Hyperlink

34
Blog > Kegemukan > Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Pasien Menjadi Lebih Gemuk Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Pasien Menjadi Lebih Gemuk Muka Banyak Jerawat atau Flek Hitam? Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order. www.creampemutih.net/flek-hitam Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan pasien menjadi lebih gemuk ketika sembuh dari sakit adalah sebagai berikut. Steroid Steroid banyak digunakan untuk mengatasi alergi, asma dan rhaumatoid arthritis. Obat ini bekerja dengan menjaga keseimbangan hormon yang mengatur metabolisme dan daya tahan tubuh. Namun penggunaan steroid dapat memicu distribusi lemak tubuh ke bagian perut dan leher bagian belakang sehingga menyebabkan Cushing’s Syndrome. Steroid juga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 7 persen, bahkan mencapai 12 kg pada penggunaan jangka panjang. Obat-obat diebetes Salah satu obat untuk diabetes tipe-2 adalah sulfonylurea. Obat ini meningkatkan produksi insulin agar kadar gula turun, namun sekaligus memicu rasa lapar sehingga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 2-4 kg. Obat

description

FARMASI

Transcript of Hyperlink

Page 1: Hyperlink

Blog > Kegemukan > Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Pasien Menjadi Lebih Gemuk

Jenis Obat yang Dapat Menyebabkan Pasien Menjadi Lebih GemukMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam

Page 2: Hyperlink

Beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan pasien menjadi lebih gemuk ketika sembuh dari sakit adalah sebagai berikut.

Steroid

Steroid banyak digunakan untuk mengatasi alergi, asma dan rhaumatoid arthritis. Obat ini bekerja dengan menjaga keseimbangan hormon yang mengatur metabolisme dan daya tahan tubuh. Namun penggunaan steroid dapat memicu distribusi lemak tubuh ke bagian perut dan leher bagian belakang sehingga menyebabkan Cushing’s Syndrome. Steroid juga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 7 persen, bahkan mencapai 12 kg pada penggunaan jangka panjang.

Obat-obat diebetes

Salah satu obat untuk diabetes tipe-2 adalah sulfonylurea. Obat ini meningkatkan produksi insulin agar kadar gula turun, namun sekaligus memicu rasa lapar sehingga menyebabkan berat badan meningkat rata-rata 2-4 kg. Obat diabetes lain yang menyebabkan gemuk adalah thiazolidinediones (TZD). Namun efeknya tidak sebesar sulfonylurea, hanya menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg pada pemakaian terus menerus selama 1 tahun.

AntialergiObat-obat antialergi yang mengandung diphenhydramine dapat menghambat pengeluaran histamin, senyawa yang memicu reaksi alergi. Namun obat tersebut juga mempengaruhi reseptor di otak yang mengatur rasa lapar, sehingga menyebabkan kenaikan berat badan sekitar 1 persen pada pemakaian jangka panjang.

Antihipertensi

Obat-obatan golongan beta-blocker yang meliputi propranolol, metoprolol dan atenolol dapat mengatasi tekanan darah tinggi dengan cara menghambat kerja hormon adrenalin. Namun obat ini juga membuat metabolisme menjadi lebih lambat, sehingga pasien sering merasa letih dan cenderung jarang bergerak. Dalam jangka panjang, kurang olahraga akan menyebabkan berat badan meningkat. Jika tidak diatasi, dalam beberapa tahun berat badan bisa meningkat hingga 4-8 kg.

Antidepresan

Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi depresi antara lain trisiklik dan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor). Keduanya dapat membuat reseptor di otak tidak bisa membedakan rasa lapar dan kenyang, sehingga nafsu makan tidak terkontrol. Seorang psikiater dari Newcastle University, Paul Mackin mengatakan 25 persen pasien yang mendapat SSRI mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10 persen dalam pemakaian selama 6 bulan. Dalam jangka yang sama, trisiklik menyebabkan kenaikan berat badan paling banyak 13-20 kg.

Obat kanker

Meski sebagian besar obat kemoterapi menyebabkan tubuh menjadi kurus, beberapa obat justru meningkatkan nafsu makan serta berat badan. Di antaranya adalah megestrol asetat dan tamoxifen, yang digunakan untuk mengobati kanker payudara dan kanker endometrium. Karena efek samping tersebut, megestrol asetat juga digunakan juga untuk membangkitkan nafsu makan pada penderita

Page 3: Hyperlink

anoreksia. Dalam jangka pemakaian selama 6 bulan, obat ini dapat membuat berat badan meningkat hingga 9 kg.

BACA JUGA:

Blog > Info Kesehatan > Losartan Obat Tekanan Darah yang Sering Diresepkan

Losartan Obat Tekanan Darah yang Sering DiresepkanMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam

Page 4: Hyperlink

Obat tekanan darah yang sering diresepkan, yaitu losartan (Cozaar) ternyata bisa mencegah hampir semua kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh paparan asap rokok selama 2 bulan. Para ilmuwan di Johns Hopkins telah berhasil membuktikannya pada penelitian yang baru diujicobakan pada tikus. Penelitian tersebut akan diteruskan pada penderita chronic obstructive pulmonary disease (COPD) yang terkait dengan merokok. COPD merupakan konsekuensi jangka panjang merokok dan sampai sekarang, tidak ada perawatan potensial yang dikenal untuk mencegah atau memperbaiki kerusakan paru-paru tersebut.

Losartan atau obat serupa dapat berfungsi sebagai pengobatan yang efektif untuk penyakit paru akibat merokok pada manusia. Dan karena obat ini sudah disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat sebagai pengobatan yang aman dan efektif untuk hipertensi, menggabungkan obat tersebut ke dalam pengobatan COPD akan cukup cepat. Pada orang dengan COPD, pernapasan menjadi sulit dan semakin memburuk, saluran udara kecil dan rongga udara yang mengalirkan oksigen melalui paru-paru dan ke dalam aliran darah dapat menjadi rusak. Dinding saluran nafas menebal dan lebih mudah terhambat oleh lendir, dan rongga udara kehilangan elastisitasnya.

Bagian dari kelas obat yang disebut angiotensin II antagonis reseptor, dapat memblokir aksi dari sinyal protein yang disebut transforming growth factor beta, atau TGF-beta. Penelitian lain menunjukkan bahwa, kadar TGF-beta meningkat pada sampel jaringan paru-paru dari perokok dengan COPD. Terjadi peningkatan kadar TGF-beta di paru-paru tikus yang terpapar asap rokok dan dalam sampel jaringan paru dari 8 perokok dengan COPD. Hasil analisis biokimia menunjukkan bahwa, tikus yang terpapar asap rokok mengalami peningkatan 4 kali lipat sinyal TGF-beta di paru-paru. Sinyal TGF-beta dalam paru-paru penderita COPD adalah 25 persen lebih besar dibandingkan pada perokok tanpa COPD.

Sambil terus diberi paparan asap tembakau, beberapa tikus diobati dengan dosis rendah dari losartan (0,6 gram per liter), atau dosis tinggi (1,2 gram per liter). Satu set tikus yang terpapar asap diberi antibodi penetralisir sinyal TGF-beta. Para peneliti menemukan peningkatan besar dari ukuran kerusakan paru-paru. Terjadi penurunan penebalan dinding paru pada tikus yang diberi losartan. Tikus yang diobati dengan losartan tidak menunjukkan tanda-tanda over-ekspansi paru dan tidak ada tanda-tanda deposisi kolagen meningkat, dan memiliki tingkat normal elastin-metabolizing enzymes dan fragmen protein dalam dinding kantung udara mereka.

