IAD - Imtaq Dan Iptek

20
MAKALAH IMTAQ dan IPTEK yang Berpengaruh terhadap Alam, Sosial, dan Budaya Dikorelasikan dengan Al-Qur’an Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar Disusun Oleh: Eka Lusiandani Koncara Semester 7B Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI Dr. KHEZ Muttaqien Purwakarta 2009

description

Lebih lanjut, hubungi: [email protected]

Transcript of IAD - Imtaq Dan Iptek

Page 1: IAD - Imtaq Dan Iptek

MAKALAH IMTAQ dan IPTEK yang Berpengaruh terhadap Alam, Sosial, dan Budaya

Dikorelasikan dengan Al-Qur’an

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar

Disusun Oleh: Eka Lusiandani Koncara

Semester 7B

Jurusan Pendidikan Agama Islam

STAI Dr. KHEZ Muttaqien Purwakarta

2009

Page 2: IAD - Imtaq Dan Iptek

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

hanya berkat petunjuk-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang

penulis susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar

di Program Pendidikan Agama Islam STAI Dr. KHEZ Muttaqien – Purwakarta.

Dalam makalah ini, penulis berusaha untuk membahas tentang

bagaimana IMTAQ dan IPTEK mempengaruhi alam, sosial, dan budaya, serta

bagaimana Al-Qur’an menanggapinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan banyak terima

kasih kepada segenap pihak yang telah turut mendukung dalam penyusunan

makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu

segala kritik dan saran akan menjadi begitu berharga demi peningkatan kualitas

keilmuan kita bersama.

Demikian, semoga bermanfaat.

Purwakarta, Januari 2009

Penulis

Page 3: IAD - Imtaq Dan Iptek

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I IMAN DAN TAQWA ............................................................................ 1

A. Iman ................................................................................................... 1

B. Taqwa ................................................................................................. 5

BAB II ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI ............................................ 10

A. ILMU PENGETAHUAN ......................................................................... 10

B. TEKNOLOGI ........................................................................................ 11

BAB III AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG IMTAQ DAN IPTEK ...................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17

Page 4: IAD - Imtaq Dan Iptek

1

BAB I

IMAN DAN TAQWA

A. IMAN

Taqwa sering dikaitkan oleh Allah dengan iman. Bahkan taqwa bermula

dari iman. Taqwa tumbuh dari iman. Iman adalah perkara pokok yang perlu

ditanamkan ke dalam hati seseorang terlebih dahulu. Apabila iman yang

ditanamkan itu sudah sejati barulah akan lahir taqwa dalam diri seseorang.

Orang yang beriman belum tentu bertaqwa. Tetapi orang yang bertaqwa sudah

tentu dia beriman. Karena iman itu berperingkat-peringkat. Tidak semua

peringkat iman bisa menghasilkan taqwa.

Peringkat Peringkat Iman, yaitu:

1. Iman taqlid

2. Iman ilmu

3. Iman 'ayyan

4. Iman haq

5. Iman haqiqat

Iman orang yang bertaqlid atau iman ikut-ikutan, imannya tepat yaitu dia

percaya kepada Allah dan Rasul tetapi kepercayaannya tanpa dalil, tanpa

keterangan dan tanpa ilmu pengetahuan. Orang begini tidak kuat dan tidak

teguh imannya. Imannya mudah goyang dan goncang.

Begitu juga iman ahli ilmu. Imannya tepat. Tetapi walaupun keyakinannya

kepada Allah dan Rasul dapat didukung dengan dalil-dalil, keterangan dan hujah-

hujah namun iman peringkat ini baru sekedar sah. Jiwanya belum kuat

sedangkan kekuatan seseorang itu adalah pada jiwanya. Iman seperti ini belum

sanggup melawan syaitan dan hawa nafsu. Karena itu orang yang peringkat

imannya di tahap ilmu akan melanggar perintah Allah dalam sadar. Orang yang

mempunyai iman ilmu hanya pandai berkata-kata karena dia ada ilmu tetapi

tidak dapat mengotakan kata-katanya. Mereka dalam golongan ini akan menjadi

mukmin 'asi (durhaka) atau mukmin yang fasik atau mukmin yang berpura-pura.

Page 5: IAD - Imtaq Dan Iptek

2

Orang mukmin seperti ini sebatas bisa mengucap dua kalimah syahadat

dengan lidahnya dan akalnya percaya adanya Allah Taala dengan segala sifat-sifat

yang wajib bagi-Nya. Tetapi dia belum dapat menanam kekuatan iman di dalam

hatinya. Hatinya belum merasakan bahwa Allah senantiasa melihat dan me-

mperhatikan tingkah laku dan gerak-geriknya. Mukmin seperti ini, walaupun

ilmunya tinggi melangit dan di dadanya penuh AI Quran dan Hadis, namun

nafsunya masih besar. Sifat-sifat mazmumah seperti riyak, ujub, hasad, sombong,

pendendam, bakhil, gila pujian, gila pangkat dan lain-lain masih banyak

bersarang di dalam hatinya dan syaitan pula sentiasa menggodanya.

