ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN

23
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN, makalah Posted by olehruhyana on April 6, 2011 Posted in: Uncategorized. Leave a Comment ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN by. Aid Wizdan alfaiz from Bogor 1. Pengertian Islamisasi Ilmu Pengetahuan Untuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan islamisasi Ilmu Pengetahuan perlu kirannya memperhatikan pendapat para pakar agar batasan pembahsan ini lebih jelas arahnya. Menurut kalangan akademisi di UIN Malang, ada bebrbagai pendapat atau versi tentang pemahaman Islamisasi Ilmu Pengetahuan , yaitu: 1. Versi pertama beranggapan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan sekedar memberikan ayat-ayat yang sesuai dengan ilmu pengetahuan umum yang ada (ayatisasi). 2. Kedua, mengatakan bahwa Islamisasi dilakukan dengan cara mengislamkan orangnya. 3. Ketiga, Islamisasi yang berdasarkan filsafat Islam yang juga diterapkan di UIN Malang dengan mempelajari dasar metodologinya. 4. keempat, memahami Islamisasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang beretika atau beradab. Dengan berbagai pandangan dan pemaknaan yang muncul secara beragam ini perlu kiranya untuk diungkap dan agar lebih dipahami apa yang dimaksud “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”. Pengertian Islamisasi ilmu pengetahuan ini secara jelas diterangkan oleh al-Attas, yaitu: Pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur- nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belengu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa Juga pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya

description

Makalah

Transcript of ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN

ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN,makalahPosted byolehruhyanaonApril 6, 2011Posted in:Uncategorized. Leave a CommentISLAMISASI ILMU PENGETAHUANby. Aid Wizdan alfaiz from Bogor

1. Pengertian Islamisasi Ilmu PengetahuanUntuk lebih memahami apa yang dimaksud dengan islamisasi Ilmu Pengetahuan perlu kirannya memperhatikan pendapat para pakar agar batasan pembahsan ini lebih jelas arahnya.Menurut kalangan akademisi di UIN Malang, ada bebrbagai pendapat atau versi tentang pemahaman Islamisasi Ilmu Pengetahuan , yaitu:1. Versi pertama beranggapan bahwa Islamisasi ilmu pengetahuan merupakan sekedar memberikan ayat-ayat yang sesuai dengan ilmu pengetahuan umum yang ada (ayatisasi).2. Kedua, mengatakan bahwa Islamisasi dilakukan dengan cara mengislamkan orangnya.3. Ketiga, Islamisasi yang berdasarkan filsafat Islam yang juga diterapkan di UIN Malang dengan mempelajari dasar metodologinya.4. keempat, memahami Islamisasi sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang beretika atau beradab. Dengan berbagai pandangan dan pemaknaan yang muncul secara beragam ini perlu kiranya untuk diungkap dan agar lebih dipahami apa yang dimaksud Islamisasi Ilmu Pengetahuan.Pengertian Islamisasi ilmu pengetahuan ini secara jelas diterangkan oleh al-Attas, yaitu:Pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang bertentangan dengan Islam) dan dari belengu paham sekuler terhadap pemikiran dan bahasa Juga pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidak adil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujud fisiknya cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya, dan berbuat tidak adil terhadapnya. Islamisasi adalah suatu proses menuju bentuk asalnya yang tidak sekuat proses evolusi dan devolusi .Ini artinya dengan Islamisasi ilmu pengetahuan, umat Islam akan terbebaskan dari belengu hal-hal yang bertentangan dengan Islam, sehingga timbul keharmonian dan kedamaian dalam dirinya, sesuai dengan fitrahnya.Untuk melakukan Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut, menurut al-Attas, perlu melibatkan dua proses yang saling berhubungan. Pertama ialah melakukan proses pemisahan elemen-elemen dan konsep-konsep kunci yang membentuk kebudayaan dan peradaban Barat, dan kedua, memasukan elemen-elemen Islam dan konsep-konsep kunci ke dalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini yang relevan. Jelasnya, ilmu hendaknya diserapkan dengan unsur-unsur dan konsep utama Islam setelah unsur-unsur dan konsep pokok dikeluarkan dari setiap ranting.Al-Attas menolak pandangan bahwa Islamisasi ilmu bisa tercapai dengan melabelisasi sains dan prinsip Islam atas ilmu sekuler. Usaha yang demikian hanya akan memperburuk keadaan dan tidak ada manfaatnya selama virusnya masih berada dalam tubuh ilmu itu sendiri sehingga ilmu yang dihasilkan pun jadi mengambang, Islam bukan dan sekuler pun juga bukan. Padahal tujuan dari Islamisasi itu sendiri adalah untuk melindungi umat Islam dari ilmu yang sudah tercemar yang menyesatkan dan menimbulkan kekeliruan. Islamisasi ilmu dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian muslim yang sebenarnya sehingga menambah keimanannya kepada Allah, dan