IKD_4

17
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. B. JENIS-JENIS KOMUNIKASI 1. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan alat bicara manusia secara lengkap yang bermedia bahasa dalam bentuk ujaran atau wicara. 2. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan alat ucap manusia lebih menekankan pada tanda-tanda tertentu. 3. Komunikasi sekunder adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat sebagai media misalnya komunikasi lewat telpon, email, faxmail, Koran, majalah, tv, video dan sms. 1. Komunikasi verbal Pengertian Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan( oral). Komunikasi verbal menempati posisi besar. Karna kenyataanya ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan Contoh komunikasi verbal yang disampaikan melalui lisan seperti bercakap-cakap secara langsung seperti telepon, mendengarkan radio.

Transcript of IKD_4

Page 1: IKD_4

A. PENGERTIAN KOMUNIKASIKomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

B. JENIS-JENIS KOMUNIKASI1. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan alat bicara manusia secara

lengkap yang bermedia bahasa dalam bentuk ujaran atau wicara.2. Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan alat ucap manusia lebih

menekankan pada tanda-tanda tertentu.3. Komunikasi sekunder adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan

dengan menggunakan alat sebagai media misalnya komunikasi lewat telpon, email, faxmail, Koran, majalah, tv, video dan sms.

1. Komunikasi verbal Pengertian

Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan( oral). Komunikasi verbal menempati posisi besar. Karna kenyataanya ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maupun pembaca) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan

Contoh komunikasi verbal yang disampaikan melalui lisan seperti bercakap-cakap secara langsung seperti telepon, mendengarkan radio.

2. Komunikasi Non Verbal

Pengertian

Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language.

Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”.

Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the

Page 2: IKD_4

object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).

Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan bahasa non verbal sering digunakan oleh seseorang, seperti:

a. Menganggukan kepala yang berarti setuju,b. Menggelengkan kepala yang berarti tidak setuju,c. Melambaikan tangan kepada orang lain, yang berarti seseorang tersebut sedang

memanggilnya untuk datang kemari,d. Menunjukkan jari kepada orang lain diikuti dengan warna muka merah, berarti ia

sedang marah,e. Gambar pria dan wanita di sebuah toilet, berarti seseorang boleh masuk sesuai dengan

jenisnya.

C. FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) yaitu:

1. Untuk Menekankan

Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.

2. Untuk Melengkapi (Complement)

Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.

3. Untuk Menunjukkan Kontradiksi

Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah tidak benar.

4. Untuk Mengatur

Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara.

5. Untuk Mengulangi

Page 3: IKD_4

Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi”.

6. Untuk MenggantikanKomunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa. Menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.an bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol.

D. Bentuk Komunikasi Non Verbal

Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:

1. Komunikasi visual

Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar-gambar, grafik-grafik, lambang-lambang, atau simbol-simbol.

Dengan menggunakan gambar-gambar yang relevan, dan penggunaan warna yang tepat, serta bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar. Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual ini akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.

2. Komunikasi sentuhan

Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam komunikasi non verbal sering disebut Haptik. Sebagai contoh: bersalaman, pukulan, mengelus-ngelus, sentuhan di punggung dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari orang yang menyentuhnya.

3. Komunikasi gerakan tubuh

Kinesik atau gerakan tubuh merupakan bentuk komunikasi non verbal, seperti, melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang diucapkan. Dengan gerakan tubuh, seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan tanpa harus mengucapkan suatu kata. Seperti menganggukan kepala berarti setuju.

4. Komunikasi lingkungan

Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang yang melihat atau merasakannya. Contoh: jarak, ruang, temperatur dan warna. Ketika seseorang menyebutkan bahwa ”jaraknya sangat jauh”, ”ruangan ini kotor”, ”lingkungannya panas” dan lain-lain, berarti seseorang tersebut menyatakan demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.

