IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

10
ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE) axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 7, No.2, Agustus 2019, Hal. 147-156 147 IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA) Pradana Adi Laksana 1 , Miftahul Huda 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS. 2 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Jl. Dukuh Kupang XX No. 54, Kota Surabaya, 60225, Jawa Timur,Indonesia Email: 1 [email protected] , 2 [email protected] Abstrak. Tuntutan pembangunan disegala bidang semakin dirasakan, terutama di negara yang sedang berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Banyak kemajuan yang harus dikejar, ketinggalan ini diusahakan harus dikejar dengan pembangunan di segala bidang. Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik proyek, pembangunan gedung, jembatan, jalan tol, industri besar atau kecil, jaringan telekomunikasi, dan lain-lain. Pada penelitian ini saya akan meniliti manajemen proyek yang berlangsung di Proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya. Proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya adalah salah satu proyek gereja terbesar di kota Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui subjek grup bidang apa yang paling berpengaruh berdasarkan ISO 21500 pada Proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya. Responden sebanyak 61 orang. Pada penelitian ini menggunakan metode analisa faktor. Berdasarkan penelitian tersebut didapat hasil bahwa manajemen komunikasi proyek adalah subjek grup yang paling penting dalam Proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya. Kata kunci : Manajemen Proyek, ISO 21500, Pembangunan Gereja, Subjek Grup 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, perkembangan dunia konstruksi semakin pesat, baik dalam segi teknologi, kapasitas proyek, maupun dana yang diperlukan dan diserap untuk proyek-proyek tersebut. Perkembangan jasa konstruksi di Indonesia ditandai dengan banyaknya proyek berskala besar yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta. Fakta ini merupakan peluang dan tantangan bagi masyarakat dunia usaha, khususnya usaha jasa konstruksi. Maka demi kelancaran jalannya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang akan mengelola proyek dari awal hingga proyek berakhir, yakni manajemen proyek. Bidang manajemen proyek tumbuh dan berkembang karena adanya kebutuhan dalam dunia industri modern untuk mengkoordinasi dan mengendalikan berbagai kegiatan yang kian kompleks. Manajemen proyek mempunyai sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen dibatasi oleh jadwal yang telah ditentukan. Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap pimpinan yang terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, serta menyusun bentuk tindakan yang diperlukan. Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data, informasi, kemampuan, dan pengalaman. 1.2. Identifikasi Masalah 1) Banyak sekali faktor - faktor yang menjadi penentu dalam penerapan subject groups berdasarkan ISO 21500 pada proyek. 2) Banyak variabel dan indakator penerapan subject groups berdasarkan ISO 21500 pada proyek yang belum teridentifikasi, sehingga menjadi penghambat suatu proyek 1.3. Perumusan Masalah 1) Sejauh mana tingkat kepentingan manajemen proyek konstruksi pada pelaksanaan proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya? 2) Subject Groups apa saja yang menjadi prioritas bagi kontraktor yang sedang bertugas di proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya? 1.4. Tujuan 1) Menganalisis tingkat kepentingan manajemen proyek konstruksi pada pelaksanaan proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya 2) Menganalisis bidang dalam manajemen proyek konstruksi yang paling berpengaruh

Transcript of IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

Page 1: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 7, No.2, Agustus 2019, Hal. 147-156

147

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK

KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI

KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA)

Pradana Adi Laksana1, Miftahul Huda2

1Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS. 2Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Jl. Dukuh Kupang XX No. 54, Kota Surabaya, 60225, Jawa Timur,Indonesia

Email: [email protected] , [email protected]

Abstrak. Tuntutan pembangunan disegala bidang semakin dirasakan, terutama di negara yang sedang

berkembang, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatnya. Banyak kemajuan yang

harus dikejar, ketinggalan ini diusahakan harus dikejar dengan pembangunan di segala bidang.

Pembangunan tersebut berupa pembangunan fisik proyek, pembangunan gedung, jembatan, jalan tol,

industri besar atau kecil, jaringan telekomunikasi, dan lain-lain. Pada penelitian ini saya akan meniliti

manajemen proyek yang berlangsung di Proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya. Proyek Gereja

Mawar Sharon Kota Surabaya adalah salah satu proyek gereja terbesar di kota Surabaya. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui subjek grup bidang apa yang paling berpengaruh berdasarkan ISO

21500 pada Proyek Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya. Responden sebanyak 61 orang. Pada penelitian

ini menggunakan metode analisa faktor. Berdasarkan penelitian tersebut didapat hasil bahwa manajemen

komunikasi proyek adalah subjek grup yang paling penting dalam Proyek Gereja Mawar Sharon Kota

Surabaya.

