Ilmu Kesehatan Anak Materi (1)
-
Upload
kania-adhytia -
Category
Documents
-
view
305 -
download
0
Transcript of Ilmu Kesehatan Anak Materi (1)
1. Resusitrasi Bayi baru lahir
2. Respiratory distress syndrom
3. Sepsis Neonatorum
4. Ikterik Neonatorum
5. Trauma Pasca persalinan • Trauma Capitis• Trauma Plexus brachial
Perinatologi
2. Respiratori Distres Syndrom
RDS
Premature HMD
MatureTransient
takipnoe of new Born
Post matureAspirasi
meconium Syndrom
A. Hyalin Membran Disease
Sering terjadi pada bayi premature
Etiologi Deficiensi surfactan
Kolaps alveoli saat akhir ekspirasi
Surfactan di bentuk oleh sel Pneumonosit tipe II
Gejala Klinis Sesak nafas & retraksi
dinding dada Sianosis,gruting
PX Radiologi ground-glass or retikulo
granular appearance
Tatalaksana Endotrachealtube(ETT) Continuous positive
airway pressure (CPAP) Surfactant replacement
Pemberian Cortocosteroid pada ibu hamil (<34 minggu)
Clinical key BBL (1800 g),
Premature, RO : Reticulo granuler
B. Transien Tachipnoe of new born
Sering terjadi pada bayi Mature
Gejala klinis Sesak nafas saat lahir
membaik dalam 24 jam,dan menghilang setelah 72 jam.
Gambaran RO Gambaran perihiler
meningkat Hiperinflasi
Penatalaksanan Cukup dengan oksigenasi
adekuat.
Chinical Key :Mature , gejala membaik dlm 24 jam dan menghilang setelah 72 jam
C. Aspirasi meconium syndrom
Terjadi pada bayi post mature/mature
Gejala klinis sesak nafas saat lahir terjadi karena cairan amnion
terkontaminasi meconium selama proses kehamilan postdate / selama proses persalinan.
Kulit, kuku, talipusat diwarnai meconium.
Gambaran RO air trapping dan hiperinflasi paru,
patchy opacity, terkadang atelektasis.
2. Sepsis Neonatorum
Sepsis neonatal dibagi menjadi Awitan dini: ditemukan pada
umur < tiga hari Awitan lambat: terjadi setelah
hari ke 3 Faktor risiko pada awitan dini
Faktor ibu: kurang bulan, ketuban pecah >18-24 jam, chorioamnionitis, persalinan dengan tindakan, demam pada ibu, ISK, faktor sosial ekonomi.
Faktor bayi terdiri dari: asfiksia perinatal, BBLR, bayi kurang bulan, prosedur invasif, kelainan bawaan.
Gambaran klinis : Tidak spesifik Dapat muncul: takikardi,
asfiksia, nilai APGAR rendah, hipo/hipertermia, hipoglikemia, kadang hiperglikemia, ikterik.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan: kultur, CRP, rasio I/T.
Chinical key S: malas minum, KPD 19
jam sebelum lahir O: merintih, letargi,
hipotermi, leukosit 2500
3. Ikterik Neonatorum
Ikterus Fisiologi Ikterus Patologi
- Dalam 24 jam pertama- Memuncak padahari 3 – 5- Membaik dalam 1 mgg
(aterm ), 2 mgg ( preterm )
- Puncak kadar bilirubin total < 13 mg/dl , < 10 mg/dl ( preterm )
- Kecepatan ↑ bilirubin serum > 5mg/dl/hari
- Ikterik yang terjadi dalam 24 jam kehidupan
- ↑ bilirubun > 5mg/dl/24 jam
- Konsentrasi bilirubun serum -> > 15mg/dl (pada NCB)
- Ikterus yg menetap : > 8 hr (NCB) , > 14 hr (NKB)
Definisi
Akumulasi / Diskolorasi kulit membentuk mukosa da sclera oleh karena bilirubin meningkat.
