I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah...

32
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulu Provinsi Bengkulu mempunyai luas wilayah 1.978.870 Ha. Secara geografis terletak diantara 2 o 16 – 3 o 31 Lintang Selatan dan 101 o 01 – 103 o 41 Bujur Timur berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang 525 km. Kondisi tofografi wilayah Provinsi Bengkulu bergelombang sampai berbukit dengan luasan 35,80 % berada pada ketinggian 0-100 dpl, 31,60% berada pada ketinggian 100-500 m dpl dan 20,50% berada pada ketinggian 500-1000 m dpl dan selebihnya pada ketinggian 1000-2000 m dpl (BPS, 2009). 1.2. Potensi Pertanian Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu dibedakan atas lahan basah dan lahan kering. Dari luas Provinsi 1.978.870 ha terdiri atas lahan kering dataran rendah 796.800 ha, lahan kering dataran tinggi 1.071.765 ha dan agroekosistem sawah 111.305 ha. Dari data tersebut lahan kering dataran tinggi mendominasi luas Provinsi Bengkulu, namun yang memiliki potensi pengembangan pertanian berada pada lahan kering dataran rendah, karena pada dataran tinggi banyak di dominasi oleh hutan. Untuk perluasan areal tanaman pangan baik lahan basah (sawah) maupun lahan kering (padi gogo, kedelai dan jagung)

Transcript of I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah...

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulu

Provinsi Bengkulu mempunyai luas wilayah 1.978.870 Ha.

Secara geografis terletak diantara 2o16’ – 3o31’ Lintang Selatan dan

101o01’ – 103o41’ Bujur Timur berbatasan langsung dengan

Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang 525

km. Kondisi tofografi wilayah Provinsi Bengkulu bergelombang

sampai berbukit dengan luasan 35,80 % berada pada ketinggian

0-100 dpl, 31,60% berada pada ketinggian 100-500 m dpl dan

20,50% berada pada ketinggian 500-1000 m dpl dan selebihnya

pada ketinggian 1000-2000 m dpl (BPS, 2009).

1.2. Potensi Pertanian

Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu dibedakan atas

lahan basah dan lahan kering. Dari luas Provinsi 1.978.870 ha terdiri

atas lahan kering dataran rendah 796.800 ha, lahan kering dataran

tinggi 1.071.765 ha dan agroekosistem sawah 111.305 ha. Dari data

tersebut lahan kering dataran tinggi mendominasi luas Provinsi

Bengkulu, namun yang memiliki potensi pengembangan pertanian

berada pada lahan kering dataran rendah, karena pada dataran

tinggi banyak di dominasi oleh hutan.

Untuk perluasan areal tanaman pangan baik lahan basah

(sawah) maupun lahan kering (padi gogo, kedelai dan jagung)

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

2

diperlukan pemilihan lahan yang sesuai untuk tanaman tersebut,

melalui prosedur evaluasi lahan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut

dapat diketahui lahan yang sesuai dan berpotensi untuk tanaman

pangan. Tanaman pangan lahan basah diarahkan pada lahan

dengan bentuk wilayah datar-berombak dan mempunyai drainase

buruk sedangkan untuk tanaman pangan lahan kering diarahkan

pada lahan dengan bentuk wilayah datar-bergelombang dengan

drainase baik.

Luas lahan basah dan lahan kering di Provinsi Bengkulu yang

sesuai untuk tanaman pangan masing-masing 178.832 ha dan

361.544 ha. Dari data tersebut maka luas lahan yang sesuai

tanaman pangan 540.376 ha (Sukarman, I. Las dan A. Hidayat,

2008). Lahan basah adalah lahan yang secara biofisik sesuai untuk

pengembangan padi sawah, meliputi lahan sawah yang ada saat ini,

lahan rawa maupun nonrawa yang memungkinkan untuk digenangi

atau irigasi.

Di Provinsi Bengkulu lahan yang potensial untuk perluasan

areal sawah masih cukup luas, baik lahan basah maupun lahan

kering yang masing-masing luasnya 22.840 ha dan 88.078 ha.

Meskipun lahan tersebut tergolong sesuai untuk perluasan areal

tanaman pangan, namun masih terdapat kendala dalam

pemanfaatannya yaitu konservasi tanah dan air dan pengelolaan

kesuburan tanah yang bersifat masam.

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

3

Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan basah

terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok dataran rendah iklim

basah dan dataran tinggi iklim basah yang meliputi sawah lebak dan

sawah irigasi dan tadah hujan. Pengembangan sawah lebak

disarankan dilakukan di dataran rendah dengan lereng < 3 %, baik

yang terpengaruhi pasang surut air laut maupun sungai.

Penyebarannya meliputi kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu

Selatan, Bengkulu Utara dan Rejang Lebong, terutama pada dataran

pasang surut, cekungan/rawa belakang pantai dan endapan marin di

sepanjang pantai sebelah barat yang memanjang dari utara sampai

selatan wilayah Bengkulu. Untuk pengembangan sawah irigasi atau

tadah hujan disarankan pada lahan yang relatif datar sampai agak

berombak, lereng 0 – 3 %, berasal dari endapan muda

(resen/subresen) hasil aktivitas air sungai dan koluvial.

Penyebarannya meliputi kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu

Selatan dan Bengkulu Utara.

