IMD 2

5
 Vol.I No.3 Juli 2010 ISSN: 2086-3098  Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 205 PERBEDAAN KEKUATAN KONTRAKSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM ANTARASEBELUM DAN SESUDAH MELAKSANAKAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Indah Rahmaningtyas*, Ribut Eko Wijanti*, Koekoeh Hardjito*  ABSTRAK  Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Salah satu penyebab perdarahan setelah melahirkan adalah karena lemahnya kontraksi uterus. Untuk mengatasi perdarahan post-partum, bisa dikurangi dengan menyusui sedini mungkin dalam kurun waktu kurang dari 30 menit setelah bayi lahir, karena isapan bayi  pada payudara akan menstimulasi produksi oksitosin secara alami. Oksitosin membantu uterus untuk berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan setelah persalinan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap terjadinya kontraksi uterus pada ibu post-partum, dengan desain One Group Pre-Post Test. Populasi  penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSIA Swasta Kota Kediri. Teknik  pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 14 s/d 20 Oktober 2009 dengan besar sampel yang diperoleh 31 responden. Terdapat 34 persalinan normal, tetapi hanya 31 yang dilanjutkan dengan IMD. Data dari 31 responden dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berarti Ho ditolak (ada pengaruh penerapan IMD terhadap kontraksi uterus  pada ibu post-partum. Dengan hasil penelitian tersebut maka perlu disosialisasikan lebih gencar kepada masyarakat umum terutama kepada ibu hamil, tentang pentingnya IMD. Kata kunci : IMD, post-partum, bayi baru lahir. * : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasar Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masíh berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam ada 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab, sehingga upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Sebagian besar penyebab utama kematian ibu di negara berkembang adalah faktor obstetri langsung, yaitu perdarahan post partum, infeksi dan eklamsi (Mochtar, 1998). Salah satu penyebab perdarahan setelah melahirkan adalah lemahnya kontraksi uterus, yang terjadi karena ibu kelelahan saat meneran selama persalinan berlangsung, faktor lain yang mempengaruhi kontraksi uterus adalah tertinggalnya  jaringan plasenta di dalam uterus (Manuaba, 1998). Perdarahan post partum bisa dikurangi dengan menyusui sedini mungkin dalam kurun waktu kurang dari 30 menit setelah bayi lahir, karena isapan bayi pada payudara akan menstimulasi produksi oksitosin secara alami. Oksitosin membantu uterus untuk berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan setelah kelahiran (Manuaba, 1998). Cara ini merupakan bagian dari manajemen aktif kala II I.

Transcript of IMD 2

5/11/2018 IMD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imd-2-55a2344712991 1/5

 

Vol.I No.3 Juli 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 205 

PERBEDAAN KEKUATAN KONTRAKSI UTERUS PADA IBU POST PARTUMANTARASEBELUM DAN SESUDAH MELAKSANAKAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) 

Indah Rahmaningtyas*, Ribut Eko Wijanti*, Koekoeh Hardjito*

 ABSTRAK   Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 

kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Salah satu penyebab perdarahan setelah melahirkan adalah karena lemahnyakontraksi uterus. Untuk mengatasi perdarahan post-partum, bisa dikurangi dengan menyusui sedini mungkin dalam kurun waktu kurang dari 30 menit setelah bayi lahir, karena isapan bayi   pada payudara akan menstimulasi produksi oksitosin secara alami. Oksitosin membantu uterus untuk berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan setelah persalinan.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap terjadinya

kontraksi uterus pada ibu post-partum, dengan desain One Group Pre-Post Test. Populasi   penelitian adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSIA Swasta Kota Kediri. Teknik  pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 14 s/d 20 Oktober 2009 dengan besar sampel yang diperoleh 31 responden.

Terdapat 34 persalinan normal, tetapi hanya 31 yang dilanjutkan dengan IMD. Data dari 31 responden dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berarti Ho ditolak (ada pengaruh penerapan IMD terhadap kontraksi uterus  pada ibu post-partum. Dengan hasil penelitian tersebut maka perlu disosialisasikan lebihgencar kepada masyarakat umum terutama kepada ibu hamil, tentang pentingnya IMD.

Kata kunci : IMD, post-partum, bayi baru lahir.

* : Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang

PENDAHULUAN

Latar BelakangBerdasar Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002/2003, Angka

Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masíh berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidupatau setiap jam ada 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab, sehingga

upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Sebagian besar penyebab utama kematianibu di negara berkembang adalah faktor obstetri langsung, yaitu perdarahan post partum,infeksi dan eklamsi (Mochtar, 1998). Salah satu penyebab perdarahan setelah melahirkanadalah lemahnya kontraksi uterus, yang terjadi karena ibu kelelahan saat meneran selamapersalinan berlangsung, faktor lain yang mempengaruhi kontraksi uterus adalah tertinggalnya  jaringan plasenta di dalam uterus (Manuaba, 1998). Perdarahan post partum bisa dikurangidengan menyusui sedini mungkin dalam kurun waktu kurang dari 30 menit setelah bayi lahir,karena isapan bayi pada payudara akan menstimulasi produksi oksitosin secara alami.Oksitosin membantu uterus untuk berkontraksi, sehingga dapat mengontrol perdarahan

setelah kelahiran (Manuaba, 1998). Cara ini merupakan bagian dari manajemen aktif kala III.

5/11/2018 IMD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imd-2-55a2344712991 2/5

 

Vol.I No.3 Juli 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 206 

Hasil studi pendahuluan (24 Januari 2008 di RSIA Melinda Kediri) pada catatanpersalinan tahun 2007 adalah: perdarahan post partum dalam 24 jam setelah persalinanadalah 16 dari 312 persalinan normal (5,1%), secara umum disebabkan oleh atonia uteri.

Yang menjadikan kendala adalah ibu masih enggan melakukan IMD, apalagi ibu

primipara. Beberapa faktor yang menyebabkan ibu belum mau melakukan IMD adalah karenaibu belum siap menerima bayinya, dengan alasan masih takut, geli, lemas dan kurangmemahami manfaat IMD. Padahal manfaat menyusu dini akan mempercepat kontak antaraibu dan bayi, sehingga bayi cepat mendapatkan kehangatan dan kenyamanan (Roesli. 2008).

Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah: 1) mengidentifikasi kontraksi uterus ibu postpartum sebelum

IMD, 2) mengidentifikasi kontraksi uterus ibu post partum setelah IMD, 3) menganalisperbedaan kekuatan kontraksi uterus ibu post partum antara sebelum dan sesudah IMD.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian analitik dengan desain One Group Pre-Post Test ini mencari hubungan sebabakibat dengan melibatkan satu kelompok subyek yang diobservasi sebelum dilakukanintervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi. Populasi penelitian adalahseluruh ibu yang melahirkan normal di RSIA Swasta di Kota Kediri. Sampel diperoleh denganteknik accidental sampling. Variabel independen adalah inisiasi menyusu dini pada bayi barulahir, dan variabel dependen adalah kontraksi uterus pada ibu post-partum. Tempat dan waktupenelitian di RSIA di Kota Kediri, yaitu RSIA Muhammadyah, RSIA Citra Keluarga dan RSIA

Melinda, pada tanggal 7 s/d 20 Oktober 2009.Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Parameter Alat Uku Skala

1.

2.

Variabelindependen:inisiasimenyusudini

Variabeldependen:Kontraksiuterus

Meletakkan bayi di dada ibusetidaknya 60 menit sampai bayimenyusu, dengan naluri danupayanya sendiri bayi dapatmenetek, bersamaan dengankontak dini kulit bayi di dada ibu.

Kekuatan uterus berkontraksisetelah melahirkan.

Menyusu

Kontraksi uterusteraba: lembek,sedang, keras,sangat keras.

Lembar observasi

Lembar observasi

nominal

Ordinal

Teknik Pengolahan data dilaksanakan dengan cara melakukan tabulasi data hasilobservasi perbedaan kontraksi uterus sebelum dan sesudah dilakukan inisiasi menyusu dinidengan cara palpasi fundus uteri, selanjutnya dilakukan pengurangan skala kontraksi yangdiperoleh sebelum dan sesudah dilakukan inisiasi menyusu dini, dengan hasil sebagai berikut :

Nilai 0: tidak ada perubahan; Nilai 1: sedikit meningkat (lebih keras sedikit); Nilai 2: meningkat(lebih keras moderat); Nilai 3: sangat meningkat (keras). Untuk mengetahui dan menganalisis

5/11/2018 IMD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imd-2-55a2344712991 3/5

 

Vol.I No.3 Juli 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 207 

hasil eksperimen pre-test dan post-test terhadap ada tidaknya pengaruh inisiasi menyusu diniterhadap kontraksi uterus pada ibu post-partum, dilakukan Wilcoxon Signed Ranks Test .Hipotesis penelitian diterima, bila nilai signifikansi α<0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu yang melahirkan di RSB/RSIA Swasta di KotaKediri, dimana responden sebelumnya diberitahu bahwa setelah bayinya dilahirkan akansegera ditaruh didada ibu untuk melakukan inisiasi menyusu dini (Tabel 2).

