Identitas Nasional Bangsa Indosenia

22
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan lembar tugas mandiri ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga lembar tugas mandiri ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan. Harapan saya semoga lembar tugas mandiri ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi lembar tugas mandiri ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Lembar tugas mandiri ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan lembar tugas mandiri ini. Depok, 11 Mei 2015 Penyusun Lembar Tugas Mandiri i

description

Bangsa adalah persatuan sekelompok besar manusia yang memiliki kesadaran hidup bersama dalam ikatan politik kenegaraan, yang ditimbulkan oleh beberapa faktor persamaan. Proses bersatu dalam kelompok besar manusia yang berbagai suku bangsa dari berbagai pulau di Nusantara yang kemudian diperbesar dengan keturunan asing, merupakan kodrat manusia dalam hidup bersama, berkeinginan yang kuat untuk hidup bersama dan bersatu dalam satu kesatuan sekelompok manusia. Pancasila dalam berbangsa sebagai filsafat hidup bangsa, yang merupakan inspirasi pembentukan bangsa indonesia yaitu cita-cita yang kuat untuk hidup bersama dalam satu negara.

Transcript of Identitas Nasional Bangsa Indosenia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan lembar tugas mandiri ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga lembar tugas mandiri ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan saya semoga lembar tugas mandiri ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi lembar tugas mandiri ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Lembar tugas mandiri ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan lembar tugas mandiri ini.

Depok, 11 Mei 2015

PenyusunLembar Tugas Mandiri5

FAKTOR FAKTOR PEMBENTUKAN BANGSABangsa adalah persatuan sekelompok besar manusia yang memiliki kesadaran hidup bersama dalam ikatan politik kenegaraan, yang ditimbulkan oleh beberapa faktor persamaan. Proses bersatu dalam kelompok besar manusia yang berbagai suku bangsa dari berbagai pulau di Nusantara yang kemudian diperbesar dengan keturunan asing, merupakan kodrat manusia dalam hidup bersama, berkeinginan yang kuat untuk hidup bersama dan bersatu dalam satu kesatuan sekelompok manusia. Pancasila dalam berbangsa sebagai filsafat hidup bangsa, yang merupakan inspirasi pembentukan bangsa indonesia yaitu cita-cita yang kuat untuk hidup bersama dalam satu negara.Faktor-faktor pembentukan suatu bangsa sangat berkaitan dengan identitas yang menyatukanmasyarakat.Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:1. Primordialyang termasuk dalam faktor ini yaitu ikatan kekerabatan, kesamaansuku bangsa, daerah,bahasadan adat istiadat.2. Sakral dalam faktor ini yaitu adanya kesamaan agama yang dianut oleh masyarakat dan dalam hal ini agama dapat membentuk suatu ideologi doktrin yang kuat dalam masyarakat, sehingga keterkaitannya dapat menimbulkan bangsa.3. Tokohmenjadi salah satu faktor pembentuk bangsa karena bagimasyarakat, tokoh dijadikan sebagai panutan untuk mewujudkan misi-misi bangsa.4. Sejarahmerupakan salah satu faktor pembentukan bangsa karenasejarahdan pengalaman masa lalu seperti penderitaan akan melahirkan solidaritas sehingga memungkinkan untuk membentuk satu tekad dan satu tujuan antar kelompokmasyarakat.5. Perkembangan Ekonomi dikatakan sebagai faktor pembentukan bangsa karena semakin meningkatnya perkembangan ekonomisemakin beragam pula kebutuhan masyarakat sehingga membuat masyarakat semakin ketergantungan satu sama lain dan secara tidak langsung akan membuat masyarakat ingin membentuk satu kesatuan yaitu bangsa bansa sebagai jalan untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain. Unsur-unsur yang