Identifikasi Sebaran Batupasir Dalam Penentuan
-
Upload
lucianaarin -
Category
Documents
-
view
32 -
download
0
description
Transcript of Identifikasi Sebaran Batupasir Dalam Penentuan
IDENTIFIKASI SEBARAN BATUPASIR DALAM PENENTUAN
LINGKUNGAN PENGENDAPAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE LOG INSIDE CASING KUANTITATIF
Luciana Arinda Amri (1111097000008)
Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan FisikaUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstrack
Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi sebaran lapisan batupasir yang memiliki kemenerusan yang terdapat pada lubang bor inside casing dan wireline logs, analisis dilakukan secara kuantitatif, sehingga dapat diketahui jenis lingkungan pengendapan pada daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis nilai yang terdapat pada log gamma ray, long space density, dan high resolution density lubang bor. Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui distribusi data, dan dilakukan dengan melakukan uji statistik, hubungan batupasir antar lubang bor adalah saling berhubungan. Dan metode ini dilakukan terhadap ketiga jenis log yang terdapat pada lubang bor. Analisis hubungan nilai gamma ray terhadap ukuran butir dan ketebalan batupasir juga dilakukan untuk mengetahui hubungan gamma ray terhadap kedua variabel tersebut. Metode yang digunakan untuk penentuan lingkungan pengendapan adalah dengan menganalisis ketebalan seluruh fasies yang terdapat pada masing-masing log shapes seluruh lubang bor penelitian, log shape yang memiliki persentase tertinggi dari keseluruhan merupakan shape dominan, dan juga didukung dengan data pemetaan lapangan sebagai penguat untuk penentuan lingkungan pengendapan.
PENDAHULUAN
Studi mengenai lingkungan pengendapan adalah penting karena dapat meningkatkan pengetahuan melalui analisis lingkungan yang membuat kita dapat merekonstruksikan periode geologi sebelumnya, yakni, hubungan daratan dan lautan purba. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diketahui beberapa fasies sedimen terutama batupasir yang akan dianalisa hubungan kemenerusannya secara kuantitatif, dan juga untuk mengetahui penyusun pada Formasi daerah penelitian yaitu dengan menganalisa kenampakan singkapan (outcrop) pada daerah penelitian. Berdasarkan metode well logging ini dapat diketahui proses sedimentasi dan dapat juga mengetahui ukuran butir batuan. Sehingga dapat diketahui fasies sedimen yang menjadi penciri lingkungan pengendapan dan sebaran fasiesnya.
JENIS DATA
Log Gamma Ray
Prinsip log GR adalah suatu rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi pada batuan karena 3 unsur : uranium (U), Thorium (Th) dan Potassium (K) yang ada pada batuan. Sinar gamma ini akan mengalami benturan dengan elektron-elektron dalam batuan. Makin banyak elektron dalam batuan tersebut, makin padat batuan itu, sehingga sinar gamma yang kembali akan berkurang intensitasnya.
Gambar 1. Respon sinar gamma pada berbagai jenis batuan
Log Density
Log density adalah kurva yang menujukkan besarnya densitas (bulk density) dari batuan yang ditembus lubang bor. Prinsip kerja dari log density adalah yaitu suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu menembus formasi/batuan.
Gambar 2. Respon log densitas (gr/cc) pada berbagai jenis batuan
METODE PENELITIAN
Metode Statistik (Kuantitatif)
Uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui besarnya hubungan antara kemenerusan lapisan batupasir antar lubang bor, karena sebaran fasies batu pasir dan nilai rata-rata log gamma dan log densitas batupasir dapat menentukan lingkungan pengendapan daerah penelitian.
Rata-rataMerupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.
Me=Σ x i
n........................................... (1)
dimana: Me=¿ Mean (rata-rata) Σ=¿ Epsilon (jumlah)
x i=¿ Nilai X ke i sampai n n=¿ Banyak sampel
Standart DeviasiMenunjukkan keheterogenan yang terjadi dalam data yang sedang diteliti atau dapat dikatakan sebagai jumlah rata-rata variabilitas di dalam satu set data pengamatan.
s=√ Σ(x i−x)2
n−1............................................ (2)
dimana: s=¿ Standart deviasi Σ=¿ Epsilon
x i=¿ Nilai X ke i sampai n n=¿ Banyak sampel
x=¿ Rata-rata
Koefisien Korelasi
Menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak.
r=N (∑ X I Y I )−(∑ X I ) (∑Y I )
√ (N (∑ X I2)−(∑ X I )2)×(N (∑Y I
2)−(∑Y I )2)
........................................... (3)
dimana: r=¿ Koefisien kolerasi y=¿ Nilai data variabel kedua
n=¿ Jumlah data x=¿ Nilai data variabel pertama
PENGOLAHAN DATA
Teknik pengolahan data meliputi :
a. Konversi data hingga menjadi data siap edit
b. Penentuan batas litologi antar batuan dan interpretasi kurva log
c. Korelasi antar sumur
INTERPRETASI DATA
Analisi Uji Beda
Berdasarkan hasil uji beda yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diperoleh
hasil uji beda seluruh variabel antar lubang bor di daerah penelitian. Dari hasil uji beda
seluruh variabel, diperoleh persentase variabel yang memiliki hubungan antar lubang bor.
a. Variabel GR = 69
x 100 %=¿ 66.6 %
b. Variabel LSD = 39
x 100 %=¿ 33.3 %
c. Variabel HRD = 29
x 100 %=¿ 22.2 %
Dari hasil persentase tersebut, dapat diketahui bahwa variabel gamma ray yang
memiliki hubungan terbesar dalam korelasi antar lubang bor daerah penelitian yaitu sebesar
66.6 %.
