imk (2)

22
KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas pelajaran Interaksi Manusia dan Komputer ( IMK ). Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan manfaat teknologi informasi yang semakin berkembang pesat bagi semua aspek kehidupan. Penulis sangat berharap tulisan ini dapat membantu kita untuk mengetahui manfaat teknologi informasi dan komunikasi terhadap kegiatan-kegiatan yang ada di Universitas Negeri Semarang, baik dari sisi positif maupun negative. Agar kedepannya diharapkan kita dapat menggunakan teknologi dengan sebaik-baiknya dan maksimal. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan bapak dan ibu Dosen, sehingga kendala- kendala penulis dapat teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada pembaca saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami i

Transcript of imk (2)

Page 1: imk (2)

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada

Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas 

makalah ini guna memenuhi tugas pelajaran Interaksi Manusia dan Komputer ( IMK ).

Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan manfaat teknologi informasi

yang semakin berkembang pesat bagi semua aspek kehidupan. Penulis sangat berharap tulisan ini

dapat membantu kita untuk mengetahui manfaat teknologi informasi dan komunikasi terhadap

kegiatan-kegiatan yang ada di Universitas Negeri Semarang, baik dari sisi positif maupun

negative. Agar kedepannya diharapkan kita dapat menggunakan teknologi dengan sebaik-

baiknya dan maksimal.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan, dan bimbingan bapak dan ibu Dosen, sehingga kendala-kendala penulis dapat

teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah

ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada pembaca  saya 

meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  kami  di  masa  yang  akan 

datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Semarang, 22 Oktober 2013

i

Page 2: imk (2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................... 3

1.5 Manfaat Penulisan Makalah.................................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mahapala UNNES.................................................................................... 5

2.2 Kegiatan Mahapala UNNES.................................................................... 5

2.3 Sejarah Pecinta Alam Serta Perkembangannya....................................... 5

2.4 Aktivitas Pecinta Alam............................................................................ 8

2.5 Aplikasi Kiat Berpetualang...................................................................... 9

BAB 3. METODE KEGIATAN

3.1 Metode Pengumpulan Data...................................................................... 10

3.2 Studi Aplikasi........................................................................................... 11

ii

Page 3: imk (2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, segala aspek kehidupan telah mampu berkembang dengan pesatnya,

perkembangan tersebut beriringan pula dengan perkembangan manusia, dari manusia yang

tradisional menjadi manusia moderen, kemudian secara otomatis perkembangan tersebut

menuntut manusia menuju kearah globalisasi. Penyebab utama dari perubahan tersebut adalah

pada aspek teknologi informasi dan komunikasi. Contoh paling sederhana yaitu mahasiswa, yang

dulunya ketika ingin melihat nilai hasil studi mahasiswa harus kekampus, sekarang dengan hp

saja sudah bisa melihat. Perkembangan teknologi juga sedikit membantu UKM untuk

memperkenalkan UKM mereka. Jadi bagi mahasiswa yang ingin lebih tahu tentang UKM yang

akan mereka ikuti tidak perlu harus pergi ke PKMU cukup membuka web, blog maupun media

social seperti facebook dan twitter.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah melahirkan sistem

pendidikan secara lebih praktis, baik pendidikan formal atau non formal, dengan menggunakan

fasilitas internet. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar

mengajar merupakan model pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran alternatif yang mulai dikembangkan dalam sistem

pendidikan di Indonesia adalah Mobile Learning. Mobile Learning adalah sebuah model

pembelajaran yang mengadopsi perkembangan teknologi seluler dan perangkat HP (handphone),

dimana teknologi ini dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media pembelajaran.

Secara umum pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat mendukung proses

belajar mandiri dan memacu inisiatif dari manusia, sebab mereka dapat menentukan kapan dan di

mana mereka belajar. Bagi manusia yang memiliki tingkat kecepatan belajar yang tinggi, bisa

mempercepat proses belajar mereka.