Kata kunci : Manajemen Proyek, ISO 21500, Pembangunan Gereja, Subjek Grup

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi, perkembangan dunia

konstruksi semakin pesat, baik dalam segi

teknologi, kapasitas proyek, maupun dana yang

diperlukan dan diserap untuk proyek-proyek

tersebut. Perkembangan jasa konstruksi di

Indonesia ditandai dengan banyaknya proyek

berskala besar yang dibangun oleh pemerintah

maupun swasta. Fakta ini merupakan peluang

dan tantangan bagi masyarakat dunia usaha,

khususnya usaha jasa konstruksi.

Maka demi kelancaran jalannya sebuah proyek

dibutuhkan manajemen yang akan mengelola

proyek dari awal hingga proyek berakhir, yakni

manajemen proyek. Bidang manajemen proyek

tumbuh dan berkembang karena adanya

kebutuhan dalam dunia industri modern untuk

mengkoordinasi dan mengendalikan berbagai

kegiatan yang kian kompleks. Manajemen

proyek mempunyai sifat istimewa, dimana

waktu kerja manajemen dibatasi oleh jadwal

yang telah ditentukan. Perubahan kondisi yang

begitu cepat menuntut setiap pimpinan yang

terlibat dalam proyek untuk dapat

mengantisipasi keadaan, serta menyusun bentuk

tindakan yang diperlukan. Hal ini dapat

dilakukan bila ada konsep perencanaan yang

matang dan didasarkan pada data, informasi,

kemampuan, dan pengalaman.

1.2. Identifikasi Masalah

1) Banyak sekali faktor - faktor yang menjadi

penentu dalam penerapan subject groups

berdasarkan ISO 21500 pada proyek.

2) Banyak variabel dan indakator penerapan

subject groups berdasarkan ISO 21500 pada

proyek yang belum teridentifikasi, sehingga

menjadi penghambat suatu proyek

1.3. Perumusan Masalah

1) Sejauh mana tingkat kepentingan

manajemen proyek konstruksi pada

pelaksanaan proyek Gereja Mawar Sharon

Kota Surabaya?

2) Subject Groups apa saja yang menjadi

prioritas bagi kontraktor yang sedang

bertugas di proyek Gereja Mawar Sharon

Kota Surabaya?

1.4. Tujuan

1) Menganalisis tingkat kepentingan

manajemen proyek konstruksi pada

pelaksanaan proyek Gereja Mawar Sharon

Kota Surabaya

2) Menganalisis bidang dalam manajemen

proyek konstruksi yang paling berpengaruh

Page 2: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK

KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI

KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA) (Pradana Adi Laksana, Miftahul Huda)

148

pada pelaksanaan proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya

1.5. Batasan Masalah

1) Pihak yang menjadi objek penelitian adalah

seluruh staf kontraktor utama yang berada di

lapangan beserta project manager yang

sedang menjalankan pekerjaan proyek

Gereja Mawar Sharoon di Kota Surabaya.

2) Masalah yang dianalisis adalah masalah

yang terkait dengan Subject Groups

berdasarkan ISO 21500 pada proyek Gereja

Mawar Sharoon di Kota Surabaya.

1.6. Manfaat

1) Bagi Pengguna Jasa (Owner)

Penelitian ini diharapkan dapat

mempermudah analisis pengaruh manajemen

proyek terhadap suatu proyek.

2) Bagi Konsultan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu

konsultan dalam memberikan respon dari

suatu masalah ketika terjadi suatu

penyimpangan manajemen proyek.

3) Bagi Kontraktor

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

acuan mengenai manajemen proyek bagi

pelaksana (kontraktor) yang akan

mengerjakan suatu proyek.

4) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

rujukan bagi penelitian yang sejenis

dikemudian hari.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah

dengan melakukan survey lapangan pada

proyek Gereja Mawar Sharon di Jalan Cempaka

no. 16-24 Kota Surabaya dengan lingkup

penelitian yang meliputi semua aktifitas

mengenai manajemen proyek yang akan

dibandingkan dengan ISO 21500. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan studi kasus.

2.2. Populasi, Sample dan Responden

Jumlah populasi pada penelitian ini adalah

sebanyak 183 orang, sedangkan jumlah Sample

pada penelitian ini adalah sebanyak 61 orang

dan jumlah responden sebanyak 26 orang.

Responden tersebut dijabarkan pada Tabel 1 di

bawah ini:

Tabel 1. Jumlah Responden Penelitian

Jabatan Jumlah

Responden

Project Manager 1

Site Manager 2

Chief Engineer 2

Engineer 5

Quality Control 2

Quantity Surveyor 3

Surveyor 5

HSE Officer 1

Safety Officer 2

Cost Control Project 2

Scheduler Project 1

TOTAL 26

2.3. Prosedur Penelitian

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

2.4. Variabel dan Indikator

2.4.1. Variabel

Data Subject Groups yang diperoleh dari buku

yang berjudul “ISO 21500 Guidance On Project

Management ~ A Pocket Guide” yang ditulis

Page 3: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 7, No.2, Agustus 2019, Hal. 147-156

149

oleh Anton Zandhuis dan Rommert Stellingwerf

yang diterbitkan pada tahun 2013. Berdasarkan

data dari buku tersebut diperloeh total ada 10

Subject Group yang akan menjadi variabel pada

penelitian ini.

