ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI.pptx
-
Upload
melanita99 -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI.pptx
OBSTETRIC GYNECOLOGY
TIM UKMPPD UNIV MALHAYATIBANDAR LAMPUNG
2015
ASUHAN PERSALINAN NORMAL
• Melihat tanda dan gejala kala II• Menyiapkan pertolongan persalinan• Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik• Menyiapkan ibu dan keluarga untuk proses pimpinan
meneran• Persiapan pertolongan kelahiran bayi• Menolong kelahiran bayi• Penanganan bayi baru lahir• Menilai perdarahan• Melakukan prosedur pasca persalinan
Memastikan pembukaan lengkap dengan keadaan janin baik :• Dengan menggunakan teknik aseptik,
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi
TINGGI FUNDUS dan USIA GESTASI
Bunyi Jantung Anak
• Dapat didengar pada akhir bulan ke-V• Dengan doptone → pada akhir bulan ke-III• Frek. : 120-140x/menit• Paling jelas terdengar di punggung anak dekat
pada kepala• Menandakan : tanda pasti kehamilan, anak
hidup• Dapat memperkirakan: presentasi anak, posisi
anak, sikap anak, dan adanya anak kembar
PROM/PPROM Premature rupture of membranes (PROM)
Rupture of the chorioamnionic membrane (amniorrhexis) prior to the onset of labor at any stage of gestation
Preterm premature rupture of membranes (PPROM) PROM prior to 37-wk. gestation
Risk Factors: Prior PROM or PPROM Prior preterm delivery Multiple gestation Polyhydramnios Incompetent cervix Vaginal/Cervical Infection
Gonorrhea, Chlamydia, GBS, S. Aureus Antepartum bleeding (threatened abortion) Smoking Poor nutrition
History “Gush” of fluid Steady leakage of small amounts of fluid
Physical Sterile vaginal speculum exam
Minimize digital examination of cervix, regardless of gestational age, to avoid risk of ascending infection/amnionitis
Assess cervical dilation and length Obtain cervical cultures (Gonorrhea, Chlamydia) Obtain amniotic fluid samples
Findings Pooling of amniotic fluid in posterior vaginal fornix Fluid per cervical os
Test Nitrazine test
Fluid from vaginal exam placed on strip of nitrazine paper Paper turns blue in presence of alkaline (pH > 7.1) amniotic fluid
Fern test Fluid from vaginal exam placed on slide and allowed to dry Amniotic fluid narrow fern vs. cervical mucus broad fern
Pada usia kehamilan > 37 minggu :• Pengelolaan aktif → terminasi kehamilan
Bila belum didapatkan tanda persalinan → misoprostol intravaginal dan tetes oksitosin; SC bila usaha pervaginam tidak berhasil
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Kehamilan Ektopik : kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri, paling sering di tuba (90-95%) → kehamilan ektopik terganggu bila telah terjadi ruptur tuba dan memberikan gejala-gejala, antara lain :• Nyeri perut• Amenorrhea• Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak)• Syok karena hipovolemia perdarahan (tergantung
beratnya perdarahan)
• Diagnosis :• Nyeri pada palpasi perut,
perut tegang• Nyeri goyang portio• Urine b-hCG (+)• Kuldosentesis (+) : darah
pada kavum douglas (warna merah tua, tidak membeku setelah diambil
• USG• Diagnosis pasti : laparotomi
• Tatalaksana :• Atasi Shock• Penghentian perdarahan
segera → laparotomi salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu)
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN• Hipertensi Gestasional :Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan,
tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.
• Preeklamsi :Kriteria minimum: Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20
minggu, disertei dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+• Eklamsi :Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma• Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi :Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami
hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.• Hipertensi kronik :Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum
kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.
