IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY … · KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada UMKM...
-
Upload
vuongkhuong -
Category
Documents
-
view
249 -
download
1
Transcript of IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY … · KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada UMKM...
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) UMKM BATIK GUNA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Alma Deleni
NIM : 132114059
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) UMKM BATIK GUNA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Alma Deleni
NIM : 132114059
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang meminta,
menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang mengetok,
baginya pintu dibukakan”
Matius 7:7-8
“JIKA KAMU INGIN SUKSES ADA EMPAT HAL YANG HARUS KAMU PERHATIKAN
YAITU KERJA KERAS, TEKUN, JUJUR DAN SELALU MENGANDALKAN TUHAN
DALAM SETIAP AKTIVITASMU”
-Mbah Ratno Suwito Pemilik Pondokan Kelompok 24 KKP 32-
“Gusti Ora Sare, Put Your Hope In The Lord Now And Always,
Mazmur 131 Ayat 3”
-Ahok-
Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yusuf
Papaku Joni M dan Mamaku Kariana
Adikku Malkel Pebriano dan Laurensia Ovy Agraini
Bueku (Alm) dan Tambiku
Kaiku dan Niniku (Alm)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI-PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM
GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi
ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Yang membuat peryataan,
Alma Deleni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Alma Deleni
Nomor Mahasiswa : 132114059
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM
GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Juli 2017
Alma Deleni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini yang berjudul IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) UMKM BATIK GUNA MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus pada UMKM Batik di
Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santo Yusuf yang selalu menjadi
teman curhatku dalam doa.
2. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma.
3. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Kepala Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
5. Dr. Fr. Ninik Yudianti., M. Acc, QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
sabar membantu, membimbing, dan memberikan saran serta dukungan
kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Dr. Fr Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt., C.A dan Ilsa Haruti Suryandari,
S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., CA selaku dosen penguji yang banyak memberikan
masukan atas skripsi yang saya tulis.
7. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah banyak memberikan bantuan dan ilmu yang berguna bagi
penulis.
8. Bappeda Bantul, Disperindagkop Bantul, Bapak Camat Pandak Bantul,
Bapak Lurah dan Bapak Dukuh di Desa Triharjo, Gilangharjo, dan Wijirejo
yang telah mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh pelaku UMKM Batik dan Karyawan UMKM Batik yang sudah
bersedia meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Papaku Joni M dan Mamaku Kariana yang selalu mencintaiku sepenuh hati,
selalu mengajariku tentang bersyukur, dan rela berkorban dengan segala cara
untuk selesainya kuliahku ini di saat guncangan ekonomi melanda keluarga.
11. Adik-adikku Malkel Perbriano dan Laurensia Ovy Agraini yang selalu
memotivasiku agar menjadi orang sukses sehingga dapat menyekolahkan
mereka setinggi-tingginya.
12. Bueku (Alm) dan Tambiku yang selalu memberikan wejangan “Jadilah orang
yang bijaksana seperti Raja Salomo yang bijaksana”.
13. Kaiku dan Niniku (Alm) yang selalu memberikan wejangan “Hidup itu tidak
boleh malas, kamu tidak akan mendapatkan uang satu rupiah pun jika kamu
tidak bekerja”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
14. Dueh-duehku, Om Liu, sepupuku Yuyun, Shila, Kencuh, Tetei dan Tedi yang
selalu memberikan semangat dan motivasi kepadaku.
15. Sahabat-sahabatku Siska, Eci, Fafa, Memei, Tata, Lidya,Vina,Vidi, Sevi,
Nurma, Koko, serta seluruh teman-teman kelas B angkatan 2013.
16. Teman penelitianku Bebek yang selalu menyemangatiku dan teman-teman
seperjuangan MPAT (Batik lovers).
17. Teman-teman kost Podang 09, Beber, Indah Asia, Ang, Agnes, dan Serly.
18. Sahabat tumpukku Momo, Eri, Echa, Ikus, Engot, Puput, Si’il, Vini, Ayu,
Fry, Efdi, Julia, Ami dan teman-teman IKPM BarTim.
19. Panganuan Lovers Zane (Ineh Grey) dan Vita (Ineh Kyla) yang selalu
mewarnai dunia panganuanku selama ini.
20. Penghuni Kost Hartini “Babuhan Pacar Dony” di Palangkaraya, Nety sahabat
kecilku, Eri, Ebek, Tya, Ayu, dan Nesa selalu menjadi teman baikku waktu
aku ke Palangka.
21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juni 2017
Alma Deleni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ........................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xiii
ABSTRACT .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Batasan Masalah................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 7
A. Corporate Social Responsibility (CSR) ............................................ 7
B. Model Pelaksanaan CSR ................................................................... 8
C. Manfaat CSR ..................................................................................... 8
1. Manfaat CSR Bagi Masyarakat ................................................... 8
2. Manfaat CSR Bagi Pemerintah ................................................... 9
3. Manfaat CSR Bagi Korporasi ..................................................... 9
D. Pelaksanaan CSR di Indonesia .......................................................... 9
E. Pemberdayaan ................................................................................. 10
F. CSR Sebagai Praktik Pemberdayaan Masyarakat ........................... 11
G. Pengungkapan CSR dengan Menggunakan GRI ............................ 12
H. Kesejahteraan Menurut BKKBN .................................................... 12
1. Enam Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) .............. 13
2. Delapan Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) ...................... 13
3. Lima Indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) ......................... 14
4. Dua Indikator Kelurga Sejahtera III Plus (KS III Plus) ............ 14
I. Kesejahteraan Sosial Menurut UURI .............................................. 15
J. UMKM ............................................................................................ 15
1. Usaha Mikro .............................................................................. 15
2. Usaha Kecil ............................................................................... 16
3. Usaha Menengah ....................................................................... 17
K. Pelaksanaan CSR dalam UMKM .................................................... 18
L. Kerangka Berfikir............................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 19
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 19
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Tempat Penelitian...................................................................... 19
2. Waktu Penelitian ....................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 19
1. Populasi Sasaran Pelaku UMKM Batik .................................... 19
2. Populasi Karyawan UMKM Batik ............................................ 20
3. Sampel Karyawan UMKM Batik .............................................. 20
D. Jenis Data ........................................................................................ 21
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 21
1. Wawancara ................................................................................ 21
2. Kuesioener................................................................................. 22
3. Dokumentasi ............................................................................. 22
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran ............................................... 22
1. Variabel CSR ............................................................................ 22
2. Variabel Peningkatan Kesejahteraan......................................... 24
G. Teknik Analisis Data ....................................................................... 25
1. Rumusan Masalah Pertama ......................................................... 25
2. Rumusan Masalah Pertama ......................................................... 27
BAB IVGAMBARAN UMUM BATIK DI PANDAK ................................. 31
A. Lokasi Penelitian ............................................................................. 31
B. Kondisi Geografis ........................................................................... 32
C. Pemerintahan ................................................................................... 34
1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak ............................................... 34
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak ...................................... 34
3. Kependudukan............................................................................. 36
D. Sekilas Tentang UMKM Batik ....................................................... 40
1. Sejarah Singkat UMKM Batik di Pandak Bantul ..................... 40
2. Pemasaran dan Harga Produk UMKM Batik ............................ 42
3. Kelemahan Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul ................ 42
E. Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Batik ............................. 43
1. Batik Tulis dan Batik Lukis ...................................................... 44
2. Batik Tulis ................................................................................. 45
3. Batik Kombinasi Tulis dan Cap ................................................ 46
F. Proses Pembuatan Batik .................................................................. 46
1. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Tulis dan Lukis . 47
2. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Cap ................... 48
3. Tahap-Tahap Pembuatan Batik Kombinasi Tulis dan Cap ....... 48
BAB VANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 50
A. Deskripsi Karakteristik Responden ................................................ 50
1. Pelaku UMKM Batik ................................................................. 50
2. Karyawan UMKM Batik ........................................................... 53
B. Analisis Data ................................................................................... 56
1. Deskripsi implementasi CSR melalui Pembardayaan
Masyarakat ................................................................................ 56
a. Analisis Data Statistik Deskriptif Indeks CSR Sosial
Pelaku UMKM Batik .......................................................... 56
b. UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori CSR Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Tinggi dan Rendah .............................................................. 57
c. Implementasi CSR Berdasarkan Kategori CSR Sosial.........58
2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik ............. 65
a. Analisis Data Statistik Deskriptif Peningkatan Kesejahteraan
Karyawan UMKM Batik .................................................... 65
b. Analisis Karyawan UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Tinggi dan Rendah 66
c. Analisis Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Berdasarkan
Item Indikator BKKBN ...................................................... 67
d. Analisis Crosstabulation Antara CSR Sosial Pelaku UMKM
Batik Dengan Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM
Batik ................................................................................... 70
C. Pembahasan .................................................................................... 71
1. Implementasi CSR Sosial Pelaku UMKM Batik di
Pandak Bantul.............................................................................72
2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik .............. 90
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 104
A. Kesimpulan ............................................................................... 104
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 105
C. Saran ......................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ....... 106
LAMPIRAN ................................................................................................... 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM
BATIK GUNA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi Kasus pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)
Alma Deleni
NIM: 123114059
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Implementasi CSR pada
UMKM Batik di Pandak Bantul, 2) Apakah implementasi CSR yang dilakukan
oleh pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa
wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu analisis
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Implementasi CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi. 2) Implementasi CSR yang
dilakukan oleh pelaku UMKM Batik mampu meningkatkan kesejahteraan
karyawan UMKM Batik.
Kata Kunci: Corporate Social Responsibility, kesejahteraan masyarakat, pelaku
UMKM Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) IN BATIK MICRO SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES TO
INCREASE COMMUNITY WELFARE
(Case Study at Batik Micro Small and Medium Enterprises in Kecamatan
Pandak Bantul, Yogyakarta)
Alma Deleni
NIM: 123114059
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
The aims of this research is to determine: 1) Implementation of CSR at
Micro Small and Medium Enterprises Batik at Pandak Bantul, 2) Whether the
implementation of CSR at Micro Small and Medium Enterprises at Pandak Bantul
can improve the community welfare.
This is a case study research. Data was obtained through interview,
questionnaires, and documentation. Data analysis technique was descriptive
analysis.
The result of this research showed that: 1) The implementation of CSR at
MSMEs Batik at Pandak Bantul was high. 2) The implementation of CSR at
MSMEs Batik could improve the community welfare especially of MSMEs Batik
employees.
Keywords: Corporate Social Responsibility, the community welfare, MSMEs
Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini memperhatikan lingkungan adalah salah
satu hal yang sangat penting bagi pelaku bisnis. Hal ini disebabkan banyak
dari pemangku kepentingan menilai suatu kesehatan bisnis tidak hanya dari
pendapatan atau profit yang didapatkan, tetapi juga dinilai dari tanggung
jawab yang diberikan pelaku bisnis kepada lingkungan sekitar. Tanggung
jawab sosial yang diberikan oleh pelaku bisnis sering disebut dengan istilah
CSR (Corporate Social Responsibility). World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) mendifinisikan CSR sebagai suatu
komitmen pelaku bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan, bekerja dengan karyawan, keluarga mereka, dan
masyarakat lokal (WBCSD, 2001 dalam Mardikanto, 2014:93).
Tanggung jawab sosial dalam GRI (Global Reporting Initiative) dapat
diukur dengan tiga indikator yaitu indikator ekonomi, lingkungan dan sosial.
Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh pelaku bisnis biasanya sangat
identik dengan perusahaan-perusahaan besar, namun saat ini pelaku bisnis
seperti UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) juga dituntut mempunyai
perhatian terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial masyarakat.
UMKM merupakan pondasi perekonomian bangsa, hal ini dibuktikan
dengan banyaknya pelaku UMKM yang mampu membantu roda ekonomi
masyarakat. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Republik Indonesia pada tahun (2013) menyebutkan Indonesia mempunyai
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebanyak 57.895.721 unit dengan
total kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,34
persen, jumlah tersebut didominasi oleh usaha mikro yang berjumlah
57.189.393 unit. Berdasarkan jumlah tersebut UMKM mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 114.114.082 orang. Angka penyerapan tenaga kerja
tersebut membuktikan bahwa UMKM mampu mengurangi pengangguran di
Indonesia, dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan
negara melalui pajak.
Sebagian besar dari pelaku UMKM saat ini sudah menerapkan CSR
dalam kegiatan bisnisnya walaupun secara sederhana. CSR yang berkaitan
dengan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sering dilakukan pelaku
UMKM dengan cara membuat IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah) jika
usaha yang digeluti oleh pelaku UMKM berhubungan dengan pembuangan
limbah (Dewi, 2013). CSR paling sederhana yang sering dilakukan oleh para
pelaku UMKM adalah memberikan charity atau sumbangan pada masyarakat
saat hari-hari besar, pembangunan fasilitas umum, pembangunan tempat
ibadah, dan sumbangan pada saat gotong royong (Mardikanto, 2014).
Yogyakarta merupakan kota kerajinan, salah satu kerajinan yang
dikenal oleh masyarakat luas di kota ini yaitu kerajinan batik. Kecamatan
Pandak Bantul adalah salah satu tempat pembuatan batik di Yogyakarta,
sebagian besar masyarakat yang berada di Pandak Bantul mempunyai
pekerjaan sebagai pelaku UMKM Batik. Batik yang dihasilkan sangatlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
beragam seperti batik tulis, batik lukis, batik cap, dan batik kombinasi tulis
dan cap. Proses pembuatan batik sangat banyak memerlukan tenaga kerja,
maka dari itu pelaku UMKM Batik memberdayakan masyarakat sekitar
menjadi tenaga kerja, baik tenaga kerja tetap maupun tidak tetap.
Pemberdayaan seperti ini merupakan salah satu bentuk dari implementasi
CSR yang dilakukan pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul.
Beberapa alasan yang menjadikan dasar bagi pelaku bisnis seperti
pelaku UMKM Batik ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial
seperti pembedayaan masyarakat. Pertama, pelaku bisnis dan karyawan
adalah bagian integral dari masyarakat setempat, karena itu wajar bahwa
mereka pun harus ikut bertanggung jawab atas kemajuan dan kebaikan
masyarakat tersebut. Kedua, masyarakat juga telah menyediakan tenaga-
tenaga profesional bagi pelaku bisnis, sehingga CSR merupakan salah satu
balas jasa pelaku bisnis terhadap masyarakat. Ketiga, pelaku bisnis
memperlihatkan komitmen moralnya ikut dalam berbagai kegiatan sosial
membuat pelaku bisnis merasa mempunyai kepedulian, mempunyai tanggung
jawab terhadap masyarakat sehingga pelaku bisnis tidak ingin merugikan
masyarakat melalui kegiatan bisnisnya. Keempat, melalui kegiatan sosial,
pelaku bisnis mampu menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan
masyarakat (Keraf,2015:132-134).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang CSR pelaku UMKM Batik guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini penting dilakukan untuk melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
tingkat implementasi CSR oleh pelaku UMKM Batik dan bagaimana
dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik.
Oleh karena itu, peneliti mengajukan topik “IMPLEMENTASI CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UMKM BATIK GUNA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Kasus
pada UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul, Yogyakarta)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik
di Pandak Bantul?
2. Apakah implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian ini difokuskan pada pemberdayaan masyarakat yaitu karyawan
UMKM Batik di Pandak Bantul.
2. Penelitian ini difokuskan pada indikator CSR Sosial menurut GRI.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM
Batik di Pandak Bantul.
2. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, sebagai tambahan wawasan, pengalaman dan penerapan dari
proses pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan perkuliahan.
2. Bagi universitas, sebagai tambahan koleksi universitas serta sumber
referensi bagi para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi pelaku UMKM Batik, penelitian ini diharapkan sebagai masukan
kepada para pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul untuk
mengembangkan kegiatan CSR di bidang lainnya.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang mendukung
penelitian.
BAB III : Metodologi Penelitian
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis data, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran,
serta teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum UMKM Batik di Pandak Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum tempat
penelitian dan gambaran umum UMKM Batik.
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang analisis data dan pembahasan
hasil penelitian.
BAB VI : Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan yang diperoleh dari uraian
pada Bab V, keterbatasan dalam penelitian dan saran-saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR) menurut Pradipta (2013)
merupakan suatu kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk
tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat luas. Mulyadi (2007)
mengatakan bahwa tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab perusahaan
terhadap semua kegiatan yang mempengaruhi manusia, komunitas mereka
dan lingkungan. Hal tersebut akan berdampak kepada kesejahteraan
masyarakat.
Hadirnya perusahaan di tengah-tengah masyarakat menurut Harori
dan Toto Gunarto (2012) memberikan kontribusi kepada permasalahan
nasional yaitu pengangguran. Perusahaan menggerakan masyarakat yang ada
di sekitar perusahaan untuk melakukan aktivitas produktif yaitu bekerja.
Secara langsung peran perusahaan adalah berhubungan erat dalam
menciptakan stabilitas perekonomian dan mengurangi tingkat pengangguran
di Indonesia.
Sari (2014) mengungkapkan bahwa aktivitas CSR pada umumnya
mempunyai tujuan sebagai keterlibatan sosial pelaku bisnis atau stakeholder
dalam mencapai peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan pada kualitas hidup
pekerja atau masyarakat sebagai penunjang triple bottom line, yaitu Profit,
People, dan Planet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B. Model Pelaksanaan CSR
Model pelaksanaan CSR menurut Mulyadi (2007) terbagi menjadi
empat, yang pertama perusahaan terlibat langsung. Perusahaan
menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialnya tanpa perantara atau bantuan
pihak lain. Kedua, melalui yayasan atau organisasi sosial. Yayasan biasanya
didirikan di bawah naungan perusahaan sehingga perusahaan akan
mengalokasikan dana kepada yayasan tersebut. Ketiga, bermitra dengan pihak
lain yang dinilai kompeten seperti LSM, universitas dan media masa.
Keempat, membentuk atau bergabung dalam satu konsorsium. Perusahaan
ikut mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial
yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
C. Manfaat CSR
Mardikanto (2014:130-141) menyebutkan bahwa manfaat CSR dapat
dibagi dalam tiga manfaat utama, yaitu:
1. Manfaat CSR Bagi Masyarakat
Perusahaan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dengan
mengambil tanggung jawab atas dampak kegiatan mereka terhadap
pelanggan, pemasok, pemegang saham, karyawan, masyarakat, dan
pemangku kepentingan lainnya, serta lingkungan. Memperhatikan
masyarakat membuat perusahaan dapat berkontribusi terhadap
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Perhatian tersebut dapat
dilakukan dengan cara melakukan aktivitas-aktivitas serta kebijakan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dapat meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, dan kompetensi
masyarakat di berbagai bidang.
2. Manfaat CSR Bagi Pemerintah
Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi pemerintah. Melalui
CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah dan perusahaan dalam
mengatasi berbagai masalah sosial, seperti kemiskinan, rendahnya
kualitas pendidikan, minimnya akses kesehatan dan lainnya. Tugas
pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya menjadi
lebih ringan dengan adanya partisipasi pihak swasta (perusahaan)
melalui kegiatan CSR. CSR yang dapat berperan dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan adalah CSR yang bersifat community
development seperti memberikan beasiswa, pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin, dan pembangunan sarana kesehatan.
3. Manfaat CSR bagi korporasi
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan
b. Memperkuat “Brand” perusahaan
c. Membedakan perusahaan dengan pesaing
d. Melebarkan akses sumber daya
e. Membuka akses untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan
D. Pelaksanaan CSR di Indonesia
Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk konteks
Indonesia dapat dilihat dari dua prespektif yang berbeda hal ini dikemukakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
oleh Solihin (2008:161-162,169-171). Pertama, pelaksanaan CSR memang
merupakan praktik bisnis secara sukarela yang berasal dari inisiatif
perusahaan. Kedua, pelaksanaan CSR bukan lagi merupakan praktik bisnis
secara sukarela, melainkan pelaksanaanya sudah diatur oleh undang-undang
(bersifat mandatory).
CSR di Indonesia secara konseptual masih harus dipilah antara
pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan besar dan pelaksanaan
CSR oleh perusahaan kecil dan menengah. Selama ini, terdapat anggapan
yang keliru bahwa CSR hanya diperuntukan bagi perusahaan besar, padahal
tidak hanya perusahaan besar yang dapat memberikan dampak negatif
melaikan perusahaan kecil dan menegah sekalipun bisa memberikan dampak
negatif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. CSR yang dilakukan
oleh perusahaan kecil dan menengah di Indonesia masih berkisar pada
pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan pemberian charity
kepada masyarakat sekitar.
E. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu proses memampukan seseorang atau
kelompok masyarakat untuk dapat memahami dan mengendalikan situasi
ekonomi, sosial dan politik di lingkungan perusahaan berada. Artinya,
perusahaan terlibat secara aktif dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki
atau meningkatkan taraf kehidupan, sehingga perusahaan mampu berdiri
sendiri dan tidak bergantung sepenuhnya di bawah kuasa orang serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kelompok lain untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya (Wulandhani, 2015).
F. CSR Sebagai Praktik Pemberdayaan Masyarakat
Untung (2014:63-64) mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat
adalah serangkaian kegiatan untuk meningkatkan aset dan kemampuan
masyarakat miskin agar mau dan mampu mengakses berbagai sumber daya,
permodalan, teknologi dan pasar dengan pendekatan pendampingan,
peningkatan kapasitas pelayanan serta pembelajaran menuju kemandirian.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan,
mendorong kemauan dan keberanian, serta memberikan kesempatan bagi
upaya-upaya masyarakat setempat untuk dengan atau tanpa dukungan pihak
luar mengembangkan kemandiriannya demi terwujudnya perbaikan
kesejahteraan secara berkelanjutan.
Mardikanto (2014:160) mengungkapkan CSR sebagai praktik
pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan, harus dilandasi oleh teori-teori:
1. Pembangunan berbasis masyarakat, yang mensyaratkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk
memperbaiki kapasitas dan kekuasaan masyarakat, kaitanya dengan
peningkatan kesadaran, kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat
untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Partisipasi (dalam
pengambilan keputusan, perancanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi, dan pemanfaatan hasil pembangunan) akan meningkatkan
pemerataan pendapatan dan usaha bagi seluruh warga masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Pengembangan masyarakat (community development), yang merupakan
upaya sadar yang dilakukan oleh pihak luar (pemerintah, LSM, donor,
dll) untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam masyarakat demi
perbaikan mutu- hidupnya.
3. Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) yang merupakan
penguatan kapasitas individu, entitas, dan jejaring (sistem), baik
kapasitas manusia, kapasitas usaha, kapasitas lingkungan, dan kapasitas
kelembagaan.
G. Pengungkapan CSR dengan Menggunakan GRI
Pengungkapan CSR dengan menggunakan GRI dapat dilakukan
melalui tiga aspek yaitu:
1. Aspek ekonomi, terdiri dari 9 item indikator kinerja
2. Aspek lingkungan, terdiri dari 34 item indikator kinerja
3. Aspek sosial, terdiri dari 48 item indikator kinerja. Indikator kinerja
sosial dapat dibagi menjadi beberapa kategori yaitu kategori sosial
praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, kategori sosial hak
asasi manusia, kategori sosial masyarakat, dan kategori sosial tanggung
jawab produk.