dengan Islamisasi tersebut akan terlahirlah keamanan, kebaikan, keadilan dan kekuatan iman .Menurut al-Faruqi, Islamisasi adalah usaha untuk mendefinisikan kembali, menyusun ulang data, memikirkan kembali argumen dan rasionalisasi yang berkaitan dengan data itu, menilai kembali kesimpulan dan tafsiran, memproyeksikan kembali tujuan-tujuan dan melakukan semua itu sedemikian rupa sehingga disiplin-disiplin ini memperkaya wawasan Islam dan bermanfaat bagi cause (cita-cita).Secara umum, Islamisasi ilmu tersebut dimaksudkan untuk memberikan respon positif terhadap realitas ilmu pengetahuan modern yang sekularistik dan Islam yang terlalu religius, dalam model pengetahuan baru yang utuh dan integral tanpa pemisahan di antaranya.Selain kedua tokoh di atas, ada beberapa pengembangan definisi dari Islamisasi ilmu pengetahuan tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Osman Bakar, Islamisasi ilmu pengetahuan adalah sebuah program yang berupaya memecahkan masalah-masalah yang timbul karena perjumpaan antara Islam dengan sains modern sebelumnya .Progam ini menekankan pada keselarasan antara Islam dan sains modern tentang sejauhmana sains dapat bermanfaat bagi umat Islam.Dan M. Zainuddin menyimpulkan bahwa Islamisasi pengetahuan pada dasarnya adalah upaya pembebasan pengetahuan dari asumsi-asumsi Barat terhadap realitas dan kemudian menggantikannya dengan worldviewnya sendiri (Islam) .Dari pengertian Islamisasi pengetahuan diatas dapat disimpulkan bahwa Islamisasi dilakukan dalam upaya membangun kembali semangat umat Islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui kebebasan penalaran intelektual dan kajian-kajian rasional empirik dan filosofis dengan tetap merujuk kepada kandungan Al-quran dan Sunnah Nabi. Sehingga umat Islam akan bangkit dan maju menyusul ketinggalan dari umat lain, khususnya Barat.Maraknya kajian dan integrasi keilmuan (islamisasi ilmu pengetahuan) dewasa ini dengan center didengungkan oleh kalangan intelektual muslim antara lain Naquib Al Attas dan Ismail Raji Al Faruqi, tidak lepas dari kesadaran berislam ditengah pergumulan dunia global yang sarat dengan kemajuan iptek. Ia misalnya berpendapat bahwa umat Islam akan maju dan dapat menyusul Barat manakala mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan dalam memahami wahyu, atau sebaliknya mampu

memahami wahyu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.Walaupun sudah muncul pada tahun 70-an konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan versi al Faruqi pertama kali di sosialisasikan secara internasional dalam seminar Om Islamization Of Knowledg di Islamabad, Pakistan 4-9 Januari /82. seminar ini terlaksana atas kerja sama National Hijra Centenery celebration Commiteee Pakistan, The Instute of Education, Islamic University, Islamabad Pakistan, dan IIIT. Seminar itu dihadiri oleh sarjana terkemuka dari Negara-negara muslim.Komposisi seminar tersebut memperlihatkan bahwa pada masa awal perkembangannya konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan mendapat dukungan dari beberapa negara Muslim terutama Saudi Arabia, Pakistan , dan Malaysia. Beberapa sarjana terkemuka tersebut tidak hanya mendukung akan tetapi terlibat langsung dalam proses diseminasi konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan.Mereka berperan dalam proses pendidrian Universitas Islam Internasional (International Islamic University ) di Jedah, Kuala Lumpur, dan Karachi. Proyek pendidikan tinggi Keislaman pertama yang direkomendasi Organisasi Konferensi Islam (OKI). Di Kuala Lumpur, tahun1983 didirikan International Islamic University Malaysia (IIUM), demikian halnya di Jeddah dan Karachi. Pendirian universitas universitas tersebut sangat kental dengan semangat Islamisasi Ilmu Pengetahuan baik dalam filsafatnya, Visi dan Misi, serta tujuannya.Di Indonesia, dukungan kuat terhadap konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan al-Faruqi dimulai pada tahun 1990-an dimulai dengan didirikannya Institut For Science and Teknology Studies (ISTECS), yang bertujuan untuk menyemarakkan Islamisasi sains di Indonesia oleh sekelompok ilmuwan muda di Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Dan puncaknya ditandatanganinya piagam berdirinya International Islam Forum for Science, Teknology And Human Rescource Development (IIFTIHAR) di depan kabah oleh Prof. Dr. B.J Habibie (saat Itu Menristek dan ketua ICMI) dan Habibi menjabat sebagai ketuannya .2. Pro Kontra Islamisasi Ilmu PengetahuanMunculnya gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan disambut dengan berbagai tanggapan, satu pihak menyambut dengan sangat antusias di lain pihak ada yang menganggap hanya sebuah lontaran kalangan ilmuwan islam untuk mengobati sakitnya dunia islam.Rosnani Hashim membagi pihak yang berseteru ini kedalam empat golongan, yaitu:1. Pertama golongan yang menerima Program Islamisasi Ilmu Pengetahuan secara teori dan konsep dan berusaha untuk merealisasikannya