Orang-orang mukmin seperti ini tidak sanggup menghadapi ujian-ujian

hidup sama ada yang berbentuk kesenangan maupun yang berbentuk kesusahan.

Artinya, kalau dia berhadapan dengan kesenangan, dia akan lupa diri dan akan

terus terjebak ke dalam perangkap nafsu dan syaitan. Manakala kalau dia

berhadapan dengan kesusahan pula, dia akan cemas dan akan hilang daya

pertimbangan. Dia akan bertindak di luar kehendak dan batas syariat.

Iman yang sejati itu, dari mana akan lahir taqwa, setidaknya adalah

peringkat iman 'ayyan iaitu iman orang yang cukup yakin dengan Allah dan Rasul,

lengkap dengan pengertian dan kepahamannya serta diikuti dengan tindak-

tanduk dan perbuatan.

Orang yang beriman taqlid perlu meningkatkan imannya ke peringkat

iman ilmu dengan cara belajar dan menambah ilmu. Orang yang beriman ilmu

pula perlu meningkatkan imannya ke peringkat iman 'ayyan dengan cara

mengamalkan ilmu-ilmu yang diketahuinya dengan faham dan khusyuk.

Iman orang yang soleh atau iman ashabul yamin atau iman golongan

abrar iaitu orang yang sentiasa sedar bahwa Allah Taala senantiasa mengawasi

dirinya. Dengan kata-kata lain, orang yang memiliki iman 'ayyan hatinya

senantiasa dapat merasakan kehebatan Allah. Dia ada hubungan hati dengan

Allah. Kalau pun ada lupa dan lalainya kepada Allah, itu terlalu kecil dan sedikit.

Karena itu, orang yang memiliki iman 'ayyan ini adalah orang yang senantiasa

takut kepada Allah dan kuat sekali penyerahan dirinya kepada Allah. Kalau iman

Page 6: IAD - Imtaq Dan Iptek

3

ilmu, keyakinan cuma bertempat di fikiran, tetapi iman 'ayyan, keyakinan

bertempat di hati. Ini digambarkan dalam sepotong ayat AI Quran:

Maksudnya: "Mereka yang sentiasa mengingati Allah dalam waktu

berdiri, waktu duduk dan di waktu berbaring dan mereka senantiasa memikir

tentang kejadian langit dan bumi lantas mereka berkata, Wahai Tuhan kami!

Tidak Engkau jadikan semua ini sia-sia:" (Ali Imran: 191)

Iman `ayyan mampu memacu umat ini menjadi umat yang gigih dalam

memikul beban perintah Allah SWT. Iman `ayyan juga merupakan benteng yang

kukuh yang melindungi umat dari terjebak dan terjerumus kepada berbagai

anasir negatif, kemungkaran dan kemaksiatan. Iman `ayyan menjadikan

seseorang itu memiliki kekuatan jiwa, gigih, kuat cita-cita, tahan diuji dan

sanggup berkorban.

Oleh karena orang mukmin yang sejati itu, perasaan bertauhid

menghayati jiwanya, maka dia sentiasa takut dengan Allah malah rasa takutkan

Allah itu bergelora di hatinya. Orang seperti ini sajalah yang bisa tunduk kepada

syariat Allah Taala. Firman Allah SWT:

Maksudnya: "Bahwasanya, orang mukmin yang sebenarnya itu, apabila

disebut saja nama Allah, gemetarlah hati-hati mereka dan apabila dibacakan

ayat-ayat Allah, bertambahlah mereka beriman dan mereka lalu menyerah diri

kepada Allah." (Al Anfal: 2)

Sikap orang mukmin yang sejati itu, apabila Allah Taala mendatangkan

hukum-hukum dan peraturan hidup, dia tidak akan memilih-milih mana yang

sesuai mengikut kehendak nafsunya dan menolak mana yang bertentangan

dengan kehendak nafsunya.

Orang mukmin yang sejati tidak mempersoalkan dan tidak

mempermasalahkan hukum Allah dan bersikap lurus dalam melaksanakan

hukum Allah atau dalam meninggalkan larangan-Nya walau apa pun yang terjadi.

