I S D

91
A. PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU-ILMU SOSIAL DASAR Ilmu-illmu Sosial Telah kita ketahui, bahwa sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-illmu sosial ditilik dari pengembangannya bermula dari filsafat Pengertian Filsafat Asal Istilah filsafat Perkataan dan istilah filsafat di dalam bahasa arab ialah falfasah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani Philosophia, yang terdiri atas dua suku kata yakni philen artinya “mencari” atau “mencintai” dan sophia, aratinya “kebenaran” atau kebijaksanaan”. Jadi kata majemuik philosophias berarti “ daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan”. Dari istilah tersebut jelas bahwa orang yang berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran atau mencari kebenaran dan bukan memiliki kebenaran. Bila kita kaji bahwa kebenaran itu adalah relatif sifatnya, karena apa yang dianggap benar pada waktu sekarang ini, mungkin pada masa datang hal itu tidak benar. Jadi kebenaran mutlak adalah di tangan Tuhan YME. Menurut Prof. H. Muhammad Yamin, S.H. berpendapat bahwa perkataan Yunani Philosophos itu mula-mula dibentuk karena hendak menandingi kata sophos, yang berarti “Si tahu” atau “Si pandai” karena merasa telah memegang kebenaran dalam genggamannya. Sedangkan Philosophos dalam segala kerendahan hati hanya mencintai dan masih bererak di tengah jalan menuju kebenaran. 1

Transcript of I S D

Page 1: I S D

A. PENGERTIAN ILMU SOSIAL DASAR

SEKILAS TENTANG ILMU-ILMU SOSIAL, ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN ILMU-ILMU SOSIAL DASAR

Ilmu-illmu Sosial

Telah kita ketahui, bahwa sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah philosophia (filsafat). Baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-illmu sosial ditilik dari pengembangannya bermula dari filsafat

Pengertian Filsafat

Asal Istilah filsafat

Perkataan dan istilah filsafat di dalam bahasa arab ialah falfasah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani Philosophia, yang terdiri atas dua suku kata yakni philen artinya “mencari” atau “mencintai” dan sophia, aratinya “kebenaran” atau kebijaksanaan”.

Jadi kata majemuik philosophias berarti “ daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan”. Dari istilah tersebut jelas bahwa orang yang berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran atau mencari kebenaran dan bukan memiliki kebenaran.

Bila kita kaji bahwa kebenaran itu adalah relatif sifatnya, karena apa yang dianggap benar pada waktu sekarang ini, mungkin pada masa datang hal itu tidak benar. Jadi kebenaran mutlak adalah di tangan Tuhan YME.

Menurut Prof. H. Muhammad Yamin, S.H. berpendapat bahwa perkataan Yunani Philosophos itu mula-mula dibentuk karena hendak menandingi kata sophos, yang berarti “Si tahu” atau “Si pandai” karena merasa telah memegang kebenaran dalam genggamannya. Sedangkan Philosophos dalam segala kerendahan hati hanya mencintai dan masih bererak di tengah jalan menuju kebenaran.

Mencari kebenaran dan tidak memiliki kebenaran itulah tujuan semua filsafat, dan akhirnya mendekati kebenran sebagai kesungguhan.Tetapi kebenaran yang sesungguhnya atau mutlak hanya ada pada Tuhan YME.

Dalam arti praktis, filsafat ialah alam berpikir atau alam fikiran. Berfilsafat ialah berfikir, tetapi berfikir secara mendalam, artinya berfikir sampai ke akar-akarnya dan dengan sungguh-sungguh tentang hakekat sesuatu.

Ilmu filsafat merupakan induk dari ilmu-ilmu vak(mata pelajaran/kuliah), dapat mengatur dan menyelesaikan masalah hubungan dan perbedaan batass-batas antara illmu-ilmu vak lainnya.

Beberapa definisi FilsafatPlato (427 sm – 348 sm). Ahli filsaafat Yunani.Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang bersifat mencapai kebenaran asli.

1

Page 2: I S D

Aristoteles (382 –322 sm), murid PlatoFilsfat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang teerkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.

Al farabi (870 –950 sm), ahli filsafat IslamFilsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.

Drs.. Hasbullah BakryIllmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ketuhanan, salam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

5. Prof. H. Muhammad Yamin, S.H.Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepriadiannya seraya didalam kepriadiannya itu dialaminya kesungguhan.

Jadi jelas bagi kita tiap-tiap manusia mendapatkan kepriadiannya dan dapat mengalami kesungguhan dalamnya, karena menempuh jalan memusatkan pikiran dalam segala hubungan cabang pikiran, pada hakikatnya sudah ikut membentuk philosophie, juga menolak atau tidak menerima pemusatan pemikiran orang lain sekalipun juga sudah ikut pula membentuk filosofi.

Kedua-duanya adalah cara perjalanan atau pemakaian hikmah yang ada pada manusia. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa apa yang disebut : filsafat ialah sesuatu usaha pemikiran manusia yang sugguh-sungguh, secara sistematis dan radikal untuk mencari kebenaran sesuai dengan ruang dan waktu.

Jadi makna filsafat dapat ditinjau dari dua segi yakni :Segi etimologis yang terdiri dari kata philos artinya”sahabat”, dan sofia artinya kebijaksanaan. Filsafat artinya ajaran atau orang yang mencapai taraf persahabatan dan mencintai kebijaksanaan.

2. Suatu aktivitas fikir yang menghasilkan kebenaran atau kebijaksanaan yang kemudian menjadi keyakinan atau pandangan hidup orang itu atau suatu bangsa.

Sumber filsafat adalah manusia, dalam hal ini akal dan fikiran manusia yang sehat, yag berusaha keras dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran dan akhirnya mendekati kebenaran.

Oleh karena manusia itu makhluk Tuhan, meskipun manusia itu tinggi martabatnya, mempunyai dignity (martabat) akan tetapi tidak sempurna, maka kebenaran yang dapat dicapai oleh akal fikiran manusia itu tidak sempurna adanya. Kebenaran yang dicapai manusia bersifat relatif atau nisbi. Ini tidak berarti bahwa setiap hasil pemikiran manusia itu tak ada yang benar, semuanya serba salah. Tidak. Hasil pemikiran manusia itu kebenrannya tidak mutlak.

2

Page 3: I S D

Sedangkan ajaran agama atau agama-agama samawi mempunyai kitab suci bersumber dari Tuhan YME, yang disampaikan kepada seluruh umat manusia untuk menjadi pedoman hidupnya melalui wahyu dengan perantaraan Rasul-rasulNya atau utusan Tuhan. Ajaran-ajaran agama mengandung kebenaran mutlak bersifat sempurna dan lengkap isinya serta berlaku secara universal, tidak terikat dengan ruang dan waktu. Ajaran agama lebih luas dan lengkap isinya, baik kaidah-kaidah pokok, norma-norma kebenaran, petunjuk-petunjuk pelaksanaannya secara teknik maupun sanksi-sanksinya yang tegas dan jelas atau pahala dan dosa serta siksa tercantum di dalamnya.

Dari filsafat itu kemudian lahir 3 cabang ilmu pengtahuan yaitu :1). Natural sciences ( ilmu-ilmu Alamia ), meliputi : fisika, kimia, astronomi, bioloi,

botani dan lain-lain.2). Social Sciences, ( ilmu-ilmu Sosial ), tediri dari : Sosiologi, ekonomi, politik,

antropologi, sejarah, psikologi, geografi dan lain-lain.3). Humanities ( ilmu-ilmu Budaya ) meliputi : bahasa, agama, kesusastraan,

kesenian dan lain-lain.

Ilmu-ilmu Sosial berkembang terus sesuai dengan kebutuhan manusia dalam era pembangunan, khususnya di Indonesia. Wujud dan kenyataan-kenyataan adanya perkembangan illmu-ilmu sosial di Indonesia, setelah bangsa Indonesia mendapat kemerdekaan adalah sebagai berikut :

1) Pertama-tama didirikandi Yogyakarta suatu akademi ilmu politik. Sponsor-sponsor yang mendirikan akademi ini terdiri dari tenaga-tenaga akademis pembina ilmu politik di Negeri Belandan

2) Selang waktu berikutnya, didirikan pula Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada pada tanggal 17 Februari 1946, yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 3 maret 1946, mempunya 2 fakultas, ialah Fakultas Sastra dan Fakultas Sosial. Balai Perguruan Tinggi itu adalah perguruan tinggi swasta yang dikelola oleh yayasan.

3) Didirikan Akademi Kepolitisian.

Sesungguhnya latar belakang berdirintya ketiga pendidikan tinggi tersebut lebih menekankan pada pembentukan lembaga-lembaga pendidikan untuk mencedtak kader-kader pengisi jabatan tinggi di Pemerintah Republik Indonesia pada saat itu. Namun dalam perkembangan tahun-tahun selanjutnya dari ketiga lembaga pendidikan tinggi ini berkembang ilmu-ilmu sosial di Indonesia.

Dewasa ini di Indonesia Universita-universitas dan institut negeri yang semuanya menyelenggarakan pengajaran dalam bidang ilmu sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan sehingga timbul paham studi sosial (social studies), atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Paham studi sosial berkembangan dan berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun 1940-an sampai sekarang.

Paham studi sosial dipergunakan bagi keperluan pendidikan dan pengajaran, dan

3

Page 4: I S D

Bukan merupakan satu disiplin illmu yang mandiri.

Sosial sudies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah illmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementari and secondary school).

Dengan begitu, tandas sudah bahwa IPS ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang sederajat.

Marteri dari berbagai disiplin illmu sosial seperti Geografi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Psikologi Sosiaol, Ekonomi, Ilmu Politik, Ilmu Hukum dan ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan bahan baku bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar dan menengah.

IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tertapi perlu dicamkan bahwa tidak semua ilmu-ilmu sosial secara otomatis dapat menjadi bahan/pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan dan perkembangan pengetahuan anak didik, sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial mana yang tepat menjadi bahan’pokok bahasan dalam IPS.. Di Indoneisa IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaruan kurikulum SD, SMTP dan SMU dalam kurun waktu 1975 –1976, dan masih berlangsung hingga sekarang ini.

Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengemangan ISD ini sejaran dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan yang besifat dinamis dan inovatif. ISD adalah ilmu-ilmu sosial dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Seperangkat konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmlu-ilmu sosialsecara interdisiplin atau multi disiplin dipergunakan sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan problema-problema yang timbul dan berkembang dalam masyarakat.

ISD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosi8al kepada para mahasiswa, yang diharapkan akan cepat tanggap serta mampu menghadapi dan memberi alternatif pemecahanmasalah-masalah dalam kehidupan masyarakt.

Berdasarkan pengetahuan yang didapat melalui ISD, diharapkan para mahasiswa akan mampu mengorientasikan diri berkat penghayatan akan arah perkembangan dalam masyarakat. Setelah mengorientsikan diri secara mantap, paling tidak ia harus mampu mengetahui ke arah mana pemecahan jalan keluar suatu permasalah itu harus ditempuh. Masalah-masalah sosial yang berkembang sedemikikan kompleks, baik yang bersifat lokal, regional, nasional maupun internasional seperti pengangguran,

4

Page 5: I S D

urbanisasi, penyelundupan dan kriminalitas, kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika. Pertentangan ras dan pergolakan politik merupakan masalah-masalah sosial yang harus dilihat serta ditanggulangi dengan segala aspek pengetahuan yang t erjalin satu sama lain.

Akan tetapi dengan dilaksanakannya ISD sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) di setiap perguruan tinggi negeri khususnya, tidak berarti pengantar-pengantar ilmu sosial harus hilang dari kurikulum perguruan tinggi. Pengantar-pengantar illmu-ilmu sosial masih harus dipertahankan, sebab ia mempunyai misi memberikan pengetahuan teoritis ilmiah pada ilmu tertentu yang bersifat subject oriented.

Melalui penelaan dan pendalaman subject oriented tersebut, berarti proses pendlaman bidang-bidang ilmu menuju ke arah spesialisasi keahlian telah belangsung. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antaa ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu sosial Dasar (ISD) tidak terdapat perbedaan yang prinsipil sepanjang yang menyangkut konsep-konsep dasar atau pengetahuan dasar ilmu-ilmu sosial. Perbedaan itu terjadi pada pendekatan bidang sudinya saja, dimana ilmu-ilmu sosial dasar bersumber pada konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi. ISD dipergunakan untuk mencari pemecahanmasalah-masalah kemasyarakatan melalui pendekatan interdisipliner maupun multidisipliner ilmu-ilmu sosial. Di lain pihak, pengantar-pengantar illmu-ilmu sosial disajikan secara subject orented dalam rangka pendalaman ilmu-ilmu sosial itu secara teoritis, yang menyangkut ruang lingkup, metode dan sistematikanya,.

LATAR BELAKANG ILMU SOSIAL DASAR

Latar belakang diberikannya ISD dimulai banyaknya kritik-kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan PT oleh sejumlah cendekiawan terutama sarjana pendidikan, sosial dan kebudayaan. Mereka menganggap sistem pendidikan yang erngah berlangsung saat ini, berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan Belanda, yaitu kelanjutan dari “politik balas budi “ (etische politiek) yang dianjurkan oleh Conrad Theodore Ven Deventer, bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga trampil untuk menjadi “tukang-tukang” yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, pedanga, teknik dan keahlian lain dalam tujuan ekspoitasi kekayaan.

Tenaga ahli yang dihasilkan oleh perguruan tinggi diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi personal, akademik dan profesional.

Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal lnilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan (pancasila), serta memiliki pandangan luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Kemampuan akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tertulis, menguasai peralatan analisa, kemampuan berpikir logis,

5

Page 6: I S D

kritis, sistematis dan analisis, mempunyai kemampuan konsepsional untuk mengiden-tifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternatif pemecahannya.

Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.

Kita telah mengetahui bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata, material dan spiritual berdasarkan pancasila. Bahwa hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam pengertian ini maka manusia bukan hanya menjadi obyek pembangunan, tetapi yang terpenting adalah bahwa manusia itu menjadi subyek pembangunan.

Untuk itu diperlukan berbagai upaya sehingga menusia bukan merupakan bahan pembangunan, tetapi menjadikan manusia modal atau asset terpenting bagi pembangunan. Dalam masalah kependudukan pemikiran ini menjadi jelas : bagaimana menjadikan jumlah penduduk yang besar sebagai modal pembangunan dan bukan hanya beban pembangunan

Dalam jangka panjang, yang ingin dicapai bukan hanya kualitas teknis yang sangat diperlukan untuk mendukung proses lepas landas, melainkan juga kualitas lain yang memungkinkan seseorang berkembang menjadi manusia utuh, yaitu manusia yang memiliki sikap hidup yang selaras, serasi dan seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani.

Namun upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan pada saat ini, khususnya pada negara-negara berkembang, menghadapi tantangan yang berat. Studi-studi yang cermat membuktikan betapa upaya pembangunan di abad-abad lalu relatif lebih mudah dibandingkan dengan abad 20, terutama pada akhir-akhir ini.

Pertama, bobot penduduk yang mereka hadapi tidak seberat yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat ini, terutama Indonesia. Perkembangan penduduk yang tinggi, sementara kemampuan mereka untuk menghadapinya tetap tidak tinggi, telah menimbulkan berbagai masalah dibidang sosial dan ekonomi.

Kedua, sebagai pioneer (perintis), negara-negara Barat tidak menghadapi maalah pemilihan teknologi, apalagi pendidikan t eknologi seperti yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang saat ini. Dalam kondisi di mana kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi masa dan transportasi sudah sedemikian majunya, membawa pengaruh yang besar terhadap intensitas kontak budaya dengan kebudayaan dari luar. Di sini terjadi perobahan orientasi budaya yang kadang-kadang menimbulkan dampak terhadap tata nilail masyarakat yang sedng menumbuhkan identitasnya sendiri sebagai bangsa.

Ketiga, hampir semua pioneer itu ditandai oleh sidat homogenitas dari keadaan sosial dan kulturalny, sedangkan negara-negara sedang berkembang saat ini terpaksa bergelut dengan masalah nation building yang rumit, sementara pada saat yang sama pembangunan ekonomi harus mereka laksanakan. Masyarakat Indonesia adalah

6

Page 7: I S D

merupakan masyarakat majemuk yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dengan latar belakang sosio kultural yang beraneka ragam, sepeerti suku bangsa, agama dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan sikap yang mampu mengatasi ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan tersebut sehingga integrasi nasional tetap terpelihara.

ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU

Mata Kuliah Dasar Umum di Perguruan Tinggi di Indonesia dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian. Kelompok pertama diharapkan memberi dasar pedoman-pedoman untuk bertindak sebagai warga negara yang terpelajar, yang meliputi mata kuliah :

AgamaPancasilaPendidikan Sejarah Perjuangan BangsaKewiraan

Keempat mata kuliah kelompok pertama tersebut merupakan mata kuliah intra kurikuler yang diwajibkan kepada semua mahasiswa.

