ii...Teks Cerita Rakyat di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa Dengan ini menyatakan...
Transcript of ii...Teks Cerita Rakyat di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa Dengan ini menyatakan...
PENERAPAN STRATEGI KOOPERATITIPE CO-OP CO-OP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENANGGAPI
TEKS CERITA RAKYAT DI KELAS V SD NEGERI TALLANG-
TALLANG KABUPATEN GOWA
\
Skiripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Skiripsi guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
WAHYUNI APRIANI GUNAWAN
Nim :105401121616
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : WAHYUNI APRIANI GUNAWAN
Nim : 1054 01121616
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar
JudulSkripsi : Penerapan Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menanggapi
Teks Cerita Rakyat di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Wahyuni Apriani Gunawan
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : WAHYUNI APRIANI GUNAWAN
Nim : 105401121616
Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya bersedi
amenerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Wahyuni Apriani Gunawan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap,”
(QS. Al-Insyirah,6-8)
“Siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang akan menang”
Kupersembahkan karya ini
untuk kedua orang tuaku
tercinta, saudaraku, dan
sahabat yang selalu
memberikan doa, dukungan,
dan semangat.
vii
ABSTRAK
Wahyuni Apriani Gunawan. Penelitian Tindakan Kelas, 2020. Penerapan
Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
dalam Menanggapi Teks Cerita Rakyat di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa.Skripsi.Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Muhammadiyah
Makassar.Pembimbing 1 H.Andi Sukri Syamsuri dan Pembimbing 2 H. Hambali.
Masalah utama disini adalah apakah strategi kooperatif tipe co-op co-op
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menanggapi teks cerita rakyat
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan
model penelitian yang terdiri dari 4 tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah murid kelas V SD
Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa tahun pelajaran 2020-2021dengan
jumlah 15 murid, terdiri dari 7 laki – laki dan 8 perempuan.Teknik pengumpulan
data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut; Penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terjadi peningkatan aktifitas dan hasil
belajar murid pada setiap siklusnya. Terbukti dengan nilai rat-rata murid pada
siklus I sebesar 67,1 sedangkan pada siklus 2 mencapai 87 sehingga pada siklus II
dinyatakan berhasil karena sudah mencapai nilai ketuntasan belajar.
Kesimpulan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berinkut: Strategi
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan kemampuan siswa
kelas V SD Negeri Tallang-Tallangb Kabupaten Gowa dalam menanggapi teks
cerita rakyat, pada siklus I yang terkategori kuranag dimana kriteria ketuntasan
minimal (KKM) 75 dengan nilai rata-rata siswa hanya 67,1 dan pada siklus II
meningkat menjadi kategori sangat baik dengan nilai rata-rata 84.
Kata kunci: Strategi pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op, hasil belajar
bahasa Indonesia
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt atas
karunia kesehatan, kesempatan, kesabaran, terlebih lagi karunia kemauan serta
tekad yang dianugerahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Taklupa pula penulis panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan besar
Nabi Muhammad Saw sebagai panutan dan suri tauladan umat manusia di muka
bumi. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bimbingan dari-Nya sehingga
skripsi dengan judul“Penerapan Srategi Koopetatif Tipe Co-op Co-op untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menanggapi Teks Cerita Rakyat di
Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang KabupatenGowa” dapat diselesaikan.
Sebagai manusia yang penuh dengan keterbatasan, banyak kendala yang
penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini. Akan tetapi berkat bantuan-Nya dan
bantuan dari berbagai pihak ,skripsi ini dapat diselesaikan walaupun tidak luput
dari kekurangan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang
membantu penulis.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan terima kasih yang
tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Gunawan MN dan
Ibunda Norma Kalalo, S.Pd yang telah memberikan kasih dan sayangnya,
dorongan moril, materi, serta iringan doanya yang tulus diberikan sejak penulis
dilahirkan sampai terwujudnya penulisan skripsi ini.
ix
Ucapan Terima kasih pula saya haturkan kepada Dr. H. Andi Sukri
Syamsuri, M.Hum., pembimbing I dan Drs. Hambali, S.Pd., M.Hum.,
pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Ucapan rasa hormat saya haturkan kepada Prof Dr. Ambo Asse, M. Ag.,
rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd, Ph.D., Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,
Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Bapak dan ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
membekali penulis ilmu pengetahuan dan ilmu moral selama berkuliah sampai
pada penyusunan skripsi ini, guru-guru SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten
Gowa atas kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian, teman-teman
seperjuangan PGSD angkatan 2016, sahabat seperjuangan selama kuliah Selvira
Febrianti Udin, Muh. Iqrar Takdir, Syamsir, Muh. Reza, Muslimat, dan Nirwana
Kamaruddin yang telah banyak membantu selama proses penelitian.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan semua
pihak yang membutuhkan.Semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kitasemua.
Makassar, September2020
Penulis
Wahyuni Apriani Gunawan
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PERSETUJUAN BIMBINGAN .................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... .6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... .7
D. Rumusan Masalah ........................................................................ .7
E. Tujuan Penelitian........................................................................... .7
F. Manfaat Penelitian......................................................................... .7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 9
A. Kajian Teori................................................................................... 9
xi
1. Strategi Pembelajaran ............................................................... 9
a. Pengertian Strategi Pembelajaran ....................................... 9
b. Klasifikasi Strategi Pembelajaran ....................................... 11
c. Macam-Macam Strategi Pembelajaran ............................... 13
d. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran ................................ 16
2. Model Kooperatif Learning ...................................................... 18
3. Model Pembelajaran Kooperatif Co-Op Cop-Op ..................... 21
a. Pengertian model pembelajaran kooperatif Co-Op Co-Op 21
b. Langkah-langkah Model pembelajaran Kooperatif Co-Op
Co-Op ................................................................................ 21
c. Kelebihan Dan kekurangan model pembelajaran Kooperatif
Co-Op Co-op ...................................................................... 24
B. Hakikat Cerita Rakyat ................................................................... 24
a. Pengertian cerita rakyat ..................................................... 24
b. Fungsi cerita rakyat ........................................................... 25
c. Unsur-unsur cerita rakyat .................................................. 26
C. Penelitian Relevan ......................................................................... 28
D. Kerangka Pikir............................................................................... 29
E. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 30
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 31
C. Definisi Operasional ...................................................................... 32
xii
D. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .................................. 32
E. Instrument Penelitian..................................................................... 35
F. Teknik pengumpulan Data ............................................................ 35
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 37
H. Indikator Keberhasilan .................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 41
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 41
B. Pembahasan ................................................................................... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 52
A. Kesimpulan.................................................................................... 52
B. Saran ............................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 kriteria penilaian rubrik spritual ................................................................ 38
3.2 kriteria penilaian rubrik sosial .................................................................... 39
4.1 Hasil Belajar siswa siklus I ........................................................................ 43
4.2 Distribusi Frekuensi, Persentase Serta Ketercapaian Ketuntasan
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op ...... 44
4.3 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II ......................................... 47
4.4 Distribusi Frekuensi, Persentase Serta Ketercapaian Ketuntasan
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op ..... 48
xiv
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ............................................................................... 29
3.1 Siklus PTK ................................................................................................. 35
4.1 Grafik Hasil Belajar siswa siklus I ............................................................. 44
4.2 Grafik Hasil Belajar siswa siklus II ........................................................... 48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya alam pembelajaran.Strategi
pembelajaran menentukan pendekatan yang dipilih guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran.Sani (2019:99) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.Strategi pembelajaran meliputi pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Guru perlu mempertimbangkan output dan dampak pembelajaran
dalam memilih sebuah strategi pembelajaran.
J.R. David (Suprihatiningrum, 2016:186) mengemukakan bahwa dalam
dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal. Terdapat dua hal yang patut
dicermati dari pengertian di atas.Pertama, strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan demikian penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.Oleh sebab itu sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya,
2
sebab tujuan adalah roh-nya dalam implementasi suatu strategi.Adapun menurut
O’malley dan Chamot (Fatimah & Sari, 2018:109) strategi pembelajaran adalah
seperangkat alat yang melibatkan individu secara langsung untuk
mengembangkan bahasa kedua.
Kempm (2019:32) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op (cooperation
ineducation) merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang sangat baik
diterapkan kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan menyimak K.Rahman
(2019:283) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran Co-Op Co-Op adalah
sebuah bentuk grup investigation yang cukup familiar, metode ini menempatkan
tim dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk
mempelajari sebuah topik di kelesuntuk meningkatkan pemahaman mereka
tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan
untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman-teman sekelasnya.
Metodenya sederhana dan fleksibel belajar yang berbentuk kelompok-kelompok
kecil yang memungkinkan adanya kerjasama antar siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
Menyimak atau menanggapi pada hakikatnya adalah mendengarkan dan
memahami isi bahan simakan karena itu dapat kita simpulkan tujuan menyimak
adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide gagasan yang tersirat
dalam bahan simakan.
3
Menurut Tarigan (1991:4 Pengertian menyimak. 5 april 2020) Menyimak
adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengarkan dari bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilia, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam
bahasa simakan.
Adapun materi yang berkaitan dengan kemampuan menyimak ialah
menanggapi teks cerita rakyat, di mana siswa diharapkan mampu memberikan
tanggapan terhadap cerita rakyat yang didengarnya. Siswa harus mampu
mengemukakan unsur-unsur yang ada dalam cerita dengan tepat, menyampaikan
pendapat yang bersifat argumentatif, memberikan tanggapan yang sistematis dan
masuk akal dengan memakai bahasa yang singkat, padat dan jelas.Dengan
pembelajaran yang efektif, siswa dimungkinkan mampu menanggapi teks cerita
rakyat dengan baik.
Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan
berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap
bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup
kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada
umumnya cerita rakyat ini mengisahkan mengenai suatu kejadian di suatu tempat
atau asal muasal suatu tempat.Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat
umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia dan dewa.
Menurut Suripan (1991 Pengertian cerita rakyat. 5 April 2020) cerita
rakyat adalah cerita yang diwarisan secara turun temurun dari generasi lama
kegenerasi baru secara lisan.
4
Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa menanggapi teks cerita
rakyat dengan optimal, guru dituntut untuk bisa memilih metode mengajar yang
paling sesuai dengan karakteristik siswa, materi pembelajaran, dan tujuan yang
akan dicapai. Namun, kenyataannya pelaksanaan memilih metode pembelajaran
masih berpola pada paradigma pembelajaran yang teacher centered belum pada
student centered. Dalam metode pembelajaran tradisional, untuk keberhasilan
pembelajaran, guru berusaha melakukan pengetahuan dan pengalaman itu siswa
harus berkonsentrasi dalam mendengarkan penjelasan, dan uraian guru sehingga
aktivitas yang tercipta adalah D3CH (duduk, diam, dengar, catat dan hafal)
Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata
kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar.Tekanan pembelajarannya harus
pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis. Oleh karena
itu guru dituntut untuk mendorong siswa belajar secara aktif yang dapat
meningkatkan kemampuan menanggapi teks cerita rakyat dalam bahasa Indonesia
yang merupakan faktor penting dalam bahasa Indonesia, dan jika siswa aktif
dalam menanggapi maka pembelajaran bahasa Indonesia akan lebih bermakna.
Berdasarkan observasi peneliti terhadap guru kelas V SD Negeri Tallang-
Tallang Kabupaten Gowa, guru masih menggunakan metode ceramah pada mata
pelajaran bahasa Indonesia.Penggunaan metode ini kurang efektif.Hal tersebut
ditunjukkan dengan pencapaian hasil belajar peserta didik yaitu sebanyak 5 siswa
(33%) dari 15 siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kab. Gowa mendapat
nilai di atas KKM sedangkan 10 siswa ( 66%) lainnya belum mampu mencapai
KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
5
Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh metode atau model pembelajaran yang
digunakan.
Pembelajaran yang berlangsung adalah direct teaching, artinya
pembelajaran berlangsung searah sehingga tidak tertutup kemungkinan timbulnya
teachercentered, yaitu pembelajaran berpuasat pada guru.Hal ini mengakibatkan
interaksi di kelas didominasi oleh guru, yaitu interaksi yang timbul hanya antara
guru dengan siswa, sementara interaksi sesama siswa berkurang.
