Ilmu pengetahuan

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan, teknologi serta seni merupakan tiga komponen penting yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan manusia. Bagaimana tidak, hanya manusia yang mampu memanfaatkan anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa ini. Manusia yang merupakan mahluk hidup ciptaan Ida Sang Hyang Widhi wasa yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan hewan serta tumbuhan. Menutut ajaran agama Hindu, manusia telah memiliki Tri Pramana yaitu Sabda, Bayu, dan Idep. Idep yang artinya pikiran hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui, yang telah disusun secara sistematis,serta dapat diuji kebenarannya. Dalam ajaran agama Hindu,ilmu pengetahuan disebut dengan Jnana. Tujuan dari mempelajari ilmu pengetahuan tersebut adalah memiliki kebijaksanaan hidup yang memberikan kebebasan dari kegiatan kerja dan kelepasan dari belenggu kerja. Hal ini menunjukkan bahawa terdapat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan agama Hindu. Ilmu pengetahuan telah didapatkan atau ada sejak manusia itu berada dalam kandungan. 1

description

agama

Transcript of Ilmu pengetahuan

Page 1: Ilmu pengetahuan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan, teknologi serta seni merupakan tiga komponen penting

yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan manusia. Bagaimana tidak,

hanya manusia yang mampu memanfaatkan anugerah Ida Sang Hyang Widhi

Wasa ini. Manusia yang merupakan mahluk hidup ciptaan Ida Sang Hyang

Widhi wasa yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan hewan serta

tumbuhan. Menutut ajaran agama Hindu, manusia telah memiliki Tri Pramana

yaitu Sabda, Bayu, dan Idep. Idep yang artinya pikiran hanya dimiliki oleh

manusia.

Ilmu pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui, yang telah

disusun secara sistematis,serta dapat diuji kebenarannya. Dalam ajaran agama

Hindu,ilmu pengetahuan disebut dengan Jnana. Tujuan dari mempelajari ilmu

pengetahuan tersebut adalah memiliki kebijaksanaan hidup yang memberikan

kebebasan dari kegiatan kerja dan kelepasan dari belenggu kerja. Hal ini

menunjukkan bahawa terdapat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan agama

Hindu. Ilmu pengetahuan telah didapatkan atau ada sejak manusia itu berada

dalam kandungan.

Kemudian dalam Kamus Besar bahasa Indonesia menyatakan bahwa

teknologi adalah kemampuan teknik yang berdasarkan pengetahuan ilu eksakta

yang berdasarkan proses teknik. Dan selanjutnya adalah seni. Seni memiliki dua

arti yaitu: (1) halus, kecil, dan halus (2) Keaktifan membuat karya-karya bermutu

dilihat dari segi kehalusannya, dan sebagainya seperti tari, lukis, ukir-ukiran.

Teknologi dan seni juga terdapat dalam pustaka suci Weda yaitu Gandarva

Weda yang dijelaskan sebagai salah satu produk budaya, terpancar dari budhi dan

mendapat kekuatan hidup dari jiwa-atma, yang ada diri manusia. Selain itu,

pembahasan mengenai teknologi dan seni tersebut dapat kita simak dalam

1

Page 2: Ilmu pengetahuan

beberapa kitab lainnya yaitu : Atharva Veda XI. 10. 7, Atharva Weda VIII. 8. 2,

Rgveda I. 124. 7, serta Rgveda VIII. 69. 9.

Dalam perkembangan ajaran Hindu ke bagian dunia lainnya terutama

Indonesia dan Bali, maka seni tersebut telah menjadi bentuk yang beraneka

ragam, yaitu : ukir-ukiran, patung, wayang, sastra, suara, dan sebaginya. Aplikasi

dari bentuk – bentuk tersebut dapat kita lihat pada arca-arca, candid an symbol

keagamaan lainnya.

Menurut perspektif Hindu ketiga komponen besar tersebut tidak dapat

dipisahkan yaitu ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan kesatuan

jalinan yang saling jalin - menjalin guna mewujudkan suatu yang indah (seni),

yang secara vertikal diabadikan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan secara

horizontal diabadikan ke sesama manusia untuk mencapai kesejahteraan,

kebahagiaan serta kesempurnaan.

