II m111111-. 111repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24378...ditetapkan 150% diatas...
Transcript of II m111111-. 111repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24378...ditetapkan 150% diatas...
DAMP AK INFLASI DAN SUKU BUNG A SERTIFIKAT BANK INDONESIA
TERHADAP PERTUMBUHANBANK SY ARI.AH MANDfilI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan I-Iukum Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
II m111111-.
111 ri_ari '. ··:%~··"trc·;···&>-O·c .. I gl. . -~ltt\F"r()"t·~·q··~-·:sE No. Induk : ............................................ .
k~asifikasi : ............................................. .
Oleb: Toni Wijaya
204046102999
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1430 HI 2009 M
LEMBAR PENGESAHAN
DAMPAK INFLASI DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA
TERHADAP PERTUMBUHANBANK SY ARIAH MANDIRI
Skripsi Diajukan kepada Faku!tas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh
Toni Wijaya 204046102999
Di Bnwah Bimbingan
Pcmbimbing
r~:;;RPUST AKi\AN U~~~A~"""" ~IN SYAHID .JAKARTA
Prof. Dr. H. Mu ia iad Amin Suma SH !VIA, MM NIP: 55 0505 1982 0310 12
KONSENTRASI PERBANKAN SY ARI AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUrvI
DIN SY ARIF HIDAY A TULLAR
JAKARTA
1430 II I 2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi bdjudul DAMPAK INFLASI DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK
INDONESIA TEHADAP PERTUMBUHAN BANK SYARIAH MANDIRI teJah diujikan
dalam sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hulrnm Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 November 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi
Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah.
P ANlTIA UJIAN I. Ketua
2. Sekretaris
3. Pembimbing
4. Penguji I
5. Penguji II
Jakarta, 16 Nopembe1 2009 Mengesahkar Dekan Fa ltas yariah dar1 Hukum
. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH MA NIP : 1955 0505 1982 0310 12
: Drs. II. Ahmad Yani, MA NIP : 1964 0412 1994 0310 04
<
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP : 1955 0505 1982 0310 12
: Prof. Dr. H. Fathurrahman Djamil, MA NIP : 1960 1107 1985 0510 01
: Abdurrauf, MA NIP : 150 370 227
~ ~_i:---~ ;:z ...................... · ... )
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajnkan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (Saijana) di Universitas
Islam N egeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalain penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya penulisan skripsi ini bukan basil
karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Nopember 2009
Toni Wijaya
<"""" y\ <).<>.>. y I .iii I r'"'!
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala
rahmal clan kemuclahan clari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat clan salam semoga tetap terlimpahkan pac!a junjungan nabi besar
Muhammad SAW.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menerirna bantuan clan saran
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih, yang
secara khusus disampaikan kepacla :
1. i3apak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SI-I, MA, MM., Dckan Fakul1as
Syariah clan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif I-Iiclayalullah Jakarta,
yang sekaligus sebagai closen pernbimbing clalam penulisan skripsi ini
2. Bapak Drs. Djawahir I-lejazziey, SH, MA., Koordinalor Program Studi
Muarnalat Non Reguler clan Bapak Dis. I-I. Ahmad Yani, M.Ag., Sekretaris
Program Studi Muamalat Non Reguler Fakultas Syariah clan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dasen clan karyawan di lingkungan Fakultas Syariah clan Ilukurn Universitas
Islam Negeri Syarif 1-Jidayatullah Jakarta yang telaj memberikan pengetahuan,
clan pengalaman serta bantuannya kepacla penulis.
4. Kcluarga Bcsar PT. Bank Syariah Mandiri yang telah banyak rnembcrikan
data pada penulis
5. Bapak Mizan kepala divisi pengcmbangan dan penelitan PT. Bank Syariah
Mandiri Jakarta dan seluruh staff yang telah menyempatkan waktu dan
membcrikan data <lata kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Papa I-Iasbi dan Mama Tarwi yang sangat penulis cintai, atas doa restu, jerih
payah dan kerja keras merekalah sehingga penulis dapat menyelesaikan studi
SI di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, sekalipun ucapan terima kasih penulis tidaklah berarti
apa-apa buat mereka.
7. lstri tercinta, Najmus Sa'aclah yang sedang menganclung calon anakku clan
telah me1<curahkan se!uruh cloa, dukungan dan naschatnya serla suportnya
yang telah menjacli sumber inspirasi membuat penulis jadi tambah semangat
hingga selesainya penutisan skripsi ini.
8. Kakak !wan, Andi, Nurmah alas dukungan dan doanya kepada pcnulis.
9. Kcponakan-keponakan ku, Firyal, Siham, Saki yang tel ah menghibur dikala
penulis jenuh dalam menulis skripsi ini
I 0. Teman-temanku angkatan 2004, khususnya PS C '04, Roziq, Majcli, Reza,
Echa, Agus, Riska, Tia, Zulfah, ling, Eva, Naras, Indah dan yang tidak dapat
penulis sebutkan satu-persatu terima kasih sudah mcmbantu dalarn penulisan
skripsi ini hingga selesai.
Bcsar harapan skripsi ini dapat mcmberikan konstribusi yang positif bagi
pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama bagi rekan-rekan
mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Pcrbankan Syariah
Konscntrasi Muamalat.
Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini,
karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian scdikit pengantar dan
ucapan terima kasih. Atas semua perhatian yang diberikan, penulis sampaikan ucapan
lerirna kasib.
Penulis
DAFTAR ISI
LEM BAR PENGESAHAN ............................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISi ..................................................................................................... v
DAFTAR T ABEL ............................................................................................. vii
DAFA TRA GAMBAR ..................................................................................... viii
BABIPENDAHULUAN
A. Lalar Belakang ....................................................................................... J
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 6
C. Ttijuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 6
D. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Inflasi ................................................................................... 10
13. Sejarah Inflasi ......................................................................................... 12
C. J enis-j en is Inflasi .................................................................................... 14
D. Penyebab lnflasi ..................................................................................... 20
E. Panclangan Ekonom Terhadap lnflasi ................................................... 27
f. Pengaruh Inflasi Terhaclap Kehidupan Ekonomi ................................... 37
G. Pengertian Bunga Bank .......................................................................... 40
H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga Bank ........................... 41
I. Tingkat Suku Bunga SB! (Sertifikat Bank Indonesia) ........................... 42
J. Resiko Tingkat Suku Bunga ................................................................... 43
K. Kerangka Berpikir .................................................................................. 43
L. I-Iipotes1s ................................................................................................. 45
BAB IJI METODE PENELITIAN
A. Periode Pengamatan dan Sumber Data .................................................. 46
B. Teknik Pengumpul_an Data .................................................................... 46
C. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 47
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 48
E. Metode Analisa Regresi Linear Berganda ............................................. 52
F. !'engujian 1-!ipotesis ................................................................................ 53
BAB IV PEMBAHASAN
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ............................................................... 55
B. Fenomena lnflasi yang Melanda Indonesia saat ini ............................... 57
C. Tingkat pertumbuhan Inflasi dan SBI Bulanan dari Tahun
2004-2008 .......... : ................................................................................. 59
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 65
E. Metode Analisa Regresi Linear Berganda ............................................. 70
F. Pengujian 1-!ipotesis ................................................................................ 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 79
13. Implikasi ................................................................................................ 80
DAFTAR PUST AKA
TAB EL
Tabcl 4.1
DAFT ART ABEL
KE TERAN GAN Hal
Ti1;gkat Pertumbuhan Inflasi dan SB! Bulanan dari Tahun
2004 - 2008 ....................................... ··············· ............................ 60
Tabcl 4.2 Kocficient ..................................................................................... 66
Tabcl 4.3 Model Summary ........................................................................... 66
Tabcl 4.4 1-lasil Analisis Berganda ............................................................... 69
Tabcl 4.5 Model Summary .......................................................................... 70
Tabcl 4.6 l-Iasil Uji -t ................................................................................. 71
Tabcl 4.7 Anova ........................................................................................... 74
Tab cl 4.8 Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri ................................... 75
GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
DAFTAR GAMBAR
KETERANGAN Hal
Kurva Inflasi ............................................................................. 17
Kerangka Berpikir ..................................................................... 44
Kurva Normalitas ...................................................................... 65
Scatterplot ................................................................................. 68
BABI
PENDAHULUAN
A. La!ar Bchikang
Islam sebagai agarna yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang menjamin
pc111cluknya untuk hidup sejahtcra, aman dan sentosa dcngan syarat harus disertai
dcngan patub, tunduk dan berserah diri atas segala aturan yang tcrkandung dalam
kitab suci (Al-Quran) dan As-Sunnah.
Sebagai agama yang kornprehensif clan universal syariat Islam merangkurn
seluruh aspck kehiclupan, baik ritual (ibaclah), rnaupun sosial (Muamalah) clan clapat
cliterapkan clalam setiap waktu dan tempat sarnpai hari akhir (kiamat) 1•
Dalam bidang muamalah, sifat universal syariat Islam sangat jelas lerkancluag
di dalamnya, selalu mempunyai cakupan luas dan fleksibcl. tvlunmalah tidak
membeda-bedakan antara muslim clan non muslim. Dalam sektor ekonomi, muamalah
sangat nyata fleksibel, climana segala sesuatu yang berrnanfaat clan selama tidak
mengandung unsur gharar clan kerusakan rnaka hal tcrsebut clapat cliterima clan
clilakasanakan.
Manusia sejak keberaclaanya di rnuka bumi, sudah clihaclapkan pada persoalan
bagairnana cara rnereka menjaga kelangsungan hiclupnya. Manusia terns berusaha
agar clapat memenuhi kebutuhannya clan mempertahankan clalam hiclupnya.
1 Muhan1111ad Syafi'I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek (Jakarta: Genia Insani Pers, 20tM), lvl
2
·'kcbutuhan" bisa cliartikan sebagai hasrat yang pcrlu dipcnuhi. Yang clapat
digolongkan mcnjadi tiga jenis, yaitu primier, sekuncler clan tcrticr.
1\l-qur'an secara tegas menyebutkan pemenuhan kcbutuban primer itu sangat
pcnting, sesuai firman Allah clalam Al-qur'an surat Thaha ayal I 17-1192
Dalam melaksanakan muamalah pacla sektor ekonomi tidak jarang masyarakat
clalam suatu negara mengalami permasalahan ekonomi, baik itu kesulitan
mendapatkan barang makanan, kesulitan memperoleh pakaian clan kcsulitan clalam
mcngbadapi persoalan ekonomi akibat ulab para pelaku ckonomi yang berbuat
curang. clan bermacam-macam kesulitan ekonomi lainya.
Salah sata permasalahan ekonomi yang sering melanda suatu ncgara adalab
pcrsoalan m11asi. Secara um um inflasi sering dipahami sebagai mcningkatnya harga
barang sccara keseluruhan. Dengan demikian teijacli penurunan claya bcli uang atau
decreusing purhasing power of money. Yang menyebabkan keticlakmampuan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya disebabkan harga barang hampir semua
naik scmcntara pendapatan mereka tetap.
l'crsoalar1 ekonomi yang sering dijaclikan komoclitas politik adalah in11asi dan
pcngaguran. 13ebcrapa juru kampanye meyerukan program partai mcrcka untuk
menst:jahtcrakan rakyat lewat penurunan harga clan teratasinya pengangguran. Sebuah
pemcrintah dinyatakan gaga! jika ticlak berhasil mengatasi rnasalah tersebut.
2 M.Quraish Shihab, fVa1vasa11 A!-qur 'an, (Jakarta: l'viizan, 1996), eel. 1,
3
Salah salu fenomena inflasi yang teijadi adalah harga barang sccara umum terns
mcningkal sehingga daya beli masyarakal menunm dan kescjahteraan hidup tidak
dapat clipenuhi.
lnflasi adalah gejala kenaikan harga barang secara umum clan terus-menerus.
Dengan demikan ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar keadaan tersebut
dikatakan telah letjadi inflasi, yaitu:
l. Kenaikan harga
2. Bersifat umum clan
3. 1~erus-111enerus3
lnflasi bisa dikatakan fenomena moneter karena teijadinya penunman nilai
menuru~ pcnghitungan moneter lerhadap suatu komoditas baik barang maupun jasa.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang mcnghad<1pi krisis
ckonomi akibat inflasi. Perekonomian yang dibangun sekian pu!uh tahun lamanya
ternyata masih belum memiliki fimdamental ekonomi yang kuat dalam mcnghadapi
masalah inflasi.
l5•:rbagai diskusi clan simposium diadakan, clan pakar ekonomipun
mengungkapkan pendapatnya untuk keluar dari masalah infla~;i yang berkepanjangan,
mcrcka mc:nekankan pentingnya peran pemerintah untuk mcngatasi pesimisme yang
acla terhaclap masa depan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi. Inflasi
1 Prata1na Ra!1ardja dan 111andala n1anurung, Teori Ekonon1i /\Jakro .s~11a111 Pe111gan1ar, (Jakarta : l":'FEUI) h.23 l
4
111cmpengaruhi kontrol harga dan distribusi serta konsumsi pcnting lainnya pada saat
kontrol liarga merugikan pertumbuhan penawaran jangka panjang.
Dampak inflasi terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat bcsar. Dalam dunia
pcrbankan yang memainkan tingkat suku bunga sebagai unit kebijakan moneter
ternyata tidak mampu bertahan dan konsisten tcrhadap peran yang barns dijalankan.
Saal krisis ekonomi dan moneter menimpa bangsa-bangsa Asia termasuk
Indonesia pada tahun 1997 - 1998 lepatnya pada periode bulan Juli - Agustus 1997,
pemerintah menerapkan kebijakan empat kali menaikkan tingkat suku bunga SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) dari bulan Agustus sebesar 7°/o menjadi 30% dalam
setalrnn. Pergerakan suku bunga SB! (Sertifikat Bank Indonesia) menjadi tolak ukur
bagi pergerakan tingkat suku bunga lainnya. Sehingga kenaikan suku bunga
(Sertifibt Bank Indonesia) ini dengan sendirinya mendorong keriaikan suku bunga
dana antar bank dan suku bunga deposito. Kcnaikan suku bnnga dcposito akhirnya
rnengakibatkan kenaikan suku bunga pinjaman di bank-bank. tcrntama kart>na
sebelumnya sudah ada peraturan bahwa tingkat suku bunga di bank komersial
ditetapkan 150% diatas suku bunga (Sertifikat Bank Indonesia).
l'enelitian yang dilakukan oleh Bond dan Kurniati pada talmn l 994 dalarn
Ridho Hakim et. al (2000: 6) menyatakan selain suku bunga internasional, tingkat
suku bunga (Sertifikat Bank Indonesia) juga merupakan faktor penentu suku bunga di
Indonesia. Peningkatan diskonto SBI (Sertifikat Bank Indonesia) akan segera
direspon oleh suku bunga pasar uang atar bank (PUAB). Respon dari suku bunga
dcposiw lcrhadap perubahan tingkat diskonto SB! (Sertifikat Bank Indonesia) baru
5
muncul setelah 7-8 bulan, sedangkan respom suku bunga krcdit (pinjaman) baru
terjadi setelah 8-9 bulan. Sejak masa krisis peran (Sertifikat Bank Indonesia) dalam
mcncntukan suku bunga semakin besar. SB! merupakan tcmpat pcrbankan untuk
mcnanamkan likuiditas yang dimilikinya ketika fungsi intermediasi pada bank tidak
bcijalan.
Pada s1s1 lain adanya kenaikan suku bunga (SB!) ini merupakan salah
satu opcrasional kebijakan moneter (operasi pasar terbuka) yang bcrtujuan kontraktif
yaitu mengendalikan pertumbuhan jumlah uang yang beredar. lvlcnurut Purbaya
Yudhi Sadewa dalam kompas 2004 laju pertumbuhan uang yang terlalu cepat dapat
membcrikan dampak kurang baik bagi pcrekonomian. Suatu pcrtumbuhan uang yang
terlalu cepat pada akhirnya hanyalah akan menimbulkan tekanan inJlasi, atau dapat
menimlmlkan kenaikan ekspektasi inJlasi (inflation expectation). Padt< tanggal 10 Mei
2004 rupiah jatuh jauh lebih tajam daripada mata uang negara lain. Rupiah
terclepresiasi sebesar 2, 7 pcrsen pacla hari itu, seclangkan mata uang Thailand, Bahl,
hanya terdepresiasi sebesar 1,3 persen. Dalam satu bulan terakhir (per 6 Juni 2004),
rupiah 1.crclepresiasi sebesar 8,02 persen. Jauh lebih tinggi clari Baht (terdepresiasi
sebesar 1,77 persen), peso (terdepresiasi 0,21 persen), manpnn Dollar Singapura
(terdeprcsiasi sebesar 0,41 persen).
