I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

7
SITUASI POLITIK DAN EKONOMI PADA AWAL PEMERINTAHAN ORDE BARU Yunani Hasan Dosen Program Studi Sejarah FKIP Unir.ersitas Srirvijay a Abstrak: Proses oenggantian pimpinan nasional terjadi pada tan_ssal 2l Februari 1967. ketika Presiden Soekamo secara resmi menverahkan kekuasaan pemerintah kepada Jenderal Soeharto sebagai pengemban Keietapan (Tap) IIPRS No. IX/IIPRS/i966. Kemudian dalarn sidang N,IPRS i2 \'laret 1967. Jenderal Soeharto dian-ekat menjadi "Pejabat Presiden" Republik Inclonesia. Setahun kenruclian. yaitu pada 27 N{aret 1968. ia dikukuhkan menjadi Presiden RI yang kedua. Peristirva itu dapat dikatakan sebagai lahirnya pemerintahan Orde Baru (Orba) yang menggantikan pemerintahan Denrokrasi Terpimpin (kernudian disebut Orde I a6a). Sebagai catatan, aclapula yang berpendapat bahrva lahimya Orba bertepatan dengan cliselen-qgarakannya apel di halaman Kampus Fakultas Kedokteran Univet'sitas Indonesia yang kemudian ciiikuti oleh demonstrasi Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura). yaitu tanggal 10 januari 1966. Di samping itu adapula yang berpendapat bahrva laliirnya Orde Baru adalah tanggal 11 Maret 1966, yaitu dengan diserahkannya Supersemar kepada Soehamo. Dalam melakukan rehabiiitasi di bidang politik dan keamanan (Polkam), Presiden Soeharro melakr-rkannya dengan pendekatan keamanan (securit-v approach). Kebiiakan itu didasarkan pada pemikiran bahwa pembangunan negara pada umumnva, dan pembangunan ekonomi pada khususn;-a. tidak akan berjalan tanpa adanva kestabilan politik. A-ear kondisi politik tetap stabil maka perlu adanya pengawasan yang kuat tanpa meninggalkan asas demokrasi dan hak azasi. PENDAHULUAN p erakhirnya pernerintahan Orde Lama I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pemberontakan G30S-PKI. Peristiwa yzrng sangat bersejarah ini tidak dapat teriupakan oleh bangsa Indonesia umllmnya dan Angkatan Bersenjata Repubiik Indonesia. Densan tumban-enrva Orde Lama maka pemerintah Orde Baru memegang kendaii atas pemerintahan, rnaka mlurcul srategi pembangunan politik rzang lebih baik dan berorientasi pada pembangunan. Sehingga tidak terulan_e lagi kenyataan bahwa pembangunan justru dikorbankan demi kepentingan poiitik yang berhimpitan dengan pembangunan. Dalam kaitan itu maka muncul Orde Baru yang bertekad untuk memperbaiki struktur politik yang sesuai dengan cita-cita untrik melaksanakan Pancasila dan LIUD 1945 secara mumi clan konsekuen (Cahyono, 1971: s7). Ketika Soeharto diangkat menjadi Presiden Ri yang kedua, sudah ada Tap MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tenrang "Pembaharuan Kebijakan Landasan Ekonomi Keuangan darr Pembangunan" dan Tap ll,IPRS No.IX,4VIPRS/1966 yang memberikan welvenang kepada Menteri Panglima Angkatan Darat untuk mengambii segala tindakan yang dianggap perlu untuk menjamin keamanan dan kestabilan jalannya revolusi. Secara umllm. kedua Tap MPRS itu memberikan rvervenang kepada Soeharto untuk rnelakukan langkah- langkah prioritas, yang meliputi rehabiiitasi, konsolidasi, dan stabilisasi, yang pada dasamva sebagian sudah dimulai sejak ia menerima Supersernar. Soeharto telah membubarkan PKi dan orsospol yang berafiliasi dengannya, serta menahan tokoh-tokoh sipil maupun militer yang dinilai terlibat pada aksi PKI atau menjadi simpatisan PKI. Misalnya Dr. Subandrio, Dr. Chairul Saleh, Ir. Surachman, Ir. Setiadi Reksoprodjo, Oei Tjoe Tat SH, Jusuf Muda Dalam. Mayjen Achmadi, Drs. Achadi. Sutomo Marloprodopo, Mayjen Dr. Sumarno dan Letkol Sjafei. Selain adanya Tap-Tap MPRS yang menjadi pedoman dalam meiakukan tindakan kenegaraan, Presiden Soeharto juga menampung saran-saran yang diajukan oleh tokoh-tokoh masyarakat dan kaum cendekiar.van kepada pemerintah Orba. Mereka umumnya lnenlinra agar pemerintah mengembaUkan ker,vibar,vaan lndonesia sebagai negara hukum, antara lain dengan cara melaksanakan Undang-Undang .ir.rol Forum Sosial, Vol. Vll, No. 01, Februari 2014 47 5

