III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI...

14
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bantar Gebang sebagai lokasi penampung sampah Jakarta. Waktu penelitian dilakukan selama 10 bulan, dimulai dari bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 9. TPA Sumber: Hasil pengolahan Gambar 9. Lokasi penelitian

Transcript of III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI...

Page 1: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bantar Gebang sebagai lokasi

penampung sampah Jakarta. Waktu penelitian dilakukan selama 10 bulan, dimulai

dari bulan Maret 2009 sampai dengan bulan Januari 2010. Lokasi penelitian dapat

dilihat pada Gambar 9.

TPA

Sumber: Hasil pengolahan

Gambar 9. Lokasi penelitian

Page 2: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

44

3.2. Jenis dan Sumber Data

3.2.1. Jenis Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari wawancara langsung dengan pengelola TPA sampah, pengusaha

lapak, pemulung, pelaku usaha kompos, praktisi/pengamat pengelolaan dan pakar

sampah, serta instansi atau lembaga terkait lainnya. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.

Data sekunder diperoleh dari BPS, Departemen Pekerjaan Umum,

Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota

Bekasi.

3.2.2. Sumber Data

Data primer diambil berdasarkan purposive sampling yaitu pengambilan

sampel kepada populasi responden dimana tidak seluruh anggota populasi

memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian. Jumlah populasi

kepala keluarga dilokasi penelitian berjumlah 15.083KK (kepala Keluarga). Teori

limit pusat menyatakan bahwa perkiraan rata-rata dari suatu sampel cenderung

terdistribusi secara normal ketika ukuran sample n bertambah. Kenormalan rata-

rata dari sampel berlaku dengan baik memperhitungkan distribusi populasi dari

mana sampel itu diambil asalkan ukuran sampel itu masih rasional yaitu n>30.

Semakin besar jumlah sampelnya semakin normal distribusinya. Agar

kecenderungan distribusi sampel mendekati asumsi distribusi normal maka,

jumlah sampel masyarakat dan pemulung diambil diatas 30. Berdasarkan teori

tersebut ditetapkan jumlah sampel penelitian untuk responden masyarakat diambil

sebanyak 80 responden, sedangkan untuk responden pemulung diambil sebanyak

60 responden. Jumlah tersebut ditetapkan untuk memenuhi pemerataan wilayah

penelitian. Metoda purposive sampling digunakan untuk mendapatkan data dari

masyarakat dan pemulung, yang dilakukan dengan menyebar ke 4 kelurahan/desa

secara proporsional. Responden masyarakat dan pemulung yang diwawancara

ditemui secara spontan dan bersedia diwawancara.

Page 3: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

45

Teknik purposive sampling digunakan untuk mendapatkan data dari

ahli/pakar, lapak dan bandar. Pengambilan sampel lapak dan bandar mengingat

populasinya terbatas diambil secara Purposive Sampling yaitu lapak 20 responden

dan bandar 10 responden. Pengambilan sampel pada lapak dan bandar di sekitar

TPA Sampah Bantar Gebang adalah pengambilan sampel dari responden yang

tidak memiliki peluang sama untuk menjadi sampel penelitian. Penentuan

responden dilakukan secara sengaja (Purposive Sampling) yang diikuti dengan

teknik bola salju (Snow Ball) yaitu menanyakan responden lain yang dapat di

hubungi (Nawawi, 2001). Sampel terbagi atas 5 (lima) responden yaitu:

a. Responden Masyarakat

Masyarakat adalah orang yang bertempat tinggal di sekitar kawasan TPA

Sampah Bantar Gebang. Masyarakat sekitar TPA Sampah Bantar Gebang relatif

Homogen. Jumlah sampel yang diambil sebesar 80 responden.

