ileus obstruktif
-
Upload
tara-nareswari -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of ileus obstruktif
Nama Peserta : dr. Lina Handayani
Nama Wahana : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Topik : Kasus bedah; Ileus obstruksi letak tinggi
Tanggal (kasus) : 13 Januari 2015Presenter : dr. Lina Handayani
Nama Pasien : Tn. MNo. RM : 282634
Tanggal Presentasi : 10 Februari 2015Pendamping : dr. Mardiati Rahayu
Tempat Presentasi : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Obyektif Presentasi :
Keilmuan ( Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen ( Masalah ( Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa ( Lansia Bumil
Deskripsi : Laki-laki, 55 tahun; mual, muntah, tidak bisa kentut dan buang air besar sejak 1 minggu sebelum masuk RS
Tujuan : menegakkan diagnosis dan menetapkan manajemen pasien ileus obstruksi letak tinggi
Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus ( Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi ( E-mail Pos
Data pasien :Nama : Tn. MNo CM : 282634
Nama RS : PKU Muhammadiyah Gombong
Telp : (0287) 471639
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran klinis :
Pasien laki laki berusia 55 tahun datang diantar keluarga ke IGD dengan keluhan utama tidak bisa kentut dan buang air besar sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga merasakan perutnya kembung, semakin membesar, terasa nyeri dan tidak nyaman. Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien mengalami mual dan muntah setiap kali makan minum. Nafsu makan semakin menurun dan badan menjadi lemas. Selama 1 minggu pasien belum berobat ke dokter. Karena keluhan makin memberat, pasien dan keluarga memutuskan untuk membawanya ke RS.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit serupa (disangkal)Riwayat operasi (disangkal)
3. Riwayat keluarga :
Riwayat penyakit serupa (disangkal).
4. Riwayat pekerjaan :
Swasta
5. Lain-lain:-
PEMERIKSAAN FISIK :
Keadaan umum : tampak lemas
Kesadaran : compos mentis Vital signsTekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 98x/menit, regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas: 28x/menit
Suhu tubuh : 37,6 C per aksilla
Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- Mulut : faring tidak hiperemis, tonsil T1=T1, tidak hiperemis, permukaan halus, detritus tidak ada, muara kripte tidak melebar. Leher : limfonodi tak teraba Thoraks :
Inspeksi : simetris, ketinggalan gerak (-), retraksi (-)
Palpasi : P/ taktil fremitus kanan = kiri
C/ ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
Perkusi : P/ Sonor di seluruh lapang paru
C/ batas jantung-paru dbn
Auskultasi : P/ vesikuler +/+, ST (-)
C/ S1-2 reguler, ST (-) Abdomen
Inspeksi: tampak cembung, darm contour (+), darm steifung (-) sikatrik luka bekas operasi (-) Auskultasi: peristaltik meningkat, metallic sound (+)
Perkusi: hipertimpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi: distensi (+), NT (+) difus di seluruh lapang abdomen, lien dan hepar sulit dinilai Ekstremitas Edema -/-/-/- , akral dingin +/+/+/+Capillary refill 1-2 detik
Rectal touche: Massa (-), Tonus sphincter ani (+) cukup, mukosa rektum licin, ampulla recti kolaps, nyeri tekan (+) di seluruh lapang; handschoen: darah (-), feses (-), lendir (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Laboratorium
Hemoglobin : 14.2 g/dl
Leukosit
: 16.4 /ul (H)
Hematokrit : 55.4 %(H)
Eritrosit
: 6.28x106/ul (H)
Trombosit : 352.000/ul (N)
CT
: 4 menit (N)
BT : 2 menit (N)HbsAg : negatif (N)
GDS :126 mg/dl (N)
Foto abdomen 3 posisi
Supine :
Gambaran distensi abdomen (+)
Pra peritoneal fat line kanan kiri tegas
Gambaran udara di systema usus (+)Fecal material tidak prominen
Gambaran distensi gaster (-)
Gambaran distensi usus (+) Setengah duduk dan LLD :
Gambaran coil spring (+)
Gambaran hering bone (+)
Gambaran air fluid level (+)
Gambaran udara bebas di bawah diafraghma (-)
Gambaran udara bebas di intra-abdominal extralumen (-)Penebalan dinding usus (+)
Kesan: gambaran ileus obstruksi letak tinggi dengan tanda-tanda peritonitis, belum tampak gambaran pneumoperitoneum.