Transcript of I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

Page 1: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

SITUASI POLITIK DAN EKONOMIPADA AWAL PEMERINTAHAN ORDE BARU

Yunani Hasan

Dosen Program Studi Sejarah FKIP Unir.ersitas Srirvijay a

Abstrak: Proses oenggantian pimpinan nasional terjadi pada tan_ssal 2l Februari 1967. ketikaPresiden Soekamo secara resmi menverahkan kekuasaan pemerintah kepada Jenderal Soehartosebagai pengemban Keietapan (Tap) IIPRS No. IX/IIPRS/i966. Kemudian dalarn sidang N,IPRS i2\'laret 1967. Jenderal Soeharto dian-ekat menjadi "Pejabat Presiden" Republik Inclonesia. Setahunkenruclian. yaitu pada 27 N{aret 1968. ia dikukuhkan menjadi Presiden RI yang kedua. Peristirva itudapat dikatakan sebagai lahirnya pemerintahan Orde Baru (Orba) yang menggantikan pemerintahanDenrokrasi Terpimpin (kernudian disebut Orde I a6a). Sebagai catatan, aclapula yang berpendapatbahrva lahimya Orba bertepatan dengan cliselen-qgarakannya apel di halaman Kampus FakultasKedokteran Univet'sitas Indonesia yang kemudian ciiikuti oleh demonstrasi Tiga Tuntutan Rakyat(Tritura). yaitu tanggal 10 januari 1966. Di samping itu adapula yang berpendapat bahrva laliirnyaOrde Baru adalah tanggal 11 Maret 1966, yaitu dengan diserahkannya Supersemar kepada Soehamo.Dalam melakukan rehabiiitasi di bidang politik dan keamanan (Polkam), Presiden Soeharromelakr-rkannya dengan pendekatan keamanan (securit-v approach). Kebiiakan itu didasarkan padapemikiran bahwa pembangunan negara pada umumnva, dan pembangunan ekonomi pada khususn;-a.tidak akan berjalan tanpa adanva kestabilan politik. A-ear kondisi politik tetap stabil maka perluadanya pengawasan yang kuat tanpa meninggalkan asas demokrasi dan hak azasi.

PENDAHULUAN

p erakhirnya pernerintahan Orde LamaI-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,aPemberontakan G30S-PKI. Peristiwa yzrngsangat bersejarah ini tidak dapat teriupakan olehbangsa Indonesia umllmnya dan AngkatanBersenjata Repubiik Indonesia. Densantumban-enrva Orde Lama maka pemerintah OrdeBaru memegang kendaii atas pemerintahan,rnaka mlurcul srategi pembangunan politik rzanglebih baik dan berorientasi pada pembangunan.Sehingga tidak terulan_e lagi kenyataan bahwapembangunan justru dikorbankan demikepentingan poiitik yang berhimpitan denganpembangunan. Dalam kaitan itu maka munculOrde Baru yang bertekad untuk memperbaikistruktur politik yang sesuai dengan cita-citauntrik melaksanakan Pancasila dan LIUD 1945secara mumi clan konsekuen (Cahyono, 1971:s7).

Ketika Soeharto diangkat menjadi PresidenRi yang kedua, sudah ada Tap MPRSNo.XXIII/MPRS/1966 tenrang "PembaharuanKebijakan Landasan Ekonomi Keuangan darrPembangunan" dan Tap ll,IPRSNo.IX,4VIPRS/1966 yang memberikanwelvenang kepada Menteri Panglima Angkatan

Darat untuk mengambii segala tindakan yangdianggap perlu untuk menjamin keamanan dankestabilan jalannya revolusi. Secara umllm.kedua Tap MPRS itu memberikan rvervenangkepada Soeharto untuk rnelakukan langkah-langkah prioritas, yang meliputi rehabiiitasi,konsolidasi, dan stabilisasi, yang pada dasamvasebagian sudah dimulai sejak ia menerimaSupersernar. Soeharto telah membubarkan PKidan orsospol yang berafiliasi dengannya, sertamenahan tokoh-tokoh sipil maupun militer yangdinilai terlibat pada aksi PKI atau menjadisimpatisan PKI. Misalnya Dr. Subandrio, Dr.Chairul Saleh, Ir. Surachman, Ir. SetiadiReksoprodjo, Oei Tjoe Tat SH, Jusuf MudaDalam. Mayjen Achmadi, Drs. Achadi. SutomoMarloprodopo, Mayjen Dr. Sumarno dan LetkolSjafei.