Wawancara responden dilakukan dengan menggunakan daftar kuisioner

yang dilakukan terhadap 80 kk di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik dan Sumur

Batu, Kecamatan Bantar Gebang serta Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu

Kabupaten Bekasi. Masyarakat yang dijadikan responden adalah masyarakat yang

tinggal di sekitar TPA, dengan mengetahui tingkat pendidikan responden, status,

tanggungan keluarga, usia. alamat, profil tempat tinggal, jumlah penghuni, lama

tinggal atau menetap.

b. Responden Pemulung

Pemulung adalah orang yang bekerja sebagai pengumpul barang yang masih

dapat dijual dari tumpukan sampah. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 60

responden.

c. Responden Lapak

Lapak adalah orang yang berperan sebagai perantara yang membeli barang

bekas dari para pemulung dan menjualnya kepada bandar atau pedagang besar

untuk di jual kembali kepada pabrik daur ulang. Jumlah sampel yang diambil

sebanyak 20 responden.

Page 4: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

46

d. Responden Bandar

Bandar dalam penelitian ini adalah seorang pengusaha daur ulang biasannya

melakukan spesialisasi dalam membeli dauran sampah dan omset pembeliannya

relatif besar, sehingga dikenal bandar kertas, bandar plastik, bandar botol/gelas

dan bandar rongsokan/besi. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 10 responden.

e. Responden Pendukung

Pengambilan sampel responden pendukung diambil sebanyak 8 responden,

yang terdiri dari pejabat Pemerintah Daerah (Dinas Kebersihan dan Badan

Pengelola Sampah), pakar dari Perguruan Tinggi, dan Praktisi/pengamat/

konsultan dan pakar sampah.

3.3. Metoda Analisis

3.3.1. Kebijakan Pengelolaan Sampah

Analisis kebijakan pengelolaan sampah dilakukan dengan analisis deskriptif

yaitu mengkaji kebijakan yang ada berupa peraturan dan perundangan yang

berlaku dan terkait dengan pengelolaan sampah.

3.3.2. Dampak Tempat Pembuangan Akhir

a. Fisika dan Kimia

Dampak pencemaran lingkungan di TPA Sampah Bantar Gebang perlu

dilakukan observasi lapangan, pengujian laboratorium dan sumber penelitian

terkait lainnya (data sekunder) dengan membandingkan persyaratan standar

kualitas air, tanah, udara sesuai peraturan/kebijakan yang berlaku.

Pengambilan sampel air dilakukan di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik,

Sumur Batu dan Taman Rahayu yaitu pada sumur gali penduduk yang bermukim

di sekitar TPA. Cara pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan

botol plastik berukuran 1,5 liter, sampel tersebut dimasukkan ke dalam cooler box

untuk diawetkan. Contoh air dan lindi dianalisis di laboratorium. Data sekunder

berupa data fisik dan kimia yang telah dilakukan oleh Dinas Kebersihan DKI

Jakarta, gambaran umum serta data pelengkap lainnya.

Air Sumur. Kualitas air sumur penduduk, diukur dengan mengambil

sampel pada saat musim hujan dan musim kemarau, parameter yang digunakan

sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/ Menkes/Per/IX/1990.

Page 5: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

47

Titik pengambilan sampel sebagai verifikasi data sekunder dari Dinas

Kebersihan berdasarkan aliran air tanah, diambil dari pompa atau sumur-sumur

penduduk di Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu dan Taman Rahayu,

radius 250 m, 500 m dan 750 m dari lokasi TPA Sampah Bantar Gebang. Masing-

masing lokasi sampel diambil satu titik sehingga didapatkan 12 (dua belas) sampel

air sumur. Data kesehatan didapat dari data sekunder BPS Kota Bekasi dan

wawancara dengan masyarakat.

