ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat...

25
MUSY AWARAH ALUMNI UNIVERSITAS GADJAH MADA KE·III 01 · SURABAY A · TANGGAL 6 s/d 8 JANUARI 1977. ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBANGUNAN DI · INDONESIA Prof. Dr. Ir. Suta:rnl

Transcript of ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat...

Page 1: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

MUSY AWARAH KELUAI~GA ALUMNI UNIVERSITAS GADJAH MADA KE·III

01 · SURABAY A · TANGGAL 6 s/d 8 JANUARI 1977.

ILMU WILAYAH '-

IMPLIKASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBANGUNAN DI · INDONESIA

Prof. Dr. Ir. Suta:rnl

Page 2: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

MILIK PERPUSTAKAA1 BALli BA.tS G 1" U

MUSYAWARAH KELUARGA ALUMNI UNIVERSITAS GADJAH MADA KE-UI

DI SURABAYA TANGGAL 6 s/d 8 JANUARI 1977.

UNIVERSITAS GAOJAH MADA

ILMU WILAYAH IMPLIKASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBANGUNAN DI · INDONESIA

PROF. DR. IR. SUTAMI

Page 3: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

I L M U W I L A Y A H IMPLIKASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBAHGUNAN DI INDONESIA.

1. Beberapa bulan lagi kita akan mengakhiri pelaksanaan ta~ hun ke 3 dari Pelita II. Kiranya perlu kita sejenak me­ngadakan penilaian apakah selama ini segala sesuatu te­lah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Perencanaan Pelita dilakukan secara makro aggregatief.Se­cara sektoral sasaran-sasaran tertentu telah ditetapkan. Dan dengan tercapainya sasaran-sasaran tersebut diharap­kan bahwa tujuan dari pada pembangunan secara keseluruh­an akhirnya juga akan tercapai.

3. Tiap tahun anggaran APBN membiayai proyek-proyek sektoral dan berbagai proyek INPRES. Sementara itu APBD baik ting­kat I,maupun tingkat II, membiayai berbagai proyek daerah. Proyek-proyek daerah ini ada yang bersifat komplementer, ada pula yang bersifat supplementer terhadap proyek-proyek sektoral.

4. Modal utama dari pembangunan yang kita lakukan adalah se­luruh wilayah Tanah Air dengan segala kekayaan alamnya. Dan semua itu harus bisa ·dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia dari generasi ke generasi. Ini merupakan proses yang berkelanjutan yang memerlukan pengendalian yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu tiap kali harus dia­dakan penilaian apakah semua telah berjalan dengan baik.

5. Kita menghadapi pertumbuhan dan perkembangan (growth and development). Dan keduanya harus dapat berjalan serasi. Untuk itu mekanisme pembangunan harus dapat menyelenggara­kannya dengan baik. Pengendalian administratief, yang me­nyangkut biaya, tenaga dan logistik, harus dapat menunjang pengendalian operasionail.

Perenca na an •••••••••

Page 4: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

2

Perencanaan secara makro aggregatief harus dilengkapi de­n~an perencanaan secara regional integratief.

6. Untuk melaksanakan pembangunan diperlukan 6 technical in­_put, yaitu :

6.1. National Finance 6.2. National Manpower 6.3. National Logistics 6.4. National Information System 6.5. National Participation 6.6. Legitimate Power.

Dan ada 4 krtteria yang harus digunakan sebagai landasan untuk proyek-proyek yang akan dibangun, yaitu :

Secara kwalitatief : desirability dan consistency Secara kwantitatief: feasibility dan efficiency.

Oengan demikian, maka feasibility hanya merupakan salah­satu kriteria saja, jadi bukan satu-satunya.

7. Proses pembangunan dirumuskan, diarahkan dan dimantapkan dengan suatu perencanaan. Perencanaan dalam arti dan pe­ngertiannya yang luas adalah :

"Satu proses yang berkelanjutan dalam merumuskan (dan me­rumuskan kembali} dan melaksanakan (dan melaksanakan kern­bali) satu matrix multi dimensi dari keputusan-keputusan yang saling berhubungan, yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan dalam satu jangka dan urutan waktu yang ditentukan dan dengan cara-cara yang optimal".

Oefinisi ini sangat Action oriented.

8. ldeologi PANCASILA merupakan landasan filosofis yang ku­at bagi segala kegiatan yang kita lakukan, baik kegia­tan ekonomi, politik,· sosial maupun budaya. Bahkan akhirnya Ketahanan Nasional dapat diwujudkan seca­ra lebih mantap, jika seluruh rakyat Indonesia •••••••••

Page 5: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

3

Indonesia fanatik (dalam arti yang baik) terhadap ideolo­

gi Pancasila. Dan ini bisa dicapai, apabila rikyat mera­

sa, bahwa dengan ideologi Pancasila taraf hidupnya dapat

ditingkatkan.

9. Dimensi-dimensi baru yang dapat menggairahkan jalannya

pembangunan harus terus diusahakan untuk meningkatkan par­tisipasi masyarakat. Rakyat Indonesia yang BHINNEKA TUNG­

GAL IKA mempunyai ciri-ciri tersendiri yang harus selalu

k1ta perhitungkan~ Selain indikator-indikator ekonomi,se­

yogyanya digunakan juga indikator-indikator sosial, ter­masuk indikator-indikator budaya. Adat istiadat, keperca­

yaan agama dan lain-lain perlu mendapatkan pembinaan

yang sebaik-baiknya. {So~1al reference to developing eco­

nomies).

