II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman Hias...6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman...
Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman Hias...6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman...
-
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanaman Hias
Tanaman hias merupakan salah satu dari pengelompokan berdasarkan
fungsi dari tanaman hortikultura. Oleh karena itu dalam konteks umum tidak
menutup kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau
tanaman buah menjadi tanaman hias, atau sebaliknya (Wikipedia, 2015).
Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik yang berbentuk terna,
merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai
komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, sarana peralatan upacara
agama dan kenegaraan, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen
karangan bunga. Menurut Zulkarnain (2009), yang dimaksud dengan tanaman
hias adalah semua tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dinikmati
keindahannya. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut maka sesungguhnya
pengelompokan tanaman hias tidak hanya terbatas pada tanaman bunga-bungaan
saja, akan tetapi tanaman hias juga termasuk tanaman perkebunan atau kehutanan
yang memiliki nilai keindahan dari segi bentuknya dan dibudidayakan untuk
tujuan menambah keindahan dan keasrian lingkungan hidup.
2.2 Pengelompokan Tanaman Hias
Banyak kriteria yang dapat dijadikan dasar pengelompokan tanaman hias,
namun secara umum pengelompokan tanaman hias adalah sebagai berikut
(Zulkarnain, 2009).
-
7
2.2.1 Tanaman hias berdasarkan bagian tanaman yang dinikmati
Beberapa bagian tanaman hias yang dapat dinikmati keindahannya adalah
bunga, buah, batang dan daun.
1. Bunga, keindahan bunga tanaman hias dapat dinilai dari variasi warna yang
dimiliki dan atau bentuk bunga itu sendiri. Tergolong dalam kelompok ini
misalnya tanaman anggrek, mawar dan kembang merak. Beberapa jenis
anggrek yang dijumpai misalnya Dendrobium crumenatum yang berwarna
putih, Phalaenopsis violacea yang berwarna merah dengan labelum berwarna
kuning, Vanda Rothschildiana yang memiliki bentuk kelopak dan mahkota
bunga membulat dengan warna ungu tua dan Arachnis flos aeris yang
memiliki bentuk bunga seperti laba-laba dengan variasi warna yang beragam
dari kuning hingga cokelat. Sedangkan pada bunga mawar pada umumnya
yang dinikmati adalah warna bunganya yang kebanyakan berwarna merah
menyala. Namun demikian, kemajuan teknologi pemuliaan telah berdampak
pada terciptanya beraneka ragam variasi warna pada mawar hibrida seperti
kuning, ungu, biru, pink, putih dan kombinasi dari warna-warna tersebut.
Adapun kembang merak (Caesalpinia pulcehrima) yang bunganya berwarna
jingga hingga merah menyala. Sepintas tanaman ini bentuknya mirip burung
merak yang sedang mengembangkan ekornya.
2. Buah, tanaman hias yang dinikmati keindahan buahnya misalnya sejumlah
tanaman buah-buahan yang ditanam dalam di dalam pot dengan tujuan untuk
dinikmati keindahan atau keunikan bentuk buahnya misalnya durian (Durio
zibethinus), jambu biji (Psidium guajava) dan jeruk sunkist (Citrus sp.). Pada
umumnya kebiasaan budidaya menjadikan tanaman tersebut sebagai tanaman
-
8
pekarangan dan menjadikan tanaman tersebut terkesan aneh dan indah bila
berada di dalam pot.
3. Batang, keunikan warna dan tekstur kulit batang dapat menjadikan spesies
tanaman tertentu khususnya pohon-pohonan akan memiliki nilai keindahan
tersendiri. Palem botol memiliki keunikan bentuk batang yang membulat
menyerupai botol, Pinus (Pinus sp.) yang memiliki tekstur kulit batang yang
kasar dan berwarna gelap, kayu putih (Eucalyptus sp.) dan masih banyak jenis
tanaman hias lain yang memberikan nilai keindahan dari keunikan warna dan
tekstur kulit batang.
4. Daun, daun merupakan bagian tanaman yang dapat memberikan kesan
keindahan tersendiri baik dipandang dari variasi warna yang dipancarkan
maupun bentuknya yang khas. Beberpa tanaman hias yang dinilai dari
keindahan daunnya misalnya Poding (Codiaeum variegatum) yang memiliki
daun berwarna-warni seperti kombinasi kuning dengan hijau dan ada pula
kombinasi merah dengan cokelat, Kastuba (Euphorbia pulcherima) yang
memiliki daun berwarna merah menyala.
2.2.2 Tanaman hias berdasarkan tujuan budidaya
Berdasarkan tujuan budidayanya, tanaman hias dapat dikelompokkan
menjadi tanaman hias untuk bunga pot, tanaman hias untuk bunga potong, dan
tanaman hias untuk taman.
1. Tanaman hias untuk bunga pot adalah tanaman hias yang ditanam di dalam
pot dengan berbagai ukuran, bentuk dan corak. Selain itu, keindahan wadah
atau pot yang digunakan juga memiliki keindahan tersendiri yang dapat
-
9
menambah pesona tanaman hias didalamnya. Pot yang digunakan dapat
digantung (pot gantung/ hanging basket) atau dapat diletakkan diatas lantai.