Sebagai lcmbaga perekonomian yang diharapkan clapat rneningkatkan
kesejahtcraan clan kemakmuran rakyat ternyata tidak mampu rnenghadapi inJlasi yang
begitu bcsar. I-Ia! ini terbukti dengan banyaknya lembaga perbankan yang dilikuiclasi
clan diam bi I alih oleh pemerintah. Alas dasar inilah penulis mcngangkat juclul skripsi
6
mcngenai "Dampak lnflasi dan suku buuga Scrtifilrnt Bank Indonesia tcrhadap
Pcrtnmbuhan Bank Syariah Mandiri".
B. P~mbatasan dan perumusan Masalah
Dari sekilas uraian mengenai inflasi dan dampaknya yang mcngguncang
perckonomian Indonesia dan berimbas pada lembaga perekonomian kerakyatan yailu
Bank Syariah Mandiri, maka penulis membatasi clan merumusakan beberapa
permasalahan:
I . Pembatasan Masalah
a. Permasalahan pokok dalarn penelitian ini diarahkan untuk rnenganalisa
tingkat perturnbuhan Bank Syariah Mandiri yang dipcngaruhi oleh inflasi
dan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia pacla pcriode Januari 2004
hingga Desember 2008.
b. Objek yang diteliti ini aclalah PT. Bank Syariab Mandiri
2. Pcrunrnsan Masalah
a. Apakah ada pengaruh antara inflasi dan suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia, terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah Mandiri ?
b. Kalau ada, variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling besar ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
7
1. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari Inflasi dan Tingkat Suku
Bunga Bank pada periode 2004 - 2008.
2. Memberikan gambaran tentang Bank Syariah Mandiri.
3. Mengetahui sejauh mana dampak inflasi dan Suku Bunga Bank terhadap
perkembangan Bank Syariah Mandiri.
Adapun manfaat penelitian sebagai sumbang pemikiran yang dibutuhkan bagi
khazanah pengetahuan.
D. l'cnclitian Tcrdahulu
?cnclitian oleh Emiyati pada tahun 2004 yaitu penelitian tcntang "Dampak
lnflasi terhadap perkembangan BMT Al-Ummah" hasil penelitiannya adalah terdapat
tiga komponen yang harus dipcnuhi agar suatu keadaan disebLl inflasi yailu Kenaikan
harga, bersifat umum dan berlangsung terus-menerus, pengaruh dari inflasi terhadap
pcrekonomian sangat besar, diantaranya rusak pundarncntal ckonomi yang telah
dibangun sekian lamanya, mengarahkan masyarakat untuk menginvestasikan dananya
pad a sektor nonproduktif yaitu dengan menumpuk kekayaan berupa tanah, bangunan,
logam mulia dan lain-lain. Laju inflasi yang tinggi yang rnelanda perekonomian
Indonesia pada tahun 1998 untuk mencapai 77,6% sehingga banyak scktor procluksi
yang tidak mampu untuk tetap berdiri dan konsisten, baik pcrusahaan bcsar maupun
kecil.
Bcrdasarkan Penelitian terdahulu ini, penulis melakukan pcnelitian dampak
inllasi Clan scrtifikat bank Indonesia terhadap pertumbuhan Bank Syariah Mandiri.
8
Sehingga dengan adanya penambahan variabel SBI dan perbcdaaan obyek serta
lokasi ini, penulis ingin mengetahui apakah variabel inflasi dan scrtifikat bank
Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan pada Bank Syariah
Mandiri.
Penelitian oleh Siti Hajar pada tahua 2008 yaitu penelitian tcntang "pengaruh
kurs, inflasi dan suku bunga setifikat bank Indonesia terhadap harga saham
pcrusahaan properti pada bursa efek indonesia periode 2003-2007" Bcrdasarkan hasil
pcmbahasan disimpulkan: (1) Hasil perhitungan dengan menggunakan a. = 5%,
menunjukkan bahwa hanya satu variable bebas yaitu variable suku bunga setifikat
bank Indonesia yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat (Y)
secara parsial. Variabel bcbas secara keseluruhan hanya memberikan pengaruh
sebesar 23,5% (Koefisien determinasi/R2) tcrhadap varibel terikat, schi11gga 76,5%
dari Y::iriable tcrikat clitcntukan oleh berbagai faktor diluar faktor-faktor yang
dikatcgorikan sebagai variable bebas dalam penelitian ini. (2) Hasil a11alisis
mcngindikasikan bahwa faktor-faktor ekonomi tersebut scbagian besar ticlak mampu
membe1ikan pengaruh yang signifikan terhadap perubaban harga saham properti,
kccuali variabcl suku bunga setifikat bank Indonesia. Dilain pihak, faktor-faktor
diluar variable bebas ternyata lebih banyak mcmpengaruhi p·~rgcrakan harga saharn
properti. Faktor-faktor lain ini biasa saja merupakan faktor-faktor non ekonomi
scperti kondisi politik, hankam, konsistensi clalam penegakan hukum, sosial buclaya,
clan sebagainya.
9
E. Sistcmatilrn Pcnulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Tiap bab tcrdiri dari
sub-sub bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB! Pendahuluan, memuat lalar belakang penelitian, pcmbatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penclilian terdahulu,
serta sistematika penulisan.
BAB II : Berisi tentang pengertian inflasi, sejarah inflasi, jenis-jenis in11asi, penyebab
BAB Ill:
BAB IV:
BAB V:
inflasi, pandangan ekonom terhadap inflasi, pengaruh inflasi terhadap
kehidupan ekonomi, pengertian bunga bank, faktor-faktor yang
mempengaruhi suku bunga bank, tingkat suku bunga SB!, resiko tingkat
suku bunga, kerangka berpikir, hipotesis.
Metode Penelihan, yang meliputi periode pengarnatun dan sumber data,
teknik pengumpulan data, operasional variable pcnclitian, uji asurnsi
klasik, metode analisa regresi linier berganda, dan pcnguj ian hiopotesis.
Pembahasan, yang meliputi sejarah Bank Syariah Mandiri, fenomena
in11asi yang melanda Indonesia saat ini, tingkat pcrtumbuhan inflasi dan
Se11ifikat Bank Indonesia bulanan dari tahun 2004--2008, uji asumsi klasik,
metode analisa regresi linier berganda, dan pengujian bipotcsis
Penutup, terdiri atas kesimpulan dan implikasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pcngcrtian Inflasi
Secara etimologi i11flasi berasal dari bahasa Inggris yaitu inflation yang berarti
rnenggernbung, rnelambung, memompa, dan memburnbung1• Sernentara menurut
istilah inflasi adalah kecenderungan dari harga untuk naik secara terus-rnenerus2.
Selain itu infalsi adalah gejala harga barang-barang secara urnurn dan terus-menerus.
Dari clefinisi ini ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan te1jacli
inflasi :
a. Kenaikan Barga
Harga komoditas dikatakan naik jika menjacli lebih tinggi dari harga
periode sebelumnya, rnisalnya harga sabun mandi 80 gram pcrbuah kemarin
aclalah Rp. POO,-. Bari ini menjadi Rp. 1300,-. Berarti harga sabun perbuah
hari ini Rp. 100,-. Lebih mahal dibanding dengan harga kernarin. Oapat
dikatakan telah te1jadi kenaikan harga sabun mandi.
b. Bersifat Umum
Kenaikan harga barang suatu komoditas belum clapat dikatakan inflasi
jika kenaikan tersebut tidak rnenyebabkan harga sccara umum naik.
Misalnya harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Pengalarnan Indonesia
1 John M. Echols dan Hasan Sadhily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Indonesia, 1996), h. 321
1 Muchadarsyah Sinungan, Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991 ), h. 49
11
menunj ukan setiap kali pemerintah menaikan harga BBtvL harga komoditas
lainnya turut naik. I-Ia! ini disebabkan karena BBM merupakan komoditas
slrategis, maka kenaikan harga BBM akan merambal pacla kenaikan harga
komoditas lain. Jika harga sabun mandi naik, maka belum tcntu harga BBM
naik, tetapi jika harga BBM naik maka suclah barang tentu harga sabun
mancli ikut naik sebab biaya transportasinya ikut naik3.
BBM aclalah komponen i11fut paling penting untuk dapal membuat
rocla-roda mobil angkutan umum (bus clan truk) dan juga kcndaraan lain
yang berbahan bakar berputar. Oleh karenanya kenaikan harg~ BBM
menyebabkan biaya oprasional transportasi akan naik.
Kenaikan harga BBM juga membuat harga jual produk-procluk
inclustri khususnya kebutuhan pokok merambat naik disebabkan oleh biaya
oprasional untuk menjalankan mesin-mesin pabrik mcnjacli lebih mahal.
Bahkan kenaikan harga BBM akan mengunclang kau111 buruh menunlut
kenaikan upah harian untuk memelihara daya beli mercka.
c. Terus-menerus
Kenaikan harga yang bersifat um um juga bclum akan dikalakan inflasi
jika te1jadinya hanya sesaat atau ticlak secara terus menerus. Karena itu
perhitungan inflasi clilakukan clengan rentan waktu minimal bulanan, sebab
dalam waktu sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bcrifat umum dan
3 Pratan1a Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekononii 1'1akro ,)~uatu Pen,rsanfar, (Jakarta: LPFEUI, 2001), h .231
12
terus-rncncrus. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah
sebesar l 0% maka berarti akumulasi inflasi adalah 10'% pertahun.
B. Sejaralt lnflasi
Emas memberikan nilai pada suatu mata uang dan juga aseptabilitas di tempat
lain. Sejarah perekonomian Byzantium menarik untuk dipelajari, dimana kcrajaan itu
berusaha keras mcngumpulkan emas dengan melakukan ckspor komoditasnya
sebanyak mungkin ke berbagai negara dan berusaha mencegah impor dari negara lain
agar c1apat mengumpulkan emas sebanyak mungkin. Tetapi yang terjadi pada
akhirnya orang-orang harus membeli makanan, pakaian, mengelumkan biaya untuk
transportasi, dan .iuga menikmati hidup sehingga mereka membelanjakan
kckayaannya (em~1s) yang dikumpulkan tadi dan malah mcningkatkan tingkat harga
komoditasnya sendi1i1.
Baik dinar di negara-negara Arab maupun mata uang nr,gara-negara Eropa
scperti lnggris, Prancis, Spanyol, Italia, Swedia, dan Rusia bahkan juga Negara
Amerika, semuanya pernah mengalami apa yang dinamakan inflasi. A wal inflasi
mala uang dinar dimulai pada saat ketika Irak sedang mengalami masa kejayaannya.
Inilasi juga ikut mendahului perkembangan yang cepat dari pcminjaman uang
(Pertumbuhan Kredit) serta perbankan klmsusnya di Italia yang mcrupakan motor
pertumbuhan lebih lanjut dari perekonomian.
4 Adi Wannan A. J(ari1n, !njlasi dala111 Persfektif !s/an1: Mako/ah A1akro Ekonon1i ls/a111, (Jakarta: Karim Business, 2001), h. 1
13
Revolusi harga di Eropa terjadi sepanjang beberapa abad. Pola kcnaikan tingkat
harga pcrtama kal i tampak di Italia dan Jerman sekitar tahun 14 70. kcrnudian seperti
penyakit menular inflasi menyerang Eropa dalam bebcrapa tahapan d.imulai dari
lnggris dan Prancis pada tahun 1480an selanjutnya menycrang Eropa limur pada
tahun 1500an. Di Inggris harga kayu, ternak, dan biji-bijian rncningkat 5 sampai 7
kali lipat dari tahun 1480-1650, sementara itu harga manufaktur mcningkat 3 kali
lipat.
Tidak acla sebab utama yang dapat clisalahkan dengun terjadinya inflasi. Semua
adalah akibat gabungan dari penurunan produksi pertanian, pajak yang berlebihan,
depopulasi, manipulasi pasar, high labor cost, pengangguran. kernewahan yang
berkbihan, dan sebab-sebab lain seperti perang berkepanjangan, embargo, dan
pen1ogokan kc1ja5.
Adapun negara Eropa y;mg dapat bertahan menghadapi inflasi adalah lnggris.
Akan telapi hat itu te1jadi pada masa perekonorniannya cli:mggap terbelakang
dibanclingkan clengan negara-negara Eropa lainya. Setelah pcrtumbuhan pesat uang
(l'enclanaan Kreciit) dan simpanan bank akibat kebutuhan pembiayaan perang clengan
Napoleon dan kemudian untuk pembiayaan perang dunia 1, lnggris terpaksa
menghentikan konvertibilitas antara sterling serta obsesinya terhadap penciptaan
"Superior Quality A1oney" karena te1jadi deflasi drastis yang diikuti ganguan sosial
yang sangat serius. "Superior Quality Money" clianggap mcrupakan surnber
kemakmuran dan menjacli kebanggaan lnggris selama beberapa abad.
5 Adi \Varn1an 1\. J(arin1, OJJ. cit., h. 2
14
Selain lnggris, Perancis juga rnengalami permaslaban anlara crnas nilai mata
uang i~1flasi. Mice] Chevalier (seorang ekonom Prancis pada abad 19) dalam
karangannya "On The probable Fall in The Value of Gold : The Commercial and
Social Consequences Wich 1.1ay Ensue, and the i\!!easures Wich It Invities" pada
tahun 1859 menyebutkan bahwa pertambahan penawaran emas akibat ditemukannya
tarnbang-tarnbang ernas baru di California, Australia, Afrika selatan akan
rnengakibatkan turunnya harga emas relatife dibandingkan perak yang kemudian akan
memba-.va pada turunnya nilai riil emas (int1asi) atau naiknya tingkat harga seluruh
barang kecuali ernas. Diketahui bahwa ada hubungan yang besar an!ma kenaikan
harga produksi emas dengan kenaikan tingkat inflasi di Prancis pada tahun 1870.
Adam Smith juga mengemukakan pendapat yang sama tcntang bal ini dan kcmudian
diperkuat o!eh penelitian Jean Bodin pada tahun 1568 yang mencliti bahwa
meningkatnya jumlah emas dan perak berhubungan erat dengan mcningkatnya tingkat
harga.
C. Jen is - Jcnis lnflasi
Terlepas dari penggolongan int1asi yang ada, yang jelas inJlasi mengganggu
perckonomian masyarakat karena harga terns meningkat schingga mcnggoncangkan
kchidupan ekonomi. Contoh int1asi yang parah yang pernah dialarni Indonesia adalah
sejak lahun l 963 sebesar 128% naik menjadi 594% pada tahun 1965 clan memuncak
menjadi 653'% pada tahun 1966. pada saat itu munculah Orde baru yang berhasil
15
mcnckan inllasi menjadi 112% pada tahun 1967 dan turun tcrus hingga me1tjadi 9,8%
pada tahun 1969. Sejak itu inflasi dapat dikendalikan hingga sckitar tahun l 9956.
Dari berbagai angka inflasi yang diuraikan diatas, ada bcbcrapa rnacarn inflasi
yang patut cliketahui :
a. Penggolongan pertama clidasarkan atas parah ticlaknya inflasi tersebut yang
terbagi atas :
a. lnflasi ringan (clibawah 10% setahun)
b. Inflasi seclang (antara 10%-30% setahun)
c. lnflasi berat (antara 30%-100% setahun)
d. Hiper inflasi (diatas 100% setahun)
Menurut Paul A. Samuelson, seperti sebuah pcnyakit, inJ1asi dapat
digolongkan rnenurut tingkat kepara!Jannya, yaitu :
a. Moderat Infation : Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang
lambat. Umumnya disebut sebagai "inJ1asi satu digit". Pada tingkat
inflasi seperti ini orang masih mau memegang uang dan meny1mpan
kekayaan dalam bentuk uang dari pacla asset riil 7
b. Galloping Inflation : lnflasi pada tingkat ini tcrjadi pada tingkatan 20%
pertahun. Pada tingkat inflasi seperti ini orang hanya mau memegang
uaPg seperlunya saja, sedangkan kekayaannya disirnpan dalam bentuk
asset-asset riil. Orang akan menumpuk barang-barang. Seperti ini tetap
6 Adi \Vannan A. J(arin1. op. cit., h. 3 7 Muchadarsyah Sinungan, OJJ. cit., h. 50
16
bcrhasil 'selamat' walupun system harganya bcrlaku sangat buruk.
Pcrekonomian semacam ini cenderung mcngakibatkan ter:jadinya
gangguan-gangguan pada perekonomian karena orang-orang akan
cenderung mengirimkan dananya untuk berinvestasi di luar negeri
dibandingkan di dalam negeri (Capital out Flow).
c. Hi per lnfation : inflasi jenis ini pada tingkatan yang sangat tinggi, yaitu
jutaan sampai triliunan persen pertahun. Walupun scpertinya banyak
pemerintahan yang perekonomiannya dapal bcrtahan menghadapi
Galloping il!flation, akan tetapi tidak pernah ada pcmcrintahan yang
dapat bertahan menghadapi inflasi jenis ketiga yang amat 'mematikan'
ini. Contohnya adalah wimar republic dijerrnan pada tahun 1920an8.