dalam bentuk sebuah karya yang sejalan dengan program.2. Golongan kedua sepakat pada tatanan teori dan konsep tetapi tidak dilakukan secara praktis3. Golongan ketiga adalah yang tidak sepakat bahkan mencemooh gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan4. Golongan keempat yang tidak mempunyai pendirian terhadap gagasan Islamisasi Ilmu PengetahuanGolongan yang menerima gagasan diantaranya dari Syed Hossein Nasr yang mengatakan bahwa program ini bukan hanya untuk dipikirkan tetapi perlu dilakukan. Menurutnya, para pemikir muslim seharusnya memadukan berbagai bentuk ilmu dalam kerangka pemikiran mereka. Bukan hanya menerima, tetapi juga melakukan kritik dan menolak struktur dan premis ilmu sains yang tidak sesuai dengan pandangan Islam dan kemudian menuliskannya kedalam sebuah buku sebagaimana yang pernah dilakukan Ibnu Sina atau Ibnu Khaldun di masa lalu .Selain ilmuwan inggris muslim Zainudin Sardar sedikit berbeda dengan al-Faruqi yang terlalu mengedepankan ilmu modern yang kemudian direlevansikan terhadap islam, hal ini akan membentuk westernisasi islam seharusnya menurut beliau adalah mengedepankan terlebih dahulu islam untuk direlevansikan terhadap ilmu Barat yang bersifat sekuler. Ia mengajak bahwa Islamisasi ilmu bagaimanapun juga harus bertitik tolak dari membangun epistemologi Islam sehingga benar-benar menghasilkan sistem ilmu pengetahuan yang dibangun di atas pilar-pilar ajaran Islam. Al-Attas juga mengamini pendapat tersebut. Langkah dalam kerangka kerja al-Faruqi tersebut seolah-olah menggambarkan ada yang salah dalam ilmu pengetahuan Islam sehingga perlu dibenarkan. Pada pendapat beliau yang tidak dibenarkan dan perlu dibenarkan adalah ilmu pengetahuan sekuler dari Barat. Inilah yang menjadi alasan al-Attas bahwa yang perlu diislamisasi hanyalah ilmu pengetahuan kontemporer atau masa kini, sedangkan ilmu pengetahuan Islam tradisional hanya diteliti sekedar untuk melihat sejauhmana penyimpangannya dari tradisi Islam tapi bukan untuk direlevansikan terhadap ilmu pengetahuan Barat. Di Indonesia sendiri tokoh yang mendukung gagasan tersebut adalah A.M. Saefudin dan Hanna Djumhana BastamanGolongan kedua adalah golongan yang merasa sangsi atas gagasan tersebut karena menurut mereka Ilmu Pengetahuan itu bersifat Universal, tidak ada yang memiliki, bukan milik islam, Kristen atau Hindu dan Budha.Menurut Fazlur Rahman tidak ada yang salah dalam Ilmu Pengetahuan hanya yang menggunakannya saja yang membawa ilmu pengetahuan kepada hal-hal yang membahayakan umat islam, baik dan buruk tergantung kepada si pemakaianya ia mengibaratkan sebuah pisau ditangan manusia.Pervez Hoodbhoy, yang juga pernah meraih penghargaan Nobel, menyangsikan keberadaan sains Barat, sains Islam, sains Yunani atau peradaban lain dan berpandangan bahwa sains itu bersifat universal dan lintas bangsa, agama atau peradaban . Menurutnya tidak ada sains Islam tentang dunia fisik, dan usaha untuk menciptakan sains Islam (Islamisasi ilmu pengetahuan, pen.) merupakan pekerjaan sia-sia.Abdul Karim Soroush juga mengkritik gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan dengan mengemukakan bahwa metode dan kebenaran tidak bisa diislamkan ia mengatakan bahwa mettode metafisis atau empiris logis bersifat independen dan kebenaran itu adalah kebenaranGagasan Islamisasi ini juga mendapat tantangan dari Usep Fahrudin, karena menurutnya Islamisasi ilmu bukan termasuk kerja kreatif. Islamisasi ilmu tidak berbeda dengan pembajakan atau pengakuan terhadap karya orang lain. Sampai pada tingkat tertentu, Islamisasi tidak ubahnya kerja seorang tukang, jika ada seorang saintis berhasil menciptakan atau mengembangkan suatu ilmu, maka seorang Islam menangkap dan mengislamkannya .Dari uraian golongan yang menolak Islamisasi Ilmu Pengetahuan diatas penulis berkesimpulan bahwa mereka terlalu pesimis terhadap islam dengan mengajukan berbagai argumentasi. Bukankah manusia memiliki fitrah yaitu mencari sebuah kebenaran, kebenaran itu ada didalam sebuah agama yang fitrah pula yaitu islam bukan dalam Ilmu Pengetahuan karena definisi Ilmu Pengetahuan itu sendiri adalah hasil usaha manusia dengan kekuatan akal budinya untuk memahami kenyataan, struktur, pembagian, bagian-bagian dan hukum-hukum yang berlaku dalam alam semesta;kemudian pemahamannya termaksud dengan metode tertentu yang disusun dalam satu system (disistemakan) . Sehingga Ilmu Pengetahuan hanya mempelajari fenomena alam dan tidak sanggup menjawab pertanyaan semua pertanyaan manusia yang memilki fitrah untuk mencari kebenaran tadi. Kita tidak dapat hidup dengan mengandalkan kebenaran ilmu pengetahuan yang empiric dan filsafat semata yang bersifat spekulatif. Sehingga Islam yang merupakan sumber kebenaran yang mutlak perlu dikaji lebih dalam agar permasalahan yang sedang dirundung umat islam segera hilang.Kedua Islam harus mempelajari Kaum Erofa yang sebenarnya kecemerlangannya bisa berhenti hanya sampai dua abad saja ketika terjadi