Umumnya tanaman hias yang ditanam didalam pot adalah yang memiliki
ukuran kecil sampai sedang (rata-rata memiliki ketinggian kurang dari dua
meter).
2. Tanaman hias untuk bunga potong umumnya diusahakan dikebun, baik dalam
pola hamparan maupun berselang-seling atau kombinasi antara beberapa jenis
bunga dengan tujuan untuk efisiensi tempat. Tujuan budidaya tanaman bunga
hias potong adalah untuk menghasilkan kuntum bunga berikut tangkainya atau
batangnya dan dipasarkan dalam bentuk kuntum, tangkai, atau dalam bentuk
karangan bunga. Dapat dikatakan hampir semua tanaman hias bunga potong
adalah tanaman hias yang dinilai keindahannya berdasarkan warna, ukuran,
dan bentuk bunganya, misalnya angrek, mawar, gladiol, krisan, lili, anyelir
dan sebagainya.
3. Tanaman hias untuk taman dapat berupa semua jenis tanaman hias, baik
berbunga maupun tidak, mulai dari jenis rumput-rumputan sampai pohon-
pohonan. Dengan penataan dan memperhitungkan prinsip-prinsip desain maka
kehadiran berbagai jenis tanaman hias dengan beraneka corak warna, bentuk
dan ukuran akan membuat lingkungan taman menjadi nyaman.
2.2.3 Tanaman hias berdasarkan sifat pertumbuhan
Apabila dilihat dari sifat pertumbuhannya, tanaman hias dapat
dikelompokkan menjadi tanaman hias rumput-rumputan, tanaman hias merambat,
tanaman hias semak, tanaman hias terna, dan tanaman hias pohon-pohonan.
-
10
1. Tanaman hias dari kelompok rumput-rumputan terdiri dari berbagai jenis
rumput (Poaceae) yang tidak tergolong gulma (weed). Rumput yang banyak
digunakan untuk taman tidak memerlukan perawatan intensif seperti
pemangkasan yang terlalu sering serta tahan terhadap kekeringan. Contoh
yang paling banyak ditemui adalah rumput pait (Axonopus compressus),
rumput pait termasuk jenis rumput yang mudah perawatannya dan relatif tahan
terhadap kekeringan. Sedangkan rumput jepang (Agrostis palustris) dan
rumput manila (Zoysia matrella) yang memiliki daun-daun halus lebih sulit
dipelihara karena seringkali tumbuhnya dibarengi oleh rumput jenis lain yang
tergolong gulma. Biasanya kehadiran lapangan rumput dalam taman memiliki
arti yang penting karena taman tidak hanya dinikmati oleh mata saja, namun
seluruh tubuh manusia, misalnya berlari-lari, duduk sambil bercengkerama
dan sebagainya. Bahkan lapangan rumput dapat pula menjadi sarana olahraga
seperti golf, sepakbola, atau hanya sekedar jogging.
2. Tanaman hias merambat terdiri atas tanaman-tanaman yang tumbuhnya
merambat, baik di atas tanah, merambat pada tanaman lain maupun merambat
pada benda-benda mati disekitarnya seperti tembok, tiang, ataupun patung
kayu dan batu. Meskipun tanaman hias jenis ini dapat merambat pada tanaman
lain, namun bukan berarti tanaman ini termasuk benalu. Beberapa jenis
tanaman hias merambat misalnya sutera Bombay (Portulaca grandiflora), ivy,
dan sirih gading.
3. Tanaman hias semak biasanya dikelompokkan menjadi semak rendah
(ketinggian hingga satu meter), semak sedang (ketinggian hingga dua meter),
dan semak tinggi (ketinggian hingga tiga meter). Beberapa jenis tanaman hias
-
11
yang tergolong semak misalnya alamanda (Allamanda chatartica), kembang
merak, kembang sepatu, kaca piring, soka (Ixora sp.), dan sebagainya.
Tanaman hias semak umumnya ditanam sebagai pembatas atau pagar hidup,
baik di taman-taman maupun di halaman rumah atau kantor.
4. Tanaman hias terna merupakan tanaman hias yang berbatang basah atau
banyak mengandung air. Pada umumnya, tanaman hias dari kelompok ini
tumbuh di tempat-tempat (habitat) yang basah dan lembab, namun tidak
tergenang air (becek). Beberapa jenis tanaman hias yang termasuk dalam
kelompok terna misalnya pisang-pisangan (Heliconia sp.), lidah buaya (Alloe
sp.) kembang tasbih (Canna sp.) dan berbagai jenis keladi.
2.3 Fungsi Tanaman Hias
Grey dan Deneke, 1978 (dalam Napisah, 2009) membagi fungsi tanaman
hias berdasarkan karakterisrik dan sifat morfologi dalam lima bagian sebagai
berikut.
