II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman Hias...6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman...

28
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman Hias Tanaman hias merupakan salah satu dari pengelompokan berdasarkan fungsi dari tanaman hortikultura. Oleh karena itu dalam konteks umum tidak menutup kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau tanaman buah menjadi tanaman hias, atau sebaliknya (Wikipedia, 2015). Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik yang berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, sarana peralatan upacara agama dan kenegaraan, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga. Menurut Zulkarnain (2009), yang dimaksud dengan tanaman hias adalah semua tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dinikmati keindahannya. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut maka sesungguhnya pengelompokan tanaman hias tidak hanya terbatas pada tanaman bunga-bungaan saja, akan tetapi tanaman hias juga termasuk tanaman perkebunan atau kehutanan yang memiliki nilai keindahan dari segi bentuknya dan dibudidayakan untuk tujuan menambah keindahan dan keasrian lingkungan hidup. 2.2 Pengelompokan Tanaman Hias Banyak kriteria yang dapat dijadikan dasar pengelompokan tanaman hias, namun secara umum pengelompokan tanaman hias adalah sebagai berikut (Zulkarnain, 2009).

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman Hias...6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tanaman...

  • 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Tanaman Hias

    Tanaman hias merupakan salah satu dari pengelompokan berdasarkan

    fungsi dari tanaman hortikultura. Oleh karena itu dalam konteks umum tidak

    menutup kemungkinan bahwa suatu tanaman sayuran, tanaman obat, atau

    tanaman buah menjadi tanaman hias, atau sebaliknya (Wikipedia, 2015).

    Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik yang berbentuk terna,

    merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai

    komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, sarana peralatan upacara

    agama dan kenegaraan, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen

    karangan bunga. Menurut Zulkarnain (2009), yang dimaksud dengan tanaman

    hias adalah semua tanaman yang dibudidayakan dengan tujuan untuk dinikmati

    keindahannya. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut maka sesungguhnya

    pengelompokan tanaman hias tidak hanya terbatas pada tanaman bunga-bungaan

    saja, akan tetapi tanaman hias juga termasuk tanaman perkebunan atau kehutanan

    yang memiliki nilai keindahan dari segi bentuknya dan dibudidayakan untuk

    tujuan menambah keindahan dan keasrian lingkungan hidup.

    2.2 Pengelompokan Tanaman Hias

    Banyak kriteria yang dapat dijadikan dasar pengelompokan tanaman hias,

    namun secara umum pengelompokan tanaman hias adalah sebagai berikut

    (Zulkarnain, 2009).

  • 7

    2.2.1 Tanaman hias berdasarkan bagian tanaman yang dinikmati

    Beberapa bagian tanaman hias yang dapat dinikmati keindahannya adalah

    bunga, buah, batang dan daun.

    1. Bunga, keindahan bunga tanaman hias dapat dinilai dari variasi warna yang

    dimiliki dan atau bentuk bunga itu sendiri. Tergolong dalam kelompok ini

    misalnya tanaman anggrek, mawar dan kembang merak. Beberapa jenis

    anggrek yang dijumpai misalnya Dendrobium crumenatum yang berwarna

    putih, Phalaenopsis violacea yang berwarna merah dengan labelum berwarna

    kuning, Vanda Rothschildiana yang memiliki bentuk kelopak dan mahkota

    bunga membulat dengan warna ungu tua dan Arachnis flos aeris yang

    memiliki bentuk bunga seperti laba-laba dengan variasi warna yang beragam

    dari kuning hingga cokelat. Sedangkan pada bunga mawar pada umumnya

    yang dinikmati adalah warna bunganya yang kebanyakan berwarna merah

    menyala. Namun demikian, kemajuan teknologi pemuliaan telah berdampak

    pada terciptanya beraneka ragam variasi warna pada mawar hibrida seperti

    kuning, ungu, biru, pink, putih dan kombinasi dari warna-warna tersebut.

    Adapun kembang merak (Caesalpinia pulcehrima) yang bunganya berwarna

    jingga hingga merah menyala. Sepintas tanaman ini bentuknya mirip burung

    merak yang sedang mengembangkan ekornya.

    2. Buah, tanaman hias yang dinikmati keindahan buahnya misalnya sejumlah

    tanaman buah-buahan yang ditanam dalam di dalam pot dengan tujuan untuk

    dinikmati keindahan atau keunikan bentuk buahnya misalnya durian (Durio

    zibethinus), jambu biji (Psidium guajava) dan jeruk sunkist (Citrus sp.). Pada

    umumnya kebiasaan budidaya menjadikan tanaman tersebut sebagai tanaman

  • 8

    pekarangan dan menjadikan tanaman tersebut terkesan aneh dan indah bila

    berada di dalam pot.

    3. Batang, keunikan warna dan tekstur kulit batang dapat menjadikan spesies

    tanaman tertentu khususnya pohon-pohonan akan memiliki nilai keindahan

    tersendiri. Palem botol memiliki keunikan bentuk batang yang membulat

    menyerupai botol, Pinus (Pinus sp.) yang memiliki tekstur kulit batang yang

    kasar dan berwarna gelap, kayu putih (Eucalyptus sp.) dan masih banyak jenis

    tanaman hias lain yang memberikan nilai keindahan dari keunikan warna dan

    tekstur kulit batang.

    4. Daun, daun merupakan bagian tanaman yang dapat memberikan kesan

    keindahan tersendiri baik dipandang dari variasi warna yang dipancarkan

    maupun bentuknya yang khas. Beberpa tanaman hias yang dinilai dari

    keindahan daunnya misalnya Poding (Codiaeum variegatum) yang memiliki

    daun berwarna-warni seperti kombinasi kuning dengan hijau dan ada pula

    kombinasi merah dengan cokelat, Kastuba (Euphorbia pulcherima) yang

    memiliki daun berwarna merah menyala.