Blog > Alergi > Obat Alergi OTC

Obat Alergi OTCMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam

Page 5: Hyperlink

Meskipun ada banyak apotek online yang sah yang menjual OTC obat

alergi yang jasanya Anda dapat menggunakan dengan keyakinan yang sama seperti yang akan Anda miliki di apotek setempat, ada individu tertentu yang tetap penipuan menjual secara online Zyrtec. Dalam rangka untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan apotek online terkemuka, memeriksa untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berlisensi. Juga periksa bahwa mereka akan dapat untuk melindungi privasi Anda dan menjaga informasi pribadi Anda aman juga. Untuk berada di sisi aman, hanya membeli obat yang disetujui FDA dari apotek berlisensi.

Page 6: Hyperlink

Hal ini penting untuk berhati-hati ketika membeli Zyrtec online. Hal ini karena beberapa situs yang tidak berlisensi dan tidak mungkin bahkan menjadi apotek yang mereka menampilkan diri untuk menjadi. Beberapa situs juga tidak menawarkan perlindungan informasi pribadi Anda yang bisa berakhir di tangan yang salah. Terlebih lagi, berurusan dengan farmasi palsu bisa Anda berakhir dengan obat yang salah untuk kondisi khusus Anda. Ada juga beberapa apotek online penipuan yang menjual obat Zyrtec yang palsu, tidak disetujui FDA, dari tanggal atau kedaluwarsa, tidak mengandung bahan yang tepat, tidak memenuhi standar manufaktur atau tidak dikirim atau toko benar.

Dalam kebanyakan kasus, memilih untuk membeli online Anda Zyrtec aman dan juga akan membuktikan biaya yang lebih efektif daripada pergi ke apotek setempat atau toko eceran. Selain itu, dalam hal bahwa Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan obat Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan milik farmasi berlisensi apotek online terkemuka, nyaman dari privasi di rumah Anda. Beberapa apotek online yang baik juga akan memberikan beberapa informasi tentang Zyrtec yang Anda mungkin telah dicetak.

Blog > Alergi > Obat Alergi OTC

Obat Alergi OTCMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam

Page 7: Hyperlink

Meskipun ada banyak apotek online yang sah yang menjual OTC obat

alergi yang jasanya Anda dapat menggunakan dengan keyakinan yang sama seperti yang akan Anda miliki di apotek setempat, ada individu tertentu yang tetap penipuan menjual secara online Zyrtec. Dalam rangka untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan apotek online terkemuka, memeriksa untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berlisensi. Juga periksa bahwa mereka akan dapat untuk melindungi privasi Anda dan menjaga informasi pribadi Anda aman juga. Untuk berada di sisi aman, hanya membeli obat yang disetujui FDA dari apotek berlisensi.

Page 8: Hyperlink

Hal ini penting untuk berhati-hati ketika membeli Zyrtec online. Hal ini karena beberapa situs yang tidak berlisensi dan tidak mungkin bahkan menjadi apotek yang mereka menampilkan diri untuk menjadi. Beberapa situs juga tidak menawarkan perlindungan informasi pribadi Anda yang bisa berakhir di tangan yang salah. Terlebih lagi, berurusan dengan farmasi palsu bisa Anda berakhir dengan obat yang salah untuk kondisi khusus Anda. Ada juga beberapa apotek online penipuan yang menjual obat Zyrtec yang palsu, tidak disetujui FDA, dari tanggal atau kedaluwarsa, tidak mengandung bahan yang tepat, tidak memenuhi standar manufaktur atau tidak dikirim atau toko benar.

Dalam kebanyakan kasus, memilih untuk membeli online Anda Zyrtec aman dan juga akan membuktikan biaya yang lebih efektif daripada pergi ke apotek setempat atau toko eceran. Selain itu, dalam hal bahwa Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan obat Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan milik farmasi berlisensi apotek online terkemuka, nyaman dari privasi di rumah Anda. Beberapa apotek online yang baik juga akan memberikan beberapa informasi tentang Zyrtec yang Anda mungkin telah dicetak.

Blog > Alergi > Obat Alergi OTC

Obat Alergi OTCMuka Banyak Jerawat atau Flek Hitam?Segera atasi dengan cream special. Sudah terbukti pada ribuan orang! SMS ke 081241719966 utk order.www.creampemutih.net/flek-hitam

Page 9: Hyperlink

Meskipun ada banyak apotek online yang sah yang menjual OTC obat

alergi yang jasanya Anda dapat menggunakan dengan keyakinan yang sama seperti yang akan Anda miliki di apotek setempat, ada individu tertentu yang tetap penipuan menjual secara online Zyrtec. Dalam rangka untuk memastikan bahwa Anda berurusan dengan apotek online terkemuka, memeriksa untuk mengkonfirmasi bahwa mereka berlisensi. Juga periksa bahwa mereka akan dapat untuk melindungi privasi Anda dan menjaga informasi pribadi Anda aman juga. Untuk berada di sisi aman, hanya membeli obat yang disetujui FDA dari apotek berlisensi.

Page 10: Hyperlink

Hal ini penting untuk berhati-hati ketika membeli Zyrtec online. Hal ini karena beberapa situs yang tidak berlisensi dan tidak mungkin bahkan menjadi apotek yang mereka menampilkan diri untuk menjadi. Beberapa situs juga tidak menawarkan perlindungan informasi pribadi Anda yang bisa berakhir di tangan yang salah. Terlebih lagi, berurusan dengan farmasi palsu bisa Anda berakhir dengan obat yang salah untuk kondisi khusus Anda. Ada juga beberapa apotek online penipuan yang menjual obat Zyrtec yang palsu, tidak disetujui FDA, dari tanggal atau kedaluwarsa, tidak mengandung bahan yang tepat, tidak memenuhi standar manufaktur atau tidak dikirim atau toko benar.

Dalam kebanyakan kasus, memilih untuk membeli online Anda Zyrtec aman dan juga akan membuktikan biaya yang lebih efektif daripada pergi ke apotek setempat atau toko eceran. Selain itu, dalam hal bahwa Anda memiliki pertanyaan berkaitan dengan obat Anda, Anda bisa berkonsultasi dengan milik farmasi berlisensi apotek online terkemuka, nyaman dari privasi di rumah Anda. Beberapa apotek online yang baik juga akan memberikan beberapa informasi tentang Zyrtec yang Anda mungkin telah dicetak.

Archive for category Makalah Penyakit TBC

Alfa Mangostin dari Kulit Buah ManggisPosted by hadyherbs in Makalah Penyakit TBC, mangostin on December 26, 2011

PENDAHULUAN

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buah manggis

(Garcinia mangostana L) dengan mengambil konstituen senyawa aktifnya yaitu alfa

mangostin yang berasal dari kulit buah manggis. Menurut hasil penelitian, kulit buah

manggis memiliki aktivitas HIV tipe I (Chen, 1966), antibakteri, antioksidan dan anti

metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa

mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil

isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Sudarsono dkk.,

2002), antibakteri dan antifungi (Sundaram et al., 1983). Kandungan kimia kulit manggis

adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998).

Kulit buah mengandung senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A,

mangostenon B, trapezifolixanton, tovofillin B, alfa mangostin, beta mangostin, garsinon

B, mangostanol, flavonoid, epikatekin (Suksamsarn et al., 2002). Gartanin, gamma

mangostin, garsinon E, epikatekin (Chairungsrilerd et al., 1996). Xanton terdistribusi luas

pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar

xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu

Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Alfa mangostin

merupakan derivat dari xanton yang memiliki nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-

Page 11: Hyperlink

2,8-bis (3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on) (Sudarsono dkk., 2002).

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika

yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25

meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang,

meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam

perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah

ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.

Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar

antioksidan tertinggi di dunia.

Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu

dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.

Gambar 1. Buah Manggis

Bahan aktif XANTHONE dalam buah manggis memiliki khasiat yang sangat menakjubkan.