Kelompok kedua diharapkan dapat membantu kepekaan mahasiswa, berkenaan dengan lingkungan ilmiah, lingkungan sosial dan lingkungan budaya, yang meliputi mata kuliah :

Ilmu Alamiah Dasar (IAD)Ilmu Sosial Dasar (ISD)Ilmu Budaya Dasar (IBD)

Ketiga mata kuliah dasar t ersebut di atas diberikan pada semua mahasiswa dengan ketentuan bahwa mahasiswa bidang pengetahuan keahlian yang berada dalam ruang lingkup salah satu mata kuliah dasar tersebut, tidak diwajibkan mengikuti mata kuliah yang bersangkutan.

Secara spesifik program Mata Kuliah Dasar Umum, bertujuan menghasilkan warga negara sarjana yang berkualifikasi sebagai berikut :

a. Taqwa kepada Tuhan YME, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.

b. Memiliki wawasan Sejarah Perjuangan Bangsa, sehingga dapat memperkuat semangat kebangsaan, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, mempertinggi kebanggaan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.

c. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya menceerminkan nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan Nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia

d. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyaerakat dan secara bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun tentang lingkungan alamiah serta secaera bersama-sama berperan serta di dalam pelestariannya.

7

Page 8: I S D

e. Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapipermasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik, pertahanan keamanan maupun kebudayaan.

Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi, demikian pula untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum

Tujuan dari pendidikan umum di perguruan tinggi adalah :sebagai usaha membantu perkembangan kepriadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama.Untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul dalam masyarakat.Memberikan pengetahuan dasar kepada mahasiswa agar mampu berpikir secara interdisipliner dan mampu memahami pikiran dari ahli-ahli berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dengan demikian memudahkan merekan berkomunikasi.

Jadi pendidikan umum yang menitik beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, pada dasarnya berbeda dedngan mata kuliah-mata kuliah bantu yang bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian pula berbeda dngan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam bidang/disiplin ilmunya.

Sebagai mata kuliah dasar umum, Ilmu Sosial Dasar bertujuan membantu

perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia terhadap manusia yang bersangkutan.

Tegasnya : Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi sosial, sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan sejarah).

Dengan demikian, maka kuliah Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tangkap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan, sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosuialnya menjadi besar.

RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

Berpangkal pada tujuan di atas, maka ada 2 masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah Ilmu Sosial Dasaar, yaitu :

8

Page 9: I S D

Adanya berbagai aspek pada kenyataan-kenyataan yang bersama-sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya suatu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda-beda oleh bidang-bidang pengetahuan keahlian yang berbeda-beda, sebagai pendekatan tersendiri, maupun gabungan (antar bidang)Adanya keaneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing-masing mempunyhai kepentingan kebutuhan serta pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan dalam pola-pola pemikiran dan pola-pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan-pertentangan maupun hubungan-hubungan setia kawan dan kerjasama dalam masyarakat itu.

Berdasarkan ruang lingkup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaranlebih lanjut untuk bisa dioperasionalkan, yaitu ke dalam beberapa pokok bahasan dan sub pokok bahasan.

Perkuliahan Ilmu Sosial Dasar dibagi ke dalam 8 (delapan) Pokok Bahasan (masing-masing dengan sub Pokok Bahasan), sehingga dari perkuliahan tersebut kepada mahasiswa diharapkan :

Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi seta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa. Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara.Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.Mempelajari masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaanMempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan aedanya integrasi masyarakat.Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.

MASALAH-MASALAH SOSIAL DAN ILMU SOSIAL DASAR

Masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh setiap masyarakat manusia tidaklah sama antara yang satu dengan lainnya. Perbedaan-perbedaan itu disebabkan oleh :perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan dan masyarakatnyakeadaan lingkungan alamnya dimana masyarakat itu hidup.

Masalah-masalah tersebut dapat t erwujud sebagai :masalah sosial, masalah moral, masalah politik, masalah ekonomi, masalah agama, ataupun masalah-masalah lainnya.

Menurut Nisbet (1961) , yang membedakan masalah-masalah sosial dari masalah-masalah lainnya adalah bahwa : masalah-masalah sosial selalu ada

9

Page 10: I S D

kaitannya yang dekat dengan nilai-nilai moral dan pranata-pranata sosial, serta selalu ada kaitannya dengan hubungan-hubungan manusia dengan konteks-konteks normatif dimana hubungan-hubungan manusia itu terwujud.

Pengertian masalah sosialMenurut umum atau warga masyarakat bahwa segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum adalah masalah sosial.Menurut para ahli masalah sosial adalah suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakt yang berdasarkan atas studi mereka mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan. Contoh masalah pedangan kaki lima di kota-kota besar di Indonesia.

Menurut definisi umum, pedagang kaki lima bukan masalah sosial, karena di satu pihak para pedagang kaki lima tersebut dapat memperoleh nafkah untuk dapat melangsungkan kehidupannya, dan di lain pihak para pembeli yaitu para warga masyarakat dengan mudah memperoleh pelayanan dan dengan harga yang pantas untuk taraf ekonomil mereka dari para pedagang kaki lima. Sebaliknya para ahli perencanaan kota, ahli sosiologi dan ahli antropologi akan menyatakan bahwa pedfagang kaki lima di kota-kota menjadi sumber utama dari suatu kondisi dimana kejahatan dengan mudah dapat terjadi.

Dengan demikian, sesuatu masalah yang digolongkan sebagai masalah sosial oleh para ahli belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh umum. Sebaliknya ada juga masalah-masalah yang dianggap sebagai masalah sosial oleh umum tetapi belum tentu dianggap sebagai masalah sosial oleh para ahli.

Oleh karena itu kita ikuti batasan yang lebih tegas dikemukakan oleh Lesile (1974), masalah sosial dapat didefinisikan sebagai : Sesuatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar waraga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan yang karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki.

Berdasarkan pengertian di atas, maka masalah-masalah sosial ini pengertiannya terutama ditekankan pada adanya kondisi atau sesuatu keadaan tertentu dalam kehidupan sosial warga masyarakat yang bersangkutan. Kondisi atau keadaan sosial tertentu, sebenarnya merupakan proses hasil dari proses kehidupan manusia yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya yaitu : Kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya (manusia harus makan, minum, buang air, bernafas, mengadakan hubungan kelamin dan sebagainya.Kebutuhan-kebutuhann sosial (berhubungan dengan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain untuk memecahkan berbagai masalah dan sebagainya) danKebutuhan-kebutuhan kejiwaan (untuk dapat merasakan aman dan tenteram, membutuhkan cinta kasih dan sayang dan sebagainya)

Dalam usaha-usaha untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia menggunakan kebudayaan sebagai model-model petunjuk di dalam menggunakan lingkungan alamnya dan sosialnya di masyarakat. Perwujudan ini adalah suatu kondisi atau keadaan dimana manusia itu hidup di dalam masyarakat. Kondisi-kondisi itu bukan sesuatu yang tetap tetapi selalu dalam proses perubhan.

10

Page 11: I S D

Suatu kondisi yang tidak disukai oleh para warga masyarakat pada hakikatnya tidak bisa berlaku atau cocok dengan kebudayaan mereka. Sedangkan ukuran yang dipakai oleh para warga masyarakat yang bersangkutan untuk menilai dan mewujudkan tingkah laku mereka adalah model-model dari kebudayaan yang telah mereka punyai, yaitu yang ada dalam kepala mereka masing-masing yang belum tentu telah berubah sesuai dengan perubahan kondisi yang mereka hadapi dalam kehidupan sosial mereka sehari-hari. Dengan demikian terdapat suatu ketidak cocokan antara pengetahuan kebudayaan dan kenyataan-kenyataan obyektif yang ada dalam kondisi-kondisi dimana mereka hidup. Dengan kata lain, ada perbedaan antara kerangka untuk interpretasi subyektif dari para warga dengn kenyataan-kenyataan obyektif dalam mana mereka itu hidup.

Di dalam kenyataannya, masalah-masalah sosial tidak dirasakan oleh setiap waraga masyarakat secara sama. Sesuatu kondisi yang dianggap sebagai suatu yang menghambat atau merugikan oleh sejumlah warga masyarakt, belum tentu dirasakan oleh sejumlah warga masyarakat yang lain dari masyarakat tersebut, atau bahkan dirasakan oleh yang lainnya, sebagai sesuatu yang menguntungkan. Misalnya masalah sampah : Sampai yang bertebaran di mana-mana di sebagian kota dirasakan sebagai merugikan kebersihan, kesehatan, keindahan dan ketertiban oleh sejumlah warga kota, tetapi di lain pihak dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkann oleh misalnya para pengumpul barang bekas dan para pengumpul puntung rokok.

Masalah-masalah sosial dan Ahli Ilmu Sosial

Masalah-msalah sosial telah menghantui manusia sesjak adanya peradaban manusia, karena dianggap sebagai mengganggu kesejahteraan hidup mereka. Sehingga merangsang para warga masyarakat untuk menidentifikasikan, menganalisa, memahami dan memikirkan cara-cara untuk mengatasinya. Di masa lampau, pada waktu belum ada ahli ilmu-ilmu sosial, para warga masyarakat yang biasanya peka terhadap adanya masalah-masalah sosial adalah para ahli filsafat, pemuka agama, ahli politik dan kenegaraan.

Disamping hal di atas, berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang tergolong dalam 8ilmu-ilmu sosial, seperti : antrapologi, sosioloi, politik, psikologi sosial, komunikasi, menjadikan masalah-masalah sosial sebagai ruang lingkup studi mereka masing-masing. Walaupun demikian, pusat studi-studi dari disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut bukan pada masalah-masalah sosial itu sendiri, tetapi pada usaha untuk memahami hakikat manusia menurut perspektif masing-masing. Sedangkan masalah-masalah sosial dilihat sebagai hasil atau akibat dari adanya proses perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan adalah proses-proses yang secara tetap dan terus-menerus dialami oleh setiap masyarakat manusia, cepat atau lambat, berlangsung dengan tenang atau pun berlangsung dengan kekacauan.

Sejumlah ahli ilmu-ilmu sosial seperti Merton dan Nisbet (1961), Denzin (1973), Gerson (1969) dan Brodley (1976), merasakan bahwa dengan menggunakan pendekatan masalah-masalah sosial sebagai kerangkanya maka hakikat masyarakat dan kebudayaan manusia akan lebih dapat dipahami. Begitu juga, menurut mereka, berbagai pemikiran yang secara masuk akal dapat dipertanggungjawabkan yang

11

Page 12: I S D

berkenaan dengan usaha-usaha memperbaiki masalah-masalah sosial tersebut akan lebih dapat dikembangkan.

Masalah-masalah Sosial dan Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar sebagai suatu mata kuliah, menyajikan suatu pemahaman mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalahnya dengan menggunakan suatu kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya tersebut sebagai suatu masalah obyektif dan juga menggunakan kacamata subyektif

Dengan menggunakan kacamata obyektif berarti menggunakan konsep-konsep dan teori-teori yang telah dikembangkan ilmu-ilmu sosial berkenaan dengan hakikat manusia dan masalah-masalahnya.Dengan menggunakan kacamata subyektif maka masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan, dan yang dibandingkan dengankacamata pengkaji atau masing-masing mahasiswa yang mengikuti lmata kuliah ilmu sosial dasar.

Diharapkan dengan gabungan kacamata obyektif dan subyektif ini, akan mewujudkan adanya kepekaan mengenai masalah-masalah sosial yang disertai dengan penuh rasa tanggung jawab dalam kedudukannya sebagai warga masyarakat ilmiah, warga masyarakat dan negara Indonesia.

BAB IIPENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

12

Page 13: I S D

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MIGRASI

Penduduk dunia dan masalahnya

Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650 penduduk dunia telah mencapai 500 juta jiwa jumlahnya

TABEL : PERKIRAAN DANPROYEKSI PENDUDUK DUNIA

TAHUN JUMLAH JIWA 8.000 – 7.000 Sm 1 1650 1800 1850 1900 1930 1950 1960 1970 1980 1990 2000

10 juta 250 juta 500 juta 900 juta 1.000 juta 1.500 juta 2.000 juta 2.500 juta 3.000 juta 3.600 juta 4.600 juta 5.700 juta 6.500 juta

Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkin oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk salah satu diantaranya ilmu kdokteran juga berkembang.

Berkat kemajuan ilmu kedoktaeran, pemeliharaaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi yang lahir menjadi sebab rendah, sampai ia tumbuh subur dan akhirnya bersuami/beristeri dan mempunyai anak dan cucu .

Akan tetapi pada galibnya tidak semua negara di dunia mengalami pertumbuhan penduduk yang demikian pesat.

Megara-negara Eropah Barat pada abad 20 ini cenderung mengalami kondisi stasioner, bahkan Jerman Barat cenderung memiliki lebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa. Dengan begitu negara ini mempunyai masalah penduduk bukan pertumbuhan penduduknya, tetapi, kekurangan penduduk berusia muda sebagai generasi penerus. Kemungkinan menambah penduduk berusia muda sebagai generasi penerus bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui adopsi anak/bayi. Kita sering mendengan praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi Asia, tidak terkecuali bayi-bayi Indonesia. Peluang unguk mengadopsi anak-anak/bayi Asia disalah gunakan oleh sindikat-sindikat gelap, laksana zaman perbukakan, anak-anak/bayi diperjual belikan.

Pendidikan dan Kesehatan di Negara-negara Berkembang.

13

Page 14: I S D

PendidikanPendudukan pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara

berkembang di Afrika, Asia dan Amerika Latin sebagian besar tidak memperoleh kesempatan menempuh jenjang pendidikan di sekolah, akibat kondisi kemiskinannya.

Suatu hasil survei UNICEF (United Nations International Children Emergensy Fund) membuktikan bahwa 58 % anak-anak pedesaan miskin di Delhi India, tidak bersekolah karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya sekolah, dan 31 % terikat dalam kerja rumah tangga, termasuk merawat adik yang masih kecil, Hasil survei yang sama di kampung miskin di kota Madras India, mengungkapkan bahwa 45 % dari orang tua penghuni kampung miskin, menyatakan anak-anaknya tidak bersekolah karena alasan idak mampu membayar uang sekolah, dan 20 % lainnya karena anak-anak mereka harus menolong menyelesaikan pekerjaan di rumah.

Disamping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sering kekurangan bangunan sekolah dan guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis, desa itu tidak memiliki sekolah dasar.

Di negara-negara berkembang terdapat variasi anak-anak usia sekolah yang mendapat kesempatan dalam pendidikan formal. Di Honduras (Amerika Latin), 72 % dari anak-anak usia 7-14 tahun dapat bersekolah, di Karachi (Pakistan) 50% anak usia sekolah berumur antara 5 – 10 tahun terdaftar pada sekolah dasar, persentase ini segera menurun menjadi 33 % bagi kampung-kampung miskin.

Di pedesaan sekitaar Dakar ibukota Senegal (Afrika Barat), persentase anak-anak untuk masuk sekolah sebesar 38 %. Sedangkan suatu studi di Abijan ibukota Republik Pantai Gading (Afrika Barat) mencatat gradasi persentasi anak-anak sekolah bergantung pada fungsi, pekerjaan ayah seorang anak. Semakin tinggi status/jabatan pekerjaan semakin tinggi pula jumlah persentase anak-anak yang masuk sekolah. Data lapangan menunjukkan 78 % anak-anak usia sekolah berasal dari kelompok ayah sebagai staf menengah; 43 % berasal dari anak-anak pedagang; 27 % lainnya berasal dari anak-anak petani.

Kesehatan.Penduduk usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan

menderita kurang vitamin A, kasus-kasus penderita kekurangan vitamin A yang menonjol, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan, Indonesia dan Malaysia. Penderita kebutaan dan anemia (kekurangan kadar heimoglobin di darah atau kekurangan butir-butir kadar merah) pada tipe dan tingkatan tertentu.

Penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis, banyak menyerang penduduk di daerah pemujkiman kampung-kampung miskin di perkotaan, antara lain di Kalkuta (India) dan di Ibadan di Nigeria Bagian Barat (Afrika Barat). Parasit-parasit usus penyebab penyakit cacingan (askaris) banyak diderita oleh anak-anak di perkampungan miskin di Lagos (ibukota Nigeria). Laporan-laporan UNICEF juga mengungkapkan bahwa penyakit polioyelitis (kadar zat kelabu sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus pada umumnya menyerang anak-anak dan

14

Page 15: I S D

menyebabkan kelumpuhan disebut juga polio) banyak diderita oleh anak-anak di Srilangka dan Kenya (Afrika Timur). Sebanyak 58 % dari anak-anak cacat di Kenya sebagai akibat polioyelitis, dimungkinkan oleh fasilitas injeksi yang tidak memadai.

Bersumber pada konsultan kesehatan dari World Health Organization (WHO) di Zimbabwe (Desember 1983) ditemukan kurang lebih sejuta penderita penyakit lepra atau kusta diseluruh wilayah Zimbabwe. Penyakit itu menyerang penduduk pada usia produktif, antara 8 sampai 40 tahun. Terdepat indikasi-indikasi bahwa penyakit ini telah merambat pada anak-anak usia 7 tahun. Keistimewaan penyakit ini penularannya tidak diketahui pasti. Baru ada tanda-tanda bisul kecil atau korang, biasanya pada kaki, pada saatg itulah disadari oleh seseorang bahwa ia telah terjangkit penyakit lepra atau kusta.