    2.2.2 Tanaman hias berdasarkan tujuan budidaya

    Berdasarkan tujuan budidayanya, tanaman hias dapat dikelompokkan

    menjadi tanaman hias untuk bunga pot, tanaman hias untuk bunga potong, dan

    tanaman hias untuk taman.

    1. Tanaman hias untuk bunga pot adalah tanaman hias yang ditanam di dalam

    pot dengan berbagai ukuran, bentuk dan corak. Selain itu, keindahan wadah

    atau pot yang digunakan juga memiliki keindahan tersendiri yang dapat

  • 9

    menambah pesona tanaman hias didalamnya. Pot yang digunakan dapat

    digantung (pot gantung/ hanging basket) atau dapat diletakkan diatas lantai.

    Umumnya tanaman hias yang ditanam didalam pot adalah yang memiliki

    ukuran kecil sampai sedang (rata-rata memiliki ketinggian kurang dari dua

    meter).

    2. Tanaman hias untuk bunga potong umumnya diusahakan dikebun, baik dalam

    pola hamparan maupun berselang-seling atau kombinasi antara beberapa jenis

    bunga dengan tujuan untuk efisiensi tempat. Tujuan budidaya tanaman bunga

    hias potong adalah untuk menghasilkan kuntum bunga berikut tangkainya atau

    batangnya dan dipasarkan dalam bentuk kuntum, tangkai, atau dalam bentuk

    karangan bunga. Dapat dikatakan hampir semua tanaman hias bunga potong

    adalah tanaman hias yang dinilai keindahannya berdasarkan warna, ukuran,

    dan bentuk bunganya, misalnya angrek, mawar, gladiol, krisan, lili, anyelir

    dan sebagainya.

    3. Tanaman hias untuk taman dapat berupa semua jenis tanaman hias, baik

    berbunga maupun tidak, mulai dari jenis rumput-rumputan sampai pohon-

    pohonan. Dengan penataan dan memperhitungkan prinsip-prinsip desain maka

    kehadiran berbagai jenis tanaman hias dengan beraneka corak warna, bentuk

    dan ukuran akan membuat lingkungan taman menjadi nyaman.

    2.2.3 Tanaman hias berdasarkan sifat pertumbuhan

    Apabila dilihat dari sifat pertumbuhannya, tanaman hias dapat

    dikelompokkan menjadi tanaman hias rumput-rumputan, tanaman hias merambat,

    tanaman hias semak, tanaman hias terna, dan tanaman hias pohon-pohonan.

  • 10

    1. Tanaman hias dari kelompok rumput-rumputan terdiri dari berbagai jenis

    rumput (Poaceae) yang tidak tergolong gulma (weed). Rumput yang banyak

    digunakan untuk taman tidak memerlukan perawatan intensif seperti

    pemangkasan yang terlalu sering serta tahan terhadap kekeringan. Contoh

    yang paling banyak ditemui adalah rumput pait (Axonopus compressus),

    rumput pait termasuk jenis rumput yang mudah perawatannya dan relatif tahan

    terhadap kekeringan. Sedangkan rumput jepang (Agrostis palustris) dan

    rumput manila (Zoysia matrella) yang memiliki daun-daun halus lebih sulit

    dipelihara karena seringkali tumbuhnya dibarengi oleh rumput jenis lain yang

    tergolong gulma. Biasanya kehadiran lapangan rumput dalam taman memiliki

    arti yang penting karena taman tidak hanya dinikmati oleh mata saja, namun

    seluruh tubuh manusia, misalnya berlari-lari, duduk sambil bercengkerama

    dan sebagainya. Bahkan lapangan rumput dapat pula menjadi sarana olahraga

    seperti golf, sepakbola, atau hanya sekedar jogging.

    2. Tanaman hias merambat terdiri atas tanaman-tanaman yang tumbuhnya

    merambat, baik di atas tanah, merambat pada tanaman lain maupun merambat

    pada benda-benda mati disekitarnya seperti tembok, tiang, ataupun patung

    kayu dan batu. Meskipun tanaman hias jenis ini dapat merambat pada tanaman

    lain, namun bukan berarti tanaman ini termasuk benalu. Beberapa jenis

    tanaman hias merambat misalnya sutera Bombay (Portulaca grandiflora), ivy,

    dan sirih gading.

    3. Tanaman hias semak biasanya dikelompokkan menjadi semak rendah

    (ketinggian hingga satu meter), semak sedang (ketinggian hingga dua meter),

    dan semak tinggi (ketinggian hingga tiga meter). Beberapa jenis tanaman hias

  • 11

    yang tergolong semak misalnya alamanda (Allamanda chatartica), kembang

    merak, kembang sepatu, kaca piring, soka (Ixora sp.), dan sebagainya.

    Tanaman hias semak umumnya ditanam sebagai pembatas atau pagar hidup,

    baik di taman-taman maupun di halaman rumah atau kantor.

    4. Tanaman hias terna merupakan tanaman hias yang berbatang basah atau

    banyak mengandung air. Pada umumnya, tanaman hias dari kelompok ini

    tumbuh di tempat-tempat (habitat) yang basah dan lembab, namun tidak

    tergenang air (becek). Beberapa jenis tanaman hias yang termasuk dalam

    kelompok terna misalnya pisang-pisangan (Heliconia sp.), lidah buaya (Alloe

    sp.) kembang tasbih (Canna sp.) dan berbagai jenis keladi.

    2.3 Fungsi Tanaman Hias

    Grey dan Deneke, 1978 (dalam Napisah, 2009) membagi fungsi tanaman

    hias berdasarkan karakterisrik dan sifat morfologi dalam lima bagian sebagai

    berikut.

