IDENTIFIKASI POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA...
Transcript of IDENTIFIKASI POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA...
IDENTIFIKASI POTENSI DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM
DI PROVINSI JAWA TENGAH
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Dewi Indri Isnawati
7111415024
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skrips
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri S
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dewi Indri Isnawati
NIM : 7111415024
Tempat Tanggal Lahir : Demak, 1 Agustus 1996
Alamat : Jl. Candi Penataran Timur 13 RT03/RW04 Kel.
Kalipancur,Kec. Ngaliyan, Kota Semarang,
Jawa Tengah
Menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar – benar hasil karya saya
sendiri, bukan menjiplak atau meniru dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil tiruan atau jiplakan dari karya tulis orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, 23 Juli 2019
Dewi Indri Isnawati
NIM 7111415024
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhoan
Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
(QS. Al- Ankabut : 69)
2. Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan
memperoleh keberhasilan. (Anonim)
3. Keikhlasan tidak akan sempurna tanpa adanya kesungguhan, dan tiada
kesungguhan tanpa adanya keikhlasan. Sedangkan kesungguhan dan
keikhlasan tidak akan dapat sempurna kecuali dengan kesabaran. (Syaikh
Mu’min Fathi al-Haddad, dalam Kaifa Takhsya’u fi Shalatika wa tadfa’u
min Wasawisika)
PERSEMBAHAN
1. Kedua orangtua yang selalu memberikan
kasih sayang, dukungan dan do’a.
2. Almamater Universitas Negeri
Semarang.
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam
di Provinsi Jawa Tengah” yang mana penelitian ini merupakan bagian dari
penelitian payung dengan judul “Model Percepatan Pengembangan Pariwisata di
Provinsi Jawa Tengah”. Proses penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik berkat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu
dengan segala kebijakannya.
2. Drs. Heri Yanto, M.BA, Ph.D, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang dengan kebijaksanaannya memberikan kesempatan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dengan baik.
3. Fafurida, S.E., M.Sc., Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang juga selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah memberi izin dalam menyusun skripsi,
memberikan bimbingan, arahan, waktu, dan motivasi selama penyusunan
skripsi ini.
4. Lesta Karolina Br. Sebayang, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Avi
Budi Setiawan, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah
vii
memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan dan motivasi selama menimba
ilmu di Universitas Negeri Semarang.
6. Siti Rohmah dan Miksan, kedua orang tua yang selalu memberikan
dukungan dalam bentuk material dan spiritual sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Staff Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah;
Staff Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah; dan Staff Bappeda
Provinsi Jawa Tengah yang telah memberikan bantuan dalam
menyediakan berbagai informasi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Teman – teman Ekonomi Pembangunan 2015 UNNES yang telah
membersamai dalam proses belajar dan memberikan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunnan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun dengan senang hati
akan penulis terima. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Semarang, Juli 2019
Penulis
viii
SARI
Isnawati, Indri Dewi. 2019 “Identifikasi Potensi dan Strategi Pengembangan
Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah”.Skripsi Jurusan Ekonomi
Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing
Fafurida, S.E., M.Sc.
Kata Kunci : Identifikasi Potensi, Peta Potensi,Wisata Alam
Pada tahun 2013 – 2017, wisata alam merupakan jenis wisata dengan
jumlah terbanyak di Provinsi Jawa Tengah, hingga tahun 2017 terdapat 209 wisata
alam yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Banyaknya potensi wisata alam di
Provinsi Jawa Tengah belum mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung,
hal tersebut dapat diketahui dari data preferensi minat wisatawan ke Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2017 dimana wisata alam menempati posisi ketiga sebagai jenis
wisata yang paling sering dikunjungi, yakni 18,21% wisatawan yang menjadikan
wisata alam sebagai tujuan wisata. Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu,
melakukan identifikasi potensi daya tarik wisata alam dan menyusun strategi
pengembangan daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
analisis deskriptif, Sistem Informasi Geografis, dan analisis SWOT. Adapun jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara kepada Dinas Kepemudaan, Olahraga,
dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah; Bappeda Provinsi Jawa Tengah; dan Dinas
Perhubungan Provinsi Jawa Tengah. Data sekunder diperoleh dari laporan,
penelitian, jurnal, dan informasi yang diterbitkan pada website instansi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan analisis potensi, ditemukan bahwa daerah yang memiliki
potensi daya tarik wisata alam sangat potensial meliputi Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Boyolali, Kabupaten Jepara, Kabupaten Karanganyar, dan Kota
Semarang. Kemudian, daerah yang termasuk dalam kategori tidak potensial
adalah Kota Surakarta. Adapun hasil analisis SWOT yang dilakukan, dapat
dirumuskan strategi pengembangan daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa
Tengah dengan inovasi produk dan atraksi wisata, perbaikan kualitas jalan menuju
daya tarik wisata alam yang rusak dan terjal, membangun baliho pada daerah
perbatasan, melengkapi penunjuk jalan dan penarangan, serta kerjasama dengan
stakeholder dalam upaya peningkatan kunjungan wisatawan. Saran yang dapat
direkomendasikan untuk pengembangan daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa
Tengah yaitu merevitalisasi dan melengkapi komponen penunjang wisata pada
daya tarik wisata alam yang kurang potensial serta optimalisasi jenis wisata lain
pada daerah tidak potensial.
ix
ABSTRACT
Isnawati, Indri Dewi. 2019 “Potential Identification and Development
Strategyfor Natural Attraction in Central Java Province”. Final project of
Economic of Development Department. Faculty of Economic. Semarang State
University. Advisor Fafurida, S.E., M.Sc.
Keywords: Potential Identification, Potential Map, Natural Attraction
In 2013 - 2017, natural tourism is the type of tourism with the highest
number in Central Java Province, until 2017 there are 209 natural tourism that are
spread throughout the Regency / Municipality. The abundance of natural tourism
potential in Central Java Province has not been able to attract tourists to visit, it
can be seen from the tourist preference data to the Province of Central Java in
2017 where natural tourism is ranked third as the most visited type of tourism,
which is 18.21% tourists who make nature tourism a tourist destination.The
purpose of this research is to identifying potential natural tourist attractions and
developing strategies for developing natural attractions in Central Java Province.
The type of this research is a qualitative research using descriptive
analysis, GIS, and SWOT analysis.The type of data used in this research are
primary data and secondary data. Primary data was obtained through interviews
withDinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah;
Bappeda Provinsi Jawa Tengah; dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah.
Secondary data was obtained from reports, research, journals, and information
published on the website of the Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agency.
Based on the potential analysis, it was found that regions that have the
potential for natural tourist attraction are very potential including Banyumas
Regency, Boyolali Regency, Jepara Regency, Karanganyar Regency, and
Semarang Municipality. Then, the area included in the non-potential category is
Surakarta Municipality. As for the results of the SWOT analysis, a strategy for
developing natural tourist attraction in Central Java Province can be formulated
with product innovation and tourist attractions, improving the quality of roads
leading to damaged and steep natural tourist attractions, building billboards on
border areas, completing road signs and banning and cooperation with
stakeholders in an effort to increase tourist visits. Suggestions that can be
recommended for the development of natural tourist attraction in Central Java
Province are revitalizing and completing tourism support components in less
potential natural tourist attractions and optimizing other types of tourism in non-
potential areas.