Begitu besar pengaruh ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bagi persektif

Hindu sehingga tak dapat dilepaskan keterkaitannya. Menarik kiranya jika kita

membahas bagaimana aplikasi, serta tujuan dari ketiga komponen tersebut dalam

perspektif Hindu.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah maksud dari Jnana dan Karma sebagai kesatuan dalam yadnya?

2) Apakah yang dimaksud dengan kewajiban menuntut ilmu dan

mengamalkan ilmu?

3) Bagaiman dengan Tri Hita Karana dan tanggung jawab terhadap alam dan

lingkungan?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui maksud dari Jnana dan Karma sebagai kesatuan dalam

yadnya

2) Untuk mengetahui maksud dari kewajiban menuntut ilmu dan

mengamalkan ilmu

2

Page 3: Ilmu pengetahuan

3) Untuk mengetahui maksud dari Tri Hita Karana dan tanggung jawab

terhadap alam dan lingkungan

4) Untuk semakin memahami bagaimana hubungan antara ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni dalam perspektif Hindu.

1.4 Manfaat

1) Semakin memahami maksud dari Jnana dan Karma sebagai kesatuan

dalam yadnya.

2) Semakin memahami maksud kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkan

ilmu.

3) Semakin memahami Tri Hita Karana dan tanggung jawab terhadap alam

dan lingkungan.

4) Semakin megetahui hubungan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

dalam perspektif Hindu

3

Page 4: Ilmu pengetahuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jnana dan Karma sebagai Kesatuan dalam Yadnya

Sradha berarti keyakinan atau kepercayaan. Panca sradha merupakan lima

keyakinan atau kepercayaan dalam ajaran agama hindu, yakni

Brahman : percaya dengan adanya tuhan yang maha esa

Atma : percaya dengan adanya atma yang menghidupi setiap mahluk

Karma : percaya dengan adanya hokum karma

Samsara/ punarbhawa : percaya dengan adanya reinkarnasi

Moksa : percaya dengan adanya mokshatam jagat hita.

Jnana merupakan ilmu pengetahuan, karma yang berarti perbuatan, sebagai

laksana yadnya: korban suci yang tulus ikhlas, atau sebagai suatu persembahan.

Kita umat Hindu wajib memiliki keyakinan yang teguh kepada Tuhan dan

diri sendiri agar tidak cepat goyah agar terarah kepada suatu tujuan yang pasti.

Sebagai umat Hindu kita memiliki dasar kepercayaan yang kita sangat yakini

yakni Sradha. Dengan memiliki kepercayaan yang teguh, diharapkan umat Hindu

dapat memfokuskan pikiran atau tujuan hidup kepada suatu titik pusat yakni

anandi ananta (kebahagiaan lahir batin). Dengan mengamalkan sradha kita berarti

sudah melaksanakan yadnya, karena dengan pengamalan dari panca sradha

otomatis kita akan melakukan persembahan-persembahan yang berupa yadnya.

Kita harus rajin mempelajari ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan

sangat penting dalam kehidupan ini. Menuntut ilmu pengetahuan tidak terbatas

umur maupun waktu, seperti yang dinyatakan pustaka suci, setelah berhasil

memiliki berbagai macam ilmu pengetahuan maka kita diwajibkan bekerja dengan

giat mengamalkan ilmu pengetahuan itu untuk melenyapkan awidya (kebodohan)

lahir batin. Dalam mengamalkan ilmu pengetahuan ini hendaknya kita

4

Page 5: Ilmu pengetahuan

persembahkan sebagai suatu yadnya kehadapan Sang Hyang widhi Wasa, dimana

Dewi Saraswati sebagai lambang dewi ilmu pengetahuan.

Karma yang memiliki arti berbuat, dengan berbuat berarti akan

menghasilkan. Dengan perbuatan kita dapat melakukan yadnya. Kita sebagai umat

hindu seharusnya selalu beryadnya, karena dengan yadnya.

Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan satu kesatuan yang

saling mendukung.Ilmu dapat di pandang sebagai prodük, proses dan paradigma.