merupakan faktor-faktor penting bagi pembentukan dan pembinaan bangsa Indonesia antara lain (menurut Ismuwan,1981) ada 5 faktor yaitu :1. Persamaan asal keturunan bangsa (etnis), yaitu bangsa indonesia berasal dari rumpun bangsa melayu, yang merupakan bagian dari ras mongoloid dan kemudian diperkaya oleh variasi percampuran darah antar ras.2. Persamaan pola kebudayaan, terutama cara hidup suatu suku-suku bangsa petani dan pelaut dengan segala adat istiadat dan perantara sosialnya, manifestasi persamaan budaya itu jelas nyata sekarang dalam wujud persamaan bahasa nasional : bahasa Indonesia.3. Persamaan tempat tinggal yang disebut dengan nama khas Tanah Air, Nusantara, yaitu tanah tumpah darah seluruh bangsa yang merupakan satu kesatuan wilayah laut yang didalamnya terhimpun beribu-ribu pulau.4. Persamaan nasib kesejahteraannya, baik kejayaan bersama dimasa kerajaan-kerajaan besar zaman bahari Sriwijaya dan Majapahit, maupun penderitaan bersama dikala meringkuk dibawah dominasi penjajah asing.5. Persamaan cita-cita hidup bersama sebagai kesadaran dari inspirasi kenangan sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat serta membangun negaranya dalam ikatan kesatuan dan persatuan Indonesia.Dengan uraian diatas maka bangsa indonesia adalahsekelompok besar manusia Indonesia baik asli maupun keturunan asing, yang berbeda-beda dalam bersuku-suku bangsa, berbagai agama dan berbagai aliran politik, yang beraneka ragam yang bersatu untuk hidup bersama sebagai satu kesatuan bangsa besar yaitu bangsa Indonesia.Berikut ini merupakan faktor-faktor pemersatu bangsaIndonesiasebagai perekat persatuan.1. Latar Belakang Sejarah Bangsa IndonesiaTerjadinya negara Indonesia bukan melalui pendudukan, pemisahan, penggabungan, pemecahan atau penyerahan. Bukti menunjukan bahwa negara Indonesia terbentuk melalui proses perjuangan, yaitu perjuangan melawan penjajahan sehingga berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Usaha mendirikan negara melalui perjuangan sangat membanggakan diri seluruh rakyat Indonesia. Hal ini berbeda bila bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan karena diberi oleh bangsa lain.2. Pancasila dan UUD 1945Tanpa Pancasila, masyarakat nasional kita tidak akan pernah mencapai kekukuhan seperti yang kita miliki sekarang ini. Hal ini akan lebih kita sadari jika kita mengadakan perbandingan dengan keadaan masyarakat nasional di banyak negara, yang mencapai kemerdekaannya hampir bersamaan waktu dengan kita. Tampaknya, Pancasila masih kurang dipahami benar oleh sebagian bangsa Indonesia. Padahal, maraknya korupsi, suap, main hakim sendiri, anarkis, sering terjadinya konflik dan perpecahan, dan adanya kesenjangan sosial saat ini, kalau diruntut lebih disebabkan belum dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya Pancasila.3. Simbol-Simbol/Lambang-Lambang Persatuan BangsaContoh simbol-simbol/lambang-lambang pemersatu bangsa Indonesia yaitu Bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia, Lagu kebangsaan yaitu Inonesia raya, lambang negara yaitu Garuda Pancasila dan Bendera kebangsaan yaitu bendera merah putih.4. Kebudayaan NasionalTersebarnya budaya daerah tertentu ke wilayah lain di Nusantara tetunya memungkinkan terjadi persaingan antarbudaya daerah tersebut. Hal ini perlu disikapi secara serius oleh para pengambil kebijakan dalam dalam hal ini pemerintah. Kalau dibiarkan pergesekan antarbudaya daerah tersebut, dikhawatirkan akan menjadi pemicu di sintegrasi bangsa. Apalagi Indonesia memiliki banyak pulau dan banyak ragam budaya, hal ini tentunya akan berimbas kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempersatukan bangsa yang berbeda budaya, yaitu salah satunya dengan mempersatukan bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.