Berikut adalah Subject Group berdasarkan ISO

215500 atau yang dalam penelitian ini menjadi

variabel penelitian, sebagai berikut:

1) Manajemen Integrasi Proyek (X.1)

2) Manajemen Stakeholder Proyek (X.2)

3) Manajemen Ruang Lingkup Proyek (X.3)

4) Manajemen Sumber Daya Proyek (X.4)

5) Manajemen Waktu Proyek (X.5)

6) Manajemen Biaya Proyek (X.6)

7) Manajemen Resiko Proyek (X.7)

8) Manajemen Kualitas Proyek (X.8)

9) Manajemen Pengadaan Proyek (X.9)

10) Manajemen Komunikasi Proyek (X.10)

2.4.2. Indikator

Dipenelitian ini dipakai 46 indikator yang

dijabarkan sebagai berikut:

1) Manajemen Integrasi Proyek (X.1)

(1) Membuat Project Chart (X.1.1)

(2) Membuat Rencana Manajemen Proyek

(X.1.2)

(3) Mengarahkan dan Mengelola

Pelaksanaan Pekerjaan Proyek (X.1.3)

(4) Memantau dan Mengendalikan

Pelaksanaan Pekerjaan Proyek (X.1.4)

(5) Melaksanakan Pengontrolan Perubahan

yang Terintegrasi (X.1.5)

(6) Penutupan Proyek (X.1.6)

2) Manajemen Stakeholder Proyek (X.2)

(1) Identifikasi stakeholder (X.2.1)

(2) Merencanakan manajemen stakeholder

(X.2.2)

(3) Mengatur perjanjian stakeholder

(X.2.3)

(4) Mengontrol kesepakatan stakeholder

(X.2.4)

3) Manajemen Ruang Lingkup Proyek (X.3)

(1) Merencanakan manajemen ruang

lingkup proyek (X.3.1)

(2) Mengumpulkan persyaratan

manajemen ruang lingkup proyek

(X.3.2)

(3) Mendeskripsikan ruang lingkup proyek

(X.3.3)

(4) Membuat WBS (Work Breakdown

Structure) (X.3.4)

(5) Memvalidasi ruang lingkup proyek

(X.3.5)

(6) Mengontrol ruang lingkup proyek

(X.3.6)

4) Manajemen Sumber Daya Proyek (X.4)

(1) Perencanaan organisasi (X.4.1)

(2) Akuisisi tim proyek (X.4.2)

(3) Mengembangkan tim proyek (X.4.3)

5) Manajemen Waktu Proyek (X.5)

(1) Mendefinisikan aktivitas (X.5.1)

(2) Pengurutan aktivitas (X.5.2)

(3) Estimasi durasi aktivitas (X.5.3)

(4) Penyusunan jadwal (X.5.4)

(5) Kontrol perubahan terhadap jadwal

proyek (X.5.5)

6) Manajemen Biaya Proyek (X.6)

(1) Mengestimasi biaya (X.6.1)

(2) Menentukan anggaran (X.6.2)

(3) Mengontrol biaya (X.6.3)

7) Manajemen Resiko Proyek (X.7)

(1) Merencanakan manajemen resiko

(X.7.1)

(2) Mengidentifikasi resiko (X.7.2)

(3) Analisa resiko kualitatif (X.7.3)

(4) Analisa resiko kuantitatif (X.7.4)

(5) Merencanakan respon resiko (X.7.5)

(6) Monitoring dan kontrol risiko (X.7.6)

8) Manajemen Kualitas Proyek (X.8)

(1) Merencanakan kualitas (X.8.1)

(2) Melaksanakan jaminan kualitas (X.8.2)

(3) Melaksanakan kontrol kualitas (X.8.3)

9) Manajemen Pengadaan Proyek (X.9)

(1) Merencanakan manajemen pengadaan

(X.9.1)

(2) Rencana permintaan pengadaan (X.9.2)

(3) Permintaan pengadaan (X.9.3)

(4) Pemilihan supplier (X.9.4)

(5) Kontrak administrasi (X.9.5)

(6) Penutupan kontrak (X.9.6)

10) Manajemen Komunikasi Proyek (X.10)

(1) Perencanaan komunikasi (X.10.1)

(2) Distribusi informasi (X.10.2)

(3) Pelaporan kinerja (X.10.3)

(4) Penutupan administrasi (X.10.4)

