Ilmu Kesehatan Masyarakat
-
Upload
rani-ida-sulastri -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of Ilmu Kesehatan Masyarakat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai sungai, maka mungkin bagi sebagian orang akan terlintas bayangan
mengenai air bersih nan bening yang mengalir diantara batuan besar, dan banyak ikan-ikan hidup
di dalamnya. Namun jika melihat kondisi objektif sungai yang ada sekarang, bayangan awal itu
pun sepertinya akan seketika pupus. Ya, sungai yang ada sekarang ini sangat jauh berbeda
keadaannya jika dibandingkan dengan sungai-sungai yang ada beberapa puluh tahun ke
belakang. Air sungai tidak berwarna bening lagi, bau sungai yang menyengat dan pemandangan
akan sampah-sampah yang menumpuk di pinggir-pinggir sungai bahkan di dalam sungai bukan
menjadi sesuatu yang aneh lagi. Air sungai yang meluap kala hujan mengguyur yang
menyebabkan beberapa daerah terendam banjir pun banyak menjadi headline news di beberapa
media, dan ini memang sudah seperti sesuatu yang lumrah terjadi. Padahal kita tahu bahwa alam
tak akan ‘mengaum’ jika tak ada campur tangan non-positif manusia di dalamnya.
Pencemaran lingkungan sebagian besar disebabkan oleh pola hidup manusia yang kurang
peduli terhadap dampak yang akan terjadi, beda dengan pencemaran alam atau perubahan iklim
yang bisa menyebabkan bencana alam seperti gunung meletus, longsor ataupun banjir. Dan tidak
menutup juga ulah manusia terhadap pencemaran lingkungan sekitar. Karena kegiatan manusia
itulah, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat
dihindari, yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran,
dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak
mencemari lingkungan. Pencemaran memang telah terjadi dimana-mana, dan pencemaran
sungai merupakan salah satunya. Dan tentu saja hal ini tidak serta merta terjadi, melainkan
memang ada faktor-faktor yang berkontribusi di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi pencemaran lingkungan yang terjadi di sekitar anak
sungai Cidurian dan sungai Citarum serta mencari solusi agar pencemaran yang terjadi
setidaknya sedikit berkurang.
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Analisa Masalah
a. Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan atau polusi adalah proses masuknya polutan ke dalam suatu
lingkungan sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan tersebut.
Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982,
pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukkannya. (http://weblogask.blogspot.com/2012/05/pencemaran-
sungai-pengertian-penyebab. html.)
Polutan adalah suatu zat atau bahan yang kadarnya melebihi ambang batas serta
berada pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan bahan pencemar
lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas dan suara. Polutan tersebut dapat
menyebabkan lingkungan menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya
malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan lingkungan yang terkena polutan (tempat terjadinya), pencemaran
lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran tanah
3. Pencemaran udara
Pencemaran lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami
perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu.
Ketidakseimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga
karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia
untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan. Manusia adalah merupakan satu-satunya komponen
lingkungan hidup biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan sengaja merubah
keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan hidupnya ini dengan bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang disebut
pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat
berbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang,
dapat mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat
mencegah terjadinya pencemaran.
Ditinjau dari segi ilmu kimia yang disebut pencemaran lingkungan adalah peristiwa
penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan
pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga mengganggu
kesejahteraan manusia. Pencemaran lingkungan ini perlu mendapat penanganan secara
serius oleh semua pihak, karena pencemaran lingkungan dapat menimbulkan gangguan
terhadap kesejahteraan kesehatan bahkan dapat berakibat terhadap jiwa manusia.
b. Pengertian Sungai
Sungai adalah sistem pengairan air dari mulai mata air sampai ke muara dengan
dibatasi kanan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh sungai. Sungai adalah fitur alami
dan integritas ekologis, yang berguna bagi ketahanan hidup.
Menurut Dinas PU, sungai sebagai salah satu sumber air mempunyai fungsi yang
sangat penting bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat. sedangkan PP No. 35 Tahun
1991 tentang sungai, Sungai merupakan tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan.
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah
disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau ke
sungai yang lain.
Bantaran sungai berbeda dengan sempadan sungai. Bantaran sungai adalah areal
sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai. Fungsi bantaran
sungai adalah tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir (high water
channel). Menurut UU No. 35 1991 tentang sungai, menyebutkan pengertian Bantaran
sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai di hitung dari tepi sampai
dengan kaki tanggul sebelah dalam. Sehubungan dengan itu maka pada bantaran sungai di
larang membuang sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian.
Sedangkan sempadan sungai adalah wilayah yang harus diberikan kepada sungai.