• Obat pilihan pada hipertensi dalam kehamilan– Lini 1: metildopa– Lini 2 (bila tidak responsif atau HT berat):
• Labetalol: dpt menyebabkan IUGR• Nifedipin: penurunan TD terlalu drastis• Hidralazin: dapat menyebabkan trombositopenia neonatus• HCT: dapat menyebabkan hipovolemia dan gangguan
elektrolit
• ACE-I (kaptopril) dan ARB (losartan, valsartan) dikontraindikasikan karena bersifat teratogen (defek pada jantung, agenesis ginjal)
PERSALINAN
Tanda in-partu : Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks. Dapat disertai ketuban pecah dini. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan
serviks.
• Dibagi dalam 4 kala : Kala I : mulai dari his persalinan sampai pembukaan cervix lengkap Kala II : dari pembukaan lengkap sampai lahir bayi Kala III : dari lahir bayi sampai lahir plasenta Kala IV : masa 1 jam setelah plasenta lahir
4 kala persalinan. • Kala 1 persalinan :dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya
kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
• 1. fase laten dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
• 2. fase aktif kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm) terdapat penurunan bagian terbawah janin
• Kala 2: Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga
sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam
• Kala 3: Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
• Kala 4: dari lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya
DYSFUNCTIONAL UTERINE BLEEDING
• Abnormal bleeding from the uterus and can be characterized clinically by amount, duration, and periodicity : Oligomenorrhea: menstruation occurring with intervals of more than 35
days Polymenorrhea: menstruation occurring regularly with intervals of less
than 21 days Metrorrhagia: menstrual bleeding occurring at irregular intervals or
bleeding between menstrual cycles Menorrhagia: regular menstrual cycles with excessive flow (technically
more than 80 mL of volume) or menstruation lasting more than 7 days Menometrorrhagia: menstrual bleeding occurring at irregular intervals
with excessive flow or duration
• DUB is broadly characterized clinically as ovulatory or anovulatory
• Ovulatory DUB → presents as menorrhagia• Risk Factors :
Adolescence Perimenopause Obesity: DUB in overweight women results from altered estrogen-to-
progesterone ratios and increased peripheral conversion of androgens to estrogens. The estrogen-driven endometrial proliferation eventually leads to endometrial overgrowth and abnormal bleeding patterns. Weight loss in obese patients presumably restores regular menstrual cycles by decreasing the adipose tissue available for conversion of androgens to estrogen
Polycystic ovary syndrome (PCOS) Cigarette smoking
ABORTUS
Definisi : • Perdarahan dari uterus yang disertai dengan
keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi pada usia kehamilan < 20-24 minggu dan atau Berat < 500gr
Patofisiologi :• Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam
desidua basalis + nekrosis jaringan sekitarnya → hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya (benda asing dalam uterus) → uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya.
DIAGNOSIS PERDARAHAN SERVIKS BESAR UTERUS GEJALA LAIN
Abortusiminens
Sedikit-sedang TertutupLunak
Sesuai usia kehamilan • Plano test (+) · Kram ringan· Uterus lunak
Abortusinsipiens
Sedang-banyak TerbukaLunak
Sesuai atau lebih kecil
• Kram sedang/kuat· Uterus lunak
Abortusinkomplit
Sedikit-banyak TerbukaLunak
usia kehamilan •Kram kuat . Keluar jaringan•Uterus lunak
Abortuskomplit
Sedikit-tidak ada Tertutup/terbukaLunak
usia kehamilan • Sedikit/tanpa kram• Keluar jaringan· massa kehamilan
(+/-)· Uterus agak kenyal
Abortus Septic
Perdarahan berbau
Lunak Membesar, nyeri tekan - Demam- Leukosistosis
Missed Abortion• Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama 8 Mg.
Etiologi: diduga Hormon progesteron
Gejala• Diawali dengan abortus imminens yang kemudian menghilang
spontan atau setelah terapi. • Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae
mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-). Sering disertai gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia.