Air Permukaan (sungai). Sungai yang dijadikan sampel adalah sungai

Ciketing, lebar sekitar 2 m, debit air 0,409 m3/detik. Pengambilan sampel

didasarkan pada sistem aliran air dan hulu sungai menuju hilir sungai atau dan

tempat yang tinggi menuju ke tempat yang rendah. Sampel diambil pada aliran

sungai sebelum memasuki wilayah TPA (dianggap sebagai hulu sungai) dan aliran

sungai sesudah melewati wilayah TPA (dianggap sebagai hilir sungai), sehingga

didapatkan dua sampel air sungai. Parameter kualitas air sungai sesuai dengan

Baku Mutu Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Air lindi. Kualitas air lindi dan infiltrasi air hujan yang masuk ke dalam

timbunan sampah dan terkontaminasi (bercampur dengan senyawa-senyawa di

dalam sampah) membentuk lindi, diuji dari kualitas air lindi. Sampel diambil dari

setiap zone (karena pemanfaatannya berbeda waktu) dan dari kolam-kolam (bak)

pada unit IPAS, meliputi sampel pada inlet dan outlet, satu titik diambil satu

sampel, sehingga didapatkan delapan sampel air lindi. Titik inlet adalah air lindi

yang masuk ke dalam IPAS dan landfill, sedangkan outlet air lindi yang telah

mengalami pengolahan dari IPAS. Parameternya sesuai dengan Peraturan

Pemerintah RI No.20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Baku Mutu

golongan B untuk Bahan Baku Air Minum, Baku Mutu golongan C Penggunaan

air untuk Perikanan dan Pertanian. Air lindi disetarakan dengan air limbah cair

yang baku mutunya diatur oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

Kep5I/MENLH/IO/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan Industri.

Udara. Kualitas udara tempat pembuangan akhir Bantar Gebang di uji

berdasarkan kualitas udara. Pada umumnya diberi batasan sebagai udara yang

mengandung satu atau lebih zat kimia dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk

Page 6: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

48

dapat menyebabkan gangguan pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan

harta benda. Waktu pengukuran diambil waktu perataan (averaging time) dan

untuk pengukuran tiap jam dilakukan perhitungan secara geometric mean.

Pengukuran SOx dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer, COx

dengan NDIR (non dipersive infared) analyzer, debu dengan high volume

sampling method. Baku mutu udara ambien diatur dengan Surat Keputusan

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. KEP-

03/MENKLH/II/1991 tanggal 1 Februari 1991.

Kebisingan. Kebisingan berkaitan dengan pengumpulan sampah oleh truk-

truk pengangkut dan pengambilan kaleng-kaleng yang menimbulkan suara bising.

Kebisingan juga terjadi pada saat keluar masuk truk di lokasi tempat pembuangan

akhir sampah. Responden yang diamati adalah kelompok masyarakat, pemulung,

pengelola dan masyarakat yang berada di Kelurahan sekitar TPA Sampah Bantar

Gebang meliputi Kelurahan Ciketing Udik, Cikiwul, Sumur Batu dan Taman

Rahayu. Sumber data dalam pengamatan ini berasal dari data primer yang diambil

melalui metoda wawancara dengan responden, sedangkan data sekunder dari data

potensi Kelurahan, Kecamatan dan instansi terkait.

b. Biologi

Kondisi lingkungan biologi berupa berkembang biaknya lalat didapat dari

data sekunder hasil pengamatan perilaku dan perkembang biakan lalat.

Pengamatan dilakukan pada siang hari, dimana lalat bergerombol/ berkumpul dan

berkembang biak di sekitar sumber makanannya (umumnya lalat menyukai

makanan yang berbau busuk seperti sayuran, buah-buahan yang basah dan

membusuk). Pengamatan juga dilakukan terhadap kesehatan masyarakat sekitar

tempat pembuangan akhir yaitu dengan melihat besarnya prosentase penyakit

yang paling banyak dan yang paling sering diderita masyarakat seperti disentri,

kolera, typhus, dan diare.

c. Sosial Ekonomi dan Budaya

Keadaan sosial ekonomi, adalah pengaruh dan kegiatan pengelolaan sampah

pada warga atau masyarakat maupun pemerintah, di sekitar lokasi pengelolaan

sampah seperti Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu dan Taman

Page 7: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

49

Rahayu. Pada umumnya keberadaan pengelolaan sampah, menimbulkan dampak

positif dan negatif secara langsung maupun tidak langsung. Dampak positif secara

langsung, ada penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan per kapita.

