I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III...

41
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar untuk kepentingan industri pakan, dan pangan. Selain untuk konsumsi manusia, jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan ruminansia. Jagung memiliki kandungan gizi dan vitamin yaitu 355 kalori, 9,2 gr protein, 3,9 gr lemak, 73,7 gr karbohidrat, dan 10 mg kalsium. Tanaman jagung juga sebagai sumber pangan di beberapa daerah. Penduduk beberapa daerah di Indonesia, seperti di Madura dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai makanan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, bijinya dapat dibuat menjadi minyak atau dibuat menjadi tepung jagung atau maizena, dan tepung tongkolnya dapat menjadi bahan baku industri. Tongkol jagung kaya akan pentose yang dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang sudah direkayasa genetiknya sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Prahasta, 2009). Seiring dengan perkembangan zaman banyak industri pakan ternak yanag memebutuhkan jagung, sehingga jagung menjadi salah satu komoditas pertanian yang diminati. Hal ini menyebabkan permintaan jagung semakin tinggi.

Transcript of I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III...

Page 1: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan yang memiliki potensi besar

untuk kepentingan industri pakan, dan pangan. Selain untuk konsumsi manusia,

jagung juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas dan ruminansia. Jagung

memiliki kandungan gizi dan vitamin yaitu 355 kalori, 9,2 gr protein, 3,9 gr

lemak, 73,7 gr karbohidrat, dan 10 mg kalsium. Tanaman jagung juga sebagai

sumber pangan di beberapa daerah. Penduduk beberapa daerah di Indonesia,

seperti di Madura dan Nusa Tenggara, menggunakan jagung sebagai makanan

pokok.

Selain sebagai sumber karbohidrat, bijinya dapat dibuat menjadi minyak atau

dibuat menjadi tepung jagung atau maizena, dan tepung tongkolnya dapat menjadi

bahan baku industri. Tongkol jagung kaya akan pentose yang dapat dipakai

sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang sudah direkayasa genetiknya

sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Prahasta, 2009).

Seiring dengan perkembangan zaman banyak industri pakan ternak yanag

memebutuhkan jagung, sehingga jagung menjadi salah satu komoditas pertanian

yang diminati. Hal ini menyebabkan permintaan jagung semakin tinggi.

Page 2: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

2

Meningkatnya permintaan jagung tentunya menjadi peluang bagi petani untuk

terus mengembangkan usahanya agar menghasilkan produksi jagung per satuan

luas yang tinggi.

Dalam mencukupi kebutuhan jagung dalam negeri, pada tahun 2015 Pemerintah

menetapkan sasaran produksi sebesar 20,313 juta ton atau naik sekitar 5%

dibanding produksi tahun 2014. Produksi jagung tahun 2014 sebanyak 19,01 juta

ton pipilan kering atau meningkat sebanyak 0,50 juta ton (2,68 persen)

dibandingkan tahun 2013. Produksi jagung tahun 2015 diperkirakan sebanyak

20,67 juta ton pipilan kering atau mengalami kenaikan sebanyak 1,66 juta ton

(8,72 persen) dibandingkan tahun 2014 (BPS, 2015). Untuk pencapaian

swasembada jagung pada tahun 2016 ini Kementan mencanangkan pertambahan

tanam jagung seluas satu juta hektar (Kemetan RI, 2015).

Upaya peningkatan produksi jagung diarahkan untuk mencapai swasembada

jagung secara bekelanjutan. Namun demikian masih terdapat sejumlah kendala

dan masalah di antaranya belum teradopsinya pemupukan yang berimbang secara

penuh dan utuh di kalangan petani jagung. Ada beberapa cara yang dapat

dilakukan dalam rangka perbaikan teknik budidaya jagung, salah satunya adalah

pemberian pupuk Nitrogen (N) dan Fosfat (P).

Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk

mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi

pertumbuhan tanaman. Pemberian pupuk yang tepat selama pertumbuhan tanaman

jagung dapat meningkatkan hasil jagung. Penetapan rekomendasi pemupukan N,

Page 3: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

3

P dan K pada lahan sawah di Kabupaten Tulang Bawang Barat Kecamatan Tulang

Bawang Udik adalah Urea 200 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, dan KCL 100 kg/ha

(Permentan, 2007).

Menurut Novizan (2002), N dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting

seperti klorofil, asam nukleat, dan enzim. Karena itu, N dibutuhkan dalam jumlah

relatif besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap

pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan

daun. Tetapi bila terlalu banyak dapat menghambat pembungaan dan pembuahan.

Selain pemberian N, pada tanaman jagung juga dipengaruhi dengan pemberian

pupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

yang berperan penting dalam berbagai proses kehidupan seperti fotosintesis,

respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel, dan

metabolisme karbohidrat dalam tanaman (Salisbury dan Ross, 1995 dalam

Bustami dkk., 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai Pengaruh Dosis Pupuk N dan P Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Jagung (Zea mays L.).

Page 4: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

4

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh dosis pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil jagung.

2. Mengetahui pengaruh dosis pupuk P terhadap pertumbuhan dan hasil jagung.

3. Mengetahui interaksi antara dosis pupuk N dan pupuk P terhadap

pertumbuhan dan hasil jagung.

1.3. Dasar Pengajuan Hipotesis

Pemupukan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam budidaya untuk

meningkatkan produktivitas tanaman. Pemberian pupuk ke dalam tanah bertujuan

untuk menambah atau mempertahankan kesuburan tanah, kesuburan tanah dinilai

berdasarkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah, baik hara makro maupun

hara mikro secara berkecukupan dan berimbang. Tanaman Jagung mempunyai

potensi produksi yang cukup tinggi namun untuk mendapatkan hasil yang

diharapkan diperlukan unsur hara dalam jumlah yang cukup.

Pemupukan merupakan komponen budidaya yang sangat berperan dalam

pencapaian hasil panen, akan tetapi penggunaan pupuk yang tidak mencukupi atau

berlebih akan berdampak pada hasil panen, efisiensi usahatani dan lingkungan.

(Syafruddin, 2007).

Nitrogen adalah unsur hara yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman. Tanaman yang di pupuk N bagian vegetatif berwarna hijau cerah hingga

gelap karena N berfungsi sebagai regulator penggunaan kalium, fosfor dan unsur-

unsur lain dalam proses fotosintesis. Bila tanaman kekurangan N, tanaman kerdil

Page 5: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

5

dan pertumbuhan perakaran terhambat. Daun-daun berubah kuning atau hijau

kekuningan (khlorosis, kekurangan khlorofil) dan cenderung gugur. Di lain pihak,

bila N berlebihan akan terjadi penebalan dinding sel, jaringan bersifat sukulen

(berair), dan mudah rebah atau terserang hama penyakit (Syekhfani, 2012). Sifat

pupuk N umumnya mobil, maka untuk mengurangi kehilangan N karena

pencucian maupun penguapan, sebaiknya N diberikan secara bertahap (Lingga

dan Marsono, 2008).

Menurut Hairiah dkk. (2000), penambahan unsur nitrogen (N) berupa pemupukan

perlu diupayakan terutama untuk tanah berkadar bahan organik rendah agar status

hara N tanaman cukup menopang produktivitasnya. Namun pupuk N mudah

teroksidasi, sehingga cepat menguap atau tercuci sebelum tanaman menyerap

seluruhnya. Unsur nitrogen (N) sangat penting keberadaannya dalam

pembentukan protein, merangsang pertumbuhan vegetatif dan meningkatkan hasil

buah (Sutapradja dan Sumarni, 1996). Menurut Suwardi dan Roy (2009),

pemberian pupuk Nitrogen dengan pemberian dua kali sudah memberikan hasil

lebih tinggi dengan takaran 100 kg urea/ha. Pemberian hara N yang sesuai

kebutuhan tanaman baik jumlah dan waktu pemberiannya akan menyebabkan N

yang diberikan langsung diserap oleh tanaman.