10. Akhirnya yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pem­

bangunan Negara kita adalah kondisi wilayah Tanah Air ki­

ta. Tanah Air kita yang sejak zaman dahulu terkenal di­

seluruh dunia akan kekayaan alamnya, sebenarnya sekarang

1ni ada ·bagian-bagiannya yang mulai menunjukkan gejala

degradasi~ terutama di pulau Jawa. Oleh karena itu da­

lam melakukan pembangunan yang berintikan pertumbuhan

dan perkembangan, sudah harus diselipkan didalamnya pe­

ngertian konsolidasi wilayah.

11. Perspectief Perekonomian Nasional Indonesia tahun 1985

yang disusun oleh Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo baru

memasukkan dimensi waktu. Sekarang harus dilengkapi de­

ngan dimensi ruang. MAN - SPACE - TIME merupakan sendi­

sendi dar1 pembangunan yang sedang kita laksanakan. Ti­

dak hanya KAPAN, tetapi juga.DIMANA merupakan pertanya­

an-pertanyaan yang sel~lu harus dicarikan jawabannya.

Rakyat Indonesia sebagai insan ekonomi, insan politik,

insan sosial dan insan budaya, dari generasi ke genera­

si, hidup diatas dan mencari penghidupannya dari bumi

Indonesia ••••••.•

Page 6: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

4

Indonesia. Tanah Air Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau pulau beserta lautannya yang luas, perlu dimanfa­atkan dengan sebaik-baiknya. Memanfaatkan berarti seka-11gus menjaga kelestariannya, agar dapat diambil manfaat­nya untuk selama-lamanya.

12. Situasi dan kondisi merupakan sesuatu yang tidak statis, melainkan dinamis. Dimensi waktu sangat berperan dalam permasalahan ini. Disatu fihak jumlah penduduk bertambah terus, tetapi dil·ain fihak kemampuan sesuatu wilayah ter­tentu untuk menampung perkembangan tersebut jelas ada ba­tasnya. Pemaksaan sesuatu wilayah untuk memikul beban melampaui kemampuannya bisa menimbulkan kerusakan-keru­sakan. Inovasi-inovasi memang seyogyanya diusahakan,te­tapi semua itu tetap ada batasnya. Kerusakan-kerusakan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada kerusakan-keru­sakan wilayah secara fisik, tetapi juga bisa menjalar ke kerusakan nilai-nilai kemasyarakatan, termasuk nilai­nila1 sos1al lainnya.

13. Permasalahan wilayah baik yang menyangkut kehidupan ma­syarakat, maupun kondisi fisik lingkungannya, perlu di­ikuti perkembangannya secara terus-menerus. Dan semua hasil pengamatan terseb~t merupakan bahan-bahan yang sa­ngat berharga bagi ANALISA KEBIJAKSANAAN. Hanya kebijaksanaan yang baik yang bisa menelorkan pe­rencanaan-perenc~naan yang baik. Dalam hubungan ini kita menganut pendapat, bahwa

"Kebijaksanaan yang baik tentunya juga sudah harus mem­perhitungkan segi:segi kemungkinan pelaksanaannya!"

14. Ilmu Wilayah atau regional science mencoba untuk menca­kup semua permasalahan~ baik yang menyangkut social system, maupun eco system.

Dengan •••.•••••.

Page 7: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

5

Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se­suatu WILAYAH sebagai suatu sistim terutama dan khusus­nya yang menyangkut hubungan interaksi dan interdepen­densi antara subsystem utama ECOSYSTEM dengan subsys­tem utama SOCIAL SYSTEM, serta kaitannya dengan WILAYAH­WILAYAH lainnya dalam membentuk suatu KESATUAN WILAYAH guna pengembangan termasuk penjagaan kelestarian dari pa­da WILAYAH tersebut.

15. Ilmu Wilayah masih termasuk ilmu yang baru, dalam sejarah perkembangannya mula-mula yaitu dalam tahun-tahun 1950-an sampai permulaan tahun 1960-an terutama diarahkan untuk mencari keseimbangan, sehjngga disebut sebagai Classical Regional Science. Pada perkembangan selanjutnya yaitu dalam permulaan tahun tahun 1960-an.sampai permulaan tahun 1970-an Ilmu Wilayah memasukkan tehnik-tehnik programming (baik linear, non­linear maupun static.dynamic} dalam mempelajari tingkat dan perkembangan optimal dari pada regional variables seperti pendapatan, kesempatan kerja serta inves~asi. Tetapi pada waktu itu ternyata yang berkembang akhirnya bukan substansinya melainkan tehnik-tehnik programming­nya, sehingga disebut Operations Research Regional Science. Baru sesudah itu yaitu sejak tahun 1970-an sampai sekarang, baik tehnik-tehnik programmingnya maupun substansinya di­kembangkan secara.bersamaan dengan memanfaatkan INFORMA­TION THEORIES dan DECISION THEORIES sehingga dapat lebih bersifat action oriented.