Secara Klinis akan tampak ikterik jika Dewasa ( Bilirubin serum > 2 mg/dl ) Neonatus ( Bilirubin serum > 5 mg/dl )
Secara Klinis diklasifikasikan
Etiologi berdasarkan waktu
1. Ikterik yang timbul pada 24 jam pertama– erythroblastosis fetalis ( Inkompabilitas RH &
ABO)– G6PD– Sepsis neonatorum atau infeksi intrauterin
(sifilis, penyakit inklusi sitomegalik, rubella, dan toxoplasmosis kongenital)
2. Ikterik yg timbul hari ke hari ke-2 atau ke-3
– Umumnya fisiologis– Crigler-Najjar syndrome – breast feeding jaundice
3. Ikterik yang muncul sesudah satu minggu / lebih
– breast milk jaundice– Septicemia – atresia Billier– Hepatitis– hipotiroidisme, anemia hemolitik kongenital
(spherocytosis), anemia
Pemeriksaan fisiko Nilai derajat Ikterik ( Kramer kriteria)
Kramer Ikterik Bilirubin
total
Kramer I Kepala - Leher 5-7 mg/dl
Kramer II Dada& punggung 7-10 mg/dl
Kramer III Perut (bawah umbilicus) - Lutut
10-13 mg/dl
Kramer IV Lengan & ekstremitas bawah (di bawah lutut
13-17 mg/dl
Kramer V Tangan(telapak tangan),kaki,hingga ujung jari
> 17 mg/dl
Note
1. Inkompabilitas Rh Ibu Rh (-) , anak (+)
2. Inkompabilitas ABO Ibu O, anak A /B Ibu A, anak B Ibu B, anak A
Inkompabilitas RH & ABO Bresast feding & breast Milk
Trauma Pasca Persalinan
1. Trauma kapitis
Pembengkakan ektrakranial
↑ setelah lahir
Melintasi garis
sutura
Meningkatkan kehilangan darah akut
Kaput Suksadeum
Lunak, lekukan
Tidak Ya Tidak
Sefal hematom
Padat,tegang
Ya Tidak Tidak
Hematoma subgaleal
Padat,berair Ya Ya Ya
2. Trauma Plexus Brachialis
1. Paralise Klumple Paralise parsial distal C8-T1 Kelemahan otot dan atrofi dari
tangan dan jari. Kehilangan sensibilitas di
bagian medial atas lengan,bawah lengan,dan bagian ulnar tangan
2. Paralise Erb-Duchene Paralise C5-C6 (plexus brachial
bagian atas /brachial monoparesis
Manifestasi Bahu (Aduksi ,Rotasi
interna) Bawah lengan di ekstensi
dan pronasi Flexi jari & pergelangan
tangan Refleks Bicep & morrow (-)
1. Congeniytal Heart Disease (CHD)
CHD
Asianotik
ASD
PDA
VSD
Sianotik
TOF
Transformasi of great
arteri
Ventrikel septal defect (VSD) defek antara Ventrikel Ka – Ki Shunt L – R Asianotik Jika Shunt R – L sindrom
eismengerSianotik Clinical Key : Bising
pansiltolik kasar garis sternal bawah
Atrial Septal defect (ASD)• defect antara Atrium ka –ki
fossa ovale gagal menutup• Shunt L-R • Chinical Key : Fixed
Spliting S2
Paten Ductus Arteriosus (PDA)
• Clinical Key : Continous Machin murmur
Asianotik ( Shunt L – R)
Sianotik ( Shunt R – L )
Tetralogi of Fallot (TOF) 4 Kelaian
1. VSD
2. Overiding aorta
3. Stenosis Pulmonal
4. RVH Gejala Klinis
o Cyanotik Spell Nangis ,menyusu terputus” biru
o Squating (Jongkok) ↑ Venous Return Chinical Key : Sistolic murmur di garins sternal kiri tengah RO : Boot Shape Apperance / Coeur en sabot ( Jantung
bentuk sepatu)
2. Penyakit Jantung di dapat
1. Penyakit Jantung Rematik (PJR)
Komplikasi nonsupuratif dari Stertococus B heolitic group A. Kriteria DX Kriteria Jhones
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Poliartitis Demam
Erytema marginatum Poliatralgia
Chorea EKG : Interval P-R memanjang
Nodul Subcutan Lab : CRP ↑,LED ↑,Leukositosis
Karditis
Banyak artis ,pakai baju merah,pergi ke korea ,buat makan mie,bayarnya make karu kredit,disana malah
kepanasan.