Page 4: IKD_4

5. Komunikasi penciuman

Komunikasi penciuman merupakan salah satu bentuk komunikasi dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup oleh indera penciuman. Misalnya aroma parfum bulgari, seseorang tidak akan memahami bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya menciumnya sekali.

6. Komunikasi penampilan

Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat dikatakan penampilan yang menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada orang yang melihatnya. Tetapi orang akan menerima pesan berupa tanggapan yang negatif apabila penampilannya buruk (pakaian tidak rapih, kotor dan lain-lain).

7. Komunikasi citrasa

Komunikasi citrasa merupakan salah satu bentuk komunikasi, dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui citrasa dari suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat dan lain-lain, apabila makanan tersebut telah memakan/meminumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa citrasa dari makanan/minuman tadi menyampaiakan suatu maksud atau makna.

E. CIRI-CIRI KOMUNIKASI NONVERBAL1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif

Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh diam. Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau tidak dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca atau ditafsirkan oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka saling memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian. Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi.

2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual

Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda.

3. Isyarat nonverbal bersifat paket

Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti

Page 5: IKD_4

tubuh dan wajah yang memegang, dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi.

4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya

Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli juga menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan kata-kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda (pause) yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang berbohong, mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, “Yah, seperti itulah”. Mereka juga jarang menyebutkan nama tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di pipi.

5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan

Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding bila sang bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih jauh.

6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi

Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan. Misalnya, seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon customer-nya. Ia tidak hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi nonverbal. Kata-katanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan

F. Komunikasi Terapeutik Pada Kelompok Khusus (Tuna Rungu)1. Konsep Komunikasi Terapeutik

Seorang perawat tidak dapat memperoleh Informasi tentang pasienya jika tidak ada kemampuan menghargai keunikan yang ada pada pasienya. Tanpa mengetahui kebutuhan untuk pasienya, perawat juga mampu menolong kesulitan yang dihadapi pasien. melalui komunikasi terapeutik diharapkan dapat menghadapi, mempersepsikan, bereaksi dan menghargai keunikan pasien.

2. DefinisiKomunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu, comunication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran ide dengan pembicara mengharapkan pertimbangan jawaban dari pendengarnya. Komunikasi adalah suatu transaksi proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkunganya dengan membangun hubungan antar sesama

Page 6: IKD_4

manusia melalui pertkaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta mengubah sikap dan tingkah laku tersebut. (Robbin & Jones, 1982).

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dalam kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (inderawati, 2003. Hal 48).

Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja dan merupakan tindakan Profesional. akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja kemudian melupakan pasien sebagai manusia yang beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003, hal 50).

3. Tujuan Komunikasi Terapeutik

Menurut Suryani (2005) komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif / adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi:

a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri.b. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling

bergantung dengan orang lain.c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai

tujuan yang realitas.d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. Identitas

personal disini termasuk status, peran dan jenis kelamin.e. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban \\perasaan dan

pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.

f. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.

g. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

4. Manfaat Komunikasi TerapeutikManfaat komunikasi terapeutik adalah

a. untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien.

b. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (inderawati, 2003)

c. Membina hubungan kerjasama dengan klien yang difokuskan untuk rasa nyaman demi kesembuhan klien.

G. Masalah Dalam Komunikasi Terapeutik.Dikutip dari buku Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan (Roben B. Ellis, 2000), ada 4 faktor utama yang menyebabkan terjadi masalah komunikasi dalam keperawatan, yaitu:1. Kurangnya kesadaran diri

Page 7: IKD_4

Satu alasan mengapa komunikasi bisa tidak efektif karena kurangnya kesadaran akan aspek – aspek diri sendiri yang sangat mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Sebuah karakteristik yang penting dari komunikasi manusia adalah bahwa tidak semua sinyal dan pesan terkirim secara sengaja / disadari. Komunikasi yang efektif membutuhkan orang – orang yang terlibat didalamnya untuk memaksimalkan kesadaran diri, baik dalam hal bagaimana perilaku dan persepsi orang lain dan juga dalam pemahaman motivasi diri sendiri dan hal – hal yang tidak terlihat.