Untuk dataran tinggi seperti Kabupaten Rejang Lebong dapat

dikembangkan padi sawah irigasi dengan mina padi dan tanaman

pangan, tanaman sayuran seperti kubis, kentang, wortel, sawit,

buncis, tomat dan cabe, yang pada saat ini merupakan sentra

produksi terbesar kedua di Sumatera. Dari sektor Perkebunan,

Provinsi Bengkulu merupakan sentra produksi nasional tanaman

kelapa sawit dan karet yang penyebarannya di dataran rendah.

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

4

Sedangkan di dataran tinggi dikembangkan tanaman kopi dan

kakao.

II. KONDISI BIOFISIK LAHAN PROVINSI BENGKULU

2.1. Fisiografi dan Bentuk Wilayah

Fisiografi di Provinsi Bengkulu dapat dikelompokan 9 grup

fisiografi, yaitu Kubah Gambut, Grup Aluvial, Grup Marin, Grup Teras

Marin, Grup Dataran/Plain, Grup Perbukitan, Grup Volkan dan Grup

Pegunungan dan Plato (Tabel 1).

Tabel 1. Sebaran fisiografi dan bentuk wilayah di Provinsi Bengkulu

Luas Fisiografi Bentuk Wilayah Ha %

Grup Kubah Gambut

Datar 581 0,03

Grup Alluvial Datar 203.671 9,67 Grup Marin Datar 62.860 2,99 Grup Teras Marin Datar, berombak,

bergelombang 226.312 10,75

Grup Dataran Datar, berombak, bergelombang

359.068 17,05

Grup Volkan Berombak, bergelombang, berbukit

383.342 18,21

Grup Perbukitan Bergelombang, berbukit 554.884 26,35 Grup Pengunungan dan Plato

Bergunung 314.708 14,95

Total 2.105.426 100,00 Sumber : Peta arahan tata ruang pertanian Provinsi Bengkulu

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

5

tKubah Gambut (Pea Dome) merupakan suatu unit lahan

yang didominasi oleh endapan bahan organik dengan bentuk

wilayah datar agak cembung, lereng 0-2% dan drainase sangat

terhambat. Vegetasi yang tumbuh di daerah ini umumnya khas

tumbuhan rawa yang mempunyai akar napas. Gambut daerah ini

adalah gambut air tawar yang terdiri dari gambut dangkal < 0,5 m,

gambut sedang 0,5 – 2 m dan gambut dalam > 2m. Kubah Gambut

ini terdapat di Muko-muko atau daerah Air Seluma dengan luas 581

ha atau 0,03 % dari luas Provinsi.

Fisiografi alluvial merupakan suatu daerah yang relative

datar sampai agak berombak, lereng 0-3%, berasal dari endapan

muda (resen/subresen) hasil dari proses aktivitas air sungai (fluvial)

atau dan koluvial. Unit ini terdiri dari Dataran Aluvial, Kipas

Aluvial/Koluvial, Teras Sungai dan Dataran Banjir. Luas fisiografi ini

203.671 ha (9,67%) terdapat terutama di sekitar daerah aliran

sungai.

Grup marin terbentuk dari hasil atau dipengaruhi oleh proses

marin, baik yang bersifat pengendapan maupun pengikisan,

termasuk daerah pasang surut. Unit ini terdiri dari Beting/tanggul

pantai, Dataran pasang surut, Cekungan/Rawa belakang pantai, dan

Endapan marin. Fisiografi ini terdapat di sepanjang pantai sebelah

timur yang memanjang dari utara sampai selatan wilayah Bengkulu

yang menyebar di Bengkulu utara, kota Bengkulu, seluma sampai

kaur dengan luas 62.860 ha.

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

6

Dataran teras marin merupakan fisiografi yang terbentuk dari

aktivitas tektonik yang mengakibatkan terangkatnya bagian-bagian

laut dangkal. Pengangkatan terjadi berulang-ulang dan dalam

jangka waktu lama, sehingga terbentuk teras marin yang menyebar

di belakang garis pantai. Dibandingkan dengan teras marin di

Bengkulu Utara, teras marin di Bengkulu Selatan sangat nyata,

dengan ketinggian mencapai 10-100 m dpl. Sebagian daerahnya

telah mengalami erosi berat dengan torehan-torehan sejajar

memanjang mengikuti arah lereng. Batas antara teras marin satu

sama lain berupa sisi yang curam, Luas fisiografi ini 226.312 ha

terdapat di Bengkulu Utara sampai dengan Bengkulu Selatan

berbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan dan Lampung.

Dataran merupakan suatu daerah peralihan dari daerah

alluvial ke arah perbukitan/pegunungan. Daerah ini umumnya

mempunyai lereng yang seragam akibat proses erosi dan

pendataran. Bentuk wilayah bervariasi dari agak datar, berombak,

bergelombang dan agak berbukit. Keadaan litologi sangat beragam

terdiri dari batuan sedimen metamorfik dan plutonik. Luas fisiografi

ini 359.068 ha yang terdapat di Bengkulu Selatan dan Bengkulu

Utara.

Perbukitan merupakan daerah angkatan, lipatan dan patahan

yang mengalami proses erosi/denudasi, lereng > 15 % dengan beda

tinggi 50-300 m. Grup ini terdiri dari perbukitan dengan pola

random, perbukitan dengan lungur parallel dan komplek perbukitan

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

7

dengan bentuk khas. Penyebarannya terdapat di sepanjang bagian

bawah penggunungan Bukit Barisan.