revolusi industry dan Revolusi Perancis. Tetapi mereka tidak berpangku tangan mereka ubah pemikiran secara global dengan mengembalikan persoalan seluruhnya pada tatanan Filsafat yang akhirnya mereka bisa meraih kembali kemajuan sampai abad sekarang. Mereka bekerja dengan keras atas dasar kesamaan persepsi dan menjauhkan sikap arogansi demi kemajuan Erofa raya.Seharusnya kaum muslim sadar gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan bisa menjadi titik balik dunia islam menuju kecemerlangan sebut saja gagasan ini mirip dengan renaisancenya Erofa atau mungkin bisa kita sebut tajaddud, tidak perlu adanya kontroversi. Walaupun demikian, setelah mengalami perjalanan yang cukup panjang, Islamisasi ilmu pengetahuan ini dinilai oleh beberapa kalangan belum memberikan hasil yang konkrit dan kontribusi yang berarti bagi umat Islam. Bahkan secara lugas editor American Journal of Islamic Social Sciences (AJISS) mengakui bahwa meskipun telah diadakan enam kali konferensi mengenai pendidikan Islam, yaitu di Makkah (1977), Islamabad (1980), Dakka (1981), Jakarta (1982), Kairo (1985), dan Amman (1990), dan berdirinya beberapa universitas yang memfokuskan pada Islamisasi pendidikan, namun hingga saat ini, tugas untuk menghasilkan silabus sekolah, buku-buku teks, dan petunjuk yang membantu guru di sekolah belum dilakukan .Mudah ditebak sebenarnya mengapa sulit terlaksana karena institusi yang ada terutama Perguruna tinggi sampai sekolah masih kekurangan dana sehingga bergantung kepada pemerintah, ujungnya harus mengikuti program pemerintah yang notabene mengadopsi paradigma sekuler karena umumnya Negara yang mayoritas muslim masih bergantung pada Barat sehingga dengan mudah Barat mendikte usaha usaha Negara agar menjauhkan dari bau islamisasi.Kemudian belum bersatunya Negara-negara muslim secara utuh, persatuan yang sekarang ada hanya berbentuk oragnisasi yang berurusan dengan permasalahan keduniaan semata.Sehingga yang sangat diperlukan sekarang adalah keberanian dari sebuah Negara untuk berusaha agar menjauhkan praktik-praktik budaya luar terutama Barat, memiliki kepercayan diri dan bekerjasama diantara sesama muslim baik local maupun internasional untuk berjuang keras agar persoalan keterpurukan dunia islam segera hilang dari muka bumi. Setidaknya gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan menjadi batu loncatan sehingga dari gagasan ini akan muncul gagasan yang lebih baik dan dapat diterima oleh kalangan muslim dunia.Untuk merubah paradigma sekulerisme di dunia islam al-Faruqi meletakan prinsip tauhid sebagai kerangka pemikiran, metodologi dan cara hidup Islam. Prinsip tauhid ini dikembangkan oleh al-Faruqi menjadi lima macam kesatuan , yaitu(1) Kesatuan AllahIlmu Pengetahuan bersifat absolute sehingga kebenarannya terputus hanya sebatas materi, oleh karena itu harus diarahkan kepada kebenaran yang mutlak. Sehingga seluruh tujuan ilmu pengetahuan harus bermuara pada kehendak Allah, termasuk maksud dan tujuan setiap individu sehingga sluruh tujuan itu akan menjadi kesatuan yang utuh. Pengetahuan islam mengakui bahwa tidak ada kehidupan , kebenaran, dan masalah yang sulit semua berasal dan berakhir pada Allah SWT. Apa saja yang dipahami, dinilai di luar ketentuan Ilahi sangat abstrak, palsu, tidak bebas nilai dan sangat terbuka kemungkinan untuk salah.(2) Kesatuan Alam SemestaKebutuhn manusia telah tersedia di alam dan alam sendiri menerima kelebihan manusia, manusia mampu memanfaatkan alam untuk dirubah ataupun dibiarkan alam itu sia-sia, manusia mampu menyuburkan alam atau menghancurkannya . Kehidupan di alam tidak luput dari Hubungan sebab akibat sehingga perlu adanya sebuah usaha untuk menyeimbangkan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitar. Tentunya manusia tidak akan berinovasi untuk mengubah dunia bila dikaitkan dengan hubungan sebab akibat karena manusia akan kehilangan gairah untuk bekerja jika tidak kaitkan dengan tujuan yang telah digariskan Allah SWT.(3) Kesatuan kebenaran dan PengetahuanKebenaran akal sudah barang tentu mempunyai ilusi, penyimpangan, dan keraguan. Kesanggupan mengintrospeksi diri tidak saja memberikannya perlindungan yang baik tetapi juga berhubungan dengan kebenaran dan realitas tertinggi,karena manusia berhadapan dengan bahaya yang memerlukan legitimasi kebenaran dari wahyu .Dalam hal ini berarti apabila akal sudah tidak dapat menjangkau kebenaran maka perlu kembali kepada keimanan yang dapat memberikan kepastian yang utuh.Sehingga islam paling tepat yang dapat menjelaskan kesatuan kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Karena ada tiga prinsip yang menjadi asas ilmu pengetahuan islam yaitu:Pertama, Unifikasi kebenaran dirumuskan berdasarkan wahyu,firman-firmanNya tidak mungkin bertentangan dengan kenyataan, jika terjadi perbedaan seorang muslim harus mengkaji ulang pemahamannya terhadap wahyu.Kedua, Unifikasi kebenaran menyatakan bahwa tidak ada pertentangan, perbedaan ataupun