Etika ilmu pengetahuan berusaha memahami alam sebagaimana adanya. Salah

satu ciri teori keilmuan adalah berdaya ramah dan terbuka untuk diuji, dan

dikembangkan dalam falsifikasi yang sahih. Ilmu dapat dibagi dua yaitu:

1. Ilmu dasar ( fundamental science)

2. Ilmu terapan (applied science)

  Tujuan ilmu dasar mengembangkan ilmu itu sendiri, sedangkan tujuan

ilmu terapan untuk memecahkan masalah-masalah praktis, dan mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi manusia. Ilmu dasar juga mempunyai tujuan

untuk mengetahui dan mendalami tentang alam dan semua isinya. Hasil-hasil

yang telah dicapai ilmu dasar menawarkan sederetan alternatif-alternatif mana

yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah praktis dalam masyarakat. Jadi

ilmu pengetahuan melahirkan prosedur disumbangkan kepada teknologi. Namun

kalau suatu produk walaupun prosedurnya sudah bagus dan konstruksinya kuat

kalau dipakai atau dimanfaatkan menyebabkan tidak nyaman apalagi tidak indah,

tidak seni dalam penampilan tentu tidak akan menarik perhatian orang.

Sesuai dengan batasan ini memang umat Hindu khususnya di Bali mereka

sudah dijangkiti oleh perasaan-perasaan seni dan langsung mengalaminya karena

didalam kegiatan keagamaan mereka dituntut untuk memerankan seni sesuai

dengan konteknya. Agama dan ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan. Ilmu

berusaha memahami alam sebagaimana adanya, dan hasil-hasil kegiatan keilmuan

merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala-gejala alam.

Ilmu dan pengetahuan bagaikan dua sisi mata uang. Kalah satu kabur atau

kosong tentu tidak dapat dijadikan transaksi pembayaran. Demikian pula dengan

agamatanpa ilmu akan menjadi egois, takabur, tidak berdasarkan kebenaran, akan

simpang siur tidak tentu arah. Agama tanpa ilmu, tidak akan berkembang. Sebab

5

Page 6: Ilmu pengetahuan

ilmu akan menuntut tentang cara mempelajari agama, mengembangkan agama

dan membantu penelitian dalam agama. Luasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki

manusia merupakan jembatan untuk mengejar atau membantu sraddha mencapai

kebenaran. Ungkapan ini baru tergolong sattwam, namun kalau tidak digerakkan

oleh karma untuk berbuat tentu tidak akan ada apa-apa. Menurut ajaran agama

Hindu perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan yang tidak terikat oleh hasil

(karmayoga ). Didalam Dharma Wacananya Ida Pedanda Gede Gunung pernah

dikemukakan: “Yan Hana Karma tanpe phala phalanya”. Artinya kalau ada

pekerjaan yang belum mendapat hasil, Tuhan yang akan memberikan. Dalam

ungkapan beliau ini tentu memotivasi kepada semua orang untuk bekerja

kerastanpa terikat hasil.

Dalam kitab Canakya Nitisastra menyebutkan: “Ilmu Pengetahuan

ibaratnya bagaikan khamadhenu, yaitu yang setiap saat dapat memenuhi segala

keinginan. Pada saat orang berada di Negara lain, ilmu pengetahuan bagaikan

seorang ibu yang selalu memelihara kita”. Orang  bijaksana mengatakan bahwa:

ilmu pengetahuan adalah kekayaan yang rahasia harta yang tak kelihatan” ( IV.1 )

 Makan, tidur, kecemasan dan hubungan kelamin, semua itu adalah persamaan

binatang dengan manusia. Kelebihan sifat manusia adalah ilmu pengetahuan.

Tuhan menciptakan manusia dengan hukum yadnya sebagai sarana

untuk kemakmuran dan evolusi spiritualnya yang lebih tinggi. Kapasitas mampu

melaksanakan yadnya merupakan hadiah yang luar biasa bagi umat manusia.

Melalui yadnya manusia dengan budhinya dapat meningkatkan kejati diriannya

ketiap yang lebih tinggi. Pendakian spiritual dapat dilaksanakan melalui yadnya.

Orang yang memberi, bersedekàh tanpa pikiran mendapatkan balasan takkan

pernah menginginkan sesuatu, iklas, menyucikan dan menyucikan hati

danpikirannya. Demi selalu memberinya. Tetapi orang yang selalu meminta tak

akan mendapatkannya.