    1. Memperbaiki iklim (amelioration uses), elemen-elemen cuaca dan iklim yang

    mempengaruhi manusia adalah radiasi matahari, temperature atau suhu udara,

    aliran angin dan kelembaban. Manusia akan mendapatkan area atau zona yang

    nyaman dengan memodifikasi keempat elemen ini. Memodifikasi keempat

    elemen ini salah satunya adalah dengan melakukan penanaman tanaman agar

    mendapatkan area/zona yang nyaman bagi manusia.

    2. Fungsi engineering, beberapa tahun belakangan ini, berbagai bidang ilmu

    telah mengembangkan fungsi tanaman dalam menyelesaikan masalah

    lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan alat-alat buatan manusia.

    Tanaman tidak hanya memiliki fungsi dalam keindahan, tetapi juga dapat

  • 12

    mengurangi erosi, polusi udara, kebisingan, mengontrol limbah cair, dan silau

    yang disebabkan oleh sinar matahari dan lampu jalan.

    3. Fungsi arsitektural, setiap spesies/jenis tanaman memiliki karakteristik seperti

    bentuk, warna, tekstur, dan ukuran yang beragam. Penanaman tanaman dalam

    kelompok besar dengan beragam tekstur, ketinggian, dan kerapatan akan

    membentuk kanopi atau dinding.

    4. Fungsi estetis, tanaman memberikan keindahan tersendiri di dalam semua

    setting atau latar. Keindahan yang dibentuk oleh tanaman disebabkan oleh

    garis, warna, dan tekstur. Tanaman dapat membingkai view, melunakkan garis

    arsitektural, menyatukan elemen lanskap, melunakkan setting yang kaku.

    5. Fungsi lain, tanaman dapat berfungsi sebagai indikator sejarah dari suatu

    kejadian. Tanaman mengingatkan memori seseorang terhadap waktu, tempat,

    dan perasaan karena view yang diperlihatkan atau suara yang mudah dikenali.

    Tanaman juga berfungsi sebagai habitat satwa liar seperti burung dan lain-

    lain.

    Dilain pihak Wungkar, 2005 (dalam Napisah, 2009) membagi fungsi

    tanaman hias berdasarkan karakterisrik dalam tujuh bagian sebagai berikut.

    1. Fungsi pengarah, tanaman berfungsi mengarahkan dan memudahkan sirkulasi.

    Komposisi penanaman berkelompok dan bentuk linier. Biasanya terdiri dari

    jenis perdu dengan ketinggian tiga meter sampai enam meter dan pohon

    dengan ketinggian lebih dari enam meter. Ditanam secara massal atau

    berbaris. Jarak tanam rapat dan berkesinambungan. Berkesan rapi dan

    memudahkan orientasi.

  • 13

    2. Fungsi pembatas, tanaman berfungsi sebagai tabir untuk pembatas

    pemandangan, pembatas fisik seperti gerak manusia dan kendaraan. Susunan

    penanaman berbaris membentuk massa padat. Biasanya terdiri dari tanaman

    tinggi, perdu, atau semak lebih dari satu meter. Massa daun rapat dan

    percabangan lentur. Ditanam berbaris atau membentuk massadengan jarak

    tanam lebih dari tiga meter.

    3. Fungsi peneduh, tanaman berfungsi memberi keteduhan dan sebagai

    penyaring terik matahari. Penanaman tanaman dengan massa padat, bentuk

    tajuk pohon spreading, round, dome, dan lain-lain. Pohon dengan ukuran

    sedang sampai tinggi lebih dari dua meter. Tajuk bersinggungan dan massa

    daun rapat. Percabangan biasanya lima meter di atas tanah. Ditanam secara

    berkesinambungan atau teratur.

    4. Fungsi kontrol angin, tanaman berfungsi sebagai penahan, pemecah, pengarah

    dan mengalirkan angin. Penanaman berbaris membentuk massa, tajuk

    bersinggungan membentuk koridor. Massa daun padat, tidak mudah rontok

    dan tidak berdaun lebar. Ditanam berbaris membentuk massa dengan jarak

    tanam lebih dari tiga meter.

    5. Fungsi kontrol bunyi, tanaman berfungsi dalam mengurangi bising kendaraan,

    orang, dan lain-lain. Kombinasi jenis tanaman dengan massa daun padat,

    terdiri dari beberapa lapis tanaman atau kombinasi pohon, perdu atau semak

    yang bermassa daun rapat, berdaun tebal dan terdapat variasi tajuk secara

    vertikal.

    6. Fungsi kontrol polusi, tanaman berfungsi sebagai toleran dan dapat menyerap

    polutan gas NO2 dan partikel lainnya. Terdiri dari beberapa lapis tanaman atau

  • 14

    kombinasi pohon, perdu atau semak yang bermassa daun padat, cabang dan

    batang yang tinggi dan bertekstur kasar, tepi daun kasar atau bergerigi,

    bersisik serta berbulu dan biasanya memiliki zat perekat (getah, resin, dan

    lain-lain) dengan jarak tanam rapat.

    7. Fungsi kontrol visual, tanaman berfungsi sebagai pengarah visual, pembingkai

    pemandangan, membatasi pemandangan buruk. Penanaman dengan komposisi

    rapi dan memudahkan orientasi pemandangan, dan memiliki keseimbangan

    komposisi dan memberi nilai estetika.

    8. Fungsi konservasi, tanaman berfungsi untuk melindungi tanah dan air serta

    mencegah erosi. Tanaman yang memiliki fungsi ini biasanya dari jenis pohon

    yang ditanam secara massal dan dikombinasikan bersama tanaman penutup

    tanah dengan penutupan merata.

