Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock...

28
Edisi 2/2012 Puncak Mahameru (Gunung Semeru) Aridy (A-266) Catatan Perjalanan IPTEK Tips Pendakian Gunung Slamet Semeru Death Zone - Blank 75 Mendaki Gunung Tanpa Merusak Alam Alas kaki Sebagai Modal Pendaki Pelatihan Dasar Survival Anggota AMC 2012 Peranan Pecinta Alam dalam Mitigasi Bencana Pelatihan Geologi Praktis Event Mitigasi Bencana Mitigation And Hazard Response Of Semeru Disaster

Transcript of Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock...

Page 1: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Edisi 2/2012

Puncak Mahameru (Gunung Semeru)Aridy (A-266)

Catatan Perjalanan

IPTEK

Tips

Pendakian Gunung Slamet

Semeru Death Zone - Blank 75

Mendaki Gunung Tanpa Merusak AlamAlas kaki Sebagai Modal Pendaki

Pelatihan Dasar Survival Anggota AMC 2012

Peranan Pecinta Alam dalam Mitigasi BencanaPelatihan Geologi Praktis

Event

Mitigasi Bencana

Mitigation And Hazard Response Of Semeru Disaster

Page 2: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

1

Kolom Redaksi

SEKRETARIAT AMC :Jalan Malabar No. 3 Malang Jawa Timur

Telp : (0341) 9560969Email : [email protected]

Penanggung JawabWarto UtomoEmail : [email protected] 3410 8899

Koordinator RedaksiAridy Prasetya Email : [email protected] 4603 1010

Editor 1Riky Hendrawan BP. Email : [email protected] 0314 4479

Editor 3Joko WiyonoEmail : [email protected] 4972 0695

Editor 2Sapto WibowoEmail : [email protected] 3688 8034

Bidang PublikasiSuwondoEmail : [email protected] 3483 7233

Ilalang AMC

Salam Lestari,

Menutup bulan Desember 2012 ini, dengan bangga kami menerbitkan Buletin “Ilalang Edisi 2 2012”. Banyak harapan tentunya dari hadirnya Buletin ini, semoga dapat memberikan manfaat, menguatkan komunikasi, dan sebagai sarana sharing informasi dari seluruh anggota AMC. Dari tiap edisi kami selalu berusaha melakukan perbaikan demi kesempurnaan Buletin Ilalang AMC ini.

Dalam Ilalang Edisi 2 2012 ini, kami menyajikan beberapa cerita dari kegiatan AMC dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Antara lain adalah catatan perjalanan dari Gunung Slamet, cerita dari proses rekrutmen anggota AMC 2012, dan Mitigasi Bencana. Selain itu ada juga informasi tentang Death Zone Semeru (Blank 75) dan Tips tentang pemilihan sepatu untuk mendaki.

Tidak lupa kami selalu mengharapkan peran aktif dari seluruh anggota AMC berkontribusi dalam hal kritik, saran ataupun artikel yang dapat dimuat dalam Ilalang AMC. Artikel ini dapat berisi tentang catatan perjalanan/petualangan yang telah dilakukan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Tips ataupun Profil Anggota.

Terima kasih atas perhatiannya, mewakili Redaksi Ilalang, kami ucapkan selamat membaca dan menikmati Ilalang Edisi 2 2012 ini.

Kolom Ketua Umum

Pendakian Gunung Slamet

EventPelatihan Dasar Survival AMC 2012

Mitigasi BencanaPeranan Pecinta Alam dalam Mitigasi BencanaPelatihan Geologi Praktis dan Mitigasi Bencana

IPTEKMitigation and Hazard Response of Semeru DisasterSemeru Death Zone - Blank 75

TipsMendaki Gunung Tanpa Merusak AlamAlas Kaki sebagai Modal Pendaki

Galeri

Catatan Perjalanan

Daftar Isi3

4

10

1314

1620

2223

26

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Redaksi

TIM REDAKSI

Page 3: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Adventurers and Mountain ClimbersDIES NATALIS

ke-43

Selamat dan Sukses

AMC

Gunung tabor, 22-23 Desember 2012

Page 4: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Salam Lestari, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang senantiasa melimpahkan nikmat serta hidayahNya kepada kita semua. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, dua tahun kepengurusan yang saya pimpin. Suka duka susah senang kita lalui bersama dalam 2 tahun ini. Semoga disisa kepengurusan ini dapat memberikan yang terbaik bagi kita semua.

Di tahun 2012 ini, beberapa agenda yang terlaksana ini antara lain, bidang rekrut dan pelatihan (rekrut dan diklat dasar survival, pelatihan SRT, pelatihan navigasi lanjutan), bidang ekspedisi keprestasian dan petualangan (ekspedisi Gunung Ijen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat (Pelatihan Mitigasi Bencana, dan Aplikasi Sederhana Software Mitigasi, Presentasi Poster di PIT HAGI Palembang, Presentasi MAPEAGI Fak. Teknik Universitas Diponegoro, Pelatihan Geologi dan Mitigasi Bencana untuk Pecinta Alam dan Akademik), kesekretariatan (pengembangan informasi dan komunikasi baik dari buletin ilalang maupun blog/website, melakukan inventarisasi peralatan radio, halal bihalal 1433 H, Dies Natalis ke-43 AMC), dan mungkin masih ada beberapa kegiatan yang sifatnya spontanitas yang tidak ter-record oleh pengurus.

Hal yang menjadikan pekerjaan rumah bagi pengurus ditambah lagi tidak berjalannya sistem iuran anggota, target beberapa gunung diluar Jawa, penerbitan buku AMC dll. Besar harapan agar kedepannya agenda yang telah ditargetkan dapat terealisasi dan lebih banyak melibatkan peran dari anggota.

Terdapat 7 anggota baru AMC yang baru mendapatkan nomor anggota, ketujuh anggota baru ini sebagian adalah hasil rekrutmen tahun-tahun sebelumnya. Kami mengucapkan selamat bergabung kepada anggota baru, yaitu:

1. Panji Aziz Priambodo A-2772. Nella Fahma Setyani A-2783. Intan Dewi Meutia Sari A-2794. Sapto Hadi Wibowo A-2805. Mochammad Adnan kashougi A-2816. M. Zainullah A-2827. M. Tajul Arifin A-283

Semoga dengan bertambahnya amunisi baru yang mampu menambah semangat untuk belajar berorganisasi, berpetualang, dan bekerja keras untuk peduli kepada masyarakat dan lingkungan.

Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan partisipasi dari seluruh anggota AMC yang memberikan dukungan setiap kegiatan yang pengurus gagas, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung.

Terakhir, kami mengucapkan ulang tahun kepada AMC yang ke-43, semoga menjadikan momentum kedepannya harapan-harapan yg selama ini belum bisa terwujud bisa segera direalisasi, seluruh anggota AMC lebih aktif dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan AMC, dan supaya menjadikan AMC selangkah lebih maju. Selamat Ulang Tahun AMC!!!

Salam AMC,

Warto Utomo A-230

Kolom Ketua Umum

3AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Ketua Umum

Page 5: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumCatatan Perjalanan

4

Gunung slamet adalah salah satu gunung berapi yang

terdapat di Jawa Tengah. Secara administratif gunung ini

berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas,

Purbalingga, Tegal dan Pemalang. Gunung ini merupakan

gunung tertinggi di Propinsi Jawa Tengah dengan ketinggian

3428 mdpl.

Tanggal 6-7 April 2012 tim dari AMC melakukan

pendakian ke puncak Gunung Slamet. Tim ini terdiri dari Aridy,

Wondo, Sapto dan seorang teman dari GMPA ITM (Rio). Jalur

yang kita lalui menuju puncak Gunung Slamet adalah via

Pemandian Air Panas Guci di Tegal.

Perjalanan berawal pada tangal 5 April 2012 dari

Terminal Pulogadung dengan menggunakan Bus antar kota.

Kondisi terminal sangat padat dan sulit mencari bus yang

menuju Kota Kuningan karena sedang long weekend. Setelah

sekitar satu jam menunggu, akhirnya kita mendapatkan

sebuah bus yang mengarah ke Kuningan. Pukul 20.00 WIB kita

berangkat menuju Kuningan dan melewati kota Cirebon.

Perjalanan terasa lebih lama karena sering sekali

jalanan macet. Ini memang risiko yang kita harus kita terima

mengingat kita berangkat saat puncaknya orang-orang

berlibur. Akhirnya pukul 04.00 WIB, kita sampai di pertigaan

Yomani. Karena kondisi masih gelap, kita putuskan untuk

istirahat sejenak di masjid sambil menunggu sholat subuh.

Setelah pagi tiba, kita mulai mempersiapkan perlengkapan

dan melengkapi logistik untuk pendakian. Logistik ini dapat

kita beli di minimarket yang ada didekat masjid dan jaraknya

tidak sampai 100 m.

Ada yang berbeda dengan logistik kita saat pendakian

Gunung Slamet ini. Jika dibanding saat pendakian Gunung

Ceremai sebelumnya. Terutama untuk air, kita membawa

masing-masing 5 botol air mineral ukuran 1,5 liter.

Pertimbangan utamanya adalah dari beberapa informasi yang

kita dapatkan kalau di Gunung Slamet sulit untuk mencari

sumber air. Selain itu, mengantisipasi perjalanan yang panjang

dan sampai 3 hari maka kebutuhan air harus benar-benar

cukup. Dan hasilnya adalah saat pertama mengangkat tas

carrier, beratnya memang terasa luar biasa. Namun untuk

mengantisipasi kekurangan air saat perjalanan maka hal itu

adalah wajib dilakukan.