Terapi • Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis ibu. Jika < 12
Mg → DC, jika > 12 Mg → infus oksitosin 10 IU/D5 500 cc atau Prostaglandin E
GINEKOLOGIKista Bartholin Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah
vagina,di belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma atau infeksi
Kista Nabothi (ovula) Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan permukaan licin (tampak spt beras)
Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran bbrp mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai introitus. Tangkai mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan dengan metaplasia skuamosa atau ulserasi dan perdarahan.
Karsinoma Serviks Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu displasia atau lesi in-situ hingga invasif.
Mioma Geburt Mioma korpus uteri submukosa yang bertangkai, sering mengalami nekrosis dan ulserasi.
PERDARAHAN POST PARTUM• Definisi Lama
– Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam– Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC)
• Definisi Fungsional– Setiap kehilangan darah yang memiliki potensi untuk
menyebabkan gangguan hemodinamik
• Perdarahan setelah bayi lahir : perdarahan segera• Perdarahan setelah 24 jam persalinan : perdarahan
lanjut• Insidens– 5% dari semua persalinan
Gejala dan tanda yang selalu ada
Gejala dan tanda yang Kadang-kadang ada
Diagnosiskemungkinan
•Uterus tidak berkontraksi dan lembek•Tidak ada penonjolan uterus supra simfisis•Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan dini)
•Syok Atonia uteri
•Perdarahan segera setelah bayi lahir •Darah segar • Uterus kontraksi baik•Plasenta lengkap •Teraba diskontinuitas portio atau dinding vagina
•Pucat•Lemah •Menggigil•Presyok
Robekan jalan lahir
•Plasenta belum lahir setelah 30 menit•Perdarahan segera •Uterus kontraksi baik
•Tali pusat putus akibat traksi berlebihan•Inversio uteri akibat tarikan•Perdarahan lanjutan
Retensio plasenta
•Sub-involusi uterus•Nyeri tekan perut bawah•Perdarahan post partum lanjut
•Anemia•Demam (bila terinfeksi)
Sisa fragmen plasenta / Endometritis (terinfeksi)
•Tidak terdapat penonjolan suprasimfisis ataupun pada perut bawah•Uterus tidak teraba saat palpasi•Lumen vagina terisi massa kenyal dengan penampakan plasenta bagian fetal dan tali pusat (bila belum lepas)
•Neurogenik syok•Pucat dan limbung
Inversio Uteri
Sisa Plasenta
• Penemuan secara dini: dengan melakukan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan
• Pada Pasca-persalinan lanjut: pasien akan kembali 6-10 hari setelah persalinan dengan keluhan perdarahan dan sub-involusi uterus
• Tatalaksana : Antibiotika : ampisilin kombinasi dengan metronidazole Ekplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan
darah atau jaringan Bila serviks tertutup, lakukan evakuasi dengan aspirasi vakum
manual atau dilatasi/kuretase Transfusi bila Hb<8 gr%
ATONIA UTERI• Kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan
memendek• Hampir 95% dari perdarahan post partum adalah karena atonia uteri• Biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan.• Faktor resiko : overdistensi uterus (gemeli, makrosomia, polihidramnion,
paritas tinggi), umur terlalu muda/tua, multipara dengan jarak kelahiran pendek, partus lama, malnutrisi, penanganan salah dalam melahirkan plasenta
• Gejala : Kontraksi uterus lemah/tidak berkontraksi, lunak Perdarahan per vaginam warna merah tua Fundus uteri tinggi Tanda-tanda syok
