imk (2)
-
Upload
afif-sanqaremaniamylanysty -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
Transcript of imk (2)
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas pelajaran Interaksi Manusia dan Komputer ( IMK ).
Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan manfaat teknologi informasi
yang semakin berkembang pesat bagi semua aspek kehidupan. Penulis sangat berharap tulisan ini
dapat membantu kita untuk mengetahui manfaat teknologi informasi dan komunikasi terhadap
kegiatan-kegiatan yang ada di Universitas Negeri Semarang, baik dari sisi positif maupun
negative. Agar kedepannya diharapkan kita dapat menggunakan teknologi dengan sebaik-
baiknya dan maksimal.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan bapak dan ibu Dosen, sehingga kendala-kendala penulis dapat
teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada pembaca saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan
datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Semarang, 22 Oktober 2013
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................... 3
1.5 Manfaat Penulisan Makalah.................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mahapala UNNES.................................................................................... 5
2.2 Kegiatan Mahapala UNNES.................................................................... 5
2.3 Sejarah Pecinta Alam Serta Perkembangannya....................................... 5
2.4 Aktivitas Pecinta Alam............................................................................ 8
2.5 Aplikasi Kiat Berpetualang...................................................................... 9
BAB 3. METODE KEGIATAN
3.1 Metode Pengumpulan Data...................................................................... 10
3.2 Studi Aplikasi........................................................................................... 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, segala aspek kehidupan telah mampu berkembang dengan pesatnya,
perkembangan tersebut beriringan pula dengan perkembangan manusia, dari manusia yang
tradisional menjadi manusia moderen, kemudian secara otomatis perkembangan tersebut
menuntut manusia menuju kearah globalisasi. Penyebab utama dari perubahan tersebut adalah
pada aspek teknologi informasi dan komunikasi. Contoh paling sederhana yaitu mahasiswa, yang
dulunya ketika ingin melihat nilai hasil studi mahasiswa harus kekampus, sekarang dengan hp
saja sudah bisa melihat. Perkembangan teknologi juga sedikit membantu UKM untuk
memperkenalkan UKM mereka. Jadi bagi mahasiswa yang ingin lebih tahu tentang UKM yang
akan mereka ikuti tidak perlu harus pergi ke PKMU cukup membuka web, blog maupun media
social seperti facebook dan twitter.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah melahirkan sistem
pendidikan secara lebih praktis, baik pendidikan formal atau non formal, dengan menggunakan
fasilitas internet. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar
mengajar merupakan model pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran alternatif yang mulai dikembangkan dalam sistem
pendidikan di Indonesia adalah Mobile Learning. Mobile Learning adalah sebuah model
pembelajaran yang mengadopsi perkembangan teknologi seluler dan perangkat HP (handphone),
dimana teknologi ini dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media pembelajaran.
Secara umum pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat mendukung proses
belajar mandiri dan memacu inisiatif dari manusia, sebab mereka dapat menentukan kapan dan di
mana mereka belajar. Bagi manusia yang memiliki tingkat kecepatan belajar yang tinggi, bisa
mempercepat proses belajar mereka.
Metode penyampaian materi yang seringkali juga disertai dengan visualisasi dan desain
menarik, dilengkapi dengan audio-video, maupun virtual-reality nampaknya sesuai dengan minat
1
manusia. Fitur lain yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan teman lainnya bisa melalui
pengiriman pesan, chatting, maupun bergabung dalam forum diskusi yang tersedia.
Bagi organisasi dalam hal ini UKM, ketersediaan berbagai aplikasi yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi juga dapat memudahkan mereka dalam memberikan materi
tambahan yang dapat mendukung proses belajar mengajar manusia.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatannya
juga semakin meluas ke berbagai bidang, mulai dari sekedar untuk hiburan, pemerintahan, dan
berbagai bidang lainnya. Salah satu manfaat yang paling dirasakan adalah pada bidang
pendidikan, adanya akses luas bagi pada penggunanya untuk mendapatkan informasi apapun
yang dibutuhkan. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi pada lembaga pendidikan
saat ini, bukan hanya sebagai penunjang, melainkan menjadi sebuah kebutuhan dan kewajiban.
Teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terciptanya lingkungan belajar
global yang berhubungan dengan jaringan yang menempatkan manusia di tengah-tengah proses
pembelajaran, dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan layanan belajar elektronik. Untuk itu,
sistem pendidikan konvensional seharusnya menunjukkan sikap yang bersahabat dengan
alternatif cara belajar yang baru yang sarat dengan teknologi.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, banyak aplikasi
teknologi yang telah dikembangkan. Perkembangan teknologi juga melahirkan sebuah konsep
pembelajaran baru yaitu mobile learning atau M-Learning. M-Learning adalah pembelajaran
yang menggunakan telepon bimbit atau PDA sebagai sarana untuk melakukan pembelajaran.