H. Kesejahteraan Menurut BKKBN
Keluarga sejahtera menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN) adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan.
Berikut ini merupakan indikator tahapan keluarga sejahtera menurut
BKKBN yaitu sebagai berikut:
1. Enam Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau Indikator
Kebutuhan Dasar Keluarga (Basic Needs).
a. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
b. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
c. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding
yang baik.
d. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
e. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
f. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
2. Delapan Indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau Indikator
Kebutuhan Psikologis (Psychological Needs).
a. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
b. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru dalam setahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni rumah.
e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
f. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
g. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan latin.
h. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
3. Lima Indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau Indikator Kebutuhan
Pengembangan (Develomental Needs).
a. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau
barang.
c. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
d. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
e. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
radio/tv/internet.
4. Dua Indikator Kelurga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau Indikator
Aktualisasi Diri (Self Esteem).
a. Keluarga secara teratur dengan sukarela memberikan sumbangan
materiil untuk kegiatan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/institusi masyarakat.
I. Kesejahteraan Sosial Menurut UURI
Kesejahteraan Sosial menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomer 11 Tahun 2009 adalah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:
a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.
b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.
c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan
menangani masalah kesejahteraan sosial.
d. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawab sosial dunia
usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga
dan berkelanjutan.
e. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan
berkelanjutan, dan
f. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
J. UMKM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil, Menengah menyatakan:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria usaha mikro
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kriteria usaha kecil
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini. Kriteria usaha menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
K. Pelaksanaan CSR Yang Dilakukan Oleh UMKM Batik
Penelitian yang dilakukan oleh Azizah (2011) dengan judul
“Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya
Terhadap Nilai Perusahaan Pada UMKM Batik Kota Pekalongan”
menunjukkan hasil penelitian yaitu Corporate Social Responsibility
perusahaan berpengaruh positif terhadap penciptaan nilai perusahaan sebesar
20,2 persen dan sisanya sebesar 79,8 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti pada penelitian ini.
Penelitian Dewi (2013) yang berjudul “Implementasi Corporate
Social Responsibility (CSR) dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan
Pada UMKM Batik Bakaran Di Kota Pati” menunjukkan hasil penelitian yaitu
CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada UMKM Batik
Bakaran di Kota Pati. Besarnya pengaruh CSR terhadap laba perusahan
adalah sebesar 38,5 persen.
Pamungkas (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Usaha Industri Kecil Batik Semarang16 di Bukit
Kencana Jaya Tembalang Semarang” menunjukkan hasil Industri Kecil Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Semarang16 mempunyai dampak yang bagus untuk perekonomian
masyarakat. Masyarakat yang tadinya hanya berdiam diri di rumah atau
pengangguran, sekarang mereka mempunyai keterampilan membatik dan juga
bisa menambah pemasukan sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
L. Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai Implementasi Corporate
Social Responsibility yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik, dengan
memperhatikan kenyaman kerja karyawan, hak karyawan dan masyarakat
sekitar maka diharapkan pelaku UMKM Batik mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang diberdayakan sebagai karyawan pada UMKM
Batik.
Implementasi CSR
oleh pelaku UMKM
Batik
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat yang
diberdayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus (case study) yaitu penelitian
yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan
cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalu
(Umar, 2005:23). Tipe penelitian ini yaitu analisis deskriptif yang mana
analisis data bersifat kuantitatif dan kualitatif (Sugiyono, 2012).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pelaku UMKM Batik dan masyarakat yang
diberdayakan menjadi karyawan oleh pelaku UMKM Batik di
Kecamatan Pandak Bantul. UMKM Batik tersebut tersebar pada 3
kelurahan yaitu Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo dan Kelurahan
Gilangharjo.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2016 – Februari 2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
a. Populasi Sasaran Pelaku UMKM Batik
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku UMKM
Batik di Pandak Bantul yang memproduksi batik tulis, batik lukis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
batik cap, dan batik kombinasi batik tulis dan cap, adapun beberapa
kriteria populasi sasaran yang ditentukan oleh peneliti, yaitu:
1) Memiliki tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap
2) Usaha yang dijalankan pelaku UMKM lebih dari satu tahun
b. Populasi Karyawan UMKM Batik
Populasi karyawan UMKM Batik adalah seluruh karyawan tetap dan
tidak tetap UMKM Batik yang tinggal di kecamatan Pandak Bantul.
Karyawan tetap merupakan karyawan yang bekerja langsung di
tempat produksi sedangkan karyawan tidak tetap merupakan
karyawan yang membawa pekerjaannya ke rumah masing-masing.
2. Sampel Karyawan UMKM Batik
Pengambilan sampel karyawan UMKM Batik dilakukan dengan metode
purposive sampling yang mana penarikan sampel dilakukan dengan
pertimbangan atau kriteria tertentu (Suharyadi dan Purwanto, 2004).
Kriteria karyawan UMKM Batik yang telah ditentukan peneliti, yaitu:
a. Karyawan yang bekerja di UMKM Batik harus lebih dari satu tahun
b. Karyawan yang benar-benar bertempat tinggal di lingkungan
UMKM Batik.
Peneliti menggunakan teknik convenience sampling yaitu pengambilan
sampel secara bebas senyaman peneliti (Hartono, 2004:98). Peneliti
mengambil sampel masing-masing 2 (dua) orang tenaga kerja dari setiap
pelaku UMKM Batik yang terdiri dari satu tenaga kerja tetap dan satu
tenaga kerja tidak tetap. Total sampel responden karyawan UMKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebanyak 60 responden, jumlah ini sudah dianggap dapat mewakili hasil
penelitian karena telah memenuhi syarat sebagai sampel besar. Sampel
besar adalah sampel yang berukuran 30 atau lebih (Suharyadi dan
Purwanto, 2004).
D. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data Primer
adalah data yang berasal dari sumber data yang asli dan dikumpulkan secara
khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian (Spillane, 2008:137). Jenis
data yang ingin dicari dalam penelitian ini yaitu data tentang:
1. Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di Pandak
Bantul yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara ke
setiap pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul.
2. Data mengenai peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bekerja pada
UMKM Batik di Pandak Bantul, data tersebut diperoleh melalui
penyebaran kuesioner dan wawancara kepada karyawan tetap dan tidak
tetap UMKM Batik.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi secara langsung dari narasumber yaitu pelaku
UMKM Batik di Pandak Bantul dan masyarakat yang diberdayakan
menjadi tenaga kerja. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
mencari jawaban tentang :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di
Pandak Bantul.
b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah bekerja pada UMKM
Batik.
2. Kuesioner
Kuesioner yaitu metode pengumpulan data dengan diwakili oleh daftar
pertanyaan. Menjawab rumusan masalah pertama peneliti menggunakan
kuesioner tertutup, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah kedua
peneliti menggunakan kuesioner tertutup dan terbuka agar responden
dapat menulis alasan dari jawaban yang dipilih oleh responden.
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mencari data tentang:
a. Implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di
Pandak Bantul berdasarkan indikator sosial menurut GRI.
b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat setelah bekerja pada UMKM
Batik di Pandak Bantul sesuai dengan indikator tingkat kesejahteraan
menurut BKKBN.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data jumlah UMKM
Batik yang bersumber dari Disperindagkop dan gambaran umum tempat
penelitian yang didapatkan dari kantor Kecamatan Pandak.
F. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel CSR diukur dengan indikator CSR menurut GRI: indeks CSR
Sosial. Peneliti menggunakan checklist Global Report Initiative (GRI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dengan jawaban “Ya dan Tidak”. Pernyataan yang diajukan peneliti
berjumlah 26 pernyataan yang sudah disesuaikan dari 48 total pernyataan
yang ada pada indikator sosial menurut GRI. Indikator CSR Sosial yang
digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kondisi pelaku
UMKM Batik. Berikut ini adalah tabel indikator sosial yang digunakan
dalam penelitian ini:
Tabel 3.1 Indikator Sosial Menurut GRI Kategori Sosial: Praktek Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
G4-LA1 Pemilihan karyawan berdasarkan kelompok umur,
gender dan wilayah. Ya Tidak
G4-LA2 Memberikan tambahan upah bagi karyawan yang
bekerja dengan baik. Ya Tidak
G4-LA3 Memperbolehkan karyawan untuk berhenti kerja
sementara karena sedang hamil. Ya Tidak
G4-LA4 Memberitahukan kepada karyawan mengenai setiap
perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut
ditetapkan.
Ya Tidak
G4-LA5 Menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan
kerja. Ya Tidak
G4-LA6 Memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit. Ya Tidak
G4-LA7 Memberikan informasi bahaya dampak produksi
kepada karyawan. Ya Tidak
G4-LA8 Memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan. Ya Tidak
G4-LA9 Memiliki jam pelatihan karyawan. Ya Tidak
G4-LA10 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Ya Tidak
G4-LA11 Memberikan perkembangan jenjang pekerjaan pada
karyawan. Ya Tidak
G4-LA14 Pemilihan pemasok bahan baku berdasarkan keriteria
tertentu. Ya Tidak
G4-LA16 Menerima pengaduan karyawan mengenai masalah
ketenagakerjaan. Ya Tidak
Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
G4-HR1 Membuat perjanjian kerja dengan karyawan berkaitan
Hak Asasi Manusia. Ya Tidak
G4-HR2 Memberikan pengetahuan mengenai Hak Asasi
Manusia kepada karyawan. Ya Tidak
G4-HR5 Mengetahui dan membantu untuk tidak
memperkerjakan Karyawan di bawah umur. Ya Tidak
G4-HR8 Mengetahui bahwa proses produksi tidak melanggar
hak karyawan dan masyarakat sekitar. Ya Tidak
G4-HR9 Sadar dan menghormati Hak Asasi Manusia. Ya Tidak
G4-HR11 Mengetahui adanya dampak negatif akibat
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ya Tidak
G4-HR12 Turut menyelesaikan apabila ada dampak negatif
akibat pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 3.1 Indikator Sosial Menurut GRI (Lanjutan)
Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat
G4-SO1 Melibatkan karyawan dan masyarakat sekitar dalam
setiap aktivitas bisnis. Ya Tidak
G4-SO2 Memberikan informasi kepada karyawan dan
masyarakat sekitar jika proses produksi menghasilkan
dampak negatif.
Ya Tidak
G4-SO8 Turut membayar denda apabila melanggar aturan,
peraturan di masyarakat/ karyawan sekitar, dan
Undang-undang.
Ya Tidak
G4-SO9 Memilih pemasok bahan baku berdasarkan
pertimbangan dari karyawan dan masyarakat sekitar. Ya Tidak
G4-SO10 Memberikan tindakan apabila pemiilihan pemasok
bahan baku memberikan dampak negatif terhadap
karyawan dan masyarakat.
Ya Tidak
G4-SO611 Turut serta dalam menyelesaikan masalah pengaduan
karyawan dan masyarakat sekitarnya. Ya Tidak
Angela (2015), mengukur variabel CSR Sosial dengan
memberikan nilai 1 pada item yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik,
dan memberikan nilai 0 pada item yang tidak dilakukan oleh pelaku
UMKM Batik. Skor yang telah diberikan di dalam item-item indikator
dikelompokkan kemudian dijumlahkan.
Rumus perhitungan Indeks GRI Sosial adalah:
Indeks CSR-S=
Keterangan:
Indeks CSR-S : Corporate Social Responsibility-Sosial
V : Jumlah item yang dilakukan UMKM Batik
M : Jumlah 26 item CSR Sosial yang diharapkan
2. Variabel peningkatan kesejahteraan diukur menggunakan indikator
peningkatan kesejahteraan menurut BKKBN: indeks BKKBN. Peneliti
menggunakan skala dikotomi yaitu skala yang memperoleh jawaban “Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
atau Tidak” (Atmadja, et al., 2014:57). Peneliti mengajukan 12 (dua
belas) pernyataan kepada karyawan tetap dan karyawan tidak tetap
UMKM Batik, pernyataan tersebut telah disesuaikan dengan kondisi
karyawan pada UMKM Batik di Pandak Bantul. Berikut ini adalah tabel
indikator peningkatan kesejahteraan keluarga menurut BKKBN yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Indikator Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga Menurut BKKBN
No. Pernyataan Indikator Peningkatan
Kesejahteraan
Selama Bekerja di
UMKM Batik
1 Penghasilan meningkat Ya Tidak
2 Memiliki tabungan keluarga Ya Tidak
3 Terbantu dalam biaya sekolah anak Ya Tidak
4 Terbantu dalam menanggung biaya hidup
sehari-hari
Ya Tidak
5 Memiliki alat transportasi Ya Tidak
6 Rekreasi/liburan bersama Ya Tidak
7 Memberikan sumbangan secara teratur Ya Tidak
8 Makan teratur dengan lauk-pauk Ya Tidak
9 Lingkungan sekitar tempat tinggal sehat Ya Tidak
10 Tempat tinggal layak huni Ya Tidak
11 Renovasi tempat tinggal Ya Tidak
12 Optimis terhadap masa depan yang lebih
baik
Ya Tidak
Sumber: Susanto (2011)
G. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama:
a. Peneliti mengolah data dalam bentuk statistik deskriptif kemudian
mendeskripsikan dan menganalisis data terkait indeks CSR Sosial
pelaku UMKM Batik. Deskripsi dan analisis data dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
melihat nilai tertinggi, terendah, rata-rata dan standar deviasi dari
indeks CSR Sosial yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik.
b. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data UMKM Batik yang
masuk kategori implementasi CSR tinggi dan rendah. Dasar
pengkategorian implementasi CSR adalah indeks CSR setiap pelaku
UMKM Batik. Indeks CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik
dikatakan tinggi jika indeks CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik
>0,5 sedangkan indeks CSR Sosial dikatakan rendah jika indeks
CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik ≤0,5.
c. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis implementasi CSR
berdasarkan kategori CSR Sosial menurut GRI yang terdiri dari
kategori sosial praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja,
kategori sosial hak asasi manusia dan kategori sosial karyawan dan
masyarakat.
d. Peneliti membahas hasil analisis data dari:
1) Data statistik deskriptif pelaku UMKM Batik
2) Data pelaku UMKM Batik yang masuk kategori CSR Sosial
tinggi dan rendah
3) Data implementasi CSR berdasarkan tiga kategori CSR Sosial
menurut GRI
Dalam pembahasan, peneliti juga memasukkan beberapa hasil
wawancara dengan pelaku UMKM Batik terkait CSR Sosial dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menghubungkan hasil penelitian ini dengan teori CSR yang ada pada
bab II.
e. Peneliti menarik kesimpulan
Setelah mendapatkan data pelaku UMKM Batik yang masuk dalam
kategori CSR Sosial tinggi dan rendah maka peneliti dapat
menentukan bagaimana implementasi CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul, dengan indikator:
1) Apabila >50 persen pelaku UMKM Batik yang masuk kategori
CSR Sosial tinggi maka implementasi CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi.
2) Apabila ≤50 persen pelaku UMKM Batik yang masuk kategori
CSR Sosial tinggi maka implementasi CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul rendah.
Setelah itu, peneliti mengambil kesimpulan CSR mana yang paling
sering dilakukan dan yang paling sedikit dilakukan oleh pelaku
UMKM Batik dari ketiga kategori CSR Sosial, dengan melihat
persentase dari setiap kategori CSR Sosial tersebut.
2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua:
a. Peneliti mengolah data dalam bentuk statistik deskriptif kemudian
mendeskripsikan dan menganalisis data terkait indeks kesejahteraan
karyawan UMKM Batik yang diukur dengan indikator BKKBN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Deskripsi dan analisis data ini dilakukan dengan melihat nilai
tertinggi, terendah, rata-rata dan standar deviasi.
b. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis data setiap karyawan
UMKM Batik yang masuk kategori peningkatan kesejahteraan tinggi
dan rendah. Dasar untuk menentukan karyawan UMKM Batik yang
masuk kategori peningkatan kesejahteraan tinggi dan rendah adalah
indeks peningkatan kesejahteraan setiap karyawan UMKM Batik
menurut BKKBN. Peningkatan kesejahteraan setiap karyawan
UMKM Batik dikatakan tinggi jika indeks kesejahteraan setiap
karyawan >0,5 sedangkan peningkatan kesejahteraan setiap
karyawan UMKM Batik dikatakan rendah jika indeks kesejahteraan
setiap karyawan ≤0,5.
c. Peneliti mendeskripsikan dan menganalisis peningkatan
kesejahteraan karyawan UMKM Batik per item indikator menurut
BKKBN yang terdiri dari 12 pertanyaan.
d. Peneliti mengolah data dalam bentuk crosstabulation data untuk
melihat hubungan antara CSR Sosial yang dilakukan oleh pelaku
UMKM Batik dengan peningkatan kesejahteraan setiap karyawan
UMKM Batik, selanjutnya peneliti mendeskripsikan dan menganalis
crosstabulation data tersebut.
e. Peneliti membahas hasil analisis data dari:
1) Data statistik deskriptif peningkatan kesejahteraan UMKM
Batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) Data karyawan UMKM Batik yang masuk kategori peningkatan
kesejahteraan tinggi dan rendah disertai dengan beberapa hasil
kuesioner terbuka tentang peningkatan kesejahteraan karyawan.
3) Data peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik per
item indikator menurut BKKBN dan disertai dengan hasil
kuesioner terbuka tentang peningkatan kesejahteraan karyawan.
4) Data crosstabulation antara CSR Sosial pelaku UMKM Batik
dengan peningkatan kesejahteraan setiap karyawan UMKM
Batik.
Dalam pembahasan ini peneliti juga memasukkan beberapa hasil
wawancara dengan karyawan UMKM Batik terkait peningkatan
kesejahteraan dan menghubungkan hasil penelitian ini dengan teori
yang ada pada bab II.
f. Peneliti menarik kesimpulan
1) Setelah mendapatkan data karyawan UMKM Batik yang masuk
dalam peningkatan kesejahteraan tinggi dan rendah maka peneliti
dapat menentukan bagaimana peningkatan kesejahteraan
karyawan UMKM Batik di Pandak Bantul secara umum, dengan
indikator:
a) Apabila >50 persen karyawan UMKM Batik yang masuk
kategori tingkat kesejahteraan tinggi, maka dapat dikatakan
implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Batik dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan UMKM
Batik.
b) Apabila ≤50 persen karyawan UMKM Batik yang masuk
kategori tingkat kesejahteraan tinggi, maka dapat dikatakan
implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM
Batik tidak dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan
UMKM Batik.
2) Peneliti menarik kesimpulan dari hasil pembahasan peningkatan
kesejahteraan karyawan per item indikator BKKBN. Caranya
dengan melihat item indikator mana yang memiliki peningkatan
kesejahteraan paling tinggi dan rendah.
3) Peneliti menarik kesimpulan dari hasil pembahasan
crosstabulation data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
GAMBARAN UMUM UMKM BATIK DI PANDAK BANTUL
A. Lokasi Penelitian
Kecamatan Pandak berada di sebelah barat daya dari Ibukota
Kabupaten Bantul. Kecamatan Pandak berada pada ketinggian 27 meter di
atas permukaan laut. Jarak Kecamatan Pandak ke Pusat Pemerintahan
Kabupaten Bantul adalah 5 Km. Kecamatan Pandak mempunyai iklim seperti
di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi di
Kecamatan Pandak adalah 32ºC dengan suhu terendah 20ºC. Bentangan
wilayah di Kecamatan Pandak cukup bervariasi, 90 persen wilayahnya berupa
daerah yang datar sampai berombak dan 10 persen lainnya adalah daerah
yang berombak sampai berbukit.
Wilayah Kecamatan Pandak berbatasan dengan 4 kecamatan yaitu
Kecamatan Pajangan dan Kecamatan Bantul di sebelah utara, Kecamatan
Bambanglipuro dan Bantul di sebelah timur, Kecamatan Sanden di sebelah
selatan dan Kecamatan Srandakan di sebelah barat. Kecamatan Pandak
terbagi menjadi 4 desa yaitu Desa Caturharjo, Desa Triharjo, Desa
Gilangharjo dan Desa Wijirejo. Desa Caturharjo berbatasan langsung dengan
Desa Gadingsari, Murtigading, Tirtomulyo, Sidomulyo, Triharjo dan
Trimurti. Desa Triharjo berbatasan langsung dengan Desa Caturharjo dan
Gilangharjo. Desa Gilangharjo berbatasan dengan Desa Mulyodadi,
Sumbermulyo, Palbapang dan Ringinharjo. Desa Wijirejo berbatasan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Desa Sendangsari. Peta wilayah Kecamatan Pandak dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Pandak
Sumber Gambar: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
B. Kondisi Geografis
Kecamatan Pandak mempunyai luas wilayah sebesar 2.430 ha atau
sebesar 4,79 persen dari total luas Kabupaten Bantul. Luas wilayah tersebut
dibagi ke dalam 4 desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Pandak. Data
pada tabel 4.2 menerangkan tentang luas desa di Kecamatan Pandak. Desa
Caturharjo memiliki luas sebesar 593 km2 dengan persentase terhadap luas
Kecamatan Pandak sebesar 24,40 persen. Desa Triharjo memiliki luas sebesar
634 km2 dengan persentase sebesar 26,46 persen. Desa Gilangharjo memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
luas sebesar 726 km2 dengan persentase sebesar 29,88 persen. Desa Wijirejo
memiliki luas sebesar 468 km2 dengan persentase terhadap luas Kecamatan
Pandak sebesar 19,26 persen.
Tabel 4.2 Luas Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Desa Luas (km2)
Persentase terhadap
Luas Kecamatan
Pandak
1. Caturharjo 593 24,40
2. Triharjo 643 26,46
3. Gilangharjo 726 29,88
4. Wijirejo 468 19,26
Kecamatan 2.430 100 Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Berdasarkan data statistik daerah Kecamatan Pandak tahun 2016
penggunaan lahan di Kecamatan Pandak Bantul sebagian besar digunakan
untuk lahan bukan pertanian yaitu sebesar 1.452 hektar atau 59,57 persen.
Penggunaan lahan bukan pertanian sebagian besar digunakan masyarakat
untuk lahan pemukiman sedangkan 978 hektar atau 40,25 persen dari
penggunaan lahan di Kecamatan Pandak Bantul digunakan untuk lahan
pertanian seperti penggunaan lahan untuk persawahan dan perkebunan.