Perlu dijelaskan di~ini bahwa yang dimaksud dengan WILAYAH atau REGION adalah seluruh wilayah Tanah Air atau bagian­bagian tertentu dart pa~anya.

16. • ••.•.••••••••

Page 8: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

6

16. Ilmu Wilayah mu1ai dikembangkan sete1ah disadari ada­~ya gejala pertumbuhan yang timpang antara wilayah per­kotaan yang berkembang pesat dan wilayah pedesaan yang makin merosot. Keadaan seperti ini jelas akan merugikan kedua-duanya. Ini merupakan geja1a ekonomi ganda (dual economy) yang pada hakekatnya adalah manifestasi ,dari­pada permasalahan wilayah. Analoog dengan itu terjadi pula pertumbuhan yang tidak seimbang antara satu wila­yah yang berkembang pesat dan wilayah-wi1ayah lain yang makfn merosot.

17. Dewasa ini hampir semua negara didunia menghadapi masa­lah-masalah sebagai berikut :

17.1. Kemelaratan diterrgah-tengah kemewahan. 17.2. Kerusakan pada lfngkungan. 17.3. Kehi1angan kepercayaan pada lembaga-1embaga. 17.4. Pemekaran wilayah perkotaan yang tak terkendali. 17.5. Lapangan kerja yang kurang terjamin. 17.6. Permasalahan remaja. 17.7. Peno1akan terhadap nilai-ni1ai tradisionil. 17.!. Inflasi dan kesu1itan-kesulitan moneter dan eko-

nomi 1ainnya.

Dan ternyata masa1ah-masalah tersebut diatas :

a. sampai batas-batas tertentu terjadi di setiap kehidup­an masyarakat.

b. menyangkut segi-segi ekonomi, politik, sosial, budaya dan fisik teknis.

c. terdapat inter~ksi antara masalah yang satu dengan masa1ah yang lain.

Mengingat 1uas dan rumitnya permasalahan yang dihadapi, diperlukan cara pendekatan yang bersifat interdisip1iner. Inf berarti pengerahan dari pada berbagai disiplin i1mu pengetahuan.

1 8. • ••••.••..•••

Page 9: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

7

18. Da1am hubungan ini yang harus betu1-betu1 diperhitungkan dengan saksama, karena dapat membatasi sesuatu pertumbuh­an, ia1ah :

l9.

20.

1·8.1. masa1ah kependudukan (tidak saja jumlahnya tetapi juga penyebarannya).

18.2. hasil produksi pertanian.

18.3. sumber daya alam, baik yang renewable (yang harus di­jaga kelestariannya), maupun yang tidak renewable (yang harus 'dihemat).

18 •. 4. hasil industri.

18.5. pencemaran lingkungan.

Dan semua itu harus dikaitkan dengan wilayah yang bersangku­tan.

Selanjutnya sebaga i gamba ran dapat dikemukakan disini,bahwa pad a tahun 0 penduduk didunia berjumlah + - 250 juta orang

II II 1800 II II II + 1 milyar II

-II II 1930 II II II + 2 milyar II

-II II 2000 II II diperkirakan 7 milyar II

Kemudian untuk pulau Jawa, angka-angkanya adalah sebagai­berikut :

pad a tahun 17·75 jumlah penduduknya + 2 - juta orang II II 1875 II II + - 18,3 II II

II II 1950 II II + 50,4 II II

-II II 1955 li II + 55,7 II II

-II II 1'960 II II + 62,9 II II

-II II 1965 II II + 68,0 II II

II II 1970 II II + - 75,0 II II

II II 1975 II II + 84,8 II II

Untuk Indonesia yang dalam tahun 1975 mempunyai penduduk sekitar 134,6 juta orang, sebenarnya bel urn merupakan masa-lah, seandainya pol a penyebarannya baik.

Tetapi . . . . . . . . . .

Page 10: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

8

Tetapi ternyata. bahwa dari jumlah tersebut sekitar 84,8 juta orang atau + 63% ada di pulau Jawa~ yang luasnya hanya sekitar 7% dari seluruh wilayah Indone­sia. Penyebaran penduduk yang kurang wajar ini menim­bulkan berbagai masalah yang cukup gawat.

21. Sebaiknya pulau Jawa, dengan keadaan geografis dan tingkat pertumbuhan ekonomi seperti sekarang ini, ha­nya dihuni oleh penduduk sejumlah antara 60 dan 70 ju­ta orang saja, ·sehingga memungkinkan dilakukannya kon­solidasi wilayah yang lebih baik. Bangunan-bangunan prasarana, seperti jalan dan jembatan, jaringan iriga­si termasuk bendungan-bendungannya, assainering kota dan lain sebagainya, d~pat dibenahi dan dikembangkan dengan cara-cara yang lebih efficient. Daerah-daerah yang kritis. catchment area dari sungai-sungai dan bu­kit2yang t~la~ gundul dapat dihijaukan kembali dengan lebih effectief. Perbaikan sungai-sungai yang rusak, terrasering dan lain-lain usaha untuk mengurangi bencana banjir dan erosi, dapat dilakukan secara lebih mantap. Demikian pula proyek-proyek pengendalian turunnya lahar dingin dari gunung-gunung berapi dapat dilaksanakan tanpa ke­sulitan-kesulitan yang berarti. Sementara itu pening­katan pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan pula ke­sejahteraan rakyat di wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan secara lebih seimbang dan merata.

