Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

42
Bergesernya Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional di Jaman Sekarang Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh : Nama : Ika Wahyu Noor Arifah NIM : K2512046

description

kumpulan makalah identitas nasional (PKn), bhineka tunggal ika (PKn) dan Karakteristik Fluida (Mekanika Fluida)

Transcript of Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Page 1: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Bergesernya Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional di

Jaman Sekarang

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Disusun oleh :

Nama : Ika Wahyu Noor Arifah

NIM : K2512046

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Page 2: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Atas berkah

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan

makalah ini, banyak hambatan yang di hadapi penulis. Namun karena bantuan dari berbagai

pihak, akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi tugas dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Semester II tahun 2013.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan. Akhirnya, semoga bermanfaat bagi para pemerhati dan pembaca yang

budiman.

Penulis

Page 3: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

“Identitas nasional dan nasionalisme dipandang sebagai fenomena modern, dan berhubungan

dengan negara modern.” Zakiyuddin Baidhawy (tt:24)

Dewasa ini, perkembangan dalam hal apapun banyak terjadi. Perkembangan dalam hal yang

positif, maupun perkembangan dalam hal yang negatif. Sebagai contoh perkembangan ke

arah positif misalnya dalam bidang film. Akhir-akhir ini film di Indonesia mengalami

perkembangan dalam hal kualitas sehingga menarik banyak peminat. Sehingga kemungkinan

dapat sedikit mereduksi konsumsi pada film asing dan dapat menimbulkan kecintaan

terhadap produk sendiri. Selain film, dunia permusikan di Indonesia juga mengalami

perkembangan, banyak aliran-aliran yang mewarnai permusikan di Indonesia. Walaupun

pada kenyataannya terdapat pro dan kontra. Memang bervariasi, ada lirik yang bermutu dan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun tak sedikit yang menggunakan

bahasa alay (berlebihan).

Bahasa berlebihan tersebut memang sedang berkembang dewasa ini di Indonesia. Bahkan ada

celotehan yang menyatakan bahasa tersebut telah menjadi budaya baru di Indonesia, oleh

karena di negara lain tidak terdapat bahasa seprti demikian. Bahasa tersebut memiliki tempat

tersendiri di dunia remaja. Ada kesenangan tersendiri ketika para remaja menggunakan

bahasa alay.

Jika memang mereka bisa membedakan dimana bisa menggunakan bahasa berlebihan, dan di

mana harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin tidak menjadi

masalah. Namun pada kenyataannya, menjamurnya bahasa-bahasa pergaulan tersebut banyak

menggeser bahasa Indonesia sebagai Identitas nasional. Mereka terlalu menikmati bahasa-

bahasa pergaulan yang semakin merebak di Indonesia yang memang seakan menjadi budaya

baru di Indonesia. Bahasa pergaulan yang jauh dari EYD, sedikit demi sedikit melekat dalam

kepribadian remaja sebagai generasi penerus bangsa dan tidak menutup kemungkinan lama-

kelamaan remaja menjadi jarang menggunakan kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia

nya. Karena jarang sekali digunakan dan berlangsung dari generasi kegenerasi, tidak menutup

kemungkinan keturunan-keturunan mereka nantinya bahkan benar-benar tidak mengetahui

kosakata baku dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mereka akan lebih mengerti dan

faham terhadap bahasa-bahasa pergaulan yang mereka sering dengar dan gunakan dari orang

tua mereka nantinya. Sangat ironi, dari menjamurnya bahasa pergaulan yang menjauhi EYD,

Page 4: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

dan sering digunakan, membuat bahasa baku menjadi jarang digunakan. Jika berlangsung

terus menerus dan dari generasi ke generasi tanpa diimbangi dengan penggunaan bahasa

Indonesia yang baku dalam kehidupannya, maka akan membuat bahasa Indonesia baku

menjadi benar-benar bergeser karena banyak pemuda dan nantinya anak cucunya yang betul-

betul tidak mengerti beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia. Jika diteruskan, maka bukan

tidak mungkin kosakata yang hilang akan semakin banyak dan mengurangi kekayaan

kosakata Indonesia. Memang masih ada kumpulan kosakata di Kamus Besar Bahasa

Indonesia, namun jika tidak di aplikasikan maka tetap akan sulit. Apalagi hanya sedikit

diantara masyarakat yang gemar membaca. Sebagai contoh, tidak banyak orang yang

mengetahui kosakata bahasa Indonesia dari kata “mumpung” adalah “senyampang”. Mereka

lebih mengetahui kata “mumpung” ini, dari pada kata “senyampang”. Padahal kata

“mumpung ini adalah kosakata dari bahasa Jawa.

Makalah ini berasumsi, “salah satu hal paling utama dalam kesadaran nasional adalah

bahasa” Daniel Dhakidae dalam tn ( tt: 22)

“Nasionalisme, negara-bangsa, dan identitas nasional sebagai salah satu bentuk kolektif

organisasi dan identifiasi bukanlah fenomena yang terjadi “secara ilmiah” melainkan

konstruksi kulturan-historis.” Barker dalam tn (tt: 24)

Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penulis ingin mengangkat judul “Bergesernya

Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional di Jaman Sekarang”.

Page 5: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Definisi Identitas Nasional

“Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai budaya

yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan

ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khastadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa

lain dalam kehidupannya.”” (Wibisono Koento dalam Sri Janti,A. Rahman, tt: 41)

Diartikan sebagai manifestasi budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek

kehidupan suatu bangsa. Sebagai contoh, dalam hal bahasa. Bahasa Indonesia yang saat

ini kita gunakan, adalah hasil dari perkembangan bahasa yang sebelumnya digunakan.