Pukul 08.00 WIB perlengkapan semua sudah siap dan kita mulai bergerak menuju tempat angkutan umum yang menuju Pemandian Air Panas Guci. Untuk sampai disana kita harus menggunakan dua kali angkutan umum. Pertama adalah angkutan umum antar kecamatan dan kedua berpindah menggunakan mobil bak terbuka yang biasanya digunakan untuk mengangkut sayur. Sambil menunggu angkutan umum yang masih mencari penumpang, kita sarapan di warung untuk mengisi tenaga. Sampai akhirnya pukul 09.30 WIB, angkutan mulai berangkat dan melewati jalanan yang semakin menanjak dan berkelok-kelok. Selisih satu jam kemudian kita sampai di suatu simpang jalan dari sebuah desa yang cukup ramai, disana kita berganti mobil angkutan bak terbuka bersama sayur-mayur dan beberapa orang yang akan pergi ke Pemandian Air Panas Guci. Sepanjang perjalanan kita sangat kagum dengan pemandangan pegunungan yang sangat indah dan asri. Dengan hawa yang sejuk perjalanan terasa sangat istimewa.

Sampai akhirnya pukul 11.00 WIB kita sampai di Pemandian Air Panas Guci. Mengingat saat itu adalah hari jumat maka kita akan berangkat naik setelah sholat jumat di masjid. Jarak tempat kita turun dari mobil dan Masjid cukup jauh karena berada di luar area wisata Pemandian Air Panas Guci. Setelah sampai di Masjid kita istirahat sebentar sambil menunggu sholat jumat.

Setelah sholat jumat sekitar pukul 13.00 WIB kita mulai bersiap untuk melakukan perjalanan. Tidak lupa kita makan siang dari sebuah warung di dekat masjid, dan sekalian membeli beberapa lontong buat logistik utama saat

Pendakian Gunung Slamet

Aridy Prasetya (A-266)

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Via Jalur Guci

Page 6: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

5

Kolom Ketua UmumCatatan Perjalanan

Gerbang Masuk Pemandian Air panas Guci

pendakian. Setelah semua logistik dan perlengkapan di-

packing ulang pukul 13.15 WIB kita start perjalanan.

Awalnya kita menuju tempat pendaftaran pendaki.

Untuk di Gunung Slamet ini registrasi diorganisir oleh

komunitas pecinta alam bernama Galas. Para anggota Galas

ini dapat ditemui di panggung hiburan yang berada di kawasan

wisata Guci. Dengan membayar Rp. 10.000,- per orang dan

menyerahkan surat jalan organisasi kita dapat melanjutkan

perjalanan.

Pukul 14.20 WIB kita mulai sampai di pintu rimba, ini

merupakan tanda bahwa kita sudah keluar dari kawasan

wisata Guci dan memasuki area hutan yang di dominasi

tumbuhan Pinus. Awal perjalanan ini terasa lebih berat karena

jalan setapak yang tersusun dari batu-batu yang tidak rata

penataannya. Lebar jalan ini cukup untuk satu mobil yaitu

sekitar 3 meter. Namun semakin lama jalan hanya tinggal jalan

setapak yang hanya cukup buat kaki manusia. Topografi masih

relatif landai dan sedikit tanjakan. Vegetasi masih di dominasi

oleh pohon pinus dan tumbuhan semak perdu yang berada di

kanan-kiri jalan setapak.

Pos 1

Pukul 15.50 WIB sampai di Pos 1, Kondisi di Pos ini

mendukung untuk dijadikan camp ground karena areanya

relatif landai dan cukup sampai 3 tenda. Sekitar 15 menit kita

beristirahat untuk melemaskan otot kaki. Setelah itu kita

langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos 2. Perjalanan

menuju Pos 2 masih didominasi vegetasi pohon Pinus dan

beberapa tumbuhan Palm (Licuala Spinosa). Bedanya dengan

jalur sebelumnya adalah mulai tumbuhnya lumut di beberapa

bagian batang pohon. Tumbuhan juga terlihat semakin lebat

dan jalan setapak di beberapa bagian tertutup semak.

Diantara jalur dari Pos 1 menuju Pos 2 terdapat juga area yang

dapat digunakan sebagai shelter, di area ini cukup untuk

menampung sebuah tenda. Selain itu di arah utara dari jalur

pendakian terdapat tebing tinggi yang merupakan

punggungan yang mengarah ke puncak Gunung Slamet.

Hari sudah semakin gelap dan kabut mulai turun.

Dengan jalanan yang semakin menanjak fisik badan kita

menjadi semakin cepat terkuras karena logistik masih penuh

di dalam tas carrier masing-masing. Saat berhenti untuk

beristirahat, kita coba berdiskusi supaya barang bawaan kita di

tas carrier terasa lebih ringan. Setelah berdiskusi dan hitung-

hitungan persediaan logistik, akhirnya kita putuskan untuk

melakukan sistem tanam air minum. Dari 5 botol air yang kita

bawa, masing-masing menanam 2 botol. Jadi dari 4 orang ada

8 botol yang kita tanam. Supaya aman, kita mencari area

semak yang lebat dan tidak lupa di-marking dengan GPS

supaya tidak lupa posisinya saat kita ambil saat turun. Dengan

persediaan 3 botol yang masing-masing kita bawa

melanjutkan perjalanan, otomatis target besok pagi harus

sampai puncak Gunung Slamet dan turun pada hari itu juga.

Kondisi Jalan setelah Pintu Rimba

Pos 1 (Gunung Slamet) Via Guci

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Page 7: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

6

Kolom Ketua UmumCatatan PerjalananBahkan di beberapa jalur pendakian kita tidak perlu

menggunakan senter secara penuh karena dibantu cahaya

bulan tersebut. Kemiringan jalan terasa semakin terjal, dan

kaki pun harus sering istirahat saat terasa capek. Untungnya

barang bawaan sudah banyak yang ditinggal di Pos 3, jadi lebih

terasa ringan di perjalanan.

Pos 4 – Pondok Kematus

Pukul 04.50 WIB akhirnya kita sampai juga di Pos 4.

Tekanan udara sudah mulai terasa berbeda dan suhu terasa

dingin, oleh karena kita harus tetap waspada supaya tidak

mengalami hipotermia. Kita berhenti untuk istirahat sambil

membuat minuman panas dan melemaskan otot.

Kondisi vegetasi pepohonan di sekitar Pos Pondok

Kematus ini sudah mulai berkurang lebatnya. Jika dilihat dari

topografi tanahnya, area pos ini bisa dijadikan untuk camp

ground buat 2 tenda. Namun harus hati-hati juga memasang

tenda karena permukaan tanahnya agak miring. Sekitar 30

menit kita beristirahat, dan pukul 05.20 WIB perjalanan

dilanjutkan kembali menuju Pos 5. Perjalanan masih terus

menanjak, dan di beberapa bagian kita harus jalan sambil

menunduk dan merangkak karena akar pohon menghalangi

jalan.

Pos 5 – Pondok Edelweis

Tidak lama berjalan, pukul 05.45 WIB kita sampai di Pos

5. Tidak tahu kenapa pos ini dinamakan Pondok Edelweis. Jika

dilihat di sekitar area Pos ini tidak terlihat satupun bunga

Edelweis, sehingga sedikit aneh. Namun mungkin saja

beberapa tahun lalu Bunga Edelweis tersebut pernah tumbuh

di sekitar Pos 5 ini, sehingga pos ini dinamakan Pos Pondok

Edelweis. Di Pos ini terdapat sebuah gubuk yang dapat

digunakan untuk istirahat dan berteduh. Selain itu di Pos 5 ini

cukup digunakan sampai 5 tenda.

Tanpa beristirahat kita langsung melanjutkan

perjalanan menuju pos terakhir, karena hari sudah terang kita

mencoba kebut perjalanan. Dengan track yang masih sama

dengan sebelumnya, yaitu tanjakan tanah yang cukup terjal

kita tetap berusaha berjalan terus. Dan berselang sekitar satu

jam kita sampai juga di pos terakhir Gunung Slamet via jalur

Guci.

Pos 2 – Pondok Cemara

Pukul 18.30 WIB akhirnya tim sampai di Pos 2, kondisi

sudah gelap saat di pos ini. Terdapat pohon tumbang yang

menandai dan areanya hanya cukup satu tenda untuk

camping. Seperti namanya, disekitar pos ini di dominasi oleh

Pohon Cemara (Casuarinaceae). Tanpa istirahat lama, kita

melanjutkan perjalanan kembali menuju pos 3. Pepohonan di

jalur pendakian terlihat semakin lebat dan banyak ditumbuhi

lumut. Dengan penerangan headlamp dan senter kita terus

berjalan menembus pekatnya hutan.

Pos 3 – Pondok Pasang

Setelah berjalan 1,5 jam akhirnya pukul 20.00 WIB

sampai di Pos 3. Kondisi tim saat itu sudah lelah dan lemas,

sehingga terlalu berisiko jika malam hari melanjutkan

perjalanan menuju Pos 4. Semua perlengkapan di dalam tas

carrier dikeluarkan dan kita membagi tugas menjadi dua yaitu

dua orang mendirikan tenda dan dua orang lainnya memasak.

Setelah setengah jam memasak, kita makan malam

untuk mengembalikan energi yang terkuras sebelumnya.

Sambil makan kita juga berdiskusi untuk rencana perjalanan

besok untuk summit attack. Jika dari informasi yang

sebelumnya kita dapat, masih ada 3 pos lagi yang harus kita

lewati sebelum ke Puncak Gunung Slamet. Itupun jalurnya

cenderung lebih terjal dibanding sebelumnya. Dari kondisi

tersebut, akhirnya kita merencanakan untuk melanjutkan

perjalanan pada pukul 02.00 WIB dini hari. Tidak lama setelah

berdiskusi kita langsung tidur untuk memulihkan tenaga.

Pukul 01.45 WIB, kita dibangunkan oleh alarm pertanda

untuk bersiap-siap summit attack. Untuk mengurangi beban

kita hanya membawa logistik dan peralatan memasak untuk

persiapan sarapan sampai makan siang, sedangkan tenda

masih kita tinggal di pos 3.