deviasi antara keyakinan akal dan wahyu.Ketiga, Unifikasi kebenaran ataupun identitas hukum-hukum alam dengan pola-pola Maha Pencipta yang terumuskan tidak ditemukan adanya pemecahan masalah(4) Kesatuan kehidupan,Kehidupan manusia harus senantiasa diisi dengan ruh keislaman yakni menerapkan ajaran islam dalam setiap perkara kehidupan keseharian manusia. Dalam hal yang amat sederhana, al-quran banyak memberikan pengajaran pelaksanaan secara lembut kepada manusia agar diamalkan dalam setiap aktiitasnya . Corak hidup yang diajarkan oleh al-Quran dan sunnah perlu diredefinisi agar dapat diaktualisasi kembali secara lebih tegas dalam konteks modernitas(5) Kesatuan kemanusiaanManusia diciptakan oleh Allah SWT berbeda beda baik warna, ras, suku dan bahasa tetapi tujuan penciptaan itu adalah untuk saling berkomunikasi dan bersosialisasi seperti firman Allah: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.Ayat diatas mengingatkan kepada kita bahwa semua manusia itu sama dalam pandangan tuhan, sehingga tidak perlu adanya assabiyah (kesukuan) yang dapat menghancurkan tatanan masyarakat sehingga terjadi kelompok-kelompok. Sehingga persatuan dan kesatuan umat islam sangat diperlukan.3. Langkah-langkah Islamisasi Ilmu PengetahuanUntuk merealisasikan Islamisasi Ilmu Pengetahuan maka International Institut of Islamic Thought (IIIT) yang dipimpin oleh Ismail Raji Alfaruqi merencanakan gagasan tersebut dalam berbagai langkah diantaranya :1). Menguasai dan mahir dalam disiplin ilmu pengetahuan modernIndividu islam terutama sarjana yang beragama islam harus menguasai ilmu pengetahuan modern yang berkembang saat ini, baik prinsip, konsep, metodologi, masalah, dan tema . Pengetahuan modern yang diserap secara mentah oleh setiap individu islam akan mengaburkan kembali tujuan gagasan islamisasi dalam ilmu pengetahuan. Karena ilmu modern yang berkembang saat ini berada di tangan bangsa sekuler sehingga kita perlu mengetahui prinsip konsep, metodologi, masalah, dan tema ilmu pengetahuan itu mengajarkan kepada ketauhidan atau tidak. Bila mengajarkan kepada sekuler dan atheis maka kita luruskan kembali karena ada benarnya sebuah pendapat yang mengatakan ilmu pengetahuan itu bersifat universal. Maka disinilah tugas utama seorang muslim agar sadar yang walaupun pada saat sekarang kita masih mengekor kepada ilmu Barat. Tidak ada salahnya melakukan seperti itu karena saat ini islam dalam keadaan tidur belum menemukan teori dan ilmu baru dari ilmu yang ada. Dalam perjalanannya pasti akan ditemukan teori baru yang diciptakan oleh umat islam yang memilki konsep dan prinsip tauhid dan hal ini sudah terbukti dengan bermunculannya ilmuwan islam saat ini.2). Tinjauan disiplin Ilmu PengetahuanLangkah ini diupayakan untuk mengetahui disiplin ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini yang kemudian dikaji dalam bentuk karya ilmiah yang menuliskan tentang asal-usul, perkembangannya dan metodologi, serta keluasan cakrawala visi dan sumbangan pemikiran para tokoh utamanya.salah satu syarat proses pengkajian ini adalah rujukannya harus bernilai yang berurutan dari buku dan artikel primer . Sehingga secara tidak langsung akan ditemukan sumber asli ilmu pengetahuan tersebut.3). Menguasai Warisan IslamGagasan islamisasi Ilmu Pengatahuan menjadi kurang bermakna apabila tidak dikaitkan masalah warisan islam yang menyumbangkan ilmu pengetahuan yang sangat besar. Namun sumbangan intelektual muslim tradisional tentang disiplin ilmu pengetahuan modern tidak mudah didapat, dibaca, dan dipahami oleh seorang intelektual muslim saat ini alasannya :a. Ilmu pengetahuan modern tidak terdapat padanannya dalam khazanah intelektual islam.b. Para sarjana muslim terutama yang mendapatkan pendidikan Barat (sekuler) sering gagal memahami khazanah warisan islam yang mengaanggap warisan islam tidak memiliki kekuatan apapun terhadap disiplin ilmu yang dipelajarinya.c. Para sarjana muslim tidak memiliki waktu atau usaha untuk meneliti khazanah warisan islam yang amat kaya dan luas.Sebaliknya para sarjana muslim yang dididik secara tradisional sebagai otoritas pemilik khazanah warisan islam tidak dapat memecahkan maupun menetapkan keterkaitan warisan tersebut dengan disiplin ilmu pengetahuan modern.oleh karena itu perlu memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern kepada sarjana pewaris ilmu pengetahuan islam tradisional begitu pula sebaliknya.yang selanjutnya warisan islam tersebut dianalisis berdasarkan latar belakang sejarah dan kaitan antara masalah yang dibahas dengan berbagai bidang kehidupan manusia secara jelas.4). Penentuan Penyesuaian Islam Yang khusus terhadap disiplin-disiplin Ilmu PengetahuanDari ketiga langkah yang sudah disebutkan perlu ditekankan bahwa disiplin ilmu pengetahuan modern beserta metodologi-metodologi dasar, prinsip, masalah, tujuan dan harapan, kejayaan dan batasan-batasannya, semuanya harus dikaitkan dan kepada warisan islam serta disesuiakan dengan