Tabel 4.3 Penggunaan Lahan di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Uraian (Ha)
Persentase terhadap
Luas Kecamatan
Pandak
1. Lahan Pertanian 978 40,25
2. Lahan Bukan Pertanian 1.452 59,75
Kecamatan 2.430 100 Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Pemerintahan
1. Visi dan Misi Kecamatan Pandak
Visi pembangunan dari Kecamatan Pandak yaitu ’’Pandak Berwira
Intan, Berbudaya dan Agamis”. Visi tersebut mempunyai pengertian:
a. Berwira Intan
Mengandung makna pada upaya peningkatan kesejahteraan lewat
usaha meningkatkan bidang pariwisata, kerajinan, industri rumah
tangga dan pertanian.
b. Berbudaya dan Agamis
Visi tersebut dimaksudkan agar upaya peningkatan kesejahteraan
selaras dengan pengembangan budaya dan dalam lingkungan
kehidupan yang agamis menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan
batin.
Misi Kecamatan Pandak adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya peningkatan kehidupan beragama masyarakat
b. Tercapainya peningkatan mutu pendidikan masyarakat
c. Tercapainya pembangunan serta pemberdayaan masyarakat
d. Terlaksananya tata kelola pemerintahan yang baik
e. Tercapainya pelayanan prima
f. Terfasilitasinya usaha pengembangan wisata
g. Tercukupinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan
h. Tercapainya ketersediaan pangan masyarakat dan kelestarian
lingkungan
i. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha
j. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban wilayah
2. Struktur Organisasi Kecamatan Pandak
Struktur organisasi merupakan gambaran pemisahan kegiatan
pekerjaan antara divisi yang satu dengan divisi lainnya dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
organisasi. Peraturan PERDA No. 18 Tahun 2007 struktur organisasi
Kecamatan Pandak sebagai berikut:
a. Camat : Drs. Agus Sulistiyana, MM
b. Sekretaris Camat : Sujarwo, SE
1) Ka. Sub. Bag. Umum : Purwanti, S.Ip
Fitri Mulyani, S.Ip
Murtijo
2) Ka. Sub. Program. Keuangan : Surani, BA
Bardiman
Nur Hayati
c. Jabatan Fungsional : Hari Jumarwati
d. Ks. T. Pemerintahan : Sarwanto, S.Ip, MM
Jumanta
Suharsyati. P
Kasiran
Fauzi Afnan
e. Ks. Ketentraman. Ketertiban : Sarwadi Junianto, SH
Muhidin
Sumaryono
f. Ks. Pelayanan : Subaryata, SH
Sukesi Heruwanti
g. Ks. Ek. Bang dan L. H : Sri Sudewi, S.T, M. Ph
Sudarmo
h. Ks. Kemasyarakatan : Subiyanto, S. Ip, M.Ap
Bonirah, S. Ip
Kardi
Berikut ini merupakan data tentang pedukuhan dan Rukun
tetangga (RT) per desa di Kecamatan Pandak.
Tabel 4.4 Jumlah Pedukuhan dan Rukun Tetangga (RT)
Per Desa di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Desa Jumlah
Pedukuhan Rukun Tetangga
1. Caturharjo 14 77
2. Triharjo 10 63
3. Gilangharjo 15 91
4. Wijirejo 10 61
Kecamatan 49 292 Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kecamatan Pandak mempunyai 49 pedukuhan dan 292 Rukun
Tetangga (RT) yang tersebar di empat desa. Desa Gilangharjo merupakan
desa yang mempunyai pedukuhan dan rukun tetangga (RT) terbanyak
dibandingkan dari desa lainya. Data mengenai banyaknya pedukuhan dan
RT per desa di Kecamatan Pandak dijelaskan pada tabel 4.4. Desa
Caturharjo terbagi menjadi 14 pedukuhan dan 77 RT, Desa Triharjo
terbagi menjadi 10 pedukuhan dan 63 RT, Desa Gilangharjo terbagi
menjadi 15 pedukuhan dan 91 RT, dan terakhir Desa Wijirejo terbagi
menjadi 10 pedukuhan dan 61 RT.
3. Kependudukan
Data mengenai keadaan penduduk di Kecamatan Pandak dapat
dilihat dari data jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.
Rasio jenis kelamin ini merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat
menunjukkan jumlah penduduk produktif dan non produktif. Jumlah
penduduk berdasarkan penggolongan mata pencaharian dapat
menunjukkan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat sedangkan
tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap dan pola berpikir penduduk
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.5 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Per Desa
di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Desa Laki-laki Perempuan Sex Ratio
1. Caturharjo 5.401 5.526 97.74
2. Triharjo 6.175 6.113 101,01
3. Gilangharjo 7.541 7.505 100,48
4. Wijirejo 5.267 5.422 97,14
Kecamatan 24.384 24.566 99,26 Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Estimasi data hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bantul, pada tahun 2015 jumlah
penduduk Kecamatan Pandak sebanyak 48.950 jiwa yang terdiri dari
24.384 laki-laki dan 24.566 perempuan. Sex ratio Kecamatan Pandak
adalah 99,26 persen yang berarti perbandingan penduduk laki-laki
terhadap perempuan relatif sama. Tabel 4.5 menjelaskan tentang
banyaknya penduduk menurut jenis kelamin dan sex ratio per desa di
Kecamatan Pandak.
Komposisi penduduk berdasarkan usia di Kecamatan Pandak
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.6. Penggolongan penduduk
berdasarkan umur bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah penduduk
yang belum produktif, penduduk yang produktif, dan penduduk yang
sudah tidak produktif. Penduduk yang belum produktif yaitu penduduk
berumur kurang dari 15 tahun. Penduduk yang produktif yaitu penduduk
berumur antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Golongan penduduk
yang sudah tidak produktif yaitu penduduk berumur lebih dari 65 tahun.
Penduduk di wilayah Kecamatan Pandak didominasi oleh penduduk usia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
produktif yaitu sebesar 32.938 jiwa atau 67,29 persen, hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang berada di Kecamatan
Pandak Bantul sudah siap untuk bekerja. Penduduk yang belum produktif
berjumlah 10.599 atau 21,65 persen sedangkan untuk penduduk yang
sudah tidak produktif berjumlah 5.413 penduduk atau 11,06 persen dari
jumlah seluruh penduduk.
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
di Kecamatan Pandak Tahun 2015
No Umur (Th) Jumlah Persentase Penduduk
Berdasarkan Usia
1 <15 10.599 21,65
2 15-65 32.938 67,29
3 >65 5.413 11,06
Jumlah 48.950 100 Sumber Data: Kecamatan Pandak Dalam Angka 2016
Tabel 4.7 menjelaskan mengenai komposisi penduduk
berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pandak. Mayoritas
penduduk di Kecamatan Pandak bermata pencaharian sebagai petani dan
peternak, jumlah penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani
sebanyak 16.914 orang penduduk dengan persentase 61,28 persen,
sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai peternak
berjumlah 6.424 orang penduduk atau 23,27 persen. Persentase mata
pencaharian paling rendah terdapat pada pensiunan (PNS) dan
pengarajin/industri kecil yang masing-masing mempunyai persentase
sebesar 0,27 persen. Usaha kerajinan atau industri di Kecamatan Pandak
sangat beraneka ragam seperti industri batik, kerajinan bunga kering,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
industri makanan yaitu lanthing, keripik pisang, emping melinjo, dan
keripik ikan.
Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Pandak 2015
No Mata Pencaharian Jumlah
Penduduk
Persentase
Penduduk Menurut
Mata Pencaharian
1 Petani 16.914 61,28
2 Pengusaha Sedang/Kecil 74 0,27
3 Pengrajin/Industri Kecil 597 2,16
4 Buruh Industri 787 2,85
5 Buruh Bangunan 1.105 4,00
6 Buruh Pertambangan 930 3,37
7 Pedangang 276 1,00
8 PNS 325 1,18
9 ABRI 95 0,34
10 Pensiunan
(Pegawai Negeri Sipil) 75 0,27
11 Peternak 6.424 23,27
Total 27.602 100 Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016
Tingkat pendidikan merupakan salah satu tolak ukur untuk
mengetahui kualitas sumber daya manusia karena tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Tingkat pendidikan penduduk
di Kecamatan Pandak disajikan dalam tabel 4.8. Tingkat pendidikan
penduduk di Kecamatan Pandak mayoritas adalah tamatan diploma dan
perguruan tinggi yakni sebanyak 14.457 dengan persentase 36,07 persen,
hal tersebut menunjukkan bahwa penduduk di Kecamatan Pandak
memilik kesadaran akan pentingnya pendidikan. Banyaknya penduduk
yang berpendidikan tinggi diharapkan mampu meningkatkan
pembangunan di daerah tersebut karena memiliki kualitas sumber daya
manusia yang memadai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 4.8 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Penduduk
Persentase Penduduk
Menurut Tingkat
Pendidikan
1. Buta Huruf 6 0,01
2. Belum Sekolah 5.126 12,79
3. Tidak Tamat
SD/Sederajat 4.223 10,54
4. Tamat SD/Sederajat 6.574 16,40
5. Tamat SMP/Sederajat 779 1,94
6. Tamat SMA/Sederajat 8.913 22,34
7. Tamat Diploma dan
Perguruan Tinggi 14.457 36,07
Jumlah 40.078 100 Sumber Data: Monografi Kecamatan Pandak 2016
D. Sekilas Tentang UMKM Batik di Pandak Bantul
Batik di Pandak terbagi menjadi empat jenis batik yaitu batik tulis,
batik lukis, batik cap, dan kombinasi batik tulis dan batik cap. Gambaran
umum dari UMKM Batik di Pandak Bantul dapat dilihat dari bagaimana awal
mula berdirinya UMKM Batik di Pandak Bantul, bagaimana cara pelaku
usaha memasarkan produknya, dan apa saja kelemahan yang dihadapi oleh
pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul.
1. Sejarah Singkat UMKM Batik di Pandak Bantul
Munculnya UMKM Batik di Kecamatan Pandak bermula dari
profesi masyarakat sebagai buruh batik di kota Yogyakarta. Awalnya
buruh batik dari Kecamatan Pandak tidak mempunyai kemampuan yang
mencukupi untuk membuat batik, namun pemilik usaha di tempat mereka
bekerja sering memberikan pelatihan membatik terhadap para buruh
batik tersebut. Pengalaman membatik itulah yang mampu membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mereka membuat batik dengan berbagai motif. Bermodalkan pengalaman
semasa bekerja pada industri batik di kota Yogyakarta maka para buruh
tersebut memberanikan diri untuk mendirikan usaha batik sendiri sebagai
usaha mereka. Usaha Batik di Kecamatan Pandak sudah menjadi budaya,
sehingga batik menjadi mata pencaharian utama sebagian masyarakat
yang berada di Kecamatan Pandak.
Data dari Disperindagkop Bantul menyebutkan bahwa total
UMKM Batik yang masih aktif di Kecamatan Pandak sebanyak 46
UMKM Batik. UMKM Batik tersebut tersebar pada tiga kelurahan yakni
di Kelurahan Wijirejo, Kelurahan Triharjo, dan Kelurahan Gilangharjo.
Kelurahan Wijirejo kini sudah menjadi salah satu sentra batik di DIY.
Batik di kelurahan tersebut dikenal dengan teknik batik cap, dengan
perwarnaan sogan (hitam, coklat, biru, dan putih), dan motif tradisional.
Kelurahan Gilangharjo saat ini telah ditetapkan oleh pemerintah setempat
sebagai desa budaya batik karena sebagian besar pelaku UMKM Batik di
sana memproduksi batik klasik yang kental akan budaya. Batik di
kelurahan Gilangharjo lebih dikenal dengan batik lukis dan tulis dengan
motif tradisional, modern dan kontemporer. Batik di Kelurahan Triharjo
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan batik di wilayah Gilangharjo,
namun keunggulannya adalah mereka sudah menggunakan perwarna
alami yang awet dan ramah lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Pemasaran dan Harga Produk UMKM Batik
Pengusaha batik di Pandak Bantul awalnya memasarkan hasil
produksinya hanya ke pasar Beringharjo Yogyakarta, namun saat ini
pemasaran batik di Kecamatan Pandak telah merambah ke pasar nasional
dan internasional walaupun secara tidak langsung. UMKM Batik di
Pandak Bantul sebagian besar telah memiliki pelanggan tetap, mereka
memasok ke beberapa galeri lukisan dan toko batik di kota Yogyakarta.
Pengusaha batik juga bekerja sama dengan pihak travel agent dan hotel
untuk membawa wisatawan lokal maupun asing untuk berwisata batik di
tempat produksi batiknya.
Harga jual batik di setiap wilayah berbeda-beda karena harga
tersebut tergantung dengan tingkat kerumitan dan kesulitan dalam proses
membantik. Kelurahan Wijirejo mematok harga yang lebih rendah dari
yang lainnya karena mereka lebih banyak menggunakan teknik cap.
Wilayah Gilangharjo dan Triharjo mematok harga lebih tinggi karena
batik di wilayah tersebut menggunakan teknik tulis. Motif batik tulis
tradisional mempunyai harga lebih mahal karena cara pembuatannya
sangat rumit.
3. Kelemahan Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul
Kesuksesan UMKM Batik di Kecamatan Pandak Bantul belum
merata, hal ini disebabkan oleh adanya kelemahan pada pelaku UMKM
Batik. Kelemahan tersebut terjadi karena sebagian besar dari pelaku
UMKM Batik masih enggan untuk hadir dalam pelatihan dan pameran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
yang sudah disediakan oleh pemerintah setiap tahunnya. Pelaku UMKM
Batik lebih fokus pada produksi batik daripada pemasaran dan
pengembangan usahanya, hal ini disebabkan oleh sebagian besar dari
pelaku UMKM Batik memproduksi sendiri batiknya dengan alasan
menjaga kualitas produk. Wilayah Triharjo dan Gilangharjo memiliki
kelemahan tersendiri yakni akses menuju wilayah tersebut masih sulit
dijangkau oleh konsumen, sehingga pelaku UMKM Batik di sana harus
berinisiatif memasarkan produknya keluar dari wilayah tersebut. Berbeda
dengan wilayah Wijirejo yang berada di pinggir jalan utama sehingga
mempermudah konsumen untuk menemukan tempat tersebut.
E. Alat dan Bahan dalam Proses Pembuatan Batik
Bapak Budi sebagai Ketua Paguyuban UMKM Batik mengatakan
bahwa alat untuk membatik yang digunakan dalam proses pembuatan batik
tulis dan batik lukis berbeda dengan alat yang digunakan untuk membuat
batik cap. Batik tulis dan batik lukis menggunakan canting untuk membatik,
sedangkan batik cap menggunakan cetakan batik cap yang terbuat dari
tembaga, cetakan ini sudah mempunyai pola gambar sehingga pengrajin batik
tidak perlu membuat pola pada selembar kain. Alat dan bahan yang
digunakan dalam proses pembuatan batik tulis atau batik lukis dengan
pembuatan batik cap juga berbeda. Berikut ini adalah jenis alat dan bahan
yang digunakan untuk membuat batik yang dikemukakan oleh Bapak Budi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
1. Batik Tulis dan Batik Lukis
Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan batik tulis dan
batik lukis adalah:
a. Meja, meja tersebut digunakan untuk meratakan kain pada saat
proses pembuatan pola awal batik. Meja tersebut biasanya terbuat
dari papan triplek berukuran 2x1,5 meter atau sesuai dengan ukuran
kain batik tersebut.
b. Canting, canting merupakan alat untuk menggambar motif batik di
kain yang sudah mempunyai pola gambar.
c. Kain kecil, biasanya kain ini diletakan pada bagian paha pembatik
untuk melindungi bagian kaki pembatik agar tidak terkena tetesan
lilin malam batik.
d. Kain katun, merupakan kain utama dalam pembuatan batik. Kain ini
biasanya berukuran 2x1,15 meter untuk batik tulis, sedangkan untuk
batik lukis ukuran kain menyesuaikan pesanan.
e. Lilin malam, bahan ini digunakan untuk menutup pola tertentu agar
tidak terkena warna dalam proses pewarnaan.
f. Wajan dan kompor kecil, alat ini berfungsi untuk melelehkan lilin
malam. Saat proses membatik kompor kecil yang digunakan harus
selalu dalam keadaan menyala agar lilin malam tidak membeku.
g. Gawangan, merupakan tempat untuk meletakan kain yang akan di
batik, biasanya alat ini terbuat dari kayu kecil atau bambu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Batik Cap
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan batik cap adalah:
a. Kasur atau bantalan, kasur digunakan sebagai bantalan kain katun
agar hasil batik yang diperoleh mempunyai kualitas yang baik.
b. Meja, meja berfungsi untuk meletakan kain katun dalam proses
pembuatan batik cap. Biasanya meja tersebut mempunyai tinggi 1,5
meter dengan luas permukaan meja 2x1,5 meter.
c. Alat cap, dalam pembuatan batik tulis alat yang digunakan untuk
memberikan motif batik adalah canting, sedangkan pada proses
pembuatan batik cap cetakan cap merupakan alat paling utama dalam
pembuatan batik cap. Alat ini digunakan untuk memberikan motif
batik pada kain katun.
d. Tungku dan wajan, dalam proses pembuatan batik cap tungku dan
wajan yang digunakan lebih besar daripada tungku dan wajan yang
digunakan dalam proses pembuatan batik tulis dan lukis. Tungku
dalam pembuatan batik cap saat ini bisa menggunakan kompor gas,
wajan tempat menampung lilin malam juga harus lebih besar karena
lilin malam yang digunakan pada saat pembuatan batik cap lebih
banyak dibandingkan pada pembuatan batik tulis dan batik lukis.
e. Kain kecil, kain ini dimasukan ke dalam wajan yang berfungsi untuk
menyaring cairan lilin malam agar tidak ada kotoran dari lilin
tersebut yang melekat pada cetakan batik cap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
f. Lilin malam, bahan ini digunakan untuk membuat pola batik pada
kain katun.
3. Batik Kombinasi Tulis dan Cap
Alat dan bahan dalam pembuatan batik kombinasi merupakan
perpaduan alat dan bahan yang digunakan pada proses membuat batik
cap dan batik tulis. Pembuatan batik kombinasi diawali dengan proses
pembatikan batik cap terlebih dahulu kemudian baru masuk ke dalam
proses pembuatan batik lukis.
F. Proses Pembuatan Batik
Setelah menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam membatik
Bapak Budi juga menjelaskan proses pembuatan batik. Bapak Budi
mengatakan bahwa proses pembuatan batik tulis dan batik lukis lebih rumit
dibandingkan pembuatan batik cap karena pembuatan batik tulis dan batik
lukis harus dilakukan satu persatu mengikuti pola gambar yang sudah dibuat.
Proses pembuatan batik cap hanya menggunakan cetakan cap yang sudah
tersedia tanpa harus menggambarkan pola dasar. Batik tulis dan batik lukis
mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan harga batik cap kerena
batik ini mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi dan mempunyai nilai seni
yang begitu tinggi. Proses pembuatan batik tulis dan batik lukis memerlukan
waktu yang lama karena proses pembuatan batik ini dilakukan berulang kali
sesuai dengan kerumitan pola dasar yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
1. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Tulis dan Lukis
a. Membuat pola dasar atau molani, dalam proses ini kain katun di
gambar sesuai dengan pesanan atau selera dari pelaku UMKM Batik.
b. Melukis pola dengan lilin malam menggunakan canting, tahap ini
dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan bagian
yang ditutupi tidak terkena pewarna.
c. Proses pewarnaan pada bagian kain yang tidak ditutupi lilin malam
dilakukan dengan cara memasukkan kain tersebut kedalam pewarna.
d. Penjemuran dan pengeringan, setelah tahap pewarnaan tahap
selanjutnya adalah tahap penjemuran agar kain dapat di proses ke
tahapan berikutnya.
e. Lilin malam yang masih melekat pada kain dihilangkan dengan cara
memasukkan kain tersebut dalam air panas di atas tungku yang
sudah tersedia. Setelah lilin malam hilang selanjutnya kain tersebut
di jemur kembali.
f. Perwarnaan dilakukan tergantung berapa banyak motif warna yang
ingin diberikan pada suatu kain batik yang dibuat.
g. Setelah proses pewarnaan selesai maka proses selanjutnya adalah
merendam kain tersebut dalam air panas untuk menghilangkan sisa-
sisa lilin malam yang melekat pada kain batik. Tahap akhir dari
pembuatan batik tulis dan lukis adalah mencuci batik tersebut agar
bersih dan menjemurnya supaya kering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Cap
a. Kain katun diletakan di atas meja dengan dilapisi alas kasur atau
bantalan.
b. Alat cap dimasukan kedalam cairan lilin malam, alat cap harus
masuk merata dalam cairan lilin malam. Kemudian tahap selanjutnya
adalah kain di cap dengan cara menekan alat cap pada kain, tahapan
ini dilakukan berulang-ulang.
c. Pewarnaan, dalam proses ini kain yang sudah selesai di cap
dimasukan dalam pewarna.
d. Setelah proses pewarnaan selesai maka proses selanjutnya adalah
merebus kain batik tersebut dalam air panas agar sisa-sisa lilin
malam yang melekat hilang.
e. Proses terakhir dalam pembuatan batik cap adalah mencuci batik
tersebut dan menjemurnya.
3. Tahap-Tahap dalam Proses Pembuatan Batik Kombinasi Batik Tulis dan
Batik Cap
a. Tahap pertama yang harus dilakukan pada proses pembuatan batik
kombinasi adalah kain katun terlebih dahulu di cap.
b. Kedua, setalah kain katun di cap selanjutnya menutupi pola dari
batik cap dengan lilin malam menggunakan canting, tahap ini
dilakukan untuk menutupi pola agar dalam tahap pewarnaan bagian
yang ditutupi tidak terkena pewarna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Ketiga, proses pewarnaan pada bagian kain yang tidak ditutupi lilin
malam dilakukan dengan cara memasukkan kain tersebut kedalam
pewarna.
d. Cara selanjutnya dalam pembuatan batik kombinasi adalah proses
menjemuran kain batik, setelah kering kemudian kain tersebut
dimasukkan ke dalam air panas hal ini dilakukan untuk membuang
sisa-sisa dari lilin malam dan di jemur kembali. Satelah kain tersebut
kering langkah selanjutnya menutupi kembali pola dengan lilin
malam, proses ini akan dilakukan berulang kali sesuai dengan berapa
banyak motif dan warna yang diinginkan konsumen dan pemilik
UMKM Batik.
e. Tahap terakhir dalam proses pembuatan batik kombinasi adalah
memasukkan kain dalam air panas, mencuci kain tersebut dan
menjemur kain tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Responden
Berikut ini merupakan penyajian data responden yaitu responden
sebagai pelaku UMKM Batik dan responden karyawan yang bekerja pada
UMKM Batik di Pandak Bantul.
1. Data Responden Pelaku UMKM Batik
Tabel 5.1 Responden Pelaku UMKM Batik
Total Data Diperindagkop 46
Sudah Tidak Memproduksi Batik (9)
UMKM Batik Yang Bergabung (7)
Total Responden 30 Sumber Data: Diolah
Responden pelaku UMKM Batik berjumlah 30 responden.