Diagnosa • 2 mayor atau 1 mayor + 2 minor di tambah• Bukti adanya Infeksi Stretococus Biakan
(+),ASTO ↑
Penatalaksanaan Tatalaksana Eradikasi Kuman
Anak: Penicilline Benzathin 600.000 – 900000 U
Dewasa : Peniciline Benzathin 1,2 jt U Im Atau Oral : Peniciline 2 x250 mg/hr selama
10 hari Jika Alergi Erotromicine (40
mg/kgbb/hr/selama 10 hr Anti Inflamasi
2. Valvular Heart Disease
Jangan Di buat Pusing
STEP I
Tentuka Jenis Murmurnya Sitol atau Diastol
STEP 2
Tentukan Lokasi asal bisingnya
INGAT
MISAS
MSAID
Mitral InsufisiensiStenosis Aorta Bising Sistol
Mitral StenosisAorta InsufisiensiBising Daistol
1. TB pada anak
2. Asma
3. Bronkiolitis
4. Pneumonia
5. Difteri
6. Pertusis
7. Syndroma Croup
PULMONOLOGI
1. TB pada anak
Kriteria Diagnosa
Catatan Diagnosa TB jika score ≥ 6 (score max 13 Jika ada gambaran milier & scofuloderma,langsung positif TB Foto RO sugestif TB adalah:
Pembesaran kel hilus/parahilus dgn atau tanpa infiltrat Konsolidasi segmental atau lobar Ateletaksis / tuberculoma
Pada anak yang mendapat imunisasi BCG,bila ada reaksi cepat (BCG <7hr),evaluasi sistem scoring
Score < 5 Profilaksis Score 5 Rujuk.
UJI TUBERKULIN Cara Suntukan 0,1 ml PPD RT-23 atau PPD S %TU IC di bagian volar bawah Interprestasi : Dibaca stlh 48-72 jam (Prinsip Hypersensitivitas tipe IV) Ukur Indurasi yg timbul
1. ≥ 10 mm Positif2. 5 – 9 mm Meragukan Ulangi3. 0 – 4 mm Negatif
Pada Imunokompromised ≥ 5 mm Positif Uji tuberkulin Positif pada :
1. Infeksi Tb Alamiah(infeksi tb tanpa sakit tb,Infeksi&sakit TB,TB yg telah sembuh
2. Imunisasi BCG3. Infeksi Mycrobacterium Atipical
Uji Tuberkulin negatif pada1. Tdk Infeksi TB 2. Dlm masa inkubasi infeksi (Anergi)
Penatalaksanaan
A. Profilaksis ( untuk Score Profilaksis Primer
o Riwat Kontak (+)o Tes Tuberculin (-) ,Klinis (-)o Obat : INH 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6
bulan Profilaksis Sekunder
o Riwayat Kontak (+)o Mantoux (+),Klinis (-)o Tujuanmencegah sakit TBo INH : 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6 – 9
bulan
B. Pengobatan sakit TB o Regimen Obat : 2 RHZ/4 RHo Dosis
Rifampicin 10 – 15 mg/kgBB/h INH 5 - 10 mg /kgBB/hr Pyrazinamid 25 -35 mg/kgBB/hr
2. Asma
Gejala Klinis o Sesako Wheezingo batuk intermitteno Ada PEMICU. Riwayat atopik/alergi lain
Pemeriksaan fisiko Wheezing, ekspirasi memanjang.