3. HASIL PENELITIAN

3.1. Uji Instrumen Penelitian

3.1.1. Uji Validitas Instrumen

Tabel 2. Hasil Uji Validitas

X Nilai

rhitung

Signifikansi

Kesimpulan P (Value)

5%

Page 4: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK

KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI

KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA) (Pradana Adi Laksana, Miftahul Huda)

150

X.1.1 0,569 0,3739 Valid

X.1.2 0,423 0,3739 Valid

X.1.3 0,781 0,3739 Valid

X.1.4 0,593 0,3739 Valid

X.1.5 0,542 0,3739 Valid

X.1.6 0,657 0,3739 Valid

X.2.1 0,758 0,3739 Valid

X.2.2 0,527 0,3739 Valid

X.2.3 0,652 0,3739 Valid

X.2.4 0,783 0,3739 Valid

X.3.1 0,639 0,3739 Valid

X.3.2 0,514 0,3739 Valid

X.3.3 0,722 0,3739 Valid

X.3.4 0,439 0,3739 Valid

X.4.1 0,815 0,3739 Valid

X.4.2 0,746 0,3739 Valid

X.4.3 0,793 0,3739 Valid

X.5.1 0,650 0,3739 Valid

X.5.2 0,489 0,3739 Valid

X.5.3 0,814 0,3739 Valid

X.5.4 0,565 0,3739 Valid

X.5.5 0,697 0,3739 Valid

X.6.1 0,857 0,3739 Valid

X.6.2 0,781 0,3739 Valid

X.6.3 0,647 0,3739 Valid

X.7.1 0,566 0,3739 Valid

X.7.2 0,552 0,3739 Valid

X.7.3 0,541 0,3739 Valid

X.7.4 0,513 0,3739 Valid

X.7.5 0,634 0,3739 Valid

X.7.6 0,700 0,3739 Valid

(Lanjutan)

X Nilai

rhitung

Signifikansi

Kesimpulan P (Value)

5%

X.8.1 0,823 0,3739 Valid

X.8.2 0,803 0,3739 Valid

X.8.3 0,702 0,3739 Valid

X.9.1 0,590 0,3739 Valid

X.9.2 0,535 0,3739 Valid

X.9.3 0,673 0,3739 Valid

X.9.4 0,722 0,3739 Valid

X.9.5 0,440 0,3739 Valid

X.9.6 0,488 0,3739 Valid

X.10.1 0,756 0,3739 Valid

X.10.2 0,635 0,3739 Valid

X.10.3 0,575 0,3739 Valid

X.10.4 0,741 0,3739 Valid

3.1.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Pada uji reabilitas, variabel dapat dinyatakan

reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha lebih

dari 0,6.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach

Alpha α Kesimpulan

Manajemen

Integrasi

(X.1)

0,634 0,6 Reliabel

Manajemen

Stakeholder

Proyek (X.2)

0,619 0,6 Reliabel

Manajemen

Ruang

Lingkup

Proyek (X.3)

0,602 0,6 Reliabel

Manajemen

Sumber Daya

Proyek (X.4)

0,709 0,6 Reliabel

Manajemen

Waktu Proyek

(X.5)

0,643 0,6 Reliabel

Manajemen

Biaya Proyek

(X.6)

0,631 0,6 Reliabel

Manajemen

Resiko

Proyek (X.7)

0,610 0,6 Reliabel

Manajemen

Kualitas

Proyek (X.8)

0,653 0,6 Reliabel

Manajemen

Pengadaan

Proyek (X.9)

0,604 0,6 Reliabel

(Lanjutan)

Variabel Cronbach

Alpha α Kesimpulan

Manajemen

Komunikasi

Proyek (X.10)

0,604 0,6 Reliabel

3.2. Hasil Uji Normalitas

Hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan

indikator dari masing-masing variabel

dijabarkan melalui tabel perhitungan uji

normalitas menggunakan bantuan aplikasi

SPSS. Hasil uji normalitas tersebut kemudian

dibandingkan nilai signifikansinya (sig) dengan

nilai 0,005 untuk masing-masing indikator

maupun variabel (standar kompetensi). Jika

nilai signifikansinya (sig) > 0,005 maka

dianggap berdistribusi normal, namun jika nilai

signifikansinya (sig) < 0,005 maka dianggap

tidak berdistribusi normal, dari hasil uji tersebut

didapat hasil uji distribusi normalitas

manajemen proyek untuk staff PT.Tatamulia

Nusantara Indah yang sedang bertugas

Page 5: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 7, No.2, Agustus 2019, Hal. 147-156

151

mengerjakan proyek Gereja Mawar Sharon di

Surabaya.