2. Kurangnya pelatihan keterampilan interpersonal yang sistematikKomunikasi terdiri dari sekumpulan keterampilan.

3. Kurangnya kerangka konseptualPerawat yang menunjukan kompetensi dalam menerapkan keterampilan interpersonal kadang – kadang dapat menggunakan secara khusus (Dunn, 1991) adalah penting bagi perawat untuk mampu mengkonseptualisasikan apa yang sedang mereka lakukan untuk memastikan bahwa keterampilan digunakan dengan cara koheren dan strategis.

4. Kurangnya kejelasan tujuanKomunikasi yang efektif akan mempunyai angka – angka keberhasilan yang tinggi dalam membuat pilihan yang benar pada situasi yang dihadapinya karena mengetahui dengan jelas tujuan dan maksud dari setiap interaksi (Heron, 1991).

H. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK KHUSUS (TUNA RUNGU)

1. SEJARAH TUNA RUNGU DI INDONESA

Di Indonesia pendidikan anak tuna rungu dimulai di Bandung, Jawa Barat, sekitar tahun 1930 dan beberapa tahun kemudian didirikan sekolah luar biasa B (SLB bagian B) di Wonosobo Jawa Tengah dan sekarang ini telah tersebar di seluruh tanah air Indonesia dan kebanyakan diselenggarakan oleh pihak swasta berupa yayasan. Di Bali terdapat sekolah pembina tingkat Nasional dan di Subang ada Sekolah Pembina luar biasa B tingkat provinsi. Mengenai sistem pendidikan di Indonesia umumnya mempergunakan metode membaca ajaran bibir (lip reading)

namun sejak bebrapa tahun di SLB/B kota Jakarta khususnya SLB/B Zinnia dan di Surabaya SLB/B Karya Mulya, telah dimulai dengan Komunikasi total (kombinasi isyarat, ejaan jari dan bicara). Komunikasi total ini akan dikembangkan di SLB/B seluruh Indonesia dengan dilakukannya kamus sistem isyarat bahasa Indonesia sebagai komponen komunikasi total pada tanggal 2 Mei 1994 oleh Mendikbud bapak Prof.Ar.Ing. Wardiman Djojonegoro.

Selama ini belum terselenggara pendidikan terpadu secara resmi, meskipun sudah banyak anak-anak tuna rungu yang berhasil duduk di bangku sekolah SMTP, SMTA maupun Perguruan Tinggi. Menurut data dari Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdikbud padaa tahun 1986 terdapat 5751 anak tuna rungu yang mendapat pendidikan pada 162 SLB/B di Indonesia. Di Jakarta pendidikan yang diberikan pada SLB/B lainnya. Pendidikan anak tunarungu telah dimulai pada usia yang sangat dii yakni

Page 8: IKD_4

pada usia 2 tahun atau pada usia dimana anak telah dapat berjalan. Suara senada juga dikemukakan Lani Bunawan, penanggung jawab Kelompok Kerja Pendidikan Luar Biasa (KKPLB), yang membuat kamus bahasa isyarat. Menurut Lani, kamus itu dibuatnya agar masyarakat mau peduli bahwa ada kalangan yang masih perlu diperhatikan. Saat ini sekitar 0,1 persen dari sekitar 3,5 persen dari seluruh penduduk (per Sept.2010) penderita cacat di Indonesia adalah tuna rungu/tuli. (psibkusd.wordpress.com) Persentase ini setara dengan 8.750.000 orang, jika asumsi jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa. Sedangkan dari jumlah itu, yang mengerti bahasa isyarat hanya sekitar 700.000 orang.

