Hyperlink
-
Upload
risfiani-wulandari -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Hyperlink
Blog > Kegemukan > Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Pasien Menjadi Lebih Gemuk
Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Pasien Menjadi Lebih GemukMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam
Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan pasien menjadi lebih gemuk ketika sembuh dari sakit adalah sebagai berikut.
Steroid
Steroid banyak digunakan untuk mengatasi alergi, asma dan rhaumatoid arthritis. Obat ini bekerja dengan menjaga keseimbangan hormon yang mengatur metabolisme dan daya tahan tubuh. Namun penggunaan steroid dapat memicu distribusi lemak tubuh ke bagian perut dan leher bagian belakang sehingga menyebabkan Cushing’s Syndrome. Steroid juga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 7 persen, bahkan mencapai 12 kg pada penggunaan jangka panjang.
Obat-obat diebetes
Salah satu obat untuk diabetes tipe-2 adalah sulfonylurea. Obat ini meningkatkan produksi insulin agar kadar gula turun, namun sekaligus memicu rasa lapar sehingga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 2-4 kg. Obat diabetes lain yang menyebabkan gemuk adalah thiazolidinediones (TZD). Namun efeknya tidak sebesar sulfonylurea, hanya menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg pada pemakaian terus menerus selama 1 tahun.
AntialergiObat-obat antialergi yang mengandung diphenhydramine dapat menghambat pengeluaran histamin, senyawa yang memicu reaksi alergi. Namun obat tersebut juga mempengaruhi reseptor di otak yang mengatur rasa lapar, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1 persen pada pemakaian jangka panjang.
Antihipertensi
Obat-obatan golongan beta-blocker yang meliputi propranolol, metoprolol dan atenolol dapat mengatasi tekanan darah tinggi dengan cara menghambat kerja hormon adrenalin. Namun obat ini juga membuat metabolisme menjadi lebih lambat, sehingga pasien sering merasa letih dan cenderung jarang bergerak. Dalam jangka panjang, kurang olahraga akan menyebabkan berat badan meningkat. Jika tidak diatasi, dalam beberapa tahun berat badan bisa meningkat hingga 4-8 kg.
Antidepresan
Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi depresi antara lain trisiklik dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Keduanya dapat membuat reseptor di otak tidak bisa membedakan rasa lapar dan kenyang, sehingga nafsu makan tidak terkontrol. Seorang psikiater dari Newcastle University, Paul Mackin mengatakan 25 persen pasien yang mendapat SSRI mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 persen dalam pemakaian selama 6 bulan. Dalam jangka yang sama, trisiklik menyebabkan kenaikan berat badan paling banyak 13-20 kg.
Obat kanker
Meski sebagian besar obat kemoterapi menyebabkan tubuh menjadi kurus, beberapa obat justru meningkatkan nafsu makan serta berat badan. Di antaranya adalah megestrol asetat dan tamoxifen, yang digunakan untuk mengobati kanker payudara dan kanker endometrium. Karena efek samping tersebut, megestrol asetat juga digunakan juga untuk membangkitkan nafsu makan pada penderita
anoreksia. Dalam jangka pemakaian selama 6 bulan, obat ini dapat membuat berat badan meningkat hingga 9 kg.
BACA JUGA:
Blog > Info Kesehatan > Losartan Obat Tekanan Darah yang Sering Diresepkan
Losartan Obat Tekanan Darah yang Sering DiresepkanMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam
Obat tekanan darah yang sering diresepkan, yaitu losartan (Cozaar) ternyata bisa mencegah hampir semua kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh paparan asap rokok selama 2 bulan. Para ilmuwan di Johns Hopkins telah berhasil membuktikannya pada penelitian yang baru diujicobakan pada tikus. Penelitian tersebut akan diteruskan pada penderita chronic obstructive pulmonary disease (COPD) yang terkait dengan merokok. COPD merupakan konsekuensi jangka panjang merokok dan sampai sekarang, tidak ada perawatan potensial yang dikenal untuk mencegah atau memperbaiki kerusakan paru-paru tersebut.
Losartan atau obat serupa dapat berfungsi sebagai pengobatan yang efektif untuk penyakit paru akibat merokok pada manusia. Dan karena obat ini sudah disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat sebagai pengobatan yang aman dan efektif untuk hipertensi, menggabungkan obat tersebut ke dalam pengobatan COPD akan cukup cepat. Pada orang dengan COPD, pernapasan menjadi sulit dan semakin memburuk, saluran udara kecil dan rongga udara yang mengalirkan oksigen melalui paru-paru dan ke dalam aliran darah dapat menjadi rusak. Dinding saluran nafas menebal dan lebih mudah terhambat oleh lendir, dan rongga udara kehilangan elastisitasnya.
Bagian dari kelas obat yang disebut angiotensin II antagonis reseptor, dapat memblokir aksi dari sinyal protein yang disebut transforming growth factor beta, atau TGF-beta. Penelitian lain menunjukkan bahwa, kadar TGF-beta meningkat pada sampel jaringan paru-paru dari perokok dengan COPD. Terjadi peningkatan kadar TGF-beta di paru-paru tikus yang terpapar asap rokok dan dalam sampel jaringan paru dari 8 perokok dengan COPD. Hasil analisis biokimia menunjukkan bahwa, tikus yang terpapar asap rokok mengalami peningkatan 4 kali lipat sinyal TGF-beta di paru-paru. Sinyal TGF-beta dalam paru-paru penderita COPD adalah 25 persen lebih besar dibandingkan pada perokok tanpa COPD.
Sambil terus diberi paparan asap tembakau, beberapa tikus diobati dengan dosis rendah dari losartan (0,6 gram per liter), atau dosis tinggi (1,2 gram per liter). Satu set tikus yang terpapar asap diberi antibodi penetralisir sinyal TGF-beta. Para peneliti menemukan peningkatan besar dari ukuran kerusakan paru-paru. Terjadi penurunan penebalan dinding paru pada tikus yang diberi losartan. Tikus yang diobati dengan losartan tidak menunjukkan tanda-tanda over-ekspansi paru dan tidak ada tanda-tanda deposisi kolagen meningkat, dan memiliki tingkat normal elastin-metabolizing enzymes dan fragmen protein dalam dinding kantung udara mereka.
Blog > Alergi > Obat Alergi OTC
Obat Alergi OTCMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam
Meskipun ada banyak apotek online yang sah yang menjual OTC obat
alergi yang jasanya Anda dapat menggunakan dengan keyakinan yang sama seperti yang akan Anda miliki di apotek setempat, ada individu tertentu yang tetap penipuan menjual secara online Zyrtec. Dalam rangka untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan apotek online terkemuka, memeriksa untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berlisensi. Juga periksa bahwa mereka akan dapat untuk melindungi privasi Anda dan menjaga informasi pribadi Anda aman juga. Untuk berada di sisi aman, hanya membeli obat yang disetujui FDA dari apotek berlisensi.
