Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

12
Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari’at yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan yang terdiri dari tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalah ucapan له لَ ّ لاِ اَ هَ لِ اَ لاdan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan yang menggangu orang yang sedang berjalan, baik berupa batu, duri, barang bekas, sampah, dan sesuatu yang berbau tak sedap atau semisalnya. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda, ”Iman lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan له لَ ّ لاِ اَ هَ لِ اَ لاdan yang paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu merupakan cabang dari keimanan.”(Riwayat Muslim: 35, Abu Dawud: 4676, Tirmidzi: 2614) Secara pokok iman memiliki enam rukun sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist Jibril (Hadist no. 2 pada hadist arba’in an-Nawawi) tatkala bertanya kepada Nabi Shallahu’alaihi wa sallam tentang iman, lalu beliau menjawab, ِ هِ ّ رَ شَ وِ هِ رْ يَ خِ رِ دَ قْ ل اِ بَ نِ مْ # ُ تَ وِ رِ خ) لاْ اِ مْ وَ يْ ل واِ هِ لُ سَ رَ وِ هِ بُ تُ كَ وِ هِ بَ ك# بِ َ لاَ مَ وِ له الِ بَ نِ مْ # ُ تْ نَ # اُ نَ ماْ يِ : لا ا”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.” (Mutafaqqun ‘alaihi)

Transcript of Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

Page 1: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari’at yaitu meyakini

dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan yang terdiri

dari tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalah ucapan � �ال ا �ه� �ل ا � ال

dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan yang menggangu orang yang لله

sedang berjalan, baik berupa batu, duri, barang bekas, sampah, dan sesuatu yang berbau tak

sedap atau semisalnya.

Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda,

”Iman lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan لله � �ال ا �ه� �ل ا � ال

dan yang paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu merupakan cabang

dari keimanan.”(Riwayat Muslim: 35, Abu Dawud: 4676, Tirmidzi: 2614)

Secara pokok iman memiliki enam rukun sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist Jibril

(Hadist no. 2 pada hadist arba’in an-Nawawi) tatkala bertanya kepada Nabi Shallahu’alaihi wa

sallam tentang iman, lalu beliau menjawab,

ه� ر� و�ش� ي�ر�ه� خ� د�ر� ب�ال�ق� ت�ؤ�م�ن� ر�و� ا�آلخ� وال�ي�و�م� ل�ه� س� و�ر� ك�ت�ب�ه� و� ال��ئك�ت�ه� و�م� ب�الله� ت�ؤ�م�ن� أ�ن� اإل�ي�ما�ن�

”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya,

hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk.” (Mutafaqqun ‘alaihi)

Adapun cakupan dan jenisnya, keimanan mencakup seluruh bentuk amal kebaikan yang kurang

lebih ada tujuh puluh tiga cabang. Karena itu Allah menggolongkan dan menyebut ibadah shalat

dengan sebutan iman dalam firmanNya,

”Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu” (QS. Al-Baqarah:143)

Para ahli tafsir menyatakan, yang dimaksud ’imanmu’ adalah shalatmu tatkala engkau

menghadap ke arah baitul maqdis, karena sebelum turun perintah shalat menghadap ke Baitullah

(Ka’bah) para sahabat mengahadap ke Baitul Maqdis.

Iman kepada Allah

Iman kepada Allah adalah mempercayai bahwa Dia itu maujud (ada) yang disifati dengan sifat-

sifat keagungan dan kesempurnaan, yang suci dari sifat-sifat kekurangan. Dia Maha Esa,

Mahabenar, Tempat bergantung para makhluk, tunggal (tidak ada yang setara dengan Dia),

Page 2: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

Pencipta segala makhluk, Yang melakukan segala yang dikehendakiNya, dan mengerjakan

dalam kerajaanNya apa yang dikehendakiNya.[1]

Beriman kepada Allah juga bisa diartikan[2], berikrar dengan macam-macam tauhid yang tiga

serta beri’tiqad (berkeyakinan) dan beramal dengannya yaitu tauhid rububiyyah, tauhid

uluhiyyah dan tauhid al-asma’ wa ash-shifaat.

Iman kepada Allah mengandung empat unsur[3]:

1. Beriman akan adanya Allah.

Mengimani adanya Allah ini bisa dibuktikan dengan:

(a). Bahwa manusia mempunyai fitrah mengimani adanya Tuhan tanpa harus di dahului

dengan berfikir dan sebelumnya. Fitrah ini tidak akan berubah kecuali ada sesuatu pengaruh lain

yang mengubah hatinya. Nabi Shallahu’alaihi wa sallam bersabda:

ان�ه� س� ي�م�ج� و�أ� ان�ه� ر� ي�ن�ص� و�

أ� د�ان�ه� و� ي�ه� اه� ب�و�أ� ف� ة� ط�ر� ال�ف� ل�د�ع�ل�ى ي�و� إ�ال6 د�9 ل�و� و� م� ام�ن� م�

”Tidaklah anak itu lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanya lah yang

menjadikan mereka Yahudi, Nashrani, atau Majusi.”( HR. Bukhori)

Bahwa makhluk tersebut tidak muncul begitu saja secara kebetulan, karena segala sesuatu yang

wujud pasti ada yang mewujudkan yang tidak lain adalah Allah, Tuhan semesta alam. Allah

berfirman,

”Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka

sendiri)?”(QS. Ath-Thur: 35)

Maksudnya, tidak mungkin mereka tercipta tanpa ada yang menciptakan dan tidak mungkin

mereka mampu menciptakan dirinya sendiri. Berarti mereka pasti ada yang menciptakan, yaitu

Allah yang maha suci.