islam. Sehingga ada tiga pertanyaan dalam hal ini yaitu:a. Apa yang telah disumbangkan islam mulai dari al-Quran hingga pendukung modernitas atas permasalahan dalam ilmu pengetahuan ?b. Seberapa besar sumbangan itu jika dibandingkan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan barat?c. Bagaimana usaha umat islam yang harus dijalankan dalam mengisi kekurangan,merumuskan kembali permasalahan dan memperluas cakrawala visi disiplin ilmu pengetahuan tersebut?5). Penilaian Kritis terhadap disiplin ilmu pengetahuan ModernHubungan antara islam dan Ilmu Pengetahuan yang telah tegas akibat telah dikuasai, ditinjau dan dianalisis sehingga perlu ada penilaian kritis yang merupakan suatu langkah utama dalam Islamisasi Ilmu Pengetahuan agar disiplin yang dihasilkan tidak ada kekurangan, , kemustahilan, sebaliknya harus ada kesesuaian dengan ketetapan dasar dengan Rukun Islam yang Lima .6). Penilaian Kritis terhadap warisan IslamYang dimaksud warisan islam disini adalah bukan Al-quran dan Sunnah melainkan karya manusia yang berdasrkan kedua sumber tersebut.Hal ini disebabkan karya manusia ini tidak lagi memainkan peran yang dinamis dalam kehidupan umat islam saat ini. Hal ini perlu kaji secara kritis agar warisan tersebut tetap eksis bukan diselewengkan.7). Kajian Masalah Utama umat Islamumat islam pada saat sekarang mengahadapi berbagai masalah baik dari segi politik, sosial, ekonomi, intelektual, kebudayaan, moral, dan spiritual. Hal ini memerlukan perenungan dan langkah yang nyata untuk keluar dari semua permasalahan tersebut sehingga diperlukan kajian yang serius dan mendalam. Agar solusi permasalahan tersebut dapat diketahui sehingga jalan untuk melaksanakan gagasan islamisasi Ilmu Pengetahuan dapat terwujud.8). Melakukan analisis kreatif dan sintesisSetelah memahami, menguasai disiplin ilmu-ilmu pengetahuan modern dan ilmu-ilmu pengetahuan islam tradisional, menilai kekuatan dan kelemahan keduanya, menetukan kaitan islam dengan bidang-bidang pemikiran ilmiah tertentu pada disiplin ilmu ilmu pengetahuan modern; memastikan dan memahami masalah secara komferhensif yang dihadapi oleh umat manusia dari sudut pandang islam di mana kaum muslimin diperintahkan untuk menjadi syuhada ala al-nas dalam sejarah umat manusia, kini tiba saatnya untuk membentuk sebuah lompatan yang kreatif yang bernafaskan islam yaitu suatu metodologi baru harus dicetuskan untuk mengembalikan supremasi islam di dunia sebagai pendongkrak dan penyelamat peradaban manusia. Jurang pemisah antara ilmu-ilmu islam tradisional dengan ilmu-ilmu pengetahuan modern dapat dijembatani dengan sebuah sintesa kreatif antarkeduanya. Warisan-warisan islam harus berkesinambungan dengan pencapaian ilmu-ilmu modern dan harus menggerakan batasan ilmu pengetahuan ke arah cakrawala lebih jauh dari apa yang telah digambarkan oleh disiplin ilmu-ilmu pengetahuan modern.9). Membentuk kembali disiplin ilmu modern dalam kerangka kerja islam dengan menulis kembali Buku teks agar visi-visi baru tentang pengertian islam serta pilihan-pilihan kreatif sebagai realisasi gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Karena gagasan dengan sebuah buku teks meskipun berkualitas tidak akan mungkin terlaksana sehingga dibutuhkan sejumlah buku-buku teks agar kebutuhan dasar kaum muslimin akan intelektualitas dapat terpenuhi. Secara tidak langsung ilmuwan muslim dituntut untuk selalu menghasilkan teori dan ide baru tengang ilmu pengetahuan yang berbasis islam.10). Pendistribusian Ilmu Yang telah diislamkanAkan menjadi sia-sia jika sebuah ilmu hanya disimpan sebatas koleksi pribadi, lebih malang lagi jika ilmu itu hanya diketahui oleh kalangan tertentu saja, atau hanya digunkan dilingkungan pendidikan atau negeri mereka saja. Apapun yang dihasilkan oleh ilmuwan muslim untuk mendapatkan keridhoan Allah merupakan milik seluruh umat islam. Meskipun akan mendapat royalti tetapi tidak sewajarnya dihakciptakan atau dimonopoli oleh suatu golongan untuk mendapat sebuah keuntungan.oleh karena itu hasil karya tersebut harus terbuka untuk umum. Semua itu untuk membangkitkan, memberi petunjuk dan memperkayakan umat islam serta untuk menyebarkan visi islam. Hasil kerangka kerja Islam tersebut harus diberikan secara resmi kepada pusat-pusat pendidikan tinggi dunia islam dengan pertimbangan menjadi bacaan wajib .Untuk memprcepat proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan tersebut maka IIIT menganjurkan untuk melakukan :a. Konferensi dan seminarHal ini penting untuk merancang kembali apa yang diperlukan oleh umat islam serta mengevaluasi dari hasil yang telah ditemukan oleh kalangan ilmuwan serta yang paling penting adalah mengenalkan terutama kepada dunia islam mengenai gagasan Islamisai Ilmu Pengetahuan.b. Lokakarya untuk pembinaan para pegawaiPara pakar yang telah menguasai konsep, metode, masalah mengenai gagasan Islamisasi Ilmu Pengetahuan atau pun metodologi baru yang menganut gagasan tersebut harus ditularkan kepada