Identifikasi Bakteri Gram Positif
-
Upload
kanti-rahmi-fauziyah -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
description
Transcript of Identifikasi Bakteri Gram Positif
Laporan Praktikum Penyakit Infeksius 1
Tanggal : Selasa, 17 Februari 2015
Kelompok: 7 (11.00-13.30 WIB)
Ruangan : RP. Kitwan 2
Dosen : drh. Usamah Afif, M.Sc
IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF (Salmonella
sp.) DAN GRAM POSITIF (Micrococcus sp.) PADA
SAMPEL SUSU SAPI
Kanti Rahmi Fauziyah B04120125
Sarah Minarni Tampubolon B04120126
Noor Ihsan Anzary B. B04120127
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang kaya akan zat gizi. Kandungan
protein, glukosa, lipida, garam mineral, dan vitamin dengan pH sekitar 6,80
menyebabkan mikroorganisme mudah tumbuh dalam susu. Produksi susu secara
nasional belum memenuhi permintaan susu dikarenakan produktivitas sapi perah di
Indonesia yang masih rendah secara kuantitas maupun kualitas (Rosena 2010).
Pencemaran pada susu terjadi sejak proses pemerahan, dapat berasal dari berbagai
sumber seperti kulit sapi, ambing, air, tanah, debu, manusia, peralatan dan udara
(Rombaut. 2005). Mikroorganisme yang masuk ke susu mampu berkembang biak
dengan cepat. Salah satu penyebab penyakit yang berdampak pada produksi susu sapi
adalah mastitis.
Mastitis merupakan suatu peradangan pada jaringan interna ambing yang
disebabkan oleh berbagai penyebab diantaranya karena trauma atau gangguan
fisiologis, infeksi bakteri diantaranya Staphylococcus aureus, Streptococcus
agalctiae, Streptococcus dysgalactiae, Streptococcus uberis (Quin et al. 2002).
Penyebab mastitis subklinis yang paling sering terdeteksi adalah Staphylococcus
aureus (S. aureus) dan beberapa jenis bakteri lain seperti Streptococcus agalactiae
dan Eschericia coli (Wibawan et al., 1997). Isolasi dan identifikasi merupakan
metode konvensional dalam pemeriksaan bakteri yang didasarkan pada reaksi
biokimia. Dalam isolasi dan identifikasi bakteri diperlukan media yang selektif.
Setelah dilakukan pewarnaan Gram dilanjutkan dengan uji biokimia pada berbagai
media seperti karbohidrat. Bakteri yang sudah diisolasi dan diidentifikasi selanjutnya
diuji secara serologis untuk menentukan serotipenya.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui cara identifikasi
bakteri pada susu serta mengetahui jenis bakteri yang di identifikasi pada susu yang
diduga dari ambing sapi mastitis.
BAHAN DAN METODE
Alat & Bahan
Alat yang digunakan untuk identifikasi adalah ose, needle, mikroskop, api
bunsen, larutan kristal violet, larutan safranin, lugol, aquadest, larutan pemucat,
minyak emersi, xylol, kaca objek, media pertumbuhan bakteri berupa berbagai
macam sediaan agar. Bahan yang digunakan adalah susu sapi.
Metode
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam identifikasi ini adalah mengisolasi
bakteri dari sediaan susu untuk dibuat preparat ulas. Cara yang dilakukan ialah
mengambil sampel susu dengan ose, kemudian menggoreskan pada kaca objek.
Preparat kemudian difiksasi dengan dilewatkan di atas api bunsen.
Tahap kedua adalah melakukan pewarnaan Gram pada kaca objek yang telah
diberi sampel susu. Larutan kristal violet diteteskan pada sampel yang telah difiksasi
dan dibiarkan selama 1 menit, lalu dibersihkan dengan aquadest. Selanjutnya,
preparat ditetesi dengan larutan lugol dan dibiarkan selama 1 menit, lalu diberi
larutan pemucat (aseton alkohol) dan dibiarkan selama 10-20 detik. Kaca objek
dibilas dengan aquadest, diberi safranin selama 15 detik. Dibilas lagi dengan aquadest
dan keringkan. Setelah kering, hasil pewarnaan dapat diamati dengan mikroskop
perbesaran 100 x 10.