Pemeriksaan penunjang o Spirometri (bukan dalam keadaan akut) o Lab : o Skin Prik test
Diagnosa : o Tentukan Derajat serangan asma derajat
berdasarkan g.Kinis
Derajat
AsmaGejala
Gejala
malamFaal paru
I. Intermiten
Bulanan
* 2 kali sebulan
APE 80%* Gejala < 1x/minggu* Tanpa gejala di luar serangan* Serangan singkat
* VEP1 80% nilai prediksi APE 80% nilai terbaik* Variabiliti APE < 20%
II. Persisten Ringan
Mingguan
* > 2 kali sebulan
APE > 80%* Gejala > 1x/minggu, < 1x/ hari* Serangan dapat mengganggu aktiviti dan tidur
* VEP1 80% nilai prediksi APE 80% nilai terbaik* Variabiliti APE 20-30%
III. Persisten Sedang
Harian
* > 1x / seminggu
APE 60 – 80%* Gejala setiap hari* Serangan mengganggu aktiviti dan tidur*Bronkodilator setiap hari
* VEP1 60-80% nilai prediksi APE 60-80% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%
IV. Persisten Berat
Kontinyu
* Sering
APE 60%* Gejala terus menerus * Sering kambuh* Aktiviti fisik terbatas
* VEP1 60% nilai prediksi APE 60% nilai terbaik* Variabiliti APE > 30%
a. Derajat Asma berdasarkan gejala klinis
b. Derajat Serangan AsmaGejala dan
TandaRingan Sedang Berat Mengancam
jiwa
Sesak napas Berjalan Berbicara Istirahat
Posisi Dapat tidur terlentang
Duduk Duduk membungkuk
Cara berbicara
Satu kalimat Beberapa kata
Kata demi kata
Kesadaran Mungkin gelisah
Gelisah Gelisah Mengantuk, gelisah, kesadaran menurun
Frekuensi napas
<20/ menit 20-30/ menit > 30/menit
Nadi < 100 100 –120 > 120 BradikardiaPulsus paradoksus
-10 mmHg
+ / - 10 – 20 mmHg
+> 25 mmHg
-Kelelahan otot
Otot Bantu Napas dan retraksi suprasternal
- + + Torakoabdominal paradoksal
Mengi Akhir ekspirasi paksa
Akhir ekspirasi Inspirasi dan ekspirasi
Silent Chest
APE > 80% 60 – 80% < 60%
PaO2 > 80 mHg 80-60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
SaO2 > 95% 91 – 95% < 90%
Tatalaksana Serangan Asma Inhalasi β2 agonis rapid
acting ; 2-4 puff setiap 20 menit utk 1 jam pertamaKemudian 2-4 puff setiap 3-4 jam(untuk mild exsaserbasi),6-10 puff setiap 1-2 jam (untuk moderat exsaserbasi).
Oral Glococorticoid : 0,5-1mg/kgbb(prednisolone dalam 24 jam.(pada serangan moderat&serve)
02
• Tatalaksana rawat jalan• Sterp 1 β2 agonis rapid
acting(tanpa controler)• Step 2 (β2 agonis rapid
acting & low dose inhalasi corticosteroid)
• Step 3 (β2 agonis rapid-acting+low dose ICS + LABA)
3. Bronkiolitis
Definisio Inflamasi bronkiolus akut
(penyebab tersering RSV)o Umumnya pada anak
usia <2 tahun, paling sering anak usia 6 bulan
Gejala Kliniso Diawali dengan demam
subfebris dan AURIo Kemudian terjadi batuk,
sesak, dan mengi o Jarang menjadi berat
Diagnosis PF: demam, dyspnea
(expiratory effort), ekspirasi memanjang, mengi, hipersonor (air trapping)
PX penunjang: foto dada AP-lateral (air
trapping,Steaky Infiltrat), AGD: hiperkarbia, asidosis
metabolik/respiratorik Tata laksana
Oksigen Bronkodilator (hanya kalau
menghasilkan perbaikan) Antibiotik (hanya kalau ada
bukti infeksi bakterial)
4. Pneumonia
Gejala Klinis Demam,menggigil,suhu >
39® Batuk dengan sputum
mukopurulen kadang disertai darah
Sesak nafas & nyeri dada Nafas Cepat
< 2 bulan : > 60 x/mnt 2 – 11 bln : > 50x/mnt 1- 5 thn : > 40 x/mnt > 5 thn : > 30 x/mnt
PX Fisik : sesak ,retraksi,nafas cuoing hidungmRonki bahas kasar
PX Ro : Infiltat / Konsolidasi , Air bronkogram (+)
Tatalaksana Amoxicilin Clavuat
5. Difteri
Etiologi : Corinobacterium difteriae ,Basil gram (+)
Gejala Kliniso Demam nyeri
tenggorokan,disfagia,sesak nafas
PX fisiko Pseudomembran
berwarna abu-abu, mudah berdarah,sukar di angkat. bisa obstruksi jalan nafas