Beberapa survei konsumsi makanan dilakukan di Asia menunjukkan bahwa pemakaian kalori (satuan panas ukur dari panas yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram air setinggi 1º CC) rata-rata penduduk berada di bawah tingkat yang dibutuh-kan di beberapa negara. Pemakaian protein (bahan utama pembentukan sel) total sangat rendah seperti yang dialimi penduduk di India, Malaysia, Pakistan, Filipina, Indonesia dan Thailand. Fakta-fakta di lapangan membuktikan bahwa penduduk negara-negara berkembang kekurangan makanan berkadar protein hewani. Salah satu sebab membuktikan bahwa di beberapa kalangan masyarakat pedesaan masih berlaku “tabu” yang melarang memakan ikan, buah-buahan dan sayur-mayur. Hal semacam itu berlaku dikalangan masyarakat di beberapa daerah di Burma, Indonesia, Malaisia dan Filipina. Tabu dan pantangan seperti itu berlaku mulai dari kehamilan 7 bulan sampai 50 hari sesudah kelahiran. Resiko dari melakukan tabu dan pantangan seperti itu para ibu hamil harus menanggung kekurangan protein hewani, dan boleh jadi akan melahirkan bayi-bayi cacat dari lahir, atau lahir dengan ketahanan tubuh yang rapuh Laporan UNICEF tahun 1983 mengungkapkan bahwa hanya 1 % saja dari anak-anak di dunia yang tegas-tegas menderita kurang gizi, akan tetapi lebih dari 25 % anak-anak di negara-negara berkembang menderita kekurangan gizi yang tidak ketahuan, justru terhadap mereka yang menderita kurang gizi tidak ketahuan itu, sebagai penyebab mengapa mereka tidak dapat tertolong.

Perhatian Para Negarawan dan Ilmuwan Terhadap Masalah Penduduk Dunia

Para negarawan dan ilmuwan sungguh-sungguh menyadari dan telah memperhitungkan betapa besar bencaya yang ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia. Berdasarkan estimasi (perkiraan) perkembangan penduduk dunia yang sangat mencemaskan itu lahirlah Kelompok Roma (Club of Rome). Sejalan dengan itu padatahun 1969, Sekretaris Jenderal PBB (pada waktu itu Uthan) menyatakan bahwa bagi anggota PBB “barangkali hanya tinggal sepuluh tahun lagi untuk menekan pertikaian-pertikaian lama mereka, serta melancarkan suatu kerjasama semesta untuk mengekang perlombaaan senjata, memperbaiki alam lingkungan manusia, memadamkan eksplosi (ledakan) penduduk, dan memberi daya gerak yang diperlukan bagi usaha-usaha pembangunan.”

Kelompok Roma melakukan studi internasional selama 18 bulan dengan biaya dari Yayasan Volkswagen di Jerman. Tim Studi internasional itu beranggotakan 17 orang, diketuai oleh Dr.Dennis L. Meadow dari Massachusetts

15

Page 16: I S D

Institute of Technology (MIT). The Limits to Growth (Batas-batas Akhir Pertumbuhan Dunia) merupakan gerakan tahap pertama dari proyek internasional itu.

Metode kerjanya menggunakan jasa komputer, yang lebih dikenal dengan Model Dunia Promotif, adalah suatu model menurut Dynamica System yang merupa-kan metode baru untuk memahami kelakuan dinamis dari sistem-sistem yang kompleks. Pengetahuan bahwa struktur setiap sistem banyaknya hubungan yang bersifat berputar, kait mengkait. Model dunia iani secara khusus dibuat untuk mempelajari kelakuan kelima unsur dominan yaitu :

penduduk yang makin bertambahmakin pesat industrialisasi produk pertanianmakin habis sumber-sumber alam yang tak tergantikandan makin rusak alam lingkungan, serta mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam jangka panjang

Dari studi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila kondisi-kondisi yang berlaku sekarang ini dibiarkan kadaluwarsa, maka dalam waktu 100 tahun saja, daya tahan dan keseimbangan bumi kita akan mencapai batas kemampuan terakhir. Ini berarti akan lumpuhlah sistem-sistem pendukung dan pembangkit tatanan kehidupan di muka bumi ini.

Interaksi Eksponensial dari Lima Variabel yang Dominan

Kelima variabel yang dominan membuktikan saling mempengaruhi satu sama lain. Penduduk bertambah, kebutuhan sandang pangan dan papan/perumahan harus bertambah. Peningkatan produksi pangan akan berkait dengan penyediaan lahan dan tata air/irigasi teknis yang memadai, disamping modal yang cukup.

Bumi kita mempunyai kira-kira 3,2 milyar hektar tanah yang potensial baik untuk pertanian. Separuh dari luas tanah itu yang paling subur dan paling mudah dijangkau oleh manusia telah digarap secara turun temurun dan terus menerus. Semakin bertambah manusia, cenderung makin berkurang lahan pertanian dan permukiman, akan semakin terasa pula “lapar lahan” baik untuk perumahan maupun untuk kegiatan pertanian.

Diperkirakan pada saat jumlah penduduk dunia menjadi dua kali lipat, akan dihadapi krisis kekurangan tanah yang serius. Krisis kekurangan tanah pertanian tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan berbagai gejala sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dari cadangan tanah yang masih ada.

Krisis berikutnya segera menyusul. Produksi pengan tidak mencukupi, kebutuhan hidup manusia. Produksi pengan seolah-olah tidak pyunya arti apa-apa, begitu muncul akan hilang lenyep ditelan lautanmanusia. Haraga-harga pangan akan melambung tinggi, sehingga pada saatnya terjadi bahaya kelaparan.

Dari segi lain, akibat pertumbuhan penduduk eksponensial (yang begitu cepat), lingkungan perkotaan mengalami pencemaran cukup berat, bersumber dari knalpot-knalpot kendaraan bermotor yang memuntahkan produk-produk karbon

16

Page 17: I S D

dioksida (Ho2/zat arang) setiap saat. Pada sisi lain, penduduk perkotaan juga diancam oleh membengkaknya polutan (zat-zat pencemar yang menimbulkan polusi) sampah, limbah industri dan limbah rumah tangga.

Kini ancaman polutan bagi umata manusia yang sangat serius datang darisampah-sampah organik. Beberapa contoh akibat semakin banyaknya sampah organik dibuang ke laut Baltik yang kemudian membusuk, kadar zat asam di dalam air laut terus menerus berkurang. Hal ini berakibat akan mematikan makhluk-makhluk hidup di laut, tidak terkecuali ikan.

Pada dimensi lain, akibat bertambahnya penduduk dunia yang tinggi dengan peningkatan taraf hidup, memungkinkan segera meningkat pula kebutuhan akan sumber-sumber alam berupa hutan, air, mineral/barang tambang dan bahan galian sebagai bahan baku industri alam lebih cepata terkuras. Satu contoh, betapa haus manusia akan sumber-sumber alam, pada tahun 1950 penduduk amerika Serikat mengkonsumsi 7 bilyun kaki kubik gas alam. Pada tahun 1971 mereka melahap gas alam sebanyak 23 bilyun kaki kubik.

Berapa banyak konsumsi BBM oleh umat manusia di dunia pada saat ini? Berapa banyak pula konsumsi barang tambang dan bahan galian untuk memenuhi kebutuhan industri setiap tahun? Tidak dapat disangkal lagi, memang cabang-cabang kehidupan di bumi ini akan mempunyai batas akhir. Apalagi bila lumat manusia lupa akan sifat-sifat alami. Alpa untuk melestarikan lingkungannya, terutama hutan, air dan tanah.

Andaikata kelima variabel pokok berkembang seterusnya dengan ukuran seperti selama 70 tahun terakhir, apakah yang akan terjadi pada sistem dunia kita bila mencapai batas-batas maksimumnya? Karena persediaan sumber-sumber alam yang tak tergantikan sudah semakin habis, maka daya pikul dunia akan dilampaui dan terjadilah keruntuhan kehidupan di dunia

Usaha Mengatasi Masalah Penduduk Dunia

Kenaikan pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika danAmerika Latin, mendorong usaha-usaha bersama negara-negara di dunia untuk segera menentukan langkah-langkah kongkret dalam penanggulangan problem-problem penduduk dunia.

Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :Penduduk distabilisasikan/diseimbangkanKonsumsi sumber alam dan pembangkitan pol,usi harus dikurangai sampai seperempat dari taingkat konsumsi tahunn 1970Penyelenggaraan pendidikan dan pengadaan fasilitas kesehatan lebih diutamakan

Ada 4 macam teknik pelayanan kesehatan, yaitu :mengikuti pertumbuhan anakpenggunaan air susu ibuimunisasipengobatan oral rehydration therapy (ORT)

17

Page 18: I S D

penekanan lebih besar diberikan kepada produksi bahan pangan, sehingga akan cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan setiap orangprioritas besar diberikan kepada usaha-usaha penyuburan dan perlindungan

tanah untuk mencegah erosi.

Masalah Penduduk di Indonesia

Masalah penduduk atau population problem merupakan masalah yang bersegi banyak, dan pemecahan masalahnya itu tidak dapat dilakukan dengan cara satu segi dan secara sesaat dengan cepat.

Masalah penduduk timbul sebagai akibat dari perubabhan penduduk antara lain :

1) Pertambahan atau pengurangan penduduk. Keduanya dapat mengakibatkan perubahan bahan dalam human welfare dan struktur penduduk

2) Kerapatan/kepadatan,dan penyebaran penduduk, yang akan dapat mempenga ruhi tata ekonomi, tata pergaulan, tata politik dan budaya masyarakatnya.

Pertumbuhan penduduk satu belum merupakan masalah penduduk yang vital. Sebenarnya pertumbuhan penduduk saja tidak akan menimbulkan masalah penduduk, bilamana ini dapat diimbangi pertambahan kebutuhan hidup dan penyebarannya yang merata. Justru dengan kasus pada negara-negara tertentu. Seperti di Jerman, Prancis, stelah PD. II kurangnya penduduk merupakan masalah sebab menimbulkan gejala semakin kurangnya tenaga kerja (man power). Tetapi untuk negara-negara berkembang dan terbelakang, jumlah penduduk yang besar menjadi masalah.

Beberapa masalah penduduk yang erat hubungannya dengan manusia dan lingkungan alam antara lain :

1). Rapat Penduduk (Pupulation Density)

Pengertian utuk mengenai rapat penduduk ialah perbandingan antara jumlah orang dengan tanah yang didiami/diolah dalam satuan luas.Untuk daerah rural (desa) satuan luasnya dinyatakan dalam satuan kilometer perseti atau hektare. Sedangkan untuk daerah urban (kota), dimana orang sudah banyak yang hidup dalam gedung bertingkat, satuan luas dinyatakan dalam meter persegi.

Kegunaan mengetahui angka kerapatan penduduk adalah sebagai berikut :Untuk mengetahui ada tidaknya gejala overpopulation (kelebihan penduduk)Untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk (pengelompokan)Untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya

2). Penyebaran Penduduk (Population Distribution)

Tersebarnya penduduk dalam beberapa wilayah sangat tergantung dari faktor-faktor lokasi, iklim, sumber alam kemudian transportasi dan sebagainya.

18

Page 19: I S D

Di Indonesia penyebaran penduduk tidak merata dan penyebaran yang tidak merata ini menimbulkan masalah kelebihan, kekurangan penduduk untuk beberapa daerah tertentu

Tabel Jumlah Penduduk, luas tanah kepadatan Penduduk Indonesia menurut sensus Penduduk 1971

No .

Daerah Jumlah penduduk(x 1000)

Luas tanah kepadatan

12345

Jawa dan MaduraSumateraKalimantanSulawesiPulau-pulau lain

76.103 20.813 5.152 8.535 8.008

134.703 541.174 550.843 227.654 572.708

565 38 9 37 14

Tabel Kepadatan Penduduk Jawa, Luar Jawa dan Indonesia tahun 1973 dan 1978

Luas(1000 km²

Penduduk1973 (juta)

Penduduk1978 (juta)

Kepadatan Penduduk

1973 per km²

Kepadatan Pendudukper km²

Jawa 135Luar jawa 1.892

80 46

89 53

598 24

660 28

Indonesia 2.027 126 142 62 70

3) Kelebihan Penduduk dan Kekurangan Penduduk (Over Population dan Under Population)

Akibat langsung dengan adanya kelebihan penduduk ialah timbulnya pengangguran. Di daerah pedesaan di mana unsur gotong rohong masih sangat kuat, maka adanya pengangguran ini tidak nampak, sehingga sering disebut pengangguran tidak kentara (disyuised unemployment).

Akibat tidak langsung dari hal ini adalah timbulnya kriminalitas. Sedangkan akibat dari under population ialah kurangnya tenaga kerja di sektor-sektor yang sangat memerlukan tenaga manusia misalnya pada saat akan diadakan ekstensifikasi pertanian dan sebagainya.

4) Masalah Penduduk yang dihadapi oleh Negara yang sedang berkembang

a) Masalah Kelebihan Penduduk

Dalam Kehidupan sehari-hari kita lebih banyak mempersoalkan masalah kelebihan penduduk daripada kekurangan penduduk. Hal ini disebabkan karena pada umumnya negara-negara sedang berkembang dijatuhi dengan akibat yang langsug maupun tidak langsung dengan adanya pertambahan penduduk yang cepat.

Untuk ini ada dua macam kelebihan penduduk yang perlu diketahui yaitu :Kelebihan penduduk yang absolutYaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu, telah tidak dapat memberikan kebutuhan hidup kepada manusia yang berdomisili di wilayah tersebut.

19

Page 20: I S D

Kelebihan Penduduk yang relatifYaitu apabila suatu daerah dalam waktu tertentu kebutuhan hidup yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kemajuan ekonomi dan perkembangan sosial.

Penggunaan angka kerapatan penduduk sebagai ukuran ada tidaknya kelebihan penduduk. Sering kita menggunakan angka kerapatan penduduk sebagai ukuran untuk mengetahui ada tidaknya kelebihan penduduk. Hal yang demikian itu adalah tidak benar.Di daerah-daerah di mana penduduk masih melaksanakan shifting cultivation atau sistem ladang, angka rapat penduduk maksimum adalah 50/km². Ini berarti apabila di daerah yang mempunyai rapat dan penduduk lebih besar dari 50/km², maka gejala kelebihan penduduk akan di alami.

Sebaliknya di daerah pertanian yang intensif, kerapatan penduduk 200/km², mungkin belum menimbulkan masalah penduduk. Di Indonesia beberapa daerah telah mengalami kelebihan penduduk, penduduk relatif, seperti di Jawa dan Madura, dengan angka kepadatan penduduk 566/km². Sedang di luar Jawa dan Madura beberapa daerah masih kekurangan penduduk seperti Kalimantan 9/km², Maluku ± 11/ km² dan sebagainya.

b) Masalah Tingkat Pendidikan Masyarakat yang Relatif Rendah.

Mengingat negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga ahli atau terdidik. Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas, oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggipun masih sedikit sekali. Yang hal ini disebabkan antara lain :kurangnya fasilitas pendidikan dalam segala ltingkatan dan diseluruh daerahPendapatan perkapita penduduk yang masih rendah sahingga belum dapat memenuhi kebutuhan hidup primer pada umumnya dan utuk biaya sekolah.

Tingkat pendidikan yang dapat dicapai oleh masyarakat Indonesia, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Penduduk Indonesia, umur 10 tahun ke atas yang telah dapat mencapai tingkat pendidikannya tahunn 1971 (sensus 1971)

No. Tingkat Pendidikan Banyaknya (%)1234567

Tidak SekolahBelum tamat SDSDSLTP (Umum + Kejuruan)SLTA (Umum + Kejuruan)AkademiUniversitas

41,01 32,37 19,38 4,3 2,03 0,17 0,14

Dari tabel tersebut ternyata banyak penduduk yang masih buta huruf maupun putus SD (Drop Out SD) adalah besar prosentasenya. Oleh karenanya masalah pendidikan menjadi problem Nasional yang cukup gawat, di mana dikatakan bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat menggambarkan tinggi rendahnya kemajuan bangsa.

20

Page 21: I S D

5) Kebijaksanaan KependudukanMaksud diadakannya kebijaksanaan kependudukan adalah luntuk dapat lebih tercapainya kesejahteraan penduduk/masyarakat dalam arti yang luas, terutama terjadinya keseimbangan antara jumlah penduduk denganhasil pembangunan baik melalui pertanian, industri, impor dan ekspor dan sebagainya. Pengertian kebijaksanaan Kependudukan : Pada prinsipnya kebijaksanaan suatu negara yang menyangkut kemakmuran penduduknya dapat digolongkan dalam kebijaksanaan kependudukan. Tetapi pada umumnya yang dimaksud hanyalah kebinaan yang menyangkut perubahan kuantita dan kualitan penduduk, pemencaran penduduk, atau jumlah jiwa dan pemukiman dalam hubungannya dengan sumber-sumber yang tersedia setiap orang.Pelaksanaan kebijaksanaan Kependudukan : Dalam melaksanakan kebijaksanaan kependudukan untuk penyelesaian masalah penduduk dapat ditempuh beberapa usaha yang dapat dilaksanakan sendiri-sendiri, berturut-turut atau secara bermacam-macam sekaligus tergantung kepda keadaan setempat.