Penggclongan kcdua yang berdasark~m sebab-musabab inflasi. Alas dasar
nenggolongan ini inflasi dibedakan menjadi :
a. Ini1asi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebul demand inflation.
b. l nflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi yang disebut
clengan cost inflation (biaya inflasi)9.
Gambar berikut ini menggaris bawahi perbedaan antara kedua macam
intl asi ini :
8 Adi Wannan A. Kariin, op. cit., h. 5 9 rvtuchadarsyah Sinungan, op. cit., h. 51
17
Gambar 2.1
s S2
~~ s,
H' H4 o, -r H3
02
~ L 01 Q2 Output
Q3 Q4 Output
Gambar X.l G<1mbar X.2
Gambar X. l menggambarkan suatu demand inflation. Karena
pennintaan masyaralrnt akan barang-barang jum!ah pcrmintaan (agregal
demand) bertambah (misalnya karena bcrtarnbahnya pengduaran
pcmerintah yang dibiayai dengan peneetakan uang atau bertambahnya
pengeluaran investasi swasla karena kredit yang rnurah), maka kurva
agregat demand bergeser dari D. l Ke D.2. akibatnya tingkat harga umum
naik dari H. l Ke H.2.
Pada gambar X.2 kita melihat bahwa bila biaya produksi naik
(misalnya karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar
negeri, atau karena kenaikan harga bahan bakar minyak), rnaka kurva
penawaran agregat supply (jumlah penawaran) bergc:scr clari S. l kc S.2.
Akibat clari kedua maeam inflasi tersebut, clari segi kenaikan harga out
put tidak berbeda, tetapi dari segi volume out put (GDP riil) acla perbeclaan.
18
Dalam kasus demand inflation, biasanya ada kcccndcrungan untuk out pul
naik bersama-sama dengan kenaikan harga urnum. Bcsar kccilnya kenaikan
output ini tergantung kepada elastistas kurva agrcgal supply biasanya
semakin mendekati out put maksimum semakin lidak elastis kurva ini.
Sebaliknya dalam kasus cost inflation, biasanya kccil kenaikan out put ini
tergantung kepada elastisitas kurva agregat supply (jumlah penawaran);
biasanya semakin mendekati out put maksimum semakin tidak clastis kurva
ini. Sebaliknya dalam kasus cost il1flation, biasanya kenaikan harga-harga
dibarengi dengan turunnya omzet penjualan barang (Kclcsunan Usaha) 10•
Perbedaan yang lain dari kedua proses inllasi ini lcrlclak pada urutan
dari kenaikan harga. Dalam demand inflation, kcnaikan harga barang akhir
(our put) mendahului kenaikan harga-harga fakh)r produksi (upah dan
sebainya). Sedangkan dalam cost inflation kila rnclihal kcnaikan harga
barang-barang input dan harga barang-barang factor produksi mcndahului
kenaikan harga barang-barang akhir (out put) 11•
Kedua macam inflasi ini jarang dijumpai clalam bcntuk pcrckonornian
murm. Pada umumnya inflasi yang te1jadi di bcrbagai ncgara di dunia
aclalah kombinasi dari kedua macam inflasi lcrscbut yang senng kali
keduanya saling memperkuat satu sama lain.
'" Boediono, Ekonomi Monet er, (Yogyakarta : LPFEUGM, 199 l ), h. 163 11 Gocdiono, foe.cit., h. 164
19
3. Penggolongan yang ketiga aclalah berclasarkan asal inflasi yang clibeclakan
rncnjacli :
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation). lnflasi ini
timbul misalnya karena deficit aggaran belanja yang dibiayai oleh
pemerintah dengan pencetakan uang baru aki bat panenan gaga! clan
sebagainya.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu in!1asi yang timbul karena
kenaikan harga-harga cliluar negeri atau di negara-negara langganan
berdagang negara kita. Kenaikan harga barang-barang yang kita impor
mengakibatkan :
I. Secara langsung menaikan indeks biaya hidup karcna sebagian dari
baraag-barang yang tercangkup clidalamnya berasa! dari impor.
2. Secara tidak langsung menaikkan indeks harga rnclalui kcnailrnn
biaya procluksi clan kemudaian harga jual dari bcrbagai barang yang
menggunakan bahan mentah atau mesin yang harus cliimpor (cost
inflation).
3. Secara ticlak langsung menimbulkan kenaikan harga dalam negen
karena kemungkinan kenaikan harga barang, impor mengakibatkan
kenaikan pengeluaran pemerintah yang bcrusaha rncngimbangi
kenaikan harga import tersebut.
Penularan clari luar negeri keclalam negeri bisa pula melalui kenaikan
harga barang-barang ekspor clan saluran-saluran, yaitu :
20
a. Bila harga barang-barang ekspor naik, ma.ka inclcks biaya hiclup
akan naik sebab barang-barang ini langsung masuk dalam claftar
barang-barang yang terclapat clalam incleks harga barang
b. Bila barang-barang ekspor naik, maka biaya procluksi dari barang
barang yang mengunakan barang tersebut clalam proses procluksinya
akan naik kemuclian harga jualnya juga naik.
c. Kenaikan harga barang-barang ekspor berarti kenaikan penghasilan
cksportir. Kenaikan penghasilan eksportir ini kemuclian akan di
belanjakan untuk memberi barang-barang baik dalam maupun luar
negeri. Bila jumlah barang yang terseclia di pasar ticlak bertambah
maka mengakibatkan harga-harga barang lain nr.ik pula.
Penularan inflasi clari luar negeri lebih muclah terjadi pada negara yang
perekonomiannya terbuka, yaitu yang sektor pcrclagangan !um negennya
penting (seperti Indonesia, Korea, Taiwan clan sebagainya) 12.
D. Pcnycbab Intlasi
Masalah inflasi clalam arti yang lebih luas bukan semala-mata masalah
ekonomi, tetapi juga masalah sosial-politik. Misalnya saja karena pemerintah
mencetak uang terlalu banyak. Sering kali pemerintah melakukan ha! ini meskipun
talm bahwa akan menyebabkan inflasi, maka jawabanya terletak pada bi dang sosial-
12 Muchadarsyah Sinungan, op.cit., h. 55
21
politik, misalnya karena pemerintah membutuhkan uang untuk opcrasi kcamanan,
adanya pertarungan politik antara golongan elit politik didalam ncgcri, atau karena
pcmcrintah tak berdaya menghaclapi tuntutan politik golongan masyarakat tertentu
yang menuntut 'bagian' clari anggaran belanja yang Jebih, clan sebagainya 13
Ada beberapa indikator ekonomi yang digunakan untuk mengctahui Jaju inilasi
selama periodc tertentu.
lndeks Harga Konsumen (IHK)
!HK adalah angka indeks yang menunjukan tingkat harga barang clan
.1asa yang harus dibeli dalam periode tertentu. Di Jndonesia penghitungan
I HK dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa ratus komoditas
pokok. Ada pun rumusnya :
I fl . _ (JHK - !HK -1) v ooo/ n as1 - ./l 1 10
!HK-!
Jndcks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
IHPB adalah angka indeks yang melihat inllasi dari s1s1 produscn.
Prinsip menghitung inflasi berclasrkan data IHPB adalah :
I ll ._ (JHPB-JHPB-I)X'IOOo/ n as1-· :;u
IHPB-1
Secara garis besar acla tiga kelompok teori mengenai inllasi, masing-
masing menyoroti aspek tertentu clari proses inflasi, clan masing-masing
13 Boediono, lac. cit., h. 168
22
bukan teori yang lengkap untuk mencangkup aspek penting dari proses
kenaikan harga :
I. Tcori kuantitas, adalah teori yang paling tua mengcnai inflasi dan telah
mengalami banyak penyempurnaan oleh ahli ckonomi Chicago. Teori
ini menyoroti peranan jumlah uang yang bercdar dan psikologi
(harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga-harga c!alam proses
in:Jlasi. Inti dari teori ini adalah:
a. lnfalsi hanyd bisa te1jadi bila ada penambahan volume uang yang
bercdar (apakah acla penambahan uang kartal atau uang giral). Tanpa
acla kenaikan jumlah uang yang bereclaL. kejaclian scpcrti panenan
gaga!, hanya akan menaikan harga-harga untuk scmentara waktu
saja. Penambahan uang ibaral 'bahan bakar' bagi api inflasi, jika
jumlah uang tidak clitambah, inflasi akan berhenti dcngan scndirinya,
apapun scbab-musabab awal clari kenaikan harga tcrscl,ut.
b. Psikologi (harapan) masyarakat mcngcnai kcnaikan harga-harga
dimasa yang akan datang. Ada tiga kemungkinan kcadaan. Keadaan
pertama adalah bila masyarakat tidak belum mcngharapkan kenaikan
harga-harga untuk naik pacla bulan-bulan mcndatang. Dalam ha! ini
scbagiai1 besar dari penambahan jumlah uang yang beredar akan
diterima oleh masyarakat untuk menambah likuiditasnya, yaitu
rnemperbesar pos kas dalam buku neraca anggota masyarakat. Ini
berarti bahwa sebagian besar kenaikan jumlah uang lcrsebut tidak
23
dibelanjakan untuk pembelian barang. Selanjutnya bahwa lidak akan
ada kenaikan permintaan yang berarti akan barang-barang. Dalam
keadaan seperti ini kenaikan jumlah uang yang bcrcdar sebesar l 0%
diikuti oleh kenaikan harga sebesar I%. Keadaan ini biasanya
dijumpai pada awal inflasi. Keadaan kedua adalah dimana
masyarakat (atas dasar bulan-bulan sebelumnya) mulai saclar bahwa
ada inflasi. Orang-orang mulai mengharapkan kcnaikan harga.
Penambahan jumlah uang bcredar tidak lagi diterima masyarakat
untuk menambah pos kasnya tetapi akan cligunakan untuk mcmbeli
barang-barang. Hal ini dilakukan karena untuk mcnghinclari kerugian
yang tirnbul scandainya rnereka memegang uang kas. lnJ.1asi adalah
tidak lain suatu 'pajak' atas saldo kas yang di pcgang rnasyarakat,
karena uang semakin tidak berharga. Or.mg-orang berusaha
menghindari 'pajak' ini dengan jalan rnengubah saldo kasnya
menjadi barang. Akibat selanjutnya adalah naik harga barang-barang
tersebut. Keadaan seperti ini dijumpai pada waktu inflasi yang baru.
Keadaan yang ketiga adalah terjadi pada tahap inHasi lebih parah,
yaitu hiper inflasi. Dalam keadaan seperti ini orang-orang sudah
kehilangan kepercayaan terahadap nilai mata uang kas clan keinginan
untuk membelanjakan untuk rnembeli barang-barang scbegitu uang
kas diterima clitangan semakin meluas dikalangan masyarakat 1 '~.
1'1 Boediono, Joe.cit., h. 169
24
2. Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makro. Menurut
teori ini, inflasi tcijadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar
batasan kemampuan ekonomi. Pandangan teori ini bahwa proses inflasi
karena 'perebutan rejeki' diantara kelompok sosial yang menginginkan
bagian yang lebih besar dari yang bisa dilakukan atau clisedikan
masyarakat tersebut. Proses perebutan ini kemudian diteijemahkan
menjadi keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang-barang
selalu melebihi jumlah barang yang tersedia, keadaan ini disebut dengan
inflationary gap (celah infla_si/5. Inflationary gap in! timbul karena
golongan masyarakat tersebut berhasil mente1jemahkan aspirasi mereka
kc dalam bentuk permintaan yang efektif akan barang-barang. Golongan
masyarakat ini mungkin pemerintah s~ndiri yang berusaha memperoleh
bagian yang lebih besar dari out put masyarakat dengan menjalankan
c!efisit dalam anggaran belanjanya yang dibiayai dengan rnencetak uang
baru. Golongan lain mungkin pula swasta yang melakukan investasi
baru dan memperoleh kredit clari bank. Ataupun golongan buruh yang
berusaha mernperoleh kenaikan gaji melebihi kenaikan produktifitas
yang dihasilkan. Jika jumlah permintaan efektif dari semua golongan
pacla barang-barang yang dihasilkan, maka inflationary gap akan timbul.
Proses inflasi akan lerus berlangsung selama jumlah pcrmintaan efektif
melebihi jumlah out put yang dihasilkan.
15 Boediono, lac.cit., h. 170
3. 'reori Strukturalis~ adalah teori n1engenai inCTasi yang didasarl<an atas
pengalarnan negara-negara Amerika Latin. Teori ini mcrnberi tekanan
pada ketegaran dari struktur perekonomian ncgara-ncgara sedang
berkembang. Karena inflasi dikaitkan dcngan faktor struktnral dari
perekonornian yang hanya bisa berubah dalam jangka panjang, rnaka
disebut juga teori inflasi 'jangka panjang'. Menurut tcori ini ada dua
ketegaran utama dalam perekonomian ngara-negara scdang berkembang
yaitu bisa menimbulkan inflasi :
a. Ketegaran pertama berupa 'ketidak elastisan · dari pcnenmaan
ekspor, yaitu ekspor yang tumbuh secara larnban dibanding dengan
pertumbuban sektor-s~ktor lain. Kelambanan ini discbabkan karena:
I. Harga pasar dunia dari barang-barang ckspor negara tersebuc
rnakin tidak menguntungkan dibandingkan clcngan harga barang-
barang yang harus dibayar, atau se!·ing cliscbut dcngan istilah
clasar penukaran (term of rrade) yang scmakin buruk. Sering
clianggap bahwa harga barang-barang basi I alarn yang
merupakan ekspor dari negara-negara scdang berkembang dalam
jangka panjang akan lebih lambat dari pada harga bmang-barang
indusri yang merupakan hasil impor negara-ncgara sedang
berkembang.
2. Suplay atau produksi barang-barang ekspor yang tidak
responsive terhadap kcnaikan harga (suplay barang-barang
26
ekspor yang tidak elastis). Kelambanan pertumbuhan pencrimaan
ekspor ini berarti kelambanan kernampuan unluk mengimpor
barang-barang yang dibutuhkan (untuk konsumsi maupun
investasi). Akibatnya negara tersebut tcrpaksa mengambil
kebijakan pembangunan yang menekankan pacla penggalakan
procluksi dalam negeri clari barang-barang yang scbelunmya
cliimpor (import substitution strategy), mcskipun sering kali
produksi dalam negeri ini mempunyai ongkos produksi yang
lcbih tinggi (kualitas lebih rendah) clari banmg scjenis yang
diimpoL Ongkos procluksi yang lcbih tinggi ini mcngakibatkan
harga yang lebih tinggi, clan bila proses wbtitusi ii 11por ini makin
rneluas. rnaka kenaikan ongkos produksi juga rnakin meluas k.:
bcrbagai barang (yang taclinya diimpor), sehingga makin banyak
harga barang yang naik rnaka te1jadilah inl1asi 16
b, Keterangan yang kedua berkaitan dengan 'kctidak elastisan' clari
supply atau procluksi bahan makanan dalarn negcri, Dikatakan bahwa
procluksi dalam negeri ticlak tumbuh sccepat pertumbuhan penduduk
dan penghasilan perkapita, sehingga harga bahan makanan dalam
negeri cenderung untuk naik melebihi kenaikan harga barang-barang
lain. Akibat selaqjutnya adalah timbulnya luntutan dari para buruh
untuk memperoleh kenaikan upah/gaji yang bcrarti pula kenaikan
1<' !vluchadarsyah Sinungan, lac. cit., h. 64
27
ongkos produksi yang kemudian mem1cu kcnaikan harga barang
barang tersebut, dan seterusnya17•
E. Pandangan Ekonom Tcrhadap Inflasi
Menurut ekonom Islam, Taqiuddin Ahmad lbn Al-Maqrizi ( 1364M-l 44 IM),
yang merupakan salah satu murid dari lbn Khaldun, menggolongkan infalsi dalam
dua golongan, yaitu :
I. Natural Inflation
Sesuai dengan namaya, inflasi jenis ini diakibatkan olch sebab-sebab
alamiah dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya (dalam hal
rnencegah). Ibn A!-Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah akibat
turunya penawaran agregat (AS) dan inflasi akibat naiknya permintaan
agregat (AD) .
. Tika memakai perangkat analisa konvensional yaitu persarnaan :
MV=PT=Y
Dimana : M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan peredaran uang
P = tingkat harga
T = jumlah barang dan jasa
Y = tingkat pendapatan nasional (GDP)
Maka natural inflation dapat diartikan sebagai :
17 Muchadarsyah Sinungan, foe.cit., h. 65
28
a. Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang dalam suatu
perekonomian (T). misalnya T turun sedangkan fvl dan \! letap, maka
konsekuensinya P (harga) naik.
b. Naiknya daya beli masyarakat secara riil. Misalnya nilai ekspor lebih
besar dari nilai impor, sehingga secara netto te1jadi impor uang yang
mengakibatkan M naik sementara \! dan T tetap rnaka P (harga) akan
naik.
Lebih jauh, jika dianalisa dengan persamaan :
-~ PERPUSTAKAAN UTAMA I UIN SYAl-llD JAKARTA .