MASALAH-MASALAH YANG SERING DIHADAPI OLEH MASYARAKAT PLURALISMEMasyarakat indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing plural(jamak ) danheterogen (anekaragam). Pluralitas sebagai kontradiksi dari singularitas mengindikasikan adanya suatu situasi yang terdiri dari kejamakan, yaitu dijumpainya berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak bisa disatu kelompokkan satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan kebudayaan mereka, sementara heterogenitasmerupakan kontraposisi dari homogenitas mengindikasisuatu kualitas dari keadaan yang menyimpan ketidak samaan dalam unsur-unsurnya.Hambatan-hambatan yang potensial dimiliki oleh suatu masyarakat yang plural dan heterogen juga dapat ditentukan dalam banyak aspek lainnya : struktur sosial yang berbeda aka menghasilkan pola dan proses pembuatan keputusan sosial yang berbeda, pluralitas danheterogenitas seperti diuraikan diatas juga tanpa memperoleh tantangan yang sama kerasnya dengan tantangan terhadap upaya untuk mempersatukannya melalui konsep negara kesatuan yang mengimplikasikan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dilakukan secara sentralistik.Masyarakat Indonesia yang majemuk yang terdiri dari berbagai budaya, karena adanya berbagai kegiatan dan pranata khusus dimana setiap kultur merupakan sumber nilai yang memungkinkanterpeliharanya kondisi kemapanan dalam kehidupan masyarakatta pendukungnya, setiap masyarakat pendukung kebudayaan (culture bearers) cenderung menjadikan kebudayaannya sebagai kerangka acuanbagi perikehidupannya yang sekaligus untuk mengukuhkan jati dirisebagai kebersamaan yang berciri khas (Fuad Hassan, 1998).Sehingga perbedaan antarkebudayaan, justru bermanfaat dalam mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat tersebut. Pluralisme masyarakat dalam tatanan sosial agama, dan suku bangsa telah ada sejak jaman nenek moyang, kebhinekaan budaya yang dapat hidup berdampingan secara damaimerupakan kekayaan yang tak ternilai dalam khasanahbudaya nasional karena diunggulkannya suatu nilai oleh seseorang atau sekelompok masyarakat, bukan berarti tidak dihiraukannya nilai-nilai lainnya melainkan kurang dijadikannya sebagai acuandalam bersikap dan berperilaku dibandingkan dengan nilai yang diunggulkannya. Sehingga permasalahan multicultural justru merupakan suatu keindahan bila indentitasmasing-masing budaya dapat bermakna dan diagungkan oleh masyarakat pendukungnya serta dapatdihormati oleh kelompok masyarakat yang lain , bukan untuk kebanggan dan sifat egoisme kelompok apalagi bila diwarnai oleh kepentingan-kepentingan politik tertentu misalnyadigunakanya symbol-simbol budaya jawa yang salah kaprahuntuk membengunstruktur dan budaya politik yang sentralistik.Masalah yang biasanya dihadapi oleh masyarakat majemuk adalahadanya persentuhan dansaling hubungan antara kebudayaan suku bangsa dengan kebudayaan umum lokal, dandengan kebudayaan nasional. Diantara hubungan-hubungan iniyang paling kritisadalah hubungan antara kebudayaan suku bangsa dan umum local di satu pihak dan kebudayaan nasional di pihak lain.Pemaksaan untuk merubah tata nilai atau upaya penyeragaman budaya seringkali dapat memperkuat penolakan dari budaya-budaya daerah, atau yang lebih parah bila upaya mempertahankan tersebut, justru disertai dengan semakin menguatnya Etnosentrime. Etnosentrisme secara formal didefinisikan sebagai pandangan bahwa kelompok sendiri adalah pusat segalanya dan kelompok lain akan selalu dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelmok sendiri.Etnosentrisme