Dalam Usaha mengimbangi pertambahan penduduk perlu hasil-hasil pertanian dan peternakan dipelihara dipertahankan dan ditambah (konservasi), yang dapat dilaksanakan dengan :

a) Preservasi : dalam hal ini diusahakan agar kualitas dan kuantitas hasil bumi diperbaiki untuk masa-masa yang akan datang.

b) Restorasi :agar berhasil, hasil bumi dan ternak dapat tetap tinggi perlu dipelihara sumber-sumber biotik dengan mencegah penyakit-penyakit tanaman dan hewan.

c) Benefisiasi : Sumber-sumber dalam tetap dipelihara. Kelangsugan fungsinya beserta perkembangannya, agar makin banyak tenaga alam dapat dipergunakan dalam proses pembangunan.

d) Reklamasi : Penambahan hasil pertanian dapat dijalankan dengan mengubah tanah-tanah improduktif menjadi produktif.

6) Usaha-usaha yang dilaksanakan Kebijaksanaan Kependudukan

Usaha Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertaniana) Ekstensifikasi Pertanian

untuk menambah hasil bumi, areal pertanian harus diperluas dengan jalan membuka hutan (forest clearing) atau mengeringkan rawa-rawa.

b) Intensifikasi pertanianUntuk perbaikan-perbaikan dalam bidang bercocok tanam meliputi pemupukan, pengairan, pemilihan bibit unggul, pembuatan teras sawah rotasi tanaman dan lain-lain, dapat menambah kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Intensifikasi ini dilakukan pada daerah-daerah yuang sudah tidak memungkinkan terjangkaunya perluasan areal pertanian, seperti di Indonesia antara lain daerah Jawa, Madura dan Bali.

Transmigrasi Pemindahan penduduk daerah padat ke daerah yang tidak atau kuang padat dapat mengurangi populations pressure di daerah pengirim, dan dapat menimbulkan daerah-daerah pertanian baru di daerah yang menerima.Untuk di Indonesia, daerah-daerah yang padat penduduknya (daerah pengirim) terutama dari Jawa, Madura dan Bali.

21

Page 22: I S D

Sedang daerah penerima :Sumatera : Rimbo Bujang, Sitiung, dan sebagainyaKalimantan : Kalimantan Barat, dan Timur, dan sebagainyaSulawesi : Sulawesi Tenggara dan pulau-pulau lain

Industrialisasi :Industrialisasi ini diusahan agar kebutuhan penduduk dapat dilayani secukupnya dengan cepat dan merata tetapi tidak mengurangi kualitas prosuksi, sehingga dapat mengurangi penderitaan, menaikkan taraf hidup mangurangi masalah-masalah sosial ekonomi. Penyebaran Industrialisasi : pembangunan industri sebaiknya dapat menyebar keseluruh wilayah Indonesia sehingga dengan desentralisasi industri ini akan mendorong pembangunan di masing-masing daerah.

Keluarga Berencana :Sifat Pelaksanaan Program Keluarga Berencana adalah sukarela bagi pengikut/pesertanya. Tidak boleh ada paksaan dari siapapun.Tujuan program KBmeningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama anak, ibu dengan cara menjarangkan kelahiranmengungani laju pertambahan penduduk agar dapat seimbang antara pertambahan penduduk dengan produksi nasional.Usaha Program KB menjarangkan kelahiranpengobatan kemandulannasihat perkawinan

Pendidikan Kependudukan Peningkatan dan perluasan pendidikan kependudukan dapat melalui berbai lembaga pendidikan formal maupun naon formal (diluar sekolah) dengan menggunakan dan memanfaatkan secara efisien dan efektif semua jenis saluran komunikasi dan mass media yang ada.

Maksud pelaksanaan Pendidikan Kependudukan adalah agar masyarakat dapat mengubah cara berfikir dari cara berfikir tradisional statis menuju cara berfikir yang rasional dinamis dan betanggung jawab terhadap besar kecilnya keluarga dalam memanfaatkanmasa produktifnya yakni denganmencintai keluarga kecil yang berbahagia, sejahtera, tidak mencintai keluarga besar yag tanpa bahagia.

Tujuan dari Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan, secara garis besar adalah agar masyarakat/anak didik dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk secara cepat, serta tepat, serta segala akibatnya maupun dapat menghubungkan antara pertumbuhan penmduduk tersebut dengan program pemgangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat. Maka mereka diharapkan dapat menyesuaikannya hal itu dalam kehidupan keluarga masyarakat bangsa dan manusia pada umumnya.

Migrasi (Perpindahan Penduduk)

22

Page 23: I S D

Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan pindah

nya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi lain, misalnya kelurahan, kabupaten, kota atau negarta. Dengan kata lain, migrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu unit geografis ke unit geografis lainnya. Unit geografis dapat berarti suatu daerah administratif.

Ross Steele menyatakan bahwa migrasi meliputi perpindahan ke rumah sebelah yang jarak beberapa meter dari rumah lama, tetapi juga mencakup perpindahan kenegara lain yang jaraknya beribu-ribu kilometer.

PBB menyatakan mibrasi adalah suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administratif ke unit administratif lainnya.

Konsep migrasi di atas mengandung pengertian sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen, tidak memberikan batasan pada jarak maupun sifat kepindahan tersebut. Usaha mengembangkan konsep migrasi ternyata tidak menghasilkan suatu rumusan yang seragam. Satu hal yang tampaknya disepakati bersama adalah migrasi menyangkut perubahan tempat tinggal dari yang biasanya.

Teori Migrasi.

Teori GravitfasiRavenstain pada tahun 1889 telah menguraikan pendapat tentang fenomena

migrasi yang disusun dalam hukum-hukkum migrasi yang terkenal sampai sekarangBeberapa diantaranya adalah sebagai berikut :Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran.Teori ini kemudian dikenal

dengan nama “Distancedecay theory”.Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik sebagai gntinyaAdanya perbedaan desa dengan kota akan mengakibatkan timbulnya migrasiWanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah yang dekat letaknyaKemajuan teknologi akan mengakibatkan intensitas migrasiMotif utama migrasi adalah ekonomi

2) Teori dorong – Tarik (Push-Pull Theory)Teori dorong-tarik dikemukakan oleh Everett S. Lee tahunn 1966. Dalam

teorinya Lee mengemukakan ada 4 faktorl yang berpengaruh terhadap seseorang dalam mengambilkeputusan untuk bermigrasi yaitu :

a) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asalb) Faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuanc) Faktor-faktor rintangand) Faktor pribadi

Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal maupun di daerah tujuan dapat bersifat positif artinya mempunyai daya dorong atau mempunyai sifat negatif artinya mempunya daya penghambat.

Faktor-faktor yang bisa menjadi daya dorong, seperti : kerusakan sumber daya alam (erosi tanah, banjir, kekeringan, goncangan-goncangan iklim, pertentangan sosial,

23

Page 24: I S D

politik, agama). Adapun faktor-faktor lyang mempunya daya tarikl ialah penemuan sumber daya, misalnya : pertambangan, pendirian industri-industri, keadaan iklim dan lingkungan yang menenangkan (kota peristirahatan di daerah pegunungan) di samping itu ada berbagai variabel yang mlengakibatkan migrasi tarik dan migrasi dorong. Perubahan teknologi misalnya, menggalakkan bangkitnya industri di kota-kota besar yang menarik banyak buruh dan tenaga, sebaliknya hasil teknologi baru seperti mekanisme pertanian, akan menyeavbkan banyak pengangguran yang mendorong migrasi keluar daerah pedesaan.

Banyaknya orang pindah ke kota karena di desa tidak kerasan, merasa kesepian, sedangkan di kota banyak hiburan dan kegiatan yang merupakan daya tarik mereka, yang membuat mereka senang dn mendapat kepuasan batin. Sebaliknya banyak juga orang yang pindah dari kota, karena suasana kota tidak menenteramkan, terlalu banyak orang, terlalu gaduh terlalu bising. Mereka tergolong migrasi psikososial. Ada orang sakit-sakitan di daerah dingin, sering kambuh penyakit asmanya, ia pergi pindah ke daerah pantai yang hawanya panas demi kesehatan jasmaninya. Ia merupakan migran fisiososial.

Orang yang dengan kehendak sendiri dandengan motif tertentu, misalnya

ingin mengembangkan bakat dan kemampuannya, pindah ke daerah lain, disebut migran primer. Jika isterinya dan anak-anaknya ikut pindah, meskipun mereka mungkin hanya ikut-ikutan disebut migran sekunder.

Selain itu ada migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal terjadi antara dua unit geografis dalam suatu negara jenis-jenis migrasi di atas termasuk migrasi internal. Migrasi internasional terjadi antara negara-negara. Dalam migrasi internasiobal terbagi menjadi dua yaitu : Emigrasi dan imigrasi. Emigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari negara asal atau pengirim, pelakunya disebut emigran. Imigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari negara penerima atau negara tujuan, pelakunya disebut imigrasi.

Sebab-Sebab Perpindahan Penduduk

1) Alasan ekonomi.Perpindahan suatu bangsa ini disebabkan karena daerah atau negaranya

sendiri sudah tidak memberikan kemungkinankehidupan yang baik. Oleh karena itu kepergiannya dalam usaha untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini ada yang bersifat sementara dan ada yang bersifat lama (mungkin menetap) yang ini pada umumnya sebagai penyebab terjadinya transmigrasi dan tau urbanisasi.

2). Alsaan politik.Pada suatu negara sering terdapat pergolakan politik kenegaraan, sehingga

banyak penduduk yang tak setuju dengan pergolakan politik tersebut, maka mereka melakukan perpindahan kenegara lain. Misalnya ; perpindahan penduduk (pengungsi) Afganistan ke Australia

3) Alasan Agamakarena alasan kehidupan beragama yang tidak bebas menyebabkan terjadinya

gerakan penduduk ke daerah lain untuk mencari kesesuaian dan ketenteraman hidupnya. Dalam hal perpindahan penduduk tersebut pada umumnya menimbulkan

24

Page 25: I S D

masalah baru yaitu dalam penyesuaian dari tempat yang baru, baik itu yang bersifat internasional maupun nasional/lokal.Dengan demikian dapat dirumuskan sebagai berikut :P = (f – m) + (e – i), yang berartip = Pertambahan Pendudukf = fertilitas (tingkat kelahiran)m = mortalitas (tingkat kemaatian)e = emigrasii = imigrasi

PEMBAGIAN KERJA DALAM MASYARAKAT

Meskipun teknologi baru di bidang pertanian, seperti : pupuk, bibit unggul, insektisida, dan lain-lain telah memperluas kesempatan kerja kepada masyarakat tetapi belum juga mampu menyerap pertambahan tenaga kerja, akibat pertumbuhan penduduk melaju dengan cepat. Dengan demikian dapat dimengerti, mengapa arus urbanisasi berjalan terus menerus dan tak mungkinn dihindari. Dalam arus urganisasi yang paling banyak terlibat ialah golongan usia muda, karena secara obyektif mereka mencita-citakan perbaikan hidup di masa mendatang yang panjang dan disertai dengan keberanian mengambil resiko. menurut catatan sensus 1971, penduduk yang tinggal di desa ADA 82,6 %, sisanya yakni 17,4 % ada di perkotaan. Namun akumulasi modal dalam pembangunan ini bertumpuk di perkotaan, misalnya sampai Maret 1974, 34 % sendiri ada di Jakarta (Said Rusli dan Daldjopeni, 1981).

Dengan demikian komunikasi dan transportasi yang lancar menjadikan orang desa peka terhadap perkembangan kota dan ini mendorong urbanisasi. Angka-angka tentang pembagian kerja (mata pencarian) menurut statistik terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 1 : Angka-angkat Tentang Pembagian Kerja

No Pekerjaan Persentase1234567

BertaniIndustriPerdaganganJasa-jasaTransportasiBangunanPertambangan

71.90 5,70 6,70 9,10 2,10 1,50 3,10

Sumber : Daldjoeni, masalah Penduduk Dalam Fakta dan Angka 1981, hal. 142

Angka-angka di atas akan berubah bersama lajunya pertambahan penduduk dan pembangunan. Demikian pula persaingan ketat akan terjadi dalam upaya memperoleh kesempatan kerja. bagaimanapun dalam memperoleh kesempatan kerja kita tidak bisa mengelak dari persaingan atau pertentangan-pertentangan, sebab kesempatan kerja yang yang diperoleh itu merupakan modal hidup untuk masa kini dan akan datang. setiap orang berusaha mencari untuk masa kini dan akan datang. setiap orang berusaha mencari suatu pekerjaan pada hakikatnya adalah untuk memperoleh kelayakan hidup di dalam keluarganya. oleh sebab itu pertumbuhan

25

Page 26: I S D

kesempatan kerja dalam masyarakat akan senantiasa berubah-ubah. sebagai contoh pertumbuhan kesempatan kerja terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2 : Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Macam-macamSektor

Kesempatan Kerja(ribuan)

Pertumbuhan Tahunan

1961 -1971( % )1961 1971

1. Pertanian2. Pertambangan3. Industri4. Bangunan5. Listrik & Gas6. Pengangkutan7. Perdagangan8. Jasa-jasa9. Lain-lain

23.516 87 1.856 582 51 691 2.194 3.095 635

24.772 90 2.931 737 38 916 4.208 3.929 1.593

0,50,34,72,43,02,96,72,49,5

Sumber : Daldjoeni, 1981, hal. 142.

Pembagian kerja dalam masyarakat ini akan terjadi masalah besar lagi, apabila perkembangan dalam bidang pertanian lebih lambat dibanding dengan pertumbuhan penduduk. Sebab masyarakat Indonesia sebagian besar dari tenaga kerjanya terlihat dalam pertanian, sedangkan dalam sektor-sektor lainnya hanya sebagian kecil saja. Di samping itu belum lagi terhitung angka pengangguran. Para pengangguran yang terdaftar sekarang ini, di tingkat kota besarnya 6,3 % dan di pedesaan 1 % (Daldjoeni, 1981)

Konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan akibat bertambahnya jumlah penduduk adalah lahirnya tenaga kerja. Besar kecilnya angkatan kerja sangat tergantung pada tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat kematian (mortalitas). Semakin tinggi tingkat kelahiran dan rendahnya tingkat kematian maka ketersediaan tenaga kerja cenderung meningkat.

Misalnya, sejauh mana kesempatan kerja tersedia untuk menampung tenaga kerja yang melimpah. Apa yang terlihat selama ini, perluasan kesempatan kerja itu berjalan seret, tidak dapat mengimbangi lajunya kenaikan jumlah tenaga kerja sehingga tidak dapat dihindarkan munculnya kaum pengangur, sifatnya terbuka maupun tersembunyi.

Dari hasil sensus Penduduk di Indonesia tahun 1971 diketahui bahwa besarnya angkatan kerja (labor face) adalah 41,3 juta orang yang terdiri dari 27,6 juta laki-laki dan 13,7 juta perempuan. Dari angkatan kerja ini 37,6 juta sedang bekerja dan 3,6 juta penganggur dari seluruh angkatan kerja atau 4,5 persen dari seluruh penduduk berumur 10 tahun ke atas (usia minimal golongan bekerja menurut sensus penduduk rtahun 1971).

Dalam Repelita II angkatan kerja Indonesia diperkirakan meningkat antara 2.5 – 2,6 persen tiap tahun. laju pertumbuhan penduduk pada waktu itu sekitdar 2,3 – 2,4 persen tiap tahun, berarti berada di bawah angka peningkatan angkatan kerja.

26

Page 27: I S D

Sensus penduduk tahun 1980 ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dari keadaan di atas, bahwa laju pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk.

Dari tabel berikut terlihat bahwa angkatan kerja meningkat dari 41,26 juta pada tahun 1971 menjadi 52,43 juta pada tahun 1980. berarti selama selang waktu 9 tahun terjadi kenaikan sebesar 27 persen angkatan kerja, atau dihitung menurut angka eksponensial ( yang berhubungan ) terdapat pertumbuhan sebesar 2,7 persen per tahun, melebihi pertumbuhan penduduk untuk kurun waktu yang sama yaitu 2,3 persen pertahun.

Tabel : Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia tahun 1971 -1980.

No KlasifikasiSensus Penduduk

1971 (juta) 1980 (juta)1.

2.3.4.5.

Angkatan KerjaBekerjaMencari PekerjaanBukan Angkatan KerjaJumlah Penduduk 10 tahun keatasTingkat Partisipasi angkatan KerjaTingkat Pengangguran Kerja

42,26 40,34 0,92 39,25 80,51 51,30 2,20

51,43 51,55 0,87 51,93 104,36 50,20 1,70

Sumber : Hananto Sigit, Perkembangan Sektoral dan Ciri Informal kesempatan Kerja di Indonesia, Forum Statistik No. 2 Tahun II Desember 1982, hal. 10 diolah.