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................... viii
ABSTRACT .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ..........................................................................................12
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................13
1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................................................13
1.6 Orisinalitas Penelitian .....................................................................................15
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................................16
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................16
2.1.1 Pariwisata ..............................................................................................16
2.1.2 Daya Tarik Wisata .................................................................................19
2.1.3 Potensi Wisata .......................................................................................20
2.1.4 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah...................................................21
xi
2.1.5 Pengembangan Pariwisata .....................................................................22
2.2 Penelitian Terdahulu .......................................................................................27
2.3 Kerangka Berfikir ...........................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................33
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................33
3.2 Fokus dan Lokus Penelitian............................................................................33
3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................................35
3.3.1 Data Primer ............................................................................................35
3.3.2 Data sekunder ........................................................................................35
3.4 Variabel Penelitian .........................................................................................36
3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................................................39
3.5.1 Observasi ...............................................................................................39
3.5.2 Metode Wawancara ...............................................................................40
3.5.3 Metode Kuesioner .................................................................................40
3.6 Metode Analisis Data .....................................................................................41
3.6.1 Analisis Deskriptif .................................................................................41
3.6.2 Sistem Informasi Geografi (SIG) ..........................................................41
3.6.3 Analisis SWOT ......................................................................................43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................48
4.1 Gambaran Umum ...........................................................................................48
4.1.1 Sektor Pariwisata di Provinsi Jawa Tengah ............................................48
4.1.2 Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah ................................54
4.2 Hasil Penelitian ...............................................................................................60
xii
4.2.1 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah ..................60
4.2.1.1 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Banjarnegara ............................63
4.2.1.2 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Banyumas ................................64
4.2.1.3 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Batang ......................................68
4.2.1.4 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Blora ........................................71
4.2.1.5 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Boyolali ...................................72
4.2.1.6 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Brebes ......................................79
4.2.1.7 Potensi Wisata AlamKabupaten Cilacap ..........................................82
4.2.1.8 Potensi Wisata AlamKabupaten Demak ...........................................89
4.2.1.9 Potensi Wisata AlamKabupaten Grobogan ......................................91
4.2.1.10 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Jepara .......................................94
4.2.1.11 Potensi Wisata AlamKabupaten Karanganyar ................................101
4.2.1.12 Potensi Wisata AlamKabupaten Kebumen .....................................107
4.2.1.13 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Kendal ....................................109
4.2.1.14 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Klaten ....................................112
4.2.1.15 Potensi Wisata AlamKabupaten Kudus ..........................................115
4.2.1.16 Potensi Wisata AlamKabupaten Magelang ....................................117
4.2.1.17 Potensi Wisata Alam di Kota Magelang .........................................121
4.2.1.18 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Pati .........................................122
4.2.1.19 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Pekalongan ............................125
4.2.1.20 Potensi Wisata Alam di Kota Pekalongan ......................................129
4.2.1.21 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Pemalang ...............................131
4.2.1.22 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Purbalingga ............................133
xiii
4.2.1.23 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Purworejo ..............................135
4.2.1.24 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Rembang ................................139
4.2.1.25 Potensi Wisata AlamKota Salatiga .................................................143
4.2.1.26 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Semarang ...............................144
4.2.1.27 Potensi Wisata Alam di Kota Semarang .........................................146
4.2.1.28 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Sragen ....................................149
4.2.1.29 Potensi Wisata AlamKabupaten Sukoharjo ....................................150
4.2.1.30 Potensi Wisata AlamKota Surakarta ..............................................151
4.2.1.31 Potensi Wisata AlamKabupaten Tegal ...........................................152
4.2.1.32 Potensi Wisata Alam di Kota Tegal ................................................153
4.2.1.33 Potensi Wisata AlamKabupaten Temanggung ...............................154
4.2.1.34 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Wonogiri ................................155
4.2.1.35 Potensi Wisata AlamKabupaten Wonosobo ...................................157
4.2.2 Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah
........................................................................................................159
4.2.3 Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Jawa
Tengah Menggunakan Analisis SWOT ...............................................172
4.2.3.1 Pembobotan Faktor Strategis Internal dan Faktor Strategis Eksternal
........................................................................................................174
4.2.3.2 Peratingan Faktor Strategis Internal dan Faktor Strategis Eksternal
........................................................................................................180
4.2.3.3 Faktor Strategi Internal dan Eksternal Daya Tarik Wisata Alam di
Provinsi Jawa Tengah .....................................................................186
xiv
4.2.3.4 Hasil Analisis Matriks SWOT Daya Tarik Wisata Alam Jawa
Tengah ............................................................................................190
4.3 Pembahasan ..................................................................................................194
4.3.1 Identifikasi Potensi Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah ................194
4.3.2 Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam di Provinsi Jawa
Tengah ............................................................................................198
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................202
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................202
5.2 Saran .............................................................................................................203
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................205
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Daya Tarik Wisata di Pulau Jawa Tahun 2017 ...........................4
Tabel 1.2 Preferensi Wisatawan Menurut Jenis yang Dikunjungi Tahun 2017.......9
Tabel 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Sektor Pariwisata Menurut Para Ahli .......23
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ..............................................................................27
Tabel 3.1 Responden Kunci ...................................................................................34
Tabel 3.2 Faktor Strategi Eksternal .......................................................................46
Tabel 3.3 Faktor Srategi Internal ...........................................................................47
Tabel 4.1 Jumlah Kunjungan Wisata di Jawa Tengah Tahun 2013 - 2017 ...........49
Tabel 4.2 Jumlah Penginapan di Jawa Tengah Tahun 2013 – 2017 ......................51
Tabel 4.3 Rata – Rata Pengeluaran Wisatawan Tahun 2013 - 2017 .....................53
Tabel 4.4 Kontribusi Pariwisata Terhadap PDRB Jawa Tengah 2013 - 2017 .......53
Tabel 4.5 Preferensi Wisatawan Menurut Jenis di Jawa Tengah ...........................54
Tabel 4.6 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Banjarnegara .................................64
Tabel 4.7 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Banyumas .....................................65
Tabel 4.8 Potensi Daya Tarik Wisata Alam di Kabupaten Batang ........................69
Tabel 4.9 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Blora .............................................71
Tabel 4.10 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Boyolali.......................................73
Tabel 4.11 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Brebes .........................................79
Tabel 4.12 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Cilacap ........................................82
Tabel 4.13 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Demak .........................................90
Tabel 4.14 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Grobogan ....................................91
Tabel 4.15 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Jepara ..........................................94
xvi
Tabel 4.16 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Karanganyar ..............................102
Tabel 4.17 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Kebumen ...................................107
Tabel 4.18 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Kendal .......................................109
Tabel 4.19 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Klaten ........................................113
Tabel 4.20 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Kudus ........................................115
Tabel 4.21 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Magelang ..................................118
Tabel 4.22 Potensi Wisata Alam di Kota Magelang ............................................121
Tabel 4.23 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Pati ............................................122
Tabel 4.24 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Pekalongan ................................126
Tabel 4.25 Potensi Wisata Alam di Kota Pekalongan .........................................130
Tabel 4.26 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Pemalang...................................131
Tabel 4.27 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Purbalingga ...............................134
Tabel 4.28 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Purworejo ..................................136
Tabel 4.29 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Purworejo ..................................139
Tabel 4.30 Potensi Wisata Alam di Kota Salatiga ...............................................143
Tabel 4.31 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Semarang ..................................144
Tabel 4.32 Potensi Wisata Alam di Kota Semarang ............................................147
Tabel 4.33 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Sragen .......................................149
Tabel 4.34 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Sukoharjo ..................................151
Tabel 4.35 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Tegal .........................................152
Tabel 4.36 Potensi Wisata Alam di Kota Tegal ...................................................153
Tabel 4.37 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Temanggung .............................154
Tabel 4.38 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Wonogiri ...................................156
xvii
Tabel 4.39 Potensi Wisata Alam di Kabupaten Wonosobo .................................158
Tabel 4.40 Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata Alam ...................................160
Tabel 4.41 Pembobotan Faktor Kekuatan Wisata Alam Jawa Tengah ................174
Tabel 4.42 Pembobotan Faktor Kelemahan Wisata Alam Jawa Tengah .............175
Tabel 4.43 Pembobotan Faktor Peluang Wisata Alam Jawa Tengah ..................177
Tabel 4.44 Pembobotan Faktor Ancaman Wisata Alam Jawa Tengah ................178
Tabel 4.45 Peratingan Faktor Kekuatan Wisata Alam Jawa Tengah ...................180
Tabel 4.46 Peratingan Faktor Kelemahan Wisata Alam Jawa Tengah ................182
Tabel 4.47 Peratingan Faktor Peluang Wisata Alam Jawa Tengah .....................183
Tabel 4.48 Peratingan Faktor Ancaman Wisata Alam Jawa Tengah ...................184
Tabel 4.49 Perhitungan Faktor Strategi Internal Wisata Alam Jawa Tengah ......186
Tabel 4.50 Perhitungan Faktor Strategi Internal Wisata Alam Jawa Tengah ......187
Tabel 4.51 Matriks SWOT Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah ....................191
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penerimaan Devisa Ekspor Komoditi 2013 – 2017 (Juta Dolar) .........2
Gambar 1.2 Kunjungan Wisatawan ke Jawa Tengah Tahun 2013 - 2017 ...............5
Gambar 1.3 Penerimaan Sektor Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2013 – 2017........6
Gambar 1.4 Jumlah Daya Tarik Wisata Menurut Jenis di Jawa Tengah .................8
Gambar 1.5Jumlah Kunjungan Wisatawan Menurut Jenis Daya Tarik Wisata .....10
Gambar 3.1 Subsistem SIG ....................................................................................42
Gambar 3.2 Diagram SWOT .................................................................................44
Gambar 4.1 Rata – Rata Lama Menginap Tamu di Hotel Tahun 2013 – 2017 .....52
Gambar 4.2 Presentase Daya Tarik Wisata Alam yang Disukai Wisnus...............58
Gambar 4.3 Presentase Daya Tarik Wisata Alam yang Disukai Wisman .............59
Gambar 4.4 Peta Potensi Wisata Alam di Provinsi Jawa Tengah ..........................61
Gambar 4.5 Matrix Grand Strategy DTWA Provinsi Jawa Tengah ....................189
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian DPMTSP Provinsi Jawa Tengah ....................210
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian DISPORAPAR................................................211
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian DPMTSP Bappeda ..........................................212
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah .....213
Lampiran 5 Daftar Pertanyaan Wawancara dan Hasil Wawancara .....................214
Lampiran 6 Hasil Wawancara ..............................................................................220
Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Quesioner Rating ................................................243
Lampiran 8 Daftar Pertanyaan Pembobotan ........................................................247
Lampiran 9 Hasil Pengisian Pembobotan dan Rating ..........................................251
Lampiran 10 Hasil Akhir Rata – Rata Pembobotan dan Rating ..........................256
Lampiran 11 Peta Potensi Daya Tarik Wisata Alam Provinsi Jawa Tengah .......260
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan ...................................................................261
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin gencar
dilakukan, hal tersebut diwujudkan dengan penetapan sektor pariwisata sebagai
prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019. Peningkatan pada
pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa, dan penyerapan tenaga kerja
merupakan tujuan jangka panjang yang diharapkan dapat tercapai melalui
pengembangan sektor pariwisata. Menurut (Spilanne, 1994), terdapat beberapa
kondisi dimana pengembangan sektor pariwisata harus dilakukan di Indonesia,
yakni apabila :
1. Berkurangnya peranan minyak dan gas bumi sebagai penghasil devisa.
2. Semakin rendahnya nilai ekspor di sektor non migas.
3. Kinerja sektor pariwisata yang menunjukan kecenderungan meningkat
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata
menunjukan bahwa penerimaan devisa ekspor minyak dan gas bumi pada tahun
2013 sampai dengan 2017 mengalami trend menurun, meskipun pada tahun 2017
meningkat namun peningkatannya tidak dalam jumlah yang besar. Selanjutnnya,
pada komoditas minyak kelapa sawit, batubara, dan pakaian jadi berfluktuatif dan
cenderung menurun. Di sisi lain, penerimaan devisa ekspor pariwisata dalam lima
tahun terakhir meningkat secara konsisten meskipun masih menempati posisi ke
2
empat sebagai penghasil devisa terbesar di Indonesia. Untuk mengetahui
perkembangan penerimaan devisa ekspor komoditas tersebut dapat diketahui pada
Gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1 Penerimaan Devisa Ekspor Komoditi 2013 – 2017 (Juta Dolar)
Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata, data diolah
Berdasarkan gambar diatas, diketahui bahwa peran pariwisata sebagai
penghasil devisa semakin penting yang ditunjukan pada peningkatan dari tahun
2013 hingga 2017. Pada tahun 2013, penerimaan devisa ekspor pariwisata adalah
10054,1 Milyar US$, dan jumlahnya terus meningkat dalam 4 tahun selanjutnya
yang pada tahun 2017 mencapai 14216,0 Milyar US$. Pemerintah juga
memproyeksikan bahwa pada tahun 2019 sektor pariwisata mampu menjadi
penghasil devisa terbesar di Indonesia dengan nilai mencapai 24 Milyar US$.