Awalnya total responden pelaku UMKM Batik secara keseluruhan
berjumlah 46 responden. Data ini didapat dari dinas Disperindagkop
Kabupaten Bantul. Peneliti tidak mendapatkan data dari 16
responden pelaku UMKM Batik karena 9 responden pelaku UMKM
Batik sudah tidak memproduksi batik lagi sedangkan 7 responden
pelaku UMKM Batik lainya merupakan UMKM Batik gabungan
yang dimiliki satu keluarga tetapi terdaftar sebagai usaha yang
terpisah.
Tabel di bawah ini merupakan tabel karakteristik responden
pelaku UMKM Batik yang sudah berhasil diperoleh dari proses
penyebaran kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik
Berdasarkan Status
Status Responden Pelaku
UMKM Batik
Jumlah Responden
Pelaku UMKM Batik
Persentase
(%)
Pemilik Merangkap
Sebagai Pimpinan 30 100
Total 30 100 Sumber Data: Diolah
Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui bahwa seluruh responden
pelaku UMKM Batik berstatus sebagai pemilik UMKM Batik dan
merangkap sebagai pimpinan di UMKM Batik tersebut. Kondisi ini
menunjukkan bahwa pelaku UMKM Batik mengelola sendiri usaha
tersebut tanpa ada pemisahan tugas antara pemilik dan pimpinan
usaha.
Bentuk badan usaha UMKM Batik di Pandak Bantul adalah
usaha perseorangan. Tabel 5.3 menunjukkan bahwa seluruh kegiatan
bisnis pelaku UMKM Batik dilakukan sendiri oleh pemilik UMKM
Batik.
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik
Berdasarkan Bentuk Badan Usaha
Bentuk Badan Usaha
Pelaku UMKM Batik
Jumlah Responden
Pelaku UMKM Batik
Persentase
(%)
Perseorangan 30 100
Total 30 100 Sumber Data: Diolah
Tabel 5.4 menunjukkan pelaku UMKM Batik di Pandak
Bantul mayoritas beragama Islam, dari 30 responden pelaku UMKM
Batik 97 persen atau 29 responden beragama Islam sedangkan 1
responden lainya atau 3 persen beragama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik
Berdasarkan Agama
Agama Jumlah Responden
Pelaku UMKM Batik
Persentase
(%)
Islam 29 97
Katolik 1 3
Total 30 100 Sumber Data: Diolah
Berdasarkan data pada tabel 5.5 sebanyak 19 responden
pelaku UMKM Batik dengan persentase 63 persen berjenis kelamin
laki-laki sedangkan 11 responden pelaku UMKM Batik dengan
persentase sebesar 37 persen berjenis kelamin perempuan.
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Pelaku UMKM Batik
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden
Pelaku UMKM Batik
Persentase
(%)
Perempuan 11 37
Laki-Laki 19 63
Total 30 100 Sumber Data: Diolah
Data yang disajikan pada tabel 5.6 merupakan data responden
pelaku UMKM Batik berdasarkan pendidikan. Responden pelaku
UMKM Batik yang mempunyai tingkat pendidikan paling rendah
yaitu tidak tamat SD sebanyak 1 responden dengan persentase 3
persen sedangkan tingkat pendidikan paling tinggi yaitu sarjana
sebanyak 5 responden pelaku UMKM Batik dengan persentase 17
persen. Mayoritas pelaku UMKM Batik di Kecamatan Pandak
Bantul lulusan SLTA dan SD. Sebanyak 9 pelaku UMKM Batik
dengan persentase 29 persen lulusan SLTA sedangkan 8 pelaku
UMKM Batik dengan persentase 27 persen lulusan SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 5.6 Karakteristik Responden UMKM Batik
Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden
Pelaku UMKM Batik
Persentase
(%)
Tidak tamat SD 1 3
Tamat SD 8 27
Tamat SMP 5 17
Tamat SLTA 9 29
Diploma (D1/D2/D3) 2 7
Sarjana (D4/S1) 5 17
Paska Sarjana (S2/S3) 0 0
Total 30 100 Sumber Data: Diolah
2. Data Responden Karyawan UMKM Batik
Berikut ini merupakan penyajian data tentang karyawan UMKM
Batik yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Karyawan UMKM Batik
Berdasarkan Status
Karyawan Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
Karyawan Tetap 30 50
Karyawan Tidak Tetap 30 50
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
Sampel responden karyawan UMKM Batik berjumlah 60
yang terdiri dari 30 responden karyawan tetap dan 30 responden
lainnya merupakan karyawan tidak tetap pada UMKM Batik.
Berdasarkan tabel 5.8, dari 60 sampel responden sebagai
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap UMKM Batik dalam
penelitian ini, 39 dengan persentase 65 persen responden karyawan
UMKM Batik diantaranya adalah perempuan dan 21 responden
karyawan UMKM Batik dengan persentase 35 persen berjenis
kelamin laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Karyawan UMKM Batik
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
Perempuan 39 65
Laki-Laki 21 35
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
Tabel 5.9 merupakan tabel karakteristik responden karyawan
UMKM Batik berdasarkan pendidikan. Seluruh karyawan yang
menjadi responden dalam penelitian ini mengenyam pendidikan
paling tinggi sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini
dibuktikan dengan tidak ada satupun responden karyawan UMKM
Batik mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Mayoritas
responden karyawan UMKM Batik dalam penelitian ini memiliki
pendidikan tamat SD/Sederajat dengan persentase sebesar 35 persen.
Tabel 5.9 Karakteristik Responden Karyawan UMKM Batik
Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
Tidak Sekolah 3 5
Tidak Tamat SD 9 15
Tamat SD/Sederajat 21 35
Tamat SMP 13 22
Tamat SMA 14 23
Perguruan Tinggi 0 0
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa 21 responden karyawan
UMKM Batik bekerja selama 8-10 tahun, responden karyawan
UMKM Batik yang bekerja 5-7 tahun sebanyak 17 responden,
responden karyawan UMKM Batik yang bekerja 2-4 tahun sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
7 responden dan karyawan UMKM Batik yang bekerja di atas 10
tahun sebanyak 13 responden.
Tabel 5.10 Data Responden Karyawan UMKM Batik
Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
2-4 tahun 7 12
5-7 tahun 19 32
8-10 tahun 21 35
>10 tahun 13 21
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa sebanyak 28 responden
karyawan UMKM Batik belum memiliki penghasilan sebelum
bekerja pada UMKM Batik. Sebanyak 7 responden karyawan
UMKM Batik memiliki penghasilan paling tinggi yaitu lebih dari
Rp2.000.000,00– Rp3.000.000,00. Sebanyak 8 responden karyawan
UMKM Batik memiliki penghasilan Rp600.000,00-1.000.000,00 dan
17 responden karyawan UMKM Batik memiliki penghasilan lebih
dari Rp1.000.000,00- Rp2.000.000,00.
Tabel 5.11 Data Penghasilan Responden Karyawan UMKM
Batik Sebelum Bekerja pada UMKM Batik
Besar Gaji Per Bulan
(Rp)
Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
0 28 47
600.000–1.000.000 8 13
>1.000.000– 2.000.000 17 28
>2.000.000–3.000.000 7 12
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
Data pada tabel 5.12 menunjukkan jumlah penghasilan
karyawan UMKM Batik setelah bekerja pada UMKM Batik. Dari 60
responden sebagai karyawan tetap dan karyawan tidak tetap yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bekerja pada UMKM Batik, 17 karyawan memiliki penghasilan
sebesar Rp600.000,00-Rp1.000.000,00, 32 responden karyawan
UMKM Batik memilik penghasilan lebih dari Rp1.000.000,00–
Rp2.000.000,00 dan 11 karyawna UMKM Batik memiliki
penghasilan lebih dari Rp2.000.000,00–Rp3.000.000,00.
Tabel 5.12 Data Penghasilan Responden Karyawan UMKM
Batik Sesudah Bekerja pada UMKM Batik
Besar Gaji Per Bulan
(Rp)
Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
600.000–1.000.000 17 13
>1.000.000–2.000.000 32 28
>2.000.000–3.000.000 11 12
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
B. Deskripsi dan Analisis Data
1. Implementasi CSR Sosial Oleh Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul
a. Analisis Data Statistik Deskriptif Indeks CSR Sosial Pelaku UMKM
Batik
Berikut ini merupakan penyajian data statistik deskriptif
Indeks CSR Sosial pelaku UMKM Batik jika perhitungan data
dihitung per pelaku UMKM Batik. Dasar pembuatan data statistik
deskriptif dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 116, data tersebut
mengenai indeks CSR Sosial setiap pelaku UMKM Batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5.13 Statistik Deskriptif Indeks CSR Sosial
Per Pelaku UMKM Batik
Statistik Nilai
N 30
Mean 0,63
Tertinggi 0,96
Terendah 0,19
Standar Deviasi 0,20 Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 5.13, rata-rata indeks CSR Sosial yang
dilakukan oleh 30 responden pelaku UMKM Batik dalam penelitian
ini sebesar 0,63 dengan standar deviasi sebesar 0,20. CSR tertinggi
dalam penelitian ini dilakukan oleh Batik Lanthing dengan indeks
CSR Sosial sebesar 0,96 sedangkan CSR terendah dilakukan oleh
Batik Mawar dengan indeks CSR Sosial sebesar 0,19.
b. Analisis UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori CSR Sosial
Tinggi dan Rendah
Berikut ini merupakan penyajian data UMKM Batik yang
masuk kategori CSR Sosial tinggi dan rendah. Data mengenai setiap
pelaku UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi
dan rendah dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 116.
5.14 UMKM Batik Masuk Kategori
CSR Sosial Tinggi dan Rendah
Kategori Jumlah Responden
Pelaku UMKM Batik
Persentase
(%)
CSR Sosial Tinggi 21 70
CSR Sosial Rendah 9 30
Total 30 100 Sumber Data: Diolah
Tabel 5.14 menunjukkan bahwa dari 30 responden pelaku
UMKM Batik, 21 responden pelaku UMKM Batik dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
persentase 70 persen masuk dalam kategori UMKM Batik yang
mengimplementasikan CSR tinggi sedangkan 9 responden pelaku
UMKM Batik dengan persentase 30 persen masuk dalam kategori
UMKM Batik yang mengimplementasikan CSR rendah.
c. Analisis Implementasi CSR Berdasarkan Kategori CSR Sosial
Setelah peneliti melakukan analisis implementasi CSR per
pelaku UMKM Batik maka tahap selanjutnya peneliti akan
melakukan analisis CSR Sosial per kategori. Kategori CSR Sosial
terbagi atas 3 kategori yaitu kategori sosial praktik ketenagakerjaan
dan kenyamanan kerja, kategori sosial hak asasi manusia dan
kategori sosial karyawan dan masyarakat. Berikut ini akan disajikan
data persentase dari jawaban responden pelaku UMKM Batik
berdasarkan kategori CSR Sosial:
1) Kategori Sosial Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan
Kerja
Pengungkapan CSR Sosial kategori praktik
ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja diukur menggunakan 13
item pernyataan mulai dari G4-LA1 sampai dengan G4-LA13.
Data perhitungan CSR Sosial kategori praktik ketenagakerjaan
dan kenyamanan kerja dapat dilihat pada lampiran 7 halaman
122. Tabel 5.15 di bawah ini menunjukkan hasil implementasi
CSR Sosial kategori praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 5.15 CSR Sosial Praktik Ketenagakerjaan
dan Kenyamanan Kerja
Pernyataan Jumlah
Ya
Persentase
(%)
Jumlah
Tidak
Persentase
(%)
G4-LA1 4 13 26 87
G4-LA2 22 73 8 27
G4-LA3 30 100 0 0
G4-LA4 20 67 10 33
G4-LA5 24 80 6 20
G4-LA6 25 83 5 17
G4-LA7 25 83 5 17
G4-LA8 9 30 21 70
G4-LA9 3 10 27 90
G4-LA10 20 67 10 33
G4-LA11 11 37 19 63
G4-LA12 16 53 14 47
G4-LA13 27 90 3 10
Jumlah 236 154
Persentase 60,51 39,49 Sumber Data: Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.15 di atas,
persentase implementasi CSR Sosial kategori praktik
ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja sebesar 60,51 persen.
Dari 13 item indikator yang ada, item indikator G4-LA3
mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 100
persen. Pernyataan G4-LA3 yaitu “memperbolehkan karyawan
untuk berhenti kerja sementara karena sedang hamil”.
Sedangkan pernyataan G4-LA9 memiliki persentase sangat
rendah yaitu sebesar 10 persen atau 3 responden pelaku UMKM
Batik menjawab “Ya” sedangkan 27 pelaku UMKM lainnya
menjawab “Tidak”. Pernyataan item indikator G4-LA9 yaitu
“memiliki jam pelatihan karyawan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Item pernyataan G4-LA13, G4-LA6 dan G4-LA7, G4-
LA5, dan G4-LA2 mempunyai persentase yang cukup tinggi.
pernyataan G4-LA13 mempunyai persentase sebesar 90 persen,
pernyataannya yaitu “menerima pengaduan karyawan mengenai
masalah ketenagakerjaan”. Pernyataan G4-LA6 dan G4-LA7
dengan persentase 83 persen, pernyataannya yaitu “memberikan
informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan” dan
“memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit”.
Pernyataan G4-LA5 memiliki persentase 80 persen,
pernyataannya yaitu “menerima saran dari pekerja mengenai
keselamatan kerja”. Pernyataan G4-LA2 memiliki persentase 73
persen, pernyataannya yaitu “memberikan tambahan upah bagi
karyawan yang bekerja dengan baik”.
Item pernyataan G4-LA4 dan G4-LA10, dan G4-LA12
merupakan pernyataan dengan persentase sedang. Pernyataan
G4-LA4 dan G4-LA10 memiliki persentase sebesar 67 persen,
pernyataannya yaitu “memberitahukan kepada karyawan
mengenai setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan
tersebut ditetapkan” dan “adanya pelatihan bagi setiap
karyawan”. Pernyataan G4-LA12 mempunyai persentase 53
persen, pernyataannya yaitu “pemilihan pemasok bahan baku
berdasarkan keriteria tertentu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Item pernyataan G4-LA11, G4-LA8, dan G4-LA1
merupakan pernyataan dengan persentase rendah. Pernyataan
G4-LA11 mempunyai persentase 37 persen, pernyataannya yaitu
“memberikan perkembangan jenjang pekerjaan pada karyawan”.
Pernyataan G4-LA8 mempunyai persentase 30 persen,
pernyataannya yaitu “memberikan jaminan kesehatan kepada
karyawan”, Pernyataan G4-LA1 mempunyai persentase 13
persen, pertanyaannya yaitu “pemilihan karyawan berdasarkan
kelompok umur, gender dan wilayah”.
2) Kategori Sosial Hak Asasi Manusia
Pengungkapan kategori sosial hak asasi manusia diukur
menggunakan 7 item pernyataan yaitu G4-HR1 sampai dengan
G4-HR7. Data perhitungan CSR Sosial kategori hak asasi
manusia dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 123. Tabel 5.16
di bawah ini menunjukkan hasil implementasi CSR Sosial
kategori hak asasi manusia:
Tabel 5.16 CSR Kategori Sosial Hak Asasi Manusia
Pernyataan Jumlah
Ya
Persentase
(%)
Jumlah
Tidak
Persentase
(%)
G4-HR1 15 50 15 50
G4-HR2 10 33 20 67
G4-HR3 10 33 20 67
G4-HR4 27 90 3 10
G4-HR5 28 93 2 7
G4-HR6 29 97 1 3
G4-HR7 25 83 5 17
Jumlah 144 66
Persentase 68,57 31,43 Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 5.16 di atas,
persentase implementasi CSR Sosial kategori hak asasi manusia
sebesar 68,57 persen. Indikator G4-HR6 merupakan pernyataan
yang mempunyai persentase paling tinggi yaitu sebesar 97
persen atau sebanyak 29 responden pelaku UMKM Batik
menjawab “Ya” dan 3 responden pelaku UMKM Batik
menjawab “Tidak”. G4-HR6 merupakan item pernyataan
tentang “mengetahui adanya dampak negatif akibat pelanggaran
hak asasi manusia”.
G4-HR2 dan G4-HR3 merupakan item yang mempunyai
persentase yang paling rendah. Dari 30 pelaku UMKM Batik, 10
diantaranya menjawab “Ya” dengan persentase 33 persen
sedangkan 20 pelaku UMKM dengan persentase 67 persen
menjawab “Tidak”. Pertanyaan G4-HR2 yaitu tentang
“memberikan pengetahuan mengenai hak asasi manusia kepada
karyawan” dan pertanyaan G4-HR3 yaitu tentang “mengetahui
dan membantu untuk tidak memperkerjakan karyawan di bawah
umur”.
Pernyataan G4-HR5, G4-HR4 dan G4-HR7 merupakan
pernyataan pada kategori CSR Sosial kategori hak asasi manusia
yang mempunyai persentase yang cukup tinggi. Pernyataan G4-HR5
mempunyai persentase sebesar 93 persen, pertanyaannya yaitu
“sadar dan menghormati hak asasi manusia”. Pernyataan G4-HR4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mempunyai persentase 90 persen, pertanyaannya yaitu
“mengetahui bahwa proses produksi tidak melanggar hak
karyawan dan masyarakat sekitar”. Pernyataan G4-HR7
mempunyai persentase sebesar 83 persen, pertanyaannya yaitu
“turut menyelesaikan apabila ada dampak negatif akibat
pelanggaran hak asasi manusia”. Sedangkan pernyataan G4-HR1
mempunyai persentase rendah yaitu sebesar 50 persen,
pertanyaannya yaitu “membuat perjanjian kerja dengan
karyawan berkaitan hak asasi manusia”.
3) Kategori Sosial Karyawan dan Masyarakat
Kategori sosial karyawan dan masyarakat diukur
menggunakan 6 item pernyataan yaitu G4-SO1 sampai dengan
G4-SO7. Data mengenai CSR Sosial kategori karyawan dan
masyarakat dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 124. Tabel
5.17 di bawah ini menunjukkan hasil implementasi CSR Sosial
kategori karyawan dan masyarakat.
Tabel 5.17 CSR Kategori Sosial Karyawan dan Masyarakat
Pernyataan Jumlah
Ya
Persentase
(%)
Jumlah
Tidak
Persentase
(%)
G4-SO1 16 53 14 47
G4-SO2 24 80 6 20
G4-SO3 27 90 3 10
G4-SO4 2 7 28 93
G4-SO5 21 70 9 30
G4-SO6 24 80 6 20
Jumlah 114 66
Persentase 63,33 36,67 Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1.17 di atas,
persentase implementasi CSR Sosial kategori karyawan dan
masyarakat sebesar 63,33 persen. Dari 7 item pernyataan pada
kategori ini, pernyataan G4-SO3 mempunyai tingkat persentase
yang paling tinggi yaitu sebesar 90 persen atau sebanyak 27
pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan tersebut dengan
jawaban “Ya” sedangkan 10 persen atau 3 pelaku UMKM Batik
lainnya menjawab dengan jawaban “Tidak”. Pernyataan G4-
SO3 yaitu tentang “turut membayar denda apabila melanggar
aturan, peraturan di masyarakat/karyawan sekitar, dan undang-
undang”.
Pertanyaan G4-SO4 merupakan item pernyataan dengan
persentase paling rendah yaitu sebesar 7 persen, dari 30
responden pelaku UMKM Batik hanya 2 responden menjawab
pernyataan dengan jawaban “Ya” sedangkan 28 responden
lainnya atau 93 persen menjawab pernyataan dengan jawaban
“Tidak”. Pernyataan G4-SO4 yaitu tentang “memilih pemasok
bahan baku berdasarkan pertimbangan dari karyawan dan
masyarakat sekitar.”
Pernyataan G4-SO2 dan G4-SO6, dan G4-SO5
mempunyai persentase yang cukup tinggi. Pernyataan G4-SO2
dan G4-SO6 mempunyai persentase sebesar 80 persen,
pernyataannya yaitu “memberikan informasi kepada karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan masyarakat sekitar jika proses produksi menghasilkan
dampak negatif” dan “turut serta dalam menyelesaikan masalah
pengaduan karyawan dan masyarakat sekitarnya”. Pernyataan
G4-SO5 mempunyai persentase 70 persen, pernyataannya yaitu
“memberikan tindakan apabila pemiilihan pemasok bahan baku
memberikan dampak negatif terhadap karyawan dan
masyarakat”. Sedangkan pernyataan G4-SO1 mempunyai
persentase sebesar 53 persen, pernyataannya yaitu “melibatkan
karyawan dan masyarakat sekitar dalam setiap aktivitas bisnis.
2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik
a. Analisis Data Statistik Deskriptif Peningkatan Kesejahteraan
Karyawan UMKM Batik
Berikut ini merupakan penyajian data statistik deskriptif
peningkatan kesejahteraan karyawan jika perhitungan data dihitung
per karyawan UMKM Batik. Dasar pembuatan data statistik
deskriptif adalah indeks peningkatan kesejahteraan karyawan
UMKM Batik menurut BKKBN, data tersebut dapat dilihat pada
lampiran 4 halaman 117-118.
5.18 Statistik Deskriptif Indeks Peningkatan Kesejahteraan
Per Karyawan UMKM Batik
Statistik Nilai
N 60
Mean 0,67
Tertinggi 0,92
Terendah 0,50
Standar Deviasi 0,12 Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan tabel 5.18 rata-rata indeks peningkatan
kesejahteraan karyawan UMKM Batik di Pandak Bantul sebesar
0,67 dengan standar deviasi sebesar 0,12. Peningkatan kesejahteraan
karyawan paling tinggi dirasakan oleh Ibu Puji sebagai karyawan
tetap Batik Cipto Rahmadhani dengan indeks kesejahteraan sebesar
0,92. Sedangkan peningkatan kesejahteraan karyawan terendah
dirasakan oleh 10 karyawan UMKM Batik diantaranya karyawan
tetap Batik Ida Lestari yaitu Bapak Gathang, karyawan tetap Batik
Chandra yaitu Bapak Rohmadi, karyawan tetap Batik Atha yaitu
Bapak Sar, karyawan tidak tetap Batik Erisa yaitu Ibu Tukijem,
karyawan tidak tetap Dirjo Batik yaitu Ibu Suarti, karyawan tidak
tetap Batik Nining yaitu Ibu Imah, karyawan tetap dan tidak tetap
Batik Gunawan yaitu Bapak Slamet dan Ibu Yuli, karyawan tetap
Batik Mujiman yaitu Ibu Pujini dan karyawan tidak tetap Batik
Ramadhani yaitu Ibu Nganti dengan indeks kesejahteraan 0,50.
b. Analisis Karyawan UMKM Batik Yang Masuk dalam Kategori
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Tinggi dan Rendah
5.19 Karyawan UMKM Batik yang Masuk Dalam Kategori
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Tinggi dan Rendah
Kategori Jumlah Responden
Karyawan UMKM Batik
Persentase
(%)
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Tinggi
50 83
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Rendah
10 17
Total 60 100 Sumber Data: Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Data pada tabel 5.19 di atas menunjukkan bahwa dari 60
responden karyawan UMKM Batik, sebanyak 50 responden
karyawan UMKM Batik dengan persentase 83 persen masuk dalam
kategori peningkatan kesejahteraan karyawan tinggi. Sedangkan 10
responden karyawan UMKM Batik dengan persentase 17 persen
masuk dalam kategori peningkatan kesejahteraan karyawan rendah.