Tidak tertampungnya angkatan kerja secara penuh dapat terlihat dari besarnya jumlah pengangguran terbuka pada masing-masing tahun sensus tersebut, yaitu 2,2 juta tahun 1971 dan 1,7 juta tahun 1980.

Kurangnya kesempatan kerja tersedia tidak lepas dari struktur perekonomian Indonesia yang untuk sebagian besar masih tergantung pada sektor pertanian. Sektor ini nyatanya tidak dapat tumbuh dengan cukup pesat untuk dapat menyerap angkatan kerja yang besar itu. Akibat timbulnya kekurangan kesempatan kerja secara umum, rendahnya produktivitas serta rendahnya pendapatan masyarakat. Gambaran ini lebih jelas terjadi di pulau Jawa – Madura, di mana pertambahan penduduk memberikan tekanan yang cukup berat terhadap sektor pertanian, sehingga Geertz mensinyalir terjadinya Involusi (kemerosotan) Pertanian di wilayah Jawa dan Madura.

Untuk memecahkan tantangan tekanan angkatan kerja ini diperlukan usaha-usaha penciptaan kesempatan kerja yang lebih bervariasi dengan tidak melupakan faktor pendukung dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.

Masalah kesempatan kerja tidak dapat dipisahkan dari pembangunan bidang lain, sehingga dalam pemecahannya harus dikaitkan dengan melihat latar belakang semua bidang lain yang melingkupinya. Oleh karena itu, hambatan perluasan kesempatan kerja ini harus dikaitkan dengan ketimpangan struktur kependudukan dan ekonomi pada masa lampau. Demikian pula untuk masa-masa yang akan datang, diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang situasi masa lampau dan masa kini.

Adapun ketimpangan-ketimpangan yang mempengaruhi usaha-usaha perluasan kesempatan kerja adalah :Pola pemukiman penduduk antara pulau Jawa dan luar JawaKetimpangan pembangunan antar daerah

27

Page 28: I S D

Ketidakserasian laju pembangunan di daerah kota dan pedesaanKurang berkembangnya informasi pasar tenaga kerja sehingga menimbulkan

kesenjangan permintaan dan penawaran tenaga kerjaKurang terdapat penyesuaian antara program pendidikan dengan arah pembangunanKetimpangan koordinasi di dalam pemilikan investasi padat modal dan padat karjaKetimpangan tingkat produktivitas antara sektor pertanian dan sektor nan pertanian.Kekurangserasian perkembangan antara sektor formal dan sektor informalMasalah pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung

Ketimpangan peranan pemerintah dan peranan swasta

Faktor Pendorong (Push Factor) dan Faktor Penerik (Pull Factor) : Proses Urbanisasi.Permasalahan penduduk Indonesia selalu dikaitkan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi dn penyebarannya tidak merata. Pulau Jawa yang luasnya hampir 7 persen dari luas seluruh daratan Indonesia, memberikan lebih dari dua pertiga penduduk Indonesia. Hanya 17 persen penduduk tinggal di Sumatera yang luasnya 25 persen dari luas Indonesia, sedangkan Kalimantan dengan luas 28 persen hanya didiami 4 persen penduduk Indonesia. Pada tahun 1971, Jawa saja menampung penduduk sebesar 76 juta jiwa dengan kepadatan penduduk pedesaan yang lebih dari 500 orang tiap kilo meter persegi. lebih dari 25 persen dari seluruh kabupaten di Jawa punya kepadatan pedesaan yang melampai 700 orang tiap kilo meter persegi. Di beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kepadatannya bahkan lebih dari seribu.

Angka-angka di atas dapat menjelaskan sempitnya ruang gerak di daerah pedesaan yang dapat menjamin kelangsungan hidup penghuninya. Tingkat pemilikan tanah tiap keluarga di pedesaan Jawa sangat rendah, bahkan di beberapa daerah tidak ada sama sekali. Untuk mempertahankan diri agar tetap hidup mereka terlibat sebagai buruh tani yang mengandalkan upah dari hasil mengerjakan sawah orang lain. Pendapatan yang diterima dari usaha seperti ini begitu rendah, tetapi mereka tidak dapat berbuat banyak sebab tidak ada alternatif lain yanag lebih menguntungkan tersedia dipedesaan untuk dapat dimasuki.

Akibat dari kelebihan tenaga kerja di daerah pedesan dapat menimbulkan 2 kemungkinan yaitu :Tetap tinggal di desa, sehingga menyebabkan “disguised unemployment”, yakni jumlah tenaga kerja lebih banyak dari sumber daya alam dan faktor produksi, sehingga kebanyakan tenaga kerja pertanian menjadi setengah menganggur. Tenaga kerja itu telah diboroskan atau digunakan dengan tidak rasionalMereka akan masuk kedalam bidang-bidang yang masih bisa mendukung pendapatan yakni di kota.

Kemungkinan kedua ini pendukungnya terhitung besar juga dimana kelebihan tenaga kerja yang tidak tertampung disekitar pertanian mencari usaha lain di daerah perkotaan. Kelompok inilah pelaku proses urbanisasi, suatu arus lintas perpindahan penduduk dari desa ke kota.

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

Kebudayaan = cultuur (bahasa Belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqafah (bahasa Arab); berasal dari perkatraan Latin “Colere” yanga artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau

28

Page 29: I S D

bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta “Budhayah” yakti bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Selanjutnya E.B. Tayor dalam bukunyua “Primitive Culture” merumuskan definisi sescara sistematis dan ilmiah tentang kebudayaan sebagai berikut : “Kebudayaan adalah komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.” (culture is that complex whole and other capability acquired by man as a member of society)

Pada umumnya orang mengartikan kebudayaan dengan kesenian, seperti seni tari, seni suara, seni lukis dan sebagainya. Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan mempunyai arti yang lebih luas daripada itu. Kebudayaan meliputi semua hasil karya, rasa, cipta dan karsa baik yang material maupun non material (baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat kerohanian).

Kebudayaan material adalah : hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda atau barang-barang atau alat-alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik-pabrik, jalan-jalan, rumah-rumah, alat-alat komunikasi, alat-alat hiburan, mesin-mesin dan sebagainya. Kebudayaan material ini sangat berkembang setelah lahir revolusi industri yang melahirkan alat-alat produksi raksasa.

Kebudayaan non material adalah : hasil cipta, karya yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan keagamaan dan sebagainya.

Didalam masyarakat, kebudayaan itu di satu pihak dipengaruhi oleh anggota masyarakat, tetapi di lain pihak anggota masyarakat itu dipengaruhi oleh kebudayaan. Misalnya : orang Eropa yang beriklim dingin terpaksa harus membuat pakaian tebal. Jadi jelasnya “kebudayaan” adalah suatu hasil cipta dari hidup bersama yang berlangsung berabab-abad. Kebudayaan adalah suatu hasil, dan hasil itu dengan sengaja atau tidak sesungguhnya ada dalam masyarakat. jadi pada pokoknya tiap-tiap manusia itu pasti mempunyai kebudayaan yaitu gejala-gejala jiwa yang dimiliki oleh manusia, dan yang membedakan manusia dengan binatang.

Dengan hasil budaya manusia, maka terjadi pola kehidupan, dan pola kehidupan inilah yang menyebabkan hiduh bersama dan dengan pola kehidupan ini pula dapat mempengaruhi cara berpikir dan gerak sosial. contoh kehidupan umat Islam di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sumatera berlain-lainan bentuknya, sebab pola kehidupan mereka juga lain, karena adanya pengaruh lingkungan di daerah itu.

Hubungan Manusia (Individu), Masyarakat Dan Kebudayaan.

Manusia hidupnya selalu di dalam masyarakat. Hal ini bukan hanya sekedar ketentuan (konstateren) semata-mata, melainkan mempunyai arti yang lebih dalam, yaitu bahwa hidup bermasyarakat itu adalah perlu bagi manusia, agar benar-benar dapat mendapat taraf hidup kemanusiaan. Tegasnya dapat mengembangkan kebudayaan dan mencapai kebudayaannya. Tanpa masyarakat hidup manusia tidak dapat menunjukkan sifat-sifat kemanusiaan. Misalnya : Caspar Hauser yang berumur 18 tahun, adalah anak yang ditemukan di Neurenburg (Jerman) belum pernah hidup bermasyarakat. Ia tidak dapat berjalan dan berbahasa, setelah dibawa ke dalam

29

Page 30: I S D

kehidupan masyarakat. Demikian pula Kala dan Kamala, 2 orang anak perempuan yang ditemukan dalam sarang serigala di India juga mempuyai sifat-sifat seperti tersebut di atas.

a. Hubungan Manusia Dengan Kebudayaan

Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu:manusia sebagai makhluk biologimanusia sebagai makhluk sosio-budaya.

Sebagai makhluk biologi, manusia dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi; dan sebagai makhluk sosio-budaya manusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dengan akal budinya dan struktur fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya. juga memahmi dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.

Akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisa masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberi gambaran kepada kita bahwasanya hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedang hewan tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja yang memiliki kebudayaan? Hal ini dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yanag semuanya itu bersumber pada akal manusia. Kesimpulannya: bahwa manusialah yang dapat menghasilkan kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa manusia.

b. Hubungan Masyarakat Dengan Kebudayaan

Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah cukup lama, dan mempuynyai aturan-aturan yang mengatur mereka, untuk menuju kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat tersebut manusia selalu memperoleh kecakapan, pengetahuan-pengetahuan baru, sehingga penimbunan (petandon) itu dalam keadaan yang sehat dan selalu bertambah isinya. Memang kebudayaan itu bersiafat komulatif, bertimbun. Dapat diibaratkan, manusia adalah sumber kebudayaan, dan masyarakat adalah satu dunia besar, kemana air dari sumber-sumber itu mengalir dan tertampung. Manusia mengangsu (mengambil) air dari danau itu. maka dapat dikatakan manusia itu “mengangsu apikulan warih” (ambil air berpikulan air). sehingga tidak habis air dalam danau itu, melainkan bertambah banyak karena selalu ditambah oleh orang yang mengambil air tadi. Jadi erat sekali hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan . Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh adanya kebudayaan.

c. Hubungan Manusia, Masyarakat Dan Kebudayaan.

Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka ternyata, bahwa manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam artinya yang utuh. Karena kepada ketiga unsur ini kehidupan makhluk sosial berlangsung.

Masyarakat tidak dapat dipisahkan dari manusia karena hanya manusia saja yang hidup bermasyarakat. Yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan

30

Page 31: I S D

saling memandang sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusiapun tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat tidak dapat menunaikan bakat-bakat kemanusiaannya yaitu mendapat kebudayaan. Dengan kata lain di mana orang hidup bermasyarakat, pasti akan timbul kebudayaan.

Dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar sekali pada individu-individu, baik dari sejak permulaan adanya masyarakat sampai kini, di dalam melatih dirinya memperoleh dunianya yang baru. Dari setiap generasi manusia, tidak lagi memulai dan menggali yang baru dengan berbagai macam cara. kemudian sebagai anggota generasi yang baru itu telah menjadi kewajiban meneruskan kegenerasi selanjutnya segala apa yang mereka telah pelajari dari masa yang lampau dan apa yang mereka sendiri telah tambahkan pada keseluruhan aspek kebudayaan itu.

Setiap kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berpikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundmental, dari sebab itu kebudayaan itu tak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.

Karena pengertian kebudayaan itu amat luas, maka Koentjaraningrat merumuskan bahwa sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan :Wujud ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan.Wujud kelakukan berpola dari manusia dalam masyarakatWujud benda-benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 1974)

Wujud pertama adalah wujud ide, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada di dalam kepala kita masing-masing. wujud ide ini baru nampak bila dibuat dalam karangan atau buku-buku hasil karya. Sekarang, kebudayaan ide banyak tersimpan dalam tape, arsip, koleksi micro film, kartu komputer, dan lain-lain.

Wujud Kedua adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, misalnya manusia melakukan kegiatan berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut senantiasa berpola menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat istiadat.

Wujud ketiga adalah hasil karya manususia. Wujud ini sifatnya paling kongkrit, nyata, dapat diraba, dilihat dan difoto.

Ketiga wujud kebudayaan di atas, apabila dirinci secara khusus ke dalam unsur-unsurnya, maka kebudayaan itu sedikitnya ada 7 unsur,Sistem religi dan upacara keagamaanSistem dan organisasi kemasyarakatanSistem pengetahuanSistem bahasaKeseniaanSistem mata pencahariaan hidupSistem teknologi dan peralatan (Kontjaraningrat, 1974).

Wujud kebudayaan di atas mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggota masyarakat, misalnya kekuatan alam, kekuaran di dalam masyarakat sendiri, yang tidak selalu baik bagi masyarakat. Kebudayaan yang merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat dapat digunakan untuk melindungi manusia dari ancaman atau bencana alam. Di samping itu kebudayaan dapat dipergunakan untuk mengatur hubungan dan sebagai wadah segenap manusia

31

Page 32: I S D

sebagai anggota masyarakat. Kemudian, tanpat kebudayaana, manusia tidak bisa membentuk peradaban seperti apa yang kita punyai sekarang ini.

PRANATA-PRANATA DAN INSTITUSIONALISASI

Pranata (lembaga kemasyarakatan) merupakan terjemahan langsung dari istilah asing “social Institution” karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk dan sekaligus juga mengandung pengertian-pengertian yang abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu.

Penterjemahan isitilah social insitution kedalam istilah Indonesia, para sarjana belum ada kata sepakat sehingga ada yanag menterjemahkan dengan istilah “pranata sosial” karena dianggap sebagai pengatur perikelakuan masyarakat. Ada juga yang memberi istilah “ bangunan sosial” yang mungkin merupakan terjemahan dari istilah “ Soziale Gebilde”.

Prosess Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan

Norma-norma dalam masyarakat berguna untuk mengatur hubungan antar manusia di dalam masyarakat agar terlaksana sebagaimana yanag mereka harapkan. mula-muka norma-norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. namun lama kelamaan norma-norma tersebut dibentuk secara sadar. Misalnya perihal perjanjian tertulis atau yang menyangkut pinjam meminjam uang yang dahulu tidak pernah dilakukan. Norma-norma yang ada dalam masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya pengikatnya, dimana anggota-anggota masyarakat pada umumnya tidak berani melanggarnya.

Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat dari norma-norma tersebut maka secara sosiologis dikenal adanya empat pengertian:

1) Cara (usage)2) Kebiasaan (folkways)3) Tata Kelakuan (mores)4) Adat istiadat (custom)

Keempat pengertian tersebut di atas merupakan norma-norma kemasyarakatan yang memberikan petunjuk bakat yang berupa perintah atau larangan yang bersifat mengikat dan memaksa untuk dilaksanakannya.

1) Cara (usege)

Cara atau usage ini banyak menunjuk pada suatu perbuatan antara individu dengan individu lainnya dalam hubungan bermasyarakat. Norma ini mempunyai kekuaran yang lemah karena penyimpangan terhadapnya tak akan mengakibatkan hukuman yang berat, akan terapi hanya sekedaar celaan saja dari individu yang dihubunginya. Misalnya orang mempunyai cara masing-masing untuk minum pada waktu bertemu, ada minum tanpa mengeluarkan bunyi, ada pula yang mengeluarkan bunyi sebagai pertanda rasa kepuasannya menghilangkan kehausan. Apabila perbuatan ini dilakukan maka orang lain hanya merasa tersinggung dan ia hanya akan mendapat ejekan saja.

32

Page 33: I S D

2) Kebiasaan (folkways)

Kebiasaan atau folkways ini mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besardaripada cara atau usage, karena kebiasaan ini dilakukan berulang-ulang yang menun-jukkan orang yang menyukainya.

Pelanggaran atau penyimpangan dari kebiasaan ini akan mengakibatkan seseorang dianggap menyimpang dari kebiasaan umum dalam masyarakat. Contoh kebiasaan menghormati kepada orang yang lebih tua, kebiasaan saling bertanya bila saling bertemu dan lain-lain. Maka setiap orang akan menyalahkan penyimpangan terhadap kebiasaan tersebut.

3) Tata Kelakuan (Mores)

Menuraut Mac Iver dan H. Page, tata kelakuan adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam masyarakat yang diterima sebagai nama-nama pengatur dalam masyarakat itu. Tata kelakuan atau mores merupakan pencerminan dari sifat-sifat yang hidup dalam kelompok manusia sebagai alat pengawas, alat pemaksa, alat untuk melarang sesuatu terhadap anggota-anggotanya supaya menyesuaikan perbuatan-perbuatan dengan tata kelakukan tersebut.

Tata kelakuan (mores) sangat penting bagi masyarakat sebab :Tata kelakuan memberikan batas-batas pada kelakuan-kelakuan individu. Tata

kelakuan juga merupakan alat yang memerintahkan dan sekaligus melarang seseorang anggota melakukan suatu perbuatan. Setiap masyarakat mempunyai tata kelakuan yang berbeda karena tata kelakuan timbul dari pengalaman yang berbeda-beda tergantung dari masyarakat bersangkutan.

