Ilmu Kealaman Dasar
-
Upload
tonny30scribd -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of Ilmu Kealaman Dasar
PERAN MAHASISWA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI TERHADAPA LINGKUNGAN HIDUP
KHUSUSNYA UDARA
Oleh
Tonny Mulyanus 110810201271
JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1989) . Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan
calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi ( yang makin menyatu dengan
masyarakat), dididik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Menurut Hartono:
Mahasiswa merupakan masa depan suatu negara, yang memiliki sifat mutlak memajukan bangsa
dan sesuai dengan aplikasi ilmu yang dimiliki serta menjadikan sesuatu inovasi menjadi acuan
pemikiran sehingga mampu bersaing dengan negara lain sesuai dengan perkembangan zaman.
Mahasiswa adalah pelajar yang sedang menuntut ilmu di suatu perguruan tinggi, membawa
nama almamater kampus mengikuti dinamika akademik dalam setiap periode dengan sistem
semester. ( 2011 : 25 )
Polusi udara merupakan kehadiran satu atau lebih subtansi fisik, kimia atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan
serta mengganggu estetika dan kenyamanan atau merusak properti. Polusi udara bukan hanya
merugikan manusia tapi hewan dan tumbuhan juga. Banyak sumber yang menyebabkan polusi
udara bisa dari manusia atau alam itu sendiri. Dari manusia dari transportasi, industri,
pembangkit listrik, pembakaran dan gas buang pada suatu pabrik. Sedangkan dari alam adalah
asap gunung berapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi. Pada era
globalisasi, terjadi peningkatan polusi udara yang dapat mengancam kehidupan mahluk hidup.
Era Globalisasi juga sering disebut dengan zaman modernisasi. Istilah ini berasal dari 2
kata yaitu era yang berarti tarikh masa atau yang sering kita sebut zaman dan globalisasi berarti
proses menglobal, proses membulat, proses mendunia. Mochtar Buchori mengatakan Era
Globalisasi ialah proses yang mendorong umat manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan
wawasan nasional semata-mata ke arah cara hidup dengan wawasan global. Dalam wawasan ini
dunia dipandang sebagai suatu sistem yang utuh, bukan sekedar sebagai kumpulan dari keping-
keping geografis yang bernama ‘negara’ atau ‘bangsa’. Dalam situasi kehidupan yang bersifat
global ini gejala dan masalah tertentu hanya dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik
apabila mereka meletakkan dalam kerangka yang bersifat global, bukan dalam kerangka lokal,
nasional atau regional. ( 1993 : 140 )
BAB II
PERMASALAHAN
Polusi udara dapat memicu banyak masalah kesehatan, sebagian besar disebabkan karena
pembakaran dari bahan bakar minyak. Cara mencegah polusi udara yang paling efektif adalah
dengan meminimalkan penggunaan bahan bakar, menservis kendaraan secara teratur,
menghemat energi, dan menggunakan energi alternatif.
Polusi udara adalah perubahan fisik, kimia, dan biologi karakteristik udara yang
menyebabkan efek buruk pada manusia dan organisme lainnya. Hasil akhir adalah perubahan
signifikan dalam lingkungan alam atau ekosistem. Zat-zat yang berkontribusi menyebabkan
polusi udara disebut polutan udara. Polutan udara dapat berupa alami (misalnya kebakaran) atau
sintetis (buatan manusia), dan terdapat dalam bentuk gas, cair, atau padat di atmosfer.
Polusi udara dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu primer dan sekunder.
Yang pertama mengacu pada polusi udara yang secara langsung dipancarkan dari sumber,
misalnya pada gas karbonmonoksida dari knalpot kendaraan. Di sisi lain, polutan udara sekunder
adalah hasil dari interaksi polutan primer, misalnya tingkat ozon tanah, yang terbentuk ketika
sinar matahari menghantam asap knalpot di atmosfer.
2.1 Penyebab dan dampak polusi udara bagi ekosistem
Polutan udara, baik itu di dalam atau di luar ruangan berbahaya bagi manusia.
Polutan adalah sulfur dioksida, karbonmonoksida, karbondioksida, nitrogen oksida, dan
partikel. Diantara penyebab pencemaran udara yang berbeda, pembakaran bahan bakar
seperti batu bara, minyak bumi, dan bensin ditemukan menjadi faktor utama penyebab
polusi udara. Bahan bakar fosil yang digunakan di semua industri termasuk kendaraan,
pesawat, industri manufaktur, pembangkit listrik, kilang minyak, dsb.