EKG
DIAGNOSIS Ileus obstruksi letak tinggi dengan tanda-tanda peritonitisTERAPI di IGD O2 4 liter permenit (nasal kanul). IVFD NaCl 30 tpm
Inj. ketorolac 30 mg Pasang NGT ( keluar cairan berwarna kehijauan Pasang DC ( keluar urin berwarna kuning Pasien di puasakan
Konsul Sp B dan Sp An. Instruksi : Pro laparotomi eksplorasi cito jika keluarga setuju Inj. ceftriaxone 2 x 1 gram (skintest)
Inj. metronidazol 3x500 mg (skintest)
Inj. ranitidin 2 x 50 mg Pasang NGT
Konsul Sp B Post OP: Inj. ceftriaxone 2 x 1 gram Inj. metronidazol 3x500 mg Inj. ranitidin 2 x 50 mg Inj. kalnex 3 x 500 mg Jika BAB/ flatus (+) ( NGT aff Diet lunak
Dulcolac supp II DC balance cairan
Daftar Pustaka :
1. Sjamsulhidajat, De Jong Wim. Hambatan Pasase Usus. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010.2. Faradilla Nova. Ileus Obstruksi. Pekanbaru. FK Univ. Riau. 2009.
Hasil pembelajaran :1. Diagnosis ileus obstruksi letak tinggi melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Penatalaksanaan ileus obstruksi letak tinggi3. Edukasi mengenai tatalaksana ileus obstruksi letak tinggi
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:1. Subyektif:
Pasien laki laki berusia 55 tahun datang diantar keluarga ke IGD dengan keluhan utama tidak bisa kentut dan buang air besar sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga merasakan perutnya kembung, semakin membesar, terasa nyeri dan tidak nyaman. Sejak 3 hari sebelum masuk RS pasien mengalami mual dan muntah setiap kali makan minum. Nafsu makan semakin menurun dan badan menjadi lemas. Selama 1 minggu pasien belum berobat ke dokter. Karena keluhan makin memberat, pasien dan keluarga memutuskan untuk membawanya ke RS.RPD : keluhan serupa dan riwayat operasi disangkal.
2. Obyektif:
a. Keadaan umum : tampak lemas. Kesadaran: composmentis.
b. Vital sign TD: 110/90 mmHg, Nadi: 98x/menit, RR: 28x/menit, Suhu: 37,6 C.
c. Abdomen :Inspeksi : tampak cembung, darm contour (+), darm steifung (-), sikatrik luka bekas operasi (+), Auskultasi: peristaltik meningkat, metallic sound (+) Perkusi : hipertimpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : distensi (+),NT (+) difus di seluruh lapang abdomend. Rectal touche: massa (-), tonus sphincter ani (+) cukup, mukosa rektum licin, ampulla recti kolaps, nyeri tekan (+) di seluruh lapang, handschoen: darah (-), feses (-), lendir (-).
e. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan:Hemoglobin 14.2 g/dl, Leukosit : 16.4 /ul (H) , Hematokrit : 55.4 % (H), Eritrosit : 6.28x106/ul (H), Trombosit : 352.000/ul (N), CT : 4 menit (N), BT : 2 menit (N), HbsAg : negatif (N), GDS :126 mg/dl (N)
f. Hasil pemeriksaan foto abdomen 3 posisi didapatkan: Gambaran distensi abdomen (+), Pra peritoneal fat line kanan kiri tegas, Gambaran udara di systema usus (+), Fecal material tidak prominen, Gambaran distensi usus (+), Gambaran coil spring (+), Gambaran hering bone (+), Gambaran air fluid level (+), Penebalan dinding usus (+)
3. Assesmenta. Pada kasus ini, diagnosis ileus obstruktif ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis yaitu 4 gejala klinik kardinal yaitu nyeri abdomen, muntah, distensi, dan kegagalan defekasi dan/atau flatus. Diagnosis ileus obstruktif ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, dan radiologi (Foto polos abdomen 3 posisi, Barium enema, USG, CT scan). Obstruksi usus (mekanik) / ileus obstruktif adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut. Ileus obstruktif = ileus mekanik = ileus dinamik. Suatu penyumbatan mekanis pada usus dimana merupakan penyumbatan yang sama sekali menutup atau mengganggu jalannya isi usus.
Klasifikasi obstruksi usus:
Kecepatan timbul (speed of onset) : Akut, kronik, kronik dengan serangan akut Letak sumbatan
Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai ileum terminal) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai anus)
Sifat sumbatan
Simple obstruction : sumbatan tanpa disertai gangguan aliran darah
Strangulated obstruction : sumbatan disertai gangguan aliran darah sehingga timbul nekrosis, gangren dan perforasi
Etiologi : Kelainan dalam lumen, di dalam dinding dan di luar dinding ususb. Pemeriksaan fisik abdomen yaitu dari inspeksi tampak adanya distensi abdomen, gambaran usus dapat terlihat dari luar (darm contour) karena dilatasi loop-loop usus akibat akumulasi gas dan cairan yang tidak dapat mencapai rektum akibat adanya obstruksi. Peristaltik usus dapat terlihat dari luar (darm steifung) yang berkorelasi dengan mulainya nyeri kolik yang disertai mual dan muntah; dari auskultasi terdengar bunyi peristaltik usus meningkat berupa episodik gemerincing logam bernada tinggi dan gelora (rush) di antara masa tenang (metallic sound) yang menunjukkan adanya obstruksi di bagian distal daerah yang diauskultasi. Pemeriksaan rectal touche tidak didapatkan adanya massa atau tumor serta tidak adanya feses di dalam ampulla menggambarkan ileus obstruktif letak tinggi.