Uji statistik dengan bantuan software SPPS Ver.15 memberikan hasil nilai signifikansisebesar 0,000, jika dibandingkan dengan alpha 0,05 memberikan hasil lebih kecil dari alpha,hal ini berarti H0 ditolak artinya terdapat pengaruh penerapan inisiasi menyusu dini pada bayibaru lahir dengan terjadinya kontraksi uterus pada ibu post partum.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Pada Bayi Baru Lahir di RSB/RSIA Swasta di Kota Kediri.

No RSB/RSIA di Kediri Jml. Persalinan Frekuensi Prosentase

1. RSIA Melinda 15 13 87

2. RSIA Citra Keluarga 7 6 86

3. RSIA Muhamadiyah 12 12 100

Tabel 3. Perubahan Kontraksi Uterus Sebelum dan Setelah Dilakukan IMD

NMeanRank 

Sum of Ranks

Kontraksi Uterus setelahdilakukan IMD - Kontraksi Uterussebelum dilakukan IMD

Negative Ranks0(a) ,00 ,00

Positive Ranks 16(b) 8,50 136,00Ties 15(c)Total  31

a Kontraksi Uterus setelah dilakukan IMD < Kontraksi Uterus sebelum dilakukan IMDb Kontraksi Uterus setelah dilakukan IMD > Kontraksi Uterus sebelum dilakukan IMDc Kontraksi Uterus setelah dilakukan IMD = Kontraksi Uterus sebelum dilakukan IMD

Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah bayi dengan naluri dan upayanya sendiri dapatmenetek segera dalam satu jam setelah lahirbersamaan dengan kontak dini kulit bayi di dadaibu. Bayi dibiarkan setidaknya 60 menit di dada ibu sampai dia menyusu (Linkages, 2007).

Pelaksanaan IMD di RSIA Swasta di Kota Kediri.Pelaksanan IMD di RSIA Swasta di Kota Kediri menunjukkan hasil yang bagus yaitu

91%, ini sejalan dengan program pemerintah yang bertujuan menurunkan angka kematian

bayi. Penerapan IMD dapat menyelamatkan 22% nyawa bayi yang meninggal sebelum usiasatu bulan dalam satu jam pertama kelahiran. Penerapan IMD segera setelah bayi dilahirkan

5/11/2018 IMD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imd-2-55a2344712991 4/5

 

Vol.I No.3 Juli 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 208 

berguna juga dalam menyukseskan program ASI ekslusif sampai bayi berumur 6 bulan dandilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun dilengkapi makanan tambahan (Yuliati, 2008).

Dada ibu akan menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencaripayudara, kondisi ini akan menurunkan kematian bayi karena kedinginan (hypothermia). Ibu

dan bayi akan merasa lebih tenang, pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil, bayi akanlebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. Saat bayi merangkak mencaripayudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat kulit ibu danmenelan bakteri ‘baik’ di kulit ibu. Bakteri ‘baik’ ini akan berkembang biak membentuk koloni dikulit dan usus bayi, menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungan (Roesli, 2008).

Selain kondisi bayi yang diuntungkan dari program tersebut, ternyata dampak positif lainbisa dijumpai pada ibu salah satunya adalah adanya kondisi kontraksi uterus yang semakinbaik karena dipicu oleh hormon oksitosin yang dipicu oleh isapan pada puting susu ibu.

Kontraksi Uterus sebelum pelaksanaan IMDSebelum dilakukan IMD, distribusi ontraksi uterus adalah lembek: 6 responden, sedang:

9 responden, keras: 16 responden, dan sangat keras: tak ada. Hal ini dikarenakan segerasetelah plasenta lahir dan membran-membran dikeluarkan, terjadi konstriksi vaskuler dantrombus untuk menutupi tempat tumbuhnya plasenta dengan suatu nodul-nodul yang ireguler dan area elevasi (Irene, 2000). Sebelum IMD sebagian besar kontraksi uterus keras (51,6%)kemungkinan dikarenakan mekanisme konstriksi vaskuler dan trombus, sehingga fundus uteriteraba keras. Kontraksi uterus sedang lembek mungkin disebabkan oleh mekanisme konstriksivaskuler dan trombus kurang efektif. Kontraksi uterus ini akan diperkuat oleh adanyapeningkatan hormone oksitosin, yang selain dapat membantu kontraksi uterus juga membantu

mengurangi perdarahan ibu (Roesli, 2008).Pengeluaran oksitosin dipicu oleh hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan

bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting (Roesli, 2000). Begitupentingnya peran oksitosin dalam meningkatkan kontraksi uterus, maka sudah selayaknya bilabayi diupayakan untuk segera menyusu sendiri dalam satu jam pertama kehidupannya.