Sewaktu musim hujan dan debit sungai meningkat, sempadan sungai berfungsi sebagai
daerah parkir air sehingga air bisa meresap ke tanah. Di samping itu, sempadan sungai
merupakan daerah tata air sungai yang padanya terdapat mekanisme inflow ke sungai dan
outflow ke air tanah. Proses inflow outflow tersebut merupakan proses konservasi hidrolis
sungai dan air tanah pada umumnya. Secara ekologis sempadan sungai merupakan habitat di
mana komponen ekologi sungai berkembang.
Kondisi sungai di Indonesia mengalami berbagai permasalahan diantaranya :
1. Pendangkalan sungai yang disebabkan endapan lumpur akibat erosi.
2. Sempadan sungai menyempit karena tumbuh permikiman liar di sekitar bantaran sungai.
3. Rusaknya fungsi sempadan karena dikonversi untuk lahan pertanian, perkebunan, dan
perumahan.
4. Semakin berkembangnya permukiman di sepanjang bantaran sungai, sehingga
lingkungan rusak dan kotor.
c. Pencemaran Air/ Sungai
Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air
tersebut tidak dapat di gunakan untuk tujuan penggunaannya.Yang dimaksud dengan air
tercemar air adalah air yang telah di masuki makhluk hidup (mikro organisme), zat atau
energi akibat kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebababkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Berdasarkan
peruntukannya, air (tidak termasuk air laut) di bagi empat golongan, yaitu:
1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa ada
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha perkotaan,
industri, dan pembangkit tenaga listrik.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun
biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta
organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran disebut bahan pencemar atau polutan.
Faktor-faktor yang menentukan pencemaran :
1. Jumlah penduduk;
2. Jumlah sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu;
3. Jumlah polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis sumberdaya alam;
4. Teknologi yang digunakan.
Pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan saling mempengaruhi
satu dengan lainnya. Pada hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran
terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia
beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
mengembangkan teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan
pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Tiap pencemaran mempunyai derajat pencemaran atau tahap pencemaran yang
berbeda didasarkan pada :
1. Konsentrasi zat pencemar
2. Waktu tercemarnya
3. Lamanya kontak antara bahan pencemar dengan lingkungan.
Menurut WHO, ditetapkan empat tahapan pencemaran :
1. Pencemaran tingkat pertama
Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar
zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan.
2. Pencemaran tingkat kedua
Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada pancaindera dan alat
vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.
3. Pencemaran tingkat ketiga
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit
yang kronis.
4. Pencemaran tingkat keempat
Pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian dalam lingkungan
karena kadar zat pencemar terlalu tinggi. Untuk mencegah terjadinya pencemaran
terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka
diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku
mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pencemaran Air, disebabkan oleh :
1. Limbah Pertanian. Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau
pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati
kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan mati. Untuk
mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus
membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi)
dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obat ke
sungai. Pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air
(eutrofikasi), karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur
(blooming). Hal ini akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme
dalam air, karena oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air
terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air, sehingga kadar oksigen dan sinar
matahari berkurang.
2. Limbah Rumah Tangga. Limbah rumah tangga berupa berbagai bahan organik (misal
sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik
misalnya plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang
tertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Pencemar lain bisa
berupa pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik
yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan, akibatnya kadar
oksigen dalam air turun drastis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, akan ditemukan cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya limbah
organik dari limbah pemukiman.
3. Limbah Industri. Limbah industri berupa polutan organik yang berbau busuk, polutan
anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang
berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat
menyebabkan minyak menggenangi lautan sampai jarak ratusan kilometer. Tumpahan
minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut, dan organisme laut
lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa mengapung agar
tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun. Sebagian penduduk dan nelayan ada yang
menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrik untuk
menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan melainkan juga
biota air lainnya. (http://minamini.wordpress.com/tag/solusi-masalah-pencemaran-
air/.)
d. Indikator Pencemaran
Untuk memantau pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia
dan biologi. Tapi yang sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna,
bau, rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti partikel terlarut, kebutuhan
oksigen biokimia (BOD), partikel tersuspensi (SS), amonia (NH3). Bahan-bahan polutan
bagi pencemaran air dalam bentuk pencemar fisika, kimiawi dan biologis dibagi menjadi 8
kelompok yaitu:
1. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protozoa, parasit).
2. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan manusia, bahan
organik dan sebagainya).
3. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lain).
4. Pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut).\
5. Bahan kimia organik (minyak, bensin, plastik, pestisida).
6. Bahan sedimen atau suspensi (partikel tanah, pasir dan bahan anorganik lain yang
melayang dalam air).