Setelah dilakukan pewarnaan gram, identifikasi dilanjutkan dengan
membiakkan sampel pada media MCA dan BA. Beberapa hari kemudian hasilnya
diamati, dan bakteri tersebut dibiakkan dalam agar miring untuk kemudian diuji
dengan berbagai uji biokimiawi. Setelah beberapa hari hasil dapat diamati, kemudian
dilakukan identifikasi lebih lanjut dengan uji-uji kimiawi. Uji kimiawi yang
dilakukan pada bakteri gram negative adalah uji KIA/TSIA; uji fermentasi
karbohidrat meliputi glukosa, manitol, laktosa, sukrosa, dan maltosa; uji motilitas dan
uji Indol; ujia urea; dan uji sitrat. Sedangkan pada gram positif, uji kimiawi yang
dilakukan adalah uji katalase, uji fermentasi glukosa, uji koagulase, dan membiakkan
pada Mannitol Salt Agar (MSA).
Pada uji fermentasi karbohidrat sub kultur pada agar diambil dengan mata ose
dan dimasukkan ke dalam cairan glukosa yang berwarna merah. Hal yang sama
diulangi pada cairan manitol, laktosa, sukrosa, dan maltosa. Untuk uji urea, sub kultur
diambil dengan ujung ose, kemudian dioleskan pada agar miring urea yang berwarna
kekuningan. Uji sitrat dilakukan dengan mengoleskan sub kultur pada ujung mata ose
pada agar miring sitrat berwarna hijau. Uji KIA/TSIA dilakukan dengan cara
mengambil biakan dari agar miring menggunakan needle kemudian ditusukkan pada
media agar KIA/TSIA dan dilanjutkan dengan goresan pada bagian miring media
tersebut. Untuk uji motilitas, dilakukan penusukan pada media agar lalu dialnjutkan
dengan uji Indol, yaitu menuangkan reagen Ehrlich pada biakan hasil uji motilitas.
Media yang digunakan untuk uji indol adalah media agar tegak. Setelah semua media
uji berisi sub kultur dari agar miring. Selanjutnya media uji tersebut dibiarkan dan
dilakukan identifikasi dan pemeriksaan terhadap seluruh media uji pada hari ketiga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Uji/Teknik Identifikasi
Hasil Uji Gambar Keterangan
Pewarnaan gram
Gram positif (+) dan Gram negatif (-)
Terlihat bakteri berwarna ungu
berbentuk coccus dan terlihat pula bakteri
merah dengan bentuk basil pendek
Media Mac Conkey Agar
(MCA)
Tumbuh koloni bakteri bewarna
seperti media/bening.
Ukuran koloni besar, bentuk koloni bulat,
permukaan koloni halus, aspek koloni mengkilat, tepi koloni rata, elevasi timbul, bersifat tembus
cahaya, pigmentasi berwarna bening/sama
dengan media
Media Blood Agar (BA)
Tumbuh koloni berwarna pucat
Ukuran koloni sedang, bentuk koloni bulat,
permukaan koloni halus, aspek koloni mengkilat, tepi koloni bersemak, elevasi timbul, bersifat
opaque, pigmentasi berwarna putih
Uji Oksidase Positif Terbentuk cincin berwarna ungu
Uji KIA/TSIA Positif Bagian slant dan butt berwarna kuning; ada
gas
Uji Indol Negatif Tidak terbentuk cincin merah muda setelah direaksikan dengan
pereaksi Erlich
Uji Sitrat Positif Warna media berubah dari hijau menjadi biru
Uji Urea Positif Warna media berubah dari kekuningan
menjadi pink
Uji Fermentasi Karbohidrat
Fermentasi Gas
a. Glukosa + + Terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning;
terdapat gelembung gas.
b. Maltosa + + Terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning;
terdapat gelembung gas.
c. Manitol + + Terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning;
terdapat gelembung gas.
d. Sukrosa + + Terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning;
terdapat gelembung gas.
e. Laktosa - + Tidak terjadi perubahan warna; terdapat gelembung gas.