Saat ini telah banyak kata-kata serapan yang berasal dari bahasa asing. Bahasa serapan

tersebut awalnya kita sering dengar, lama kelamaan melekat, tumbuh serta berkembang

hingga memperkaya kosa kata dalam bahasa Indonesia. Misalkan saja kata “kursi”, kata

ini diserap dari bahasa arab yaitu “kursiyyun”. Contoh lain yaitu kata “mistar” atau

penggaris. Kata mistar ini juga diserap dari kata “mistorotun” dari bahasa arab yang

artinya penggaris. Bahasa-bahasa serapan tersebut, yang disadari atau tidak disadari

berperan dalam memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia. Penyerapan bahasa

asing ke dalam bahasa Indonesia, biasanya telah melewati proses penyesuaian dengan

masyarakat Indonesia dan EYD dalam bahasa Indonesia. Misalkan saja kata dalam

bahasa Inggris “priority”, sebelum diserap ejaan kata tersebut akan disesuaikan terlebih

dahulu dengan ejaan bahasa Indonesia, sehingga menjadi “prioritas”. Setelah bahasa

asing tersebut di serap sebagai bahasa Indonesia, maka bahasa tersebut menjadi bahasa

baku yang dapat digunakan untuk kepentingan resmi.

Identitas sendiri, berasal dari kata identity yang artinya cita-cita, jati diri, tanda-tanda

yang melekat pada sesuatu untuk dapat membedakannya dengan yang lain. Identitas

dapat diartikan pula sebagai kepribadian yang timbul dari dalam diri tanpa paksaan.

Jadi, dalam hal ini identitas dapat pula diartikan sebagai sesuatu yang dapat

memberikan kekhasan atau ciri khusus pada bangsa Indonesia, yang berbeda dengan

bangsa lain sehingga dapat digunakan untuk membedakan dengan bangsa lain.

Sedangkan kata ‘nasional’ dalam hal ini berarti identitas yang melekat pada kelompok-

kelompok yang lebih besar serta diikat oleh persamaan. Baik persamaan tujuan, bahasa,

sifat, agama, ras, dan sebagainya.

Tidak selalu identitas nasional terpaku pada identitas suatu individu. Akan tetapi juga

termasuk identitas pada suatu kelompok. Identitas yang di maksud disini meliputi nilai,

Page 6: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

norma, dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangunsolidaritas dan

kohesivitas sosial yang digunakan untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi

simbol ekspresi yang memberikan pembenaran bagi tindakan pada masa lalu, masa

sekarang, dan masa yang akan datang.

Sedangkan nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa. Sehingga,

identitas nasional dapat pula diartikan jati diri yang membentuk bangsa yaitu berbagai

suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara, ideologi

Pancasila. Identitas nasional ini tidak lepas dari nasionalisme yang berhubungan dengan

jati diri bangsa. Jati diri bangsa berarti, bangsa yang menunjukkan apa yang

dimilikinya secara total dan keseluruhan dengan andil dari masyarakat Indonesia

sendiri sehingga dengannya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Hal ini dapat pula kita

sama-sama artikan sebagai sebuah ciri khas. Dimana ciri khas adalah sesuatu yang

digunakan pula untuk membedakan antara satu hal dengan hal yang lain.

1.2. Pergeseran Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional

Seperti yang sudah di bahas di poin awal, identitas nasional adalah manifestasi nilai-

nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa

(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khastadi suatu bangsa berbeda

dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Indonesia sendiri, sebagai negara yang kaya

akan budaya, memiliki banyak sekali Identitas nasional. Sebagai contoh dalam bidang

seni, banyak sekali kesenian yang menjadi Identitas Nasional. Misalnya tari, ada tari

saman, tari kecak, tari jaipong, dan masih banyak lagi. Dalam hal lagu daerah juga

sangat bervariasi. Hampir tiap daerah memiliki lagu daerah masing-masing. Dalam hal

bahasa, Indonesia juga memiliki bahasa-bahasa yang sangat beragam, sesuai dengan

daerah masing-masing. Walaupun dengan daerah yang berbeda-beda, bahasa berbeda-

beda, kesenian yang berbeda-beda pula antar wilayah, namun Rakyat Indonesia

memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Seperti yang terjadi pada kongres

pemuda pada tanggal 28 Oktober 1982, yang mana dari situ muncul kesadaran di

kalangan para pemuda pergerakan tentang bagaimana pentingnya berpikir yang

menghasilkan pemikiran strategi perjuangan dalam upaya pembentukan bangsa

Indonesia. Pemikiran mereka yang terbentuk dari berbagai etnis tersebut hanya akan

terhubung melalui bahasa. Akan tetapi, dikarenakan mereka berlatar belakang wilayah

yang berbeda-beda, maka bahasa yang mereka gunakan pun berbeda-beda. Maka

mereka membutuhkan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.

Page 7: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Bahasa Indonesia sendiri menjadi satu diantara banyak sekali Identitas Nasional, satu

diantara banyak hal yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Sudah

selayaknya kita bangga terhadap bahasa Indonesia. Di luar Indonesia, bahasa Indonesia

menjadi salah satu bahasa yang sulit dipelajari masyarakat asing, jika dibandingkan

dengan bahasa-bahasa lain. Jadi tidak semua orang dapat mempelajari ataupun

memahami bahasa Indonesia. Sedangkan, kita yang dilahirkan sebagai bangsa

Indonesia sudah seharusnya benar-benar paham dan mengerti. Namun, untuk saat ini

bahasa Indonesia yang mengalami pergeseran pada perannya sebagai Identitas

Nasional. Tergeser dengan penggunaan bahasa pergaulan maupun bahasa Asing

populer. Dikhawatirkan jika terjadi terus menerus akan mengurangi pengetahuan

kosakata bahasa Indonesia di masyarakat.