Prof. dr. Hendarto Hendarmin, Ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan di Jakarta, Senin (11/9/2010) mengungkapkan bahwa dengan jumlah penderita sebanyak itu, jumlah lembaga pencegah tuna rungu masih sangat minim, bahkan belum ada yang secara efektif menimbulkan perubahan dalam hal pencegahan bertambahnya penderita tuna rungu.

Jadi, semakin gencarnya inovasi sajian berita teve modern saat ini nampaknya perlu berpikir ulang untuk menyediakan bantuan efektivitas sosial bagi para penderita tuna rungu di Indonesia yang masih setia menjadikan teve sebagai media utama penyedia layanan berita.

Di samping itu, negara diharapkan masih dalam fokus intinya menekan jumlah penderita cacat di Indonesia. bKomunikasi terapeutik sangat diperlukan apalagi pada pasien tuna rungu yang yang mengalami kesulitan dalam menerima informasi.

I. Komunikasi Terapeutik Pada Kelompok Khusus ( Tuna Rungu).1. Definisi Tuna Rungu

Tuna rungu adalah seorang yang mengalami kekurangan / kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian / seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian / seluruh alat pendengaranya.Tuna rungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengaranya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.

2. Klasifikasi KetunarunguanPada umumnya klasifikasi dari tina rungu dibagi atas 2 golongan yaitu:a. Tuli (lebih dari 90 dB)

Tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga membuat proses informasi bahasa melalui pendengaran baik itu memakai atau tidak memakai alat pendengaran tidak akan terdengar oleh si penderita.

b. Kurang dengar (kurang dari 90 dB)Adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar, akan tetapi masih mempunyai sisa pendengaran dan pemakaian alat bantu dengar

Page 9: IKD_4

memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui pendengaran.

Klasifikasi tunarungu dapat dibagi berdasarkan 3 hal, yaitu tingkat keparahan, waktu rusaknya pendengaran, dan bagian alat pendengaran yang mengalami kerusakan. Untuk lebih jelas dan terperinci, berikut adalah klasifikasi anak tunarungu menurut Samuel A Kirk berdasarkan tingkat keparahan :a.Ketunarunguan Slight, bila kehilangan pendengaran adalah antara lain 27-40 dbb.Ketunarunguan Mild, bila kehilangan pendengaran adalah antara 41-55 dbc.Ketunarunguan Marked, bila kehilangan pendengaran adalah antara lain 56-70 dbd.Ketunarunguan Severe, bila kehilangan pendengaran adalah antara lain 71-90 dbe.Ketunarunguan Extreme, bila kehilangan pendengaran adalah antara lain 91 db atau lebih

Sedangkan klasifikasi berdasarkan waktu rusaknya pendengaran :1. Tunarungu bawaan : tunarungu sejak lahir2. Tunarungu perolehan : anak lahir dengan pendengaran normal akan tetapi dikemudian hari indera pendengarannya menjadi tidak berfungsi yang

disebabkan karena kecelakaan atau suatu penyakit.

Ditinjau dari lokasi terjadinya ketunarunguan, menurut pendapat Mohammad Efendi (2006:63) klasifikasi anak tunarungu dapat di kelompokkan menjadi 3 sebagai berikut:1. Tunarungu Konduktif.Keturunan tipe konduktif ini terjadi karena beberapa organ yang bergfungsi sebagai penghantar suara ditelinga bagian dalam dan dinding-dinding labirin mengalami gangguan. Penyebab yang mengalangi masuknya getaran surara ke organ penghantar antara lain karena tersumbatnyaliang telinga oleh kotoran telinga, kemasukan benda-benda asing, pecah, dan berlubang pada selaput gendang telinga dan ketiga tulang pendengaran dapat menyebabkan hilangnya daya hantar organ tersebut. Gangguan yang terjadi organ penghantar suara jarang sekali melebihi rentangan antara 60-70 dB dari pemeriksaan audiometer.2. Tunarungu Perpektif.Ketunarunguan tipe perspektif disebabkan terganggunya organ-organ pendengaran yang terjadi dibelahan telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam memiliki fungsi sebagai alat persepsi dari getaran suara yang hantarkan oleh organ pendengaran dibelahan telinga luar dan tengah. Ketunarunguan tipe ini terjadi apabila getaran suara yang diterima oleh telinga bagian dalam yang mengubah rangsang mekanis menjadi rangsang elektris, tidak dapat diteruskan ke pusat pendengaran otak. Oleh karena itu, tunarungu jenis ini disebut tunarungu saraf yaitu saraf yang mempersepsi bunyi atau suara.3. Tunarungu Campuran.Keturunan tipe campuran ini sebenarnya untuk menjelaskan bahwa pada teklinga yang sama rangkaian organ- organ telinga yang berfungsi sebagai penghantar dan penerima rangsangan suara mengalami gangguan, segingga tampak pada telinga tersebut telah terjadi campuran antara ketunarunguan konduktif dan persepektif.