2. 2 Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkan Ilmu

Kewajiban menuntut ilmu suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh

umat yang sedang Brahmacari untuk kepenitingan kehidupan dalam Grehastha.

Dalam tingkat hidup Grehastha mempunyai tanggung jawab yaitu membentuk

anak menjadi suputra yaitu anak yang berguna di masyarakat dan taat kepada

6

Page 7: Ilmu pengetahuan

catur Guru. Untuk mendidik anak menjadi suputra tidak mudah perlu persiapan

yang matang. Oleh karena itu dalam tingkat Brahmacari harus berhasil dengan

baik sehingga bisa mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Yang paling

penting dalam Grehastha pada saat ibu hamil, cabang bayi dalam kandungan

memerlukangizi yang baik melalui makanan ibunya. Jadi ibunya harus makan

makanan yang mengandung gizi baik, melebihi waktu sebelum hamil, agar

bayinya sehat, cerdas, lincah, dengan harapan bayinya menjadi anak suputra.

Brahmacari adalah masa belajar, masa menuntut ilmu/pendidikan. Brahma artinya

ilmu pengetahuan. Sedangkan Cari (Carya) berasal dari bahasa sansekerta “Car”

artinya bergerak (tingkah laku). Jadi, Brahmacari berarti tingkah laku manusia

dalam masa menuntut ilmu pengetahuan. Agar dapat memusatkan jiwa raga dan

pikiran dalam menuntut ilmu pengetahuan maka seorang brahmacari dilarang

menikah, berdagang, dan berpolitik. Disamping itu mereka harus dapat mematuhi

segala nasehat dan perintah dari gurunya.

Ilmu pengetahuan yang diperoleh pada saat berguru harus lengkap baik

ilmu untuk mencari nafkah maupun agama. Sebab itu semua masalah dapat

dipecahkan oleh ilmupengetahuan banyak pula masalah yang harus diselesaikan

melalui agama. Dalam mendidik danmembimbing anak semasa sebelum sekolah

lebih sering dilakukan melalui agama. Disinilahperhatian orang tua dengan skala

prioritas mendidik anak-anak di rumah sejak kecil sampaidewasa. Semua ilmu

yang dimiliki harus diamalkan sebanyak mungkin kepada anak-anak

dalamkeluarga sehingga benar-benar sesuai dengan harapan untuk menjadi anak

suputra.

Sesuai dengan Bhagawad Gita IV. 29: “Beberapa orang lainnya

mempersembahkan harta bendanya sebagai korban, atau kegiatan tapa maupun

latihan spiritual (yoga) nya, sementarayang lainnya mempersembahkan pikirannya

dan beberapa orang yang bernazar (bersumpah berat) mempersembahkan studi

dan ilmu pengetahuannya”.

Bhagawad Gita IV. 33: “ilmu pengetahuan sebagai yadnya, lebih unggul

dari yadnyamaterial apapun, karena segala kegiatan kerja tanpa kecuali

memuncak dalam kebijaksanaan, wahai Partha”.

7

Page 8: Ilmu pengetahuan

Apabila kesadaran umat sebagian mengikuti tatanan hidup sesuai dengan

CaturAsrama maka akan cantik, sehat dan berbahagialah masyarakat kita. Dalam

kaitannya dengan anak suputra bahwa mulai kumpul suami istri harus mengikuti

petujuk agama.

2.3 Tri Hita Karana dan Tanggung Jawab terhadap Alam dan Lingkungan

a) Pengertian Tri Hita Karana

Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 november

1966, pada waktu diselenggarakan konferensi daerah 1 badan perjuangan umat

Hindu Bali bertempat di perguruan Dwijendra Denpasar. Tri Hita Karana

bersifat Universal dan merupakan landasan hidup menuju kebahagiaan lahir

dan batin. Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan.

(Tri=tiga; Hita=sejahtera; Karana=penyebab). Tri Hita Karana berasal dari

bahasa Sansekerta. Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang

menyebabkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia.