Menurut kondisi yang telah dijelaskan tersebut, maka pengembangan pariwisata
di Indonesia harus segera dilakukan, karena peran minyak dan gas bumi sebagai
penghasil devisa utama semakin menurun yang diikuti oleh komoditas lainnya.
(Hampton, 2005; Hall & Page, 2006) dalam (Hakim & Nakagoshi, 2008)
berpendapat bahwa pengembangan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan
nasional, kesejahteraan masyarakat lokal, menyediakan lapangan pekerjaan,
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
2013 2014 2015 2016 2017
Minyak & GasBumiMinyakKelapa SawitBatubara
Pariwisata
3
mengurangi kemiskinan, dan mempromosikan budaya lokal. Pada tahun 2017,
diketahui kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 14,04 juta
atau tumbuh sebesar 21,88% dari tahun sebelumnya dan kunjungan wisatawan
nusantara mencapai 270,82 juta atau tumbuh 2,45% dari tahun sebelumnya
(Badan Pusat Statistik, 2019). Peningkatan kunjungan wisatawan membuat
pergerakan konsumsi dan belanja wisatawan juga meningkat, yang mana
berdampak pada nilai ekonomi yang ditimbulkan. Diketahui, kontribusi sektor
pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto Nasional pada tahun 2017 mencapai
4,11% yang mampu menyerap tenaga kerja sebesar 12,74 juta orang atau 10,53%
terhadap total tenaga kerja nasional yang berjumlah 121,02 juta orang. (Badan
Pusat Statistik, 2019)
Pariwisata sebagai sektor strategis diharapkan mampu membawa dampak
positif pada kegiatan ekonomi nasional. Namun, sampai saat ini usaha
pengembangan pariwisata masih dirasa belum optimal. Hal tersebut sesuai dengan
temuan Kementerian Pariwisata yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa
permasalahan dalam pembangunan kepariwisataan di Indonesia, yaitu belum
siapnya destinasi pariwisata dalam pemenuhan aspek manajemen atraksi;
amenitas; aksesbilitas, dan kurang siapnya masyarakat di sekitar destinasi wisata
(seperti kemampuan menguasai Bahasa Inggris yang terbatas dan masih banyak
masyarakat setempat yang belum mengetahui manfaat destinasi pariwisata
tersebut). Jumlah daya tarik wisata yang bertambah juga tidak diikuti dengan
pemasaran yang optimal, sehingga hanya tujuan destinasi wisata tertentu yang
4
selalu dikunjungi oleh wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Oleh
karenanya usaha pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan.
Diterbitkannya Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam pengembangan
pariwisata, adapun disebutkan bahwa keberadaan daya tarik wisata di suatu
daerah akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan memperbanyak
kesempatan kerja sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat. (Wardoyo
& Bahtarudin, 2003) juga berpendapat bahwa peranan pariwisata dalam
pembangunan suatu daerah mencakup 3 komponen yaitu: ekonomi (meningkatkan
pendapatan daerah), sosial (meningkatkan lapangan kerja), dan kebudayaan
(memperkenalkan budaya Indonesia). Oleh karenanya, pembangunan pariwisata
di suatu daerah sangat penting, termasuk Jawa Tengah sebagai salah satu daerah
di Indonesia yang menjadi tujuan wisata bagi wisatawan karena memiliki beragam
potensi wisata. Adapun banyaknya potensi wisata dan jumlah kunjungan
wisatawan ke Provinsi Jawa Tengah dapat diketahuidari data pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Jumlah Daya Tarik Wisata di Pulau Jawa Tahun 2017
No Provinsi Jumlah Daya Tarik Wisata Jumlah Kunjungan
1 Jawa Tengah 615 40.899.577
2 Jawa Timur 334 15.722.040
3 Jawa Barat 218 45.216.244
4 Banten 204 14.920.000
5 DKI Jakarta 149 38.122.115
6 DIY 115 25.950.793
Sumber: Kementerian Pariwisata
Tabel 1.1 menampilkan jumlah daya tarik wisata dan kunjungan
wisatawan di seluruh provinsi di Pulau Jawa. Pada tahun 2017, Provinsi Jawa
Tengah diketahui memiliki jumlah daya tarik wisata tertinggi diantara provinsi
5
lainnya yakni 615 DTW, disusul Provinsi Jawa Timur dengan 334 DTW, dan
Provinsi Jawa Barat dengan 218 daya tarik wisata. Namun, hal berbeda ditunjukan
pada jumlah wisatawan yang berkunjung, yang mana Provinsi Jawa Barat lebih
banyak dikunjungi wisatawan dibandingkan provinsi lain, yakni sejumlah
45.216.244 wisatawan. Adapun Provinsi Tengah menempati posisi kedua sebagai
daerah dengan kunjungan wisatawan terbanyak, yakni sejumlah 40.899.577
wisatawan. Hal tersebut menunjukan bahwa Provinsi Jawa Tengah belum mampu
mengoptimalkan kunjungan wisatanya. Perkembangan kunjungan wisatawan ke
Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir dapat diketahui pada Gambar 1.2 berikut:
Gambar 1.2 Kunjungan Wisatawan ke Jawa Tengah Tahun 2013 - 2017
Sumber: Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2017, data diolah
Gambar 1.2 menyajikan data kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah dari
tahun 2013 sampai dengan 2017 yang mana wisatawan yang dimaksud adalah
wisatawan mancanegara dan nusantara. Wisatawan mancanegara yaitu wisatawan
yang berasal dari dalam negeri, termasuk wisatawan yang berasal dari Provinsi
Jawa Tengah itu sendiri. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara dihitung dari
setiap wisatawan yang membayar tiket masuk pada daya tarik wisata. Adapun
wisatawan mancanegara yaitu wisatawan yang berasal dari luar negara Indonesia
29.818.752 30.304.563
33.451.743 37.478.669
40.899.577 14,14%
1,63%
10,39%
12,04%
8,36%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
16.00%
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
45,000,000
2013 2014 2015 2016 2017
Wisatawan
PertumbuhanPer Tahun
6
yang jumlah kunjungannya dihitung berdasarkan setiap wisatawan yang terdata
melalui imigrasi di setiap pintu masuk yakni bandara dan pelabuhan.
Berdasarkan Tabel 1.2, jumlah wisatawan dalam lima tahun terakhir selalu
meningkat, namun pertumbuhan kunjungan wisatawan berfluktuatif. Pada tahun
2014 hingga 2016, pertumbuhan kunjungan wisatawan selalu mengalami
peningkatan, tetapi pada tahun 2017 pertumbuhannya mengalami penurunan dari
12,04% menjadi 8,36%, atau mengalami penurunan sebesar 3,68%. Kondisi
tersebut menggambarkan bahwa Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah daya tarik
wisata terbanyak di Pulau Jawa belum mampu mengoptimalkan kunjungan
wisatawan, padahal jumlah daya tarik wisata pada tahun 2016 hingga 2017
mengalami peningkatan, dari 551 DTW menjadi 615 DTW. Pertambahan jumlah
daya tarik wisata tersebut idealnya dapat meningkatkan pertumbuhan kunjungan
wisatawan ke Jawa Tengah. Kondisi ketidakseimbangan ini juga berdampak pada
tidak maksimalnya penerimaan dari sektor pariwisata di Provinsi Jawa Tengah
yang diketahui dengan melihat data penerimaan sektor pariwisata sebagai berikut:
Gambar 1.3 Penerimaan Sektor Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2013 – 2017
Sumber: Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2017, data diolah
214.513.465.633 232.510.898.616
238.373.330.846 262.984.817.326
212.570.844.806
0
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,000
300,000,000,000
2013 2014 2015 2016 2017
7
Menurut Gambar 1.3, penerimaan sektor pariwisata di Provinsi Jawa
Tengah dari tahun 2013 sampai dengan 2016 mengalami peningkatan, namun
pada tahun 2017 terjadi penurunan sebesar 19,17% dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah wisatawan yang juga mengalami
penurunan di tahun yang sama, meskipun jumlah wisatawannya meningkat tetapi
pertumbuhan dan penerimaan sektor pariwisata justru menurun. Menurut hasil
wawancara yang dilakukan dengan Pak Syahrul Staff Tehnis Dinas Kepemudaan,
Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa :
“Penurunan pertumbuhan kunjungan wisatawan dan jumlah penerimaan sektor
pariwisata pada Tahun 2017 disebabkan erupsi Gunung Agung di Bali. Hal
tersebut berpengaruh karena pintu masuk wisatawan mancanegara berasal dari
Bali dan pintu masuk wisatawan nusantara dari DKI Jakarta, sehingga apabila
terjadi gangguan dari kedua pintu tersebut akan berpengaruh pada kunjungan
wisatawan. Kemudian, Jawa Tengah belum menjadi tujuan utama bagi wisatawan
yang berkunjung”
Menurut data Disporapar Provinsi Jawa Tengah, 42,60% wisatawan mancanegara
datang ke Jawa Tengah dari Bali dan 34,09% wisatawan nusantara datang dari
DKI Jakarta. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa Provinsi Jawa Tengah
belum menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang berkunjung. Oleh karenanya
diperlukan upaya pengembangan sektor pariwisata sehingga dapat meningkatkan
kunjungan wisatawan dan penerimaan sektor pariwisata di Provinsi Jawa Tengah.