membuat kebudayaan diri sebagai patokan dalam mengukur baik buruknya, atau tinggi rendahnya dan benar atau ganjilnya kebudayaan laindalam proporsi kemiripannya dengan kebudayaan sendiri, adanya. kesetiakawanan yang kuat dan tanpa kritik pada kelompok etnis atau bangsa sendiri disertai dengan prasangka terhadap kelompok etnis dan bangsa yang lain.Orang-orang yang berkepribadian etnosentris cenderung berasal dari kelompok masyarakat yang mempunyai banyak keterbatasan baik dalam pengetahuan, pengalaman,maupun komunikasi, sehingga sangat mudah terprofokasi. Perlu pula dipahami bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih berada pada berbagai keterbatasan tersebut.Ditambahkan oleh Budiono bahwa;Dalam masyarakat selalu bekerja dua macam kekuatan yaitu kekuatan yang ingin menerima perubahan dan kekuatan yang menolek adanya perubahan. Meskipun selaluterdapat dua kekuatan, namun sejarah memperlihatkanbahwa kaum konserfatif cepat atau lambat akan terdesak untuk memberi tempat pada adanya perobahan. Proses ituseringkali tidak berjalan secara linier, tapi berjalan maju mundur. Konflik antara kaum progresif dengan kaum konserfative maupun konflik diantara kaum progresif itu sendiri.Dalam masyarakat yang sudah selesaikonflik itu sudah ditempatkan dalamsuatu mekanisme yang biasanya merupakan tatanan sosial politik yang sudah dirasionalisasikan sehingga konflik itu didorong untuk diselesaikan secara argumentatif. Sebaliknya pada masyarakat berkembang (masyarakat yang belum selesai) konflik itu biasanya berlangsung secara liar karena para pelakunya masih sama-sama mencari mekanisme untuk menyelesaikan/ mengatasiperbedaan-perbedaan di antara mereka secara rasional, susahnya dalambersama-sama mencari mekanisme itumasing-masing kekutan progresif itu juga berusahauntuk mencari kekuatan yang dominan, untuk mencari dan menentukan bentuk mekanisme penyelesaian, kadang-kadang bentuk mekanisme itu bisa diusahakanserasional mungkin tetapi bisa saja terjadi bahwa usaha-usaha itudipadu dengan pemaksaan fisik.Dengan pemahaman pada fenomena tersebut landasan sosial budaya masyarakat Indonesia yang bercorak pada masyarakat majemuk (plural society) perlu memperoleh perhatian dan dikaji kembali, karena ideology masyarakat majemuk lebih menekankan pada keanekaragaman suku bangsa akan sangat sulit untuk diwujudkan dalam masarakat yang demokratis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Untuk mencapai tujuan proses-proses demokratisasi, ideology harus digeser menjadi ideology keanekaragaman budaya atau multi kulturalisme, Kemajemukan masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku bangsa maka yang nampak menyolok dalam kemajemukan masyarakat Indonesia adalah penekananpada pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam komunitas-komunitas suku bangsa, dan digunakannya kesukubangsaan tersebut sebagai acuan utama bagi jati diri individu. Ada sentimen-sentimen kesuku bangsaan yang memiliki potensi pemecah belah dan penghancuran sesama bangsa Indonesia karena masyarakat majemuk menghasilkan batas-batas suku bangsa yang didasari oleh stereotip dan prasangka yang menghasilkan penjenjangan sosial, secara primordial dan sobyektif.Konflik-konflik yang terjadi antar etnik dan antar agama yang terjadi, sering kali berintikan pada permasalahan hubungan antara etnik asli setempat dengan pendatang, konfkil konflik itu terjadikarena adanya pengaktifan secara berlebihan jatidiri etnik untuk solidaritas dalam memperebutkan sumber daya yang ada (Hamengku Buwono X. 2001).