AD=AS
Dan AS=Y
AD= C +I+G+(X-M)
Dimana: Y = pe!>dapatan nasional
C = konsumsi
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
(X-M) =nett expor
Maka Y = C+I+G+(X-M).
Dengan demikian natural inflation dapat di golongkan berdasarkan
penyebabnya menjadi dua:
a. Akibat uang yang masuk keluar negri terlalu banyak, dimana ekspor
naik sedangkan impor turun sehingga nett ekspor nilainya sangat besar,
\, j
29
rnaka rnengakibatkan naiknya perrnintaan agregat (J\D). Hal ini pernah
tcrjadi pada masa pemerintahan Khalifah Urnar RA.
Pada masa itu khalifah pedagang yang menjual barangnya ke luar
negri clan membeli lebih sedikit barang barang luar negri clari pada yang
rncreka jual ( ositive nett export). Akibatnya rncrcka membawa uang
kclebihannya ke Madinah sehingga meningkatnya daya bcli masyarakat
dan mengakibatkan naiknya tingkat harga kcseluruhan.
Untuk mengatasi masalah tersebut Khalifah Umar bin Khatab
melarang penduduk Madinah untuk membel i b_arang-barang kornoditi
selarna dua hari berturut-turut. Akibatnya adalah turunnya permintaan
agregat. Setelah pelarangan tersebut benikhir maka harga kembali
b. Akibat dari turunnya tingkat produksi (AS turun) karena te1jadinya
paceklik, perang, ataupun embargo dan boikol. I-Jal ini pernah te1jadi
pula pacla masa pemerintahan Khalifah Urnar bin Khatab yaitu pada
rnasa paceklik yang rnengakibatkan kalangkaan gandum sehingga harga
gandum naik. Kebijakan Umar adalah mengimpor gandum dari Frustat-
Mesir sehingga penawaran agregat barang di pasar naik kemudian
berakibat ada turunnya ti11gkat harga yang kembali normal 19•
2. Human Error Jnflation
18 Adi Warn1an A. I(ariin, Sejarah Pe111ikiran Ekonon11· Isla111, (Jakarta : II !'I', 2001 ), h. 48 19 Adi Warn1an A. l(ari111, op. cit., h. 59
' ' '
30
Sclain dari penyebab-penyebab yang dimaksucl pacla natural infation,
maka ini1asi yang clisebabkan oleh hal-hal lainnya dapat digolongkan
scbagai Human Error Inflation (Inflasi Kcsalahan manusia), yaitu inflasi
yang clisebabkan oleh kesalahan dari manusia itu scndiri sehingga
sebenarnya dapat dihindarkan agar tidak te1jacli.
Human error inflation clapat clikelompokkan mcnurut penyebabnya
yaitu :
a. Korupsi clan aclministrasi yang buruk (C'orruplion and Bad
Adm i 11 is/ration)
Jika rnerujuk pada MV = PT, maka korupsi akan mengganggu
tingkat harga (P naik) karena para proclusen akan menaikkan harga jual
produksinya untuk menutupi biaya-biaya 'siluman' yang tclah mereka
keluarkan !ersebut. Akibat harga terclistorsi olch komponen yang
scharusnya tidak ada sehingga lebih lanjut akan mcngakibatkan ekonomi
biaya tinggi (high cost economic)yang pada akirnya te1jacli inefisiensi
alokasi sumber claya yang akan merugikan masyarakat secara
kesel uruhan.
Sedangkan jika merujuk ada persamaan AS-AD korupsi dan
administrasi yang buruk akan mengakibatkan kontraksi pacla kurva
penawaran agregat (AS turun). Selain menycbabkan incfisicnsi alokasi
suber claya clan ekonomi biaya tinggi, jika !erus dibiarkan akan
' '
31
menyababkan perekonomian pada keterurukan ',1piral/ing Inlation' atau
· I-fier Inflation '20
b. Pajak yang Berlebihan (Excessive Tex)
Efek yang ditirnbulkan oleh pajak yang berlebihan pada
perekonomian hampir sama dengan efek yang ditimbulkan oleh korupsi
dan administrasi yang buruk yaitu kontraksi ada kurva penawaran
agregat (As turun) yang berakibat pada kenaikan harga.
c. Pencetakan Uang Berlebih
Ibn Al-Magrizi berpendapat bahwa pencetakan uang yang
berlebihan jelas-jelas akan mengakibatkan naiknya tingkat harga secara
keseluruhan. Menurutnya kenaikan tingkae komoditas tcrsebut jarang
sekali mengalami kenaikan. Beliau berpenclapat bahwa sebaiknya uang
clicetak hanya pada tingkat minimal yang clibutuhkan untuk transaksi
(jual-beli) dan dalam pecahan yang mempunya1 nilai nominal kecil
(supaya ticlak ditumpuk). Selain itu bcliau juga bcrpcndapat bahwa
kenaikan harga-harga umumnya adalah dalam banyak jmnlah nominal
uang bukan clalam nilai dinar emasnya. J acli kcnaikan harga adalah
karena sebab alamiah saja, bukan akibat clnri pencctakan uang yang
berlebihan.
Pada jaman sultan Barquq clan sultan Kidbugha niali uang jauh
melebihi niali intriksinya. Ketika itu uang tcrcliri dari 2/3 perak clan 1/3
20 Adi Wannan A. I<arin1, op. cit., h. 10
32
tembaga, yang artinya uang tersebut dibackup sccara parsial oleh logam
mulia sebesar 2/3-nya. Dalam perkembangan selanjutnya kanduangan
uang tersebut menjadi 1/3 perak dan 2/3 tembaga hanya di backup 113
oleh logam mulia. Pencetakan uang dalam bentuk ini akan menyebabkan
. fl ·21 m as1 .
Ibn Khaldun (1332-1402) berpendapat bahwa pemerintah dapat
mencetak uang yang bukan terbuat dari logam mulia (emas) asalkan
nilainya dikaitkan dengn enias dan perakn
Semantara itu Ibn Tai111iyah (1323-1328) telah melarang emerintah
untuk mengambil keuntungan dari nilai kegiatan tersebut. !tu sebabnya
mcngapa Jbn Taimiyah mengecam tindakan pemerintah yang melakukan
impor tembaga dari eropa yang dirnaksudkai1 untuk digunakan sebagai
bahan dalam pencetakan uang bahkan leb1h ekstrim bgi beliau
melarang seluruh kegiatan bisnis yang berkailan dcngan pcncctakan
uang tersebut23.
Al-Ghazali (1058-1111) mensyaratkan jika pcmerintah ingin
menggunakan uang (2/3 tembaga), maka pemerintahan harus :
l. menyatakan bahwa uang tcrsebut adalah pembayaran yang sah
2. pemerintah harus menjaga nilainya
3. pemerintah memastikan tidak adanya perdagangan uang
21 Adi Warn1an A. K.ari111, op. cit., h. 14 22 Adi Warn1an A. I<ariin, op. cit., h. 15 23 Adi Wann<1n A. I<arin1, op. cit., h. 16
'' .) .)
4. melarang dan mencegah beredarnya uang palsti2'1
lnflasi yang timbul akibat dorongan pemerintah untuk mengambil
keuntungan dalam percetakan uang dengan bertambahnya jumlah uang
yang beredar (dalam arti bertambahnya jumlah nominal uang), namun
tidak diikuti sepenuhnya dengan bertambahnya nilai instrinsik uang,
maka berarti daya beli nominal uang menjadi lemah terhadap nilai
instrinsiknya. Sangat jelas bahwa pencetakan uang dalam bentuk seperti
ini akan memicu te1jadinya inflasi25•
Dalam Islam, inflasi yang di_sebabkan oleh faktor ala111iah dapat
ditolerir. Seperti yang te1jadi pada masa Rasulullah SAW, di mana rosul
didesak oleh para sahabat untuk menurunkan harga telapi rasul rnenolak:
"Dari Anas bin Malik RA berkata : Para sahabat berkata : " Wahai Rosullulah, harga 11111/ai mahal. Patak/ah harga untuk kami '. Rosulullah bersabda : "Sesungguhnya A/lahlah yang mematok harga, yang menyempitkan dan melapangkan rizki, dan Alw sesungguhnya berharap untuk bertemu A!lah dalam kondisi tidak seorangpun dari kalian memmtul kepadaku dengan suatu kezaliman kepadaku ". (HR. Imam lima kecuali Imam An-Nasai, clan ditashih oleh ibn flibban)
Bahwasanya dalam hadits tersebul diterangkan, bahwa tidak
seorangpun yang menelukan harga suatu barang, kecuali Allah lah yang
menentukan suatu harga karena Allah yang melapangkan, menyempikan
dan rnemberikan rezeki pada hamba-Nya
24 Adi Warman A. Karim, op. cit., h. 29 15 Ibnu I-Ia jar Asqalani, Buluga/ Marani (Sen1arang: Maktabah Putra, 1998), ! I. 147
34
Adapun inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusrn selain
yang disebutkan diatas antara Jain karena :
a. Riba dan Btinga
Jauh sebelum Islam datang, riba telah clilarang lewat kitab suci
terdalmlu (Yahudi dan Nasrani).
Orang Yahudi dilarang mempraktekkan pengambilan bunga,
yang tercantum dalam Old Tastement (Pe:tjanjian Lama). Dalam
kitab Exodus (Keluaran) pasal 22 ayat 5 menyatakan :
"Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umatku, orang miskin dianlaramu !Ntka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia dan janganlah engkau bebankan bungu terhadapnya"
Dalam kitab Ulangan pasal 23 ayat 19 meyatakan :
"Janganlah Engkau memhungakan kepada saudaramu baik uang maupun makanan alaupun yang dapat dibungakan ".
Kemudian dalam kitab lmamat pasal 35 ayat 7 menyataka!1 :
"Janganlah engkau mengambil bunga uang a/au riba darinya, melainkan engkau harus /a/ml kepada Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah Engkau berikan uangmu kepadanya dengan me111f11ta bunga, juga makancmmu jangalah
l b .k d . .b "26 eng1wu erz an engan memmta rt a
Hubungan bahaya riba dengan te1jadinya inflasi adalah pada
saat terjadinya transaksi dimana alrnd yang clitentukan untuk
membayar bunga sekian persen tarnpa peduli pihak peminjam
untung atau rugi. Maka untuk menutupi kerugian akibat bunga yang
"' Al-Kitab, (Jakarta: Lembaga Al-Kitab Indonesia, 2000), h. 876
35
ditentukan maka sebagai pengusaha baik pedagang atau sebagainya,
tingkat harga yang sebelumnya normal namun kerena harus
memer,uhi tuntutarr membayar bunga maka harga tcrscbut dinaikan.
Jika ha! tersebut terjadi discmua sektor ekonomi, maka teijadi
kenaikan tingkat harga secara keseluruhan dan akhirnya malah
mendorong timbunya inflasin
Maulana Maududi manjelaskan bahwa institusi bunga
merupakan sumber bahaya kejahatan. Bunga akan menyengsarakan
dan menghancurkan masyarakat melalui pengaruhnya terhadap
karakter manusia, diantaranya menimbulkan pcrsaan cinta terhadap
uang clan hasrat menumpuk harta bagi kepentingan pribadi.
Sacara psikologis, praktek pembungaan uang menjadikan
seseornng r,rn]as menginvestasikan uangnya clalam scktor riil.
Syarat telah jelas melarang riba dalam bentuk apapun, sedikit
atau banyak. Allah tclah berfirman :
Artinya:
"Dan Allah mengha/a/kan jual beli dan mengharamkan riba ... " (QS. Al-b'lqarah / 2: 275)
27 !brahin1 Lubis, Ekono111i ls/a111 Suatu F}engan/ar, (Jakarta: l(aJa1n Mulia, 1995). Cet, i(el-L Jilid2, h. 534
36
b. Monopoli dan Penimbunan
Monopoli adalah menahan barang dari pcrpularan di pasar
sehingga harganya naik. Resikonya scmakin fatal jika monopolli ini
dilakukan dari sektor hulu ke hilir.
Sedangkan penimbunan adalah mengumpulkan barang-barang
dengan menunggu waktu sampai waktunya naik harga-harga barang
tersebut, sehingga bisa menjual dengan harga tinggi, hingga warga
l . I . l 2s setempal su 1t untu c men Jang mun ya .
Penirnbunan clan monopoli membua1 barang terkonsentrasi
pada satu litik sehingga mereka bisa memainkan harga. Distribusi
barang lerhambat sehingga akan naik dan rnengalami inflasi.
Jika barang-barang komoditas langka dipasar maka akan
memicu kenaikan harga, dimana jika pcrmintaan (D Tclap)
sementara penawaran (S lurun maka harga (!') naik. Jika dalam bal
ini te1jadi dalam bayak barang komoditas yang dimonopoli dan
ditimbun, maka te1jadilah inflasi.
Pada umumnya pelaku monopoli mcnctapkan harga yang lcbih
tinggi bagi basil produksinya (monopoli mendambakan pemusatan
:rn Taqyuddin An-Nabhani, A1e1nhangun Siste111 Ekono111i Alternatij.: Pe1:f'ekt[f. !s/r11n, Risalah Gusti, Surnbaya, I 996, h. 209
37
suplay dalam satu tangan), rnaka soal ckspoitasi banyak sekali
dihubungkan clengan gagasan monopo!i29.
F. Pcngaruh Inflasi Tcrhadap Kchidupan Ekonomi
Menurut Ahmad lbn Al-Maqrizi (1364M - 1441M), scorang ekonom Islam
yang merupakan salah satu muricl Ibnu Khalclun, berpenclapat bahwa inflasi berakibat
sangat buruk bagi perekonomian karena :
a. Menimbulkan gangguan terhaclap fungsi uang, terutama tcrhadap fungsi
tabungan, fungsi pembay~ran di muka, clan fungsi clari unit penghitungan.
Orang hams melepaskan diri dari uang clan asset keuangan akibat clari beban
inflasi tersebut.
b. Melemahkan semangat menabung clan sikap terhaclap rnenabuug clari
rnasyarakat (turun marginal propensity to save)
c. Meningkatknya kccenclerungan untuk berbelanja terutama untuk non primer
clan barang-barang mewah
cl. Mengarahkan investasi pacla hal-hal yang nonprocluktif yaitu penurnpukan
kekayaan (hoarding) seperti tanah, bangunan, logam rnulia, rnata uang
asing, dengan rnengorbankan investasi kearah procluktif seperti pertanian,
industri, perdagangan, transportasi clan lain-lain30•
2'J M.A.Manan, Ekono1ni Jslan1 : Teori dan Praktek, (Jakarta : lntcrrnasa, I 992), h. 291
'° Adiwarman A. Karim, Makro Ekonomi Islam (Jakarta : Karim Business, 2001 ). h. 6
u I
38
Sclain itu inflasi juga mengakibatkan masalah-masalah yang berhubungan
dengan akuntansi sepcrti pcmeliharaan modal riil dengan rnclakukan isolasi
keuntungan inj/asioner .dan rnenyebabkan dibutuhkannya korcksi clan rckonsiliasi
operasi (index) untuk mendapat kebutuhan perbandingan waklu clan tempat
Adapun darnpak inflasi yang sangat nyata adalah :
a. Jnj/asi yang berdampak pada distribusi pendapatan
Darnpak inflasi terhadap distribusi pendapatan pacla urnurnnya
bersifat tidak rnerata, ada yang mengalami keuntungan dengan adanya
inflasi (kelompok kaya pemilik jalur distribusi dan produsen yang
bertindak atas regulasi) dan ada yang dirugikan sepcrti :
l. Mereka yang berpenghasilan tetap akan mengdlarni penurunan nilai
riil dari penghasilannya sehingga claya belinya lcmah
2. l'vlcreka yang gernar menumpuk kekayaan dalam bcntuk uang tunai,
lrnrena claya bcli dan ni!ai riil uang yang disimpannya akan menun!n
clrastis clan mengalami kerugian sebesar inflasi yang tcrjadi
3. Pemilik modal yang merninjamkan moclalnya clengan bunga lebih
rend ah clari inflasi juga mengalami kerugian
Dengan demikian apabila keaclaan tertsebut tidak cliatas, maka dalam
jangka panjang akan semakin rnemperlebar kescnjangan antara kelompok
kaya dengan kelompok miskin, atau kelompok yang penghasilan tinggi
dengan kelompok berpenghasilan rendah yang pacla akhirnya akan
39
merusak tatanan (struktur) dan bahkan melumpuhkan scmua sektor
ekonomi.
b. Jnjlasi yang berdwnpak pada alokasi fl1kror pr0duksi
lnflasi selain berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat JUga
berpengaruh terhadap biaya produksi. Harga-harga faktor produksi akan
terns meningkat sehingga dapat mengubah pola alokasi Caktor-faktor
produksi. Perubahan tersebut dapat terjadi melalui kenaikan permintaan
akan berbagai macam barang yang selanjutnya akan mendorong
perubahan produksi dalam bebcrapa produk tertentu. Dengan adanya
inflasi, permintaan barang-barang tertentu akan mendorong peningkatan
produksi terhadap barang-barang tersebut. Kenaikan produksi yang
demikian akan mengubah pola aiokasi produksi barang-barang tersebut
sehingga menjacli lebih efisien yang clisebut dengan efficiency effect.