Selain adanya Tap-Tap MPRS yang menjadipedoman dalam meiakukan tindakankenegaraan, Presiden Soeharto juga menampungsaran-saran yang diajukan oleh tokoh-tokohmasyarakat dan kaum cendekiar.van kepadapemerintah Orba. Mereka umumnya lnenlinraagar pemerintah mengembaUkan ker,vibar,vaanlndonesia sebagai negara hukum, antara laindengan cara melaksanakan Undang-Undang

.ir.rol Forum Sosial, Vol. Vll, No. 01, Februari 2014 47 5

Page 2: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

.i,.tnani Hasan : Sltuasi Politik dan Ekonomi

Dasar 1945 secara murni dan konsekuen'

Dengan cara itu, diirarapkan akan memberikanjaminan yang cukup terhadap pengakuan hak

azasi manusia dalam upaya penegakkan hukum

di lndonesia.Harapan tersebut dijadikan semboyan C)rba

dalam tnelaksanakan kebijakan politikn,va 1'aitu

menjalankan Undang-Undang Dasar 1945 secara

mumi dan konseloten sehingga lnampu

mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Dengan

dilaksananlya hal tersebut, diharapkan stabilitas

Politik dan Keamanan (Polkam) di Indonesia

bisa tenvujud sehingga pernbangunan ekonomi

bagi kesejahteraan rakvat lndonesia dapat

berjalan dengan baik.

SITUASI POLITIK

Jenderai Soeharto sebagai presiden kedua

Negara Republik Indonesia dihadapkan pada

persoalan yang sangat penting tentang

bagaimana menciptakan format politik yang

akan clitumbuhkembangkan, sehingga dapat

diandalkan untuk keperiuan pembangunan

Negara Indonesia. Di satu pihak format politikbam itu harus mampu menghindarkan diri dari

kesuiitan-kesulitan politik yang berj angkit daiam

masyarakat yang la1u. Di lain pihak

membangun keabsahan personil Orde Baru, pilar

utama ialah Drvi Fungsi ABRI, doktrin tentang

peran kernbar ABRI. Ha1 ini dibicarakan dalam

Seminar Angkatan Darat perlama pada tanggal

11 Maret 1967 yang merumuskan tentang

Doktrin Dwi Fungsi ABRI (Robinson, 1984:

3s).Ditegaskan bahr.va kedudukan Tentara

Nasional Indonesia sebagai Golongan Karya'

ABRI merupakan suatu kesatuan sosial politikdan rniliter adalah bagian daripada kekuatan

progresif revolusioner serta peranan sebagai alat

revolusi. aiat demokrasi dan alat kekuasaan

negara de rni tercapainya masyarakat sosialis

lndonesia berdasarkan Pancasila. Doktrin ini

lebiir khusus digunakan daiam pemerintahan

Presiden Soeharlo.Adapun bentuk penempatan Dwifungsi

ABRI ialah adanya jabatan seorang gubernur

atau bupati yang dipegang oleh anggota ABRIuntuk bertugas walaupun masih aktif. Selain

menempatkan Dwifungsi ABRI juga

metnbentuk kekuatan eksekutif yang kuat dan

efektif dengan membangun sebuah organ politiksipi1. Menjelang tahun 1969 dijadwalkanlahpemilihan umum sebagai wujud pelaksaan l'rIJD

1945 dengan mengeluarkan tIU Pemilu No'15

tahun 1969 dan UU No'16 tentang susunan

kedudukan MPR, DPR clan DPRD. Adapun

tujuan pemilu dapat disrmpulkan merupakan

sarana untuk mempertahankan Orde Baru

dengan teknik-teknik bebas dan rahasia

(Qafurabdul , 1987 : 26) -

Pacla tahap pelaksanaan telah dibuat beberapa

srategi. diantaranya dan 464 anggota yang

dipro,veksikan, 100 orang diangkat oleh presiden

untuk rvakil ABRI dan tidak boleh berkampanye

serla ticlak mempunyai hak piliir. NIPR yang

mernasukkan keselunthan '100 anggota DPR

yang lnana 207 anggota diangkat oleh presiden

dan 253 anggota ditambah dari r'vakil daerah

yang dipilih oleh DPRD' Srategi kedua adalah

inenjadikan kantor sekretariat bersama Golkar

(Sekber Golkar) menjadi sebuah partai politik,setidaknya menjadi sebuah organisasi yang

secara formal meniaiankan kegiatan politikpraktis. Menjelang tahun 1,971 kegiatan

pernerintah Orde Baru mengadakan kampanye

dan melakr-rkan langkah-langkah mengarnbii alih

Sekber Golongan Karya (sekber) oleh

pemerintah dalam negeri, Departemen

Keamanan, kelompok intelektual Orde Raru

yang ada hubungan dengan Asisten Pribadi

Presiden (Aspri) yang pada waktu itu dijabat

oleh Brigadir Jenderal Ali Murtopo. Adapun hal

yang diiak-ukan oleh Aspri adalah sebagai Tirn

Operasi Khusus (OPSUS) dalam menjalakan

serangkaian operasi inteiejen politik melalr-ri

operasi khusus di bawah tanah Yang

memperkokoh partai-partai politik dan

organisasi profesi untuk memperkuat sekber

Golkar (Ikrar, 1996: 33).