1. Memperbaiki iklim (amelioration uses), elemen-elemen cuaca dan iklim yang
mempengaruhi manusia adalah radiasi matahari, temperature atau suhu udara,
aliran angin dan kelembaban. Manusia akan mendapatkan area atau zona yang
nyaman dengan memodifikasi keempat elemen ini. Memodifikasi keempat
elemen ini salah satunya adalah dengan melakukan penanaman tanaman agar
mendapatkan area/zona yang nyaman bagi manusia.
2. Fungsi engineering, beberapa tahun belakangan ini, berbagai bidang ilmu
telah mengembangkan fungsi tanaman dalam menyelesaikan masalah
lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan alat-alat buatan manusia.
Tanaman tidak hanya memiliki fungsi dalam keindahan, tetapi juga dapat
-
12
mengurangi erosi, polusi udara, kebisingan, mengontrol limbah cair, dan silau
yang disebabkan oleh sinar matahari dan lampu jalan.
3. Fungsi arsitektural, setiap spesies/jenis tanaman memiliki karakteristik seperti
bentuk, warna, tekstur, dan ukuran yang beragam. Penanaman tanaman dalam
kelompok besar dengan beragam tekstur, ketinggian, dan kerapatan akan
membentuk kanopi atau dinding.
4. Fungsi estetis, tanaman memberikan keindahan tersendiri di dalam semua
setting atau latar. Keindahan yang dibentuk oleh tanaman disebabkan oleh
garis, warna, dan tekstur. Tanaman dapat membingkai view, melunakkan garis
arsitektural, menyatukan elemen lanskap, melunakkan setting yang kaku.
5. Fungsi lain, tanaman dapat berfungsi sebagai indikator sejarah dari suatu
kejadian. Tanaman mengingatkan memori seseorang terhadap waktu, tempat,
dan perasaan karena view yang diperlihatkan atau suara yang mudah dikenali.
Tanaman juga berfungsi sebagai habitat satwa liar seperti burung dan lain-
lain.
Dilain pihak Wungkar, 2005 (dalam Napisah, 2009) membagi fungsi
tanaman hias berdasarkan karakterisrik dalam tujuh bagian sebagai berikut.
1. Fungsi pengarah, tanaman berfungsi mengarahkan dan memudahkan sirkulasi.
Komposisi penanaman berkelompok dan bentuk linier. Biasanya terdiri dari
jenis perdu dengan ketinggian tiga meter sampai enam meter dan pohon
dengan ketinggian lebih dari enam meter. Ditanam secara massal atau
berbaris. Jarak tanam rapat dan berkesinambungan. Berkesan rapi dan
memudahkan orientasi.
-
13
2. Fungsi pembatas, tanaman berfungsi sebagai tabir untuk pembatas
pemandangan, pembatas fisik seperti gerak manusia dan kendaraan. Susunan
penanaman berbaris membentuk massa padat. Biasanya terdiri dari tanaman
tinggi, perdu, atau semak lebih dari satu meter. Massa daun rapat dan
percabangan lentur. Ditanam berbaris atau membentuk massadengan jarak
tanam lebih dari tiga meter.
3. Fungsi peneduh, tanaman berfungsi memberi keteduhan dan sebagai
penyaring terik matahari. Penanaman tanaman dengan massa padat, bentuk
tajuk pohon spreading, round, dome, dan lain-lain. Pohon dengan ukuran
sedang sampai tinggi lebih dari dua meter. Tajuk bersinggungan dan massa
daun rapat. Percabangan biasanya lima meter di atas tanah. Ditanam secara
berkesinambungan atau teratur.
4. Fungsi kontrol angin, tanaman berfungsi sebagai penahan, pemecah, pengarah
dan mengalirkan angin. Penanaman berbaris membentuk massa, tajuk
bersinggungan membentuk koridor. Massa daun padat, tidak mudah rontok
dan tidak berdaun lebar. Ditanam berbaris membentuk massa dengan jarak
tanam lebih dari tiga meter.
5. Fungsi kontrol bunyi, tanaman berfungsi dalam mengurangi bising kendaraan,
orang, dan lain-lain. Kombinasi jenis tanaman dengan massa daun padat,
terdiri dari beberapa lapis tanaman atau kombinasi pohon, perdu atau semak
yang bermassa daun rapat, berdaun tebal dan terdapat variasi tajuk secara
vertikal.
6. Fungsi kontrol polusi, tanaman berfungsi sebagai toleran dan dapat menyerap
polutan gas NO2 dan partikel lainnya. Terdiri dari beberapa lapis tanaman atau
-
14
kombinasi pohon, perdu atau semak yang bermassa daun padat, cabang dan
batang yang tinggi dan bertekstur kasar, tepi daun kasar atau bergerigi,
bersisik serta berbulu dan biasanya memiliki zat perekat (getah, resin, dan
lain-lain) dengan jarak tanam rapat.
7. Fungsi kontrol visual, tanaman berfungsi sebagai pengarah visual, pembingkai
pemandangan, membatasi pemandangan buruk. Penanaman dengan komposisi
rapi dan memudahkan orientasi pemandangan, dan memiliki keseimbangan
komposisi dan memberi nilai estetika.