Lebih jelasnya kita ambil contoh, seandainya ada orang yang memberitahu anda ada sebuah

istana yang sangat megah yang dikelilingi taman, terdapat sungai yang mengalir di sekitarnya, di

dalamnya penuh permadani, perhiasan dan ornamen-ornamen indah. Lalu orang tersebut berkata

kepada anda, istana yang lengkap beserta isinya itu ada dengan sendirinya atau muncul begitu

saja tanpa ada yang membangunnya. Maka anda pasti segera mengingkari dan tidak

mempercayai cerita tersebut dan anda menganggap ucapannya itu sebagai suatu kebodohan.

Page 3: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

http://maramissetiawan.wordpress.com/2010/10/11/coretanku-penjelasan-rukun-iman-1-iman-

kepada-allah/

RUKUN IMAN

Rukun Iman adalah: Beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya

dan hari kemudian serta beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. Allah subhanahu

wataala berfirman:

��ك�ن� �م�غ�ر�ب� و�ل ر�ق� و�ال �م�ش� �ل� ال �م� ق�ب �وا و�ج�وه�ك �و�ل ن� ت� �ر� أ �ب �س� ال �ي ل

#ين� �ي �ب �اب� و�الن �ت �ك �ة� و�ال �ك ئ �م�ال� خ�ر� و�ال � اآل� �و�م �ي �ه� و�ال �الل �ر� م�ن� آم�ن� ب �ب ال�ن� �ين� و�اب اك �م�س� �ام�ى� و�ال �ت �ي �ى� و�ال ب �ق�ر� #ه� ذ�و�ي ال ب �م�ال� ع�ل�ى� ح� �ى ال و�آت

�اة� ك �ى الز� ة� و�آت �ق�ام� الص�ال� ق�اب� و�أ �ين� و�ف�ي الر# �ل ائ �يل� و�الس� ب الس��ذ�ا ع�اه�د�وا �ع�ه�د�ه�م� إ �م�وف�ون� ب اء�و�ال س�

� �أ �ب �ر�ين� ف�ي ال و�الص�ابس�

� �أ �ب اء� و�ح�ين� ال �ذ�ين� ص�د�ق�وا و�الض�ر� �ك� ال ��ئ �ول �ك� ه�م� أ ��ئ �ول و�أ�ق�ون� �م�ت ال

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi

sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,

kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak

yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang

meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;

dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam

kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. ( Al-Baqarah ayat 177)

Page 4: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

RUKUNPERTAMA:

BERIMAN KEPADA ALLAH SUBHA NA HU W A TA A LA

Mewujudkan iman kepada Allah

Seseorang tidak dianggap beriman kepada Allah sehingga meyakini hal-hal berikut ini:

Pertama: Meyakini bahwa hanya Allah SWT satu-satu-Nya pencipta alam mayapada ini,

menguasai, mengatur, mengurus segala sesuatu di dalamnya, memberi rizki, kuasa,

menjadikan, mematikan, menghidupkan dan yang mendatangkan manfaat serta madharat.

Dia berbuat segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, menghukum sesuai dengan

kehendak-Nya, memuliakan siapa yang dikendaki-Nya dan menghinakan siapa saja yang

dikendaki-Nya, ditangan-Nya semua kekuasaan langit dan bumi, Maha Kuasa atas

segala sesuatu, Maha Mengetahui segala sesuatu, tidak butuh kepada siapapun, bagi-Nya

segala urusan, di tangan-Nya semua kebaikan, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak satupun

yang bisa menghalangi-Nya. Semua makhluk; baik malaikat, jin, manusia adalah

hamba-Nya, semuanya di bawah kekuasaan, ketetapan dan kehendak-Nya, perbuatan-

perbuatan-Nya tidak terhitung dan tidak terhingga. Semua kekhususan tersebut

hanya dimiliki oleh Allah SWT , tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang berhak

memiliki sifat-sifat tersebut selain-Nya, dan tidak boleh menisbatkan dan menetapkan salah

satu sifat-sifat tersebut kepada siapapun selain-Nya.