Page 10: IKD_4

3. Karakteristik tuna runguKarakteristik individu tuna rungu adalah :a. Egosentrisme yang melebihi anak normalb. Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luasc. Ketergantungan terhadap orang laind. Perhatian mereka sukar dialihkane. Mempunyai sifat polos, sederhana dan tanpa banyak masalahf. Lebih cepat marah dan tersinggung

4. Masalah komunikasi pada pasien tuna rungua. Mengalami kesulitan dalam menerima dan memberikan informasi dalam

interaksinya.b. Mudah marah dan tersinggung apabila salah dalam mendengarc. Kurangnya kesadaran akan aspek – aspek diri sendiri yang akan sangat

mempengaruhi interaksi dengan orang lain

5. Cara penyelesaian masalah dalam komunikasi pada tunu rungua. Menggunakan bahasa isyaratb. Libatkan keluarga dalam komunikasi dengan orang tuna runguc. Gunakan alat bantu dengard. Gunakan bahasa pantomim

6. Tehnik komunikasi pada klien tuna rungua. Penekanan intonasi dan gerak bibirb. Menurunkan jarakc. Gunakan isyarat kata – kata / bahasa yang berbentuk tindakand. Pengulangan katae. Menyentuh klienf. Menjaga kontak matag. Jangan melakukan pembicaraan ketika sedang mengunyah makananh. Gunakan bahasa pantomim bila memungkinkan dengan gerak sederhana dan

perlahani. Gunakan bahasa isyarat / bahasa jari jika bisa dan diperlukanj. Jika ada sesuatu yang sulit dikomunikasikan coba sampaikan dalam bentuk tulisan,

gambar atau simbolk. Gunakan bahasa, kalimat dan kata- kata yang sederhana.

Kebijakan Pemerintah

Kebijaksanaan Pemerintah Melalui Depdikbud Dalam Usaha Pelayanan Pendidikan Anak Tunarungu di Indonesia.

• Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Upaya Pelaksanaan Wajib Belajar

Page 11: IKD_4

• Usaha Dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan Tunarungu

• Pengangkatan Tenaga Pengajar

• Peningkatan Mutu Pendidikan

• Pengadaan Buku dan fasilitas Penunjang Pendidikan

Dampak Tuna Rungu Terhadap Perkembangan

• Kehilangan salah satu media yang sangat penting untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa. Bahasa merupakan alat untuk berpikir serta merupakan “pintu gerbang“ untuk mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Pemahaman anak tunarungu terhadap bahasa sedikit sekali, oleh karena itu anak tunarungu disebut anak yang “miskin bahasa“.

• Anak tunarungu perlu mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidikan dapat dilaksanakan secara formal dan secara informal Sebagai alat komunikasi dipergunakan bahasa.

• Ketunarunguan mengakibatkan terhambatnya perkembangan bicara dan bahasanya sehingga mengalami kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dan keinginanya melalui ucapan atau bicara. Demikian juga anak tunarungu sulit memahami bicara orang lain. Pemahaman bahasa sangat terbatas, sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Melalui layanan khusus, anak tunarungu dapat mengembangkan kemampuan dalam berbahasa, yang merupakan dasar untuk mengikuti pendidikan dan pengajaran lebih lanjut.