Analisis Hubungan Nilai CPS Log Gamma Ray
Gambar 3. Grafik hubungan nilai gamma ray terhadap ukuran butir batupasir
Jika dilihat dari grafik tersebut korelasi menunjukkan arah negatif, variabel pada
sumbu x (ukuran butir batupasir) mengalami peningkatan nilai (butiran semakin kasar), maka
variabel y (nilai rata-rata gamma ray) mengalami penurunan nilai CPS (count per second).
Jika ditinjau berdasarkan kriteria korelasi menurut literatur, maka korelasi antara nilai rata-
rata gamma ray dengan ukuran butir batupasir termasuk dalam kriteria korelasi yang
tergolong sedang, yaitu dengan koefisien korelasi 0.501
Gambar 4. Grafik hubungan nilai gamma ray terhadap ketebalan batupasir
Jika dilihat dari grafik tersebut korelasi menunjukkan arah negatif, variabel pada
sumbu x yang dalam hal ini adalah parameter ketebalan batupasir mengalami peningkatan
nilai, maka variabel y yang dalam hal ini adalah parameter yang menunjukkan nilai rata-rata
gamma ray mengalami penurunan. Jika ditinjau berdasarkan kriteria korelasi menurut
literatur, maka korelasi antara nilai rata-rata gamma ray dengan ketebalan batupasir termasuk
dalam kriteria korelasi yang tergolong sedang, yaitu dengan koefisien korelasi 0.40.
Analisis Hubungan Nilai CPS Log Gamma RayDalam penentuan lingkungan pengendapan diperoleh dari hasil analisis log shapes
dan pemetaan (Geological Mapping). Berdasarkan dari analisis log shapes tersebut, diperoleh
hasil log shape yang dominan di daerah penelitian, yaitu cylinder serrated yang berasosiasi
dengan fasies daerah penelitian sebesar 46%, funnel serrated sebesar 25.8 %, bell serrated
sebesar 23.6 %, dan egg serrated sebesar 4.6 %. Berdasarkan literatur, jika log shapes
diasosiasikan terhadap lingkungan pengendapan, maka lingkungan pengendapan yang
terdapat pada daerah penelitian antara lain, endapan sub-marine channel fill tedapat sebesar
46%, endapan sub-marine fan lobe terdapat sebesar 25.8%, endapan sub-marine channel
terdapat sebesar 23.6%, dan endapan sub-marine fan di daerah penelitian terdapat sebesar
4.6%. Dari hasil analisis tersebut, diperoleh bahwa lingkungan pengendapan daerah
penelitian termasuk dalam lingkungan pengendapan transisi yang terdapat pada sub-marine
(laut dangkal), hasil analisis ini juga diperkuat dengan data pemetaan lapangan yakni
terdapatnya fosil karang (reef) dan jejak hidup makhluk laut (burrow) yang menandakan
daerah telitian merupakan sub-marine.
KESIMPULAN
1. Variabel gamma ray memiliki hubungan terbesar dalam korelasi antar lubang bor daerah
penelitian yaitu sebesar 66.6 %. Jadi log yang efektif digunakan dalam penarikan
korelasi batupasir antar lubang bor adalah log gamma ray.
2. Hubungan antara nilai log gamma ray terhadap ukuran butir dan ketebalan batupasir
adalah berbanding terbalik, semakin tinggi nilai dari log gamma ray, maka semakin kecil
ukuran butir dan ketebalan batupasir, dimana koefisien korelasi terhadap ukuran butir
sebesar 0.501, koefisien korelasi terhadap ketebalan batupasir sebesar 0.40.
3. Berdasarkan hasil analisis ketebalan fasies seluruh log shapes dan juga didukung oleh
data pemetaan lapangan, diperoleh hasil bahwa lingkungan pengendapan daerah
penelitian termasuk dalam lingkungan pengendapan sub-marine.
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, Togap Marsahala. 2011, Identifikasi Sebaran Batupasir Dalam Penentuan Lingkungan Pengendapan Dengan Menggunakan Metode Log Inside Casing Kuantitatif, Kampus Gunung Kelua: Samarinda.
Allen, GP. 1998, Sedimentation in the Modern and Miocene Mahakam Delta, School of Natural Resources Sciences, Quessland University of Technology: Brisbane, Australia
Boggs, S. 1987. Principles of Sedimentology and Stratigraphy, Merril Publishing Company, Columbus Toronto London Melbourne
Geo-log. 1974, Gamma Ray Log, Recsa Log
Graha, Doddy, Ir. 1987, Batuan dan Mineral, Nova: Bandung
Haryoko, Riwayat. 1983. Dasar Interpretasi Log. Production Geologist Pertamina: Yogyakarta
Margaesa, D. 2012. Panduan Interpretasi Geologging. Exploration Department PT.SCS: Separi, Tenggarong Seberang
Nichols, Gary. 1999. Sedimentology and Stratigraphy. Blackwel Science: New Jersey
Samsuri, Ariffin. 1999. Unsur Geologi Petroleum. UTM: Malaysia