Upaya untuk mewujudkan pola pembelajaran yang bukan hanya sebatas
hafalan belaka, maka diperlukan adanya model pembelajaran kooperatif dalam
proses pembelajaran. Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran
dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih
bergairah dalam belajar.
Oleh karenanya salah satu cara yang dapat ditawarkan oleh guru agar
siswa dapat aktif dan mampu dalam menanggapi teks cerita rakyat yaitu dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipeCo-op Co-op (Cooperative
Learning), dimana seluruh siswa dapat aktif bekerja sama dalam memberikan
tanggapan terhadap teks cerita yang didengarnya.
Dalam pelaksanaannya dalam pembelajaran Menanggapi Teks Cerita
Rakyat, Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk penggunaan
metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya alam pembelajaran.Strategi
pembelajaran menentukan pembelajaran dalam memilih sebuah strategi
pembelajaran.pendekatan yang dipilih guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6
Rasionalnya ketika strategi pembelajaran kooperatiftipe coop-coop
digunakan dalam pembelajaran Menanggapi Teks Cerita Rakyat, ini
membantusiswa mengembangkan kemampuan dalam logika, pemecahan masalah,
berfikirkritis, serta adanya komunikasi lisan maupun tulisan.Dengan
mengutamakankerjasama dalam kelompok untuk saling berbagi pemahaman
tentang unsur- unsurintrinsik yang ada pada teks cerita rakyat tersebut. Selain itu
dapat meningkatkanrasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat, serta
melakukan analisisterhadap teks cerita rakyat yang di baca .
Untuk itu dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatifTipe Coop-Coop
guru perlu mengamati setiap kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan menilai
sampai sejauh mana siswa telah mampu menanggapi teks cerita rakyat yang telah
didengarnya. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan peneliti tertarik
melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Kooperatif Tipe Co-Op
Co-Op untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menanggapi Teks Cerita
Rakyat di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa”
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diindentifikasi beberapa
masalah, antara lain sebagai berikut:
1. Kemampuan siswa dalam menanggapi teks cerita rakyat masih rendah.
2. Bahasa Indonesia dianggap sebagai pelajaran yang membosankan.
3.Kurangnya kemampuan dalam memberanikan diri mengungkapkan
pendapat
7
C. Pembatasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang terindentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti
merasa perlu memberi batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar lebih
terarah dan jelas, masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada “Penerapan
Strategi Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
dalam Menanggapi Teks Cerita Rakyat di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan masalah yang dikemukakan di atas, maka
masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Apakah strategi
kooperatif tipe Co-Op Co-Op dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menanggapi teks cerita rakyat di kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten
Gowa?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pokok
permasalahan di atas yaitu :
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menanggapi teks
cerita rakyat melalui penggunaaan strategi kooperatiftipe Co-OpCo-Op di kelas V
SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa.
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dengan penerapan strategi kooperatif tipeco-op co-op dalam pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menanggapi teks cerita rakyat kelas
V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowaini, maka diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi guru dan tim peneliti dalam melaksanakan
pembelajaran, menambah referensi untuk penelitian-penelitian yang akan
dilaksanakan selanjutnya, sehingga nantinya dapat mengembangkan praktik
pembelajaran bahasa Indonesia di SD.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa Menanggapidengan
menggunakan Strategi Kooperatif tipe Co-op Co-op pada Materi Teks Cerita
Rakyat di kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa Tahun Ajaran
2020/2021.
2) Bagi guru yaitu sebagai informasi mengenai kemampuan siswa dalam
menanggapi yang diajar dengan menggunakan Strategi Kooperatif tipe Co-op Co-
op pada Materi Teks Cerita Rakyat di kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa
3) Bagi peneliti selanjutnya yaitu hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk meggunakan strategi Kooperatif tipeCoopCo-op
pada materi Teks cerita Rakyat maupun pokok materi yang lain dan dapat
dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya alam
pembelajaran.Strategi pembelajaran menentukan pendekatan yang dipilih
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.Sani (2019:99) mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu konsep yang dipilih untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.Strategi
pembelajaran meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Guru
perlu mempertimbangkan output dan dampak pembelajaran dalam memilih
sebuah strategi pembelajaran.
J.R. David (Suprihatiningrum, 2016:186) mengemukakan bahwa
dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of
activities designed to achieves a particular educational goal. Terdapat dua
hal yang patut dicermati dari pengertian di atas.Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu.Artinya
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.Dengan
demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
9
10
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian
tujuan.Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan
yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah roh-nya
dalam implementasi suatu strategi.Adapun menurut O’malley dan Chamot
(Fatimah & Sari, 2018:109) strategi pembelajaran adalah seperangkat alat
yang melibatkan individu secara langsung untuk mengembangkan bahasa
kedua.
Menurut Syofrianisda (2018:16) secara umum strategi mempunyai
pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah dilakukan dan dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan
anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan. Sejalan dengan itu, Suyadi (Anggraeni,
2019:72) mengemukakan bahwa strategi dalam konteks pendidikan dapat
dimaknai dengan perencanaan apa yang akan kita lakukan atau serangkaian
apa yang akan kita capai yang mengarah pada tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu usaha yang digunakan secara
sistematis untuk mendapatkan sebuah pencapaian dan kesuksesan dalam
aktivitas pembelajaran.Terutama di dalam dunia pendidikan, strategi ini juga
dapat diartikan sebagai sebuah rancangan yang didalamnya terdapat metode
pembelajaran untuk mencapai tujuannya.Dapat dikatakan pula strategi
11
pembelajaran adalah sebuah perencanaan, yang didalamnya terdapat
rangkaian kegiatan yang didesain secara khusus.
b. Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Wena (Jufri, 2013:75) menyatakan ada tiga jenis strategi terkait
dengan pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian, (b) strategi
penyampaian, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran. Adapun rincian
mengenai ketiga jenis strategi tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)
Strategi pengorganisasian pembelajaran mencakup cara yang
ditempuh untuk membuat urutan materi atau isi pelajaran dan cara
mensintesis isi pelajaran untuk menunjukkan hubungan atau keterkaitan
antara fakta-fakta, konsep-konsep, prosedur-prosedur, dan prinsip-prinsip
terkait isi suatu bidang studi. Strategi pengorganisasian dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro.Strategi
pengorganisasian mikro mengacu pada metode untuk prosedur atau prinsip.
Sedangkan strategi pengorganisasian makro mengacu pada cara untuk menata
keseluruhan isi pelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur,
atau prinsip. Strategi makro berkaitan dengan cara memilih, menata urutan,
membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan.
2) Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan keseluruhan
perencanaan model, metode, teknik, dan taktik yang dipakai untuk
menyajikan materi pelajaran sekaligus menerima dan merespons perilaku
12
peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Pada dasarnya strategi
penyampaian pembelajaran meliputi lingkungan belajar, pendidik, materi
pelajaran, dan segala kegiatan yang terkait dengan proses pembelajaran.
Strategi penyampaian pembelajaran berfungsi sebagai acuan dalam
menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik, dan sebagai
informasi atau kumpulan bahan-bahan yang diperlukan peserta didik untuk
dapat mencapai atau menguasai kompetensi tertentu.
3) Strategi Pengelolaan (Managerial Strategy)
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan unsur metode yang
berurusan dengan cara guru menata interaksi antara peserta didik dengan
unsur pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian
pembelajaran yang dipilih untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Ada
empat hal penting yang menjadi bagian dari strategi pengelolaan
pembelajaran yaitu: 1) pengaturan waktu dan kondisi penggunaan strategi
pembelajaran, 2) pencatatan kemajuan belajar peserta didik, 3) pengontrolan
motivasi dan 4) pengontrolan aktivitas belajar.
c. Macam-macam Strategi Pembelajaran
Raka Joni (Jufri, 2013:77) menyatakan bahwa strategi pembelajaran
dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa segi yaitu: 1) pengaturan guru
dan peserta didik, 2) pengolahan pesan, 3) struktur peristiwa belajar-
mengajar, dan 4) tujuan belajar.
13
Sani (2019:155) menguraikan beberapa macam strategi pembelajaran
di antaranya yaitu sebagai berikut:
1) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran langsung menempatkan guru sebagai sumber
belajar.Cukup efektif digunakan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk keterampilan secara langkah demi langkah. Strategi ini pada
umumnya efektif digunakan untuk memperkenalkan strategi lain atau
metode pembelajaran lainnya pada awal pembelajaran. Pembelajaran
langsung pada umumnya deduktif, dimana disajikan aturan umum,
kemudian diberikan contoh yang relevan.Kelemahan strategi ini adalah
tidak dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan, proses, dan
sikap yang diperlukan untuk berpikir kritis, serta kemampuan bekerja
berkelompok. Strategi lain dibutuhkan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher thinking).
2) Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (Indirect Instructiion)
Istilah pembelajaran tidak langsung mungkin jarang dikenal, dan
orang lebih mengenal pembelajaran inkuiri, induksi, penyelesaian masalah
(problem solving), dan strategi lainnya yang merupakan variasi dari
pembelajaran tidak langsung.Pembelajaran tidak langsung ini berpusat pada
peserta didik, dimana siswa aktif membangun pengetahuan dan guru
bertindak sebagai fasilitator.Strategi ini memungkinkan peserta didik untuk
terlibat secara mental dalam mengamati, menyelidiki, membuat penjelasan
berdasarkan data, membuat hipotesis, dan sebagainya. Keuntungan
14
menggunakan strategi ini adalah meningkatkan minat dan rasa ingin tahu
dalam diri peserta didik, serta mendorong mereka untuk mengembangkan
pilihan/alternatif penyelesaian masalah .Penggunaan strategi ini
memungkinkan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik serta
keterampilan dan kemampuan interpersonalnya. Pada umumnya peserta
didik yang belajar secara aktif akan memiliki pemahaman dan ide yang
lebih baik, serta mampu mengembangkan pemahaman tersebut.
Peran guru dalam pembelajaran tidak langsung adalah mengatur
lingkungan belajar, memberi kesempatan pada peserta didik untuk terlibat
dalam pembelajaran, serta memberikan umpan balik jika diperlukan.
Sumber belajar dalam pembelajaran ini pada umumnya berupa bahan cetak,
informasi non-cetak (misalnya: internet), dan narasumber. Pengalaman
belajar diperkaya melalui interaksi guru dengan peserta didik, antar guru,
dan antarguru dengan narasumber lainnya. Pembelajaran tidak langsung
dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran, dan sangat cocok
dilaksanakan jika:
a) Hasil belajar yang diharapkan berupa kemampuan berpikir tingkat
tinggi;
b) Sikap, nilai, dan kemampuan interpersonal diharapkan dimiliki oleh
peserta didik;
c) Proses belajar dinilai sama penting dengan produk belajar;
d) Peserta didik perlu menyelidiki atau menemukan sesuatu untuk
mempelajari materi selanjutnya;
15
e) Dibutuhkan beberapa jawaban untuk suatu permasalahan;
f) Keterlibatan individu dan motivasi intrinsik diharapkan muncul;
g) Dibutuhkan pengambilan keputusan dalam menyelesaikan
permasalahan.
3) Strategi Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif mengutamakan aktivitas diskusi
sesama siswa..Diskusi dan saling berbagi informasi memungkinkan peserta
didik memberikan reaksi terhadap ide, pengalaman, opini, dan pengetahuan
teman sejawat atau narasumber.Peserta didik dapat belajar mengembangkan
keterampilan sosial dan kemampuan untuk mengorganisasikan pikiran serta
mengembangkan alasan yang masuk akal (rasional).
Strategi pembelajaran interaktif dapat dilaksanakan untuk ukuran
kelompok yang bervariasi dan metode interaksi yang berbeda-
beda.Pembelajaran dapat berupa diskusi kelas dimana tidak dibentuk
kelompok, diskusi dalam kelompok-kelompok kecil, atau peserta didik
belajar berpasangan dalam mengerjakan tugas.Hal yang perlu dilakukan
oleh guru adalah memberikan topik diskusi atau tugas, menentukan waktu
diskusi, menentukan jumlah dan komposisi peserta didik dalam kelompok,
dan menjelaskan teknik pelaporan.Pembelajaran interaktif membutuhkan
penghalusan pengamatan, aktivitas interpersonal, serta keterampilan dan
kemampuan melakukan intervensi baik oleh guru maupun oleh peserta
didik.