Dia akan terus melaksanakan perintah Allah tanpa ragu oleh karena jiwa

tauhidnya berakar umbi di dalam hati. Dia patuh dan akan memberikan

perhatian yang sepenuhnya terhadap segala perintah Allah.

Page 7: IAD - Imtaq Dan Iptek

4

Firman Allah Taala:

Maksudnya: "Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila dipanggil

kepada Allah dan Rasul-Nya agar menghukum di antara mereka, mereka

ucapkan, "Kami dengar dan kami patuh" (An Nur: 51)

Berbeda dengan orang yang tidak takut dengan Allah, dia akan memilih-

milih hukum Allah di dalam perlaksanaannya. Dia akan mengamalkan

sesetengahnya dan meninggalkan sesetengahnya pula. Inilah sikap orang yang

bukan mukmin sejati. Dia Allah golongkan ke dalam golongan orangyang sesat

akibat dari sikapnya yang memilih-milih itu. Firman Allah SWT:

Maksudnya: "Tidak dianggap orang mukmin yang sebenar sama ada

lelaki mahupun perempuan apabila Allah dan Rasul-Nya mendatangkan sesuatu

perintah, bahawa mereka mahu memilih pada urusan mereka dan siapa yang

derhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka telah sesatlah dia dengan amat

nyata." (Al Ahzab: 36)

Iman yang paling baik ialah iman haq dan iman haqiqat. Ini adalah

merupakan kemuncak iman iaitu iman bagi orang-orang yang hampir dengan

Allah atau apa yang dinamakan sebagai golongan muqarrabin. Ia bukan lagi

sebatas iman sejati tetapi adalah iman yang sebenar dan iman yang sempurna.

Orang yang memiliki iman haq dan iman haqiqat adalah orang yang sangat

bertaqwa dan kuat penyerahan dirinya kepada Allah.

Kebanyakan orang tidak paham apa sebenarnya taqwa Walaupun istilah

taqwa selalu disebut tetapi ilmu tentang taqwa tidak pernah diajar. Jalan untuk

mendapatkan taqwa tidak pernah diberitahu. Syarat-syarat dan rukun-rukun

taqwa juga tidak pernah dinyatakan. Orang sudah lalai dengan perkataan taqwa.

Sebagian orang menganggap perkataan taqwa itu sudah tidak ada arti apa-apa

lagi karena kebanyakan orang tidak paham.

Sebab itu, setiap kali disuruh bertaqwa, orang tidak bertaqwa. Disebut

Ittaqullah, `bertaqwalah kamu kepada Allah’ namun orang tidak bertaqwa juga.

Walhal suruhan supaya bertaqwa itu disebut dalam setiap khutbah sembahyang

Jumaat, karena ia adalah rukun khutbah. Kalau tidak disebut taqwa, tidak sah

Page 8: IAD - Imtaq Dan Iptek

5

sembahyang Jumaat walaupun sembahyang khusyuk. Tetap, walaupun selalu

disebut, orang tidak paham. Ia tidak jadi ilmu, ia tidak jadi amalan dan pegangan,

jauh sekali untuk dihayati. Oleh itu macam mana hendak jadi orang yang

bertaqwa.

Taqwa bukan sebatas melaksanakan perintah dan meninggalkan

larangan. Bukan sebatas menunai ketaatan dan menjauhkan kemaksiatan. Bukan

sebatas membuat apa yang disuruh dan meninggalkan apa yang dilarang. Bukan

juga sebatas meninggalkan apa yang haram dan menunaikan apa yang fardhu.

Bukan sebatas menjauhkan yang syirik dengan beramal dan taat kepada Allah.

Bukan sebatas menjauhkan diri dari segala apa yang akan menjauhkan diri kita

daripada Allah. Bukan sebatas membatasi diri kepada yang halal saja dan bukan

sebatas beramal untuk menjuruskan ketaatan kepada Allah semata-mata.

Inilah kupasan dan kepahaman tentang taqwa yang dibawa oleh para

ustaz, para muallim, orang yang hafaz Quran dan Hadis bahkan juga para mufti

dan kadhi. Taqwa itu sangat dipermudahkan sehingga orang tidak merasakan

bahwa taqwa itu penting dan perlu diperjuangkan demi untuk mendapat ke-

selamatan di dunia dan Akhirat. Maksud taqwa sebenarnya lebih dalam dan lebih

luas dari itu. Taqwa adalah antara perkara yang terpokok dalam agama.