22. Apabila pulau Jawa berdasarkan uraian tersebut diatas memang sebaiknya,berpenduduk tidak lebih dari 70 juta orang, maka berarti, bahwa dalam tahun 1975 pulau ter­sebut telah kelebihan penduduk sekitar 14,8 juta orang. Dan tiap tahun kelebihan penduduk tersebut akan bertam­bah dengan + 2 juta orang. Kenyataan ini sangat memper­sulit usaha-usaha KONSOLIDASI WILAYAH, disamping

menimbulkan •••••••.•.

Page 11: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

9

menimbulkan MASALAH MASALAH BARU dibidang lain, termasuk bfdang sosial. Walaupun peningkatan pertumbuhan ekonomi berjalan terus, namun hasilnya tidak akan mampu mengim­bangi masalah akibat pertambahan ·penduduk.di Jawa yang makin lama juga makin meningkat tiap tahunnya.

23. Akibat dari kondisi yang kurang menguntungkan di Jawa dapat disebutkan disini :

23.1. Adanya ekonomi ganda (dual economy) yang makin menjadi-jad~, bafk antara kota-kQta besar dan wi­layah pedesaan yang mengelilinginya, maupun anta­ra pulau Jawa dan wilayah-wilayah luar Jawa.

2 3. 2. In de ks·- i ndeks wil a va h men unj uk kan a ng ka- angka yang tidak lagi wajar, termasuk indeks bangunan (bu.1ld­ing-indexes)

23.3. Kerusakan-kerusakan pada lingkungan terus mening­kat, termasuk pencemaran air, udara dan tanah.

23.4. Pengangguran, baik yang nyata, maupun yang terse­lubung, terus meningkat. Mencari sekolah, teruta­ma di kota-kota besar, makin lama makin sulit. Tetapi kalau sudah lulus tidak mudah mencari pe­kerjaan.

23.5. Masalah pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat lainnya akan bertambah rumit, walaupun te­lah diusahakan dengan sungguh-sungguh untuk menga­tasinya.

Dan masih banyak lagi masalah-masalah baru yang timbul ' yang disebabkan karena adanya konsentrasi penduduk yang

melampaui kemampuan wilayah yang bersangkutan.

24. Permasalahan yang digambarkan diatas masuk dalam ruang lingkup ILMU WILAYAH, karena substansinya menyangkut permasalahan wilayah. Selain segi fisik tehnis, ikut

menonjol ••••••..••

Page 12: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

- 10 -

menonjol pula segi-segi ekonomi, politik, sos1al dan buda­ya. 01 eh ka rena i tu berbagai dis i. p 1 in 11mu pe~getahuan, baik y,_,g masuk kelompok ilmu pengetabuan sosial (social sciences, termasuk humanities), maupun y~ng masuk kelom­pok ilmu pengetahuan alam (natural sciences) harus di ·­ikut-sertakan dalam usaha untuk memecahkan masalap terse­but. Perhatian yang khusus sangat diperlukan dari berba­gai fihak dan kemudian harus segera di-ikuti dengan tin­dakan yang CEPAT dan EFFECTIEF, atau kita akan mewaris­kan ses ua tu .yang t i dak en a k pad a ge:nera s i k ita yang akan da tang.

25. Permasalahan yang dihadapkan kepada kita dewasa ini da­pat dirumuskan sebagai berikut. Apabila wilayah pulau Jawa disebut wilayah A dan wilayah luar Jawa disebut wi­layah a,· maka .:

25.1. Wilayah A merupakan· + 7% dan wilayah 8 + 93~ dari seluruh wilayah Tanah Air kita.

25.2. Wilayah A dihuni oleh + 63% dan wilayah B oleh ~ 37% dari seluruh penduduk Indonesia.

25.3. Wilayah A kelebihan penduduk + 14,8 juta orang dan tiap tahun akan bertambah dengan + 2 juta orang~ Kenyataan ini yang merupakan sumber pokok dari se­gala ~asalah yang timbul, baik dibidang ekonomi, politik, .sosial dan budaya (menyangkut social.sys­tem), maupun dibidang ffsik tehnis (menyangkut eco sys tern).

·25.4. Wilayah B sangat kekurangan tenaga manusia (pen-' duduk), ~ehingga ·tingkat produktivitas wilayah ter-

sebut rendah.

25.5. Banjir-banjir ya·ng terjadi di wilayah A lebih da­ri 90% menimbulkan kerusakan, sedangkan dt wilayah B hanya sekitar 30% yang menimbulan kerusakan.

2 5. 6. • •••••••••••

Page 13: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

11

25.6. Kerusakan-kerusakan pada lingkungan diwilayah A menunjukkan kecenderungan untuk meningkat, walau­pun telah dilakukan usaha-usaha konsolidasi wila­yah, sedangkan wilayah s·justru menunggu usaha pengembangannya.