Dampak negatif secara langsung keberadaan pengelolaan sampah timbul masalah

sosial seperti timbulnya keresahan (penurunan kualitas lingkungan, muncul

gubuk-gubuk liar), terganggunya keamanan (pencurian), berubahnya sikap

masyarakat menjadi tidak ramah, meningkatnya kriminalitas, dan kecelakaan.

Keberadaan pengelolaan sampah juga menimbulkan perubahan tingkat

ekonomi bagi pengelola, pemerintah, maupun warga di sekitar TPA. Perubahan

tingkat perekonomian karena adanya kegiatan pembangunan, pemeliharaan unit

pengelolaan sampah, yang memerlukan tenaga kerja atau sumber daya manusia

yang tersedia di sekitar TPA. Selain itu, bila penambangan TPA untuk pembuatan

kompos dan penangkapan gas metan, maka pendapatan asli daerah (PAD) melalui

retribusi dan pajak ditingkatkan.

Data sosial ekonomi dikumpulkan melalui pengumpulan data sekunder dan

data primer berupa pekerjaan responden dan jenis pekerjaannya. pendapatan dan

pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pendidikan. keadaan

kesejahteraan masyarakat dan kesehatannya. Metode analisis valuasi ekonomi

pengelolaan tempat pembuangan akhir sampah Bantar Gebang dapat dilihat pada

Tabel 6.

3.3.3. Biaya Eksternalitas

Sesuai kajian analisis dampak yang negatif menimbulkan eksternalitas

negatif yang merugikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar TPA Sampah

Bantar Gebang. Setelah kajian dampak negatif diperoleh 6 (enam) eksternalitas

negatif atau biaya eksternalitas yang merugikan pihak lain diluar Pengelola TPA

Sampah.

Page 8: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

50

Tabel 6. Valuasi ekonomi dampak

Masalah Tujuan Metoda Data Sumber Data Output

Belum tercapainya

nilai kepuasan

seseorang atau

komunitas terhadap keberadaan suatu

aset

Melihat nilai kepuasan

seseorang atau komunitas

atas keberadaan suatu aset

- Analisis WTA

- Statistik deskriptif

- Pendapat Responden tentang penyebab

pencemaran lingkungan (air, udara,

tanah)

- Faktor2 penataan lingkungan TPA

- Bentuk kompensasi atas jasa lingkungan

- Nilai manfaat dan nilai kerugian

- Jenis alat pembayaran WTA

Responden Masyarakat 1. Nilai besaran dan

bentuk kompensasi Jumlah KK 80

Sampel

Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, Sumur Batu

dan Taman Rahayu

Pemisahan dan pemilihan sampah

belum maksimal

oleh para pelaku

usaha yang memanfaatkan

sampah.

Mengetahui nilai ekonomi dari pemanfaatan sampah

dalam bentuk :

- Kompos

- Daur Ulang

- Penyerapan Tenaga Kerja

- Peningkatan pendapatan

- Market value

- Biaya Tetap

- Biaya Variabel

- Total Biaya Produksi

- Statistik deskriptif

- Replacement cost

- Productivity cost

- Jumlah penduduk

- Volume sampah

(Berdasarkan Jenis)

