IDN/ANTARA Pemerintah pusat sebelum melakukan · 2020-05-04 · agai acuan pemberian bantuan...

1
INTERNATIONAL MEDIA, SENIN 4 MEI 2020 Ketua MPR Minta Pemerintah Tak Buru-buru Relaksasi PSBB Pemerintah pusat sebelum melakukan relaksasi PSBB hendaknya lebih men- dengarkan pertimbangan para kepala daerah karena diasumsikan bahwa kepala daerah paling tahu kondisi wilayahnya. IDN/ANTARA PENGUMUMAN KELULUSAN SISWA SMA DAN SEDERAJAT MELALUI DARING Seorang siswa Madrasah Aliyah melihat pengumuman kelulusannya melalui daring yang dikirim pihak sekolah di Ciledug, Tangerang, Banten, Sabtu (2/5). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meng- umumkan kelulusan siswa SMA dan sederajatnya melalui daring secara serentak di Indonesia untuk meng- hindari tatap muka di tengah pan- demi COVID-19. 1.000 pasien lebih,” tuturnya. Untuk itu, Bamsoet men- ganggap PSBB masih harus konsisten dilakukan. Apalagi Jakarta merupakan episentrum penyebaran virus Corona. Hal yang sama berlaku untuk beberapa daerah zona merah. “Demikian juga dengan Jawa Barat dan Jawa Timur. Apalagi PSBB Jawa Barat baru diterapkan pada 6 Mei 2020 mendatang,” kata Bamsoet. Menurut politikus Partai Golkar ini, pemerintah harus mengkaji dulu seberapa jauh efektivitas PSBB yang sudah dilakukan dalam menahan pe- nyebaran virus korona. Selain itu, kata Bamsoet, pemerintah harus mendengarkan masukan dari kepala daerah sebelum melakukan pelonggaran PSBB. “Sama seperti mekanisme pengajuan PSBB, maka re- laksasi PSBB pun hendaknya lebih mendengarkan pertim- bangan kepala daerah karena diasumsikan bahwa kepala daerah paling tahu kondisi wilayahnya masing-masing,” sebutnya. Sebelumnya, Menko Pol- hukam Mahfud Md menge- mukakan pemerintah sedang memikirkan relaksasi PSBB sebagai tanggapan atas keluhan masyarakat yang tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas saat pembatasan sosial. Pemerintah menilai bila ma- syarakat terlalu dikekang dapat menimbulkan stres yang akh- irnya berdampak menurunkan imunitas serta membuat tubuh menjadi lemah. “Kita tahu ada keluhan ini sulit keluar, sulit berbelanja, dan sebagainya, sulit mencari nafkah dan sebagainya. Kita sudah sedang memikirkan apa yang disebut relaksasi PSBB,” kata Mahfud saat siaran lang- sung melalui Instagram-nya, @ mohmahfudmd, Sabtu (2/5). Pelonggaran-pelongga- ran aktivitas pada relaksasi PSBB itu seperti mengizinkan rumah makan untuk buka, namun dengan menerapkan protokol tertentu. Menurut- nya, imunitas masyarakat bisa menurun jika masyarakat merasa stres karena dikekang dengan aturan PSBB. han WASPADA KASUS DBD Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan Bojong Gede, Jawa Barat, Minggu (3/5). Berdasarkan laporan Kementerian Ke- sehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 27 April 2020 tercatat 49.563 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus kematian hingga 310 kasus. IDN/ANTARA JAKARTA (IM) – Penya- luran bantuan langsung tunai dari pemerintah pusat kepada daerah terkait pandemi virus korona (Covid-19) belakangan menuai polemik. Banyak dae- rah protes lantaran distribusi bantuan tersebut rumit dan tak sesuai data di lapangan. Pengamat kebijakan pub- lik, Trubus Rahadiansyah me- nilai persoalan data sebagai masalah yang klasik yang tak pernah tuntas. Akibatnya distribusi ban- tuan terbut tidak bisa dengan cepat dilakukan. “Pertama soal data kedua soal birokrasi. Data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) itu data lama tahun 2015 jadi data itu lama sampai akhirnya jarang diperbaharui,” kata Trubus, Sabtu (2/5). Sebagaimana diketahui, DTKS merupakan data yang digunakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial seb- agai acuan pemberian bantuan langsung tunai. Trubus