Dengan adanya M-Learning, seseorang bisa melakukan pembelajaran pada waktu dan tempat
yang lebih fleksibel.
Mahasiswa Pencinta Alam merupakan organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan
dalam suatu intitusi pendidikan tinggi yang dibentuk sebagai wadah pendidikan
kepencintaalaman. Dalam penyelenggaraanya diharapkan dapat menyampaikan secara tepat hal –
hal yang dimaksud dengan pendidikan kepencintaalaaman. Oleh karena itu diharapkan dengan
adanya aplikasi “kiat berpetualang” di design dengan semenarik mungkin, efisien, dan efektif
bisa dijadikan media pembelajaran ini agar pengguna dapat dengan bisa melakukan
pembelajaran pada waktu dan tempat yang lebih fleksibel.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar uraian Latar Belakang, maka timbul Perumusan Masalah sebagai berikut:
Apa itu UKM MAHAPALA UNNES dan bagaimana fungsinya, lantas apa saja fitur dari
aplikasi kiat berpetualang dan apa saja manfaat dari aplikasi untuk UKM MAHAPALA
UNNES?
1. Apa itu UKM MAHAPALA UNNES?
2. Apa saja kegiatan yang ada di UKM MAHAPALA UNNES?
3. Apa saja fitur dari aplikasi Kiat Berpetualang dan manfaat untuk UKM MAHAPALA
UNNES ?
1.3 Batasan Penulisan Makalah
Adapun dalam penyusunan makalah ini agar dapat lebih terarah, maka pembahasan penulisan
ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai berikut :
a. Software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah App inventor
b. Aplikasi ini dapat dijalankan pada gadget yang mendukung sistem operasi Android
minimal versi 2.3.
c. Pembangunan sistem ditekankan pada pembuatan interface untuk memudahkan user
menggunakan aplikasi
d. Fitur :
1. Perlengkapan yang perlu dibawa saat pendakian
2. Cara atau teknik dasar mendaki
3. Cara hidup di alam bebas,
4. Cara melakukan pertolongan pertama bila menghadapi kecelakaan
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan Penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui arti dari UKM MAHAPALA UNNES
2. Untuk mengetahui kegiatan dalam UKM MAHAPALA UNNES
3. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap UKM
MAHAPALA UNNES di UNNES.
3
1.5 Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan Makalah ini antara lain :
1. Manfaat Teoretis
Memberikan informasi tentang berbagai pengaruh teknologi informasi terhadap UKM
MAHAPALA UNNES
2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan pengetahuan manusia tentang proses perkembangan teknologi
informasi yang sedang berlangsung dalam UKM MAHAPALA UNNES
b. Memberikan wawasan kepada manusia tentang berbagai pola perilaku sosial
UKM MAHAPALA UNNES terhadap adanya teknologi informasi.
c. Memberikan kajian kepada manusia berbagai dampak yang dapat timbul dari
perkembangan teknologi informasi.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mahapala UNNES
Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Negeri Semarang (MAHAPALA UNNES)
merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM MAHAPALA UNNES) yang
menampung bakat, minat dan kegemaran mahasiswa di bidang kepencintaalam dan konservasi
lingkungan. Mahapala Unnes dahulunya merupakan Mahapala IKIP Semarang yang berdiri pada
31 Maret 1976. Mahapala Unnes merupakan kumpulan dari Mapala – Mapala jurusan di IKIP
yang memiliki visi dan misi sama untuk berbakti kepada Alam.
2.2 Kegiatan Mahapala UNNES
Kegiatan rutin :
Lintas Medan Tradisi MAHAPALA adalah kegiatan rutin yang selalu
diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa MAHAPALA. Ditujukan untuk
anggota yang baru masuk mengikuti UKM MAHAPALA UNNES MAHAPALA ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para anggota, khususnya
anggota baru untuk mengenal alam lebih dekat dan lebih menghargai alam.
Kegiatan lintas medan ini adalah perjalanan dari kampus UNNES menuju gedong
songo dan kembali lagi ke kampus UNNES.
2.3 Sejarah Pecinta Alam Serta Perkembangannya
Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu ”Perkumpulan
Pentjinta Alam”(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang
diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci,terlepas dari ‘sifat maniak’yang semata-mata
melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta
mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat
umumnya. Sayang perkumpulanini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor
5
pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di
akhir tahun 1960.
Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air
mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka
yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi.
“Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?.” Sejarah pencinta alam kampus
pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan
keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat
Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula
– mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI
sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini,
seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang
didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung
Pangrango.
Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak
terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah
melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada
pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang
perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua
Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA,
singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam. Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu
Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata
menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA
menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini
diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam.
Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau
berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh
anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu
6
memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga
untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang
sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam
hubungannya antar organisasi.
Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :
“Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan
mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan
almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme itu
masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.MAPALA,
Pencinta alam atau Petualang ? Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan
satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara
etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya
tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat
suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-
sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas
disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak
aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas
lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer
dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat
dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing,
pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.
Kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah,
dimanakah pencinta alam? begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai
medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang
justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek
vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas
fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka. keberadaaan mereka
belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan
mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka
cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego
7
yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak
diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.
2.3 Aktivitas Pecinta Alam
Kegiatan Pecinta Alam termasuk dalam kegiatan yang mempunyai resiko tinggi (high
risk activity) dan kegiatan lebih banyak dilakukan di alam bebas (outdoor activity). Sebagian
besar kelompok Pecinta Alam memiliki kegiatan pokok dalam bidang kegiatan alam bebas
seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, penelusuran gua, jelajah hutan, penelusuran
sungai, penyusuran pantai, dan arung jeram.
Kegiatan-kegiatan tersebut perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan penunjang
seperti pengetahuan tentang orientasi medan (navigasi), pengetahuan survival, ketrampilan tali-
temali, pengepakan peralatan, penguasaan PPPK, dan pengetahuan sekaligus ketrampilan
mengenai SAR. Kegiatan penunjang tersebut akan banyak membantu dan diperlukan untuk
menghindari atau mengurangi resiko yang sangat mungkin terjadi. Disamping itu Pecinta Alam
masih perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup seperti
konservasi alam, penghijaun, bersih lingkungan, dan sebagainya. Juga kegiatan yang bermanfaat
bagi masyarakat seperti bakti sosial, penelitian sosial, penyuluhan, dan sebagainya.
Terakhir adalah kegiatan yang bersifat organisatoris seperti manajemen organisasi,
regenerasi keanggotaan, kaderisasi anggota, pengembangan SDM bagi anggota, dan
seterusnya. Jelas kiranya bahwa Pecinta Alam merupakan suatu kegiatan yang positif dan
memiliki arti serta peran yang sangat bermanfaat bagi pengembangan pribadi, orang lain dan
masyarakat. Satu pertanyaan tersisa adalah : “Mampukah kita memanfaatkan kesempatan untuk
mengembangkan diri kita melalui kegiatan kepecintaalaman ? Materi Pencinta Alam didalam
aktivitasnya sehari-hari sebagaimana yang dimaknakan dalam unsur kata Cinta dan
Alam.” Ingatlah hai engkau penjelajah alam :
1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]
2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]
3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki] dan senantiasa ;
Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
8
Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan penggiat dan
peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga
dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]
Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala
sesuatunya dengan baik.
2.4 Aplikasi Kiat Berpetualang
App Inventor untuk Android adalah aplikasi asli yang disediakan oleh Google, dan
sekarang dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Hal ini memungkinkan siapa pun akrab dengan pemrograman komputer untuk membuat
aplikasi perangkat lunak untuk sistem operasi Android (OS). Ini menggunakan antarmuka grafis,
sangat mirip dengan Scratch dan StarLogo TNG user interface, yang memungkinkan pengguna
untuk drag-and-drop objek visual untuk membuat aplikasi yang dapat berjalan pada sistem
Android, yang berjalan pada perangkat mobile.
Aplikasi ini dibuat tersedia melalui permintaan pada tanggal 12 Juli 2010, dan dirilis
publik pada tanggal 15 Desember 2010. Google App Inventor dihentikan pada 31 Desember
2011. MIT Center for Mobile Belajar kini mendukungnya dengan nama "MIT App Inventor".
Oleh karena itulah dengan menggunakan media App Inventor ini penulis berkehendak
membantu UKM MAHAPALA UNNES dengan membuat suatu aplikasi pedoman bagi para
mahasiswa pecinta alam ini.
Aplikasi ini bernama “APLIKASI KIAT BERPETUALANG”. Didalam aplikasi ini
terdapat panduan-panduan mengenai cara hidup di alam liar, bagaimana cara memilih makanan
yang baik di hutan, bagaimana cara mencari sumber air, serta cara mengatasi peermasalahan-
peermasalahan yang timbul saat kita berada di alam liar.
