Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

20
Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu” Karya Hayao Miyazaki Carin Sutjiadi Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail: [email protected] ABSTRAK Jurnal ini membahas bagaimana ideologi pasifisme diekspresikan dalam dua buah film animasi karya Hayao Miyazaki yang berjudul “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu”. Penelitian ini menggunakan kajian ekspresif dalam pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian menyatakan bahwa latar belakang biografis menjadi penyebab Miyazaki menganut pasifisme; kedua film tersebut mengekspresikan ideologi pasifisme melalui kisah antar tokoh yang disampaikan lewat dialog dan adegan khas pengeboman kota hingga menjadi lautan api serta pesawat perang yang hancur berjatuhan karena perang. Kata kunci: Pasifisme, Hayao Miyazaki, Anime The Ideology of Pacifism in Hayao Miyazaki’s “Hauru no Ugoku Shiro” and “Kaze Tachinu” Abstract This journal examines how the ideology of pacifism is expressed in two of Hayao Miyazaki’s animation movies which are “Hauru no Ugoku Shiro” and “Kaze Tachinu”. This research uses expressive analysis from psychological approach to literature. The result states that Miyazaki’s background is the cause of him became a pacifist and both movies express the ideology of pacifism through stories between the characters, which are delivered by dialogues and typical scenes of city bombings and broken war airships. Keywords: Pacifism, Hayao Miyazaki, Anime Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Transcript of Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Page 1: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu” Karya Hayao Miyazaki

Carin Sutjiadi

Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jurnal ini membahas bagaimana ideologi pasifisme diekspresikan dalam dua buah film animasi karya

Hayao Miyazaki yang berjudul “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu”. Penelitian ini menggunakan

kajian ekspresif dalam pendekatan psikologi sastra. Hasil penelitian menyatakan bahwa latar belakang

biografis menjadi penyebab Miyazaki menganut pasifisme; kedua film tersebut mengekspresikan ideologi

pasifisme melalui kisah antar tokoh yang disampaikan lewat dialog dan adegan khas pengeboman kota

hingga menjadi lautan api serta pesawat perang yang hancur berjatuhan karena perang.

Kata kunci: Pasifisme, Hayao Miyazaki, Anime

The Ideology of Pacifism in Hayao Miyazaki’s “Hauru no Ugoku Shiro” and “Kaze

Tachinu”

Abstract This journal examines how the ideology of pacifism is expressed in two of Hayao Miyazaki’s animation movies

which are “Hauru no Ugoku Shiro” and “Kaze Tachinu”. This research uses expressive analysis from

psychological approach to literature. The result states that Miyazaki’s background is the cause of him became a

pacifist and both movies express the ideology of pacifism through stories between the characters, which are

delivered by dialogues and typical scenes of city bombings and broken war airships.

Keywords: Pacifism, Hayao Miyazaki, Anime

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 2: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Pendahuluan

Anime (アニメ) adalah istilah yang dipakai untuk animasi/kartun yang diproduksi oleh Jepang. Istilah ini berasal dari pelafalan bahasa Jepang untuk kosakata bahasa Inggris “animation” yang dilafalkan sebagai “animeeshon” (アニメーション). Studio Ghibli menghasilkan beberapa anime yang meraih tingkat popularitas yang luar biasa di Jepang dan di dunia. Studio Ghibli adalah sebuah studio film animasi/anime Jepang yang terletak di Koganei, Tokyo. Studio yang berdiri sejak Juni 1985 ini, dikenal dengan produksi film-film animasi layar lebar yang kerap mendapat nominasi dan meraih berbagai penghargaan. Beberapa di antaranya adalah “Hauru no Ugoku Shiro” (ハウルの動く城), “Mononoke Hime” (もののけ姫), “Tonari no Totoro” (となりのトトロ), “Majo no Takkyuubin” (魔女の宅急便) yang juga dipasarkan oleh Disney di Amerika Serikat. “Sen to Chihiro no Kamikakushi” (千と千尋の神隠し) yang diproduksi tahun 2001 memenangkan penghargaan Oscar untuk kategori Best Animated Feature Film pada ajang 2002 Academy Awards di Hollywood. Salah satu tokoh utama yang berperan besar di balik kesuksesan Ghibli adalah Hayao Miyazaki, salah satu pelopor, sutradara, screenwriter, ilustrator dan animator Studio Ghibli. Karya-karya Miyazaki banyak mengandung tema teknologi penerbangan, pendewasaan seorang anak, pro-feminisme1, environtalisme2 (Young, 2010), dan pasifisme. Beberapa faktor yang mempengaruhi tema-tema yang diangkat oleh Miyazaki adalah latar belakang keluarga dan periode di mana Miyazaki tumbuh besar. Hayao Miyazaki lahir 5 Januari 1941 di Tokyo, Jepang. Ayah Miyazaki bekerja di sebuah perusahaan penghasil material-material yang digunakan untuk memproduksi pesawat-pesawat perang di zaman Perang Dunia II. Sejak kecil, Miyazaki harus merasakan hidup berpindah-pindah dari satu pengungsian ke pengungsian lain untuk berlindung dari ancaman bom udara. Ketika diundang untuk menghadiri penerimaan penghargaan “Sen to Chihiro no Kamikakushi” di Amerika, Miyazaki menolak hadir dengan alasan tidak ingin datang ke negara yang sudah mengebom Irak. Miyazaki menerbitkan sebuah esai di Neppu (熱風)3 edisi Juli 2013, yang menjelaskan bahwa dia pernah membenci Jepang setelah mengetahui kekejaman Jepang dalam Perang Dunia II, dan mengkritik bahwa seharusnya pemerintah meminta maaf dengan sepantasnya kepada pemerintah Tiongkok. Melalui artikel yang sama, ia juga menyatakan ketidaksetujuan terhadap keinginan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memperkuat militer Jepang, dan merevisi Pasal No. 9 dari Konstitusi Jepang4 yang berbunyi:

1 Gerakan wanita yg menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria (Sumber: KBBI) 2 Gerakan sosial mengenai masalah konservasi dan pelestarian lingkungan (Sumber: KBBI) 3 Sebuah buklet bulanan keluaran Ghibli. 4 Saat jurnal ini ditulis, pelaksanaan pasal ini sudah melemah dengan adanya perubahan interpretasi dan situasi politik.