1.3. Solusi Permasalahan

Seperti yang telah dibahas di latar belakang masalah, bahasa berlebihan kini memang

sedang berkembang dan menjamur di Indonesia. Sehingga sekarang ada pula celotehan

yang menyatakan bahasa tersebut telah menjadi budaya baru di Indonesia, oleh karena

di negara lain tidak terdapat bahasa seprti demikian. Di mana bahasa tersebut memiliki

tempat tersendiri di dunia remaja.

Jika memang mereka bisa membedakan dimana bisa menggunakan bahasa berlebihan,

dan di mana harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, mungkin tidak

menjadi masalah. Namun pada kenyataannya, menjamurnya bahasa-bahasa pergaulan

tersebut banyak menggeser bahasa Indonesia sebagai Identitas nasional. Mereka terlalu

menikmati bahasa-bahasa pergaulan yang semakin merebak di Indonesia yang memang

seakan menjadi budaya baru di Indonesia. Bahasa pergaulan yang jauh dari EYD,

sedikit demi sedikit melekat dalam kepribadian remaja sebagai generasi penerus bangsa

dan tidak menutup kemungkinan lama-kelamaan remaja menjadi jarang menggunakan

kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia nya. Karena jarang sekali digunakan dan

berlangsung dari generasi kegenerasi, tidak menutup kemungkinan keturunan-

keturunan mereka nantinya bahkan benar-benar tidak mengetahui kosakata baku dalam

bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mereka akan lebih mengerti dan faham terhadap

bahasa-bahasa pergaulan yang mereka sering dengar dan gunakan dari orang tua

mereka nantinya. Sangat ironi, dari menjamurnya bahasa pergaulan yang menjauhi

EYD, dan sering digunakan, membuat bahasa baku menjadi jarang digunakan. Jika

berlangsung terus menerus dan dari generasi ke generasi tanpa diimbangi dengan

Page 8: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

penggunaan bahasa Indonesia yang baku dalam kehidupannya, maka akan membuat

bahasa Indonesia baku menjadi benar-benar bergeser karena banyak pemuda dan

nantinya anak cucunya yang betul-betul tidak mengerti beberapa kosakata dalam

bahasa Indonesia. Jika diteruskan, maka bukan tidak mungkin kosakata yang hilang

akan semakin banyak dan mengurangi kekayaan kosakata Indonesia. Memang masih

ada kumpulan kosakata di Kamus Besar Bahasa Indonesia, namun jika tidak di

aplikasikan maka tetap akan sulit. Apalagi hanya sedikit diantara masyarakat yang

gemar membaca.

Selain akibat dari bahasa alay yang digunakan sebagai bahasa pergaulan, masih ada

juga bahaya yang dapat ditimbulkan dari penggunaan bahasa Inggris yang juga semakin

merebak belakangan ini. Memang bahasa Inggris adalah bahasa Internasional yang

sangat perlu untuk di pelajari. Namun penggunaan bahasa Inggris yang berlebihan

maka bahaya yang sama akan dapat pula ditimbulkan dari penggunaan bahasa

Internasional ini. Penggunaan bahasa Inggris sekarang ini tidak hanya pada saat

pelajaran bahasa Inggris di sekolah saja. Kini, banyak orang tua yang pandai berbahasa

Inggris mengajarkan anak nya untuk menggunakan bahasa Inggris untuk bahasa

kesehariannya. Jika hal ini tidak disertai dengan pengajaran bahasa Indonesia pada sang

anak, maka bahaya yang ditimbulkan akan semakin besar. Sang anak bahkan sulit

untuk mempelajari bahasa kebangsaannya sendiri, oleh karena mereka hanya dijejali

dengan kosakata bahasa inggris. Selain itu, di Sekolah Bertaraf Internasional bahkan

digunakan bahasa Inggris untuk bahasa pengantarnya.

Solusi atau pencegahan untuk permasalahan yang demikian, dan agar tidak terjadi hal

yang di khawatirkan tadi sebenarnya bisa saja dilakukan. Misalnya:

1. Dengan memperbanyak jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Tidak hanya

memperbanyak jam nya saja, namun juga memaksimalkannnya untuk memperkaya

kosakata bahasa Indonesia dari remaja. Tidak hanya remaja saja, anak-anak pun

akan lebih potensial untuk dijejali kosakata-kosakata tersebut.

2. Memperbanyak porsi bahasa Indonesia daripada bahasa pergaulan, ataupun bahasa

Inggris.

3. Dengan mengadakan seminar-seminar tentang bahasa Indonesia yang baku dan

sesuai EYD.

4. Dan yang paling utama adalah menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia.

Dengan menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia, secara otomatis

masyarakat akan lebih memprioritaskan bahasa Indonesia daripada bahasa lain.

Page 9: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia dapat ditimbulkan dengan menanamkan rasa

bangga terhadapnya. Rasa bangga dapat ditimbulkan dengan mengetahui

keunggulan-keunggulan bahasa Indonesia dibandingkan bahasa lain.

Salah satu keunggulan bahasa Indonesia ini adalah dengan melalui proses dan

sejarah yang mengagumkan. Kita patut bersyukur dan bangga. “pemilihan bahasa

sebagai bahasa negara bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Terlalu banyak hal

yang harus dipertimbangkan. Salah timbang akan mengakibatkan tidak stabilnya

suatu negara. Sebagai contoh konkret, negara tetanggakita Malaysia, Singapura,

Filipina, dan India, masih tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi

di negaranya, walaupun sudah berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan bahasanya

sendiri sebagai bahasa resmi.” Budhi Setiawan (2012: 110)

Page 10: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Latar belakang masalah yang dibahas, adalah tentang bahasa Indonesia yang

dewasa ini mengalami pergeseran pada perannya sebagai Identitas Nasional.