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas

Indikator Nilai sig. Kesimpulan

X.1.1 0,169 Normal

X.1.2 0,312 Normal

X.1.3 0,056 Normal

X.1.4 0,129 Normal

X.1.5 0,091 Normal

X.1.6 0,052 Normal

X.2.1 0,056 Normal

X.2.2 0,129 Normal

X.2.3 0,125 Normal

X.2.4 0,052 Normal

X.3.1 0,083 Normal

X.3.2 0,197 Normal

X.3.3 0,076 Normal

X.3.4 0,527 Normal

X.3.5 0,293 Normal

X.3.6 0,087 Normal

X.4.1 0,095 Normal

X.4.2 0,104 Normal

X.4.3 0,121 Normal

X.5.1 0,182 Normal

X.5.2 0,211 Normal

X.5.3 0,093 Normal

X.5.4 0,304 Normal

X.5.5 0,086 Normal

(Lanjutan)

Indikator Nilai sig. Kesimpulan

X.6.1 0,237 Normal

X.6.2 0,363 Normal

X.6.3 0,170 Normal

X.7.1 0,055 Normal

X.7.2 0,090 Normal

X.7.3 0,476 Normal

X.7.4 0,123 Normal

X.7.5 0,053 Normal

X.7.6 0,118 Normal

X.8.1 0,106 Normal

X.8.2 0,312 Normal

X.8.3 0,180 Normal

X.9.1 0,059 Normal

X.9.2 0,109 Normal

X.9.3 0,299 Normal

X.9.4 0,206 Normal

X.9.5 0,346 Normal

X.9.6 0,097 Normal

X.10.1 0,191 Normal

X.10.2 0,349 Normal

X.10.3 0,128 Normal

X.10.4 0,059 Normal

3.3. Analisa Faktor

Dalam penelitian ini saya menggunakan metode

Analisa Faktor. Metode ini merupakan salah

satu dari sekian banyak metode analisa

pengolahan data survey. Analisa faktor adalah

sebuah teknik yang digunakan untuk mencari

faktor-faktor yang mampu menjelaskan

hubungan atau korelasi antara berbagai

indikator independen yang diobservasi. Dalam

penelitian kali ini saya menggunakan bantuan

software SPSS untuk menghitung Analisa

Faktor. Dari software SPSS diperoleh 2 output

atau hasil analisa.

Hasil analisa yang pertama yaitu KMO and

Barlett’s Test. Tabel KMO and Barlett’s Test

berguna untuk mengetahui kelayakan suatu

variabel, apakah dapat diproses lebih lanjut atau

tidak menggunakan teknik analisa faktor ini.

Caranya dengan melihat nilai KMO MSA

(Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy). Jika nilai KMO MSA > 0,500 dan

sig < 0,050 maka penelitian dapat dilanjutkan.

Hasil Analisa yang kedua yaitu Anti-image

Matrices yang berguna untuk mengetahui

variabel mana saja yang layak dipakai dalam

Analisa faktor. Untuk mengetahui variabel yang

layak, maka variabel tersebut harus memenuhi

persyaratan. Persyaratannya adalah jika nilai

MSA > 0,500 maka variabel tersebut dianggap

layak. Jika nilai MSA < 0,500 maka variabel

tersebut dianggap tidak layak.

3.4. Tingkat Kepentingan Manajemen

Proyek Setelah memperoleh hasil analisa faktor

manajemen proyek di atas, langkah selanjutnya

adalah mengurutkan nilai MSA yang akan

kemudian dijadikan acuan sebagai untuk

mencari tingkat kepentingan manajemen

proyek.

Langkah berikutnya yaitu menentukan interval

kelas agar peneliti dapat mengelompokkan

indikator tersebut kedalam 4 kategori, yaitu

kategori sangat penting, penting, cukup penting,

tidak penting.

Dengan demikian interval kelas yaitu 0,068

kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata

jawaban responden pada tabel berikut:

Tabel 5. Interval Kelas

Kelas Interval Kategori

Page 6: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK

KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI

KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA) (Pradana Adi Laksana, Miftahul Huda)

152

I 0,772 – 0,704 Sangat Penting

II 0,703 – 0,636 Penting

III 0,637 – 0,568 Cukup Penting

IV 0,569 – 0,501 Tidak Penting

Berdasarkan langkah – langkah diatas, maka

hasil analisa faktor yang telah peniliti lakukan

dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Tingkat Kepentingan Manajemen

Proyek

Indikator MSA Tingkat

Kepentingan

X.10.2 0,772 Sangat Penting

X.10.3 0,772 Sangat Penting

X.8.3 0,727 Sangat Penting

X.7.6 0,710 Sangat Penting

X.3.1 0,684 Penting

X.3.3 0,683 Penting

X.5.3 0,662 Penting

X.4.2 0,660 Penting

X.7.5 0,656 Penting

X.1.6 0,640 Penting

X.2.2 0,640 Penting

(Lanjutan)