GAMBARAN PEMUDA INDONESIA SAAT INI TERHADAP IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA

Ditengah gencarnya arus globalisasi yang sulit dibendung serta mudahnya akses budaya asing yang masuk ke Indonesia, menyebabkan problem kultural yang kian parah. Masalah cultural sebenarnya bisa mencakup banyak hal, seperti cara berpikir, bertutur, bersikap, berperilaku, gaya hidup (lifestyle) dan sebagainya. Selain itu, godaan gaya hidup hedonistic-kapitalistik yang notabennya buah dari globalisasi dikalangan pemuda sangat luar biasa kuat. Parahnya, hal ini tidak hanya terjadi pada pemuda di kota, tetapi juga pemuda di desa karena adanya televisi. Iklan-iklan gaya hidup yang menawarkan kenyamanan dan kenikmatan hidup di media elektronik ini semakin gencarnya dan massive sehingga mampu meruntuhkan sendi-sendi pertahanan para pemuda. Melihat realita ini, harapan kita seakan menipis. Akankah pemuda sekarang bisa menjadi generasi pengganti pelopor perubahan dan kebangkitan ataukah bahkan penerus generasi tua sekarang menuju kepunahan. Kekhawatiran ini bukan khayalan, fakta-fakta berbicara bahwa kerusakan generasi muda sudah menjadi sedemikian parah. Narkoba, putus sekolah dan mutu pendidikan rendah, pengangguran muda, free sex, fenomena ABG hedonis, tawuran dan kriminalitas remaja. Krisis jati diri inilah kuncinya.Globalisasi yang ditandai revolusi teknologi informasi yang begitu besar, bisa menjadi persoalan tersendiri bagi negara-negara yang tidak siap menghadapi kondisi seperti ini. Bangsa yang tidak siap akan semakin terpuruk, tereksploitasi dan menjadi tong sampah budaya barat yang menimbulkan krisis terhadap nilai-nilai yang dianut. Nilai yang kami maksud disini adalah kebudayaan bangsa dan Pancasila sebagai identitas bangsa.

PERAN PEMUDA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIAPemuda sebagai agent of change sudah semestinya bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan pemikiran, jiwa, dan semangat yang masih menggelora dalam diri pemuda diharapkan dapat menjadi modal dalam membangun bangsa atau setidaknya melanjutkan pembangunan yang telah dirintis sebelumnya.Dalam kaitannya dengan penjagaan identitas bangsa yang berupa kebudayaan bangsa dan Pancasila, pemuda memiliki peranan yang sangat penting. Dalam kaitannya dengan kebudayaan, faktor yang paling penting adalah rasa kepemilikan. Hal ini menjadi pondasi bagi pemuda untuk bisa mencinta budayannya sendiri, tanpa harus menelan secara mentah-mentah setiap budaya asing yang masuk. Pengklaiman beberapa budaya bangsa Indonseia oleh Malaysia dapat dijadikan contoh bahwa kita belum seratus persen memiliki rasa kepemilikan terhadap budaya bangsa. Dalam hal ini sudah terlihat jelas peran pemuda, tidak hanya memiliki rasa kepemilikan terhadap budaya, melainkan sebagai pemuda yang menjadi agen perubah seharusnya mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat Indonesia terkait dengan kebudayaan bangsa. Sehingga budaya bangsa yang merupakan nilai luhur nenek moyang dapat terjaga dan terlestarikan keberadaannya.Kemudian dalam kaitannya pancasila sebagai identitas Nasional Bangsa, peran pemuda juga sangat penting dalam penegakan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila. Pancasila merupakan dasar Negara yang dijadikan acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila mampu menyatukan bangsa Indonesia yang bersuku-suku dari sabang sampai merauke. Pemuda sebagai tulang punggung bangsa dimasa yang akan datang sudah sepantasnya menjalankan apa yang terkandung dalam pancasila. Sehingga nilai-nilai luhur pancasila dapat merasuk kedalam kalbu para pemuda yang menjadikan pemuda cinta dan bangga terhadap tanah airnya. Serta akan tercermin ke dalam setiap tingkah laku para pemuda yang dapat dijadikan