Gas karbondioksida yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan fotosintesis,
diidentifikasi sebagai penyebab utama dalam pemanasan penyebab dan dampak polusi
udara serta cara mencegah polusi udara global. Dengan demikian, peningkatan persentase
gas rumah kaca mempengaruhi kesehatan kita dan iklim global. Nitrogen oksida dan
sulfur dioksida, bila dilarutkan dalam air dapat menyebabkan hujan asam, yang akan
dapat menyebabkan polusi air dan mempengaruhi kehidupan akuatik.
Efek dari polusi udara pada kesehatan manusia sangatlah banyak, diantaranya dapat
menyebabkan dan memicu penyakit pernafasan, iritasi mata, dan tenggorokan. Gejala
umum yang terlihat adalah sesak dada, mata terbakar, dan batuk. Mereka dengan kondisi
medis tertentu seperti penyakit jantung dan asma lebih rentan terhadap bahaya polusi
udara daripada yang lain. Efek yang lebih serius dapat terjadi pada anak-anak kecil,
paparan polusi udara dapat menyebabkan sakit telinga, bronkitis, dan asma.
BAB III
PEMBAHASAN
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, sebelum ada sebuah aksi ataupun aplikasi dari
sebuah permasalahan maka kita harus mengetahui terlebih dahulu definisi dari apa yang akan
kita bahas ini. Ekologi manusia menurut Amos H Hawley ( 1950:67 ) mengatakan, “human
ekology may be defined, therefore int terms that have alresdy been used as the study of from and
the development of the community in human population”. Dalam ekologi,kita bisa membagai
ruang lingkup ekologi ini menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Lingkungan biologis : segala sesuatu disekitar kita sebagai benda hidup
2. Lingkungan fisik : segala sesuatu yang berada disekitar kita dan merupakan benda
mati
3. Lingkungan sosial : hubungan antar manusia yang hidup secara bermasyarakat
Keberadaan lingkungan tersebut pada hakikatnya mesti dijaga dari kerusakan yang
parah. Suatu kehidupan lingkungan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu,
masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara, dan
bertanggungjawab. Dalam kasus ini kita akan membahas hubungan antara lingkungan biologis
dengan lingkungan sosial.
Seperti yang kita ketahui, manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan berbagai
macam makhluk hidup (lingkungan biologis) yaitu tumbuhan dan hewan. Kita tidak akan pernah
lepas dari hubungan dengan keduanya, hal ini dikarenakan antara manusia dengan lingkungan
terjadi timbal balik yang saling membutuhkan dan berinteraksi. Dalam hal ini, hubungan antar
keduanya kita sebut sebagai suatu simbiosis. Hubungan akan terjalin dengan baik ( simbiosis
mutualisme ) apabila manusia dan lingkungan disekitar tercipta secara harmonis. Dengan
keharmonisan tidak akan pernah terjadi sesutau yang merugikan salah satu pihak. Kenyataannya
awal-awal dekade pasca revolusi industri, hubungan interkasi antara lingkungan biologis dan
lingkungan sosial menjadi tereduksi dan timbullah permasalahan ekologi yang mengkhawatirkan
dan lambat laun mungkin saja akan memusnahkan kehidupan di muka bumi ini.
3.1 Mahasiswa Era Globalisasi
Peran mahasiswa di era globalisasi adalah sebagai agent of change dan selain itu
mahasiswa juga merupakan calon pemimpin di masa yang akan datang. Kepemimpinan
mahasiswa saat ini ditunggu oleh masyarakat, baik saat ia masih mahasiswa maupun saat
ia sudah menjadi alumi perguruan tinggi. Saat menjadi mahasiswa, kepemimpinan ini
bisa dilatih dan dibentuk, adalah tanggung jawab lembaga kemahasiswaan untuk mampu
menciptakan sebanyak-banyaknya mahasiswa yang memiliki karakter pemimpin dengan
berbagai macam aktivitas.
Diharapkan regenerasi kepemimpinan bisa terbentuk sehingga akan ada banyak
calon pemimpin masa depan negeri ini. Selain itu, mahasiswa juga bisa memimpin
masyarakat dengan membangun opini yang positif dan solutif sehingga memberikan
inspirasi kepada masyarakat untuk bergerak dan berubah. Hartono mengatakan ,” Pikiran
serta ide intelektual muda merupakan buah pikiran emas dalam menyongsong
pembangunan. “ ( 2011 : 25 )
Negara Indonesia sangat berharap pada mahasiswa sekarang agar dapat membawa
indoesia kedepannya , dan berharap mahasiswa bisa memilah mana yang baik dan mana
yang buruk di era globalisasi ini. Harapan tersebut semoga dapat memotivasi mahasiswa
agar dapat memiliki tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan ke depannnya.