menuturkan, data tersebut tidak valid lantaran jarang dilakukan pembaharuan. Di sisi lain sinkronisasi data antara kementerian terkait untuk bantuan itu juga tidak pernah akur. “Harusnya kan data itu yang sudah diperoleh dari bottom up, RT, RW, kelura- han disinkronkan dengan data Disdukcapil. Nah itu enggak pernah terjadi. Jadi enggak pernah sinkron karena mereka ada ego sektoral,” ujarnya. “Akibatnya pada saat ada Covid-19 persoalan itu jadi amburadul karena data DTKS yang dijadikan acuan itu keban- yakan data lama tadi,” katanya. Permasalahan lain yang tidak kalah pentingnya, kata Trubus, adalah SDM pengelola data. Menurutnya, para ASN yang mengelola data tersebut tak responsif. “ASN itu mereka tidak responsif dan tak profesional soal data ini. Birokrasinya juga bertele-tele. Pada akhirnya soal bansos itu enggak normal,” tuturnya. Trubus juga menyoroti amburadulnya data yang di- miliki Pemprov DKI. Sebagai ibu kota negara, menurutnya DKI Jakarta bisa jadi acuan bagi daerah lain, sayangnya itu tidak terjadi. “Yang paling sedih itu DKI sebagai ibu kota negara datanya itu amburadul makan- ya sekarang di-pending kan bansosnya. Itu karena soal data yang enggak karuan har- usnya Jakarta bisa jadi contoh ternyata Jakarta enggak bisa jadi contoh,” tuturnya. han Carut Marut Data dan Birokrasi Hambat Penyaluran Bansos kepada Masyarakat JAKARTA (IM) - Partai Amanat Nasional ( PAN) akan tetap menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di tengah wabah Covid-19 yang disebabkan virus coro- na. Namun, PAN menyeleng- garakannya melalui video conference agar Rakernas tak menjadi pusat kerumunan orang. “PAN akan menyeleng- garakan Rakernas I pada Se- lasa, 5 Mei 2020, mulai pukul 10.00 hingga 15.00 WIB,” kata Ketua Dewan Pengarah Rakernas I PAN Viva Yoga Mauladi saat konferensi pers melalui video conference, Minggu (3/5). “Rakernas I PAN akan menggunakan video con- ference. Aplikasi yang di- gunakan adalah Zoom dan streaming di YouTube dan Facebook,” kata Viva Yoga. Menurut Yoga, langkah ini dilakukan karena Indone- sia masih berjuang mengatasi wabah Covid-19. Selain itu, sejumlah daerah juga mener- apkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. “Kami mematuhi kebi- jakan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” ujarnya. Rencananya, Rakernas I PAN akan menjabarkan hasil kongres dalam ben- tuk program kerja untuk pemenangan pemilu 2024. Selain itu, lanjut Viva, di Rak- ernas nanti, PAN juga akan merumuskan dan menetap- kan kebijakan partai selama setahun sebagai bagian dari penjabaran hasil kongres. Selain itu, sejumlah per- aturan partai juga akan diba- has dan disesuaikan penera- pannya. Viva menambah- kan, Rakernas I PAN akan diikuti oleh pengurus dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpi- nan Wilayah (DPW), hingga Dewan Pimpinan Daerah (DPD). “Rakernas I PAN akan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum DPP PAN, ZulkiHasan. Dalam acara tersebut akan ada sambutan dari Ketua Majelis Penasihat Partai (MPP) DPP PAN Hatta Rajasa, dan dari Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN Soetrisno Bachir,” ka- tanya. han PAN Menggelar Rakernas Lewat Video Conference JAKARTA (IM) - Men- ko Polhukam Mahfud Md mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah meng- kaji pelonggaran aturan pem- batasan sosial berskala besar (PSBB). Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah tidak terburu- buru menerapkan relaksasi PSBB itu. “Memang benar semua orang merasakan tidak nya- man karena terus berdiam di rumah. Namun, demi kese- hatan dan keselamatan banyak orang, relaksasi PSBB henda- knya tidak perlu terburu-buru. Sebelum kecepatan penularan COVID-19 bisa dikendalikan dengan pembatasan sosial, relaksasi PSBB sebaiknya jan- gan dulu dilakukan,” ungkap Bamsoet dalam keterangan tertulis, Minggu (3/4). Mantan Ketua DPR RI ini menilai kecepatan penularan virus Corona belum bisa dik- endalikan sehingga relaksasi PSBB bukan langkah yang te- pat. Bamsoet mengingatkan, hingga 2 Mei kemarin pasien positif Corona penambahan- nya masih cukup tinggi dengan 292 pasien hari itu. “Terbanyak di Jakarta den- gan 4.397 pasien. Sedangkan Jawa Barat dan Jawa Timur di urutan berikutnya masing- masing mencatatkan jumlah JAKARTA (IM) - Men- ko Polhukam Mahfud Md berbicara mengenai wacana relaksasi atau pelonggaran aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia. Namun pihak istana menilai relaksasi PSBB bisa dilakukan jika penurunan kasus Corona di Indonesia signikan. “Secara protokol karan- tina kesehatan masyarakat, relaksasi hanya bisa dilakukan jika terdapat tren penurunan dalam kerangka epidemiolo- gis yang dapat dicerminkan, salah satunya lewat model statistik yang dapat dijadi- kan tren model, ini dalam kerangka ilmu public health tentu memakan waktu paling tidak 14 hari setelah tren awal penurunan,” ujar Tenaga Ahli Utama Kepresidenan KSP Dany Amrul Ichdan saat di- hubungi, Minggu (3/5). “Yang berhak me- nyatakan penurunan status itu adalah Menteri Kesehatan setelah mendapatkan laporan pengusulan dari pemerintah daerah, dan harus ada pro- tokol baru di bawah PSBB terhadap program relak- sasi tersebut, apa batasan- batasannya, dan semuanya harus dalam kerangka ilmu public health,”katanya. Dany menilai usulan pelonggaran itu harus di- dasari alasan yang kuat. Hal ini untuk mencegah adanya gelombang kedua penyeba- ran virus Corona. “Usulan pelonggaran tersebut harus didasari dasar yang kuat, sehingga mencegah terjadinya eskala- si gelombang kedua penye- baran virus. Dari beberapa negara yang menurunkan status, baik dari lockdown maupun social distancing, mereka dipastikan sudah mencapai titik puncak, se- mentara Indonesia belum ada kepastian titik puncak tersebut, ini yang harus kita waspadai,” katanya. Meski begitu, Dany men- gatakan tetap menghormati usulan Menko Polhukam Mahfud Md terkait relaksasi PSBB. Dia mengatakan kepu- tusan terkait pelonggaran ini tetap berada di tangan Pres- iden Joko Widodo. mei Istana: Relaksasi PSBB Dilakukan Jika Ada Tren Penurunan Kasus JAKARTA (IM) - Juru bicara pemerintah untuk pen- anganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, ma- syarakat jangan hanya dijejali janji kapan pandemi virus ko- rona akan berakhir. Ia ber- harap, sebaiknya masyarakat diajak terlibat aktif untuk me- mutus mata rantai penularan Covid-19. Hal itu disampaikan Yuri- anto menanggapi beberapa prediksi yang mengatakan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir di Indonesia sehingga masyarakat bisa beraktivitas normal. “Ini bukan sesuatu yang simpel, sederhana. Yang kemudian dengan mudahnya untuk kita sampaikan ke siapa pun bahwa ini kapan ini bahwa ini nanti berakhir tanggal ini, enggak seperti itu,” ujar Yuri dalam sebuah diskusi, Minggu (3/5) Yuri menegaskan, hal ter- penting yang dilakukan saat ini adalah membangun kesadaran bersama di masyarakat. Den- gan demikian, masyarakat tidak menjadi obyek dari harapan yang tidak jelas. “Mari kita menempatkan masyarakat bersama-sama kita dalam sebuah komunitas untuk kita bangun bersama dalam upaya menanggulangi ini. Tanpa kemudian masyara- kat hanya sebagai obyek. Ter- masuk obyek harapan yang enggak jelas,” katanya. Ia mengapresiasi perhi- tungan yang dibuat para ahli dalam memprediksi kapan penyebaran virus korona akan berakhir di Indonesia. Na- mun, ia mengingatkan bahwa perhitungan tersebut disertai dengan variabel penyerta di antaranya ialah