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 3: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

“第九条 日本国民は、正義と秩序を基調とする国際平和を誠実に希求し、国権の発動た

る戦争と、武力による威嚇又は武力の行使は、国際紛争を解決する手段としては、永久

にこれを放棄する。

二 前項の目的を達するため、陸海空軍その他の戦力は、これを保持しない。国の交戦

権は、これを認めない。”

“Pasal 9 Bangsa Jepang, secara tulus menghendaki perdamaian internasional berdasarkan

keadilan dan ketertiban, selamanya melepaskan perang sebagai hak mutlak negara, dan ancaman

dengan kekuatan militer atau pengunaan kekuatan militer sebagai langkah untuk mengatasi

pertikaian internasional.

Kedua Demi mencapai tujuan paragraf sebelumnya, kekuatan militer darat, laut, dan udara serta

aset perang lainnya tidak akan dipertahankan. Hak berperang5 negara tidak akan diakui.”

Pasal tersebut adalah landasan dari pasifisme di Jepang, di mana tertulis keputusan bahwa bangsa Jepang menolak menggunakan perang sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan antarnegara. Hal ini membuat Miyazaki mendapatkan celaan, mulai dari dianggap tidak pantas menyentuh ranah politik sampai dianggap pengkhianat negara oleh berbagai pihak, terutama kaum nasionalis Jepang.

Dari fakta-fakta yang disebutkan di atas, terpikirkan bahwa Miyazaki adalah penganut ideologi pasifisme/anti perang. Istilah pasifisme berasal dari bahasa Latin yaitu paci- yang berarti “perdamaian” dan –ficus yang berarti “membuat”. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh aktivis kampanye perdamaian Prancis bernama Emile Arnaud pada akhir abad ke-19. Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, pasifisme adalah komitmen terhadap pengusahaan perdamaian. Namun, karena banyaknya variasi makna dari istilah “perdamaian” itu sendiri, pasifisme didefinisikan secara sederhana sebagai “ideologi anti-perang” atau sebagai komitmen terhadap “anti-kekerasan”. Ideologi pasifisme Hayao Miyazaki dapat dianalisis dari film-film animasi yang ia produksi. Beberapa contoh film animasi karya Miyazaki yang mengandung representasi ideologi pasifisme adalah “Kurenai no Buta”(紅の豚), “Tengoku no Shiro Rapyuta” (天国の城ラピュタ), “Hauru no Ugoku Shiro” (ハウルの動く城), dan karya terakhirnya sebelum pensiun, “Kaze Tachinu” (風たちぬ). Film “Hauru no Ugoku Shiro” dirilis pada tanggal 5 September 2004. Film produksi Studio Ghibli ini diadaptasi dari sebuah novel Inggris dengan judul “Howl’s Moving Castle” karya Diana Wynne Jones (1986). Miyazaki mengubah sebagian besar tema dan plot sehingga

5 Menurut situs resmi kementerian pertahanan Jepang, melepaskan “hak berperang” bukan berarti Jepang tidak boleh mempertahankan diri apabila diserang negara lain. Melepaskan hak berperang berarti Jepang tidak akan menyerang terlebih dahulu, menimbulkan korban dan kerusakan pada militer lawan dan menjajah. Laman dapat diakses pada http://japan.kantei.go.jp/constitution _and_government_of_japan/constitution_e.html

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 4: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

mengandung pesan anti-perang. “Hauru no Ugoku Shiro” menceritakan petualangan seorang penyihir laki-laki muda bernama Howl dan seorang gadis yang dikutuk menjadi nenek bernama Sophie. Versi film oleh Miyazaki masih membawa garis cerita novel Jones secara utuh, yaitu tentang bagaimana Sophie dan Howl perlahan saling jatuh cinta dan bertumbuh dewasa setelah melewati berbagai tantangan. Namun, berbeda dengan Jones, Miyazaki mengambil latar waktu ketika perang dalam filmnya. Usaha Howl untuk menjauhi dan menghentikan peperangan juga menjadi bagian dari plot utama. “Kaze Tachinu” adalah karya terakhir Hayao Miyazaki sebelum pensiun, yang dirilis pada tanggal 20 Juli 2013. Film ini adalah biografi fiksi sejarah Jirou Horikoshi, seorang insinyur aeronautika yang merancang pesawat tempur untuk Kekaisaran Jepang pada masa PD II, termasuk Mitsubishi A6M Zero. Film ini diadaptasi dari manga berjudul sama karya Miyazaki, dengan meminjam judul cerpen karya Tatsuo Hori (1936-1937). Walaupun kronologis pembuatan prototipe pesawat-pesawat Horikoshi adalah fakta, namun kehidupan pribadinya dalam film ini adalah fiksi. Setelah “Kaze Tachinu” dirilis, Miyazaki mendapat kritikan baik dari kaum politik sayap kanan maupun sayap kiri. Kelompok kiri mengkritik keputusan Miyazaki untuk menjadikan seorang “pembuat mesin pembunuh” sebagai protagonis. Kelompok kanan mengkritik artikel yang kemudian dikeluarkan Miyazaki tentang ketidaksetujuannya terhadap rencana revisi Pasal 9 dari Konstitusi Jepang. Dalam sebuah wawancara dengan Asahi Shimbun, Miyazaki menyatakan bahwa walaupun ia merasa kaum militer Jepang telah bertindak dengan arogansi selama masa Perang Dunia, pesawat Zero dan para pilot yang menerbangkannya adalah salah satu dari beberapa prestasi yang patut Jepang banggakan, karena Jepang yang waktu itu masih terbilang miskin di mata dunia dapat memproduksi angkatan udara yang luar biasa (McCurry, 2013). Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk menganalisis cara kerja ideologi pasifisme yang diekspresikan Hayao Miyazaki dalam “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu”. Penelitian terdahulu mengenai pengaruh posisi Jepang dalam Perang Irak pada tahun 2003 terhadap penafsiran alegoris tokoh-tokoh utama dalam “Hauru no Ugoku Shiro”, telah dilakukan oleh Daisuke Akimoto pada tahun 2014 dengan judul “Howl’s Moving Castle in the War on Terror: A Transformative Analysis of the Iraq War and Japan’s Response”. Namun, penulis menyadari bahwa penelitian tersebut tidak membahas “Hauru no Ugoku Shiro” sebagai ekspresi ideologi pasifisme Hayao Miyazaki yang terbentuk oleh latar belakang kehidupan Miyazaki sebagai pengarang karya sastra. Pada penelitian ini, Penulis menganalisis dengan menggunakan pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan ekspresif dengan kajian psikologi sastra. Penulis berharap hasil penelitian akan mengembangkan dan melengkapi penelitian tema anti-perang dalam film-film karya Hayao Miyazaki.