o KGB leher membengkak hebat Bull neck
Penatalaksanaano ADS (Anti Diphteria Serum)
40.000 IU secara IM atau IVo Antibiotik
– Penisilin G, eritromisino Suportif
– Antipiretik– Patensi jalan nafas Intubasi
jika ada gawat nafas– Seluruh kontak pasien juga
harus mendapatkan Ab & Vaksin Boster
Kompilasio Obstruksi jalan nafaso Paralisis otot rongga
muluto Miokarditis
6. Pertusis ( Chough,batuk rejan)
Etiologi Bordatella pertusis (gram (-)
Masa Inkubasi : 7-14 hari Manifestasi Klinis
1. Stadium kataralis Batuk,influenza,Rhinor
ea
2. Stadium Spasmodik Batuk semakin
berat,batuk paroksimal di ikuti “Whoup” saat inspirasi
Sianosis,muntah,perdarah sub konjungtiva
3. Stadium konvalensi
Penatalaksanano Antibiotik
– Eritromicin – Ampiciline
o Supurotif – O2
o Ekspektoran & Mukolitik
o Pencegahan : Imunisasi DPT
5. Syndroma CROUP
Etiologi : RSV ,Parainflienza virus tipe 1
Manifestasi Klinis batuk menggonggong
(barking cough) stridor, demam, suara
serak, nafas cepat disertai tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
Foto RO : Steeple Sign
Etiologi : H. Influenza Manifestasi Klinis
Stridor inspirasi Dysfhagia
Foto RO : Tumb Tes’t
Laringotrakeabronkitis (LTB)
Epiglositis
Clinical Key : Batuk Menggongong , stridor , suara parau
1. Diare
Batasan Diare akut : BAB dgn frekwensi > 3x/hari dgn
konsistensi cair berlangsung < 7 hari. Diare Persisten : > 14 hari curiga imunokompromais
Karakteristik Diare cair,kekuningan : Rotavirus Diare lendir & darah : Disentri basiler & Disentri
amoeba Diare seperti cucian beras : V.Cholera Diare Berlemak : Giardiasis Diare karena pemakaian Ab : Clostrodium difficicle
Derajat Dehidra
si
Keadaan Umum
Rasa Haus
Kelopak/ Air Mata
Mulut Kulit Urin
Tanpa dehidrasi (<5%
BB)
Baik, CM Minum normal Normal Basah Normal Normal
Dehidrasi
ringan-sedang (5-10%
BB)
Rewel, gelisah
Minum seperti
kehausan
Cekung, produksi kurang
Kering
Pucat, CRT<2s, turgor lambat
Berkurang
Dehidrasi berat (>10%
BB)
Letargis, lemah,
penurunan
kesadaran, nadi &
napas cepat
Malas minum,
tidak mau
minum
Sangat cekung,
tidak ada
Sangat kering
Pucat, CRT>2s, turgor sangat lambat
Tidak ada
Tabel derajat dehidrasi
Penatalaksanaan 5 pilar menurut WHO
1. Rehidrasi
A. Tanpa dehidrasi (plan A) + cairan tambahan
(oralit, air matang, kuah, air tajin)
Lanjutkan pemberian makan/ASI
B. Dehidreasi Ringan – sedang (Plan B)
Rehidrasi oralit per oral 3 jam pertama 75 cc/kgBB
Evaluasi status hidrasi setelah 3 jam
C. Dehidrasi Berat Pertama 30 ml/kgbb
Selanjutnya 70 ml/kgBB
Umur < 12 bulan 1 jam 5 jam
Umur ≥ 12 bulan ½ jam 2,5 jam
2.Nutrisi3.Zinc tab 10 hari
• <6 bulan 10 mg• >6 bulan 20 mg
4.Antibiotik selektif Kolera : tetrasikilinDisentri basiler :
kotrimoksazoleAmoebiasis :
metronidazoleGiardiasis :
metronidazole5.Edukasi
Evaluasi status hidrasi tiap 15-30 menitOralit 5cc/kgBB/jam setelah anak mau minumEvaluasi kembali dalam 6 jam (bayi) dan 3 jam (anak)
Kolera Etiologi V.Kolera Manifes Klinis
Diare sgt cair,spt air cucian beras TX
rehidrasi AB pilihan: doksisiklin,
tetrasiklin, Trimethoprim sulfamethoxazole, ciprofloxacin
Giardiasis Etiologi : Giardia Lambria Manifestasi Klinis
Infeksi G.lamblia menyebabkan atrofi vili dan obstruksi mekanis stadium trofozoit sehingga menyebabkan hambatan absorpsi lemak dan vitamin larut lemak malabsorpsi lemak tinja berminyak
Feses Bau busuk PX Feses Kista 4 inti atau Tropozoid. Tx
Tinidazole 2g single dose Metronidazole 3x250 mg 7 hari
2. Malformasi Congenital
Atresia duodenum Klinis klasik
Muntah hijau, muntah terus menerus
