Ideologi Politik

Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com

Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Indonesia

Materi Bahasan

n  Pengertian Ideologi. n  Fungsi Ideologi. n  Komponen Ideologi. n  Klasifikasi Ideologi.

Pengertian Ideologi

n  Kumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasi prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi politik dan prilaku (Carlton C. Rodee).

n  Cita-cita kemasyarakatan (Koentjoroningrat).

Fungsi Ideologi (C. C. Rodee)

n  Memberikan dasar legitimasi pada pemerintah. n  Menjadi dasar untuk menentang kekuasaan status

quo. n  Mempersatukan rakyat. n  Pedoman untuk memilih kebijakan dan prilaku

politik. n  Prinsip perjuangan yang menjadi alat komunikasi

simbolis antara pemimpin dan massa.

Komponen-Komponen Ideologi

n  Nilai-nilai. n  Visi tentang masyarakat politik yang ideal. n  Konsepsi tentang sifat dasar manusia. n  Strategi perjuangan. n  Taktik politik.

Perbedaan Ideologi Politik dibandingkan dengan Pemikiran Politik (Austin Ranney)

n  Komprehensif; Menyeluruh, menyentuh banyak aspek hidup kemasyarakatan.

n  Pervasif; Membentuk keyakinan dan tindakan politik banyak orang dan dikenal dalam jangka waktu lama.

n  Ekstensif; Melibatkan banyak orang pendukungnya dalam banyak peran politik dan bisa melibatkan banyak negara.

n  Intensif; Komitmen untuk mendukungnya kuat.

Klasifikasi Ideologi (C. C. Rodee)

n  Anarkisme. n  Liberalisme Klasik. n  Sosialisme. n  Komunisme. n  Neo Liberalisme. n  Konservatisme. n  Fasisme.

Anarkisme

n  Anarkisme merupakan falsafah politik yang memandang masyarakat bisa (dan sudah seharusnya) eksis tanpa aturan-aturan (Krishan Kumar).

n  Anarkisme merupakan pandangan ekstrim tentang kebebasan individu dan tentang organisasi sosial yang tanpa peringkat atau wewenang (Rodee).

n  Asumsinya adalah negara merupakan sumber ketidakteraturan dalam tubuh politik. Pemerintah pada hakikatnya adalah opresif. Oleh karena itu manusia harus bebas dari segala bentuk kekuasaan pemerintahan sebelum membangun masyarakat baru yang berdasarkan keadilan, cinta, dan semangat kerjasama.

n  Masyarakat masa depan harus terdiri dari unit-unit kecil dimana tak seorangpun boleh memaksakan kehendaknya pada orang-orang lain (William Godwin).

Liberalisme Klasik

n  Fungsi pemerintahan dalam negara diminimalisasi hingga muncul istilah negara sebagai watchdog.

n  Nilai-nilai doktrin yang diutamakan adalah kebebasan individu.

Sosialisme

n  Sosialisme adalah sebuah teori politik dengan ajaran utama seperti kepemilikan kolektif atas alat-alat produksi dan pertukaran pasar harus digantikan oleh bentuk distribusi lain yang didasarkan pada kebutuhan sosial.

Karakteristik Sosialisme Demokrasi (Anthony Giddens) n  Keterlibatan negara yang cukup luas dalam kehidupan sosial

dan ekonomi. n  Negara mendominasi masyarakat madani. n  Kolektivisme. n  Manajemen permintaan Keynesian plus korporatisme. n  Peran pasar dibatasi, ekonomi sosial atau campuran. n  Pemberdayaan sumber daya manusia secara maksimal. n  Egalitarianisme yang kuat. n  Negara kesejahteraan yang kuat yang melindungi warganegara

sejak lahir sampai mati. n  Modernisasi linear. n  Internasionalisme. n  Termasuk dalam dunia dwikutub (bipolar).

Komunisme

n  Pengertian komunisme berasal ketika Karl Marx dan Frederick Engels menulis Communist Manifesto.

n  Kemenangan revolusioner atas kapitalisme akan mengantarkan sosialisme.

n  Pada tahap awal, setiap orang akan bekerja menurut kemampuannya untuk kebaikan bersama tetapi penghargaan kurang lebih akan setara dengan sumbangannya kepada masyarakat.

n  Pada fase kedua atau komunisme, produksi barang-barang akan mencapai puncak sedemikian rupa sehingga setiap orang dihargai sesuai dengan kebutuhannya.

n  Negara akan melemah dan semua instrumen kekerasan dan penindasan akan lenyap.

