ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat...
Transcript of ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat...
MUSY AWARAH KELUAI~GA ALUMNI UNIVERSITAS GADJAH MADA KE·III
01 · SURABAY A · TANGGAL 6 s/d 8 JANUARI 1977.
ILMU WILAYAH '-
IMPLIKASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBANGUNAN DI · INDONESIA
Prof. Dr. Ir. Suta:rnl
MILIK PERPUSTAKAA1 BALli BA.tS G 1" U
MUSYAWARAH KELUARGA ALUMNI UNIVERSITAS GADJAH MADA KE-UI
DI SURABAYA TANGGAL 6 s/d 8 JANUARI 1977.
UNIVERSITAS GAOJAH MADA
ILMU WILAYAH IMPLIKASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBANGUNAN DI · INDONESIA
PROF. DR. IR. SUTAMI
I L M U W I L A Y A H IMPLIKASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBAHGUNAN DI INDONESIA.
1. Beberapa bulan lagi kita akan mengakhiri pelaksanaan ta~ hun ke 3 dari Pelita II. Kiranya perlu kita sejenak mengadakan penilaian apakah selama ini segala sesuatu telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Perencanaan Pelita dilakukan secara makro aggregatief.Secara sektoral sasaran-sasaran tertentu telah ditetapkan. Dan dengan tercapainya sasaran-sasaran tersebut diharapkan bahwa tujuan dari pada pembangunan secara keseluruhan akhirnya juga akan tercapai.
3. Tiap tahun anggaran APBN membiayai proyek-proyek sektoral dan berbagai proyek INPRES. Sementara itu APBD baik tingkat I,maupun tingkat II, membiayai berbagai proyek daerah. Proyek-proyek daerah ini ada yang bersifat komplementer, ada pula yang bersifat supplementer terhadap proyek-proyek sektoral.
4. Modal utama dari pembangunan yang kita lakukan adalah seluruh wilayah Tanah Air dengan segala kekayaan alamnya. Dan semua itu harus bisa ·dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia dari generasi ke generasi. Ini merupakan proses yang berkelanjutan yang memerlukan pengendalian yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu tiap kali harus diadakan penilaian apakah semua telah berjalan dengan baik.
5. Kita menghadapi pertumbuhan dan perkembangan (growth and development). Dan keduanya harus dapat berjalan serasi. Untuk itu mekanisme pembangunan harus dapat menyelenggarakannya dengan baik. Pengendalian administratief, yang menyangkut biaya, tenaga dan logistik, harus dapat menunjang pengendalian operasionail.
Perenca na an •••••••••
2
Perencanaan secara makro aggregatief harus dilengkapi den~an perencanaan secara regional integratief.
6. Untuk melaksanakan pembangunan diperlukan 6 technical in_put, yaitu :
6.1. National Finance 6.2. National Manpower 6.3. National Logistics 6.4. National Information System 6.5. National Participation 6.6. Legitimate Power.
Dan ada 4 krtteria yang harus digunakan sebagai landasan untuk proyek-proyek yang akan dibangun, yaitu :
Secara kwalitatief : desirability dan consistency Secara kwantitatief: feasibility dan efficiency.
Oengan demikian, maka feasibility hanya merupakan salahsatu kriteria saja, jadi bukan satu-satunya.
7. Proses pembangunan dirumuskan, diarahkan dan dimantapkan dengan suatu perencanaan. Perencanaan dalam arti dan pengertiannya yang luas adalah :
"Satu proses yang berkelanjutan dalam merumuskan (dan merumuskan kembali} dan melaksanakan (dan melaksanakan kernbali) satu matrix multi dimensi dari keputusan-keputusan yang saling berhubungan, yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan dalam satu jangka dan urutan waktu yang ditentukan dan dengan cara-cara yang optimal".
Oefinisi ini sangat Action oriented.
8. ldeologi PANCASILA merupakan landasan filosofis yang kuat bagi segala kegiatan yang kita lakukan, baik kegiatan ekonomi, politik,· sosial maupun budaya. Bahkan akhirnya Ketahanan Nasional dapat diwujudkan secara lebih mantap, jika seluruh rakyat Indonesia •••••••••
3
Indonesia fanatik (dalam arti yang baik) terhadap ideolo
gi Pancasila. Dan ini bisa dicapai, apabila rikyat mera
sa, bahwa dengan ideologi Pancasila taraf hidupnya dapat
ditingkatkan.
9. Dimensi-dimensi baru yang dapat menggairahkan jalannya
pembangunan harus terus diusahakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Rakyat Indonesia yang BHINNEKA TUNG
GAL IKA mempunyai ciri-ciri tersendiri yang harus selalu
k1ta perhitungkan~ Selain indikator-indikator ekonomi,se
yogyanya digunakan juga indikator-indikator sosial, termasuk indikator-indikator budaya. Adat istiadat, keperca
yaan agama dan lain-lain perlu mendapatkan pembinaan
yang sebaik-baiknya. {So~1al reference to developing eco
nomies).