Metode penyampaian materi yang seringkali juga disertai dengan visualisasi dan desain

menarik, dilengkapi dengan audio-video, maupun virtual-reality nampaknya sesuai dengan minat

1

Page 4: imk (2)

manusia. Fitur lain yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan teman lainnya bisa melalui

pengiriman pesan, chatting, maupun bergabung dalam forum diskusi yang tersedia.

Bagi organisasi dalam hal ini UKM, ketersediaan berbagai aplikasi yang memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi juga dapat memudahkan mereka dalam memberikan materi

tambahan yang dapat mendukung proses belajar mengajar manusia.

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, pemanfaatannya

juga semakin meluas ke berbagai bidang, mulai dari sekedar untuk hiburan, pemerintahan, dan

berbagai bidang lainnya. Salah satu manfaat yang paling dirasakan adalah pada bidang

pendidikan, adanya akses luas bagi pada penggunanya untuk mendapatkan informasi apapun

yang dibutuhkan. Ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi pada lembaga pendidikan

saat ini, bukan hanya sebagai penunjang, melainkan menjadi sebuah kebutuhan dan kewajiban.

Teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan terciptanya lingkungan belajar

global yang berhubungan dengan jaringan yang menempatkan manusia di tengah-tengah proses

pembelajaran, dikelilingi oleh berbagai sumber belajar dan layanan belajar elektronik. Untuk itu,

sistem pendidikan konvensional seharusnya menunjukkan sikap yang bersahabat dengan

alternatif cara belajar yang baru yang sarat dengan teknologi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, banyak aplikasi

teknologi yang telah dikembangkan. Perkembangan teknologi juga melahirkan sebuah konsep

pembelajaran baru yaitu mobile learning atau M-Learning.  M-Learning adalah pembelajaran

yang  menggunakan telepon bimbit atau PDA sebagai sarana untuk melakukan pembelajaran.

Dengan adanya M-Learning, seseorang bisa melakukan pembelajaran pada waktu dan tempat

yang lebih fleksibel.

Mahasiswa Pencinta Alam merupakan organisasi kemahasiswaan yang berkedudukan

dalam suatu intitusi pendidikan tinggi yang dibentuk sebagai wadah pendidikan

kepencintaalaman. Dalam penyelenggaraanya diharapkan dapat menyampaikan secara tepat hal –

hal yang dimaksud dengan pendidikan kepencintaalaaman. Oleh karena itu diharapkan dengan

adanya aplikasi “kiat berpetualang” di design dengan semenarik mungkin, efisien, dan efektif

bisa dijadikan media pembelajaran ini agar pengguna dapat dengan bisa melakukan

pembelajaran pada waktu dan tempat yang lebih fleksibel.

2

Page 5: imk (2)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar uraian Latar Belakang, maka timbul Perumusan Masalah sebagai berikut:

Apa itu UKM MAHAPALA UNNES dan bagaimana fungsinya, lantas apa saja fitur dari

aplikasi kiat berpetualang dan apa saja manfaat dari aplikasi untuk UKM MAHAPALA

UNNES?

1. Apa itu UKM MAHAPALA UNNES?

2. Apa saja kegiatan yang ada di UKM MAHAPALA UNNES?

3. Apa saja fitur dari aplikasi Kiat Berpetualang dan manfaat untuk UKM MAHAPALA

UNNES ?

1.3 Batasan Penulisan Makalah

Adapun dalam penyusunan makalah ini agar dapat lebih terarah, maka pembahasan penulisan

ini dibatasi pada ruang lingkup pembahasan sebagai berikut :

a. Software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah App inventor

b. Aplikasi ini dapat dijalankan pada gadget yang mendukung sistem operasi Android

minimal versi 2.3.

c. Pembangunan sistem ditekankan pada pembuatan interface untuk memudahkan user

menggunakan aplikasi

d. Fitur :

1. Perlengkapan yang perlu dibawa saat pendakian

2. Cara atau teknik dasar mendaki

3. Cara hidup di alam bebas,

4. Cara melakukan pertolongan pertama bila menghadapi kecelakaan

1.4 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan Penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui arti dari UKM MAHAPALA UNNES

2. Untuk mengetahui kegiatan dalam UKM MAHAPALA UNNES

3. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan teknologi informasi terhadap UKM

MAHAPALA UNNES di UNNES. 