Inflasi yang tinggi apabila ticlak diikuti dengan pcningkatan efisiensi
terhaclap biaya procluksi, maka akan meningkatkan harga-harga procluk.
Sedangkan di sisi lain, claya beli masyarakat mclcmah yang akan
menyebabkan harga procluk semakin ticlak kompctitif. Keadaan yang
demikian ini suclah tentu menjadi awal clari kebangkrutan ekonomi,
minimal kebangkrutan bagi perusahaan-perusahan.
40
G. Pcngcrtian Bunga Bank
Bunga bank clapat cliartikan sebagai balas jasa yang dibcrikan olch bank yang
berclasarkan prinsip konvensional kepacla nasabah yang membcli atau menjual
procluknya. Bunga juga dapat cliartikan sebagai harga yang harus clibayar kepada
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepacla
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari acla 2 macam bunga yang diberikan
kepacla nasabahnya yaitu:
1. Bunga Simpanan
Bunga yang cliberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank. Bunga sirnpanan .ncrupakan harga yang
harus clibayar bank kepacla nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga
tabungan clan bunga deposito.
2. Bunga Pinjama•.1
Adalah bunga yang diberikan kepacla para perninjam atau harga yang
barns clibayar oleh nasabah peminjam kepacla bank. Scbagai cotoh bunga
kreclit.
Keclua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya clan
penclapa!an bagi bank konvensional. Bunga simpanan mcrupakan biaya
dana yang hams dikeluarkan kepacla nasabah seclangkan bunga pinjaman
merupakan penclapatan yang cliterima clari nasabah. Baik bunga simpanan
maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama
41
lainnya. Scbagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka sccara
otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan dcmikian pula
scbaliknya.
11. Faktcu--faktor yang Mcmpcngaruhi Sulm Bunga
Sepcrti dijelaskan di atas, bahwa untuk menetukan besar kccilnya suku bunga
simpanan dan pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga
simpanan maupun pinjaman saling mempengaruhi disamping faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor utama yang mcmpengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
adalah:
I. Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana scmentara rermohonan
pinjamai1 meninglrnt, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana
tersebut cepat tcrpenuhi dengan meningkatkan suku bunga sirnpanan.
2. Pers~ingan, dal8m memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor
promosi, yang paling utama pihak perbankan harus mcmperhatikan pesaing.
3. Kebijakan pernerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan rnaupun
bunga pmJaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah.
4. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pm1aman, maka akan
semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan bcsarnya kcrnungkinan
resiko di masa mendatang. Serta faktor-faktor yang lain.
42
I. Tingkat Suku Bunga SBI (Scrtifikat Bank Indonesia)
Pengertian dasar dari tingkat suku bunga yaitu harga dari pcnggunaan uang
untuk janka waktu tertentu. Pcngertian tingkat suku bunga scbagai harga clapat juga
dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar apabila te1:jadi pertukaran antara satu
rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti, misalnya, Hutang piutang timbul karena
le1jadi jJertukaran semacarn ini. Pembeli dari satu rupiah sekarang sekali gus penjual
dari satu rupiah nanti aclalah pcminjam. Sedangkan penjual dari satu rupiah sekarang
yang sekaligus pembcli dari satu rupiah nanti aclalah orang yang rneminjamkannya.
Debitur harus mernbayar kepada kreditur harga dan pertukaran tersebut clan harga ini
aclalah bunga yang harus dibayar clebitur clan cliterima kreditur. Bocdiono 1994:75
Salah satu instrument moneter yang dapat rnempcngaruhi atau memotivasi
1'rnsyarakat maupun pengusaiia untuk menabung clan melakukan investasi adalah
tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga adalah harga yang clibcrikan oleh unit
eknnomi yang mengalarni clefisit. Artinya, tingkat suku hung.a merupakan balas jasa
yang diberikan oleh unit ekonomi yang mendalami surplus kepada unit ekonomi yang
mengalami deficit karena diberikan pinjaman oleh unit surplus. Eugene A Diiulio
1990:42
Dalam perhitungan tingkat suku bunga, biasanya digunakan prosentase % dari
jumlah uang yang dipinjam atau ditanamkan seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Paul A Samuelson dan Wiliam D Nordhaus 1990
43
.J. Risiko Tingkat Suku Bunga (Jnreresl Rate Risk)
Resiko Tingkat bunga adalah risiko yang timbul sebagai akibat clari fluktuasi
tingkat bunga. Mesikipun bank syariah ticlak menetapkan tingkat bunga, baik clari sisi
penclanaan maupun sisi pembiayaan, tetapi bank syariah ticlak akan clapat perlepas
clari risiko tingkat bunga. Hal ini clisebabkan pasar yang dijangkau olch bank syariah
tidak h8nya untuk nasabah-nasabah yang loyal penuh terhadap syariah. Oleh karena
itu, hank syariah menghadapi hal yang semacam tingkat bunga berupa pricing risk
yaitu:
I) Di rec Compeliror Market Rare (DCMR) yairn tingkat bagi hasil dari
bank-bank yang menjalankan usahanya dengan prinsip syariah.
2) !ndiux Compelilor lvlarket Rate (ICMR) yaitu tingkat bunga pacla ba11k-
bank konvensional.
3) Expecled Competitive Return For Inveslor. yailu basil investasi yang
kornpetitifyang diharapkan oleh investor.
Bila te1jacli bagi basil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat suku bunga
nasabah dapat pindah ke bank konvensional, sebaliknya pada sisi financing, bila
margin yang dikenakan lebih besar dari tingkat bunga maka nasabah dapat beralih kc
ba11k konvensional.
K. Kcranglrn Bcrpikir
Kebi_1akan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan earn
menaikkan tingkat suku bunga untuk mengurangi peningkatan laju inllasi akan sangat
44
mempengaruhi pcran intermcdiasi dunia perbankan. Kenaikan tingkat suku bunga
melalui pcningkatan Bl rate ini akan diikuti oleh naiknya bunga pinjarnan pada bank-
bank umum, dan ha! ini sangat memberatkan bagi kalangan pcngusaha. Karena disaat
kondisi perekonomian yang belum stabil ini, mereka kesu.litan mencari tambahan
modal akibat naiknya bunga pinjaman.
Bank syariah dalam kegiatan operasionalnya tidak tergantung pada tingkat suku
bunga, karena sistem yang ada pada bank syariah adalah sistem bagi hasil. Walaupun
demikian ada semacam kekhawatiran yang melanda bank syariah, yakni
dikhawatirkan sebagian nasabah penyimpan di bank syuriah akan mcngalihkan
dananya pada bank konvensional karena tingkat suku bunga di bank umum
(konvcnsional) mengalami kenaikan. Tetapi di oisi lain, bank syariah akan menjadi
alternallf bagi para pcngusaha yang membutuhkan pinjaman clana untuk
mcngcmbangkan usahanya, karena mcreka akan cendcrung rncminjam dana di bank
syariah deng:m sistem bagi hasil dari pada harus rncminjam di bank umum dcngan
rncmbayar bunga. Karena clengan sistem bagi hasil, mcrcka tidak tcrlalu khawatir
dcngan aclanya kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunga clalam
rangka mcngendalikan laju inflasi di Indonesia.
I nflasi
SB!
Gambar2.2 Kerangka Berpikir
Pertumbul:Jan Bank Syariah Mandiri
L. II ipotcsi
Hol
45
Tidak tcrdapat pengaruh antara inflasi dan SB! terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah Mandiri.
Ha 1 = Terdapat pengaruh antara inflasi dan SB! terhadap tingkat
pertumbuhan Bank Syariah Mandiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pcdo<lc Pcngamatan <lan Sumbcr data
Periode pengamatan penelitian berada selama pcriode 2004-2008.
Pergerakan Inflasi dan tingakat suku bunga bank indoncsia yang diamati dilakukan
secara bulanan. Scdangkan sumber data menggunakan data skundcr yang berasal dari
Bank Indonesia, dan Badan Pusat Statistik. Data yang di gunanakan dalam penelitian
ini adalah tingkat suku bunga bank Indonesia (SB!), tingbt inflasi, tingkat
pertumbuhan bank yang diambil dari laporan keuangan bulanan Bank Syariah
J'vlandiri periode tahun Januari 2004 sampai dengan Desember 2008.
Data ten,ebut kcmudian diolah dengan menggunakan Microsoft excel,
pengujian statistic dengan program SPSS 11.05. Perbandingan dilakukan dengan
wtal return serta rata-rata return dari masing-masing Portofolio Indcks.
B. Tcknik Pcngumpulan data
ada!ah:
Data yang digunakan dalam pengumpulan inforrnasi da!am penelitian m1
1) Field Research
Pcngumpulan data dilakukan secara langsung untuk mcmperoleh data
lapangan yang diperlukan melalui pusat pelayanan informasi pasar pusat
referensi pasar modal.
47
2) Librmy Research
Melengkapi penelitian dengan teori dengan konsep yang kuat merupakan hal
yang penting, agar dapat menyclcsaikan masal ah. Pcnulis mengadakan
penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan artikel-artikel ilmiah, buku-
buku dan sumber lain yang berhubungan dengan pene1itian 1•
C. Opcrasional Variabcl-Variabcl l'cnclitian
dari:
Variabe--variabel yang digunakan pada penelitian ini be1jumlah 2, yang tcrdiri
I. Inflasi bulanan (XI)
lnflasi yang digunakan pada penclitian ini merupakan inflasi bulanan
2004-2008 yang didapat dari Badan Pusat Statistik. Inflasi yang digun&kan
dalam saluan persen.
~ SBI bulanan (X2)
SBI yang digunakan pada penclitian ini merupakan SB! bulanan
2004-2008 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SB! yang cligunakan
dalam satuan perse1l.
1• Singsri111bun, Masri dan Sofyan Efendi. A1etodologi Penelitian, Jakarta : LPJES.1988. b. 25.
2 htlp://\V\VW. inf oskrips i. c0n1/Proposa l/Proposal-Tingkat-S uku-I3unga. hln1 I
48
D. Uji Asumsi Klasik
Apabila menggunakan OLS (Original Least Square) dalam ekonometrika
dijelaskan bahwa peniliti tidak dapat menghindarkan diri. dari penyimpangan
penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi menggunakan SPSS 11.5.for windows.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Uji ini merupakan pengujian yang paling banyak dilakukan
untuk analisis statistic parametric. Penggunaan uji normalitas karena pada
analisis statistic parametic, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah
bahw:i data tesebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi
secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal.
Bahwa data memusat pada nilai ratn-rata dan median. Untuk mengetahui
bentuk distribusi data kita bisa menggunakan grafik distribusi.
b. Autokorelasi
Menurut Husein Umar (2002: 188) autokorelasi ialah korelasi antara
sesan.a urutan pengarnatan dari waktu ke waktu. Pcnaksirnn model regresi
linear ganda mengandung asumsi bahwa tidak terdapat korclasi serial
diantara disturbance term. Jika terclapat korelasi serial akan
mengakibatkan varian residual (error term) diperolch lcbih rcnclah clari
pada semestinya dan R2 menjadi lebih tinggi.
49
Untuk memeriksa adanya autokorelasi, digunakan uji Durbin-Watson:
,, .Z:: [e, -(e, -1)'
D.W = _,_,."''~----
t = waktu
e = error term
Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tcrscbut mengalami
masalah autokorelasi atau tidak dapat dideteksi dengan melihat besaran
dari angka Durbin-Watson. Adapun panduan mcngcnai D-W untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada table D-W, yang dapat dilihat
pada buku statistik yang relevan. Namun dcmikian 111cnurut Singgih
Santoso (2000:218) secm·a umum angka D-W yang dapat dijadikan
patokan dalam pengambilan keputusan adalah:
I. Angka D-W dibawah -2 berarti ada koralasi positif
2. Angka D-W <liantara -2 sampai dengan +2 bcrarti lidak terjadi
gej ala autokorelasi
3. Angka D-W +2 berarti ada autokorelasi negatif
Jika ada rnasalah autokorelasi, maka model regrcsi yang seharusnya
signifikan (dilihat angka F dan signifikansinya), mcnjadi tidak untuk
dipakai. Autokorelasi dapat diatasi dengan berbagai cara, antara lain
dengan melakukan trasformasi data dan menarnbah data obscrvasi.
50
c. Heterokedastisitas
Gejala heteroskedastisitas akan muncul apabila vanan disturbance
term tidak Jagi konstan, tetapi bervariasi. Untuk mengatasinya dilakukan
transformasi log untuk memperkecil skala ukuran variabel.
Singgih Santoso (2000:210) heterokcdastisitas bcrtujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi te1:jadi kctidaksamaan varians
dan residual dari satu pengamatan ke pengamtan Jain. Jika varian dari
residual dari satu observasi ke observasi lain telap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda nnka clisebut bctcroskcdasisitas.
Model regresi yang baik adalah tidak te1:jadi gcjala heteroskedastisitas.
Menurut Singgih Santoso (2000:210) ada beberapa earn untuk mencleleksi
a<la tidaknya heteroskedastisitas, antara lain :
I. Melihat grafik plot antara nilai prediksi variable tcrikat (ZPRED)
dengan resic!ualnya (SRESID). Detcksi a cl a tidaknya
heteroskedastisitas dangan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scat1e17J/01 antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu X dan Y
yang telah diprediksi, dan sumbu Y adalah residual (Y prediksi-Y
sesungguhnya) yang telah di studentized.
2. Dasar analisis, jika ada pola tertentu seperli titik-titik yang ada
membentuk satu pola tertentu yang teralur (bergelombang, meleebar
kemudian menyempit), malrn telah te1:jadi hctcroskcdastisitas. Jika
51
tidak ada po la yang jelas serta titik-titik mcnyebar diatas clan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak tcrjadi heteroskedastisitas.
Menu rut Gujarati (1978: 189) untuk 111engatasi masalah
heteroskaclastisitas antara lain adalah clengan melakukan transformasi log,
dengan melakukan transformasi log atas model rcgrcsi asal sehingga
dipeoleh:
LnY=a + b1Ln X1 + b2 LnX2 + b3 Ln X3 + ei
d. Multikolinearitas
Multikolinearitas ialah situasi adanya korelasi diantara variabel satu
dengan lainnya, da!am hal ini disebut varian bebas tidak ortogonaL
Variabel bebas yang bersifat ortogonal ialah variabcl bcbas yang nilai
korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
J. Supranto (1983) istilah kolinearitas ganda (mu/ticolinearity)
diciptakan oleh Rager Frish didalam bukunya "statical confluence
analysis by means of complete regression systems" artinya istilah itu
berarti adaEya hubungan linear yang sempurna dianlara variable-variabel
bebas dalam model regresi.
Untuk menguj i asumsi rnultikolinearitas · dapal digunakan VIF
(Variance Inflation Factor), dimana Gujarati (2003) mcnyatakan bila nilai
VIF lebih dari I 0 berarti terdapat gejala multikolincaritas yang sangat
tinggi, dan sebaliknya.
52
Mcnurut Husein Urnar (2002: 186-187) jika tcrjacli gejala
multikolinearitas clapat dilakukan tindakan perbaikan antara lain sebagai
berikut :
I. Menghilangkan sebuah atau beberapa variable ( X )
2. Menarnbah data baru
3. Menghubungkan data cross-section dengan data time series, atau
dikenal dengan penggabungan data (pooling data}.
4. Transforrnasi variable dengan bentuk logaritrna natural dalam
bentuk First difference atau delta3.
K Analisa Regrc3i Linicr Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
rcgresi berganda (1vi11/1iple Regression). Analisis regrcsi bcrganda adalah analisis
tentang hubungan antara satn dependent variable dcngan dua atau Icbih independenl
variable (Sugiyono, 2004 ).
Persamaannya yaitu:
Y = a+b 1x 1+b2x2 ..... • error
Keterangan
Y = Variabel terikat (Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri)
a = Konstanta (harga y bila x = 0)
3 f\'1oh.Nazir, A1etode Pene/itian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), cct. Ke-3. h. 522
53
b = Kocfesien regresi yang rnenunjukkan angka pcningkatan atau pcnurunan
variabel dependcn yang clidasarkan pada lrnbungan nilai variabcl independen.
X 1= Variabel be bas (tingkat inflasi)
X2 =Variable bebas (tingkat SB!)
F. Uji Hipotcsi
1. Uji Signifikansi simultan (uji F)
Sugiono (2001 :190) untuk tujuan pengujian ini maka cligunakan F
statistik yaitu sebagai berikut:
climana:
R = koefesien korelasi ganda
K = jumlah variable inclepenclen
N = jullllah anggota sample
Jika f hitung lebih besar clari f tabel atau tingkat
signifikansinya lebih kecil dari 5% (a = 0.05), HO ditolak dan Ha diterima
ha! ini berarti bahwa variable indepenclen mempunyai pcngaruh signifikan
terhaclap variable clepenclen secara simultan.