Konsep ini muncul berkaitan erat dengan keberadaan hidup bermasyarakat

di Bali. Berawal dari pola hidup ini muncul dan berkaitan dengan terwujudnya

suatu desa adat di Bali. Bukan saja berakibat terwujudnya persekutuan

territorial dan persekutuan hidup atas kepentingan bersama dalam

bermasyarakat, juga merupakan persekutuan dalam kesamaan kepercayaan

untuk memuja Tuhan atau Ida Shang Hyang Widhi Wasa. Dengan demikian

suatu cirri khas desa adat di Bali minimal mempunyai tiga unsur pokok, yakni:

Wilayah, Masyarakat, dan Tempat Suci Untuk memuja Tuhan atau Ida Shang

Hyang Widhi Wasa. Perpaduan tiga unsure itu secara harmonis sebagai

landasan untuk terciptanya rasa hidup yang nyaman, tenteram, dan damai

secara lahiriah maupun bathiniah.

b) Bagian-bagian Tri Hita Karana

(a) Parhyangan

Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang

Hyang Widhi Wasa).

(b) Pawongan

8

Page 9: Ilmu pengetahuan

Pawongan adalah manusia dengan manusia. Manusia yang bersifat

individu maupun sosial sehingga memerlukan hubungan antara manusia

yang satu dengan yang lainnya.

(c) Palemahan

Palemahan dalam arti yang luas,sebagai tempat manusia itu tinggal dan

berkembang sesuai dengan kodratnya termasuk sarwa prani.

Dengan terjadinya hubungan yang harmonis antara manusia dengan tuhan,

manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam, maka sebagai penyebab

terjadinya atau tercapainya kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Dari

uraian konsep

Tri Hita Karana dapat disimak dua pengertian yang saling berkaitan, yaitu:

(a) Pengertian Bhuana Agung

Bhuana agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga

disebut makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet, bumi,

bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Bhuana Agung. Tuhan

adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga tuhan sering diberikan gelar

Seru Sekalian Alam, akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya

maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.

(b) Bhuana Alit

Bhuana Alit Artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos.

Sebagai contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah

manusia.

c) Penerapan Tri Hita Karana

(a) Parhyangan

Penerapan dari prahyangan dapat ditujukan dengan upaya-upaya

pelaksanaan Dewa Yadnya. Karena prahyangan itu merupakan

hubungan antara manusia dengan tuhan, maka penerapannya dapat

dilaksanakan dengan Dewa Yadnya. Misalnya dengan membersihkan

pura-pura, rajin sembahyang, dan juga dengan melaksanakan ajaran-

ajaran agama dan menjauhi larangan-larangan Tuhan. Penerapan

prahyangan di tingkat daerah adalah berupa kahyangan jagat. Pura

9

Page 10: Ilmu pengetahuan

kahyangan jagat adalah pura yang universal. Seluruh umat ciptaan

Tuhan sejagat boleh bersembahyang ke sana. Umumnya, yang kita

sebut dengan jagat, sesuai dengan pengertian leluhur kita adalah Bali.

Padahal kini kebanyakan dari kita berpandangan jagat adalah dunia,

bahkan ada yang langsung berasumsi bahwa jagat adalah kawasan

semesta. Sedangkan di tingkat desa berupa kahyangan tiga. Secara

etimologi kata kahyangan tiga terdiri dari dua kata yaitu kahyangan dan

tiga.

Kahyangan berasal dari kata hyang yang berarti suci mendapat

awalan ka dan akhiran an, an menunjukan tempat dan tiga artinya tiga.

Arti selengkapnya adalah tiga buah tempat suci, yaitu Pura Desa atau

disebut pula Pura Bale Agung, Pura Puseh, dan yang ketiga adalah Pura

Dalem. Kahyangan tiga merupakan salah satu unsure dari Tri Hita

Karana yaitu unsur Parhyangan dari setiap desa adat di Bali. Pada

kahyangan tiga masyarakat desa memohon keselamatan dan

kesejahteraan untuk desa dan masyarakatnya. Unsur yang kedua dan

tiga dari Tri Hita Karana disebut dengan Palemahan dan Pawongan.