    9. Fungsi pemberi identitas, tanaman dapat memberikan identitas bagi pengguna

    jalan untuk mengenal jalan tertentu. Umumnya dari jenis tanaman pohon yang

    memiliki nilai sejarah atau memiliki ciri khas serta ditanam dengan pola

    penanaman tertentu.

    2.4 Sifat Usaha Tanaman Hias

    Sifat usaha tanaman hias sangat penting diketahui agar penanganannya

    mulai dari budidaya sampai pemasaran dapat dilakukan dengan baik sehingga

    penurunan mutu produknya dapat dicegah atau setidak-tidaknya berkurang.

    Menurut Rahardi, dkk., 1994 (dalam Ariawan, 2010), umumnya usaha

    tanaman hias mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

  • 15

    1. Tidak tergantung musim, tanaman hias dapat ditanam dan dipanen kapan saja.

    Selain itu, keberadaan tanaman hias dipasaran tidak mengalami kelangkaan.

    Tidak seperti produk buah musiman, yang ada bila saat musimnya saja.

    2. Perputaran modalnya cepat, tanaman hias mempunyai perputaran modal yang

    cepat karena berumur pendek, selang waktu antara tanam dan panen tidak

    lama dan produknya cepat terjual.

    3. Mudah rusak dan beresiko tinggi, sifat ini merupakan sifat fisik tanaman hias.

    Tanaman hias mudah rusak oleh kesalahan perlakuan fisik selama pemanenan

    atau pengangkutan. Oleh karena itu, produk tanaman hias termasuk produk

    yang beresiko tinggi. Adanya sifat yang mudah rusak sehingga penanganan

    tanaman hias harus extra hati-hati, terutama dalam pengangkutan jarak jauh.

    Apabila terjadi kerusakan, maka mutu tanaman hias akan turun dan otomatis

    harganya pun ikut turun.

    2.5 Pengertian Pemasaran

    Pemasaran dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah marketing. Barang

    dan jasa merupakan objek yang dipasarkan. Memasarkan barang tidak berarti

    terbatas hanya menawarkan barang atau menjual barang tetapi lebih luas daripada

    itu.

    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya

    individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan

    dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

    dengan pihak lain (Kotler, 1997). Ini berarti konsep pemasaran menempatkan

    konsumen sebagai pusat kegiatan pemasaran dimana kebutuhan dan keinginan

  • 16

    konsumen menjadi prioritas utama. Oleh karena itu, produksi dan pemasaran

    barang yang tidak didasarkan pada kebutuhan pasar kemungkinan besar akan

    gagal. Atau dengan kata lain, kegagalan ini disebabkan karena perusahan tidak

    mengetahui tentang apa yang dibutuhkan oleh pasar.

    Definisi lain pemasaran menurut Ranupandojo, dkk., (1982) adalah

    kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian barang-barang dan

    jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Barang-barang itu dipindahkan dari suatu

    tempat ke tempat yang lain, disimpan, diberi harga, dibeli, dan dijual. Pemasaran

    memungkinkan mendapatkan atau menyediakan barang-barang pada saat

    diperlukan (time utility), di tempat (place) yang memerlukan dan barang tersebut

    dapat dimiliki (possession) oleh konsumen yang memerlukan barang-barang

    dengan jalan membeli.

    2.6 Konsep Pemasaran

    Setiap kegiatan pemasaran harus diawali dengan konsep pemasaran yang

    pengertiannya menurut Swastha (1980) adalah sebuah falsafah bisnis yang

    menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi

    dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Lebih lanjut dijelaskan dalam

    konsep pemasaran terdapat tiga faktor dasar sebagai berikut.

    1. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada

    konsumen/pasar.

    2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan,

    dan bukannya kepentingan volume itu sendiri.

  • 17

    3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahan harus dikoordinasikan dan

    diintegrasikan secara organisatoris.

    Sedangkan menurut Kotler (1997), konsep pemasaran merupakan kunci

    untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing

    dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan

    kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. Konsep pemasaran ini bersandar pada

    empat pilar berikut.

    1. Pasar sasaran, perusahaan dapat berhasil jika mereka mendefinisikan pasar

    sasaran mereka dengan cermat dan menyiapkan program pemasaran yang

    sesuai.

    2. Kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat berhasil bila mampu menanggapi

    permintaan pelanggan dengan memberikan apa yang mereka inginkan, atau

    apa yang mereka butuhkan, atau apa yang benar-benar mereka butuhkan.

    3. Pemasaran terpadu, semua anggota perusahaan harus terlibat dalam kegiatan

    perusahan sesuai dengan fungsi dan tanggungjawabnya masing-masing.

    4. Profitabilitas, membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Contohnya : bagi

    perusahaan swasta tujuan utamanya adalah laba sedangkan perusahaan nirlaba

    atau kemasyrakatan adalah agar dapat bertahan hidup dan mengumpulkan

    dana untuk melaksanakan kegiatannya.

    2.7 Strategi Pemasaran

    Pada dasarnya strategi pemasaran merupakan rangkaian tujuan dan

    sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada perusahaan dalam

    menghadapi lingkungan dan persaingan yang selalu berubah.

  • 18

    Penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan

    dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan,

    serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dan

    lingkungannya (Rambu, 2012). Strategi pemasaran yang telah ditetapkan dan

    dijalankan, harus dinilai kembali, apakah masih sesuai dengan keadaan/kondisi

    pada saat ini. Penilaian atau evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan,

    kelemahan, kesempatan dan ancaman. Hasil penilaian atau evaluasi ini digunakan

    sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi yang sedang dijalankan perlu

    dirubah, sekaligus digunakan sebagai landasan untuk menyusun atau menentukan

    strategi yang akan dijalankan pada masa yang akan datang .