10. Akhirnya yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pem
bangunan Negara kita adalah kondisi wilayah Tanah Air ki
ta. Tanah Air kita yang sejak zaman dahulu terkenal di
seluruh dunia akan kekayaan alamnya, sebenarnya sekarang
1ni ada ·bagian-bagiannya yang mulai menunjukkan gejala
degradasi~ terutama di pulau Jawa. Oleh karena itu da
lam melakukan pembangunan yang berintikan pertumbuhan
dan perkembangan, sudah harus diselipkan didalamnya pe
ngertian konsolidasi wilayah.
11. Perspectief Perekonomian Nasional Indonesia tahun 1985
yang disusun oleh Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo baru
memasukkan dimensi waktu. Sekarang harus dilengkapi de
ngan dimensi ruang. MAN - SPACE - TIME merupakan sendi
sendi dar1 pembangunan yang sedang kita laksanakan. Ti
dak hanya KAPAN, tetapi juga.DIMANA merupakan pertanya
an-pertanyaan yang sel~lu harus dicarikan jawabannya.
Rakyat Indonesia sebagai insan ekonomi, insan politik,
insan sosial dan insan budaya, dari generasi ke genera
si, hidup diatas dan mencari penghidupannya dari bumi
Indonesia ••••••.•
4
Indonesia. Tanah Air Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau pulau beserta lautannya yang luas, perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Memanfaatkan berarti seka-11gus menjaga kelestariannya, agar dapat diambil manfaatnya untuk selama-lamanya.
12. Situasi dan kondisi merupakan sesuatu yang tidak statis, melainkan dinamis. Dimensi waktu sangat berperan dalam permasalahan ini. Disatu fihak jumlah penduduk bertambah terus, tetapi dil·ain fihak kemampuan sesuatu wilayah tertentu untuk menampung perkembangan tersebut jelas ada batasnya. Pemaksaan sesuatu wilayah untuk memikul beban melampaui kemampuannya bisa menimbulkan kerusakan-kerusakan. Inovasi-inovasi memang seyogyanya diusahakan,tetapi semua itu tetap ada batasnya. Kerusakan-kerusakan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada kerusakan-kerusakan wilayah secara fisik, tetapi juga bisa menjalar ke kerusakan nilai-nilai kemasyarakatan, termasuk nilainila1 sos1al lainnya.
13. Permasalahan wilayah baik yang menyangkut kehidupan masyarakat, maupun kondisi fisik lingkungannya, perlu diikuti perkembangannya secara terus-menerus. Dan semua hasil pengamatan terseb~t merupakan bahan-bahan yang sangat berharga bagi ANALISA KEBIJAKSANAAN. Hanya kebijaksanaan yang baik yang bisa menelorkan perencanaan-perenc~naan yang baik. Dalam hubungan ini kita menganut pendapat, bahwa
"Kebijaksanaan yang baik tentunya juga sudah harus memperhitungkan segi:segi kemungkinan pelaksanaannya!"
14. Ilmu Wilayah atau regional science mencoba untuk mencakup semua permasalahan~ baik yang menyangkut social system, maupun eco system.
Dengan •••.•••••.
5
Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang sesuatu WILAYAH sebagai suatu sistim terutama dan khususnya yang menyangkut hubungan interaksi dan interdependensi antara subsystem utama ECOSYSTEM dengan subsystem utama SOCIAL SYSTEM, serta kaitannya dengan WILAYAHWILAYAH lainnya dalam membentuk suatu KESATUAN WILAYAH guna pengembangan termasuk penjagaan kelestarian dari pada WILAYAH tersebut.
15. Ilmu Wilayah masih termasuk ilmu yang baru, dalam sejarah perkembangannya mula-mula yaitu dalam tahun-tahun 1950-an sampai permulaan tahun 1960-an terutama diarahkan untuk mencari keseimbangan, sehjngga disebut sebagai Classical Regional Science. Pada perkembangan selanjutnya yaitu dalam permulaan tahun tahun 1960-an.sampai permulaan tahun 1970-an Ilmu Wilayah memasukkan tehnik-tehnik programming (baik linear, nonlinear maupun static.dynamic} dalam mempelajari tingkat dan perkembangan optimal dari pada regional variables seperti pendapatan, kesempatan kerja serta inves~asi. Tetapi pada waktu itu ternyata yang berkembang akhirnya bukan substansinya melainkan tehnik-tehnik programmingnya, sehingga disebut Operations Research Regional Science. Baru sesudah itu yaitu sejak tahun 1970-an sampai sekarang, baik tehnik-tehnik programmingnya maupun substansinya dikembangkan secara.bersamaan dengan memanfaatkan INFORMATION THEORIES dan DECISION THEORIES sehingga dapat lebih bersifat action oriented.
Perlu dijelaskan di~ini bahwa yang dimaksud dengan WILAYAH atau REGION adalah seluruh wilayah Tanah Air atau bagianbagian tertentu dart pa~anya.