Kontraksi Uterus setelah pelaksanaan IMDSetelah pelaksanaan IMD didapatkan peningkatan kontraksi uterus, yang semula tidak

ada responden dengan kontraksi uterus sangat keras, setelah dilakukan IMD ada 4 responden

dengan kontraksi sangat keras. Dari 6 responden yang semula berkontraksi uterus lembek, 5responden mengalami peningkatan. Pada saat ibu menyusui bayinya oksitosin akandisekresikan oleh kelenjar pituitrin posterior akibat dari respon yang distimulikan pada putingsusu sebagai dampaknya uterus berkontraksi. Kekuatan kontraksi uterus ditentukan olehintensitas, lamanya dan frekuensi kontraksi (Mander, R. 1998).

Masih adanya kekuatan kontraksi uterus yang tidak maksimal pasca IMD dapatdisebabkan oleh kondisi psikis ibu post partum yang tidak stabil, hal ini sesuai denganpendapat Sulistya GG bahwa sekresi hormon pituitrin, prolaktin dan oksitosin selain denganpengisapan dipengaruhi oleh emosi ibu. Sehingga untuk memberikan kondisi kesehatan yang

terbaik bagi bayi dan ibu post partum maka perawatan selama kehamilan sangat diperlukanyang tidak hanya aspek fisik ibu saja tetapi juga aspek mental emosional ibu.

5/11/2018 IMD 2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/imd-2-55a2344712991 5/5

 

Vol.I No.3 Juli 2010 ISSN: 2086-3098  

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 209 

SIMPULAN DAN SARANSimpulan penelitian adalah: 1) perbandingan frekuensi kekuatan kontraksi uterus

sebelum pelaksanaan IMD adalah berimbang, 2) frekuensi kekuatan kontraksi uterus setelah

pelaksanaan IMD mayoritas keras, 3) ada perbedaan kekuatan kontraksi uterus antarasebelum dan sesudah melaksanakan IMD.Saran yang diajukan adalah: 1) perlu proses sosialisasi ke masyarakat umum terutama

ibu hamil tentang pentingnya pelaksanan IMD, 2) perlu sosialisasi kepada masyarakat tentangmanfaat dan keuntungan dari proses pelaksanaan IMD untuk ibu maupun bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2001. Panduan Manajemen Laktasi. Jakarta : Dit Gizi Masyarakat Depkes.Ganiswarna , SG. 2003. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Gaya Baru.Handerson, C and Jones, K (ed). 1997. Essential Midwifery.   Anjarwati, R, dkk. 2005 (alih

bahasa). Jakarta : EGC.Jimenez, SLM.1992. The Pregnant Woman’s Comfort Guide. Maria, P. 1999 (alih bahasa).

Jakarta : Arcan.Liewellyn, JD. 1994. Fundamentals of Obstetrics and Gynecology 6 edition. Hadyanto. 2001

(alih bahasa). Jakarta : Hipokrates.Linkages. 2007. Melahirkan, Memulai Pemberian ASI dan Tujuh Hari Pertama Setelah

Melahirkan. Academy for Educational Development. 1825 Connecticut Avenue, NW,Washington, DC 20009. 

Long, BC. 1989. Essential of Medical-Surgical Nursing A Nursing Process Approach. Karnaen,R, dkk. 1996 (alih bahasa). Bandung : Yayasan IAPK.

Mander, R.1998. Pain in Childbearing and its Control. Sugiarto, B. 2003 (alih bahasa). Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri, jilid I. Jakarta : EGC.Soekijo Notoadmojo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Smeltze, SC. 1996. brunner and Suddarth’s Tex Book of Medical-Surgical Nursing Vol I. 

Waluyo, A. 2001 (alih bahasa). Jakarta : EGC.Utami Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.Varney, H. 1998. Varney’s Pocket Midwife 6 edition. Pakaryaningsih, E. 2001 (alih bahasa).

Jakarta : EGC.WHO. 2003. Perawatan dalam Kelahiran Normal , Jakarta : EGC.Yulianti. 2008. Studi Kualitatif mengenai Gambaran Niat Ibu Hamil dalam Penerapan Proses

Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Sakit Islam Jakarta tahun 2008. Jakarta : PerpustakaanUniversitas Indonesia