintah Desa Sukamahi? Tim audit dari

pemerintah kabupaten yaitu bagian pemerintah desa yang berada

dalam badan inspektorat. Dan itupun biasanya dilaksanakan setelah

proses evaluasi dilaksanakan serta SPJ dilaporkan kepada

pemerintah dan Kabupaten.

7. Apakah ada pembinaan aparatur desa dalam melakukan pengelolaan

ADD?

Pembinaan secara langsung tidak ada, hanya pembinaan melalui

buku edoman pelaksanaan ADD yang diberikan oleh pemerintah

Kabupaten dan Provinst.

Page 79: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

69

Narasumber : Saepul Firdaus, S.Pd

Jabatan : Bendahara Desa Sukamahi

Tempat Wawancara : Kantor Desa Sukamahi

Waktu Wawancara : Jum’at, 4 agustus 2017, Pukul 10:50 WIB

1. Berapa anggaran ADD yang dicairkan setiap tahunnya oleh pemerintah

Kabupaten dan Provinsi?

Jika ADD menyesuaikan dengan pajak bumi dan bangunan yang

didapat di desa sukamahi.

2. Pada tahun 2013 s/d 2015 secara keseluruhan berapa ADD yang sudah

dicairkan oleh pemerintah Kabupaten Bogor Untuk Desa Sukamahi?

ADD yang sudah dicairkan untuk desa Sukamahi dari tahun 2013 s/d

2015 sebesar Rp. 229.399.636.

3. Pada proses tahapan identifikasi kebijakan ADD, langkah apa yang

dilakukan oleh pemerintah desa Sukamahi?

Pada tahap identifikasi dilakukan suatu perumusan kebutuhan

prioritas masyarakat yang akan direalisasikan melalui ADD melalui

musyawarah ditingkat desa dengan melibatkan kepala Desa,

perangkat Desa, LPM, BPD, dan unsur masyarakat.

4. Membahas apa saja didalam musyawarah tersebut?

Membahas tentang bagaimana pengelolaan anggaran yang diberikan

oleh pemerintah Kabupaten dan Provinsi melalui ADD yang akan

dialokasikan untuk kegiatan fisik dan non fisik yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

5. Apa saja yang dihasilkan di dalam proses musyawarah desa di dalam

membahas ADD?

Menghasilkan prioritas kebutuhan masyarakat yang berupa pisik

maupun non fisik, sebagaimana kebutuhan prioritas tersebut disusun

berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang di dalamnya terdapat

DRK (daftar Rencana Kegiatan) yang akan direkomendasikan

Page 80: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

70

kepada pemerintah kecamatan dan dilaporkan kepada pihak provinsi

maupun kabupaten.

6. Pada tahapan implementasi Kebijakan ADD, langkah apa yang dilakukan

oleh pemerintah Desa Sukamahi?

Melaksanakan pembangunan prioritas utama yang dirumuskan

melalui RAB yang tertera dalam Daftar Rencana Kegiatan (DRK).

7. meliputi pembangunan apa saja yang dilakukan berupa kegiatan fisik

rnelalui ADD pada tahun 2013 s/d 2015?

Pembangunan jalan Lingkung, Pembangunan Kantor Desa,

Pembangunan sarana Ibadah, dll.

8. Dan meliputi kegiatan apa saja yang dilakukan berupa kegiatan non fisik

melalui ADD pada tahun 2013 s/d 2015?

Penguatan Karang Taruna Desa Sukamahi, Penguatan PKK Desa

Sukamahi, Gotong Royong, kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial

kemasyarakatan.

Page 81: “IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41935/1/ADI...TINJAUAN SISTEM KETATANEGARAAN ISLAM” ... 1112045200001. PROGRAM STUDI

71

Narasumber : Suherman

Jabatan : Masyarakat Desa Sukamahi

Tempat Wawancara : Kediaman Beliau

Waktu Wawancara : Jum’at, 4 agustus 2017, Pukul 19:50 WIB

1. Apakah ADD yang dialokasikan untuk desa, dapat memenuhi masyarakat

setiap tahunnya?

Memenuhi masyarakat secara total belum bisa, namun ADD dapat

dialokasikan untuk kebutuhan prioritas pada saat itu, sesuai dengan

anggaran yang akan dicairkan oleh pemerintah Kabupaten dan

Provinsi.

2. Berapa besar peranan masyarakat dalam musyawarah menentukan

kebijakan di dalam memutuskan kebutuhan prioritas di dalam pengelolaan

ADD?

Peranan masyarakat sangat tinggi di dalam menentukan kebutuhan

prioritas yang akan dicapai melalui ADD, karena mereka secara

totalitas dilapangan mengetahui semua permasalahan di wilayahnya

yang kemudian direkomendasikan kepada pemerintah Desa untuk

secara bijak mengalokasikan ADD tersebut dialokasikan terkait

memenuhi kebutuhan prioritas tersebut.

3. Seberapa besar manfaat kebijakan ADD bagi pemerintah Desa Sukamahi?

Sangat besar, karena mampu menjawab setiap aspirasi masyarakat

dengan cara memberikan prioritas pembangunan baik fisik maupun

non fisik kepada masyarakat. Dan ini sangat membantu pemerintah

desa dalam upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat desa.

Karena secara tidak disadari secara bertahap proses pembangunan

di desa sukamahi semakin tinggi, yang diakibatkan oleh ADD yang

dialokasikan oleh desa tersebut.