Selain itu kelompok Aspri membentuk Korp

Pegawai Pemerintah Dalam Negeri (Kokar

Mendagri) dan menempatkan beberapa orang

ABRI clalam jabatan birokrasi, ditanggalkan

atnbut dari tubuh parrai birokrat dengan tujuan

agar tidak ada pilihan lain kecuali Golkar

(Syahrir, 1994: 98). Usaha lain agar partai

Golkar mendapat suara terbanyak dan lancar

dalam pelaksanaan pemilu ialah didirikan Badan

Pengendalian Pemrlihan Umum (Bapilu) juga

untuk mengatasi masalah dana dalam

melaksanakat-r kampanye. Menjelang bulanjanuari 1971. kembali Golkar rnenarik

Gabungan Perbaikan Pendidikan Islam (Guppi)

clengan tujuau agar Gr-rppi dapat memberikan

suaranya untuk Golkar pada pemilu rvaktu itu'

Dalam kesetrLpaiatl ini presiden memberikan

bantuan dan tasilitas pendirtan pesantren, seila

fasilitas laitutva. -\1asan Goikar membantu

pesantren aqar rllitdah netlgendalikan para kiayi

47 6 lurnal Forttm Sosial, Vol. Vll, N o. 01, Februqri 2014

Page 3: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

atau ulamanya. Hal ini berdasarkan pengaiamanmasa 1a1u tentang suksesnya Nahdlatul Ularna(NU) pada pemilu 1955 (Cahyono, 1970: 81).

Pada tanggal 3 Juli i 971 pemerintah OrdeBan-r melaksanakan pemilihan umum ,vangdiikuti oleh 9 partai politik, yaitu: NahdlatulUlama (NU), Partai Muslimin Indonesia(Perumusi), Partai Serikat Islam hidonesia(PSD. Persatuan Tarbiyair islamiah (Per-ti),

Partai Nasionai Indonesia (PNI), Partai KnslenIndonesia, Partai Katholik, Partai N,Iurba danIkatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia(IPKI), serta Golkar. Pada rvaktu iiu pelaksanaanpemilu telah terjadi kecurangan dan rekayasasehingga banyak protes dan 9 partai politik.vangikut pemilu. Banyak kantor partai ),'angdidatangi oleh peserta dari tingkat pusat sampaidaerah dipenuhi oleh pengungsi rvarea partaidari desa karena merasa telah di intimiCasi olehoknum aparat (Maryono, 1970: 33). Kontaknyata pemerintah Orde Baru dalam pelaksanaanpemilu juga diawasi oleh pejabat, pejabatDepartemen Dalam Negeri tingkat kecamatan,kota madya dan provinsi. Suatu kebijakan monoloyalitas kepada Golkar diperbuat olehkomandan militer dan ketua Golkar di tingkatprovinsi dan kota madya adalah militer yangmasih bertugas. Dengan selesainya pemilihanumum, sesuai dengan permainan dan rekayasa,maka pemilu dimenangkan oleh Golkar denganmendapat 221 kursi disusul oleh NU mendapat5 8 dan PNI 20 kursi (Cahyono, 1 97 1 : 60).

Tabel Perolehan Suara Peserta Pemilu 1971iTo: ii .o/oi r.Ktrairt,i1 Golkar 34.348.613 62.82 2362 NU 10.213.650 18,68 5E

3 Parmusi 2.93A.746 5,36 244 PNr 3.193266 6,93 205 PSII 1.308.237 2.39 10

6 Parkindo 733.359 1.34 1

7 Katolik 603.740 1.10 3

8 Perti 3 82.309 0,69 2

9 IPKI 338.403 0,61I 0 Murba 48.126 0,08

Jumlah 51.669.509 100,00 360(Sumber : Sejarah Nosional Indones io)

Stabilisasi politik dengan pendekatankearnanan (secw'itv approoch),antara melaluiDrvrtungsi ABRI, men-iadikan posisi militersebagai "kelas satu" dalam mengendaiikanpemerintah negara. Presiden Soeharto banyakmenempatkan personil militer dalam posisipenting demokrasi pemerintahan, mLrlai darimenteri, sekjen, dirjen, gubemur, bupati, camat

Yunani Hasan : Situasi Politik dan Ekonomi...

dan lain-1ain. Sebagai ilusirasi, dapat dilihatdalam Pelita I, misalnya,personil militer yangmenjabat sebagai gubernur mencapai kurang\eb1h 75%. Peiita II 76,90A, Pelita III 59,204,

Pelita IV 5i,8%. dan pada Pelita V 44,4o/o.