orang lain agar tujuan dan gagasan ini tetap berlanjut.langkah langkah Islamisasi Ilmu Pengetahuan diatas merupakan rencana kerja secara makro artinya rencana kerjanya harus melibatkan berbagai institusi bahkan dengan sistem pemerintahan sehingga memerlukan waktu dan tenaga yang besar untuk melaksanakan kearah tersebut, mengingat sistem pendidikan yang digunakan sekarang masih terjadi dikotomi dan dualisme. Oleh karena itu perlu langkah-langkah kecil yang dapat dilakukan oleh seorang praktisi pendidikan terutama guru disekolah untuk mengembangkan kembali gagasan islamisasi pendidikan, mengingat peluang-peluang untuk melaksanakan gagasan tersebut semakin jelas misalnya pemerintah kita menggagas untuk membentuk Pendidikan Berkarakter, yang sebelumnya kurikulum diserahkan pelaksanaannya pada tingkat sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ini merupakan peluang yang sangat besar bagi kalangan pendidik khususnya Guru Pendidikan Agama Islam untuk berperan lebih aktif dalam proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan.Pendidikan Berkarakter sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Ahmad Tafsir mengatakan pada tingkatan filosofis pendidikan harus diarahkan untuk membentuk manusia menjadi manusia. Artinya pendidikan harus ditujukan untuk mendidik kalbu karena didalam kalbu adanya iman seseorang secara otomatis kalbu lah yang menjadi sasaran pendidikan untuk diisi dengan iman . Mengingat iman itu bersifat labil kadang berkurang kadang bertambah maka pendidikan iman harus diberikan secara kontinyu bukan sebatas pada pendidikan agam islam di sekolah namun pelajaran keimanan harus nyangkut dimata pelajaran apapun, disekolah, dilingkungan masyarakat dan keluarga.Sedangkan Asyaibani Mengatakan bahwa pendidikan pendidikan harus diarahkan pada tiga sasaran yaitu Jasmani, Akal dan Ruhani . Sehingga pendidikan seharusnya mengarah pada Ruhani siswa.Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill . Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. Sehingga Keimanan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Merupakan core dari pendidikan sekarang tidak salah jika Ahmad Tafsir dan Asyaibani mengatakan tujuan pendidikan kita sekarang harus diarahkan pada keruhanian.Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal , yaitu:a. pertama, karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya;b. kedua, kemandirian dan tanggungjawab;c. ketiga, kejujuran/amanah, diplomatis;d. keempat, hormat dan santun;e. kelima, dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong/kerjasama;f. keenam, percaya diri dan pekerja keras;g. ketujuh, kepemimpinan dan keadilan;h. kedelapan, baik dan rendah hati, dan;i. kesembilan, karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan.Kesembilan pilar karakter itu, diajarkan secara sistematis dalam model pendidikan holistik menggunakan metode knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Knowing the good bisa mudah diajarkan sebab pengetahuan bersifat kognitif saja. Setelah knowing the good harus ditumbuhkan feeling loving the good, yakni bagaimana merasakan dan mencintai kebajikan menjadi engine yang bisa membuat orang senantiasa mau berbuat sesuatu kebaikan. Sehingga tumbuh kesadaran bahwa, orang mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu. Setelah terbiasa melakukan kebajikan, maka acting the good itu berubah menjadi kebiasaan .Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP , yang antara lain meliputi sebagai berikut:1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;3. Menunjukkan sikap percaya diri;4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;13. Menghargai karya seni dan budaya nasional;14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;21. Memiliki jiwa kewirausahaan.Bila dilihat dari komponen pendidikan karakter dan standar kompetensi lulusan sejalan dengan dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam yang dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan gagasan Islamisasi Ilmu Pengengetahuan dimana dasar dalam penyusunan kurikulum harus: berdasarkan agama, dasar falsafah, dasar psikologi, dasar social, dasar organisatoris . Dasar agama menjadi nilai bagi seluruh materi yang ada pada kurikulum, dasar filoosfis berperan sebagai penentu tujuan umum pendidikan. Sedangkan dasar sosiologis berperan memberikan dasar untuk menentukan apa saja yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara dasar organistoris berfungsi memberikan dasar-dasardalam bentuk bagaimana bahan ajar itu disusun dan bagaimana penentuan luas dan urutan mata pelajaran. Selanjutnya dasar psikologis berperan memberikan berbagai prinsip tentang perkembangan peserta didik dalam berbagai aspeknya, serta cara menyampaikan bahan pelajaran agar dapat dicernadan dikuasai oleh peserta didiksesuai tahap perkembangannya .Sehingga dalam kurikulum terdapat orientasi pelestarian nila-nilai ilahiah dan nilai insaniyah yang akan membentuk norma