Neo Liberalisme

n  Anthony Giddens membuat karakteristik penganut ideologi neo liberalisme yang berkembang di Eropa Barat dengan paham welfare state-nya adalah: q  Peranan negara minimal. q  Masyarakat madani yang otonom. q  Fundamentalisme pasar. q  Otoritarianisme moral plus individualisme ekonomi yang kuat. q  Kemudahan pasar tenaga kerja. q  Penerimaan ketidaksamaan. q  Nasionalisme tradisional. q  Negara kesejahteraan sebagai jaring pengaman. q  Modernisasi linear. q  Kesadaran ekologis yang rendah. q  Teori relasi tentang tatanan internasional. q  Termasuk dalam dunia dwikutub.

Konservatisme

n  Ketakutan terhadap perubahan yang tiba-tiba dan dahsyat.

n  Penghormatan terhadap pranata dan peraturan yang telah mapan.

n  Dukungan terhadap elit dan hierarki. n  Ketidakpercayaan umum terhadap teori yang

berlawanan dengan deduksi empiris.

Fasisme

n  Kemunculan fasisme merupakan dampak negatif dari industrialisasi, modernisasi, dan demokratisasi.

n  Fasisme merupakan reaksi terhadap berbagai kesenjangan, penderitaan berkepanjangan, rasa ketakutan, akan ketiadaan harapan masa depan yang lebih baik.

n  Fasisme merupakan percampuran berbagai gagasan ras, agama, ekonomi, sosial, dan moralitas akar-akar filosofis.

n  Fasisme muncul dalam masyarakat yang telah maju (developed country) dan makmur serta telah mengalami proses industrialisasi dan modernisasi yang pesat serta relatif berhasil mengembangkan teknologi tinggi namun mengalami kegagalan demokratisasi.

Doktrin-Doktrin Fasisme

n  Gagasan mengenai superioritas ras. Gagasan Gobineau mengenai hierarki ras, yang tertinggi adalah kulit putih, kemudian kulit kuning, dan terakhir kulit hitam,.

n  Anti-semitisme. Mitos ras itu melahirkan sikap-sikap kebencian terhadap ras lain, khususnya Yahudi.

n  Totalitarianisme. Fasisme tidak hanya meliputi suatu sistem organisasi politik atau pemerintahan, melainkan juga keseluruhan kehendak (will), pemikiran (thought), dan perasaan (feelings) suatu bangsa.

Profil Cecep Hidayat

n  Lahir  pada  25  April  1978,  merupakan  pengajar  tetap  pada  Departemen  Ilmu  Poli>k  FISIP  UI  (Fakultas  Ilmu  Sosial  dan  Ilmu  Poli>k  Universitas  Indonesia).  Sebelum  bergabung  dengan  UI,  Cecep  telah  melakukan  berbagai  riset  terkait  poli>k  di  Indonesia,  dan  juga  poli>k  di  negara-­‐negara  Asia  Tenggara.  Hal  ini  dilakukannya  sampai  dengan  sekarang.  

n  Selain  mengajar  dan  melakukan  riset,  Cecep  juga  pernah  menjadi  Sekretaris  Departemen  dan  Ketua  Program  Studi  Ilmu  Poli>k  Jenjang  Sarjana  Reguler  Departemen  Ilmu  Poli>k  FISIP  UI.  Sekarang  Cecep  menjadi  Dosen  dan  juga  Periset  UI.  Selain  itu  Cecep  juga  ak>f  sebagai  pembicara  dalam  berbagai  seminar  berskala  nasional  dan  internasional.  

n  Cecep  Hidayat  menamatkan  jenjang  Sarjana  Ilmu  Poli>k  dari  FISIP  UI,  dan  gelar  dual  magister  dalam  Integrasi  Regional  (IMRI/Interna>onal  Masters  in  Regional  Integra>on)  dari  the  Asia-­‐Europe  Ins1tute,  Universi1  Malaya,  Kuala  Lumpur,  Malaysia  dan  Centro  Internacional  Carlos  V,  Universidad  Autonoma  de  Madrid,  Spanyol.    

Bibliografi

n  Budiardjo, Miriam. Simposium Sosialisme, Kapitalisme dan Demokrasi, Bagian Pendahuluan.

n  Ranney, Austin (1996). Governing: An Introduction to Political Science. New Jersey, Prentice Hall. Chapter 4.

n  Rodee, Carlton C. (et. al.), Pengantar Ilmu Politik.