16
Strategi pembelajaran interaktif jika diterapkan untuk melatih peserta
didik dalam berbicara substansi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis
strategi, yakni: 1) strategi kuliah interaktif, 2) strategi diskusi reflektif, dan
3) strategi diskusi kelompok kooperatif. Beberapa strategi lain yang
bervariasi juga dilakukan dalam pembelajaran membaca, menulis, dan
berhitung.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa macam-macam
strategi pembelajaran dikelompokkan berdasarkan: 1) Rasio guru dan siswa,
2) Pola hubungan guru dan siswa, 3) Peranan guru dan siswa, 4) Peranan
guru dan siswa dalam mengolah materi pembelajaran.
d. Prinsip-prinsip Strategi Pembelajaran
Guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang dianggap
cocok dengan keadaan. Sanjaya (Hasruddin, 2009:33) menyarankan bahwa
untuk memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran
adalah:
a) Segala aktivitas guru dan siswa hendaklah berorientasi pada
kompetensi yang ingin dicapai;
b) Strategi pembelajaran hendaknya mendorong aktivitas belajar siswa,
jadi siswa berbuat bukan menghafal sejumlah fakta;
c) Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa,
sehingga terbentuk perubahan perilaku siswa;
d) Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
akan tetapi juga meliputi pengembangan afektif, dan psikomotorik.
17
Adapun Menurut Susilo (2012:87) Prinsip-prinsip Strategi
Pembelajaran yaitu:
a) Interaktif
Prinsip interaktif bermakna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke murid, tetapi suatu proses
mengatur lingkungan yang dapat merangsang murid untuk belajar.
b) Inspiratif
Proses pembelajaran dikatakan inspiratif jika proses pembelajaran
memungkinkan murid untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
c) Menyenangkan
Proses pembelajaran harus memungkinkan seluruh potensi peserta
didik dapat dikembangkan. Hal ini hanya akan mungkin terjadi jika proses
pembelajaran di sekolah tidak menegangkan, tidak menakutkan, tetapi
menyenangkan, dan menggembirakan bagi murid.
d) Menantang
Proses pembelajaran haruslah membuat murid tertantang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan keterampilan
aplikatif, dan bersosial.
e) Memotivasi
Memotivasi adalah dorongan yang memungkinkan murid untuk
bertindak atau melakukan sesuatu.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
pemilihan strategi pembelajaran hendaknya sesuai dengan materi yang
18
akan dipelajari, serta tidak hanya mementingkan aspek pengetahuan saja,
melainkan juga sikap dan keterampilan murid.
2. Model Cooperative Learning
Mills dalam Suprijono (2014:45-46) berpendapat bahwa “model
adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”.
model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang
diperoleh dari beberapa sistem.
Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan, “In
cooperative learning methods, student work together in four member teams to
master material initially presented by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat
dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran
dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa
lebih bergairah dalam belajar (Isjoni,2013:15).
Dalam bukunya, Isjoni (2013:16) berpendapat bahwa cooperative
learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan
untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa
(student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam negaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang
lain, siswa yang agresif dan tidak perduli pada orang lain.
19
Beberapa ciri dari cooperativelearningmenurut Isjoni (2013:20)
adalah setiap anggota memiliki peran masing-masing, adanya hubungan
interaksi langsung yang terjadi di antara siswa, setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,
guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal
kelompok, dan guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan untuk mencapai
hasil yang maksimal. Lima unsur tersebut adalah (Suprijono,2014:58):
Positive interdependence atau saling ketergantungan positif, Personal
responsibility atau tanggung jawab perseorangan, Face to face promotive
interaction atau interaksi promotif, Interpersonal skill atau komunikasi
antaranggota, dan Group processing atau pemrosesan kelompok.
Ada lima unsur dasar yang dapat membedakan cooperative learning
dengan kerja kelompok, yaitu (Isjoni,2013:41): Positive Interdependence,
Interaction face to face, adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi
pelajaran dalam anggota kelompok, membutuhkan keluwesan dan
meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses
kelompok).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Sedangkan dalambukunya Suprijono
(2014:65) juga menyebutkan sintak model pembelajaran kooperatif yang
terdiri dari 6 (enam) fase, yaitu present goals and set, present information,
20
organize students into learning teams, assist team work and study, test on the
materials danprovide recognition.
Adapun keunggulan dari model cooperative learning (Isjoni,2013:24)
adalah: Saling ketergantungan yang positif; Adanya pengakuan dalam
merespon perbedaan individu; Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan
pengelolaan kelas; Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan; Terjalinnya
hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan
Memiliki banyak kesempatan untuk men-ekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.
Sedangkan tujuan penting dari cooperative learning ialah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Pada
dasarnya model cooperative learningdikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting (Isjoni 2013:27), yaitu: Hasil
belajar akademik Penerimaan terhadap perbedaan individu dan Pengembangan
keterampilan sosial.
3. Model pembelajaran KooperatifCo-Op Co-Op
a. Pengertian model pembelajaran kooperatifCo-Op Co-Op
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1) Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok
kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai
dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
21
2) Co-Op Co-Op adalah sebuah bentuk grup investigation yang cukup
familiar. Metode ini menempatkan tim dalam kooperasi antara satu
dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik
di kelas.
3) Co-Op Co-Op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja satu dalam
kelompok-kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman
mereka tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikan
mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan
teman-teman sekelasnya. Metodenya sederhana dan fleksibel.
b. Langkah-Langkah pembelajaran KooperatifCo-Op Co-Op
Sembilan langkah sfesifik meningkatkan kemungkinan sukses dari
model pembelajaran kooperatif Co-Op Co-Op ini antara lain:
1) Diskusi Kelas yang Terpusat pada Siswa
Co-Op- Co-Op digunakan pada awal memulai unit pelajaran di kelas,
siswa didorong untuk menemukan dan mengekspesikan ketertarikan mereka
sendiri terhadap subjek yang akan dicakupi. Serangkaian kegiatan membaca,
menyampaikan pelajaran atau pengalaman dapat dilakukan untuk tujuan
ini.Lalu lakukan diskusi kelas yang terpusat pada siswa.
2) Menyeleksi Tim Pembelajaran Siswa dan Pembentukan Tim.
Siswa diatur dalam tim heterogen yang terdiri dari empat sampai lima
anggota. Siswa perlu memiliki kepercayaan yang berkembang dan
keterampilan kerja kelompok yang baik sebelum memulai Co-Op Co-Op.
22
3) Seleksi Topik Tim
Guru membiarkan siswa memilih topik untuk tim mereka. Apabila
pemilihan topik tim tidak langsung diikuti dengan diskusi kelas berpusat pada
siswa, ingatkan siswa (melalui papan tulis atau\selebaran) topik yang mana
yang merupakan topik yang paling banyak menarik perhatian seluruh kelas.
4) Pemilihan Topik Kecil
Kelas sebagai sebuah keseluruhan membagi unit pelajaran ke dalam
bagian-bagian untuk menciptakan pembagian tugas di antara tim-tim yang ada
di kelas, tiap tim membagi topiknya untuk membuat pembagian tugas di antara
anggota tim. Tiap siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dari
topik tim.
5) Persiapan Topik Kecil
Siswa membagi topik tim menjadi berbagi minitopik, kemudian mereka
bekerja secara individu. Masing-masing individu bertanggung jawab terhadap
minitopik yang telah dibagi dan harus mencakup aspek penting dalam tim
mereka.
6) Presentasi Kecil
Siswa menyelesaikan pekerjaan individu, mereka menyajikan minitopik
mereka.Presentasi minitopik dalam kelompok harus bersifat formal, yakni
masing-masing anggota kelompok diberi waktu khusus, dan berdiri sambil
mempresentasikan minitopiknya.
7) Persiapan Presentasi Kelompok
23
Siswa didorong untuk mengintegrasikan semua materi topik kecil
dalam presentasi kelompok. Harus ada sintesis aktif terhadap topik-topik kecil
tersebut sehingga selama diskusi kelompok, presentasi kelompok akan menjadi
lebih dari sekedar kumpulan presentasi-presentasi topik-topik kecil.
8) Presentasi Tim
Selama waktu presentasinya, tim memegang kendali kelas. Semua
anggota tim bertanggung jawab pada bagaimana waktu, ruang dan bahan-bahan
yang ada di kelas digunakan selama presentasi mereka; mereka sangat
dianjurkan untuk menggunakan sepenuhnya fasilitas-fasilitas yang ada di kelas.
9) Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada tiga tingkatan: Pertama pada saat resentasi tim
dievaluasi oleh kelas. Kedua kontribusi individual terhadap usaha tim
dievaluasi oleh teman satu tim. Kemudian yang ketiga pengulangan kembali
materi atau presentasi topik kecil oleh tiap siswa dievaluasi oleh sesama siswa.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran KooperatifCo-Op
Co-Op
Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif Co-Op Co-Op adalah
sebagai berikut:
1) Siswa dapat mengkonstruk pengetahuan sendiri.
2) Siswa dapat berfikir kompleks ketika menganalisis materinya.
3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi.
4) Siswa dapat bekerjasama dengan teman sekelas.
24
Adapun kekurangan strategi pembelajaran kooperatif Co-Op Co-Op
adalah sebagai berikut:
1) Membutuhkan banyak waktu untuk persiapan materi kecil.
2) Membutuhkn banyak waktu untuk persiapan berdiskusi.
3) Membutuhkan banyak waktu untuk persiapan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok sehingga dibutuhkan pengetahuan waktu yang lebih efektif
dan efisien.
B. Hakikat Certa Rakyat
a. Pengertian cerita rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan
menceritakan asal usul atau legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang
berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat.Cerita rakyat
merupakan bagian dari dongeng.
Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat
danberkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas
disetiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang
mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Pada umumnya cerita rakyat ini mengisahkan mengenai suatu kejadian di suatu
tempat atau asal muasal suatu tempat.Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam
cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia dan dewa.
Menurut Suripan Sadi Utomo ( 1991:4 ceritarakyat 5 april 2020 )
Cerita Rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat melalui
25
bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek wilayah dan
susunan nilai sosial masyarakat tersebut.
Brunvand ( 1968:5 ceritarakyat 5 april 2020 ) Cerita rakyat merupakan
salah satu bentuk (gendre) foklor. Foklor itu sendiri adalah sebagian kebudayaan
suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun temurun di antara kolektif
macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk
lisan maupun contoh yang disertai dengan gerakan isyarat atau alat bantu
pengingat.
b. Ciri-ciri dari cerita rakyat
1. Cerita rakyat pada umumnya disampaikan dengan cara lisan.
2. Tidak diketahui siapa yang pertama kali menciptakan cerita atau
pengarangnya.
3. Disampaikan secara turun-temurun.
4. Bersifat tradisional.
5. Kaya dengan nila-nilai luhur.
6. Mempunyai banyak variasi dan versi.
7. Memiliki bentuk-bentukklise dalam pengungkapan atau susunanya.
c. Fungsi cerita rakyat
1. Funsi dari sarana pendidikan adalah pada dasaranya cerita rakyat ingin
menyampaikan amanat atau pesan yang bisa bermanfaat bagi kepribadian
dan watak dari para pendengarnya.
2. Fungsi dari sarana hiburan adalah bisa mendengarkan cerita rakyat
seperti dongeng, legenda atau mite, dan bisa merasakan seperti diajak
26
berkelana kedalam alam lain yang tidak bisa kita jumpai dalam
pengalaman hidup seperti biasanya.
3. Fungsi dari sarana penggalangyaitu rasa kesetiakawanan yang sangat
erat didalam warga masyarakat yang mempunyi cerita rakyat tersebut.
4. Fungsi lain dari teks cerita rakyat adalah bisa sebagai pengokohan nilai-
nilaisosial budaya yang berlaku didalam masyarakat tersebut. Didalam
cerita rakyat biasanya terkandung ajaran moral dan etika yang bisa
dipakai sebagai pedoman bagi masyarakat. Di dalam teks cerita rakyat
juga ada pantangan dan larangan yang perlu dihindari dan untuk tidak
melakukanya. Teks cerita rakyat bagi masyarakat adalah bisa dijadikan
tuntutan tingkah laku didalam pergaulan bebas.
d. Unsur-unsur Cerita Rakyat
Dalam setiap karya sastra mempunyai unsur-unsurpembangunan atau
unsur sastra, begitu pula dengan teks cerita rakyat. Unsur sastra dalam
cerita rakyat adalah sebagai berikut:
1. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik adalah unsur yang bisa membangun cerita dari dalam.