7. Bahan-bahan radioaktif
8. Panas
Zat-zat organik akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain
yang beracun, menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan menurunkan
keasaman (PH), warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan apabila oksigen
benar-benar habis akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Benda-benda yang dapat
menyebabkan turun atau rusaknya kualitas air berasal dari benda-benda yang berbentuk gas
adalah sebagai berikut:
1. Gas Oksigen (O ) atau zat asam; diperlukan untk makhluk hidup yang berada di udara,
daratan maupun di dalam air.
2. Gas lain dalam air (CO , CO, H S): Gas CO terbentuk karena proses pembakaran bahan-
bahan minyak, batu bara dan lain-lain kurang sempurna, gas CO yang berada di udara dalam
jumlah besar dapat menyebabkan kematian, air tidak terdapat CO, H S terjadi pada proses
pembusukan zat-zat organik, penyebab bau busuk.
e. Ciri-ciri dan Dampak Pencemaran
Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia atau
mineral terutama oleh zat-zat atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun
beberapa indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah sebagai berikut:
1. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang ke lingkungan
akan mengganggu kehidupan hewan air dan mikroorganisme lainnya.
2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi
syarat untuk suatu kehidupan mempunyai berkisar pH berkisar antara 6,5–7,5.
3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada
umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak
berlaku mutlak, seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri
yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air
lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran.
Apabila air memiliki rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan
mengubah konsentrasi ion Hidrogen dan pH air.
4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang berbentuk padat,
sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam air besama koloidal, sehingga
menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari
sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis.
5. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi
bahan buangan dari limbah industri ataupun domestik. Bila bahan buangan yang harus
didegradasi cukup banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembangbiak. Pada
perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba
patogen ikut berkembangbiak pula.
6. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Zat radioaktif dari berbagai kegiatan dapat
menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar,
baik efek langsung maupun efek tertunda.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi).
3. Pendangkalan dasar perairan.
4. Punahnya biota air, misal ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
5. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
6. Menjalarnya wabah muntaber.
B. Data Umum
Sungai Citarum mengalir dari hulu di daerah Gunung Wayang, di sebelah selatan kota Bandung menuju ke utara dan bermuara di Kerawang. Dengan panjang sekitar 225 kilometer, Citarum merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat. Catatan sejarah menunjukkan bahwa Citarum mengalami sejarah yang tak kalah panjang dan berliku.
Sungai Cidurian yang merupakan salah satu anak sungai dari sungai Citarum tersebut terletak di Margahayu Raya, Kota Bandung. Saya mengidentifikasi kedua sungai ini karena melihat kondisi sungai yang cenderung sudah tercemar.
C. Data Khusus
a. Kondisi Sungai
a. Sungai Cidurian
Secara objektif, sungai yang memiliki panjang kurang lebih 28 km dari mulai
Kabupaten Bandung Barat-Lembang sampai Dayeuh Kolot ini kondisi sungainya belum
terkategori sangat tercemar. Seperti diutarakan oleh Bapak Sony sebagai Penanggung
Jawab sungai Cidurian yang menyatakan bahwa air di sungai Cidurian ini bisa dikatakan
cukup bening jika dibandingkan dengan anak sungai yang lainnya. Tapi untuk sampah
memang banyak berserakan, baik itu sampah yang terdapat di pinggir-pinggir sungai
maupun sampah yang terdapat di sungainya itu sendiri.
Menurut penuturan warga, daerah disekitar sungai Cidurian ini tidak telalu sering
terkena banjir. Jika banjir datang pun hanya melanda pemukiman warga di daerah hilir
sungai. Banjir tersebut terjadi karena penumpukan sampah sepanjang sungai yang
menimbulkan pendangkalan serta di dukung oleh hujan yang deras dan rentang waktunya
lama.
b. Sungai Citarum
Hulu sungai Citarum terletak di pangalengan, dan yang sangat tercemar sampai Saguling.
Sungai Citarum di daerah Dayeuhkolot dilanda banjir, sehingga air yang mengalir berwarna
coklat tanpa ada sampah yang terlihat. Tapi bila diamati lebih lanjut, dipinggir-pinggir atau
di sepanjang sungai Citarum ini mulai terlihat banyak sampah yang berserakan. Tidak heran
menurut penuturan warga, daerah ini termasuk dalam daerah rawan banjir. Walaupun hujan
hanya turun dalam kurun waktu sebentar, tapi itu tetap dapat menyebabkan banjir.
b. Faktor Penyebab Pencemaran Sungai
Untuk sungai Cidurian, warga mengklaim bahwa faktor penyebab terjadinya
pencemaran sungai di kali Cidurian tersebut adalah dari sumbangan limbah rumah tangga
dan juga dari pabrik. Tetapi setelah dikonfirmasi ke pihak PU Perairan, pada prinsipnya
untuk kali cidurian ini faktor pencemarnya hanya terbatas dari limbah rumah tangga saja.