2. Uji signifikansi parsial (uji t)
Menurut Gujarati (1978:44) uji t pacla dasarnya cligunakan untuk
mengetahui tingkat signifikansi koefesien rcgresi. .Tika suatu koefesien
54
regresi signifikan rnenunjukan seberapa jauh pengaruh satu variable
independen secara individual dalam menerangkan variable depcnclen.
Amir D Aczel (1989:504) uji t untuk koefesien rcgrcsi aclalah:
Ti bi
= Sbi
Dimana:
B = koefesien regresi
S = stanclar cleviasi
r = 1,2,3, .......... k
K = variable independen
Pengambilan keputusan berdasarkan perbanclingan t hitung clengan t table:
jika t hitung > t table maka HO ditolak clan Ha cliterima
a. jika t hitung < t table rnaka HO diterirna clan Ha clitolak
3. Uji koefesien determinasi (R2)
Uji koefesien cleterminasi ditujukan unt.uk rnelihat propors1 atau
prosentase varisi total dalam variabel dependent yang dijelaskan oleh
veriabel independent secara bersarna-sama (gabungan). Uji m1
menggambarkan ukuran kesesuaian (goodness of fit), yaitu sejauh rnana
garis regresi sample mencocokkan data yang ada. Kritcrianya adalah
semakin tinggi R2 maka semakin baik garis regrcsi sarnpclnya. Nilai R2
mempunyai range antara 0 sampai dengan l. semakin menclekati I berarti
menunjukkan semakin mcndekati kenyataan yang scbcnarnya4.
'1 Moh.Nazir, Op. Cit., h. 525
13ABIV
PEMBAHASAN
A. ScJarah Bank Syariah Mandiri
Krisis moneter clan ekonomi sejak Juli 1997, yang disustil clcngan !crisis politik
nasional telah membawa clampak bcsar clalam perekonomian nasional. Krisis tersebut
telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang cliclominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengarnbil tinclakan untuk
mcrestrukturisasi clan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Lahirnya Unclang-Unclang No. JO tahun 1998, tentang Perubahan alas Unclang
Unclang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pacla bulan November I 998 telah
memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia.
Uncla111;-Unclang tersebut memungkinkan bank bernperasi sepenuhnya sccara syariah
atau clcngan rnembuka cabang khusus syariah.
PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang climiliki oleh Yayasan
Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara clan PT Mahkota Prestasi
berupaya keluar clari !crisis l 997 - 1999 clengan berbagai cara. Mulai clari langkah
langkah menuju merger sampai pacla akhirnya memilih konversi rncnjacli bank
syariah clengan suntikan modal clari pemilik.
Dengan terjaclinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi
Daya, Bank Exirn clan Bapinclo) ke clalam PT Bank Mandiri (Pcrscro) pacla tanggal 3 I
56
Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti mcnjadi bank syariah (dengan
nama B.ank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (l'erscro).
l'T Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung scpcnuhnya dan
melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan
dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membcntuk unit syariah.
Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti
menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH,
No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri
diubah mcnjacli PT Bank Syariah Mandiri.
!\tda tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan
Gubernur Bank Indonesia No. I /24/KEP. BI/1999 telah membcrikan ij in perubahan
kcgiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
kcpada PT Bank Susila Balcti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Dcputi Gubernur
Senior Bank Indonesia No. 111/KEP.DGS/I 999 tanggal 25 Oktober I 999, Bank
l ndoncsia te!ah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bak ti menjadi PT Bank
Syariah Mandiri.
Scnin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal I November 1999 mcrupakan hari
pcrtama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri
mcrupalrnn buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila
Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang mernandang pentingnya kehadiran
bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).
57
PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang 111cngkombinasikan
idealismc usaha clengan nilai-nilai rohani yang melandasi opcrasinya. Harmoni antara
ideolisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjacli salah sani kcunggulan PT
Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia 1•
B. Fcnomcna Intlasi yang Mclanda Indonesia saat ini
Ada clua esensi besar yang clapat menjelaskan terjadinya inJlasi yang jika tidak
dapat clikenclalikan akan menjerumuskan pacla hiperi;1f/asi:
Pertama, inJlasi di Indonesia secara obyektif memang clisebabkan oleh jumlah
uang beredar yang bcrlebihan, yang tidak diimbangi dengan jumlah reduksi yang
sctara Jumlah produksi barang clan jasa mengalami kemunduran besar sampai minus
15 persen. Celakanya output yang menyusut 15 perscn malah diiringi dengan
kenaikan jumlah uang beredar clalam jumlah besar.
K•!dua, inflasi besar ini juga dapat clianalisis dari sudu\ panclang lain, yaitu nilai
tukar. Sebagai clampak clari over shooting, di mana rupiah mengalarni undervalued,
te1jadi lah perbedaan harga yang sangat mencolok atara harga clomcstik clengan harga
intcrnasional. Cont oh mudahnya adalah area sekeping CD (Compact Disk) berisi
lagu-lagu, sebelum krisis harganya Lp.30.000,- (ekuivalen US$ 12), sctelah krisis
harganya menjadi 60.000,- (ekuivalen US$ 5) sangat murah. Gap harga yang amat
1 http ://\V\V\V. syariah n1and iri. co id/banksyarialunandiri/se j a rah. php
58
R---~"--·-~·~·-~··
RPUSTAKAAN UTAMA 1
1
.
N SYAHID JAKARTA
lebar 1111 membuka peiuang te1jadinya ekspor baik legal maupun ilegal
(penyclundupan). 2
lvlelonjaknya harga minyak dunia diperkirakan akan mcndorong beberapa
negara mclanjutkan kebijakan moneter ketatnya seperti tercermin dari kccenclerungan
suku bunga AS yang masih terns meningkat. Hal ini perlu diantisipasi pengarulmya
terhadap nilai tukar dan perkembangan suku bunga domestik. Tckanan nilai tukar dan
suku bunga dimaksud diperkirakan akan berdampak pada peningkatan biaya usaha
dan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia maupun domestik, yang pada gilirannya
. dapat mempengaruhi kine1ja sistem keuangan. Selanjutnya, dengan ditetapkannya Bl
rate sebagai target operasional, maka pergerakan suku bunga clomestik clan ekspektasi
inflasi diharapkan dapat lebih terarah. Di sisi lain, masih cukup tingginya
pcrtumbuhan PDB sepanjang triwulan II 2005, menunjukkan bahwa kegiatan
ekonomi berpotensi terns meningkat yang clitunjang pula lllch semakin rnembaiknya
fungsi i'ltermediasi perbankan.
Sistem keuangan suatu negara tidak akan terlepas dari pengaruh globalisasi
keuangan yang te1jadi belakangan ini. Globalisasi keuangan dapat mempengaruhi
sistcm keuangan suatu negara baik melalui arus uang maupun arus barang. Beberapa
tahun terakhir, Asean masih merupalrnn partner dagang utama Indonesia sebagaimana
tcrcermin clari porsi eskpor ke A SEAN mencapai 21,81 % diikuti Ero pa clan Amerika
yang nusingmasing mencapai 16,35% clan 15,50%. Selain ilu, Jcpang clan Cina yang
2 Jurnal Keuangan Dan Bisnis Vol. 5, No. 1, Maret 2007, Hal 24 - 40
59
perekonomiannya tumbuh dengan pesat juga semakin mcmainkan pcran penting bagi
pasar produk Indonesia dengan porsi masing-masing sebesar I 4Jl8% dan 9,61 %.
Perekonomian Amerika pada tahun 2005-2006 diduga akan turnbuh lebih baik,
sepcrti yang dikemukakan banyak analis. Ekspektasi pelaku pasar keuangan terhadap
perubahan suku bunga Fed Res tidak banyak berubah, yaitu tingkat bunga akan
berkisar dari 3%-4% sampai dengan akhir talmn 2006.
Tekanan inflasi cenderung turun sejalan dengan kebijakan moneter yang
dilakukqn Fed Res cenderung ketat. Namun demikian, ancaman tekanan inflasi masih
membayangi khususnya dengan melonjaknya harga minyak dunia menjelang akhir
semester II 2005. Tekanan tersebut diperkirakan akan mendorong berlanjutnya
kebijalcan moneter ketat AS sebagaimana tercermin dari peningkatan suku bunga Fed
Fund menjadi 2, 7 5% pad a 22 Maret 2005 dan diprediksi akan meningkat lagi dalarn
FOMC berikut.
C. Tingkat Pcrtumbuhan Inilasi dan SBI Bulanan Dari Tahun 2004-2008
Sebelum tahun 1997 perekonomian Indonesia ditandai dengan laju inflasi dan
arah pertumbuhan yang bergerak searah. Artinya kalau pertumbuhan meningkat dari
tal1lm sebelumnya, inflasi juga menjadi lebih tinggi atau sebaliknya, kalau
pertumbuhan menurun tingkat inflasi juga menurun. Selain itu pada tahun-tahun
sd1elunmya tingkat inflasi tidak lebih dari dua digit Berbeda dengan perekonomian
60
Indonesia tahun 1996 dan tahun-tahun sebelumnya, fenomcna ckonomi Indonesia
tahun 1997 dan 1998 memperlihatkan arah berlawanan3.
c\kan tetapi, inflasi !HK 2006 dan 2007 diperkirakan clapat bcrada pada kisaran
sasarannya yakni masing-masing sebesar 8 ± 1 % clan 6 ± l % (y-o-y). Meskipun
dcmikian, sejum!ah faktor risiko baik eksternal maupun internal perlu tetap
diwaspadai karena berpotensi meningkatkan tekanan terbadap nilai tukar dan inflasi
!HK baik di 2006 maupun 2007. Dari sisi eksternal, risiko tcrutarna terkait tingginya
harga minyak dm1 suku bunga global yang masih berpotensi meningkat. Risiko ini
terkait clengan struktur valas yang masih diclominasi aliran m_odal jangka pendek
sedangkan pasokan valas be1jangka panjang rnasih terbatas. Scmcntara dari sisi
internal, risiko terutama berasal dari potensi tekanan inflasi yang terkait rencana
pcrncrintah menaikkan HPP gabah dau tarif angkutan terutama kcreta api kelas
ckonomi.
I Fixed Rate Tender (FRT) 2clalah suatu prosedur !clang dim~na suku bunga
lelang tcrlebih dulu ditetapkan sebelum lelang clilaksanakan. Dalam hal ini, Bank
Indonesia mengumumkan suku bunga SB! yang akan diterima sebelum lelang SB!
dimulai.
Dengan mempertimbangkan pencapman inf1asi ke clepan yang masih dalam
kisaran sasarannya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 6 Juli 2006
memutuskan untuk menurunkan Bl ke level I 2,25%. Stance kebijakan moneter ini
1 · Analisis Triwu!anan: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sisten1 PemlJayaran, Triwu!an II~ 2006
61
akan clitinjau dari waktu ke waktu sesuai dengan asesmen mcnycluruh terhaclap
pcrkcmbangan clan perkiraan inflasi serta perekonomian ke dcpan. Apabila tekanan
terhacl<:p inflasi kc depan clan faktor risiko yang clihaclapi semakin mercda, penurunan
Bl Rate ke depan akan dilakukan lebih agresif. Penurunan Bl Rate sebesar 25 bps ini
diharapkan clapat meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap membaiknya
prospek ekonomi yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi tingkat pengangguran .
. lika penurunan suku bunga ini diikuti oleh berbagai langkah implcmentasi paket
perbaikan iklim investasi clan percepatan belanja modal pemerintah, Bank Indonesia
optimis pcrtumbuhan. ekonomi pada semester II-2006 semakin mcmbaik.4
Tabcl 4.1 Tingkat Pertumbnhan Inllasi clan SBI
Buhman Dari Tahun 2004-20085
Bulan Tahun lnflasi Desember I 2008 11.06%
I November 2008 11.68% Oktober 2008 11.77%
September 2008 12.14% Agustus 2008 11.85%
Juli 2008 11.90% Juni 2008 11.03% Mei 2008 10.38% Aoril 2008 8.96% Maret 2008 8.17%
Februari 2008 7.40% Januari 2008 7.36%
Desember 2007 6.59% November 2007 6.71% Oktober 2007 6.88%
September 2007 6.95% Aqustus 2007 6.51%
'1 Bui el in Eko11on1i !v/oneter clan Perbankan, Juni 2006 5 \V\VW.bi.co.id
--SBI
10.83% . 1 '1.24% 10.75%
9.57% -- -~ 9.27% 9.21% 8.69% ·---·· 8.213% 7.99%
·-'1.94% 7.94% ·----8.00% 8.00% H.2!)% 8.2Ei 0/o 8.2!)0/o 8.2!5% ·--
62
Juli 2007 6.06% 8.25% ··--·
Juni 2007 5.77% 8.50% Mei 2007 6.01% 8.75% Aoril 2007 6.29% 9.00% Maret 2007 6.52% 9.00%
--~·-
Februari 2007 6.30% 9.25% Januari 2007 6.26% 9.50%
Desernber 2006 6.60% 9.75% November 2006 5.27% 10.25%
Oktober 2006 6.29% 10.75% September 2006 14.55% 11.2.5%
Aaustus 2006 14.90% 11.75% ·-Juli 2006 15.15% 12.25% Juni 2006 15.53% 12.50% !Vlei 2006 15.60% 12.50% April 2006 15.40% 12.74% Maret 2006 15.74% 12.7:3~~ -
Februari 2006 17.92% 12.74% Januari 2006 17.03% 12.75%
Desember 2005 17.11 % 12.7t5o/o November 2005 18.38% 12.25% Oktober 2005 17.89% 1·1.00% .
Seoiember 2005 9.06% 10.00% A~ustus 2005 8.33% 8.75%
Juli 2005 7.84% 8.49% Juni 2005 7.42°/o 8.1B% Mei 2005 7.40% i1 .90°/o
··-Aoril 2005 8.12% 7.53°/o Maret 2005 8.81% 7.43%
Februari 2005 7.15% 7.42°/o Januari 2005 7.32% /.42°/o
Desember 2004 6.40% /.43°/o November 2004 6.18% 7.42°/o Oktober 2004 6.22% 7.40%
·-Se12tember 2004 6.27% 7.38%
Aaustus 2004 6.67% 7.3)'% ......
Juli 2004 7.20% 1.37% Juni 2004 6.83% i.33°/o
··-Mei 2004 6.47% 7.32°/o April 2004 5.92% 7.34% Maret 2004 5.11% 7.42%
Februari 2004 4.60% 7.66% Januari 2004 4.82% 8.06%
"' '
63
Pada Oktober 2005 ini, sebagian bcsar konsurnen mcngckspektasikan akan
terjadinya kenaikan harga secara umum (inflasi) pada 6 bulan yang akan datang
dengan kecenderungan yang makin meningkat dibanding September 2005.
Ekspektasi adanya kenaikan harga tersebut antara lain disebabkan olch kebijakan
pemcrintah menaikkan kembali harga BBM, melemahnya kurs Rupiah terhadap
Dollar Amerika, situasi keamanan/sosial politik yang mcnjadi tidak stabil, dan
ketersediaan barang/jasa yang rnenurun.
Data laju inflasi bulanan (m-t-m) aktual pada Oktober 2005 sebesar
8,70%, jauh h:bih tinggi dibandingkan September 2005 yang mcngalami inflasi
sebcsar 0,69%. Laju inflasi sampai dengan Oktober 2005 (y-t-d) sebesar 15,65%.
Secara tahunan (y-o-y) laju inflasi pada Oktober 2005 tcrcatat sebesar 17,89%,
lcbih tinggi dibanding laju inflasi tahunan pada September 2005 sebesar 9,06%.
Berdasarkan hasil survei Oktober 2005, responden yang mcmpeikirakan
suku bunga rdatif akan meningkat adalah sebanyak 36,7% (rclatif sama dibanding
September 2005), dan yang memperkirakan sebaliknya hanya sekitar 17,0% (pada
September 2005 sebesar 16,4%). Dengan demikian, secara net balance (%jawaban
naik - o/ojawaban turun), suku bunga pada 6 bulan mendatang cliperkirakan
meningkat. Namun secara prosentase dari total jawaban, mayoritas responden
( 46,3% ) rnempunyai ekspektasi bahwa suku bunga akan relatif stabil pada 6
bulan yang akan datang (pada September 2005 sebesar 46,8%).
Pada semester I tahun 2005 suku bunga domestic secara urnurn mengalami
pcningkatan sebagaimana tampak pada perkembangan suku bunga SB! tenor 1
64
bulan yang meningkal dari 7,43% pada Desernber 2004 rncnjacli 8,18% pada Juni
2005. Seme1:tara itu, SB! tenor 3 bulan mengalami kenaikan yang lcbih besar.
yaitu clari 7,29% pada Desember 2004 menjacli 8,05% pada Juni 2005. Sejalan
dengan perkembangan tersebut, suku bunga di pasar uang mengalami peningkatan
sebagaimana tampak pada perkembangan JIBOR untuk berbagai tenor clengan
peningkatan cukup signifikan sejak April 2005.