3

Page 6: imk (2)

1.5 Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari penulisan Makalah ini antara lain :

1. Manfaat Teoretis

Memberikan informasi tentang berbagai pengaruh teknologi informasi terhadap UKM

MAHAPALA UNNES

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan pengetahuan manusia tentang proses perkembangan teknologi

informasi yang sedang berlangsung dalam UKM MAHAPALA UNNES

b. Memberikan wawasan kepada manusia tentang berbagai pola perilaku sosial

UKM MAHAPALA UNNES terhadap adanya teknologi informasi.

c. Memberikan kajian kepada manusia berbagai dampak yang dapat timbul dari

perkembangan teknologi informasi.

4

Page 7: imk (2)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mahapala UNNES

Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Negeri Semarang (MAHAPALA UNNES)

merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM MAHAPALA UNNES) yang

menampung bakat, minat dan kegemaran mahasiswa di bidang kepencintaalam dan konservasi

lingkungan. Mahapala Unnes dahulunya merupakan Mahapala IKIP Semarang yang berdiri pada

31 Maret 1976. Mahapala Unnes merupakan kumpulan dari Mapala – Mapala jurusan di IKIP

yang memiliki visi dan misi sama untuk berbakti kepada Alam.

2.2 Kegiatan Mahapala UNNES

Kegiatan rutin :

Lintas Medan Tradisi MAHAPALA adalah kegiatan rutin yang selalu

diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa MAHAPALA. Ditujukan untuk

anggota yang baru masuk mengikuti UKM MAHAPALA UNNES MAHAPALA ini.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas para anggota, khususnya

anggota baru untuk mengenal alam lebih dekat dan lebih menghargai alam.

Kegiatan lintas medan ini adalah perjalanan dari kampus UNNES menuju gedong

songo dan kembali lagi ke kampus UNNES.

2.3 Sejarah Pecinta Alam Serta Perkembangannya

Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu ”Perkumpulan

Pentjinta Alam”(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang

diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci,terlepas dari ‘sifat maniak’yang semata-mata

melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta

mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat

umumnya. Sayang perkumpulanini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor

5

Page 8: imk (2)

pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di

akhir tahun 1960.

Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air

mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka

yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi.

“Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?.” Sejarah pencinta alam kampus

pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan

keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat

Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula

– mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI

sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini,

seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang

didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung

Pangrango.

Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak

terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah

melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada

pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang

perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua

Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA,

singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam. Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu

Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata

menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA

menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini

diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam.

Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau

berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh

anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu

6

Page 9: imk (2)

memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga

untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang

sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam

hubungannya antar organisasi.

Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :

“Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan

mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan

almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme itu

masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.MAPALA,

Pencinta alam atau Petualang ? Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan

satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara

etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya

tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat

suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-

sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas

disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak

aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas

lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer

dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat

dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing,

pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.

Kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah,

dimanakah pencinta alam? begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai

medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang

justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek

vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas

fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka. keberadaaan mereka

belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan

mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka

cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego

7

Page 10: imk (2)

yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak

diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.

2.3 Aktivitas Pecinta Alam

Kegiatan Pecinta Alam termasuk dalam kegiatan yang mempunyai resiko tinggi (high

risk activity) dan kegiatan lebih banyak dilakukan di alam bebas (outdoor activity). Sebagian

besar kelompok Pecinta Alam memiliki kegiatan pokok dalam bidang kegiatan alam bebas

seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, penelusuran gua, jelajah hutan, penelusuran

sungai, penyusuran pantai, dan arung jeram. 