sebagai identitas bangsa Indonesia yang berbudi luhur.USAHA-USAHA PEMUDA DALAM MEMELIHARA IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIAKita adalah pemuda dan pemudi yang menjadi pewaris masa depan bangsa. Jika kita sebagai pemuda tidak mampu memelihara identitas bangsa, siapa lagi? Tugas pemuda adalah memelihara keutuhan identitas bangsa. Menurut Habib (2011:01) cara efektif yang bisa digunakan untuk membangun dan mengembalikan jati diri bangsa Indonesia serta menekan pengaruh buruk pihak lain baik yang berasal dari luar maupun dari dalam yang mengikis jati diri bangsa Indonesia yaitu yang pertama dimulai dari diri kita sendiri. Hal itu dapat dilakukan dengan membiasakan diri dari sekarang untuk bersikap sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai jati diri kita. Seperti harus bertakwa kepada Tuhan YME, maksudnya kita harus selalu menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi laranganNya. Dari sila pertama ini saja sebanarnya jika diterapkan dengan baik bangsa Indonesia ini pasti akan menjadi bangsa yang damai, tentram, aman, adil, dan sejahtera. Sebab pemuda Indonesia akan takut terhadap dosa dan akan berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku.Selain itu pemuda harus bersikap adil dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Pemuda harus memenusiakan orang lain tanpa pandang bulu dan bersikap adil kepada siapa saja dan tidak boleh sewenang-wenang memperlakukan orang yang lemah kemudian tunduk patuh terhadap orang yang mempunyai kekuasaan tinggi dan mempunyai uang banyak. Sebab apabila hal ini terjadi dapat menjadiakn keadilan bangsa kita ini menjadi lemah, karena hukum hanya bersifat tajam bagi masyarakat yang kedudukannya rendah sementara bagi kalangan atas hukum sangat tumpul dan bahkan bisa dibeli dengan uang. Sehingga nilai keadilan sosial harus dikembangkan dan ditegakkan di semua kalangan terutama pada kehidupan kita sehari-hari.Kemudian pemuda juga harus selalu bersatu sebagai negara kesauan republik Indonesia, walaupun sebenarnya kita mempunyai kebudayaan, agama, ras, dsb yang beranekaraga, namun dari keberanekaragaman tersebut sebenarnya kalau disatukan dalam satu wadah besar (NKRI) bisa menjadi kekayaan besar yang saling melengkapi dan memajukan bangsa Indonesia. Sehingga pemuda tidak perlu mempersoalkan kebinekaan tersebut apalagi terlalu fanatik dan ingin menghancurkan satu sama lain, hal inilah yang dapat melemahkan persatuan Indonesia dan memudahkan bangsa Indonesia untuk dihancurkan. Persatuan dapat menjadi benteng ketika antar pemuda diadu domba. Hal ini terlihat paemuda zaman sekarang begitu mudah dibodohi ketika disuruh menghancurkan suatu kaum lain untuk menmperlemah kedaulatan Bangsa Indonesi. Peradu dombaan antar pemuda dapat dicegah apabila pemuda Indonesia memiliki nilai-nilai persatuan antar satu sama lain.Pemuda juga harus menanamkan sikap demokrasi yang tingi. Ketika generasi pemuda menjadi seorang pemimpin di negara Indonesia,mereka harus sadar bahwa mereka sebenarnya sebagai wakil rakyat untuk mengatur dan mengambil kebijakan dalam rangka memajukan dan mensejahterakan bengsa Indonesia. Bukan sebaliknya, sebagai pemimpin hanya untuk mencari harta sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi. Ingat negara Indonesia sebagai negara demokrasi dengan pemerintahan tertinggi dipegang oleh rakyat, jadi sebagai seorang pemimpin sebanarnya merupakan pelayan dan wakil untuk rakyat. Banyak kasus-kasus korupsi di negara ini karena mensalahartikan kekuasaannya sebagai ajang untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Hal inilah yang membuat perekonomian negara Indonesia ini semakin mempuruk. Kemudian dalam pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin kita juga harus memusyawarahkannya