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 5: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Metode Penelitian dan Teori Penulis menggunakan pendekatan ekspresif dengan kajian psikologi sastra untuk menganalisis film animasi “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu” karya Studio Ghibli yang disutradarai dan ditulis naskahnya oleh Hayao Miyazaki. Menurut Endraswara (2003:96), psikologi sastra merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan pengarang yang menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Pengarang akan mengungkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi kejiwaannya. Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika teks berupa prosa atau drama. Penelitian yang menggunakan kajian psikologi sastra dapat dikatakan memiliki landasan pijak yang kokoh, karena baik sastra maupun psikologi sama-sama mempelajari hidup manusia. Perbedaannya adalah sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan Ilahi secara riil (Endaswara, 2003:97-99). Abrams (1981:36-37) dalam Siswanto (2008:180) menjelaskan bahwa kritik-kritik yang berupa ekspresif selalu menghubungkan karya sastra dengan keberadaan pengarang. Kejadian-kejadian dalam karya sastra adalah hasil dari perasaan khusus pengarang, baik secara langsung ataupun tidak. Pengalaman pribadi karya sastra dipandang sebagai sarana untuk menyampaikan misi khusus ataupun pengalaman pribadi pengarang. Untuk menjalankan analisis pendekatan ekspresif Abrams dalam penelitiuan ini, penulis akan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Melihat secara rinci fenomena yang terjadi dalam film animasi “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu”; (2) Membaca dan memahami ideologi pasifisme dan data-data biografis Hayao Miyazaki sebagai landasan penelitian; (3) Memaparkan, menafsirkan, dan menganalisis pesan atau gagasan yang dikemukakan oleh para tokoh, peristiwa atau alur cerita yang mencerminkan ideologi pasifisme; (4) Menyimpulkan dan mengaitkan hasil penafsiran dan analisis dengan ideologi pasifisme yang dimiliki Hayao Miyazaki pada pesan atau gagasan para tokoh utama, peristiwa atau kisah antar tokoh dalam film animasi “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu”.

Biografi Hayao Miyazaki

Hayao Miyazaki lahir pada tanggal 5 Januari 1941 di Bunkyou, Tokyo. Keluarga Miyazaki mengungsi dari perang ke kota Utsunomiya dan kota Kanuma di prefektur Tochigi antara 1944-1946. Miyazaki adalah anak kedua dari empat orang putra Katsuji Miyazaki, direktur perusahaan Miyazaki Airplane, sebuah perusahaan penghasil kemudi untuk pesawat perang Zero milik paman Miyazaki pada masa PD II. Pabrik Miyazaki Airplane terletak di kota

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 6: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Kanuma. Miyazaki (2013:5-6) menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang realis6 dan nihilis7 yang tidak mementingkan dunia maupun negara, dan melakukan segala sesuatu secara bebas. Namun, menurut Miyazaki ayahnya berbeda dengan para nihilis yang bersikap dingin dan kikir, atau dangkal (Ota, 2013). Setelah selamat dari Gempa Kanto pada tahun 1923 dan serangan udara PD II, Katsuji menjadi percaya bahwa keluarga adalah hal yang terpenting dan berusaha melindungi mereka. Ia juga berpendapat bahwa ia tidak dapat bertanggung jawab terhadap negara atau masyarakat. Moto Katsuji Miyazaki adalah ‘Jangan sampai kehilangan seperti orang bodoh’. Karena keluarga Miyazaki berpartisipasi dalam pembuatan pesawat perang, mereka tidak mendapat panggilan untuk ikut berperang. Ketika pergi mengungsi dari serangan udara pada tahun 1945, keluarga Miyazaki lari dari kota tempat mereka tinggal dengan truk, dan tidak berhenti ketika seorang wanita dan seorang anak meminta tumpangan. Miyazaki di kemudian hari berpikir seandainya kejadian tersebut dapat berbeda (Christofi, 2014).

Walaupun banyak orang menyangka pabrik Miyazaki Airplane akan gagal karena Jepang akan kalah perang, ayah Miyazaki meminjam uang investasi dari bank pada tahun 1945 untuk melanjutkan usahanya. Menurut Katsuji Miyazaki, perang bukanlah hasil perbuatannya, melainkan ia hanya mendapatkan profit dengan cara memenuhi permintaan konsumen selayaknya sebuah bisnis. Katsuji berpendapat bahwa Stalin tidak berdosa terhadap penduduk Jepang, namun membenci Uni Soviet dan setelah perang ia langsung akrab dengan orang-orang AS karena menyukai kebebasan. Di sisi lain, Miyazaki yang waktu itu masih kecil merasa dipermalukan setelah melihat kotanya terbakar dan karena kekalahan Jepang, sehingga ia menolak pemberian-pemberian seperti permen karet atau cokelat dari orang AS. Miyazaki mengakui bahwa ia dan ayahnya pernah bertengkar karena ia mengatakan bahwa ayahnya juga bertanggung jawab atas perang. Setelah membaca “The Machine Gunners”8 karya Robert Westall (1975), Miyazaki menemukan bahwa dirinya dapat bersimpati dengan pandangan Westall dalam novel tersebut. Ia menyadari bahwa ia adalah jenis manusia yang mempercayai bahwa ada hal yang lebih penting dari nyawanya sendiri, dan rela mati demi tujuan tersebut. Menurut Miyazaki, ia dan Westall memiliki pendapat berbeda tentang perang hanya karena Westall lahir pada tahun 1929, sedangkan ia lahir tahun 1941. Miyazaki berpendapat bahwa seandainya ia lahir sedikit lebih cepat, ia pasti menjadi pemuda negara militer yang mati di medan perang karena keinginan pribadi.

Dari tahun 1947 sampai 1952, Hayao Miyazaki menjalankan pendidikan di tiga SD yang 6 Orang yg tindakan, cara berpikir, dan sebagainya selalu berpegang atau berdasarkan pernyataan. (Sumber: KBBI) 7 Orang yang menolak segala prinsip moral dan religi, seringkali menganggap bahwa kehidupan tidak bermakna. (Sumber: KBBI) 8 Novel tentang anak-anak di Timur Laut Inggris yang menemukan bangkai pesawat perang Jerman berisikan amunisi dan senjata api tidak lama setelah Perang Britania.