Hal ini penting untuk berhati-hati ketika membeli Zyrtec online. Hal ini karena beberapa situs yang tidak berlisensi dan tidak mungkin bahkan menjadi apotek yang mereka menampilkan diri untuk menjadi. Beberapa situs juga tidak menawarkan perlindungan informasi pribadi Anda yang bisa berakhir di tangan yang salah. Terlebih lagi, berurusan dengan farmasi palsu bisa Anda berakhir dengan obat yang salah untuk kondisi khusus Anda. Ada juga beberapa apotek online penipuan yang menjual obat Zyrtec yang palsu, tidak disetujui FDA, dari tanggal atau kedaluwarsa, tidak mengandung bahan yang tepat, tidak memenuhi standar manufaktur atau tidak dikirim atau toko benar.
Dalam kebanyakan kasus, memilih untuk membeli online Anda Zyrtec aman dan juga akan membuktikan biaya yang lebih efektif daripada pergi ke apotek setempat atau toko eceran. Selain itu, dalam hal bahwa Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan obat Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan milik farmasi berlisensi apotek online terkemuka, nyaman dari privasi di rumah Anda. Beberapa apotek online yang baik juga akan memberikan beberapa informasi tentang Zyrtec yang Anda mungkin telah dicetak.
Blog > Alergi > Obat Alergi OTC
Obat Alergi OTCMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam
Meskipun ada banyak apotek online yang sah yang menjual OTC obat
alergi yang jasanya Anda dapat menggunakan dengan keyakinan yang sama seperti yang akan Anda miliki di apotek setempat, ada individu tertentu yang tetap penipuan menjual secara online Zyrtec. Dalam rangka untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan apotek online terkemuka, memeriksa untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berlisensi. Juga periksa bahwa mereka akan dapat untuk melindungi privasi Anda dan menjaga informasi pribadi Anda aman juga. Untuk berada di sisi aman, hanya membeli obat yang disetujui FDA dari apotek berlisensi.
Hal ini penting untuk berhati-hati ketika membeli Zyrtec online. Hal ini karena beberapa situs yang tidak berlisensi dan tidak mungkin bahkan menjadi apotek yang mereka menampilkan diri untuk menjadi. Beberapa situs juga tidak menawarkan perlindungan informasi pribadi Anda yang bisa berakhir di tangan yang salah. Terlebih lagi, berurusan dengan farmasi palsu bisa Anda berakhir dengan obat yang salah untuk kondisi khusus Anda. Ada juga beberapa apotek online penipuan yang menjual obat Zyrtec yang palsu, tidak disetujui FDA, dari tanggal atau kedaluwarsa, tidak mengandung bahan yang tepat, tidak memenuhi standar manufaktur atau tidak dikirim atau toko benar.
Dalam kebanyakan kasus, memilih untuk membeli online Anda Zyrtec aman dan juga akan membuktikan biaya yang lebih efektif daripada pergi ke apotek setempat atau toko eceran. Selain itu, dalam hal bahwa Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan obat Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan milik farmasi berlisensi apotek online terkemuka, nyaman dari privasi di rumah Anda. Beberapa apotek online yang baik juga akan memberikan beberapa informasi tentang Zyrtec yang Anda mungkin telah dicetak.
Blog > Alergi > Obat Alergi OTC
Obat Alergi OTCMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam
Meskipun ada banyak apotek online yang sah yang menjual OTC obat
alergi yang jasanya Anda dapat menggunakan dengan keyakinan yang sama seperti yang akan Anda miliki di apotek setempat, ada individu tertentu yang tetap penipuan menjual secara online Zyrtec. Dalam rangka untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan apotek online terkemuka, memeriksa untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berlisensi. Juga periksa bahwa mereka akan dapat untuk melindungi privasi Anda dan menjaga informasi pribadi Anda aman juga. Untuk berada di sisi aman, hanya membeli obat yang disetujui FDA dari apotek berlisensi.
Hal ini penting untuk berhati-hati ketika membeli Zyrtec online. Hal ini karena beberapa situs yang tidak berlisensi dan tidak mungkin bahkan menjadi apotek yang mereka menampilkan diri untuk menjadi. Beberapa situs juga tidak menawarkan perlindungan informasi pribadi Anda yang bisa berakhir di tangan yang salah. Terlebih lagi, berurusan dengan farmasi palsu bisa Anda berakhir dengan obat yang salah untuk kondisi khusus Anda. Ada juga beberapa apotek online penipuan yang menjual obat Zyrtec yang palsu, tidak disetujui FDA, dari tanggal atau kedaluwarsa, tidak mengandung bahan yang tepat, tidak memenuhi standar manufaktur atau tidak dikirim atau toko benar.
Dalam kebanyakan kasus, memilih untuk membeli online Anda Zyrtec aman dan juga akan membuktikan biaya yang lebih efektif daripada pergi ke apotek setempat atau toko eceran. Selain itu, dalam hal bahwa Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan obat Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan milik farmasi berlisensi apotek online terkemuka, nyaman dari privasi di rumah Anda. Beberapa apotek online yang baik juga akan memberikan beberapa informasi tentang Zyrtec yang Anda mungkin telah dicetak.
Archive for category Makalah Penyakit TBC
Alfa Mangostin dari Kulit Buah ManggisPosted by hadyherbs in Makalah Penyakit TBC, mangostin on December 26, 2011
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buah manggis
(Garcinia mangostana L) dengan mengambil konstituen senyawa aktifnya yaitu alfa
mangostin yang berasal dari kulit buah manggis. Menurut hasil penelitian, kulit buah
manggis memiliki aktivitas HIV tipe I (Chen, 1966), antibakteri, antioksidan dan anti
metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa
mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil
isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Sudarsono dkk.,
2002), antibakteri dan antifungi (Sundaram et al., 1983). Kandungan kimia kulit manggis
adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998).
Kulit buah mengandung senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A,
mangostenon B, trapezifolixanton, tovofillin B, alfa mangostin, beta mangostin, garsinon
B, mangostanol, flavonoid, epikatekin (Suksamsarn et al., 2002). Gartanin, gamma
mangostin, garsinon E, epikatekin (Chairungsrilerd et al., 1996). Xanton terdistribusi luas
pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar
xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu
Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Alfa mangostin
merupakan derivat dari xanton yang memiliki nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-
2,8-bis (3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on) (Sudarsono dkk., 2002).
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika
yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25
meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang,
meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam
perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah
ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar
antioksidan tertinggi di dunia.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu
dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Gambar 1. Buah Manggis
Bahan aktif XANTHONE dalam buah manggis memiliki khasiat yang sangat menakjubkan.
Terutama bagian dalam kulit dan biji manggis. Banyak ilmuwan telah mengkaji khasiat
buah manggis sejak tahun 1970an. Xanthone merupakan bahan aktif yang bersifat
antikanker, antioksidan. Xanthone mampu menghambat proses penuaan. Berikut fungsi
manggis: Seluruh Bagian Berkhasiat Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman
hayati melimpah, Indonesia memiliki sumber tanaman herbal yang tiada habisnya. Salah
satu tanaman yang berkhasiat obat, yaitu manggis. Tak hanya nikmat disantap sebagai
buah segar, manggis juga memiliki sejumlah kemampuan.
Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional
manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan
antiinflamasi atau antiperadangan.
Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik,
guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan
bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur,
berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare,
dan sariawan mulut (kompas.com).
Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L )
1 Klasifikasi tanaman Garcinia mangostana L
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Guttiferanales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
(Rukmana, 1995)
b. Ekologi dan Penyebaran
Manggis merupakan tanaman asli daerah tropis kawasan Asia Tenggara. Sebagian
literatur memastikan daerah asal tanaman manggis adalan Kepulauan Sunda Besar dan
Semenanjung Malaya. Selain itu juga disebutkan terdapat di hutan-hutan belantara di
Kalimamtan Timur dan Kalimantan Tengah (Rukmana, 1995). Tumbuhan ini dapat tumbuh
di Jawa pada ketinggian 1-1000 dari permukaan laut, pada berbagai tipe tanah (pada
tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik) (Sudarsono, dkk., 2002).
c. Penggunaan
Secara empirik buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel,
keputihan, disentri, wasir, borok, disamping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan
juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat,
sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid
yang tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah
(Sudarsono, dkk., 2002).
d. Kandungan kimia
Lima puluh xanton telah diisolasi dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Yang
pertama diberi nama mangostin setelah itu diberi nama a-mangostin pada tahun 1885
(Schmid, 1855). Turunan xanton lain yang telah diisolasi dari kulit buah manggis adalah γ-
mangostin (Jefferson et al., 1970), gartanin dan 8-dioksigartanin (Govindachari dan
Muthukumaraswamy, 1971). Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana
L mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu a-
mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. a-mangostin merupakan komponen
utama dalam kulit buah manggis sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor
(Sudarsono, dkk., 2002).
e. Senyawa a-mangostin
Bioaktif utama yang merupakan metabolit sekunder dari manggis (Garcinia mangostana
L) adalah turunan xanton (Jung et al., 2006 dan Peres et al., 2000). Konstituen utama dari
xanton manggis adalah a-mangostin dan γ-mangostin. Senyawa a-mangostin
menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S. aureus, P aeruginosa,
Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis dan aktivitas antibakteri yang sedang
terhadap Proteus sp, Kleibsella sp dan Escherhia coli dengan nilai MIC antara 12,5 dan 50
µg/mL. Senyawa a-mangostin juga menunjukkan aktivitas antijamur yang tinggi terhadap
jamur Epidermophyton floccosum,Alternaria solani, Mucor sp, Rhizopus sp,
Cunninghamella echinulata dan aktivitas antijamur yang sedang terhadap Trichophyton
mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicilliumsp,
Fusarium roseum, dan Curvularia lunata dengan nilai MIC 1 dan 5 µg/mL (Sundaram et al.,
1983 cit Chaverriet al., 2008). MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah konsentrasi
terendah antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (mikroba).
Banyak penelitian yang lain juga menunjukkan aktivitas a-mangostin sebagai antioksidan,
antitumor, antiviral dan antiinflamasi (Chaverri et al., 2008). Struktur a-mangostin dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Struktur Kimia Senyawa a-Mangostin
Nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H
xanten-9 on), rumus molekul : C24H22O6, berat molekul : 410,46 dan kemurnian
: >95%, 98%, 99% menggunakan HPLC (Petersson, 2009).
f. Ekstraksi
Ekstraksi adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung
(Departemen kesehatan, 1979). Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor
seperti sifat bahan mentah obat atau simplisia dan daya penyesuaian dengan tiap macam
metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau
mendekati sempurna dari obat atau simplisia (Ansel, 1989). Selain itu metode ekstraksi
dipilih berdasarkan sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi (Sarker et al.,
2006). Senyawa khas (zat aktif) akan didapatkan dengan menggunakan metode maserasi
yang cepat dan teliti (Harborne, 1987). Metode ekstraksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan
penyari tersebut akan menembus dinding sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di
luar sel, maka larutan terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Ansel, 1989).
Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Selama waktu tersebut, keseimbangan antara
bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah
tercapai, sehingga penarikan zat yang disari oleh cairan penyari telah optimal. Dengan
pengadukan, keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan. Secara teoritis
pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute (Voight, 1994).
g. Isolasi
Metode isolasi adalah proses pengambilan suatu komponen tertentu dalam keadaan
murni dari suatu ekstrak. Kelarutan (hidrofobisitas atau hidrofilisitas), sifat asam basa,
stabilitas, dan ukuran molekul merupakan gambaran umum molekul yang sangat
membantu dalam menentukan proses isolasi. Jika mengisolasi suatu senyawa yang sudah
diketahui atau dari sumber yang baru, dapat dicari informasi dari literature mengenai
sifat kromatografi senyawa target tersebut, sehingga mudah untuk menentukan metode
isolasi yang sesuai. Tetapi akan lebih sulit untuk menentukan prosedur isolasi untuk
ekstrak dengan kandungan senyawa yang sama sekali belum diketahui tipe senyawanya
(Sarker et al., 2006).
h. Sifat dan Golongan
Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan
bertanggungjawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa
xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-
bis(3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-
9Hxanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-
mangostin. Alfa mangostin merupakan jenis xanton yang dapat ditemukan pada tanaman
manggis, terutama di kulit buahnya. Xanton ialah pigmen fenol kuning yang reaksi
warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia
xanton berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat
spektrumnya yang khas . Xanton mempunyai strukur kimia yang khusus, yang dinamakan
sistem cincin aromatic trisiklik yang biasanya disubtitusi dengan isoprene, fenol, dan
metoksi sehingga memberikan banyak kemungkinan struktur . Senyawa xanton tidak
dapat larut dalam air, tapi dapat larut pada beberapa pelarut yang lain yang jarak
kepolarannya dari metanol sampai heksana .
Alfa mangostin merupakan serbuk amorfus berwarna kuning yang mempunyai titik leleh
180-182ºC dan dapat dilihat pada spektrofotometer UV dengan panjang gelombang
maksimum 215, 243, 317 . Mangostin dapat diperoleh dari kulit buah manggis yang
direbus, tannin dipisahkan dengan alkohol dan kemudian dievaporasi, sehingga akan
menghasilkan produk berupa mangostin dan resin .Teknik isolasi alfa mangostin yang
dilakukan oleh Walker yaitu dengan merendam kulit buah manggis dengan pelarut
heksana, kemudian dievaporasi dengan rotatory evaporator. Ekstrak dilarutkan dalam
metanol hangat dan direkristalisasi dengan menambahkan aquades dengan
perbandingan 20:1 dari metanol dan dilanjutkan dengan pendinginan.
2 Kajian Farmakologi Kulit Buah Manggis
Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Kulit buah
manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di Negara India,
Myanmar Sri langka, dan Thailand (Mahabusarakam et al., 1987). Secara luas,
masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit
sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003). Di era modern,
pemanfaatan kuliat buah manggis secara luas di Negara tersebut memicu minat para
ilmuwan untuk menyelidi dan mengembangkan lembih lanjut aspek ilmiah keberkhasiatan
kulit buah manggis tersebut. Banyak penelitian telah membuktikan khasiat kulit buah
manggis, dan diantaranya bahkan menemukan senyawasenyawa yang bertanggungjawab
terhadap efek-efek tersebut. Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai efek
farmakologi dari kulit buah manggis.
1) Aktivitas antihistamin
Dalam reaksi alergi, komponen utama yang mengambil beran penting adalah sel mast,
beserta mediator-mediator yang dilepaskannya yaitu histamin dan serotonin. Allergi
disebabkan oleh respon imunitas terhadap suatu antigen ataupun alergen yang
berinteraksi dengan limfosit B yang dapat memproduksi imunoglobulin E (IgE).