Orang membuat apa yang disuruh dan meninggalkan apa yang dilarang

atau orang menunaikan ketaatan dan menjauhkan kemaksiatan, tidak

semestinya berasaskan taqwa. Mereka taat mungkin karena ada sebab-sebab

lain. Mungkin ingin upah, ingin dipuji, ingin pengaruh atau untuk mengambil hati

orang. Mereka meninggalkan apa yang dilarang pun mungkin ada sebab-sebab

lain. Mungkin karena ingin dihormati, ingin menjaga nama dan kedudukan, takut

dihukum, takut orang mengatai dan menghina atau takut diasingkan orang.

B. TAQWA

Asas taqwa yang lahir bermula dari aqidah yang betul diikuti dengan

sembahyang, puasa, zakat dan naik haji. Itu adalah asas taqwa. Kalau asas taqwa

ini tidak ada artinya kita tidak ada benih untuk ditanam. Kalau tidak ada benih,

Page 9: IAD - Imtaq Dan Iptek

6

masakan akan ada pohonnya. Amalan-amalan yang lain adalah sebagai

tambahan.

Asas taqwa yang batin ialah rasa kehambaan yang sungguh mendalam. Di

antaranya rasa serba-serbi dhaif, lemah, hina, lalai dan lupa di sisi Allah SWT.

Rasa diri benar-benar dimiliki oleh Allah. Rasa diri tidak punya apa-apa.

Diri yang merasa lemah itu sangat merasakan dia beresiko kepada

berbagai kerosakan dan cacat. Tiada daya, tiada upaya dan tidak mampu

berbuat apa-apa. Rasa kehambaan yang mendalam ini menjadikan hati penuh

pasrah, merintih, mengharap dan memohon setiap sesuatu itu hanya dari Allah.

Ciri-Ciri Taqwa, yaitu:

Di antara ciri-ciri taqwa adalah:

1. Ingat Dua Perkara

Pertama: Kebaikan, jasa dan budi orang kepada kita perlu diingat

selalu dan sekiranya berpeluang, maka bagus jika disebut-sebut dan dibalas

walaupun balasan itu tidak setimpal dengan jasa dan budi orang itu kepada

kita. Itu terhadap kebaikan dan jasa manusia.

Lebih-lebih lagilah kita perlu ingat dan mensyukuri segala nikmat dan

limpah kurnia Allah SWT kepada kita yang tidak terhingga banyaknya. Firman

Allah SWT:

Maksudnya: "Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu

menyebut-nyebutnya (sebagai tanda bersyukur)." (Adh Dhuha: 11)

Ini supaya kita terasa terhutang budi dan berterima kasih kepada

orang yang berbuat baik dan berjasa kepada kita. Tentulah terhadap Allah,

lebih-lebih lagi patut kita rasakan sedemikian rupa. Memang patut kita taat

dan bersyukur kepada Allah, dengan membuat amal kebajikan biarpun segala

amalan itu tidak mungkin setimpal dengan karunia Allah.

Kedua: Kesalahan kita kepada orang lain hendaklah sentiasa kita

ingat dan kita minta maaf kepadanya. Ingat selalu tentang kesalahan diri

agar kesalahan itu tidak diulangi. Rasa bersalah itu penting karena rasa

Page 10: IAD - Imtaq Dan Iptek

7

itulah yang mendorong kita meminta maaf. Itu terhadap kesalahan kita

terhadap sesama manusia.

Lebih-lebih lagi kita perlu mengingat dosa-dosa dan kedurhakaan kita

kepada Allah. Kita iringi ingatan kepada dosa-dosa itu dengan bertaubat.

Kekalkan rasa berdosa itu supaya kita terhindar dari terbuat dosa-dosa yang

lain dan hati kita sentiasa takut dan berharap agar Allah ampunkan dosa kita.

2. Lupa Dua Perkara

Pertama: Lupakan segala budi, jasa dan kebaikan kita kepada orang.

Jangan diungkit-ungkit dan dikenang-kenang. Kembalikan segala kebaikan

yang kita buat itu kepada Allah. Rasakan seolah-olah kita tidak pernah

berbuat baik kepada orang.

Lebih-lebih lagi, kita harus lupakan segala amal ibadah yang telah kita

buat kepada Allah. Jangan diungkit-ungkit atau dikenang-kenang. Rasakan

seolah-olah kita tidak beramal. Dengan itu moga-moga hati kita tidak dilintasi

oleh rasa ujub, sum'ah atau riyak atau rasa diri baik dan mulia.

Kedua: Lupakan kejahatan orang terhadap diri kita. Anggaplah

seolah-olah tidak ada siapa yang bersalah dengan kita supaya tidak tercetus

rasa marah atau dendam terhadap orang.

Lebih-lebih lagi hendaklah kita lupakan segala kesusahan, ujian,

musibah atau mala-petaka yang Allah timpakan kepada kita seperti sakit,

kematian, kerugian, kemalangan dan kegagalan. Atau banjir, kemarau, ribut

taufan, tsunami, wabak penyakit, kemerosotan ekonomi dan sebagainya.