Data terkait peningkatan kesejahteraan setiap karyawan UMKM
Batik dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 117-118.
c. Analisis Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Berdasarkan Item
Indikator BKKBN
Setelah peneliti melakukan analisis peningkatan
kesejahteraan per karyawan UMKM Batik maka langkah selanjutnya
peneliti akan melakukan analisis peningkatan kesejahteraan
karyawan per item indikator BKKBN. Peningkatan kesejahteraan ini
diukur dengan 12 item pernyataan menurut indikator BKKBN. Dasar
perhitungan mengenai peningkatan kesejahteraan karyawan tersebut
dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 125-126. Berikut ini akan
disajikan data persentase dari jawaban responden karyawan UMKM
Batik berdasarkan item indikator BKKBN.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
5.20 Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
Per Item Indikator BKKBN
No Pernyataan Indikator
Peningkatan Kesejahteraan
Jumlah
Ya
Persentase
(%)
Jumlah
Tidak
Persentase
(%)
1 Penghasilan meningkat 41 68 19 32
2 Memiliki tabungan keluarga 23 38 37 62
3 Terbantu dalam biaya sekolah
anak 59 98 1 2
4 Terbantu dalam menanggung biaya hidup sehari-hari
59
98 1 2
5 Memiliki alat transportasi 54 90 6 10
6 Rekreasi/liburan bersama 23 38 37 62
7 Memberikan sumbangan secara teratur
14 23 46 77
8 Makan teratur dengan lauk-
pauk 32 53 28 47
9 Lingkungan sekitar tempat tinggal sehat
56 93 4 7
10 Tempat tinggal layak huni 58 97 2 3
11 Renovasi tempat tinggal 8 13 52 87
12 Optimis terhadap masa depan yang lebih baik
58 97 2 3
Jumlah 485
235
Persentase
67,36
32,64
Sumber Data: Diolah
Berdasarkan tabel 5.20 di atas, persentase peningkatan
kesejahteraan pada pernyataan nomor 1-12 sebesar 67,36 persen.
Peningkatan kesejahteraan yang paling tinggi dirasakan oleh
karyawan UMKM Batik pada pernyataan nomor 3 dan 4. Dari
pertanyaan nomor 3 dan 4 terdapat 59 karyawan dengan persentase 98
persen menjawab jawaban “Ya” dan hanya 1 responden lainnya
menjawab “Tidak”. Pernyataan nomor 3 yaitu “terbantu dalam biaya
sekolah anak” dan pernyataan nomor 4 mengatakan “terbantu dalam
menanggung biaya hidup sehari-hari”.
Pernyataan peningkatan kesejahteraan paling rendah dapat
dilihat pada pernyataan nomor 11, dari 60 karyawan UMKM Batik
terdapat 8 karyawan dengan persentase 13 persen menjawab jawaban
“Ya” sedangkan 52 karyawan atau dengan persentase 87 persen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menjawab “Tidak”. Pernyataan indikator nomor 13 yaitu “renovasi
tempat tinggal”.
Pernyataan nomor 10 dan 12, nomor 9 dan 5 merupakan
pernyataan dengan persentase cukup tinggi. Indikator pernyataan
nomor 10 dan 12 mempunyai persentase sebesar 97 persen,
pernyataannya yaitu “tempat tinggal layak huni” dan “optimis
terhadap masa depan yang lebih baik”. Indikator pernyataan nomor 9
mempunyai persentase sebesar 93 persen dengan pernyataan
“lingkungan sekitar tempat tinggal sehat”. Pernyataan nomor 5
mempunyai persentase 90 persen dengan pertanyaan “memiliki alat
transportasi”.
Pernyataan nomor 1 dan 8 merupakan pernyataan dengan
persentase sedang. Pernyataan nomor 1 mempunyai persentase 68
persen, pernyataannya yaitu “penghasilan meningkat”. Pertanyaan
nomor 8 mempunyai persentase 53 persen dengan pernyataan “makan
teratur dengan lauk-pauk”.
Pernyataan nomor 2, 6 dan 7 merupakan pernyataan dengan
persentase rendah. Pernyataan nomor 2 dan 6 mempunyai persentase
sebesar 38 persen, pernyataannya yaitu “memiliki tabungan keluarga”
dan “rekreasi/liburan bersama”. Indikator pertanyaan nomor 7
mempunyai persentase sebesar 23 persen, dengan pernyataan
“memberikan sumbangan secara teratur”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
d. Hasil Analisis Crosstabulation Antara CSR Sosial Pelaku UMKM
Batik Dengan Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik
Setelah melakukan analisi peningkatan kesejahteraan
karyawan pelaku UMKM Batik, selanjutnya peneliti melakukan
crosstabulation data antara CSR Sosial yang dilakukan oleh setiap
pelaku UMKM Batik dengan peningkatan kesejahteraan karyawan
masing-masing pelaku UMKM Batik (dasar crosstabulation data
dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 119-120). Hasil analisis data
CSR sebelumnya menunjukkan jumlah pelaku UMKM Batik yang
masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi sebanyak 21 UMKM Batik,
sedangkan 9 pelaku UMKM Batik masuk dalam kategori CSR Sosial
rendah. Dari 21 UMKM Batik yang masuk dalam katagori CSR Sosial
tinggi diharapkan mampu memberikan peningkatan kesejahteraan
tinggi kepada 42 karyawannya karena dalam satu UMKM Batik dalam
penelitian ini terdiri dari 2 sampel responden karyawan yang diukur
peningkatan kesejahteraannya, responden tersebut yaitu karyawan
tetap dan tidak tetap UMKM Batik.
Crosstabulation data dilakukan untuk melihat apakah dengan
tingginya CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik mampu
membuat tingginya peningkatan kesejahteraan masing-masing
karyawan UMKM Batik. Berikut ini akan disajikan hasil dari
crosstabulation data:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 5.21 Crosstabulation Antara Implementasi CSR Pelaku
UMKM Batik dan Peningkatan Kesejahteraan Karyawan
UMKM Batik
CSR Sosial
Pelaku
UMKM Batik
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM
Batik
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Tinggi
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Rendah
CSR Sosial
Tinggi 33 9
CSR Sosial
Rendah 17 1
Total 50 10 Sumber Data: Diolah
Berdasarkan tabel crosstabulation di atas, dapat dilihat bahwa
sebanyak 33 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM Batik yang
melakukan implementasi CSR Sosial tinggi mengalami peningkatan
kesejahteraan karyawan tinggi, sedangkan sebanyak 9 karyawan yang
bekerja pada UMKM Batik yang melakukan CSR Sosial tinggi masih
mengalami peningkatan kesejahteraan karyawan rendah.
Sebanyak 17 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM yang
melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan kesejahteraan
karyawan tinggi, sedangkan 1 responden yang bekerja pada UMKM
Batik yang melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan
kesejahteraan karyawan rendah.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis pada halaman sebelumnya, maka
pembahasan tentang implementasi CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM
Batik dan peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik dapat
dipaparkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1. Implementasi CSR Sosial Pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul
Rata-rata indeks CSR Sosial yang diimplementasikan oleh pelaku
UMKM Batik di Pandak Bantul sebesar 0,63, artinya seluruh pelaku
UMKM Batik di Pandak Bantul telah mengimplementasikan CSR
dengan rata-rata indeks sebesar 0,63 kepada karyawannya. Implementasi
CSR Sosial tertinggi dilakukan oleh Batik Lanthing dengan indeks CSR
Sosial sebesar 0,96, artinya Batik Lanthing telah mengimplemetasikan
CSR Sosial kepada karyawannya dengan indeks sebesar 0,96. Dari 26
pernyataan indikator sosial menurut GRI, Batik Lanthing menjawab 25
pernyataan sedangkan 1 pernyataan lainnya tidak dilakukan oleh Batik
Lanthing. Pernyataan yang tidak dilakukan oleh Batik Lanthing tersebut
yaitu “memilih pemasok bahan baku berdasarkan pertimbangan dari
karyawan dan masyarakat sekitar”.
Fungsi dari mengikutsertakan karyawan dan masyarakat dalam
pemilihan pemasok bahan baku adalah untuk mencegah terjadinya
dampak negatif yang timbul tehadap karyawan dan masyarakat karena
pemilihan pemasok bahan baku yang salah ditentukan oleh pelaku
UMKM Batik. Bapak Tumilan selaku pemilik Batik Lanthing
mengatakan bahwa dia tidak pernah mengikutsertakan karyawan dan
masyarakat dalam memilih pemasok bahan baku karena Bapak Tumilan
sudah mempunyai langganan pemasok bahan baku tetap dari usahanya
mulai dibuka. Selain itu, Bapak Tumilan mengatakan bahwa langganan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pemasok bahan bakunya juga tidak pernah memberikan dampak negatif
kepada karyawan dan masyarakat sekitar.
Implementasi CSR Sosial paling terendah dilakukan oleh Batik
Mawar yang hanya menjawab 5 pernyataan dari 26 pernyataan CSR
Sosial menurut GRI. Jika dilihat dari karakteristik responden wajar saja
jika Batik mawar mempunyai persentase sangat rendah karena usaha
Batik Mawar sangat kecil dan Batik Mawar hanya memiliki 4 karyawan
dalam usahanya.
Dari 30 responden pelaku UMKM Batik ternyata hanya ada 21
responden pelaku UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial
tinggi sedangkan 9 pelaku UMKM Batik masuk dalam kategori CSR
Sosial rendah. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi CSR pelaku
UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi, karena 70 persen pelaku UMKM
Batik di Pandak Bantul sudah masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi
atau sebanyak 21 pelaku UMKM Batik telah mengimplementasikan CSR
dengan indeks >0,5 dan dapat dikatakan bahwa sebagian besar pelaku
UMKM Batik di Pandak Bantul sudah sadar pentingnya implementasi
CSR.
Beberapa pelaku UMKM Batik mengatakan bahwa implementasi
CSR Sosial sangat penting dilakukan oleh pelaku UMKM Batik karena
dengan melakukan implementasi CSR kepada karyawan maka karyawan
tersebut semakin merasa dihargai sehingga karyawan tersebut merasa
nyaman bekerja pada UMKM Batik tempatnya bekerja. Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dalam bentuk
pemberdayaan masyarakat dengan memperkerjakan masyarakat sekitar
menjadi karyawan di setiap pelaku UMKM Batik. Alasan utama pelaku
UMKM Batik memperkerjakan masyarakat sekitar menjadi karyawan
UMKM Batik untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat
sekitar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Harori dan
Toto Gunarto (2012) mengatakan bahwa hadirnya perusahaan (UMKM
Batik) di tengah-tengah masyarakat memberikan kontribusi kepada
permasalahan nasional yaitu pengangguran dan menciptakan stabilitas
perekonomian masyarakat.
UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial rendah
melakukan CSR Sosial karena mereka juga sadar pentingnya
implementasi CSR Sosial yang dilakukan kepada para karyawannya.
Namun karena berbagai keterbatasan pelaku UMKM Batik yang masuk
dalam kategori CSR Sosial rendah maka CSR yang dilakukan oleh
pelaku UMKM Batik yang masuk dalam kategori CSR Sosial rendah
tidak optimal.
Pembahasan mengenai implementasi CSR per kategori CSR
Sosial yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dijelaskan sebagai
berikut:
a. Kategori Sosial Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Kerja
Implementasi CSR dari 13 item pernyataan pada kategori
CSR Sosial praktik ketenagakerjaan dan kenyamanan kerja sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
60,51 persen. Item indikator G4-LA3 mempunyai persentase paling
tinggi yaitu sebesar 100 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semua pelaku UMKM Batik peduli terhadap karyawannya yang
sedang hamil. Persentase tersebut juga diperkuat dengan hasil
wawancara peneliti dengan salah satu responden pelaku UMKM
Batik yaitu Bapak Supriyono sebagai pemilik Batik Krisna. Bapak
Supriyono memperbolehkan karyawannya untuk mengambil cuti
saat sedang hamil. Lamanya cuti tersebut bersifat fleksibel sesuai
kehendak karyawan tersebut. Alasannya memberi kebijakan tersebut
adalah karena proses produksi batik yang menggunakan bahan-bahan
kimia yang kurang baik dampaknya bagi kesehatan karyawan yang
sedang hamil. Uap dari lilin batik atau pewarna kain batik jika
dihirup terlalu lama dapat membuat penghirupnya pusing hingga
sesak nafas, uap tersebut sangat berbahaya bagi karyawan yang
sedang hamil.
Pertanyaan G4-LA9 merupakan pertanyaan yang memiliki
persentase sangat rendah yaitu sebesar 10 persen atau sebanyak 3
pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan “Ya” sedangkan 27
responden sebagai pelaku UMKM Batik lainnya dengan persentase
90 persen menjawab “Tidak”. Dari pernyataan G4-LA9 dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 27 pelaku UMKM Batik tidak
memiliki jam pelatihan khusus untuk karyawan yang bekerja pada
UMKM Batik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tri sebagai pemilik Batik Erisa mengatakan bahwa waktu untuk
karyawan belajar membatik bersifat fleksibel. Sebanyak 3 pelaku
UMKM Batik yaitu Batik MS, Batik Lanthing dan Batik Pragitha
mengatakan bahwa mereka mempunyai jam pelatihan khusus untuk
karyawannya. Jam pelatihan khusus diperuntukan kepada karyawan
yang tidak bisa membatik saja dan jam pelatihan hanya digunakan
beberapa waktu sampai karyawan tersebut bisa membatik,
selanjutnya setelah karyawan sudah bisa membatik maka pelaku
UMKM Batik tersebut tidak menggunakan jam pelatihan karyawan
lagi.
Item pernyataan G4-LA13, G4-LA6 dan G4-LA7, G4-LA5,
dan G4-LA2 mempunyai persentase yang cukup tinggi. Sebanyak 27
pelaku UMKM Batik menjawab jawaban “Ya” sedangkan 3 pelaku
UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA13. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM Batik menerima
pengaduan karyawan mengenai masalah ketenagakerjaan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mujiman selaku
pemilik Batik Mujiman mengatakan bahwa Batik Mujiman
menerima pengaduan karyawan untuk tercapainya kenyamanan
karyawan dalam produksi batik. Sedangkan 3 pelaku UMKM Batik
lainnya belum melakukan CSR pada pernyataan G4-LA13, hal ini
dikarenakan Bapak Panji, Bapak Giyat dan Bapak Hardilah sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pemilik Batik Pasindra, Desi dan Mawar belum pernah menerima
pengaduan karyawan masalah ketenagakerjaan.
Sebanyak 25 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan
sebanyak 3 pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada
pernyataan G4-LA6. Hal ini membuktikan bahwa sebanyak 25
pelaku UMKM Batik memberikan informasi bahaya dampak
produksi kepada karyawan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Ibu Menik sebagai pemilik Batik Menik mengatakan informasi yang
Ibu Menik berikan sebatas menyarakan karyawan untuk
menggunakan masker ketika bekerja karena uap dari lilin malam
batik dan pewarna batik dapat mengakibatkan sesak nafas. Sebanyak
5 pelaku UMKM Batik yaitu Batik Chandra, Batik Pasindra, Batik
ADB dan Tanto, Batik MS, dan Rekso Batik tidak memberikan
informasi bahaya dampak produksi kepada karyawan karena mereka
beranggapan bahwa karyawan sudah mengerti dampak dari proses
produksi.
Sebanyak 25 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 5
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA7.
Hal ini membuktikan bahwa 25 pelaku UMKM Batik
memperhatikan karyawan yang memiliki penyakit. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Tugiyo selaku pemilik Batik Alfita
mengatakan bahwa Bapak Tugiyo memperhatikan karyawan dengan
cara memberikan waktu karyawan untuk istirahat jika sedang sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
dan memperbolehkan karyawan untuk bekerja jika sudah sembuh.
Sedangkan 5 pelaku UMKM Batik yaitu Batik Pasindra, Batik ADB
dan Tanto, Batik MS, Batik Menik dan Batik Jumiati mengatakan
mereka tidak melakukan CSR pada pernyataan G4-LA7 karena
mereka selalu memberikan kebebasan kepada karyawannya untuk
lanjut bekerja atau istirahat.
Sebanyak 24 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 6
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA5.
Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 pelaku UMKM Batik
menerima saran dari pekerja mengenai keselamatan kerja.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Indah sebagai pemilik
Gunawan Batik mengatakan bahwa saran yang sering diberikan
karyawan yaitu untuk selalu menyediakan kain untuk membatik
karena tetesan lilin malam panas jika terkena kulit. Sedangkan 6
pelaku UMKM Batik tidak melakukan CSR pada pernyataan G4-
LA5. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemilik Batik
Arji SM yaitu Bapak Fakhrudin mengatakan bahwa Bapak
Fakhrudin tidak melakukan CSR ini karena sejauh ini belum ada
pekerja memberikan saran mengenai keselamatan kerja kepadanya.
Sebanyak 22 pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan
dengan jawaban “Ya” dan 8 pelaku UMKM Batik menjawab dengan
jawaban “Tidak” pada pernyataan G4-LA2. Hal ini menunjukkan
bahwa sebanyak 22 pelaku UMKM Batik memberikan tambahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
upah bagi karyawan yang bekerja dengan baik. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Mas Adhinata sebagai pemilik Batik Adhinata
mengatakan bahwa memberikan tambahan upah kepada karyawan
yang berkerja dengan baik dilakukan sebagai salah satu bentuk
apresiasi Mas Adhinata kepada karyawan tersebut karena telah
menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Sedangkan 8
responden tidak memberikan tambahan upah pagi karyawan yang
bekerja dengan baik karena keterbatasan financial pelaku UMKM
Batik tersebut.
Item pernyataan G4-LA4 dan G4-LA10, dan G4-LA12
merupakan pertanyaan dengan persentase sedang. Sebanyak 20
responden menjawab “Ya” dan 10 responden menjawab “Tidak”
pada pernyataan G4-LA4. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 20
pelaku UMKM Batik memberitahukan kepada karyawan mengenai
setiap perubahan kebijakan sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Tugiran selaku pemilik
Batik Tugiran mengatakan bahwa perubahan tanggal penyelesaian
pesanan dan perubahan motif yang diminta oleh konsumen
merupakan kebijakan yang sering dikomunikasikan kepada
karyawan. Sedangkan 10 pelaku UMKM Batik belum melakukan
CSR pada kategori ini karena pelaku UMKM Batik tidak pernah
mengkomunikasikan setiap perubahan kebijakan kepada
karyawannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sebanyak 20 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 10
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA10.
Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 20 pelaku UMKM Batik
mempunyai pelatihan kepada karyawan yang belum bisa membatik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM Batik
mengatakan bahwa pelatihan hanya diberikan kepada karyawan yang
belum bisa membatik sama sekali. Sedangkan 10 pelaku UMKM
Batik tidak mempunyai pelatihan kepada karyawan karena karyawan
yang bekerja pada 10 UMKM Batik tersebut sudah bisa membatik
sebelum bekerja pada UMKM Batik.
Item pertanyaan G4-LA11, G4-LA8, dan G4-LA1 merupakan
pertanyaan dengan persentase rendah. Sebanyak 11 pelaku UMKM
Batik menjawab pertanyaan “Ya” dan 19 pelaku UMKM Batik
menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA11. Hal tersebut
membuktikan bahwa 11 pelaku UMKM Batik memberikan
perkembangan jenjang pekerjaan pada karyawan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Jiyono sebagai pemilik Batik Cipto
Rahmadhani mengatakan bahwa perkembangan jenjang pekerjaan
yang diberikan Bapak Jiyono sebatas menjadi orang kepercayaan
untuk memproduksi batik tertentu dengan tingkat kerumitan tertentu.
Sedangkan 19 pelaku UMKM Batik tidak memberikan
perkembangan jenjang pekerjaan karena ketidaktahuan pelaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
UMKM Batik tentang pentingnya memberikan jenjang pekerjaan
kepada karyawannya.
Sebanyak 9 pelaku UMKM Batik menjawab pertanyaan “Ya”
dan 21 pelaku UMKM Batik menjawab pernyataan “Tidak” pada
pertanyaan G4-LA8. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 9 pelaku
UMKM Batik memberikan jaminan kesehatan kepada karyawan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Githo selaku pemilik
Batik Pragitha mengatakan bahwa Bapak Githo memberikan jaminan
kesehatan sebatas kemampuan Bapak Githo seperti memberi uang
semampu Bapak Githo untuk biaya berobat. Sedangkan 21 pelaku
UMKM Batik yang tidak memberikan jaminan kesehatan karena
pelaku UMKM Batik merasa usaha yang mereka jalankan kecil
sehingga pelaku UMKM Batik tidak berani memberikan jaminan
kesehatan kepada karyawan.
Sebanyak 4 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 26
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-LA1.
Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 4 pelaku UMKM Batik
memilihan karyawan berdasarkan kelompok umur, gender dan
wilayah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak
Tumilan sebagai pemilik Batik Lanthing mengatakan bahwa Bapak
Tumilan memilih karyawan berdasarkan wilayah karena Bapak
Tumilan ingin memberdayakan masyarakat di Pandak Bantul
sehingga dapat membantu ekonomi masyarakat tersebut. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
26 pelaku UMKM Batik tidak memilih karyawan berdasarkan
kelompok umur, gender dan wilayah. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Bapak Githo selaku pemilik Batik Pragitha mengatakan
Bapak Githo tidak mempermasalahkan umur, gender dan wilayah
orang yang mau bekerja pada UMKM Batik, karena yang menjadi
hal penting adalah calon karyawan tersebut benar-benar serius ingin
bekerja.
b. Kategori Sosial Hak Asasi Manusia
Implementasi CSR dari 7 item pernyataan pada kategori CSR
Sosial hak asasi manusia sebesar 68,57 persen. Indikator G4-HR6
merupakan indikator yang mempunyai persentase paling tinggi yaitu
sebesar 97 persen atau sebanyak 29 responden menjawab “Ya”
sedangkan 1 responden menjawab “Tidak”. Hal ini menunjukkan
bahwa sebanyak 29 pelaku UMKM Batik mengetahui tentang
dampak negatif dari pelanggaran hak asasi manusia. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan salah satu pelaku UMKM Batik
yaitu Mas Fendi selaku pemilik Batik Wongso mengatakan bahwa
dampak dari melanggar hak asasi manusia bagi Mas Fendi yaitu
dapat kehilangan karyawannya yang memiliki kinerja yang baik.
Maka dari itu, Mas Fendi selalu memberikan upah memadai sebagai
salah satu hak yang harus diterima oleh karyawannya.
Batik Mawar merupakan UMKM Batik yang menjawab
dengan jawaban “Tidak”. Bapak Hardilah selaku pemilik Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Mawar mengatakan bahwa dia tidak tahu dan tidak paham tentang
dampak negatif dari pelanggaran hak asasi manusia.