25.7. Sekitar 64,5% areal persawahan dengan irigasi (tehnis, semi tehnis, sederhana dan desa) terda­pat diwilayah A, sehingga sangat rawan terhadap bencana kekeringan, sedangkan di wilayah B hanya sekitar 35,5%, padahal datarannya yang bisa di­jadikan areal persawahan masih cukup luas. Seperti diketahui Indonesia tidak terdiri dari hanya satu wilayah musim, sehingga bencana keke­ringan atau bencana banjir pada umumnya tidak me­landa seluruh wilayah. Indonesia pada saat yang sa rna·.

Banyak gaga~an-gagasan yang bisa kita kembangkan untuk menghadapi permasalahan tersebut diatas. Banyak pula cara-cara pendekatan yang bisa kita gunakan. Tetapi yang lebih penting adalah PENGHAYATAN yang mendalam da­ri permasalahan itu sendiri sebelum kita mengambil lang­kah-langkah kearah pemecahannya. Permasalahannya tidak segampang seperti yang kita bayangkan. Dan makin kita dalami, m~kin nampak betapa rumitnya permasalahan ter­sebut. Oleh karena itu pengerahan berbagai disiplin ilmu pengetahuan sangat diperlukan untuk bisa mengada­kan ANALISA KEBIJAKSANAAN (policy analysis) yang seba­ik-baiknya. Kali ini kita betul-betul menghadapi seekor macan dan bukan ~eekor kucing! Oleh karena itu cara pe­mecahannya juga harus FUNDAMENTIL, walaupun untuk itu diperlukan keberanian yang luar biasa untuk mengambil keputusan. Information theories dan decision theories per­lu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

2 6. • ••••••••••••

Page 14: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

12

2 6 • P e r b-a i k an t e r had a p p o 1 a p e ny e b a r a n pend u d u k m u t 1 a k h a r u s dilakukan. Masalah ini merupakan HAMBATAN yang sangat mencemaskan bagi suksesnya pembangunan df Indonesia.Apa-bila diabaikan bisa menimbulkan kerawanan· diberbagai bi­dang. Bahkan KETAHANAN NASIONAL dalam arti yang luas bi­sa terancam karena tekanan kepadatan penduduk tersebut. Oleh karena itu seyogyanya masalah ini mendapatkan per­hatian yang khusus.

Memperbaiki pol~ penyebaran penduduk Indonesia memang mem~rlukan biaya yang sangat besar. M~nurut angka-angka yang dapat dikumpulkan kira-kira akan mene1an 25% dari seluruh anggaran pembangunan kita setiap tahun. Tetapi maki~ ditunda-tunda operasi tersebut, mak1n ber­tambah besar pula persentase tersebut! Sebaliknya jika pola penyeba~an penduduk Indonesia da­pat diperbaiti., maka keuntungan-keuntungannya juga akan besar. Yang j~las :

26.1. Ketahanan Nasional kita dalam arti yang luas dapat lebih dimantapkan.

26.2. Tekanan kepadatan penduduk di Jawa secara· bertahap dapat dikurangi dan akhfrnya dihilangkan. Akibat­nya usaha konsolidasi wilayah pulau Jawa dapat ber­jalan lebih lanc~r. Tidak ada kekhawatiran pemus­nahan dari pada investasi yang telah dan akan di­lakukan di Jawa (karena banjir, erosi dsb).

26.3. Pengembangan wilayah luar Jawa bisa dtlakukan de­ngan.cara yang lebih baik, sehingga tingkat produk­tivitas wil~ah tersebut bisa dinaikkan.

26.4. Kekurangan tenaga yang dirasakan diluar Jawa bisa diatasi. Bahkan tenaga-tenaga yang dulu di Jawa kurang productief, ditempatnya yang baru di1uar Ja­wa bisa lebih productief.

26.5. Di· .............•.

Page 15: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

13

26.5. Di luar Jawa t1mbul pusat-pusat produksi dan kon­sumsi baru yang cukup potensitl. sehtn~ga dapat merangsang perdagangan dan kegiatan-kegiatan la­innya (terjadi economic agglomEration).

26.6. Mempermudah usaha perataan pemtangunan.

26.7. Menunjang ·(tidak menghambat) u~aha peningk~tan

pertumbuhan perekonomian Negarc dalam arti yang luas.

27. ·untuk mempersiapkan semua itu, maka ciluar Jawa perlu dilakukan studi-studi wilayah (regioral studies). Tiap negara mempunyai modelnya sendiri un1uk melakukan stu­di wilayah· semacam itu. Begitu pula lndonesia pada sua­tu saat perlu mempunyai model sendiri, karena kita te­lah cukup mempunyai tenaga-tenaga ahli, baik dalam bf-. dang ilmu pengetahuan sosial (ekonomi, politik. sosial, budaya), mattpun dalam bidang ilmu pergetahuan alam (teh­nik, pertanian, ekologi dsb}. Yang pertama menggarap se­gi-segi dari social system dan yang ~edua eco system. Baik social system, maupun eco systen, masing-masing merupakan SUBSYSTEM UTAMA dari WILAYJH sebagai suatu SYSTEM.

Kemudian interaksi dan interdependensi antara social system dan eco system dari WILAYAH tersebut dipelajari. Dan akhirnya kaitan WILAYAH tersebut dengan wilayah-wi­layah lain dalam membentuk suatu KESPTUAN WILAYAH (a set of regions) juga dipelajari.