Selain rnenempati posisi-posisi seperti itu. ABRIjuga mendapat jatah kursi d.i DPR dalam jr-irnlah

yang cukup banyak sekitar 75 kursi (tidakproporsional) tanpa hams bersusah payah dalampernilu. Di san-rping itu, Presiden Soeharto jtigamenjadikan Golongan Karya (Goikar) yangnotobene mempakan kepanjangan tangan ABRI,sebagai anak emas sekalisus organisasi politikbesar,vang dapat mengamankan kedudukan sertakepentingannya. Dalam Pemilu tahun 7917,Golkar meraih 235 dari 360 kursi DPR yangcliperebutkan.

Selain berhasil menyelenggarakan pemilu,pernerintah Orde Baru juga dapat menyatukanpara aparatur negara. Menjeiang tahun 1972muncul persoalan penting tentang priburni dannon pribumi dan tentang RUU Perkarvinan yangdiajukan banyak menimbulkan pro dan kontraserta pefientangan dan reaksi dari dalam umatisiam.

Dalarn poiitik yang memanas, dalampemerintahan telah terjadi rivalitas antaraJenderal Soemitro sebagai Pangkobkamtib danSutopo Juono sebagai Ka.BAKIN denganAsisten Pribadi Presiden (Aspri) yang dijabatoieh Jenderal A1i Mufiopo dan Soejoeno UmarDani. Perientangan ini terjadi akibat masalahsrategi pembangunan pada masa Orde Bam yangtidak rrenyentuh rakyat banyak danmengecilkan peran Pemerintah denganmengutamakan peranan modal asing. sehinggabanyak merugikan rakyat Indonesia.

Dengan dalih untuk menjaga stabilitas politikdan keamanan yang sangat dibutuhkan untukpembangunan yang berkesinamblingan,pemerintah rnenjalankan kebijakan depolitisasisemua kekuatan sosial politik. Selain itupemerintah jrrga mengisi badan penvakilannegara dalarn dua cara: rnelalui pernilu danmelalui penunjukkan, seperti rvakil ABRI danutusan daerah.

Tak lama setelah pemilu usai, pemerintahOrde Baru melemparkan gagasan untr-tkpenyederhanaan partai politik dengan alasan-alasan tefientu, seperli alasan pembangunanyang larnbat di masa Demokrasi Liberal. Padamasa itu, banyaknya partai ternyata tidakmemudahkan pembangunan. Justru sebalikn.v-a,

malah menambah permasalahan. Penyebabnyabukan han,va persaingan antar parpol melainkan

Jttrnal Forum Sosial, Vol. Vll, No. 01, Februari 2014 411

Page 4: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

Yunani Hqsqn : Situasi Politik dan Ekononti ...

juga persaingan di dalam tubuh parpcl. 1'angtidak jarang memicu tirnbulnya krisis. bahkanperpecahan. Atas Dasar itu, pernerintahberpendapat perlu adanya penyederhanaanpartai.

Pada arvalnya, banyak paipol yane menolakgagasan itu karena dinilai telah merampas liakazasinya, vaitu kebebasan berkurnpul danberserikat yang dijamin oleh UUD 1945.Narnun, iekanan pihak penguasa mernbuatmereka tidak rnernpunyai piiihan lain.

Realisasi penyederhanaan partai tersebutdilaksanakan melaiui Sidang Umum MPR tahun1973. Sembilan partai berfusi ke dalam 2 parlaibaru yaitu PPP (Partai Persatrian Pembangunan)dan PDI (Partai Demokrasi Indonesia). Empatpartai, yaitu Nahdlatul Ulama, Partai MusliminIndonesi.a, Partai Sarekat Islam Indonesia danPersatuan Tarbiyah Islamiah, bergabung dalamPPP. Sementara 5 parlai lainnya yaitu ParlaiNasional Indonesia, Partai Kristen Indonesia,Partai Katholik, Partai Murba, dan IkatanPendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI),bergabung menjadi Partai Demokrasi indonesia(PDr).

Selain itu, juga ditetapkan konsep massantengambcutg. Partai-partai dilarang mempunyaicabang atau ranting di tingkat kecamatan sampaipedesaan kemudian beberapa organisasi massa,seperti organisasi buruh dan pemuda yangsemuia menjadi onclerboutt, parpol,'dipreteli'clengan digabungkan ke dalam organisasi-organisasi yang telah ciitetapkan dan diakui olehpemerintah. Sementara itu, jalur parpol ketubuh birokrasi telpotong dengan adanvaketentuan agar pegawai negen sipiimenyalurkan suaranya ke Goikar(monoloyolitos).

STTUASI EKONOMT

Lalumya Orde Bar-r"r (Orba) merupakanharapan bagi bangsa Lrdonesia untukmenciptakan perekonomian yang membaik danstabilitas keamanan yang tidak terganggu.Dalam situasi yang sedemikian gawat rakyatIndonesia mengeluarkan suara meiaiui TigaTuntutan Rakyat (Tritura), yang dipeloporiPemr,rda dan Mahasis."va. Perbaikan dalambidang ekonomi, yang mengalami kerusakanpada masa Orde Baru sepefii terjadi inflasimencapai 6500 , tersisihnya masyarakatIndonesia dari 1alu lintas ekonorni dunia modetnserta prasarana ekonomi lain yang mengalarnikerusakan (Karim, 1983: 4).