Imunoglubulin E yang diproduksi kemudian menempel pada reseptor FceRI pada
permukaan membran sel mast. Setelah adanya interaksi kembali antara antigen-antibodi,
akan merangsang sel mast untuk melepaskan histamin (Kresno, 2001; Subowo, 1993).
Berhubungan dengan reaksi alergi atau pelepasan histamin tersebut, Chairungsrilerd et
al. (1996a, 1996b, 1998) melakukan pengujian ekstrak metanol kulit buah manggis
terhadap kontraksi aorta dada kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamine maupun
serotonin. Dari analisa komponenkomponen aktif dari fraksi lanjutan hasil dari
kromatografi gel silika, mengindikasikan bahwa senyawa aktifnya adalah alfa dan gamma
mangostin. Alfa mangostin sendiri mampu menunjukkan aktivitas penghambatan
kontraksi trakea marmut terisolasi dan aorta torak kelinci terisolas, yang diinduksi
simetidin, antagonis reseptor histamin H. Namun, senyawa tersebut tidak menunjukkan
aktivitas pada kontraksi yang diinduksikarbakol, penilefrin dan KCl. Alfa mangostin juga
mampu menghambat ikatan [3H]mepiramin terhadap sel otot polos arta tikus. Senyawa
terakhir tersebut merupakan antagonis spesifik bagi reseptor histamin H. Dari analisa
kinetika ikatan [3H]mepiramin megnindikasikan bahwa alfa mangostin menghambat
secara kompetitif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa alfa mangostin tersebut
dikategorikan sebagai pengeblok reseptor histaminergik khususnya H, sedangkan gamma
mangostin sebagai pengeblok reseptor serotonergik khususnya 5-hidroksitriptamin 2A
atau 5HT. Lebih lanjut, Nakatani et al. (2002a) melakukan penelitian ke arah mekanisme
ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada penelitian tersebut ekstrak kulit manggis
yaitu : etanol 100%, 70 %, 40% dan air, diuji terhadap sintesa prostaglandin E dan
pelepasan histamin. Ekstrak etanol 40% menunjukkan efek paling poten dalam
menghambat pelepasan histamin dari sel 2H3RBL yang diperantarai IgE. Semua ekstrak
kulit buah manggis mampu menghambat sintesa PGE2 dari sel glioma tikus yang
diinduksi ionophore A23187. Pada reaksi anafilaksis kutaneus pasif, semua ekstrak kulit
manggis juga menunjukkan aktivitas penghambatan reaksi tersebut. Dari penelitian ini,
ekstrak etanol 40 % buah manggis adalah paling poten dalam menghambat sintesa PGE
dan pelepasan histamin.
2). Antiinflamasi
Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi dari kulit buah manggis sampai saat ini baru
dilakukan pada tahapanin vitro an untuk tahap in vivo baru pada penelitian dengan
metode tikus terinduksi karagenen. Dari hasil penelitian diduga bahwa senyawa yang
mempunyai aktivitas anti-inflamasi adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin
merupakan xanton bentuk diprenilasi tetraoksigenasi, struktur kimia bisa dilihat pada
Gambar 2. Nakatni et al. (2002b) melakukan penelitian aktivitas anti-inflamasi in vitro dari
gamma mangostin terhadap sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma
tikus C6. Kedua senyawa dan enzim tersebut merupakan mediator terpenting dalam
terjadinya reaksi inflamasi. Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan
PGE2 pada sel glioma tikus C6 yang diinduksi ionophore A23187. Gammamangostin
menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada
kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in
vitro, senyawa ini mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2. Namun,
senyawa tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap : (1) fosforilasi
sinyal ekstraseuler p42/p44 yang diinduksi A23187, yang mengatur protein kinase
teraktivasi kinase/mitogen, dan (2) pelepasan [14C]-asam arakidonat dari sel yang
terlabel [14C]-AA tersebut. Dari penelitian ini, gamma mangostin mempunyai aktivitas
anti-inflamasi dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX). Lebih lanjut, Nakatani
et al. (2004) mengkaji pengaruh gamma-mangostin terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel
glioma tikus C6. Gamma mangostin menghambat ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang
diinduksi lipopolisakarida, namun tidak berefek terhadap ekspresi rotein COX-1.
Lipopolisakarida berfungsi untuk stimulasi fosforilasi inhibitor kappaB (IkappaB) yang
diperantarai IkappaB kinase, yang kemudian terjadi degradasi dan lebih lanjut
menginduksi translokasi nukleus NF-kappaB sehingga mengaktivasi transkripsi gen COX-
2.
Berkaitan dengan itu, gamma mangostin tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB
kinase dan menurunkan degradasi IkappaB dan fosforilasi yang diinduksi LPS. Pada
luciferase reporter assay, senyawa tersebut menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi
LPS dan proses transkripsi gen COX-2 yang tergantung daerah promoter gen COX-2
manusia. Temuan tersebut didukung hasil penelitian in vivo, gamma mangostin mampu
menghambat inflamasi udema yang diinduksi karagenen pada tikus. Dari penelitian ini
dapat dibuat resume : gamma mangostin secara langsung menghambat aktivitas enzim
Ikappa B kinase, untuk kemudian mencegah proses transkripsi gen COX-2 (gen target
NFkappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam proses inflamasi.
3) Anti-oksidan
Dalam Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya, Weecharangsan et al. (2006) menindak-
lanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian aktivitas antioksidan
beberapa ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 95%, serta etil
asetat. Metode yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak mempunyai potensi
sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih
besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut juga
mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15. Seiring dengan hasil
tersebut, Jung et al. (2006) melakukan penelitian aktivitas antioksidan dari semua
senyawa kandungan kulit buah manggis yang disajikan pada Gambar 1-2, minus
mangostingon. Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawasenyawa tersebut,
yang menunjukkan aktivitas poten adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-
mangostin, gamma-mangostin dan smeathxanton A.
4) Antikanker
Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan. Oleh karena itu, penelitian
penemuan obat kanker masih gencar dilakukan. Salah satu tanaman obat yang menjadi
objek kajian adalah kulit buah manggis. Ho et al. (2002) berhasil mengisolasi beberapa
senyawa xanton dan menguji efek sitotoksisitas pada sel line kanker hati. Berdasarkan
penelitian tersebut, senyawa garsinon E menunjukkan aktivitas sitotoksisitas paling
poten. Sementra itu, Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak metanol kulit
buah manggis menunjukka aktivitas sangat poten dalam menghambat proliferasi sel
kanker payudara SKBR3, dan menunjukkan aktivitas apoptosis. Di lain pihak, Matsumoto
et al. (2003) melakukan uji serupa yaitu aktivitas antiproliferatif dan apoptosis pada
pertumbuhan sel leukemia manusia HL60. Berbeda dengan hasl penelitian sebelumnya,
alfa-mangostin menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan apoptosis terpoten diantara
senyawa xanton lainnya. Pada tahun 2004, Matsumoto et al melanjutkan penelitian
tersebut untuk mempelajari mekanisme apoptosis dari alfamangostin. Senyawa tersebut
mampu mengaktivasi enzim apoptosis caspase-3 dan 9, namun tidak pada caspase-8.