Secara administrative, Jawa Tengah terbagi dalam 35 Kabupaten/Kota
dengan kondisi topologi berbeda – beda dimana terdapat dataran tinggi dan
8
dataran rendah sehingga membuatnya memiliki beragam jenis daya tarik wisata
yang sebagian besar didominasi jenis wisata alam. Daya tarik wisata alam
merupakan segala hal yang unik, indah, dan memiliki nilai berupa kekayaan alam
yang dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Sampai saat ini perkembangan Daya
Tarik Wisata Alam yang beragam di Jawa Tengah terus meningkat, hal tersebut
dapat diketahui dari data jumlah daya tarik wisata menurut ragam jenisnya pada
Gambar 1.4
Gambar 1.4 Jumlah Daya Tarik Wisata Menurut Jenis di Jawa Tengah
Sumber: Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2017, data diolah
Berdasarkan data pada Gambar 1.4, jumlah daya tarik wisata alam di
Provinsi Jawa Tengah sampai dengan tahun 2017 berjumlah 209 DTWA, jumlah
tersebut merupakan yang terbesar dibanding jumlah daya tarik wisata jenis lain
seperti budaya yang hanya sebanyak 173 dan buatan 127. Maka jelas bahwa
Provinsi Jawa Tengah menawarkan berbagai macam pilihan daya tarik wisata
alam yang lebih banyak dibandingkan dengan jenis wisata lain.
Menurut (Buckley, 2003) dalam (Hidayati, Sudaryono, Wijono, &
Prayitno, 2016) menyebutkan bahwa jenis wisata yang banyak dikembangkan
2013 2014 2015 2016 2017
Alam 132 148 160 182 209
Budaya 88 85 82 110 173
Buatan 105 117 131 146 127
Minat Khusus 21 19 27 31 32
Lain - Lain 71 98 77 82 74
0
50
100
150
200
250
9
dalam beberapa tahun terakhir yaitu wisata berbasis alam, karena dianggap
menguntungkan. Banyaknya daya tarik wisata alam yang beragam diharapkan
dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah, karena wisatawan
memiliki berbagai macam pilihan wisata alam yang dapat dikunjungi, namun
berdasarkan survey yang dilakukan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan
Pariwisata Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 menemukan bahwa secara
umum wisatawan yang datang ke Jawa Tengah lebih memilih untuk mengunjungi
destinasi wisata berjenis budaya dibandingan jenis wisata alam. Hal tersebut dapat
di lihat melalui data kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah menurut jenis sebagai
berikut:
Tabel 1.2
Preferensi Wisatawan Menurut Jenis yang Dikunjungi Tahun 2017
Jenis Daya Tarik Wisata Wisatawan
Nusantara (%)
Wisatawan
Mancanegara (%)
Total
(%)
Wisata Alam 24,02 12,40 18,21
Wisata Budaya 21,77 27,20 24,49
Wisata Minat Khusus 7,00 11,10 9,05
Masyarakat Jawa Tengah 16,01 20,70 18,36
Kuliner 15,64 10,40 13,02
Belanja 13,56 14,50 14,03
Hiburan Malam (Club, Café) 2,00 3,70 2,85
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber: Profil Wisatawan Nusantara dan Mancanegara Disporapar Jawa Tengah
Berdasarkan Tabel 1.2, pada tahun 2017 preferensi wisatawan nusantara
untuk mengunjungi wisata alam sangat tinggi yang ditunjukan dengan 24,02%
wisnus memilih wisata alam sebagai tujuan wisata, disusul wisata budaya
sebanyak 21,77% wisnus dan wisata masyarakat sebanyak 16,01% wisnus.
Tingginya minat wisatawan nusantara untuk mengunjungi wisata alam
dikarenakan banyaknya daya tarik wisata alam yang tersebar di Provinsi Jawa
10
Tengah sehingga wisatawan memiliki banyak pilihan wisata. Namun, preferensi
wisatawan mancanegara untuk mengunjungi wisata alam masih lebih rendah
dibanding wisata budaya, wisata masyarakat, dan wisata belanja.
Peningkatan jumlah daya tarik wisata alam pada setiap tahunnya belum
mampu menarik minat kunjungan wisatawan dalam jumlah yang besar, terutama
untuk wisatawan mancanegara. Kondisi ketidakseimbangan tersebut juga
berpengaruh pada tidak optimalnya jumlah kunjungan wisatawan ke wisata alam
dibanding wisata jenis lain. Berikut disajikan Gambar 1.5, yang memuat data
jumlah kunjungan wisatawan menurut jenis daya tarik wisata:
Gambar 1.5 Kunjungan Wisatawan Menurut Jenis Daya Tarik Wisata
Sumber: Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2017, data diolah
Banyaknya daya tarik wisata alam belum mampu meningkatkan minat
wisatawan terhadap wisata berbasis alam di Provinsi Jawa Tengah. Menurut
(Friedman, Wall-Reinius, & Grunden, 2012), pengembangan wisata alam
ditentukan oleh dua hal, yakni kealamian daya tarik tersebut dan kelengkapan
fasilitas yang dimiliki. Wisata alam mengandalkan potensi alam sebagai atraksi
atau daya tariknya, namun kondisi alam yang berbeda seperti dataran tinggi,
Wisata
Alam
Wisata
Budaya
Wisata
Buatan
Minat
Khusus
Lain - Lain Desa
Wisata
11.530.178 10.077.134
15.131.821
472.880
3.364.566
322.998
11
pegunungan, atau air terjun membuatnya memerlukan banyak komponen untuk
layak dijadikan sebagai tempat wisata dan dapat menarik minat wisatawan untuk
berkunjung. Menurut hasil observasi, banyak daya tarik wisata alam yang belum
memenuhi aspek kelengkapan fasilitas, akomodasi, akses jalan yang memadai,
keamanan, dan juga keramahan masyarakatnya. Banyaknya daya tarik wisata
alam yang belum diketahui oleh wisatawan juga dapat menjadi penyebab
rendahnya minat wisatawan untuk berkunjung. Hal tersebut juga sesuai dengan
pendapat dari Pak Syahrul Staff Tehnis Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan
Pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang menyatakan bahwa :
“Kegiatan promosi sampai saat ini belum maksimal karena terdapat
berbagai kendala dari segi tekhnologi dan kelengkapan infrastruktur. Kemudian,
para pelaku wisata Jawa Tengah lebih suka menjual produk wisata di luar provinsi
atau outbond daripada menjual daya tarik wisata di dalam.”
Kondisi tersebut memerlukan perhatian khusus, mengingat Jawa Tengah memiliki
jumlah daya tarik wisata terbanyak di Pulau Jawa, yang mana didominasi oleh
jenis wisata berbasis alam yang sampai tahun 2017 jumlahnya selalu mengalami
peningkatan, namun banyaknya wisata alam belum diketahui oleh para wisatawan
sehingga preferensi wisatawan ke daya tarik wisata alam juga masih rendah, yang
berdampak pada rendahnya penerimaan sektor pariwisata di Jawa Tengah.
Dari fenomena yang telah disampaikan, diperlukan upaya pengembangan
pariwisata di Provinsi Jawa Tengah. Langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan
identifikasi potensi wisata dan penentuan perencanaan, terutama untuk wisata
berbasis alam, mengingat wisata di Jawa Tengah didominasi jenis wisata alam.
12
Diharapkan, potensi wisata alam yang melimpah dapat diketahui dan
meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. Penentuan strategi
pengembangan diperlukan guna mengetahui langkah yang dapat ditempuh oleh
para stakeholder untuk meningkatkan perkembangan wisata alam sehingga dapat
meningkatkan penerimaan sektor pariwisata. Oleh karenanya, peneliti bermaksud
untuk melakukan penelitian terkait “Identifikasi Potensi dan Strategi
Pengembangan Potensi Wisata Alam di Jawa Tengah”, diharapkan dengan
pengembangan sektor pariwisata dapat mengoptimalkan penerimaan sektor
pariwisata Provinsi Jawa Tengah.
1.2 Cakupan Masalah
Cakupan penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan batasan masalah
dalam penelitian supaya diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Sesuai dengan uraian pada latar belakang masalah, bahwa jumlah daya
tarik wisata alam yang besar belum mampu meningkatkan minat wisatawan untuk
berkunjung yang berpengaruh terhadap rendahnya kunjungan wisatawan ke daya
tarik wisata alam dibanding jenis lainnya. Penelitian ini dilakukan di Provinsi
Jawa Tengah dengan batasan masalah berupa identifikasi potensi daya tarik wisata
alam menurut jumlah daya tariknya pada tahun 2017 dan strategi pengembangan
daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah.
1.3 Rumusan Masalah
Secara umum, pertumbuhan kunjungan wisatawan dan pendapatan sektor
pariwisata di Jawa Tengah pada tahun 2013 – 2017 mengalami trend penurunan.
Wisata alam sebagai jenis daya tarik wisata dengan jumlah paling banyak belum
13
mampu meningkatkan pendapatan sektor pariwisata Jawa Tengah. Menurut
survey yang dilakukan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017, wisatawan yang berkunjung ke Jawa
Tengah lebih memilih untuk mengunjungi wisata berjenis budaya dan masyarakat.
Hal tersebut berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan pada tahun 2017,
yang diketahui jumlah kunjungan wisatawan ke wisata alam lebih sedikit
dibandingkan jenis lain. Dengan jumlah potensi wisata alam yang besar namun
belum dapat dimanfaatkan secara optimal,diharapkan mampu meningkatkan
kunjungan dan pendapatan sektor pariwisata pada tahun berikutnya. Oleh
karenanya, diperlukan adanya strategi pengembangan wisata alam di Provinsi
Jawa Tengah.Berdasarkan latar belakang yang disusun, pertanyaan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana identifikasi potensi wisata alam di Provinsi Jawa Tengah ?
2. Bagaimana strategi pengembangan wisata alam di Provinsi Jawa Tengah ?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, maka tujuan penelitiannya
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi potensi wisata alam di Provinsi Jawa Tengah.