16. • ••.•.••••••••
6
16. Ilmu Wilayah mu1ai dikembangkan sete1ah disadari ada~ya gejala pertumbuhan yang timpang antara wilayah perkotaan yang berkembang pesat dan wilayah pedesaan yang makin merosot. Keadaan seperti ini jelas akan merugikan kedua-duanya. Ini merupakan geja1a ekonomi ganda (dual economy) yang pada hakekatnya adalah manifestasi ,daripada permasalahan wilayah. Analoog dengan itu terjadi pula pertumbuhan yang tidak seimbang antara satu wilayah yang berkembang pesat dan wilayah-wi1ayah lain yang makfn merosot.
17. Dewasa ini hampir semua negara didunia menghadapi masalah-masalah sebagai berikut :
17.1. Kemelaratan diterrgah-tengah kemewahan. 17.2. Kerusakan pada lfngkungan. 17.3. Kehi1angan kepercayaan pada lembaga-1embaga. 17.4. Pemekaran wilayah perkotaan yang tak terkendali. 17.5. Lapangan kerja yang kurang terjamin. 17.6. Permasalahan remaja. 17.7. Peno1akan terhadap nilai-ni1ai tradisionil. 17.!. Inflasi dan kesu1itan-kesulitan moneter dan eko-
nomi 1ainnya.
Dan ternyata masa1ah-masalah tersebut diatas :
a. sampai batas-batas tertentu terjadi di setiap kehidupan masyarakat.
b. menyangkut segi-segi ekonomi, politik, sosial, budaya dan fisik teknis.
c. terdapat inter~ksi antara masalah yang satu dengan masa1ah yang lain.
Mengingat 1uas dan rumitnya permasalahan yang dihadapi, diperlukan cara pendekatan yang bersifat interdisip1iner. Inf berarti pengerahan dari pada berbagai disiplin i1mu pengetahuan.
1 8. • ••••.••..•••
7
18. Da1am hubungan ini yang harus betu1-betu1 diperhitungkan dengan saksama, karena dapat membatasi sesuatu pertumbuhan, ia1ah :
l9.
20.
1·8.1. masa1ah kependudukan (tidak saja jumlahnya tetapi juga penyebarannya).
18.2. hasil produksi pertanian.
18.3. sumber daya alam, baik yang renewable (yang harus dijaga kelestariannya), maupun yang tidak renewable (yang harus 'dihemat).
18 •. 4. hasil industri.
18.5. pencemaran lingkungan.
Dan semua itu harus dikaitkan dengan wilayah yang bersangkutan.
Selanjutnya sebaga i gamba ran dapat dikemukakan disini,bahwa pad a tahun 0 penduduk didunia berjumlah + - 250 juta orang
II II 1800 II II II + 1 milyar II
-II II 1930 II II II + 2 milyar II
-II II 2000 II II diperkirakan 7 milyar II
Kemudian untuk pulau Jawa, angka-angkanya adalah sebagaiberikut :
pad a tahun 17·75 jumlah penduduknya + 2 - juta orang II II 1875 II II + - 18,3 II II
II II 1950 II II + 50,4 II II
-II II 1955 li II + 55,7 II II
-II II 1'960 II II + 62,9 II II
-II II 1965 II II + 68,0 II II
II II 1970 II II + - 75,0 II II
II II 1975 II II + 84,8 II II
Untuk Indonesia yang dalam tahun 1975 mempunyai penduduk sekitar 134,6 juta orang, sebenarnya bel urn merupakan masa-lah, seandainya pol a penyebarannya baik.
Tetapi . . . . . . . . . .
8
Tetapi ternyata. bahwa dari jumlah tersebut sekitar 84,8 juta orang atau + 63% ada di pulau Jawa~ yang luasnya hanya sekitar 7% dari seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran penduduk yang kurang wajar ini menimbulkan berbagai masalah yang cukup gawat.
21. Sebaiknya pulau Jawa, dengan keadaan geografis dan tingkat pertumbuhan ekonomi seperti sekarang ini, hanya dihuni oleh penduduk sejumlah antara 60 dan 70 juta orang saja, ·sehingga memungkinkan dilakukannya konsolidasi wilayah yang lebih baik. Bangunan-bangunan prasarana, seperti jalan dan jembatan, jaringan irigasi termasuk bendungan-bendungannya, assainering kota dan lain sebagainya, d~pat dibenahi dan dikembangkan dengan cara-cara yang lebih efficient. Daerah-daerah yang kritis. catchment area dari sungai-sungai dan bukit2yang t~la~ gundul dapat dihijaukan kembali dengan lebih effectief. Perbaikan sungai-sungai yang rusak, terrasering dan lain-lain usaha untuk mengurangi bencana banjir dan erosi, dapat dilakukan secara lebih mantap. Demikian pula proyek-proyek pengendalian turunnya lahar dingin dari gunung-gunung berapi dapat dilaksanakan tanpa kesulitan-kesulitan yang berarti. Sementara itu peningkatan pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan pula kesejahteraan rakyat di wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan secara lebih seimbang dan merata.