Pukul 02.15 kita melanjutkan perjalanan lagi menuju

puncak Gunung Slamet. Penerangan saat itu hanya

menggunakan headlamp dan senter. Namun saat kepala

melihat r imbunnya hutan, ada celah-celah yang

memancarkan cahaya terang. Sumber cahaya itu ternyata dari

Bulan Purnama yang cahayanya tidak tertutup awan.

Pos 3 (Pondok Pasang) Pos 5 (Pondok Edelweis)

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Page 8: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

7

Kolom Ketua UmumCatatan PerjalananKuatir adanya gas belerang dari kawah yang bisa saja

muncul jika kita terlambat ke puncak, akhirnya diputuskan

teman kita yang bernama Sapto tinggal di tempat istirahat

untuk memulihkan tenaga. Sedangkan kita bertiga

melanjutkan perjalanan ke puncak. Barang bawaan pun yang

awalnya kita bawa naik akhirnya ditinggal bersama Sapto.

Terlihat juga beberapa pendaki sudah mulai turun saat kita

berjalan menuju puncak.

Matahari saat itu sudah mulai terik namun hawa dingin

juga masih tetap terasa di badan. Perjalanan terasa semakin

berat karena saat berjalan di pasir anginnya mulai kencang,

dan efeknya debu mulai beterbangan. Kita terus berjalan

sedikit demi sedikit karena melangkah di pasir memang lebih

berat.

Puncak Gunung Slamet

Setelah berjalan sekitar 2,5 jam di jalur batu dan pasir

akhirnya pukul 09.45 WIB kita sampai di puncak Gunung

Slamet. Kita sangat bersyukur dapat sampai di puncak. Saat

melihat pemandangan alam dari puncak, terlihat bentangan

alam yang ditutupi hamparan awan putih. Sungguh indah dan

membuat hati ini terasa damai berada di titik tertinggi Jawa

Tengah ini. Kawah Gunung Slamet ini juga masih terlihat aktif,

hal itu dapat dibuktikan dari bau belerang yang masih

menyengat dan asap masih keluar dari kawah.

Pos 6 - Pondok Cantigi (Pelawangan)

Pukul 07.15 WIB kita sampai di Pos Pondok Cantigi.

Dapat dikatakan juga pos ini merupakan Pos Pelawangan

karena lokasinya berada pada batas vegetasi. Di pos ini

merupakan area yang cukup luas untuk camp ground.

Lokasinya berupa blok-blok terasering yang cukup untuk

beberapa tenda. Dari pos ini juga sudah terlihat puncak dari

Gunung Slamet yang jalurnya sudah tidak terlihat lagi adanya

tumbuhan yang hidup.

Saat di Pos 6 ini kita hanya berhenti sebentar untuk

mengatur nafas yang sudah tidak teratur, sambil menyapa

pendaki yang sedang camp di pos ini. Setelah nafas dan tenaga

kembali normal kita melanjutkan perjalanan kembali menuju

puncak. Berjalan beberapa langkah dari Pos 6 ini kita mulai

melewati batas vegetasi dan masuk pada area berbatu. Kita

harus lebih berhati-hati karena berjalan di bebatuan. Batu

yang licin sangat memungkinkan buat terpeleset dan bahkan

bisa sampai cedera.

Setelah berjalan setengah jalan dari batas vegetasi

tadi, kondisi salah satu anggota tim mulai drop. Jalur batu yang

mulai bercampur pasir memang membuat cepat lelah. Apalagi

di beberapa bagian jalur ada bagian yang terjal juga. Awalnya

kita beristirahat dulu di tengah perjalanan, dan sedikit

berdiskusi tentang kondisi rekan kita yang mulai drop.

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Puncak Gunung Slamet

Page 9: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

8

Kolom Ketua UmumCatatan PerjalananSampai pada Pos 4, kita beristirahat untuk mengatur nafas.

Di dekat pos ini juga terdapat sumber air berupa genangan

yang bisa di manfaatkan oleh pendaki. Setelah kita marking

lokasi sumber airnya, kita lanjutkan perjalanan menuju Pos 3.

Pukul 15.20 WIB kita sampai di Pos 3. Bergegas kita

melakukan packing barang dan membereskan tenda. Sekitar

30 menit kita menyiapkan semuanya, mulai dari sweeping

sampah yang harus dibawa turun sampai check list barang

bawaan lagi supaya tidak ada yang tertinggal. Setelah

semuanya siap, kita berjalan turun lagi.

Secara keseluruhan perjalanan berjalan lancar dan pukul

18.05 WIB akhirnya kita sampai di area Pemandian Air panas

Guci. Awalnya kita berencana mencari camp ground untuk

mendirikan tenda, namun saat mampir di sebuah warung,

pemiliknya menawarkan menginap di warung saja.

Mendengar niat baik itu kita sangat senang dan menerimanya.

Walaupun harus tidur di lantai dan tanpa listrik kita tetap

nyaman menginap di warung tersebut. Paling tidak kamar

mandi mudah diakses dan kita tidak harus repot-repot lagi

membuka tenda.

Pada pagi hari kita sudah mulai berkemas untuk kembali ke

Jakarta. Setelah pemilik warung datang kita mengucapkan

terima kasih dan berpamitan untuk pulang. Dengan

menumpang mobil pick-up angkutan sayur kita turun menuju

Pertigaan Yomani lagi. Dari perigaan ini ada bus yang menuju

Jakarta langsung. Karena waktu itu memang sedang long

weekend jalanan menuju Jakarta macet parah, dan baru pada

sore hari Pukul 17.00 WIB sampai di Jakarta lagi.

Setengah jam kemudian, kita langsung berjalan turun

menuju Pos 6. Dan tentunya kita juga harus kembali ke shelter

tempat teman kita beristirahat. Sambil berjalan turun dari

arah puncak, terlihat teman kita yang awalnya beristirahat

bersama tas-tas yang ditinggal, berjalan naik ke arah puncak.

Setelah bertemu di tengah jalan ternyata dia ingin sampai di

puncak juga. Setelah berdiskusi, dari tiga orang yang turun

akhirnya kita membagi tugas. Satu bertugas menunggu Sapto

di dekat puncak dan yang satunya berada di jalur bawahnya

supaya komunikasi tetap bisa dilakukan. Sedangkan saya

sendiri langsung turun menuju dan bertugas memasak untuk

menyiapkan makanan dan minuman.

Tidak lama saya menunggu di shelter, akhirnya setelah

setengah jam kemudian mereka datang juga. Kita langsung

makan untuk mengisi energi di badan. Saat itu matahari

sangat terik karena waktu menunjukkan sekitar pukul 11.00

WIB. Selesai makan kita langsung membereskan peralatan

dan logistik untuk secepatnya turun.

Pukul 12.10 WIB kita sampai di Pos 6 lagi. Suasana di pos ini

sudah sepi ditinggalkan pendaki lain yang sudah mulai turun.

Setelah berhenti sejenak kita melanjutkan perjalanan

kembali. Target perjalanan adalah pada hari itu juga kita harus

sampai di area Pemandian Guci lagi. Mengingat cadangan air

juga semakin menipis untuk turun. Paling tidak minimal

sampai di tempat penyimpananan air di dekat Pos 2.

Perjalanan kita lakukan dengan sedikit cepat untuk mengejar

waktu. Sesekali jika ada jalur yang cukup aman kita berlari

kecil.

Jalur Batu Menuju Puncak Ceremai

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Anggota Tim Pendakian Gunung Slametdari kiri : Aridy, Rio, Sapto & Wondo

Page 10: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

9

Kolom Ketua UmumCatatan Perjalanan

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Page 11: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

10

Kolom Ketua UmumEvent

AMC (Adventurers and Mountain Climbers) adalah

organisasi penggiat dan pembina kegiatan alam terbuka yang

berdiri pada tahun 1969 dan berasal dari Malang. Pada tanggal

28-30 Juni 2012 lalu, AMC mengadakan pendidikan latihan

atau yang lebih dikenal dengan “Pelatihan Dasar Survival

(PDS)”. PDS AMC ini ada dua jenis, yang pertama diklat ruang

(pada tanggal 28 Juni bertempat di Sekret AMC (Jl.Malabar -

Malang). Calon anggota diberikan materi dasar untuk survival.

Sedangkan yang kedua diklat lapangan tanggal 29 Juni di

Gunung Panderman-Batu, disana calon anggota belajar

survival di alam bebas.

Tanggal 28 Juni 2012

Diklat ruang AMC yang diawali dengan pembukaan acara.

Calon anggota yang mayoritas merupakan mahasiswa Fisika

Universitas Brawijaya berkumpul di Himpunan Mahasiswa

Fisika Universitas Brawijaya pada pukul 07.00 WIB. Setelah

beberapa calon anggota berkumpul, diberikan pengarahan

oleh Ivan dan Chemot. Setelah itu berangkat menuju

sekretariat AMC yang berlokasi di Jalan Malabar Malang. Dari

sepuluh calon anggota yang mendaftar, tiga diantaranya tidak

bisa hadir dalam pelaksanaan karena alasan pribadi masing-

masing. Tujuh calon anggota yang menghadiri diklat ruang

yaitu Hafidz Pramudyo A, M. Zainullah, M. Adnan Kasoghie, M.

Tajul Arifin, Rendra, Ramona dan Nuraida Syarah.

Setelah pembukaan, dilakukanlah check-list alat. Calon

anggota yang perlengkapannya kurang dari daftar alat yang

telah ditentukan maka diberikan sanksi. Selanjutnya materi

diberikan oleh anggota AMC, materi yang diberikan

merupakan pengetahuan dasar untuk navigasi di alam bebas,

diantaranya Peta dan Kompas. Pada materi ini calon anggota

diberikan informasi mengenai Peta dan Kompas baik secara

literatur maupun praktik. Pada saat praktik, calon anggota

diajarkan bagaimana cara menembak kompas serta

menentukan posisi ketika berada disuatu tempat yang tidak

diketahui.