Maka dari itu guna mencapai berhasilnya aplikasi ini, diperlukan langkah-langkah yang tepat
didalam pembuatan apikasi ini, yang diantaranya adalah :
1. Pengumpulan materi
2. Penyusunan materi
3. Pengemasan materi menggunakan App Inventor
4. Uji aplikasi
5. Evaluasi apllikasi
9
6. Launching aplikasi
BAB III
METODE KEGIATAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis mencoba menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan
cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-
cakap secara tatap muka. wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list)
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman
demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan
secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan
konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).
Disini penulis melakukan wawancara kepada salah satu pengurus UKM Mahapala
Unnes mengenai adakah hubungan dan keterkaitan Interaksi manusia dan Komputer
dengan UKM Mahapala tersebut . Berdasarkan wawancara tersebut, UKM Mahapala
Unnes didalam melakukan promosi kepada publik menuturkan bahwa promosi tersebut
ada keterkaitannya dengan interaksi Manusia dan Komputer, yakni melalui media
jejaring social network, seperti facebook, twitter dan melalu Web.
Namun dalam hal pembelajaran atau penyampaian materi yang berisi teknik-
teknik pendakian masih menggunakan presentasi melalui LCD. Oleh sebab itu penulis
berkeinginan membantu UKM Mahapala dengan membuat sebuah aplikasi tutorial
pendakian gunung berbasis mobile learning di Android.
2. Observasi
10
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut
Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek
penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi
yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama
wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga
dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-
orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka
yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Dengan metode observasi dimaksudkan untuk mengamati secara langsung
keadaan tempat, sehingga melalui teknik ini akan memperoleh data tentang masalah yang
dihadapi UKM Mahapala yaitu dalam hal pembelajaran atau penyampaian materi yang
berisi teknik-teknik pendakian masih menggunakan presentasi melalui LCD. Oleh sebab
itu penulis berkeinginan membantu UKM Mahapala dengan membuat sebuah aplikasi
tutorial pendakian gunung berbasis mobile learning di Android.
3.2. Studi Aplikasi
Setelah melakukan pengumpulan data dari berbagai UKM, kami memilih untuk
lebih mendalami UKM mahapala karena sebenarnya banyak hal yang harus diketahui oleh
pendaki terutama pendaki pemula yang biasanya menyepelekan hal-hal penting sehingga
banyak kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Oleh dasar itulah kami berusaha untuk
membuat aplikasi yang berguna utuk media pembelajaran bagi pendaki pemula.
Aplikasi yang kami buat berisi tentang pengetahuan tentang cara hidup di alam bebas,
mencari arah, memilih makanan, mempertahankan diri dari binatang buas, dan pertolongan
pertama apabila terjadi kecelakaan saat pendakian. Aplikasi ini dibuat menggunakan media
11
flash, karena diantara media yang lain flash dianggap lebih mudah dan cepat dalam proses
pembuatannya.
Kami berharap dengan adanya aplikasi ini dapat membantu para pendaki pemula yang
belum menguasai teknik mendaki dengan baik dan benar sehingga dapat melakukan
pendakian dengan lancar tanpa ada hambatan. Dan mengetahui bagaimana cara hidup di
alam liar dengan bantuan aplikasi ini.
Maka dari itu guna mencapai berhasilnya aplikasi ini, diperlukan langkah-langkah yang
tepat didalam pembuatan apikasi ini, yang diantaranya adalah :
a) Pengumpulan materi
Pada kegiatan ini hal-hal yang mula-mula dilakukan yakni berupa mengumpulkan
berbagai bahan yang dapat dijadikan sebagai panduan berpetualang dari berbagai sumber
yang ada.
b) Penyusunan materi
Berdasarkan materi-materi yang sudah didapat, langkah selanjutnya yang
dilakukan adalah penyusunan dan peruntutan materi. Hal ini bertujuan untuk menjadikan
materi tersebut urut dan sistematis.
c) Pengemasan materi menggunakan App Invertor
Materi yang sudah disusun selanjutnya diproses untuk dikemas dengan
menggunakan software App Inventor guna mendapat aplikasi yang diinginkan.
d) Uji aplikasi
Setelah aplikasi berhasil dibuat, tahap selanjutnya adalah uji aplikasi. Tahap ini
berguna untuk mengetahui ada tidaknya kecacatan didalam aplikasi yang sudah dibuat .
e) Evaluasi aplikasi
Tahap ini yakni tahap untuk mencari dan memperbaiki kesalahan yang ditemukan
didalam tahap pengujian aplikasi sebelumnya.
f) Launching aplikasi
Setelah aplikasi dinyatakan baik dan tidak ditemukan kecacatan maka aplikasi
siap untuk di distribusikan ke mahapala unnes.
12
DAFTAR PUSTAKA
Narasumber Ma’rifat
13