Menurut Sutapradja (1995) dalam Ayu (2003), pemberian pupuk N 300 kg

urea/ha menunjukkan pertumbuhan diameter batang dan berat tongkol pertanaman

cenderung lebih besar dengan masing-masing 2,197 cm dan 37,437 g

dibandingkan dosis N 250 kg urea/ha dan N 350 kg urea/ha. Sedangkan hasil

penelitian Suwarthe (2003), pemberian pupuk N 293 kg Urea/ha menunjukkan

Page 6: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

6

perbedaan yang nyata terhadap variabel tinggi tanaman, panjang tongkol, bobot

tongkol tanpa kelobot, bobot brangkasan umur 56 hst, bobot 100 butir dan hasil

jagung per hektar.

Hasil penelitian Suwarthe (2003), menjelaskan bahwa pemberian pupuk 135 kg

N/ha dengan perlakuan penyiangan menghasilkan peningkatan sebesar 55,79%,

sedangkan tanpa penyiangan dengan pemberian 202,5 kg N/ha ada peningkatan

sebesar 32,29%, bobot berangkasan gulma umur 45 hst pada tanpa penyiangan

mengalami peningkatan 1249% dari pada penyiangan. Hal ini penelitian

menunjukkan terdapat interaksi antara perlakuan penyiangan dan pemberian N

berbagai tingkat dosis pada bobot berangkasan jemur jagung umur 105 hst dan

bobot berangkasan gulma umur 45 hst.

Selain pupuk N, pupuk P merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman dalam

jumlah besar (unsur hara makro). Jumlah P dalam tanaman lebih kecil

dibandingkan dengan nitrogen dan kalium. Tetapi P dianggap sebagai kunci

kehidupan (key of life). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat

primer (H2PO-4) dan ion ortofosfat sekunder (H PO

=4). Fosfor yang diserap

tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa P organik.

Fosfor bersifat mobil atau mudah bergerak antar jaring tanaman. Kadar optimum

P dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% - 0,5% dari berat

kering tanaman (Kurniawan, 2014).

Kekurangan fosfor (P) tanaman menunjukkan pertumbuhan lambat dan kerdil,

perkembangan akar terhambat, gejala pada daun sangat beragam, beberapa

tanaman menunjukkan warna hijau tua mengkilap yang tidak normal. Tanaman

Page 7: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

7

yang kekurangan P menyebabkan, daun berwarna merah keunguan atau pinggiran

daunnya berwarna kuning, pematangan buah terhambat, perkembangan bentuk

dan warna buah buruk dan biji berkembang tidak normal (Novizan, 2002).

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti

besi (Fe), tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat

secara fisik pada tanaman (Normahani, 2015).

Menurut Kasno dkk. (2006), hara P merupakan hara makro kedua setelah N yang

dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Ketersediaan P

dalam tanah ditentukan oleh bahan induk tanah serta factor-faktor yang

mempengaruhi ketersediaan hara P seperti reaksi tanah (pH), kadar Al dan Fe

oksida, kadar Ca, kadar bahan organik, tekstur dan pengelolaan lahan.

Hasil penelitian Kasno dkk. (2006), menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk

222 kg/ha SP-36 berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun per

tanaman jagung umur 30 dan 60 hst. Sedangkan Sirappa dan Razak (2010),

melaporkan bahwa penggunaan pupuk SP-36 dengan dosis 200 kg/ha yang

dikombinasikan dengan pupuk kandang 2 ton/ha memberikan rata-rata hasil

jagung lebih tinggi dari rata-rata hasil jagung nasional dan hasil jagung di

Maluku.

Begitu juga hasil penelitian Budiyanto (2009), pemberian pupuk fosfat (SP-36)

dengan dosis 100 kg/ha memberikan pengaruh yang nyata pada semua parameter

yang diamati (tinggi tanaman, luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol,

bobot 100 biji, bobot kering brangkasan, dan hasil kering pipilan). Hal ini karena

unsure fosfor penting dalam pembelahan sel dalam tanaman. Secara ringkas unsur

Page 8: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

8

fosfat berperan dalam pembentukan karbohidrat dan gula, mempercepat,

pembungaan, pemasakan buah, serta memperkuat pertumbuhan tanaman.

Hasil penelitian Mukhsin (2006), pemberian dosis pupuk Agrodyke pada dosis 5

kg/ha dan pupuk SP-36 pada dosis 50 kg/ha mampu meningkatkan pertumbuhan

tinggi tanaman jagung. Penelitian menunjukkan terdapat interaksi antara dosis

Agrodyke dan dosis pupuk SP-36 terhadap tinggi tanaman jagung umur 8 mst.

Hal ini diduga karena penambahan pupuk Agrodyke yang mempengaruhi

pertumbuhan tergantung dengan taraf dosis pupuk SP-36 yang diberikan,

demikian juga sebaliknya pemberian pupuk SP-36 bergantung pada taraf dosis

pupuk Agrodyke.

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Dosis pupuk N yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pertumbuhan dan hasil jagung.

2. Dosis pupuk P yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pertumbuhan dan hasil jagung.

3. Terdapat interaksi antara dosis pupuk N dan P terhadap pertumbuhan dan hasil

jagung.

Page 9: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Taksonomi dan Morfologi Tanaman Jagung

2.1.1. Taksonomi Jagung

Tanaman jagung mempunyai Nama botani Zea mays L. Tanaman ini, jika

diklasifikasikan termasuk keluarga rumput-rumputan. Klasifikasi dari tanaman

jagung adalah sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L.

Sumber: Prahasta, 2009

Page 10: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

10

2.1.2. Morfologi Tanaman Jagung

Dari bukti genetik, antropologi, dan arkeologi didapat pada daerah asal jagung

adalah Amerika Tengah, yaitu Meksiko bagian selatan. Budidaya jagung telah

dilakukan di daerah tersebut 10.000 tahun yang lalu, lalu teknologi budidaya ini

dibawa ke Amerika Selatan, yaitu Ekuador, 7.000 tahun yang lalu, dan sampai

kedaerah pegunungan di Selatan Peru 4.000 tahun yang lalu (Prahasta, 2009).

Sistem perakaran tanaman jagung merupakan akar serabut dengan 3 macam akar

yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Pertumbuhan akar ini melambat

setelah plumula muncul kepermukaan tanah. Akar adventif adalah akar yang

semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, selanjutnya berkembang dari

tiap buku secara berurutan ke atas hingga 7 sampai dengan 10 buku yang terdapat

di bawah permukaan tanah. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan

unsur hara. Akar udara adalah akar yang muncul pada dua atau tiga buku di atas

permukaan tanah yang berfungsi sebagai penyangga supaya tanaman jagung tidak

mudah rebah. Akar tersebut juga membantu penyerapan unsur hara dan air

(Riwandi dkk., 2014).

Tinggi batang jagung berkisar antara 150 sampai dengan 250 cm yang terbungkus

oleh pelepah daun yang berselang-seling berasal dari setiap buku. Ruas-ruas

bagian atas berbentuk silindris, sedangkan bagian bawah agak bulat pipih. Tunas

batang yang telah berkembang menghasilkan tajuk bunga betina. Percabangan

(batang liar) pada jagung umumnya terbentuk pada pangkal batang. Batang liar

adalah batang sekunder yang berkembang pada ketiak daun terbawah dekat

permukaan tanah (Riwandi dkk., 2014).