22. Apabila pulau Jawa berdasarkan uraian tersebut diatas memang sebaiknya,berpenduduk tidak lebih dari 70 juta orang, maka berarti, bahwa dalam tahun 1975 pulau tersebut telah kelebihan penduduk sekitar 14,8 juta orang. Dan tiap tahun kelebihan penduduk tersebut akan bertambah dengan + 2 juta orang. Kenyataan ini sangat mempersulit usaha-usaha KONSOLIDASI WILAYAH, disamping
menimbulkan •••••••.•.
9
menimbulkan MASALAH MASALAH BARU dibidang lain, termasuk bfdang sosial. Walaupun peningkatan pertumbuhan ekonomi berjalan terus, namun hasilnya tidak akan mampu mengimbangi masalah akibat pertambahan ·penduduk.di Jawa yang makin lama juga makin meningkat tiap tahunnya.
23. Akibat dari kondisi yang kurang menguntungkan di Jawa dapat disebutkan disini :
23.1. Adanya ekonomi ganda (dual economy) yang makin menjadi-jad~, bafk antara kota-kQta besar dan wilayah pedesaan yang mengelilinginya, maupun antara pulau Jawa dan wilayah-wilayah luar Jawa.
2 3. 2. In de ks·- i ndeks wil a va h men unj uk kan a ng ka- angka yang tidak lagi wajar, termasuk indeks bangunan (bu.1lding-indexes)
23.3. Kerusakan-kerusakan pada lingkungan terus meningkat, termasuk pencemaran air, udara dan tanah.
23.4. Pengangguran, baik yang nyata, maupun yang terselubung, terus meningkat. Mencari sekolah, terutama di kota-kota besar, makin lama makin sulit. Tetapi kalau sudah lulus tidak mudah mencari pekerjaan.
23.5. Masalah pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat lainnya akan bertambah rumit, walaupun telah diusahakan dengan sungguh-sungguh untuk mengatasinya.
Dan masih banyak lagi masalah-masalah baru yang timbul ' yang disebabkan karena adanya konsentrasi penduduk yang
melampaui kemampuan wilayah yang bersangkutan.
24. Permasalahan yang digambarkan diatas masuk dalam ruang lingkup ILMU WILAYAH, karena substansinya menyangkut permasalahan wilayah. Selain segi fisik tehnis, ikut
menonjol ••••••..••
- 10 -
menonjol pula segi-segi ekonomi, politik, sos1al dan budaya. 01 eh ka rena i tu berbagai dis i. p 1 in 11mu pe~getahuan, baik y,_,g masuk kelompok ilmu pengetabuan sosial (social sciences, termasuk humanities), maupun y~ng masuk kelompok ilmu pengetahuan alam (natural sciences) harus di ·ikut-sertakan dalam usaha untuk memecahkan masalap tersebut. Perhatian yang khusus sangat diperlukan dari berbagai fihak dan kemudian harus segera di-ikuti dengan tindakan yang CEPAT dan EFFECTIEF, atau kita akan mewariskan ses ua tu .yang t i dak en a k pad a ge:nera s i k ita yang akan da tang.
25. Permasalahan yang dihadapkan kepada kita dewasa ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Apabila wilayah pulau Jawa disebut wilayah A dan wilayah luar Jawa disebut wilayah a,· maka .:
25.1. Wilayah A merupakan· + 7% dan wilayah 8 + 93~ dari seluruh wilayah Tanah Air kita.
25.2. Wilayah A dihuni oleh + 63% dan wilayah B oleh ~ 37% dari seluruh penduduk Indonesia.
25.3. Wilayah A kelebihan penduduk + 14,8 juta orang dan tiap tahun akan bertambah dengan + 2 juta orang~ Kenyataan ini yang merupakan sumber pokok dari segala ~asalah yang timbul, baik dibidang ekonomi, politik, .sosial dan budaya (menyangkut social.system), maupun dibidang ffsik tehnis (menyangkut eco sys tern).
·25.4. Wilayah B sangat kekurangan tenaga manusia (pen-' duduk), ~ehingga ·tingkat produktivitas wilayah ter-
sebut rendah.
25.5. Banjir-banjir ya·ng terjadi di wilayah A lebih dari 90% menimbulkan kerusakan, sedangkan dt wilayah B hanya sekitar 30% yang menimbulan kerusakan.
2 5. 6. • •••••••••••
11
25.6. Kerusakan-kerusakan pada lingkungan diwilayah A menunjukkan kecenderungan untuk meningkat, walaupun telah dilakukan usaha-usaha konsolidasi wilayah, sedangkan wilayah s·justru menunggu usaha pengembangannya.
25.7. Sekitar 64,5% areal persawahan dengan irigasi (tehnis, semi tehnis, sederhana dan desa) terdapat diwilayah A, sehingga sangat rawan terhadap bencana kekeringan, sedangkan di wilayah B hanya sekitar 35,5%, padahal datarannya yang bisa dijadikan areal persawahan masih cukup luas. Seperti diketahui Indonesia tidak terdiri dari hanya satu wilayah musim, sehingga bencana kekeringan atau bencana banjir pada umumnya tidak melanda seluruh wilayah. Indonesia pada saat yang sa rna·.