Tata kelakuan mengidentifikasi individu dengan kelompoknya. Di sini tata kelakuan memaksa orang agar menyesuaikan tindakn-tindakannya dengan tata kelakuan masyarakat yang menyimpang seseoranag melakukan kejahatan maka masyarakat akan menghukumnya dengan maksud agar mereka mau menyesuaikan dengan tata kelakuan dalam masyarakat tersebut.

Tata kelakuan menjaga solidaritas antar anggota-anggota masyarakat. tata kelakuan yang dimiliki oleh masyarakat yang berkenaan dengan masyalah hubungan diantara mereka ini, ini akan menjaga keutuhan dan kerjasama antara anggota anggota masyarakat itau misalnya cara hubungan antara pria dan wanita

4) Adat Istiadat (custom)

Idat istiadat atau custom ini bisa terjadi dari tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola prikelakuan masyarakat.

Anggota masyarakat yang melanggar adat kebiasaan akan menderita sanksi yang keras yang kadang-kadang secara tidak langsung diperlakukan. Adat kebiasaan ini masih banyak ditemui di negara Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih memegang teguh adat kebiasaan. Misalnya hukum adat yang melarang bercerai antara suami dan isteri, di Lampung.

Norma-norma tersebut di atas setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan.

Pranata Sosial Dan Peranannya

33

Page 34: I S D

Bilamana manusia menciptakan asosiasi, maka mereka juga menciptakan peraturan-peraturan dan cara-cara untuk mengatur pelaksanaan kepentingan anggota-anggotanya satu sama lain. Bentuk aturan-aturan ini yang disebut institusi (lembaga), yang berbeda dengan aosiasi. Misalnya : keluarga termasuk asosiasi, tetapi sistem mengatur pewarisan, perkawinan disebut institusi. Setiap aosiasi yang sehubungan dengan kepentingan khusus tentu mempunyai institusi yang khusus pula. Contoh :

Keluarga : mempunyai lembaga (institusi) khusus, misalnya perkawinan warisan dan lain-lain.Negara : mempunyai lembaga-lembaga yang khusus pula seperti : bentuk pemerintahan yang berbentuk parlementar atau presidensial, prosedur perundang-undangan dan lain-lain.Serikat buruh : juga mempunyai lembaga-lembaga yang khusus seperti : pemogokan, persetujuan kolektif dan lain-lain.

Ketiganya termasuk dalam asosiasi, bukan institusi. jadi kita merupakan bagian dari keluarga dan bukan bagian dari perkawinan.

Kadang-kadang memang timbul kekacauan antara institusi dan asosiasi karena istilah yang sama dengan itu dapat berarti salah satu dari padanya. Misalnya: kita sukar untuk menentukan kedudukan rumah sakit, parlemen, penjara, perguruan tinggi dan sebagainya.

Bila kita memikirkan hospital sebagai suatu gedung untuk orang-orang sakit, sistem pengobatan, badan yang didirikan oleh pemerintah/partikelir untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial tertentu, maka dia adalah suatu institusi. Tetapi dapat juga kita lihat rumah sakit itu sebagai asosiasi, yaitu kalau kita melihatnya sebagai suatu kumpulan dari dokter-dokter, juru rawat dan pelayan-pelayannya.

Jadi kalau kita memandangnya sebagai suatu group yang terorganisir, maka ia adalah suatru asosiasi. Dan kalau kita memandangnya sebagai bentuk prosedur, maka dia adalah institusi. Asosiasi menunjukkan keanggotaan, sedang institusi menunjukkan cara berbuat.

Bila kita memandang sebuah perguruan tinggi sebagai suatu badan yang terdiri dari guru-guru dan mahasiswanya, maka kita melihat aspek asosianya. Sedang kalau kita memandangnya sebagai suatu sistem pendidikan, maka kita melihat sifat kelembagaannya.

\ Jadi tegasnya : Lembaga lebih banyak dinyatakan oleh adanya tata cara. Sedang persekutuan/asosiasi lebih banyak dinyatakan oleh adanya kepentingan.

Cara-cara mempelajari institusi;

pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara sendiri atau bersama-sama dengan yang lain :

Analisis kesejarahan (historical analitic)

34

Page 35: I S D

Yaitu berusaha untuk menyelidiki pertumbuhan dan perkembangannya di dalam waktu/usianya. atau dengan kata lain : menyelidiki sejarah perkembangan suatu lembaga.analisis Komperatif (comperative analitic)Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan institusi dalam masyarakat yang berlainan. Pada pokoknhya membanding-bandingkan macam-macam institusi itu di dalam berbagai masyarakat.

Pendekatan fungfsiuonal (functional approach)Yaitu menyelidiki hubungan-hubungan fungsional anatara berbagai institution approach, ini seringkali menyangkut analisis kesejahteraan dan sering juga menggunakan penyelidikan secara komperatif, misalnya : studi terhadap perkawinan harus meliputi hubungan antara perkawinan dan lembaga-lembaga hukum, kinship (kekerabatan), keagamaan dan sebagainya

Istilah Institution dan Institute

Istilah asing dari pranata adalah institution, tetapi pemakaian istilah ini membutuhkan perhatian yang khusus. Institution mempunyai arti yang berbeda dengan institute.

Institute berarti badan organisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai lapangan kehidupan masyarakat. Demikian misalnya penyelidikan sebagai suatu aktivitas ilmiah disebut: institution, tetapi suatu badan untuk mengorganisasi penyelidikan ilmiah dalam lapangan ekonomi disebut institute. dengan kata lain Insitution adalah aktivitas-aktivitas kemasyarakatan/pranata, sedang institute/lembaga adalah bentuk badan-badan yang mengorganisasikan/menjalankan aktivitas-aktivitas kemasyarakat tersebut.

Macam-macam lembaga sosial.

Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam :

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (kinship) atau domestic institutions. Contoh : pelamaran, perkawainan, keluargaan, pengasuhan anak dan lain-lain.Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup (economic institutions), misalnya : pertanian, peternakan, perburuhan, industri dan sebagainya.Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions). Contoh : metodik ilmiah, penelitian, pendidikan ilmiah dan lain-lain.Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions). Misal : TK, SD, SLTP, SMU, Pondok Pesantren dan lain-lain.Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions). Misal : seni rupa, seni suara, seni drama dan lain-lainPranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions). Misalnya : Mesjid, Gereja, doa, kenduri dan lain-lain

35

Page 36: I S D

Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions). Misal : pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian dan lain-lain.Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions). Contoh : pemeliharaan kecantikan, kesehatan, kedokteran dan lain-lain.

Institusionalisasi (pelembagaan)

Dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan kita mengenal pranata sosial atau kelembagaan kemasyarakatan. misalnya : lembaga kekeluargaan, ekonomi, pendidikan, ilmiah, keindahan dan rekreasi, keagamaan, pemerintahan, dan kesehatan jasmaniah. adanya lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memenuhi berbagai keperluan pokok dari kehidupan manusia. Lembaga-lembaga itu ada di dalam setiap masyarakat tanpa memperdulikan apakah masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan sederhana atau modern. Lembaga-lembaga tersebut stabil, sah dan sudah diakui oleh masyarakat. Tapi di pihak lain ada juga individu atau kelompok yang melakukan aksi-aksi pembaruan yang dipimpin oleh pejuang-pejuang revolusioner, yang belum sah dan belum diakui masyarakat, tetapi barangkali akan diakui juga dan mengenal perkembangan institusi (lembaga) di kelak kemudian hari.

Proses perkembangan lembaga-lembaga dinamakan institusionalisasi (kelembagaan) dan proses ini terjadi bilamana sesuatu kelompk memutuskan bahwa seperangkat norma, nilai-nilai dan peranan tertentu dianggap sangat penting bagi kelangsungan hidupnya, sehingga diminta agar para anggota masyarakat tersebut mematuhinya. Proses-proses demikian terjadi dimana-mana dan terumuskan dalam masyarakat. Proses-proses di atas sepanjang mengenai soal-soal kebutuhan penting dan sepanjang melahirkan sistem yang stabil dan universal, kita namakan lembaga-lembaga.

Cohen (1983) menyatakan bvahwa institusionalisasi adalah perkembangan sistem yang teratur dari norma-norma, peranan-peranan yang ditetapkan dan diterima oleh masyarakat. Loomis (1960) menyatakan bahwa proses institusionalisasi menyangkut semua unsur dan proses sosial yang ada maka untuk normal dianggap lebih penting (utama) Soejono Soekamto (1983) menyatakan bahwa institusionalisasi (pelembagaan) adalah proses dimana unsur norma menjadi bagian dari suatu lembaga. Demikian, bahwa unsur norma merupakan unsur yang paling dasar dari suatu lembaga. Norma mempunyai hubungan yang erat dengan unsur sistem sosial lainnya, norma mempengaruhi rangkaian pemilihan tujuan, status peranan (kedudukan), sanksi dan fasilitas dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya : kekuasaan pada seseorang diatur oleh norma yang ada, berdasarkan norma itu orang memberikan kesan positif atau negatif terhadap perilaku seseorang.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa institusionalisasi belum memiliki unsur-unsur sistem sosial yang sempurna sebagaimana terdapat di dalam institusi (lembaga), akan tetapi institussionalisasi baru merupakan tahap-tahap menuju perkembangan sistem yang teratur dari sistem sosial dan diterima oleh masyarakat.

suatu perkumpulan baru dinyatakan sebagai institusi (lembaga) bila di dalamnya ada unsur-unsur sistem sosial yang teratur, seperti yang telah dikemukakan oleh Loomis (1960) sebagai berikut :KepercayaanSentimen

36

Page 37: I S D

TujuanNormaStatus peranan (kedudukan)RankingPowerSanksiFasilitas

Sedangkan dilihat dari segi prosesnya, ialah suatu bentuk aktivitas-aktivitas yang meliputi:1) Adanya komunikasi2) adanya pemeliharaan batas-batas3) Adanya hubungan sistem4) Adanya sosialisasi5) Adanya kontrol sosial6) Adanya Institusionalisasi (pelembagaan)

(Loomis, 1960)

Suatu kelaziman yang hidup, bisa saja bahwa suatu lembaga menjadi tidak lembaga lagi, apabila orang-orang yang ada di dalam lembaga itu tidak mematuhi norma atau peraturan-peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh semua anggota-anggota. Demikian, bahwa institusionalisasi pada hakikatnya merupakan proses yang meliputi pula pelembagaan kembali (reinstitutionalization), dimana lembaga-lembaga lama runtuh dan diganti lembaga-lembaga baru, atau simbul-simbulnya tetap dipertahankan dan diteruskan, tetapi isinya baru.

BAB IIIINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

1. PERTUMBUHAN INDIVIDU

Pengertian Individu

“Individu” berasal dari kata latin, “individuum” artinya” yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham individu menyangkut tabiatnya dengan kehidupan jiwanya yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Dalam ilmu sosial, individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa, yang tak seberapa mempengaruhi kehidupan manusia.

Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan. Dengan demikian sering digunakan sebutan’orang-seorang” atau “manusia perseorangan”. Sifat dan fungsi orang-orang di sekitar kita adalah makhluk-makhluk yang agak berdiri sendiri, dalam pelbagai hal bersama-sama satu sama lain, tetapi dalam banyak hal banyak pula perbedaannya. Sejenis tapi tak sama, makin tua semakin maju dan semakin banyak pula perbedaannya. Pada setiap

37

Page 38: I S D

anggota suatu bangsa yang bermacam-macam tingkat peradabannya, terjadi diferensiasi dengan corak sifat dan tabiat beraneka macam.

Timbulnya diferensiasi bukan hanya pembawaan, tetapi melalui kaitan dengan dunia yang telah mempunyai sejarah dengan peradabannya. Hal ini memberikan keuntungan rohani bagi individu seperti bahasa, agama, adat istiadat dan kebiasan, paham-paham hukum, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Semuanya telah ditata dan dipakai oleh generasi sebelumnya. Akan tetapi, betapapun besarnya pengaruh lingkungan sosial terhadap individu, manusia tetap mempunyai watak dan sifat tertentu, yang aktif di tengah-tengah sesama manusia lainnya. Insyaf akan “aku” nya dan sadar, serta mengumpulkan kekuatan rohani untuk bertindak sendiri. Bahkan individu yang mempunyai aktivitas sadar lebih dari ukuran rata-rata kebanyakan orang, disebut orang yang mempunyai kepribadian istimewa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai tiga aspek melekat pada dirinya, yaitu; aspek organik jasmaniahaspek psikis rohaniah, danaspek sosial kebersamaan. Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi, kegocangan pada satu aspek akan membawa akibat pada aspek lainya.

Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Individu dibebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, maka muncul struktur masyarakat yang akan menentukan kemantapan masyarakat. Konflik mungkin terjadi karena pola tingkahlaku spesifik dirinya becorak bertentangan dengan peranan yang dituntut oleh masyarakat dari sekitarnya.

Individu dalam bertingkahlaku menurut pola pribvadinya ada tiga kemungkinan :1. menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya2. takluk terhadap kolektif, dan3. mempengaruhi masyarakat seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau.

Mencari titik optimum antara dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi yang senantiasa berubah, memberi konotasi”matang’ atau “dewasa” dalam konteks sosial. Sebelum “ baik”atau tidak baik” pengaruh individu terhadap masyarakat adalah relatif.

Pengertian Pertumbuhan

Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan itu adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan lebih dewasa.

Perubahan ini pada lazimnya disebut dengan istilah proses, untuk selanjutnya timbul beberapa pendapat mengenai pertumbuhan dari berbagai aliran yaitu :

1. Asosiasi

38

Page 39: I S D

2. Aliran psichologi Gestalt dan3. Aliran Sosiologi.

Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedang keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi.

Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalaman atau empiri luar melalui pencaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions (pancaran/pantulan).

Kedua macam kesan (sensation dan reflexions) merupakan pengertian yang sederhana yang kemudian dengan proses asosiasi membentuk pengertian yang lebih kompleks.

Lain halnya dengan pendapat dari aliran psikologis Gestalt tentang pertumbuhan. Menurut para ahli dan aliran ini bahwa pertumbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan, sedang bagian-bagian hanya mempunai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keseluruhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Jadi dari pendapat aliran psikologi gestalt ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan itu adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenai sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.

Kemudian kita mengenal konsepsi aliran sosiologi di mana ahli dari pengikut aliran ini menganggap bahwa pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Dalam membahas pertumbuhan itu ada bermacam-macam aliran, namun pada

garis besarnya dapat digolongkan ke dalam tiga golongan yaitu :

1). Pendirian NativistikMenurut para ahli dari golongan ini berpendapat, bahwa pertumbuhan

incividu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktaor yang dibawa sejak lahir. Para ahli dari golongan ini menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripin

antara orang tua dengan anaknya. Misalnya seorang ayah memiliki keahlian di bidng seni lukis maka kemungkinan besar anaknya juga menjadi pelukis. Tetapi hal ini akan menimbulkan keragu-raguan apakah kesamaan yang ada antara orang tua dan anaknya benar-benar disebabkan oleh pembawaan sejak lahir ataukah mungkin karena adanya fasilitas-fasilitas atau hal-hal lain yang dapat memberikan dorongan ke arah kemajuannya.

2) Pendirian Empirik dan EnvironmentalistikPendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik. Para ahli berpendapat,

bahwa pertumbuhan individu semata-mata tergantung padea lingkungan sedang dasar tidak berperanan sama sekali.

39

Page 40: I S D

Jadi menurut pendirian ini menolak dasar dalam petumbuhan individu dan lebih menekankan pada lingkungan dan konsekuensinya hanya lingkunganlah yang banyak dibicarakan. Pendirian semacam ini biasa disebut pendirian yang environmentalistik. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendirian ini pada hakikatnya adalah kelanjutan dari faham emperisme.

Apabila konsepsi ini dapat ditahan uji (benar) akan dihasilkan manusia-manusia ideal asalkan dapat disediakan kondisi yang dibutuhkan untuk usaha itu. Tetapi dalam kenyataannya sering dijumpai lain, banyak di antara anak-anak orang kaya atau orang pandai mengecewakan orang tuanya, karena tidak berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang diperlukan telah tersedia secara lengkap dan sebaliknya pada anak-anak dari orang tua yang kuang mampu dapat berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas belajar yang dimiliki sangat minimal jauh dari mencukupi.

3) Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme

Kebanyakan para ahli megikuti pendirian konvergensi dengan modifikasi seperlunya. Suatu modifikasi yang terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi konvergensi ialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan statis yaitu menganggap pertumbuhan individu itu ditentukan oleh dasar (bakat) dan lingkungan.

4) Tahap Pertumbuhan Individu Berdasar Psikologi

Pertumbuhan individu sejak lahir sampai masa dewasa atau masa kematangan itu melalui bebeapa fase sebagai berikut:

Masa vital yaitu dari 0,0 sampai kira-kira 2,0 tahunMasa estetik dari umur kira-kira 2,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahunMasa intelektual dari kira-kira 7,0 tahun sampai kira-kira 13,0 tahun atau 14,0 tahunMasa sosial, kira-kira umur 13,0 tahun atau 14,0 tahun sampai kira-kira umur 20,0 tahun atau 21,0 tahun.