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 7: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

berbeda. Pada tahun 1947 sampai 1955, ibu Miyazaki terbaring sakit karena tuberkulosis, dan ia menghabiskan beberapa tahun pertama di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Hayao menjalankan pendidikan SMP dari tahun 1953 sampai 1955 di SMP Omiya. Kemudian, ia bersekolah di SMA Negeri Toyotama. Miyazaki pertama kali menonton anime berwarna pertama di Jepang berjudul “Hakuta Den” karya sutradara Yabushita Taiji untuk Toei Douga saat kelas tiga SMA, dan menjadi tertarik dengan animasi. Miyazaki berkuliah di Universitas Gakushuin dari tahun 1959 sampai 1962 dan menjadi anggota Children Literature’s Research Club, yang adalah jenis kegiatan paling mirip klub komik pada masa itu. Ia lulus dari Universitas Gakushuin dengan gelar dalam bidang Ilmu Politik dan Ekonomi pada tahun 1963, dan mendapatkan posisi di Toei Douga pada bulan April di tahun yang sama. Pada tahun 1985, Miyazaki, Isao Takahata dan Yasuyoshi Tokuma, pimpinan dari Tokuma Shoten, mendirikan Studio Ghibli di Kichijoji, Musashino dengan dana dari Tokuma Shoten.

Analisis Ideologi Pasifisme dalam Film “Hauru no Ugoku Shiro”

Tokoh-tokoh sentral dalam film “Hauru no Ugoku Shiro” adalah sebagai berikut: l Sophie Hatter (ソフィー・ハッター)

Protagonis film ini. Sophie adalah seorang gadis muda yang sehari-hari bekerja menjahit topi di toko topi peninggalan ayahnya bernama Hatter’s, yang menjadi satu dengan rumahnya. Dalam film ini, setiap kali Sophie melupakan bahwa ia adalah ‘nenek tua’, ia kembali ke wujud mudanya. Pada akhir film, Sophie meraih kepercayaan diri dan menyatakan cintanya kepada Howl. Ia kembali ke wujud gadis muda, walaupun rambutnya tetap berwarna putih-keperakan, seperti rambutnya saat menjadi nenek tua.

l Howl (ハウル) Howl adalah seorang penyihir laki-laki muda yang tinggal di “kastil” sihir bergerak di Kerajaan Ingary. Ia terkenal di kota tempat Sophie tinggal sebagai penyihir yang suka memakan “jantung” wanita cantik. Howl memiliki beberapa nama samaran, seperti Penyihir Jenkins atau Penyihir Pendragon. Howl digambarkan sebagai seorang pesolek yang gemar mewarnai rambutnya, dan akan bersikap dramatis ketika sedih atau kesal. Howl membenci perang sehingga ia tidak menjawab panggilan perang wajib dari raja Ingary kepada setiap penyihir. Ia mengubah dirinya menjadi burung biru raksasa untuk melindungi kota-kota dari serangan bom udara, walaupun terancam tidak dapat kembali ke wujud manusianya lagi. Walau menentang kehendak raja untuk berperang, ia tidak mau menyatakan opininya kepada raja dan Suliman, penyihir kerajaan sekaligus guru sihir Howl, karena merasa bahwa pendapatnya tidak akan mengubah apapun.

l Arechi no Majo (荒地の魔女) Arechi no Majo dalam bahasa Jepang berarti Penyihir Tanah Gersang. Penyihir

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 8: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

wanita ini adalah yang mengutuk Sophie menjadi nenek tua di awal film, yang menjadi penyebab Sophie melakukan petualangan.

l Markl (マルクル) Markl adalah seorang anak laki-laki yang tinggal dan bekerja di kastil Howl sebagai murid. Markl dapat menggunakan sihir sederhana seperti sihir menyamarkan diri, namun ia tidak dapat mengontrol Calcifer.

l Calcifer (カルシファー) Calcifer adalah setan api yang membuat kontrak sihir dengan Howl. Sebagai ganti jantung Howl, Calcifer menjadi sumber kekuatan sihir Howl.

l Kabu (カブ) Kabu dalam bahasa Jepang berarti lobak. Ia adalah orang-orangan sawah dengan kepala dari lobak. Sebenarnya, Kabu adalah adik raja negara tetangga yang dikutuk oleh seorang penyihir.

l Suliman (サリマン) Penyihir kerajaan yang menjadi tangan kanan Raja Ingary. Ia juga adalah guru sihir Howl. Kekuatan sihir Suliman melebihi kekuatan Howl, dan ia memiliki pengaruh besar dalam perang dengan menciptakan makhluk-makhluk sihir yang berfungsi sebagai senjata perang.

l Heen (ヒン) Heen adalah anjing milik Suliman. Ia diutus Suliman untuk mengikuti dan mengawasi Sophie dan Howl setelah mereka menolak ajakan Suliman untuk ikut berperang dan kabur dari istana. Heen memiliki kecerdasan di atas anjing biasa.

l Kokuou (国王) Kokuou dalam bahasa Jepang berarti raja. Ia adalah raja dari Kerajaan Ingary, di mana Sophie dan Howl tinggal sebagai penduduk. Ia digambarkan sebagai raja yang dengan penuh niat dan semangat maju perang dengan kerajaan tetangga, tanpa memedulikan dengan korban dan kerugian dari kedua belah pihak.

l Lettie (レティー) Lettie adalah saudara perempuan Sophie yang bekerja di sebuah toko roti bernama Kafe Chezaari (カフェ・チェザーリ).

l Fanny (ファニー) Fanny adalah ibu dari Sophie dan Lettie, sekaligus pemilik toko topi tempat Sophie bekerja.

Film “Hauru no Ugoku Shiro” diawali dengan pemandangan munculnya kastil bergerak Howl dari balik kabut pegunungan. Tidak lama kemudian, Sophie berhenti bekerja dan keluar dari rumah. Ketika Sophie mengunci pintu, diperlihatkan bagaimana pasukan pesawat tempur berbendera terbang di langit. Di rumah-rumah tetangga juga dapat terlihat bendera-bendera yang sama digantung di balkon. Sepanjang perjalanan Sophie menuju pusat kota, semakin

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 9: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

banyak pasukan dan kendaraan perang seperti tank. Pasukan berkuda berparade di jalan dan terlihat warga-warga kota yang menyoraki parade tersebut dengan semangat dan gembira. Dapat disimpulkan bahwa dari awal film, unsur-unsur peperangan and militer dapat dirasakan secara kuat.