Sebagai langkah selanjutnya Soekarnosebagai Presiden pefiama, memberikanwewenang kepada Jenderal Soeharto uniukmenyelamatkan Indonesia dari krisis ekonorni.Penyerahan we\.venang melalui Surat PerintahSebeias Maret (Supersemar). Sebagaipengemban Supersemar Jenderal Soeharto telahmelakukan langkah-langkah untuk mengatasikrisis negara Indonesia, yang mengalami detisitanggaran selama enam bulan. Anggaran tahun1966 tidak dapat dipakai, hutang negara semakintinggi, cek negara tidak dapat diuangkan.Sebagai tindak lanjut dari langkah tersebut makaPemerintah Orde Baru mengadakan siclangMPRS dengan menghasilkan beberapa ketetapandiantaranya TAP MPRS No.XXXiiI[vtPRSi66tentang pembaharuan dan pembangunan denganmelaksanakan kebijakan program pembangunanjangka pendek diarahkan pada pengendalianinflasi, dengan mengadakan sistemdebirokratisasi dan menetapkan harga barangdengan memegang tujuh pedoman. Pedomanyang digariskan oleh pemerintah seperti hargadisesuaikan dengan produksi serta pengawasan

disetiap departemen dalam bidang harga.Menjelang tahun 1968 pembinaan stabilisasi

yang bersifat opersional penyelamatall uangnegara seperti operasi pajak, penghematanpengeluaran pemerintah, membatasi kreditBANK, dan penghapusan pajak impor. Untukmengatasi di bidang pangan pemerintah telahmelakukan beberapa usaha pencukupankebutuhan beras dengan cara impor, danpeningkaian hasii perlanian dengan cara Bimas(Bimbingan Massal). intensifikasi pefianian.Sedangkan daiam bidang sandang, pemerintahOrde Baru melakukan kebijaksanaan ImporTekstll dan rehabilitasi-rehabilitasi fisik sepefiiperbaikan jalan, perbaikan mesin yang rusak danrehabilitasi dalam bidang ekspor (Nitisastro,1970:4).

Untuk mengatasi masalah keuangan (dana)yang diperlukan, Pernerintah Orde Barumengambii langkah dengan menundapembayaran hutang dengan bantuan luar negeri(Cahyono. 1992:18).

Menjelang tahun 1998 Pemerintah Orde Bamtelah dapat menekan Inflasi menjadi 86%.Sebagai kelanjutan dari program pembangunanjangka pendek, maka pemerintah melakukanpembangunan jangka panjang dengan menekanRencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)yang dimulai pada tanggal 1 April 1968, sesuai

dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN)arah pembangunan jangka panjang antara lain:

478 Jurnal Forum Sosial, Vol. WI, No. 01, Februari 2014

Page 5: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

Pembangunan jangka panjang harus mampumembalva pembahan-perubahan Fundamentaldalam Struktur Ekoncmi Indonesia sehinggaproduk nasional yang berasal dari sektor-sektordi luar pertanian akan merupakan bagian yang

semakin besar, dan Industri menjadi tulangpunggung ekonomi bagi penduduk yang hidupclari sektor-sektor drluar pertanian semakinbertambah dan kornposisi ekspor akan membahsehingga ekspor Indonesia akan seinakin banyakyang terdiri dari bahan-bahan yang telah diolahdan barang-barang jadi. Dengan demikian akan

berarti meningkatnya Ketahanan EkonorniIndonesia terhadap penibahan keadaan alam dangoncangan-goncangan ekonomi dunia(Ketetapan NIPR RI No.IV/MPRII978: 88).

Tujuan Pelita I ialah untuk meningkatkantaraf hidup rakyat dan sekaiigus meletakkandasar-dasar ba-ei pembangunan pada tahap

berikutnya. Srategi dalam Pelita I sebagian besar

ditujukan pada bidang Ekonomi, yaitu 78,28%untuk sektor pertanian dan irigasi. sedangkansektor yang lain seperti bidang sosial dan bidangumum memperoleh 16,240/0. Untukmelaksanankan Pembangunan Repelita I makaPemerintah Orde Baru telah melaksanakanberbagai macam kebijaksanaan untuk mendapatdana karena dana yang diperlukan sangat besarsehingga diperlukan bantuan luar negeri. Untukmengatasi ha1 tersebut Pemerintah Orde Barumenjajaki kemungkinan bantuan iuar negeri atas

Guru to Guru ogreement dan kredit-kreditdengan sangat lunak, bantuan pangan, bantuanteknis (hibair) dan penanarr-ran modal asing.Dalarn Pidato Kenegaraan Presiden RI. 16

Agustus i 975 mengatakan bahrva:Bantuan luar negeri dan penanaman modal

asing adalah iangkah-langkah yang kita ambilsecara sadar untuk mempercepat pembangunanIndonesia dengan memanfaatkan keterampilandan modal yang dapat rnenyertai kita dalampembangunan rnr. Sebab itu adalah servajarnya,apabila mengharap dan memberi arah, agarpenanaman modal asing disini mau mampumenyesuaikan diri dengan kepentinganIndonesia.