8. Fungsi konservasi, tanaman berfungsi untuk melindungi tanah dan air serta
mencegah erosi. Tanaman yang memiliki fungsi ini biasanya dari jenis pohon
yang ditanam secara massal dan dikombinasikan bersama tanaman penutup
tanah dengan penutupan merata.
9. Fungsi pemberi identitas, tanaman dapat memberikan identitas bagi pengguna
jalan untuk mengenal jalan tertentu. Umumnya dari jenis tanaman pohon yang
memiliki nilai sejarah atau memiliki ciri khas serta ditanam dengan pola
penanaman tertentu.
2.4 Sifat Usaha Tanaman Hias
Sifat usaha tanaman hias sangat penting diketahui agar penanganannya
mulai dari budidaya sampai pemasaran dapat dilakukan dengan baik sehingga
penurunan mutu produknya dapat dicegah atau setidak-tidaknya berkurang.
Menurut Rahardi, dkk., 1994 (dalam Ariawan, 2010), umumnya usaha
tanaman hias mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
-
15
1. Tidak tergantung musim, tanaman hias dapat ditanam dan dipanen kapan saja.
Selain itu, keberadaan tanaman hias dipasaran tidak mengalami kelangkaan.
Tidak seperti produk buah musiman, yang ada bila saat musimnya saja.
2. Perputaran modalnya cepat, tanaman hias mempunyai perputaran modal yang
cepat karena berumur pendek, selang waktu antara tanam dan panen tidak
lama dan produknya cepat terjual.
3. Mudah rusak dan beresiko tinggi, sifat ini merupakan sifat fisik tanaman hias.
Tanaman hias mudah rusak oleh kesalahan perlakuan fisik selama pemanenan
atau pengangkutan. Oleh karena itu, produk tanaman hias termasuk produk
yang beresiko tinggi. Adanya sifat yang mudah rusak sehingga penanganan
tanaman hias harus extra hati-hati, terutama dalam pengangkutan jarak jauh.
Apabila terjadi kerusakan, maka mutu tanaman hias akan turun dan otomatis
harganya pun ikut turun.
2.5 Pengertian Pemasaran
Pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah marketing. Barang
dan jasa merupakan objek yang dipasarkan. Memasarkan barang tidak berarti
terbatas hanya menawarkan barang atau menjual barang tetapi lebih luas daripada
itu.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain (Kotler, 1997). Ini berarti konsep pemasaran menempatkan
konsumen sebagai pusat kegiatan pemasaran dimana kebutuhan dan keinginan
-
16
konsumen menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, produksi dan pemasaran
barang yang tidak didasarkan pada kebutuhan pasar kemungkinan besar akan
gagal. Atau dengan kata lain, kegagalan ini disebabkan karena perusahan tidak
mengetahui tentang apa yang dibutuhkan oleh pasar.
Definisi lain pemasaran menurut Ranupandojo, dkk., (1982) adalah
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian barang-barang dan
jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Barang-barang itu dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat yang lain, disimpan, diberi harga, dibeli, dan dijual. Pemasaran
memungkinkan mendapatkan atau menyediakan barang-barang pada saat
diperlukan (time utility), di tempat (place) yang memerlukan dan barang tersebut
dapat dimiliki (possession) oleh konsumen yang memerlukan barang-barang
dengan jalan membeli.
2.6 Konsep Pemasaran
Setiap kegiatan pemasaran harus diawali dengan konsep pemasaran yang
pengertiannya menurut Swastha (1980) adalah sebuah falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi
dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Lebih lanjut dijelaskan dalam
konsep pemasaran terdapat tiga faktor dasar sebagai berikut.
1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada
konsumen/pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan,
dan bukannya kepentingan volume itu sendiri.
-
17
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisatoris.
Sedangkan menurut Kotler (1997), konsep pemasaran merupakan kunci
untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing
dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran ini bersandar pada
empat pilar berikut.
1. Pasar sasaran, perusahaan dapat berhasil jika mereka mendefinisikan pasar
sasaran mereka dengan cermat dan menyiapkan program pemasaran yang
sesuai.
2. Kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat berhasil bila mampu menanggapi
permintaan pelanggan dengan memberikan apa yang mereka inginkan, atau
apa yang mereka butuhkan, atau apa yang benar-benar mereka butuhkan.
3. Pemasaran terpadu, semua anggota perusahaan harus terlibat dalam kegiatan
perusahan sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing.
4. Profitabilitas, membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Contohnya : bagi
perusahaan swasta tujuan utamanya adalah laba sedangkan perusahaan nirlaba
atau kemasyrakatan adalah agar dapat bertahan hidup dan mengumpulkan
dana untuk melaksanakan kegiatannya.
2.7 Strategi Pemasaran
Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan rangkaian tujuan dan
sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan persaingan yang selalu berubah.
-
18
Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan
dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan,
serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dan
lingkungannya (Rambu, 2012). Strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan
dijalankan, harus dinilai kembali, apakah masih sesuai dengan keadaan/kondisi
pada saat ini. Penilaian atau evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan,
kelemahan, kesempatan dan ancaman. Hasil penilaian atau evaluasi ini digunakan
sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu
dirubah, sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun atau menentukan
strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan datang .