Indikator MSA Tingkat

Kepentingan

X.7.1 0,631 Cukup Penting

X.4.3 0,627 Cukup Penting

X.1.2 0,622 Cukup Penting

X.3.2 0,610 Cukup Penting

X.8.2 0,606 Cukup Penting

X.2.4 0,605 Cukup Penting

X.8.1 0,587 Cukup Penting

X.4.1 0,584 Cukup Penting

X.1.4 0,583 Cukup Penting

X.10.4 0,583 Cukup Penting

X.10.1 0,581 Cukup Penting

X.6.3 0,578 Cukup Penting

X.7.4 0,575 Cukup Penting

X.6.2 0,571 Cukup Penting

X.5.5 0,566 Tidak Penting

X.9.5 0,559 Tidak Penting

X.1.1 0,558 Tidak Penting

X.5.1 0,558 Tidak Penting

X.2.1 0,557 Tidak Penting

X.3.6 0,551 Tidak Penting

X.9.4 0,549 Tidak Penting

X.1.5 0,548 Tidak Penting

X.9.1 0,543 Tidak Penting

X.9.3 0,542 Tidak Penting

X.2.3 0,541 Tidak Penting

X.6.1 0,537 Tidak Penting

X.7.2 0,537 Tidak Penting

X.7.3 0,537 Tidak Penting

X.1.3 0,533 Tidak Penting

X.3.5 0,533 Tidak Penting

X.9.2 0,529 Tidak Penting

X.5.4 0,527 Tidak Penting

X.3.4 0,523 Tidak Penting

X.5.2 0,516 Tidak Penting

X.9.6 0,501 Tidak Penting

Dari tabel di atas, maka dapat disimpulkan ada

11 indikator yang terdapat dalam kategori

sangat penting dan kategori penting. Indikator –

indikator tersebut yaitu, Distribusi informasi

(X.10.2), Pelaporan kinerja (X.10.3),

Melaksanakan kontrol kualitas (X.8.3),

Monitoring dan kontrol resiko (X.7.6),

Merencanakan manajemen ruang lingkup

proyek (X.3.1), Mendeskripsikan ruang lingkup

proyek (X.3.3), Estimasi durasi aktivitas

(X.5.3), Akuisisi tim proyek (X.4.2),

Merencanakan respon resiko (X.7.5), Penutupan

Proyek (X.1.6), Merencanakan manajemen

stakeholder (X.2.2).

4. HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Uji Variabel

Hasil jawaban dari responden akan dilakukan

perhitungan melalui uji normalitas dan analisa

faktor. Dari analisa ini dirumuskan dalam

bentuk tabel dan output SPSS. Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari Manajemen Integrasi,

Manajemen Stakeholder Proyek, Manajemen

Ruang Lingkup Proyek, Manajemen Sumber

Daya Proyek, Manajemen Waktu Proyek,

Manajemen Biaya Proyek, Manajemen Resiko

Proyek, Manajemen Kualitas Proyek,

Manajemen Pengadaan Proyek, dan Manajemen

Komunikasi Proyek. Setelah melakukan Analisa

Faktor pada bab 4 dari 10 variabel di atas di

peroleh 3 variabel yang di anggap sangat

penting yaitu Manajemen Komunikasi Proyek,

Manajemen Resiko Proyek, dan Manajemen

Ruang Lingkup Proyek.

4.2. Uraian Hasil Analisa Faktor Manajemen

Proyek

4.2.1. Distribusi Informasi

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,772 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang sangat penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Distribusi informasi

dilakukan mengingat pentingnya mendapatkan

informasi proyek bagi orang yang tepat, pada

Page 7: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 7, No.2, Agustus 2019, Hal. 147-156

153

waktu yang tepat dengan format yang padat

informasi.

4.2.2. Pelaporan Kinerja

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,772 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang sangat penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Maka dari itu pelaporan

kinerja penting dilakukan untuk menentukan

kemajuan atau status dari proyek adalah yang

pertama kuantitas satuan kerja di lokasi dapat

diteliti secara fisik dan dibandingkan dengan

apa yang diperlihatkan dalam gambar.

4.2.3. Melaksanakan Kontrol Kualitas

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,727 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang sangat penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Maka dari itu, berhasil

atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung

pada pelaksanaan kontrol kualitas. Sebuah

proyek yang sedang berjalan pasti akan

mengalami penyimpangan atau perbedaan dari

rencana yang sudah ditetapkan. Disinilah

dibutuhkan campur tangan pengontrolan

kualitas proyek.

4.2.4. Monitoring Dan Kontrol Resiko

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,710 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang sangat penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Maka dari itu

monitoring dan kontrol resiko penting dilakukan

untuk melakukan tindakan pengecekan,

pengawasan, pengamatan secara kritis, atau

pencatatan kemajuan dari suatu kegiatan,

tindakan, atau sistem untuk mengidentifikasi

perubahan-perubahan yang mungkin terjadi

yang dapat menimbulkan resiko pada proyek

baik itu skala kecil atau skala besar.