Unsur-unsurinstrinsik cerita rakyat adalah:
Tema
Tema yaitu pokok pikiran yang digunakan sebagai dasar pengarang,
ide pokok permasalahan dan pokok pengarang.
Alur
Alur merupakan jalanya cerita, arangkaian dari suatu peristiwa yang
27
membentuk.Cerita dengan dasar hubungan sebab dan akibat. Pada
umumnya alur ada 3 macam sebagai berikut:
1) Alur mundur adalah suatu peristiwa yang diceritakan kembali.
2) Alur maju
Alur maju adalah suatu peristiwa-peristiwa yang disajikan dengan
cara berurutan dari peristiwa pertama ke peristiwa selanjutnya.
3) Alur gabungan
Alur gabungan adalah alur gabungan dari alur maju dan mundur.
2. Latar
Latar adalah keterangan suatu tempat, waktu dan suasana
terjadinya peristiwa. Latar ada 3 sebagai berikut:
1) Latar tempat
Latar tempat adalah lokasi atau pembangunan fisik yang menjadi
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa didalan teks cerita rakyat.
2) Latar waktu
Latar waktu adalah waktu atau masa tertentu terjadinya suatu peristiwa.
3) Latar suasana
Latar suasana adalah unsur intrinsik yang berkaitan dengan keadaan
psikologis yang timbul sendirinya dengan jalanya cerita. Suatu cerita
akan menjadi menarik karena berlangsung didalam suasana tertentu.
3. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluarcerita atau sastra
tetapi turut menentukan bentuk dan isi dari suatu karya atau cerita.Unsur
28
ekstrinsik cerita yaitu sebagai berikut: politik, agama, aliran, moral,
sejarah, psikologi, sosial bidaya dan lain sebagainya.
4. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilatabelakangi oleh penelitian yang dilakukan peneliti-
peneliti terdahulu yang hasilnya telah dibuktikan kesahihannya. Di antaranya
adalah:
Pertama skripsi yang disusun oleh Titik Shofiyanti Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tahun 2009 yang berjudul. “Upaya Meningkatkan Aktifitas dan Kreatifitas
Siswa Dengan Menggunakan Metode Co-Op Co-Op dan Strategi Peninjauan
Kembali Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IPA di MAN Pakem
Sleman Yogyakarta”77Titik Shofiyanti, “Upaya Meningkatkan Aktifitas dan
Kreatifitas Siswa Dengan Menggunakan Metode Co-Op Co-Op dan Strategi
Peninjauan Kembali Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IPA di
MAN Pakem Sleman Yogyakarta”Skripsi,Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009, hal. 114.. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan aktifitas siswa dan kreativitas siswa dengan menggunakan
metode Co-Op Co-Op dan strategi peninjauan kembali pada pembelajaran
matematika siswa kelas XI IPA di MAN Pakem Sleman Yogyakarta.Hasil
penelitian ini enunjukkan bahwa dengan menggunakan metode Co-Op Co-
Opdan strategi peninjauan kembali dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas
siswa.
29
Kedua Penelitian oleh Subrianto (2016) Jurnal Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia Vol. 6, No. 1, dengan judul upaya meningkatkan
kemampuan menyimak cerita rakyat Siswa Kelas V SDN 16 Air Saleh
Kabupaten Banyuasin melalui pendekatan kontekstual. Hasil belajar
menunjukan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat
meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus tindakan yang telah
dilakukan. Pada siklus I rata-rata hasil belajar hanya 58,9392 dengan
ketuntasan klasikal mencapai 53,57%, mengalami peningkatan pada siklus II
dengan rata-rata hasil belajar sebesar 70,92 dengan ketuntasan klasikal
mencapai 89,28%.
Ketiga penelitian oleh Dewi tahun 2013 yang hasil penelitian
menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar dengan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Co-Op Co-Op disertai Metode Eksperimen
mencapai ketuntasan yang meningkat.Persamaan penelitian ini dengan
penelitian Dewi yaitu samasama menggunakan model pembelajaran kooperatif
Co-Op Co-Op.
5. Kerangka Pikir
Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan
berkembang dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas
disetiap bangsa yang mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang
mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing
bangsa. Pada umumnya cerita rakyat ini mengisahkan mengenai suatu
30
kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat.Tokoh-tokoh yang
dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk
binatang, manusia dan dewa.
Menyimak atau menanggapi pada hakikatnya adalah mendengarkan
dan memahami isi bahan simakan karena itu dapat kita simpulkan tujuan
menyimak adalah menangkap, memahami atau menghayati pesan, ide
gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
Berdasarkan pencapaian hasil belajar peserta didik yaitu sebanyak 5
siswa (33,3%) dari 15 siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kab. Gowa
mendapat nilai di atas KKM sedangkan 10 ( 66,7%) siswa lainnya belum
mampu mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75 Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh metode atau model
pembelajaran yang digunakan, selain itu pembelajaran yang berlangsung
adalah direct teaching, artinya pembelajaran berlangsung searah sehingga
tidak tertutup kemungkinan timbulnya teachercentered, yaitu pembelajaran
berpuasat pada guru. Hal ini mengakibatkan interaksi di kelas didominasi
oleh guru, yaitu interaksi yang timbul hanya antara guru dengan siswa,
sementara interaksi sesama siswa berkurang.
Melihat kondisi tersebut, peneliti bersama guru kelas dan guru peneliti
merencanakan untuk melakukan tindakan perbaikan pembelajaran dengan
menerapkan strategi kooperatif tipe co-op co-op diharapkan dapat membantu
guru mengaktifkan kegiatan siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia.Selanjutnya dapat
31
memberikan masukan dan saran bagi guru untuk selalu menerapkan
pembelajaran yang bervariatif dan menyenangkan agar siswa lebih aktif
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Alur kerangka berpikir secara lebih
rinci dapat dilihat dalam peta konsep di bawah ini
Gambar2.1 Bagan Kerangka Pikir
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Strategi Pembelajaran kooperatiftipe
co-op co-op
Keterampilan Menanggapi
Perencanaan Pelaksanaan Observasi Refleksi
Siklus I Siklus II
32
6. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, kajian empiris dan kerangka pikir yang telah
dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Jika
strategi kooperatif tipe co-op co-op diterapkan maka hasil belajar siswa kelas V
SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia dapat meningkat.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Arikunto (2010)
“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang memaparkan
sebab-akibat dari perlakuan, sekaligus memaparkan apa saja yang terjadi ketika
perlakuan diberikan, dan memaparkan seluruh proses sejak awal pemberian
perlakuan sampai dengan dampak dari perlakuan tersebut”.
Menurut Aqib (2011) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Jadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan jenis penelitian yang
menjelaskan proses dan hasil guna meningkatkan kualitas pembelajaran.Pada
penelitian tindakan kelas ini, digunakan analisis kuantitatif. Menurut Sugiono
(2015:13) “ metode kuantitatif merupakan metode penelitian berupa angka-angka
dan analisis menggunakan statistik”.
Menurut Arikuntu tahapan penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 tahap,
secara rinci sebagai berikut:
1.Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Pada PTK
dimana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda, dalam tahap
30
34
menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara guru yang akan
melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya
tindakan.
2. Tindakan (pelaksanaan)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari
suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang
digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas.
3. Observasi (pengamatan)
Obsevasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.Pengamatan
ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan, catatan lapangan,
jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam
kelas, atau alat perekam elektronik. Pengamatan sangat cocok untuk
merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya.
4. Refleksi
Refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau
upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan
suatu PTK.Refleksi ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi
terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.Dengan
demikian refleksi dapat itentukan sesudah adanya implementasi tindakan
dan hasilobservasi.Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan
(planning) selanjutnya ditentukan.
35
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten
Gowa.
2. Subjek penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 15 orang siswa kelas
V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa tahun pelajaran 2020/2021.
C. DefInisi Operasional
Adapun faktor-faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Faktor proses, yaitu keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan strategi
pembelajaran yang akan diterapkan yaitu strategi kooperatif tipe co-op co-
oppada siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa.
2. Faktor hasil, melihat hasil belajar peserta didik setalah diterapkannya strategi
pembelajaran co-op co-op pada siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa.
3. Faktor pembelajaran bahasa Indonesia, pembelajaran yang akan digunakan
adalah menanggapi teks cerita rakyat
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahap yaitu,
perencanaan,pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada penelitian ini peneliti
bersama guru menetapkan2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 3 kali
pertemuan dan 1 kali evaluasi hasil belajar.
36
Adapun langkah-langkah atau prosedur penelitian tindakan kelas yang
dapat dilihat pada skema gambar berikut:
1. Siklus Pertama
a. Tahap perencanaan
Dalam tahapan perencanaan ini peneliti melakukan identifikasi masalah
dan penetapan alternative pemecahan masalah yaitu:
1) Menelaah Kurikulum bahasa Indonesia kelas V yang sedang berjalan.
2) Merencanakan pembelajaran bahasa Indonesia yang akan diterapkan dalam
PBM dengan menerapkan strategi pembelajaran co-op co-op.
3) Menentukan pokok bahasan.
4) Menyusun RPP dengan menerapkan strategi pembelajaranco-op
co-op.
5) Menyiapkan sumber belajar.
6) Membuat lembar kerja siswa.
7) Membuat format evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar bahasa
Indonesia murid kelasV dapat meningkat.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Dalam tahapan pelaksanaan, peneliti dalam memberikan materi
pembelajaran selalu berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Adapun tindakan
yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1) Melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti,
dan kegiatan akhir).
37
2) Mengumpulkan data pengetahuan awal dan mengidentifikasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi peneliti dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
kelas.
3) Teman sejawat sebagai obsever mengklasifikasi kesulitan-kesulitan peneliti
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dan pengembangan konsep
siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran co-op co-op.
c. Observasi
1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi.
2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format RPP.
d. Refleksi
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilkukan yang meliputi evaluasi
hasil belajar siswa.
2) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi bersama dengan
siswa.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi,untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
4) Evaluasi tindakan pertama.
2. Siklus kedua
Setelah dilakukan evaluasi pada pada siklus pertama, maka dapat
diketahui bahwa hasil belajar, aktivitas peneliti maupun aktivitas siswa.
Seperti halnya pada siklus pertama, pada siklus kedua diawali dengan
menyusun rencana perbaikan yang nantinya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan kegiatan pada siklus kedua. Dalam pelaksanaannya peneliti
bersama teman sejawat selaku observer melakukan refleksi, menganalisis
38
hasil tes siklus pertama dan menrancang ulang scenario pembelajran pada
siklus kedua.
Di samping merancang ulang skenario pembelajaran, pada takap
siklus kedua ini peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran dan
lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran pada tahap siklus kedua ini
selesai, seperti biasan peneliti melakukan tes ulang dengan materi yang sama
terhadap siswa.
Hasil yang diperoleh dari siklus ini, diharapkan akan lebih baik dari
siklus sebelumnya. Selanjutnya akan diadakan evaluasi untuk mengukur
keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan
keterampilan proses.
Gambar 3.1
Siklus PTK
39
E. Instrument Penelitian
1. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar diambil dengan menggunakan tes akhir pada setiap
akhir siklus.
2. Lembar observasi
Tahap observasi perlu dilakukan karena adanya data-data yang
mendukung penelitian yang diambil dengan menggunakan lembar observasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Menurut Sugiono(2015:329) “Dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dumentasi bias berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya”. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan daftar nama peserta didik, nilai hasil belajar peserta didik di SD
Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa.
2. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.Lembar
observasi digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan
pengelolaan metode pembelajaran co-op co-op oleh guru dan peserta didik.
Lembar observasi ini untuk mengetahui aktifitas peserta didik dan
mengidentifikasi cara yang efektif dalam menerapkan metode pembelajaran
co-op co-op.
40
3. Tes
Tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa setelah proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran co-op co-op.