Berbeda dengan sungai Cidurian, faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan
di sungai Citarum ini lebih dominan dari limbah pabrik yang memberi sumbangsih negatif
terhadap kondisi sungai Citarum. Pabrik-pabrik yang ikut menyumbang limbah ke sungai
citarum diantaranya pabrik yang terdapat di daerah Majalaya, Dayeuhkolot, Baleendah,
Banjaran, Rancaekek, dan lain-lain. Selain limbah dari pabrik dan limbah rumah tangga,
sumbangan limbah pun datang dari anak sungai Citarum itu sendiri, dimana salah satunya
adalah sungai Cidurian.
c. Keadaan Lingkungan Sekitar Sungai
Di sepanjang sungai Cidurian yang terletak disamping Rumah Sakit Al-Islam, terdapat
pangkalan ojeg, rumah makan, dan semakin ke dalam terdapat banyak pemukiman serta
lembaga pendidikan. Disepanjang kali Cidurian pun terdapat Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) yang disediakan oleh pemerintah, namun tidak terkelola dengan baik melihat
banyaknya sampah yang berserakan diluar gerbang TPS.
Untuk kondisi di sepanjang perjalanan menuju Sungai Citarum terdapat pasar
Dayeuhkolot, pabrik-pabrik besar, dan juga pemukiman warga yang beberapa diantaranya
masih digenangi lumpur akibat banjir yang melanda daerah sekitar pemukiman warga
tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Penanggulangan
Ada beberapa solusi yang dapat dijadikan pertimbangan agar pencemaran sungai yang
terjadi sekarang ini setidaknya dapat sedikit berkurang, diantaranya yaitu dengan pemerintah
melakukan konservasi sumber daya air, sebagaimana yang tertulis pada Undang-Undang
Sumber Daya Air. Dalam Undang-Undang Sumber Daya Air, dijelaskan bahwa “konservasi
sumber daya air salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air yang dilakukan dengan cara mengelola air sungai yang baik
dan benar” (Undang-Undang Sumber Daya Air 2004). Pengendalian pencemaran tersebut
dilakukan dengan mencegah masuknya benda-benda yang dapat mencemarkan sumber air
terutama sungai. Tujuan dari pengelolaan dan pengendalian pencemaran air ialah
mempertahankan serta mengembalikan kualitas air sehingga menjadi lebih baik (Undang-
Undang Sumber Daya Air 2004).
Beberapa cara lain juga dapat dilakukan untuk mencegah masuknya benda-benda yang
dapat mencemarkan sungai. Untuk pabrik-pabrik besar, biasanya digunakan kolam indikator
untuk mengetes apakah limbah yang akan dibuang ke sungai mengandung zat kimia
berbahaya atau tidak. Di dalam kolam indikator tersebut dimasukkan ikan mas, yang
nantinya akan bereaksi terhadap air yang tercemar atau tidak. Ikan mas merupakan ikan
yang cukup peka dan mudah stress bila berada di lingkungan yang tidak baik. Dengan
adanya ikan mas, dapat diketahui dengan mudah apakah limbah yang dibuang berbahaya
atau tidak.
Masuknya benda-benda yang mencemarkan sungai ini biasanya juga disebabkan oleh
adanya pemukiman di bantaran sungai. Pemerintah kota diharapkan dapat melakukan
relokasi terhadap pemukiman ini, sehingga bantaran sungai dapat steril dari pemukiman
warga. Selain melakukan relokasi, pemerintah juga diharapkan melakukan kegiatan
pembersihan sungai dari sampah secara rutin. Sampah yang mengendap di sungai tentunya
akan mengurangi kualitas air sungai.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap lingkungan, kita perlu bertindak.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran lingkungan,
diantaranya dengan membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah ke sungai atau
selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat. Akibatnya, samapah akan menumpuk
dan membusuk. Sampah yang membusuk selain menimbulkan bau tidak sedap juga akan
menjadi tempat berkembang biak berbagai jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir
pada musim hujan. Salah satu cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah
tangga adalah dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut
dipisahkan antara sampah organik dan anorganik. Selanjutnya, sampah organik ditimbun di
dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah anorganik seperti plastik dan kaleng
bekas dapat di daur ulang menjadi alat rumah tangga dan barang-barang lainnya.