Banyak gaga~an-gagasan yang bisa kita kembangkan untuk menghadapi permasalahan tersebut diatas. Banyak pula cara-cara pendekatan yang bisa kita gunakan. Tetapi yang lebih penting adalah PENGHAYATAN yang mendalam dari permasalahan itu sendiri sebelum kita mengambil langkah-langkah kearah pemecahannya. Permasalahannya tidak segampang seperti yang kita bayangkan. Dan makin kita dalami, m~kin nampak betapa rumitnya permasalahan tersebut. Oleh karena itu pengerahan berbagai disiplin ilmu pengetahuan sangat diperlukan untuk bisa mengadakan ANALISA KEBIJAKSANAAN (policy analysis) yang sebaik-baiknya. Kali ini kita betul-betul menghadapi seekor macan dan bukan ~eekor kucing! Oleh karena itu cara pemecahannya juga harus FUNDAMENTIL, walaupun untuk itu diperlukan keberanian yang luar biasa untuk mengambil keputusan. Information theories dan decision theories perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya.
2 6. • ••••••••••••
12
2 6 • P e r b-a i k an t e r had a p p o 1 a p e ny e b a r a n pend u d u k m u t 1 a k h a r u s dilakukan. Masalah ini merupakan HAMBATAN yang sangat mencemaskan bagi suksesnya pembangunan df Indonesia.Apa-bila diabaikan bisa menimbulkan kerawanan· diberbagai bidang. Bahkan KETAHANAN NASIONAL dalam arti yang luas bisa terancam karena tekanan kepadatan penduduk tersebut. Oleh karena itu seyogyanya masalah ini mendapatkan perhatian yang khusus.
Memperbaiki pol~ penyebaran penduduk Indonesia memang mem~rlukan biaya yang sangat besar. M~nurut angka-angka yang dapat dikumpulkan kira-kira akan mene1an 25% dari seluruh anggaran pembangunan kita setiap tahun. Tetapi maki~ ditunda-tunda operasi tersebut, mak1n bertambah besar pula persentase tersebut! Sebaliknya jika pola penyeba~an penduduk Indonesia dapat diperbaiti., maka keuntungan-keuntungannya juga akan besar. Yang j~las :
26.1. Ketahanan Nasional kita dalam arti yang luas dapat lebih dimantapkan.
26.2. Tekanan kepadatan penduduk di Jawa secara· bertahap dapat dikurangi dan akhfrnya dihilangkan. Akibatnya usaha konsolidasi wilayah pulau Jawa dapat berjalan lebih lanc~r. Tidak ada kekhawatiran pemusnahan dari pada investasi yang telah dan akan dilakukan di Jawa (karena banjir, erosi dsb).
26.3. Pengembangan wilayah luar Jawa bisa dtlakukan dengan.cara yang lebih baik, sehingga tingkat produktivitas wil~ah tersebut bisa dinaikkan.
26.4. Kekurangan tenaga yang dirasakan diluar Jawa bisa diatasi. Bahkan tenaga-tenaga yang dulu di Jawa kurang productief, ditempatnya yang baru di1uar Jawa bisa lebih productief.
26.5. Di· .............•.
13
26.5. Di luar Jawa t1mbul pusat-pusat produksi dan konsumsi baru yang cukup potensitl. sehtn~ga dapat merangsang perdagangan dan kegiatan-kegiatan lainnya (terjadi economic agglomEration).
26.6. Mempermudah usaha perataan pemtangunan.
26.7. Menunjang ·(tidak menghambat) u~aha peningk~tan
pertumbuhan perekonomian Negarc dalam arti yang luas.
27. ·untuk mempersiapkan semua itu, maka ciluar Jawa perlu dilakukan studi-studi wilayah (regioral studies). Tiap negara mempunyai modelnya sendiri un1uk melakukan studi wilayah· semacam itu. Begitu pula lndonesia pada suatu saat perlu mempunyai model sendiri, karena kita telah cukup mempunyai tenaga-tenaga ahli, baik dalam bf-. dang ilmu pengetahuan sosial (ekonomi, politik. sosial, budaya), mattpun dalam bidang ilmu pergetahuan alam (tehnik, pertanian, ekologi dsb}. Yang pertama menggarap segi-segi dari social system dan yang ~edua eco system. Baik social system, maupun eco systen, masing-masing merupakan SUBSYSTEM UTAMA dari WILAYJH sebagai suatu SYSTEM.
Kemudian interaksi dan interdependensi antara social system dan eco system dari WILAYAH tersebut dipelajari. Dan akhirnya kaitan WILAYAH tersebut dengan wilayah-wilayah lain dalam membentuk suatu KESPTUAN WILAYAH (a set of regions) juga dipelajari.
Hasil dari studi tersebut digunakan untuk merencanakan pengembangan dart pada WILAYAH tersebut. (termasuk penjagaan kelestariannya).