Bahasa Isyarat untuk Tuna Rungu

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia dikembangkan menurut kaidah-kaidah pengembangan sistem yang tepat guna bagi pelajar tuna rungu, yaitu :

• Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili tata bahasa/ sintaksis bahasa indonesia yang paling banyak digunakan oleh masyarakat indonesia.

• Tiap isyarat dalam sistem yang disusun harus mewakili satu kata dasar yang berdiri sendiri atau tanpa imbuhan, tanpa menutup kemungkinan adanya beberapa perkecualian bagi dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna.

• Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasi sosial, budaya, dan ekologi bangsa indonesia.

• Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan kejiwaan siswa.

• Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan bahasa siswa, termasuk metodologi pengajaran.

• Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak dipergunakan oleh kaum tuna rungu.

Page 12: IKD_4

• Sistem isyarat harus mudah dipelajari dan digunakan oleh siswa, guru, orang tua siswa, dan masyarakat.

• Isyarat dirancang harus memiliki kelayakan dalam wujud dan maknanya. Artinya wujud isyarat harus secara visual memilliki unsur pembeda makna yang jelas, tetapi sederhana dan indah/ menunjukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untuk dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya).

Simpulan

Bahwa cara utama kaum tuna rungu dalam memahami makna bahasa adalah dengan memahami hal-hal yang mereka lihat. Seringnya mereka terbiasa melihat bentuk simbol isyarat secara berulang akan membentuk makna bahasa dalam diri mereka dan jika simbol tersebut digunakan dalam satu komunitas kaum tuna rungu yang sama maka hal itu sudah menjadi bentuk bahasa.

Skala Perkembangan Bahasa Penderita Tuna Rungu

• Usia 0-6 tahun, anak tuna rungu dapat diperkenalkan bentuk bahasa yaitu huruf dan angka.

• Usia 6-8 tahun, sudah dapat diajarkan bentuk kata-kata dengan single picture

• Usia 8-10 tahun, sudah dapat diajarkan kata-kata dengan menggunakan multiple picture.

• Usia 10-12 tahun, anak sudah dapat dikenalkan dengan bentuk kalimat sederhana dengan menggunakan gambar bercerita.

• Usia 0-6 tahun, anak tuna rungu dapat diperkenalkan bentuk bahasa yaitu huruf dan angka.

• Usia 6-8 tahun, sudah dapat diajarkan bentuk kata-kata dengan single picture

• Usia 8-10 tahun, sudah dapat diajarkan kata-kata dengan menggunakan multiple picture.

• Usia 10-12 tahun, anak sudah dapat dikenalkan dengan bentuk kalimat sederhana dengan menggunakan gambar bercerita.

Sumber:

Materi Kuliah : Pengantar Keperawatan Anak

Dosen: Tina Shinta

Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk visual sehingga akan lebih mudah bagi manusia untuk memahami bahasa dalam bentuk visual dibandingkan verbal.

Dibawah ini ada beberapa jenis bahasa isyarat yang bisa di pakai:

Page 13: IKD_4

1. American Sign Language:

Bahasa isyarat yang paling banyak dikenal dan telah dipakai sebagai pedoman bahasa isyarat oleh dunia internasional.

2. British Sign Language:

Merupakan variasi dari ASL yang sering dipakai di negara Inggris dan juga telah cukup dikenal di dunia internasional. Jenis BSL ini juga menggunakan gerakan tangan yang lebih aktif dari ASL.

3. Indonesian Sign Language:

Isyarat ini telah diakui dan banyak digunakan di Indonesia. Dan tentu saja kita bisa memakainya sebagai salah satu acuan bahasa isyarat untuk berkomunikasi di Indonesia.