Gambar 1 Pesawat-pesawat perang lewat beterbangan di kota tempat Sophie tinggal

(Sumber: Penulis)

Howl kemudian menawarkan diri untuk mengantar Sophie sampai ke tujuan, yaitu toko roti Chezaari tempat adik perempuan Sophie bekerja. Di tengah jalan, mereka dikejar oleh makhluk-makhluk sihir suruhan Arechi no Majo. Howl menggunakan sihirnya sehingga ia dan Sophie mampu berjalan di udara dan sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Di tengah kota, tampak pemandangan para prajurit sedang berdansa dan berpesta, bahkan makan-makan di toko Chezaari. Ketika Sophie sampai kembali ke rumahnya, ia bertemu dengan Arechi no Majo yang kemudian mengutuknya menjadi nenek tua. Arechi no Majo menyuruh Sophie untuk menyampaikan salamnya kepada Howl. Esok harinya, Sophie kabur dari rumah dan pergi ke pegunungan. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan orang-orangan sawah berkepala lobak yang terjebak di semak-semak. Ia membebaskan orang-orangan sawah itu yang kemudian membantu masuk ke dalam kastil bergerak Howl. Sophie menjadi tukang bersih-bersih di kastil Howl yang sangat kotor. Ia menikmati kehidupan sehari-harinya yang tenang dan damai di pegunungan. Kemudian ditampilkan adegan dengan suasana kontras, yaitu burung biru besar jelmaan Howl sedang terbang di antara pesawat-pesawat perang yang mengebom kota-kota dan menyerang satu sama lain. Tidak dijelaskan apakah kota-kota itu adalah milik Kerajaan Ingary atau kerajaan lawan. Ketika pesawat-pesawat tersebut meluncurkan makhluk-makhluk sihir untuk menyerang Howl, Howl menabrak beberapa hingga jatuh dan melarikan diri. Berikut adalah dialog antara Howl dan Calcifer setelah Howl kembali dalam keadaan luka-luka:

(0:41:58-0:42:33)

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 10: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Howl : ひどいせんそうだ。 南の海から北の国境まで火 の海だった。 Calcifer : おいら 火薬の火が嫌いだよ。やつらには礼儀っ てないものからだね。 Howl : 同業者も襲われたよ。 Calcifer : 荒れ地の魔女か。 Howl : いや。さんしただが、怪物に変身していた Calcifer : そいつら後で泣くことになるなあ。まず人間にも どれないよ。 Howl : 平気だろう。泣くことも忘れるさ。 Calcifer : ハウルも国王に呼び出されてるんだろう。

Howl : まあね。。風呂のお湯を送ってくれ。

Howl : Hidoi sensou da. Minami no umi kara kita no kokkyou made hi no umi datta. Calcifer : Oira kayaku no hi ga kirai dayo. Yatsura ni ha reigitte nai mono kara ne. Howl : Dougyousha mo osowareta yo. Calcifer : Arechi no Majo ka. Howl : Iya. Sanshita daga, kaibutsu ni henshin shite ita. Calcifer : Soitsura ato de naku koto ni naru naa. Mazu, ningen ni modorenai yo Howl : Heiki darou. Naku koto mo wasurerusa. Calcifer : Hauru mo kokuou ni yobidasareterun darou. Howl : Maa ne.. Furo no oyu wo okutte kure. Howl : Perang yang kejam. Dari laut Selatan sampai perbatasan negeri Utara semuanya terbakar. Calcifer : Aku benci api mesiu. Karena mereka tidak tahu sopan santun. Howl : Aku juga diserang rekan-rekan sesame penyihir. Calcifer : Arechi no Majo ya? Howl : Bukan. Bawahan(Suliman) tapi mereka diubah menjadi monster. Calcifer : Mereka nanti akan menangis yaa. Pertama-tama, mereka tidak akan bisa kembali jadi manusia loh. Howl : Tidak apa-apa kan? (Mereka) juga akan lupa menangis.

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 11: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Calcifer : Howl juga dipanggil Raja kan? Howl : Yaah… Tolong kirim air mandi panas.

Dari tindakan Howl terhadap pesawat-pesawat perang dan percakapan antara Howl dan Calcifer, dapat diketahui pandangan Howl terhadap perang yang sedang berlangsung di Ingary. Howl menganggap perang yang memakan jiwa dan membakar negerinya kejam, dan berusaha untuk menghalangi pesawat-pesawat perang mengebom kota-kota dan satu sama lain. Dalam percakapan juga disinggung mengenai penyihir-penyihir bawahan Suliman yang diubah menjadi monster atau makhluk-makhluk sihir, yang digunakan untuk berperang. Menurut Howl dan Calcifer, mereka tidak akan bisa kembali ke wujud manusia dan akan menghilang. Howl juga mengatakan bahwa para penyihir tersebut akan kehilangan kemampuan menangis, yang adalah salah satu tanda kemanusiaan. Menurut La Marrer (2008: 95-97), perubahan para penyihir menjadi monster adalah metafora tipikal akan bagaimana manusia kehilangan kemanusiaannya dalam perang. Calcifer juga mengingatkan Howl bahwa ia pun menerima panggilan perang dari Raja. Namun Howl tidak menanggapi dan mengalihkan pembicaraan, yang menunjukkan Howl sama sekali tidak berminat untuk merespon panggilan tersebut. Sesuai dengan teori pendekatan ekspresi bahwa kejadian-kejadian dalam karya sastra adalah hasil dari perasaan khusus pengarang, baik secara langsung ataupun tidak, dapat disimpulkan bahwa adegan dan dialog tersebut adalah ekspresi opini Miyazaki terhadap perang. Latar belakang kehidupan Miyazaki, di mana kota tempat ia tinggal dibom pada tahun 1945 juga mempengaruhi adegan pengeboman kota menjadi lautan api oleh pesawat-pesawat perang.