Beberapa jam setelah lahir / makan
RO Double Bubble Shadow
Tatalaksana Stabilisasi Resuscitasi Operasi
Hipertopi pilorus stenosi Klinis
Muntah menyemprot / proyektil, 30 – 60 setelah intake, terkadang seperti kopi
Px fisik Teraba seperti masa
pada daerah epigastrium atau pada hipokondrium kiri
RO Barium enema
String sign one bubble
Tatalaksana Koreksi cairan dan
elektrolit Pembedahan
(pyloromiotomi )
Hisbrung Disease Klinical key
Mekonium terlambat keluar, > 24 jam
Muntah hijau Distensi abdomen
RT Feses menyemprot RO Barium enema
Lumen rectosiqmoid mengecil
Bagian proksimal lebih lebar ( Zona transisi ) / Funrel - shaped
1. Kejang demam sederhana
Definisi Kejang yg terjadi karena
kenaikan suhu > 38˚C Terjadi pada usia : 6 bulan – 5
tahun Jika usia < 1 bulan bukan
kejang demam Gejala Klinis
Kejang tonik Klonik Klasifikasi
Pemeriksaan Penunjang Px lab Pungsi lumbal di anjurkan
pada Bayi < 12 buln (sgt di
anjurkan) Bayi 12-18 bulan (di
anjurkan) Bayi >18bulan (tdk rutin)
EEG ( pd KDK anak usia > 6 th,kejang parsial)
Kejang demam sederhana
Kejang demam Kompleks
• Lama kejang : < 15 menit • Lama kejang : > 15 menit
• Kejang umum Tonik-Klonik • Kejang focal/parsial
• Tdk berulang dalam 24 jam • berulang dlm 24 jam
Pengobatan saat demam Antipiretik Antikonvulsan
Diazepam oral 0,3 mg/kgBB/8jam↓ kejang berulang
Diazepam Rectal 0,5 mg/kgBB/12 jam
Pemberian obat rumatan Indikasi
Kejang >15 menit Kelainan neurologi
sblm/stlh kejang Kejang fokal Kejang > 1x/24 jam Kejang pada bayi < 12 bln Berulang >4 kali/tahun Pengobatan rumatan Fenobarbital ( 4-5
mg/kgBB) Asam Valvoat (15-40
mg/kgBB/hr,dalam 2-3 dosis
Lama pengobatan : 1 tahun bebas kejangdi hentikan bertahap dlm 1-2 bln
2. Neuro Infeksi
Demam tinggi Tanda ↑TIK
Sakit kepala Kejang Rangsangan meningeal (+)
Demam Kejang unifokal ↓kesadaran Reflek patologi (+) Rangsang meningeal (-)
Meningitis Encephalitis
1. DBD
Kriteria diagnosao Klinis
o Demam mendadak 2-7 hro Adanya manifestasio Hepatomegali
o Labo Trombositopeniao Adanya tanda kebocoran
plasmao HT ↑ ≥ 20% o HT menurun ≥ 20% setelah
resusitasio efusi
pleura,asites,hipoproteinemia
2. Tipoid fever
Gejala khas pada typhoid Stepwise fever pattern pola demam dimana suhu akan turun
di pagi dan suhu semakin tinggi dari hari ke hari. Minggu pertama: gejala gastrointestinal (nyeri perut,
konstipasi), batuk, sakit kepala. Akhir minggu pertama: suhu masuk fase plateau (39-400C),
muncul rose spot (salmon-colored, blanching, truncal, maculopapules)
Minggu kedua: gejala di atas meningkat, dapat ditemukan splenomegali. Bradikardi relatif, dicrotic pulse (double beat, the second beat weaker than the first)
Minggu ketiga:takipnue, distensi perut, diare hijau-kuning (pea soup diarrhea), dapat masuk thypoid state(apatis, confusion, psychosis), dapat terjadi perforasi usus dan peritonitis
Minggu keempat: jika individu tersebut bertahan, gejala akan membaik
PX Penunjang Darah tepi
Leukopenia,trombositopenia Kultur
Darah minggu 1-2 Feses minggu 2-3 Urin minggu 3 -4
Serologi widal Mulai Positif pada akhir
minggu pertama.Positif jika ↑ titer 4 kali Anti-O 1/320 atau anti-H 1/640
Tatalaksana DOC
Cloramphenicol
3. Malaria
diagnosis malaria ditegakkan atas dasar adanya trias : demam tinggi berulang, splenomegali dan anemia. Ditambah lagi adanya riwayat berpergian ke tempat endemis malaria. Diagnosis selain dari anamenesis, PF, juga dari pemeriksaan laboratorium (Mikroskopik,Tes diagnostik cepat) : Menemukan parasit malaria pada sediaan darah tepi. Sediaan dibuat sebaiknya pada waktu demam.