Alfa mangostin diduga kuat mem-perantarai apoptosis jalur mitokondria, ini didasari oleh
perubahan mitokondria setelah perlakuan senyawa tersebut selama 1-2 jam. Perubahan
mitokondria tersebut meliputi : pembengkakan sel, berkurangnya potensial membran,
penurunan ATP intraseluler, akumulasi senyawa oksigen reaktif (ROS), dan pelepasan
c/AIF sitokrom sel. Namun, alfa-mangostin tidak mempengaruhi ekspresi protein family
bcl-2 dan aktivasi MAP kinase. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa target
aksi alfa-mangostin adalah mitokondria pada fase awal sehingga menghasilkan apoptosis
pada sel line leukimia manusia. Dari studi hubungan struktur aktivitas, gugus hidroksi
mempunyai kontribusi besar terhadap aktivitas apoptosis tersebut. Melanjutkan temuan
di atas, Nabandith et al. (2004) melakukan penelitian in vivo aktivitas kemopreventif alfa-
mangostin pada lesi preneoplastik putatif yang terlibat pada karsinogenesis kolon tikus,
yang diinduksi 1,2-dimetilhidrazin (DMH). Pemberian senyawa tersebut selama 4-5
minggu, menghambat induksi dan perkembangan aberrant crypt foci (ACF), menurunkan
dysplastic foci (DF) dan betacatenin accumulated crypts(BCAC). Pada pelabelan antigen
nukleus sel yang mengalami proliferasi, senyawa tersebut menurunkan terjadinya lesi
focal dan epithelium kolon tikus.
5) Antimikroorganisme
Selain memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti di atas, kulit buah manggis juga
menunjukkan aktivitas antimikroorganisme. Suksamrarn et al. (2003) bersama
kelompoknya asal Thailand, melakukan penelitian potensi antituberkulosa dari senyawa
xanton terprenilasi yang diisolasi dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian
sebelumnya, alfa mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan
aktivitas paling poten pada percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat
terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil temuan tersebut ditindaklanjuti
peneliti asal Osaka Jepang, Sakagami et al. (2005). Fokus pada alfa-mangostin, kali ini
senyawa tersebut diisolasi dari kulit batang pohon untuk memperoleh jumlah yang besar.
Alfa mangostin aktif terhadap bakteri Enterococci dan Staphylococcus aureus yang
masingmasing resisten terhadap vancomisin dan metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas
sinergisme dengan beberapa antibiotika (gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua
bakteri tersebut. Sementara itu, Mahabusarakam et al. (2006) melakukan pengujian
golongan xanton termasuk mangostin, pada Plasmodium falciparum. Hasil menunjukkan
bahwa mangostin mempunyai efek antiplasmodial level menengah, sedangkan xanton
terprenilasi yang mempunyai gugus alkilamino menghambat sangat poten.
6) Aktivitas lainnya
Telah disebutkan sebelumnya bahwa alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan dan
penangkal radikal bebas. Berkaitan dengan fakta tersebut, alfa-mangostin mampu
menghambat proses oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) yang sangat berperan
dalam aterosklerosis (William et al., 1995). Sedangkan Mahabusarakam et al. (2000)
melaporkan bahwa xanton terprenilasi juga dapat menghambat proses oksidasi dari LDL
tersebut. Penelitian lainnnya, mangostin dilaporkan menghambat poten terhadap HIV-1
protease (Chen et al., 1996). Sementara itu, Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan
bahwa senyawa xanton mangostin dari kuliat buah manggis mampu penghambat
pertumbuhan jamur patogenik : Fusarium oxysporum vasinfectum, Alternaria tenuis, dan
Dreschlera oryzae.
j. Kajian Toksisitas Kulit Buah Manggis
Telah disebutkan bahwa kulit buah manggis mampu menunjukkan berbagai aktivitas
farmakologi, dan diantaranya adalah sangat poten. Senyawa-senyawa utama yang
dominan menunjukkan aktivitas farmakologi adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin
dan garsinon-E. Di lain pihak, perlu juga dilakukan penelitian mengenai kemungkinan efek
toksik dari penggunaan kulit buah manggis tersebut. Jujun et al. (2006) melakukan uji
toksisitas aku maupun sub-kronis terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis yang
mengandung senyawa-senyawa aktif pentingnya. Pada percobaan toksistas akut, ekstrak
(10-25 %) tersebut tidak menunjukkan efek toksis (kematian dan perubahan fisik ataupun
aktivitas) pada tikus. Secara histopatologi, juga tidak ditemukan perubahan yang berarti
pada organ-organ vital tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal, ovarium, ginjal, testis).
Pada percobaan toksisitas sub-kronis, pemakaian ekstrak etanol kulit buah manggis (dosis
50-1000 mg/kg BB) selama 28 hari juga tidak menunjukkan efek toksik yang berarti, yang
meiputi pengamatan gejala efek toksis, perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ vital,
analisa hematologi, kimia darah maupun gross histopatologinya.
DAFTAR PUSTAKA
- Endro Nugroho, Agung. 2008. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah
Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
- Obolskiy, D., Pischel, I., Siriwatanametanon, N., , Heinrich, M., 2009. Garcinia
mangostana L.: A Phytochemical and Pharmacological Review. Phytoterapy Research. Vol
23 (8), hal 1047-1065.
- Paul M, Dewick. 2009. Medicinal Natural Product, Biosynthetic Approach, 3rd Edition.
John Wiley & Sons Ltd: United Kingdom.
- http://www.interscience.wiley.com
- http://wikipedia.org.com
MAKALAH DIPRESENTASIKAN OLEH :
Nuriana Yunita Putri Herdian Larasati, Hafid Afriyanto, Pina Duwi Riani,
Romadhon Permadi Setyawan, Rizky Irma Syarif, Dessy Milanita Trisdayanti,
Amy Amanda Chitra Pahlawani.
3 Comments
Archive for category Makalah Penyakit TBC
Alfa Mangostin dari Kulit Buah ManggisPosted by hadyherbs in Makalah Penyakit TBC, mangostin on December 26, 2011
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buah manggis
(Garcinia mangostana L) dengan mengambil konstituen senyawa aktifnya yaitu alfa
mangostin yang berasal dari kulit buah manggis. Menurut hasil penelitian, kulit buah
manggis memiliki aktivitas HIV tipe I (Chen, 1966), antibakteri, antioksidan dan anti
metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa
mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil
isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Sudarsono dkk.,
2002), antibakteri dan antifungi (Sundaram et al., 1983). Kandungan kimia kulit manggis
adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998).
Kulit buah mengandung senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A,
mangostenon B, trapezifolixanton, tovofillin B, alfa mangostin, beta mangostin, garsinon
B, mangostanol, flavonoid, epikatekin (Suksamsarn et al., 2002). Gartanin, gamma
mangostin, garsinon E, epikatekin (Chairungsrilerd et al., 1996). Xanton terdistribusi luas
pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar
xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu
Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Alfa mangostin
merupakan derivat dari xanton yang memiliki nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-
2,8-bis (3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on) (Sudarsono dkk., 2002).