Tergeser dengan penggunaan bahasa pergaulan maupun bahasa Asing populer.

Dikhawatirkan jika terjadi terus menerus akan mengurangi pengetahuan kosakata

bahasa Indonesia di masyarakat.

2. Jika memang mereka bisa membedakan dimana bisa menggunakan bahasa

berlebihan, dan di mana harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, mungkin tidak menjadi masalah. Namun pada kenyataannya,

menjamurnya bahasa-bahasa pergaulan tersebut banyak menggeser bahasa

Indonesia sebagai Identitas nasional. Mereka terlalu menikmati bahasa-bahasa

pergaulan yang semakin merebak di Indonesia yang memang seakan menjadi

budaya baru di Indonesia. Bahasa pergaulan yang jauh dari EYD, sedikit demi

sedikit melekat dalam kepribadian remaja sebagai generasi penerus bangsa dan

tidak menutup kemungkinan lama-kelamaan remaja menjadi jarang

menggunakan kosakata-kosakata dalam bahasa Indonesia nya. Karena jarang

sekali digunakan dan berlangsung dari generasi kegenerasi, tidak menutup

kemungkinan keturunan-keturunan mereka nantinya bahkan benar-benar tidak

mengetahui kosakata baku dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya. Mereka

akan lebih mengerti dan faham terhadap bahasa-bahasa pergaulan yang mereka

sering dengar dan gunakan dari orang tua mereka nantinya.

3. “Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah “manifestasi nilai-nilai

budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa

(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khastadi suatu bangsa

berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.”” (Wibisono Koento dalam Sri

Janti,A. Rahman, tt: 41)

4. Solusi atau pencegahan untuk permasalahan yang demikian, dan agar tidak

terjadi hal yang di khawatirkan tadi sebenarnya bisa saja dilakukan. Misalnya:

Dengan memperbanyak jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Tidak

hanya memperbanyak jam nya saja, namun juga memaksimalkannnya untuk

memperkaya kosakata bahasa Indonesia dari remaja. Tidak hanya remaja

Page 11: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

saja, anak-anak pun akan lebih potensial untuk dijejali kosakata-kosakata

tersebut.

Memperbanyak porsi bahasa Indonesia daripada bahasa pergaulan, ataupun

bahasa Inggris.

Dengan mengadakan seminar-seminar tentang bahasa Indonesia yang baku

dan sesuai EYD.

Dan yang paling utama adalah menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa

Indonesia. Dengan menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa Indonesia,

secara otomatis masyarakat akan lebih memprioritaskan bahasa Indonesia

daripada bahasa lain

Page 12: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

DEMOKRASI NASIONAL BHINEKA TUNGGAL IKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Disusun oleh :

Nama : Ika Wahyu Noor Arifah

NIM : K2512046

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 13: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

KATA PENGANTAR

"Kami terkesan dengan motto Bhineka Tunggal Ika. Bagaimana negara demokrasi dengan

(berbagai) suku dan agama hidup bersama dalam kebebasan memilih agama dan bebas

berpendapat," kata Christian, dalam sambutannya di keterangan pers bersama Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, hari ini.

"Indonesia bisa menjadi teladan dalam demokrasi bagi negara-negara mayoritas Islam seperti

Afrika dan Arab. Mereka bisa melihat pertumbuhan ekonomi dan demokrasi bagaimana

agama Islam dan pertumbuhan ekonomi bisa cocok," imbuh dia.

Perbedaan suku, bahasa, agama, serta budaya, telah terbentuk menjadi satu kesatuan yang

utuh (NKRI), yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Keragaman tersebut berdiri

tegak dalam lingkaran persamaan, di bawah naungan satu bendera: bendera Merah Putih.

Satu lagu kebangsaan: lagu Indonesia Raya. Satu bahasa: Bahasa Indonesia. Satu lambang

negara, yakni seekor Garuda yang memiliki azas Pancasila, dan dipadu dengan seuntai

kalimat bermakna agung “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai mottonya. (Kompasiana, 25/12/12,

http://belanegarari.wordpress.com)

Walaupun banyak sekali keragaman dan perbedaan dalam NKRI, namun semua itu

seharusnya tidak menjadi alasan untuk menjadikan permusuhan. Justru dengan perbedaan

tersebut, suatu negara akan menjadi semakin indah. Karena sesungguhnya perbedaan adalah

menjadi pelekat dalam sebuah interaksi. Contoh paling nyata dalam hal ini, misalkan dalam

sebuah pernikahan. Pasti faktor utamanya adalah perbedaan, yaitu perbedaan gender.

Di dalam makalah ini, penulis akan mengulas tentang makna Demokrasi Nasional Bhineka

Tunggal Ika. Selain itu, penulis akan sedikit menguraikan tentang prinsip-prinsipnya. Dan di

samping itu semua, akan coba di bahas pula mengenai ciri-cirinya.

Penulis

BAB IPEMBAHASAN

Page 14: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

1. Definisi

Jika merujuk pada esensi atau inti dari motto “Bhinneka Tunggal Ika” yang hakekatnya

mengandung nilai-nilai nasionalisme, yaitu persatuan, kesatuan, serta kebersamaan untuk

satu niat dan tujuan (visi dan misi), yang dijalin erat oleh rasa persaudaraan. Sudah tentu,

keragaman yang terikat dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah aset yang paling berharga

bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luhurnya, yakni menata dan

membangun bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa bermartabat yang mampu berdiri

sendiri: adil, makmur, damai, sentosa.