Uji Katalae Positif Terdapat gelembung gas
Uji Fermentasi
Glukosa
Negatif Tidak terjadi perbuahan warna
Uji Koagulase Negatif Plasma tetap cair
Membiakkan pada Mannitol
Salt Agar (MSA)
Positif Tetapi warna seperti media
Pada tahap pertama identifikasi bakteri dalam sampel susu dari sapi yang
diduga mastitis, dilakukan bakteri dari sampel susu ditanam terlebih dahulu pada
media Blood Agar dan Mac Conkey Agar (MAC). Koloni yang didapatkan dari
sampel susu yang ditanam di media Blood Agar adalah ukuran koloni sedang, bentuk
koloni bulat, permukaan koloni halus, aspek koloni mengkilat, tepi koloni bersemak,
elevasi timbul, bersifat opaque, pigmentasi berwarna putih. Pada penanaman pada
media Mac Conkey Agar (MCA) dan didapatkan koloni dengan ukuran besar, bentuk
koloni bulat, permukaan koloni halus, aspek koloni mengkilat, tepi koloni rata,
elevasi timbul, bersifat tembus cahaya, dan pigmentasi berwarna bening/sama dengan
media. Koloni yang terpisah dibiakkan pada agar miring untuk kemudian diuji
dengan berbagai uji biokimiawi. Selanjutnya dilakukan uji pewarnaan Gram. Hasil
yang didapatkan adalah terlihat adanya bakteri berwarna ungu berbentuk coccus yang
sementara menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan gram positif. Terdapat
juga bakteri merah dengan bentuk basil pendek yang sementara menunjukkan bahwa
bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif.
Berdasarkan pewarnaan Gram yang sementara menunjukkan bahwa bakteri
tersebut termasuk dalam bakteri gram positif, dilakukan uji lanjut yaitu uji katalase
untuk membedakan bakteri yang berebntuk coccus dan basil. Hasil yang didapatkan
dari uji katalase adalah positif dengan adanya gelembung udara dan dapat ditentukan
bahwa bakteri tersebut termasuk dalam Micrococcaceae. Selanjutnya dilakukan uji
fermentasi glukosa untuk mengidentifikasi genus bakteri tersebut. Dari uji yang
dilakukan didapatkan hasil bahwa tidak terjadi perubahan warna. Pada uji
pembiakkan pada MSA menunjukkan bahwa warna koloni seperti media dan koloni
bakteri tetap tumbuh. Hasil ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk dalam
genus Micrococcus.
Pada pewarnaan Gram didapatkan juga bakteri merah dengan bentuk basil
pendek yang diduga merupakan bakteri gram negatif. Untuk mengidentifkasi bakteri
tersebut dilakukan beberapa uji lanjut. Pertama, uji oksidase dilakukan untuk
mengetahui apakah bakteri tersebut dapat menguraikan enzim oksidase atau tidak dan
hasil yang didapatkan adalah positif dengan terbentuk cincin berwarna ungu.
Terdapat beberapa uji lanjut untuk mengidentifikasi bakteri tersebut. Uji KIA/TSIA
untuk membedakan genus bakteri dalam famili Enterobacteriaceae dan membedakan
Enterobacteriaceae dengan bakteri batang halus Gram negatif yang bersifat non-
fermenter. Dari uji KIA/TSIA didapatkan hasil bagian slant dan butt berwarna kuning
dan ada gas yang berarti glukosa dan laktosa difermentasi. Pada uji indol tidak terjadi
penguraian triptofan hal ini dapat terlihat dari tidak terbentuknya cincin merah muda
setelah direaksikan dengan pereaksi Erlich.