2. Menyusun strategi pengembangan wisata alam di Provinsi Jawa Tengah.
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang disusun, maka diharapkan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
14
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
danmembantu pembaca untuk memahami teori pembangunan ekonomi, peran
sektor pariwisata terhadap pembangunan ekonomi, potensi daya tarik wisata
alam dan pemetaannya di Jawa Tengah, serta strategi pengembangan wisata
alam di Provinsi Jawa Tengah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademisi
1) Penelitian ini sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh dibangku perkuliahan dan disesuaikan dengan
kondisi sebenarnya.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan dan
ilmu pengetahuan tentang kepariwisataan di Jawa Tengah.
3) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
b. Bagi pemerintah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi
dan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan yang
berhubungan dengan strategi pengembangan obyek wisata untuk
menigkatkan penerimaan sektor pariwisata di Provinsi Jawa Tengah
maupun wilayah lainnya.
c. Bagi Pembaca dan Masyarakat Umum
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah sumber
informasi mengenai wisata alam dan pemetaannya di Provinsi Jawa
Tengah.
15
1.6 Orisinalitas Penelitian
Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu mengenai pengembangan
wisata alam. Orisinalitas dalam penelitian ini ialah membahas mengenai potensi
wisata alam di Provinsi Jawa Tengah yang kemudian dilakukan identifikasi dan
disajikan dalam peta potensi wisata alam. Identifikasi dan pemetaan potensi
diharapkan dapat menjadi pendukung dalam menyusun strategi pengembangan
daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pariwisata
Ditetapkannya pariwisata sebagai leading sector diharapkan mampu
menjadikan sektor ini sebagai komoditas penghasil devisa ekspor terbesar untuk
komoditas sehingga mendorong pemerintah menetapkan Undang – Undang
Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Pasal 1 yang menjelaskan tentang
definisi seputar pariwisata seperti berikut:
a. Wisata merupakan perjalanan dalam jangka waktu sementara yang
dilakakukan oleh individu atau kelompok orang ke suatu tempat tertentu
yang dituju untuk rekreasi; pengembangan pribadi; atau mengetahui daya
tarik wisata tertentu yang unik.
b. Wisatawan merupakan seseorang yang berwisata
c. Pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh
sejumlah fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
d. Destinasi Pariwisata merupakan kawasan yang terletak dalam satu atau lebih
wilayah administrative yang memiliki daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesbilitas, dan masyarakat yang berkaitan untuk
mewujudkan kepariwisataan.
17
e. Kepariwisataan merupakan seluruh kegiatan multidimensi yang berkaitan
dengan pariwisata dan sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara
dimana terjadi interaksi antara wisatawan dan masyarakat, sesame
wisatawan, pemerintah, Pemerintah Daerah, serta pengusaha.
Pariwisata didefinisikan secara luas oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Spillane dalam (Wahid, 2015) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan
berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya bersifat sementara, dilakukan
perseorangan atau sekelompok orang, yang tujuannya untuk mencari
kebahagian terhadap lingkungan hidup secara sosial, budaya, alam, dan
ilmu.
b. World Tourism Organization (WTO) dalam (Muljadi, 2009)mendefinisikan
pariwisata sebagai kegiatan seseorangyang melakukan perjalanan dan
tinggal di luar lingkungannya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun
dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan, urusan bisnis, atau
kepentingan lain.
c. Pariwisata adalah jenis industry baru yang dapat mempercepat pertumbuhan
ekonomi melalui penyediaan lapangan kerja, standar hidup, dan dapat
menggerakkan sektor produktif lainnya (Wahab, 1996)
Dilihat dari sudut pandang ekonomi, pariwisata merupakan bisnis/industry
yang kegiatannya merupakan usaha menjual barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh wisatawan dalam perjalanan wisata. Sehingga dapat dipahami bahwa
pengembangan pariwisata diharapkan mampu meningkatkan nilai – nilai ekonomi
dari perjalanan wisata yang dilakukan oleh orang – orang.
18
Pada Undang - Undang No. 10 Tahun 2009 juga menjelaskan fungsi
kegiatan wisata yaitu memenuhi kebutuhan rohani dan meningkatkan daya
intelektual seseorang, serta meningkatkan pendapatan daerah melalui perjalanan
seorang wisatawan. Sehingga dengan peningkatan pendapatan tersebut maka akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perputaran ekonomi dalam suatu
daya tarik wisata yang ada disuatu daerah. Berdasarkan Undang - Undang No. 10
Tahun 2009 menyatakan bahwa keberhasilan sektor pariwisata ini sangat
didukung oleh beberapa pihak diantaranya yaitu :
a. Swasta
Pihak swasta yaitu suatu asosiasi atau perkumpulan usaha pariwisata dan
pengusaha setempat yang bertujuansebagai investor maupun pihak yang
membantu pemerintah dalam hal permodalan sektor pariwisata.
b. Pemerintah
Pemerintah berperan mengambil kebijakan dan pembuat peraturan, serta
yang memberikan modal untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Kelompok pemerintah ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten, desa dll.
c. Masyarakat
Kelompok masyarakat disini berperan sebagai pemilik sah sumber daya
wisata yang ada pada daerah tempat wisata itu berada. Dimana kelompok
masyarakat tersebut juga merupakan tokoh masyarakat, kaum intelektual,
LSM, dan media massa.
19
2.1.2 Daya Tarik Wisata
Menurut Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009, Daya Tarik Wisata
merupakan segala sesuatu yang unik, indah, dan memiliki nilai berupa
keanekaragam kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang merupakan
tujuan kunjungan wisatawan. (Yoeti, 1996), yang menyebutkan bahwa sesuatu
dapat digolongkan sebagai daya tarik wisata yang dapat dikunjungi oleh
wisatawan apabila memenuhi syarat untuk pengembangan daerahnya, yaitu:
a. Something to see, merujuk pada suatu obyek wisata dan atraksi wisata yang
tidak dapat ditemui di tempat lain. Daerah tersebut harus memiliki daya tarik
khusus yang menghibur untuk setiap wisatawan yang berkunjung.
b. Something to do, selain memiliki daya tarik khusus, suatu daerah juga harus
dilengkapi dengan fasilitas rekreasi yang menghibur dan wahana yang dapat
dimanfaatkan untuk wisatawan beraktivitas.
c. Something to buy, merujuk pada tersedianya tempat untuk berbelanja seperti
pusat souvenir dan oleh – oleh. Fasilitas belanja ini juga harus dilengkapi
dengan money changer, ATM Center, Bank, dan lainnya.
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2012
Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012-2027, daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang unik, indah,
dan memiliki nilai berupa keanekaragam kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang merupakan tujuan kunjungan wisatawan.Jenis daya tarik wisata
meliputi:
20
a. Daya Tarik Wisata Alam, merupakan DTW yang dikembangkan berbasis
pada keindahan dan keunikan alam, seperti pantai; laut; danau; gunung
b. Daya Tarik Wisata Budaya, merupakan DTW yang dikembangan berbasis
pada peninggalan budaya, nilai budaya yang masih hidup dalam kehidupan
masyarakat yang berbentuk upacara, ritual, adat istiadat, seni pertunjukan.
Contoh daya tarik wisata budaya adalah Dieng Culture Festival.
c. Daya Tarik Wisata Hasil Buatan Manusia, merupakan DTW yang dibuat
khusus, seperti memancing, berbelanja, arung jeram, wisata agro, Gambling,
rapat, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan hobby wisatawan.
2.1.3 Potensi Wisata
Suatu tempat yang ditetapkan sebagai Daya Tarik Wisata harus memiliki
potensi yang mengundang minat wisatawan untuk berkunjung. (Sujali, 1989))
mengartikan potensi sebagai perubahan bentuk permukaan bumi sebagai akibat
sebuah proses alam dengan tenaga endogen sehingga membentuk pegunungan,
sungai, danau, dan bentuk lainnya. Berkaitan dengan potensi daya tarik wisata,
maka juga dapat disebabkan oleh adanya budaya atau kreativitas manusia.
Terdapat faktor – faktor yang berpengaruh terhadap potensi wisata suatu
tempat, yaitu:
a. Aspek fisik, meliputi kondisi yang berpengaruh terhadap perubahan iklim,
tanah, flora dan fauna, morfologi.
b. Atraksi, merupakan segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi wisatawan
untuk berkunjug di suatu daerah, missal terdapat suatu festival tertentu
seperti Dieng Culture Festival, Festival Durian, upacara adat, dan lainnya.
21
c. Aksesbilitas, berkaitan dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk
mencapai tempat wisata, dalam hal ini semakin mudah tempat wisata
ditemukan maka akan semakin tinggi pula minat wisatawan untuk
berkunjung.
d. Pemilikan dan penggunaan lahan yang berpengaruh terhadap lokasi tempat
wisata serta arah kebijakan pengembangannya. Kepemilikan lahan seperti
lahan pribadi atau dimiliki pemerintah.
e. Sarana dan prasarana pendukung wisata. Sarana wisata meliputi transportasi,
biro perjalanan wisata, penginapan, restoran. Sedangkan prasarana wisata
seperti komunikasi, listrik, persediaan air minum, sistem perbankan,
pelayanan kesehatan. Sarana dan prasarana yang lengkap akan mendukung
wisatawan untuk lebih lama berada di lokasi tersebut (Wahab, 1996)
f. Masyarakat, peran masyarakat sangat penting sebagai pemilik atraksi wisata,
oleh karenanya pemerintah secara berkala melakukan penyuluhan kepada
masyarakat dalam bentuk bina masyarakat sadarwisata (Suwantoro, 1997)
2.1.4 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah merupakan proses yang melibatkan
pemerintah daerah dan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang tersedia
guna hingga terbentuk pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta
untuk dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut sehingga
meningkatkan jumlah dan peluang kerja bagi masyarakat (Arsyad, 2010).
Pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan
kesempatan kerja bagi masyarakat melalui komitmen untuk melakukan
22
pembangunan daerah dengan mengelola sumber daya yang tersedia, baik sumber
daya alam maupun sumber daya manusia.