Page 11: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

11

Jumlah daun jagung bervariasi antara 8 helai sampai dengan 15 helai, berwarna

hijau berbentuk pita tanpa tangkai daun. Daun jagung terdiri atas kelopak daun,

lidah daun (ligula) dan helai daun yang memanjang seperti pita dengan ujung

meruncing. Pelepah daun berfungsi untuk membungkus batang dan melindungi

buah. Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih

banyak dibandingkan dengan tanaman jagung yang tumbuh di daerah beriklim

sedang. Tanaman jagung disebut juga tanaman berumah satu, karena bunga jantan

dan betina terdapat dalam satu tanaman, tetapi letaknya terpisah. Bunga jantan

dalam bentuk malai terletak di pucuk tanaman, sedangkan bunga betina pada

tongkol yang terletak kira-kira pada pertengahan tinggi batang. Biji jagung

mempunyai bagian kulit buah, daging buah, dan inti buah (Riwandi dkk., 2014).

Jagung mempunyai bunga jantan dan bunga betina yang terpisah. Tiap kuntum

bunga memiliki struktur khas dari ordo rumput-rumputan, yang disebut floret.

Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae atau gluma.

Bunga jantan tumbuh di bagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga atau

inflorescence. Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina

tersusun atas tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan dan

pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya menghasilkan satu tongkol

produktif meskipun memiliki sejumlah betina.

Beberapa varietas unggul menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan

disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung untuk

penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya atau protandri. Bunga

Page 12: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

12

betina jagung berupa tongkol yang terbungkus semacam pelepah dengan rambut.

Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik (Prahasta A., 2009).

2.2. Jagung Hibrida (BISI-18)

Benih Jagung Super Hibrida BISI-18 merupakan sebuah varietas benih jagung

baru kembali dilepas oleh PT. BISI Internationak Tbk pada tahun 2011. Jagung

Super Hibrida BISI-18 merupakan jagung hibrida silang tunggal (single cross),

yang baik sekali bila ditanam pada dataran rendah hingga dataran tinggi sampai

ketinggian 1.000 meter diatas permukaan laut.

Salah satu keunggulan dari jagung Super Hibrida BISI-18 ini muncul saat awal

pertumbuhan tanaman, vigor tanaman yang sangat kuat dan kecepatan

pertumbuhan yang sangat baik, membuat jagung Super hibrida BISI-18

menyenangkan dan menimbulkan optimisme pada produksi yang tinggi.

Ditambah dengan kondisi tanaman yang sangat seragam akan semakin melegakan.

Tinggi tanaman jagung super hibrida BISI-18 mencapai sekitar 230 cm, batang

dan daun berwarna hijau gelap. Daun bertipe medium dan tegak, sedangkan

batang tanaman besar, kokoh dan tegak.

Jagung super hibrida BISI-18 mempunyai ketahanan terhadap penyakit penyakit

karat daun (Puccinia sorghi) dan hawar daun (Helminthosporium maydis).

Saat 50% pembungaan (keluar rambut) pada dataran rendah terjadi pada sekitar

umur 57 hari sedangkan pada dataran tinggi saat sekitar umur 70 hari. Bentuk

malai bunga kompak dan agak tegak dengan warna malai (anther) ungu

Page 13: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

13

kemerahan, warna sekam ungu kehijauan serta warna rambut juga ungu

kemerahan.

Kedudukan tongkol jagung super hibrida BISI-18 sekitar 115 cm di atas tanah dan

relatif sama pada setiap tanaman, sedangkan besar tongkolnya relatif sangat

seragam di setiap tanaman. Inilah salah satu keunggulan lain dari jagung super

hibrida BISI-18, karena kondisi tongkol yang relatif sama besar di setiap tanaman

(seragam) akan semakin meningkatkan produksi.

Jagung super hibrida BISI-18 mempunyai klobot yang menutupi tongkol dengan

baik. Klobot yang menutupi tongkol jagung dengan baik bermanfaat untuk

menghindari tetesan air hujan yang masuk ke dalam tongkol jagung yang dapat

menyebabkan tumbuhnya jamur pada biji jagung. Sehingga jagung ini bisa

ditanam pada musim hujan maupun kemarau.

Keunggulan lain dari jagung super hibrida BISI-18 adalah biji jagungnya terisi

penuh sampai ujung. Tingkat pengisian pucuk tongkolnya (tip filling) bisa

mencapai 97%. Kondisi yang fantastis dan semakin meyakinkan.

Bentuk biji termasuk dalam tipe biji semi mutiara, dengan warna biji oranye

kekuningan mengkilap. Jumlah barisan biji dalam satu tongkol antara 14-16

baris. Termasuk tipe tongkol yang besar.

Potensi hasil panen jagung super hibrida BISI-18 mencapai 12 ton per hektar

pipilan kering. Sedangkan rata-rata adalah sekitar 9,1 ton per hektar pipilan

kering. Bobot 1.000 butir biji jagung super hibrida BISI-18 (diukur dalam kondisi

Kadar Air 15%) adalah sekitar 303 gram.

Page 14: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

14

Keunggulan utama jagung super hibrida BISI-18 adalah kadar rendemen tongkol

yang cukup tinggi, mencapai sekitar 83%. Hal ini disebabkan karena biji jagung

yang ramping nancap lebih dalam dan bentuk janggelnya yang sangat kecil.

Keistimewaan ini sangat menguntungkan karena prosentase jumlah biji yang

didapatkan per satuan luas semakin tinggi dan produksi semakin tinggi.

Jagung super hibrida BISI-18 bisa dipanen saat masak fisiologis yaitu umur

sekitar 100 hari pada dataran rendah sedangkan pada dataran tinggi saat umur

sekitar 125 hari (PT. BISI International, Tbk., 2014).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu

waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya.

Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk

mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya

selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan

tepat. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan

baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama

nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena

pada umumnya tanah di Lampung miskin hara dan rendah bahan organiknya,

maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun

pupuk kandang) sangat diperlukan (Murni dkk., 2008).

Tanaman jagung menghendaki tempat terbuka dan menyukai cahaya. Ketinggian

tempat yang cocok untuk tanaman jagung dari 0 sampai dengan 1300 m di atas

Page 15: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

15

permukaan laut. Temperatur udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman

jagung adalah 230 – 27

0 C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung pada

umumnya antara 200 sampai dengan 300 mm per bulan atau yang memiliki curah

hujan tahunan antara 800 sampai dengan 1200 mm. Tingkat kemasaman tanah

(pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung

berkisar antara 5,6 sampai dengan 6,2. Saat tanam jagung tidak tergantung pada

musim, namun tergantung pada ketersediaan air yang cukup. Kalau pengairannya

cukup, penanaman jagung pada musim kemarau akan memberikan pertumbuhan

jagung yang lebih baik (Riwandi dkk., 2014).

2.4. Pupuk

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan pada tanah dengan tujuan untuk

memperbaiki keadaan fisik, kimia dan biologi tanah. Sutejo (2002), menyatakan

bahwa pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik organik maupun

anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam

tanah dan meningkatkan produksi tanaman, dimana faktor keliling atau

lingkungan baik.

Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, unsur hara menjadi dua golongan,

yakni: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan

tanaman dan terdapat dalam jumlah lebih besar dibandingkan dengan unsur hara

mikro. Walaupun kadar unsur hara berbeda, namun setiap jenis tanaman

umumnya memiliki urutan berdasarnya kadar-kadarnya, yakni: C, H, O, N, P, K,

S, Ca, Mg, Si, Na, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, dan B. Nitrogen bersama-sama P dan K

Page 16: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

16

merupakan unsur hara esensial primer, dan merupakan unsur yang paling sering

mejadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman (Munawar, 2011).