kedisiplinan masyarakat dalam memutus mata rantai penularan. Karena itu, lanjut Yuri, kuncinya tetap ada pada kedisiplinan ma- syarakat dalam memutus mata rantai penularan virus korona. Semakin disiplin masyarakat untuk menjaga jarak sik dan tak beraktivitas di luar rumah, maka akan semakin cepat pula penyebaran virus corona di Indonesia berakhir. Yuri mengatakan, yang terpenting saat ini ialah men- jadikan masyarakat sebagai subyek yang harus dilibatkan dalam pemutusan mata rantai penyebaran virus korona. “Kalau berdasarkan hi- tung-hitungan saya pikir para pakar banyak yang melakukan itu. Silakan saja, kami apresiasi. Tapi kembali lagi kuncinya bukan di hitung-hitungan tapi di masyarakat,” ujarnya. Sebelumnya, berbagai pre- diksi kapan penyebaran virus corona berakhir di Indonesia bermunculan. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pun memprediksi penyebaran akan berakhir pada Juni sehingga Juli masyarakat bisa kembali beraktivitas normal. han Yurianto Minta Masyarakat Jangan Hanya Dijejali Janji Kapan Virus Korona Berakhir T eh merupakan salah satu jenis minuman yang paling umum ked- ua setelah air putih. Di Indone- sia teh sangatlah populer dan dikonsumsi baik oleh kalangan remaja, orang tua, bahkan anak kecil sekalipun. Bahkan mi- num teh setelah makan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Dibalik rasa dan aroma yang ringan tetapi kaya, ternya- ta minum teh setelah makan ternyata memilik efek samping. Ternyata minum teh setelah makan dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dan zat dari makanan yang masuk. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutritional Biochemistry menemukan bahwa kandun- gan asam tannin dan polifenol yang ada pada teh dapat meng- ganggu penyerapan protein dan zat besi. Sebab asam tan- nin dan polifenol ini dapat mengikat kedua zat gizi terse- but di dalam usus. Hasil penelitian serupa juga yang terdapat di jurnal Critical Reviews in Food Sci- ence and Nutrition. Dalam studi tersebut, terbukti bahwa jika kita mengkonsumsi teh sambil atau setelah makan, kandungan tannin dan poli- fenol dalam teh akan langsung mengikat protein dan zat besi. Akibatnya tubuh tidak dapat menyerap dan mengurai zat- zat tersebut. Padahal, protein dan zat besi tersebut sangat dibu- tuhkan oleh tubuh untuk menjalankan beberapa fungsi tubuh. Kegunaanya antara lain adalah dapat membentuk jaringan dan sel sel tubuh, menyediakan sumber energi, menghasilkan darah yang kaya akan oksigen, serta meningkat- kan daya tahan tubuh. Bila anda tidak dianjurkan minum teh setelah makan, lalu kapan waktu terbaik untuk dapat minum teh? Jika setelah makan anda ingin minum teh, berilah jeda sekitar setengah jam sampai satu jam dan pilih teh dengan jenis teh hijau. Pasalnya, teh hijau dapat membantu mel- ancarkan pencernaan dan tidak terlalu berdampak pada proses penyerapan protein dan zat besi layaknya teh hitam. Pastikan juga untuk membatasi minum teh setelah makan, hanya cukup satu cangkir saja. Idealnya minum teh yaitu kira-kira satu jam sebelum makan dan di sela-sela waktu makan. Pada saat ini, pencer- naan sudah selesai menyerap berbagai gizi yang diterima oleh tubuh dari makanan yang masuk. Kandungan teh yang bermaanfaat juga dapat lebih mudah diserap tubuh. Sebaiknya anda juga meng- hindari minum teh sebelum tidur. Karena di malam hari, sistem pencernaan anda sudah tidak bekerja sebaik di siang hari. Tubuh akan sulit untuk mengurai gula dan berbagai nutrisi penting di dalam teh. Teh juga mengandung kafein yang dapat membuat anda sulit tidur. (Mahasiswa Semester IV, Jurusan Teknologi Pan- gan, Universitas Padjadjaran, Bandung). Terbiasa Minum Teh Setelah Makan, Berbahaya? Oleh: Hilman Mulkya Zdikri 240210180065