- Harga jual Rp/kg

- Upah Tenaga Kerja

- Peluang kerja

Responden Jumlah 1. Jumlah penerimaan

2. Biaya produksi 1. Pemulung 60

3. Lapak 20

4. Bandar 10

5. Pengusaha Kompos 2

6. Pengelola TPA 1

Gangguan kondisi

kesehatan masyarakat sekitar

lokasi

- Mengetahui pengaruh

gangguan terhadap kehidupan masyarakat

sekitar TPA & pemulung

- Statistik deskriptif

- Contingent valuation

- Tingkat kesehatan

- Tingkat pendidikan

- Tingkat pendapatan

- Fasilitas Prasarana dan Sarana Dasar

Responden 1. Jenis penyakit yang

sering diderita

2. Biaya pengobatan

Rp/bl/kk

Masyarakat 80

Pemulung 60

Kurangnya

pemanfaatan potensial TPA

sampah dimasa

yang akan datang

Memperoleh perkiraan yang

kasar mengenai manfaat TPA di masa yang akan

datang

- Benefit transfer - Volume gas metana

- Luas lahan hutan kota

- Luas lapangan olah raga

Data Sekunder :

1. Literatur

1. Besarnya nilai

manfaat di masa yang akan datang

Belum tercapainya

efisiensi manfaat

ekonomis suatu

proyek

Mengukur biaya dan

manfaat dari nilai tambah

sumber daya dan nilai

tambah hasil barang-barang

dan jasa

- NFV

- BCR

- IRR

- Biaya investasi

- Biaya produksi

- Biaya overhead

- Biaya pemeliharaan

Data Sekunder :

1. Literatur

2. Instansi Terkait

1. Analisis manfaat

2. Analisis biaya

Page 9: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

51

Seluruh eksternalitas yang terjadi dan akan terjadi diperhitungkan dan

dirumuskan sebagai berikut:

a. Biaya pengeluaran untuk pembelian air

Keterangan

JP = Jumlah penduduk tahun ke i dalam orang;

KRPO1 = Kebutuhan rata-rata air bersih per orang per tahun dalam

liter/orang;

KRPO2 = Kebutuhan rata-rata air minum per orang per tahun dalam

liter/orang;

HAB = Harga air bersih dalam Rupiah/liter

HAM = Harga air minum dalam Rupiah/liter

Jumlah penduduk di wilayah yang tercemar air tanahnya dikalikan dengan

standar kebutuhan air bersih perkotaan sebanyak 80 liter/orang/hari untuk mandi

dan cuci ditambah untuk kebutuhan air minum dan masak sebanyak 5

liter/orang/hari. Harga air bersih dan air minum Rp 150 per-liter pada Tahun

2009.

b. Biaya pengeluaran untuk penyakit saluran pernapasan, penyakit umum,

kulit dan paru, penyakit mata serta penyakit anak

Keterangan

JKPij = Jumlah kunjungan pasien untuk penyakit i dalam orang;

BPi = Biaya pengobatan rata-rata penyakit i dalam Rupiah per orang.

n = Jumlah penyakit

Berdasarkan studi Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (2008) biaya rata-

rata berobat pada Tahun 2006 untuk jenis penyakit umum dan mata sebesar Rp

50.000 sedangkan untuk jenis penyakit anak, kulit dan paru diperlukan biaya

sebesar Rp 75.000,-, dalam sekali berobat.

c. Nilai kerugian tidak masuk kerja karena sakit

Keterangan

JPSi = Jumlah penduduk usia kerja yang sakit pada tahun 1 dalam orang;

Page 10: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

52

RHS = Rata-rata lama waktu penduduk tidak bekerja karena sakit dalam hari;

UMH = Upah Rata-rata dalam Rupiah/orang/hari

d. Kerugian penurunan produksi pertanian karena sampah TPA

Keterangan

LSi = Luas sawah gagal panen dalam setahun dalam hektare;

RPP = Rata-rata Produksi Padi 1 kali masa tanam dalam ton/hektare/tahun;

(1 tahun = 3 kali masa tanam)

HP = Harga padi dalam Rupiah per ton.