Oleh karena itu diperlukanlah tindakan nyata ( real action ) untuk mencegah
permasalahan ekologi ini dapat terulangi. Sebagai mahasiswa, tentu hal ini menjadi
kajian yang menarik dan menjadi sebuah pembelajaran, bagaimana cara kita menyikapi
permasalahan ekologi ini agar tidak semakin parah. Bidang keilmuan tidak hanya cukup
dengan berbagai teori saja di dalam ruang kuliah, tetapi aplikasi dalam kehidupan sehari-
hari juga sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana teori itu efektif untuk
mengatasi suatu permasalahan. Permasalahan ekologi harus disikapi secara serius karena
krisis ekologi adalah permasalahan global yang tidak dapat diatasi oleh perorangan,
kelompok, satu negara, tetapi permasalahan ekologi ini harus kita atasi bersama.
3.2 Polusi
Yang dimaksud dengan polusi adalah terjadinya pencemaran lingkungan yang
akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan serta
ketenangan makhluk hidup termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran
lingkungan ini umumnya terjadi akibat aktifitas manusia yang berlebihan dan tidak
terkontrol yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, air dan udara. Yang
akibatnya akan mengancam kelestarian Lingkungan. Mengenai polutan dapat
digolongkan ke dalam dua hal yakni :
1. Yang bersifat kualitatif
Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang alamiah telah terdapat di dalam alam tetapi
jumlahnya bertambah sedemikian banyak sehinggga mengadakan pencemaran
lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena bencana alam dan karena perbuatan manusia,
contoh polutan misalnya unsur nitrogen, fosfor dan lain-lainnya.
2. Yang bersfat kuantitatif
Terdiri dari unsur-unsur yang terjadi akibat berlangsungnya persenyawaan yang
dibuat secara sintesis seperti, pestisida detergen dan lain-lan. Umumnya polusi
lingkungan ditunjukan kepada faktor-faktor fisik seperti polusi suara, radiasi, suhu,
penerangan dan faktor-faktor kimia seperti debu, uap, gas, larutan, awan, kabut,
sosioekonomi dan kultur.
3.4 Pencemaran Udara
Dalam diktum yang digunakan sebagai sebagai dasar pertimbangan untuk
peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara disebutkan bahwa:
1. Bahwa udara sebagai sumber daya alam yang mempengaruhi kehidupan manusia
serta mahluk hidup lainnya harus dijaga dan dipelihara kelestarian fungsinya untuk
pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan manusia serta perlindungan bagi mahluk
hidup lainnya.
2. Bahwa agar udara dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi pelestarian fungsi
lingkungan hidup, maka udara perlu dipelihara, dijaga dan dijamin mutunya melalui
pengendalian pencemaran udara.
Pencemaran udara dapat berasal dari peristiwa alam yang bersifat alami, seperti:
hujan abu karena gunung meletus, suhu dan gelombang panas, asap karena kebakaran
hutan, dan sebagainya. Pencemaran udara yang terbesar adalah proses pembakaran dari
mesin-mesin yang digunakan oleh kegiatan manusia sehari-hari. Salah satu contoh adalah
Nitrogen Oksida/dioksida (NOx) yang dikeluarkan bersama asap sebagai gas buang oleh
kendaraan dan alat-alat pabrik dengan menggunakan mesin motor bakar.
Pencemaran udara dapat menyebabkan kanker dan dampak kesehatan serius,
menyebabkan hujan asam, mengurani daya perlindungan lapisan ozon di atmosfer bagian
atas dan berpotensi untuk turut berperan dalam perubahan iklim di dunia. Pencemaran
lebih mempengaruhi anak-anak dari pada orang dewasa, dan daerah dengan tingkat
pencemaran yang lebih tinggi adalah yang paling terpengaruh. Tujuh Pencemar Utama :
1. Benda Partikulat
Zat ini sering disebut dengan asap atau jelaga. Partikolat ini merupakan
pencemar udara yang mudah terasakan , dan biasanya juga paling berbahaya.
Sebagian benda partikular keluar dari cerobong pabrik seagai asap hitam tebal,
tetapi yang paling berbahaya adalah “partikel-partikel halus” butiran-butiran yang
begitu kecil sehingga dapat menembus bagian terdalam paru-paru. Sebagian besar
partikel halus ini terbentuk dengan pencemar lain, terutama sulfur dioksida dan
nitrogen dioksida, dan secara kimiawi berubah dan membentuk zat-zat nitrat dan
sulfat.