Shelter, pada materi ini calon anggota diberikan

pengetahuan mengenai tempat berteduh sementara. Shelter

atau bivak terbagi menjadi dua macam yaitu bivak alam dan

buatan. Bivak alam biasanya memanfaatkan goa atau apapun

yang bisa digunakan untuk berteduh sementara, sedangkan

bivak buatan biasanya memanfaatkan barang-barang bawaan

seperti ponco atau flysheet yang bisa ditopang oleh ranting

atau tali.

Leave no trace, ini merupakan materi tentang beretika

dialam terbuka. Sebagai seorang penggiat alam sebaiknya hal

ini wajib diperhatikan. Ketika berkegiatan dialam bebas

sebaiknya tidak meninggalkan jejak berupa sampah, sampah

yang ada harus dibawa hingga pulang kembali. Jangan sekali-

kali mengambil barang yang ditemukan dalam perjalanan.

Survival kit, merupakan tas yang berisi peralatan dasar

apabila seseorang mengalami kondisi darurat. Survival kit

antara lain berisi obat-obatan umum (perban, obat luka,

plester, minyak kayu putih, bandana), jarum serta benang, alat

pancing, korek api, senter berikut baterai cadangannya,

heliograf, pisau lipat, kantong kresek & cokelat.

Cara mencari air, merupakan materi yang penting apabila

seseorang berada dialam bebas. Cara mendapatkan air ketika

seseorang berada dalam kondisi darurat kehabisan air atau

untuk menambah pasokan air sebagai cadangan yaitu salah

satu contohnya dengan menampung menggunakan ponco

ketika hujan, embun, dll.

Api unggun dan cara membuat api, pada materi ini

diberikan cara membuat api dan penggunaan api unggun.

Pada umumnya api unggun tidak dianjurkan untuk dibuat

kacuali pada acara penting. Sedangkan untuk membuat api

bisanya menggunakan korek namun apabila keadaan darurat

bisa menggunakan batu yang digesek-gesekkan sampai

mengeluarkan bunga api.

Pelatihan Dasar Survival Anggota AMC 2012

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Oleh : Nuraida Syarah, Panji & Cemot

Page 12: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

11

Kolom Ketua UmumEventSejarah AMC dan Hymne AMC disampaikan oleh pendiri

AMC. Bagaimana AMC berdiri hingga sekarang dan

menyanyikan serta menghafal Hymne AMC. Selesai

pemberian materi, calon anggota diberikan kesempatan

istirahat.

Tanggal 29 Juni 2012

Pagi yang indah yang diawali dengan melaksanakan sholat

subuh bersama. Kemudian olahraga bersama yang dipandu

oleh Chemot, Dwiky dan Diah. Selesai olahraga, calon anggota

diberikan kesempatan untuk memasak sarapan dan bersih

dir i . Cek alat di laksanakan lagi untuk persiapan

keberangkatan. Peralatan yang kurang dicatat dan dilengkapi

dengan inventaris AMC. Untuk kebutuhan pribadi diberikan

waktu untuk berbelanja.

Kelompok dibagi menjadi dua yaitu kelompok A yang

terdiri dari Hafidz, Iyen, Syarah dan Arif sedangkan kelompok

B terdiri dari Oghie, Tajul, Rendra dan Mona. Arif yang juga

calon anggota datang ketika pengecekan alat sehingga tidak

mengikuti diklat ruang, sedangkan oghie datang ketika materi

diklat ruang hampir selesai. Jadi keduanya harus mengikuti

diklat ruang lagi di rekrutmen selanjutnya.

Selesai sholat jumat, semua kembali bersiap. Barang-

barang disiapkan dan dimasukkan ke mobil yang siap

mengantar kami. Selesai doa bersama, semua calon anggota

beserta panitia berangkat. Kurang lebih satu jam perjalanan

hingga kami tiba di pintu masuk. Dari pintu masuk hingga

camp pertama kami di Latar Ombo kami harus berjalan kaki.

Saat istirahat pertama calon anggota dipersilahkan masak

berkelompok. Setelahnya untuk mengejar waktu tiba di camp

sebelum gelap calon anggota berjalan menurut kelompoknya.

Dalam perjalanan, calon anggota harus membuat jalur

perjalanan dengan menggunakan kompas dan peta yang

sudah diberikan. Dikarenakan peta yang digunakan tidak

terlalu jelas maka kami hanya mencatat sudut dan langkah

yang kami tempuh. Ketika hampir tiba di camp kabut turun dan

kami tidak bisa melanjutkan menggunakan kompas karena

objek sudah tidak terlihat jelas. Akhirnya kami mengikuti jalur

yang sudah ditandai oleh panitia hingga mencapai camp.

Hari sudah gelap ketika calon anggota tiba di Latar Ombo,

sehingga untuk memasang tenda perlu berhati-hati. Selesai

mendirikan tenda, calon anggota laki-laki membuat bivak.

Setelah mempersiapkan tempat beristirahat, calon anggota

dan semua panitia berkumpul untuk sharing pengalaman dan

berkenalan. Setelah semua tenda dan bivak selesai didirikan,

semua calon anggota makan malam dan kemudian istirahat.

Tanggal 30 Juni 2012

Nampak indahnya pemandangan sunrise menjadi

pelengkap sarapan pagi itu. Pukul 09.00 WIB calon anggota

diberangkatkan menuju puncak Gunung Panderman untuk

mengibarkan bendera merah putih dan AMC. Kali ini, calon

anggota benar-benar menggunakan peta yang diberikan

dengan terlebih dahulu diberikan pengarahan. Pertama-tama

diperkirakan posisi dan ditandai di peta. Lalu kompas

ditembakkan ke puncak Gunung Panderman dan dicatat

sudutnya. Setelah itu kompas kembali ditembakkan ke puncak

Gunung Arjuno dan dicatat sudutnya. Garis ditarik sesuai besar

sudutnya pada peta. Kemudian akan didapatkan besar sudut,

itulah sudut yang harus kita lalui untuk mencapai puncak. Dari

panitia yang mendampingi calon anggota ke puncak antara

lain Dyah, Cemot, Dwiki, Panji, Ebot, Aziz, dan Rofi'i.

Sedangkan panitia lainnya Pak Alan, Pak kentang, Mas Parno,

Suli dan Agung tetap berjaga di Latar Ombo.

Kelompok B terlebih dulu berjalan kemudian menyusul

kelompok A, mengikuti jalur yang ada. Tiba di pos Watu Gede

setelah kurang lebih 45 menit perjalanan, kami beristirahat

sebentar dan kembali menentukan titik kami berada.

Perjalanan kembali dimulai dan didahului oleh kelompok B.

Calon anggota sampai di puncak Gunung Panderman

kurang lebih setelah 45 menit perjalanan. Setelah beristirahat

sebentar kami berkumpul untuk menyanyikan lagu Syukur,

Indonesia Raya dan Hymne AMC. Berikutnya kami berfoto

dengan bendera merah putih dan AMC. Tidak lama di puncak

calon anggota langsung turun. Lama perjalanan dari puncak

hingga mencapai pos Watu Gede membutuhkan waktu kurang

lebih 20 menit karena track yang berdebu dan beberapa kali

berhenti. Di pos Watu Gede kami beristirahat cukup lama

kurang lebih 15 menit. Setelah cukup beristirahat, calon

anggota melanjutkan perjalanan dan tiba di camp setelah 10

menit perjalanan. Tiba di camp calon anggota dikumpulkan

kembali untuk mengikuti evaluasi perjalanan dan semuanya

mendapatkan sanksi. Selesai evaluasi perjalanan kami

mengikuti ujian tulis dan praktek yang mengulas materi

selama diklat ruang yang didampingi oleh Pak Alan dan Suli.

Sekitar pukul 14.00 WIB semua ujian telah selesai

dilaksanakan. Calon anggota dan panitia melakukan packing

dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan pulang. Sebelum

pulang kami melaksanakan apel sebagai tanda selesainya

Pelatihan Dasar Survival AMC ini, apel berjalan dengan

khidmat. Setelah itu dilakukan apel kedua sebagai pengesahan

calon anggota sudah lolos tahap 1. Untuk menjadi anggota

AMC calon anggota harus melalui 2 perjalanan lagi untuk

benar-benar sah menjadi anggota AMC yaitu Ekspedisi

Welirang-Arjuna dan tes akhir.

Dari keseluruhan materi dan praktek di lapangan yang kami

jalani dalam Pelatihan Dasar Survival ini, semuanya sangat

bermanfaat. Ini merupakan pengalaman baru dan awal dari

perjalanan untuk selalu aktif dalam kegiatan alam terbuka.

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Page 13: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

12

Kolom Ketua UmumEvent

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Foto Bersama Calon Anggota AMC di Puncak Panderman

Upacara Pengesahan Calon Anggota yang Telah Mengikuti Pelatihan Dasar Survival AMC 2012

Sanksi untuk Pelanggar PeraturanTidak Peduli laki-laki ataupun Perempuan

Page 14: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumMitigasi Bencana

13

Dasar dan Landasan

Sesuai dengan acuan visi dan misi yang tertuang dalam AD/ART AMC dimana menjelaskan bahwa AMC pecinta alam yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berdasarkan beberapa kegiatan yang pernah dilakukan oleh AMC kurun waktu 2006-2009 antara lain : PSBL, merupakan kegiatan untuk mitigasi banjir dan tanah longsor, SUSPANSELA (Susur Pantai Selatan) I Jatim, merupakan kegiatan mitigasi gempa dan tsunami dan Ekspedisi dan Survei Mata Air Panas merupakan kegiatan pendataan energi alternatif masa depan.