Kegiatan-kegiatan tersebut perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan penunjang

seperti pengetahuan tentang orientasi medan (navigasi), pengetahuan survival, ketrampilan tali-

temali, pengepakan peralatan, penguasaan PPPK, dan pengetahuan sekaligus ketrampilan

mengenai SAR. Kegiatan penunjang tersebut akan banyak membantu dan diperlukan untuk

menghindari atau mengurangi resiko yang sangat mungkin terjadi. Disamping itu Pecinta Alam

masih perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup seperti

konservasi alam, penghijaun, bersih lingkungan, dan sebagainya. Juga kegiatan yang bermanfaat

bagi masyarakat seperti bakti sosial, penelitian sosial, penyuluhan, dan sebagainya.

Terakhir adalah kegiatan yang bersifat organisatoris seperti manajemen organisasi,

regenerasi keanggotaan, kaderisasi anggota, pengembangan SDM bagi anggota, dan

seterusnya. Jelas kiranya bahwa Pecinta Alam merupakan suatu kegiatan yang positif dan

memiliki arti serta peran yang sangat bermanfaat bagi pengembangan pribadi, orang lain dan

masyarakat. Satu pertanyaan tersisa adalah : “Mampukah kita memanfaatkan kesempatan untuk

mengembangkan diri kita melalui kegiatan kepecintaalaman ? Materi Pencinta Alam didalam

aktivitasnya sehari-hari sebagaimana yang dimaknakan dalam unsur kata Cinta dan

Alam.” Ingatlah hai engkau penjelajah alam :

1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]

2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]

3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki] dan senantiasa ;

Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

8

Page 11: imk (2)

Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan penggiat dan

peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga

dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]

Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala

sesuatunya dengan baik.

2.4 Aplikasi Kiat Berpetualang

App Inventor untuk Android adalah aplikasi asli yang disediakan oleh Google, dan

sekarang dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Hal ini memungkinkan siapa pun akrab dengan pemrograman komputer untuk membuat

aplikasi perangkat lunak untuk sistem operasi Android (OS). Ini menggunakan antarmuka grafis,

sangat mirip dengan Scratch dan StarLogo TNG user interface, yang memungkinkan pengguna

untuk drag-and-drop objek visual untuk membuat aplikasi yang dapat berjalan pada sistem

Android, yang berjalan pada perangkat mobile.

Aplikasi ini dibuat tersedia melalui permintaan pada tanggal 12 Juli 2010, dan dirilis

publik pada tanggal 15 Desember 2010. Google App Inventor dihentikan pada 31 Desember

2011. MIT Center for Mobile Belajar kini mendukungnya dengan nama "MIT App Inventor".

Oleh karena itulah dengan menggunakan media App Inventor ini penulis berkehendak

membantu UKM MAHAPALA UNNES dengan membuat suatu aplikasi pedoman bagi para

mahasiswa pecinta alam ini.

Aplikasi ini bernama “APLIKASI KIAT BERPETUALANG”. Didalam aplikasi ini

terdapat panduan-panduan mengenai cara hidup di alam liar, bagaimana cara memilih makanan

yang baik di hutan, bagaimana cara mencari sumber air, serta cara mengatasi peermasalahan-

peermasalahan yang timbul saat kita berada di alam liar.

Maka dari itu guna mencapai berhasilnya aplikasi ini, diperlukan langkah-langkah yang tepat

didalam pembuatan apikasi ini, yang diantaranya adalah :

1. Pengumpulan materi

2. Penyusunan materi

3. Pengemasan materi menggunakan App Inventor

4. Uji aplikasi

5. Evaluasi apllikasi

9

Page 12: imk (2)

6. Launching aplikasi

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1. Metode Pengumpulan Data

       Dalam pengumpulan data, penulis mencoba menggunakan beberapa metode, yaitu :

1. Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengambilan data dengan

cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-

cakap secara tatap muka. wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer

mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list)

apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman

demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan

secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan

konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).

Disini penulis melakukan wawancara kepada salah satu pengurus UKM Mahapala

Unnes mengenai adakah hubungan dan keterkaitan Interaksi manusia dan Komputer

dengan UKM Mahapala tersebut . Berdasarkan wawancara tersebut, UKM Mahapala

Unnes didalam melakukan promosi kepada publik menuturkan bahwa promosi tersebut

ada keterkaitannya dengan interaksi Manusia dan Komputer, yakni melalui media

jejaring social network, seperti facebook, twitter dan melalu Web.