Selain bantuan berupa pinjaman pacla tahun1970-an. Pemerintah Orde Baru jugurnemberikan kesempatan pada investor asinguntuk menanamkan modalnya dengan harapanagar mereka dapat dijadikan contoh serta

sebagai pengarval bagi penanaman-penanantanmodal dalam negeri. Hal tersebut telahdipertegas dengan keluamya UUD No.1/1967yang rnemberikan kesempatan pada investor

Yunani Hasan : Slluasi Politik dan Ekonomi ...

asing untuk menanamkan rnodalnya ke

Indonesia. Dengan tujuan meningkatkanperekonomian rakyat dan meningkatkanPembangunan Nasional. Untuk mempermudahpelaksanaan penanam modal asing PemerintahOrde Baru, dalam hal ini dilaksanakan olehAsisten Pribadi Presiclen (Aspri) yang pada.,vaktu itu dijabat oleh Soejono llumardani, telahmemperkenalkan Peilerintah Orde Baru ke

Pemcrintah Jepang.N'Ienjelang tahun 1971 modal asing yang

masuk ke hdonesia di dorninasi oleh Negara

Jepang yang menggeser kedudukan modalAmerika Serikat. Modal Negara Jepang tidakdisukai oleh masyarakat, karena pedlaku modaiyang demikian ekspansif dan cenderungmengabaikan kelii<iupan masyarakat dimanamodal tersebut ditanam. Dengan dernikianmodal Negara Jepang diprotes rnahasiswa pada

saat itu (Jharianto, 1996: 10). Faktor lain adanya

anti Jepang adaiah pada lase investasi iuarnegeri Indonesia yaitu partner nasioual dalamperusahaan patungan dengan Jepang hantsmenerima dengan terpaksa prinsip-prinsipperjanjian paket, berarti bahwa partner Jepang

menyediakan perusahaan patungan itu dengan

moda1, manajemen, teknologi, modal kerja,peralatan dan mesin. Dengan demikian pada

umumnya mereka menguasai sebagian besar

saham perusahaan-perusahaan tersebut(Tsnmmi. 1987 70).

Untuk mempercepat proses pembangunandan mencapai pertumbuhan ekonomi yang

tinggi, pemerintah lebih menggunakanpendekatan pasar bebas, sebagai orieltasipembangunan ekonoml untuk mempersiapkannegara dalam persainean intemasional. Akantetapi peran pemerintah diperkecil seclangkanperanan modai asing mendapat perhatran yallgutama (Wi1opo, 1976: i55). Untuk mempercepatmodal asins masuk ke Indonesia sebagai

langkah selanjutnya Soejono Humardanilangsung mengadakan hubungan dengan negara

.Iepang baik kunjungan kenegeraan Inaupunkunjungan langsung. Ha1 demikian menjadikutukan mahasisrva, karena srategipembangunan tidak menyentuh rakyat salna

sekali, dan modal asing lebih banyak bergerakpada industri manufaktur yaitu industri yangrreneembangkan teknologi modern. Dengandemikian maka timbulah keinginan mahasisrva

untuk memprotes, mengadakan gerakan-gerakanluar kampus seperti menyambut rnenteri kerjasarna Belanda dan ketua IGGI, Jhon Pieter

' Pronk dengan mengadakan demonsrati di

JLrrnal Forrtm Sosial, Vol. Vll, No. 0L, Februari 2014 419

Page 6: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

Yunani Hasan : Siluasl Politik dqn Ekonomi ...

lapangan Halim Perdana Kusuma, ketika tiba diIndonesia. Gerakan selanjutnya mengadakandemonstrasi ke kedutaan Jepang di Jakarta. Sefiamereka mendatangi perusahaan Jepang diIndonesia seperti Toyota dan Sanyo (Wilopo.1976: 100).