Me-review, mengkaji dan mempelajari beberapa mitigasi yang telah terlaksana, maka, AMC melakukan : Mitigasi Bencana Gunung Semeru Jawa Timur (kurun 2010 – sekarang). Yang menjadi alasan adalah :

1. Lebih mudah dilaksanakan oleh PA pada umumnya dan AMC pada khususnya.

2. Biaya kecil dibandingkan dengan biaya mitigasi yang sudah-sudah.

3. Efektif, efisien dan mengena ke masyarakat.

Tujuan akhirnya adalah membentuk masyarakat yang sadar dan tanggap bencana.

Poster di PIT HAGI - Palembang

PIT HAGI (Pertemuan Ilmiah Tahunan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia) merupakan pertemuan tahunan yang dilakukan oleh pakar Geofisika Indonesia, yang berisi tentang konferensi, presentasi paper dan poster, yang dilaksanakan di Palembang pada tanggal 10-13 September 2012.

AMC ikut ambil bagian dalam poster ilmiah yang mengangkat tema Peranan Pecinta Alam dalam Mitigasi Bencana berbasis Komunitas.

PERANAN PECINTA ALAM DALAM MITIGASI BENCANATomo (A-230)

Undangan dari MAPALA Universitas Diponegoro

Pada waktu yang hampir bersamaan, AMC juga mendapat undangan untuk mengisi Kuliah Umum yang diadakah oleh MAGEAGI (MAPALA Geologi) Fakultas Teknik UNDIP Semarang dengan tema “Peran Pecinta Alam dalam Mitigasi Bencana”.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu 6 Oktober 2012 pukul 08:00 – 12:00 WIB. AMC diwakili oleh Tomo (Ketua Umum) dan Riky (Sekretaris). Total peserta yang hadir dalam acara ini adalah 52 orang.

Pemaparan materi dari AMC tentang pentingnya mitigasi bencana yang dilakukan oleh Pencinta Alam mendapat antusiasme yang bagus dari peserta. Banyak yang baru memahami secara mendalam bahwa Pecinta Alam tidak hanya melakukan kegiatan outdoor saja, akan tetapi dapat berkontribusi juga untuk masyarakat. Tentunya melalui keahlian yang umum dimiliki oleh para Pecinta Alam seperti navigasi, mountaineering dan pendokumentasian.

Diskusi dengan salah satu visitor Poster AMC tentang Mitigasi Bencana

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Dokumentasi Kuliah Umum Peranan Pecinta Alam dalam Mitigasi Bencana

Universitas Diponegoro - Semarang

Page 15: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumMitigasi Bencana

14

Dasar, Kenapa dan Mengapa ada kegiatan PGMB?Suatu anugerah yang tidak terkira, bumi yang kita pijak

mempunyai keanekaraganan hayati yang hidup berdampingan dan saling mengisi kehidupan. Alam yang indah menyimpan potensi kekayaannya untuk kehidupan, dan potensi bencana. Potensi bencana itu antara lain, gunung meletus, tanah longsor, banjir bandang, dll adalah beberapa contoh dari bencana alam yang dipicu oleh alam dan aktivitas manusia. Setiap daerah mempunyai nilai ambang batas tertentu tingkat kebencanaannya. Peristiwa tersebut akan terjadi berulang - ulang dengan tingkatan yang berbeda-beda tanpa dapat diketahui secara pasti dan tidak dapat diprediksi. Namun demikian, dengan sikap kesiapsiagaan yang serius, upaya antisipasi yang menyeluruh secara tepat dengan menempatkan komunitas masyarakat daerah rawan bencana sebagai subyek mitigasi bencana melalui sinergi dengan berbagai pihak, diharapkan kerentanan terhadap ancaman bencana yang melekat pada komunitas masyarakat daerah rawan bencana dapat direduksi semaksimal mungkin sehingga risiko-risiko bencana yang terjadi dapat diminimalkan.

Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Bumi, dengan segala aspeknya berikut juga isinya. Ilmu tersebut mencakup dan mempelajari tentang gerakan tanah, air tanah, mekanisme banjir bandang dan longsor, kegunungapian, batuan-batuan dan prosesnya serta semuanya yang berhubungan dangan alam yang kita ini. Pengetahuan dasar geologi dan mitigasi bencana menjadi penting didalam kehidupan dewasa ini. Dengan pengetahuan tersebut kita akan lebih mengenali alam dan potensi bahayanya. Kenalilah bahaya dan bencana itu dengan mempelajari, mencintai dan merawat alam beserta isinya.

Atas dasar hal hal yang diuraikan diatas kami atas nama panitia gabungan dari AMC (Adventurers & Mountain Climbers), Geofisika Universitas Brawijaya dan MSR (Malang Selatan Rescue) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Geologi dan Mitigasi Bencana untuk Pecinta Alam dan Akademisi untuk membina Pecinta Alam, akademisi, SAR dan masyararakat dengan pembekalan ilmu dasar geologi dan mitigasi bencana. Semoga dari Pelatihan Geologi dan Mitigasi Bencana untuk Pecinta Alam dan Akademisi ini dapat membuat Pecinta Alam, akademisi, SAR dan masyarakat lebih peduli lagi akan pentingnya Mitigasi di daerah rawan bencana.

TujuanTujuan dari kegiatan Pelatihan Geologi dan Mitigasi

Bencana untuk Pecinta Alam dan Akademisi untuk menambah wawasan bagi para penggiat aktivitas di alam bebas (para Pecinta Alam dan Pendaki Gunung), akademisi, SAR dan masyarakat tentang aspek geologi yang berkaitan dengan kebencanaan di Jawa Timur pada umumnya dan Malang pada khususnya dan pengenalan mitigasinya.

PELATIHAN GEOLOGI PRAKTIS DAN MITIGASI BENCANA

Tomo (A-230)

Tempat, tanggal, pemateri dan pesertaKegiatan ini dilaksanakan pada :

Hari / Tanggal : Sabtu – Minggu / 15 – 16 Desember 2012T e m p a t : Lapangan Desa Tamansari Kecamatan

Ampel Gading Kabupaten MalangPemateri :

1. Adhi S. (MSR) dengan tema SAR dan Tanggap Darurat Bencana

2. Dr. Ir. Amein Widodo (Institut Teknologi Sepuluh November) dengan tema Gerakan Tanah, Longsor, Banjir, Air Tanah

3. Andi Krisyunianto – GDA/Geologist dengan tema Pengenalan Geologi Gunungapi

4. Purnama Ary S. (Geologist GDA Consulting) dengan tema Manajemen Resiko Bencana Berbasis Komunitas

5. Sukir Maryanto, PhD. (Volkanologi Universitas Brawijaya) dengan tema Kegunungapian di Jawa Timur (aspek sains dan kebencanaan)

6. Warto Utomo (Adventurers & Mountain Climbers – Malang) dengan tema Peranan Pecinta Alam dalam Mitigasi Bencana

Kegiatan ini dihadiri oleh 77 orang, meliputi 72 orang peserta dan panitia terdiri dari 6 organisasi pecinta alam, mahasiswa Geofisika Universitas Brawijaya, MSR dan AMC serta undangan dari desa setempat, dan 5 pemateri.

Ucapan TerimaksihUcapan terimakasih kami sampaikan kepada semua

panitia gabungan (AMC, Geofisika UB dan Malang Selatan Rescue), kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa Tamansari Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang, kepada seluruh peserta kegiatan, juga kepada Bapak Andang Bachtiar (Yayang A-073) melalui PT. Geosain Delta Andalan, PT. Exploration Think Tank Indonesia, dan PT. Paleopetro yang telah membantu dalam kegiatan ini.

Semoga kedepannya masih bisa terlaksana kegiatan serupa dengan melibatkan lebih banyak anggota AMC didalamnya.

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Page 16: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumMitigasi Bencana

15AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Mendirikan Tenda Komando

Lokasi 2: Foto bersama di lokasi 2, tampak belakang singkapan

batuan dari endapan material vulkanik

Lokasi 3: Penjelasan tentang mekanisme gerakan tanah, tanah longsor,

banjir bandang, dan air tanah. Intinya apa yang bisa kita lakukan selaku

penggemar kegiatan alam bebas, yaitu mulai dari diri sendiri untuk

membiasakan membuang sampah pada tempatnya, dan mensosialisasikan

ke masyarakat luas sebagai contoh kecil untuk mencegah banjir.

Lokasi 2: Penjelasan tentang material gunungapi (piroklastik dan epiklastik),

sedimen gunungapi, aspek kebencanaan.

Bung Tomo sedang menyampaikan materi tentang

peranan pecinta alam dalam mitigasi bencana

Lokasi 1: Menjelaskan tentang morfologi Gunung Semeru,

aspek kebencanaan (penjelasan daerah rawan bencana Semeru),

dan apa yang bisa dilakukan oleh Pecinta Alam/Akademisi

untuk ambil bagian dalam mitigasi.

Page 17: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumIPTEK

16

Abtract Outdoor activist organization is originally active in the

nature, by conducting activities such as climbing, caving, mountaineering etc. In many ways, the organization also has played a big role to preserve nature. Outdoor activist are expected to give real contributions to the country, such as providing map, organizing disaster information and mitigation before and after disaster. The objective of the organization is coordinating outdoor activist, to carry out mitigation effectively and efficiently, explain eruption to the villagers, to awake the villagers that we live amongst disaster potentials.

The activities are carried out by coordinating outdoor activist, geologists, geophysicists, and university. The study area is about 8 – 10 kilometers radius from Jonggring Seloko crater of Semeru Mount. Total two villages were mapped ei; Mulyoasri and Tamansari villages.