Limbah dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang
harus diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di perairan.
Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung bahan-bahan yang bersifat
racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem. Menempatkan pabrik atau
kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal ini dilakukan untuk
menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap pabrik terhadap kehidupan
masyarakat.
Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara
mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang
(recycle), mendaur pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita
buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi “masyarakat kimia”, yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak,
membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.
Menciptakan tempat pembuangan sampah yang cukup dan memadai. Hal ini mutlak
dilakukan agar sistem pembuangan sampah dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sampah
menjadi kontribusi tertinggi dalam pencemaran air. Jika masalah sampah dapat segera
teratasi maka pencemaran air pun juga akan teratasi dengan cepat.
Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan
air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu
menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun demikian, langkah
pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana. Usaha pencegahan pencemaran air ini
bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu sehingga memenuhi
standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
2. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah di
perairan.
3. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan. Hal ini untuk
mencegah pencemaran air oleh bakteri.
4. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya radiasi dan
barulah dibuang di perairan.
5. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan menggunakan
aktivitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
6. Semua ketentuan di atas bila tidak dapat dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
Segala upaya dapat saja dilakukan oleh pemerintah, namun cara mencegah
pencemaran sungai yang paling utama ialah dari dalam diri sendiri. Seseorang seyogyanya
sadar untuk tidak mencemari sungai, terutama dengan sampah. Sebagai warga masyarakat,
kita harus sadar akan lingkungan. Kita harus membiasakan diri untuk tidak membuang
sampah sembarangan, terutama membuang sampah ke sungai.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Sungai Cidurian belum terkategori sebagai sungai yang sangat tercemar, tapi masih
terkategori sebagai sungai dengan pencemaran ringan. Penyebab terjadinya pencemaran
sungai di Kali Cidurian terbatas hanya karena faktor limbah rumah tangga. Citarum adalah
sungai terpanjang dan terbesar di Jawa Barat. Selain untuk pertanian, air Sungai Citarum
juga digunakan untuk berbagai keperluan industri. Sayangnya, industri ini pula yang jadi
salah satu penyebab tercemarnya sungai Citarum. Tak heran Citarum menyandang sebagai
sungai paling tercemar di dunia. Penanggulanggan terhadap pencemaran air sungai bisa
dilakukan dengan konservasi sumber daya air, merelokasi rumah-rumah penduduk
dibantaran sungai serta penyadaran diri masing-masing untuk tidak mencemari sungai.
Melalui cara-cara tersebut, diharapkan dampak yang ditimbulkan dari sungai yang
tercemar dapat teratasi.
B. Saran
Pemerintah agar lebih tanggap dalam menyikapi masalah pencemaran lingkungan,
dimana salah satunya adalah masalah pencemaran sungai dengan merekontruksi kebijakan-
kebijakan yang ada. Dan saran untuk warga (termasuk pesan kepada diri sendiri) agar
dapat lebih menjaga lingkungan beserta seluruh komponen di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. 2013. Cara Efektif Mengatasi Pencemaran Air. http://www.anneahira.com/cara-
mengatasi-pencemaran-air.htm. Diakses tanggal 28 Maret 2013
Anonim. 2011. Definisi, Permasalahan dan Karakteristik Sungai di Indonesia.
http://tanjungpanduwijayan2011.blogspot.com/2011/04/definisi-permasalahan-dan-
karakteristik.html. Diakses tanggal 27 Maret 2013
Anonim. 2012. Pencemaran Sungai (Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara
Mengatasinya). http://weblogask.blogspot.com/2012/05/pencemaran-sungai-
pengertian-penyebab.html. Diakses tanggal 27 Maret 2013
Elz. 2012. Potensi Sungai Citarum terhadap Banjir di Bandung Selatan. http://www.iPotensi
Sungai Citarum Terhadap Banjir di Bandung Selatan. Indosiar.com/ragam/potensi-
sungai-citarum-terhadap-banjir-di-bandung-selatan_21394.html, Diakses tanggal 28
Maret 2013
Inggriani, Andewi. 2013. Penanggulangan Pencemaran Air.
http://uphilunyue.blogspot.com/2013/03/penanggulangan-pencemaran-air.html. Diakses
tanggal 27 Maret 2013
Minamini. 2010. Masalah Pencemaran Air. http://minamini.wordpress.com/tag/solusi-
masalah-pencemaran-air/. Diakses tanggal 28 Maret 2013
Zuhra, Fatimah. 2010. Ciri-ciri Air Tercemar. http://cupacupa91.blogspot.com/2010/03/ciri-
ciri-air-tercemar.html. Diakses tanggal 27 Maret 2013