Transcript of IDN/ANTARA Pemerintah pusat sebelum melakukan · 2020-05-04 · agai acuan pemberian bantuan...

Page 1: IDN/ANTARA Pemerintah pusat sebelum melakukan · 2020-05-04 · agai acuan pemberian bantuan langsung tunai. Trubus menuturkan, data tersebut tidak valid lantaran jarang dilakukan

INTERNATIONAL MEDIA, SENIN 4 MEI 2020

Ketua MPR Minta PemerintahTak Buru-buru Relaksasi PSBBPemerintah pusat sebelum melakukan relaksasi PSBB hendaknya lebih men-dengarkan pertimbangan para kepala daerah karena diasumsikan bahwa kepala daerah paling tahu kondisi wilayahnya.

IDN/ANTARA

PENGUMUMAN KELULUSANSISWA SMA DAN SEDERAJATMELALUI DARINGSeorang siswa Madrasah Aliyah melihat pengumuman kelulusannya melalui daring yang dikirim pihak sekolah di Ciledug, Tangerang, Banten, Sabtu (2/5). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meng-umumkan kelulusan siswa SMA dan sederajatnya melalui daring secara serentak di Indonesia untuk meng-hindari tatap muka di tengah pan-demi COVID-19.

1.000 pasien lebih,” tuturnya.Untuk itu, Bamsoet men-

ganggap PSBB masih harus konsisten dilakukan. Apalagi Jakarta merupakan episentrum penyebaran virus Corona. Hal yang sama berlaku untuk beberapa daerah zona merah.

“Demikian juga dengan Jawa Barat dan Jawa Timur. Apalagi PSBB Jawa Barat baru diterapkan pada 6 Mei 2020 mendatang,” kata Bamsoet.

Menurut politikus Partai Golkar ini, pemerintah harus mengkaji dulu seberapa jauh efektivitas PSBB yang sudah dilakukan dalam menahan pe-nyebaran virus korona. Selain itu, kata Bamsoet, pemerintah harus mendengarkan masukan dari kepala daerah sebelum melakukan pelonggaran PSBB.

“Sama seperti mekanisme pengajuan PSBB, maka re-laksasi PSBB pun hendaknya lebih mendengarkan pertim-bangan kepala daerah karena diasumsikan bahwa kepala daerah paling tahu kondisi wilayahnya masing-masing,”

sebutnya.Sebelumnya, Menko Pol-

hukam Mahfud Md menge-mukakan pemerintah sedang memikirkan relaksasi PSBB sebagai tanggapan atas keluhan masyarakat yang tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas saat pembatasan sosial. Pemerintah menilai bila ma-syarakat terlalu dikekang dapat menimbulkan stres yang akh-irnya berdampak menurunkan imunitas serta membuat tubuh menjadi lemah.

“Kita tahu ada keluhan ini sulit keluar, sulit berbelanja,

dan sebagainya, sulit mencari nafkah dan sebagainya. Kita sudah sedang memikirkan apa yang disebut relaksasi PSBB,” kata Mahfud saat siaran lang-sung melalui Instagram-nya, @mohmahfudmd, Sabtu (2/5).

Pelonggaran-pelongga-ran aktivitas pada relaksasi PSBB itu seperti mengizinkan rumah makan untuk buka, namun dengan menerapkan protokol tertentu. Menurut-nya, imunitas masyarakat bisa menurun jika masyarakat merasa stres karena dikekang dengan aturan PSBB. han

WASPADA KASUS DBDPetugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan Bojong Gede, Jawa Barat, Minggu (3/5). Berdasarkan laporan Kementerian Ke-sehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 27 April 2020 tercatat 49.563 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus kematian hingga 310 kasus.

IDN/ANTARA

JAKARTA (IM) – Penya-luran bantuan langsung tunai dari pemerintah pusat kepada daerah terkait pandemi virus korona (Covid-19) belakangan menuai polemik. Banyak dae-rah protes lantaran distribusi bantuan tersebut rumit dan tak sesuai data di lapangan.

Pengamat kebijakan pub-lik, Trubus Rahadiansyah me-nilai persoalan data sebagai masalah yang klasik yang tak pernah tuntas.

Akibatnya distribusi ban-tuan terbut tidak bisa dengan cepat dilakukan.

“Pertama soal data kedua soal birokrasi. Data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) itu data lama tahun 2015 jadi data itu lama sampai akhirnya jarang diperbaharui,” kata Trubus, Sabtu (2/5).

Sebagaimana diketahui, DTKS merupakan data yang digunakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial seb-agai acuan pemberian bantuan langsung tunai.