Adapun tahapan tes yang dilakukan meliputi:
a. Tes awal
Tes awal dilakukan pada saat sebelum pelajaran dimulai, hal ini
dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman dan penguasaan
siswa terhadap materi pokok bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Tallang-
Tallang Kabupaten Gowapenerapan strategi pembelajaran
co-op co-op.
b. Tes Akhir tiap siklus
Tes akhir tiap siklus digunakan untuk menunjukkkan data
penguasaan pokok bahasanbahasa Indonesia pada siswa kelas V SD
Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa. Tes akhir dilakukan setiap
siklus pembelajaran berakhir dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
setelah diberi tindakan pembelajaran setelah penerapan strategi
pembelajaran co-op co-op.
G. Teknik Analisis Data
1. Peningkatan hasil belajar
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
x = nkeseluruhajumlahskor
jumlahskor× 100%
41
X =
N
X
Keterangan :
X : nilai rata-rata
X : skor yang diperoleh masing-masing siswa
N : banyaknya siswa
Hasil belajar dikatakan meningkat apabila terdapat peningkatan rata-
rata skor sebelumnya. Dengan rumus:
KK = Z
X× 100%
Keterangan:
KK : ketuntasan klasikal
X : jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75
Z : jumlah siswa yang ikut tes
2. Hasil belajar ranah efektif
Klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan tingkatan nilai pada hasil
belajar ranah sikap spiritual dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui
strategi kooperatif tipeco-op co-op sebagai berikut:
Nilai terendah = 1 x 2 = 2
Nilai tertinggi = 4 x 2 = 8
𝒾 = intervaljumlah
terendahnilai- tertingginilai
𝒾 = 4
28
𝒾 = 1,5
42
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian
0 – 34
35 - 59
60 - 75
76 – 85
86 – 100
Sangat Rendah (E)
Rendah (D)
Sedang (C)
Tinggi (B)
Sangat Tinggi (A)
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Klasikal Rubrik Sikap Spiritual (Aqib:2011)
Klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan tingkatannilai pada hasil
belajar ranah sikap sosial dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui
strategi kooperatif tipe co-op co-op sebagai berikut:
Nilai terendah = 1 x 3 =3
Nilai tertinggi = 4 x 3 = 12
𝒾 = intervaljumlah
terendahnilai- tertingginilai
𝒾 = 4
312
𝒾 = 2,25
43
Kriteria Ketuntasan Skala Penilaian
0 – 34
35 - 59
60 - 75
76 – 85
86 – 100
Sangat Rendah (E)
Rendah (D)
Sedang (C)
Tinggi (B)
Sangat Tinggi (A)
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Klasikal Rubrik Sikap Sosial(Aqib:2011)
Klasifikasi tingkatan nilai untuk menentukan tingkatannilai pada
hasil belajar ranah psikomotorik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
melalui strategi kooperatif tipe co-op co-op sebagai berikut:
Nilai terendah = 1 x 3 = 3
Nilai tertinggi = 4 x 3 = 12
𝒾 = intervaljumlah
terendahnilai- tertingginilai
𝒾 = 4
312
𝒾 = 2,25
H. Indikator Keberhasilan
Model kooperatif tipe co-op co-op dikatakan berhasil meningkatkan hasil
belajar bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa,
dapat diukur secara klasikal dengan indikator dibawah ini:
44
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui model
pembelajaran Co-op co-op meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik.
2. Hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik secara klasikal meningkat
dengan kriteria sekurang-kurangnya baik dan 80% siswa kelas V
3. Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowamengalami
ketuntasan hasil belajar ranah kognitif dengan KKM 75 dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian
Penelitiantindakankelas yang dilakukan di kelas V SDNegeri Tallang-
Tallang Kabupaten Gowa mengkajitentang penerapan strategi kooperatiftipeco-op
co-op untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menanggapi teks cerita
rakyat di kelas V, hasilbelajar bahasa Indonesia kelas V SDNegeri Tallang-
Tallang Kabupaten Gowa dilakukan terhadap 15 subjek penelitian. Hasil
penelitian dianalisis secara deskriptif yang diklasifikasikan atas 2 bagian, yaitu
hasil siklus pertama dan siklus kedua.
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Dalam perencanaan ini, peneliti menyusun beberapa rencana untuk
melaksankan tindakan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
2) Menyusun lembar observasi
3) Menyusun soal evaluasi yang diberikan setiap akhir siklus
Keberhasilan pembelajaran yaitu nilai rata-rata minimal sesuai standar
KKM yaitu 75.
b. PelaksanaanTindakan Siklus I
Pelaksanaan penelitian pada siklus I berlangsung selama 4 kali
pertemuan, 3 kali pertemuan pada proses pembelajaran dan 1 kali
46
pertemuan evaluasi untuk mengulang kembali materi atau presentasi topik
kecil oleh setiap siswa.
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dalam pembelajaran pada siklus I yaitu berdoa bersama,
memotivasi siswa, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran,
serta menjelaskan kepada murid langkah dalam menerapkan strategi
Kooperatif tipe co-op co-op.
2) Kegiatan Inti
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menanggapi pada
siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa, maka
digunakan strategi Kooperatif tipe co-op co-op. Peneliti membagi
siswa dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai lima
anggota, peneliti membuka pelajaran dengan memperkenalkan teks
cerita rakyat ‘’Danau Toba’’. Peneliti memberikan penjelasan bahwa
dalam teksini, siswa akan mencari informasi dan memahami lebih
rinci tentang berbagai unsur intrinsik dalam teksbacaan “Danau
Toba”, kemudian siswa mendengarkan peneliti bercerita asal usul
danau toba, kemudian murid mendengarkan guru bercerita ‘’Asal Usul
Danau Toba’’. Peneliti memberikan kesempatan tiap kelompok
memilih topik apa yang akan dibahas, siswa bekerja dalam kelom, tiap
anggota kelompok mendapatkan tugas atau minitopik, tiap siswa
diminta untuk menalpilkan hasil dari pekerjaan mereka mengunakan
kata-kata sendiri dibukunya.
47
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir yaitu peneliti meluruskan kembali jawaban-jawaban
yang telah dibahas sebelumnya, serta memotivasi siswa agar lebih
percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Kemudian pembelajaran
ditutup dengan doa bersama.
c. Observasi Siklus I
Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar dalam pembelajaran
keterampilan menanggapi teks cerita rakayat di kelas V SD Negeri
Tallang-Tallang Kabupaten Gowa melalui strategi kooperatif tipe co-op
co-op pada siklus I menunjukkan bahwa secara umum peneliti
melaksanakan pembelajaran berdasarkan tahapan dalam strategi kooperatif
tipe co-op co-op, walaupun masih ada aspek tertentu yang masih kurang
optimal dalam pelaksanaannya.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran menanggapi teks cerita rakyat di kelas V SD Negeri Tallang-
Tallang Kabupaten Gowa pada siklus I dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hasil Belajar Murid melalui Strategi Pembelajaran Cooperative
tipe Co-op Cop-op siswa Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa pada siklus I.
Interval Kategorihasil Frekuensi Persentase
0 – 34 SangatRendah 3 20
35 – 59 Rendah 7 47
60 – 75 Sedang 3 20
76 – 85 Tinggi 2 13
48
20
47
2013
00
10
20
30
40
50
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
86 – 100 SangatTinggi 0 0
Jumlah 15 100%
Sumber: hasilanalisissiklus I
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 15 subjek penelitian,
terdapat 3 siswa atau 20% yang memiliki kemampuan kategori sangat
rendah dan sedang, disusul kategori rendah sebanyak 7 siswa atau 47%,
dan kategori tinggi 2 siswaatau 13% dari 15 siswa.Sesuaidengan rata-rata
hasilbelajarsiswa SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa pada siklus
pertama yaitu kategori sedang maka peningkatan hasil belajar siswa
dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op siklus ini
secara umum dalam kategori rendah yang mencapai47%.
Adapun grafik hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar4.1 Grafik Hasil Belajar siswa Siklus I
49
Tabel4.2 Distribusi Frekuensi, Persentase Serta Ketercapaian Ketuntasan
Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op
Co-Op:
KriteriaKetuntasan Kategori Frekuensi Persentase
0 – 74 Tidaktuntas 9 60
75 – 100 Tuntas 6 40
Jumlah 15 100%
Sumber: hasil analisis siklus I
Dari tabel di atas menunjukkan 60% siswa termasuk dalam
kategori tidak tuntas dan 40% siswa termasuk kategori tuntas.Ini berarti
memerlukan perbaikan di siklus II.
d. Refleksi Siklus I
Adapun hasil belajar yang diperoleh pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Aktivitas belajar siswa yang relevan dalam pembelajaran strategi
kooperatif tipe co-op co-opmasih dalam kategori rendah.
2) Rata-rata hasil keterampilan menanggapi siswa adalah 67,1
termasuk kategori rendah.
Untuk meningkatkan aktivitas siswa yang relevan dengan
pembelajaran hasil keterampilan menanggapi yang telah dicapai pada
siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat merubah perilaku siswa
dan situasi pembelajaran tindakan diperoleh melalui lembar observasi
dari hasil keterampilan menanggapi dengan memberikan tes kepada
siswa, maka dibuat perencanaan sebagai berikut:
50
a. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa.
b. Peneliti memberikan peran pada siswa dalam proses
pembelajaran agar semua siswa dapat berperan aktif.
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Dalamperencanaanini, peneliti menyusun beberapa rencana untuk
melaksankan tindakan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
2) Menyusun lembar observasi
3) Menyusun soal tes evaluasi yang diberikan setiap akhir siklus
Keberhasilan pembelajaran yaitu nilai rata-rata minimal sesuai standar
KKM yaitu 75.
b. PelaksanaanTindakan Siklus II
Pelaksanaan penelitian pada siklus II berlangsung selama 4 kali
pertemuan, 3 kali pertemuan pada proses pembelajaran dan 1 kali
pertemuan evaluasi untuk mengulang kembali materi atau presentasi topik
kecil oleh setiap siswa.
1. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dalam pembelajaran pada siklus II yaitu berdoa
bersama, memotivasi siswa, apersepsi, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran, serta menjelaskan kepada siswa langkah dalam
menerapkan trategi Kooperatif tipe co-op co-op.
51
2. Kegiatan Inti
Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menanggapi pada
siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa, maka
digunakan strategi Kooperatif tipe co-op co-op. Kegiatan inti yang
dilakukan adalah peneliti menjelaskan materi yang akan dibahas pada
siklus II. Peneliti juga bertanya kembali mengenai materi yang
dipelajari pada siklus I. Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok
heterogen yang terdiri dari empat sampai lima anggota, kemudian
siswa mendengarkan guru bercerita asal usul danau toba. Peneliti
memberikanpenjelasanbahwadalam teksini,
siswaakanmencariinformasidanmemahamilebihrincitentang berbagai
unsur intrinsik dalam teksbacaan “Danau Toba”, kemudian siswa
mendengarkan peneliti bercerita asal usul danau toba, kemudian siswa
mendengarkan guru bercerita ‘’Asal Usul Danau Toba’’. Peneliti
memberikan kesempatan tiap kelompok memilih topik apa yang akan
dibahas, siswa bekerja dalam kelom, tiap anggota kelompok
mendapatkan tugas atau minitopik, tiap siswa diminta untuk
menampilkan hasil dari pekerjaan mereka mengunakan kata-kata
sendiri dibukunya.
3. Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir yaitu peneliti dan siswa menyimpulkan materi yang
telah dipelajari. Peneliti memotivasi siswa agar lebih giat belajar dan
memberikan pesan moral.
52
4. Observasi Siklus II
Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar dalam pembelajaran
menanggapi teks cerita rakyat di kelas V SD Negeri Tallang-Tallang
Kabupaten Gowa melalui strategi kooperatif tipe co-op co-op pada siklus
II menunjukkan bahwa secara umum peneliti melaksanakan pembelajaran
berdasarkan tahapan dalam strategi kooperatif tipe co-op co-op.
Hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam mengikuti
pembelajaran menanggapi teks cerita rakyat di kelas V SD Negeri Tallang-
Tallang Kabupaten Gowa pada siklus II dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Murid Melalui Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-Op Cop-Op Siswa Kelas V
SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa Pada Siklus II.