Volkan merupakan hasil dari aktivitas gunung berapi

(Volkanik) baik endapan muda maupun endapan tua. Grup ini terdiri

dari kerucut volkan, aliran lava, lava plato, aliran lahar, dataran

volkan dan kipas volkan. Fisiografi ini terdapat di sekitar Timur Laut

rangkaian Bukit Barisan (Bengkulu Selatan dan Bengkulu Utara).

Pegunungan dan Plato merupakan suatu daerah

angkatan/lipatan dan patahan yang mempunyai posisi lebih tinggi

daripada perbukitan, Lereng >30% dengan beda tinggi >300 m.

Grup ini terdiri dari pegunungan dan plato. Penyebarannya di

sepanjang Pegunungan Bukit Barisan.

2.2. Bentuk Wilayah

Bentuk wilayah atau relief merupakan salah satu faktor yang

menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk pertanian. Di Provinsi

Bengkulu, bentuk wilayahnya bervariasi dari datar (lereng <3%)

sampai bergunung (lereng >40%). Paling luas penyebarannya

adalah bentuk wilayah datar yang terdapat pada fisiografi kubah

gambut, alluvial, marin, teras marin, dataran. Bentuk wilayah

berombak (lereng 3-8%) dan bergelombang terlebar pada grup

Teras Marin, Dataran, dan Volkan sedangkan bentuk wilayah

bergelombang terdapat pada fisiografi Grup Teras Marin, Dataran,

Volkan dan grup Perbukitan. Bentuk wilayah berbukit (dengan

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

8

kelerengan 25-40%) hanya terdapat pada grup Perbukitan dengan

luas 554.884 ha atau 26,35% dari luas Provinsi Bengkulu.

Sedangkan bentuk wilayah bergunung (lereng >40%) terdapat pada

Grup Pegunungan dan Plato seluas 314.708 ha (14,95%).

Menurut sebaran bentuk wilayah tersebut, wilayah datar

sampai bergelombang menempati wilayah terluas atau lebih dari 50

% dari luas Provinsi, dan merupakan wilayah yang berpotensi untuk

pengembangan tanaman pangan dan perkebunan tetapi perlu

mempertimbangkan sifat-sifat tanahnya. Untuk pengembangan

tanaman perkebunan masih dapat disarankan pada wilayah berbukit

tetapi dengan menerapkan teknik konservasi tanah dan air.

2.3. Sumberdaya Iklim

Berdasarkan Peta Sumberdaya Iklim Pertanian Indonesia

maka Provinsi Bengkulu mempunyai dua pola iklim yaitu Pola III C

dan IV C (Tabel 2). Pola III C mempunyai curah hujan tahunan

2000-3000 mm/th dengan bulan kering berturut-turut < 4 bulan dan

bulan basah berturut-turut juga 6-8 bulan dengan rekomendasi pola

tanamnya dapat ditanami sekali padi dan sekali palawija tetapi

penanaman jangan pada bulan kering. Sedangkan pola IV

mempunyai curah hujan tahunan 3000-4000 mm/th, mempunyai

bulan kering berturut-turut < 3 bulan dan bulan basah berturut-

turut 7-9 bulan, sehingga dapat ditanami padi umur pendek dua kali

setahun dan satu kali palawija.

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

9

Tabel 2. Stasiun penangkar hujan di Provinsi Bengkulu

No Stasiun CH tahunan (mm)

Cluster

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.

Pasarlais Pajarbulan Lubuktopi Bengkulu Lawangagung Padangkemiling Napauunggur Surabaya Aurgading Kepahiang Tertik Curup/Dwitunggal Musikkejalo Muaraaman Lebongdonok Desadusunpulo Gunung payung Sukabaru Medanjaya Mukomuko Lalangluas Pondokkopi Pondokpanjang Ujungpandang Bintuhan Manna Bungintambun

2.567 3.036 3.506 3.274 2.462 3.567 3.346 2.682 4.161 3.243 2.542 2.589 2.003 3.954 2.551 3.278 2.719 3.042 2.639 3.229 3.318 2.932 3.409 2.669 2.543 3.133 3.407

III C IV A IV C IV C III C IV C IV C III C V C IV C III C III C III C IV C III C IV C III C IV C III C IV C III C IV A III C III C IV C IV C IV C

Sumber:

Distribusi curah hujan dan hari hujan selama lima tahun terakhir

disajikan pada Lampiran 2.

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

10

III. ZONA AGRO-EKOLOGI BENGKULU

Secara umum zona agroekologi terbagi dalam 6 zona yaitu

I, II, III, IV, V dan IV. Beberapa zona dibagi lagi kedalam sub-sub

zona, dimana faktor penentu sub zona adalah regim suhu.

Peruntukan setiap zona dan sub zona mempertimbangkan

kesesuaian kondisi lahan terhadap suatu jenis komoditas tertentu,

serta memandang aspek-aspek konservasi tanah dan air. Zona I, V

dan VI merupakan zona-zona yang mempunyai kondisi ekstrim,

seperti lereng yang sangat curam, drainase yang buruk atau sifat

tanah yang tidak mendukung sehingga ketiga zona tersebut

diperuntukan bagi hutan, terutama sebagai hutan lindung atau

hutan penyangga. Zona II, III dan IV mempunyai kondisi yang

umumnya lebih baik dari zona-zona lainnya. Zona II hanya

diperuntukan tanaman perkebunan, Zona III untuk sistem wana

tani. Sedangkan Zona IV untuk system pertanian (lahan basah dan

kering).