28. Studt wtlayah dilakukan tahap demi tahap. Tahap perta-m~ biasanya tidak mendalam (hanya berupa reconriatssance).
Ba ru ••••••••••••
14
a·aru pad a tahap-tahap ,bert kutnya di l akukan penda 1 aman dar1 permasalahannya dan makin lam; makin mendalam. Dan untuk menghemat waktu biasanyc digunakan juga apa yang disebut :mixed scanning ~pp·oach. ·otsini kita ·mulai menyusun rencana pengembang·.n· wilayah secara irltegrated. Dan tnt pula yang kita sebut perencanaan se-, cara regional irttegfatief untuk ~elengkapf perencanaan secara makro aggregatief. (se·kto.-al).
29. Ilmu Wilayah dengan "perencanaan secara regional in~egratief~ nya merupakan alat untuk ~engarahkan sasaran-sasaran sektoral sebagai hasil dari "perencanaan secara makro aggregatief" ke tujuan pembangunan secara kesel~ruhan. Tanpa kel~ngkapan ini maka akhirnya yang tercapai bukannya tujuan dart pembangunan. melainkan hanya kumpul4n dari sasaran•sasaran sektoral yang berdiri sendiri•sendiri tan.pa ikatan yang mantap. antara yang satu d~ngan yang lain. Pengembangan wilayah yang direncanakan berlandaskan Ilmu Wilayah, pelaksanaannya dapat lebih terkendalikan. (begitu pula penjagaan kelestariannya).
Dengan demikian dapat dihindarkan adanya ketidak sefmbangan SPATIAL.
30. Ilmu ~ilayah merupakan se~uatu yang baru di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan umpan balik dan pengisian lebih lanjut dart para ahlf kita dari berbagai disiplin . ilmu pengetahuan. Ilmu Wilayah memang merangkum berbagai disiplin ilmu pengetahuan, baik yang termasuk kelompok social sc\ences (termasuk humanities), maupun natural sciences. Bahkan kita harus dapat memberikan WARNA tersendiri kepada Jlmu Wilayah yang akan diterapkan di Indonesia. Kecenderungan yang terdapat di luar neger1 tidak selamanya sesuai dengan situasi dan kondisf di Tanah Air kita. Oleh karena itu jika kita ambil alfh begitu saja. bisa menimbulkan efek sampingan yang kurang menguntungkan.
15
BESERAPA CONTOH PERMASALAHAN WllAYAH YANG SERING DIJUMPAI.
1. Apabila dibangun waduk serbaguna, maka kadang-kadang yang terendam wilayah dart propinsi atau kabupaten ~ang satu, tetapi yang mendapatkan manfaat berupa air irigasi dlsb. wilayah dari prop1nsi atau kabu·paten yang lain.
2. Ada kabupaten dari suatu propins1 yang secara ekonom1s ori~ntasinya mutlak pada propi~si yang. lain.
3. Ada ~ebuah sungai yang dijadikan batas dari dua propinsi, pad~hal sungai tersebut serfng banji~ dan alirannya berubah-rubah. Akibatnya ada beberapa desa yang pada suatu saat.masuk propinsi yang ~atu dan pada saat yang lain masuk propi~~i yang lain.
4. Ada sebuah sungai yang mengalir sepanjang perbatasan dua kabupaten yang wilayahnya sama-sama rendah. Sungai tersebut cukup besar dan sering banjir dengan membawa banyak lumpur. Kabupaten yang satu terlalu cepat membuat tanggul agar wflayahnya terhindar dari banjir, sedangkan kabupaten yang lainnya membiarkan wilayahnya kebanjiran. Sekian puluh tah~n kemudian kabupaten yang satu wilayahnya tetap rendah dan kabupaten yang lain wilayahnya sudah cukup tfnggf sehingga walaupun ada banjir wilayahnya yang terendam re~atief tfdak begitu luas seperti yang satu.
5. Tidak jarang terjad1 bahwa ada sawah-sawah dikiri-kanan saluran induk irigasi merigalami kekeringan atau kekurangan air, sedangkan saluran ind~k itu sendiri penuh dengan air.
6. Ada ••••••••.•
16
6. Ada sumber daya al~m berupa gas alam yang terdapat df suatu wilayah. Sumber daya alam tersebut dipere~utkan oleh pembangkit tenaga listrik dan pabrik pupuk yang kedua-duanya baik pupuk maupun ten~ga listrik diperlukan oleh wilayah itu, ~;ementara itu di tempat lain yang letaknya ra tusan km •iari wi 1 ayah· tersebut terdapat pula sumber gas alam. D;tlam hal ini sebaiknya pabrik pupuk tersebut yang meng;tl ah dan menggunakan .gas al am yang terdapat •H tempat yang jauh letaknya i tu, karena pupuk bisa dimasukkan k·eclalam kantong dan dapat diangkut me .. l~lui jar;lk yang jnuh sedangkan tenaga listrik tidak.