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika
yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25
meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang,
meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam
perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah
ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar
antioksidan tertinggi di dunia.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu
dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Gambar 1. Buah Manggis
Bahan aktif XANTHONE dalam buah manggis memiliki khasiat yang sangat menakjubkan.
Terutama bagian dalam kulit dan biji manggis. Banyak ilmuwan telah mengkaji khasiat
buah manggis sejak tahun 1970an. Xanthone merupakan bahan aktif yang bersifat
antikanker, antioksidan. Xanthone mampu menghambat proses penuaan. Berikut fungsi
manggis: Seluruh Bagian Berkhasiat Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman
hayati melimpah, Indonesia memiliki sumber tanaman herbal yang tiada habisnya. Salah
satu tanaman yang berkhasiat obat, yaitu manggis. Tak hanya nikmat disantap sebagai
buah segar, manggis juga memiliki sejumlah kemampuan.
Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional
manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan
antiinflamasi atau antiperadangan.
Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik,
guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan
bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur,
berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare,
dan sariawan mulut (kompas.com).
Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L )
1 Klasifikasi tanaman Garcinia mangostana L
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Guttiferanales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
(Rukmana, 1995)
b. Ekologi dan Penyebaran
Manggis merupakan tanaman asli daerah tropis kawasan Asia Tenggara. Sebagian
literatur memastikan daerah asal tanaman manggis adalan Kepulauan Sunda Besar dan
Semenanjung Malaya. Selain itu juga disebutkan terdapat di hutan-hutan belantara di
Kalimamtan Timur dan Kalimantan Tengah (Rukmana, 1995). Tumbuhan ini dapat tumbuh
di Jawa pada ketinggian 1-1000 dari permukaan laut, pada berbagai tipe tanah (pada
tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik) (Sudarsono, dkk., 2002).
c. Penggunaan
Secara empirik buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel,
keputihan, disentri, wasir, borok, disamping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan
juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat,
sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid
yang tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah
(Sudarsono, dkk., 2002).
d. Kandungan kimia
Lima puluh xanton telah diisolasi dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Yang
pertama diberi nama mangostin setelah itu diberi nama a-mangostin pada tahun 1885
(Schmid, 1855). Turunan xanton lain yang telah diisolasi dari kulit buah manggis adalah γ-
mangostin (Jefferson et al., 1970), gartanin dan 8-dioksigartanin (Govindachari dan
Muthukumaraswamy, 1971). Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana
L mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu a-
mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. a-mangostin merupakan komponen
utama dalam kulit buah manggis sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor
(Sudarsono, dkk., 2002).
e. Senyawa a-mangostin
Bioaktif utama yang merupakan metabolit sekunder dari manggis (Garcinia mangostana
L) adalah turunan xanton (Jung et al., 2006 dan Peres et al., 2000). Konstituen utama dari
xanton manggis adalah a-mangostin dan γ-mangostin. Senyawa a-mangostin
menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S. aureus, P aeruginosa,
Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis dan aktivitas antibakteri yang sedang
terhadap Proteus sp, Kleibsella sp dan Escherhia coli dengan nilai MIC antara 12,5 dan 50
µg/mL. Senyawa a-mangostin juga menunjukkan aktivitas antijamur yang tinggi terhadap
jamur Epidermophyton floccosum,Alternaria solani, Mucor sp, Rhizopus sp,
Cunninghamella echinulata dan aktivitas antijamur yang sedang terhadap Trichophyton
mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicilliumsp,
Fusarium roseum, dan Curvularia lunata dengan nilai MIC 1 dan 5 µg/mL (Sundaram et al.,
1983 cit Chaverriet al., 2008). MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah konsentrasi
terendah antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (mikroba).
Banyak penelitian yang lain juga menunjukkan aktivitas a-mangostin sebagai antioksidan,
antitumor, antiviral dan antiinflamasi (Chaverri et al., 2008). Struktur a-mangostin dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Struktur Kimia Senyawa a-Mangostin
Nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H
xanten-9 on), rumus molekul : C24H22O6, berat molekul : 410,46 dan kemurnian
: >95%, 98%, 99% menggunakan HPLC (Petersson, 2009).
f. Ekstraksi
Ekstraksi adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung
(Departemen kesehatan, 1979). Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor
seperti sifat bahan mentah obat atau simplisia dan daya penyesuaian dengan tiap macam
metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau
mendekati sempurna dari obat atau simplisia (Ansel, 1989). Selain itu metode ekstraksi
dipilih berdasarkan sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi (Sarker et al.,
2006). Senyawa khas (zat aktif) akan didapatkan dengan menggunakan metode maserasi
yang cepat dan teliti (Harborne, 1987). Metode ekstraksi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan
penyari tersebut akan menembus dinding sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan
larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di
luar sel, maka larutan terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Ansel, 1989).
Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Selama waktu tersebut, keseimbangan antara
bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah
tercapai, sehingga penarikan zat yang disari oleh cairan penyari telah optimal. Dengan
pengadukan, keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan. Secara teoritis
pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute (Voight, 1994).
g. Isolasi
Metode isolasi adalah proses pengambilan suatu komponen tertentu dalam keadaan
murni dari suatu ekstrak. Kelarutan (hidrofobisitas atau hidrofilisitas), sifat asam basa,
stabilitas, dan ukuran molekul merupakan gambaran umum molekul yang sangat
membantu dalam menentukan proses isolasi. Jika mengisolasi suatu senyawa yang sudah
diketahui atau dari sumber yang baru, dapat dicari informasi dari literature mengenai
sifat kromatografi senyawa target tersebut, sehingga mudah untuk menentukan metode
isolasi yang sesuai. Tetapi akan lebih sulit untuk menentukan prosedur isolasi untuk
ekstrak dengan kandungan senyawa yang sama sekali belum diketahui tipe senyawanya
(Sarker et al., 2006).
h. Sifat dan Golongan
Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan
bertanggungjawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa
xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-
bis(3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-
9Hxanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-
mangostin. Alfa mangostin merupakan jenis xanton yang dapat ditemukan pada tanaman
manggis, terutama di kulit buahnya. Xanton ialah pigmen fenol kuning yang reaksi
warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia
xanton berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat
spektrumnya yang khas . Xanton mempunyai strukur kimia yang khusus, yang dinamakan
sistem cincin aromatic trisiklik yang biasanya disubtitusi dengan isoprene, fenol, dan
metoksi sehingga memberikan banyak kemungkinan struktur . Senyawa xanton tidak
dapat larut dalam air, tapi dapat larut pada beberapa pelarut yang lain yang jarak
kepolarannya dari metanol sampai heksana .
Alfa mangostin merupakan serbuk amorfus berwarna kuning yang mempunyai titik leleh
180-182ºC dan dapat dilihat pada spektrofotometer UV dengan panjang gelombang
maksimum 215, 243, 317 . Mangostin dapat diperoleh dari kulit buah manggis yang
direbus, tannin dipisahkan dengan alkohol dan kemudian dievaporasi, sehingga akan
menghasilkan produk berupa mangostin dan resin .Teknik isolasi alfa mangostin yang
dilakukan oleh Walker yaitu dengan merendam kulit buah manggis dengan pelarut
heksana, kemudian dievaporasi dengan rotatory evaporator. Ekstrak dilarutkan dalam
metanol hangat dan direkristalisasi dengan menambahkan aquades dengan
perbandingan 20:1 dari metanol dan dilanjutkan dengan pendinginan.