Berdasarkan keadaan lahan, sifat-sifat tanah atau keadaan

iklim yang ada, zona agroekologi Provinsi Bengkulu terbagi menjadi

6 zona yaitu I, II, III, IV, V dan VI. Beberapa zona dibagi lagi dalam

sub-sub zona yaitu II a, II b, III a dan IV a1 dan IV a2. Zona I

terletak pada daerah-daerah perbukitan, volkan dan pegunungan.

Kondisi lereng yang sangat curam (40%) dengan elevasinya 0 – 75

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

11

dan 750 – 2000 m. Alternatif pengembangan pertanian lebih

ditekankan pada usaha membiarkan atau melindungi kondisi

vegetasi yang ada secara alami menurut ekosistem aslinya, sebagai

kawasan hutan lindung. Zona I merupakan zona terluas di Provinsi

Bengkulu seluas 7.400 km2 atau 35,24% dari seluruh luas Provinsi.

Zona V terutama dibatasi oleh kondisi drainase yang buruk,

terletak pada tepi-tepi sungai atau jalur sungai. Kondisi lereng datar

(<3%) sehingga zona ini lebih diutamakan untuk dijadikan hutan

mangrove yang berfungsi sebagai penyangga, terutama untuk

mengurangi bahkan meniadakan pengikisan air laut atau arus

sungai terhadap tanah-tanah di sepanjang tepi jalur pantai atau

sungai. Vegetasi yang sesuai untuk kondisi ini antara lain tanaman

bakau, gelam dan nipah. Luasan zona V hanya sedikit sekali < 0,01

% dari seluruh luasan Provinsi Bengkulu.

Zona VI juga dibatasi dengan kondisi drainase yang buruk,

merupakan daerah gambut. Menurut USDA (1992) zona ini

merupakan tanah histosol yang terletak pada daerah rawa-rawa dan

daerah genangan lainnya. Dengan mempertimbangkan kondisi lahan

yang kurang baik untuk budidaya tanaman maka lebih tepat bila

zona ini dijadikan sebagai kawasan lindung dengan membiarkan

vegetasi aslinya tumbuh secara alami. Luasan zona ini mencapai 300

km2 (1,43%).

Zona II yang terletak pada dataran tuf masam, dataran,

perbukitan, volkan dan pengunungan, sudah mempunyai kondisi

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

12

yang baik untuk budidaya namun masih perlu adanya tindakan

konservasi karena mempunyai kelerengan yang berkisar dari sedang

hingga curam (16 – 40%), maka zona ini disarankan untuk dijadikan

sebagai daerah perkebunan dengan membudidayakan tanaman

keras dan tanaman tahunan. Zona ini dibedakan lagi dalam 2 sub

zona, yaitu sub zona IIax dengan ketinggian < 750 m dpl dan sub

zona IIbx dengan ketinggian antara 750 – 2000 m dpl. Sub zona

IIax mencapai luasan 5800 km2 (27,61%) dan sub zona IIb

mencapai luasan 1700 km2 (8,11%).

Zona III mempunyai kondisi tanah yang baik untuk

budidaya, dengan kelerengan didominasi oleh lereng yang sedang

hingga agak curam (8-16%) dengan kelompok komoditas utama

yaitu palawija dengan menyertakan kelompok tanaman pelindung

berupa perdu atau pohon-pohonan. dengan kondisi lahan kering.

Alternatif tanaman pelindung antara lain sengon, lamtoro atau

akasia, diikuti tanaman palawija seperti padi gogo, jagung dan

kacang tanah untuk sub zona panas lembab (IIIa) atau tanaman

sayur-sayuran dataran tinggi untuk sub zona lembab sejuk (IIIb).

Luasan sub zona IIIa mencapai 2800 km2 (13,32%) dan luasan sub

zona IIIb mencapai 800 km2 (3,81%).

Zona IV ini lebih banyak di tepi-tepi sungai dataran rendah

dan sebagian kecil terletak di dataran tinggi, sehingga cocok untuk

zona pertanian. Zona ini berdasarkan kondisi drainasenya maka

dibedakan atas 2 sub zona , yaitu sub zona IVa1 merupakan zona

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

13

lembab dengan drainase buruk dan sub zona IVa2 merupakan zona

lembab dengan drainase baik. Sub zona IVa1 diperuntukkan untuk

budidaya pertanian lahan basah yaitu padi sawah. Sedangkan sub

zona IVa2 diperuntukkan untuk budidaya pertanian lahan kering

dengan alternatif tanaman antara lain serealia, kacang-kacangan

dan umbi-umbian. Sub zona IVa1 mencapai luasan 1600 km2

(7,62%) sedangkan sub zona IVa2 mencapai luasan 600 km2

(2,85%).

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

14

IV. PEWILAYAHAN KOMODITAS PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

Untuk mendapatkan Pewilayahan komoditas pertanian yang

sesuai secara fisik dan layak dikembangkan secara ekonomi maka

perlu membandingkan antara karakteristik tanah dengan

persyaratan tumbuh tanaman dengan mempertimbangkan aspek

kesesuian lahan, kelayakan usahatani dan komoditas unggulan/eksis

daerah. Adapun manfaat dari adanya pewilayahan komoditas

pertanian yaitu sebagai arahan rencana pengkajian paket teknologi

spesifik lokasi dan pengembangan pertanian sesuai dengan potensi

lahan yang ada. Pewilayahan komoditas pertanian di Provinsi

Bengkulu baru mencakup sebagian wilayah Kabupaten Bengkulu

Utara, Rejang Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan.