Terutama bagian dalam kulit dan biji manggis. Banyak ilmuwan telah mengkaji khasiat

buah manggis sejak tahun 1970an. Xanthone merupakan bahan aktif yang bersifat

antikanker, antioksidan. Xanthone mampu menghambat proses penuaan. Berikut fungsi

manggis: Seluruh Bagian Berkhasiat Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman

hayati melimpah, Indonesia memiliki sumber tanaman herbal yang tiada habisnya. Salah

satu tanaman yang berkhasiat obat, yaitu manggis. Tak hanya nikmat disantap sebagai

buah segar, manggis juga memiliki sejumlah kemampuan.

Page 12: Hyperlink

Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional

manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan

antiinflamasi atau antiperadangan.

Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik,

guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan

bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur,

berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare,

dan sariawan mulut (kompas.com).

Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L )

1 Klasifikasi tanaman Garcinia mangostana L

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo : Guttiferanales

Famili : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L

(Rukmana, 1995)

b. Ekologi dan Penyebaran

Manggis merupakan tanaman asli daerah tropis kawasan Asia Tenggara. Sebagian

literatur memastikan daerah asal tanaman manggis adalan Kepulauan Sunda Besar dan

Semenanjung Malaya. Selain itu juga disebutkan terdapat di hutan-hutan belantara di

Kalimamtan Timur dan Kalimantan Tengah (Rukmana, 1995). Tumbuhan ini dapat tumbuh

Page 13: Hyperlink

di Jawa pada ketinggian 1-1000 dari permukaan laut, pada berbagai tipe tanah (pada

tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik) (Sudarsono, dkk., 2002).

c. Penggunaan

Secara empirik buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel,

keputihan, disentri, wasir, borok, disamping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan

juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat,

sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid

yang tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah

(Sudarsono, dkk., 2002).

d. Kandungan kimia

Lima puluh xanton telah diisolasi dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Yang

pertama diberi nama mangostin setelah itu diberi nama a-mangostin pada tahun 1885

(Schmid, 1855). Turunan xanton lain yang telah diisolasi dari kulit buah manggis adalah γ-

mangostin (Jefferson et al., 1970), gartanin dan 8-dioksigartanin (Govindachari dan

Muthukumaraswamy, 1971). Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana

L mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu a-

mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. a-mangostin merupakan komponen

utama dalam kulit buah manggis sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor

(Sudarsono, dkk., 2002).

e. Senyawa a-mangostin

Bioaktif utama yang merupakan metabolit sekunder dari manggis (Garcinia mangostana

L) adalah turunan xanton (Jung et al., 2006 dan Peres et al., 2000). Konstituen utama dari

xanton manggis adalah a-mangostin dan γ-mangostin. Senyawa a-mangostin

menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S. aureus, P aeruginosa,

Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis dan aktivitas antibakteri yang sedang

terhadap Proteus sp, Kleibsella sp dan Escherhia coli dengan nilai MIC antara 12,5 dan 50

µg/mL. Senyawa a-mangostin juga menunjukkan aktivitas antijamur yang tinggi terhadap

jamur Epidermophyton floccosum,Alternaria solani, Mucor sp, Rhizopus sp,

Cunninghamella echinulata dan aktivitas antijamur yang sedang terhadap Trichophyton

mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicilliumsp,

Fusarium roseum, dan Curvularia lunata dengan nilai MIC 1 dan 5 µg/mL (Sundaram et al.,

Page 14: Hyperlink

1983 cit Chaverriet al., 2008). MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah konsentrasi

terendah antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (mikroba).

Banyak penelitian yang lain juga menunjukkan aktivitas a-mangostin sebagai antioksidan,

antitumor, antiviral dan antiinflamasi (Chaverri et al., 2008). Struktur a-mangostin dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Struktur Kimia Senyawa a-Mangostin

Nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H

xanten-9 on), rumus molekul : C24H22O6, berat molekul : 410,46 dan kemurnian

: >95%, 98%, 99% menggunakan HPLC (Petersson, 2009).

f. Ekstraksi

Ekstraksi adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati

atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung

(Departemen kesehatan, 1979). Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor

seperti sifat bahan mentah obat atau simplisia dan daya penyesuaian dengan tiap macam

metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau

mendekati sempurna dari obat atau simplisia (Ansel, 1989). Selain itu metode ekstraksi

dipilih berdasarkan sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi (Sarker et al.,

2006). Senyawa khas (zat aktif) akan didapatkan dengan menggunakan metode maserasi

yang cepat dan teliti (Harborne, 1987). Metode ekstraksi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan

penyari tersebut akan menembus dinding sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan

larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di

Page 15: Hyperlink

luar sel, maka larutan terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Ansel, 1989).

Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Selama waktu tersebut, keseimbangan antara

bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah

tercapai, sehingga penarikan zat yang disari oleh cairan penyari telah optimal. Dengan

pengadukan, keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan. Secara teoritis

pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute (Voight, 1994).

g. Isolasi

Metode isolasi adalah proses pengambilan suatu komponen tertentu dalam keadaan

murni dari suatu ekstrak. Kelarutan (hidrofobisitas atau hidrofilisitas), sifat asam basa,

stabilitas, dan ukuran molekul merupakan gambaran umum molekul yang sangat

membantu dalam menentukan proses isolasi. Jika mengisolasi suatu senyawa yang sudah

diketahui atau dari sumber yang baru, dapat dicari informasi dari literature mengenai

sifat kromatografi senyawa target tersebut, sehingga mudah untuk menentukan metode

isolasi yang sesuai. Tetapi akan lebih sulit untuk menentukan prosedur isolasi untuk

ekstrak dengan kandungan senyawa yang sama sekali belum diketahui tipe senyawanya

(Sarker et al., 2006).

h. Sifat dan Golongan

Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan

bertanggungjawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa

xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-

bis(3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-

9Hxanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-

mangostin. Alfa mangostin merupakan jenis xanton yang dapat ditemukan pada tanaman

manggis, terutama di kulit buahnya. Xanton ialah pigmen fenol kuning yang reaksi

warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia

xanton berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat

spektrumnya yang khas . Xanton mempunyai strukur kimia yang khusus, yang dinamakan

sistem cincin aromatic trisiklik yang biasanya disubtitusi dengan isoprene, fenol, dan

metoksi sehingga memberikan banyak kemungkinan struktur . Senyawa xanton tidak

dapat larut dalam air, tapi dapat larut pada beberapa pelarut yang lain yang jarak

kepolarannya dari metanol sampai heksana .

Page 16: Hyperlink

Alfa mangostin merupakan serbuk amorfus berwarna kuning yang mempunyai titik leleh

180-182ºC dan dapat dilihat pada spektrofotometer UV dengan panjang gelombang

maksimum 215, 243, 317 . Mangostin dapat diperoleh dari kulit buah manggis yang

direbus, tannin dipisahkan dengan alkohol dan kemudian dievaporasi, sehingga akan

menghasilkan produk berupa mangostin dan resin .Teknik isolasi alfa mangostin yang

dilakukan oleh Walker yaitu dengan merendam kulit buah manggis dengan pelarut

heksana, kemudian dievaporasi dengan rotatory evaporator. Ekstrak dilarutkan dalam

metanol hangat dan direkristalisasi dengan menambahkan aquades dengan

perbandingan 20:1 dari metanol dan dilanjutkan dengan pendinginan.

2 Kajian Farmakologi Kulit Buah Manggis

Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Kulit buah

manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di Negara India,

Myanmar Sri langka, dan Thailand (Mahabusarakam et al., 1987). Secara luas,

masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit

sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003). Di era modern,

pemanfaatan kuliat buah manggis secara luas di Negara tersebut memicu minat para

ilmuwan untuk menyelidi dan mengembangkan lembih lanjut aspek ilmiah keberkhasiatan

kulit buah manggis tersebut. Banyak penelitian telah membuktikan khasiat kulit buah

manggis, dan diantaranya bahkan menemukan senyawasenyawa yang bertanggungjawab

terhadap efek-efek tersebut. Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai efek

farmakologi dari kulit buah manggis.