G4-HR2 dan G4-HR3 merupakan item yang mempunyai
persentase yang paling rendah. Dari 30 pelaku UMKM Batik, 10
diantaranya menjawab “Ya” dengan persentase 33 persen sedangkan
20 pelaku UMKM dengan persentase 67 persen menjawab “Tidak”.
Dari pernyataan G4-HR2 menunjukkan bahwa sebanyak 20 pelaku
UMKM Batik masih belum memberikan pengetahuan tentang hak
asasi manusia kepada karyawannya. Jika dilihat dari karakteristik
responden yang sebagian besar tamat SD dan SMA menjadi sangat
wajar jika sebagian besar pelaku UMKM Batik tidak melakukan
CSR pada pernyataan ini. Selain itu, 10 pelaku UMKM Batik yang
memberi pengetahuan mengenai hak asasi manusia kepada karyawan
hanya terbatas pada pemberian pengetahuan tentang hak atas gaji
yang harus di dapat karyawan dan kewajiban yang harus diselesaikan
karyawan seperti kewajiban untuk menyelesaikan pesanan dari
pelanggan.
Persentase G4-HR3 menunjukkan bahwa sebanyak 20 pelaku
UMKM Batik masih belum peduli tentang standar umur yang
produktif untuk bekerja. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
peneliti dengan Bapak Mugiyo selaku pemilik Batik ADB dan Tanto
mengatakan bahwa Bapak Mugiyo tidak peduli dengan umur
karyawan yang bekerja pada usahanya yang penting karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
tersebut memiliki kemauan untuk bekerja, selain itu alasan Bapak
Mugiyo memperkerjakan karyawan di bawah umur karena ingin
membantu ekonomi karyawan tersebut dari pada karyawan tersebut
menganggur tidak mempunyai pekerjaan.
Alasan 10 pelaku UMKM Batik tidak memperkerjakan
karyawan di bawah umur karena sampai saat ini tidak ada satupun
karyawan di bawah umur yang mendaftar bekerja pada 10 UMKM
Batik tersebut, selain itu alasannya lainnya adalah kebanyakan dari
anak-anak yang di bawah umur masih belum serius untuk bekerja
sehingga pelaku UMKM Batik takut anak-anak tersebut hanya
menghambat proses produksi saja.
Pertanyaan G4-HR5, G4-HR4 dan G4-HR7 merupakan
pernyataan pada kategori CSR Sosial kategori hak asasi manusia
yang mempunyai persentase yang cukup tinggi. Sebanyak 28 pelaku
UMKM Batik menjawab “Ya” dan 2 pelaku UMKM Batik
menjawab “Tidak” pernyataan G4-HR5. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul sadar
pentingnya menghormati hak asasi manusia. Sedangkan 2 responden
pelaku UMKM Batik yaitu Batik Mawar dan Batik Chandra tidak
melakukan CSR pada pernyataan ini karena ketidaktahuan mereka
tentang pentingnya hak asasi manusia. Selain itu hal ini juga di
pengaruhi oleh latar pendidikan karyawan tersebut yang hanya tamat
SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Sebanyak 27 responden menjawab “Ya” dan 3 responden
menjawab “Tidak” pernyataan G4-HR4. Hal ini menunjukkan
sebagian besar pelaku UMKM Batik mengetahui bahwa proses
produksi tidak melanggar hak karyawan dan masyarakat sekitar.
Sedangkan 3 pelaku UMKM Batik tidak melakukan CSR pada
pernyataan G4-HR4. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
Supriyono sebagai pemilik Batik Krisna mengatakan bahwa ada
beberapa pelaku UMKM Batik yang melanggar hak karyawan dan
masyarakat karena tidak mengolah limbah dari proses produksi
dengan baik yang mengakibatkan dampak negatif terhadap
lingkungan sehingga melanggar hak masyarakat untuk mendapatkan
lingkungan yang bersih.
Sebanyak 25 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 5
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-HR7.
Hal ini menunjukkan bahwa 25 pelaku UMKM Batik turut
menyelesaikan dampak negatif akibat pelanggaran hak asasi
manusia. Sedangkan 5 pelaku UMKM Batik tidak melakukan
pernyataan ini karena pelaku UMKM Batik tersebut merasa bahwa
kegiatan CSR yang dilakukan oleh mereka belum pernah
memberikan dampak negatif kepada masyarakat sekitar.
Sebanyak 15 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 15
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-HR1.
Hal ini menunjukkan bahwa 15 pelaku UMKM Batik membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
perjanjian kerja dengan karyawan berkaitan hak asasi manusia.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pemilik Batik Ida
yaitu Ibu Ida mengatakan bahwa perjanjian yang dilakukan yaitu
perjanjian untuk memberikan ijin secara fleksibel tanpa melupakan
kewajiban karyawan tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Sedangkan 15 pelaku UMKM Batik tidak memiliki perjanjian
mengenai hak dan kewajiban karyawan karena mereka tidak ada
perjanjian mengenai hak dan kewajiban.
c. Kategori Sosial Karyawan dan Masyarakat
Implementasi CSR dari 6 item pernyataan pada CSR Sosial
karyawan dan masyarakat sebesar 63,33 persen. Pernyataan G4-SO3
mempunyai tingkat persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 90
persen. Hal ini menunjukkan bahwa 27 responden pelaku UMKM
Batik sadar pentingnya membayar denda dan menghormati aturan-
aturan yang ada di lingkungan masyarakat dan karyawan. Sangat
wajar jika pelaku UMKM Batik sadar pentingnya menghormati
aturan-aturan yang ada pada lingkungan masyarakat dan karyawan
karena usaha yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik berdiri di
tengah-tengah lingkungan masyarakat sekitar.
Sebanyak 3 responden menjawab “Tidak” masih belum sadar
pentingnya membayar denda dan menghormati aturan-aturan yang
ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil wawancara dengan 3
responden yaitu pemilik Batik Chandra, Batik Atha dan Batik Mawar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dapat disimpulkan bahwa mereka merasa tidak membayar denda dan
menghormati aturan yang ada di lingkungan sekitar karena menurut
mereka usaha yang mereka jalani tidak merugikan karyawan dan
masyarakat sama sekali.
Pertanyaan G4-SO4 merupakan item indikator dengan
persentase paling rendah yaitu sebesar 7 persen, dari 30 responden
pelaku UMKM Batik hanya 2 responden menjawab pernyataan
dengan jawaban “Ya” sedangkan 28 responden lainnya atau 93 persen
menjawab pernyataan dengan jawaban “Tidak”. Hal ini menunjukkan
sebagian besar responden belum memilih pemasok bahan baku
berdasarkan syarat yang ada pada karyawan dan masyarakat sekitar.
Salah satu alasan beberapa pelaku UMKM Batik tidak memilih
pemasok bahan baku berdasarkan pertimbangan dari karyawan dan
masyarakat sekitar karena mereka merasa semua keputusan bisnis ada
di tangan mereka sebagai pelaku UMKM Batik. Ibu Ida sebagai
pemilik Batik Ida Lestari juga mengatakan bahwa sampai saat ini
masyarakat dan karyawan belum pernah mengeluh tentang dampak
negatif karena pemilihan pemasok bahan baku yang dilakukan oleh
Ibu Ida.
Batik Alfita dan Batik Bantul “Ayu” merupakan 2 pelaku
UMKM Batik yang menjawab dengan jawaban “Ya” mengatakan
bahwa mereka memilih pemasok bahan baku dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
mengikutsertakan karyawan untuk bertukar pikiran mengenai
pemasok bahan baku mana yang baik.
Pertanyaan G4-SO2 dan G4-SO6, dan G4-SO5 mempunyai
persentase yang cukup tinggi. Sebanyak 24 pelaku UMKM Batik
menjawab “Ya” dan 6 pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada
pernyataan G4-SO2. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 pelaku
UMKM Batik memberikan informasi kepada karyawan dan
masyarakat sekitar jika proses produksi menghasilkan dampak negatif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM Batik dapat
disimpulkan bahwa mereka memberitahukan kepada karyawan dan
masyarakat bahwa proses membatik bisa mengakibatkan sesak nafas
dan sering pelaku UMKM Batik untuk menyarankan karyawan untuk
bekerja menggunakan masker. Sedangkan 6 pelaku UMKM Batik
mengatakan bahwa mereka belum pernah sama sekali memberikan
informasi kepada karyawan tentang dampak dari proses produksi
karena pelaku UMKM Batik menganggap bahwa karyawan sudah
mengetahui dampak tersebut sebelum bekerja apada UMKM Batik.
Sebanyak 24 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” sedangkan
6 lainnya menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-SO6. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku UMKM Batik turut serta
dalam menyelesaikan masalah pengaduan karyawan dan masyarakat
sekitarnya. Sangat wajar jika pelaku UMKM Batik melakukan CSR
pada pernyataan G4-SO6 karena pelaku UMKM Batik merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
bagian integral dari masyarakat oleh karena itu wajar pelaku UMKM
Batik saling membatu. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
Ibu Jumiati selaku pemilik Batik Jumiati sebagai salah satu pelaku
UMKM Batik yang menjawab “Tidak” mengatakan bahwa bahwa Ibu
Jumiati tidak pernah turut serta menyelesaikan pengaduan karyawan
karena sampai karena untuk pengaduan masyarakat sekitar Ibu Jumiati
lebih mempercayai masalah tersebut kepada pihak yang lebih
berwenang seperti aparat desa untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sebanyak 21 pelaku UMKM Batik menjawab dengan jawaban
“Ya” dan 9 pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan
G4-SO5. Hal ini membuktikan bahwa pelaku UMKM Batik
memberikan tindakan apabila pemiilihan pemasok bahan baku
memberikan dampak negatif terhadap karyawan dan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara kepada seluruh pelaku UMKM Batik
dapat disimpulkan bahwa mereka memberikan tindakan terhadap
pemasok bahan baku apabila merugikan masyarakat dengan cara tidak
lagi membeli bahan baku dari pemasok yang memberikan dampak
negatif tersebut. Sedangkan 9 pelaku UMKM Batik menjawab tidak
karena mereka merasa pemasok bahan baku tidak pernah memberikan
dampak negatif kepada karyawannya.
Sebanyak 16 pelaku UMKM Batik menjawab “Ya” dan 14
pelaku UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan G4-SO1.
Hal ini menunjukkan bahwa 16 pelaku UMKM Batik melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
karyawan dan masyarakat sekitar dalam setiap aktivitas bisnis
walaupun hanya terbatas pada memperkerjakan masyarakat sebagai
karyawan pada usaha mereka. Sedangkan 14 pelaku UMKM Batik
menjawab tidak melakukan CSR pada pertanyaan ini karena
keterbatasan pengetahuan pelaku UMKM Batik tentang melibatkan
karyawan dan masyarakat pada aktivitas bisnis.
Implementasi CSR pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul tinggi,
karena sebanyak 70 persen pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul sudah
masuk dalam kategori CSR Sosial tinggi atau telah
mengimplementasikan CSR dengan indeks >0,5, sedangkan 30 persen
pelaku UMKM Batik masih masuk dalam kategori CSR Sosial rendah.
Implementasi CSR per kategori CSR Sosial yang dilakukan oleh pelaku
UMKM Batik menunjukkan bahwa CSR Sosial kategori hak asasi
manusia merupakan kategori yang memiliki persentase paling tinggi
yaitu sebesar 68,57 persen. Kategori praktik ketenagakerjaan dan
kenyamanan kerja merupakan kategori CSR Sosial terendah karena
mempunyai persentase sebesar 60,51.
2. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik
Rata-rata indeks peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM
Batik sebesar 0,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata indeks
peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM Batik di Pandak Bantul
setelah bekerja pada UMKM Batik sebesar 0,67. Peningkatan
kesejahteraan karyawan paling tinggi dirasakan oleh Ibu Puji yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
karyawan tetap Batik Cipto Rahmadhani dengan indeks peningkatan
kesejahteraan sebesar 0,92. Artinya Ibu Puji telah mengalami
peningkatan kesejahteraan dengan indeks sebesar 0,92 setelah bekerja
pada Batik Cipto Rahmadhani. Dari 12 item pernyataan tentang
peningkatan kesejahteraan menurut BKKBN, Ibu Puji tidak menjawab
satu indikator yaitu indikator nomor 7 dengan pernyataan “memberikan
sumbangan secara teratur”, dengan bekerja pada UMKM Batik Ibu Puji
belum mampu memberikan sumbangan secara teratur kepada para warga
yang memiliki acara di lingkungan sekitar.
Peningkatan kesejahteraan karyawan terendah dirasakan oleh 10
karyawan UMKM Batik diantaranya Bapak Gathang, Bapak Rohmadi,
Bapak Sar, Ibu Tukijem, Ibu Suarti, Ibu Imah, Bapak Slamet, Ibu Yuli,
Ibu Pujini dan Ibu Nganti dengan indeks peningkatan kesejahteraan
sebesar 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa 10 karyawan tersebut
mengalami peningkatan kesejahteraan hanya pada 6 pernyataan dari 12
pernyataan peningkatan kesejahteraan menurut BKKBN.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu
karyawan UMKM Batik yang masuk dalam kategori peningkatan
kesejahteraan terendah yaitu Bapak Rohmadi sebagai karyawan tetap
Batik Chandra mengatakan bahwa bekerja pada UMKM Batik belum
sepenuhnya mampu memenuhi peningkatan kesejahteraan hidupnya
karena sebelum bekerja pada UMKM Batik Bapak Rohmadi merupakan
karyawan di sebuah pabrik yang penghasilannya lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
dibandingkan bekerja pada UMKM Batik. Saat bekerja di pabrik Bapak
Rohmadi mampu menabung sebagian dari penghasilannya dan mampu
membawa keluarganya liburan bersama. Setelah bekerja pada UMKM
Batik Bapak Rohmadi tidak mampu menabung sebagian dari
penghasilannya dan membawa keluarganya liburan bersama. Penghasilan
Bapak Rohmadi sewaktu pekerja sebagai karyawan di pabrik sebesar
Rp2.000.000,00 sedangkan penghasilannya sekarang berkisar
Rp1.500.000,00- Rp2.000.000,00 tergantung sering tidaknya Bapak
Rohmadi masuk bekerja.
Dari 60 responden karyawan UMKM Batik, 50 responden dengan
persentase 83 persen masuk dalam kategori peningkatan kesejahteraan
karyawan tinggi karena 50 karyawan tersebut sudah memiliki indeks
peningkatan kesejahteraan >0,5 sedangkan 10 responden dengan
persentase 17 persen masuk dalam kategori peningkatan kesejahteraan
rendah.
Berdasarkan hasil kuesioner terbuka tentang peningkatan
kesejahteraan karyawan UMKM Batik yang diajukan peneliti kepada
salah satu karyawan Batik Pasindra yaitu Ibu Mujiarsi menunjukkan
bahwa selama 3 tahun bekerja pada Batik Pasindra penghasilannya
mengalami peningkatan. Sebelum bekerja pada Batik Pasindra Ibu
Mujiarsi bekerja sebagai pembuat bunga kering di Ngabean, penghasilan
Ibu Mujiarsi perhari sewaktu bekerja sebagai pembuat bunga kering
sebesar Rp30.000,00 setelah Ibu Mujiarsi bekerja pada Batik Pasindra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
penghasilannya meningkat sebesar Rp35.000,00 perhari, penghasilan ini
belum ditambah dengan penghasilannya jika membawa kain batik pulang
kerumah. Dari penghasilan tersebut tentunya Ibu Mujiarsi mampu
membantu suaminya menopang kehidupan keluarganya. Bekerja pada
UMKM Batik juga mampu menambah pengalaman dan pengetahuan Ibu
Mujiarsi dalam membuat batik.
Tingginya peningkatan kesejahteraan ini menunjukkan
keberhasilan pelaku UMKM Batik dalam melakukan implementasi CSR
Sosialnya kepada karyawan UMKM Batik. Peningkatan kesejahteraan ini
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Sari (2014) yang mengatakan
bahwa CSR dilakukan untuk mencapai peningkatan kesejahteraan yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan
pada kualitas hidup pekerja atau masyarakat sebagai penunjang triple
bottom line, yaitu Profit, People, dan Planet. Selain itu, penelitian ini
sesuai dengan juga dengan penelitian Pamungkas (2010) dengan judul
“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Industri Kecil Batik
Semarang16 di Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang” menunjukkan
hasil Industri Kecil Batik Semarang16 mempunyai dampak yang bagus
untuk perekonomian masyarakat.
Pembahasan mengenai tingkat kesejahteraan karyawan per item
indikator BKKBN dan data crosstabulation dijelaksan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
a. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Per Item Indikator BKKBN
Peningkatan kesejahteraan karyawan dari 12 pernyataan pada
indikator peningkatan kesejahteraan karyawan berdasarkan analisis
per item pernyataan sebesar 67,36 persen. Peningkatan kesejahteraan
yang paling tinggi dirasakan oleh karyawan UMKM Batik pada item
pernyataan nomor 3 dan 4. Dari 60 karyawan UMKM Batik 59
karyawan dengan persentase 98 persen menjawab jawaban “Ya”
sedangkan 1 responden lainnya menjawab jawaban “Tidak”.
Pernyataan nomor 3 tersebut menunjukkan bahwa sebanyak
59 karyawan UMKM Batik sangat terbantu dalam biaya sekolah
anak setelah bekerja pada UMKM Batik dan 1 responden lainnya
belum merasa terbantu dalam biaya sekolah anak setelah bekerja
pada UMKM Batik. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang
dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dengan Ibu Isti selaku
karyawan tidak tetap Batik Topo. Ibu Isti mengatakan bahwa
pekerjaan membatik sangat membatunya dalam bidang ekonomi dan
pembiayaan sekolah anak. Setiap minggu Ibu Isti menyetor kain
batik yang sudah selesai di batik olehnya dan mengambil kain lagi
untuk produksi. Dari penghasilan membatik itu Ibu Isti bisa
menyekolahkan ketiga anaknya, anak pertamanya lulusan dari
Universitas Diponegoro yang sekarang sudah bekerja yang kedua
anaknya berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dan anak paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
bungsunya sekarang sedang menjalani tahap pendidikan di Akademi
Kepolisian Semarang.
Ibu Tukijem selaku karyawan tidak tetap Batik Erisa
mengatakan bahwa bekerja pada UMKM Batik belum mampu
membatu membiayai sekolah anaknya kejenjang yang lebih tinggi
seperti kuliah. Tetapi dari bekerja pada UMKM Batik Ibu Tukijem
sudah mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus SMA.
Pernyataan nomor 4 menunjukkan bahwa sebanyak 59
karyawan UMKM Batik terbantu dalam menanggung kehidupan
sehari-hari setelah bekerja pada UMKM Batik sedangkan 1
responden lainnya belum merasa terbantu menanggung kehidupan
sehari-hari setelah bekerja pada UMKM Batik. Hal ini juga
dirasakan oleh Ibu Yuli selaku karyawan yang bekerja pada Batik
Gunawan. Setelah bekerja pada Batik Gunawan, Ibu Yuli mampu
membantu suaminya dalam menanggung biaya hidup sehari-hari
sedangkan penghasilan dari suami digunakan untuk kepentingan
lainnya.
Ibu Desi sebagai karyawan tetap Batik Menik mengatakan
bahwa bekerja pada UMKM Batik belum mampu menanggung biaya
hidup sehari-hari karena pengeluaran keluarga Ibu Desi lebih besar
dari penghasilan yang diterimanya.
Pernyataan peningkatan kesejahteraan paling rendah dapat
dilihat pada pernyataan nomor 11, dari 60 karyawan UMKM Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
hanya ada 8 karyawan UMKM Batik dengan persentase 13 persen
menjawab jawaban “Ya” sedangkan 52 karyawan UMKM Batik atau
dengan persentase 87 persen menjawab “Tidak”. Dari pernyataan
pernyataan nomor 11 dapat disimpulkan bahwa 8 karyawan UMKM
Batik mampu merenovasi rumah setelah bekerja pada UMKM Batik
dan 52 karyawan UMKM Batik lainnya belum bisa merenovasi
rumah setelah bekerja pada UMKM Batik hal ini dikarenakan
pengasilan yang karyawan dapatkan digunakan untuk keperluan lain
yang lebih penting. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil
kuesioner terbuka yang diajukan peneliti kepada karyawan tidak
tetap Batik Bantul “Ayu” yaitu Ibu Tini mengatakan bahwa setelah
bekerja pada UMKM Batik Ibu Tini mampu memperbaharui
rumahnya yang awalnya berukuran 6x8 m2 sekarang menjadi 7x10
m2
walaupun pembangunan yang dilakukan secara bertahap.
Pernyataan nomor 10 dan 12, nomor 9 dan 5 merupakan
pernyataan dengan persentase tinggi. Sebanyak 58 karyawan
UMKM Batik menjawab “Ya” dan 2 karyawan UMKM Batik
menjawab “Tidak” pada pernyataan nomer 10. Hal ini membuktikan
bahwa bekerja pada UMKM batik memampukan karyawan untuk
menjadikan rumah mereka tempat tinggal layak huni. Berdasarkan
hasil wawancara peneliti dengan Ibu Tukiah selaku karyawan tetap
pada Batik MS mengatakan bahwa bekerja pada UMKM Batik
memampukan Ibu Tukiah untuk membeli keperluan rumah seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
membeli karpet, kasur, kursi, lampu dan korden agar rumah mereka
menjadi tempat tinggal layak huni. Sedangkan sebanyak 2 karyawan
UMKM Batik mengatakan bahwa rumah tempat tinggal mereka
sudah layak huni sebelum bekerja pada UMKM Batik.
Sebanyak 58 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya” dan 2
karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan nomer
12. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan UMKM Batik optimis
dengan masa depan yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Bapak Andri sebagai karyawan Batik Erisa mengatakan
bahwa bekerja di UMKM Batik memberikan pengalaman lebih
kepadanya untuk membuat batik sehingga pengalaman tersebut
sebagai dasar untuk membuat usaha batik sendiri di masa akan
datang. Selain itu 2 karyawan UMKM Batik yaitu Ibu Sumi sebagai
karyawan tetap Batik Adhinata dan Ibu Yeminah sebagai karyawan
tetap Batik Jumiati mengatakan bahwa mereka tidak optimis pada
masa depan yang lebih baik karena selama bekerja pada UMKM
Batik 2 karyawan tersebut merasa tidak ada perubahan peningkatan
pendapatan yang tinggi.
Sebanyak 56 karyawan UMKM Batik menjawab ”Ya” dan 4
karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan 9. Hal
ini menunjukkan bahwa bekerja pada UMKM Batik mampu
membantu karyawan untuk membuat lingkungan sekitar tempat
tinggal sehat karena membatik bersifat fleksibel bisa di bawa pulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kerumah dan karyawan UMKM Batik dapat ijin bekerja kapan saja.
Sedangkan 4 karyawan UMKM Batik mengatakan bahwa
lingkungan tempat tinggal mereka sudah sehat sebelum bekerja pada
UMKM Batik.