Masa vital

Pada masa vital ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menentukan berbagai hal dalam dunianya. Menurut Freud tahun pertama dalam kehidupan individu itu sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak nikmatan.

Pendapat semacam ini mungkin beralasan kepada kenyataan, bahwa pada masa ini mulut memainkan peranan terpenting dalam kehidupan individu. Bahkan anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya itu tidak karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama, melainkan karena pada waktu itu mulut merupakan alat utama untuk melakukan eksplorasi (penjelajanan) dan belajar. Pada tahun kedua anak belajar berjalan dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai ruang. Disamping itu terjadi pembiasaan tahu akan kebersihan. Melalui tahu akan kebersihan itu anak belajar mengontrol impuls-impuls (rangsangan/gerak hati yang timbul dengan tiba-tiba untuk melakukan sesuatu tanpa pertimbangann/ dorongan hati) yang datang dari dalam dirinya.

40

Page 41: I S D

Masa estetikPada masa ini dianggap sebagai masa pertumbuhan rasa keindahan.

Sebenarnya kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama adalah fungsi pancaindera. Dalam masa ini pula tampak munculnya gejala kenakalan yang umumnya terjadi antara umur, 3,0 tahun sampai umur 5,0 tahun. Anak sering menentang kehendak orang tua, kadang-kadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang seharus untuk dilakukan.

Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia-usia tersebut adalah sebagai berikut :

Berkat pertumbuhan bahasanya yang merupakan modal untuk bagi anak dalam menghadapi dunianya maka sampailah anak kepada penyadaran “aku”nya atau tahap menemukan “aku”nya yaitu suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.

Kalau pada masa-masa sebelumnya anak masih merasa satu dengan dunianya belum mampu mengadakan pemisahan secara sadar antara dirinya sendiri sebagai subyek dan yang lain sebagai obyek maka kemampuan itu kini dimilinya. Berarti dia menyadari bahwa dirinya juga subyek seperti yang lain. Sebagai subyek dia mempunyai kebebasan untuk menghendaki sessuatu, mempunyai pula kebebasan untuk menolak sesuatu. Karena jarang menemukan kenyataan tersebut maka anak seakan-akan ingin mendapatkan pengalaman sebagai subyek yang bebas menentukan keinginannya itu.

Pada masa ini terjadi apa yang kita sebut demam menghendaki, dan kehendak yang dimiliki tidak dapat ditahan-tahan, akan tetapi kalau dia telah memperolehnya maka dia tidak lagi memperdulikan, dan menghendaki benda yang lain dan seterusnya. Dalam hal ini kadang-kadang dia melanggar apa yanag dilarang dan tidak mengerjakan hal yang diharuskan. Hal yang demikian itu dilakukannya bukan karena dia keras kepala, melainkan hanya karena ingin mengalamin dan ingin menyaksikan akibatanya. Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi anak yang sedang mengalami masa kegoncangan ini yaitu yang paling bijaksana mengambil jalan tengah tidak terlalu menekan dan tidak terlalu menonjolkan.

Masa intelektual (masa keserasian bersekolah)

Setelah anak melewati masa kegoncangan yang pertama, maka proses sosialisasinya taelah berlangsung dengan lebih efektif, sehingga menjadi matang untuk dididik daripada masa-masa sebelum dan sesudahnya.

Ada beberapa sifat khas pada anak-anak pada masa ini antara lain :1) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaaan jasmani dengan prestasis

sekolah2) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan, permainan yang tradisional3) Adanya kecenderungan memuji diri sendiri4) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal maka soal itu dianggap tidak

penting5) Senang membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, bila hal itu

menguntungkan, dalam hubungan ini ada kecederungan untuk meremehkan anak lain.

6) Adanya minat kepada kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit7) Amat realistik, ingin tahu, ingin belajar

41

Page 42: I S D

8) Gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain besama-sama. Didalam permainan ada kecenderungan anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan tradisional, mereka membuat aturan-aturan sendiri, setelah anak memasuki masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar.

Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa pueral (sifat kekanak-kanakan). Masa ini demikian khasnya sehingga menarik perhatian.

Sifat-sifat khas anak-anak masa pueral itu dapat diringkas ke dalam dua hal yaitu :

1) Ditujukan untuk berkuasa yang menimbulkan tingkah laku dan perbuatan yang ditujukan berkuasa, apa yang diinginkan, yang dijadikan idam-idaman adalah sekuat, sejujur, semenang dan seterusnya.

2) Tingkah laku ekstrovers yaitu perbuatan yang berorientasi (mempunyai kecenderungan pandangan/menitik beratkan pandangan) ke luar dirinya dan untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan psikisnya. Pada mereka dorongan bersaing besar sekali sehingga dalam persaingin itulah anak-anak puer mendapatkan sosialisasi lebih lanjut. Dan nampak anak puer dapat melakukan ini dan itu (si tukang jual aksi) tetapi di samping itu tidak berani berbuat begini atau begitu (si pengecut), sehingga pada anak puer seringkali dijuluki si “tukang jual aksi”. Sementara juga dijuluki si “pengecut”.

Suatu hal yang penting pada masa ini anak menerima otoritas sorang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar karena itu pada anak-anak ini mengharapkan adanya sikap yang obyektif dan adil pada pihak orang tua dan guru sebagai pemegang otoritas sehingga sikap pilih kasih akan mudah menimbulkan problem di kalangan mereka.

Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian masyarakat karena mempunyai sifat-sifat khas dan yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakatnya. Karena manusia dewasa harus hidup dalam alam kultur dan harus dapat menempatkan dirinya di antara nilai-nilai (kultur) itu maka perlu mengenal dirinya sebagai pendukung maupun pelaksana nilai-nilai. Untuk ini maka ia harus mengarahkan dirinya agar dapat menemukan diri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru agar dapat menjadi pribadi yang dewasa. Pada dasarnya ini masih dirinci ke dalam beberapa masa, yaitu :

(1) Masa Pra Remaja

Penggunaan istilah pra remaja ini hanya untuk menunjukkan satu masa yang mengikuti masa pueral yang berlangsung secara singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif sehingga disebut juga masa negatif.

Pada masa ini terdapat beberapa gejala yang dianggap sebagai gejala negatif mialnya tidak tenang, kurang suka bekerja, kurang suka bergerak, lekas lelah, kebutuhan untuk tidur besar, hati sering murung, pesimistik dan non sosial. Atau dapat dikatakan secara ringkasnya sifat-sifat negatif meliputi sikap negatif dalam prestasi, baik prestasis jasmani maupun prestasis mental. Negatif dalam sikap sosial baik dalam bentuk pasif maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.

42

Page 43: I S D

Terjadinya gejala-gejala negataif itu pada umumnya berpangakal pada biologis yaitu mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin, yang dapat membawa perubahan-perubahan cepat dalam diri siremaja yang seringkali perubahan-perubahan yang cepat ini belum mereka fahami sehingga dapat menimbulkan rasa-ragu-ragu, kurang pasti dan bersiat malu.

(2) Masa Remaja

Sebagai gejala pada masa ini adalah merindu puja. Dalam fase ini (masa negatif) untuk pertama kalinya remaja sadar akan kesepian yang tidak pernah dialaminya pada masa-masa sebelumnya.

Kesejukan di dalam penderitaan yang nampaknya tidak ada orang yang dapat mengerti dan memahaminya dan menerangkannya. Sebagai reaksi pertama-tama terhadap gangguan ketenangan dan keamanan batinnya ialah protes terhadap sekitarnya yang dirasanya tiba-tiba bersikap menterlantarkan dan memusuhinya. Sebagai tingkah berikutnya ialah kebutuhan akan teman yang dapat memahami dan menolongnya serta yang dapat merasakan suka dan dukanya.

Disini timbul dalam diri remaja itu dorongan untuk mencari pedoman hidup yaitu mencari sesuatu yang dapat di pandang bernilai, pantas dijunjung tinggi, dan dipuja-puja. Pada masa remaja ini mereka mengalami kegoncangan batin, sebab pada masa ini mereka sudah tidak mau memakai pedoman hidup kekanak-kanakan, tetapi juga belum mempunyai pedoman hidup yang baru. 0leh karena itu maka si remaja itu mengeritik karena merasa dirinya mampu, tetapi mereka ini juga masih mencari pertolongan karena belum dapat mewujudkan keinginannya.

Proses terbentuknya pendirian hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandant sebagai penemuan nilai-nilai hidup di dalam eksplorasi (penjelajahan) si remaja.

Jadi proses penemuan nilai-nilai hidup tersebut melewati tiga langkah, yaitau :(a) Karena tiadanya pedoman hingga mereka merindukan sesuatu yang dapat

dianggap bernilai, pantas hidupnya.Pada taraf ini sesuatu yang dipuja itu belum mempunyai bentuk tertentu, sehingga seringkali mereka hanya tahu bahwa mereka itu menginginkan sesuatu, teapi tidak tahu apa yang diinginkan itu.

(b) Obyek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas yaitu pribadi-pribadi yang dipandangnya mendukung nilai-nilai tertentu. Dalam pemujaan terhadap orang-orang tertentu ini umumnya terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan anak wanita. Pada anak laki-laki sering nampak aktif meniru sedang anak wanita kebanyakan pasif, mengagumi dan memuja dalam khayal.

(c) Para remaja lebih dapat mengharagai nilai-nilai lepas dari pendukungnya, nilai dapat ditangkap dan difahaminya sebagai sesuatu yang abstrak. Oleh karena itu pada saat ini para remaja mulai dapat menentukan pilihan atau pemikiran hidupnya.

(3) Masa Usia Mahasiswa

Masa umur mahasiswa dapat digolongkan pemuda-pemuda yanag berusia sekitar 18,0 tahun sampai 30,0 tahun. Mereka dapat dikelompokkan pada masa remaja akhir samapai dewasa awal atau dewasa madya.

Pada masa usia mahasiswa banyak peristiwa-peristiwa yang perlu untuk diperhatikan, antara lain yaitau : bila dilihat dari segi pertumbuhan, tugas

43

Page 44: I S D

perkembangan pada usia mahasiswa ini adalah pemantapan pendirian hidup, yaitu pengujian lebih lanjut pendirian hidup serta penyiapan diri dengan keterampilan dan kemampuan-kemampuan yang digunakan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilihnya. Mahasiswa ini termasuk kelompok khusus dalam suatu masyarakat maka mereka mulai mempersiapkan diri untuk menerima tugas-tugas pimpinan di masa mendatang. Oleh karena itu mereka mulai mempelajari berabagai aspek kehidupan. Sebagai remaja pimpinan dipelajari dan dipersiapkan selama usia mahasiswa ini, misalnya kebudayaan berkeluarga, kemampuan memimpin, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan menyesuaikan diri secara sosial.

BAB IVWARGANEGARA DAN NEGARA

HUKUM, NEGARA DAN PEMERINTAH

H u k u m

Sukar kiranya untuk memberikan suatu definisi tentang hukum. Beberapa perumusan yang ada, masing-masing menonjolkan segi tertentu dari hukum di dalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia”, Utrecht memberikan batasan hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah atau larangan-larangan) yang mengurus tata tertib dalam masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.

Selain Utrecht beberapa Sarjana Hukum Indonesia lainnya telah pula merumuskan definisi hukum. Di antaranya adalah JCT. Simorangkir SH. Dan

44

Page 45: I S D

Woerjono Sastropranoto SH. yang mendefinisikan hukum sebagai peraturan-peraturan yang memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.

Ciri-ciri dan Sifat Hukum

Agar dapat mengenal hukum lebaih jelas, maka kita perlu mengenal ciri dan sifat dari hukum itu sendiri.Ciri hukum adalah :Adanya perintah atau laranganPerintah atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang.

Agar tata tertib dalam masyarakat dapat dilaksanakan dan tetrap terpelihara dengan baik, perlu ada peraturan yang mengatur dan memaksa tata tertib itu untuk ditaati yang disesbsut kaidah hukum. Dan kepada barangsiapa yang melanggar baik disengaja atau tidak, dapat dikenai sangssi yang berupa hukuman.

Akan tetapi ternyata tidak setiap orang mau menaati kaidah hukum tersebut, oleh karena itu agar peraturan hidup itu benar-benar dilaksanakan dan ditaati, maka perlu dilengkapi dengan unsur memaksa. Dengan demikian hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Sehingga hukkum menjadi peraturan hidup yanag dapat memaksa orang untuk menaati serta dapat memberikan sangsi tegas terhadap setiap orang yang tidak mau mematuhinya.

Sumber-sumber Hukum

Ialah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-atauran yang mempunyai kekuatan yang memaksa, yang kalau dilanggar dapat mengakibatkan sangssi yang tegas dan nyata.

Sumber hukum dapat ditinjau dari segi formal dan segi material.Sumber material dapat kita tinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari

sudut politik, sejarah, ekonomi dan lain-lain.Sedangkan sumber hukum formal antara lain ialah :

Undang-undang (statute)Ialah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuasaan hukum yang mengikat, diadakan dan dipelihara oleh penguasa negaraKebiasaan (costum)Ialah perbuatan manusia yang tetap dilakukan bverulanga-ulanga dalam jhal yang sama dan diterima oleh masyarakt. Sehingga tindakan yang berlawanan dianggap sebagai pelanggaran perasaan hukumKeputusan-keputusan hakim (Yurisprudensi)Ialah keputusan hakim terdahulu yang sering dijadikan dasar keputusan hakim kemudian mengenai masalah yang sama.Trraktat (treaty)Ialah perjanjian antara dua orang atau lebih mengenai sesuatu hal, sehingga masing-masing pihak yang bersangkutan terikat dengan isi perjanjian t ersebut.Pendapat Sarjana HukumIalan pendapat para sarjana yang sering dikutip para hakim dalam menyelesaikan suatu maslah.

45

Page 46: I S D

Pembagian Hukum

Menurut “sumbernya” hukum dibagi dalam :Hukum Undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undanganHukum Kebiasaan, yaitu hukum yang terletak pada ke biasaan (adat)Hukum Traktat, ialah hukum yang ditetapkan oleh negatra-negara dalam suatu perjanjian antar negaraHukum Yurisprudensi, yaitau hukum yang terbentuk karena keputusan hakim

Menurut “bentuknya” hukum dibagi dalam :Hukum tertulis, yang terbagi lagi atas :

Hukum tertulis yang dikodifikasikan ialah hukum tertulis yang telah dibukukan jenis-jenisnya dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.

Hukum tertuilis tak dikodifikasikanHukum tak tertulis

Menurut “tempat berlakunya” hukum dibagi dalam :Hukum Nasional ialah hukum dalam suatu negearaHukum Internasional ialah hukum yang mengatur hub ungan internasisonalHukum Asing ialah hukum dalam negara lainHukum gereja ialah norma gereja yang ditetapkan untuk anggota-anggotanya

Menurut “waktu berlakunya” hukum dibagi dalam :Ius constitutum (hukum positif) ialah hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentuIus Constituendum ialah hukum yanga diharapkan akan berlaku diwaktu yang akan datangHukum asasi (hukum alam) ialah hukum yang berlaku dalam sesgala bangsa di dunia.

Menurut “cara mempertahankannya” dibagi dalam :Hukum material ialah hukum yang memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah-perintah dan larangan-larangan.

Contoh : hukum perdata, dan lain-lain. Oleh karena itu, bila kita berbicara Hukum Pidana atau Perdata, maka yang dimaksud adalah hukum pidana atau perdata material.

Hukum Formal (Hukum Proses atau Hukum Acara) ialah hukum yang memuat peraturan yang mengatur bagaimana cara-cara melaksanakan dan mempertahankan hukum material atau peraturan yang mengatur bagaimana cara-caranya mengajukan sesuatu perkara kemuka pengadilan dan bagaimana caranya hakim memberi putusan.

Contoh : hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata.

Menurut “sifatnya” hukum dibagi dalam :Hukum yang memaksa ialah hukum yang dalam keadaan bagaimana harus dan mempunyai paksaan mutlak.Hukum yang mengatur (pelengkap) ialah hukum yang dapat dikesampingkan, apabila pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam perjanjian.

46

Page 47: I S D

Menurut “wujudnya” hukum dibagi dalam :Hukum obyektif ialah hukum dalam suatu Negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu.Hukum subyektif ialah hukum yang timbul dari hubungan obyektif dan berlaku terhadap seseorang tertentu atau lebih. Kedua jenis hukum ini jarang digunakan.

8) menurut “isinya” hukum dibagi dalam :

Hukum privat (hukum sipil) ialah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lainnya, dan menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.

Hukum public (hukum Negara) ialah hukum yang mengatur hubungan antara Negara dan alat perlengkapan atau Negara dengan warganegaranya.

Negara sebagai organisasi dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan dan warganegaranya, serta menetapkan cara-cara dan batas- batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh warga Negara, golongan atau oleh Negara sendiri. Oleh karena itu Negara mempunyuai dua tugas pokok :

Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan asocial, artinya bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi antagonism yang membahayakan.

Mengorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruh atau tujuan social.