1) Aktivitas antihistamin

Dalam reaksi alergi, komponen utama yang mengambil beran penting adalah sel mast,

beserta mediator-mediator yang dilepaskannya yaitu histamin dan serotonin. Allergi

disebabkan oleh respon imunitas terhadap suatu antigen ataupun alergen yang

berinteraksi dengan limfosit B yang dapat memproduksi imunoglobulin E (IgE).

Imunoglubulin E yang diproduksi kemudian menempel pada reseptor FceRI pada

permukaan membran sel mast. Setelah adanya interaksi kembali antara antigen-antibodi,

akan merangsang sel mast untuk melepaskan histamin (Kresno, 2001; Subowo, 1993).

Berhubungan dengan reaksi alergi atau pelepasan histamin tersebut, Chairungsrilerd et

al. (1996a, 1996b, 1998) melakukan pengujian ekstrak metanol kulit buah manggis

terhadap kontraksi aorta dada kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamine maupun

Page 17: Hyperlink

serotonin. Dari analisa komponenkomponen aktif dari fraksi lanjutan hasil dari

kromatografi gel silika, mengindikasikan bahwa senyawa aktifnya adalah alfa dan gamma

mangostin. Alfa mangostin sendiri mampu menunjukkan aktivitas penghambatan

kontraksi trakea marmut terisolasi dan aorta torak kelinci terisolas, yang diinduksi

simetidin, antagonis reseptor histamin H. Namun, senyawa tersebut tidak menunjukkan

aktivitas pada kontraksi yang diinduksikarbakol, penilefrin dan KCl. Alfa mangostin juga

mampu menghambat ikatan [3H]mepiramin terhadap sel otot polos arta tikus. Senyawa

terakhir tersebut merupakan antagonis spesifik bagi reseptor histamin H. Dari analisa

kinetika ikatan [3H]mepiramin megnindikasikan bahwa alfa mangostin menghambat

secara kompetitif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa alfa mangostin tersebut

dikategorikan sebagai pengeblok reseptor histaminergik khususnya H, sedangkan gamma

mangostin sebagai pengeblok reseptor serotonergik khususnya 5-hidroksitriptamin 2A

atau 5HT. Lebih lanjut, Nakatani et al. (2002a) melakukan penelitian ke arah mekanisme

ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada penelitian tersebut ekstrak kulit manggis

yaitu : etanol 100%, 70 %, 40% dan air, diuji terhadap sintesa prostaglandin E dan

pelepasan histamin. Ekstrak etanol 40% menunjukkan efek paling poten dalam

menghambat pelepasan histamin dari sel 2H3RBL yang diperantarai IgE. Semua ekstrak

kulit buah manggis mampu menghambat sintesa PGE2 dari sel glioma tikus yang

diinduksi ionophore A23187. Pada reaksi anafilaksis kutaneus pasif, semua ekstrak kulit

manggis juga menunjukkan aktivitas penghambatan reaksi tersebut. Dari penelitian ini,

ekstrak etanol 40 % buah manggis adalah paling poten dalam menghambat sintesa PGE

dan pelepasan histamin.

2). Antiinflamasi

Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi dari kulit buah manggis sampai saat ini baru

dilakukan pada tahapanin vitro an untuk tahap in vivo baru pada penelitian dengan

metode tikus terinduksi karagenen. Dari hasil penelitian diduga bahwa senyawa yang

mempunyai aktivitas anti-inflamasi adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin

merupakan xanton bentuk diprenilasi tetraoksigenasi, struktur kimia bisa dilihat pada

Gambar 2. Nakatni et al. (2002b) melakukan penelitian aktivitas anti-inflamasi in vitro dari

gamma mangostin terhadap sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma

tikus C6. Kedua senyawa dan enzim tersebut merupakan mediator terpenting dalam

terjadinya reaksi inflamasi. Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan

PGE2 pada sel glioma tikus C6 yang diinduksi ionophore A23187. Gammamangostin

menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada

Page 18: Hyperlink

kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in

vitro, senyawa ini mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2. Namun,

senyawa tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap : (1) fosforilasi

sinyal ekstraseuler p42/p44 yang diinduksi A23187, yang mengatur protein kinase

teraktivasi kinase/mitogen, dan (2) pelepasan [14C]-asam arakidonat dari sel yang

terlabel [14C]-AA tersebut. Dari penelitian ini, gamma mangostin mempunyai aktivitas

anti-inflamasi dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX). Lebih lanjut, Nakatani

et al. (2004) mengkaji pengaruh gamma-mangostin terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel

glioma tikus C6. Gamma mangostin menghambat ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang

diinduksi lipopolisakarida, namun tidak berefek terhadap ekspresi rotein COX-1.

Lipopolisakarida berfungsi untuk stimulasi fosforilasi inhibitor kappaB (IkappaB) yang

diperantarai IkappaB kinase, yang kemudian terjadi degradasi dan lebih lanjut

menginduksi translokasi nukleus NF-kappaB sehingga mengaktivasi transkripsi gen COX-

2.

Berkaitan dengan itu, gamma mangostin tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB

kinase dan menurunkan degradasi IkappaB dan fosforilasi yang diinduksi LPS. Pada

luciferase reporter assay, senyawa tersebut menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi

LPS dan proses transkripsi gen COX-2 yang tergantung daerah promoter gen COX-2

manusia. Temuan tersebut didukung hasil penelitian in vivo, gamma mangostin mampu

menghambat inflamasi udema yang diinduksi karagenen pada tikus. Dari penelitian ini

dapat dibuat resume : gamma mangostin secara langsung menghambat aktivitas enzim

Ikappa B kinase, untuk kemudian mencegah proses transkripsi gen COX-2 (gen target

NFkappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam proses inflamasi.

3) Anti-oksidan

Dalam Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya, Weecharangsan et al. (2006) menindak-

lanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian aktivitas antioksidan

beberapa ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 95%, serta etil

asetat. Metode yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-

pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak mempunyai potensi

sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih

besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut juga

mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15. Seiring dengan hasil

Page 19: Hyperlink

tersebut, Jung et al. (2006) melakukan penelitian aktivitas antioksidan dari semua

senyawa kandungan kulit buah manggis yang disajikan pada Gambar 1-2, minus

mangostingon. Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawasenyawa tersebut,

yang menunjukkan aktivitas poten adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-

mangostin, gamma-mangostin dan smeathxanton A.

4) Antikanker

Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan. Oleh karena itu, penelitian

penemuan obat kanker masih gencar dilakukan. Salah satu tanaman obat yang menjadi

objek kajian adalah kulit buah manggis. Ho et al. (2002) berhasil mengisolasi beberapa

senyawa xanton dan menguji efek sitotoksisitas pada sel line kanker hati. Berdasarkan

penelitian tersebut, senyawa garsinon E menunjukkan aktivitas sitotoksisitas paling

poten. Sementra itu, Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak metanol kulit

buah manggis menunjukka aktivitas sangat poten dalam menghambat proliferasi sel

kanker payudara SKBR3, dan menunjukkan aktivitas apoptosis. Di lain pihak, Matsumoto

et al. (2003) melakukan uji serupa yaitu aktivitas antiproliferatif dan apoptosis pada

pertumbuhan sel leukemia manusia HL60. Berbeda dengan hasl penelitian sebelumnya,

alfa-mangostin menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan apoptosis terpoten diantara

senyawa xanton lainnya. Pada tahun 2004, Matsumoto et al melanjutkan penelitian

tersebut untuk mempelajari mekanisme apoptosis dari alfamangostin. Senyawa tersebut

mampu mengaktivasi enzim apoptosis caspase-3 dan 9, namun tidak pada caspase-8.