Hasil dari studi tersebut digunakan untuk merencanakan pengembangan dart pada WILAYAH tersebut. (termasuk penjagaan kelestariannya).

28. Studt wtlayah dilakukan tahap demi tahap. Tahap perta-m~ biasanya tidak mendalam (hanya berupa reconriatssance).

Ba ru ••••••••••••

Page 16: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

14

a·aru pad a tahap-tahap ,bert kutnya di l akukan penda 1 aman dar1 permasalahannya dan makin lam; makin mendalam. Dan untuk menghemat waktu biasanyc digunakan juga apa yang disebut :mixed scanning ~pp·oach. ·otsini kita ·mulai menyusun rencana pengembang·.n· wilayah secara irl­tegrated. Dan tnt pula yang kita sebut perencanaan se-, cara regional irttegfatief untuk ~elengkapf perencanaan secara makro aggregatief. (se·kto.-al).

29. Ilmu Wilayah dengan "perencanaan secara regional in­~egratief~ nya merupakan alat untuk ~engarahkan sasar­an-sasaran sektoral sebagai hasil dari "perencanaan secara makro aggregatief" ke tujuan pembangunan secara kesel~ruhan. Tanpa kel~ngkapan ini maka akhirnya yang tercapai bukannya tujuan dart pembangunan. melainkan hanya kumpul4n dari sasaran•sasaran sektoral yang ber­diri sendiri•sendiri tan.pa ikatan yang mantap. antara yang satu d~ngan yang lain. Pengembangan wilayah yang direncanakan berlandaskan Ilmu Wilayah, pelaksanaannya dapat lebih terkendalikan. (begitu pula penjagaan kelestariannya).

Dengan demikian dapat dihindarkan adanya ketidak sefm­bangan SPATIAL.

30. Ilmu ~ilayah merupakan se~uatu yang baru di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan umpan balik dan pengisian lebih lanjut dart para ahlf kita dari berbagai disiplin . ilmu pengetahuan. Ilmu Wilayah memang merangkum berba­gai disiplin ilmu pengetahuan, baik yang termasuk ke­lompok social sc\ences (termasuk humanities), maupun natural sciences. Bahkan kita harus dapat memberikan WARNA tersendiri kepada Jlmu Wilayah yang akan diterap­kan di Indonesia. Kecenderungan yang terdapat di luar neger1 tidak selamanya sesuai dengan situasi dan kondi­sf di Tanah Air kita. Oleh karena itu jika kita ambil alfh begitu saja. bisa menimbulkan efek sampingan yang kurang menguntungkan.

Page 17: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

15

BESERAPA CONTOH PERMASALAHAN WllAYAH YANG SERING DIJUMPAI.

1. Apabila dibangun waduk serbaguna, maka kadang-kadang yang terendam wilayah dart propinsi atau kabupaten ~ang satu, tetapi yang mendapatkan manfaat berupa air iriga­si dlsb. wilayah dari prop1nsi atau kabu·paten yang lain.

2. Ada kabupaten dari suatu propins1 yang secara ekonom1s ori~ntasinya mutlak pada propi~si yang. lain.

3. Ada ~ebuah sungai yang dijadikan batas dari dua propin­si, pad~hal sungai tersebut serfng banji~ dan alirannya berubah-rubah. Akibatnya ada beberapa desa yang pada su­atu saat.masuk propinsi yang ~atu dan pada saat yang la­in masuk propi~~i yang lain.

4. Ada sebuah sungai yang mengalir sepanjang perbatasan dua kabupaten yang wilayahnya sama-sama rendah. Sungai ter­sebut cukup besar dan sering banjir dengan membawa banyak lumpur. Kabupaten yang satu terlalu cepat membuat tanggul agar wflayahnya terhindar dari banjir, sedangkan kabupa­ten yang lainnya membiarkan wilayahnya kebanjiran. Seki­an puluh tah~n kemudian kabupaten yang satu wilayahnya tetap rendah dan kabupaten yang lain wilayahnya sudah cu­kup tfnggf sehingga walaupun ada banjir wilayahnya yang terendam re~atief tfdak begitu luas seperti yang satu.

5. Tidak jarang terjad1 bahwa ada sawah-sawah dikiri-kanan saluran induk irigasi merigalami kekeringan atau kekurang­an air, sedangkan saluran ind~k itu sendiri penuh dengan air.

6. Ada ••••••••.•

Page 18: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

16

6. Ada sumber daya al~m berupa gas alam yang terdapat df suatu wilayah. Sumber daya alam tersebut dipere~utkan oleh pembangkit tenaga listrik dan pabrik pupuk yang ke­dua-duanya baik pupuk maupun ten~ga listrik diperlukan oleh wilayah itu, ~;ementara itu di tempat lain yang le­taknya ra tusan km •iari wi 1 ayah· tersebut terdapat pula sumber gas alam. D;tlam hal ini sebaiknya pabrik pupuk tersebut yang meng;tl ah dan menggunakan .gas al am yang terdapat •H tempat yang jauh letaknya i tu, karena pupuk bisa dimasukkan k·eclalam kantong dan dapat diangkut me .. l~lui jar;lk yang jnuh sedangkan tenaga listrik tidak.