Supaya tidak tercetus perasaan tidak sabar dan tidak redha dengan

ketentuan Allah.

3. Menyukai Apa Yang Allah Suka

Yakni kesukaan kita hendaklah sejalan dengan kesukaan Allah. Kita

melakukan apa saja perbuatan dan amalan menurut apa yang disukai Allah.

Ini mudah kalau apa saja yang Allah suka, kita pun suka. Bukan soal sesuatu

amalan itu kecil atau besar, fardhu, wajib atau sunat tetapi asalkan Allah

suka, kita pun suka dan akan membuatnya. Itu cara kita hendak meng-

Page 11: IAD - Imtaq Dan Iptek

8

hiburkan Allah. Itu manifestasi dari cinta kita yang mendalam kepada Allah.

Seseorang itu akan menyukai apa saja yang disukai oleh orang yang

dicintainya.

Soal amalan fardhu, wajib atau sunat sudah tidak jadi pertimbangan.

Semua amalan yang Allah suka akan kita buat. Ia bukan juga soal mendapat

pahala atau fadhilat. Ia lebih kepada hasrat untuk menyatakan dan

membuktikan cinta dan kehambaan kita kepada Tuhan.

4. Membenci Apa Yang Allah Benci

Yakni kebencian kita hendaklah sejalan dengan kebencian Allah. Kita

tinggalkan apa saja perbuatan dan amalan menurut apa yang dibenci oleh

Allah. Ini mudah kalau apa yang Allah benci, kita pun benci. Nafsu pasti

mendorong untuk berbuat apa yang Allah benci karena nafsu itu suka kepada

apa yang Allah benci dan benci kepada apa yang Allah suka.

Tetapi fitrah tetap kuat dan teguh. Fitrah yang suci murni itu,

wataknya berlawanan dengan watak nafsu. Ia suka kepada apa yang Allah

suka dan benci kepada apa yang Allah SWT benci. Nafsu tidak dapat

mengalahkannya karena rasa bertuhan dan rasa kehambaannya yang men-

dalam.

Amalan taqwa pula bukan sebatas apa yang terkandung di dalam rukun

Islam seperti puasa, zakat, haji dan sembahyang saja. Bukan sebatas membaca

Quran atau berwirid dan berzikir sambil menggentel biji tasbih. Bukan juga

bersuluk dan beruzlah menjauhkan diri dari orang banyak. Amalan taqwa bukan

saja di surau atau di masjid.

Amalan taqwa adalah apa saja amalan dan perbuatan di dalam kehidupan

yang berlandaskan syariat baik itu yang fardhu, wajib, sunat atau mubah atau

apa saja amalan dan perbuatan yang dijauhi dan ditinggalkan baik itu yang haram

atau makruh yang dilakukan berserta rohnya yaitu ada batinnya, penghayatan

dan penjiwaannya. Dengan kata-kata yang lain, ada terkait dengan akal, roh dan

terhubung dengan Allah, dibuat karena Allah dan mengikut cara yang Allah

inginkan.

Page 12: IAD - Imtaq Dan Iptek

9

Ini termasuklah segala perkara yang berlaku dalam kehidupan baik dalam

kehidupan seharian, dalam bidang ekonomi, pembangunan, pendidikan,

kenegaraan, kebudayaan, menejemen, ketenteraan, kesehatan dan sebagainya.

Asalkan apa yang dilakukan atau ditinggalkan itu terkait dan karena Allah maka

itulah taqwa. Amalan yang tidak terkait dan tidak dilakukan karena Allah, itu

adalah amalan bangkai yang tidak ada nyawa, jiwa atau rohnya. Ia tidak sampai

kepada Allah dan tidak ada apa-apa nilai di sisi-Nya.

Berbicara dapat menjadi taqwa kalau apa yang dibicarakan itu adalah

ilmu, nasihat atau perkara-perkara yang baik dan, manfaat dan dilakukan karena

Allah. Diam juga dapat menjadi taqwa kalau diam itu untuk mengelakkan dari

berkata-kata perkara yang maksiat dan sia-sia atau supaya tidak menyakiti hati

orang dan dilakukan karena takutkan Allah.