Alfa mangostin diduga kuat mem-perantarai apoptosis jalur mitokondria, ini didasari oleh

perubahan mitokondria setelah perlakuan senyawa tersebut selama 1-2 jam. Perubahan

mitokondria tersebut meliputi : pembengkakan sel, berkurangnya potensial membran,

penurunan ATP intraseluler, akumulasi senyawa oksigen reaktif (ROS), dan pelepasan

c/AIF sitokrom sel. Namun, alfa-mangostin tidak mempengaruhi ekspresi protein family

bcl-2 dan aktivasi MAP kinase. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa target

aksi alfa-mangostin adalah mitokondria pada fase awal sehingga menghasilkan apoptosis

pada sel line leukimia manusia. Dari studi hubungan struktur aktivitas, gugus hidroksi

mempunyai kontribusi besar terhadap aktivitas apoptosis tersebut. Melanjutkan temuan

di atas, Nabandith et al. (2004) melakukan penelitian in vivo aktivitas kemopreventif alfa-

mangostin pada lesi preneoplastik putatif yang terlibat pada karsinogenesis kolon tikus,

yang diinduksi 1,2-dimetilhidrazin (DMH). Pemberian senyawa tersebut selama 4-5

minggu, menghambat induksi dan perkembangan aberrant crypt foci (ACF), menurunkan

dysplastic foci (DF) dan betacatenin accumulated crypts(BCAC). Pada pelabelan antigen

Page 20: Hyperlink

nukleus sel yang mengalami proliferasi, senyawa tersebut menurunkan terjadinya lesi

focal dan epithelium kolon tikus.

5) Antimikroorganisme

Selain memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti di atas, kulit buah manggis juga

menunjukkan aktivitas antimikroorganisme. Suksamrarn et al. (2003) bersama

kelompoknya asal Thailand, melakukan penelitian potensi antituberkulosa dari senyawa

xanton terprenilasi yang diisolasi dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian

sebelumnya, alfa mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan

aktivitas paling poten pada percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat

terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil temuan tersebut ditindaklanjuti

peneliti asal Osaka Jepang, Sakagami et al. (2005). Fokus pada alfa-mangostin, kali ini

senyawa tersebut diisolasi dari kulit batang pohon untuk memperoleh jumlah yang besar.

Alfa mangostin aktif terhadap bakteri Enterococci dan Staphylococcus aureus yang

masingmasing resisten terhadap vancomisin dan metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas

sinergisme dengan beberapa antibiotika (gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua

bakteri tersebut. Sementara itu, Mahabusarakam et al. (2006) melakukan pengujian

golongan xanton termasuk mangostin, pada Plasmodium falciparum. Hasil menunjukkan

bahwa mangostin mempunyai efek antiplasmodial level menengah, sedangkan xanton

terprenilasi yang mempunyai gugus alkilamino menghambat sangat poten.

6) Aktivitas lainnya

Telah disebutkan sebelumnya bahwa alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan dan

penangkal radikal bebas. Berkaitan dengan fakta tersebut, alfa-mangostin mampu

menghambat proses oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) yang sangat berperan

dalam aterosklerosis (William et al., 1995). Sedangkan Mahabusarakam et al. (2000)

melaporkan bahwa xanton terprenilasi juga dapat menghambat proses oksidasi dari LDL

tersebut. Penelitian lainnnya, mangostin dilaporkan menghambat poten terhadap HIV-1

protease (Chen et al., 1996). Sementara itu, Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan

bahwa senyawa xanton mangostin dari kuliat buah manggis mampu penghambat

pertumbuhan jamur patogenik : Fusarium oxysporum vasinfectum, Alternaria tenuis, dan

Dreschlera oryzae.

Page 21: Hyperlink

j. Kajian Toksisitas Kulit Buah Manggis

Telah disebutkan bahwa kulit buah manggis mampu menunjukkan berbagai aktivitas

farmakologi, dan diantaranya adalah sangat poten. Senyawa-senyawa utama yang

dominan menunjukkan aktivitas farmakologi adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin

dan garsinon-E. Di lain pihak, perlu juga dilakukan penelitian mengenai kemungkinan efek

toksik dari penggunaan kulit buah manggis tersebut. Jujun et al. (2006) melakukan uji

toksisitas aku maupun sub-kronis terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis yang

mengandung senyawa-senyawa aktif pentingnya. Pada percobaan toksistas akut, ekstrak

(10-25 %) tersebut tidak menunjukkan efek toksis (kematian dan perubahan fisik ataupun

aktivitas) pada tikus. Secara histopatologi, juga tidak ditemukan perubahan yang berarti

pada organ-organ vital tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal, ovarium, ginjal, testis).

Pada percobaan toksisitas sub-kronis, pemakaian ekstrak etanol kulit buah manggis (dosis

50-1000 mg/kg BB) selama 28 hari juga tidak menunjukkan efek toksik yang berarti, yang

meiputi pengamatan gejala efek toksis, perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ vital,

analisa hematologi, kimia darah maupun gross histopatologinya.

DAFTAR PUSTAKA

- Endro Nugroho, Agung. 2008. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah

Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta.

- Obolskiy, D., Pischel, I., Siriwatanametanon, N., , Heinrich, M., 2009. Garcinia

mangostana L.: A Phytochemical and Pharmacological Review. Phytoterapy Research. Vol

23 (8), hal 1047-1065.

- Paul M, Dewick. 2009. Medicinal Natural Product, Biosynthetic Approach, 3rd Edition.

John Wiley & Sons Ltd: United Kingdom.

- http://www.interscience.wiley.com

- http://wikipedia.org.com

Page 22: Hyperlink

MAKALAH DIPRESENTASIKAN OLEH :

Nuriana Yunita Putri Herdian Larasati, Hafid Afriyanto, Pina Duwi Riani,

Romadhon Permadi Setyawan, Rizky Irma Syarif, Dessy Milanita Trisdayanti,

Amy Amanda Chitra Pahlawani.

3 Comments

Archive for category Makalah Penyakit TBC

Alfa Mangostin dari Kulit Buah ManggisPosted by hadyherbs in Makalah Penyakit TBC, mangostin on December 26, 2011

PENDAHULUAN

Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buah manggis

(Garcinia mangostana L) dengan mengambil konstituen senyawa aktifnya yaitu alfa

mangostin yang berasal dari kulit buah manggis. Menurut hasil penelitian, kulit buah

manggis memiliki aktivitas HIV tipe I (Chen, 1966), antibakteri, antioksidan dan anti

metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa

mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil

isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Sudarsono dkk.,

2002), antibakteri dan antifungi (Sundaram et al., 1983). Kandungan kimia kulit manggis

adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998).

Kulit buah mengandung senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A,

mangostenon B, trapezifolixanton, tovofillin B, alfa mangostin, beta mangostin, garsinon

B, mangostanol, flavonoid, epikatekin (Suksamsarn et al., 2002). Gartanin, gamma

mangostin, garsinon E, epikatekin (Chairungsrilerd et al., 1996). Xanton terdistribusi luas

pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar

xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu

Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Alfa mangostin

merupakan derivat dari xanton yang memiliki nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-

Page 23: Hyperlink

2,8-bis (3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on) (Sudarsono dkk., 2002).

Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika

yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25

meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang,

meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam

perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah

ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.

Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar

antioksidan tertinggi di dunia.

Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu

dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.

Gambar 1. Buah Manggis

Bahan aktif XANTHONE dalam buah manggis memiliki khasiat yang sangat menakjubkan.

Terutama bagian dalam kulit dan biji manggis. Banyak ilmuwan telah mengkaji khasiat

buah manggis sejak tahun 1970an. Xanthone merupakan bahan aktif yang bersifat

antikanker, antioksidan. Xanthone mampu menghambat proses penuaan. Berikut fungsi

manggis: Seluruh Bagian Berkhasiat Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman

hayati melimpah, Indonesia memiliki sumber tanaman herbal yang tiada habisnya. Salah

satu tanaman yang berkhasiat obat, yaitu manggis. Tak hanya nikmat disantap sebagai

buah segar, manggis juga memiliki sejumlah kemampuan.