4.2.5. Merencanakan Manajemen Ruang

Lingkup Proyek

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,684 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Proses merencanakan

manajemen ruang lingkup dianggap penting

karena proses ini merupakan proses awal untuk

melakukan suatu manajemen ruang lingkup

proyek.

4.2.6. Mendeskripsikan Ruang Lingkup

Proyek

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,683 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Proses mendeskripsikan

rruang lingkup proyek menjadi penting bagi

kelangsungan pada pembangunan sebuah

proyek, karena pada proses ini project manager

dituntut untuk bisa mendeskripsikan kembali

secara lebih detail mengenai rencana – rencana

mengenai ruang lingkup proyek apa saja yang

telah disusun. Pada tahap ini juga project

manager juga harus bisa menjelaskan lebih

mendetail isi dari project chat yang telah dibuat

sebelumnya.

4.2.7. Estimasi Durasi Aktivitas

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,662 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Proses estimasi durasi

aktifitas penting untuk dilaksanakan dalam

proyek, karena proses ini dapat membatu untuk

mengetahui kapan proyek akan dimulai dan

kapan proyek akan selesai.

4.2.8. Akuisisi Tim Proyek

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,660 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Keuntungan pada proses

akuisisi tim proyek ini yaitu, project manager

dapat menyaring orang – orang yang dianggap

berkompeten untuk diajak mengerjakan proyek

yang akan dibangun dengan begitu proyek akan

berjalan dengan lancar jika dalam proyek

tersebut memiliki orang – orang yang telah

berkompeten dalam bidangnya masing –

masing. Keuntungan lainnya yaitu proses ini

dapat digunakan acauan untuk membuat

struktur organisasi untuk dapat memastikan

semua pelaku yang terlibat dalam proyek ini

bekerja sesuai jobdesk masing – masing.

4.2.9. Merencanakan Respon Resiko

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,656 yang menjadikan indikator ini

Page 8: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK

KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI

KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA) (Pradana Adi Laksana, Miftahul Huda)

154

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Maka proses

merencanakan respon resiko ini dianggap

penting untuk meningkatkan kesempatan dan

mengurangi ancaman terhadap tujuan proyek.

4.2.10. Penutupan Proyek

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,640 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Proses penutupan

proyek dianggap penting karena proses ini

merupakan akhir dari seluruh aktivitas proyek.

Pada proses penutupan proyek ini, project

manager harus mendeskripsikan semua detail

kondisi penerimaan dari proyek untuk kemudian

diakhiri secara efisien, dan hasil akhir proyek

(deliverables project) beserta dokumentasinya

diserahkan kepada pemilik proyek atau owner,

kontak dengan supplier harus diakhiri, tim

proyek harus dibubarkan dan project manager

harus memberikan laporan kepada semua

stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan

proyek telah selesai dilaksanakan.

4.2.11. Merencanakan Manajemen

Stakeholder

Dari hasil analisa faktor yang telah dilakukan

didapati nilai MSA untuk indikator ini adalah

sebesar 0,640 yang menjadikan indikator ini

memiliki tingkat yang penting dalam

manajemen proyek pada proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya. Proses merencanakan

manajemen stakeholder ini sangat penting untuk

dilaksanakan dalam proyek guna menyusun

strategi yang tepat untuk berhubungan secara

efektif dengan stakeholder sepanjang proyek

berlangsung.

5. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian, analisis data dan hasil

penelitian yang telah diuraikan pada bab – bab

sebelumnya, maka peneliti memberikan

gambaran kesimpulan pada penelitian ini,

sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil dari jawaban responden

menunjukkan bahwa standar kompetensi

manajemen proyek berdasarkan ISO 21500

sangat penting jika diterapkan di Proyek

Gereja Mawar Sharon Kota Surabaya

2) Subject Groups berdasarkan ISO 21500 yang

menjadi prioritas pada Proyek Gereja Mawar

Sharon Kota Surabaya adalah manajemen

komunikasi proyek

DAFTAR PUSTAKA

Andani, Rahma Setia Hesti Dwi., 2017.

Penjadwalan Proyek dengan Limited

Resource Menggunakan Resources Over

Time (ROT) Algorithm (Studi Kasus : PT.