Kemudian dilakukan uji sitrat yang menunjukkan warna media berubah dari
hijau menjadi biru, artinya bakteri tersebut menggunakan sitrat sebagai satu-satunya
sumber karbon. Untuk mengetahui apakah bakteri tersebut urease maka dilakukan uji
urea dan didapatkan hasil positif yaitu warna media yang kekuningan berubah
menjadi pink. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut menghasilkan urease yang
mampu menghidrolisa urea. Uji terakhir yaitu uji fermentasi karbohidrat, pada
glukosa, sukrosa, maltosa, dan manitol terjadi perubahan warna dari merah menjadi
kuning; terdapat gelembung gas. Sedangkan pada laktosa tidak terjadi perubahan
warna pada media.
Berdasarkan uji yang telah dilakukan terutama pada uji fermentasi glukosa,
bakteri yang ditanam pada media MCA, dan uji sitrat. Pertama pada uji fermentasi
karbohidrat diketahui bahwa bakteri tersebut memfermentasikan glukosa yang berarti
bukan termasuk kelompok bakteri Gram negatif yang bersifat non-fermenter
melainkan famili Enterobacteriaceae. Terdapat beberapa bakteri yang termasuk
dalam famili tersebut diantaranya Escherichia coli, Salmonella sp., Proteus sp., dan
lain-lain. Pada MCA dikethaui bahwa warna koloni bakteri seperti warna media yang
merupakan ciri khas dari Salmonella Typhimurium (laktosa negatif). Pada hasil uji
sitrat menunjukkan bahwa media tersebut berubah warna dari biru menjadi hijau yang
berarti bakteri menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Contoh
bakteri sitrat positif adalah Salmonella sp.
Haghkhah, Ahmadi, Gheisari dan Kadivar (2011) menyatakan bahwa bakteri
mastitis subklinis yang ditemukan pada 68 peternakan sapi sapi perah yang ada di
sekitar Shiraz yaitu Staphylococcus aureus (27,94%), Streptococcus agalactiae
(20,59%), Streptococcus dysgalactiae (10,29%), Corynebacterium bovis (7,35%),
Staphylococcus epidermis (5,88%), Escherichia coli (4,41%), Bacillus lentus
(4,41%), Micrococcus spp (4,41%), Enterococcus faecalis (4,41%), Bacillus cereus
(2,94%), Corynebacterium psudotuberclosis (2,94%), Lactobacillus spp(1,47%),
Streptococcus bovis (1,47%), dan Corynebacterium renale (1,47%). Jadi
kemungkinan penyebab bakteri mastitis pada sapi yang di uji melalui sampel susunya
adalah Micrococcus sp.
KESIMPULAN
Hasil yang diperoleh dari isolasi dan identifikasi bakteri ditemukan dua
bakteri Gram negatif dan positif. Identifikasi bakteri tersebut dilakukan dengan
serangkaian uji untuk bakteri Gram positif diantaranya adalah uji katalase, uji glukosa
mikroaerofilik, uji koagulase, dan uji pada MSA. Berdasarkan serangkaian uji
tersebut dapat disimpulkan bahwa bakteri penyebab mastitis merupakan Micrococcus
sp.
DAFTAR PUSTAKA
Haghkhah M, MR Ahmadi, HR Gheisari and A Kadivar. 2011. Preliminary Bacterial
Study on Subclinical Mastitis and Teat Condition in Dairy Herds Around
Shiraz. Jurnal of Veterinary Animal Science 35(6): 387-394
Quinn PJ, BK Markey, ME Carter, WJ Donnely and FC Leonard. 2002. Veterinary
Microbiology and Microbial Disease. UK: Blackwell Science Ltd.
Rombaut R. 2005. Dairy Microbiology and Starter Cultures. Belgium: Gent
University.
Roosena Yusuf. 2010. Kandungan Protein Susu Sapi Perah Friesian Holstein Akibat
Pemberian Pakan yang Mengandung Tepung Katu (Sauropus androgynus (L.)
Merr) yang Berbeda. Samarinda: Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman
Wibawan IWT, Ch. Lämmler, and FH Pasaribu. 1997. Role of hydrophobic surface
proteins in mediating adherence of group B streptococci to epithelial cells. J.
Gen Microbiol. 138:1237-1242.