Gambar 2. Howl terbang di atas kota yang terbakar setelah dibom

(Sumber: Penulis)

Howl memindahkan tujuan pintu-pintu sihir di kastilnya menjadi pintu menuju ladang bunga dan toko topi tempat Sophie dulu tinggal. Sebuah pesawat perang muncul ketika Howl dan Sophie sedang menikmati pemandangan di ladang bunga. Kemudian terjadi dialog demikian antara Sophie dan Howl:

(0:23:26-1:23:34)

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 12: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Howl : はっ。こんなところを通るなんて… Sophie : 軍艦? Howl : 町や人を焼きに行くのさ。 Sophie : 敵?味方? Howl : どちらでも同じことさ。人殺し共め。ごらん、あんなに 爆弾をくっつけてる。

Howl : Ha. Konna tokoro wo tooru nante… Sophie : Gunkan? Howl : Machi ya hito wo yaki ni iku no sa. Sophie : Teki? Mikata? Howl : Dochira demo onaji sa. Hitogoroshi tomo me. Goran, anna ni bakudan wo kuttsuketeru. Howl : Ha. Lewat di tempat seperti ini.. Sophie : Kapal perang? Howl : Pergi untuk membakar kota dan orang. Sophie : Lawan? Kawan? Howl : Yang mana pun sama saja. Sama-sama pembunuh. Lihat, dilengkapi bom sebanyak itu.

Adegan di atas mengekspresikan pandangan Miyazaki bahwa dalam perang, tidak ada pihak yang benar atau pihak yang salah. Bagi Miyazaki, kedua pihak sama-sama pembunuh. Pernyataan ini dapat dikaitkan dengan respon Miyazaki terhadap pidato Presiden George W. Bush dari AS pada tahun 2001, tentang semua negara harus memilih, berpihak kepada AS atau teroris dan menjustifikasi War on Terror9. Miyazaki menyatakan bahwa dirinya marah dengan pidato tersebut, dan dia tidak memilih pihak mana pun (Kano, 2006:287).

9 Kebijakan-kebijakan memerangi teroris yang ditetapkan oleh Presiden Bush setelah serangan teroris terhadap AS pada 11 September 2001. (Sumber: https://www.globalpolicy.org/war-on-terrorism.html)

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 13: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Gambar 3. Howl dan Sophie melihat pesawat perang lewat

(Sumber: Penulis)

Howl menggunakan sihir untuk merusak mesin-mesin pesawat perang tersebut. Ia diserang oleh makhluk-makhluk sihir/monster buatan Suliman. Howl mengirim Sophie pulang dan kembali berubah menjadi burung biru raksasa. Semua penduduk kota tempat toko topi Sophie berada pergi mengungsi ke luar kota, namun Sophie, Markl, Arechi no Majo, Heen, Kabu dan Calcifer menunggu Howl pulang. Kota tempat mereka tinggal terkena serangan udara. Makhluk-makhluk sihir suruhan Suliman pun menyerang toko topi tersebut. Howl berhasil menahan serangan-serangan tersebut, namun kembali pergi untuk melawan pesawat-pesawat perang. Adegan ini juga dapat dikaitkan dengan pengalaman Miyazaki yang harus mengungsi karena kota tempat ia tinggal mendapat serangan udara.

Gambar 4. Penduduk kota pergi mengungsi

(Sumber: Penulis)

Gambar 5. Kota tempat tinggal Howl dan Sophie terkena serangan udara

(Sumber: Penulis)

Analisis Ideologi Pasifisme dalam Film “Kaze Tachinu”

Tokoh-tokoh sentral dalam film “Kaze Tachinu” adalah sebagai berikut: l Jirou Horikoshi (堀越二郎)

Tokoh utama dalam film animasi “Kaze Tachinu”. Jirou Horikoshi adalah insinyur aeronautika Jepang yang terkenal dengan penemuannya, pesawat perang Mitsubishi A6M Zero, yang digunakan oleh tentara Jepang dalam PD II. Jirou

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 14: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

sebetulnya bercita-cita menjadi seorang pilot, namun karena penglihatan yang buruk ia mengalihkan cita-citanya menjadi “pembuat pesawat yang indah”. Jirou Horikoshi terkenal dengan penemuannya pesawat Mitsubishi A6M Zero yang digunakan pasukan militer Jepang pada PD II.

l Caproni (カプローニ) Tokoh Caproni diangkat dari Giovanni Battista Caproni, insinyur aeronautika Italia yang menjadi idola dan inspirasi Jirou. Jirou bertemu dengan ‘Caproni’ dalam mimpi-mimpinya. Sama seperti Jirou, pesawat buatan Caprioni memberikan kontribusi kepada pasukan militer negaranya pada PD II.

l Naoko Satomi (里見菜穂子) Naoko bertemu dengan Jirou ketika Gempa Bumi Besar Kanto 1923. Kaki pembantu Naoko patah dan Jirou membantu mereka mengungsi ke tempat yang aman. Naoko dan Jirou bertemu lagi di sebuah penginapan musim panas pada tahun 1932. Mereka bertunangan, namun karena Naoko mengidap tuberkolosis, ia menolak untuk menikah sampai ia bisa sembuh. Naoko kemudian mendapatkan perawatan di sanatorium pegunungan. Ia dan Jirou kemudian menikah, namun diam-diam Naoko kembali ke sanatorium setelah mendapat firasat ajalnya sudah dekat. Naoko Satomi adalah tokoh fiksi buatan Miyazaki.

l Honjou (本庄) Honjou adalah teman kuliah dan rekan kerja Jirou. Tokoh ini dibuat berdasarkan Kirou Honjou, seorang insiyur aeronautika yang menghasilkan pesawat-pesawat perang yang digunakan Jepang pada PD II seperti Mitsubishi G3M dan Mitsubishi G4M.

l Kayo Horikoshi (堀越加代) Adik perempuan Jirou yang kemudian menjadi dokter. Kayo adalah tokoh fiksi buatan Miyazaki. Pada kenyataanya Jirou Horikoshi tidak memiliki adik perempuan.

l Okinu (おきぬ) Pembantu Naoko. Kakinya patah dalam Gempa Bumi Besar Kanto 1923 dan ia mendapat pertolongan dari Jirou.

l Castorp (カストルプ) Orang Jerman yang Jirou dan Naoko kenal di penginapan musim panas. Ia kritikal terhadap pemerintahan Nazi. Castorp mendukung percintaan antara Jirou dan Naoko. Castorp dicari-cari oleh pemerintah Jepang.

l Kurokawa (黒川) Atasan Jirou. Ia menyediakan tempat bersembunyi untuk Jirou yang dicari pemerintah karena pernah berhubungan dengan Castorp. Kurokawa dan istrinya kemudian menjadi saksi pernikahan antara Jirou dan Naoko.