Trubus menuturkan, data tersebut tidak valid lantaran jarang dilakukan pembaharuan. Di sisi lain sinkronisasi data antara kementerian terkait untuk bantuan itu juga tidak pernah akur.

“Harusnya kan data itu yang sudah diperoleh dari

bottom up, RT, RW, kelura-han disinkronkan dengan data Disdukcapil. Nah itu enggak pernah terjadi. Jadi enggak pernah sinkron karena mereka ada ego sektoral,” ujarnya.

“Akibatnya pada saat ada Covid-19 persoalan itu jadi amburadul karena data DTKS yang dijadikan acuan itu keban-yakan data lama tadi,” katanya.

Permasalahan lain yang tidak kalah pentingnya, kata Trubus, adalah SDM pengelola data. Menurutnya, para ASN yang mengelola data tersebut tak responsif.

“ASN itu mereka tidak responsif dan tak profesional soal data ini. Birokrasinya juga bertele-tele. Pada akhirnya soal bansos itu enggak normal,” tuturnya.

Trubus juga menyoroti amburadulnya data yang di-miliki Pemprov DKI. Sebagai ibu kota negara, menurutnya DKI Jakarta bisa jadi acuan bagi daerah lain, sayangnya itu tidak terjadi.

“Yang paling sedih itu DKI sebagai ibu kota negara datanya itu amburadul makan-ya sekarang di-pending kan bansosnya. Itu karena soal data yang enggak karuan har-usnya Jakarta bisa jadi contoh ternyata Jakarta enggak bisa jadi contoh,” tuturnya. han

Carut Marut Data dan Birokrasi HambatPenyaluran Bansos kepada Masyarakat

JAKARTA (IM) - Partai Amanat Nasional ( PAN) akan tetap menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I di tengah wabah Covid-19 yang disebabkan virus coro-na. Namun, PAN menyeleng-garakannya melalui video conference agar Rakernas tak menjadi pusat kerumunan orang.

“PAN akan menyeleng-garakan Rakernas I pada Se-lasa, 5 Mei 2020, mulai pukul 10.00 hingga 15.00 WIB,” kata Ketua Dewan Pengarah Rakernas I PAN Viva Yoga Mauladi saat konferensi pers melalui video conference, Minggu (3/5).

“Rakernas I PAN akan menggunakan video con-ference. Aplikasi yang di-gunakan adalah Zoom dan streaming di YouTube dan Facebook,” kata Viva Yoga.

Menurut Yoga, langkah ini dilakukan karena Indone-sia masih berjuang mengatasi wabah Covid-19. Selain itu, sejumlah daerah juga mener-apkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

“Kami mematuhi kebi-jakan pemerintah tentang

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB),” ujarnya.

Rencananya, Rakernas I PAN akan menjabarkan hasil kongres dalam ben-tuk program kerja untuk pemenangan pemilu 2024. Selain itu, lanjut Viva, di Rak-ernas nanti, PAN juga akan merumuskan dan menetap-kan kebijakan partai selama setahun sebagai bagian dari penjabaran hasil kongres.

Selain itu, sejumlah per-aturan partai juga akan diba-has dan disesuaikan penera-pannya. Viva menambah-kan, Rakernas I PAN akan diikuti oleh pengurus dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpi-nan Wilayah (DPW), hingga Dewan Pimpinan Daerah (DPD).

“Rakernas I PAN akan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum DPP PAN, Zulkifi Hasan. Dalam acara tersebut akan ada sambutan dari Ketua Majelis Penasihat Partai (MPP) DPP PAN Hatta Rajasa, dan dari Ketua Dewan Kehormatan DPP PAN Soetrisno Bachir,” ka-tanya. han

PAN Menggelar RakernasLewat Video Conference

JAKARTA (IM) - Men-ko Polhukam Mahfud Md mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah meng-kaji pelonggaran aturan pem-batasan sosial berskala besar (PSBB). Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pemerintah tidak terburu-buru menerapkan relaksasi PSBB itu.

“Memang benar semua orang merasakan tidak nya-man karena terus berdiam di rumah. Namun, demi kese-hatan dan keselamatan banyak orang, relaksasi PSBB henda-knya tidak perlu terburu-buru. Sebelum kecepatan penularan COVID-19 bisa dikendalikan

dengan pembatasan sosial, relaksasi PSBB sebaiknya jan-gan dulu dilakukan,” ungkap Bamsoet dalam keterangan tertulis, Minggu (3/4).