Interval Kategorihasil Frekuensi Persentase
0 – 34 SangatRendah 0 0
35 – 59 Rendah 2 13
60 – 75 Sedang 0 0
76 – 85 Tinggi 3 20
86 – 100 SangatTinggi 10 67
Jumlah 15 100%
Sumber: hasil analisis siklus II
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 15 subjek penelitian,
terdapat 10 siswa atau 66% yang memiliki kemampuan kategori sangat
tinggi, disusul kategori tinggi sebanyak 3 siswa atau 20%, dan kategori
rendah sebanyak 2 siswa atau 13%. Sesuai dengan rata-rata hasil belajar
53
013
0
20
67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
siswa SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa pada siklus kedua
yaitu kategori sangat tinggi, jadi peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op siklus ini secara
umum dalam kategori sangat tinggi dan tidak ada lagi siswa yang hasil
belajarnya dalam kategori rendah seperti pada siklus pertama.
Adapun grafik hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
sebagai berikut:
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi, Presentase Serta Ketercapaian Ketuntasan
Belajar Individual Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Co-Op Co-Op:
KriteriaKetuntasan Kategori Frekwensi Persentase
0 – 74 Tidaktuntas 2 13
75 – 100 Tuntas 13 87
Jumlah 15 100%
Sumber: hasil analisis siklus II
54
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa87% siswa termasuk dalam
kategori tuntas dan 13% siswa termasuk kategori tidak tuntas. Ini berarti
tidak memerlukan lagi perbaikan di siklus berikutnya.
e. Refleksi Siklus II
Berdasarkan hasil observasi aktivitas murid dalam proses pembelajaran
dan hasil tes menanggapi melalui penerapan strategi kooperatif tipe co-op
co-op pada siklus II maka dapat direflesikan sebagai berikut:
1) Siswa sudah berani mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran
yang belum diketahui baik terhadap teman atau gurunya.
2) Siswa sudah berani menjawab perorangan.
3) Ketika guru menjelaskan siswa memperhatikan dengan baik sehingga
siswa dapat memahami materi yang dipelajari.
4) Dalam penyampaian materi pada kelompoknya siswa sudah
terorganisir, sehingga siswa tidak melakukan kegiatan lain seperti
bercanda, bermain, atau mengganggu temannya.
5) Waktu yang digunakan dalam pembelajaran sudah efektif sesuai
dengan skenario pembelajaran.
6) Hasil belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia makin
meningkatkan sehingga penelitian tindakan di akhiri pada siklus II.
B. Pembahasan
Penggunaan model pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya dapat
mempengaruhi aktifitas belajar siswa dan berpengaruh pula terhadap hasil
belajar siswa, situasi tersebut tercermin pada pelaksanaan siklus pertama yang
55
masih didominasi oleh siswa yang mempunyai tingkat kemampuan akademik
tinggi, sehingga kegiatan kelompok tidak berjalan dengan baik dan siswa
yang memiliki kemampuan akademik rendah merasa segan dan kaku untuk
bertanya jika mengalami kesulitan yang menyebabkan nilai kelompok kurang
memuaskan.
Hal seperti ini dapat dimaklumi, ini disebabkan siswa belum terbiasa
belajar kelompok dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Hal ini
telah diantisipasi oleh guru dengan cara menyampaikan aturan-aturan dalam
model pembelajaran kooperatif tipe Co-Op Co-Op.
Pada pelaksanaan siklus kedua, kegiatan diskusi mengalami kemajuan
dimana perilaku-perilaku yang tidak kooperatif sudah tidak ditemukan lagi
dan siswa sudah dapat bekerjasama dalam kelompok. Hal tersebut tidak
terlepas dari kerjasama yang baik antara guru dan siswa yang
diterapkandalam model kooperatiftipe Co-Op Co-Op. Iniditandai pula dengan
peningkatan hasil belajar yang sangat maksimal pada setiap individu dan
kelompok.
Pola kerjasama murid yang diterapkan dalam pembelajaran kooperatif
telah menimbulkan motivasi siswa terutama siswa yang memiliki kemampuan
akademik yang rendah untuk ikutdalam proses belajar mengajar. Karena
dengan pembelajaran koopertaif semua siswa mendapat kesempatan yang
sama siswa yang pandai termotivasi untuk membantu siswa yang lain dalam
belajar kelompok, karena semua siswa tidak hanya bertanggung jawabatas
belajarnya tetapi juga teman kelompoknya. Hal ini sesuai dengan yang
56
dikemukakan oleh Sharan (Isjoni, 2009:23) “siswa yang belajar dengan
menggunkan kooperatif learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena
didorong dan didukung oleh teman sebayanya”.
Hasil tes yang dilaksanakan setelah materi pelajaran dapat
disimpulkan bahwa dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kegiatan belajar siswa dan berimplikasi pada kemampuan
akademik siswa.
Berdasarkan analisis deskriptif kuantitatif terhadap hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelasV SD
Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Co-Op Co-
Op. Hal ini dapat diuraikan siklus I tingkatan peroleh hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa dari 15 siswa hanya 6 orang atau 40% yang memenuhi
standar KKM atau berada dalam kategori rendah dan secara klasikal
ketuntasan belajar siswa belum terpenuhi karena nilai rata-rata yang diperoleh
hanya sebesar 67,1.
Selanjutnya pelaksanaan siklus II terjadi peningkatan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Co-op Co-op, dimana dari 15 siswa terdapat 13 siswaatau 87% yang
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau berada dalam kategori
sangat baik dengan nilai rata-rata 84.
57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan di atas maka diperoleh
simpulan:
Strategi pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa
dalam menanggapi teks cerita rakyat, pada siklus I yang terkategori kurang
dimana kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75 dengan nilai rata-rata siswa
hanya 67,1 dan pada siklus II meningkat menjadi kategori sangat baik
dengan nilai rata-rata 84.
B. Saran
Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op agar
dapat memberikan hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar maka,
sebaiknya:
1. Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru menjadikan pembelajaran
kooperatif sebagai salahsatu model pembelajaran alternatif yang dapat
diterapkan pada sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran bahasa
Indonesia.
2. Mempersiapkan rencana pembelajaran dengan baik dan memahami setiap
rangkaian tahapan pembelajaran yang dilakukan, agar penggunaan waktu
dalam pembelajaran dapat lebih efektif danefisien.
58
3. Sebagai tindak lanjuts ebaiknya guru dalam proses belajar mengajar lebih
mengawasi dan membimbing siswa dalam belajar kelompok terutama
pembelajaran kooperatif tipe Co-op Co-op.
4. Penulis berharap peneliti selanjutnya lebih berani menggunakan model
pembelajaran yang lebih bagus lagi sehingga siswa-siswa dapat dengan
mudah menuliskan karyanya (imajinasinya).
5. Penulis berharap bahwa pada sekolah, terutama kepala sekolah
menyarankan kepada setiap guru kelas yang mengajarkan pembelajaran
yang menarik sehingga siswa tidak terlalu terpaku padaapa yang dilihat
dan didengar saja.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, NovitaEka. 2019. Strategi Pembelajaran dengan Model Pendekatan
pada Peserta Didik Agar Tercapainya Tujuan Pendidikan di Era Globalisasi.
Jurnal Pendidikan IPA. 2(1): 72.
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
RinekaCipta.
Aqib, Zainal, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama.
Fatimah & Sari. 2018. Strategi Belajar & Pembelajaran dalamMeningkatkan
Keterampilan Bahasa. JurnalPenaLiterasi. 1(2): 108-113.
Hasruddin. 2009. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam
Konteks Standar Proses Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan
Indonesia.2(2): 33.
Isjoni. 2013. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Jufri, A. Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung :Penerbit
Pustaka Reka Cipta.
Sani, Abdullah Ridwan. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: PT
RajaGrafindoPers.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori&Aplikasi.
Yogyakarta :Ar-Ruzz Media.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Susilo, A.B. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP.
Jurnal of Primary Educational.1 (1) : 58-63.
60
Syofrianisda, Moh. Suardi. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta
:Penerbit Parama Ilmu.
Tarigan. 1991. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wena, Made. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara.
61
L
A
M
P
I
R
A
N
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten GowaMata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Alokasi Waktuq : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mendengarkan dan Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat
secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita rakyat yang didengar.
C. Indikator
1.2.1. Menyebutkan unsur intrinsik yang dalam cerita rakyat
1.2.2. Menepatkan unsur intrinsik sesuai dengan jawabannya
D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, murid dapat menyebutkan unsur
intrinsik yang ada dalam cerita rakyat dengan tepat
2. Melalui diskusi, murid dapat menampilkan sikap tanggungjawab dengan
benar
E. Materi Pokok
Cerita rakyat
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : kooperatif tipe co-op co-op
2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
3. Pendekatan : EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
G. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Media : teks cerita rakyat
2. Sumber Belajar:
Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk
Sekolah Dasar Kelas V. Jakarata: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
63
H. Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pembuka
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa,
menanyakan kabar dan melakukan presensi.
2. Guru memotivasi siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
3. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan cerita rakyat Malin Kundang
sebagai awal komunikasi guru sebelum
melaksanakan pembelajaran inti.
4. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
5 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi
1. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan teks cerita rakyat ‘’Danau
Toba’’. Guru memberikan penjelasan bahwa
dalam teks ini, murid akan mencari informasi
dan memahami lebih rinci tentang berbagai
unsur intrinsik dalam teks bacaan “Danau
Toba”.
2. Murid memperhatikan penjelasan guru
mengenai unsur intrinsik dalam suatu cerita
3. Murid mendengarkan guru bercerita ‘’Asal
Usul Danau Toba’’
Elaborasi
1. Guru mengatur murid dalam tim heterogen
yang terdiri dari empat sampai lima anggota
2. Guru membiarkan murid memilih topik
untuk tim mereka
3. Murid mendapatkan lembar kerja.
4. Murid mendengarkan penjelasan guru
tentang cara mengerjakan lembar kerja
5. Masing-masing murid bertanggung jawab
terhadap tugas lembar murid.
6. Guru memberikan motivasi agar setiap
murid dapat percaya diri untuk
mengemukakan jawabannya.
7. Murid menyelesaikan pekerjagaan
individu, mereka menyajikan jawaban
mereka. Presentara jawaban dalam harus
bersifat formal, yakni masing-masing
kelompok diberi waktu khusus, dan setiap
anggota tim berdiri mempresentasikan hasil
50
menit
64
jawabannya
8. Guru memanggil satu persatu murid dan
murid melaporkan hasil pekerjaan mereka.
Konfirmasi 1. Murid bersama guru membahas jawaban
Lembar kerja murid
2. Guru bersama murid melakukan tanya
jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dan
memberi penguatan.
Kegiatan Penutup 1. Murid didampingi guru membuat
kesimpulan hasil belajar.
2. Murid mengerjakan soal evaluasi.
3. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa.
15
menit
I. Penilaian
Mengidentifikasi
unsur intrinsik
cerita rakyat
Aspek yang
dinilai
Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
Bimbinga
n
(1)
Menyebutkan
unsur intrinsik
teks cerita rakyat
Dapat
mengidentifikasi
unsur intrinsik
dalam teks cerita
rakyat
Dapat
mengidentif
ikasi unsur
intrinsik
tetapi
kurang
sesuai
dengan
cerita
Dapat
mengide
ntifikasi
unsur
intrinsik,
tetapi
tidak
sesuai
dengan
isi cerita
Belum
dapat
mengident
ifikasi
unsur
intrinsik
Menepatkan
unsur intrinsik
sesuai jawaba
Dapat
menepatkan
unsur intrinsik
sesuai jawaban
Dapat
menepatkan
unsur
intrinsik
sesuai
jawaban
tetapi
kurang
sesuai
dengan
cerita
Dapat
menepat
kan
unsur
intrinsik
sesuai
jawaban
tetapi
tidak
sesuai
dengan
Belum
dapat
menepatka
n unsur
intrinsik
sesuai
jawaban
65
isi cerita
Keterangan :
4 = Sangat baik/sangat sesuai/sangat tepat
3 = Baik/sesuai/tepat
2 = Cukup baik
1 = Kurang baik
Gowa, September 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Guru Kelas V
Wahyuni Apriani Gunawan Jumriati, S.Pd.
Nim: 105401121616
Menyetujui,
Kepala SD Negeri Tallang-Tallang
Suardi, S.Pd.
NIP. 19630718 198411 1 001
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten GowaMata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V (Lima) / I (Satu)
Alokasi Waktuq : 2 x 35 Menit
.
J. Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita rakyat yang didengar.