Plasmodium falciparum parasit muda bentuk cincin / ring form, rossette, sausage-shape,
Plasmodium vivax sel darah merah membesar, terdapat titik schuffner pada sel darah merah dan sitoplasma ameboid
Plasmodium malariaeBand form, basket-form
P.falsiparum P.vivax P.ovale P.malariae
Penyakit
Malaria falsiparum/trop
ika/tersiana maligna
Malaria vivax/tersiana Malaria ovale
Malaria malariae/kuart
ana
Vektor Anopheles sp.
Distribusi geografik di Indonesia
Seluruh kepulauan di
Indonesia
Seluruh kepulauan di
Indonesia
Irian Jaya, Pulau Timor
Papua Barat, NTT, Sumatera
Selatan
Hipnozoit - + + -
Daur eritrosit Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 48 jam Tiap 72 jam
Eritrosit yang dihinggapi
Muda, normosit, tua
Retikulosit, normosit
Retikulosit, normosit muda Normosit
Pembesaran eritrosit - ++ + -
Titik-titik di eritrosit Maurer Schuffner Schuffner
(James) Ziemann
Bentuk trofozoit intra eritrosit
Cincin, marginal, accole (1/6 eritrosit)
Cincin (1/3 eritrosit)
Bulat/oval (1/3 eritrosit)
Band/pita, basket/keranja
ng, rossete, bulat
Bentuk gametosit Pisang Bulat/lonjong Bulat Bulat
Pigmen warna Hitam Kuning tengguli Tengguli tua Tengguli hitam
4. Eksantema akut
Morbili /Rubeola/campak Manifestasi Klinis
3 C (Cough,Coriza,Conjungtuvitis)
Patognomonik: Koplik’s spot (titik-titik putih pada mukosa pipi)
erupsi eritema makulopapular yang gatal. Penyebaran dari telinga, wajah, lalu seluruh tubuh
TX : Simtomatis Vitamin A
> 12 bln - 5thn : 200.00 SI ( 2hr)
< 6 - 12 blb : 100.00 SI (2hr) Pada gizi buruk 3xdosis
hari 1,2 dan 14.
Varicella / cacar air, chicken pox
Manifestasi Klinis Demam diikuti papul,
vesikel tear drops, eritematosa. Penyebaran di badan kemudian menyebar ke muka dan ekstremitas. Terasa gatal.
Dx: tes Tzanck ditemukan sel datia berinti banyak
Terapi Simtomatis Antiviral : Aciclofir 5x
800mg selama 7 hari
Variola (cacar, small pox) Demam tinggi makula
dan papul, suhu turun vesikel dan pustul, suhu naik krusta-krusta, suhu turun
Predileksi Ekstremitas Keadaan umum pasien
buruk, efloresensi bersifat monomorfik dan terdapat di perifer
Tx: karantina, antiviral
Rubella/campak jerman Tanda dan gejala mirip
morbili, tapi lebih ringan dan berlangsung dalam waktu lebih pendek (tiga hari)
Yang bahaya: rubella kongenital
1. Anemia
Clinical Key MCV (ukuran/siter) 80 – 95 fl MCV=HTx10/jmlh eritrosit MCH (warna/kromI 27-34 pg MCH=HBx10/jmlh eritosit MCHC (krom/warna) 31-37 % MCHC=HBx100/HT
Anemia Hipocrom Micrositer
Key : MCV < 80 fl , FETHAL CIDERA KRONIK
Anemia Normokrom Normositer
Key : MCV 80 – 95 fl • Perdarahan akut• Anemia hemolitik• Anemia Aplastik
Anemia Maksositik
Key : MCV > 95 fl • Def Vitr B 12 & Asam folat