Mantan Ketua DPR RI ini menilai kecepatan penularan virus Corona belum bisa dik-endalikan sehingga relaksasi PSBB bukan langkah yang te-pat. Bamsoet mengingatkan, hingga 2 Mei kemarin pasien positif Corona penambahan-nya masih cukup tinggi dengan 292 pasien hari itu.

“Terbanyak di Jakarta den-gan 4.397 pasien. Sedangkan Jawa Barat dan Jawa Timur di urutan berikutnya masing-masing mencatatkan jumlah

JAKARTA (IM) - Men-ko Polhukam Mahfud Md berbicara mengenai wacana relaksasi atau pelonggaran aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia. Namun pihak istana menilai relaksasi PSBB bisa dilakukan jika penurunan kasus Corona di Indonesia signifi kan.

“Secara protokol karan-tina kesehatan masyarakat, relaksasi hanya bisa dilakukan jika terdapat tren penurunan dalam kerangka epidemiolo-gis yang dapat dicerminkan, salah satunya lewat model statistik yang dapat dijadi-kan tren model, ini dalam kerangka ilmu public health tentu memakan waktu paling tidak 14 hari setelah tren awal penurunan,” ujar Tenaga Ahli Utama Kepresidenan KSP Dany Amrul Ichdan saat di-hubungi, Minggu (3/5).

“ Ya n g b e r h a k m e -nyatakan penurunan status itu adalah Menteri Kesehatan setelah mendapatkan laporan pengusulan dari pemerintah daerah, dan harus ada pro-tokol baru di bawah PSBB

terhadap program relak-sasi tersebut, apa batasan-batasannya, dan semuanya harus dalam kerangka ilmu public health,”katanya.

Dany menilai usulan pelonggaran itu harus di-dasari alasan yang kuat. Hal ini untuk mencegah adanya gelombang kedua penyeba-ran virus Corona.

“Usulan pelonggaran tersebut harus didasari dasar yang kuat, sehingga mencegah terjadinya eskala-si gelombang kedua penye-baran virus. Dari beberapa negara yang menurunkan status, baik dari lockdown maupun social distancing, mereka dipastikan sudah mencapai titik puncak, se-mentara Indonesia belum ada kepastian titik puncak tersebut, ini yang harus kita waspadai,” katanya.

Meski begitu, Dany men-gatakan tetap menghormati usulan Menko Polhukam Mahfud Md terkait relaksasi PSBB. Dia mengatakan kepu-tusan terkait pelonggaran ini tetap berada di tangan Pres-iden Joko Widodo. mei

Istana: Relaksasi PSBB DilakukanJika Ada Tren Penurunan Kasus

JAKARTA (IM) - Juru bicara pemerintah untuk pen-anganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, ma-syarakat jangan hanya dijejali janji kapan pandemi virus ko-rona akan berakhir. Ia ber-harap, sebaiknya masyarakat diajak terlibat aktif untuk me-mutus mata rantai penularan Covid-19.

Hal itu disampaikan Yuri-anto menanggapi beberapa prediksi yang mengatakan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir di Indonesia sehingga masyarakat bisa beraktivitas normal. “Ini bukan sesuatu yang simpel, sederhana. Yang kemudian dengan mudahnya untuk kita sampaikan ke siapa pun bahwa ini kapan ini bahwa ini nanti berakhir tanggal ini, enggak seperti itu,” ujar Yuri dalam sebuah diskusi, Minggu (3/5)

Yuri menegaskan, hal ter-penting yang dilakukan saat ini adalah membangun kesadaran bersama di masyarakat. Den-gan demikian, masyarakat tidak

menjadi obyek dari harapan yang tidak jelas.

“Mari kita menempatkan masyarakat bersama-sama kita dalam sebuah komunitas untuk kita bangun bersama dalam upaya menanggulangi ini. Tanpa kemudian masyara-kat hanya sebagai obyek. Ter-masuk obyek harapan yang enggak jelas,” katanya.