Nilai kerugian akibat gagal panen padi sawah tersebut karena luapan air

hujan yang mengandung sampah, dengan menggunakan asumsi kejadian gagal

panen 1 kali setiap tahunnya.

e. Nilai kerugian akibat emisi gas metan

Keterangan

JEi = Jumlah emisi gas pencemar dalam ton;

BUGP = Biaya kerugian akibat emisi gas metana dalam Rupiah per ton CO2.

f. Nilai kerugian dari dampak bau busuk dari TPA Sampah

Keterangan

JPi = Jumlah penduduk dalam radius yang terkena bau dalam orang;

(setiap radius dianggap sama)

JHB = Jumlah hari dalam setahun timbulnya bau dalam hari;

NKHB = Nilai kompensasi hari bau dalam Rupiah/orang/hari.

3.3.4 Benefit Eksternalitas

Berdasarkan kajian analisis dampak positif menimbulkan eksternalitas

positif yang menguntungkan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar TPA

Sampah Bantar Gebang. Setelah kajian dampak positif diperoleh 2 (dua)

Page 11: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

53

eksternalitas positif atau benefit/manfaat eksternalitas yang menguntungkan pihak

lain diluar Pengelola TPA Sampah. Eksternalitas positif tersebut berupa:

a. Nilai manfaat adanya kesempatan kerja bagi pemulung, buruh, lapak dan

bandar kegiatan usaha daur ulang sampah dengan rumus:

Keterangan

JPM = Jumlah orang yang kerja dalam orang;

ICM = Jumlah pendapatan dalam Rupiah/orang/tahun).

Asumsi adanya pengaruh berganda dari kegiatan daur ulang sampah sebesar

25% dari total pendapatan para pelaku usaha daur ulang sampah.

b. Nilai manfaat keberadaan jalan akses ke TPA dengan rumus:

NMJL = PJA x LBR x HTN

Keterangan

PJA = panjang jalan dalam meter;

LBR = lebar wilayah pengaruh jalan dalam meter: dan

HTN = nilai tambah peningkatan harga tanah dalam Rp/m2 adanya jalan akses

(tahun 2009).

Nilai tambah adanya jalan akses dari semula Rp 150.000/m2

menjadi Rp

300.000/m2

adalah sebesar Rp 150.000 /m

2 . Sehingga dengan demikian Nilai

Manfaat (NM) dapat dirumuskan berikut ini: NM = NMKJ + NMJL. Peningkatan

harga tanah karena adanya akses jalan.

3.3.5 Nilai Ekonomi Total Dampak

Perhitungan Nilai Ekonomi Total (NET) dampak pengelolaan TPA sampah

Bantar Gebang dapat dinyatakan dalam rumus:

NET = NM – NR

Keterangan

NET = Nilai Ekonomi Total dalam Rupiah;

NM = Nilai Manfaat atau Eksternalitas Positif atau Manfaat Eksternalitas

dalam Rupiah;

NR = Nilai kerugian atau Eksternalitas Negatif atau Biaya Eksternalitas

dalam Rupiah).

Page 12: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

54

3.3.6 Perumusan Kebijakan

Perumusan kebijakan dianalisis dengan Analytical Hierarchy Process

(AHP). AHP merupakan metoda analisis yang dapat digunakan secara luas yang

memungkinkan pengambilan keputusan dengan mengkombinasikan pertimbangan

dan nilai-nilai pribadi secara logis sehingga dapat ditentukan skala prioritas dalam

pengambilan keputusan. Beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan

pendekatan AHP yaitu :

1. Mendefinisikan masalah identifikasi sistem yaitu untuk mengindentifikasi

permasalahan dan menentukan solusi yang diinginkan: Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah, Swasta/Investor, Pakar/Ahli, NGO dan masyarakat.

2. Penyusunan struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan subtujuan-subtujuan, kriteria, dan kemungkinan alternatif-alternatif

pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh

relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang

setingkat diatasnya. Perbandingan berdasarkan “judgement” dari pengambil

keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan

dengan elemen lainnya.

Page 13: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini

55

Gambar 10. Hirarki pemiilihan alternatif pengolahan sampah dalam IPST

Page 14: III. METODE PENELITIAN - repository.ipb.ac.id · Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Bekasi. 3.2.2. Sumber Data ... Bandar dalam penelitian ini