The scope of the activity were trekking along road in the study area. During the trekking, the members of the team carried out data acquisition through visual observation, interviewing the villagers, taking pictures, collecting data of the eruption history, observing infrastructures, population, and livestock the villagers. The result of mitigation will be socialization to villagers, and government. And this event will continue in other villages which are around Semeru Mount. It is expected, that by conducting such activities, outdoor activist can promote movement of disaster awareness.

Location Map of the Study Area

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

MITIGATION AND HAZARD RESPONSE OF SEMERU DISASTERAndang Bachtiar,Warto Utomo, & Aulia Kharisma

SariKegiatan rutin yang dilakukan pecinta alam adalah semua

yang berhubungan dengan alam, yang meliputi panjat, susur gua, pendakian dll. Pecinta alam diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap kehidupan dan bangsa, menyediakan peta pendakian dan jelajah, mengkoordinir segala informasi bencana dan mitigasi sebelum dan setelah bencana. Tujuannya adalah untuk mengajak pecinta alam yang lain untuk melaksanakan kegiatan mitigasi secara efektif dan efisien, menjelaskan bahaya letusan gunung berapi ke masyarakat, untuk menyadarkan penduduk desa bahwa kita hidup di daerah yang berpotensi bencana.

Kegiatan ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan pecinta alam, ahli geologi, ahli geofisika dan universitas. Daerah telitian adalah pemukiman yang berada disekitar radius 8-10 kilometer dari kawah Jonggring Seloko Gunung Semeru. Dua desa telitian ini yaitu Desa Tamansantrian dan Tamansari.

Cakupan dari kegiatan ini adalah trekking disepanjang jalan di daerah telitian. Selama trekking tim melakukan pengambilan data melalui pengamatan visual, wawancara dengan penduduk, mengambil gambar / foto, mengumpulkan informasi sejarah letusan, mengamati infrastruktur, jumlah penduduk, kepemilikan ternak penduduk. Hasil dari kegiatan ini akan disosialisasikan ke desa-desa tersebut dan pemerintah

Semeru Situation Viewed from the Tamansari Village, Red Polygon Shows Lava of Semeru Activity

Page 18: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

17

MethodThe aims of the study are:

1. To be a pioneer in organizing efforts of natural disasters mitigation

2. To log collecting infrastructure, access, public faclities, and population data

3. To be a reference for the community and government regarding Semeru mitigation

4. To promote movement of disaster awareness

The methods used in this research consist of three things: acquisition, analysis, and data synthesis. The acquisition includes visual observation, interviews, and marking with GPS tracking, and pictures taking. Analysis and synthesis of data include sorting information on the interview, such as public facilities, access, GPS data, and captured images. Data are grouped into demographic aspects, accessibility, and mitigation aspects. Last but not least, all data is to be published to the community.

Aspects of Population and AccessThe village is home to 7669 people, mostly live as farmers

and ranch workers. Table 1 presented rural population based on age level.

The overall condition of the road has a width of 2.5 meters which is composed of asphalt, but some are still in the form of stone roads without asphalt. The quality range of the roads in the village is good to bad/damaged. Damage of some roads are due to the trucks activity in the Semeru Mount. The road access can be reached by car (2 WD and 4 WD), motorcycles, and trucks. Because of the minimal width and the damages of several roads, intersections of 4-wheel vehicles are impracticable.

Result and Discussion

Mitigation aspectIt needs to be point out that the study area is on the slopes

of Semeru Mount. The existence of volcanic activity gives fortune on some residents in the form of sand mining. The river is a mining site which is a product of the cold lava Semeru that occurs every year. On the other hand, along with the increasing activity of Semeru at any time, disaster will emerge.

Availability of public facilities is an absolute requirement for when dangerous/hazardous things happen along with Semeru volcanic activity. Public facilities include availability of public health facilities, sanitation and water supply, muster point, and the service of society. Places such as football field and fields in schools, village offices, and place of worships are examples of adequate areas for alternative muster points.

Number of village in the study area based on age

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

a) The situation of the road connecting the villages Tamansari and Mulyoasri, b) Rocky road connecting two villages, c) The situation of the bridge, road were eroded due to erosion of the river

IPTEK

Page 19: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

18

In addition to access and public facilities aspects, medical personnel aspect becomes of great importance. In the study area, medical personnel are very minimal. Table 2 shows the availability of medical personnel in the study area.

Activity of Semeru Mount in the Tamansari Village tends to be safe. According to information from village officials, the effect of Semeru Mount activity in the form of volcanic ashes after the 2006 eruption tends to decline. Eruptions that usually occur every morning observed from Tamansari Village also decline.

These data have not yet reached perfection required. However, at least it is able to provide maximum benefit to society in the form of information of area with disasters vulnerabilty around the foot of southern Semeru Mount, especially the Tamansari and Mulyoasri Villages. Such information will provide additional insight to the local society so that they will be aware of and effectively responsive to the potential of disaster in these areas.

Socialization and Mitigation Disaster Training To deliver what has been gained from this research,

socialization and disaster training has been conducted. Natural disaster mitigation seminar presented several experts, local governments, and academics. Participants included ESDM Jatim, Tagana Malang, Batu and Lumajang, BMKG Tretes, Resque Malang, and Malang outdoor adventurers.

Mitigation training aimed at educating the younger generation of the disaster awareness movement. Participants including Malang outdoor adventurers and student.

Conclusion1. After carrying out mapping of disaster prone regions in South

Semeru through this study, we were able to socialize and implement mitigation to the community, academic, and government experts.

2. Outdoor adventurers can promote and carry out disaster awareness movement.

Recommendation1. Periodically data recollecting to ensure better validation and

accuration.2. Detailed data collecting on areas indicating lava flows, lava,

and hot clouds trajectory.3. Continuous public announcement or socialization by

involving i.e.: Masyarakat Peduli Bencana, Kesbanglinmas, experts, police officers, rescuers, Indonesian Red Cross, and outdoor adventurers on disasters to establish society with natural disaster awareness.

ReferenceBadan Koordinasi Penanggungan Bencana, 2007, Letusan

Gunungapi, http://www. bakornaspb.go.id/new/id

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

a) b) are an alternative for muster point places. Football field and, elementary school yard

a) Briefing by Mr. Andang Bachtiar before field acquisition, b) Mitigation training,c) Socialization involving the local society, academics, and local government.

IPTEK

Page 20: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

19AMC - Ilalang Edisi 2/2012

a) b) are an alternative for muster point places. Football field and, elementary school yard

Map

of

the

dis

aste

r p

ron

e ar

eas

of

the

Tam

ansa

ri a

nd

Mu

lyo

asri

vill

ages

, th

e st

ud

y ar

ea is

loca

ted

in t

he

rad

ius

of

8-1

0 k

m f

rom

th

e cr

ater

an

d it

was

a d

isas

ter

reg

ion

al II

(pu

rple

co

lor)

, th

e ar

row

s in

dic

ated

th

e d

irec

tio

n t

ow

ard

th

e si

mu

lati

on

to

th

e m

ust

er p

oin

ts (m

od

ifie

d B

NP

B 2

00

7).

IPTEK

Page 21: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumIPTEK

20AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Semeru Death Zone - Blank 75Djoko Haryono (A-008)

Blank 75 adalah sebutan dari kawasan berbahaya (Death

Zone/Jalur Tengkorak) pada pendakian Gunung Semeru.

Dimana jalur tersebut dapat menyebabkan pendaki tersesat,

mengalami kecelakaan, terperosok ke jurang, tanah yang

diinjaknya longsor, dis-orientasi tanpa tahu arah mana terbaik

untuk ditempuh, kehabisan air, kehabisan bekal atau

kepayahan dsb. Sebetulnya ada jalur lain yang juga berbahaya

yaitu jalur pendakian dari arah Selatan Semeru. Dimana jalur

tersebut merupakan jalur aliran lahar dan lahar dingin Semeru.

Namun karena Jalur Selatan sangat jarang didaki maka fokus

sebutan berbahaya dipakai pada area Blank 75. Berikut ini

adalah sedikit informasi tentang Blank 75.

1. Blank 75 sebenarnya tidak menunjukkan pada 1 titik

koordinat tertentu, melainkan istilah Blank 75 itu

dipakai untuk menyebut suatu area berbahaya yang

cukup luas atau panjang, yang memiliki jurang-jurang

dengan berbagai kontur / ketinggian yang semuanya

berbahaya. Bagian jurang atau tebing, ketinggiannya

mencapai sekitar 75 meter sehingga muncul istilah

Blank 75. Bukan hanya dititik itu saja melainkan di

titik-titik lain sekitar Blank 75.

2. Blank 75 sebenarnya bukan jalur pendakian

melainkan jalur aliran lahar.

3. Blank 75 itu areanya berada pada jalur antara

Arcopodo atau Cemoro Tunggal kearah Desa

Pasrujambe, Kabupaten Lumajang.

4. Cemoro Tunggal lokasinya disekitar koordinat 49L

711603 mE 9104263 mS

5. Desa Pasrujambe lokasinya disekitar koordinat 49L

720174 mE 9105136 mS

CARA YANG AMAN MENURUNI GUNUNG SEMERU

Blank 75 merupakan seluruh area saat kita pulang yaitu

antara lereng pasir Mahameru (Cemoro Tumbang/Cemoro

Tunggal, Arcopodo dan sekitarnya) sampai ke Kalimati atau

area vegetasi, semuanya harus diwaspadai karena penuh

dengan jalur jebakan yang membuat pendaki rawan

mengalami dis-orientasi. Ini dikarenakan selama kita turun,

track-nya berbelak-belok, terkadang kita tidak sadar bahwa

kita sudah mengambil arah yang salah karena ada banyak

persimpangan. Dari Arcopodo kembali ke Kalimati itu sangat

membutuhkan kecermatan.

Hanya mereka yang sudah hafal dikepalanya (sudah cukup

sering melewati jalur tersebut) atau punya sense mengenai

saat yang tepat harus mulai berbelok ke kiri arah Kalimati.

