Ibn Rajab Differ

2
Ini adalah beberapa penjelasan singkat namun komprehensif, mengenai perbedaan antara menasihati dan mempermalukan, karena sungguh mereka rekan-rekan dalam arti bahwa mereka berdua terdiri dari menyebutkan sesuatu tentang orang yang mereka benci telah disebutkan. Namun, perbedaan antara keduanya adalah sesuatu yang tidak dimengerti oleh banyak orang. Dengan demikian, Allah adalah satu-satunya yang memberikan kebenaran. Ketahuilah bahwa menyebutkan sesuatu mengenai seseorang yang mana dia membenci hal tersebut adalah hal yang terlarang, jika tujuan dibalik penyebutan tersebut tidak lain hanya untuk tidak menyetujui dan menyatakan kesalahan dan aibnya. Bagaimanapun, jika ditemukan dalam penyebutan (kesalahan/aib nya), sebuah kemaslahatan untuk masyarakat umum (muslim) dan tujuan dibalik itu adalah untuk melaksanakan maslahat, maka hal ini tidaklah terlarang, bahkan dianjurkan. Para ulama’ hadits sepakat dengan prinsip ini dalam buku mereka dalam persoalan mengenai al-Jarh wat-Ta’dil, dan mereka telah menyebutkan bahwa ada sebuah perbedaan antara mengkritik perawi dan mengghibah mereka. Dan mereka selanjutnya menolak mereka yang meletakkan dua kategori ini dalam tingkat yang sama, seperti mereka yang terus-menerus tenggelam dalam ibadah (sepanjang waktu) maupun yang lain yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup. Selanjutnya, tidak ada perbedaan antara 1) mengkritisi periwayatan dari seorang ulama hadits (huffazh) dan membedakan riwayat yang diterima dari mereka dan mana yang tidak diterima, dan antara 2) mengklarifikasi kesalahan seseorang

description

sasadad

Transcript of Ibn Rajab Differ

Ini adalah beberapa penjelasan singkat namun komprehensif, mengenai perbedaan antara menasihati dan mempermalukan, karena sungguh mereka rekan-rekan dalam arti bahwa mereka berdua terdiri dari menyebutkan sesuatu tentang orang yang mereka benci telah disebutkan. Namun, perbedaan antara keduanya adalah sesuatu yang tidak dimengerti oleh banyak orang. Dengan demikian, Allah adalah satu-satunya yang memberikan kebenaran.

Ketahuilah bahwa menyebutkan sesuatu mengenai seseorang yang mana dia membenci hal tersebut adalah hal yang terlarang, jika tujuan dibalik penyebutan tersebut tidak lain hanya untuk tidak menyetujui dan menyatakan kesalahan dan aibnya.

Bagaimanapun, jika ditemukan dalam penyebutan (kesalahan/aib nya), sebuah kemaslahatan untuk masyarakat umum (muslim) dan tujuan dibalik itu adalah untuk melaksanakan maslahat, maka hal ini tidaklah terlarang, bahkan dianjurkan.

Para ulama hadits sepakat dengan prinsip ini dalam buku mereka dalam persoalan mengenai al-Jarh wat-Tadil, dan mereka telah menyebutkan bahwa ada sebuah perbedaan antara mengkritik perawi dan mengghibah mereka. Dan mereka selanjutnya menolak mereka yang meletakkan dua kategori ini dalam tingkat yang sama, seperti mereka yang terus-menerus tenggelam dalam ibadah (sepanjang waktu) maupun yang lain yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup.

Selanjutnya, tidak ada perbedaan antara 1) mengkritisi periwayatan dari seorang ulama hadits (huffazh) dan membedakan riwayat yang diterima dari mereka dan mana yang tidak diterima, dan antara 2) mengklarifikasi kesalahan seseorang yang berbuat kesalahan berkenaan dalam memahami Al-Quran dan As-Sunnah, menafsirkannya secara keliru, dan mereka yang mengikuti sesuatu yang salah. Klarifikasi ini