• Pencegahan : manajemen aktif kala III dengan oksitosin injeksi 10U IM
Atonia Uteri
Rangsang dan Pijat UterusOksitosin 10 IU IM dan infus 40 IU dalam 500 ml NS/RL 40 tetes
Infus untuk restorasi cairan dan jalur obat esensialTransfusi
Perdarahan terus berlangsung
Uterus tidak berkontraksi
Kompresi bimanualKompresi aorta abdominalis
Tekan segmen bawah atau aorta abdominalisBeri misoprostol 400 mg rektal
Tidak berhasil
Atonia persistens
Ligasi arteri uterina dan ovarika
Kehamilan Kembar (Gemelli)• Diagnosis :
• Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan
• Teraba 3 bagian besar atau lebih, atau 2 bagian besar berdampingan
• Terdapat 2 ballotement• Terdengar bunyi jantung pada 2
tempat yang sama jelasnya, apalagi terdapat perbedaan frekuensi
• Ro : 2 kerangka anak• USG • Anamnesis subjektif ibu: lebih berat,
sesak napas, bengkak kaki, pergerakan anak lebih sering terasa
• Penyulit:• Hidramnion• Partus prematurus• Hipertensi dalam kehamilan• Anemia• Gangguan pertumbuhan• Malpresentasi• Perdarahan antepartum• Resiko perdarahan postpartumPenanganan selama kehamilan:• Perjalanan jauh dihindari• Coitus dihindari terutama
pada 3 bulan terakhir• Koreksi anemia• Diet tinggi
protein/mineral
KONTRASEPSI PIL HORMONALMekanisme Kerja :• ESTROGEN : 1. MENCEGAH OVULASI (MENEKAN FSH)2. MENCEGAH IMPLANTASI (PENGARUH PADA ENDOMETRIUM)
• PROGESTERON1. MENCEGAH OVULASI ( MENEKAN LH)2. MENCEGAH SPERMA MASUK KE CERVIX (PERUBAHAN LENDIR CERVIX)3. MENCEGAH IMPLANTASI (ENDOMETRIUM)
• Pil KB berisi hormon (bisa kombinasi estrogen atau progesteron atau progesteron saja).
• Pil kontrasepsi pada dasarnya memiliki tingkat efektivitas tinggi untuk mencegah kehamilan (pil kombinasi memiliki kegagalan 1 dalam 1000).
• Jadi, jika terjadi kehamilan mungkin saja cara pemakaiannya salah.
Aturan Minum :• Biasanya dimulai di hari ke 1 atau ke 5 haid. • Minum pil KB sebaiknya diminum pada waktu yang sama sehingga
tidak kelupaan. Tidak harus jam yang sama selama tidak lebih dari 12 jam.
• Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2 tablet langsung pada saat ingat.
• Namun jika lupa lebih dari 1 hari bisa saja dilanjutkan namun efektifitas berkurang sehingga perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim.
• Jika mengkonsumsi pil KB 21 tablet dan lupa melanjutkan pada blister yang baru maka mens tidak akan terjadi. Hal ini karena efek dari lanjutkan hormon estrogen dan progesteron pada pil KB tersebut. Bila hentikan pil KB maka dalam beberapa hari mens akan terjadi.
• Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning) maka harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda mengingatnya
• Apabila lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal (berwarna kuning), maka dalam 7 hari gunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual selama 7 hari
• Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih) maka buang pil pengingat yang terlupakan
• Bila lupa minum pil dalam dua hari, segera minum dua pil sekaligus ketika ingat.
Kontap (Kontrasepsi Mantap)
• Keywords: Wanita, 36 tahun, ingin KB, anak 3, riw TIA, TD 150/100
• Riwayat TIA, hipertensi kontraindikasi KB hormonal (pil KB, implant)
• Usia > 35 tahun, sudah memiliki 3 anak disarankan untuk tidak hamil lagi Kontap
• Pasien dengan faktor risiko kardiovaskular / cerebrovascular merupakan kontraindikasi penggunaan kontrasepsi hormonal.