Dalam Islam, disamping ibadah lahir, ada banyak ibadah batin atau

ibadah yang bersifat rohaniah. Ibadah lahir banyak syarat rukun dan sah

batalnya. Tetapi ibadah batin tidak mengira tempat, waktu, masa, suci atau

berhadas, haul atau nisabnya. Ia bisa dilakukan kapan saja. Ini termasuklah

bertafakur, muhasabah diri, musyahadah, mujahadah, bertaubat, merintih

dengan Tuhan, sabar dalam menanggung sakit, ujian, musibah, cacian, kehinaan

dan makian orang, menyuburkan rasa-rasa. bertuhan dan rasa-rasa kehambaan

dan berzikir di hati. Ini semua adalah amalan rohani yang bisa menghasilkan

taqwa.

Page 13: IAD - Imtaq Dan Iptek

10

BAB II

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

A. ILMU PENGETAHUAN

Ilmu pengetahuan merupakan fondasi bagi teknologi sedangkan teknologi

adalah tulang punggung pembangunan. Ilmu pengetahuan dan teknologi atau

IPTEK merupakan segi yang tidak dapat dikesampingkan dari kehidupan dan

kesejahteraan manusia. Disadari bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi dunia berkembang sangat cepat, dan perkembangan ini harus disadari

adanya dan diketahui arahnya. Pendirian pusat peragaan ini dimaksudkan untuk

menyadarkan masyarakat akan adanya perkembangan ini dan ikut maju bersama

perkembangan tersebut. Dengan peragaan ini pula masyarakat dapat melihat

dari dekat, bahkan ikut berperan serta di dalamnya dan memahami bagaimana

ilmu pengetahuan dan teknologi itu berjalan.

Adanya pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari manusia.

Manusia adalah yang memiliki pengetahuan dan berilmu pengetahuan. Ilmu

pengetahuan merupakan sistem yang dikembangkan manusia untuk mengetahui

keadaannya dan lingkungannya, serta menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,

atau menyesuaikan lingkungan dengan dirinya dalam rangka strategi hidupnya.

Ilmu itu diolah ke dalam atau mejadi teknologi untuk diterapkan. Dengan

demikian, tujuan teknologi menjadi jelas dan pengembangannya terarah dan

bersasaran, yaitu untuk kesejahteraan, kemudahan, dan keuntungan bagi

manusia (Jacob, 19998:1). Di masa prailmiah, pengetahuan diperoleh secara

empiris turun-temurun, kemudian diteruskan dengan eksperimen dan logika.

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah maju dengan sangat pesat.

Teknologi modern dalam era globalisasi ini telah mencapai kemajuan yang luar

biasa. Tetapi, mustahil akan ada titik terakhir, karena ilmu-ilmu baru dan

berbagai konsekuensinya akan terus bermunculan.

Page 14: IAD - Imtaq Dan Iptek

11

Ilmu sendiri memiliki segi positif dan negatif. Segi positifnya, ilmu

pengetahuan dapat meringankan kehidupan manusia. Tenaga alam

membebaskan manusia dari perbudakan, mesin membebaskan manusia dari

pekerjaan yang monoton, mesin cerdas membebaskan manusia dari berpikir, dan

pengobatan membebaskan manusia dari rasa sakit. Sedangkan sisi negatifnya,

ilmu pengetahuan dapat menghasilkan alat perang, apalagi jika disalahgunakan

seperti ketika bom atom diledakkan. Untuk itulah seorang ilmuwan harus harus

bermoral, bertanggung jawab, dan diikat oleh kode etik.

B. TEKNOLOGI

Teknologi adalah pengembangan dan penggunaan dari alat, mesin,

material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya.1 Kata

teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip

dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan

yang sangat lama seperti roda dapat disebut teknologi. Definisi lainnya

(digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita

yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk

memproduksi produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang

bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada

saat pengetahuan teknik kita meningkat.

Karena teknologi di dunia ini ada banyak sekali maka penerapannya

kemudian dibagi-bagi lagi kedalam cabang-cabang teknologi yang sudah banyak

diterapkan pada masa kini seperti diantaranya teknologi komunikasi, teknologi

nuklir, teknologi computer, bioteknologi, teknologi kedokteran dan masih banyak

lagi teknologi-teknologi yang lainnya.

1 Budi Raharjo, Teknologi dan Teknik, dalam, internet Br. School (of Thought), diakses 02

Nopember 2007.Br. School (of Thought)

Page 15: IAD - Imtaq Dan Iptek

12

BAB III

AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG IMTAQ DAN IPTEK

Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau

qur’anan yang bererti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an

didefenisikan sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu

mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan

malikat Jbril, ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara,

dan membacanya merupakan amal ibadah.

Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber

dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana

keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk

ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan[1],

semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan

manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama

manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu

alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(Q.S. Al-an’am: 38).

Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang

diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”.