    Menurut Kotler (1997), strategi pemasaran adalah logika pemasaran,

    dimana suatu bisnis akan mencapai sasarannya. Strategi pemasaran terdiri atas

    pengembalian keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran

    pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan alat

    fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

    mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar

    yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar

    sasaran tersebut. Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait

    sebagai berikut.

    1. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani dengan melakukan

    segmentasi pasar sasaran yang paling memungkinkan.

    2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, merk dagang,

    kemasan, ukuran, pelayanan, dan jaminan pengembalian.

  • 19

    3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai

    kuantitatif dari produk kepada pelanggan.

    4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui

    produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan

    menggunakannya.

    5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, promosi

    penjualan, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat.

    2.8 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

    Setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara

    pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat

    tetap berjalan, berkembang dan mampu bersaing. Kegiatan pemasaran perusahaan

    diarahkan untuk dapat mencapai sasaran perusahaan berupa pangsa pasar, total

    penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan. Salah satu unsur dalam strategi

    pemasaran adalah strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat

    yang digunakan oleh perusahaan secara terus menerus guna mencapai tujuan

    pemasarannya. Bauran pemasaran meliputi kekuatan produk, keunggulan harga,

    kemampuan saluran distribusi, dan dapat mengimplementasikan strategi promosi

    dalam memenangi persaingan (Jayanti, dkk., 2013).

    Menurut Stanton, 1978 (dalam Swastha, 1980), bauran pemasaran

    (marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang

    merupakan inti dari sistem pemasaran perusahan, yakni : produk, struktur harga,

    kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Dilain pihak menurut Kotler, 2003

    (dalam Lita, 2010) mendefinisikan bahwa marketing mix adalah kelompok kiat

  • 20

    pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya

    dalam pasar sasaran. Jadi bauran pemasaran terdiri dari himpunan variabel yang

    dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi

    tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel tersebut perlu

    dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin dalam

    melakukan tugas atau kegiatan pemasarannya sehingga perusahaan tidak hanya

    sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, namun dapat juga

    mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut untuk

    melaksanakan program pemasaran secara efektif. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bauran pemasaran sebagai suatu kombinasi atau perpaduan antara

    empat unsur penting diantaranya produk, harga, distribusi/tempat dan promosi

    yang biasa dilakukan perusahaan untuk mencapai pasar sasaran.

    2.9 Variabel-Variabel Bauran Pemasaran

    2.9.1 Produk (product)

    Ditinjau dari segi produk, atribut-atribut seperti kualitas produk yang baik,

    pelayanan yang memuaskan, merk dagang yang terkenal merupakan beberapa

    atribut yang dapat meningkatkan volume penjualan bagi perusahaan. Kualitas

    produk yang baik bukan hanya saja diinginkan oleh konsumen karena unik dan

    tahan lama, tetapi juga merupakan keunggulan yang diharapkan oleh pihak

    perusahaan.

    Produk adalah keseluruhan objek atau proses yang memberikan sejumlah

    nilai manfaat kepada konsumen (Rachmawati, 2011). Produk dalam bisnis

    tanaman hias sangat bergantung dalam hal penanganan dan seni. Perusahaan

  • 21

    biasanya menggunakan pot yang bagus dengan tanaman hias yang cocok dan

    menjaga agar tanaman hias tetap subur ataupun ada sebagian yang perlu

    penanganan khusus biasanya ditanam dalam polybag. Adapun yang termasuk

    atribut produk adalah sebagai berikut (Rachmawati, 2011).

    1. Merk, merk adalah nama, simbol atau lambang, istilah, desain yang

    diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk

    pesaing.

    2. Kemasan, kemasan adalah proses yang berkaitan dengan perancangan

    pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk.

    3. Labeling, labeling adalah bagian dari suatu produk yang menyampaikan

    informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label juga merupakan bagian

    dari kemasan, dan kemasan merupakan bagian dari etiket produk.

    4. Layanan pelengkap.

    5. Jaminan, jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas

    produknya kepada konsumen.

    Menurut Kotler (2002), perusahaan dalam membuat penawaran produk

    kepada pasar dapat dibedakan menjadi lima kategori sebagai berikut.

    1. Barang berwujud murni (pure tangible good), penawaran semata-mata hanya

    terdiri dari barang berwujud tanpa ada jasa yang menyertai produk tersebut

    seperti sabun, pasta gigi atau garam.

    2. Barang berwujud yang disertai layanan (tangible good with accompanying

    service), penawaran yang terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan

    satu atau beberapa jasa untuk meningkatkan daya tarik pelanggannya.

    Misalnya produsen mobil harus memberikan penawaran yang jauh lebih

  • 22

    banyak daripada hanya sekedar mobil saja, yaitu bisa meliputi ruang pamer,

    pengiriman, perbaikan dan pemeliharaan, bantuan aplikasi, pelatihan dan

    operator.

    3. Campuran (hybrid), penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi

    yang sama. Misalnya konsumen mengunjungi restoran untuk makan dan

    pelayanan.

    4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan (major service with

    accompanying minor goods and service), penawaran terdiri dari satu jasa

    utama disertai jasa tambahan dan/atau barang pendukung. Misalnya

    penumpang pesawat terbang membeli jasa transportasi. Perjalanan meliputi

    barang berwujud seperti makan dan minuman, potongan tiket dan majalah

    penerbangan. Jasa tersebut membutuhkan sebuat barang padat yaitu suatu

    pesawat udara untuk merealisasikannya tetapi komponen utamanya adalah

    jasa.

    5. Jasa murni (pure service), tawaran hanya terdiri dari jasa. Contohnya jasa

    menjaga bayi, psikoterapi dan jasa memijat.