• Tubektomi merupakan kontrasepsi mantap dan akan sulit lagi dilakukan reanastomosis tuba kembali apabila masih ingin memiliki anak
• Kondom dapat terjadi kegagalan seperti karet yang bocor dan pemakaian yang tidak tepat sehingga pencegahan kehamilan tidak dapat diprediksi
• IUD atau AKDR dapat bertahan 5-8 tahun dan mudah untuk kembali ingin mempunyai anak (hanya dengan mengeluarkan AKDR dari rahim) sehingga perencanaan kehamilan dapat diprediksi
Kontrasepsi
• Alamiah: koitus interuptus & pantang senggama (metode kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan peningkatan suhu basal)
• Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun). IUD Cu-T dengan reaksi peradangan menghambat fertilisasi dan implantasi ke endometrium
• Hormonal: pil, suntik, implan, patch: bisa progresteron saja, bisa kombinasi dengan estrogen
• Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk usia wanita >35 tahun)
36
PENGGUNAAN KONTRASEPSI BERDASARKAN TUJUAN
Malpresentasi/ Malposisi
LETAK MUKA• Sebab tersering : Panggul sempit dan anak besar• Tatalaksana :
Diperiksa apakah ada kelainan panggul Dalam persalinan : dapat lahir spontan asalkan
tidak ada CPD; biasanya partus lebih lama dengan kemungkinan ruptur perineum lebih besar; apabila dagu tidak dapat berputar ke depan, dilakukan SC
Apabila tidak ada gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukuplah dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi pembukaan lengkap.
Apabila setelah pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala.
Bedah sesar dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau atas indikasi obstetric lainnya.
Letak Sungsang
Hiperemesis Gravidarum
• Definisi, keluhan mual,muntah pada ibu hamil yang berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
• Biasanya mulai setelah minggu ke-6 dan baik dengan sendirinya sekitar minggu ke-12
• Etiologi : Kemungkinan kadar BhCG yang tinggi atau faktor psikologik
• Predisposisi :primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
• Akibat mual muntah → dehidrasi → elektrolit berkurang, hemokonsentrasi, aseton darah meningkat → kerusakan liver
Grade :• Tingkat 1 :
lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri epigastrium, nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah kering, mata cekung.
• Tingkat 2 : apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam hawa pernafasan.
• Tingkat 3 : KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD lebih turun. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia, perubahan mental.Ikterik
Abnormalitas Ringan Berat
Tekanan darah diastolik <100 mmHg 110 mmHg atau lebih
Proteinuria Terdeteksi hingga 1+ Persisten 2+ atau lebih
Sakit kepala Tidak ada Ada
Gangguan visual Tidak ada Ada
Nyeri abdomen atas Tidak ada Ada
Oliguria Tidak ada Ada
Kejang (eklampsia) Tidak ada Ada
Kreatinin serum Normal Meningkat
Trombositopenia Tidak ada Ada
Peningkatan enzim hati Minimal Nyata
Restriksi pertumbuhan janin Tidak ada Jelas
Edema paru Tidak ada Ada
Perbedaan Preeklampsia Ringan dan Berat
Perdarahan Antepartum
Plasenta Previa• Darah warna merah segar,
tidak nyeri, janin tidak distress (DJJ baik). Perdarahan 100 cc yg keluar darahnya 100cc. Ibu tidak kesakitan. Sering terjadi pada hamil muda (30%)
• Prinsip: tunggu sampai anak bisa hidup diluar, indikasi mutlak SC
• Pemeriksaan: USG. Jika perdarahan tidak boleh VT, inspekulo terlebih dahulu
Perdarahan Antepartum
Solutio Plasenta• Darah warna
gelap/kecokelatan• Perdarahan banyak namun
tidak bisa keluar• Ibu tampak sangat sakit
perut dan pucat• DJJ janin dapat tidak
ada/distress, tidak teraba bagian janin
• Harus SC cito
• Early postpartum hemorrhage (< 24 jam postpartum)
• Late postpartum hemorrhage (>24 jam postpartum) disebabkan oleh retensio plasenta dan trauma jaringan.