Salah satu kemu’jizatan (keistimewaan) Al-Qur’an yang paling utama

adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuaan, begitu pentingnya

sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur’an sehingga Allah menurunkan ayat

yang pertama kali Q.S Al-‘alaq 96/1-5.

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat tersebut di atas mengandung perintah membaca, membaca

Page 16: IAD - Imtaq Dan Iptek

13

berarti berfikir secara teratur atau sitematis dalam mempelajari

firman dan ciptaannya, berfikir dengan menkorelasikan antara ayat

qauliah dan kauniah manusia akan mampu menmukan konsep-konsep

sains dan ilmu pengetahuan.

Bahkan perintah yang pertama kali dititahkan oleh Allah kepada Nabi

Muhammad SAW. dan umat Islam sebelum perintah-perintah yang lain adalah

mengembangkan sains dan ilmu pengetahuan serta bagaimana cara

mendapatkannya. tentunya ilmu pengetahuan diperoleh di awali dengan cara

membaca, karena membaca adalah kunci dari ilmu pengetahuan, baik membaca

ayat qauliah maupun ayat kauniah, sebab manusia itu lahir tidak mengethui apa-

apa, pengetahuan manusia itu diperoleh melalui proses belajar dan melalui

pengalaman yang dikumpulkan oleh akal serta indra pendengaran dan

penglihatan demi untuk mencapai kejayaan, kebahagian dunia dan akhirat.

Dalam Al-Qur’an terdapat kurang lebih 750*4+ ayat rujukan yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan sementara tidak ada agama atau kebudayaan lain

yang menegaskan dengan begitu tegas akan kepentingan ilmu dalam kehidupan

manusia. Ini membuktikan bahwa betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu

pengetauan dalam Al-Qur’an (Islam). Al-Qur’an selalu memerintahkan kepada

manusia untuk mendayagunakan potensi akal, pengamatan , pendengaran,

semaksimal mungkin.

Islam adalah satu-satunya agama di dunia yang sangat (bahkan paling)

empatik dalam mendorong umatnya untuk menuntut ilmu, bahkan Al-Qur’an itu

sendiri merupakan sumber ilmu dan sumber insfirasi berbagai disiplin ilmu

pengetahuan sains dan teknelogi. Betapa tidak, Al-Qur’an sendiri mengandung

banyak konsep-konsep sains, ilmu pengetahuan dan teknelogi serta pujian

terhadap orang-orang yang berilmu. Dalam Q.S. Al-Mujadalah 58/11 Allah

berfirman, “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”. Selain Al-Qur’an,

Hadits-hadits Nabi juga sangat banyak yang mendorong dan menekankan,

bahkan mewajibkan kepada umatnya untuk menuntut ilmu.

Page 17: IAD - Imtaq Dan Iptek

14

Rasulullah membrikan dorongan yang sangat kuat bagi kaum muslimin

untuk belajar mencari ilmu sebanyak-banyaknya, baik ilmu-ilmu agama maupun

ilmu-ilmu umum, karena suatu perintah kewajiban tentunya harus dilaksanakan,

dan berdosa hukumnya jika tidak dikerjakan. Lebih lanjut Rasulullah mewajibkan

kepada umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hayatnya, tanpa di batasi usia,

ruang, waktu dan tempat sebagaimana sabdanya “Tuntutlah ilmu dari buayan

sampai liang lahat)”. Dan “Tuntutlah ilmu sekalipun ke negeri Cina”. Dorongan

dari al-Qur’an dan perintah dari Rasul tersebut telah diperaktekkan oleh generasi

Islam pada masa abad pertengahan (abad ke 7-13 M)[7]. Hal ini terbukti dengan

banykanya ilmuan-ilmuan Muslim tampil kepentas dunia ilmu pengetahuan,

sains dan teknelogi, seperti Al-Farabi, Al-Kindi, Ibnu Sina, Ikhwanusshafa, Ibn

Miskwaih, Nasiruddin al-Thusi, Ibn rusyd, Imam al-Ghazali, Al-Biruni, Fakhrudin

ar-Razy, Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Hambali dan lain-lain.

Ilmu yang mereka kembangkan pun bebagai maca disiplin ilmu, bahkan meliputi

segala cabang ilmu yang berkembang pada masa itu, antara lain: ilmu Filsafat,

Astrnomi, Fisika, Astronomi, Astrologi, Alkemi, Kedokteran, Optik, Farmasi,

Tasauf, Fiqih, Tafsir, Ilmu Kalam dan sebagainya, pada masa itu kejayaan,

kemakmuran, kekuasaan dan politik berda di bawah kendali umat Islam, karena

mereka meguasai sains, ilmu pengetahuan dan teknelogi. Rasul pernah bersabda

“Umatku akan jaya dengan ilmu dan harta”. Banyak lagi hadits-hadits beliau yang

memberikan anjuran dan motivasi kepada umatnya untuk belajar menuntut

ilmu, namun dalam kesempatan ini tentunya tidak dapat disebutkan semuanya.