2. Sulfur Dioksida
Emisi sulfur dioksida terutama timbul dari bahan bakar fosil yang
mengandung beleran, trerutema batubara yang digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik atau pemanasan rumah tangga. Gas yang berbau tajam tapi tidak berwarna ini
dapat menimbulkan serangan asma dan penyakit saluran pernapasan. Karena gas
inni menetap di udara, maka dapat bereaksi dan membentuk partikel-partikel halus
dan zat yang bersifat asam.
3. Ozon atau Asap Kabut Fotokimiawi
Ozon, terdiri dari beratus zat kimiawi yang terdapat dalam asap kabut,
terbentuk ketika hidrokarbon pekat di perkotaan bereaksi dengan nitrogen oksida.
Ozon merupakan zat oksidan yang begitu kuat sehingga beberapa kota
menggunakannya sebagai desinfektan pasokan air minum. Penelitian yang
dilakukan di laboratorium pada hewan percobaan, membuktikan bahwa ozon dapat
menyebabkan luka dan kerusakan sel yang mirip dengan yang diderita para
perokok. Karena emisi nitrogen oksida dan hidrokarbon semakin meningkat,
tingkat ozon dipedesaan telah berlipat dua, dan kini mendekati tingkat
membahayakan bagi spesies.
4. Karbon Monoksida
Karbon monoksida dapat menyebkan berbagai dampak, antara lain reduksi
berat badan janin dan meningkatnya kematian bayi dan kerusakan otak. Asap
kendaraan merupakan sumber hampir seluruh CO yang dikeluarkan di banyak
daerah perkotaan. Kebanyakan negara berkembang mengalami kenaikan tingkat
CO, seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan dan kepadatan lalu lintas.
5. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida yang terjadi ketikan panas pembakaran menyebabkan
bersatunya oksigen dan nitrogen yang terdapat di udara memberikan berbagai
ancaman bahaya. Zat nitrogen oksida ini sendiri menyebabkan kerusakan paru-paru.
Setelah bereaksi di atmosfer, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat halus yang
menembus bagian terdalam paru-paru. Partikel-partikel ini pula, jika bergabung
dengan air baik air diparu-paru atau uap air di awan akan membentuk asam.
6. Hidrokarbon
Zat ini kadag-kadang disebut sebagai senyawa organik yang mudah menguap,
dan juga sebagai gas organik reaktif. Hidrokarbon merupakan uap bensin yang tidak
terbakar dan produk samping dari pembakaran tak sempurna.jeis-jenis hidrokarbon
lain, yang sebagian menyebabkan leukimia, kanker, atau penyakit-penyakit serius
lain, berbentuk cairan untuk cuci-kering pakaian sampai zat penghilang lemak
untuk industri.
7. Timbal
Logam bewarna abu-abu keperakan yang amat beracun dalam setiap
bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya baginanak usia 6 tahun,
yang biasanya tertelan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah.dampak tang
ditimbulkan oleh logam berat ini akan merusak kecerdasan, menghambat
pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa
dan menghilangkan konsentrasi. Sumber utama timah adalah asap kendaraan
berbahan bakar bensin yang mengandung timah, maka pencemar ini dapat ditemui
dimana ada gas buang mobil, truk, dan bus.
Sumber pencemaran juga dapat berasal dari Hujan Asam. Hujan asam merupakan
istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfer ke bumi. Turunnya
asam dari atmosfer ke bumi bukan hanya dalam kondisi basah saja tetapi juga kering.
Sehingga dikenal pula istilah deposisi basah dan deposisi kering. Deposisi basah
mengacu pada hujan asam, kabut dan hujan salju. Deposisi kering mengacu pada gas dan
partikel yang mengandung asam. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang
merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi
dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi
kehidupan ikan dan tanaman. Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai
berikut:
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisis es kutub. Terlihat
turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4.
Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni
kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap
dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat
pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan
memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan
tersebut. Untuk mengukur keasaman air digunakan pH meter. Air murni menunjukkan
pH 7,0 sedangkan air asam memiliki pH kurang dari 7,0 dan air basa menunjukkan pH
lebih dari 7,0. Air hujann normal memang agak asam, sekitar 5,6 karena karbon dioksida
dan air bereaksi membentuk asam lemah. Hujan dikatakan hujan asam jikan telah
memiliki pH dibawah 5,0. Makin rendah pH air hujan maka makin berat dampaknya
bagi mahluk hidup.