Namun demikian, suku bunga cleposito dan suku bunga kredit lebih lambat
untuk rnenyesuaikan dengan suku bunga SB!. Penyebab utarnanya aclalah suku
bunga deposito bank ditetapkan dengan rnengacu pacla suku bunga deposito clalam
rangka penjaminan pemerintah. Selain itu, bank-bank cendcrung masih
mengalami akses likuiditas. Pada April 2005 suku bunga cleposito clalam rangka
penjaminan pemerintah hanya mengalami seclikit kenaikan, yailu sekitar 6 bps.
Perkcmbangan tersebut belum berclampak terhaclap suku bunga deposito dan
krcdit sebagaimana tampak pada perkembangannya yang rclatif stabil sampai
clengan akhir April 2005. Namun, sejak Mei 2005 suku bunga deposito clalam
rangka penjaminan pemerintah untuk berbagai tenor mengalami kenaikan relatif
besar, yailu sckitar 20 bps clan selanjutnya meningkat sebesar sckitar 30 bps pacla
Juni 20056.
Inflasi yang sangat tinggi pada masa krisis ekonomi membawa
dampak sangat besar bagi pertumbuhan/perkembangan Bank Syariah Mandiri
6 \V\\'\V.bi.co.id
GS
yang sedang beroperasi. Untuk mengelabui pengaruh inflasi terhadap
pertumbuhan Bank Syariah Mandiri penulis akan menggunakan alat analisis, yaitu
analisis regresi berganda (multiple regression). Adapun bentuk umum model
yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Y = aO +a IX 1 +a2X2+ e
Dimana:
y
Xl- X2
ao-a2
c
D. Uji Asumsi Kiasik
= Tingkat pertumbuhan Bank Mandiri Syariah
= Variabel bebas (independen)
= koefisien estimasi
= error
Suatu model persamaan regresi yang telah di uji dan dibutuhkan dapat
ditcrima secara ekonometrik, maka diperlukan cant scbagai ctimasi yaitt! dengan
menggunakan OLS (metode kuadrat terkecil). Dapat dikatakan bahwa setiap
penclitian tidak akan dapat mengbindari penyimpangan dari asumsi kenormalan
klasik. Untuk dapat memenuhi syarat BLUE (Best Linier Unbim Estimate), maka
dapat diperlukan beberapa asumsi klasik sebagai berikut:
1. U_ji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalarn model rcgresi variabel
dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
66
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal.
Untuk mengetahui variabel dependen dan indcpcndcn ata.u keduanya
berdistribusi normal atau tidak, dapat dilihat pada garnbar 4.1. berikut.
Diagram 4.1
Normal p.p Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Pertumbuhan Bank
,,0
~ I go~ "(? ~
.:1 ""'
"'] . ""'"~'" 00 z '
00 02 04 06 08 10
Obsorvod Cum Prob
Berdasarkan gambar 4.1 diatas bahwa Normal P-1' Plot of Regression
Standardized Residual menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal atau rnengikuti arah garis diagonal, maka model regresi layak
digunakan atau berdistribusi normal.
2. Uji Multikolincaritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korclasi, rnaka terdapat
multikolinearitas, dimana model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas, dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini:
Tabcl 4.2
Koeficient
.275
.275
3.643
3.643
a Dependent Variable: Pertumbuhan Bank
67
Penyimpangan asumsi model klasik yang pertarna adalah adanya
rnultikolinearitas dalam model regresi yang clihasilkan. Model regresi yang
bebas clari rnasa!ah multikoliniearitas menurut Sugardito yaitu pada nilai VJF
(Variance Inflation Factor) yaitu ticlak lebih dari l 0 dan tolcrannya tidak
kurang dari 0, !. Jika kita lihat pada table diatas rnaka dapat diketahui bahwa
nilai VIF sebesar 3.643 dan nilai tolerance sebesar 0.275. Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi terbebas dari rnultikolinearitas clan layak
digunakan.
3. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Model R -1 .1081a\
Tabel 4.3 Model Summary(b)
Adjusted R Square R Square
0.012 -0.023
a Predictors: (Constant), SBI, lnflasi b Dependent Variable: Pertumbuhan Bank
Std. Error of the Estimate
0.0B
OurbinWatson
3 0.983
68
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam rcgresi dimana
variabel dcpendea tidak berkorelasi dcngan dirinya. Artinya bahwa nilai dari
variabel dcpenden tidak berhubungan dengan variabcl itu scndiri, baik nilai
perioc!e sebelumnya maupun nilai periode sesudahnya.
Pada tabel cliatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson (DW) yang
cliperoleh dari hasil 0.983. Hal ini berarti angka Durbin Watshon berada
diantara -2 sampai clengan 2. Jadi dapat disimpulkan bahwa model tersebut
tidak acla atau tidak teijadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode T dengan kesalahan pada periode t-1 (sebel~mmya) pada model
regresi yang di buat dalam penelitian ini (Singgih Santoso 2000).
4. Uji Hctcrokcdastisitas
Masalah heteroskedastisitas tcrjadi apabila kesalahan atau residual
pada model yang sedang cliamati ticlak memiliki varians yang konstan dari
satu observ:osi ke obse1·vasi lainnya. Gejala heteroskedastisitas lebih sering
teijadi apabila regresi menggunakan data berupa silang tempat (cross-section)
dibandingkan dengan data runtut waktu (time-series).
Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Diagram 4.2
Sc;ittorp!ot
Dopondont Variablo: Portumbuhan Bank
0 oS "'0 0
= 0
0 0
0
0 0
" '
0
0
0
0 0 0 0
0 00 0 0
Rcgr..,ssion Standardized Predicted Value
69
Berdasarkan garnbar 4.2 diatas, Scallerp/ot menunjukkan
pcnyebaran titik data sebagai bcrikut, rnemmjukkan rDoclcl regres1 linier
berganda terbebas dari uji asurnsi klasik heterokedaslisitas, yaitu:
';- Titik-titik data menyebar di alas dan di sekitar angka no!
r Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau clibawah saja
r Penyebaran titik-titik ticlak berpola
r Penyebaran titik-titik clan ticlak boleh membentuk pola bergelombang
melebar kemungkinan menyempit dan melebar kembali.
Sehinga dapat clisimpulkan bahwa regresi bcFganda antara variabel
lnf1asi (XI) clan SB! (X2) clengan variabel Pcrtumbuhan Bank Syariah
Mandiri (Y) mcrniliki heterokedasitisitas.
70
F Mctodc Analisa Rcgrisi Linicr Bcrganda
Tabcl 4.4 I-lasil Analisis Rcgrcsi Bcrganda
t-variabel Koefisien regresi hi tung signifikan Konstan 0.090 1.305 0.197 lnflasi 0,075 0.145 0,885 SB! 0,340 0.301 0,764
Ad.R = 0.108 F-hilung = 0.339 R Multiplier= -0.023 F-tabel = 3,07
R Squer = 0,012 T-!abel = 1,66 Standar Eror of signifikansi =
Estimate= 0.083 0.714 Surnbcr out spss
Perlumbuhan Bank Mandiri Syariah = 0.090+ 0,075X l + 0,340X2
Dari pcrsamaan koefisien regr;;si di alas dapat dijelaskan bahwa:
a. lnflasi adalah keccnderungan dari harga untuk naik secara terus-menerus
yang merupakan salah-satu faklor terhadap perlumbuhan sualu bank. Pada
label diatas dapat kila lihat bahwa inflasi dapal rnernpengaruhi secara
signifikan pada lingkat pertumbuhan suatu bank dcngan nilai koefisien
regresi 0.145.
b. SB! yaitu harga dari penggunaan nang untuk jangka waktu tertentu.
Pengerlian tingkat suku bunga sebagai harga dapal juga dinyatakan
sebagai harga yang harus dibayar apabila te1jadi perlukaran anlara satu
rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti. Pada label dialas dapal kita lihat
bahwa SB! berpengaruh secara signifikan pada tingkat pcrtumbuhan suatu
bank dengan nilai koefisien regresi 0,340
71
e. Koefisicn regresi inflasi sebesar 0,075 rnenyatakan bahwa setiap
penarnbahan inflasi sebesar I satuan maka tingkat pcrtumbuhan Bank
Syariah Mandiri akan meningkat sebesar 0,075 dcngan asurnsi variable.
lainnya tetap. Begitu juga pada SB! yang mempunyai nilai sebesar 0,340
menyatakan bahwa setiap penambahan SB! sebesar I satuan maka tingkat
pertumbuhan Bank Syariah Mandiri akan meningkat scbesar 0,340 dcngan
asumsi variable lainnya tetap.
F. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisient Determinas
Tabel 4.5
Model Summllry
Chanae Statistics
Adjusted ptd. Error o '! Squan Durbin-Mod R Sauar' ' Square e Estimat Chanae Chann df1 df2 ia. F Cha11< Watson 1 .103a .012 -.023 .083
a.predictors: (Constant), SBI, lnflasi
b.oependenl Variable: Pertumbuhan Bank
.012 .339 2 51 .714 .983
Dari tebel 4.5model summary diatas, terlihal: bahwa koefisien korelasi
berganda antara Inflasi (XI) dengan SB! (X2) adalah scbcsar 0,108. Nilai
koefisien determinasi dari persamaan regresi adalah scbesar -0,023. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel Inflasi dan SB! memiliki hubungan yang kuat.
Dengan menggunakan persamaan regrcsi lcbih dari satu variabel maka
koefisicn determinasi yang baik untuk digunakan dalam rncnjelaskan
72
persamaan ini aclalah persamaan cleterminasi R Square yang suclah
clisesuaikan (Adjusted R Square) karena clisesuaikan dengan jumlah variabel
inclepenclen yang cligunakan dalam penelitian ini. Maka nilai Adjusted R
Square yaitu -0,023 . Artinya 23,00% variabel clepenclen Pertumbuhan Bank
Syariah Manclri clijelaskan oleh variabel independen Inl1asi clan SB!,
seclangkan sisanya sebesar 77,0% (100%-23,00%) dijelaskan olch variabel
lain diluar variabel yang digunakan atau dipengaruhi olch faktor lain.
2. U.ii Parsial
Tabcl 4.6 I-lasil Pcrhitungan Uji t
Coefficienfs
Unstandardiz~d tandardizec Coefficients Coefficients " Confidence lnteNa! f ~!§!~~. o!linearit S1a!is!ic
t/lode' 8 'Id. Erro Beta I Si11. ower Boun ·nner Boun Partial ero-or
tlco
Part oleranet- VIF 1 (C011sta 090 .069 1.305 .197 -.048 227
lnflasi 075 .517 .036 .145 .885 -.961 SBI .340 1.128 .076 .301 .764 -1.919
1.111
2.599
1'. 1
0 1
019 040
019 275 3.643
040 275 3.643
a-Dependent Variable: Pertumbuhan Bank
Pengujian variable bebas sesacra parsial (lnl1asi clan SB!) terhaclap
Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri.
Basil pengujian variable independen terhadap variabel dependen
sccara parsial atau individual, sebagai berikut:
I) Pengaruh variabel lnl1as (Xl) terhadap Perturnbuhan Bank Syariah
Mandiri (Y)
Berdasarkan uji signifikan dengan menggunakan uji t, untuk
variabel bebas inl1asi koefisien persamaan regresi dapat diperoleh nilai
t-hitung sebesar 0.145 dengan nilai signifikan sebesar 0.885. Nilai t-
73
label untuk pengujian signifikan diperoleh dengan nilai alpha 5%, dan
derajat kebesaran (di)= n - jumlah variabel indepcndcn = 60 - 2 = 58,
maka dapat diperoleh Habel sebesar 2,02, Artinya nilai t-hitung lebih
kecil dari Habel (0.145 < 2.02) dan nilai signifikan lebih besar dari
alpha (0.885< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara variabel inflasi (Xl) terhadap pcrtumbuhan Bank
Syariah Mandiri (Y). Sehingga tingkat pertumbuhan pada tingkat
signifikan 5% hipotesis no! (Ho) diterima dan hipotesis altcrnatif (Ha)
ditolak.
Dengan clemikian maka clapal clisimpulkan bahwa tingkat
pertumbuhan bank Syariah ticlak clipengaruhi oleh inflasi secara
signifikan .
2) Pengaruh variabel SB! (X2) terhaclap Pertumbuhan Bank Syariah
Mandiri (Y)
Berclasarkan uji signifikan clengan menggunakan Lijl t, untuk
variabel bebas kualitas procluk koefisien persamaan regres1 clapat
clipcroleh t-hitung sebesar 0.301 dengan nlai signifikan sebesar 0.764.
Nilai Habel untuk pengujian signifikan diperoleh dengan alpha 5% clan
derajat kebcsaran (di)= n - jumlah variabel inckpenden = 60 - 2 = 58,
maka clapat cliperoleh Habel sebesar 2.02. Artinya nilai t-hitung lebih
besar clari t-tabel (3.301 > 2.02) clan nilai signifikan lcbih besar dari
alpha (0.064> 0,05) maka dapat clisimpulkan balnva tcrclapat pengaruh
74
antara variabel SB! (X2) terhadap tingkat pertumbuhan Bank Syariah
Mandiri(Y). Sehingga basil pertumbuhan pada tingkat signifikan 5%
hipotesis no! (I-Io) ditolak .dan hipotesis alternati f (!Ia) diterima.
3) Pengaruh variabel Inflasi (Xl) dru1 SBI (X2) terhadap Pertumbuhan
Bank Syariah Mandiri (Y).
Dari hasil perhitungan koefisien regres1 memperlihatkan nilai
koefisien konstan adalah sebesar 0.090 dengan nilai t-hitung sebesar
1.305 dan nilai signifikan sebesar 0,024. Koefisien inflasi adalah sebesar
0,376 dengan nilai t-hitung siebesar 4, 138 dan nilai signifikan sebesar
0,000. Sedangkan nilai koefisien SB! adalah sebcsar 0,363 dengan nilai
t-hi1.ung sebesar 3,784 dan nilai signifikan sebesar 0,000.
Dari hasil tersebut maka persamaan regresinya alialah:
Y= 0.090 + 0,075X1 + 0,340X2
Dimana:
Y = Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
X 1 = Inflasi
X2 = SBI
Arlin ya jika variabel Inflasi (X 1) bertambah 1 satuan, maka
variabel Pcrtumbuhan Bank Syariah Mandiri (Y) akan bertambah
sebesar 0,075 dan jika variabel SB! (X2) bcrtambah l satuan maka
variabel Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri (Y) akan bertambah 0,340.
Sedangkan nilai konstan sebesar 0.090, berarti nilai Pcrtumbuhan Bank
75
Syariah Mandiri (Y) bertambah bertambah sebesar 0.090 clengan
anggapan bahwa didalam nilai variabel lnflasi (XI) clan variabel SB!
(X2) aclalah konstan.
3. Pcngujian Variable Bebas Sccara Simultan
Hasil pengujian secara bersama-sama antara variable inclepenclen
clengan variable depenclen secara simultan atau keseluruhan clapat clilihat
pacla table 4. 7. Bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F-hitung (3.339 > F-
label (3,03) clan nilai signifikan (0,029) < (0,05) clcngan signifikan pacla
alpha 5%. Hal ini berarti nilai F-hilung lebih besar clari F-tabel
Sum of
Tabcl 4.7 ANOVA(b)
I Model Squares df I Mean Squere I F Sig. 1 Regressio:i .005 5~ I .002 I 3.339 .029(a)
Residual ' .3931 .007 :
Total .398 59 I a Predictors: (Constant), SBI, lnflas1 b Dependent Variable: Pertumbuhan Bank
Pacla tabel di atas clapat disimpulkan hipolesis nol (Ho) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima, Artinya bahwa acla pengaruh secara
bersama-sama antara variabel lnflasi dan SB! terhadap tingkal pertumbuhan
pada Bank Syariah Mandiri.