Pewilayahan komoditas pertanian di Bengkulu utara baru

dilakukan pada 2 kecamatan yaitu Arga Makmur dan Padang Jaya

yang terdapat pada Tabel 3. Areal seluas 16.789 ha termasuk dalam

zona I merupakan areal hutan pada kecamatan Arga Makmur dan

Padang Jaya yang perlu dilestarikan. Pemanfatan yang cocok yaitu

hutan lahan kering karena kelerengan > 40 %. Komoditas pertanian

unggulan pada lahan kering zona II yaitu tanaman hortikultura

tahunan yaitu durian, jeruk dan rambutan dengan luas lahan 96 ha.

Dalam pemanfatan lahan ini perlu adanya tindakan konservasi untuk

mencegah terjadinya erosi dengan cara mempembuatan teras.

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

15

Komoditas unggulan lahan kering zona III dan IV yaitu tanaman

perkebunan seperti sawit, karet, kopi robusta, durian, kakao dan

jeruk. Sedangkan komoditas untuk lahan basahnya padi sawah,

cabe, jagung. Kacang tanah, kedelai, jagung dan padi gogo.

Tabel 3. Pewilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Arga Makmur dan Padang Jaya

Luas Simbol Pewilayahan komoditas pertanian Ha %

I/Dj Hutan lahan kering 16.789 34,29 II/Dh Durian, jeruk, rambutan 96 0,20 III/Deh Sawit, karet, kopi robusta, durian,

kakao, jeruk 20.987 42,87

III/Wr Padi sawah, cabe, kacang tanah, jagung, kedelai, padi gogo

874

1,79

IV/Wr Padi sawah, cabe, kacang tanah, jagung, kedelai, padi gogo

3.070

6,27

IV/Deh Sawit, karet, kopi robusta, durian, kakao, jeruk

6.362

12,99

IV/Wr Padi sawah, cabe, jagung, padi gogo, ubi kayu, mentimun

524

1,07

IV/Deh Sawit, durian, kakao, jeruk, pisang, rambutan

255

0,52

Sumber : Peta pewilayahan komoditas pertanian kec. Arga Makmur dan Padang Jaya

Pewilayahan komoditas pertanian di Kabupaten Rejang

Lebong baru dilakukan pada 3 kecamatan yaitu Curup, Bermani Ulu

dan Selupu Rejang yang terdapat pada Gambar 1 dan Tabel 4.

Pewilayahan komoditas pertanian zona I baik lahan kering maupun

lahan basah diperuntukan untuk kawasan konservasi demikian juga

pada zona II lahan keringnya. Komoditas pertanian unggulan lahan

Page 16: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

basah zona II yaitu padi sawah, padi gogo, kentang, wortel dan

kacang tanah Untuk lahan kering zona III cocok untuk tanaman

Gambar 1. Peta Pewilayahan Komoditas Pertanian di Kecamatan Curup,

Bermani Ulu dan Selupu Rejang

16

Page 17: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

17

Tabel 4. Pewilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Curup, Bermani Ulu dan Selupu Rejang

Luas Simbol Pewilayahan komoditas pertanian

Ha % I/Dj Kawasan konservasi 38.199 53,39 I/Wj Kawasan konservasi 353 0,49 II/Dj Kawasan konservasi 13.440 18,23 II/Wr Padi sawah, padi gogo, kentang,

kacang tanah 302 0,28

II/Wr Padi sawah, padi gogo, wortel, kacang tanah

2.949 4,12

III/Dfhe Jagung, kubis, kopi arabika, tomat, kentang, kayu manis

799 1,12

III/Dfhe Jagung, kubis, kopi arabika, tomat, kentang, kayu manis

208 0,29

III/Dhf Kubis, tomat_sy, kentang, kacang tanah

1.482 2,07

III/Dj Kawasan konservasi 4.634 8,48 III/Wr Padi sawah, padi gogo, kentang,

kacang tanah 3.269 4,57

III/Wr Padi sawah, padi gogo, wortel, kacang tanah

1.108 1,55

IV/Dfhe Jagung, kubis, wortel, kopi arabika, tomat, kentang, kacang tanah

422 0,59

IV/Dfhe Jagung, kubis, wortel, kopi arabika, tomat, kentang, kayu manis

422 0,59

IV/Dfhe Jagung, kubis, wortel, kopi arabika, tomat, kentang, kacang tanah, kayu manis

349 0,49

IV/Wr Padi sawah 274 0,38 IV/Wr Padi sawah, jagung, padigogo,

kentang 1.020 1,43

Sumber : Peta pewilayahan komoditas pertanian kec. Curup, Bermani Ulu dan Selupu Rejang

Page 18: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

18

pangan hortikultura dan perkebunan dan sebagian besar untuk

kawasan konservasi. Sedangkan lahan basahnya diperuntukkan

untuk padi sawah, padi gogo, kentang, wortel dan kacang tanah.

Komoditas pertanian unggulan lahan kering dan basah zona IV

hampir sama dengan zona III.