Allah SWT. telah menganugrahkan akal kepada manusia, suatu anugrah

yang sangat berharga, yang tidak diberikan kepada makhluk lain, sehingga umat

manusia mampu berpikir kritis dan logis. Agama Islam datang dengan sifat

kemuliaan sekaligus mengaktifkan kerja akal serta menuntunnya kearah

pemikiran Islam yang rahmatan lil’alamin. Artinya bahwa Islam menempatkan

akal sebagai perangkat untuk memperkuat basis pengetahuan tentang keislaman

seseorang sehingga ia mampu membedakan mana yang hak dan yang batil,

Page 18: IAD - Imtaq Dan Iptek

15

mampu membuat pilihan yang terbaik bagi dirinya, orang lain, masyarakat,

lingkungan, agama dan bangsanya.

Sains Islam bukanlah suatu yang terlepas secara bebas dari norma dan

etika keagamaan, tapi ia tetap dalam kendali agama, ia tumbuh dan berkembang

bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Islam . Karena antara agama

dan sains dalam Islam tidak ada pemisahan, bahkan sains Islam bertujuan untuk

menghantarkan seseorang kepada pemahaman yang lebih mendalam terhadap

rahasi-rahasia yang terkandung dalam ayat-ayat Allah, baik ayat qauliah maupun

ayat kauniah melalui pendayagunaan potensi nalar dan akal secara maksimal.

Sains Islam tetap merujuk kepada sumber aslinya yakni Al-Qur’an dan Hadits,

tidak hanya berpandu kepada kemampuan akal dan nalar semata, tetapi

perpaduan anatara dzikir dan fikir, sebab bila hanya akal dan nalar yang menjadi

rujukan, maka tidak jarang hasil temuaannya bertentangan ajaran agama atau

disalah gunakan kepada hal-hal yang menyimpang dari norma-norma dan ajaran

agama. Hasil penemuan tersbut bisa-bisa tidak mendatangkan manfaat tepi

malah mendatangkan mafsadah, kerusakan, dan bencana di sana sini.

Berbeda halnya dengan sains dan ilmu pengetahuan dalam agama

Kristen, dalam agama Kristen sains dan ilmu pengetahuan tidak ada ikatan

dengan agama, karena antara Gereja dan ilmuan ada pertentangna yang sangat

tajam sebagaimana kita dapati dalam fakta sejarah dihuukm matinya seorang

ilmuan Galileo Galilei (1564-1050M) hanya disebabkan pendapatnya berbeda

dengan Gereja pada ketika itu. Para ilmuan Kristen dalam melakukan riset

pengembangan keilmuannya tidak ada panduan wahyu sama sekali, maka tidak

jarang atau sering kali hasil penemuan ilmiyah mereka tidak sejalan dengan etika

moral keagamaan, menyimpang dari ajaran agama dan hal ini dimaklumi karena

akal punya keterbatasan untuk mengungkapkan nilai-nilai kebenaran bila tidak

didukung dan dipandu oleh wahyu. Agama, sains dan ilmu pengetahuan dalam

agama Kristen berjalan sendiri-sendiri tidak ada keterikatan antara keduanya.

Karekteristik dari sains Islam adalah keterpaduan antara potensi nalar,

akal dan wahyu serta dzikir dan fikir, sehingga sains yang dihasilkan ilmuan

Page 19: IAD - Imtaq Dan Iptek

16

Muslim batul-betul Islami, bermakna, membawa kesejukan bagi alam semesta,

artinya mendatangkan manfaat dan kemaslahatan bagi kepentingan umat

manusia sesuai dengan misi Islam rahmatan lil’alamin. Sains Islam selalu terikat

dengan nilai-nilai dan norma agama dan selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan

Sunnah, dan ia membantu menghantarkan para penemunya kepada

pemahaman, keyakinan yang lebih sempurna kepada kebanaran informasi yang

terkandung dalam ayat-ayat Allah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

keimanan, ketakwaan kepada Allah, mengakui keagungan, kebesaran, dan

kemaha kuasan-Nya.

Page 20: IAD - Imtaq Dan Iptek

17

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ikhwan-global-locus.info/?module=taqwa&act=detail&id=5

http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=4&ch=wisata&id=20

http://just-drop-by.blogspot.com/2008/04/ilmu-pengetahuan-dan-

kekuasaan-tinjauan.html

http://smamujahidin-ptk.sch.id/cetak.php?id=35