K. Indikator
1.2.1. Menyebutkan unsur intrinsik yang dalam cerita rakyat
1.2.1. Menepatkan unsur intrinsik sesuai dengan jawabannya
L. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, murid dapat menyebutkan unsur
intrinsik yang ada dalam cerita rakyat dengan tepat
2. Melalui diskusi, murid dapat menampilkan sikap tanggungjawab dengan
benar
M. Materi Pokok
Cerita rakyat
N. Model dan Metode Pembelajaran
4. Model Pembelajaran : kooperatif tipe co-op co-op
5. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
6. Pendekatan : EEK (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)
O. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Media : teks cerita rakyat
2. Sumber Belajar:
Nur’aini, Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk
Sekolah Dasar Kelas V. Jakarata: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
67
P. Langkah – langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pembuka
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa,
menanyakan kabar dan melakukan presensi.
2. Guru memotivasi siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran.
3. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan cerita rakyat Malin Kundang
sebagai awal komunikasi guru sebelum
melaksanakan pembelajaran inti.
4. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.
5 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi
3. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan teks cerita rakyat ‘’Danau
Toba’’. Guru memberikan penjelasan bahwa
dalam teks ini, murid akan mencari informasi
dan memahami lebih rinci tentang berbagai
unsur intrinsik dalam teks bacaan “Danau
Toba”.
4. Murid memperhatikan penjelasan guru
mengenai unsur intrinsik dalam suatu cerita
3. Murid mendengarkan guru bercerita ‘’Asal
Usul Danau Toba’’
Elaborasi
1. Guru mengatur murid dalam tim heterogen
yang terdiri dari empat sampai lima anggota
2. Guru membiarkan murid memilih topik
untuk tim mereka
3. Murid mendapatkan lembar kerja.
4. Murid mendengarkan penjelasan guru
tentang cara mengerjakan lembar kerja
5. Masing-masing murid bertanggung jawab
terhadap tugas lembar murid.
6. Guru memberikan motivasi agar setiap
murid dapat percaya diri untuk
mengemukakan jawabannya.
7. Murid menyelesaikan pekerjagaan
individu, mereka menyajikan jawaban
mereka. Presentara jawaban dalam harus
bersifat formal, yakni masing-masing
kelompok diberi waktu khusus, dan setiap
anggota tim berdiri mempresentasikan hasil
50
menit
68
jawabannya
8. Guru memanggil satu persatu murid dan
murid melaporkan hasil pekerjaan mereka.
Konfirmasi 1. Murid bersama guru membahas jawaban
Lembar kerja murid
2. Guru bersama murid melakukan tanya
jawab untuk meluruskan kesalahpahaman dan
memberi penguatan.
Kegiatan Penutup 1. Murid didampingi guru membuat
kesimpulan hasil belajar.
2. Murid mengerjakan soal evaluasi.
3. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa.
15
menit
Q. Penilaian
Mengidentifikasi
unsur intrinsik
cerita rakyat
Aspek yang
dinilai
Sangat Baik
(4)
Baik
(3)
Cukup
(2)
Perlu
Bimbinga
n
(1)
Menyebutkan
unsur intrinsik
teks cerita rakyat
Dapat
mengidentifikasi
unsur intrinsik
dalam teks cerita
rakyat
Dapat
mengidentif
ikasi unsur
intrinsik
tetapi
kurang
sesuai
dengan
cerita
Dapat
mengide
ntifikasi
unsur
intrinsik,
tetapi
tidak
sesuai
dengan
isi cerita
Belum
dapat
mengident
ifikasi
unsur
intrinsik
Menepatkan
unsur intrinsik
sesuai jawaba
Dapat
menepatkan
unsur intrinsik
sesuai jawaban
Dapat
menepatkan
unsur
intrinsik
sesuai
jawaban
tetapi
kurang
sesuai
dengan
cerita
Dapat
menepat
kan
unsur
intrinsik
sesuai
jawaban
tetapi
tidak
sesuai
dengan
Belum
dapat
menepatka
n unsur
intrinsik
sesuai
jawaban
69
isi cerita
Keterangan :
4 = Sangat baik/sangat sesuai/sangat tepat
3 = Baik/sesuai/tepat
2 = Cukup baik
1 = Kurang baik
Gowa, September 2020
Mengetahui,
Mahasiswa Guru Kelas V
Wahyuni Apriani Gunawan Jumriati, S.Pd.
Nim: 105401121616
Menyetujui,
Kepala SD Negeri Tallang-Tallang
Suardi, S.Pd.
NIP. 19630718 198411 1 001
70
Ringkasan materi
Mengidentifikasi Unsur Cerita Rakyat
1. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah suatu cerita yang berkembang di masyarakat dan
diwariskan secara turun temurun melalui lisan.Cerita rakyat juga merupakan
cerita yang dikaitkan dengan keadaan atau bukti-bukti peninggalan. Beberapa
contoh cerita rakyat yang berkembang di Indonesia adalah:
a. Malin Kundang
b. Asal Mula Danau Toba
c. Ande-ande Lumut
d. Bawang Merah – Bawang Putih
e. Wayang Beber
2. Tokoh dan Penokohan (watak)
Tokoh adalah pelaku dalam cerita.Setiap tokoh memiliki watak atau
karakter.Watak (penokohan) adalah sifat yang dimiliki oleh tokoh dalam suatu
cerita.
3. Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita.Tema selalu berkaitan dengan
berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut,
religius, dan sebagainya.Dalam hal tersebut.Tema sering diartikan sebagai ide
atau tujuan utama cerita.
4. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah
karya sastra.Ada kalanya amanat berupa pesan moral.
71
Lampiran 2
Media
Teks cerita rakyat
Asal Mula Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah Sumatra, tinggal seorang petani.Ia seoran petani
yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia dapat mencukupi
kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya
sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendiri. Di suatu pagi
hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai.
“Mudah-mudahan, hari ini, aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani
tersebut dalam hati.Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat
bergoyang-goyang.Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan
setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna
kuning emas kemerah-merahan.Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan
kilatan yang menakjubkan.“Tunggu, aku jangan dimakan!Aku akan bersedia
menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.”Petani tersebut terkejut mendengar
suara dari ikan itu.Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke
tanah.
Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang
gadis yang cantik jelita.“Bermimpikah aku?” gumam Petani.“Jangan takut, Pak.
Aku juga manusia sepertimu.Aku sangat berhutang budi padamu karena telah
menyelamatkanku dari kutukan Dewata,” kata gadis itu.
72
“Namaku Putri. Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu,” desak gadis
itu.Petani itu pun mengangguk.Oleh karena itu, jadilah mereka pasangan suami
istri.Namun, ada satu janji yang telah disepakati.Mereka tidak boleh menceritakan
bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar, akan terjadi petaka
dahsyat.
Setelah sampai di desa petani, gemparlah penduduk desa melihat gadis
cantik jelita bersama petani tersebut.“Dia mungkin bidadari yang turun dari
langit,” gumam mereka.
Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia
terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya
dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, Petani itu hidup tanpa
kekurangan dalam hidupnya.Banyak orang merasa iri dengan menyebarkan
sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu
Petani itu pasti memelihara makhluk halus! “ kata seseorang kepada temannya.
Hal itu sampai ke telinga Petani dan Putri.Namun, mereka tidak merasa
tersinggung, bahkan makin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan petani dan istri bertambah karena istri
petani melahirkan seorang bayi lakilaki.Ia diberi nama Putra. Kebahagiaan mereka
tidak membuatnya lupa diri.Putra tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan
kuat.Ia menjadi anak manis, tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang
membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang
seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.Lama-kelamaan, Putra
selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia
73
selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah
anak mereka.
“Ya, aku akan bersabar.Dia tetap anak kita!” kata petani kepada
istrinya.“Syukurlah, Kanda berpikiran seperti itu.Kanda memang seorang suami
dan ayah yang baik,” puji Putri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh
Petani.Pada suatu hari, Putra mendapat tugas mengantarkan makanan dan
minuman ke sawah.Akan tetapi, Putra tidak memenuhi tugasnya.Petani menunggu
kedatangan anaknya sambil menahan haus dan lapar.Ia langsung pulang ke rumah.
Dilihatnya Putra sedang bermain bola.Petani menjadi marah sambil menjewer
kuping anaknya.“Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!”
umpat Petani. Tanpa sadar, ia telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah Petani mengucapkan katakata tersebut, seketika itu juga anak dan
istrinya lenyap; tanpa bekas dan jejak.Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba
menyemburlah air yang sangat deras dan makin deras. Air merendam desa Petani
dan desa sekitarnya. Air meluas hingga membentuk sebuah danau. Danau itu,
akhirnya, dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya
dikenal dengan nama Pulau Samosir.
74
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Bacalah cerita di bawah ini, kemudian kerjakanlah soal dengan benar!
1. Tentukan tokoh dan watak yang terdapat dalam cerita tersebut!
2. Tentukan tema dan amanatnya!
LEGENDA TELAGA WARNA
Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat.Negeri itu dipimpin
oleh seorang raja.Prabu, begitulah orang memanggilnya.Ia adalah raja yang baik
dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram.Tak ada
penduduk yang lapar di negeri itu.
Semua sangat menyenangkan.Sayangnya, Prabu dan istrinya belum
memiliki anak.Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih.Penasehat Prabu
menyarankan, agar mereka mengangkat anak.Namun Prabu dan Ratu tidak setuju.
“Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka
Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat
istrinya..Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus
berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka
terkabul.Ratu pun mulai hamil.Seluruh rakyat di kerajaan itu senang
sekali.Mereka membanjiri istana dengan hadiah.
Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri.Penduduk
negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah.Bayi itu tumbuh
menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang
cantik. Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya
75
apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja.
Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering
berkata kasar. Walaupun begitu, orangtua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.
Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri.
Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri
itu pergi ke istana.Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah.Prabu
mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam
ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan
rakyat. Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata.Ia membawanya ke ahli
perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata
Prabu.“Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan.Ia lalu bekerja d
sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling
indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.
Hari ulang tahun pun tiba.Penduduk negeri berkumpul di alun-alun
istana.Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan
gembira.Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul
di hadapan semua orang.Semua orang mengagumi kecantikannya.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah
dipegangnya.“Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu.Kalung ini
pemberian orang-orang dari penjuru negeri.Mereka sangat mencintaimu.Mereka
mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi
dewasa.Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.
76
Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak
mau memakainya.Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung
itu. Kalung yang indah pun rusak.Emas dan permatanya tersebar di lantai.Itu
sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti
itu. Tak seorang pun bicara.Suasana hening.Tiba-tiba terdengar tangisan
Ratu.Tangisannya diikuti oleh semua orang.
Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana.Mula-mula membentuk
kolam kecil.Lalu istana mulai banjir.Istana pun dipenuhi air bagai danau.Lalu
danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.Di hari yang cerah, kita bisa
melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan.Warna itu berasal
dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga.Namun
orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di
dasar telaga.
Kunci Jawaban
1. Tokoh dan watak
a. Raja Prabu Suwartalaya : Penyayang, baik hati, dan bijaksana.
b. Ratu Purbamanah : Penyayang.
c. Putri Gilang Rukmini : Durhaka kepada orang tua, pemarah, dan manja.
2. Tema dan amanat
Tema : Kemanusiaan
Amanat : Kita harus menghargai setiap pemberian yang diberikan pada kita.
Sebagai anak kita tidak boleh durhaka pada orang.
77
Soal Evaluasi
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Apa yang kamu ketahui tentang cerita rakyat?
2. Apakah tema itu?
3. Apakah amanat itu?
4. Sebutkan tokoh dan amanat dari penggalan cerita di bawah ini?
“Dasar kau wanita tua!Aku bukan anakmu. Pergi pergilah kau dari sini,
aku tidak mengenalmu!”.Wanita tua itu didorongnya hingga terjatuh di tanah.Lalu
Malin Kundang dan istrinya kembali ke kapal.Kundang, engkau anak durhaka,
kau tidak mau mengakui ibumu sendiri, ibu yang merawatmu sejak kecil.“Ya
Tuhan, kutuklah Malin sebab ia anakk durhaka.”
Beberapa saat setelah ibu Malin mengucapkan doanya, terdengarlah bunyi
gemetar di angkasa bersama mengumpulnya gumpalan angin hitam.Maka langit
pun menjadi gelap kemudian turunlah hujan lebat.Lautpun ditimpa badai.Sebuah
petir besar menyambar tubuh Malin sehingga mengubah dirinya menjadi
batu.Kemudian kapal layar Malin tenggelam bersama seluruh isi dan awak kapal.