2.4.1. Nitrogen (N)

Nitrogen (N) merupakan bagian dari semua sel hidup. Di dalam tanaman, N

berfungsi sebagai komponen utama protein, hormon, klorofil, vitamin, dan enzim-

enzim esensial untuk kehidupan tanaman. Oleh karena itu, N diperluakan dalam

jumlah besar untuk seluruh proses pertumbuhan di dalam tanaman. Metabolisme

N merupakan faktor utama pertumbuhan vegetatif, batang, dan daun. Tanaman

yang mendapat pasokan N cukup, pertumbuhan vegetatifnya baik dengan ciri

warna hijau tua, tetapi pasokan yang terlalu banyak dapat menunda pembungaan

dan pembentukan buah. Sebaliknya, kekurangan pasokan N menyebabkan daun

menguning, pertumbuhan kerdil, dan gagal panen (Munawar, 2011).

Nitrogen adalah unsur yang berpengaruh cepat terhadap pertumbuhan tanaman.

Bagian vegetatif berwarna hijau cerah hingga gelap bila kecukupan N; karena ia

berfungsi sebagai regulator penggunaan kalium, fosfor dan unsur-unsur lain dalam

proses fotosintesis. Bila kekurangan N, tanaman kerdil dan pertumbuhan

perakaran terhambat. Daun-daun berubah kuning atau hijau kekuningan

(khlorosis, kekurangan khlorofil) dan cenderung gugur. Di lain pihak, bila N

berlebihan akan terjadi penebalan dinding sel; jaringan bersifat sukulen (berair),

dan mudah rebah atau terserang hama penyakit (Syekhfani, 2012).

Nitrogen diambil akar dalam bentuk ion NH4- dan NO3 . Di dalam tanah, nitrogen

bersifat mobil dan mudah mengalami perubahan bentuk (transformasi). Pada

Page 17: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

17

kondisi tertentu ia menjadi tidak tersedia karena terikat atau terfiksasi. Perubahan-

perubahan ini umumnya dilakukan oleh jazad mikro tanah. Beberapa di antaranya

jazad mikro spesifik kondisi aerobik atau anaerobik. Aktivitas jazad, di satu pihak

menyediakan N bagi tanaman, tetapi di lain pihak menyebabkan ketidak-

tersediaan (Syekhfani, 2012).

Nitrogen memiliki beberapa fungsi bagi tanaman, yaitu: (1) untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman, (2) dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman

lebar dengan warna yang lebih hijau, (3) meningkatkan kadar protein dalam tubuh

tanaman, (4) meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, (5)

meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah. Tanaman

dalam pertumbuhan dan perkembanganya membutuhkan cukup unsur hara. Bila

terdapat kekurangan unsur hara yang esensial, maka akan terjadi gejala defisiensi

pada tanaman. Gejala kekurangan N akan terlihat pada seluruh tanaman yang

dicirikan oleh perubahan warna dari hijau pucat ke kuning-kuningan, terutama

pada daun tampak pada sebelah bawah dari daun tua yang berubah warna menjadi

kuning terutama pada ujungnya (Hakim dkk., 1986 dalam Kurniawan, 2014).

Menurut Prahasta (2009), dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat

tergantung pada kesuburan tanah. Anjuran dosis rata-rata pemberian pupuk N

adalah Urea 200 kg/ha. Penggunaan dosis itu dapat disesuaikan dengan kondisi

tanah yang digunakan dan diberikan secara bertahap.

Page 18: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

18

2.4.2. Fosfor (P)

Fosfor (P) merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar(hara makro).

Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan nitrogen dan kalium.

Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan. Tanaman menyerap fosfor dalam

bentuk ion ortofossfat primer (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4

-)

(Rosmarkam dan Yuwono,2002).

Menurut Sutejo (2002), fosfor memiliki fungsi bagi tanaman, yaitu (1)dapat

mempercepat pertumbuhan akar semai, (2) dapat mempercepat serta memperkuat

pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya,(3) dapat

mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah, dan (4) dapat

meningkatkan produksi biji-bijian.

Peran fosfor bagi tanaman melalui pengaruhnya terhadap pembungaan,

pembentukan buah dan biji, pemasakan tanaman, perkembangan akar, ketahanan

terhadap penyakit, dan lain-lain. Jumlah fosfor dalam mineral lebih banyak

dibandingkan dengan nitrogen, tetapi jauh lebih sedikit dari kalium, kalsium, dan

magnesium. Penting diketahui bahwa hampir semua fosfor dalam tanah tidak

tersedia bagi tanaman. Juga bila diberikan sebagai pupuk tersedia, fosfor sering

kali menjadi tidak tersedia akibat "fiksasi".

Bentuk fosfat tersedia adalah anion-anion: H2PO4-, HPO42

- , dan PO43

- larut dalam

cairan tanah. Bentuk-bentuk ion ini sangat ditentukan oleh pH tanah. Pada pH

rendah, ion H2PO4-, dominan; sedang pada pH tinggi ion HPO42

- Ion PO43

- terjadi

bila pH berada di atas 10.0 sehingga bentuk ini pada kisaran pH tanah mineral

Page 19: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

19

(4.0 hingga 9.0) jarang dijumpai. Jumlah ion H2PO4- dan HPO42

- berimbang pada

kondisi pH netral; sehingga banyak pendapat bahwa pH netral merupakan kondisi

terbaik bagi ketersediaan fosfat (Syekhfani, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian Murni dan Arief (2008), takaran pupuk untuk

tanaman jagung di Lampung berdasarkan target hasil 9,5 ton/ha adalah 350-400

kg urea/ha, 100-150 kg SP-36/ha, dan 100-150 kg KCl/ha. Menurut Purwono dan

Hartono (2005) dalam Andika (2014), untuk memenuhi kebutuhan P pada

budidaya varietas jagung hibrida dianjurkan dengan pemberian pupuk SP-36 200

kg/ha.

Page 20: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

20

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang

Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada bulan Maret—Juni 2016, dengan

ketinggian 30 m dpl, suhu udara 320C —35

0C, dan jenis tanah podzolik

(Monografi Desa Marga Kencana Kec. Tuba. Udik, 2016).

3.2. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Benih Jagung Hibrida varietas

BISI-18, pupuk kandang kambing, Urea, SP-36, KCL, Hebisida kontak dengan

bahan aktif parakuat diklorida 276 g/l (Gromoxone 276SL).

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: cangkul, handsprayer,

kalkulator, tali rafia, meteran panjang, timbangan, bambu, ember, strimin, karung

goni, kokrok dan peralatan lain yang mendukung penelitian ini.

3.3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian disusun secara Faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok

Lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan. Sebagai faktor pertama adalah Pupuk

Nitrogen (N) yang terdiri dari 3 taraf yaitu 100 kg Urea/ha (n1), 200 kg Urea/ha

Page 21: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

21

(n2) dan 300 kg Urea/ha (n3). Faktor kedua adalah Pupuk Fosfor (P) yang terdiri

dari 3 taraf yaitu 100 kg SP-36/ha (p1), 200 kg SP-36/ha (p2) dan 300 kg SP-

36/ha (p3). Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan yaitu, n1p1, n1p2, n1p3, n2p1,

n2p2, n2p3, dan n3p1, n3p2, n3p3, masing-masing diulang 3 kali sehingga diperoleh

27 plot penelitian.

Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan membandingkan F hitung dengan F

tabel pada taraf 5% dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

tarf 5%, sebelumnya dilakukan uji kehomogenan ragam data dengan uji Bartlet

dan ke tak-aditifan data dengan uji Tuckey.