Haemorragic Postpartum (HPP)4T
• Tone: Atonia uteri kontraksi uterus lemah. Tatalaksana: uterotonika (oxytocin, metergin)
• Tissue: Sisa plasenta jaringan plasenta tidak lengkap. Th/ kuret
• Tear: Laserasi jalan lahir darahnya merah segar
• Thrombocyte: Gangguan koagulasi HELLPTh/ kompresi bimanual, balon, ligasi arteri hipogastrik, histerektomi
Analisis Sperma
Taksiran Persalinan
Amenore
Infeksi Puerperalis
Radang Panggul (PID)
• Radang panggul adalah penyakit yang diakibatkan infeksi ascending dari vagina atau serviks ke endometrium, tuba falopii dan/atau struktur di sekitarnya.
• Pada penyakit radang panggul pemberian antibiotik spektrum luas menjadi penting walaupun patogen belum dapat teridentifikasi secara objektif. – Kombinasi cephalosporin generasi ke-3 atau amoxicillin
ditambah dengan tetracycline dan metronidazol dapat menjadi pilihan utama.
KONTRASEPSI HORMONAL
• Mekanisme• Estrogen1.Mencegah ovulasi (menekan FSH)2.Mencegah implantasi (pengaruh pada endometrium)• Progesteron1.Mencegah ovulasi ( menekan LH)2.Mencegah sperma masuk ke cervix (perubahan lendir
cervix)3.Mencegah implantasi (endometrium)4.Merangsang Hormon Prolaktin
• Kontra indikasi•Thrombophlebitis•Penyakit cerebrovaskuler atau coronaria•Diabetes dengan kelainan vaskuler•Hypertensi•Kanker buah dada•Gangguan fungsi hati• Hamil
• KOMPLIKASI IUDPerforasi uterusAbortusKram uterusPerdarahanMenorrhagiaInfeksi
• KONTRA INDIKASI IUDKehamilanInfeksi pelvisKelainan Bentuk UterusGenital actinomycosisCervicitis dan vaginitis
Ca Serviks• Cervical dysplasia:
abnormal changes in the cells on the surface of the cervix that are seen underneath a microscope
Histologycervical intraepithelial neoplasia (CIN) I (mild) a benign viral infectionCIN II (moderate),CIN III (severe).
Cytologylow-grade SIL (squamous intraepithelial lesion)low-grade lesionshigh-grade SIL (HSIL) high-grade dysplasia
Choriocarsinoma
OAT dan Kontrasepsi
Giant Baby
• Giant baby / Big baby syndrome / Makrosomia• Didiagnosis apabila bayi lahir dengan berat
badan lebih dari 4000 gram, tanpa melihat usia gestasional
Hidramnion
Hidramnion
• Hidramnion atau poli hidramnion jumlah air ketuban melebihi dari batas normal
• Volume ketuban normal: 1-2 liter• Oligohidramnion kekurangan air ketuban• Gejala hidramnion:– Pembesaran uterus dengan kesulitan meraba
bagian kecil janin / mendengar denyut janin– Akibat overdistensi dispnea, edema ekstremitas
bawah, vulva
Hidrops fetalis
• Adalah suatu kondisi edema pada janin• Gambaran klinis: abnormalitas akumulasi cairan
dalam rongga tubuh (pleural, percardial dan peritoneal) dan jaringan lunak tubuh dengan ketebalan dinding lebih dari 5 mm
• Sering berhubungan dengan hidramnion dan penebalan plasenta ( > 6 mm) pada 30 – 75% kasus
• Terjadi akibat gangguan keseimbangan cairan akumulasi cairan lebih banyak dibandingkan dengan yang diabsorbsi
• Dengan USG tampak gambaran:– Edema anasarka– Penumpukan cairan dalam rongga tubuh seperti
pleura – perikardium dan rongga peritoneal– Hidramnion– Plasenta yang tebal
Hidrosefalus
• Hidrosefalus penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak, dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau lebih ventrikel atau ruang subarachnoid