    2.9.2 Harga (price)

    Menurut Tjiptono (2000), harga adalah satuan moneter atau ukuran

    lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak

    kepemilikan atau pengguna suatu barang dan jasa. Keputusan tentang harga jual

    mempunyai implikasi yang cukup luas bagi perusahaan maupun konsumen. Harga

    yang terlalu tinggi dapat menimbulkan kemungkinan menurunnya daya saing.

    Sebaliknya harga rendah dapat menyebabkan kerugian, khususnya bila biaya

  • 23

    meningkat. Harga harus sesuai dengan nilai produk yang ditawarkan. Jika

    tanaman hias yang memiliki nilai estetika rendah (biasa) dan dijual dengan harga

    yang tinggi maka pembeli akan cenderung membeli produk pesaing (Ariawan,

    2010).

    Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

    pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangakan ketiga unsur lainnya

    (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran

    (Santosa, dkk., 2013). Penentuan harga oleh perusahaan pada umunya bertujuan

    untuk meningkatkan penjualan, menstabilkan tingkat harga, mengembalikan

    investasi dan mencapai laba optimal. Kebijakan dalam penentuan harga jual

    produk tidak hanya dipandang dari sudut perusahaan, tetapi pertimbangan harga

    jual produk berdasarkan harga jual pesaing, kekuatan tawar-menawar dengan

    konsumen dan tingkat persaingan yang ada juga menjadi masukan bagi penentuan

    harga jual.

    Menurut Tjiptono (2000), secara garis besar metode penentuan harga dapat

    dikelompokkan menjadi empat kategori utama sebagai berikut.

    1. Metode penentuan harga berbasis permintaan.

    Metode ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan

    preferensi pelanggan daripada faktor-faktor seperti biaya, laba dan persaingan.

    Paling sedikit terdapat tujuh metode penentuan harga yang termasuk dalam

    metode penentuan harga berbasis permintaan sebagai berikut.

    a. Skimming Pricing, produk hasil dari inovasi tinggi akan memiliki harga yang

    tinggi ketika berada dalam tahap perkenalan, kemudian menurun pada saat

    persaingan sudah ketat. Skema ini akan berjalan dengan baik apabila

  • 24

    konsumen tidak sensitif terhadap harga dan lebih mempertimbangkan kualitas,

    inovasi dan fitur-fitur tang dibawa oleh produk tersebut. Perusahaan akan

    menurunkan harganya apabila segmen ini telah dilayani untuk menarik

    segmen pasar lainnya atau segmen yang lebih sensitif terhadap harga.

    b. Penetration Pricing, sebuah perusahaan yang membuat produk baru dengan

    harga yang rendah yang berharap dapat memperoleh volume penjualan yang

    besar dalam waktu yang relatif singkat. Dengan demikian perusahaan akan

    mencapai skala ekonomis dan mengurangi biaya per unit. Dan akan

    mengurangi kemampuan dan minat pesaing karena harga yang rendah akan

    menyebabkan marjin yang akan diperoleh menjadi sangat sedikit.

    c. Prestige Pricing, harga yang tinnggi biasanya dikaitkan dengan prestige dari

    barang tersebut dan mencerminkan status dari pemiliknya. Disini, harga

    merupakan ukuran dari kualitas barang. Contohnya antara lain berlian,

    permata, parfum, dan lain-lain. Bahkan jika produk-produk tersebut dijual

    dengan harga murah maka persepsi konsumen akan lain.

    d. Price Lining, skema ini digunakan apabila produsen menjual produknya lebih

    dari satu jenis. Harga dapat bervariasi dan ditetapkan pada tingkat harga

    tertentu yang berbeda-beda. Price lining dapat dilakukan dengan dua cara

    berikut.

    1. Barang dijual dengan harga yang sama kepada pengecer. Kemudian

    pengecer menambah persentase mark-up yang berbeda-beda untuk

    masing-masing barang. Kriteria yang mendasarinya adalah warna, model,

    dan permintaan.

  • 25

    2. Barang dijual dengan harga yang berbeda-beda dan pengecer menambah

    persentase mark-up yang relatif sama sehingga harga konsumen akan

    bervariasi.

    e. Odd-Even Pricing, harga yang besarnya mendekati jumlah genap tertentu.

    Harga Rp. 9.975,- masih banyak konsumen yang menganggap masih kurang

    dari Rp. 10.000,- sehingga bila menbayar dengan uang Rp. 10.000,- masih

    dapat kembalian. Pada kenyataanya hal tersebut akan efektif apabila

    menyangkut pembelian dalam jumlah banyak.

    f. Demand-Backward Pricing, harga ditetapkan dengan melihat proses dari

    belakang. Berdasarkan suatu target harga tertentu, kemudian perusahaan

    menyesuaikan kualitas komponen-komponen produknya. Produk didesain

    sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi target harga yang ditetapkan.

    g. Bundle Pricing, merupakan harga dari dua atau lebih produk yang dijual

    dalam satu paket harga. Dengan cara ini pembeli dapat menghemat biaya total

    dan penjual dapat menekan biaya pemasaran.

    2. Metode penentuan harga berbasis biaya.

    Faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya, bukan

    aspek permintaan. Harga didasarkan biaya produksi dan pemasaran yang

    ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung,

    biaya overhead dan laba. Terdapat empat jenis metode yang termasuk ke dalam

    metode penentuan harga berbasis biaya sebagai berikut.

    a. Standard Mark-Up Pricing, dalam skema ini harga ditentukan dengan

    menambah persentase tertentu dari biaya pada sebuah produk. Bersaran

    persentase bervariasi tergantung pada jenis toko dan produk yang dijual.