3.4. Pelaksanaan Percobaan

3.4.1. Persiapan Lahan

Lahan tanam yang digunakan untuk percobaan diolah menggunakan cangkul

dengan kedalaman olah tanah 15—25 cm. Tanah diolah hingga menjadi gembur,

rata dan bersih dari gulma serta sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dibuat petak

percobaan dengan ukuran 2 m x 3,5 m sebanyak 27 petak dengan jarak antar petak

50 cm dan jarak antara ulangan 1 m. Kemudian diberi pupuk kandang sebanyak 5

ton/ha atau 3,5 kg/petak yang sudah kering dengan cara ditaburkan di atas

permukaan tanah.

3.4.2. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara menugal sedalam ± 3 cm dan memasukkan 2

butir benih jagung setiap lubang tanam, kemudian lubang tanam ditutup dengan

tanah. Jarak tanam yang digunakan yaitu, 70 cm x 20 cm. Setelah tanaman

Page 22: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

22

berumur satu minggu dilakukan proses penjarangan dengan cara dipotong

menggunakan gunting sehingga mendapatkan satu tanaman perlubang tanam.

Populasi tanaman jagung 50 tanaman per petak percobaan, dengan jumlah total

populasi 1350 tanaman.

3.4.3. Pemeliharaan

(a) Penyiraman

Pada penelitian bulan Maret—Juni tidak dilakukan kegitan penyiraman, karena

pada saat penelitian masih banyak turun hujan.

(b) Pemupukan

Pemberian pupuk N sebagai perlakuan diberikan dua kali yaitu 1/2 bagian saat

tanaman berumur 7 hari setelah tanam dan 1/2 bagian pada saat tanaman berumur

30 hari setelah tanam. Untuk pemberian pupuk P diberikan satu kali sekaligus

pada pemupukan pertama saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam dan

diberikan pupuk K dengan dosis sama 100 kg KCL/ha atau 70 g KCL/petak.

Dosis pupuk yang diberikan untuk setiap satuan percobaan sesuai perlakuan yaitu

100 kg Urea/ha (70/2 g Urea/petak) untuk perlakuan n1, 200 kg Urea/ha (140/2 g

Urea/petak) untuk perlakuan n2, 300 kg Urea/ha (210/2 g Urea/petak) untuk

perlakuan n3. Kemudian 100 kg SP-36/ha (70 g SP-36/petak) untuk perlakuan p1,

200 kg SP-36/ha (140 g SP-36/petak) untuk perlakuan p2, 300 kg SP-36/ha (210 g

SP-36/petak) untuk perlakuan p3, kemudian pupuk diberikan dengan cara ditugal

pada jarak ± 10 cm disamping tanaman. Pemberian pupuk ditambahkan

menggunakan pasir sebanyak 20 g dengan tujuan agar dosis yang diberikan

merata pada setiap tanaman yaitu diantara lubang tanam antar barisan.

Page 23: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

23

(c) Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dalam penelitian ini tidak

dilakukan, karena tidak ada hama penyakit tanaman.

(d) Pengendalian Gulma

Kegiatan pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual yaitu menggunakan

cangkul. Dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam. Penyiangan

bertujuan untuk mengendalikan rumput atau gulma yang tumbuh di area

pertanaman jagung.

(e) Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam, dengan

cara mengumpulkan tanah sekitar barisan tanaman menggunakan cangkul. Hal ini

bertujuan untuk menutup bagian disekitar perakaran agar batang tanaman menjadi

kokoh.

(f) Pemotongan janten

Pemotongan janten dilakukan saat tanaman berumur 52 hari setelah tanam

menggunakan gunting, dengan cara memotong janten pada tanaman jagung yang

memiliki 2 janten yaitu di bagian yang bawah.

3.4.4. Panen

Panen jagung dilakukan pada saat tongkol berukuran maksimal, biji padat (penuh)

dan berumur 95 hari. Jagung sebaiknya dipanen dalam kondisi kelobot kering dan

warna kuning kecoklatan. Penentuan saat panen kriterianya sbb: biji mengkilap,

Page 24: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

24

kering, keras dan tidak membekas bila ditekan dengan kuku maka jagung siap

dipanen.

3.5. Variabel Pengamatan

Pengamatan dilakukan disetiap tanaman contoh. Setiap plot percobaan dipilih 10

tanaman untuk dijadikan tanaman contoh. Data yang diperoleh kemudian dirata-

rata. Peubah yang diamati meliputi:

(1) Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari leher akar hingga ujung daun tertinggi

menggunakan meteran. Pengukuran dimulai saat tanaman berumur 2 minggu

setelah tanam (mst) dengan interval 1 minggu sampai muncul bunga jantan

sebanyak 75%.

(2) Jumlah daun (helai)

Jumlah daun dihitung pada daun yang sudah membuka sempurna.

Penghitungan dimulai saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (mst)

dengan interval 1 minggu sampai muncul bunga jantan sebanyak 75%.

(3) Bobot tongkol dengan kelobot (gr)

Bobot tongkol dengan kelobot ditimbang setelah tongkol buah diambil dari

tanaman pada saat panen.

(4) Panjang tongkol tanpa kelobot (cm)

Panjang tongkol tanpa kelobot diukur setelah tongkol buah dikupas dari

kelobotnya mulai dari pangkal tongkol sampai ujung tongkol dengan

menggunakan penggaris.

Page 25: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

25

(5) Bobot tongkol tanpa kelobot (gr)

Bobot tongkol tanpa kelobot ditimbang setelah tongkol buah dikupas dari

kelobotnya.

(6) Bobot 1000 butir biji (gr)

Bobot 1000 butir biji ditimbang menggunakan timbanagn digital SCA-301,

setelah itu tongkol dikupas dari kelobot kemudian buah diputili. Biji jagung

yang dirontokkan kemudian dijemur hingga kadar air 15 % selama 3 hari.

(7) Bobot brangkasan kering tanaman (gr).

Brangkasan basah dikeringkan kemudian dijemur selama 14 hari di bawah

terik sinar matahari sampai mendapatkan bobot yang konstan kemudian

brangkasan kering tanaman ditimbang menggunakan timbanagn digital SCA-

301.

(8) Hasil per petak panen ( m2).

Hasil per petak diperoleh dengan mengambil hasil dari seluruh tanaman dalam

petak panen dikurangi tanaman pinggir yaitu seluas 2,52 m2 kemudian

ditimbang menggunakan timbangan digital SCA-301.

(9) Asumsi hasil per hektar (ton)

Hasil per hektar diperoleh dengan mengambil hasil per petak panen setelah

itu dikonversi dalam ton/ha untuk mengetahui hasil per hektar (Lampiran 28).

Page 26: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Tinggi tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis, serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman jagung hibrida (Lampiran 5).

Tabel 1. Tinggi tanaman jagung hibrida yang diberi pupuk N dan P berbagai

dosis (Umur 49 hst).

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. cm ……………

100 kg/ha 266,23 267,33 273,73 269,10

200 kg/ha 281,13 261,77 267,37 270,09

300 kg/ha 262,17 271,13 279,37 270,89

Rata- rata 269,84 266,74 273,49

Tabel 1. diatas menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P belum

berpengaruh pada tinggi tanaman jagung hibrida.

Page 27: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

27

Gambar 1. Pengaruh berbagai dosis pupuk N dan P terhadap tinggi tanaman.

Gambar 1. diatas menunjukkan grafik pertumbuhan tinggi tanaman jagung setiap

7 hari yang dimulai umur 14 hst sampai dengan 49 hst. Pada awal pengamatan

yaitu umur 14 hst tinggi tanaman masih belum bervariasi, demikian dengan

pengamatan ke-2 (21 hst) sampai ke-6 (49 hst) juga masih belum terdapat

perbedaan tinggi antar perlakuan.