Kalau terlewat, mereka akhirnya akan terbawa pelan- pelan

semakin tersesat terlalu kekanan yang cenderung ke arah

Lumajang.

Untuk Tim AMC yang sudah sering latihan Kompas & Peta.

Hal tersebut dapat diterapkan waktu berangkat setelah

melewati Ranu Kumbolo, ketika kita berada ditempat terbuka

(padang rumput/oro-oro) dimana kita masih bisa melihat

puncak dengan sangat jelas, disekitar Kalimati (sebelum mulai

memasuki area pepohonan), kemudian ukur bearing/azimuth

cemoro tunggal atau lereng pasir sedikit diatasnya. Kemudian

waktu pulang memakai patokan kompas menggunakan sudut

wayback /kebalikannya. Dilokasi petualangan manapun, jika

sudut berangkatnya lebih dari 180 derajat maka wayback-nya

tinggal dikurangi 180 derajat. Kalau sudut berangkatnya

kurang dari 180 derajat maka pulangnya tinggal ditambahi 180

derajat. Akan makin akurat lagi jika kita mengambil sampling

arah kompas berangkat/naik tersebut (antara Kalimati -

Cemoro Tumbang atau sedikit diatasnya) beberapa kali dan

dicatat. Kemudian wayback-nya tinggal dibalik dengan cara

yang sama berselisih 180 derajat.

Ilustrasi area Blank 75 yang dilihat dari google map(google.com)

Page 22: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Kolom Ketua UmumIPTEK

21AMC - Ilalang Edisi 2/2012

TEKNIK MENCARI PENDAKI YANG TERSESAT BERJALAN

KEARAH BLANK 75.

(Kearah hutan Tawon Songo, Desa Pasrujambe, Kecamatan

Pasrujambe, Kabupaten Lumajang)

Teknik SAR yang paling layak untuk dipakai mencari

pendaki yang hilang dikawasan ini yaitu dengan teknik

menjemput survivor, dimana lebih cepat, efisien dan lebih

menghemat tenaga. Bukan dengan teknik mengikuti route

yang telah dilalui pendaki tersebut teknik mengejar survivor.

Jadi diusahakan untuk tidak memberatkan tim SAR yang start

dari arah Ranupane (kecuali kalau tujuannya mencari disekitar

Kalimati dsb). Tim SAR start dari Desa Pasrujambe, Lumajang,

dengan menggunakan route ini, maka akan lebih dekat,

menghemat waktu dan energi tim SAR mencapai kawasan

Blank 75.

Jika menggunakan GPS, yaitu dengan meng-ON kan

TRACK pada GPS (Mulai Kalimati atau Ranupane sampai

kepuncak). Pulangnya mengikuti track baliknya (TRACK BACK)

dari puncak sampai Kalimati/Ranupane. Hati-Hati jika

meggunakan eTrex karena dibawah canopy pepohonan yang

lebat, kurang sensitif. Dan perlu reorientasi ditempat-tempat

dimana signal satelit cukup bagus. Jika menggunakan 76 CSx

sudah tidak diragukan lagi mengenai keakuratan dan

kesensitifan dalam mengeplot sebuah titik-titik koordinatnya.

Meskipun menggunakan GPS, jangan lupa tetap

menggunakan kompas dan peta.

PINTU MASUK UNTUK TERSESAT DI BLANK 75

1. Plotkan dipeta kita Titik ke 1 dari pintu Masuk kearah

Blank 75, pada koordinat 49L 712918 mE 9105142 mS.

2. Kemudian Titik ke 2 pada koordinat 49L 713621 mE

9103777 mS.

3. Tarik garis yang menghubungkan kedua kordinat

tersebut. Garis inilah yang disebut sebagai garis pintu

masuk ke arah Blank 75. Jangan sampai kita pergi

kearah memotong garis ini, sebab kalau kita

melewati garis tersebut maka kita sedang tersesat

memasuki area Blank 75 !!!

Area Blank 75 di Gunung Semeru yang ditandai dengan garis-garis merah yang membentuk persegi panjang

Salah satu titik yang berada di Area Blank 75(Djoko Haryono)

Page 23: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

22

Semakin hari peminat untuk mendaki gunung sepertinya

semakin meningkat. Keinginan untuk melihat keindahan alam

ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memang menjadi primadona di

negara ini. Seperti yang kita tahu banyak sekali gunung-

gunung yang ada di seluruh kepulauan indonesia. Dan

mayoritas semuanya menawarkan berbagai keindahan alam

yang mempesona.

Namun jika para pendaki tidak terlalu memahami tentang

bagaimana menjaga alam, efeknya akan berdampak negatif

pada kondisi gunung yang disinggahi. Untuk itu penting sekali

untuk memahami dan mempraktekkan bagaimana

meminimalkan dampak pada alam saat mendaki gunung.

Apalagi kita wajib menjaga alam ini supaya generasi

berikutnya masih bisa menikmati keindahan alam yang masih

terjaga. Berikut ini beberapa langkah-langkahnya :

Saat Pendakian

# Hindari melakukan pendakian dalam jumlah kelompok

yang besar, karena dampak negatif yang ditimbulkan

pada lokasi pegunungan yang dikunjungi akan sangat

besar dibanding dengan kelompok kecil.

# Hindari mendaki gunung-gunung yang populer selama

musim ramai pendakian (long weekend).

# Berjalanlah pada jalur yang ditetapkan, dan hindari

potong kompas atau membuat jalur baru. Efeknya

adalah jalur baru tersebut akan membingungkan

pendaki lain saat mendaki.

# Hindari menginjak tumbuhan yang tumbuh di pinggir

jalan setapak. Berjalanlah di jalur jalan setapaknya

(diatas tanah, batu, kerikil ataupun pasir).

Lokasi Camp

# Tenda sebaiknya didirikan pada tempat yang telah

ditentukan. Hindari membuka lahan baru apalagi

sampai menebang pohon dan semak belukar.

# Lokasi tenda yang ideal adalah yang ditemukan bukan

yang dibuat.

Memasak

# Gunakan kompor untuk memasak makanan.

Penggunaan kompor ini akan menghindarkan dampak

kebakaran pada lingkungan. Selain itu dengan

memakai kompor masak juga lebih cepat dibanding

kayu bakar (api unggun).

# Packing bahan makanan dengan wadah yang dapat

dipakai ulang. Contoh : di-packing dengan plastik

kresek. Setelah kosong plastik tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai tempat sampah, sehingga

sampah tidak tercecer di area camp ground.

Api Unggun

# Jika diperbolehkan membuat api unggun di suatu area

camp ground, buatlah diatas tanah dan hindari diatas

rumput.

# Buatlah api unggun yang secukupnya saja, hindari api

unggun yang besar. Kayu-kayu dan ranting yang

digunakan juga ambil yang ditemukan ditanah. Jangan

menebang pohon yang masih hidup untuk di jadikan

kayu bakar.

# Setelah selesai pastikan api unggun benar-benar mati

sebelum ditinggal tidur atau beraktifitas lainnya.

Pastikan juga kondisi area api unggun kembali seperti

semula, jangan meninggalkan sampah ataupun kayu-

kayu yang masih belum terbakar mengotori area camp

ground.

Kebersihan dan Sanitasi

# Tenda sebaiknya didirikan minimal sekitar 60 meter

dari danau, sungai atau sumber air. Ini untuk

menghindari pencemaran air, baik secara sengaja

ataupun tidak sengaja pada sumber-sumber air

tersebut.

# Jika ingin buang air besar, galilah lubang terlebih dahulu

sekitar 6-8 inchi. Jarak antara tempat buang air besar

dengan sumber air setidaknya 200 meter atau lebih.

Setelah selesai timbun kembali lubang dengan benar

dan padat supaya tidak dibongkar oleh binatang.

# Selalu periksa kembali sampah ataupun barang-barang

bawaan sebelum meninggalkan area camp ground.

Jangan sampai meninggalkan sampah sedikit apapun.

Pastikan kondisi camp ground kembali seperti semula

sebelum anda mendirikan tenda.

Berikut beberapa cara-cara yang dapat dilakukan untuk

lebih menghargai dan menjaga kelestarian alam. Semoga

bermanfaat, “Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak,

jangan mengambil apapun kecuali gambar dan jangan

membunuh apapun kecuali waktu”.

Mendaki Gunung Tanpa Merusak AlamAridy Prasetya (A-266)

Istanbul (Turki)

Ditulis dari Prinsip Leave No Trace (Mountmag)

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Tips

DILARANG!!

Page 24: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

23

Kaki mempunyai sistem yang sangat kompleks pada

jaringan tubuh, dikarenakan dapat menjadi fleksibel dan di lain

sisi dapat menjadi keras. Kaki mempunyai beberapa bagian

seperti sendi maupun otot. Secara umum Sendi merupakan

tempat pertemuan antara dua buah tulang. Terdapat

bermacam macam sendi apabila dilihat dari cara bergeraknya

yakni sendi geser, sendi peluru dan sendi engsel. Selain sendi

terdapat juga otot yang hampir menopang seluruh pergerakan

tulang. Beberapa bagian tubuh dapat digerakkan melalui

kontraksi (mengerut) dan relaksasi (melemas). Sebagai

seorang pendaki maupun penggiat pada olahraga alam bebas,

kaki merupakan salah satu modal utama untuk melakukan hal

tersebut. Berjalan sejauh beberapa kilometer dalam hitungan

menit, jam bahkan hari dengan membawa beban, tentunya

perlu dilakukan perhatian khusus pada sektor bagian tubuh

bawah yang satu ini.

Tulisan ini akan menyinggung secara praktis kiat memilih

sepatu, material apa yang digunakan dan yang terakhir

mengenai model maupun mereknya. Mindset yang pertama

yang perlu dibangun yakni selain sepatu boot sementara tidak

ada model sepatu yang lain yang dapat melindungi kaki secara

optimum.