3.4.1 Penipisan Lubang Ozon
Ozon di lapisan atas, terbentuk secara alami dan melindungi bumi. Namun
zat kimia buatan manusia telah merusak lapisan tersebut, sehingga menimbulkan
penipisan lapisan ozon. Zat kimia itu dikenal dengan ODS, diantaranya CFCs,
HCFCs, halons methyl bromide, carbon tetrachloride dan methyl chloroform.
CFC merupakan faktor yang paling utama penipisan lapisan ozon. Di udara zat
ODS terdegradasi dengan sangat lambat. Bentuk utuh ODS dapat bertahan
sampai bertahun-tahun dan ODS melampaui troposfer dan kemudian mencapai
statosfer. Di statosfer, akibat intensitas sinar ultraviolet matahari, ODS pecah dan
melepaskan molekul klorin dan bromin, yang dapat merusak lapisan ozon. Para
peneliti memperkirakan bahwa satu atom klorin dapat merusak 100.000 molekul
ozon.
3.4.2 Pemanasan Global
Pemanasan global berkaitan dengan efek rumah kaca. Rumah kaca adalah
bangunan yang biasa dibuat oleh para ilmuan, yang kemudian disebarluaskan
untuk kepentingan budidaya, untuk mempertahankan suhu ruangan agar tetap
nyaman bagi tumbuhan selama musim dingin di negara subtropis. Kegiatan
manusia yang dapat menyebabkan pemanasan global adalah pembalakan liar atau
penebangan hutan-hutan yang ada di muka bumi. Akibatnya hutan yang
seharusnya menyerap CO2 mengalami penurunan luas dan jumlah pohon. Maka
CO2 akan mengalamu penumpukan di atmosfer. Suhu udara di atas permukaan
bumi akan meningkat, dan inilah yang disebut pemanasan global. Dampak
pemanasan global adalah mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan serta
mencairnya salju di puncak gunung-gunung tinggi.
3.4.3 Udara dalam Ruangan
Gangguan kenyamanan dan kesehatan dapat dialami oleh manusia yang
melakukan aktivitas di ruangan tertentu. Sebagai contoh antara lain:
1 Ruang kerja di pabrik
Harus diperhatikan suhu dan bebas dari pencemaran yang dimungkinkan
oleh proses produksi.
2 Ruang tempat berkumpul banyak orang
Makin banyak orang maka udara semakin pengap karena CO2 yang
dibebaskan dari pernapasan memenuhi ruangan.
3 Ruang keluarga atau ruang kerja
Dalam ruang kerja dilengkapi dengan AC, namun ruangan tersebut tertutup
rapat. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa gangguan kesehatan yang
salah satunya adalah ditimbulkan oleh zat-zat yang dikeluarkan oleh sejenis
jamur yang hidup di dalam alat pendingin tersebut.
3.5 Faktor Penyebab Pencemaran Udara Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam.
Contoh : abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi gas-gas vulkanik debu
yang beterbangan di udara akibat tiupan angin bau yang tidak enak akibat proses
pembusukan sampah organik
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia
Contoh : hasil pembakaran bahan-bahan fosil dari kendaraan bermotor bahan-bahan
buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik
pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara pembakaran sampah rumah
tangga pembakaran hutan Zat-zat Pencemaran Udara Ada beberapa polutan yang
dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon monoksida (CO) Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat
racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya
gas buangan kendaraan bermotor.
Nitrogen dioksida (NO2) Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran
batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
Sulfur dioksida (SO2) Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat
korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur
terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik
dan pembangkit tenaga listrik.
Partikulat (asap atau jelaga) Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling
berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-
macam partikel, yaitu :
o Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
o Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
o Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair
dan melayang berhamburan di udara
o Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di
udara
Hidrokarbon (HC) Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang tidak sempurna.
Chlorofluorocarbon (CFC) Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan
ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga
seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot
(aerosol) pada parfum dan hair spray.
Timbal (Pb) Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan
pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut
menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat
terhirup oleh manusia.
karbon dioksida (CO2) Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan
bakar kendaraan bermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.
BAB IV
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai keadaan Lingkungan khususnya kesehatan udara di linkungan dimana makhluk
hidup tinggal termasuk kita manusia. Penyebab udara tercemar banyak sekali tetapi
penyumbang terbesar ada pada era globalisasi, di mana manusia tidak dapat
mengimbangi perkembangan teknologi yang menyebabkan lingkungan tercemar.
Disini terlihat, bahwa faktor-faktor itu mengarah kepada hal kepedulian kita
sebagai manusia. Mahasiswa yang mempunyai tinggat pendidikan dan intelektual
diharapkan dapat memberikan solusi yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat
akan keadaaan bumi kita yaitu lingkungan dimana kita hidup.