Pada pasien ini pada inspeksi abdomen tampak cembung, darm contour (+), darm steifung (-) sikatrik luka bekas operasi (-). Auskultasi: peristaltik meningkat, metallic sound (+). Perkusi : hipertimpani di seluruh lapang abdomen. Palpasi : distensi (+), NT (+) difus di seluruh lapang abdomen, lien dan hepar sulit dinilai.c. Dari pemeriksaan foto abdomen 3 posisi mengkonfirmasi diagnosis ileus obstruktif dibuat. Gambaran distensi abdomen (+), gambaran udara di systema usus, gambaran coil spring (+), gambaran hering bone (+), gambaran air fluid level (+), gpenebalan dinding usus (+). Kesan: gambaran ileus obstruksi letak tinggi, dengan tanda-tanda peritonitis, belum tampak gambaran pneumoperitoneum (perforasi).d. Pemeriksaan darah rutin : Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi hemokonsentrasi, leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada pasien ini nilai leukosit didapatkan 16.4 /ul. Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ vital berfungsi secara normal.Tetapi yang paling sering dilakukan adalah pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila : Strangulasi
Obstruksi lengkap
Hernia inkarserata
Tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif (dengan pemasangan NGT, infus, oksigen dan kateter)Diagnosis
Ileus obstruktif letak tinggi
4. Plan
Terapi di IGD
O2 4 liter permenit (nasal kanul).
IVFD NaCl 30 tpm (TS) Inj. ketorolac 30 mg
Pasang NGT ( keluar cairan berwarna kehijauan Pasang DC ( keluar urin berwarna kuning
Pendidikan
Edukasi mengenai penyakit bertujuan untuk memotivasi pasien menjalani rawat inap agar dikonsulkan kepada pihak yang lebih berkompeten (SpB) karena pasien menderita ileus obstruksi letak tinggi dan hal tersebut adalah indikasi untuk dilakukan pembedahan.
KonsultasiKonsultasi ditujukan kepada dokter spesialis bedah (Sp.B) dan spesialis anestesi (Sp.An) untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Instruksi : Pro laparotomi eksplorasi cito jika keluarga setuju Inj. ceftriaxone 2 x 1 gram (skintest)
Inj. metronidazol 3x500 mg (skintest)
Inj. ranitidin 2 x 50 mg Pasang NGT
Pasien Di puasakan
Konsul Sp B Post OP: Inj. ceftriaxone 2 x 1 gram Inj. metronidazol 3x500 mg Inj. ranitidin 2 x 50 mg Inj. kalnex 3 x 500 mg Jika BAB/ flatus (+) ( NGT aff
Diet lunak
Dulcolac supp II DC balance cairan
Kegiatan
Periode
Hasil yang diharapkan
Edukasi pasien mengenai penyakit dan terapi causatifnya, melakukan pemeriksaan penunjang, serta konsultasi SpB
1 hari
dilakukan terapi causatif oleh SpB
Kontrol rutin setelah tindakan pembedahan
1minggu post operasiMengevaluasi hasil tindakan pembedahan
KASUS BEDAH
ILEUS OBSTRUKSI LETAK TINGGIDisusun oleh :
dr. Lina HandayaniDokter Internship RS PKU Muhammadiyah Gombong
Pendamping :
Dr. Mardiati Rahayu
PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG
KEBUMEN JAWA TENGAH
2015BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Pada hari Selasa, 10 Februari 2015 telah dipresentasikan kasus portofolio oleh :
Nama
: dr. Lina Handayani
Judul/topik
: Ileus obstruksi letak tinggi
Nama Pendamping: dr. Mardiati Rahayu
Nama wahana
: RS PKU Muhammadiyah Gombong
Daftar peserta yang hadir :
No.Nama peserta presentasiKeteranganTanda tangan
1.dr. Lina HandayaniPresentan
2.dr. Herlin Ajeng NDokter internship
3.dr. Nian PuspitaDokter internship
4.dr. Natalia Dyah MDokter internship
5.dr. Naila Shulya E Dokter internship
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan sesungguhnya.
Dokter Pendamping
Presentan
dr. Mardiati Rahayu
dr. Lina Handayani