  • 26

    Perusahaan yang membeli barang dagangan akan menentukan harga jualnya

    setelah menambah harga beli dengan sejumlah Mark-Up. Mark-Up merupakan

    kelebihan harga jual atas harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari

    sebagian Mark-Up tersebut. Metode ini banyak diterapkan di supermarket dan

    toko-toko eceran yang menawarkan banyak pilihan produk. Penetapan harga

    Mark-Up dirumuskan sebagai berikut.

    b. Cost Plus Percentage of Cost Pricing atau Cost Plus Percentage of Fee

    Pricing, produsen menambah persentase tertentu terhadap biaya produksi atau

    kontruksi. Dalam skema ini pemasok atau produsen akan mendapatkan ganti

    atas semua biaya yang dikeluarkan, berapapun besarnya. Pada pemasaran jasa,

    penyedia jasa dibayar seluruh biaya untuk melaksanakan pekerjaan, ditambah

    jasa yang biasanya dalam bentuk persentase dari biaya. Besar imbalan atau fee

    bervariasi tergantung dari besar biaya.

    c. Cost Plus Fixed Fee Pricing, merupakan versi lain dari Cost Plus Percentage

    of Fee Pricing. Dalam skema ini produsen tersebut hanya memperoleh fee

    tertentu sebagai laba yang sudah ditetapkan sejak awal dengan jumlah yang

    pasti dan tetap (fixed fee) walaupun biaya berubah.

    d. Experience Curve Pricing, skema ini banyak diadopsi oleh perusahaan-

    perusahaan elektronik. Dimana skema ini dikembangkan atas dasar konsep

    efek belajar (learning effect) dimana unit cost barang dan jasa akan menurun

    10% hingga 30% untuk setiap peningkatan sebesar dua kali lipat pada

    pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa

    Harga Jual = Harga Beli + Mark Up

  • 27

    tersebut. Berdasarkan konsep ini biaya rata-rata per unit dapat diperkirakan

    secara matematis.

    3. Metode penentuan harga berbasis laba.

    Metode ini berusaha meyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan

    harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau

    dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan atau investasi. Terdapat

    tiga jenis tiga jenis metode yang termasuk dalam metode penentuan harga

    berbasis laba sebagai berikut.

    a. Target Profit Pricing, umumnya berupa ketetapan atas besarnya target laba

    yang harus dicapai pada satu priode tertentu yang dinyatakan secara spesifik.

    b. Target Return On Sales Pricing, tingkat harga tertentu ditetapkan oleh

    perusahaan untuk dapat menghasilkan laba dalam persentase tertentu terhadap

    volume penjualan. Biasanya digunakan oleh jaringan supermarket.

    c. Target Return On Investment Pricing, perusahaan menetapkan besarnya suatu

    target ROI tahunan, yaitu rasio antara laba dengan investasi total yang

    ditanamkan perusahaan. Kemudian harga ditentukan agar dapat mencapai

    target ROI tersebut.

    4. Metode penentuan harga berbasis persaingan.

    Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan atau laba, harga juga

    dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang dilakukan pesaing.

    Terdapat empat jenis metode yang termasuk dalam metode penentuan harga

    berbasis persaingan sebagai berikut.

    a. Customary Pricing, penetapan harga yang dilakukan berpegang teguh kepada

    tingkat harga tradisional. Perusahaan tidak mengubah harga diluar batas-batas

  • 28

    yang diterima. Faktor yang mempengaruhi penetapan harga tersebut adalah

    faktor tradisi, saluran distribusi atau faktor persaingan. Contoh beras, gula.

    b. Above, At, or Below Market Pricing, banyak perusahaan yang menggunakan

    pendekatan subyektif dalam memperkirakan harga pesaing atau harga pasar.

    Berdasarkan hal tersebut kemudian harga ditetapkan diatas, sama atau

    dibawah harga pasar. Above-market pricing dilakukan dengan jalan

    menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pasar. At-market pricing

    dilakukan dengan menetapkan harga sebesar atau sama dengan harga pasar

    yang ada, disebut juga dengan going rate atau imitative pricing. Below-market

    pricing dilakukan dengan menetapkan harga dibawah harga pasar yang ada.

    Banyak diterapkan oleh produsen produk-produk generik (obat-obatan) dan

    pengecer yang menjual produk dengan private brand seperti gula, minuman

    ringan.

    c. Loss Leader Pricing, untuk keperluan promosi, perusahaan terkadang menjual

    produknya dengan harga dibawah biaya produksinya dengan tujuan untuk

    menarik sebanyak mungkin konsumen potensial. Jadi, produk dijadikan

    semacam penglaris (pancingan) agar produk yang lainnya laku.

    d. Sealed Bid Pricing, sistem ini menggunakan penawaran harga yang

    melibatkan agen pembelian (buying agency). Jika ada perusahaan yang ingin

    membeli produk, maka yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian

    untuk menyampaikan spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada calon

    produsen. Kemudian diadakan semacam lelang untuk menentukan penawaran

    terendah yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kontrak pembelian.

  • 29

    2.9.3 Distribusi (place)

    Kotler dan Armstrong, 2003 (dalam Jayanti, dkk., 2013) menyatakan

    bahwa distribusi mencakup aktivitas perusahan untuk menyediakan produk bagi

    konsumen sasaran. Distribusi merupakan bermacam kegiatan yang dilakukan

    perusahaan untuk membuat produk menjadi lebih mudah untuk diperoleh dan

    selalu tersedia untuk diperoleh serta selalu tersedia untuk konsumen sasaran.

    Barang dan jasa tidak mengalir dengan sendirinya dari produsen ke konsumen,

    tetapi bergerak ke tempat sasaran melalui saluran distribusi.

    Menurut Tjiptono, 2001 (dalam Rambu, 2012), pendistribusian secara

    garis besar dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha

    memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke

    konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan jenis, jumlah,

    harga, tempat dan saat dibutuhkan.