• Disebabkan oleh karena terdapat ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi dari CSS
Hidrosefalus
Ruptur Uteri
• Keywords: Hamil 9 bulan, sesak nafas berat, pucat. TD 70/palpasi, nadi 140 kali/menit lemah, terdapat perdarahan pervaginam, nyeri suprasimfisis, dan bagian janin teraba
• Diagnosis: C. Ruptur uteri
Ruptur uteri
• Robeknya uterus– Komplit: isi uterus masuk ke rongga abdomen, biasa disertai syok
hipovolemik– Inkomplit: dinding peritoneum tetap intak, jadi tidak ada yang ke
abdomen• Penyebab
– Kelemahan pada dinding uterus, mis. riw. SC dan myomektomi, grande multipara, makrosomia, gemeli
– Intervensi saat persalinan: induksi, mendorong fundus terlalu kuat, ekstraksi forceps
• Gejala: nyeri abdomen, pendarahan pervaginam, tanda syok, fetal bradikardia, bagian janin teraba dari kulit
Ruptur uteri
Psikosis postpartum
• Keywords: Wanita baru saja melahirkan anak pertamanya 3 hari lalu, terus menangis, tidak mau menyusui bayinya, dan mengatakan bahwa bayinya adalah jelmaan roh jahat. Keluhan sama sebelumnya (-).
• Diagnosis: Psikosis postpartum
Psikosis postpartum
• Psikosis postpartum adalah sindrom yang ditandai oleh depresi berat dan waham yang terjadi setelah melahirkan
• Umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama dan biasanya kasus terjadi 2-3 hari setelah melahirkan
• Gejala: delusi, halusinasi, gangguan saat tidur dan obsesi mengenai bayinya, perubahan mood secara drastis
• Tatalaksana dengan mood stabilizer, dikombinasikan dengan anti psikotik dan benzodiazepine
Baby blues syndrome
• Adalah gangguan afek ringan yang sering terjadi dalam 14 hari pasca persalinan, yang ditandai dengan gejala depresi seperti cemas, menangis dan takut
• Diperkirakan dialami oleh 50-70% ibu yang melahirkan
Endometritis
• Endometritis: inflamasi atau iritasi endometrium
• Akibat infeksi, seperti chlamydia, gonorrhea, tuberculosis, atau bakteri normal vagina
• Sering terjadi setelah abortus atau kelahiran (terutama persalinan lama atau SC), atau prosedur yang melibatkan uterus (histeroskopi, IUD)
• Gejala: distensi abdomen, perdarahan pervaginam, keputihan, demam, nyeri perut bawah
• Terapi: antibiotik
• Mastitis– Peradangan jaringan payudara, akibat infeksi maupun
noninfeksi– Penyebab: Staphylococcus aureus, Streptococcus, E. coli– Faktor risiko
• Metode menyusui salah• Pakaian ketat gesekan, iritasi pada puting• Trauma pada payudara atau puting (digigit bayi atau papanya bayi)• Sumbatan pada puting• Berhenti menyusui tiba-tiba• Riwayat mastitis
– Tanda/gejala: tanda peradangan di payudara tetapi tidak teraba massa
– Dapat berkembang menjadi abses mammae– Tata laksana: lanjutkan dan perbaiki metode menyusui,
antibiotik
• Fibroadenoma mammae (FAM)– Massa kenyal, berbatas tegas, mobile, tanpa tanda
peradangan• Tumor Phyllodes
– Berasal dari sel periduktal – 80-85% jinak, sisanya ganas– Massa keras, berbatas tegas, mobile, kulit permukaan tipis dan
mengkilat, vena dapat terlihat, ukuran bisa mencapai 30 cm• Ca mammae
– Massa keras, permukaan tidak rata/bernodul, tidak berbatas tegas, immobile, peau d’orange, retraksi puting, nipple discharge, ulserasi
• Fibrokistik (fibrocystic breast changes)– Akibat hiperproliferasi jaringan ikat– Massa kenyal, permukaan rata, batas tegas, muncul berkaitan
dengan siklus menstruasi