7. Ada kota ·tang terlt!tak diatas garis patah dari kerak bumi, sehingga kalau ada gempa mengalami banyak kerusakan.
8. Ada sumber daya alum berupa air y~ng baik sekali untuk dimanfaatkan ·untuk memban~kitkan tenaga listrik, tetapi wilayah yang memer~ukannya 1etaknya sangat jauh dari tempat sunber daya alam tersebut, sehingga jaringan transmisinya menjadi sangat mahal.
9. Ada datar:tn yang S«1ngat luas tetapi tidak terdapat sungai-sung1i disekitarnya. Hujanpun turunnya sangat sedikit.
10. Ada sungar yang tiup tahun selalu banjir. Menurut hasil penelitia1, satu-satunya jalan pemecahan yang dapat ditempuh ad1lah membangun waduk. Tetapi ternyata wilayah yang akan t~rendam sudah sangat berkembang karena kesuburan tan~hnya. Dar1 luasnya kira-kira sama dengan wilayah yang akan diselamatkan ~ari banjir.
11. Pemekaran wilayah kota selalu mengambil sebagian dari wilayah kabJpaten-ka~upaten yang berbatasan dengan kota tersebut .r'ang umumr.ya merupakan daerah pertani an· yang bai k.
Mas i h ••••••••
17
M~sih banyak lagt permasalahan-permasalahan wilayah yang k1ta jumpai dalam pelaksanaan pemtangunan Negara: kita. 91eh karena ttu dalam mengadak4n 1nventarJsas1 sumber daya alam dan sumber daya manusia, p~rlu d1t•1tkan dengan ~ilayah dimana sumber-sumber daya tersebut didapatkan.Dan dengan suatu perencanaan yang baik yang berdasarkan,analisa kebijaksanaan yang memadai,· segala sesuatu bisa dtatur sesuai dengan yang diharapkan. Pola~pola pengembangan wilayah yang dilengkapi dengan pola-pola transportasi dan perdagangan, y~ng memperhatikan struktur dan hirarki perl·u disiapkan. Baik economic .commodi~1es, maupun noneconomic commodities perlu di~asukkan ked•lam perencanaan-perencanaan kita. Selain indikator-ind1kator e~onomi, harus dt~unakan juga inditator-indikator ~osial. Dan untuk itu berbagai disiplin 11mu pengetahuan perlu diikutsertakan.
No •..
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. : a .. 9.
10. 11 • 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
AREAL PERSAWAHAN ·DENGAN IRIGASI TEHNiS, SEMI TEHNIS, SEDERHANA DAN DESA YANG DIBINA OLEH
DPU PROP.I.NS I.
Propinsi
DKI Jakarta Jawa Barat DI Jogyakarta Jawa Tengah Jawa Timur DI Aceh Sumatera Utara Su.ma tera Barat R f a ·U
J a m b. f
Sumatera Se1atan L a m p u n g
Bengku1u Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Se1atan Ka 1 i ma·n tan Ti mur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Su1a~esi Tenggara B a 1 i
Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara T1mu~ M a 1 u k u
JUMLAH ( da1am ha )
01 Jawa·.
14.206 1.047.970
63.996 801.096 933.077
2.860.345
Lampiran. 1.
Luar' .Jaw~ .
113.774 165.992 208.872
91.082 19.775 57.964
119.141 68.315 "11. 215
14.965: 32.036 46 .. 950 21. Oll
312.747 7.972
50.650 149.298
80.803 2.589
1.575.151
r No.
1 .:
.. 2 ·~ 3.:
4. 5.:
6. 7. 8. 9 •.
10 •. 1 t. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.:
20 •· 21. 22. 2.3. 24_.: 25.
La•p1 ran: ~L.. .
DAERAH BANJIR DAN GENANGAN (termasuk hanjir lahar. gunung be~ap1) 0 I SELURUH: I NO ONES IA.
Prop1nsi
A c e h Sumatera Utara Sumatera Bar.at R i a u J a m b i
Sumatera Selatan Be,ngkuTu Lampung Jawa Barat ., Jawa TengiJ11 Jogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Se1atan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Ut~ra
B a 1 i
Nusa T~nggara Barat Nusa Tenggara,T1mur M a 1 u k u Ir1 an Jaya
JUMLAH { dalam ha )
01 Jawa.
120.000 120.000
5.000 155.000.
400.000
Luar Jawa
32. 000· 160.000
23.000 40.000
. 20.000 30.000 5.000
10.000
26.000 18.000 25.000 10.000 17.000
7.000 2.000
10.000 5.000 7.000 1.000 1. 000
111.000
560.000
No.
1 .
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12. :
13.
14.
PERINCIAN DAERAH BANJIR DAN GENANGAN DI PULAU JAWA.
Nama Sungai
Cisanggarung, Ci ma nuk,. Ci pa-nas dll.
Citarum, Ci punega.ra dll. ..
Cibeet, Cis ad·ane dll.
Ciujung dll ..
Citanduy dll.
Pemali, Comal dll.
Bodri dll.
