Identitas Jurnal Edit

download Identitas Jurnal Edit

of 4

description

jurnal K3

Transcript of Identitas Jurnal Edit

A. Identitas Jurnal1. Nama penulis

Jurnal ini merupakan kajian dari Tinuk Istiarti yang merupakan bagian dari PKIP FKM Undip dan Program Magister Promosi Kesehatan PPs Undip, selanjutnya dari bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM Undip yaitu Ari Suwondo dan penyusun ketiga adalah Sri Anureksi dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.

2. Judul

Perbedaan Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Dua Kelompok Tenaga Kerja Wanita Pemecah Batu di Kota Semarang.

3. Penerbit

Jurnal telah diterbitkan oleh Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia.4. Volume, edisi, tahun

Vol.1/No.1/ Januari 2006.

B. Isi Jurnal

1. Latar Belakang

Tinuk dkk sependapat dengan pernyataan Ogden yang menyatakan bahwa keselamatan dan kesehatan di tempat kerja serta lingkungan kerja yang sehat merupakan asset yang sangat tinggi nilainya bagi individu, masyarakat, dan negara. Jadi keselamatan dan kesehatan kerja memberikan kontribusi pada seluruh peningkatan kualitas hidup individu dan masyarakat, bahkan negara. Hal ini menjadi salah satu yang melatarbelakangi dalam penyusunan jurnal ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan praktek keselamatan dan kesehatan kerja antar 2 (dua) kelompok yang dibina dan yang tidak dibina program keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

2. Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah survei yang bersifat analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional agar pelaksanaan K3 dapat lebih digali dari responden. Pengambilan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif, serta data yang dipakai yaitu dari hasil wawancara langsung responden.

3. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan tujuan yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penyusun mengambil dari beberapa sudut pandang dalam bagian hasil penelitian dan pembahasan, diantaranya pengetahuan, sikap dan praktek. Jumlah tingkat pengetahuan responden pada kelompok tidak dibina berturut-turut dari kurang, sedang hingga tinggi yaitu sebanyak 17 orang, kemudian 12 orang dan 1 orang. Sedangkan pada kelompok yang dibina jumlah responden yang memiliki pengetahuan kurang sejumlah 6 orang, yang memiliki pengetahuan sedang sejumlah 8 orang dan yang memiliki pengetahuan baik sejumlah 16 orang. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa sebagian besar responden yang tidak mendapat pembinaan menyatakan tidak mengetahui apa yang disebut dengan keselamatan dan kesehatan kerja, berbeda dengan responden yang pernah mendapat pembinaan, mereka mengetahui dengan benar walaupun masih ada yang salah dalam mempersepsikannya. Sedangkan pengetahuan lain seperti tentang alat pelindung diri (APD) yang harus digunakan oleh tenaga kerja pemecah batu juga berbeda antara kelompok tidak dibina dan yang dibina. Kelompok yang tidak dibina hanya mengetahui 2 sampai 3 macam APD, sementara kelompok dibina mampu menyebutkan lebih dari 3 macam.

Sedangkan untuk sikap, penyusun memperoleh hasil dari kelompok yang tidak dibina dimulai dari kurang, sedang hingga tinggi berturut-turut yaitu 23, 7, dan terakhir 0 atau dapat dikatakan yang memiliki sikap baik tidak ada sama sekali. Sementara untuk kelompok yang dibina jumlah responden yang memiliki sikap kurang sejumlah 3 orang yang memiliki sikap sedang sejumlah 20 orang dan yang memiliki sikap baik sejumlah 7 orang. Selain berdasarkan tingkatan, penyusun juga melakukan wawancara mendalam mengenai sikap responden terhadap pembinaan yang diharapkan. Bagi responden yang belum mendapat pembinaan, mereka tidak tahu peembinaan apa yang diharapkan, menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kesadaran tentang pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Sementara responden yang yang telah mendapatkan pembinaan menyatakan pengharapannya akan pembinaan tentang bagaimana melindungi diri dari bahaya sehubungan dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan.

Praktek menjadi bagian terakhir yang disoroti oleh penyusun jurnal ini, dan hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan pengetahuan maupun sikap. Tingkat praktek kurang, sedang, dan tinggi untuk kelompok yang tidak dibina yaitu 24, 6, dan 0 responden. Berikutnya tingkat praktek untuk kelompok dibina, kurang sebanyak 4, sedang 20 dan tinggi 6 responden. Penyusun juga melakukan wawancara mendalam dengan hasil bahwa selama ini pembinaan yang diberikan oleh petugas kesehatan hanya berupa penyuluhan tentang faktor resiko bekerja, APD, nilai gizi dalam makanan sehari-hari, dan ergonomi. Padahal untuk APD sendiri biasanya mereka menunggu disediakan oleh puskesmas melalui pembagian dari Dinas Kesehatan Kota, sehingga para pekerja tidak berusaha untuk mengadakannya sendiri.

4. Kesimpulan

Pengulas menyimpulkan bahwa secara keseluruhan ada perbedaan pengetahuan, sikap dan praktek antara kelompok tidak dibina dengan kelompok yang dibina, dapat dilihat dari setiap perbedaan jumlah responden dengan pengetahuan, sikap maupun praktek yang kurang pada kelompok tidak dibina lebih banyak jika dibanding dengan jumlah responden dengan pengetahuan, sikap maupun praktek kurang pada kelompok dibina sebaliknya jumlah responden dengan pengetahuan, sikap maupun praktek baik pada kelompok dibina lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden dengan pengetahuan, sikap dan praktek baik pada kelompok tidak bina.

5. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan dari jurnal ini adalah penulis mampu memberikan informasi yang detail mengenai kuantitatif maupun kualitatif dari hasil penelitiannya, selain itu penulis juga mampu menyusun isi jurnal dengan baik dan ringkas sehingga pembaca lebih mudah memahami isi jurnal tersebut, dilengkapi dengan kesimpulan di akhir bagian yang merupakan jawaban dari tujuan penelitian. Di sisi lain peneliti tidak memberikan rekomendasi kepada instansi terkait yang berhubungan dengan penelitiannya, hal ini yang menjadi kekurangan dari jurnal.