Tujuan utama sepatu adalah melindungi kaki anda dari

cedera dan memar. Caranya dengan membuat traksi yang

bagus pada lintasan yang licin, curam maupun basah.

Perlindungan yang diberikan sepatu, dimulai dari tapak atau

sol itu sendiri. Bagian ini haruslah mempunyai ketebalan yang

cukup untuk menahan permukaan batu/keras yang kita injak

namun juga harus cukup fleksibel pada saat kaki kita bergerak.

Tapak sepatu haruslah dirancang tahan terhadap permukaan

yang dingin, sedingin salju, panas sepanas gurun pasir maupun

pada saat menginjak batu yang terjemur sinar matahari dalam

waktu lama. Menjaga kaki untuk tetap kering bukanlah tujuan

utama sepatu. Bahan kulit umumnya tahan air, namun boot

dengan lapisan membran yang breathable layak

dipertimbangkan. Sepatu berbahan plastik biasanya tahan air,

namun kadang kala hal tersebut membuat kaki terasa gerah

dan berkeringat, kecuali pada kondisi salju.

Beberapa waktu yang lalu sepatu boot dengan kulit luar

dalam, besi pada beberapa sudut permukaannya termasuk

kategori heavy footwear, untuk ukuran sepatu 41, keduanya

berbobot kurang lebih 2 kg. Untuk jarak dekat yang hanya

belasan sampai ratusan meter hal tersebut tidak menjadi

masalah, namun untuk perjalanan yang cukup jauh, sampai

belasan kilometer, sepatu jenis tersebut tidak supportive dan

tidak bertahan lama. Namun pada tahun 1980 an, sejak

ditemukannya sintetik, sepatu lari (running shoes) merevolusi

sepatu hiking.

Menggunakan sepatu dengan bobot yang ringan dapat

mengurangi tingkat kelelahan kita. Secara kasar dapat

dihitung bahwa setiap satu pon pada kaki sama dengan 5 pon

pada punggung anda. Apabila perhitungan tersebut benar

maka menggunakan 2 sampai 4 pon sepatu boot sama dengan

memindahkan 10 pon dari punggung anda. Menggunakan

boot dengan berat kisaran tersebut membuat kaki terasa

pegal setelah berjalan beberapa kilometer dan akhirnya

membuat pejalan memutuskan untuk berhenti.

Sepatu mempunyai bermacam-macam model dan

konstruksi, serta dibuatnya dengan berbagai jenis material.

Berdasarkan kegunaannya terdapat beberapa jenis :

Running and Trail Shoes

Sepatu jenis ini didesain untuk lari dan olahraga outdoor

namun dengan bobot yang ideal untuk digunakan. Umumnya

sepatu jenis ini menggunakan kulit sintetik pada bagian

atasnya dengan lubang untuk sirkulasi udara.

Alas Kaki Sebagai Modal PendakiRiky Hendrawan (A-243)

Istanbul (Turki)

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Tips

Ilustrasi Kaki saat bergerak, dimana terdapat perbedaan ukuran

sepatu dengan bobot yang cukup ringan, tidak memberatkan kaki kita menggunakan dalam jangka waktu lama.

Page 25: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

24

Sepatu jenis ini tidak cukup menghangatkan kaki,

sehingga tidak direkomendasikan untuk salju maupun cuaca

yang sangat dingin. Namun untuk kondisi cuaca yang cukup

bagus/hangat, sepatu jenis ini merupakan pilihan yang tepat.

Apalagi didukung dengan tapak yang cukup bagus. Umumnya

sepatu jenis ini mempunyai bobot sekitar 20 – 25 untuk setiap

pasangnya. Untuk memilih sepatu jenis ini, pilihlah

berdasarkan merek yang mempunyai reputasi yang bagus ;

eiger, northface, timberland dan lain lain.

Lightweight Boots

Ini merupakan salah satu kategori sepatu yang cukup

populer dan mempunyai nama yang cukup banyak, seperti

trekking, trail, off trail, long distance hiking dan lain sebagainya.

Sepertinya pihak produsen sepatu berharap bahwa anda

tertarik pada salah satu nama untuk sepatu tersebut, hingga

memutuskan untuk membelinya.

Umumnya sepatu ini berbobot 2 – 3 pon, dengan bagian yang

dapat dipasang crampon untuk penggunaan di salju. Dengan

bahan perpaduan kulit sintetik dengan kulit asli. Keuntungan

sepatu jenis ini adalah nyaman dan cukup ringan. Walaupun

tidak selalu tahan air, dikarenakan materialnya yang cukup

tipis.

Medium – Weight Boots

Sepatu jenis ini mempunyai bobot antara 3 sampai 4 pon,

cocok untuk digunakan di gunung maupun pada saat musim

dingin. Termasuk perpaduan antara ketahanan dan model

yang nyaman. Walaupun beberapa menggunakan satu jenis

kulit untuk kontruksinya, namun beberapa pabrikan mulai

menggunakan kombinasi antara bahan fabric dengan kulit.

Heavyweight Boots

Umumnya sepatu dengan kategori ini mempunyai berat

lebih dari 4 pon. Sangat berat untuk digunakan. Namun

apabila medan yang dilalui harus menggunakan crampon

dengan cukup lama dan harus berjalan dengan menendang di

salju, sepatu jenis ini sangat cocok untuk digunakan.

Jangan lupa, untuk sepatu yang akan digunakan mendaki

pilihlah satu nomor diatas yang anda gunakan sehari hari.

Biasakan untuk menggunakan sepatu baru anda, kurang lebih

1-2 bulan sebelum digunakan mendaki, hal tersebut agar

bagian dalam sepatu membentuk kontur sesuai dengan

bentuk telapak kaki anda. Semakin sering sepatu tersebut

digunakan, umumnya akan semakin terasa nyaman.

Referensi :

- Petunjuk Praktis Pertolongan Pertama, 1997. Gaya Favorit Press

- Townsend, C, 2005. The Backpacker Handbook - third edition, Ragged

Mountain Press

Istanbul (Turki)

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Tips

Contoh sepatu Running

Page 26: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

25

Rasa-rasanya bagi pendaki gunung tidak akan asing dengan nama gunung Kinabalu puncak tertinggi di Pulau Kalimantan yang anggun dan gagah menjulang. Posisi Gunung Kinabalu terletak di Sabah, Malaysia, memiliki ketinggian 4,095 mdpl. Gunung Kinabalu terdiri atas 4 kawasan yaitu hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung ini merupakan lambang kebesaran penduduk yang tinggal di Sabah. Penduduk Sabah menganggap Gunung Kinabalu dapat memberikan semangat juang dan persatuan mereka. Gunung Kinabalu banyak menyimpan cerita dan kisah-kisah misteri. Menurut kepercayaan masyarakat Kadazan Sabah, Gunung Kinabalu merupakan tempat bersemedinya jiwa mereka setelah meninggal dunia. Terlepas dari benar atau tidak cerita tersebut, Kinabalu adalah anugerah pesona alam yang eksotis di dekat katulistiwa.

Sejarah pembentukan Gunung Kinabalu terbentuk dari tumbukan litosfera Laut China Selatan dan litosfera yang membentuk pulau kalimantan. Litosfera adalah bagian paling atas permukaan kerak bumi. Dalam tumbukan itu, litosfera Laut Cina Selatan semakin tenggelam ke bawah permukaan bumi dan memberi tekanan kepada litosfera yang membentuk kalimantan. Tekanan itu mendorong bongkahan Gunung Kinabalu yang terletak di bawah permukaan bumi naik ke atas permukaan bumi. Dorongan itu menyebabkan Gunung Kinabalu bertambah tingginya 5 mm/tahun dan hal ini tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Tinggi Gunung Kinabalu dulu diduga lebih tinggi dari tinggi yang sekarang yaitu antara lima kilometer (Jaman es). Tetapi kikisan yang terjadi selama jutaan tahun, menyebabkan tinggi Gunung Kinabalu hanya tinggal 4,094 meter kini. (Wikipedia).

Akses ke Kinabalu kini lebih mudah dengan dibukanya jalur penerbangan di Sabah. Musim pendakian Gunung Kinabalu pada bulan April sampai Agustus. Prosedur Perijinan untuk mendaki dapat dilakukan di Kantor Kinabalu Park (1.563 mdpl). Biasanya rute pendakian yang digunakan pendaki yaitu: Timpohon Gate (1866 m dpl), Timpohon Gate adalah tempat dimana seluruh pendaki memulai pendakian dan terhitung 0 KM dari 8.72 KM jarak yang akan ditempuh untuk sampai kepuncak. Pos berikutnya adalah laban rata (3262 mdpl) kemudian Gunting lagadan hut (3323 mdpl), Panar Laban Hut (3314 mdpl), dan Sayat Sayat Hut (3668 mdpl) kemudian puncak tertinggi Kinabalu (4095 mdpl).

Semoga tahun depan Bendera AMC segera berkibar di puncak tertinggi Borneo ini

Puncak Borneo Menunggu...KINABALU!!Suwondo (A-234)

Istanbul (Turki)

Puncak Gunung Kinabalu - Malaysia(cuti-cutimalaysia.com)

AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Info

Page 27: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Galeri

26AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Sunrise di Ranu Kumbolo Aridy Prasetya|

Perkampungan Tenda di Ranukumbolo Aridy Prasetya|

Page 28: Ilalang Edisi II 2012 - amcmalang.com fileIjen, Ciremai, Slamet, Semeru, Arjuno, Lindri Land Rock 2012, Trekking Ranu Kumbolo, Survei Muara Teweh Kalsel), bidang pengabdian masyarakat

Galeri

27AMC - Ilalang Edisi 2/2012

Memandang Jauh dari Gunung Ceremai Aridy Prasetya|

Menembus Awan Gunung Slamet Aridy Prasetya|