4.1.2. Jumlah daun

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis, serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah

daun jagung hibrida (Lampiran 7).

0

50

100

150

200

250

300

14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst 49 hst

tin

gg

i ta

na

ma

n (

Cm

)

waktu pengamatan

n1p1

n1p2

n1p3

n2p1

n2p2

n2p3

n3p1

n3p2

n3p3

Page 28: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

28

Tabel 2. Jumlah daun jagung hibrida yang diberi pupuk N dan P berbagai dosis

(Umur 49 hst).

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. helai ……………

100 kg/ha 15,50 15,80 15,63 15,64

200 kg/ha 15,47 15,00 15,33 15,27

300 kg/ha 15,40 14,77 15,70 15,29

Rata- rata 15,46 15,19 15,56

Tabel 2. diatas menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman jagung hibrida yang

diberi pupuk N dan P berbagai dosis memberikan pengaruh yang sama.

Gambar 2. Pengaruh berbagai dosis pupuk N dan P terhadap jumlah daun

tanaman.

Gambar 2. diatas menunjukkan grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman jagung

setiap 7 hari yang dimulai umur 14 hst sampai dengan 49 hst. Pada awal

pengamatan yaitu umur 14 hst jumlah daun tanaman masih belum bervariasi,

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst 49 hst

jum

lah

da

un

(H

ela

i)

Waktu pengamatan

n1p1

n1p2

n1p3

n2p1

n2p2

n2p3

n3p1

n3p2

n3p3

Page 29: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

29

demikian dengan pengamatan ke-2 (21 hst) sampai ke-6 (49 hst) juga masih

belum terdapat perbedaan jumlah daun antar perlakuan.

4.1.3. Bobot brangkasan kering tanaman

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk N tidak

berpengaruh nyata terhadap bobot brangkasan kering tanaman jagung hibrida,

sedangkan pemberian dosis pupuk P memberikan pengaruh nyata namun interaksi

kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata (Lampiran 9).

Tabel 3. Bobot brangkasan kering tanaman jagung hibrida yang diberi pupuk N

dan P berbagai dosis.

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. gram ……………

100 kg/ha 115,10 70,87 111,30 99,09

200 kg/ha 82,40 83,60 129,17 98,39

300 kg/ha 92,40 103,10 119,97 105,16

Rata- rata 96,63 ab 85,86 a 120,14 b

BNT P = 26,37

Keterangan : Angka-angka yang menunjukkan huruf yang sama tidak berbeda

nyata pada uji BNT 5 %

Dari hasil uji BNT (Tabel 3) diatas menunjukan bahwa pemberian pupuk SP-36

300 kg/ha menghasilkan bobot brangkasan kering tanaman yang sama dengan

pemberian pupuk SP-36 100 kg/ha, tetapi lebih tinggi 39,93% dibandingkan

dengan pemberian pupuk SP-36 200 kg/ha.

Page 30: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

30

4.1.4. Bobot tongkol dengan kelobot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis, serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot

tongkol dengan kelobot jagung hibrida (Lampiran 11).

Tabel 4. Bobot tongkol dengan kelobot jagung hibrida yang diberi pupuk N dan

P berbagai dosis.

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. gram ……………

100 kg/ha 217,70 255,17 276,13 249,67

200 kg/ha 233,90 263,67 258,33 251,97

300 kg/ha 263,77 274,33 276,53 271,54

Rata- rata 238,46 264,39 270,33

Tabel 4. diatas menunjukkan bahwa bobot tongkol dengan kelobot jagung hibrida

yang diberi pupuk N dan P berbagai dosis memberikan pengaruh yang sama.

4.1.5. Bobot tongkol tanpa kelobot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis, serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot

tongkol tanpa kelobot jagung hibrida (Lampiran 15).

Page 31: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

31

Tabel 5. Bobot tongkol tanpa kelobot jagung hibrida yang diberi pupuk N dan P

berbagai dosis.

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. gram ……………

100 kg/ha 190,83 218,07 242,97 217,29

200 kg/ha 204,87 223,80 219,20 215,96

300 kg/ha 228,37 241,27 238,50 236,04

Rata- rata 208,02 227,71 233,56

Tabel 5. diatas menunjukkan bahwa bobot tongkol tanpa kelobot jagung hibrida

yang diberi pupuk N dan P berbagai dosis belum berpengaruh.

4.1.6. Panjang tongkol tanpa kelobot

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis, serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap

panjang tongkol tanpa kelobot jagung hibrida (Lampiran 19).

Tabel 6. Panjang tongkol tanpa kelobot jagung hibrida yang diberi pupuk N dan

P berbagai dosis.

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. cm ……………

100 kg/ha 15,47 16,80 17,93 16,73

200 kg/ha 16,47 17,20 17,27 16,98

300 kg/ha 17,10 17,47 17,67 17,41

Rata- rata 16,34 17,16 17,62

Tabel 6. diatas menunjukkan bahwa panjang tongkol tanpa kelobot jagung hibrida

yang diberi pupuk N dan P berbagai dosis memberikan pengaruh yang sama.

Page 32: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

32

4.1.7. Bobot 1000 butir

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir jagung hibrida, namun tidak

memberikan pengaruh nyata terhadap interaksi keduanya (Lampiran 23).

Tabel 7. Bobot 1000 butir jagung hibrida yang diberi pupuk N dan P berbagai

dosis.

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36) Rata- rata

100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. gram ……………

100 kg/ha 297,00 315,67 319,33 310,67 A

200 kg/ha 311,00 325,33 325,67 320,67 A B

300 kg/ha 319,00 325,00 334,67 326,22 B

Rata- rata 309,00 a 322,00 ab 326,56 b

BNT N = 11,34 BNT P = 11,34

Keterangan : Angka-angka yang menunjukkan huruf yang sama tidak berbeda

nyata pada uji BNT 5 %

Dari hasil uji BNT (Tabel 7) diatas menunjukkan bahwa pemberian pupuk Urea

300 kg/ha menghasilkan bobot 1000 butir lebih tinggi 5,01 % dibandingkan

dengan pemberian pupuk Urea 100 kg/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan

pemberian pupuk Urea 200 kg/ha. Demikian juga pemberian pupuk SP-36 300

kg/ha menghasilkan bobot 1000 butir lebih tinggi 5,68 % dibandingkan dengan

pemberian pupuk SP-36 100 kg/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian

pupuk SP-36 200 kg/ha.

Page 33: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

33

4.1.8. Hasil perpetak panen

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk N dan P berbagai

dosis, serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh nyata terhadap hasil

perpetak panen jagung hibrida (Lampiran 27).

Tabel 8. Hasil perpetak panen jagung hibrida yang diberi pupuk N dan P berbagai

dosis.

Dosis pupuk N

(Urea)

Dosis pupuk P (SP-36)

Rata- rata 100 kg/ha 200 kg/ha 300 kg/ha

…….…….. kg ……………

100 kg/ha 2,53 2,69 2,94 2,72

200 kg/ha 2,62 2,83 2,87 2,77

300 kg/ha 3,07 2,93 2,85 2,95

Rata- rata 2,74 2,82 2,88

Tabel 8. diatas menunjukkan bahwa hasil perpetak panen jagung hibrida yang

diberi pupuk N dan P berbagai dosis memberikan pengaruh yang sama.

4.2. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk N berbagai dosis belum

memberikan pengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot

brangkasan kering, bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot,

panjang tongkol tanpa kelobot dan hasil perpetak panen kecuali bobot 1000 butir.