Page 24: Hyperlink

Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional

manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan

antiinflamasi atau antiperadangan.

Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik,

guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan

bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur,

berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare,

dan sariawan mulut (kompas.com).

Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L )

1 Klasifikasi tanaman Garcinia mangostana L

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo : Guttiferanales

Famili : Guttiferae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L

(Rukmana, 1995)

b. Ekologi dan Penyebaran

Manggis merupakan tanaman asli daerah tropis kawasan Asia Tenggara. Sebagian

literatur memastikan daerah asal tanaman manggis adalan Kepulauan Sunda Besar dan

Semenanjung Malaya. Selain itu juga disebutkan terdapat di hutan-hutan belantara di

Kalimamtan Timur dan Kalimantan Tengah (Rukmana, 1995). Tumbuhan ini dapat tumbuh

Page 25: Hyperlink

di Jawa pada ketinggian 1-1000 dari permukaan laut, pada berbagai tipe tanah (pada

tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik) (Sudarsono, dkk., 2002).

c. Penggunaan

Secara empirik buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel,

keputihan, disentri, wasir, borok, disamping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan

juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat,

sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid

yang tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah

(Sudarsono, dkk., 2002).

d. Kandungan kimia

Lima puluh xanton telah diisolasi dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Yang

pertama diberi nama mangostin setelah itu diberi nama a-mangostin pada tahun 1885

(Schmid, 1855). Turunan xanton lain yang telah diisolasi dari kulit buah manggis adalah γ-

mangostin (Jefferson et al., 1970), gartanin dan 8-dioksigartanin (Govindachari dan

Muthukumaraswamy, 1971). Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana

L mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu a-

mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. a-mangostin merupakan komponen

utama dalam kulit buah manggis sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor

(Sudarsono, dkk., 2002).

e. Senyawa a-mangostin

Bioaktif utama yang merupakan metabolit sekunder dari manggis (Garcinia mangostana

L) adalah turunan xanton (Jung et al., 2006 dan Peres et al., 2000). Konstituen utama dari

xanton manggis adalah a-mangostin dan γ-mangostin. Senyawa a-mangostin

menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S. aureus, P aeruginosa,

Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis dan aktivitas antibakteri yang sedang

terhadap Proteus sp, Kleibsella sp dan Escherhia coli dengan nilai MIC antara 12,5 dan 50

µg/mL. Senyawa a-mangostin juga menunjukkan aktivitas antijamur yang tinggi terhadap

jamur Epidermophyton floccosum,Alternaria solani, Mucor sp, Rhizopus sp,

Cunninghamella echinulata dan aktivitas antijamur yang sedang terhadap Trichophyton

mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicilliumsp,

Fusarium roseum, dan Curvularia lunata dengan nilai MIC 1 dan 5 µg/mL (Sundaram et al.,

Page 26: Hyperlink

1983 cit Chaverriet al., 2008). MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah konsentrasi

terendah antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (mikroba).

Banyak penelitian yang lain juga menunjukkan aktivitas a-mangostin sebagai antioksidan,

antitumor, antiviral dan antiinflamasi (Chaverri et al., 2008). Struktur a-mangostin dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Struktur Kimia Senyawa a-Mangostin

Nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H

xanten-9 on), rumus molekul : C24H22O6, berat molekul : 410,46 dan kemurnian

: >95%, 98%, 99% menggunakan HPLC (Petersson, 2009).

f. Ekstraksi

Ekstraksi adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati

atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung

(Departemen kesehatan, 1979). Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor

seperti sifat bahan mentah obat atau simplisia dan daya penyesuaian dengan tiap macam

metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau

mendekati sempurna dari obat atau simplisia (Ansel, 1989). Selain itu metode ekstraksi

dipilih berdasarkan sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi (Sarker et al.,

2006). Senyawa khas (zat aktif) akan didapatkan dengan menggunakan metode maserasi

yang cepat dan teliti (Harborne, 1987). Metode ekstraksi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah maserasi. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan

penyari tersebut akan menembus dinding sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan

larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di

Page 27: Hyperlink

luar sel, maka larutan terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Ansel, 1989).

Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Selama waktu tersebut, keseimbangan antara

bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang masuk dalam cairan telah

tercapai, sehingga penarikan zat yang disari oleh cairan penyari telah optimal. Dengan

pengadukan, keseimbangan konsentrasi bahan lebih cepat dalam cairan. Secara teoritis

pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolute (Voight, 1994).

g. Isolasi

Metode isolasi adalah proses pengambilan suatu komponen tertentu dalam keadaan

murni dari suatu ekstrak. Kelarutan (hidrofobisitas atau hidrofilisitas), sifat asam basa,

stabilitas, dan ukuran molekul merupakan gambaran umum molekul yang sangat

membantu dalam menentukan proses isolasi. Jika mengisolasi suatu senyawa yang sudah

diketahui atau dari sumber yang baru, dapat dicari informasi dari literature mengenai

sifat kromatografi senyawa target tersebut, sehingga mudah untuk menentukan metode

isolasi yang sesuai. Tetapi akan lebih sulit untuk menentukan prosedur isolasi untuk

ekstrak dengan kandungan senyawa yang sama sekali belum diketahui tipe senyawanya

(Sarker et al., 2006).

h. Sifat dan Golongan

Beberapa senyawa utama kandungan kulit buah manggis yang dilaporkan

bertanggungjawab atas beberapa aktivitas farmakologi adalah golongan xanton. Senyawa

xanton yang telah teridentifikasi, diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-

bis(3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)-

9Hxanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan nama alfa mangostin dan gamma-

mangostin. Alfa mangostin merupakan jenis xanton yang dapat ditemukan pada tanaman

manggis, terutama di kulit buahnya. Xanton ialah pigmen fenol kuning yang reaksi

warnanya dan gerakan distribusinya serupa dengan flavanoid, akan tetapi secara kimia

xanton berbeda dengan flavanoid dan mudah dibedakan dari flavanoid berdasar sifat

spektrumnya yang khas . Xanton mempunyai strukur kimia yang khusus, yang dinamakan

sistem cincin aromatic trisiklik yang biasanya disubtitusi dengan isoprene, fenol, dan

metoksi sehingga memberikan banyak kemungkinan struktur . Senyawa xanton tidak

dapat larut dalam air, tapi dapat larut pada beberapa pelarut yang lain yang jarak

kepolarannya dari metanol sampai heksana .

Page 28: Hyperlink

Alfa mangostin merupakan serbuk amorfus berwarna kuning yang mempunyai titik leleh

180-182ºC dan dapat dilihat pada spektrofotometer UV dengan panjang gelombang

maksimum 215, 243, 317 . Mangostin dapat diperoleh dari kulit buah manggis yang

direbus, tannin dipisahkan dengan alkohol dan kemudian dievaporasi, sehingga akan

menghasilkan produk berupa mangostin dan resin .Teknik isolasi alfa mangostin yang

dilakukan oleh Walker yaitu dengan merendam kulit buah manggis dengan pelarut

heksana, kemudian dievaporasi dengan rotatory evaporator. Ekstrak dilarutkan dalam

metanol hangat dan direkristalisasi dengan menambahkan aquades dengan

perbandingan 20:1 dari metanol dan dilanjutkan dengan pendinginan.