7. Ada kota ·tang terlt!tak diatas garis patah dari kerak bu­mi, sehingga kalau ada gempa mengalami banyak kerusakan.

8. Ada sumber daya alum berupa air y~ng baik sekali untuk dimanfaatkan ·untuk memban~kitkan tenaga listrik, tetapi wilayah yang memer~ukannya 1etaknya sangat jauh dari tempat sunber daya alam tersebut, sehingga jaringan trans­misinya menjadi sangat mahal.

9. Ada datar:tn yang S«1ngat luas tetapi tidak terdapat su­ngai-sung1i disekitarnya. Hujanpun turunnya sangat sedi­kit.

10. Ada sungar yang tiup tahun selalu banjir. Menurut hasil penelitia1, satu-satunya jalan pemecahan yang dapat di­tempuh ad1lah membangun waduk. Tetapi ternyata wilayah yang akan t~rendam sudah sangat berkembang karena kesu­buran tan~hnya. Dar1 luasnya kira-kira sama dengan wilayah yang akan diselamatkan ~ari banjir.

11. Pemekaran wilayah kota selalu mengambil sebagian dari wi­layah kabJpaten-ka~upaten yang berbatasan dengan kota tersebut .r'ang umumr.ya merupakan daerah pertani an· yang ba­i k.

Mas i h ••••••••

Page 19: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

17

M~sih banyak lagt permasalahan-permasalahan wilayah yang k1ta jumpai dalam pelaksanaan pemtangunan Negara: kita. 91eh karena ttu dalam mengadak4n 1nventarJsas1 sumber da­ya alam dan sumber daya manusia, p~rlu d1t•1tkan dengan ~ilayah dimana sumber-sumber daya tersebut didapatkan.Dan dengan suatu perencanaan yang baik yang berdasarkan,ana­lisa kebijaksanaan yang memadai,· segala sesuatu bisa dt­atur sesuai dengan yang diharapkan. Pola~pola pengembang­an wilayah yang dilengkapi dengan pola-pola transportasi dan perdagangan, y~ng memperhatikan struktur dan hirarki perl·u disiapkan. Baik economic .commodi~1es, maupun non­economic commodities perlu di~asukkan ked•lam perencana­an-perencanaan kita. Selain indikator-ind1kator e~onomi, harus dt~unakan juga inditator-indikator ~osial. Dan un­tuk itu berbagai disiplin 11mu pengetahuan perlu diikut­sertakan.

Page 20: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

No •..

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. : a .. 9.

10. 11 • 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

AREAL PERSAWAHAN ·DENGAN IRIGASI TEHNiS, SEMI TEHNIS, SEDERHANA DAN DESA YANG DIBINA OLEH

DPU PROP.I.NS I.

Propinsi

DKI Jakarta Jawa Barat DI Jogyakarta Jawa Tengah Jawa Timur DI Aceh Sumatera Utara Su.ma tera Barat R f a ·U

J a m b. f

Sumatera Se1atan L a m p u n g

Bengku1u Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Se1atan Ka 1 i ma·n tan Ti mur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Su1a~esi Tenggara B a 1 i

Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara T1mu~ M a 1 u k u

JUMLAH ( da1am ha )

01 Jawa·.

14.206 1.047.970

63.996 801.096 933.077

2.860.345

Lampiran. 1.

Luar' .Jaw~ .

113.774 165.992 208.872

91.082 19.775 57.964

119.141 68.315 "11. 215

14.965: 32.036 46 .. 950 21. Oll

312.747 7.972

50.650 149.298

80.803 2.589

1.575.151

Page 21: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

r No.

1 .:

.. 2 ·~ 3.:

4. 5.:

6. 7. 8. 9 •.

10 •. 1 t. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.:

20 •· 21. 22. 2.3. 24_.: 25.

La•p1 ran: ~L.. .

DAERAH BANJIR DAN GENANGAN (termasuk hanjir lahar. gunung be~ap1) 0 I SELURUH: I NO ONES IA.

Prop1nsi

A c e h Sumatera Utara Sumatera Bar.at R i a u J a m b i

Sumatera Selatan Be,ngkuTu Lampung Jawa Barat ., Jawa TengiJ11 Jogyakarta Jawa Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Se1atan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Sulawesi Ut~ra

B a 1 i

Nusa T~nggara Barat Nusa Tenggara,T1mur M a 1 u k u Ir1 an Jaya

JUMLAH { dalam ha )

01 Jawa.

120.000 120.000

5.000 155.000.

400.000

Luar Jawa

32. 000· 160.000

23.000 40.000

. 20.000 30.000 5.000

10.000

26.000 18.000 25.000 10.000 17.000

7.000 2.000

10.000 5.000 7.000 1.000 1. 000

111.000

560.000

Page 22: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

No.

1 .

2.

3

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12. :

13.

14.

PERINCIAN DAERAH BANJIR DAN GENANGAN DI PULAU JAWA.

Nama Sungai

Cisanggarung, Ci ma nuk,. Ci pa-nas dll.

Citarum, Ci punega.ra dll. ..

Cibeet, Cis ad·ane dll.

Ciujung dll ..

Citanduy dll.

Pemali, Comal dll.

Bodri dll.

· Jragung, 1unta~g.Serang,Lus1. Vuana. dll.