Geluran Adikarya), Malang, Other thesis,

University of Muhammadiyah Malang

Anggraini, Arista Ayuri., 2014. Analisis

Perhitungan Biaya Dan Waktu Pada

Pembangunan Perumahan Cipta Permai Ii

Dengan Metode Network Planning Pada Pt

Athung Abadi Palembang, Palembang,

Politeknik Negeri Sriwijaya

Aulabih, Royyan et. Al., 2016. Penerapan

metode monte carlo pada penjadwalan

proyek gedung dinas sosial kota blitar,

Malang, Jurnal Teknik Sipil Universitas

Brawijaya, Vol. 1, No. 1, Tahun 2016

Brigita, Kusumaningtyas., 2016. Manajemen

Pemeliharan Jalan Menurut Project

Management Body Of Knowledge

(PMBOK) @Guide (Studi Pada Ruas Jalan

Magelan). Jurnal Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Dannyanti, Eka., 2010. Optimalisasi

pelaksanaan proyek dengan metode Pert

dan CPM (Studi Kasus Twin Tower

Building Pasca Sarjana Undip), Jurnal

Manajemen Universitas Diponegoro,

Desember 2010

Dima, Andhika Perwita Budi Utomo., 2011.

Kajian Penerapan Manajemen Komunikasi

Pada Proyek Residence Indonesia, Jakarta.

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Indonesia Jakarta

Huda, Miftahul dan M. Agung Wibowo., 2013.

Strategies to Increase Performance and

Sustainability of Construction Services

Company in East Java Indonesia. Journal

of Basic and Applied Scientific Research

Huda, Miftahul et. Al., 2018. Implementation

Of Pmbok 5th

standard To Improve The

Performance And Competitiveness Of

Page 9: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol. 7, No.2, Agustus 2019, Hal. 147-156

155

Contractor Companies. International

Journal of Civil Engineering and

Technology, Vol. 9, No. 6, Tahun 2018

Huda, Miftahul et. Al., 2018. The Impact Of

The Company's Environment To

Performance And Competitiveness Of

Indonesian Construction Companies.

International Journal of Civil Engineering

and Technology, Vol. 9, No. 8, Tahun 2018

Huda, Miftahul dan Soepriyono., 2018.

Analysis Of Contractor Company’s Needs

On The Competence Of Construction

Project Management For Graduates Of

Civil Engineering Degree. International

Journal Of Engineering Sciences &

Research Technology

Husen, Abrar., 2011. Manajemen Proyek, edisi

revisi. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional

Januar, Fransiskus Tony., 2011. Analisa Faktor-

Faktor Penyebab Rework Pada Pekerjaan,

Jurnal Teknik Sipil Universitas Atma Jaya

Yogyakarta

Kristanto, Adi., 2014. Manajemen Integrasi

Proyek. http://adikristanto.net/manajemen-

integrasi-proyek/ (diakses tanggal 15

desember 2018)

Labombang, Mastura., 2011. Manajemen Risiko

Dalam Proyek Konstruksi. Jurnal Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Palu

Leonard., 2011. Pengaruh Proses Perencanaan

Proyek Yang Mengacu Pada PMBoK 2004

Pada Pekerjaan Jasa Konstruksi Terhadap

Kinerja Waktu. Jurnal Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Jakarta

Mahdi, Farid., 2016. Manajemen Biaya Proyek,

Universitas Gunadarma Depok

Rino, Arthur Mesnoat., 2016. Kajian Standar

Kompetensi Manajemen Proyek Menurut

PMBOK5th

, Jurnal Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya

Schwalbe, Kathy., 2007. Information

Technology Project Manajement, 5th

Edition. Boston: Thompson Course

Technology

Suanda, Budi., 2013. Pentingnya Mengelola

Stakeholder.

http://manajemenproyekindonesia.com/?p=

2779 (diakses tanggal 15 desember 2018)

Sufa’atin., 2014. Project Time Management

(Manajemen Waktu Proyek), Jurnal

Universitas Komputer Indonesia Bandung

Supriyanti, Dipa et. Al., 2011. Relevansi

PMBOK 2008 Terhadap Materi Bidang

Manaemen Konstruksi Universitas

Brawijaya, Jurnal Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya Malang

Suryo, Muhammad Nugroho, et. Al, 2012.

Kajian Terhadap Implementasi Manajemen

Mutu Pada Pengelolaan Proyek Perumahan,

Malang, Jurnal Teknik Sipil Universitas

Brawijaya, Vol. 6, No. 2, Tahun 2012

Widiasanti, Irika dan Lenggogeni., 2013.

Manajemen Konstruksi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Zandhuis, Anton dan Rommert Stellingwerf.,

2013. ISO 21500: Guidance on project

management – A pocket guide. Amersfoort: Van

Haren Publishing

Page 10: IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN …

ISSN 2337-6317 (PRINT); ISSN 2615-0824 (ONLINE)

IDENTIFIKASI TINGKAT KEPENTINGAN PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK

KONSTRUKSI BERDASARKAN ISO 21500 PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI

KASUS PROYEK GEREJA MAWAR SHARON KOTA SURABAYA) (Pradana Adi Laksana, Miftahul Huda)

156

Halaman ini sengaja dikosongkan

Halaman ini sengaja dikosongkan