Sebanyak 54 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya” dan 6
“Tidak” pada pernyataan nomer 5. Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa 54 karyawan bekerja di UMKM Batik terbantu untuk
membeli kendaraan bermotor. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Ibu Puji sebagai karyawan tetap Batik Cipto mengatakan bahwa
bekerja pada UMKM Batik memampukan Ibu Puji untuk membeli
kendaraan dan membayar kredit kendaraan bermotor tersebut.
Sedangkan 6 karyawan mengatakan bahwa bekerja pada UMKM
Batik belum mampu membantu mereka membeli kendaraan
bermotor karena pendapatan dari membatik digunakan untuk
keperluan lain.
Pertanyaan nomor 1 dan 8 merupakan pernyataan dengan
persentase sedang. Sebanyak 41 karyawan UMKM Batik menjawab
“Ya” dan 19 karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada
pernyataan 1. Hal ini membuktikan bahwa sebanyak 41 karyawan
UMKM Batik mengalami peningkatan penghasilan setelah bekerja
pada UMKM Batik dan 19 karyawan UMKM Batik belum
mengalami peningkatan penghasilan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Bapak Gathang sebagai karyawan tetap Batik Ida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengatakan bahwa Bapak Gathang belum mengalami peningkatan
penghasilan setelah bekerja pada UMKM Batik karena penghasilan
Bapak Gathang sebelum bekerja lebih tinggi dibandingkan bekerja
pada UMKM Batik.
Sebanyak 32 karyawan UMKM Batik menjawab jawaban
“Ya” dan 28 menjawab “Tidak” pada pernyataan 8. Hal ini
menunjukkan bahwa bekerja pada UMKM Batik mampu membatu
karyawan untuk makan teratur dengan lauk-pauk yang memadai dan
berganti-ganti setiap hari. Sedangkan 28 karyawan UMKM Batik
masih tidak dapat makan teratur dengan lauk-pauk yang memadai.
Berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan UMKM Batik dapat
disimpulkan bahwa mereka tidak makan teratur dengan lauk-pauk
memadai karena mereka mempunyai prinsip yang penting makan
dan kenyang tidak penting apa lauk-pauknya.
Pertanyaan nomor 2, 6 dan 7 merupakan pertanyaan dengan
persentase rendah. Sebanyak 23 karyawan menjawab pernyataan
dengan jawaban “Ya” dan 37 karyawan menjawab pernyataan
dengan jawaban “Tidak” pada pernyataan nomer 2. Hal ini
menunjukkan bahwa sebanyak 23 karyawan UMKM Batik
mempunyai tabungan setelah bekerja pada UMKM Batik..
Sedangkan 37 karyawan UMKM Batik mengatakan belum mampu
menabung setelah bekerja pada UMKM Batik karena penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dari membatik digunakan untuk keperluan yang lebih penting seperti
keperluan sehari-hari.
Sebanyak 23 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya” dan 37
karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak” pada pernyataan 6. Hal
ini menunjukkan bahwa sebanyak 23 karyawan UMKM Batik
mampu melakukan rekreasi atau liburan bersama keluarga.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ika sebegai karyawan tetap
Batik Budi mengatakan bahwa rekreasi atau liburan sering dilakukan
Ibu Ika sebatas ketempat yang wisata terdekat seperti pantai
Wonosari saat libur lebaran atau tahun baru. Sedangkan 37 karyawan
belum pernah libur bersama keluarga setelah bekerja pada UMKM
Batik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan karyawan
UMKM Batik dapat disimpulkan mereka tidak berlibur karena tidak
mempunyai waktu untuk berlibur bersama keluarga dan karyawan
UMKM Batik lebih memilih kumpul bersama keluarga di rumah
saja.
Sebanyak 14 karyawan UMKM Batik menjawab “Ya”
sedangkan 46 karyawan UMKM Batik menjawab “Tidak”. Hal ini
menunjukkan bahwa bekerja pada UMKM Batik memampukan
karyawan untuk menyumbang secara teratur pada acara-acara pada
lingkungan sekitar. Sedangkan 46 karyawan lebih memilih untuk
menyumbangkan tenaga karena tidak mampu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
menyumbangkan uang kepada para masyarakat yang mempunyai
acara.
b. Crosstabulation CSR Sosial Setiap Pelaku UMKM Batik dan
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik
1) Berdasarkan tabel crosstabulation pada tabel 5.21 dapat di lihat
bahwa sebanyak 33 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM
Batik yang melakukan implementasi CSR Sosial tinggi
mengalami peningkatan kesejahteraan karyawan tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa tingginya CSR Sosial yang dilakukan
pelaku UMKM Batik dapat mempengaruhi tingginya
peningkatan kesejahteraan karyawan. Bapak Budi selaku pemilik
Batik Budi merupakan salah pelaku UMKM Batik yang
melakukan CSR Sosial tinggi dengan peningkatan kesejahteraan
karyawan tinggi mengatakan bahwa melakukan CSR yang baik
kepada karyawan akan membuat karyawan bersemangat bekerja
karena merasakan perlakuan yang baik dari pelaku UMKK Batik.
2) Sebanyak 9 karyawan yang bekerja pada UMKM Batik yang
melakukan CSR Sosial tinggi masih mengalami peningkatan
kesejahteraan karyawan rendah. Hal ini terjadi karena adanya
faktor lain seperti karyawan UMKM Batik merasa peningkatan
penghasilan mereka selama bekerja pada UMKM Batik tidak
meningkat dibandingkan penghasilan sebelum bekerja pada
UMKM Batik. Selain itu kebutuhan karyawan UMKM Batik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
yang tinggi mengakibatkan karyawan tersebut tidak mengalami
peningkatan kesejahteraan yang tinggi.
3) Sebanyak 17 karyawan yang bekerja pada pelaku UMKM yang
melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan
kesejahteraan karyawan tinggi. Hal ini dikarenakan adanya
faktor lain yaitu banyak dari karyawan UMKM Batik merupakan
ibu-ibu rumah tangga yang sebelum bekerja membatik tidak
mempunyai pekerjaan sehingga otomatis dengan bekerja pada
pada UMKM Batik maka karyawan tersebut merasakan
tingginya peningkatan kesejahteraan.
4) Sebanyak 1 karyawan yang bekerja pada UMKM Batik yang
melakukan CSR Sosial rendah mengalami peningkatan
kesejahteraan karyawan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
CSR Sosial yang rendah mengakibatkan rendahnya peningkatan
kesejahteraan karyawan.
Secara umum pelaku UMKM Batik di Pandak Bantul mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dari 60 pelaku UMKM
Batik, 50 diantaranya sudah masuk dalam implementasi CSR tinggi
dengan persentase sebesar 83 persen atau sebanyak 50 karyawan UMKM
Batik mengalami peningkatan kesejahteraan dengan indeks >0,5.
Sedangkan 10 responden lainnya masuk dalam implementasi CSR rendah
dengan persentase 17 persen. Jika dilihat dari peningkatan kesejahteraan
per item indikator BKKBN peningkatan kesejahteraan karyawan UMKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Batik paling tinggi terletak pada pernyataan nomer 3 dan 4 yaitu dapat
membantu biaya sekolah anak dan membantu menanggung kehidupan
sehari-hari dengan persentase 98 persen. Pernyataan 10 dan 12 dengan
persentase 97 persen, pertanyaanya tentang tempat tinggal layak huni dan
optimis terhadap masa depan yang lebih baik. Selain itu pernyataan 9
dan 5 yaitu lingkungan sekitar tempat tinggal sehat dan memiliki alat
transportasi dengan persentase 93 persen dan 90 persen. Dari hasil
pembahasan crosstabulation data dapat disimpulkan bahwa tingginya
peningkatan kesejahteraan karyawan tidak hanya dapat dilihat dari tinggi
rendahnya CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik tetapi dapat
juga dilihat dari faktor lain seperti tinggi rendahnya peningkatan
kesejahteraan yang dirasakan setiap karyawan UMKM Batik setelah
bekerja pada UMKM Batik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 5 maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik di pandak Pandak Bantul
tinggi. Implementasi CSR yang tertinggi adalah CSR Sosial kategori hak
asasi manusia sedangkan Implementasi CSR terendah adalah CSR Sosial
kategori praktik ketenagakerjaan dan kenyaman kerja.
2. Secara umum CSR yang dilakukan oleh pelaku UMKM Batik dapat
meningkatkan kesejahteraan karyawan UMKM Batik. Sebanyak 50
karyawan dengan persentase 83 persen karyawan sudah mengalami
peningkatan kesejahteraan tinggi. Pernyataan peningkatan kesejahteraan
tertinggi dirasakan oleh karyawan yaitu terbantunya biaya sekolah anak,
biaya terbantunya hidup sehari-hari, layaknya tempat tinggal, optimis
terhadap masa depan, lingkungan sehat dan memiliki alat transportasi
dengan persentase 98%, 97%, 93% dan 90% sedangkan peningkatan
kesejahteraan terendah yaitu merenovasi tempat tinggal dengan
persentase 13%. Berdasarkan hasil Crosstabulation data menunjukkan
bahwa tinggi rendahnya peningkatan kesejahteraan karyawan tidak hanya
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya CSR yang dilakukan oleh pelaku
UMKM Batik tetapi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah data pelaku UMKM
Batik yang peneliti dapat dari Dinas Disperindagkop Bantul tidak sesuai
dengan kenyataanya sehingga penelitian ini menjadi kurang optimal karena
terbatasnya data.
C. Saran
1. Sebaiknya Disperindagkop selalu memperbaharui data terbaru mengenai
data UMKM Batik agar peneliti selanjutnya dapat mempunyai data yang
kaya untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi pelaku UMKM Batik sebaiknya melakukan CSR Sosial secara
berkelanjutan agar semakin banyak karyawan UMKM Batik merasakan
peningkatan kesejahteraan.
3. Bagi peneliti selanjutnya perlu mencoba melakukan penelitian tentang
CSR di UMKM lainnya selain UMKM Batik karena penelitian seperti ini
sangat menarik dan masih jarang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
DAFTAR PUSTAKA
Angela. 2015. “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Finansial Dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Variabel
Intervening”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Yogyakarta.
Atmadja, Ananta Wikrama Tungga. Saputra, Komang Adi Kurniawan dan Vijaya,
Diota Prameswari. 2014. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Azizah, Rif’ Atur. 2011. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan pada UMKM Batik Kota
Pekalongan”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
BKKBN. “Batas Pengertian BDK”. Diakses dari
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx pada tanggal 27
September 2016.
Dewi, Budi Kumala. 2013. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dan Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Pada UMK Batik Bakaran Di
Kota Pati”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Global Reporting Initiative (G4) “Pedoman Pelaporan Berkelanjutan”.
Harori, M Iqbal dan Toto Gunarto. 2012. “Analisis Implementasi Program CSR
PTPN 7 Unit Usaha Beringin Terhadap Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal
Ekonomi Pembangunan. Universitas Lampung, Lampung.
Hartono, Jogiyanto 2004. “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman”. Edisi 6, Yogyakarta.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. “Data
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun
2012-2013. Diakses dari http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/ pada tanggal 6 Mei 2017.
Keraf, Sonny A. 2015. “ Etika Bisnis Tuntunan dan Relevansinya”. Kanisius,
Yogyakarta.
Mardikanto, Totok. 2014. “CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung
Jawab Sosial Korporasi)”. Cetakan Kesatu. Alfabeta, Bandung.
Mulyadi, Devi. 2007. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility) dalam Usaha Pengembangan Masyarakat”. Skripsi
dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Pamungkas, Andriani. 2010. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Industri
Kecil Batik Semarang16 di Bukit Kencana Jaya Tembalang Semarang”.
Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Pemerintah Kabupaten Bantul Kecamatan Pandak “ Visi dan Misi Kecamatan
Pandak”http://kec-pandak.bantulkab.go.id/hal/visi-dan-misi. Diakses
tanggal 15 Februari 2017.
Pemerintah Kabupaten Bantul Kecamatan Pandak “ Data Kecamatan
Pandak”https://www.bantulkab.go.id/kecamatan/Pandak.html. Diakses
tanggal 15 Februari 2017.
Pradipta, Sigit. 2013. “Pengaruh Implementasi Corporate Social Responsibility
(CSR) Terhadap Kesejahteraan Masyarakat”. Skripsi dipublikasikan.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Yogyakarta.
Sari, Yustisia Ditya 2014. “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)
Terhadap Sikap Komunitas Pada Program Perusahaan” Jurnal
dipublikasikan.
Solihin, Ismail. 2011. “Corporate Social Responsibility: From Charity To
Sustainability”. Salemba Empat, Jakarta.
Spillane, James J. 2008. “Metodologi Penelitian Bisnis”. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Statistik Daerah Kecamatan Pandak. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul
2016. “Kecamatan Pandak dalam Angka 2016”. Pandak, Bantul.
Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B”. Alfabeta,
Bandung.
Suhardi dan Purwanto S.K (2004). “Statistika Untuk Ekonomi dan keuangan
modern”. Salembah Empat, Jakarta.
Susanto, Andrianus. 2011. “Pengaruh Laba Terhadap Corporate Social
Responsibility dan Dampak Corporate Social Responsibility Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat”. Skripsi dipublikasikan. Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Umar, Husein. 2005. “Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis”. PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2008.”Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah”
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomer 11 Tahun 2009. “Kesejahteraan
Sosial”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Untung, Budi. 2014. “CSR Dunia Bisnis”. Andi, Yogyakarta.
Wulandhani, Rizka. 2015. “Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok Batik
Tulis Lanthing Pada Ibu Rumah Tangga di Gunting Gilangharjo Pandak”.
Skripsi dipublikasikan. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PIHAK INTERNAL
UMKM BATIK
1. Keuntungan apa yang didapat oleh karyawan jika bekerja sebagai karyawan
tetap dan tidak tetap?
2. Kenapa memilih karyawan dari lingkungan sekitar?
3. Apakah dengan mempekerjakan masyarakat sekitar Bapak/Ibu mampu
membantu perekonomian masyarakat?
4. Apakah Bapak/Ibu merasa usaha yang digeluti sudah berhasil membantu
masyarakat sekitar?
5. Apa saja faktor pendukung pemberdayaan masyarakat dalam usaha
Bapak/Ibu?
6. Apa saja faktor pendukung pemberdayaan masyarakat dalam usaha
Bapak/Ibu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PEDOMAN KUESIONER PIHAK INTERNAL UMKM BATIK
NamaResponden:……………………………………………………
Status Responden:
a. Pemilik
b. Pimpinan
c. Pemilik merangkapsebagaipimpinan
d. Lainnya, yaitu…………………..
1. NamaPerusahaan/UMKM:
2. Bentukbadanusaha:perseorangan/CV/PT/lainnyayaitu ………………
3. Kategori Bisnis: batiktulis/batik cap/batik lukis/kombinasiyaitu……………
4. Alamat dan No.TelponPerusahaan:
5. TahunPendirian Perusahaan:
6. Jumlah KaryawanTetap: orang(Pria: orang;Wanita: orang)
7. Jumlah KaryawanLepas: orang(Pria: orang;Wanita: orang)
8. Visi/MisiPerusahaan(bilaada):
9. Agama:
10. JenisKelamin:
11. Usia:
12. PendidikanTerakhir:a.tidaktamatSD b.TamatSD c.TamatSMP
d.TamatSLTA e.Diploma (D1/D2/D3) f.Sarjana(D4/S1)
g. PaskaSarjana(S2/S3)
Kategori Sosial: Praktek Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
G4-LA1 Pemilihan karyawan berdasarkan kelompok
umur, gender dan wilayah. Ya Tidak
G4-LA2 Memberikan tambahan upah bagi karyawan
yang bekerja dengan baik. Ya Tidak
G4-LA3 Memperbolehkan karyawan untuk berhenti
kerja sementara karena sedang hamil. Ya Tidak
G4-LA4 Memberitahukan kepada karyawan
mengenai setiap perubahan kebijakan
sebelum kebijakan tersebut ditetapkan.
Ya Tidak
G4-LA5 Menerima saran dari pekerja mengenai
keselamatan kerja. Ya Tidak
G4-LA6 Memperhatikan karyawan yang memiliki
penyakit, kecelakaan kerja dan kematian Ya Tidak
G4-LA7 Memberikan informasi bahaya dampak
produksi kepada karyawan. Ya Tidak
G4-LA8 Memberikan jaminan kesehatan kepada
karyawan. Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
G4-LA9 Memiliki jam pelatihan karyawan. Ya Tidak
G4-LA10 Adanya pelatihan bagi setiap karyawan. Ya Tidak
G4-LA11 Memberikan perkembangan jenjang
pekerjaan pada karyawan. Ya Tidak
G4-LA14 Pemilihan pemasok bahan baku berdasarkan
keriteria tertentu. Ya Tidak
G4-LA16 Menerima pengaduan karyawan mengenai
masalah ketenagakerjaan. Ya Tidak
Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
G4-HR1 Membuat perjanjian kerja dengan karyawan
berkaitan Hak Asasi Manusia. Ya Tidak
G4-HR2 Memberikan pengetahuan mengenai Hak
Asasi Manusia kepada karyawan. Ya Tidak
G4-HR5 Mengetahui dan membantu untuk tidak
memperkerjakan Karyawan di bawah umur. Ya Tidak
G4-HR8 Mengetahui bahwa proses produksi tidak
melanggar hak karyawan dan masyarakat
sekitar.
Ya Tidak
G4-HR9 Sadar dan menghormati Hak Asasi
Manusia. Ya Tidak
G4-HR11 Mengetahui adanya dampak negatif akibat
pelanggaran Hak Asasi Manusia. Ya Tidak
G4-HR12 Turut menyelesaikan apabila ada dampak
negatif akibat pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
Ya Tidak
Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat
G4-SO1 Melibatkan karyawan dan masyarakat
sekitar dalam setiap aktivitas bisnis. Ya Tidak
G4-SO2 Memberikan informasi kepada karyawan
dan masyarakat sekitar jika proses produksi
menghasilkan dampak negatif.
Ya Tidak
G4-SO8 Turut membayar denda apabila melanggar
aturan, peraturan di masyarakat/ karyawan
sekitar, dan Undang-undang.
Ya Tidak
G4-SO9 Memilih pemasok bahan baku berdasarkan
pertimbangan dari karyawan dan
masyarakat sekitar.
Ya Tidak
G4-SO10 Memberikan tindakan apabila pemiilihan
pemasok bahan baku memberikan dampak
negatif terhadap karyawan dan masyarakat.
Ya Tidak
G4-SO11 Turut serta dalam menyelesaikan masalah
pengaduan karyawan dan masyarakat
sekitarnya.
Ya Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 2
KUESIONER TENAGA KERJA
A. Identitas Responden
Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuia.
- Berilah tanda ( ) atau tanda silang (X) pada nomer yang sesuai
dengan identitas anda.
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. Tidak tamat SD
c. Tamat SD/sederajat
d. Tidak tamat SMP
e. Tamat SMP
f. Tidak tamat SMA
g. Tamat SMA
h. Perguruan tinggi
B. Partisipasi Tenaga Kerja
Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuia.
- Berilah tanda ( ) atau tanda silang (X) pada nomer yang sesuai
dengan identitas anda.
1. Berapa lama Bapak/Ibu bekerja di UMKM Batik ini?
Jawab: tahun
2. Dampak apa saja yang Bapak/Ibu rasakan setelah bekerja di UMKM Batik
ini?
Jawab :
3. Berapa penghasilan Bapak/Ibu sebelum bekerja di UMKM Batik?
Jawab:
4. Berapa penghasilan Bapak/Ibu setelah bekerja di UMKM Batik?
Jawab:
5. Apakah penghasilan yang Bapak/Ibu dapatkan setelah bekerja di UMKM
Batik mampu menopang kehidupan keluarga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Jawab:
a. Ya
b. Tidak
Alasan:
6. Apakah pemilik UMKM Batik pernah memberikan bantuan kepada
Bapak/Ibu?
a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, apa saja sumbangannya?
7. Apakah ada pelatihan yang diberikan pelaku UMKM kepada Bapak/Ibu?
a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, apa saja pelatihanya?
8. Apakah Bapak/Ibu merasakan manfaat dari bekerja pada UMKM Batik?
a. Ya
b. Tidak
Jika Ya, apa saja manfaatnya?
9. Apa yang Bapak/Ibu harapkan dari pemilik UMKM untuk saat ini?
Jawab:
10. Adakah kendala yang Bapak/Ibu rasakan selama bekerja pada UMKM
Batik?
a. Ada
b. Tidak
Jika Ada, apa saja kendalanya?
C. Kondisi Taraf Hidup Tenaga Kerja
Petunjuk pengisian:
- Isilah titik-titik kosong dengan jawaban yang sesuia.
- Berilah tanda ( ) atau tanda silang (X) pada nomer yang sesuai
dengan identitas anda.
1. Berapa jumlah anggota keluarga Bapak/Ibu? (termasuk Bapak/Ibu)
Jawab : orang
2. Berapa jumlah tanggungan Bapak/Ibu?
Jawab : orang
3. Apakah ada keluarga yang tidak mengenyam pendidikan?
a. Ada
b. Tidak
Jika ada, berapa orang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
4. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan keagamaan di desa?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapa luas lantai rumah Bapak/Ibu?
Jawab: m2
6. Apakah ada pembangunan rumah setahun kemarin?
a. Ya
b. Tidak
Jika iya, berapa luasnya? m2
7. Berapa kali Bapak/Ibu makan dalam 1 hari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. > 3 kali
8. Apakah Bapak/Ibu makan daging ayam, sapi atau ikan dalam seminggu
terakhir?
Jika iya, berapa kali? Jawab: kali
Indikator Peningkatan Kesejahteraan
Bapak/Ibu diharapkan memilih salah satu dari dua alternatif jawaban yang telah
tersedia. Berilah tanda centang ( ) atau tanda silang (X) pada lingkaran () yang
berada sebelum alternatif jawaban untuk jawaban yang Bapak/Ibu pilih.