Namun dalam hal pembelajaran atau penyampaian materi yang berisi teknik-

teknik pendakian masih menggunakan presentasi melalui LCD. Oleh sebab itu penulis

berkeinginan membantu UKM Mahapala dengan membuat sebuah aplikasi tutorial

pendakian gunung berbasis mobile learning di Android.

2. Observasi

10

Page 13: imk (2)

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut

Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik

terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek

penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses

terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi

yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama

wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga

dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah

mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-

orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka

yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Dengan metode observasi dimaksudkan untuk mengamati secara langsung

keadaan tempat, sehingga melalui teknik ini akan memperoleh data tentang masalah yang

dihadapi UKM Mahapala yaitu dalam hal pembelajaran atau penyampaian materi yang

berisi teknik-teknik pendakian masih menggunakan presentasi melalui LCD. Oleh sebab

itu penulis berkeinginan membantu UKM Mahapala dengan membuat sebuah aplikasi

tutorial pendakian gunung berbasis mobile learning di Android.

3.2. Studi Aplikasi

            Setelah melakukan pengumpulan data dari berbagai UKM, kami memilih untuk

lebih mendalami UKM mahapala karena sebenarnya banyak hal yang harus diketahui oleh

pendaki terutama pendaki pemula yang biasanya menyepelekan hal-hal penting sehingga

banyak kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Oleh dasar itulah kami berusaha untuk

membuat aplikasi yang berguna utuk media pembelajaran bagi pendaki pemula.

Aplikasi yang kami buat berisi tentang pengetahuan tentang cara hidup di alam bebas,

mencari arah, memilih makanan, mempertahankan diri dari binatang buas, dan pertolongan

pertama apabila terjadi kecelakaan saat pendakian. Aplikasi ini dibuat menggunakan media

11

Page 14: imk (2)

flash, karena diantara media yang lain flash dianggap lebih mudah dan cepat dalam proses

pembuatannya.

Kami berharap dengan adanya aplikasi ini dapat membantu para pendaki pemula yang

belum menguasai teknik mendaki dengan baik dan benar sehingga dapat melakukan

pendakian dengan lancar tanpa ada hambatan. Dan mengetahui bagaimana cara hidup di

alam liar dengan bantuan aplikasi ini.

Maka dari itu guna mencapai berhasilnya aplikasi ini, diperlukan langkah-langkah yang

tepat didalam pembuatan apikasi ini, yang diantaranya adalah :

a) Pengumpulan materi

Pada kegiatan ini hal-hal yang mula-mula dilakukan yakni berupa mengumpulkan

berbagai bahan yang dapat dijadikan sebagai panduan berpetualang dari berbagai sumber

yang ada.

b) Penyusunan materi

Berdasarkan materi-materi yang sudah didapat, langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah penyusunan dan peruntutan materi. Hal ini bertujuan untuk menjadikan

materi tersebut urut dan sistematis.

c) Pengemasan materi menggunakan App Invertor

Materi yang sudah disusun selanjutnya diproses untuk dikemas dengan

menggunakan software App Inventor guna mendapat aplikasi yang diinginkan.

d) Uji aplikasi

Setelah aplikasi berhasil dibuat, tahap selanjutnya adalah uji aplikasi. Tahap ini

berguna untuk mengetahui ada tidaknya kecacatan didalam aplikasi yang sudah dibuat .

e) Evaluasi aplikasi

Tahap ini yakni tahap untuk mencari dan memperbaiki kesalahan yang ditemukan

didalam tahap pengujian aplikasi sebelumnya.

f) Launching aplikasi

Setelah aplikasi dinyatakan baik dan tidak ditemukan kecacatan maka aplikasi

siap untuk di distribusikan ke mahapala unnes.

12

Page 15: imk (2)

DAFTAR PUSTAKA

Narasumber Ma’rifat

13