Tapi, bagaimana mungkin, Garuda yang konotasi melambangkan eksistensi serta

perjalanan bangsa Indonesia di era kemerdekaan, bisa mengepakkan sayap dan terbang

mengangkasa, bila Pancasila hanya sebatas ruh yang pasif dalam jasadnya, dan Bhinneka

Tunggal Ika yang menjadi penggerak bagi ruh tersebut tidak dinamis, atau tidak bergerak

efektif sesuai inti dari kandungan maknanya.

Dalam demokrasi Indonesia, yang menginduk pada Pancasila dan berorientasi pada

Undang-Undang Dasar 1945, serta mengacu pada Musyawarah Mufakat, nuansa

kebebasan yang sudah diatur dan dilindungi norma-norma atau etika kebangsaan, telah

melahirkan kembali berbagai perbedaan yang kongkrit sebagai bentuk apresiasi dari

kedemokrasian tersebut, seperti partai-partai politik, organisasi massa, serta lembaga

swadaya masyarakat. Dan maraknya keberadaan kelompok, perkumpulan atau organisasi-

organisasi, baik yang bergerak di bidang politik, sosial kemasyarakatan ataupun yang

lainnya, menunjukan bukti bahwa demokrasi di Indonesia telah mengalami banyak

perubahan dan kemajuan.

Yang menjadi pertanyaan, apakah perbedaan itu masih berpegang teguh pada hakekat

Bhinneka Tunggal Ika, dan menjadi keragaman yang harmonis atau selaras dalam

demokrasi Indonesia? Apakah Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi benang merah atau

rangkuman dari norma-norma atau etika kebangsaan bangsa Indonesia, hanya tinggal

semboyan yang maknanya tidak lagi dipahami sebagai wejangan atau petuah untuk

motivasi bagi kehidupan bangsa Indonesia sekarang dan masa depan?

Sikap-sikap yang jelas bertentangan dengan hakekat Bhinneka Tunggal Ika, hanya akan

membawa demokrasi Indonesia ke jurang kebablasan, dimana kedemokrasiannya bukan

Page 15: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

lagi media atau alat untuk menegakkan nilai-nilai nasionalisme yang menjadi subjek dari

satu niat dan tujuan (visi dan misi) yang utuh. tetapi, menjadi ajang perseteruan dan

menjadi kendaraan untuk memperebutkan kursi kehormatan yang disebut kekuasaan. Dan

Pancasila yang menjadi ruh bangsa Indonesia, yang seharusnya menjadi tolak ukur bagi

pola pikir dan tindakan bangsa Indonesia untuk merealisasikan tujuan bersama dalam

wadah demokrasi, hanya menjadi objek yang mandul dalam kedemokrasiannya.

Dalam hal ini, yang dibutuhkan bangsa Indonesia adalah kesadaran dari setiap

individunya untuk bisa mengevaluasi dan merevisi diri, serta berevolusi untuk sebuah

perubahan besar di dalam diri individunya atau revolusi diri, yang disebut pembinaan

moral atau akhlak. karena moral atau akhlak, merupakan kerangka utama dalam

demokrasi Indonesia atau Demokrasi Pancasila yang disistematikan oleh Bhinneka

Tunggal Ika untuk menerapkan kejujuran dan keadilan dalam kebersamaan, demi menata

dan membangun peradaban bangsa Indonesia dalam demokrasi yang berjiwa amanat:

amanat dari amanat, amanat oleh amanat, amanat untuk amanat, tanpa harus dikotori oleh

kebohongan. Sebab kebohongan adalah bentuk pengkhianatan yang tumbuh dari

kemiskinan moral atau akhlak, yang menjadi titik awal dari kebobrokan atau kehancuran.

2. Prinsip Dan Ciri-Ciri

Demokrasi Indonesia atau Demokrasi Pancasila yang berazas musyawarah mufakat, yang

secara harfiah menyimpan makna dari nilai-nilai nasionalisme dalam Bhinneka Tunggal

Ika, yaitu kebersamaan yang diikat oleh rasa persaudaraan, yang menjadi manifestasi dari

kokohnya persatuan serta kesatuan untuk satu tujuan, dimana setiap keputusan adalah

hasil kesepakatan yang intensif dari kebersamaan, yang disaring secara jujur dan adil, dan

dikembalikan dengan jujur dan adil pula untuk kebersamaan.

Perbedaan kelompok, perbedaan pendapat dan pemikiran, yang disebut keragaman dalam

demokrasi Indonesia, bisa menjadi penyakit mematikan yang merongrong bangsa

Indonesia dalam mewujudkan cita-cita luhurnya, dan akan menjadi bumerang yang

memalukan bagi paham serta kedemokrasiannya, jika perbedaan atau keragaman tersebut

telah saling berbenturan dan tidak lagi memprioritaskan kepentingan serta tujuan bersama

atas nama kebersamaan yang dilandasi oleh rasa persaudaraan, seperti yang terkandung

dalam Bhinneka Tunggal Ika.

Page 16: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Sejarah panjang penderitaan bangsa Indonesia pun akan terus berlarut, dan Indonesia

hanya akan menjadi bangsa yang didominasi konflik internal di atas kemerdekaanya, jika

ruang demokrasi yang begitu luas memberi kebebasan untuk berekspresi dan beraspirasi,

telah menumbuhkan sikap egois, individualis, apatis, serta sikap mementingkan kelompok

atau golongan. Sikap-sikap tersebut adalah pembunuh kebenaran makna demokrasi, yang

tegas menyatakan bahwa kekuasaan sepenuhnya berada di tangan rakyat, dan rakyatlah

yang memegang kendali dalam sistem pemerintahan, yang kedudukannya berbentuk

amanat.