Dengan demikian maka di dalam mewujudkan rasa aman, tentram,

sejahtera lahir batin dalam kehidupan desa adat berlandaskan tiga

hubungan hamonis yaitu hubungan manusia dengan alam atau

hubungan karma desa dengan wilayah desa adat, hubungan manusia

yang satu dengan manusia yang lainnya dalam desa adat dan hubungan

karma desa dengan Hyang Widhi sebagi pelindung. Inilah yang

dinamakan Tri Hita Karana dalam desa adat di Bali. Dengan

tercakupnya unsur ketuhanan dalam kehidupan desa adat di Bali, maka

desa adat di Bali mencakup pula pengertian sosio-religius. Maka dari

itu perpaduan antara adat dengan agama Hindu di Bali adalah erat

sekali sehingga sulit memisahkan secara tegas unsur-unsur adat dengan

unsur agama,karena adat istiadat di Bali dijiwai oleh Agama Hindu dan

aktivitas Agama Hindu didukung oleh adat istiadat masyarakat.

(b) Pawongan

10

Page 11: Ilmu pengetahuan

Penerapan Pawongan dapat diwujudkan dengan menjaga dan

menjalin hubungan yang baik antara manusia yang satu dengan

manusia yang lainnya. Hal ini dapat muncul dengan adanya sikap

tenggang rasa saling memiliki antar umat beragama, saling

menghargai dan saling tolong- menolong dengan setiap orang. Jika

hal tersebut telah dilaksanakan maka akan terciptalah hubungan

yang harmonis dan selaras antara masyarakat baik yang sama

agamanya maupun yang berbeda agama. Dengan saling menjaga

hubungan yang baik antar manusia, maka manusia tersebut akan

dapat menciptakan suasana kehidupan yang aman, nyaman, dan

tentram. Sehingga tujuan hidup manusia dapat terpenuhi dengan

baik.

(c) Palemahan

Palemahan merupakan hubungan manusia dengan alam

lingkungannya. Seperti yang kita ketahui sekarang ini telah banyak

terjadi bencana alam. Hal ini sebenarnya disebabkan oleh ulah manusia

itu sendiri. kita hendaknya tetap menjaga kelestarian alam agar tidak

terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan seperti bencana alam yang

terjadi kebanyakan ini. Kita harus menjaga kebersihan alam kita, tidak

boleh hanya menguras isi alam itu saja dan tidak memperhatikannya.

Kita sebagai manusia hendaknya dapat membedakan mana sebaiknya

yang mesti kita lakukan dan mana yang tidak patut untuk dilakukan.

Agar Tuhan tidak murka, maka kita harus menjaga ciptaanNya dengan

baik. Alam ini merupakan ciptaan tuhan yang patut untuk dijaga

kelestariannya.

d) Tujuan Tri Hita Karana

Desa Pakraman yang merupakan komunitas Hindu-Bali

dibangun dengan kepercayaan Tri Murti dimana Ida Shang Hyang

Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Brahma, Wisnu, dan Siwa. Atas

dasar itu dikembangkan pula konsep Tri Hita Karana yang mengambil

peranan manusia sebagai sentral atau penentu terwujudnya kebaikan

11

Page 12: Ilmu pengetahuan

dan kesejahteraan. Kaitan Tri Hita Karana dengan falsafah Tri Murti,

Tri Kahyangan, dan Tri Kaya Paisudha adalah untuk mencapai tujuan

hidup yang sejahtera lahir dan bathin (Mokshartam Jagadhita),

manusia hendaknya mampu melaksanakan Tri Kaya Parisudha untuk

dapat terwujudnya kesehatan jasmani dan rohani.

Oleh karena umat manusia sedunia heterogen dalam artian

memeluk berbagai agama dan kepercayaan, maka konsep Tri Hita

Karana dapt saja disesuaikan dengan agama dan kepercayaannya

masing-masing. Kitab suci dari berbagai agama mungkin saja telah

menyebutkan hal itu, atau mungkin lebih tegas lagi bahwa: Bila

manusia merusak alam atau lingkungan, maka alampun akan

menghancurkan manusia. ini adalah hubungan sebab akibat yang

sangat logis, dengan mencari berbagai contoh bencan-bencana alam

yang disebabkan karena ulah manusia. Perubahan iklim dunia

bersumber pada perusakan alam oleh teknologi modern manusia.