Menurut Kotler (1997), strategi pemasaran adalah logika pemasaran,
dimana suatu bisnis akan mencapai sasarannya. Strategi pemasaran terdiri atas
pengembalian keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran
pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut. Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait
sebagai berikut.
1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani dengan melakukan
segmentasi pasar sasaran yang paling memungkinkan.
2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, merk dagang,
kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan pengembalian.
-
19
3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, promosi
penjualan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat.
2.8 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara
pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat
tetap berjalan, berkembang dan mampu bersaing. Kegiatan pemasaran perusahaan
diarahkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan berupa pangsa pasar, total
penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan. Salah satu unsur dalam strategi
pemasaran adalah strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat
yang digunakan oleh perusahaan secara terus menerus guna mencapai tujuan
pemasarannya. Bauran pemasaran meliputi kekuatan produk, keunggulan harga,
kemampuan saluran distribusi, dan dapat mengimplementasikan strategi promosi
dalam memenangi persaingan (Jayanti, dkk., 2013).
Menurut Stanton, 1978 (dalam Swastha, 1980), bauran pemasaran
(marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahan, yakni : produk, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Dilain pihak menurut Kotler, 2003
(dalam Lita, 2010) mendefinisikan bahwa marketing mix adalah kelompok kiat
-
20
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya
dalam pasar sasaran. Jadi bauran pemasaran terdiri dari himpunan variabel yang
dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel tersebut perlu
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam
melakukan tugas atau kegiatan pemasarannya sehingga perusahaan tidak hanya
sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, namun dapat juga
mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bauran pemasaran sebagai suatu kombinasi atau perpaduan antara
empat unsur penting diantaranya produk, harga, distribusi/tempat dan promosi
yang biasa dilakukan perusahaan untuk mencapai pasar sasaran.
2.9 Variabel-Variabel Bauran Pemasaran
2.9.1 Produk (product)
Ditinjau dari segi produk, atribut-atribut seperti kualitas produk yang baik,
pelayanan yang memuaskan, merk dagang yang terkenal merupakan beberapa
atribut yang dapat meningkatkan volume penjualan bagi perusahaan. Kualitas
produk yang baik bukan hanya saja diinginkan oleh konsumen karena unik dan
tahan lama, tetapi juga merupakan keunggulan yang diharapkan oleh pihak
perusahaan.
Produk adalah keseluruhan objek atau proses yang memberikan sejumlah
nilai manfaat kepada konsumen (Rachmawati, 2011). Produk dalam bisnis
tanaman hias sangat bergantung dalam hal penanganan dan seni. Perusahaan
-
21
biasanya menggunakan pot yang bagus dengan tanaman hias yang cocok dan
menjaga agar tanaman hias tetap subur ataupun ada sebagian yang perlu
penanganan khusus biasanya ditanam dalam polybag. Adapun yang termasuk
atribut produk adalah sebagai berikut (Rachmawati, 2011).
1. Merk, merk adalah nama, simbol atau lambang, istilah, desain yang
diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk
pesaing.
2. Kemasan, kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan
pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk.
3. Labeling, labeling adalah bagian dari suatu produk yang menyampaikan
informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label juga merupakan bagian
dari kemasan, dan kemasan merupakan bagian dari etiket produk.
4. Layanan pelengkap.
5. Jaminan, jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas
produknya kepada konsumen.
Menurut Kotler (2002), perusahaan dalam membuat penawaran produk
kepada pasar dapat dibedakan menjadi lima kategori sebagai berikut.
1. Barang berwujud murni (pure tangible good), penawaran semata-mata hanya
terdiri dari barang berwujud tanpa ada jasa yang menyertai produk tersebut
seperti sabun, pasta gigi atau garam.
2. Barang berwujud yang disertai layanan (tangible good with accompanying
service), penawaran yang terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan
satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik pelanggannya.
Misalnya produsen mobil harus memberikan penawaran yang jauh lebih
-
22
banyak daripada hanya sekedar mobil saja, yaitu bisa meliputi ruang pamer,
pengiriman, perbaikan dan pemeliharaan, bantuan aplikasi, pelatihan dan
operator.
3. Campuran (hybrid), penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi
yang sama. Misalnya konsumen mengunjungi restoran untuk makan dan
pelayanan.
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan (major service with
accompanying minor goods and service), penawaran terdiri dari satu jasa
utama disertai jasa tambahan dan/atau barang pendukung. Misalnya
penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi. Perjalanan meliputi
barang berwujud seperti makan dan minuman, potongan tiket dan majalah
penerbangan. Jasa tersebut membutuhkan sebuat barang padat yaitu suatu
pesawat udara untuk merealisasikannya tetapi komponen utamanya adalah
jasa.
5. Jasa murni (pure service), tawaran hanya terdiri dari jasa. Contohnya jasa
menjaga bayi, psikoterapi dan jasa memijat.