Pemahaman nilai-nilai Bhinneka-Tunggal Ika dalam masyarakat Indonesia dapat wujud

secara integral dengan kerjasama seluruh komponen bangsa, baik oleh pemerintah selaku

penyelenggara negara maupun setiap insan pribadi warga. Peningkatan sosialisasi

aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus dilakukan melalui

tindakan nyata dalam kehidupan keseharian seluruh kompenen warga dalam rangka

memperkuat integrasi nasional, karena Indonesia dengan keberagaman budaya, suku/etnik,

bahasa, agama, kondisi geografis, dan strata sosial yang berbeda. Indonesia dengan

gambaran masyarakat majemuk yang terdiri dari suku-suku bangsa yang berada di bawah

kekuasaan sebuah sistem nasional, termasuk di dalamnya pemerintah yang menjalankan

proses pembangunan masyarakat harus bersinergis untuk bersama-sama dengan rakyat

tanpa membedakan keberagaman budaya, bahasa, agama, suku/etnik, dan bahkan strata

sosial, mewujudkan cita-cita bangsa sesuai dengan komitmen bersama, berlandaskan nilai-

nilai yang terkandung dalam ke-Bhinneka Tungal Ika-an yang termaktub dalam Pancasila. 

Ciri kemajemukan masyarakat Indonesia yang terintegrasi secara nasional adalah sangat

penting sebagai kekayaan dan merupakan potensi yang dapat dikembangkan sehingga

dapat dimanfaatkan dalam sistem komunikasi sebagai acuan utama bagi menunjukkan  jati

diri bangsa Indonesia sebagai nasionalisme

Peningkatan pemahaman terhadap kemajemukan sosial budaya sebagai pencitraan dari

budaya bangsa Indonesia yang semakin dewasa merupakan upaya membangun citra diri

didasarkan aktualisasi pemahaman nilai-nilai ke-Bhinneka-an yang dimiliki, dapat menjadi

investasi yang diandalkan pada pelaksanaan pembangunan nasional sebagai salah satu

pilar demokrasi. Untuk itu diharapkan tindakan nyata oleh pemerintah agar memaknai 

pentingnya kondisi kemajemukan yang terintegrasi secara nasional melalui wawasan

kebangsaan di era globalisasi saat ini untuk menjaga kedaulatan NKRI. Untuk

merealisasikan harapan ini, masyarakat dan segenap komponen bangsa harus lebih dewasa

Page 17: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

dalam mengaktualisasikan pemahaman nila-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam

mewujudkan integrasi nasional di negara yang dikenal dengan kemajemukannya

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 demi pencapaian tujuan nasional.

Page 19: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

TUGAS MEKANIKA FLUIDA

KARAKTERISTIK FLUIDA

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah mekanika fluida semester III.

Disusun oleh :

Nama : Ika Wahyu Noor Arifah

NIM : K2512046

Page 20: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa. Atas berkah

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan

makalah ini, banyak hambatan yang di hadapi penulis. Namun karena bantuan dari berbagai

pihak, akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi tugas dari mata kuliah mekanika fluida Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Semester III tahun 2013.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan

masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat

penulis harapkan. Akhirnya, semoga bermanfaat bagi para pemerhati dan pembaca yang

budiman.

Penulis

Page 21: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

BAB I

FLUIDA SECARA UMUM

A. PENGERTIAN FLUIDA

Fluida adalah

1. Suatu   zat yang   bisa  mengalami   perubahan-perubahan   bentuknya   secara   continue/terus-

menerus   bila   terkena   tekanan/gaya   geser   walaupun   relatif   kecil   atatu   bisa   juga 

dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena 

zat-zat ini dapat mengalir.  Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak 

dapat   dikategorikan   sebagai   fluida   karena   zat-zat   tersebut   tidak   bisa   mengalir   secara 

continue).

2. gugusan   yang   tersusun   atas   molekul2   dengan   jarak   pisah   yang   cukup   besar untuk

gasdan jarak pisah yang cukup kecil  untuk zat cair.  Molekul2 tersebut tidak dapat terikat 

pada suatu sisi, melainkan zat-zat tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang 

lainnya.

3. Salah   zat-zat   yang   bisa  mengalir   yang  mempunyai   partikel   kecil   sampi   kasat  mata  dan 

mereka dengan mudah untuk bergerak serta berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa.

Ketahanan fluida   terhadap perubahan bentuk  sangat  kecil   sehingga fluida  dapat  dengan 

mudah mengikuti bentuk ruang.

4. Benda yang dapat mengalami perubahan bentuk secara terus menerus karena gaya gesek 

yang bekerja terhadapnya. 

Jadi, Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat dimampatkan) jika diberi 

tekanan. Jadi, yang termasuk ke dalam fluida adalah zat cair dan gas. Perbedaan antara zat cair dan 

gas terletak pada kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan 

zat cair tidak dapat dimampatkan. Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau 

hidrostatika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan 

fluida dinamis atau hidrodinamika,  yaitu ilmu yang mempelajari  tentang zat alir  atau fluida yang 

bergerak.   Hidrodinamika   yang   khusus   membahas   mengenai   aliran   gas   dan   udara   disebut 

aerodinamika.

Page 22: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Fluida di bagi menjadi2 bagian di antaranya adalah

1. Fluidan statis (fluida yang diam)

Fluida  Statis  adalah  fluida  yang  berada  dalam  fase  tidak  bergerak   (diam)  atau  fluida  dalam 

keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa 

dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga 

tidak memiliki gaya geser. 

Contoh   fenomena  fluida   statis  dapat   dibagi  menjadi   statis   sederhana  dan  tidak   sederhana. 

Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh gaya 

apapun,   seperti  gaya  angin,  panas,  dan   lain-lain  yang  mengakibatkan  air   tersebut  bergerak. 

Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam 

pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.

Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak 

mengalir.  Gaya  dari   sebelah  kiri  diimbangi  dengan  gaya  dari   sebelah  kanan,  gaya  dari   atas 

ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. 

Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan itu tidak mengalir 

(dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke 

bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut. 

2. Fluida dinamis (fluida yang bergerak)

Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam 

mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), 

tak   termampatkan   (tidak   mengalami   perubahan   volume),   tidak   kental,   tidak   turbulen   (tidak 

mengalami putaran-putaran).

Besaran-besaran dalam fluida dinamis

Debit aliran (Q)

Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

Dimana :

Q   =    debit aliran (m3/s)

A   =    luas penampang (m2)

V   =    laju aliran fluida (m/s)

Page 23: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran:

Dimana :

Q   =    debit aliran (m3/s)

V   =    volume (m3)

t     =    selang waktu (s)

Persamaan Kontinuitas

Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau 

jika ditinjau 2 tempat, maka:

Debit aliran 1 = Debit aliran 2, atau :

Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh 

aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, 

dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu 

garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :

Dimana :

p   = tekanan air (Pa)

v    = kecepatan air (m/s)

g   = percepatan gravitasi

h    = ketinggian air

Page 24: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Ilustrasi fluida mengalis

B. JENIS JENIS FLUIDA

Fluida pada dasarnya terbagi atas dua kelompok besar berdasarkan sifatnya, yaitu fluida cairan 

dan fluida gas. Fluida diklasifikasikan atas 2, yaitu:

1. Fluida  Newton  :  Dalam fluida Newton  terdapat  hubungan   linier  antara  besarnya 

tegangan geser diharapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan.

2. Fluida   non  Newton   :   Disini   terdapat   hubungan   yang   tak   linier   antara   besarnya 

tegangan geser yang diterapkan dengan laju perubahan bentuk sudut.

Namun, dapat pula kita klasifikasikan berdasarkan hal berikut;

1. Berdasarkan kemampuan menahan tekanan    :

- Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang tidak dapat dikompressi atau 

volumenya tidak dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) konstan.

- Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat dikompressi atau volumenya 

dapat ditekan menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya) tidak konstan.

2. Berdasarkan struktur molekulnya    :

- Cairan : Fluida yang cenderung mempertahankan volumenya karena terdiri  atas molekul-

molekul   tetap   rapat  dengan  gaya  kohesif   yang   relatif  kuat  dan  fluida  cairan  praktis   tak 

compressible.

- Gas : Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar molekul-molekul besar dan 

gaya kohesifnya kecil sehingga gas akan memuai bebas sampai tertahan oleh dinding yang 

mengukungnya.   Pada   fluida   gas,   gerakan  momentum   antara  molekulnya   sangat   tinggi, 

sehingga sering terjadi tumbukan antar molekul.

3. Berdasarkan tegangan geser yang dikenakan    :

- Fluida Newton adalah fluida yang memiliki hubungan linear antara besarnya tegangan geser 

yang diberikan dengan laju perubahan bentuk yang diakibatkan.

- Fluida  non  Newton  adalah  fluida   yang  memiliki   hubungan  tidak   linear   antara   besarnya 

tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut.

4. Berdasarkan sifat alirannya    :

- Fluida bersifat Turbulen, dimana alirannya mengalami pergolakan (berputar-putar).

- Fluida bersifat Laminar (stream line), dimana alirannya memiliki lintasan lapisan batas yang 

panjang, sehingga dikatakan juga aliran berlapis-lapis.

Page 25: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

BAB II

KARAKTERISTIK FLUIDA

Secara umum, karakteristik fluida sebagai berikut :

1. Aliran   fluida   dapat   merupakan   aliran   tunak   (steady)   atau   tak   tunak   (non-steady).   Bila kecepatan fluida v di setiap titik yang diberikan adalah konstan di dalam waktu, maka gerak fluida tersebut dikatakan aliran tunak.

2.  Aliran fluida dapat merupakan aliran berolak (rotational) atau aliran tak berolak (irrotational). Jika   elemen   fluida   di   setiap  titik  tidak  mempunyai   kecepatan   sudut   netto   terhadap  titik tersebut, maka aliran fluida tersebut adalah aliran tak berolak.

3. Aliran fluida dapat termampatkan (compressible)  atau tak termampatkan (incompressible). Cairan-cairan biasanya dapat ditinjau sebagai yang mengalir secara tak termampatkan.

4. Aliran fluida dapat merupakan aliran kental (viscous) atau tak kental (nonviscous). Viskositas gerak fluida adalah analogi dari gesekan di dalam gerak benda padat.

Fluida Newtonian :

Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah suatu fluida yang memiliki 

kurva tegangan/regangan yang linier.

Contoh umum dari fluida yang memiliki karakteristik ini adalah air. Keunikan dari fluida newtonian 

adalah   fluida   ini   akan   terus  mengalir   sekalipun   terdapat gaya yang   bekerja   pada  fluida.  Hal   ini 

disebabkan karena viskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang 

bekerja   pada   fluida.   Viskositas   dari   suatu   fluida   newtonian   hanya   bergantung 

pada temperatur dan tekanan. Viskositas sendiri merupakan suatu konstanta yang menghubungkan 

besar tegangan geser dan gradien kecepatan pada persamaan

dengan

 adalah tegangan geser fluida [Pa]

 adalah viskositas fluida – suatu konstanta penghubung [Pa•s]

 adalah gradien kecepatan yang arahnya tegak lurus dengan arah geser [s−1]

Perbedaan karakteristik akan dijumpai pada fluida non-newtonian. Pada fluida jenis 

ini,   viskositas  fluida   akan  berubah  bila   terdapat   gaya   yang  bekerja  pada  fluida 

(seperti pengadukan).