2 Kajian Farmakologi Kulit Buah Manggis
Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Kulit buah
manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di Negara India,
Myanmar Sri langka, dan Thailand (Mahabusarakam et al., 1987). Secara luas,
masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit
sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003). Di era modern,
pemanfaatan kuliat buah manggis secara luas di Negara tersebut memicu minat para
ilmuwan untuk menyelidi dan mengembangkan lembih lanjut aspek ilmiah keberkhasiatan
kulit buah manggis tersebut. Banyak penelitian telah membuktikan khasiat kulit buah
manggis, dan diantaranya bahkan menemukan senyawasenyawa yang bertanggungjawab
terhadap efek-efek tersebut. Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai efek
farmakologi dari kulit buah manggis.
1) Aktivitas antihistamin
Dalam reaksi alergi, komponen utama yang mengambil beran penting adalah sel mast,
beserta mediator-mediator yang dilepaskannya yaitu histamin dan serotonin. Allergi
disebabkan oleh respon imunitas terhadap suatu antigen ataupun alergen yang
berinteraksi dengan limfosit B yang dapat memproduksi imunoglobulin E (IgE).
Imunoglubulin E yang diproduksi kemudian menempel pada reseptor FceRI pada
permukaan membran sel mast. Setelah adanya interaksi kembali antara antigen-antibodi,
akan merangsang sel mast untuk melepaskan histamin (Kresno, 2001; Subowo, 1993).
Berhubungan dengan reaksi alergi atau pelepasan histamin tersebut, Chairungsrilerd et
al. (1996a, 1996b, 1998) melakukan pengujian ekstrak metanol kulit buah manggis
terhadap kontraksi aorta dada kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamine maupun
serotonin. Dari analisa komponenkomponen aktif dari fraksi lanjutan hasil dari
kromatografi gel silika, mengindikasikan bahwa senyawa aktifnya adalah alfa dan gamma
mangostin. Alfa mangostin sendiri mampu menunjukkan aktivitas penghambatan
kontraksi trakea marmut terisolasi dan aorta torak kelinci terisolas, yang diinduksi
simetidin, antagonis reseptor histamin H. Namun, senyawa tersebut tidak menunjukkan
aktivitas pada kontraksi yang diinduksikarbakol, penilefrin dan KCl. Alfa mangostin juga
mampu menghambat ikatan [3H]mepiramin terhadap sel otot polos arta tikus. Senyawa
terakhir tersebut merupakan antagonis spesifik bagi reseptor histamin H. Dari analisa
kinetika ikatan [3H]mepiramin megnindikasikan bahwa alfa mangostin menghambat
secara kompetitif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa alfa mangostin tersebut
dikategorikan sebagai pengeblok reseptor histaminergik khususnya H, sedangkan gamma
mangostin sebagai pengeblok reseptor serotonergik khususnya 5-hidroksitriptamin 2A
atau 5HT. Lebih lanjut, Nakatani et al. (2002a) melakukan penelitian ke arah mekanisme
ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada penelitian tersebut ekstrak kulit manggis
yaitu : etanol 100%, 70 %, 40% dan air, diuji terhadap sintesa prostaglandin E dan
pelepasan histamin. Ekstrak etanol 40% menunjukkan efek paling poten dalam
menghambat pelepasan histamin dari sel 2H3RBL yang diperantarai IgE. Semua ekstrak
kulit buah manggis mampu menghambat sintesa PGE2 dari sel glioma tikus yang
diinduksi ionophore A23187. Pada reaksi anafilaksis kutaneus pasif, semua ekstrak kulit
manggis juga menunjukkan aktivitas penghambatan reaksi tersebut. Dari penelitian ini,
ekstrak etanol 40 % buah manggis adalah paling poten dalam menghambat sintesa PGE
dan pelepasan histamin.
2). Antiinflamasi
Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi dari kulit buah manggis sampai saat ini baru
dilakukan pada tahapanin vitro an untuk tahap in vivo baru pada penelitian dengan
metode tikus terinduksi karagenen. Dari hasil penelitian diduga bahwa senyawa yang
mempunyai aktivitas anti-inflamasi adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin
merupakan xanton bentuk diprenilasi tetraoksigenasi, struktur kimia bisa dilihat pada
Gambar 2. Nakatni et al. (2002b) melakukan penelitian aktivitas anti-inflamasi in vitro dari
gamma mangostin terhadap sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma
tikus C6. Kedua senyawa dan enzim tersebut merupakan mediator terpenting dalam
terjadinya reaksi inflamasi. Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan
PGE2 pada sel glioma tikus C6 yang diinduksi ionophore A23187. Gammamangostin
menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada
kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in
vitro, senyawa ini mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2. Namun,
senyawa tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap : (1) fosforilasi
sinyal ekstraseuler p42/p44 yang diinduksi A23187, yang mengatur protein kinase
teraktivasi kinase/mitogen, dan (2) pelepasan [14C]-asam arakidonat dari sel yang
terlabel [14C]-AA tersebut. Dari penelitian ini, gamma mangostin mempunyai aktivitas
anti-inflamasi dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX). Lebih lanjut, Nakatani
et al. (2004) mengkaji pengaruh gamma-mangostin terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel
glioma tikus C6. Gamma mangostin menghambat ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang
diinduksi lipopolisakarida, namun tidak berefek terhadap ekspresi rotein COX-1.
Lipopolisakarida berfungsi untuk stimulasi fosforilasi inhibitor kappaB (IkappaB) yang
diperantarai IkappaB kinase, yang kemudian terjadi degradasi dan lebih lanjut
menginduksi translokasi nukleus NF-kappaB sehingga mengaktivasi transkripsi gen COX-
2.
Berkaitan dengan itu, gamma mangostin tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB
kinase dan menurunkan degradasi IkappaB dan fosforilasi yang diinduksi LPS. Pada
luciferase reporter assay, senyawa tersebut menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi
LPS dan proses transkripsi gen COX-2 yang tergantung daerah promoter gen COX-2
manusia. Temuan tersebut didukung hasil penelitian in vivo, gamma mangostin mampu
menghambat inflamasi udema yang diinduksi karagenen pada tikus. Dari penelitian ini
dapat dibuat resume : gamma mangostin secara langsung menghambat aktivitas enzim
Ikappa B kinase, untuk kemudian mencegah proses transkripsi gen COX-2 (gen target
NFkappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam proses inflamasi.
3) Anti-oksidan
Dalam Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya, Weecharangsan et al. (2006) menindak-
lanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian aktivitas antioksidan
beberapa ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 95%, serta etil
asetat. Metode yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-
pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak mempunyai potensi
sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih
besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut juga
mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15. Seiring dengan hasil
tersebut, Jung et al. (2006) melakukan penelitian aktivitas antioksidan dari semua
senyawa kandungan kulit buah manggis yang disajikan pada Gambar 1-2, minus
mangostingon. Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawasenyawa tersebut,
yang menunjukkan aktivitas poten adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-
mangostin, gamma-mangostin dan smeathxanton A.