Pelaksanaan pembangunan antar daerah akan berbeda sehingga
memerlukan penyesuaian terhadap kondisi karakteristik dan kekhasan pada
masing – masing daerah, karena pola kebijakan yang diterapkan pada daerah yang
berhasil belum tentu menghasilkan manfaat yang sama pada daerah lainnya. Oleh
karenanya perlu disusun kebijakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi,
permasalahan, dan potensi pada daerah yang bersangkutan.
Pemanfaatan sektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi daerah
diperlukan, karena perkembangannya cukup pesat yang diketahui dari penerimaan
devisa ekspor sektor pariwisata yang mengalami peningkatan dibanding sektor
migas lainnya. Kemudian, sektor pariwisata mampu mendatangkan wisatawan
untuk melakukan perjalanan wisata dan bersedia mengeluarkan uang guna
memperoleh produk wisata, selain itu pariwisata dapat menyerap tenaga kerja
local sehingga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat
2.1.5 Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata merupakan berbagai cara yang dilakukan untuk
mengembangkan daya tarik wisata ke arah yang lebih baik melalui perbaikan
fasilitas yang ada didalamnya sehingga dapat menarik minat wisatawan yang akan
berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah dan devisa negara. Untuk
mencapai keberhasilan dalam pengembangan pariwisata di Indonesia harus
memperhatikan pada faktor pendorong pengembangan pariwisata, yaitu (Spillane,
1987): 1) Peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara semakin kecil jika
23
dibanding dengan waktu lalu; 2) Melemahnya nilai eksport pada sektor nonmigas;
3) Terjadi peningkatan devisa ekspor pariwisata secara konsisten; 4) Potensi yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan pariwisata.
Pengembangan pariwisata di suatu daerah saat ini semakin ditingkatkan
mengingat manfaatnya bagi kegiatan ekonomi daerah. Untuk mencapai
pengembangan pariwisata sesuai dengan yang direncanakan maka harus
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berikut faktor yang
mempengaruhi pengembangan pariwisata menurut para ahli:
Tabel 2.1
Faktor yang Mempengaruhi Sektor Pariwisata Menurut Para Ahli Peneliti/
Pakar/In
stansi
(Sammeng, 2001) (Inskeep, 1991) Kementerian
Pariwisata
Faktor
yang
Mempen
garuhi
Pariwisat
a
1. Daya Tarik Wisata:
Keunikan yang
dimiliki oleh obyek
wisata yang
menjadikan
wisatawan
mengunjungi suatu
tempat atau daerah.
seorang wisatawan
akan cenderung
memilih mengunjungi
DTW pada obyek
wisata yang lebih
menarik
dibandiingkan dengan
DTW yang kurang
menarik (daya saing).
2. Fasilitas: Atraksi
yang mendukung
berkembangnya
kawasan wisata,
seperti mushola,
toilet, area parkir.
1. Tourist Markets. Pasar
wisatawan yang dimaksud
ialah adanya calon
wisatawan yang akan
berkunjung ke daya tarik
wisata. Calon wisatawan
terbagi atas wisatawan
internasional dan wisatawan
domestik.
2. Tourist Attractions and
Activities. Merupakan
sesuatu yang unik dan harus
tersedia bagi wisatawan
yang akan melakukan
berwisata ke daerah yang
dituju. Daya tarik dan
aktivitas dapat berupa
pantai, pegunungan, situs
purbakala, kerajinan, atau
upacara adat.
3. Accommodation.
Merupakan hotel dan
fasilitas penunjang yang
1. Attraction (Daya
Tarik). Merupakan
atraksi yang dimiliki
oleh obyek wisata
yang menarik
wisatawan. Seperti :
keindahan alam,
peninggalan sejarah,
agrowisata, wiata
berpetualang, taman
rekreasi, tempat
hiburan. Atraksi
dalam hal ini dapat
berupa modal untuk
menarik wisatawan
pada DTW yang ada.
2. Accesability
(Aksesbilitas). Akses
yang dapat dijangkau
wisatawan dan
mempermudah
wisatawan untuk
mencapai tempat
24
Peneliti/
Pakar/In
stansi
(Sammeng, 2001) (Inskeep, 1991) Kementerian
Pariwisata
3. Akomodasi: sarana
penunjang wisatwan
yang ada pada
destinasi wisata atau
seluruh jenis
penginapan yang ada
di destinasi wisata,
seperti penginapan,
ketersediaan
kesehatan, sumber
energy listrik, kondisi
jalan raya, sistem
pengairan, jaringan
komunikasi, tempat
pembuangan sampah.
4. Aksesbilitas: Suatu
komponen yang
menunjang wisatwan
dalam melakukan
erpindahan dari satu
tempat ke tempat
lainnya seperti jarak,
sarana transportasi
berhubungan dengan
penginapan yang digunakan
wisatawan saat melakukan
perjalanan wisata.
4. Other Tourist Facilities and
Services. Yaitu layanan jasa
yang menunjang
kenyamanan wisatawan,
meliputi jasa panduan
wisata, informasi fasilitas di
daya tarik wisata, restoran,
fasilitas makan dan minum,
fasilitas pos, fasilitas
kesehatan bagi wisatawan.
5. Transportation. Merupakan
akses transportasi yang
menunjang wisatawan
untuk menuju daya tarik
wisata, seperti angkutan
udara, bus, kereta.
6. Other Infrastructure.
Merupakan infrastruktur
yang dibutuhkan wisatawan
yang berhubungan dengan
sarana air bersih, tenaga
listrik, pegelolaan limbah,
dan fasilitas komunikasi.
7. Insttitutional Elements.
elemen kelembagaan yang
berpengaruh terhadap
pengembangan dan
pengelolaan pariwisata,
promosi dan pemasaran
daya tarik wisata, kontrol
lingkungan, serta investasi
pada daya tarik wisata.
wisata. Akses
pariwisata di
indonesia berupa
akses transportasi dan
telekomunikasi.
Akses transportasi
meliputi : transportasi
darat, laut dan udara.
Sedangkan akses
telekomunikasi
adalah jaringan atau
sistem yang
digunakan untuk
mempromosikan
daya tarik wisata.
3. Amenities (Fasilitas).
Fasilitas penunjang
yang digunakan
wisatawan dalam
melakukan perjalanan
wisata. Biasanya
berupa akomodasi
seperti hotel, restoran
dan fasilitas lainnya.
4. Ancillary
(Kelembagaan).
Lembaga yang
bertanggungjawab
atas keamanan
(protection of
tourism) dan
perlindungan.
Sumber: Data Sekunder
Berdasarkan pada faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan
pariwisata yang telah dijelaskan oleh beberapa pakar dan instansi pada tabel 2.1,
25
maka dari faktor tersebut dirumuskan menjadi faktor eksternal dan internal yang
berpengaruh pada penelitian ini yaitu :
a. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang dipengaruhi oleh peluang dan
ancaman daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah. Dalam penelitian
ini faktor eksternal yaitu :
1. Aksesbilitas
Komponen yang menunjang wisatawan untuk melakukan perpindahan
dari satu tempat ke tempat lainnya baik dalam jarak dekat, menengah,
maupun jarak jauh. Aksesbilitas berkaitan dengan kemudahan untuk
menjangkau lokasi wisata.
2. Akomodasi
Akomodasi adalah sarana dan prasarana penunjang pada daya tarik
wisata, meliputi penginapan seperti hotel, motel, wisma, pondok wisata,
villa, apartemen, karafan, perkemahan, dan pondok remaja (young
hostel)
3. Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah berwujud bantuan yang diberikan secara langsung
maupun tidak langsung dengan membuka kesempatan bagi investor atau
pihak swasta untuk bekerja sama dalam pengembangan daya tarik wisata
alam di Provinsi Jawa Tengah.
4. Daya Saing
26
Tolak ukur yang dijadikan sebagai acuan dalam membandingkan daya
tarik wisata satu dengan lainnya. Pengukuran daya saing diperlukan agar
pengelola mengetahui komponen apa saja yang dirasa masih kurang
dibandingkan dengan daya tarik wisata lain yang sejenis.
b. Faktor Internal
1. Daya Tarik Wisata
Daya tarik wisata atau yang disebut dengan atraksi wisata meupakan
keunikan yang dimiliki oleh obyek wisata yang menjadikan wisatawan
ingin mengunjungi pada suatu tempat atau daerah.
2. Fasilitas
Penyediaan fasilitas yang pada kawasan wisata bergantungpada
kebutuhan wisatawan.Fasilitas terbagi dalam fasilitas utama dan fasilitas
umum. Fasilitas utama yaitu fasilitas yang dapat menjadi atraksi wisata,
sedangkan fasilitas umum meliputi kamar mandi, mushola, area parkir,
warung makan.
3. Keramahtamahan
Keramahtamahan merupakan sesuatu yang dapat diukur melalui perilaku
masyarakat dalam memberikan kenyamanan, kepuasan, menghormati,
ramah tamah, suka menolong, membantu memberikan informasi kepada
wisatawan yang mana mereka asing akan lokasi di sekitar objek wisata.
4. Modal
Modal adalahsegala sesuatu yang berada pada daya tarik wisata dan
dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata
27
5. Promosi
Promosi merupakansegala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan
pihak pengelola daya tarik wisata untuk mengenalkan keunikan dari
daya tarik wisatanya sehingga dapat diketahui oleh calon wisatawan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam menjamin keaslian penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan
kajian yang lebih mendalam untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dalam
berbagai sumber referensi jurnal yang digunakan oleh peneliti yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut:
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Judul/Nama
Penulis/Tahun Tujuan
Alat
Analisis Hasil Penelitian
1 Identification
and
Classification of
Nature-Based
Tourism
Resources:
Wetern Lake
Van Basin
(Alaeddinoglu
& Can, 2017)
Identifikasi dan
pengelompokan
sumber daya alam
di barat Danau
Van Basin yang
berpotensi untuk
dikembangkan
sebagai obyek
wisata berbasis
alam
Analisis
deskriptif
statistik
Wisatawan cenderung
mengunjungi obyek wisata yang
memiliki daya tarik tinggi,
degradasi lingkungan yang
rendah, dan didukung dengan
infrastruktur serta fasilitas
transportasi yang memadai. Oleh
karenanya, pengambil kebijakan
perlu menyusun kebijakan yang
melibatkan sektor publik dan
swasta serta masyarakat
setempat.