2 Kajian Farmakologi Kulit Buah Manggis

Pemanfaatan kulit buah manggis sebenarnya sudah dilakukan sejak dahulu. Kulit buah

manggis secara tradisional digunakan pada berbagai pengobatan di Negara India,

Myanmar Sri langka, dan Thailand (Mahabusarakam et al., 1987). Secara luas,

masyarakat Thailand memanfaatkan kulit buah manggis untuk pengobatan penyakit

sariawan, disentri, cystitis, diare, gonorea, dan eksim (ICUC, 2003). Di era modern,

pemanfaatan kuliat buah manggis secara luas di Negara tersebut memicu minat para

ilmuwan untuk menyelidi dan mengembangkan lembih lanjut aspek ilmiah keberkhasiatan

kulit buah manggis tersebut. Banyak penelitian telah membuktikan khasiat kulit buah

manggis, dan diantaranya bahkan menemukan senyawasenyawa yang bertanggungjawab

terhadap efek-efek tersebut. Berikut ini akan disajikan pembahasan mengenai efek

farmakologi dari kulit buah manggis.

1) Aktivitas antihistamin

Dalam reaksi alergi, komponen utama yang mengambil beran penting adalah sel mast,

beserta mediator-mediator yang dilepaskannya yaitu histamin dan serotonin. Allergi

disebabkan oleh respon imunitas terhadap suatu antigen ataupun alergen yang

berinteraksi dengan limfosit B yang dapat memproduksi imunoglobulin E (IgE).

Imunoglubulin E yang diproduksi kemudian menempel pada reseptor FceRI pada

permukaan membran sel mast. Setelah adanya interaksi kembali antara antigen-antibodi,

akan merangsang sel mast untuk melepaskan histamin (Kresno, 2001; Subowo, 1993).

Berhubungan dengan reaksi alergi atau pelepasan histamin tersebut, Chairungsrilerd et

al. (1996a, 1996b, 1998) melakukan pengujian ekstrak metanol kulit buah manggis

terhadap kontraksi aorta dada kelinci terisolasi yang diinduksi oleh histamine maupun

Page 29: Hyperlink

serotonin. Dari analisa komponenkomponen aktif dari fraksi lanjutan hasil dari

kromatografi gel silika, mengindikasikan bahwa senyawa aktifnya adalah alfa dan gamma

mangostin. Alfa mangostin sendiri mampu menunjukkan aktivitas penghambatan

kontraksi trakea marmut terisolasi dan aorta torak kelinci terisolas, yang diinduksi

simetidin, antagonis reseptor histamin H. Namun, senyawa tersebut tidak menunjukkan

aktivitas pada kontraksi yang diinduksikarbakol, penilefrin dan KCl. Alfa mangostin juga

mampu menghambat ikatan [3H]mepiramin terhadap sel otot polos arta tikus. Senyawa

terakhir tersebut merupakan antagonis spesifik bagi reseptor histamin H. Dari analisa

kinetika ikatan [3H]mepiramin megnindikasikan bahwa alfa mangostin menghambat

secara kompetitif. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa alfa mangostin tersebut

dikategorikan sebagai pengeblok reseptor histaminergik khususnya H, sedangkan gamma

mangostin sebagai pengeblok reseptor serotonergik khususnya 5-hidroksitriptamin 2A

atau 5HT. Lebih lanjut, Nakatani et al. (2002a) melakukan penelitian ke arah mekanisme

ekstrak kulit buah manggis tersebut. Pada penelitian tersebut ekstrak kulit manggis

yaitu : etanol 100%, 70 %, 40% dan air, diuji terhadap sintesa prostaglandin E dan

pelepasan histamin. Ekstrak etanol 40% menunjukkan efek paling poten dalam

menghambat pelepasan histamin dari sel 2H3RBL yang diperantarai IgE. Semua ekstrak

kulit buah manggis mampu menghambat sintesa PGE2 dari sel glioma tikus yang

diinduksi ionophore A23187. Pada reaksi anafilaksis kutaneus pasif, semua ekstrak kulit

manggis juga menunjukkan aktivitas penghambatan reaksi tersebut. Dari penelitian ini,

ekstrak etanol 40 % buah manggis adalah paling poten dalam menghambat sintesa PGE

dan pelepasan histamin.

2). Antiinflamasi

Penelitian mengenai aktivitas antiinflamasi dari kulit buah manggis sampai saat ini baru

dilakukan pada tahapanin vitro an untuk tahap in vivo baru pada penelitian dengan

metode tikus terinduksi karagenen. Dari hasil penelitian diduga bahwa senyawa yang

mempunyai aktivitas anti-inflamasi adalah gamma-mangostin. Gamma-mangostin

merupakan xanton bentuk diprenilasi tetraoksigenasi, struktur kimia bisa dilihat pada

Gambar 2. Nakatni et al. (2002b) melakukan penelitian aktivitas anti-inflamasi in vitro dari

gamma mangostin terhadap sintesa PGE2 dan siklooksigenase (COX) dalam sel glioma

tikus C6. Kedua senyawa dan enzim tersebut merupakan mediator terpenting dalam

terjadinya reaksi inflamasi. Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan

PGE2 pada sel glioma tikus C6 yang diinduksi ionophore A23187. Gammamangostin

menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada

Page 30: Hyperlink

kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase. Pada percobaan enzimatik in

vitro, senyawa ini mampu menghambat aktivitas enzim COX-1 dan COX-2. Namun,

senyawa tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap : (1) fosforilasi

sinyal ekstraseuler p42/p44 yang diinduksi A23187, yang mengatur protein kinase

teraktivasi kinase/mitogen, dan (2) pelepasan [14C]-asam arakidonat dari sel yang

terlabel [14C]-AA tersebut. Dari penelitian ini, gamma mangostin mempunyai aktivitas

anti-inflamasi dengan menghambat aktivitas siklooksigenase (COX). Lebih lanjut, Nakatani

et al. (2004) mengkaji pengaruh gamma-mangostin terhadap ekspresi gen COX-2 pada sel

glioma tikus C6. Gamma mangostin menghambat ekspresi protein dan mRNA COX-2 yang

diinduksi lipopolisakarida, namun tidak berefek terhadap ekspresi rotein COX-1.

Lipopolisakarida berfungsi untuk stimulasi fosforilasi inhibitor kappaB (IkappaB) yang

diperantarai IkappaB kinase, yang kemudian terjadi degradasi dan lebih lanjut

menginduksi translokasi nukleus NF-kappaB sehingga mengaktivasi transkripsi gen COX-

2.

Berkaitan dengan itu, gamma mangostin tersebut juga menghambat aktivitas IkappaB

kinase dan menurunkan degradasi IkappaB dan fosforilasi yang diinduksi LPS. Pada

luciferase reporter assay, senyawa tersebut menurunkan aktivasi NF-kappaB diinduksi

LPS dan proses transkripsi gen COX-2 yang tergantung daerah promoter gen COX-2

manusia. Temuan tersebut didukung hasil penelitian in vivo, gamma mangostin mampu

menghambat inflamasi udema yang diinduksi karagenen pada tikus. Dari penelitian ini

dapat dibuat resume : gamma mangostin secara langsung menghambat aktivitas enzim

Ikappa B kinase, untuk kemudian mencegah proses transkripsi gen COX-2 (gen target

NFkappaB), menurunkan produksi PGE2 dalam proses inflamasi.

3) Anti-oksidan

Dalam Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis

berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya, Weecharangsan et al. (2006) menindak-

lanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian aktivitas antioksidan

beberapa ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50 dan 95%, serta etil

asetat. Metode yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas 2,2-difenil-1-

pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak mempunyai potensi

sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan etanol mempunyai potensi lebih

besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan tersebut, kedua ekstrak tersebut juga

mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif pada sel NG108-15. Seiring dengan hasil

Page 31: Hyperlink

tersebut, Jung et al. (2006) melakukan penelitian aktivitas antioksidan dari semua

senyawa kandungan kulit buah manggis yang disajikan pada Gambar 1-2, minus

mangostingon. Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawasenyawa tersebut,

yang menunjukkan aktivitas poten adalah 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alpha-

mangostin, gamma-mangostin dan smeathxanton A.