dengan demokratis dan tidak mengambil keputusan secara sepihak yang menguntungkan kelompok tertentu. Dan yang tidak kalah pentingnya dalam pemilihan waklil rakyat sikap adil dan demokratis harus benar-benar kita junjung tinggi. Kita harus menghindari kasus suap-menyuap, agar negara kita ini benar-benar menjadi negara yang demokratis sesuai dengan nilai yang terkandung dalam panca sila sebagai kepribadian yang harus kita miliki.Selanjutnya pemuda juga harus menjunjung tinggi nilai keadilan tanpa pandang bulu dan di segala sektor bagi seluruh warga negara Indonesia. Jika ke-5 sila tersebut sudah tertanam kuat pada diri sendiri selanjutnya pemuda harus mengajak orang-orang yang ada di lingkungan sekitar. Generasi pemuda dapat menjadi contoh untuk generasi anak-anak dalam berbuat kebaikan dan dapat menjadi kebanggan generasi tua. Contohnya sederhana seperti mengajak teman-teman atau para pemuda-pemudia lain agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, dan menasetinya/menegur apabila teman-teman atau pemuda lain berperilaku bertentangan dengan Pancasila.Agar pemuda Indonesia mampu menjalankan nilai-nilai pancasila dengan baik, cara efektif yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME. Karena dengan ketakwaan dan keyakinan yang tingi, pemuda akan mempunyai rasa takut terhadap dosa sehingga mereka akan enggan berbuat salah. Kasus-kasus seperti: korupsi, kolusi, penipuan, pencurian, pembunuhan, pelecehan seksual, dsb. Pasti tidak akan terjadi karena pemuda sudah diberi bekal iman dan taqwa yang cukup. Namun jika primordialisme terhadap agama yang dianut terlalu tinggi maka akan mengakibatkan perpecahan. Hal ini dapat diatasi dengan menenemkan sikap toleransi melalui pendidikan di sekolah umum. Maka dari itu, sebaiknya pemerintah mewajibkan para generasi penerus bangsa untuk mendapatkan program wajib belajar selain sekolah umum juga sekolah keagamaam seperti madrasah/pondok pesantren bagi yang muslim. Sehingga untuk meningkatkan ketakwaan agar tidak perprilaku menyimpang yaitu melalui program pendidikan Agama. Selanjutnya untuk mendapatkan pendidikan mengenai cara hidup berkemajemukan (bertoleransi) serta untuk meningkatkan keahlian/ketrampilan khusus, melalui sekolah umum.Secara otomatis apabila pemuda telah menanamkan kuat jati diri bangsa Indonesia pada diri masing-masing melalui cara-cara diatas, mereka akan mempunyai filter dengan sendirinya untuk memilih dan memilah pengaruh kebudayaan lain yang masuk ke negara kita. Yang baik kita pakai dan yang buruk atau tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia, kita tinggalkan. Kemudian pengaruh kebudayaan lokal juga dapat disaring melalui pendidikan kewarganegaraan di sekolah umum serta mereka juga harus berusaha mengikis primordialisme yang berlebihan pada diri pemuda itu sendiri. Karena sudah selayaknya para pemuda harus menjadi garis depan dalam mewakilkan identitas Bangsa Indonesia dalam menghadapi era global.

DAFTAR PUSTAKAChotib, M. Dhazali, Tri suharno, Suardi Abubakar, Muchis Catio. 2006. Kewarganegaraan 1 menuju Masyarakat Madani. Jakarta:Yudhistira.Habib, M.A.F. 2012. Cara mengembalikan jati diri bangsa Indonesia. 18 hlm. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-42607-Makalah-Cara%20Mengembalikan%20Jati%20Diri%20Bangsa%20Indonesia.html, diakses 9 Mei 2015 pukul 21.35 WIB.Praheto, B.E. 2010. Pemuda Indonesia dan identitas bangsa di era global. 1 hlm. http://edukasi-unnes.blogspot.com/2010/05/pemuda-indonesia-dan-identitas-bangsa.html, diakses 9 Mei 2015 pukul 20.15 WIB.Aim, Abdulkarim. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Grasindo.lwasilah,A.Chaedar.1997.PolitikBahasadanPendidikan.Bandung:PT.RemajaRosdakarya.Dardjowidjodjo,Soenjono.1996.BahasaNasionalKita.Bandung:ITB.