2 Analisis
Pengembangan
Obyek Wisata
Alam di Resort
Balik Bukit
Taman Nasional
Bukit Barisan
Selatan
(Meizannur &
Wulandari,
2015)
1. Mengetahui
potensi
sumberdaya wisata
alam
2. Mengetahui
potensi
sumberdaya
3. Manajemen
pengembangan
obyek wisata alam
Resort Balik Bukit
4. Strategi
pengembangan
TNBBS
1. Analisis
Deskriptif
2. Analisis
SWOT
1. Potensi disekitar Resort Balik
Bukit yaitu kemampuan
masyarakat dalam membuat
kerajinan.
2. Hasil Matrix Grand Strategy
pengembangan Resort Balik
Bukit berada pada Kuadran 1
dengan titik potong (1,25;0,25)
dengan strategi pertumbuhan
yang memanfaatkan kekuatan
dan peluang seoptimal mungkin
yang dilakukan dengan
mempromosikan potensi yang
ada di TNBBS ke pasar wisata.
28
No Judul/Nama
Penulis/Tahun Tujuan
Alat
Analisis Hasil Penelitian
3 Pengembangan
Obyek dan Daya
Tarik Wisata
Alam Sebagai
Daerah Tujuan
Wisata di
Kabupaten
Karanganyar
(Devy &
Soemanto, 2017)
1. Analisis Potensi
di Obyek Wisata
Air Terjun Jumog,
2. Analisis
fasilitas dan
prasarana
penunjang di
Wisata Air Terjun
Jumog,
3. Penentuan
Strategi
pengembangan
Obyek Wisata Air
Terjun Jumog
Analisis
Deskriptif
kualitatif
1. Potensi Air Terjun Jumog
meliputi debit air yang deras dan
tebing tinggi serta lingkungan
yang asri dan bersih,
2. Fasilitas, prasarana, dan
pelayanan pendukung yang
tersedia sudah baik
3. Strategi pengembangan Obyek
Wisata Air Terjun Jumog
meliputi pembuatann kebijakan
melalui BUMDes Berjo yang
didukung oleh Pemerintah Desa,
Pemerintah Daerah, dan pelaku
wisata.
4. Strategi
Pengembangan
Obyek Wisata
Waduk
Gunungrowo
Indah dalam
Upaya
Penigkatan PAD
Kabupaten Pati
(Pradikta, 2013)
1. Faktor
penghambat dan
pendorong strategi
pengembangan
2. Kontribusi
Waduk
Gunungrowo
Indah terhadap
PAD Kabupaten
Kudus.
1. Analisis
Deskriptif
Kuantitatif
2. Analisis
SWOT
Hasil Matrix Grand Strategy
pengembangan Waduk
Gunungrowo Indah berada pada
kuadran I dengan titik potong
(1,39;0,91) dengan strategi
pertumbuhan yang
memanfaatkan kekuatan dan
peluang seoptimal mungkin.
Faktor pendorong yaitu
panorama alam yang indah,
sejuk sehingga pengunjung
nyaman. Faktor penghambat
yaitu keterbatasan anggaran
untuk perbaikan sarana dan
prasaran obyek wisata.
5 Pemanfataan
Sistem Informasi
Geografis (SIG)
Untuk Pemetaan
Wisata Alam
dan Budaya
Sebagai Usaha
Perkembangan
Kabupaten
Sukoharjo
(Partono &
Rahman, 2016)
Mengkaji
persebaran daya
tarik wisata
melalui
pembuatan peta
tematik persebaran
wisata di
Kabupaten
Sukoharjo
1. Analisis
Deskriptif
kualitatif
2. Analisis
Peta
Terdapat 16 daya tarik wisata
alam dan budaya di Kabupaten
Sukoharjo yang tersebar di 10
Kecamatan dengan rincian 10
daya tarik wisata budaya, dan 6
daya tarik wisata alam.
Kemudian, diperoleh peta
persebaran daya tarik wisata
yang dapat dijadikan panduan
bagi wisatawan.
Sumber: Data Pribadi, diolah
Persamaan dengan penelitian “Identification and Classification of Nature-
Based Tourism Resources: Wetern Lake Van Basin” oleh (Alaeddinoglu & Can,
29
2017) yaitu identifikasi potensi wisata alam beserta penentuan strategi
pengembangannya. Adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu pada
penelitian terdahulu objek yang diteliti adalah Lake Van Basin Turkey sedangkan
pada penelitian ini objeknya yaitu 210 daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa
Tengah pada Tahun 2017, dan metode yang digunakan berbeda.
Persamaan dengan penelitian “Analisis Pengembangan Obyek Wisata
Alam di Resrot Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan” oleh
(Meizannur & Wulandari, 2015) meliputi tujuan penelitian yang ingin mengetahui
potensi sumberdaya wisata alam serta strategi pengembangannya, metode analisis
menggunakan SWOT, kedua penelitian menunjukan hasil yang sama yaitu berada
di kuadran 1 dengan strategi agresif. Sedangkan perbedaannya pada objek yang
diteliti, perbedaan variable yang digunakan pada penelitian terdahulu
(karakteristik responden; potensi sumberdaya wisata alam dan manusia; persepsi
dan keinginan masyarakat Balik Bukit; minat, persepsi, dan motivasi pengunjung)
dan pada penelitian ini (daya tarik wisata, fasilitas, aksesbilitas, akomodasi,
dukungan pemerintah, daya saing,keramahan masyarakat, modal, promosi).
Persamaan dengan penelitian “Pengembangan Obyek dan Daya Tarik
Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar” oleh
(Devy & Soemanto, 2017) yaitu persamaan tujuan penelitian dan metode analisis
data. Perbedaan meliputi objek penelitian terdahulu, variable yang digunakan
pada penelitian terdahulu (potensi, keindahan alam, jenis sumber daya alam
unggulan, ketersediaan kegiatan rekreasi, kebersihan lingkungan, keamanan,
kenyamanan, dan pelayan) dan penelitian ini (daya tarik wisata, fasilitas,
30
aksesbilitas, akomodasi, dukungan pemerintah, daya saing, keramahan
masyarakat, modal, promosi).
Persamaan dengan penelitian “Strategi Pengembangan Obyek Wisata
Waduk Gunungrowo Indah dalam Upaya Penigkatan PAD Kabupaten Pati” oleh
(Pradikta, 2013)yaitu tujuan penelitian yaitu merumuskan strategi pengembangan
pada daya tarik wisata alam, metode analisis data yang digunakan SWOT dengan
hasil pada Matrix Grand Strategy di Kuadran 1 dengan memaksimalkan faktor
kekuatan dan peluang. Perbedaannya adalah objek penelitian, penelitian terdahulu
bertujuan mengetahui kontribusi obyek wisata pada PAD sedangkan pada
penelitian ini hanya identifikasi potensi dan penentuan strategi pengembangan,
variable yang digunakan pada penelitian terdahulu (faktor pendorong dan faktor
penghambat) dan pada penelitian ini (faktor internal dan faktor eksternal).
Persamaan dengan penelitian “Pemanfataan Sistem Informasi Geografis
(SIG) Untuk Pemetaan Wisata Alam dan Budaya Sebagai Usaha Perkembangan
Kabupaten Sukoharjo” oleh (Partono & Rahman, 2016) meliputi tujuan
mengidentifikasi potensi wisata alam yang digambarkan dengan peta tematik
potensi wisata. Perbedaannya adalah objek penelitian, data yang digunakan pada
penelitian terdahulu untuk peta potensi (nama daya tarik wisata dan lokasi
absolute) dengan penelitian ini (data nama dtw dan lokasi, aspek daya tarik, aspek
fasilitas, aspek aksebilitas, dan aspek akomodasi).
2.3 Kerangka Berfikir
Sektor pariwisata memiliki peran penting dalam pembangunan suatu
daerah, yaitu memacu kegiatan ekonomi melalui meningkatkan pendapatan
31
daerah, meningkatkan kesejahteraan sosial dengan banyaknya lapangan kerja baru
yang tercipta, dan dapat menjadi sarana dalam memperkenalkan budaya
Indonesia, oleh karenanya pengembangan sektor pariwisata secara optimal perlu
dilakukan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Usaha
pengembangan pariwisata dapat terlaksana dengan baik apabila dilakukan
perencanaan yang matang dan sesuai dengan permasalahan serta potensi wisata
yang ada.