Belum berpengaruhnya pemberian N berbagai dosis diduga pada saat pemberian

pupuk masih musim penghujan sehingga dimungkinkan N banyak mengalami

pencucian. Menurut Prahasta (2009), kebutuhan N jagung dalam satu hektar

sekitar 120 kg/N. Pada penelitan dengan pemberian dosis 100 kg/ha, 200 kg/ha,

Page 34: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

34

dan 300 kg/ha belum memberikan pengaruh terhadap peubah yang diamati

meskipun dengan pemberian dosis tinggi (300 kg/ha). Hal ini dikarenakan

nitrogen relatif lebih mudah bergerak/mobil dalam tanah, oleh karena itu ia

mempunyai kesempatan mencapai permukaan akar dan juga ia mudah hilang baik

akibat pencucian ataupun penguapan (Syekhfani 2012). Pencucian menyebabkan

terbawanya partikel halus dan kation basa kemudian mengendapkannya di lapisan

bawah. Pencucian kation basa menyebabkan tanah yang ada di lapisan atas

menjadi masam karena kejenuhan H+ atau ion masam lainnya, sehingga pencucian

yang intensif menyebabkan penurunan kesuburan tanah (Kusumarini, 2012).

Dengan ditambah pH tanah dan N tersedia yang rendah (Lihat lampiran 2)

mengakibatkan penyerpan unsur hara kurang optimal karena N diserap oleh akar

tanaman dalam bentuk NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat). Penyerapan didalam

pH yang rendah ini N diserap dalam bentuk NO3- (nitrat) yang merangsang

penyerapan kation basa (Seperti Ca2+, Mg2

+, dan K

+) yang banyak dibutuhkan

oleh tanaman sehingga unsur hara yang diberikan belum dimanfaatkan oleh

tanaman dengan baik untuk vase vegetatif.

Namun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk N

memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pemberian pupuk Urea 300 kg/ha menghasilkan bobot 1000

butir lebih tinggi 5,01% dibandingkan pemberian pupuk Urea 100 kg/ha, tetapi

tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk Urea 200 kg/ha. Hal ini sejalan

pendapat Novizan (2002), N dibutuhkan untuk pembentukan klorofil, asam

nukleat, dan enzim. Karena itu, N dibutuhkan dalam jumlah tidak sedikit pada

setiap tahap pertumbuhan tanaman. Hal ini diperkuat dengan adanya uji analisis

Page 35: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

35

tanah yang didalamnya terdapat N dalam tanah rendah yaitu 0,07 %, sehingga

pada pemberian dosis pupuk Urea yang cukup yaitu Urea 200 kg/ha dan Urea 300

kg/ha memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir jagung. Dengan

pemupukan N yang cukup, maka pertumbuhan organ-organ tanaman akan

sempurna dan fotosintat yang terbentuk akan meningkat, yang pada akhirnya

mendukung produksi tanaman. Menurut Sinclair dan de Wit (1975) dalam

Wangiyana dkk. (2007), tanaman berbiji membutuhkan pasokan N yang relatif

tinggi selama pengisian biji untuk produksi fotosintat yang relatif tinggi untuk

biji.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk P berbagai dosis

belum memberikan pengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun,

bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol

tanpa kelobot dan hasil perpetak panen kecuali bobot brangkasan kering tanaman

dan bobot 1000 butir. Hal ini diduga pemberian penambahan pupuk SP-36 tidak

semua diserap oleh tanaman, disebabkan P tersedia pada tanah sudah cukup

banyak yaitu 31,73 ppm sehingga diberikan penambahan belum memberikan

pengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Terlalu banyak

diberikan penambahan tingkat dosis mengakibatkan pertumbuhan dan produksi

menurun. Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro

seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn) terganggu dalam pertumbuhan dan

hasil tanman jagung (Normahani, 2015). Hal ini juga dipengaruhi oleh pH yang

rendah karena P diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik orthofosfat HPO42-

atau H2PO4-. Kemudian dalam pH rendah P diserap dalam bentuk H2PO4- ini

lebih cepat diserap dibandingkan dalam bentuk HPO42- yang mengakibatkan

Page 36: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

36

peningkatan keseimbangan penyerapan kation dan anion (Kusumarini, 2012).

Namun dalam pemanfaatan unsur hara oleh tanaman disini mengalami pencucian

seperti yang dijelaskan diatas.

Namun penelitian ini menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk P memberikan

pengaruh nyata terhadap bobot brangkasan kering tanaman. Hasil penelitian

menunjukan bahwa pemberian pupuk SP-36 300 kg/ha menghasilkan bobot

brangkasan kering tanaman yang sama dengan pemberian pupuk SP-36 100 kg/ha,

tetapi lebih tinggi 39,93% dibandingkan dengan pemberian pupuk SP-36 200

kg/ha. Hal ini karena P-tersedia dalam tanah tinggi yaitu 31,73 ppm pada lahan

percobaan, sehingga pemberian pupuk SP-36 100 kg/ha lebih optimal

dibandingkan diberikan penambahan pupuk SP-36 200 kg/ha, tetapi berpengaruh

nyata pada pemberian pupuk SP-36 300 kg/ha. Hal ini diduga pada saat

pemberian pupuk SP-36 200 kg/ha belum terserap dengan baik sehingga belum

menunjukkan hasil bobot brangkasan kering tanaman yang singnifikan. Hal ini

sejalan dengan pendapat Andika (2014), menyatakan bahwa kandungan P didalam

tanaman sekitar 0,15-1,0% bobot kering pada kebanyakan tanaman, dengan nilai

kecukupan dari 0,2-0,4% pada jaringan daun yang baru masak. Nilai kritis P

dibawah 0,2% dan lebih tinggi dari 1,0% dianggap berlebih. Sehingga belum

memberikan pengaruh yang nyata pada pemberian dosis SP-36 200 kg/ha.

Demikian juga hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk P

memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian pupuk SP-36 300 kg/ha menghasilkan bobot 1000

butir lebih tinggi 5,68 % dibandingkan dengan pemberian pupuk SP-36 100

Page 37: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

37

kg/ha, tetapi tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk SP-36 200 kg/ha. Hal

ini karena unsur fosfor penting dalam pembelahan sel dalam tanaman. Secara

ringkas unsur fosfat berperan dalam pembentukan karbohidrat dan gula,

mempercepat, pembungaan, pemasakan buah, serta memperkuat pertumbuhan

tanaman. Menurut Sutejo (2002), P berperan dalam proses perkembangan akar

sehingga meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan

mempercepat pemasakan buah serta mengurangi resiko keterlambatan panen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara pemberian dosis pupuk N

dan P berbagai dosis tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua peubah

yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, bobot tongkol dengan kelobot,

bobot tongkol tanpa kelobot, bobot brangkasan kering tanaman, panjang tongkol

tanpa kelobot, bobot 1000 butir dan hasil perpetak panen. Hal ini diduga dalam

pemberian pupuk berbagai tingkat dosis yang diberikan pada saat bersamaan

antara pupuk N dan P belum terserap dengan baik oleh akar tanaman jagung

hibrida. Hal ini disebabkan pupuk N yang diberikan mengalami pencucian

dikarenakan pada saat penelitian masih banyak turun hujan dan pupuk P yang

diberikan menimbulkan kelebihan P yang menyebabkan penyerapan unsur lain

terganggu karena P tersedia pada tanah sudah cukup tinggi (Lihat lampiran 2).

Page 38: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal – hal sebagai

berikut :

1. Pemberian pupuk N (Urea) berbagai dosis memberikan pengaruh tidak nyata

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung kecuali bobot 1000 butir.