    Menurut Kotler, 2003 (dalam Hapsari, 2011), saluran distribusi dapat

    dikelompokkan menjadi dua bila dilihat berdasarkan panjang pendeknya rantai

    distribusi sebagai berikut.

    1. Saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari

    produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur.

    2. Saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan

    produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer

    sebelum sampai ke tangan konsumen.

    Menurut Yazid (2001), saluran distribusi untuk jasa tidak melalui saluran

    distribusi seperti halnya barang fisik, tetapi lokasi fasilitas jasa tetap menjadi

    faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat

  • 30

    kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Secara garis besar terdapat dua

    pertimbangan dalam hal lokasi fasilitas jasa sebagai berikut.

    1. Pelanggan mendatangi fasilitas jasa.

    2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan.

    Keputusan terhadap saluran (distribusi) akan mempengaruhi dua hal, yaitu

    jangkauan penjualan dan biaya. Setiap alternatif saluran yang dipilih jelas

    dipengaruhi unsur-unsur lain yang terdapat dalam bauran pemasaran perusahan,

    misalnya ciri-ciri pasar yang dijadikan sasaran dan karakteristik produk yang

    ditawarkan. Penilaian terhadap alternatif saluran didasarkan kriteria ekonomis,

    efektivitas dan pengendalian (Rachmawati, 2011).

    2.9.4 Promosi (promotion)

    Menurut Angipora (2002), Promosi merupakan berbagai kegiatan yang

    dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk,

    mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang

    dihasilkan. Untuk melaksanakan kegiatan promosi produk secara keseluruhan

    khususnya kegiatan penjualan, maka produsen harus memilih dan menetapkan

    elemen dalam bauran promosi sebagai berikut.

    1. Periklanan (Advertising)

    Periklanan merupakan semua bentuk penyajian non personal dan promosi ide,

    barang atau jasa yang bersifat satu arah yang dibayar oleh suatu sponsor

    tertentu.

  • 31

    2. Promosi penjualan (Sales promotion)

    Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong

    keinginan mencoba atau membeli suatu produk. Tujuan digunakan promosi

    penjualan antara lain (1) menarik para pembeli baru, (2) menghindarkan

    konsumen lari ke merk lain, (3) menanggulangi kegiatan para pesaing, (4)

    meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama dan (5) memberikan

    hadiah kepada konsumen lama.

    3. Hubungan masyarakat dan publisitas (Public relation and publicity)

    Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan berbagai program untuk

    mempromosikan data atau melindungi citra perusahaan produk individualnya.

    Hubungan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan social, menjadi

    sponsor kegiatan di masyarakat, majalah perusahaan, ceramah, seminar dan

    pameran.

    4. Penjualan personal (Personal selling)

    Penjualan personal merupakan komunikasi atau interaksi langsung antara

    penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada

    calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

    sehingga kemudian akan mencoba dan memberinya. Penjualan personal dapat

    dilakukan melalui presentasi penjualan, pemberian sampel dan program

    intensif.

    5. Pemasaran langsung (Direct marketing)

    Pemasaran langsung adalah pemasaran yang bersifat interaktif yang

    memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon

    yang terukur dan transaksi disembarang lokasi secara langsung untuk

  • 32

    mendapatkan pelanggan tertentu atau calon pelanggan. Pemasaran langsung

    dapat dilakukan melalui katalog, surat, telepon, email dan spanduk.

    2.10 Kerangka Pemikiran Penelitian

    Tanaman hias saat ini merupakan tanaman yang mempunyai nilai

    keindahan dan kesan ekslusif. Disamping itu juga mempunyai nilai ekonomis bagi

    para pelaku usaha atau perusahaan yang bergerak di bagian pemasaran tanaman

    hias.

    Melihat potensi tanaman hias yang begitu menjanjikan saat ini, maka perlu

    diusahakan atau dijalankan dengan lebih komersil sehingga perusahaan dapat

    meningkatkan volume pemasaran pada tahun-tahun yang akan datang. Perusahaan

    harus dapat memberikan kepuasan lewat produk yang dihasilkan dengan berbagai

    metode penyampaian kepada konsumen, yang nantinya konsumen akan

    mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Perusahaan juga

    tentunya menginginkan usahanya berjalan dan berkembang dalam menghadapi

    persaingan dalam pemasaran tanaman hias, maka perusahaan perlu menggunakan

    strategi pemasaran dimana salah satunya adalah strategi bauran pemasaran

    (marketing mix) yang merupakan kombinasi dari empat variabel dan menjadi inti

    dari sistem pemasaran perusahan, yakni : produk, struktur harga, kegiatan

    promosi, dan sistem distribusi. Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi

    tersebut saling berhubungan dan biasa dikenal dengan 4P (product, price,

    promotion, dan place).

    Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana bauran

    pemasaran tanaman hias yang dilakukan oleh CV. Kumala Dewata ditinjau dari

  • 33

    konsep produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi, serta untuk mengetahui

    kendala-kendala ditinjau dari kendala teknis, sosial, dan ekonomi yang dihadapi

    oleh CV. Kumala Dewata dalam memasarkan tanaman hias. Secara skematis

    tampak pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran Penelitian Bauran Pemasaran Tanaman Hias pada

    CV. Kumala Dewata, Tahun 2015.

    Bauran Pemasaran Tanaman Hias :

    1. Produk (Product)

    2. Harga (Price)

    3. Distribusi (Place)

    4. Promosi (Promotion)

    Kendala-kendala :

    1. Teknis

    2. Sosial

    3. Ekonomi

    Analisis Deskriptif Kualitatif

    Simpulan

    Rekomendasi

    CV. Kumala Dewata

    Usaha Pemasaran Tanaman Hias