Page 26: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Fluida Non-Newtonian :

Fluida   non-Newtonian   adalah   suatu   fluida   yang   akan   mengalami   perubahan   viskositas   ketika 

terdapat gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Hal ini menyebabkan fluida non-Newtonian tidak 

memiliki   viskositasyang   konstan.   Berkebalikan   dengan   fluida   non-Newtonian,   pada   fluida   non-

Newtonian viskositas bernilai konstan sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida.Fluida yang 

tegangan gesernya tidak berhubungan secara linear terhadap regangan disebut sebagai fluida non-

newtonian. Campuran antara bubuk jagung, ketika ditempatkan pada tempat yang rata, mengalir 

mejadi  menipis.  Namun ketika  campuran  diganggu  dengan  acak,   terlihat   seperti  kerusakan  dan 

bersifat seperti zat padat.

Campuran   merupakan   tegangan   geser non  newtonian menipiskan fluida dan   menjadikan   lebih 

kental pada saat tegangan geser meningkat melalui aksi sendok yang acak.   

Sebaliknya, bila fluida non-Newtonian diaduk, akan tersisa suatu “lubang”. Lubang ini  akan terisi 

seiring dengan berjalannya waktu. Sifat  seperti ini  dapat teramati pada material-material  seperti 

puding. Peristiwa lain yang terjadi saat fluida non-Newtonian diaduk adalah penurunan viskositas 

yang menyebabkan fluida tampak “lebih tipis” (dapat dilihat pada cat). Ada banyak tipe fluida non-

Newtonian   yang   kesemuanya   memiliki   properti   tertentu   yang   beberikut   contoh   cairan   non-

newtonian,

Suatu  cairan  non-newtonian  disebut  bersifat  dilatant,   apabila  hambatan  akan  membesar   ketika 

Tegangan-Geser yang bekerja padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah makin kental 

jika teraduk. dilatant, bukan-newtonian : campuran pigmen, zat pewarna, tinta, pengental seperti 

kanji/tapioka,   silicone,   pasta-PVC,   drilling   fluid,   mud,   dll.   Suatu   cairan   non-newtonian   disebut 

bersifat   pseudoplastic,   apabila   hambatan   akan   berkurang   ketika   Tegangan-Geser   yang   bekerja 

padanya makin besar, atau cairan menjadi seolah-olah makin encer jika teraduk.

Selain itu terdapat perilaku "aneh" lain dari fluida non newtonian,

1. Sifat plastic, misal permen karet 

2. Ideal bingham, misal odol dan emulsi

3. Thixotrop, misal pasir apung, daging giling, pasta ikan

4. Rheopex, misal epoxyrubah pada keadaan tertentu.

Page 27: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Karakteristik Fluida

Massa Jenis

Massa jenis adalah   pengukuran massa setiap   satuan volume benda.   Semakin   tinggi   massa   jenis 

suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda 

merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis 

lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama 

yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).

Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)

Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu 

zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

dengan

ρ adalah massa jenis,

m adalah massa,

V adalah volume.

Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]' adalah: gram per sentimeter kubik (g/cm3).

1 g/cm3=1000 kg/m3

Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3

Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai  untuk menghitung,  maka massa 

jenis  air  dipakai  perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa  jenis,  atau yang dinamakan 

'Massa Jenis Relatif'

Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama

Berat Jenis

Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. 

Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau 

dimensi.

Page 28: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Berat jenis mempunyai rumusn m.g/v atau w/v dengan satuan n/m^3 dengan m = massa, g = 

gravitasi, v = volume dan w = weight (berat).

Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan 

zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang 

(m),  maka   tegangan-permukaan,   S  dapat  ditulis   sebagai   S   =   F/L.   Tegangan  permukaan   zat   cair 

diakibatkan karena gaya yang bekerja pada zat cair tersebut. Dalam keadaan diam, permukaan zat 

cair akan membuat gaya tarik ke segala arah, kecuali ke atas. Hal itulah yang menyebabkan adanya 

tegangan permukaan.

Untuk menurunkan tegangan permukaan, dapat digunakan sejenis surfaktan.

BAB III

KESIMPULAN

Fluida uatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-

menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu 

zat yang mengalir, kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat 

mengalir.  Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan 

sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue).

Fluida dapat dikarakterisasikan menjadi

1. Fluida Newtonian

Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya 

yang bekerja pada fluida. Contohnya air.

2. Fluida non-Newtonian

Page 29: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,

Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat dilatant, apabila hambatan akan membesar ketika 

Tegangan-Geser  yang  bekerja  padanya  makin  besar,   atau  cairan  menjadi   seolah-olah  makin 

kental jika teraduk. dilatant, bukan-newtonian : campuran pigmen, zat pewarna, tinta, pengental 

seperti   kanji/tapioka,   silicone,   pasta-PVC,   drilling   fluid,   mud,   dll.

Suatu cairan non-newtonian disebut bersifat pseudoplastic, apabila hambatan akan berkurang 

ketika  Tegangan-Geser  yang  bekerja  padanya  makin  besar,   atau  cairan  menjadi   seolah-olah 

makin encer jika teraduk.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis

http://id.wikipedia.org/wiki/Berat_jenis

http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_permukaan

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/karakteristik-umum-dari-aliran-fluida.html

http://yoekibo-mesin.blogspot.com/2011/01/jenis-jenis-fluida.html

http://dnurfina.blogspot.com/2012/01/karakteristik-fluida.html

http://irma-teknikkimia.blogspot.com/2013/02/pengertian-atau-definisi-fluida-serta.html

http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/pengertian-fluida-statis-dan-dinamis-massa-jenis-tekanan-hidrostatis-total-aplikasi-tegangan-permukaan-contoh-soal-kunci-jawaban.html#ixzz2fukaR0Pn

http://fisikadedek.blogspot.com/2013/05/fluida-statik-dan-dinamis.html

Page 30: Identitas Nasioinal, bhineka tunggal ika, karakteristik fluida,