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 15: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

“Kaze Tachinu” diawali dengan adegan Jirou kecil bermimpi menerbangkan sebuah pesawat mengelilingi kota tempat ia tinggal. Kemudian dari langit muncul pesawat perang yang mengangkut bom-bom kecil. Penglihatan Jirou mendadak kabur dan pesawatnya meledak sehingga ia jatuh. Jirou kemudian meminjam dan membaca buku berbahasa Inggris tentang Caproni dari gurunya. Jirou bertemu Caproni dalam mimpi, dan menceritakan bagaimana ia ingin menjadi pilot, namun tidak bisa karena penglihatannya buruk dan harus memakai kacamata. Caproni menjelaskan pada Jirou bahwa Caproni tidak bisa menerbangkan pesawat namun ia adalah insinyur aeronautika. Caproni juga menyatakan bahwa pesawat adalah sebuah mimpi yang indah, dan bukan alat perang. Jirou pun memutuskan untuk menjadi insinyur aeronautika seperti Caproni.

(0:12:00-0:12:13) Caproni : いいかね、日本の少年よ。飛行機は戦争の道具でも商売 の手立てでもないのだ。飛行機は美しい夢だ。設計家は夢 に形を与えるのだ。 Jirou : はい! Caproni : Ii ka ne, nippon no shounen yo. Hikouki ha sensou no dougu demo shoubai no tedate demo nai no da. Hikouki ha utsukushii yume da. Sekkeika ha yume ni katachi wo ataeru no da. Jirou : Hai! Caproni : Wahai, pemuda Jepang. Pesawat bukanlah alat perang juga bukan metode bisnis. Pesawat adalah impian yang indah. Insinyur memberikan bentuk kepada impian. Jirou : Ya!

Gambar 6. Jirou bertemu dengan Caproni di dalam mimpi

(Sumber: Penulis)

Percakapan antara Caproni dan Jirou tersebut menggambarkan pandangan Miyazaki terhadap

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 16: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

pesawat terbang. Pada kenyataannya, pesawat–pesawat buatan Caproni dan Jirou digunakan pemerintah masing-masing dalam peperangan. Terlepas dari fakta tersebut, Miyazaki ingin menyampaikan melalui adegan ini bahwa kedua insinyur aeronautika tersebut tidak berniat menciptakan pesawat untuk digunakan dalam perang atau untuk mendapatkan uang. Dapat disimpulkan bahwa kedua tokoh tersebut tidak berpandangan positif atau mendukung perang.

Film kemudian melompat ke tahun 1927, di mana Jirou pindah ke Nagoya dan mulai bekerja bersama Honjou di bagian desain pesawat tempur Mitsubishi. Mereka berdua dikirim ke Jerman untuk mempelajari teknik pembuatan pesawat. Jirou dan Honjou menyaksikan Gestapo10 mengejar dan menangkap seorang pria. Penyergapan oleh Gestapo ini walaupun hanya sekilas merupakan ekspresi opini negatif Miyazaki terhadap rezim Nazi. Jirou kemudian bermimpi menyaksikan pesawat perang yang jatuh hancur berkeping-keping.

Gambar 7. Jirou menyaksikan pesawat perang yang jatuh dalam mimpi

(Sumber: Penulis)

Ia kemudian kembali bertemu dengan Caproni dalam mimpi. Percakapan antara Caproni dan Jirou adalah sebagai berikut:

(0:57:19-0:57:47) Caproni : 君はピらミッドがある世界とない世界どちらの方が選 ぶのかね。 Jirou : ピラミッドですか。 Caproni : 空を飛びたいという人類の夢は、呪われた夢でもある。 飛行機は殺戮と破壊の道具となる宿命を背負っているの だ。それでも、私はピラミッドのある世界を選んだ。君

はどちらを選ぶ。

10 Kesatuan polisi rahasia yang dibentuk oleh Nazi untuk Jerman dan daerah jajahan Jerman yang bekerja dengan menggunakan teror. (Sumber: http://www.merriam-webster.com/dictionary/gestapo)

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 17: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Jirou : 僕は美しい飛行機を作りたいと思っています。 Caproni : Kimi ha piramiddo ga aru sekai to nai sekai dochira no hou ga erabu no ka ne. Jirou : Piramiddo desuka. Caproni : Sora wo tobitai to iu jinrui no yume ha, norowareta yume demo aru. Hikouki ha satsuriku to hakai dougu ni naru shukumei wo seotte iru no da. Soredemo, watashi ha piramiddo no aru sekai wo eranda. Kimi ha dochira wo erabu. Jirou : Boku ha utsukushii hikouki wo tsukuritai to omotte imasu. Caproni : Apa yang akan kau pilih, dunia dengan piramid atau dunia tanpa piramid? Jirou : Piramid ya? Caproni : Impian manusia untuk terbang di langit itu, adapula impian yang terkutuk. Pesawat menanggung takdir menjadi alat pembantaian dan penghancur. Walaupun begitu, aku tetap memilih dunia dengan piramid. Yang mana yang kau pilih? Jirou : Aku berpikir ingin membuat pesawat yang indah.

Percakapan tersebut kembali menekankan bahwa Caproni dan Jirou hanya ingin membuat pesawat yang indah. Perbedaan dengan percakapan sebelumnya adalah Caproni menjelaskan bahwa pesawat, selain adalah impian yang indah juga dapat digunakan sebagai alat pembantai dan penghancur. Walaupun demikian, Caproni dan Jirou tetap memilih membuat pesawat yang diumpamakan sebagai dunia dengan piramid.

Gambar 8. Jirou dan Caproni menyaksikan pesawat terbang impian Jirou dalam mimpi

(Sumber: Penulis)

Tahun 1932, Jirou mendapat kenaikan pangkat sebagai ketua tim desain untuk kompetisi pesawat tempur yang disponsori Angkatan Laut Jepang. Tetapi pesawat Mitsubishi 1MF10 buatannya dianggap gagal karena tidak memenuhi ekspektasi. Jirou yang kecewa menghabiskan musim panasnya di Hotel Kusakaru. Di sana Jirou bertemu lagi dengan Naoko