Tabel 5. Pewilayahan komoditas pertanian di Kecamatan Manna dan Seginim

Luas Simbol Pewilayahan komoditas pertanian Ha %

II/Deh Kelapa, karet, durian 10.055 30,34 III/Deh Kelapa, karet, durian 2.178 6,5 III/Deh Nilam, kelapa, karet, durian 2.076 6,26 III/Dh Kelapa, karet, durian 362 1,09 II/Dfeh Jagung, kacang tanah, ubi jalar, nilam,

kelapa, karet, durian 3.500 10,56

III/Dfeh Jagung, kacang tanah, ubi jalar, nilam, kelapa, karet, durian

886 2,67

III/Dfeh Kacang tanah, ubi jalar, nilam, kelapa, karet,durian

630 1,90

IV/Dfhe Jagung, kacang tanah, cabe, ubi jalar, nilam

1.086 3,28

IV/Dfhe Jagung, kacang tanah, cabe, ubi kayu, ubi jalar, nilam, kelapa, karet , durian

3.629 10,95

III/Wr Padi sawah, kacang tanah, ubi jalar 2.186 6,60 IV/Wr Padi sawah, jagung, kacang tanah, ubi

jalar 4.355 13,14

IV/Wr Padi sawah, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar

58 0,18

IV/Dj Kawasan konservasi 1.130 3,41 Sumber : Peta pewilayahan komoditas pertanian kec. Manna dan Seginim

Page 19: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

Pewilayahan komoditas pertanian di Kabupaten Bengkulu

Selatan baru dilakukan pada 2 kecamatan yaitu Manna dan Seginim

yang terdapat pada Gambar 2 dan Tabel 5. Komoditas pertanian

Gambar 2. Peta pewilayahan komoditas Pertanian di Kecamatan

Manna dan Seginim

19

Page 20: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

20

unggulan lahan kering zona II adalah tanaman perkebunan dan

hortikultur sedangkan pada zona III komoditasnya cocok untuk

tanaman pangan, pada lahan basah komoditasniya padi sawah,

kacang tanah dan ubi jalar demikian juga pada zona IV

komoditasnya ditambah jagung dan ubi kayu. Lahan kering zona IV

diperuntukan sebagai kawasan konservasi dengan luas 1.130 ha

atau 3,41% dari luas Kecamatan Manna dan Seginim

Page 21: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

21

V. JENIS-JENIS TANAH DI PROVINSI BENGKULU

Berdasarkan system “Soil Taxonomy atau Taksonomy Tanah

(Soil Survey Staff, 1975; 1999), terdapat 11 ordo tanah yaitu

namun yang terdapat di Provinsi Bengkulu hanya 6 ordo baik pada

lahan basah maupun lahan kering yaitu histosol, entisol, inceptisol,

andisol dan ultisol. Ordo tanah pada lahan kering di Provinsi

Bengkulu meliputi entisol seluas 66.000 ha, inceptisol seluas

991.000 ha, andisol seluas 232.000 ha, ultisol seluas 706.000 ha

dan oxisols seluas 16.000 ha. Diantara ordo tanah tersebut yang

terluas adalah inceptisol dan diikuti oleh tanah ultisol (tabel 6).

Tabel 6. Jenis tanah di lahan kering pada tingkat ordo di Provinsi Bengkulu

No Ordo tanah Luas (Ha) 1 Entisols 66.0002. Inceptisols 991.0003. Andisols 232.0004. Ultisols 706.0005. Oxisols 16.000

Sumber : diolah Subagyo et all (2000) dalam A. Hidayat dan A. Mulyani

Pada Gambar 3, Gambar 4 dan Tabel 7 disajikan juga

klasifikasi tanah masing-masing ordo tanah di beberapa kecamatan

di Provinsi Bengkulu yang diambil dari peta tanah skala 1: 50.000

Page 22: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

Gambar 3. Peta Tanah Kecamatan Curup, Bermani Ulu dan Selupu Rejang

22

Page 23: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

Gambar 4. Peta Tanah Kecamatan Manna dan Seginim

23

Page 24: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

24

Entisol

Entisol termasuk tanah-tanah muda yang belum memiliki

horizon penciri, sehingga disebut sebagai tanah yang belum

berkembang . Tanah ini terbentuk dari endapan sungai dan marin.

Tanah yang berkembang dari endapan sungai mempunyai drainase

terhambat, pH masam sampai agak masam, tekstur halus, hara

tersedia sedang sampai tinggi. Tanah ini menempati fisiografi

dataran alluvial, jalur meader dan dataran banjir. Sedangkan tanah

dari bahan endapan marin dijumpai di beting pantai dan dataran

pasang surut. Tanah di daerah beting pantai mempunyai drainase

cepat, tekstur kasar, hara tersedis rendah, pH netral. Sedangkan di

daerah pasang surut berdrainase sangat terhambat, pH masam dan

kadar pirit tinggi.

Entisol merupakan termasuk dalam tanah-tanah pertanian

utama. Luas tanah ini di Provinsi Bengkulu 66.000. Dari klasifikasi

tanah di beberapa kecamatan di 3 kabupaten di Provinsi Bengkulu

terlihat bahwa ada 3 subordo yaitu Fluvents, Psamments dan

orthents. Fluvents: terbentuk dari endapan di dataran banjir sungai,

reaksi tanahnya cenderung masam sampai agak masam (5,0 – 6,5).

Psamments : entisols yang bertekstur pasir atau pasir berlempung,

reaksi tanah sangat masam sampai masam (pH 4,0 – 4,8 ). Lapisan

bawah umumnya lebih masam daripada lapisan atas, kandungan

bahan organik sangat rendah sampai rendah. Orthents : entisols

berpenampang dangkal/tifis dan berbatu-batu di lereng-lereng yang

Page 25: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

25

curam, reaksi tanah cenderung masam sampai agak masam (pH 5 –

6,5).