Page 5: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

Allah berfirman:

�م� �ك �ل �ذ�ين� م�ن� ق�ب �م� و�ال �ق�ك ل �ذ�ي خ� �م� ال �ك ب �د�وا ر� �اس� اع�ب �ه�ا الن ي� �ا أ ي

Mاء� �ن م�اء� ب ا و�الس� Mاش ر�ض� ف�ر�� �م� األ� �ك �ذ�ي ج�ع�ل� ل �ق�ون� ال �ت �م� ت �ك �ع�ل ل

�م� �ك قMا ل ات� ر�ز� �م�ر� �ه� م�ن� الث ج� ب �خ�ر� م�اء� م�اءM ف�أ ل� م�ن� الس� �ز� �ن ف�ال�و�أ�م�ون� �ع�ل �م� ت �ت �ن �د�ادMا و�أ �ن �ه� أ �ل �وا ل �ج�ع�ل ت

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang

sebelummu, agar kamu bertakwa,Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan

langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan

hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan

sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah ayat 21-22).

RUKUN KEDUA

BERIMAN KEPADA MALAIKAT

1. Makna beriman kepada Malaikat

Beriman kepada malaikat berarti meyakini bahwa Allah mempunyai Malaikat-malaikat.

Allah jadikan mereka dari cahaya, diciptakan untuk senantiasa taat kepada-Nya dan tidak

pernah membangkang terhadap apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka,

senantiasa mengerjakan semua perintah-Nya, terus-menerus bertasbih kepada Allah siang dan

malam, tidak ada yang mengetahui jumlah mer eka kecuali Allah, dan Allah

membebankan kepada mereka berbagai tugas yang berbeda-beda.

Page 6: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

�ون� �م�ؤ�م�ن #ه� و�ال ب �ه� م�ن� ر� �ي �ل �ز�ل� إ ن� �م�ا أ ول� ب س� �لY آم�ن�آم�ن� الر� ك

�ه� ل س� �ح�دZ م�ن� ر� �ن� أ �ي ق� ب �ف�ر# �ه� ال� ن ل س� �ه� و�ر� �ب �ت �ه� و�ك �ت �ك ئ �ه� و�م�ال� �الل ب�ا �ط�ع�ن �ا و�أ م�ع�ن �وا س� �م�ص�ير�و�ق�ال �ك� ال �ي �ل �ا و�إ �ن ب �ك� ر� ان غ�ف�ر�

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula

orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-

kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara

seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar

dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah

tempat kembali". ( Al-Baqarah ayat 285).

Kedudukan dan hukum beriman kepada Malaikat.

Beriman kepada malaikat merupakan rukun kedua dari rukun iman yang enam, tidak sah

keimanan seseorang tanpa beriman kepada malaikat. Para ulama sepakat bahwa hukum

beriman kepada malaikat adalah wajib, barangsiapa mengingkari keberadaan mereka atau

sebagian dari mereka yang telah disebutkan (nama-namanya) oleh Allah, maka ia telah

kafir dan menentang Al-Quran, sunnah dan ijma’.

2. Cara beriman kepadaMalaikat

Beriman kepada malaikat ada dua cara, beriman secara global dan secara terperinci,

adapun beriman kepada malaikat secara global mencakup beberapa hal, diantaranya:

Pertama: Mengakui keberadaan malaikat, dan bahwa mereka adalah makhluk ciptaan

Allah. Diciptakan untuk beribadah kepada-Nya, dan keberadaan mereka adalah hakiki.

Page 7: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

Ketidak-mampuan kita melihatnya bukan berarti mereka tidak ada, karena betapa banyak

benda atau makhluk kecil dan halus di alam maya pada ini yang kita tidak bisa

melihatnya, tapi benda itu benar-benar ada. Nabi Shallallahu ‘a laihi wasallam

pernah melihat malaikat Jibril dua kali dalam bentuk aslinya, begitu pula sebagian sahabat

pernah menyaksikan sebagian malaikat dalam bentuk manusia.

Kedua: Menempatkan mer eka sesuai dengan kedudukan yang Allah tetapkan untuk

mereka, dimana mereka adalah sebagai hamba-Nya yang selalu siap untuk diperintah,

Allah telah memuliakan mereka dengan mengangkat kedudukannya serta mendekatkan mer

eka kepada-Nya, dan bahwasanya di antara mereka ada yang sebagai utusan untuk

membawa wahyu dan yang lainnya sesuai dengan kehendak Allah subha na hu wa taa la .

Hikmah beriman kepada malaikat:

1. Sebagai bukti keimanan seseorang, karena tidak sah iman seseorang tanpa beriman

kepada malaikat.

2. Menyadarkan kita akan kebesaran, keagungan dan kekuasaan Allah subha na hu w a taa

la , karena kebesaran makhluk adalah sebagai bukti kebesaran penciptanya.

3. Dengan mengetahui sifat-sifat, keadaan dan tugas-tugas malaikat akan menambah

keimanan dalam hati seorang muslim.

4. Akan timbul rasa tenang dan aman pada diri orang mukmin, karena Allah telah

menetapkan untuk setiap mereka malaikat yang senantiasa menyertai mereka.

Page 8: Iman Menurut Bahasa Adalah Membenarkan

5. Akan menambah rasa cinta kepada mereka, karena mereka melaksanaan ibadah secara

sempurna, dan mereka mendo’akan ampunan untuk orang-orang mukmin.