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 18: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

dan ayahnya. Jirou juga bertemu dengan Castorp, orang Jerman yang kemudian menyatakan Jepang akan pecah, begitu pula Jerman jika terus melupakan pelajaran-pelajaran penting dari perang terdahulu. Miyazaki jelas memiliki pandangan negatif terhadap tindakan-tindakan Jepang di masa lalu yang tidak mendukung perdamaian dunia. Jirou dan Naoko saling jatuh cinta dan memutuskan untuk bertunangan. Tetapi, Naoko meminta Jirou untuk menunggu sampai penyakit tuberkolosisnya membaik untuk melangsungkan pernikahan. Jirou kemudian bersembunyi di rumah Kurokawa sambil meneruskan proyek pesawat perang baru, yaitu Mitsubishi A5M. Ketika membahas desain pesawat dengan timnya, Jirou sempat mengatakan bahwa seandainya tidak ada muatan (bom), pesawat akan menjadi lebih ringan. Rekan-rekannya tertawa mendengar perkataan Jirou. Adegan ini menunjukkan bahwa Jirou lebih memilih untuk meniadakan muatan bom tersebut agar pesawatnya dapat terbang dengan lebih baik. Jirou terus berusaha untuk mengembangkan Mitsubishi A5M. Ia kemudian bercakap-cakap dengan Honjou tentang bagaimana Jepang mempersiapkan persenjataan untuk berperang melawan Tiongkok, Uni Soviet, Inggris, Belanda dan AS. Honjou meyakinkan Jirou bahwa kendati karya mereka dipakai pemerintah untuk berperang, mereka tidak bermaksud menciptakan pesawat untuk perang.

Gambar 9. Jirou berjalan di antara reruntuhan pesawat karyanya

(Sumber: Penulis)

Jirou kemudian menjalankan percobaan terbang untuk pesawat Mitsubishi A5M yang dinilai sukses. Sementara itu, Naoko yang merasa bahwa ajalnya sudah mendekat memutuskan untuk diam-diam kembali ke sanatorium setelah meninggalkan surat, dan kemudian meninggal di sana. Adegan berikutnya menampilkan serangan-serangan udara yang membakar kota-kota dan Jirou yang berjalan di antara reruntuhan pesawat perang.

Simpulan

Hayao Miyazaki adalah seorang sutradara, screenwriter, ilustrator dan animator serta salah satu pendiri Studio Ghibli. Salah satu tema yang kerap kali muncul di film-film animasi karya Miyazaki adalah tema pasifisme. Pasifisme adalah ideologi anti perang, atau ideologi pengusahaan perdamaian yang menolak perang sebagai alat pemecahan konflik. Latar

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 19: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

belakang Miyazaki yang lahir dan besar pada akhir PD II di mana Jepang kalah menjadi faktor Miyazaki menganut paham anti perang atau menjadi seorang pasifis. Film animasi karyanya yang berjudul “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu” mengekspresikan pasifisme secara kuat. Pandangan negatif Miyazaki terhadap perang AS-Irak, terutama pengeboman Irak pada tahun 2003 mempengaruhi proses pembuatan “Hauru no Ugoku Shiro”, terutama pengeboman Irak pada tahun 2003. Sedangkan ketidaksetujuan Miyazaki terhadap visi dan misi Perdana Menteri Shinzo Abe yang ingin melaksanakan diplomasi proaktif, dengan cara merevisi Pasal 9 dari Konstitusi Jepang yang merupakan landasan pasifisme Jepang mempengaruhi “Kaze Tachinu”. Kendati beberapa pihak mempertanyakan keputusan Miyazaki sebagai seorang pasifis untuk mengangkat Jirou Horikoshi seorang pembuat pesawat perang Jepang sebagai protagonis, kisah dan percakapan yang terjadi antara tokoh sentral dalam kedua film tersebut membuktikan keberadaan pandangan anti perang Hayao Miyazaki. Terutama dialog-dialog antar tokoh yang baik secara implisit maupun eksplisit menyampaikan pesan bahwa perang adalah hal yang buruk, bahkan bodoh membuktikan keberadaan idelogi pasifisme. Selain itu pandangan para tokoh utama dalam kedua film terhadap perang juga memberikan pesan anti perang yang kuat. Sophie dan Howl membenci perang, bahkan masing-masing menunjukkan ekspektasi dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah yang memegang kendali atas perang yang terjadi. Jirou Horikoshi, walaupun bekerja untuk militer Jepang, tidak menunjukkan sikap mendukung perang. Miyazaki terus-menerus menekankan dalam “Kaze Tachinu” bahwa Jirou hanya ingin membuat pesawat yang indah, namun zaman dan keadaan mengubah karya indah Jirou menjadi alat pembantai di medan perang. Adegan pengeboman kota hingga menjadi lautan api dan pesawat-pesawat perang yang berjatuhan yang terdapat dalam kedua film, yang dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi Miyazaki sebagai korban yang selamat dari pengeboman kota juga mengekspresikan ideologi pasifisme. Miyazaki masuk ke dalam kategori Anti-War Pacifism karena adegan di mana Howl memerangi dan meledakkan pesawat-pesawat dan bawahan-bawahan Suliman merepresentasikan penggunaan kekerasan pribadi sebagai pertahanan diri, dan sebagai bentuk penentangan kekerasan politik. Dapat disimpulkan bahwa ideologi pasifisme Hayao Miyazaki diekspresikan secara kuat dalam film animasi “Hauru no Ugoku Shiro” dan “Kaze Tachinu”.

Daftar Acuan

Abrams, Meyer H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt, Rineheart and Winson. Abrams, Meyer H. 1958. The Mirror and lamp: Romantic Theory and the Critical Tradition. New York: The Norton Library; W.W. Norton & Company Inc.

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014

Page 20: Ideologi Pasifisme Di Dalam Film Animasi “Hauru no Ugoku ...

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi penelitian sastra: epistemologi, model, teori, dan aplikasi. Jogjakarta: Pustaka Widyatama. LaMarrer, Thomas. 2008. ‘Speciesism, Part I: Translating Races into Animals in Wartime Animation’. Mechademia Vol. 3, hal. 75-95. Miyazaki, Hayao, dir., Toshio Suzuki, prod. Hauru no Ugoku Shiro. Studio Ghibli, 2004. Miyazaki, Hayao, dir., Toshio Suzuki, prod. Kaze Tachinu. Studio Ghibli, 2013. Ota, Hiroyuki. “INTERVIEW/ Hayao Miyazaki: Newest Ghibli film humanizes designer of fabled Zero”. Asahi Shimbun 4 Agustus 2013. 4 Agustus 2013.<http://ajw.asahi.com/article/cool_japan/movies/AJ201308040009> Young, Rob. “Feminism, Pacifism & Environmentalism: The Messages of Hayao Miyazaki”. Just Press Play 13 Mei 2010. 13 Mei 2010. <http://www.just pressplay.net/articles/6605-motifs-in-the-films-of-hayao-miyazaki.html>

Ideologi Pasifisme..., Carin, FIB UI, 2014