Tabel 7. Klasifikasi tanah beberapa kecamatan di Provinsi Bengkulu menurut Sistem Soil Taxonomy

Ordo Subordo Grup Great Grup Kec. Arga Makmur dan Padang Jaya Kab. Bengkulu Utara Inceptisol Udept Dystrudepts Typic Dystrudepts Eutrudepts Typic Eutrudepts Typic Eutrudepts Entisols Fluvents Udifluvents Typic Udifluvents Ultisols Udults Hapludults Typic Hapludults Paleudults Typic Paleudults Kec. Curup, Bermani Ulu, Selupuh Rejang Kab. Rejang Lebong Inceptisols Aquepts Epiaquepts Typic Efiaquepts Endoaquepts Typic Endoaquepts Udepts Dystrudepts Typic Dystrudepts Aquic Dystrudepts Humic Dystrudepts Lithic Dystrudepts Andisols Udans Hapludans Acrudoxic Hapludans Oxicaquic Hapludans Typic Hapludans Kec. Manna dan Seginim Kab. Bengkulu Selatan Entisols Psamments Udipsamments Typic Udipsamments Orthents Udorthents Typic Udorthents Inceptisols Aquepts Endoaquepts Typic Endoaquepts Epiaquepts Typic Efiaquepts Udepts Dystrudepts Reptic-ultic Dystrudepts Typic Dystrudepts Oxic Dystrudepts Aquic Dystrudepts Vitrandic Dystrudepts Ultisols Udults Hapludults Typic Hapludults Udults Kanhapludults Typic Kanhapludults Humults Kandihumults Typic Kandihumults

Sumber : Diolah dari peta tanah skala 1: 50.000 beberapa kecamatan di P ovinsi Bengkulu r

Page 26: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

26

Potensi kesuburan alami entisols sangat bervariasi

tergantung dari sumber bahan induk dan lingkungan pembentuknya.

Psamments umumnya lebih miskin. sedangkan Orthents dan

Fluvents bervariasi dari sedang sampai tinggi.

Inceptisols

Inceptisols termasuk tanah dalam perkembangan awal,

dicirikan dengan adanya perkembangan structural yang masih

lemah dan adanya horizon penciri kambik. Penyebarannya sangat

luas pada landform alluvial, fluvio-marin, dataran dan perbukitan

tektonik dan volkanik. Di dataran alluvial pada wilayah datar atau

cekung, tanah di pengaruhi oleh air tanah dangkal atau tergenang

yang menyebabkan tanah berdrainase terhambat yang dicirikan

banyak karatan di dalam penampang. Di dataran fluvio-marin, tanah

ini banyak mengandung bahan sulfidik pada kedalaman > 50 cm

dari permukaan tanah. Pada landform tektonik dan volkan, tanah ini

berkembang dari batuan sedimen dan batuan volkan tua yang

sifatnya dipengaruhi oleh posisi lereng, drainase umumnya baik, pH

masam sampai sangat masam, miskin hara, kapasitas tukar kation

tanah bervariasi, dan kejenuhan basa umumnya rendah.

Luas Inceptisol di Provinsi Bengkulu 991.000 ha yang

merupakan terluas dibanding tanah-tanah yang lain. Dari klasifikasi

tanah beberapa kecamatan terdapat 2 subordonya yaitu Udepts dan

Aquepts. Udepts merupakan tanah tanah pertanian utama pada

Page 27: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

27

lahan kering di wilayah humid dengan rejim kelembaban tanah udik

sampai perudik (sangat lembab).

Andisols

Andisols termasuk tanah pertanian utama lahan kering

adalah udands yaitu andisols yang berdrainase baik di wilayah

beriklim humid, dengan rejim kelembaban tanah udik. Ustands :

andisols yang terdapat di wilayah agak kering sampai kering dengan

rejim kelembaban tanah ustik. Vitrands yaitu andisols yang

bertekstur kasar dengan kandungan gelas volkan yang tinggi.

Dari data analisis andisols menunjukkan bahwa andisols

memiliki tekstur bervariasi dari berliat sampai bertekstur kasar

namun sebagian besar tergolong berlempung halus sampai

berlempung kasar, reaksi tanah umumnya agak masam (pH 5,6 –

6,5), kandungan bahan organik lapisan atas sedang sampai tinggi

dan lapisan bawahnya umumnya rendah. Kandungan P dan K

potensial bervariasi sebagian sedang sampai tinggi. Jumlah basa-

basa dapat ditukar tergolong sedang sampai tinggi yang didominasi

oleh Ca dan Mg. KTK sedang sampai tinggi, dengan KB umumnya

sedang. Dari uraian di atas maka potensi kesuburan alami andisols

termasuk sedang sampai tinggi.

Luas andisols di Provinsi Bengkulu 232.000 Ha yang

penyebarannya di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Utara dan

Bengkulu Selatan. Dari klasifikasi tanah beberapa kecamatan

terdapat 1 subordo dari andisols yaitu Udans. Udans merupakan

Page 28: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

28

t

tanah pertanian lahan kering, berdrainase baik yang terdapat di

wilayah beriklim humid seperti Provinsi Bengkulu. Tanah ini dapat

dijumpai pada fisiografi volkan dengan bentuk wilayah berombak,

bergelombang dan berbukit.

Ultisols

Tanah ultisols dikenal secara popular dengan sebutan tanah

Padsolik yaitu tanah-tanah yang telah berkembang lanjut, yang

dicirikan oleh adanya perkembangan struktur dan peningkatan liat.