2.9.2 Harga (price)
Menurut Tjiptono (2000), harga adalah satuan moneter atau ukuran
lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau pengguna suatu barang dan jasa. Keputusan tentang harga jual
mempunyai implikasi yang cukup luas bagi perusahaan maupun konsumen. Harga
yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing.
Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya
-
23
meningkat. Harga harus sesuai dengan nilai produk yang ditawarkan. Jika
tanaman hias yang memiliki nilai estetika rendah (biasa) dan dijual dengan harga
yang tinggi maka pembeli akan cenderung membeli produk pesaing (Ariawan,
2010).
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya
(produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran
(Santosa, dkk., 2013). Penentuan harga oleh perusahaan pada umunya bertujuan
untuk meningkatkan penjualan, menstabilkan tingkat harga, mengembalikan
investasi dan mencapai laba optimal. Kebijakan dalam penentuan harga jual
produk tidak hanya dipandang dari sudut perusahaan, tetapi pertimbangan harga
jual produk berdasarkan harga jual pesaing, kekuatan tawar-menawar dengan
konsumen dan tingkat persaingan yang ada juga menjadi masukan bagi penentuan
harga jual.
Menurut Tjiptono (2000), secara garis besar metode penentuan harga dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori utama sebagai berikut.
1. Metode penentuan harga berbasis permintaan.
Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan
preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba dan persaingan.
Paling sedikit terdapat tujuh metode penentuan harga yang termasuk dalam
metode penentuan harga berbasis permintaan sebagai berikut.
a. Skimming Pricing, produk hasil dari inovasi tinggi akan memiliki harga yang
tinggi ketika berada dalam tahap perkenalan, kemudian menurun pada saat
persaingan sudah ketat. Skema ini akan berjalan dengan baik apabila
-
24
konsumen tidak sensitif terhadap harga dan lebih mempertimbangkan kualitas,
inovasi dan fitur-fitur tang dibawa oleh produk tersebut. Perusahaan akan
menurunkan harganya apabila segmen ini telah dilayani untuk menarik
segmen pasar lainnya atau segmen yang lebih sensitif terhadap harga.
b. Penetration Pricing, sebuah perusahaan yang membuat produk baru dengan
harga yang rendah yang berharap dapat memperoleh volume penjualan yang
besar dalam waktu yang relatif singkat. Dengan demikian perusahaan akan
mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit. Dan akan
mengurangi kemampuan dan minat pesaing karena harga yang rendah akan
menyebabkan marjin yang akan diperoleh menjadi sangat sedikit.
c. Prestige Pricing, harga yang tinnggi biasanya dikaitkan dengan prestige dari
barang tersebut dan mencerminkan status dari pemiliknya. Disini, harga
merupakan ukuran dari kualitas barang. Contohnya antara lain berlian,
permata, parfum, dan lain-lain. Bahkan jika produk-produk tersebut dijual
dengan harga murah maka persepsi konsumen akan lain.
d. Price Lining, skema ini digunakan apabila produsen menjual produknya lebih
dari satu jenis. Harga dapat bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga
tertentu yang berbeda-beda. Price lining dapat dilakukan dengan dua cara
berikut.
1. Barang dijual dengan harga yang sama kepada pengecer. Kemudian
pengecer menambah persentase mark-up yang berbeda-beda untuk
masing-masing barang. Kriteria yang mendasarinya adalah warna, model,
dan permintaan.
-
25
2. Barang dijual dengan harga yang berbeda-beda dan pengecer menambah
persentase mark-up yang relatif sama sehingga harga konsumen akan
bervariasi.
e. Odd-Even Pricing, harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu.
Harga Rp. 9.975,- masih banyak konsumen yang menganggap masih kurang
dari Rp. 10.000,- sehingga bila menbayar dengan uang Rp. 10.000,- masih
dapat kembalian. Pada kenyataanya hal tersebut akan efektif apabila
menyangkut pembelian dalam jumlah banyak.
f. Demand-Backward Pricing, harga ditetapkan dengan melihat proses dari
belakang. Berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian perusahaan
menyesuaikan kualitas komponen-komponen produknya. Produk didesain
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan.
g. Bundle Pricing, merupakan harga dari dua atau lebih produk yang dijual
dalam satu paket harga. Dengan cara ini pembeli dapat menghemat biaya total
dan penjual dapat menekan biaya pemasaran.
2. Metode penentuan harga berbasis biaya.
Faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan
aspek permintaan. Harga didasarkan biaya produksi dan pemasaran yang
ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung,
biaya overhead dan laba. Terdapat empat jenis metode yang termasuk ke dalam
metode penentuan harga berbasis biaya sebagai berikut.
a. Standard Mark-Up Pricing, dalam skema ini harga ditentukan dengan
menambah persentase tertentu dari biaya pada sebuah produk. Bersaran
persentase bervariasi tergantung pada jenis toko dan produk yang dijual.