2. Pemberian pupuk P (SP-36) berbagai dosis memberikan pengaruh tidak nyata

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung kecuali bobot brangkasan

kering tanaman dan bobot 1000 butir.

3. Tidak terdapat interaksi antara pemberian perlakuan pupuk N dan P berbagai

dosis terhadap pertumbuhan dan hasil jagung.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian pemberian pupuk N dan P yang baik untuk penggunaan

pupuk pada tanman jagung hibrida yaitu dengan dosis Urea 200 kg/ha dan SP-36

100 kg/ha. Pada penelitian dosis tersebut memberikan pengaruh yang nyata

terhadap bobot brangkasan kering dan bobot 1000 butir, namun perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang pemupukan P untuk mendapatkan hasil tanaman

jagung yang lebih baik lagi.

Page 39: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

39

DAFTAR PUSTAKA

Andika I.M.R. 2014.Respon Tanaman Jagung Semi (Baby Crorn) Terhadap

System Olah Tanah dan Pupuk NPK Berbagai Tingkat Dosis. Skripsi.

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Lampung.

Ayu, F.D. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Waktu Panen Terhadap

Produksi dan Kualitas Jaging Semi Di Dataran Tinggi. Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/17175/A03fd.pdf?s

equence=2. Diakses pada tanggal 18 Januari 2016.

Badan Pusat Stastistik, 2015. Produksi padi, jagumg, kedelai tahun 2015.

http://www.bps.go.id/brs/view/id/1157. Diakses Tanggal 03 Desember

2015.

Budiyanto, 2009. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Akibat Pemberian Pupuk Hijau

Tithonia Diversifolla dan Pupuk Fosfat Berbagai Tingkat Dosis. Skripsi.

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Lampung

Bustami, Sufardi, Bakhtiar. 2012.Serapan Hara dan Efisiensi Pemupukan Phosfat

Serta Pertumbuhan Padi Varietas Lokal. Banda Aceh. Jurnal Manajemen

Sumberdaya Lahan. Volume 1, Nomor 2, Desember 2012: hal. 159

Hairiah K, Widianto, S.R. Otami, D. Suprayogo, Sunaryo, S.M. Sitompul, B.

Lusiama, R. Mulia, M.V. Noordnizk dan G. Cadish. 2000. Pengelolaan

Tanah Masam Secara Biologi. Universitas Lampung, Lampung.

Kasno A., Setyorini D., dan Tuberkih E., 2006. Pengaruh Pemupukan Fosfat

Terhadap Produktivitas Tanah Inceptisol dan Ultisol. Balai Penelitian

Tanah Jl. Ir. H. Juanda No. 98, Bogor. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian

Indonesia. Volume 8, No. 2, 2006, Hlm.91.

Kemetrian pertanian RI. 2015. Mentan Bersama 100 Bupati Tingkatkan Produksi

Jagung.http://www.pertanian.go.id/ap_posts/detil/334/2015/05/05/10/24/2

9/Mentan%20Bersama%20100%20Bupati%20Tingkatkan%20Produksi%

20Jagung. Diakses pada tanggal 18 januari 2016.

Page 40: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

40

Kurniawan D. 2014. Pengaruh Dosis Pupuk N, P, K Terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Beberapa Varietas Jagung Semi (Zea mays.L.). Sekripsi. Sekolah

Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro. Lampung

Kusumarini. 2012. Manajemen Pencucian Kation Basa Untuk Menjaga

Kesuburan Tanah. Jurusan Manajemen Sumberdaya Lahan

Program Studi Pengelolaan Tanah Dan Air. Universitas Brawijaya

Fakultas Pertanian. Malang.

http://novakusuma.wordperss.com/2012/04/06/pencucian. Diakses tanggal

29 Oktober 2016.

Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta. 150 hal.

Mukhsin, A., 2006. Respon Tanaman Jagung (Zea Mays.L.) Terhadap Aplikasi

Pupuk Agrodyke dan SP-36. Sekripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

Dharma Wacana Metro. Lampung

Munawar, A., 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Institut Pertanian

Bogor Press. Bogor. 240 hlm.

Murni A.M, , Arief R.W., 2008. Teknologi budidaya jagung. Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Bogor. ISBN 978-979-1415-25-5.

Normahani, 2015. Mengenal Pupuk Fosfat dan Fungsinya bagi Tanaman. Balai

Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra). Banjar Baru Kalsel.

http://Mengenal%20Pupuk%20Fosfat%20dan%20Fungsinya%20bagi%20

Tanaman.html. Diakses pada tanggal 01 febuari 2016.

Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Agromedia Pustaka. Hal 37.

Permentan, 2007. Acuan Penetapan Rekomendasi Pupuk N, P, dan K Pada Lahan

Sawah Spesifik Lokasi (per kecamatan). http://documents.pageflip-

flap.com/CVnnw59Wwv2ag8J1g#.Vp4m-ZqLTIU=&p=108. Diakses

pada tanggal 19 januari 2016.

Prahasta A.,2009.Agribisnis Jagung.Bandung.Pustaka grafika

PT. BISI International, Tbk, 2014. Benih Jagung Super Hibrida BISI-18.

Surabaya. http://BISI-18jagungbisi.htm. Diakses Tanggal 17 Maret 2016.

Riwandi, M. Handajaningsih, dan Hasanudin,2014.Teknik Budidaya Jagung

Dengan Sistem Organik Di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu. ISBN

978-979-9431-84-4.

Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisinus.Yogyakarta.

.

Page 41: I. PENDAHULUAN - eprints.stiperdharmawacana.ac.ideprints.stiperdharmawacana.ac.id/134/2/BAB I II III IV V.pdfpupuk P. Unsur P merupakan unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman,

41

Sirapan, M.P. dan N. Razak.2010. Peningkatan Produktivitas Jagung Melaui

pemberian Pupuk N, P, dan K dan Pupuk Kandang Pada Lahan Kering Di

Maluku. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku.

http://balitsereal.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/p36.pdf. Diakses

Tanggal 05 Desember 2015.

Sutapradja. H dan N.K. Sumarni, 1996. Pengaruh Dosis Pengapuran dan

Kombinasi Pupuk N dan P terhadap pertumbuhan dan Hasil Tomat. Balai

Penelitian Tanaman Sayuran.Jawa Barat. Jurnal Hortikultura 6(3):263-

268.

Sutejo, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Suwardi dan Efendi R. 2009. Efisiensi Penggunaan Pupuk N pada Jagung

Komposit Menggunakan Bagan Warna Daun. Balai Penelitian Tanaman

Serelia. 115 hlm.

Suwarthe I. M., 2003. Respon Jagung (Zea mays L.) terhadap Penyiangan dan

Pemupukan N Berbagai Tingkat Dosis. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian Dharma Wacana Metro. Lampung.

Syafruddin, 2007. Rekomendasi Pemupukan P Untuk Tanaman Jagung Pada

Tanah Inceptisols Menggunakan Pendekatan Uji Tanah. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah. Jl. Lasoso No 62 Biromaru Palu

Sulawesi Tengah J.Tanah Trop., Vol. 13, No. 2, 2008: 95-102 ISSN 0852-

257X.

Syekhfani. 2012. Modul Kesuburan Tanah.

http://syekhfanismd.leture.ub.ac.id/files/2012/11/2.-modul-kestan.-

20125.pdf. Diakses Tanggal 03 Desember 2015.

Wangiyana W, M. Hanan dan Ngawit I. K . 2007. Peningkatan Hasil Jagung

Hibrida Var. Bisi-2 Dengan Aplikasi Pupuk Kandang Sapi dan

Peningkatan Frekuensi Pemberian Urea dan Campuran SP-36 dan KCL.

Jurnal. Dipublikasikan. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.