KESIMPULAN

Daiam usaha mengembangkan DemokrasiPancasila, maka lembaga perwakilan rakyatseperti DPR dan MPR mempunyai peranan yangpenting. Melalui lembaga-lembaga perwakilanrakyat ini, keinginan dan pengawasan rakyattei'hadap pemerintah diusahakan agar bisa disalurkan. Selanjutnya diadakan penyederhanaankehidupan kepartaian, keormasan dan kekayaandengan melakukan fusi partai politik. Usaha inidimulai dengan mengadakan serangkaiankonsultasi dengan pimpinan partai-partai politikdengan berdasarkan pada UU No.3 Tahun 1975.Hasilnya lahir 3 kelompok di DPR sebagaiberikrit:a. Kelompok Demokrasi Pembangunan, yang

terdiri dari PNI, Parkindo, IPKI (IkatanPendukr"rng Kemerdekaan Indonesia), danMurba. Kelompok ini dikenal dengan PartaiDemokrasi Indonesia (PDI). Kelompok inimengadakan fusi pada tanggal 10 Januari1973.

b. Kelornpok Persatuan Pembangunan, terdiriclari NU, Parmusi, PSSI, dan Perti.Kelompok ini dikenal dengan PartaiPersatuan Pembangunan (PPP). Kelompokini rnengadakan fusi pada tanggal 5 Januarit913.

c. Kelompok organisasi profesi seperti buruh,pemuda, tani, neiayan, pegarvai, dan lainlainbergabung sebagai kelompok GolonganKarya, yang sernula bernama SekretariatBersama (Sekber Golkar).Selain melakukan restrukturisasi partai

politik. sebelumnya pemerintah juga menggelarpemilu lndonesia yang kedua. Tanggal 23 Mei1970 Soehafio mengeluarkan Surat KeputusanNo.43. Surat itu berisi pengumuman namaparlai-parlai politik yang akan berpartisipasidalarn pemilu. Flasilnya ada 3 pemenang besardalam pemilu tanggal 3 Juli 1912. Umtanpefiama dipegang oleh Golongan Karya dengan221 kursi, la1u Nahdlatul Ulama sebagaiperingkat kedua dengan 58 kursi dan PNI yangmenempati urutan ketiga dengan 20 kursi.Kemenangan Golongan Karya di dalamPemilihan Umum ini berlangsung secara terus

menefl;s sampai tumbareay'a pemerintahan OrdeBaru pada 2i Nlei 199S.

Sedangkan penr elanatan ekonomi nasionalterutama bempa usaha memberantas inflasr.penyelamatan keuansan negara, danpengamanan kebr.rtuhan pokok rakyat. Kenaikanharga pada au'al lahun 1966 menunjukkantingkat inflasi sekitar 650% ticlakmemungkinkan pernerintah untuk melaksanakanpembangunan densan sesera. tetapr hantsmelakukan stabilisasi dan rehabiiitasi ekonomiterlebih dulu. Stabilisasi berarti pengendalianinflasi. supaya harga-harga tidak meionjak terus

secara cepat. Sedangkan rehabilitasi adalahrehabilitasi secara fisik sarana dan prasarana

ekspor dan alat-alat produksi yang banyakmengalami kerusakan. Kebijakan perekonomiandi era Orde Baru telah disusun sebelumnya pada

tahun 1966, semenjak Soeharto di berikanmandat Supersemar. Di masa itu, MPRSmengeluarkan Ketetapan No.XXIIVMPRS/1 966yang berisi tentang Pembaharuan KebijaksanaanLandasan Ekonomi, Keuangan, dan

Pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, Akhmad Zain. 1990. Beberapa Aspelc

Pembangtman Ortle Banr. So1o. Ramadani.

Cahyono, Her-u. 1992. Perctnan Ulamo DaluntGolliar 1971-1980: Dari Pemilu SampaiMulari. Jakafta: Sinar Harapan.

Gafur. Abdul. 1987. Pak Harto, Pondangan clan

Harapan n.vct. Jakarta: Pustaka Hartini.

Ikrar. N. Bhakti (Eds). 1996. Mahar." PejuuttgPendidili clan Penclidili Pejuttng. Tidakditerbitkan.

Iskarrdar. Mohan.rmad, Dkk. 2007. Sejarah InclonesiaDulum Peiliembangan Zatnon. Jakarta: Ganera

Exact.

Karim,Rusli. 1983. Perjalqnan Partai Politiki diInclonesia. Sebuah Potret Pasong Surut..Iakarta: Rajaivali.

Robinson, Richard. 1981. Sejaroh Politil; Orde BartL.

.laliarto'. Lembaga Studi Pembangunan.

Sjalirir. 1994. Piliiron Politili Sjahrir. Jakarta:

LP3ES.

Tsurumi, Yoshi. ftr'er tctsi Jepang di Indoncsia.Pernilihcn. -]lih Teknologi, dan KonJlik Politik.

480 Jurnal Forum Sosial,Vol. Vll, No. 01, Februari 2014

Page 7: I-l (Orla) ditandai dengan lumpuhnl,a Pembangunan" dan Tap ll ...

Dalatn Papanek, Gustaf, F (Pen-v-utiing). 1987.Ekottomi Inclonesia.Jakarla:Gramedia.

tVilopo. 1976- Diolog Tentang Min-v"ak dan Hutcutg.Jakarla: Prisma 4.

Yunani Hosan : Situ-crsi Politik dan Ekonomi ...

lurnal Forum Sosial, Vol. Vll, No. 01, Februari 2014 481r