-
26
Perusahaan yang membeli barang dagangan akan menentukan harga jualnya
setelah menambah harga beli dengan sejumlah Mark-Up. Mark-Up merupakan
kelebihan harga jual atas harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari
sebagian Mark-Up tersebut. Metode ini banyak diterapkan di supermarket dan
toko-toko eceran yang menawarkan banyak pilihan produk. Penetapan harga
Mark-Up dirumuskan sebagai berikut.
b. Cost Plus Percentage of Cost Pricing atau Cost Plus Percentage of Fee
Pricing, produsen menambah persentase tertentu terhadap biaya produksi atau
kontruksi. Dalam skema ini pemasok atau produsen akan mendapatkan ganti
atas semua biaya yang dikeluarkan, berapapun besarnya. Pada pemasaran jasa,
penyedia jasa dibayar seluruh biaya untuk melaksanakan pekerjaan, ditambah
jasa yang biasanya dalam bentuk persentase dari biaya. Besar imbalan atau fee
bervariasi tergantung dari besar biaya.
c. Cost Plus Fixed Fee Pricing, merupakan versi lain dari Cost Plus Percentage
of Fee Pricing. Dalam skema ini produsen tersebut hanya memperoleh fee
tertentu sebagai laba yang sudah ditetapkan sejak awal dengan jumlah yang
pasti dan tetap (fixed fee) walaupun biaya berubah.
d. Experience Curve Pricing, skema ini banyak diadopsi oleh perusahaan-
perusahaan elektronik. Dimana skema ini dikembangkan atas dasar konsep
efek belajar (learning effect) dimana unit cost barang dan jasa akan menurun
10% hingga 30% untuk setiap peningkatan sebesar dua kali lipat pada
pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa
Harga Jual = Harga Beli + Mark Up
-
27
tersebut. Berdasarkan konsep ini biaya rata-rata per unit dapat diperkirakan
secara matematis.
3. Metode penentuan harga berbasis laba.
Metode ini berusaha meyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan
harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau
dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi. Terdapat
tiga jenis tiga jenis metode yang termasuk dalam metode penentuan harga
berbasis laba sebagai berikut.
a. Target Profit Pricing, umumnya berupa ketetapan atas besarnya target laba
yang harus dicapai pada satu priode tertentu yang dinyatakan secara spesifik.
b. Target Return On Sales Pricing, tingkat harga tertentu ditetapkan oleh
perusahaan untuk dapat menghasilkan laba dalam persentase tertentu terhadap
volume penjualan. Biasanya digunakan oleh jaringan supermarket.
c. Target Return On Investment Pricing, perusahaan menetapkan besarnya suatu
target ROI tahunan, yaitu rasio antara laba dengan investasi total yang
ditanamkan perusahaan. Kemudian harga ditentukan agar dapat mencapai
target ROI tersebut.
4. Metode penentuan harga berbasis persaingan.
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan atau laba, harga juga
dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing.
Terdapat empat jenis metode yang termasuk dalam metode penentuan harga
berbasis persaingan sebagai berikut.
a. Customary Pricing, penetapan harga yang dilakukan berpegang teguh kepada
tingkat harga tradisional. Perusahaan tidak mengubah harga diluar batas-batas
-
28
yang diterima. Faktor yang mempengaruhi penetapan harga tersebut adalah
faktor tradisi, saluran distribusi atau faktor persaingan. Contoh beras, gula.
b. Above, At, or Below Market Pricing, banyak perusahaan yang menggunakan
pendekatan subyektif dalam memperkirakan harga pesaing atau harga pasar.
Berdasarkan hal tersebut kemudian harga ditetapkan diatas, sama atau
dibawah harga pasar. Above-market pricing dilakukan dengan jalan
menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar. At-market pricing
dilakukan dengan menetapkan harga sebesar atau sama dengan harga pasar
yang ada, disebut juga dengan going rate atau imitative pricing. Below-market
pricing dilakukan dengan menetapkan harga dibawah harga pasar yang ada.
Banyak diterapkan oleh produsen produk-produk generik (obat-obatan) dan
pengecer yang menjual produk dengan private brand seperti gula, minuman
ringan.
c. Loss Leader Pricing, untuk keperluan promosi, perusahaan terkadang menjual
produknya dengan harga dibawah biaya produksinya dengan tujuan untuk
menarik sebanyak mungkin konsumen potensial. Jadi, produk dijadikan
semacam penglaris (pancingan) agar produk yang lainnya laku.
d. Sealed Bid Pricing, sistem ini menggunakan penawaran harga yang
melibatkan agen pembelian (buying agency). Jika ada perusahaan yang ingin
membeli produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian
untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada calon
produsen. Kemudian diadakan semacam lelang untuk menentukan penawaran
terendah yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kontrak pembelian.
-
29
2.9.3 Distribusi (place)
Kotler dan Armstrong, 2003 (dalam Jayanti, dkk., 2013) menyatakan
bahwa distribusi mencakup aktivitas perusahan untuk menyediakan produk bagi
konsumen sasaran. Distribusi merupakan bermacam kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produk menjadi lebih mudah untuk diperoleh dan
selalu tersedia untuk diperoleh serta selalu tersedia untuk konsumen sasaran.