· Jragung, 1unta~g.Serang,Lus1. Vuana. dll.
Serayu dll.
Bengawan Sal a Hu1u dll.
Bengawan Sal a H11ir,K.Madiun d11.
Brantas d11.
Peka1en, Sampey an d 11 ~
Progo, Opak dll.
JUMLAH . .
Luasnya ..
+ 65.000 ha. -+ 25.000 II
-+ 15.000 II
-+ 5.000 II -+ 25.~00 II
-+ 15.000 II
-+ 5.000 II
-
+ 60.000 II
-+ 5.000 II
-+ '20.000 II
-
+ 95.000 II -+ 50.000 II
-+ 10.000 II
-+ 5.000 II
-
+ 400.000 ha.
CATATAN a. Buat pu1au Jawa yang luasnya hanya ! 7% darf se1uruh Indonesia, dan wi1ayahnya sudah berkembang~ maka 400.000 ha dirasakan sangat berat. K1ra-kira 90% darf yang tergenang ·merupakan wil ayah yang product1ef.
b. Untuk Irian Jaya 111.000 ha belu~ men1mbu1kan masalah,karena wtlayahnya belum berkembang.
t. Karena curah hujan tiap tahunnya tidak sama, ada tahun basah dan tahun ker1ng, maka luas daerah genan~an juga t1dak sama t1ap tahunnya.
KEADAAN TANAH KOSONG, KRITIS DAN GUNDUL DI JAWA DAN MADURA.
Lampiran 4.
Yang dimaksud dengan tanah kritis (d.luar kaw~san hutan) adalah :
a. fungsi hydro-orologisnya sudah tidak baik lagi. b. sosial ekonomis sudah tidak memberikan hasil yang sepadan
dengan modal, tenaga, waktu dan peralatan yang dipergunakan. c. fisis-teknis sudah tidak dapat digarap lagi, karena sudah
tandus.
Tanah kritis yang dimaksud termasuk milik rakyat berupa tegalan.
Luasnya adalah sebagai berikut :
1. Di Jawa dan Bali terdapat tegalan seluas + 4,9 juta ha. Dari luas ini·+~1 bagian atau 3,27 juta h; berada diatas ketinggian SOO·m dari muka air laut. Dalam tahun 1968 sekitar 80% dari luas tersebut belum pernah mengalami usaha pengawetan tanah (soil conservation) berupa terrasering dlsb.
2. Dari ~ 4,9 juta ha tegalan tersebut sekitar 70% atau 3,43 juta ha dalam keadaan fisis-tehnis kritis, karena sudah nampak lapis~n tanah bahan induknya.
3. Yang dalam keadaan hydru-orologis kritis + 2,25 juta ha. Dari luas tersebut perlu sekitar 1,85 juta ha di kon~~rsikan menjadi hutan lindung.
CATATAN Areal-areal tanah tersebut seluruhnya terdapat diluar kawasan hutan.
DIAGRAM KURIKULUM ILMU WILAYAH
·tLMU PENGETAHUAN SOSIAL
INFORMATION THEORIES (INFORMATICS)
- SISTIM INFORMASI
- SISTIM INFORf..lASI UNTUK PP~'3AnGUNAN
- JARINGAN iNFORMASI
- KOMUNIKASI DATA 'I>' DAN INFOP.MA~I . . - KONSEPSI BAr:t< DATA
1- STATISTIK
L--, j . - TEKNI K PENGUKURAN ...... ·~~~~m~·M~;-.~-- V - PERENCI'.r-IAAN FORM - TEKNlK INTERVIEW
ILMU PEN&ETAHUAN ALAM
~
- ILMU PENGET AHUAN KOMPUTER
[--~~-~~~~~ -] L:S.
I
DECISION THEORIES AND TECHNIQL!ES
- TEORI SISTH,1
- At:AUS:A. SISTIM
.:. AN.I.I.USA KEBIJAKSA. NAAN
. ~-ANALlSA E!<ONOMI
t-.:•!,.'\LISA KONFLIK .... - ,1\.f·JALISA PRES?EKiiP
- - ANAUSA REGiONAL - TEKNIK SKENARIO
- TiKN::: MODEL
- TEKNIK OPERATION RESEARCH
- TEKNIK SIMULA31
-... TEKNIK REGRESI
- EI<ONOMETRI
- SOSIOMETRI
LJ ENVIRONMENT ~0 DEMOGRAPHY
- EKOLOGI - ENVIRONMENTAL ENGtNEERING - KEPENDUDUKAN - ADMrNISTRASI NEGARA - ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
umpir.,. : 5 .
•
. ·REGIONAL THEORIES AND METHODOLOGIES
'
- TEOR! LOKASt
-· TEORI CENTRAL r ;__,r.e - TEORI GROWTH. CENTER
- TEORI SIST\M TRAN5-PORTASI
- TEOAI SATUAN WILA; . YAH PENGEMBANGAN
- · KONSEPSI WILAYAH PENGEMBANGAN SUNGAI
----LJ
.________ __ __ _j