Serayu dll.

Bengawan Sal a Hu1u dll.

Bengawan Sal a H11ir,K.Madiun d11.

Brantas d11.

Peka1en, Sampey an d 11 ~

Progo, Opak dll.

JUMLAH . .

Luasnya ..

+ 65.000 ha. -+ 25.000 II

-+ 15.000 II

-+ 5.000 II -+ 25.~00 II

-+ 15.000 II

-+ 5.000 II

-

+ 60.000 II

-+ 5.000 II

-+ '20.000 II

-

+ 95.000 II -+ 50.000 II

-+ 10.000 II

-+ 5.000 II

-

+ 400.000 ha.

CATATAN a. Buat pu1au Jawa yang luasnya hanya ! 7% darf se1uruh Indonesia, dan wi1ayahnya sudah ber­kembang~ maka 400.000 ha dirasakan sangat be­rat. K1ra-kira 90% darf yang tergenang ·meru­pakan wil ayah yang product1ef.

b. Untuk Irian Jaya 111.000 ha belu~ men1mbu1kan masalah,karena wtlayahnya belum berkembang.

t. Karena curah hujan tiap tahunnya tidak sama, ada tahun basah dan tahun ker1ng, maka luas daerah genan~an juga t1dak sama t1ap tahunnya.

Page 23: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

KEADAAN TANAH KOSONG, KRITIS DAN GUNDUL DI JAWA DAN MADURA.

Lampiran 4.

Yang dimaksud dengan tanah kritis (d.luar kaw~san hutan) ada­lah :

a. fungsi hydro-orologisnya sudah tidak baik lagi. b. sosial ekonomis sudah tidak memberikan hasil yang sepadan

dengan modal, tenaga, waktu dan peralatan yang dipergunakan. c. fisis-teknis sudah tidak dapat digarap lagi, karena sudah

tandus.

Tanah kritis yang dimaksud termasuk milik rakyat berupa tega­lan.

Luasnya adalah sebagai berikut :

1. Di Jawa dan Bali terdapat tegalan seluas + 4,9 juta ha. Dari luas ini·+~1 bagian atau 3,27 juta h; berada diatas ketinggian SOO·m dari muka air laut. Dalam tahun 1968 se­kitar 80% dari luas tersebut belum pernah mengalami usaha pengawetan tanah (soil conservation) berupa terrasering dlsb.

2. Dari ~ 4,9 juta ha tegalan tersebut sekitar 70% atau 3,43 juta ha dalam keadaan fisis-tehnis kritis, karena sudah nampak lapis~n tanah bahan induknya.

3. Yang dalam keadaan hydru-orologis kritis + 2,25 juta ha. Dari luas tersebut perlu sekitar 1,85 juta ha di kon~~r­sikan menjadi hutan lindung.

CATATAN Areal-areal tanah tersebut seluruhnya terdapat diluar kawasan hutan.

Page 24: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai

DIAGRAM KURIKULUM ILMU WILAYAH

·tLMU PENGETAHUAN SOSIAL

INFORMATION THEO­RIES (INFORMATICS)

- SISTIM INFORMASI

- SISTIM INFORf..lASI UNTUK PP~'3AnGUNAN

- JARINGAN iNFORMASI

- KOMUNIKASI DATA 'I>' DAN INFOP.MA~I . . - KONSEPSI BAr:t< DATA

1- STATISTIK

L--, j . - TEKNI K PENGUKURAN ...... ·~~~~m~·M~;-.~-- V - PERENCI'.r-IAAN FORM - TEKNlK INTERVIEW

ILMU PEN&ETAHUAN ALAM

~

- ILMU PENGET AHUAN KOMPUTER

[--~~-~~~~~ -] L:S.

I

DECISION THEORIES AND TECHNIQL!ES

- TEORI SISTH,1

- At:AUS:A. SISTIM

.:. AN.I.I.USA KEBIJAKSA. NAAN

. ~-ANALlSA E!<ONOMI

t-.:•!,.'\LISA KONFLIK .... - ,1\.f·JALISA PRES?EKiiP

- - ANAUSA REGiONAL - TEKNIK SKENARIO

- TiKN::: MODEL

- TEKNIK OPERATION RESEARCH

- TEKNIK SIMULA31

-... TEKNIK REGRESI

- EI<ONOMETRI

- SOSIOMETRI

LJ ENVIRONMENT ~0 DEMOGRAPHY

- EKOLOGI - ENVIRONMENTAL ENGtNEERING - KEPENDUDUKAN - ADMrNISTRASI NEGARA - ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

umpir.,. : 5 .

. ·REGIONAL THEORIES AND METHODOLOGIES

'

- TEOR! LOKASt

-· TEORI CENTRAL r ;__,r.e - TEORI GROWTH. CENTER

- TEORI SIST\M TRAN5-PORTASI

- TEOAI SATUAN WILA; . YAH PENGEMBANGAN

- · KONSEPSI WILAYAH PENGEMBANGAN SUNGAI

----LJ

.________ __ __ _j

Page 25: ILMU WILAYAH '- IMPLIKA SI DAN PENERAPANNYA...Dengan demikian, maka untuk ilmu wilayah dapat diberikan definisi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tehtang se suatu WILAYAH sebagai