5. Sebutkan 5 contoh cerita rakyat yang kamu ketahui!
Kunci Jawaban
1. Cerita rakyat adalah suatu cerita yang berkembang di masyarakat dan
diwariskan secara turun temurun melalui lisan
2. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita
3. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah
karya sastra
78
4. Tokoh : Malin Kundang dan Ibu
Amanat : Kita tidak boleh durhaka kepada orang tua ( kita harus patuh pada
orang tua)
5. Malin Kundang, Wayang Beber, Bawang Merah Bawang Putih, Nyi Roro
Kidul, Ande-ande Lumut
79
PerbandinganHasilBelajarMuridsetiapSiklus
No
NamaMurid
NilaiHasilBelajarMurid
Kelas V
Siklus I Siklus II
1 Aditiya 30 70
2 Aldin Basri 69 80
3 Andi Salsabila 69 90
4 Haikal Supardi 40 70
5 Haikal 81 80
6 Ilham 69 80
7 Meriana 81 85
8 Muh. Farel 78 90
9 Muh. Febri 53 90
10 Muh. Al’Araf 69 90
11 Nur Rahmadani Niar 63 85
12 Putri Aliysa Novianti 84 85
13 Rahma 78 90
14 Bunga Melati 59 90
15 Fitri Amalia 84 85
Jumlah 1,007 1,260
Nilai rata – rata 67,1 84
Nilai di atas atau sama dengan KKM (75) 6 13
Nilai di bawa KKM (75) 9 2
Ketuntasan Klasikal 40% 87%
Keterangan: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =Jumlah Skor
Juml𝑎ℎ 𝑀𝑢𝑟𝑖𝑑
KriteriaPenilaian:
0 – 34 = sangat rendah
35 – 59 = rendah
60 – 75 = Sedang
76 – 85 = Tinggi
86 – 100 = Sangat Tinggi
80
DAFTAR HADIR SISWA KELAS V
SD NEGERI TALLANG-TALLANG KABUPATEN GOWA
NO. NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II
08/09 09/03 10/03 11/03 14/09 15/09 16/09 17/09
1 Aditya
2 AldinBasri
3 Andi Salsa Bila
4 HaikalSupardi
5 Haikal
6 Ilham
7 Meriana
8 Muh. Farel
9 Muh. Febri
10 Muh. Al’Araf
11 NurRahmadaniNiar
12 PutriAlisyaNovianto
13 Rahma
14 BungaMelati
15 Fitri Amalia
81
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP
SIKLUS I
Kegiatan
Keterlaksanaan
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan
berdoa, menanyakan kabar dan
melakukan presensi.
2. Guru memotivasi siswa agar
semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
3. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan cerita rakyat Malin
Kundang sebagai awal komunikasi
guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
4. Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran.
KegiatanInti
Eksplorasi
5. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan teks cerita rakyat
‘’Danau Toba’’. Guru memberikan
penjelasan bahwa dalam teks ini,
murid akan mencari informasi dan
memahami lebih rinci tentang
berbagai unsur intrinsik dalam teks
bacaan “Danau Toba”.
6. Murid memperhatikan penjelasan
guru mengenai unsur intrinsik
dalam suatu cerita.
7. Murid mendengarkan guru
bercerita ‘’Asal Usul Danau Toba’’
Elaborasi
8. Guru mengatur murid dalam tim
heterogen yang terdiri dari empat
82
sampai lima anggota
9. Guru membiarkan murid memilih
topik untuk tim mereka
10. Murid mendapatkan lembar kerja.
11. Murid mendengarkan penjelasan
guru tentang cara mengerjakan
lembar kerja
12. Masing-masing murid
bertanggung jawab terhadap tugas
lembar murid.
13. Guru memberikan motivasi agar
setiap muriddapatpercaya diri
untuk mengemukakan jawabannya.
14. Murid menyelesaikan
pekerjagaan individu, mereka
menyajikan jawaban mereka.
Presentara jawaban dalam harus
bersifat formal, yakni masing-
masing kelompok diberi waktu
khusus, dan setiap anggota tim
berdiri mempresentasikan hasil
jawabannya.
15. Guru memanggil satu persatu
murid dan murid melaporkan hasil
pekerjaan mereka.
Konfirmasi 16. Murid bersama guru membahas
jawaban Lembar kerja murid
17. Guru bersama murid melakukan
tanya jawab untuk meluruskan
kesalahpahaman dan memberi
penguatan.
KegiatanAkhir
18. Murid didampingi guru membuat
kesimpulan hasil belajar.
19. Murid mengerjakan soal evaluasi.
20. Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa.
Gowa, 2020
Observer
Jumriati, S.Pd
83
LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN GURU
SIKLUS I
No Aspek yang Diamati
Penilaian
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1 PenguasaanMateri
a. Kelancaranmenjelaskanmateri
b. Kemampuanmenjawabpertanyaan
2 Penerapan Model
a. Ketepatanpenerapan model
dalamlangkah-langkahpembelajaran
b. Kemampuandalammelaksanakan
model pembelajaran
3 Penggunaan Media
a. Ketepatanpemilihan media
pembelajaran
b. Keterampilanmenggunakan media
pembelajaran
4 Performa Guru
a. Komunikasi guru dengansiswa
b. Keantusiasan guru dalammengajar
Jumlah
84
Keterangan:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang
Gowa, 2020
Observer
Jumriati, S.Pd
85
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
SIKLUS I
No NamaSiswa
PerhatianSiswa
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
Baik Cuk
up
Kuran
g Baik
Cuk
up
Kuran
g Baik
Cuk
up
Kuran
g
1 Aditya
2 AldinBasri
3 A.Salsabila
4 HaikalSuparto
5 Haikal
6 Ilhm
7 Meriana
8 Muh.Farel
9 Muh.Febri
10 Muh.Al’Araf
11 NurRahmadaniNia
r
12 PutriAlisyaNovia
13 Rahma
14 BungaMelati
Gowa, 2020
Observer
Jumriati, S.Pd
86
HASIL EVALUASI SISWA
SIKLUS I
No NamaSiswa Nilai Keterangan
Tuntas TidakTuntas
1 Aditya
2 AldinBasri
3 AndiSalsabila
4 BungaMelati
5 Haikal
6 HaikalSupardi
7 Ilham
8 Meriana
9 Muh. Farel
10 Muh. Febri
11 Muh. Al’Araf
12 NurRahmadaniNiar
13 PutriAlisyaNovianti
14 Rahma
87
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP
SIKLUS II
Kegiatan
Keterlaksanaan
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan
berdoa, menanyakan kabar dan
melakukan presensi.
2. Guru memotivasi siswa agar
semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
3. Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan cerita rakyat Malin
Kundang sebagai awal komunikasi
guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
4. Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru tentang kegiatan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran.
KegiatanInti
Eksplorasi
8. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan teks cerita rakyat
‘’Danau Toba’’. Guru memberikan
penjelasan bahwa dalam teks ini,
murid akan mencari informasi dan
memahami lebih rinci tentang
berbagai unsur intrinsik dalam teks
bacaan “Danau Toba”.
9. Murid memperhatikan penjelasan
guru mengenai unsur intrinsik
dalam suatu cerita.
10. Murid mendengarkan guru
bercerita ‘’Asal Usul Danau Toba’’
Elaborasi
8. Guru mengatur murid dalam tim
heterogen yang terdiri dari empat
sampai lima anggota
88
9. Guru membiarkan murid memilih
topik untuk tim mereka
10. Murid mendapatkan lembar kerja.
11. Murid mendengarkan penjelasan
guru tentang cara mengerjakan
lembar kerja
12. Masing-masing murid
bertanggung jawab terhadap tugas
lembar murid.
13. Guru memberikan motivasi agar
setiap muriddapatpercaya diri
untuk mengemukakan jawabannya.
14. Murid menyelesaikan pekerjagaan
individu, mereka menyajikan
jawaban mereka. Presentara
jawaban dalam harus bersifat
formal, yakni masing-masing
kelompok diberi waktu khusus, dan
setiap anggota tim berdiri
mempresentasikan hasil
jawabannya.
15. Guru memanggil satu persatu
murid dan murid melaporkan hasil
pekerjaan mereka.
Konfirmasi 16. Murid bersama guru membahas
jawaban Lembar kerja murid
17. Guru bersama murid melakukan
tanya jawab untuk meluruskan
kesalahpahaman dan memberi
penguatan.
KegiatanAkhir
18. Murid didampingi guru membuat
kesimpulan hasil belajar.
19. Murid mengerjakan soal evaluasi.
20. Guru menutup pembelajaran
dengan berdoa.
Gowa, 2020
Observer
Jumriati, S.Pd
89
LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN GURU
SIKLUS II
No Aspek yang Diamati
Penilaian
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1 PenguasaanMateri
c. Kelancaranmenjelaskanmateri
d. Kemampuanmenjawabpertanyaan
2 Penerapan Model
c. Ketepatanpenerapan model
dalamlangkah-langkahpembelajaran
d. Kemampuandalammelaksanakan
model pembelajaran
3 Penggunaan Media
c. Ketepatanpemilihan media
pembelajaran
d. Keterampilanmenggunakan media
pembelajaran
4 Performa Guru
c. Komunikasi guru dengansiswa
d. Keantusiasan guru dalammengajar
Jumlah
Keterangan:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang Gowa, 2020
Observer
Jumriati, S.Pd
90
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
SIKLUS II
No NamaSiswa
PerhatianSiswa
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
Baik Cuk
up
Kuran
g Baik
Cuk
up
Kuran
g Baik
Cuk
up
Kuran
g
1 Aditya
2 AldinBasri
3 AndiSalsabila
4 BungaMelati
5 Haikal
6 HaikalSupardi
7 Ilham
8 Merina
9 Muh.Farel
10 Muh.Febri
11 Muh.Al’Araf
12 NurRahmadaniNia
r
13 P. AlisyaNovianto
14 Rahma
Gowa, 2020
Observer
Jumriati, S.Pd
91
HASIL EVALUASI SISWA
SIKLUS II
No NamaSiswa Nilai Keterangan
Tuntas TidakTuntas
1 Aditya
2 AldinBasri
3 AndiSalsabila
4 BungaMelati
5 Haikal
6 HaikalSupardi
7 Ilham
8 Meriana
9 Muh. Farel
10 Muh. Febri
11 Muh. Al’Araf
12 NurRahmadaniNiar
13 PutriAlisyaNovianti
14 Rahma
92
Dokumentasi
Pembelajaran Siklus Murid mengengarkan guru bercerita asal usul danau
toba
Proses Pembelajaran dengan Menerapkan Strategi co-op co-op Siklus I
93
Proses Pembelajaran Siklus I masih terlihat murid belum serius dalam
pembelajaran
Pelaksanaan Siklus II Peneliti Membagikan Teks Bacaan Kepada Murid
94
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II dengan Menerapkan Strategi Co-Op Co-
Op
Pelaksanaan Siklus II Murid Lebih Antusias dalam Berbicara
95
Foto bersama murid SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa
Guru Kelas V Sebagai Observer
96
97
98
` `
99
100
RIWAYAT HIDUP
Wahyuni Apriani Gunawan. Dilahirkan di Ujung Pandang pada tanggal 1 April
1998.Anak kedua dari dua bersaudaradaripasanganayahanda Gunawan MN
dengan Ibunda Norma Kalalo S.Pd.Penulis tamat pendidikan dasar di SD
Inpres10/73 Beo tahun 2010. Padatahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri1 Beo dan tamat pada tahun 2013 kemudian
melanjutkanpendidikanke SMA Negeri 1 Beo dan tamat pada tahun 2016. Pada
tahun 2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi PGSD
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Program Strata Satu (S1).Berkatrahmat Allah Swt yang Mahakuasa dan iringan
doadari orang tuadansaudara, kerabatdekat, serta rekan -rekan seperjuangan di
bangkukuliah, terutamamahasiswasertadosenjurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, perjuanganpanjangpenulisdalammengikuti perguruan tinggi dapat
101
menyelesaikan yang berjudul “Penerapan Strategi Kooperatif Tipe Co-op Co-op
untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menanggapi Teks Cerita Rakyat
di Kelas V SD Negeri Tallang-Tallang Kabupaten Gowa.