4) Antikanker
Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan. Oleh karena itu, penelitian
penemuan obat kanker masih gencar dilakukan. Salah satu tanaman obat yang menjadi
objek kajian adalah kulit buah manggis. Ho et al. (2002) berhasil mengisolasi beberapa
senyawa xanton dan menguji efek sitotoksisitas pada sel line kanker hati. Berdasarkan
penelitian tersebut, senyawa garsinon E menunjukkan aktivitas sitotoksisitas paling
poten. Sementra itu, Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak metanol kulit
buah manggis menunjukka aktivitas sangat poten dalam menghambat proliferasi sel
kanker payudara SKBR3, dan menunjukkan aktivitas apoptosis. Di lain pihak, Matsumoto
et al. (2003) melakukan uji serupa yaitu aktivitas antiproliferatif dan apoptosis pada
pertumbuhan sel leukemia manusia HL60. Berbeda dengan hasl penelitian sebelumnya,
alfa-mangostin menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan apoptosis terpoten diantara
senyawa xanton lainnya. Pada tahun 2004, Matsumoto et al melanjutkan penelitian
tersebut untuk mempelajari mekanisme apoptosis dari alfamangostin. Senyawa tersebut
mampu mengaktivasi enzim apoptosis caspase-3 dan 9, namun tidak pada caspase-8.
Alfa mangostin diduga kuat mem-perantarai apoptosis jalur mitokondria, ini didasari oleh
perubahan mitokondria setelah perlakuan senyawa tersebut selama 1-2 jam. Perubahan
mitokondria tersebut meliputi : pembengkakan sel, berkurangnya potensial membran,
penurunan ATP intraseluler, akumulasi senyawa oksigen reaktif (ROS), dan pelepasan
c/AIF sitokrom sel. Namun, alfa-mangostin tidak mempengaruhi ekspresi protein family
bcl-2 dan aktivasi MAP kinase. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa target
aksi alfa-mangostin adalah mitokondria pada fase awal sehingga menghasilkan apoptosis
pada sel line leukimia manusia. Dari studi hubungan struktur aktivitas, gugus hidroksi
mempunyai kontribusi besar terhadap aktivitas apoptosis tersebut. Melanjutkan temuan
di atas, Nabandith et al. (2004) melakukan penelitian in vivo aktivitas kemopreventif alfa-
mangostin pada lesi preneoplastik putatif yang terlibat pada karsinogenesis kolon tikus,
yang diinduksi 1,2-dimetilhidrazin (DMH). Pemberian senyawa tersebut selama 4-5
minggu, menghambat induksi dan perkembangan aberrant crypt foci (ACF), menurunkan
dysplastic foci (DF) dan betacatenin accumulated crypts(BCAC). Pada pelabelan antigen
nukleus sel yang mengalami proliferasi, senyawa tersebut menurunkan terjadinya lesi
focal dan epithelium kolon tikus.
5) Antimikroorganisme
Selain memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti di atas, kulit buah manggis juga
menunjukkan aktivitas antimikroorganisme. Suksamrarn et al. (2003) bersama
kelompoknya asal Thailand, melakukan penelitian potensi antituberkulosa dari senyawa
xanton terprenilasi yang diisolasi dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian
sebelumnya, alfa mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan
aktivitas paling poten pada percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat
terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil temuan tersebut ditindaklanjuti
peneliti asal Osaka Jepang, Sakagami et al. (2005). Fokus pada alfa-mangostin, kali ini
senyawa tersebut diisolasi dari kulit batang pohon untuk memperoleh jumlah yang besar.
Alfa mangostin aktif terhadap bakteri Enterococci dan Staphylococcus aureus yang
masingmasing resisten terhadap vancomisin dan metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas
sinergisme dengan beberapa antibiotika (gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua
bakteri tersebut. Sementara itu, Mahabusarakam et al. (2006) melakukan pengujian
golongan xanton termasuk mangostin, pada Plasmodium falciparum. Hasil menunjukkan
bahwa mangostin mempunyai efek antiplasmodial level menengah, sedangkan xanton
terprenilasi yang mempunyai gugus alkilamino menghambat sangat poten.
6) Aktivitas lainnya
Telah disebutkan sebelumnya bahwa alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan dan
penangkal radikal bebas. Berkaitan dengan fakta tersebut, alfa-mangostin mampu
menghambat proses oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) yang sangat berperan
dalam aterosklerosis (William et al., 1995). Sedangkan Mahabusarakam et al. (2000)
melaporkan bahwa xanton terprenilasi juga dapat menghambat proses oksidasi dari LDL
tersebut. Penelitian lainnnya, mangostin dilaporkan menghambat poten terhadap HIV-1
protease (Chen et al., 1996). Sementara itu, Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan
bahwa senyawa xanton mangostin dari kuliat buah manggis mampu penghambat
pertumbuhan jamur patogenik : Fusarium oxysporum vasinfectum, Alternaria tenuis, dan
Dreschlera oryzae.
j. Kajian Toksisitas Kulit Buah Manggis
Telah disebutkan bahwa kulit buah manggis mampu menunjukkan berbagai aktivitas
farmakologi, dan diantaranya adalah sangat poten. Senyawa-senyawa utama yang
dominan menunjukkan aktivitas farmakologi adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin
dan garsinon-E. Di lain pihak, perlu juga dilakukan penelitian mengenai kemungkinan efek
toksik dari penggunaan kulit buah manggis tersebut. Jujun et al. (2006) melakukan uji
toksisitas aku maupun sub-kronis terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis yang
mengandung senyawa-senyawa aktif pentingnya. Pada percobaan toksistas akut, ekstrak
(10-25 %) tersebut tidak menunjukkan efek toksis (kematian dan perubahan fisik ataupun
aktivitas) pada tikus. Secara histopatologi, juga tidak ditemukan perubahan yang berarti
pada organ-organ vital tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal, ovarium, ginjal, testis).
Pada percobaan toksisitas sub-kronis, pemakaian ekstrak etanol kulit buah manggis (dosis
50-1000 mg/kg BB) selama 28 hari juga tidak menunjukkan efek toksik yang berarti, yang
meiputi pengamatan gejala efek toksis, perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ vital,
analisa hematologi, kimia darah maupun gross histopatologinya.
DAFTAR PUSTAKA
- Endro Nugroho, Agung. 2008. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah
Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
- Obolskiy, D., Pischel, I., Siriwatanametanon, N., , Heinrich, M., 2009. Garcinia
mangostana L.: A Phytochemical and Pharmacological Review. Phytoterapy Research. Vol
23 (8), hal 1047-1065.
- Paul M, Dewick. 2009. Medicinal Natural Product, Biosynthetic Approach, 3rd Edition.
John Wiley & Sons Ltd: United Kingdom.
- http://www.interscience.wiley.com
- http://wikipedia.org.com
MAKALAH DIPRESENTASIKAN OLEH :
Nuriana Yunita Putri Herdian Larasati, Hafid Afriyanto, Pina Duwi Riani,
Romadhon Permadi Setyawan, Rizky Irma Syarif, Dessy Milanita Trisdayanti,
Amy Amanda Chitra Pahlawani.
3 Comments