norma atau kaidah kaidah kehidupan yang dianut dan melembaga pada masyarakat yang mendukungnya.Prinsip penyusunan kurikulum harus diwarnai dengan asas-asas yang bernafaskan agama dan akhlak islam, maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakuan, dan hubungan-hubungan yang berlaku dalam lembaga lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam. Selain itu prinsip penyusunan harus terintegrasi antar mata pelajaran; relevansi yang berarti adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid, masa sekarang dan akan datan; fleksibilitas, artinya terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak; Efisiensi, artinya kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana dan sumber lain secara cermat, tepat, memadai dan memnuhi harapan; kontinuitas dan kemitraan artinya harus berhubungan dan berkelanjutan dengan kurikulum lainnya; individualitas yaitu harus mengarahkan pada pribadi siswa; kesamaan memperoleh kesempatan dan demokratis yaitu kurikulum dapat memberdayakan semua peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sangat diutamakan; kedinamisan artinya kurikulum tidak statis tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan social; keseimbangan, yaitu kurikulum harus mengembangnkan sikap potensi peserta didik secara harmonis; efektifitas, yaitu kurikulum dapat menunjang efektivitas guru dalam mengajar dan peserta didik yang diajar .Untuk lebih jelasnya pelaksanaan Islamisasi Ilmu Pengetahuan dalam skala mikro dengan menerapkan pendidikan berkarakter disekolah dapat dilihat salah satu contoh dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang berbasis karakter dibawah ini:1. PENDAHULUANBerdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti prosespembelajaran;b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuansebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.Contoh alternatif :a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius)d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin)e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli)f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin)g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan:disiplin, santun, peduli)h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakteri. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD2. KEGIATAN INTISesuai permen 41 tahun 2007 Pembelajaran melalui 3 tahapan yakni :a. Eksplorasi (peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa)1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)b.Elaborasi (peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam.)1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugastugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri,kritis)4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras,menghargai)6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri,kerjasama)8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)c. Konfirmasi (peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa)1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);b) membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis);d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dane) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).3. PENUTUPDalam kegiatan penutup, guru:a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis);b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan);c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis);d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif selama tahap penutup.Selain kesimpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didika. difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut.b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka.c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan oleh siswa.d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya orang lain dan rasa percaya diri.e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian.f. Berdoa pada akhir pelajaran.Faktor lain yang perlu diperhatikan:1. Guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkannya.2. Guru harus memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapatberupa ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya classroom award) atau catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang baik bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran.3. Hindari mengolok-olok siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan diucapkan ungkapan Hoo oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka yang terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan kurang diterima.Kebiasaan tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati, kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya.4. Guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau sikap siswa.5. Guru menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan hati.Dengan cara ini sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun,dan sebagainya akan tumbuh subur.