4) Antikanker

Hingga saat ini, pengobatan kanker masih tidak memuaskan. Oleh karena itu, penelitian

penemuan obat kanker masih gencar dilakukan. Salah satu tanaman obat yang menjadi

objek kajian adalah kulit buah manggis. Ho et al. (2002) berhasil mengisolasi beberapa

senyawa xanton dan menguji efek sitotoksisitas pada sel line kanker hati. Berdasarkan

penelitian tersebut, senyawa garsinon E menunjukkan aktivitas sitotoksisitas paling

poten. Sementra itu, Moongkarndi et al. (2004) melaporkan bahwa ekstrak metanol kulit

buah manggis menunjukka aktivitas sangat poten dalam menghambat proliferasi sel

kanker payudara SKBR3, dan menunjukkan aktivitas apoptosis. Di lain pihak, Matsumoto

et al. (2003) melakukan uji serupa yaitu aktivitas antiproliferatif dan apoptosis pada

pertumbuhan sel leukemia manusia HL60. Berbeda dengan hasl penelitian sebelumnya,

alfa-mangostin menunjukkan aktivitas anti-proliferasi dan apoptosis terpoten diantara

senyawa xanton lainnya. Pada tahun 2004, Matsumoto et al melanjutkan penelitian

tersebut untuk mempelajari mekanisme apoptosis dari alfamangostin. Senyawa tersebut

mampu mengaktivasi enzim apoptosis caspase-3 dan 9, namun tidak pada caspase-8.

Alfa mangostin diduga kuat mem-perantarai apoptosis jalur mitokondria, ini didasari oleh

perubahan mitokondria setelah perlakuan senyawa tersebut selama 1-2 jam. Perubahan

mitokondria tersebut meliputi : pembengkakan sel, berkurangnya potensial membran,

penurunan ATP intraseluler, akumulasi senyawa oksigen reaktif (ROS), dan pelepasan

c/AIF sitokrom sel. Namun, alfa-mangostin tidak mempengaruhi ekspresi protein family

bcl-2 dan aktivasi MAP kinase. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa target

aksi alfa-mangostin adalah mitokondria pada fase awal sehingga menghasilkan apoptosis

pada sel line leukimia manusia. Dari studi hubungan struktur aktivitas, gugus hidroksi

mempunyai kontribusi besar terhadap aktivitas apoptosis tersebut. Melanjutkan temuan

di atas, Nabandith et al. (2004) melakukan penelitian in vivo aktivitas kemopreventif alfa-

mangostin pada lesi preneoplastik putatif yang terlibat pada karsinogenesis kolon tikus,

yang diinduksi 1,2-dimetilhidrazin (DMH). Pemberian senyawa tersebut selama 4-5

minggu, menghambat induksi dan perkembangan aberrant crypt foci (ACF), menurunkan

dysplastic foci (DF) dan betacatenin accumulated crypts(BCAC). Pada pelabelan antigen

Page 32: Hyperlink

nukleus sel yang mengalami proliferasi, senyawa tersebut menurunkan terjadinya lesi

focal dan epithelium kolon tikus.

5) Antimikroorganisme

Selain memiliki beberapa aktivitas farmakologi seperti di atas, kulit buah manggis juga

menunjukkan aktivitas antimikroorganisme. Suksamrarn et al. (2003) bersama

kelompoknya asal Thailand, melakukan penelitian potensi antituberkulosa dari senyawa

xanton terprenilasi yang diisolasi dari kulit buah manggis. Seperti pada hasil penelitian

sebelumnya, alfa mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan

aktivitas paling poten pada percobaan ini. Ketiga senyawa tersebut menghambat kuat

terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis. Hasil temuan tersebut ditindaklanjuti

peneliti asal Osaka Jepang, Sakagami et al. (2005). Fokus pada alfa-mangostin, kali ini

senyawa tersebut diisolasi dari kulit batang pohon untuk memperoleh jumlah yang besar.

Alfa mangostin aktif terhadap bakteri Enterococci dan Staphylococcus aureus yang

masingmasing resisten terhadap vancomisin dan metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas

sinergisme dengan beberapa antibiotika (gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua

bakteri tersebut. Sementara itu, Mahabusarakam et al. (2006) melakukan pengujian

golongan xanton termasuk mangostin, pada Plasmodium falciparum. Hasil menunjukkan

bahwa mangostin mempunyai efek antiplasmodial level menengah, sedangkan xanton

terprenilasi yang mempunyai gugus alkilamino menghambat sangat poten.

6) Aktivitas lainnya

Telah disebutkan sebelumnya bahwa alfa-mangostin memiliki aktivitas antioksidan dan

penangkal radikal bebas. Berkaitan dengan fakta tersebut, alfa-mangostin mampu

menghambat proses oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) yang sangat berperan

dalam aterosklerosis (William et al., 1995). Sedangkan Mahabusarakam et al. (2000)

melaporkan bahwa xanton terprenilasi juga dapat menghambat proses oksidasi dari LDL

tersebut. Penelitian lainnnya, mangostin dilaporkan menghambat poten terhadap HIV-1

protease (Chen et al., 1996). Sementara itu, Gopalakrishnan et al. (1997) melaporkan

bahwa senyawa xanton mangostin dari kuliat buah manggis mampu penghambat

pertumbuhan jamur patogenik : Fusarium oxysporum vasinfectum, Alternaria tenuis, dan

Dreschlera oryzae.

Page 33: Hyperlink

j. Kajian Toksisitas Kulit Buah Manggis

Telah disebutkan bahwa kulit buah manggis mampu menunjukkan berbagai aktivitas

farmakologi, dan diantaranya adalah sangat poten. Senyawa-senyawa utama yang

dominan menunjukkan aktivitas farmakologi adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin

dan garsinon-E. Di lain pihak, perlu juga dilakukan penelitian mengenai kemungkinan efek

toksik dari penggunaan kulit buah manggis tersebut. Jujun et al. (2006) melakukan uji

toksisitas aku maupun sub-kronis terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis yang

mengandung senyawa-senyawa aktif pentingnya. Pada percobaan toksistas akut, ekstrak

(10-25 %) tersebut tidak menunjukkan efek toksis (kematian dan perubahan fisik ataupun

aktivitas) pada tikus. Secara histopatologi, juga tidak ditemukan perubahan yang berarti

pada organ-organ vital tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal, ovarium, ginjal, testis).

Pada percobaan toksisitas sub-kronis, pemakaian ekstrak etanol kulit buah manggis (dosis

50-1000 mg/kg BB) selama 28 hari juga tidak menunjukkan efek toksik yang berarti, yang

meiputi pengamatan gejala efek toksis, perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ vital,

analisa hematologi, kimia darah maupun gross histopatologinya.

DAFTAR PUSTAKA

- Endro Nugroho, Agung. 2008. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah

Yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat. Universitas Gadjah Mada:

Yogyakarta.

- Obolskiy, D., Pischel, I., Siriwatanametanon, N., , Heinrich, M., 2009. Garcinia

mangostana L.: A Phytochemical and Pharmacological Review. Phytoterapy Research. Vol

23 (8), hal 1047-1065.

- Paul M, Dewick. 2009. Medicinal Natural Product, Biosynthetic Approach, 3rd Edition.

John Wiley & Sons Ltd: United Kingdom.

- http://www.interscience.wiley.com

- http://wikipedia.org.com

Page 34: Hyperlink

MAKALAH DIPRESENTASIKAN OLEH :

Nuriana Yunita Putri Herdian Larasati, Hafid Afriyanto, Pina Duwi Riani,

Romadhon Permadi Setyawan, Rizky Irma Syarif, Dessy Milanita Trisdayanti,

Amy Amanda Chitra Pahlawani.

3 Comments