Provinsi Jawa Tengah memiliki banyak kekayaan potensi wisata, hal
tersebut dapat diketahui pada Tahun 2017 terdapat 615 daya tarik wisata dengan
rincian 209 wisata alam, 173 wisata budaya, 127 wisata buatan, 32 wisata minat
khusus, dan 74 lain – lain. Banyaknya potensi wisata belum dapat dimanfaatkan
secara optimal sehingga berpengaruh terhadap penerimaan sektor pariwisata yang
pada tahun 2017 mengalami penurunan. Dengan kondisi tersebut, maka
diperlukan usaha pengembangan pariwisata yang didasarkan pada potensi wisata
yang ada. Menurut jumlah daya tariknya, daya tarik wisata alam merupakan jenis
wisata dengan jumlah terbesar, oleh karenanya usaha pengembangan sektor
pariwisata di Provinsi Jawa Tengah dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
pengelolaan pada daya tarik wisata alam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata alam di
Provinsi Jawa Tengah dan menentukan strategi pengembangannya dengan
metode analisis deskriptif, GIS, dan SWOT. Identifikasi potensi wisata alam
dilakukan dengan memperhatikan pada komponen daya tarik wisata, fasilitas,
aksesbilitas, dan akomodasi. Penentuan strategi pengembangan dilakukan dengan
32
memperhatikan pada faktor internal dan eksternal daya tarik wisata alam di
Provinsi Jawa Tengah. Maka berikut disajikan kerangka penelitian :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
1. Faktor Eksternal
2. Faktor Internal
1. Daya Tarik Wisata
Alam
2. Fasilitas
3. Aksesbilitas
4. Akomodasi
Identifikasi Potensi Wisata
Alam
Penurunan pendapatan sektor pariwisata Jawa Tengah
Potensi daya tarik wisata alam di Jawa Tengah
Strategi Pengembangan
Potensi Wisata Alam
1. Diskriptif Kualitatif
2. GIS
Analisis SWOT
Identifikasi Potensi Wisata
Alam Jawa Tengah
Strategi Pengembangan
Potensi Wisata Alam
Pengembangan Potensi Wisata Alam di Jawa Tengah
Pariwisata Jawa Tengah
202
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh kesimpulan pada
pengembangan daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :
1. Hasil identifikasi potensi daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah
menurut ketersediaan pada komponen penunjang wisata (daya tarik wisata,
fasilitas, aksesbilitas, dan akomodasi) yang kemudian terbagi dalam empat
kategori meliputi :
a. Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki daya tarik
wisata dengan kategori sangat potensial dengan jumlah skor 76 – 100,
meliputi Kabupaten Banyumas (8 daya tarik wisata), Kabupaten
Boyolali (7 daya tarik wisata), Kabupaten Jepara (7 daya tarik wisata),
Kabupaten Karanganyar (6 daya tarik wisata), dan Kota Semarang (5
daya tarik wisata).
b. Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki daya tarik
wisata dengan kategori potensial dengan jumlah skor 51 – 75 meliputi
Kabupaten Cilacap (10 daya tarik wisata), Kabupaten Pekalongan (7
daya tarik wisata), Kabupaten Purworejo (7 daya tarik wisata),
Kabupaten Rembang (8 daya tarik wisata).
203
c. Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki daya tarik
wisata dengan kategori kurang potensial dengan jumlah skor 26 – 50
yaitu Kabupaten Cilacap (5 daya tarik wisata).
d. Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki daya tarik
wisata dengan kategori tidak potensial dengan jumlah skor 0 - 25 yaitu
Kota Surakarta yang tidak memiliki daya tarik wisata alam.
2. Hasil faktor internal daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah sebesar
1,11 dan hasil faktor eksternal sebesar 0,56. Dengan hasil tersebut membuat
daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah berada pada Kuadran 1
Matrix Grand Strategy, dimana membutuhkan strategi secara agresif dengan
memaksimalkan kekuatan dan peluang secara bersama – sama. Strategi
yang dilakukan meliputi inovasi produk dan atraksi wisata, perbaikan
kualitas jalan menuju daya tarik wisata alam yang rusak, terjal, dan
dilengkapi dengan baliho, penunjuk jalan dan penerangan yang memadai
untuk memudahkan wisatawan yang berkunjung.Kemudian dapat dilakukan
strategi dengan bekerjasama bersama Pemerintah melalui Dinas Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah untuk menjalin kerjasama dengan biro perjalanan
wisata dan usaha jasa pariwisata lainnya dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan ke Jawa Tengah.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang telah
diuraikan, maka dapat disusun saran sebagai berikut:
204
1. Melengkapi dan merevitalisasi komponen penunjang wisata pada daerah yang
tergolong kurang potensial seperti menambah atraksi wisata berupa wahana
bermain;spot foto; gazebo; gardu pandang, menambah warung makan, tempat
penjualan souvenir, pengadaan event secara berkala, dan menambah
fasilitasuntuk penyandang disabilitas dan responsive gender. Untuk daerah
yang tidak potensial, yaitu Kota Surakarta dimana tidak memiliki kenampakan
alam yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata maka dapat dilakukan
pengembangan pada wisata jenis lain seperti wisata buatan, kuliner, dan
belanja guna mendukung sektor pariwisata pada daerah tersebut.
2. Menjalin kerjasama antar OPDmeliputi penambahan angkutan pariwisata,
perbaikan kondisi jalan dan rambu penunjuk menuju daya tarik wisata,
memasang baliho, serta meningkatkan kegiatan promosi dengan menggandeng
anggota Genpi;travelwriter; travelblogger; dan media cetak sehingga banyak
daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa Tengah yang semakin diketahui
keberadaannya. Selanjutnya, dilakukan kerjasama dengan masyarakat untuk
selalu menerapkan prinsip Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
ramah, dan kenangan)dalam menyambut wisatawan yang berkunjung, serta
bersama – sama dalam menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan daya
tarik wisata.Kemudian, juga melakukan kerjasama dengan biro perjalanan
wisata guna dari luar Provinsi Jawa Tengah dalam pembentukan paket wisata
sehingga dapat mengenalkan banyak daya tarik wisata alam di Provinsi Jawa
Tengah.
205
DAFTAR PUSTAKA
Alaeddinoglu, F., & Can, S. A. (2017). Identification and Classification of Nature-
Based Tourism Resoruces: Western Lake Van Basin, Turkey. Procedia
Social and Behavioral Sciences, 198 - 207.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan. 5th ed. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Ary, D., Jacobs, C. L., Sorensen, C., & Razavieh, A. (2002). Introduction to
Research Education. Singapore: Wardsworth Cengage Learning.
Badan Pusat Statistik. (2019). Neraca Satelit Pariwisata Nasional (NESPARNAS).
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. (2017). Provinsi Jawa Tengah
Dalam Angka . Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah.
Boers, B., & Cottrell, S. (2007). Sustainable Tourism Infrastructure Planning: A
GIS-Supported Approach. Tourism Geographies, 1-21.
Devy, H. A., & Soemanto, R. B. (2017). Pengembangan Obyek dan Daya Tarik
Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karanganyar.
Jurnnal Sosiologi DILEMA Volume 32 No.1.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata. Laporan Akhir Penyusunan Profil
Wisatawan Nusantara Provinsi Jawa Tengah.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata. Laporan Akhir Profil Wisatawan
Mancanegara Provinsi Jawa Tengah.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata. Neraca Satlit Pariwisata Daerah
Jawa Tengah.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Buku
Statistik Pariwisata Jawa Tengah Tahun 2017. Friedman, P., Wall-Reinius, S., & Grunden, A. (2012). The Nature of Nature in
Nature-based Tourism. Scandinavian Journal of Hospitality and Tourism,
289-309.
206
Hakim, L., & Nakagoshi, N. (2008). Planning For Nature-Based Tourism in East
Java: Recent Status of Biodiversity, Conservation, and Its Implication For
Sustainable Tourism. ASEAN Journal on Hospitality and Tourism, 155-
167.
Hidayati, R., Sudaryono, Wijono, D., & Prayitno, B. (2016). Tourism
Development of Historical Riverbanks in Jatinom Village. Procedia -
Sovial and Behavioral Sciences, 650-655.
Inskeep, E. (1991). Tourism Planning: An Integrated and Sustainable
Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold.
Kementrian Pariwisata. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata
Tahun 2017. Kementrian Pariwisata. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata
Tahun 2016.
Machmud, S., & Sidharta, I. (2014). Business Models For SMES In Bandung:
SWOT Analysis. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship Vol. 8, 51 -
61.
Meizannur, & Wulandari, C. (2015). Analisis Pengembangan Obyek Wisata Alam
di Resort Balik Bukit Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Jurnal Sylva
Lestari, 51-62.
Muljadi, A. (2009). KEPARIWISATAAN dan PERJALANAN. In A. Muljadi,
KEPARIWISATAAN dan PERJALANAN (p. 9). Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Partono, B., & Rahman, M. K. (2016). Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
(SIG) Untuk Pemetaan Wisata Alam dan Budaya Sebagai Usaha
Perkembangan Kabupaten Sukoharjo. Simposium Nasional RAPI XV.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2012 Tntang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 -
2027.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 -
2025. Pradikta, A. (2013). Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk Gunungrowo
Indah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Pati. Economics Development Analysis Journal, 246 - 256.
207
Prahasta, E. (2001). Konsep - Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.
Bandung: CV. Informatika.
Rangkuti, F. (1997). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahu 2015 - 2019.
Sammeng, A. M. (2001). Cakrawala Pariwisata. Jakarta: Balai Pustaka.
Spilanne, J. (1994). Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa
Kebudayaan. Yogyakarta: Lembaga Studi Realino.
Spillane, J. (1987). Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:
Kanisius.
Spindler, S. (2000). The Use of Qualitative Methods in Educational Research:
Two Perspective. Harvard Educational Review, 70 (1) 39-48.
Sugiyono, P. D. (2017). METODE PENELITIAN Kuantitatif, Kualiatatif, dan
R&D. Bandung: ALFABETA .
Sujali. (1989). Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan. Yogyakarta: Fakultas
Geografi UGM.
Suwantoro, G. (1997). Dasar - Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10. Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.
Wahab, S. (1996). Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Wahid, A. (2015). Strategi Pengembangan Wisata Nusa Tenggara Barat Menuju
Destinasi Utama Wisata Islami. Skripsi.
Wardoyo, M. W., & Bahtarudin. (2003). Kabijakan Pengembangan Pariwisata
(Studi Kasus Perumusan Kebijakan Desa Wisata di Desa Ketenger. Jurnal
Pembangunan Pedesaan Volume III No. 1, 39 - 47.
Yoeti, O. A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Sumber Website Intansi:
www.disporapar.jatengprov.go.id/diakses April 2019
208
visitjawatengah.jatengprov.go.id/diakses Mei 2019
www.disparbud.jabarprov.go.iddiakses Maret 2019
https://disbudpar.jatimprov.go.id/diakses Maret 2019
https://dispar.bantenprov.go.id/diakses Maret 2019
https://visitingjogja.com/diakses Maret 2019