Barang dan jasa tidak mengalir dengan sendirinya dari produsen ke konsumen,
tetapi bergerak ke tempat sasaran melalui saluran distribusi.
Menurut Tjiptono, 2001 (dalam Rambu, 2012), pendistribusian secara
garis besar dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan jenis, jumlah,
harga, tempat dan saat dibutuhkan.
Menurut Kotler, 2003 (dalam Hapsari, 2011), saluran distribusi dapat
dikelompokkan menjadi dua bila dilihat berdasarkan panjang pendeknya rantai
distribusi sebagai berikut.
1. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari
produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.
2. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan
produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer
sebelum sampai ke tangan konsumen.
Menurut Yazid (2001), saluran distribusi untuk jasa tidak melalui saluran
distribusi seperti halnya barang fisik, tetapi lokasi fasilitas jasa tetap menjadi
faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat
-
30
kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Secara garis besar terdapat dua
pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa sebagai berikut.
1. Pelanggan mendatangi fasilitas jasa.
2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan.
Keputusan terhadap saluran (distribusi) akan mempengaruhi dua hal, yaitu
jangkauan penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas
dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahan,
misalnya ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang
ditawarkan. Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis,
efektivitas dan pengendalian (Rachmawati, 2011).
2.9.4 Promosi (promotion)
Menurut Angipora (2002), Promosi merupakan berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,
mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang
dihasilkan. Untuk melaksanakan kegiatan promosi produk secara keseluruhan
khususnya kegiatan penjualan, maka produsen harus memilih dan menetapkan
elemen dalam bauran promosi sebagai berikut.
1. Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide,
barang atau jasa yang bersifat satu arah yang dibayar oleh suatu sponsor
tertentu.
-
31
2. Promosi penjualan (Sales promotion)
Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong
keinginan mencoba atau membeli suatu produk. Tujuan digunakan promosi
penjualan antara lain (1) menarik para pembeli baru, (2) menghindarkan
konsumen lari ke merk lain, (3) menanggulangi kegiatan para pesaing, (4)
meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama dan (5) memberikan
hadiah kepada konsumen lama.
3. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public relation and publicity)
Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan berbagai program untuk
mempromosikan data atau melindungi citra perusahaan produk individualnya.
Hubungan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan social, menjadi
sponsor kegiatan di masyarakat, majalah perusahaan, ceramah, seminar dan
pameran.
4. Penjualan personal (Personal selling)
Penjualan personal merupakan komunikasi atau interaksi langsung antara
penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga kemudian akan mencoba dan memberinya. Penjualan personal dapat
dilakukan melalui presentasi penjualan, pemberian sampel dan program
intensif.
5. Pemasaran langsung (Direct marketing)
Pemasaran langsung adalah pemasaran yang bersifat interaktif yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang terukur dan transaksi disembarang lokasi secara langsung untuk
-
32
mendapatkan pelanggan tertentu atau calon pelanggan. Pemasaran langsung
dapat dilakukan melalui katalog, surat, telepon, email dan spanduk.
2.10 Kerangka Pemikiran Penelitian
Tanaman hias saat ini merupakan tanaman yang mempunyai nilai
keindahan dan kesan ekslusif. Disamping itu juga mempunyai nilai ekonomis bagi
para pelaku usaha atau perusahaan yang bergerak di bagian pemasaran tanaman
hias.
Melihat potensi tanaman hias yang begitu menjanjikan saat ini, maka perlu
diusahakan atau dijalankan dengan lebih komersil sehingga perusahaan dapat
meningkatkan volume pemasaran pada tahun-tahun yang akan datang. Perusahaan
harus dapat memberikan kepuasan lewat produk yang dihasilkan dengan berbagai
metode penyampaian kepada konsumen, yang nantinya konsumen akan
mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Perusahaan juga
tentunya menginginkan usahanya berjalan dan berkembang dalam menghadapi
persaingan dalam pemasaran tanaman hias, maka perusahaan perlu menggunakan
strategi pemasaran dimana salah satunya adalah strategi bauran pemasaran
(marketing mix) yang merupakan kombinasi dari empat variabel dan menjadi inti
dari sistem pemasaran perusahan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan
promosi, dan sistem distribusi. Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi
tersebut saling berhubungan dan biasa dikenal dengan 4P (product, price,
promotion, dan place).
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana bauran
pemasaran tanaman hias yang dilakukan oleh CV. Kumala Dewata ditinjau dari
-
33
konsep produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi, serta untuk mengetahui
kendala-kendala ditinjau dari kendala teknis, sosial, dan ekonomi yang dihadapi
oleh CV. Kumala Dewata dalam memasarkan tanaman hias. Secara skematis
tampak pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada
CV. Kumala Dewata, Tahun 2015.
Bauran Pemasaran Tanaman Hias :
1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Distribusi (Place)
4. Promosi (Promotion)
Kendala-kendala :
1. Teknis
2. Sosial
3. Ekonomi
Analisis Deskriptif Kualitatif
Simpulan
Rekomendasi
CV. Kumala Dewata
Usaha Pemasaran Tanaman Hias