Intinya tujuan dari Tri Hita Karana adalah untuk menjaga segala unsur-

unsur yang ada di ala mini baik unsure biotik maupun abiotik. Selain

itu Tri Hita Karana juga digunakan untuk menjaga keselarasan

hubungan antar manusia dengan Tuhan,manusia dengan manusia, serta

hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya.

e) Cara Menjaga Kelestarian Alam

Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan bagi

penduduk dunia. Potensi yang ada pada alam untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia dengan segala isinya yang terkandung di

dalamnya disebut pula dengan alam dunia. Bila kita perhatikan alam

dunia dapat dikelompokkan atas 5 bagian yang berupa:

A. Atmosfer : lapisan udara yang mengelilingi bumi

B. Hidrosfer : lapisan air yang ada di Bumi berupa laut,

danau, sungai, rawa, air tanah, es,

dan air di atmosfer.

12

Page 13: Ilmu pengetahuan

C. Litosfer : lapisan batuan yang menyusun kulit bumi

termasuk di dalam tanah.

D. Biosfer : kehidupan di Bumi yang terdiri dari

tumbuhan dan binatang.

E. Antroposfer : yaitu manusia (penduduk Bumi).

Semua itu merupakan sumber kehidupan bagi manusia

kesemuanya. Memiliki potensi yang saling berkait dalam

mendukung kehidupan penduduk dunia yang terus bertambah,

potensi alam dunia yang tersedia jumlahnya amat banyak dan

beraneka ragam. Mineral, energy, tumbuhan binatang, udara, iklim,

air, bentang alam berupa dataran, pegunungan, bahkan gurunpun

memiliki potensi untuk mendukung kehidupan penduduk dunia

asalkan manusia mampu memanfaatkannya dengan baik. Usaha

yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga kesehatan manusia

dan menjaga kelestarian alam adalah:

A. Pengolahan air limbah dan penertiban pembuangan sampah

B. Program kali bersih (prokasih)

C. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

D. Pengelolaan lautan dan daerah pesisir.

13

Page 14: Ilmu pengetahuan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(a) Tujuan ilmu dasar mengembangkan ilmu itu sendiri, sedangkan tujuan

ilmu terapan untuk  memecahkan masalah-masalah praktis, dan

mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi manusia. Selain itu, Jnana

merupakan ilmu pengetahuan, karma yang berarti perbuatan, sebagai

laksana yadnya : korban suci yang tulus ikhlas, atau sebagai suatu

persembahan dan dengan mengamalkan sradha kita berarti sudah

melaksanakan yadnya, karena dengan pengamalan dari panca sradha

otomatis kita akan melakukan persembahan-persembahan yang berupa

yadnya.

(b) Kewajiban menuntut ilmu suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh

umat yang sedang Brahmacari untuk kepenitingan kehidupan dalam

Grehastha. Dalam tingkat hidup Grehastha mempunyai tanggung jawab

yang sangat pribsipil yaitu membentuk anak menjadi suputra yaitu anak

yang berguna di masyarakat dan taat kepada catur Guru.

(c) Tri Hita Karana bersifat Universal dan merupakan landasan hidup

menuju kebahagiaan lahir dan batin. Secara leksikal Tri Hita Karana

berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga; Hita = sejahtera;

Karana = penyebab). Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta.

Pengertian Tri Hita Karana adalah tiga hal pokok yang menyebabkan

kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia. Intinya tujuan dari Tri

Hita Karana adalah untuk menjaga segala unsur-unsur yang ada di alam

ini baik unsur biotik maupun abiotik. Selain itu Tri Hita Karana juga

digunakan untuk menjaga keselarasan hubungan antar manusia dengan

Tuhan, manusia dengan manusia, serta hubungan antara manusia

dengan alam lingkungannya.

14

Page 15: Ilmu pengetahuan

3.2 Saran

(a) Hendaknya giat mengamalkan ilmu pengetahuan itu untuk

melenyapkan awidya (kebodohan) lahir batin.

(b) Dalam mengamalkan ilmu pengetahuan ini hendaknya kita

persembahkan sebagai suatu yadnya kehadapan Sang Hyang widhi

Wasa, dimana Dewi Saraswati sebagai lambang dewi ilmu

pengetahuan.

(c) Hendaknya mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan yang

dimiliki, karena salah satu bagian dari yadnya tentunya dlakukan

dengan tulus ikhlas.

(d) Hendaknya kemajuan teknologi dibarengi dengan konsep Tri Hita

Karana.

15