Pengendalian ini dilakukan berdasarkan system hukum dan dengan perantaraan pemerintah beserta lembaga-lembaganya. Kekuasaan Negara mempunyai organisasi yanag teratur dan paling kuat, oleh karena itu semua golongan atau asosiasi yang memperjuangkan kekuasaan harus dapat menetapkan diri dalam rangka ini. Pentingnya system hukum ini sebagai perlindungan, bagi kepentingan-kipentingan yang telah melindungi kaidah agama, kaidah kesusilaan dan kaidah kesopanan. Meskkipun kaidah-kaidah tersebut ikut berusaha menyelenggarakan dan perlindungan kepesntingan orang dalam masyarakat, tetapi belum cukup kuat untuk melindunginya mengingat terdapat kepentingan-kepentingan yang tidak teratur. Bahkan berartai kepentingan warga masyarakat tidak terpenuhi oleh kaidah agama, kesusilaan dan kesopanan, tetapi tidak cukup terlindungi atau terjamin. Sebab mungkin saja terlaksana dengan kaidah tersebut, untuk melingungi lebih lanjut kepentingan yang telah dilindungi kaidah-kaidah tadi perlu system hukum. Hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan nyata berlaku dalam masyarakat disebut hukum positif. Istilah hukum positif dimaksudkan untuk menandai “diffrentie” dan hukum terhadap kaidah-kaidah lain dalam masyarakat, tampil leabih jelas, tegas dan didukung oleh perlengkapan yang cukup agar diikuti anggota masyarakat. Sebagai atribut positif ini adalah : pertama, bukan kaidah social yang mengambang atau tidak jelas bentuk dan tujuannya. Sehingga diubutuhkan lembaga khusus yang bertujuan merumuskan dengan jelas tujuan yang hendak dicapai oleh hukum. Kedua, dibutuhkan staf (personalia) yang menjaga berlakunya hukum seperti posisi, kejaksaan dan pengadilan.

Sifat peraturan hukum tersebut adalah memaksa dan menghendaki tujuan yang lebih dalam, pengertian memaksa bukan senantiasa dipaksakan apabila tindakan sewenang-wenang. Sebab hukum itu sebagai kongkretisasi dari system nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, yang perlu mempertimbangkan tiga hal yaitu : system norma, sebagai system kontrol dan sebagai system engineering

47

Page 48: I S D

(pemegang kekuasaan memelopori proses pengkaidahannya). Sehingga hukum diartikan sebagai serumpunan peraturan yang bersifat memaksa yang diadakan untuk melindungi kepentingan-kepentingan orang dalam masyarakat.

Agar masyarakat siap memakai hukum positif, perlu mempelajari manajemen hukum dan kultur hukum sebab system hukum terurai dalam tiga komponen yaitu : (1) Substansi, (2) Struktur dan (3) Kultur. Manajemen hukum memikirkan bagaimana mendayagunakan sumber daya dalam masyarakat untuk mengatur masyarakat melalui hukum. kultur hukum adalah nilai dan sikap dalam masyarakat mengenai hukum.

Untuk menganalisa lebih tajam apa sebanarnya hukum, maknanya, peranannya, dampaknya dalam proses interaksi dalam masyarakat, perlu dipelajari 10 aspek penganalisa yaitau :

Jangan mengidentifikasikan “hukum” dengan “kebenaran keadilan”.

Tidak dengan sendirinya harus adil dan benar

Hukum tetap mengabdikan diri untuk menjamin kegiatan masa sistem dan bentuk pemerintahan.

Meskipun mengandung unsur keadilan atau kebaikan tidak selamanya disambut dengan tangan terbuka.

Hukum dapat diidentifikasikan dengan kekuatan atas kekuasaan

Macam-macam hukum terlalu dipukulratakan.

Jangan apriori bahwa hukum adat lebih baik dari hukum tertulis.

Jangan mencampur adukkan substansi hukum dengan cara atau proses sampai terbentuk dasar diundangkannya hukum.

Jangan mencampur adaukkan “law in activis” dengan “law in books” dari aparat penegak hukum.

Jangan menganggap sama aspek terjang penegak hukum dengan hukum.

Oleh karena itu hukum tidak dapat dipahami tanpa perhatian factor social budaya dan struktur Negara, dan masyarakat tidak mungkin bermakna dan berada tanpa hukum, mulai bayi sampai dewasa, menikah dan meninggal dunia perlu ketentuan perundang-undangan yang mengatur, bahkan “masuk surga” sekalipun.

Bagi masyarakat modern atau masyarakat primitive, hukum akan selalu berfungsi, sebab hukum dapat diartikan sebagai hukum tertulis dan tidak tertulis. Tidak tertulisnya hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan tidak mengurangi keberadaan dan kehadiran hukum. hanya bentuk, perwujudan dan penampilannya yanag tidak dapat dibayangkan seperti pada masyarakat sekarang. Apakah hukum itu dalam embrionya bertumbuh dari cara (usage) menuju ke kebiasaan (folk-ways), terus ke kelakukan (costum), untuk kemudian ke hukum adat, dan entah dari tahap mana dan kapan hukum tertuilis menampakkan diri, dalam menganalisa adanya pencampur-adukan menganalisir hukum sampai diungkapkannya hukum, perlu dimiliki pengetahuan social, budaya dan struktur masyarakat Indonesia serta melepaskan diri dari prasangka atau praduga tak bersalah.

Negara

48

Page 49: I S D

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat.

Oleh karena itu, sebagai organisasi, Negara dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan serta dapat menetapkan tujuan hidup bersama. Dengan perkataan lain, Negara mempunyai 2 tugas utama, yaitu :

1) Mengatur dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat yang bertentangan satu dengan lainnya.

2) Mengatur dan menyatukan kegiatan manusia dan gologan untuk menciptakan tujuan bersama yang disesuaikan dan diarahkan pada tujuan Negara.

Sifat sifat Negara

Sebagai organisasi kekuasaan tertinggi, Negara mempunyai sifat khusus yang tidak melekat pada organisasi lain. Sifat tersebut melekat pada Negara karena penjelmaan ( manisfestasi) dari kedaulatan yang dimiliki. Adapun sifat tersebut adalah :

Sifat memaksa, artinya negara mempunyai kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secra legal agar tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anrkhi

Sifat monopoli, artinya Negara mempunyai hak kuasa tunggal dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.

Sifat mencakup semua, artinya semua peraturan peerundang-undangan mengenai semua orang tanpa terkecuali.

Bentuk Negara

Dari erat tidaknya serta sifat hubungan suatu Negara ke dalam maupun ke luar, dapat kita bedakan antara bentuk negara dan bentuk kenegaraan. Disebut bentuk Negara jika hubungan suatu Negara ke dalam (dengan daerah-daerahnya) maupun ke luar (dengan Negara lain) ikatannya merupakan suatu Negara. Sedang bentuk kenegaraan ialah jika hubungan ke dalam maupun ke luarnya, ikatannya bukan merupakan suatu Negara.

Dalam teori modern sekarang ini, bentuk Negara yang terpenting adalah : Negara Kesatuan dan Negara Serikat.

Negara Kesatuan (unitarisme)

Adalah suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, di mana kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan dalam Negara itu berada pada Pusat.

Ada 2 macam bentuk Negara Kesatuan, yaitu :

Negara Kesatuan dengan system sentralisasi. Di dalam system ini, segala sesuatu dalam Negara langsung diatur dan diurus Pemerintah Pusat. Dengan kata lain, Pemerintah Pusat memegang seluruh kekuasaan dalam Negara.

Keuntungannya :

Adanya peraturan yang sama di seluruh Negara

Penghasilan daerah dapat digunakan untuk keperluan seluruh Negara.

Kerugiannya :

49

Page 50: I S D

Menumpuknya pekerjaan di Pemerintah Pusat

Terlambatnya putusan-putusan dari pusat

Keputusan sering tidak cocok dengan keadaan daerah

Rakyat kurang mendapat kesempatan untuk turut serta dan bertanggung jawab terhadap daerah.

Negara Kesatuan dengan system desentralisasi. Di dalam system ini, daerah diberi kewenangan untuk mengtur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Negara Serikat (Negara Fedarasi)

Adalah negara, yang terjadi dari penggabungan beberapa Negara yang semula berdiri sendiri sebagai Negara yang merdeka, berdaulat, ke dalam suatu ikatan kerjasama yang efektif untuk melaksanakan urusan secara bersama. Setelah menggabungkan diri masing-masing Negara itu melepaskan sebagian kekuasaan dan menyerahkan kepada Negara Federalnya. Kekuasaan yang diserahkan disebutkan secara satu persatu (limitative) dan hanya kekuasaan yang disebut itulah yang diserahkan. Dengan demikian, kekuasaan asli ada pada Negara bagian. Dan biasanya yang diserahkan adalah urusan luar negari-urusan pertahanan Negara dan keuangan.

Perbedaan antara Negara Kesatuan yang didesentralisir dengan Negara Serikat:

Negara Kesatuan yang didesentralisir Negara serikatAsal usulnya :

Ada Negara kesatuan dahulu baru Ada Negara bagian terlebih dahulu,Kemudian dibentuk daerah otonomi baru membentuk Negara serikat

Kewenangan membuat UUD

Hanya ada satu pembuat UUD yaitu Ada 2 pembuat UUD yaitu PemerintahPemerintah Pusat Federal dan Pemerintah Negara Bagian.

Sehingga ada UUD yang berlaku

Sumber wewenang

Pemerintah Pusat yang didistribusikan Pemerintah Negara Bagian yang dikontribusikan pada Pemerintah Federal

Sedang bentuk kenegaraan yang kita kenal dewasa ini ialah :(1) Negara Dominion

Bentuk ini khusus hanya terdapat dalam lingkungan ketatanegaraan Kerajaan Inggris. Negara dominion semua adalah jajahan Inggris, tetapi setelah merdeka tetap menakui Raja Inggris sebagai rajanya. Negara-negara dominion tergabung dalam suatu gabungan yang bernama “the British Commonwealth of Nations”.

(2) Negara UniAdalah gabungan dari 2 atau beberapa negara yang mempunyai seorang Kepala Negara.Ada dua Negara Uni, Yaitu :Uni riil, ialah apabila dua atau beberapa Negara berdasarkan suatu perjanjian, mengadakan satu alat pemerintahan untuk menyelenggarakan kepentingan bersana;

50

Page 51: I S D

Uni Personil, ialah apabila dua atau beberapa Negara sercara kebetulan mempunyai seorang Kepala Negara yang sama.

(3) Negara ProtektoratIalah suatu Negara yang berada di bawah perlindungan Negara lain. Perlindungan ini umumnya adalah turut campurnya negara pelindung dalam urusan Luar Negari.

Unsur-unsur NegaraUntuk dapat dikatakan suatu Negara, Negara harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:Harus ada wilayahnyaHarus ada rakyatnyaHarus ada pemerintahnyaHarus ada tujuannya Mempunyai kedaulatan

Ad. 1. Harus ada silayahnyaSetiap Negara mesti mempunyai suatu wilayah tertentu. wilayah itu terdiri

dari wilayah daratan, wilayah perairan (yang ditentukan dengan perjanjian) dan wilayah udara (di atas darat dan lautan)

Batas-batas wilayah suatu Negara ditentukan dalam perjanjian dengan Negara lain. Perjanjian itu disebut perjanjian antar Negara (internasional). Apabila dilakukan antara dua negara disebut Perjanjian Bilateral, dan apabila dilakukan oleh banyak Negara disebut Perjanjian Multilateral.

Ad. 2. Harus ada rakyatnya

Yang termasuk suatu Negara adalah semua orang yang ada di dalam wilayah Negara. Dengan demikian rakyat suatu Negara dapat terdiri dari berbagai macam golongan. Namun demikian, setiap orang yang ada dalam wilayah Negara itu harus patuh kepada hukum dan Pemerintah Negara tersebut.

Ad. 3. Harus ada pemerintahnya

Sebagai suatu organisasi, maka Negara harus mempunyai badan yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan peraturan yang mengikat warganya, yang disebut Pemerintah.

Ad. 4. Harus ada tujuannya

Bahwasanya Negara itu mempunyai tujuan adalah merupakan hal yang jelas, bahkan tujuan Negara itu merupakan suatu hal yang sangat penting, karena segala sesuatu dalam Negara itu akan diarahkan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan. Atau dapat pula dikatakan bahwa negara itu merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama dari anggota-anggotanya

Adapun tujuan Negara itu bermacam-macam di antaranya adalah untuk :

(a) Perluasan kekuasaan semata

Negara yang mempunyai tujuan perluasan kekuasaan semata disebut Negara Kekuasaan. Ajaran ini memberikan suatu anggapan bahwa kekuasaan itu berarti kebenaran. Di dalam mencapai tujuan ini, maka Negara dan rakyat dipisahkan dengan tegas, rakyat hanya merupakan alat dan menjadi korban belaka.

Tokohnya : Machiavelli dan Shang Yang.

51

Page 52: I S D

(b) Perluasan kekuasaan untuk mencapa tujuan lain

Tujuan lain dari perluasan kekuasaan adalah untuk mengatur keamanan dan ketertiban negara. Walaupun nanti dalam prakteknya keadaan negara tidak berbeda dengan Negara Kekuasaan. Dengan perluasan kekuasaan Negara, maka kebebasan dan kemerdekaan rakyat menjadi terbatas. Hal ini karena semua lapangan kehidupan diawali, dijaga dan dicampuri oleh alat-alat kekuasaan Negara, sehingga negara dengan tujuan ini disebut juga Negara Kepolisian.

(c) Penyelenggaraan Ketertiban hukum

Di sini Negara mempunyai tujuan ketertiban hukum dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Dalam hal ini Pemerintah hanya menjaga jangan sampai ketertiban itu terganggu, dan agar segala sesuatunya berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu Negara itu disebut Negara hukum.

(d) Penyelenggaraan Kesejahteraan Umum

Walaupun kalau kita lihat, tujuan Negara hukum adalah juga untuk kesejahteraan umum, tetapi negara yang bertujuan menyelenggarakan keserjahteraan umum yang disebut Negara Kesejahteraan (Welfare State) ini ternyata lebih tegas merumuskan daripada Negara hukum. Dalam Negara kesejahteraan, Negara hanyalah merupakan alat dari manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Tujuan Negara Republik Indonesia

Walaupun ada beberapa terori tujuan Negara, namun yang menjadi tujuan dari Pemerintah Negara Republik Indonesia adalah sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4 : “ kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarakan …”

Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, berarti bahwa Negara Indonesia tidak mengadakan perbedaan terhadap suku, agama ras dan golongan dalam membawa rakyatnya kearah tujuan yang dicita-citakan.

Memajukan kesejahteraan umum

Ini berarti bahwa negara Republik Indonesia menghendaki agar semua warga dapat mengenyam kesejahteraaan, bukan hanya dinikmati oleh beberapa orang atau segolongan orang tertentu saja.

Mencerdaskan kehidupan bangsa

Kemajuan dunia dewasa ini menyadarkan usaha pemerintah Indonesia untuk lebih mempergiat usaha dalam lapangan pendidikan.

Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Sejak Indonesia mencapai kemerdekaannya, maka tidak henti-hentinya pemerintah dan bangsa Indonesia membantu perjuangan bangsa-bangsa yang dijajah. Di samping itu juga turut berusaha aktif meredakan keteganan dunia yang mengancam ketertiban dan perdamaian.

Ad. 5 Mempunyai kedaulatan / kemerdekaan

Kedaulatan merupakan unsur penting dalam suatu negara, karena kedaulatan ini yang membedaan organisasi Negara-dan organisasi/perkumpulan lainnya.

52

Page 53: I S D

Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Olehkarena itu Negara mempunyai kekuasaan tertingngi untuk memaksa rakyatnya mentaati dan melaksanakan peraturan-peraturan (kedaulatan ke dalam )

Disamping itu Negara juga harus mempertahankan kemerdekaannya yang telah dimiliki serta mempertahankan kedaulatan ke luar (external sovereighnity). Untuk itu Negara menuntut kesetiaan dan mutlak dari warganya.

Sifat-sifat Kedaulatan

Permanen

Artinya walau badan yang memegang kedaultan itu berganti, kedaulatan negara masih tetap ada. Kedaulatan hanya akan lenyap bersama dengan lenyapnya Negara.

Absolut

Artinya di dalam negara tidak ada kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaan negara.

Tidak terbagi bagi

Walaupun kekuasaan pemerintahan memang dapat dibagi-bagi, tetapi kekuasaan tertinggi dari Negara tetap tidak dapaa dibagi-bagi

Tidak terbatas

Berarti kedaulatan suatu Negara itu meliputi setiap orang dan setiap golongan yang ada dalam suatu Negara tanpa terkecuali.

Sumber Kedaulatan

(1) Teori kedaulatan Tuhan

Menurut teori ini segala sesuatu yang ada di dunia ini berasal dari Tuhan, maka terbentuknya negara pun atas kehendak Tuhan. Oleh karena itu Pemerintah wajib menggunakan kedaultan tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan.

(2) Teori Kedaulatan Rakyat

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

53

Page 54: I S D

feder.

54

Page 55: I S D

55

Page 56: I S D

56

Page 57: I S D

57

Page 58: I S D

58

Page 59: I S D

59

Page 60: I S D

60

Page 61: I S D

61