Ia mengapresiasi perhi-tungan yang dibuat para ahli dalam memprediksi kapan penyebaran virus korona akan berakhir di Indonesia. Na-mun, ia mengingatkan bahwa perhitungan tersebut disertai dengan variabel penyerta di antaranya ialah kedisiplinan masyarakat dalam memutus mata rantai penularan. Karena itu, lanjut Yuri, kuncinya tetap ada pada kedisiplinan ma-syarakat dalam memutus mata rantai penularan virus korona. Semakin disiplin masyarakat untuk menjaga jarak fi sik dan tak beraktivitas di luar rumah, maka akan semakin cepat pula penyebaran virus corona di

Indonesia berakhir.Yuri mengatakan, yang

terpenting saat ini ialah men-jadikan masyarakat sebagai subyek yang harus dilibatkan dalam pemutusan mata rantai penyebaran virus korona.

“Kalau berdasarkan hi-tung-hitungan saya pikir para pakar banyak yang melakukan itu. Silakan saja, kami apresiasi. Tapi kembali lagi kuncinya bukan di hitung-hitungan tapi di masyarakat,” ujarnya.

Sebelumnya, berbagai pre-diksi kapan penyebaran virus corona berakhir di Indonesia bermunculan. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pun memprediksi penyebaran akan berakhir pada Juni sehingga Juli masyarakat bisa kembali beraktivitas normal. han

Yurianto Minta Masyarakat Jangan HanyaDijejali Janji Kapan Virus Korona Berakhir

Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling umum ked-

ua setelah air putih. Di Indone-sia teh sangatlah populer dan dikonsumsi baik oleh kalangan remaja, orang tua, bahkan anak kecil sekalipun. Bahkan mi-num teh setelah makan sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

Dibalik rasa dan aroma yang ringan tetapi kaya, ternya-ta minum teh setelah makan ternyata memilik efek samping. Ternyata minum teh setelah makan dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi dan zat dari makanan yang masuk.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutritional Biochemistry menemukan bahwa kandun-gan asam tannin dan polifenol yang ada pada teh dapat meng-ganggu penyerapan protein dan zat besi. Sebab asam tan-nin dan polifenol ini dapat mengikat kedua zat gizi terse-but di dalam usus.

Hasil penelitian serupa juga yang terdapat di jurnal

Critical Reviews in Food Sci-ence and Nutrition. Dalam studi tersebut, terbukti bahwa jika kita mengkonsumsi teh sambil atau setelah makan, kandungan tannin dan poli-fenol dalam teh akan langsung mengikat protein dan zat besi. Akibatnya tubuh tidak dapat menyerap dan mengurai zat-zat tersebut.

Padahal, protein dan zat besi tersebut sangat dibu-tuhkan oleh tubuh untuk menjalankan beberapa fungsi tubuh. Kegunaanya antara lain adalah dapat membentuk jaringan dan sel sel tubuh, menyediakan sumber energi, menghasilkan darah yang kaya akan oksigen, serta meningkat-kan daya tahan tubuh.

Bila anda tidak dianjurkan minum teh setelah makan, lalu kapan waktu terbaik untuk dapat minum teh?

Jika setelah makan anda ingin minum teh, berilah jeda sekitar setengah jam sampai satu jam dan pilih teh dengan jenis teh hijau. Pasalnya, teh hijau dapat membantu mel-

ancarkan pencernaan dan tidak terlalu berdampak pada proses penyerapan protein dan zat besi layaknya teh hitam. Pastikan juga untuk membatasi minum teh setelah makan, hanya cukup satu cangkir saja.

Idealnya minum teh yaitu kira-kira satu jam sebelum makan dan di sela-sela waktu makan. Pada saat ini, pencer-naan sudah selesai menyerap berbagai gizi yang diterima oleh tubuh dari makanan yang masuk. Kandungan teh yang bermaanfaat juga dapat lebih mudah diserap tubuh.

Sebaiknya anda juga meng-hindari minum teh sebelum tidur. Karena di malam hari, sistem pencernaan anda sudah tidak bekerja sebaik di siang hari. Tubuh akan sulit untuk mengurai gula dan berbagai nutrisi penting di dalam teh. Teh juga mengandung kafein yang dapat membuat anda sulit tidur. (Mahasiswa Semester IV, Jurusan Teknologi Pan-gan, Universitas Padjadjaran, Bandung).

Terbiasa Minum Teh Setelah Makan, Berbahaya?Oleh: Hilman Mulkya Zdikri 240210180065

Hal 2 Polhukam Edisi SENIN 4 Mei 2020.indd 1 03/05/2020 18:00:02