Tabcl 4.8
76
I I .Japorang (cuangan B IM .. S an { and1n )'araiah 7
--Bulan Tahun Laba Sctclah Pa_jak
Dcscmber 2008 196,416,000,000 November 2008 178,515,000,000
Oktober 2008 162,723,000.000 ---September 2008 147,384,000,000 Agustus 2008 135,014,000,000
Juli 2008 115,287,000,000 Juni 2008 96,284,000,000
Mei 2008 76,130,000,000
April 2008 61,338,000,000
Maret 2008 46,241,000,000 --Februari 2008 30,476,000,000 - --Januari 2008 15,123,000,000 Desember 2007 115,455,000,000
November 2007 100,060,000,00Q__
Oktober 2007 32,745,000.00Q__ --September 2007 88,593,000,000
Agustus 2007 78,191,000,000
Juli 2007 67,191,000,000
Juni 2007 67,392,000,000 --Mei 2007 358,373,000,000_
April 2007 36,639,000,000
Maret 2007 35, 169,000,000
Februari 2007 11,928,000,000 --Januari 2007 7,799,000,00_Q__
Desember 2006 65,480,000,000 -··--
November 2006 45,284,000,000 --Oktober 2006 92,335,000,000 --September 2006 41,602,000,000
Agustus 2006 31,942,000,000 --Juli 2006 16,514,000,000
Juni 2006 31,322,000,000
Mei 2006 20,817,000,000 --7 http://\V\VVV.syariah111andiri.co.id
77
April 2006 24,062,000,000 I Mare! 2006 I 7,746,0Q_0,0()()_ Februari 2006 31,483,000,0()Q_ Januari 2006 1,420,000,000 -Desember 2005 83 ,819 ,00!) ,O()Q_
November 2005 92,493,000,000
Oktober 2005 86,687,000,000
September 2005 92,598,000,000
Agustus 2005 83, 778,000,000
Juli 2005 72,866,000,000
Juni 2005 53,597,000,000
Mei 2005 60,559,000,000 ---April 2005 48, I 04,000,000 --Maret 2005 37,429,000,000
Februari - 2005 17 ,598,000,000 -----Januari 2005 22,000,000,0!J(}_
Desernber 2004 103,447,000,00Q_
November 2004 83,346,000,000
Oktober 2004 70,049,000,000 __ ~
September 2004 60, 181,000,000
Agustus 2004 47,013,000,000
Juli 2004 38,350,000,00()_
Juni 2004 28,433,000,000 ---Mei 2004 19,485,000,00Q_
April 2004 12,165,000,000
Maret 2004 8,625,000,000 --Februari 2004 3 8,350,000,000
Januari 2004 38,350,000,000 --
Dilihat dari laporan keuangan Bank Mandiri S yariah di tiap awal
bulannya dari setiap tahunnya menghasilkan laba sctclah pajak lebih kecil
clibandingkan dengan nilai laba sc!elah pajak diakhir setiap tahunnya selalu
meningkat, berarti dengan keadaan inflasi di Indonesia bcrpengaruh terhadap
laporan kcuangan Bank Mandiri Syariah khususnya pada laporan keuangan
78
di laba sctelah pajak.
Laporan keuangan laba setelah pajak setiap bulannya selalu
meningkat, tetani pada akahir bulan Desember 2005 menghasilkan laba
setelah pajak sebesar 83,819,000,000 menurun dibandingkan bulan
Desember 2004 sebesar 103,447,000,000 sebesar 12%, tetapi pada bulan
Descmber 2006 laba setelah pajak menghasilkan 65,480,000,000 menurun
dibandingkan bulan Desember 2005 menurun hingga 12%, sedangkan pada
Dcsember 2007 menghasilkan sebesar 115,455,000,000 meningkat yang
signifikan sebesar 76%, sedangkan pada Descmbcr 20()8 menghasilkan
sebesar 196,416,000,000 meningkat dibandinglrnn Desember 2007 yang
menghasilkan sebesar 115,455,000,000 meningkat selx:sar 70%.
Dengan hasil laba setelah pajak clan pengujian hipotesis yang telah
dihasikan tcrdapat pengaruh yang signifikan, karena dcngan keadaan inflasi
yang te:jadi di Indonesia clan Suku Bunga Indonesia (SBJ) berpengaruh
terhadap laporan keuangan Bank Mandiri Syariah khususnya di laporan laba
setelah pajak kadang menurun clan kadang meningkat di setiap akhir tahun.
A. Kcsimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Bcrdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
rnaka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut:
l. Basil uji t menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signiiikan antara
variabel Inflasi terhadap Pertumbuhan pada Bank Syariah Mandiri, dirnana
nilai t-hitung < Habel (0.145 < 0.885), maka hipotGsis nol (Ho) diterima
hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan Hasil uji t mcnunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signiiikan antara variabel SB! terhadap Pcrtumbuhan pada
Bank Syariah Mandiri, yaitu dengan melihat nilai t-hitung > Habel \3.301 >
2.02), rnaka hi poles is nol (Ho) ditolak hipotcsis alternatif (Ha) diterirna,
sedangkan Basil uji F menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signiiibn
secara bersama-sarna (simultan) antara variabel independen lnflasi (XI) dan
Sl31 (X2) terhadap variabel dependen Pertumbuhan pada Bank Syariah
Mandiri (Y), yaitu dengan melihat hasil dari uji f-hitung (3.339) > f-tabel
(3,03) dan nilai signiiikannya .029< 0.05, maka hipotesis nol (I-lo) ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan nilai Adjus1ed R Square sebasar -
0.023 dapat dikatakan bahwa perubahan variabel l'ertumbuhan pada Bank
Syariah Mandiri dipengaruhi oleh va.riabel Inflasi dan SB!.
80
2. Dengan hasil pengujian hipotesis antara variable Inflasi dan variabel Suku
Bunga Indonesia (SBI) keduanya sangat mempengaruhi terhadap laporan
keuangan Bank Mandiri Syariah, akan tetapi dilihat basil uji t secara parsial
nilai t hitung pada variable SB! lebih besar dibandingkan t hitung inflasi,
dilihat pada akhir 2005 laba setelah pajak rnenghasilkan 83,819,000,000
rnenurun dibandingkan laba setelah pajak di akhir tahun 2004 sebesar
83.819.000.000, dan pada akhir talmn 2006 menghasilkan 65.480.000.000
'llenurun 12% dibandingkan ald1ir tahun 2005 sebesar 83.819.000.000,
sedangkan yang meningkat pada akhir 2007 meningkat dibandingkan 2006
dan 2008 rneningkat dibandingkan akhir 2007 sebesar 70%.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa SB! (X2) terdapat pengaruh yang
kuat terhadap variabel dependen pertumbuhan pada PT. Bank Syariah Mandiri (Y),
sedankan tingkat inflasi tidak menunjukkan tingkat signifikan sehingga tidak dapat
menjelaskan pada tingkat pertumbuhan pada PT. Bank Syariah Mandiri.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbankan lebih mempertimbangkan
faktor inflasi karena berdasarkan teori dan saran dari World Bank bahwa kebijakan suku
bunga tinggi sebenarnya dilakukan untuk rneredam laju inflasi bukan mengurangi
jurnlah uang beredar itu sendiri rnengingat bahwa penelitian dari Urni Yaumiddin dan
Rudi Punnono mengatakan bahwa tingkat inflasi mempunyai pcngaruh yang rendah
terhadap jumlah uang beredar sehingga sasaran penurunan angka inflasi itu sendiri
81
ditujukan untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia dan meredarn laju inflasi
yang tinggi, bukan untuk mengurangi jurnlah uang beredar. Sebab lanpa rnenaikkan atau
menurunkan tingkat suku bunga deposito pun jurnlah uang beredar akan selalu
bcrtambah karena pemerintah (Bank Indonesia) selalu rnencetak uang.
Maka implikasi dari penelitian ini adalah perusahaan perlu memperhatikan
akan adanya tingkat penurunan pada ekonomi secara makro yang di pengaruhi oleh
variabel Inflasi dan SBI sehingga perusahaan dapat mempertahankan pertumbuhan
pada sadt te1jadi penurunan dan kenaikan pada dua variabcl tersebut. Perusahaan juga
harus lcbih memperhatikan faktor-faktor lain seperti meningkatnya jumlah uang
beredar dan variabel mikro lainya, sehingga pertumbuhan perusahaan !clap stabil.
DAFT AR PUST AKA
Abu Ishak, al 1\fuhadzab, Beirut : Dar al fikr, 1994, juz 1.
Ahmad. Ausaf clan Khazim Raza Awam (eel), Lectures on Islamic Economic, (Jeclclah : Islamic Development Bank, 1992), cet. I
Al-auclhy, Rif'at, DR. Min at-Turatsi al-Iqtishadi Ii al-Mus/imin, (Makkah; Rabithah al-A'lam al-Islamy, (t.th)).
Al-bagclacly, al-khatib, Tarikhu Baghdadi
Basalim, Umar. DKK, Perekonomian Indonesia Krisis dan Stralegi Alternatif (Jakarta : Unas clan Ciclesinclo, 2000)
Boediono, Ekonomi Moneter, (Yogyakarta: FEUGM, !993), cet. Ke-2
Cha pm, M. Umer, The Future Of Economics : an Islamic Perspective, teij .Amdiar Amir. [et.al], (Jakarta : Shari ah Economics and Banking Institute (SEBI), 200)
Jass in. HB, Al Qur 'anul Karim Bacaan Mulia, (Jakarta: Multi Media, 1995)
Lubis. !brahim, Drs, Ekonomi L~lam Suatu Pengantar (Jakarta : Kalam Mulia, 1995, cct. Ke-1, jilicl 2
Manan, tv!. A. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek PT. Intermasa, Jakarta, 1992
Mendenhall, w, clan J.E. Reinmuth, 1982 Statistik untuk A1anajemen dan Ekonomi (Te1j. Drs. Sumarno Zain, MBA dkk), Jilid 2 (Jakarta: Penerbit Erlangga)
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakana: Ghalia Indonesia, 1998), cet. E-3, h. 522
Munanclar, Analisis Informasi Keuangan, Eclisi pertarna, (Liberty L Yogyakarta, 2002)
Muhammad Syafi'I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek (Jakarta : Gema Insan Pers, 2004 ), h.4
Sukirno, Sarclono, Pengantar Teori Mikroekonomi (Jakarta : Raja Grafindo Persacla, 200), eel. IV
Sumardi, .Januar R dan Kaawoan, Patric R (1994), "Analisis lnvestasi Property, Studi Kasus: Akuisisi Gedung Perkantoran XYZ", Karya akhir, program magister Manajemen Universitas Indonesia
Pratama Rahardja dan Mandala manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, (Jakarta : LPFEUI), h. 231
Zainuddin dan J. Hartono, 1999. "l\/farifaat Rasia Keuangan dalam memprediksi Pertumbuhan Laba," Jurna; Riset Akuntansi Indonesiajanuari, 66 - 90
____ , Islam dan tantangan Ekonomi, (terj.) Ikhwan Abidin Bashari (Jakarta Gema lnsani Press, 200), cet. 1
---~Makroekonomi Modern, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), cet. I
http ://w\Vw.syariahmandiri.co. id
http ://www.infoskripsi.com/proposal/proposal-Tingkat-Sulw.-Bunga-.html
http://www. bi .go.id/NR/rdonlyres/F3 3 EA64 E-AF64A-4:; 80-· AEE7f985EA4BCCAE/8 l 74/Sekl O.pdf
http://www.bi.gi.id/web/id/Publ1kasi/Perbankan+dan+Stabilitas+Keuangan/Kajian+St abil itas+Keuangan ?KSK_N o. 5 5+.J uni+ 2005 .htm
LAMPIRAN I
REGRE~SION
/MISSING LISTWISE /STll.TISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL /CRITERIA-PIN(.05) POUT(.10) /NOORI GIN /DEPENDENT Pertumbuhan /METHOD-ENTER Inflasi SBI /SCATTERPLOT-(*SRESID ,*ZPRED /RESIDUALS DURBIN HIST(ZRESID) NORM(ZRESID)
Regression
[DataSetO]
Variables Entered/Removed>
Variables Variables Model Entered Removed Method 1 SBI, lnflasi' Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variabie: Pertumbuhan t3ank Syariah Mandiri
Model Summa~
Adjusted Model R R Square R Square 1 .1083 .012 -.023
a. Predictors: (Constant), SBI, lnflasi
Std. Error of the Estimate
.08308
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
Sum of Mean Model Squares df Square 1 Regression .005 2 .002
Residual .393 57 .007 Total .398 59
a. Predictors: (Constant), SBI, lnflasi
b. Dependent Variable: Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
Durbin-Watson
.983
F SiQ. 3.339 .029"
Coefficient~
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics
Model B Std. Error Beta t Siq. Tolerance VIF 1 (Constant) .090 .069 1.30!5 .000
lnflasi .075 .517 .036 .14!) .885 .275 3.643
SBI .340 1.128 .076 .30"1 .764 .275 3.643
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
Collinearity Diagnostid
Condition Variance Prooortions
Model Dimension Eiqenvalue Index (Constant) lnflasi SBI 1 1 2.913 1.000 .00 .00 .00
2 .081 6.009 .13 .29 .00
3 .007 20.905 .87 .70 1.00
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
Residuals Statisticlf
~Jlinimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.9875 2.0372 2.0172 .01021 60
Std. Predicted Value -2.900 1.959 .000 1.000 60
Standard Error of .013 .039 .021 .006 60
Predicted Value
Adjusted Predicted Value 1.9759 2.0368 2.0170 .01157 60
Residual -.35902 .50908 .00000 .09572 60
Std. Residual -3.687 5.228 .000 .983 60
Stud. Residual -3.774 5.348 .001 1.013 60 Deleted Residual -.37634 .53275 .00017 .10172 60
Stud. Deleted Residual -4.320 7.509 .031 1.258 60
Mahal. Distance .069 8.508 1.967 1.838 60
Cook's Distance .000 .443 .021 .078 60
Centered Leverage Value .001 .144 .033 .031 60
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
Charts
40
30
10-
-4
Histograrn
Dependent Variable: Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
4 4
Regression Standardized Residual 6
1.1oan :::3_ 16E·15 Std. Dev. :=Q.983
N ,,.-50
6
-3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable; Pertumbuhan Bank Syariah Mandiri
1.0
0.8 .a 0
0:. § 0.6 ()
"O 2 g 0.4 Cl. >< w
0.2
o.o~+---.----c--- --,,-----.,-----.-' 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Observed Cum Prob
Scatterplot
Dependent Variable: Pertumbuha11 Bank Syariah Mandiri
0
0 0
000 0 0
o ffo %00000 o
0
0 0 0 0
oo o Boo ~ ~ CX'.bo o o o 0
0
-2 0
Regression Standardized Predicted Value
0
LAMPIRAN2
Tingkat Pertumbuhan Inflasi dan SBI Buhman dari Tahun 2004-2008
-Bulan Tahun lnflasi SBJ
Desember 2008 '11.06% 10 83% November 2008 11.68% 11.24% Oktober 2008 11.77% 10.75%
September 2008 12. 14% 9.57% Aqustus 2008 11.85% 9.27%
Juli 2008 11.90% 9.21% --Juni 2008 11.03% 8.69o/_o_ Mei 2008 10.38% 8.26% --Aoril 2008 8.96% 7.99% Maret 2008 8.17% 7.94%
Februari 2008 7.40% 7.94% Januari 2008 7.36% 8.00% --
Desember 2007 6.59% 8.00% ·-November 2007 6.71% 8.25% --
Oktober 2007 6.88% 8.25% Septeniber 2007 6.95% 8..25%
Aaustus 2007 6.51% 825% Juli 2007 6.06% 8.25% Juni 2007 5.77% 8 . .50% --Mei 2007 6.01% 8.l5% ·-------Aoril 2007 6.29% 9.00% Maret 2007 6.52% 9.00%
Februari 2007 6.30% 9.25% ··-·-····-
Januari 2007 6.26% 9.!JOo/o Desember 2006 6.60% 9.75% November 2006 5.27% 'I0.25% --Oktober 2006 6.29% 'I0.75% ----"-
September 2006 14.55% 11.25% Aqustus 2006 14.90% 11 .'15%
Juli 2006 15. 15% 12.25% Juni 2006 15.53% 12.ti0% ·-Mei 2006 15.60% 12.ti0% April 2006 15.40% 12.74%
Maret 2006 15.74% 12.73% --Februari 2006 17.92% 12.74% --Januari 2006 17.03% 12. 7 5_!o_
Desember 2005 17.11% 12.75% -~--·---
November 2005 18.38% 12.25% --
Oktober 2005 Seetember 2005 ~-ustus 2005
Juli 2005 Juni 2005 Mei 2005 Aoril 2005
Maret 2005 Februari 2005 Januari 2005
Desember 2004 November 2004 Oktober 2004
September 2004 Aoustus 2004
Juli 2004 Juni 2004 Mei 2004 Aoril 2004
Maret 2004 Februari 2004 Januari 2004
r-- ---·-PERPUST AKA/\N UT AMA
. UIN SY/\HID JAKARTA
17.89% 9.06% 8.33% 7.84% 7.42% 7.40% 8.12% 8.81% 7.15% 7.32% 6.40% 6.18% 6.22% 6.27% 6.67% 7.20% 6.83% 6.47% 5.92% .
5.11% 4.60% 4.82%
11.1 )0% '1
)0%_ 10.1 8. --·-·-75%
i9% 18%
8.• S . ... -g()o/; I 7.' 7.! 53°/o
43°/o 42°/o 42% 43% 42°/o 40°/o 38% '.17%
37°/~
7. 7. 7. 7. 7. 7. 7. 7. 7. 7. 7. 7. i,~~~1
7. 7.
~;4°/o
42% 66% 06%
·-·-8. -·-·-