Yang terbentuk dari batuan granit dan sedimen masam pada

landform tektonik dan volkanik dengan bentuk wilayah berombak

hingga berbukit.

Ultisols yang termasuk tanah-tanah pertanian utama lahan

kering adalah udults. Udul s yaitu ultisols yang terbentuk di wilayah

basah dengan rejim kelembaban udik dan perudik. Humults adalah

ultisols di daerah pengunungan dengan ilkim lembab sampai agak

kering, dengan kandungan humus tinggi. Ustults adalah ultisols

yang terdapat di wilayah agak kering sampai kering yang miskin

humus dengan rejim kelembaban tanah ustik.

Luas ultisols di Provinsi Bengkulu 706.000 ha yang

merupakan terluas kedua setelah inceptisols. Ultisols yang dijumpai

di Propvinsi Bengkulu mempunyai penampang tanah dalam, bentuk

wilayah datar sampai bergunung, lereng 1 - > 40 %, tekstur halus

sampai sedang, pH sangat masam sampai agak masam, drainase

baik, kandungan hara tanah rendah. Ultisols lainnya mempunyai

Page 29: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

29

penampang tanah dalam, drainase baik, pH tanah sangat masam

sampai masam, tekstur halus sampai sedang, kandungan hara tanah

rendah dan KTK liat < 12 me/100 g liat. Selain itu dijumpai juga

ultisols yang sifat fisik hamper sama dengan kandungan bahan

organic tinggi dengan kandungan hara lebih baik. Dari uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa potensi kesuburan alami ultisols sangat

rendah sampai rendah.

Oxisols

Oxisols dikenal sebagai tanah laterit atau latosol yaitu tanah-

tanah yang telah mengalami pelapukan yang sangat lanjut (tua) dan

banyak terdapat di daerah sekitar katulistiwa, yang dicirikan adanya

horizon oksik pada kedalaman < 150 cm dari permukaan tanah.

Karena pelapukannya sangat lanjut maka cadangan mineral sangat

sedikit, unsure hara sangat rendah terutama hanya ada pada sisa-

sisa organisme.

Ultisols terbentuk dari batuan volkan tua, batuan sedimen

pada wilayah berombak sampai berbukit. Penampang tanah

umuunya dalam sampai sangat dalam. Struktur berbutir atau remah,

gembur, pH masam, KTK liat dan Ktk efektif, miskin hara dan

cadangan mineral sangat rendah. Dapat disimpulkan bahwa potensi

kesuburan alami Oxisols sangat rendah sampai rendah. Di Provinsi

Bengkulu, luas tanah ini 16.000 ha yang merupakan terkecil

dibanding tanah-tanah lain.

Histosols

Page 30: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

30

Histosol dikenal sebagai tanah organosol atau tanah gambut,

yaitu tanah-tanah yang berkembang dari endapan bahan organik

dalam suasana jenuh air. Ketebalan bahan organic bervariasi dari

dangkal (<100 cm) sampai tebal (>300 cm) dan tingkat

kematangan sangat bervariasi dari fibrik, hemik ataupun saprik.

Histosol terbentuk bila produksi dan penimbunan bahan

organic lebih besar dari mineralisasinya. Keadaan demikian terdapat

di tempat-tempat yang selalu digenangi air sehingga sirkulasi

oksigen sangat terhambat. Oleh karena itu dekomposisi bahan

organic terhambat dan terjadilah akumulasi bahan organik. Tanah

gambut bersifat rapuh (fragile).

Page 31: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

31

Daftar Pustaka

A.Hidayat dan A.Mulyani.2003. Lahan kering untuk pertanian dalam

buku teknologi pengelolaan lahan kering. Hal 1 – 34. Pusat

Penelitian dan Pengembanga Tanah dan Agroklimat. Bogor

Badan Litbang Pertanian. 2006. Peta arahan tata ruang pertanian

Provinsi Bengkulu. Departemen Pertanian. Jakarta.

BPTP Bengkulu. 2004. Pewilayahan komoditas pertanian

berdasarkan zona agroekologi di Provinsi Bengkulu.

Bengkulu.

BPS. 2009. Bengkulu dalam angka. Badan Pusat Statistik. Bengkulu.

Hikmatullah, N.Suharta dan A. Hidayat. 2008. Potensi sumberdaya

lahan untuk pengembangan komoditas pertanian di Provinsi

Kalimantan Barat. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol.2.No.1 Hal

45 – 58. Bogor

Hakim, N. M.Y.Nyakpa, A.M.Lubis, S.G.Nugroho, M.A.Diha, G.B.

Hong dan H.H. Bailey. 1986.Dasar-dasar Ilmu Tanah.

Universitas Lampung. Lampung.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 1991. Zona agro-ekologi

dan alternatif pengembangan pertanian pulau sumatera.

Bogor.

S. Hardjowigeno.1993. Klasifikasi tanah dan pedogenesis. Edisi

pertama. Akademika Pressido. Jakarta

Page 32: I. PENDAHULUAN 1.1 Karakteristik Wilayah Bengkulubengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/CETAKAN-2010/...Secara umum lahan di Provinsi Bengkulu ... pada lahan dengan bentuk

Soil Survey Staff. 1998. Taksonomi tanah. Edisi kedua bahasa

indonesia. 1999. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta

Sukarman, I.Las dan A. Hidayat. 2008. Potensi dan ketersedian

lahan pertanian untuk perluasan areal tanaman pangan.

Dalam prosiding simposium V tanaman pangan inovasi

teknologi tanaman pangan

32