No. Indikator Peningkatan Kesejahteraan Selama Bekerja di
UMKM Batik
1 Penghasilan meningkat Ya Tidak
2 Memiliki tabungan keluarga Ya Tidak
3 Terbantu dalam biaya sekolah anak Ya Tidak
4 Terbantu dalam menanggung biaya hidup
sehari-hari
Ya Tidak
5 Memiliki alat transportasi Ya Tidak
6 Rekreasi/liburan bersama Ya Tidak
7 Memberikan sumbangan secara teratur Ya Tidak
8 Makan teratur dengan lauk-pauk Ya Tidak
9 Lingkungan sekitar tempat tinggal sehat Ya Tidak
10 Tempat tinggal layak huni Ya Tidak
11 Renovasi tempat tinggal Ya Tidak
12 Optimis terhadap masa depan yang lebih
baik
Ya Tidak
Sumber: Susanto (2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 3
Indeks Corporate Social Responsibility (CSR Sosial) Pelaku UMKM Batik
di Pandak Bantul
No Nama UMKM Jumlah Jawaban
“Ya” Jumlah Pernyataan Indeks CSR Sosial
CSR Sosial Tinggi CSR Sosial Rendah
1 Batik Ida Lestari 20 26 0,77 X
2 Batik Chandra 12 26 0,46 X
3 Batik Pasindra 11 26 0,42 X
4 Batik Desi 12 26 0,46 X
5 Batik ABD dan Tanto 9 26 0,35 X
6 Batik Atha 14 26 0,54 X
7 Batik Mawar 5 26 0,19 X
8 Batik Alfita 20 26 0,77 X
9 Batik Bantul “Ayu” 22 26 0,85 X
10 Batik Budi Harjono 23 26 0,89 X
11 Batik Cipto Rahmadhani 23 26 0,89 X
12 Batik MS 11 26 0,42 X
13 Batik Erisa 14 26 0,54 X
14 Batik Tugiran 19 26 0,73 X
15 Batik Adhinata 19 26 0,73 X
16 Rekso Batik 12 26 0,46 X
17 Batik Topo 17 26 0,65 X
18 Batik Arji SM 13 26 0,50 X
19 Batik Pragitha 24 26 0,92 X
20 Batik Menik 18 26 0,69 X
21 Batik Lanthing 25 26 0,96 X
22 Dirjo Batik 17 26 0,65 X
23 Batik Jumiati 10 26 0,39 X
24 Batik Krisna 14 26 0,54 X
25 Prawesty Batik 16 26 0,62 X
26 Batik Wongso 21 26 0,81 X
27 Batik Nining 14 26 0,54 X
28 Gunawan Batik 23 26 0,89 X
29 Batik Mujiman 22 26 0,85 X
30 Batik Ramadhani 14 26 0,54 X
Jumlah 19,02
Rata-rata CSR Sosial 0,63
Sumber Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 4
Indeks Peningkatan Kesejahteraan Setiap
Karyawan UMKM Batik
No Nama
UMKM Karyawan
Jumlah
jawaban
“Ya”
Jumlah Pernyataan
Indeks BKKBN
Kategori
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Tinggi
Kategori
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Rendah
1 Batik Ida Lestari Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
2 Batik Chandra Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
3 Batik Pasindra Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
4 Batik Desi Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
5 Batik ABD dan Tanto Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
6 Batik Atha Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
7 Batik Mawar Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
8 Batik Alfita Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
9 Batik Bantul “Ayu” Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
10 Batik Budi Harjono Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
11 Batik Cipto Rahmadhani Karyawan Tetap 11 12 0,92 X
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
12 Batik MS Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
13 Batik Erisa Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
14 Batik Tugiran Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
15 Batik Adhinata Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Indeks Peningkatan Kesejahteraan Setiap
Karyawan UMKM Batik (Lanjutan)
No Nama
UMKM Karyawan
Jumlah
jawaban “Ya”
Jumlah
Pernyataan Indeks BKKBN
Kategori
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Tinggi
Kategori
Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Rendah
16 Rekso Batik Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
17 Batik Topo Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
18 Batik Arji SM Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
19 Batik Pragitha Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
20 Batik Menik Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
21 Batik Lanthing Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 10 12 0,83 X
22 Dirjo Batik Karyawan Tetap 10 12 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
23 Batik Jumiati Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 7 12 0,58 X
24 Batik Krisna Karyawan Tetap 9 12 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
25 Prawesty Batik Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 8 12 0,67 X
26 Batik Wongso Karyawan Tetap 8 12 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
27 Batik Nining Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
28 Gunawan Batik Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
29 Batik Mujiman Karyawan Tetap 6 12 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 9 12 0,75 X
30 Batik Ramadhani Karyawan Tetap 7 12 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 6 12 0,50 X
Jumlah 40,46
Rata-rata 0,67
Sumber Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 5
CSR Sosial Pelaku UMKM Batik dan Peningkatan Kesejahteraan
Setiap Karyawan UMKM Batik
No Nama
UMKM
Indeks
CSRs
CSR Sosial
Tinggi CSR Sosial
Rendah Karyawan
Indeks
BKKBN
Kategori Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Tinggi
Kategori Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Rendah
1 Batik Ida
Lestari 0,77
X
Karyawan Tetap 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
2 Batik Chandra 0,46
X Karyawan Tetap 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
3 Batik Pasindra 0,42
X
Karyawan Tetap 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
4 Batik Desi 0,46
X Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
5 Batik ABD dan Tanto
0,35
X Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
6 Batik Atha 0,54 X Karyawan Tetap 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
7 Batik Mawar 0,19
X
Karyawan Tetap 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
8 Batik Alfita 0,77 X Karyawan Tetap 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
9 Batik Bantul
“Ayu”
0,85
X
Karyawan Tetap 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
10 Batik Budi
Harjono 0,89 X
Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
11 Batik Cipto
Rahmadhani
0,89
X
Karyawan Tetap 0,92 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
12 Batik MS 0,42
X Karyawan Tetap 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
13 Batik Erisa 0,54
X
Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
14 Batik Tugiran 0,73 X Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
15 Batik Adhinata 0,73
X
Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
CSR Sosial Pelaku UMKM Batik dan Peningkatan Kesejahteraan
SetiapKaryawan UMKM Batik (Lanjutan)
No Nama
UMKM
Indeks
CSRs
CSR Sosial
Tinggi CSR Sosial
Rendah Karyawan
Indeks
BKKBN
Kategori Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Tinggi
Kategori Peningkatan
Kesejahteraan
Karyawan Rendah
16 Rekso Batik 0,46 X Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
17 Batik Topo 0,65
X
Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
18 Batik Arji SM 0,50
X Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
19 Batik Pragitha 0,92
X
Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
20 Batik Menik 0,69
X
Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
21 Batik Lanthing 0,96 X Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,83 X
22 Dirjo Batik 0,65
X
Karyawan Tetap 0,83 X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
23 Batik Jumiati 0,39
X Karyawan Tetap 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 0,58 X
24 Batik Krisna 0,54
X
Karyawan Tetap 0,75 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
25 Prawesty Batik 0,62 X Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,67 X
26 Batik Wongso 0,81
X
Karyawan Tetap 0,67 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
27 Batik Nining 0,54 X Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
28 Gunawan Batik 0,89
X
Karyawan Tetap 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
29 Batik Mujiman 0,85 X Karyawan Tetap 0,50 X
Karyawan Tidak Tetap 0,75 X
30 Batik
Ramadhani 0,54 X
Karyawan Tetap 0,58 X
Karyawan Tidak Tetap 0,50 X
Jumlah 19,02 40,46
Rata-rata 0,63 0,67
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 6
Tabel Jawaban Kuesioner Indeks CSR Per Responden Pelaku UMKM Batik
No Responden Pelaku UMKM Batik
Pernyataan Total Jawaban Per Pelaku
UMKM
G4-LA1 - G4-LA13 G4-HR1 - G4-HR7 G4-SO1 - G4-SO6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 Ya Tidak
1 Batik Ida Lestari T T Y Y Y Y Y T T Y Y T Y Y Y Y Y Y Y T T T Y T T Y 20 6
2 Batik Chandra T Y Y Y T T Y T T Y T T Y Y T Y Y T Y Y Y T T T T T 12 14
3 Batik Pasindra T Y Y T T T T T T T T T T T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 11 15
4 Batik Desi T Y Y T T Y Y T T T T T T T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 12 14
5 B. ADB dan Tanto T Y Y T Y T T T T T T T Y T T T Y Y Y T T T Y T T Y 9 17
6 Batik Atha T Y Y Y Y Y Y T T T T T Y T T T T Y Y Y Y Y T T Y Y 14 12
7 Batik Mawar T T Y Y Y Y Y T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 5 21
8 Batik Alfita T Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 20 6
9 B. Bantul “Ayu” T Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 22 4
10 Batik Budi Harjono T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 23 3
11 Cipto Rahmadhani T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 23 3
12 Batik MS Y T Y T T T T T Y Y T T Y T T T Y Y Y Y T T Y T T Y 11 15
13 Batik Erisa T Y Y Y Y Y Y T T Y T T Y T T T Y Y Y Y T Y Y T T T 14 12
14 Batik Tugiran T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 19 7
15 Batik Adhinata T Y Y Y Y Y Y Y T Y T T Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 19 7
16 Rekso Batik T T Y T T T Y T T T T T Y Y T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 12 14
17 Batik Topo T Y Y Y Y Y Y T T Y T Y Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T T Y 17 9
18 Batik Arji SM T T Y T T Y Y T T Y T T Y T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 13 13
19 Batik Pragitha T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 24 2
20 Batik Menik T Y Y Y Y Y T T T Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 18 8
21 Batik Lanthing Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 25 1
22 Dirjo Batik T Y Y Y Y Y Y Y T Y T Y Y T T T Y Y Y T T Y Y T Y Y 17 9
23 Batik Jumiati T T Y T Y Y T T T T T Y Y T T T Y Y Y T Y T Y T T T 10 16
24 Batik Krisna T Y Y Y Y Y Y T T Y T Y Y T T T T Y Y Y T Y Y T Y Y 14 12
25 Prawesty Batik T Y Y Y Y Y Y T T T T Y Y T T T Y Y Y Y T Y Y T Y Y 16 10
26 Batik Wongso Y T Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y T 21 5
27 Batik Nining T T Y T Y Y Y T T T T T Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 14 12
28 Gunawan Batik Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y 23 3
29 Batik Mujiman T Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y 22 4
30 Batik Ramadhani T Y Y T Y Y Y T T T T T Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y T T T 14 12
Total Jawaban 494 286
Persentase Jawaban 63% 37%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 7
Tabel Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
Pertanyaan
Responden Pelaku UMKM Batik Total Jawaban Per
Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0 Ya Tidak
G4-LA1 T T T T T T T T T T T Y T T T T T T T T Y T T T T Y T Y T T 4 26
G4-LA2 T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y T Y Y Y Y T Y Y T T Y Y Y 22 8
G4-LA3 Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 30 0
G4-LA4 Y Y T T T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y T Y Y Y Y T Y Y T T Y Y T 20 10
G4-LA5 Y T T T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 24 6
G4-LA6 Y T T Y T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 25 5
G4-LA7 Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y Y Y Y Y Y 25 5
G4-LA8 T T T T T T T T T Y Y T T Y Y T T T Y T Y Y T T T Y T Y T T 9 21
G4-LA9 T T T T T T T T T T T Y T T T T T T Y T Y T T T T T T T T T 3 27
G4-LA10 Y Y T T T T T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y T Y T Y T Y Y T 20 10
G4-LA11 Y T T T T T T Y Y Y Y T T Y T T T T Y T Y T T T T Y T Y Y T 11 19
G4-LA12 T T T T T T T Y Y Y Y T T Y T T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T 16 14
G4-LA13 Y Y T T Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 27 3
Total Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Praktik Ketenagakerjaan
dan Kenyamanan Bekerja 236 154
Persentase 60,51% 39,49%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 8
Tabel Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia
Pertanyaan
Responden Pelaku UMKM Batik Total Jawaban Per
Peryataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0 Ya Tidak
G4-HR1 Y Y T T T T T Y Y Y Y T T T Y Y T T Y Y Y T T T T Y T Y Y Y 15 15
G4-HR2 Y T T T T T T T Y Y Y T T T T T T T Y Y Y T T T T Y T Y Y T 10 20
G4-HR3 Y Y T T T T T T Y Y Y T T T T T T T Y T Y T T T T Y T Y Y T 10 20
G4-HR4 Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y 27 3
G4-HR5 Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 28 2
G4-HR6 Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 29 1
G4-HR7 T Y Y Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y 25 5
Total Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Hak Asasi Manusia 144 66
Persentase 68,57% 31,43%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 9
Tabel Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat
Pertanyaan
Responden Pelaku UMKM Batik Total Jawaban Per
Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0 Ya Tidak
G4-SO1 T Y Y T T Y T Y Y Y Y T T T Y T Y T Y T Y T Y T T Y Y T Y Y 16 14
G4-SO2 T T Y Y T Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y 24 6
G4-SO3 Y T Y Y Y T T Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y 27 3
G4-SO4 T T T T T T T Y Y T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 2 28
G4-SO5 T T Y Y T Y T Y Y Y Y T T Y Y Y T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y T 21 9
G4-SO6 Y T Y Y Y Y T Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y Y Y T 24 6
Total Jawaban Kuesioner Pelaku UMKM Batik Kategori Sosial: Karyawan dan Masyarakat 114 66
Persentase 63,33% 36,67%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 10
Tabel Jawaban Kuesioner Indeks Peningkatan Kesejahteraan Per Responden Karyawan UMKM Batik
No Nama UMKM Karyawan Pernyataan
Total Jawaban Per
Karyawan UMKM Batik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ya Tidak
1 Batik Ida Lestari Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y 8 4
2 Batik Chandra Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
3 Batik Pasindra Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y 9 3
4 Batik Desi Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y T Y 8 4
5 Batik ADB dan Tanto Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T Y T Y Y T Y 8 4
6 Batik Atha Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
7 Batik Mawar Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y 8 4
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
8 Batik Alfita Karyawan Tetap T T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y 10 2
9 Batik Bantul “Ayu” Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y 8 4
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y T Y Y 8 4
10 Batik Budi Harjono Karyawan Tetap Y Y Y Y T Y T Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y 10 2
11 Batik Cipto Rahmadhani Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y 11 1
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 10 2
12 Batik MS Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y 8 4
13 Batik Erisa Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y T T T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap Y T T Y Y T T Y T Y T Y 6 6
14 Batik Tugiran Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y 9 3
15 Batik Adhinata Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y Y T Y Y T T 8 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tabel Jawaban Kuesioner Indeks Peningkatan Kesejahteraan Per Responden Karyawan UMKM Batik (Lanjutan)
No Nama UMKM Karyawan Pernyataan
Total Jawaban Per
Karyawan UMKM Batik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ya Tidak
16 Rekso Batik Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T T Y Y T Y 9 3
17 Batik Topo Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y 10 2
18 Batik Arji SM Karyawan Tetap Y T Y Y T Y T Y T Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y 9 3
19 Batik Pragitha Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y Y Y 9 3
20 Batik Menik Karyawan Tetap T Y Y T Y Y T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y T Y T T Y Y Y Y 8 4
21 Batik Lanthing Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y 10 2
22 Dirjo Batik Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y 10 2
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T T T Y Y Y Y 6 6
23 Batik Jumiati Karyawan Tetap T T Y Y Y T Y Y Y Y T Y 8 4
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T T 7 5
24 Batik Krisna Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
25 Prawesty Batik Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y 8 4
26 Batik Wongso Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y 8 4
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
27 Batik Nining Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y Y Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T T Y T Y 6 6
28 Gunawan Batik Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T Y T Y Y T Y 6 6
29 Batik Mujiman Karyawan Tetap T T Y Y T T T Y Y Y T Y 6 6
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y 9 3
30 Batik Ramadhani Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y 7 5
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y 6 6
Total Jawaban 486 234
Persentase Jawaban 67% 33%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 11
Tabel Jawaban Kuesioner Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik Per Item Indikator BKKBN
No Nama UMKM Karyawan Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Batik Ida Lestari Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y
2 Batik Chandra Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
3 Batik Pasindra Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y
4 Batik Desi Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y T Y
5 Batik ADB dan Tanto Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T Y T Y Y T Y
6 Batik Atha Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T Y
7 Batik Mawar Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
8 Batik Alfita Karyawan Tetap T T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
9 Batik Bantul “Ayu” Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y T Y Y
10 Batik Budi Harjono Karyawan Tetap Y Y Y Y T Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y
11 Batik Cipto Rahmadhani Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y Y Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
12 Batik MS Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y
13 Batik Erisa Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y T T T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T T Y Y T T Y T Y T Y
14 Batik Tugiran Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y T Y
15 Batik Adhinata Karyawan Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y Y T Y Y T T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel Jawaban Kuesioner Peningkatan Kesejahteraan Karyawan UMKM Batik Per Item Indikator BKKBN (Lanjutan)
No Nama UMKM Karyawan Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16 Rekso Batik Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y Y T T Y Y T Y
17 Batik Topo Karyawan Tetap Y T Y Y Y T Y Y Y Y Y Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T Y Y Y Y Y
18 Batik Arji SM Karyawan Tetap Y T Y Y T Y T Y T Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y
19 Batik Pragitha Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T T Y Y Y Y
20 Batik Menik Karyawan Tetap T Y Y T Y Y T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y T Y T T Y Y Y Y
21 Batik Lanthing Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T Y Y Y Y T Y
22 Dirjo Batik Karyawan Tetap Y Y Y Y Y Y Y T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T T T Y Y Y Y
23 Batik Jumiati Karyawan Tetap T T Y Y Y T Y Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T Y Y T T
24 Batik Krisna Karyawan Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
25 Prawesty Batik Karyawan Tetap T T Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y Y Y Y Y T T T Y Y T Y
26 Batik Wongso Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y Y T Y Y Y T Y
27 Batik Nining Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y Y Y
Karyawan Tidak Tetap T Y Y Y Y T T T T Y T Y
28 Gunawan Batik Karyawan Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y T T Y T Y Y T Y
29 Batik Mujiman Karyawan Tetap T T Y Y T T T Y Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap Y T Y Y Y Y T Y Y Y T Y
30 Batik Ramadhani Karyawan Tetap Y T Y Y Y T T T Y Y T Y
Karyawan Tidak Tetap T T Y Y Y T T T Y Y T Y
Total Jawaban “Ya” 41 23 59 59 54 23 14 32 56 58 8 58
Persentase Jawaban “Ya” 67,36%
Total Jawaban “Tidak” 19 37 1 1 6 37 46 28 4 2 52 2
Persentase Jawaban “Tidak” 32,64%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 12
Karakteristik Responden
No Nama UMKM Nama Pemilik Alamat Tahun
Berdiri
Nama Karyawan
Sebagai Responden
Identitas Karyawan
Sebagai Responden
Jumlah Karyawan
UMKM
1 Batik Ida Lestari Ibu Ida Pedak 2007 Bapak Gathang Karyawan Tetap 4
Ibu Aminah Karyawan Tidak Tetap 5
2 Batik Chandra Bapak Jaikem Gunting 1991 Bapak Rohmadi Karyawan Tetap 4
Bapak Haris Karyawan Tidak Tetap 4
3 Batik Pasindra Bapak Panji Gunting 1989 Ibu Mujiarsi Karyawan Tetap 3
Bapak Muwardi Karyawan Tidak Tetap 4
4 Batik Desi Bapak Giyat Gunting 2000 Ibu Sari Karyawan Tetap 3
Ibu Murni Karyawan Tidak Tetap 2
5 Batik ADB dan
Tanto Bapak Mugiyo Pandak 1999
Ibu Rahayu Karyawan Tetap 5
Ibu Nita Karyawan Tidak Tetap 2
6 Batik Atha Mas Rohmat Gunting 2014 Bapak Sar Karyawan Tetap 10
Bapak Tin Karyawan Tidak Tetap 3
7 Batik Mawar Bapak Hardilah Tirto 1993 Ibu In Karyawan Tetap 2
Ibu Bunijem Karyawan Tidak Tetap 2
8 Batik Alfita Bapak Tugiyo Tirto 1994 Bapak Zari Karyawan Tetap 4
Ibu Jumini Karyawan Tidak Tetap 3
9 Batik Bantul
“Ayu” Mas Tri S Pedak 2005
Ibu Nur Karyawan Tetap 20
Ibu Tini Karyawan Tidak Tetap 8
10 Batik Budi
Harjono Bapak Budi Tirto 2005
Ibu Ika Karyawan Tetap 7
Ibu Ida Karyawan Tidak Tetap 26
11 Batik Cipto
Rahmadhani Bapak Jiyono Tirto 1980
Ibu Puji Karyawan Tetap 4
Ibu Dwi Karyawan Tidak Tetap 6
12 Batik MS Bapak Biyat Tirto 1995 Ibu tukiyah Karyawan Tetap 4
Bapak Bami Karyawan Tidak Tetap 5
13 Batik Erisa Bapak Tri Maryanto Pedak 2000 Bapak Andri Karyawan Tetap 10
Ibu Tukijem Karyawan Tidak Tetap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Karakteristik Responden (Lanjutan)
No Nama UMKM Nama Pemilik Alamat Tahun
Berdiri Nama Karyawan Identitas Karyawan
Jumlah Karyawan
UMKM
14 Batik Tugiran Bapak Tugiran Bergan 1986 Ibu Parmi Karyawan Tetap 9
Ibu Mujinah Karyawan Tidak Tetap 5
15 Batik Adhinata Mas Adhinata Bergan 2015 Ibu Sumi Karyawan Tetap 5
Bapak Suraso Karyawan Tidak Tetap 2
16 Rekso Batik Ibu Siti Pandak 2014 Bapak Agung Karyawan Tetap 7
Bapak Catur Karyawan Tidak Tetap 3
17 Batik Topo Bapak Topo Pijenan 1976 Bapak Triono Karyawan Tetap 7
Ibu Isti Ningsih Karyawan Tidak Tetap 2
18 Batik Arji SM Bapak Fakhrudin Tirto 1992 Ibu Retno Karyawan Tetap 3
Ibu Darti Karyawan Tidak Tetap 6
19 Batik Pragitha Bapak Githo Gunting 1987 Bapak Rakiso Karyawan Tetap 25
Ibu Sutinah Karyawan Tidak Tetap 8
20 Batik Menik Ibu Menik Bergan 1976 Ibu Desi Karyawan Tetap 11
Ibu Kalsiati Karyawan Tidak Tetap 5
21 Batik Lanthing Bapak Tumilan Gunting 2004 Ibu Sumarsih Karyawan Tetap 20
Ibu Warjien Karyawan Tidak Tetap 5
22 Dirjo Batik Mbak Ika Pijenan 1968 Ibu Hartini Karyawan Tetap 12
Ibu Suarti Karyawan Tidak Tetap 4
23 Batik Jumiati Ibu Jumiati Gunting 1990 Ibu Tukilah Karyawan Tetap 2
Ibu Yeminah Karyawan Tidak Tetap 2
24 Batik Krisna Bapak Supriyono Gunting 1987 Bapak Gadhang Karyawan Tetap 4
Ibu Susi Karyawan Tidak Tetap 2
25 Prawesty Batik Ibu Herly Ngeblak 2011 Bapak Nulatno Karyawan Tetap 5
Ibu Nuri Karyawan Tidak Tetap 3
26 Batik Wongso Mas Fendi Pijenan 2010 Bapak Deni Karyawan Tetap 3
Ibu Yuli Karyawan Tidak Tetap 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Karakteristik Responden (Lanjutan)
No Nama UMKM Nama Pemilik Alamat Tahun
Berdiri Nama Karyawan Identitas Karyawan
Jumlah Karyawan
UMKM
27 Batik Nining Ibu Sri Marsni Ngeblak 2000 Bapak Paidi Karyawan Tetap 6
Ibu Imah Karyawan Tidak Tetap 2
28 Gunawan Batik Ibu Indah Ngeblak 2010 Bapak Slamet Karyawan Tetap 10
Ibu Yuli Karyawan Tidak Tetap 2
29 Batik Mujiman Bapak Mujiman Gesikan 2016 Ibu Pujini Karyawan Tetap 4
Ibu Diah Karyawan Tidak Tetap 2
30 Batik Ramadhani Bapak Joko M Pijenan 2001 Bapak Fauzi Karyawan Tetap 5
Ibu Nganti Karyawan Tidak Tetap 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI