HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil...

13
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA XEROSIS ET CAUSA MORBUS HANSEN MULTI BASILER REAKSI DENGAN MODALITAS HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN DI UNIT REHABILITASI KUSTA RSUD KELET Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: SRI WAHYUNINGSIH J 100 150 038 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil...

Page 1: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA XEROSIS ET CAUSA

MORBUS HANSEN MULTI BASILER REAKSI DENGAN MODALITAS

HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN DI UNIT

REHABILITASI KUSTA RSUD KELET

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III

pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SRI WAHYUNINGSIH

J 100 150 038

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA XEROSIS ET CAUSA

MORBUS HANSEN MULTI BASILER REAKSI DENGAN MODALITAS

HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN DI UNIT

REHABILITASI KUSTA RSUD KELET

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

Sri Wahyuningsih

J100 150 038

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing,

(Farid Rahman, SST.FT.,M.OR)

NIDN. 0610019101

Page 3: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA XEROSIS ET CAUSA

MORBUS HANSEN MULTI BASILER REAKSI DENGAN MODALITAS

HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN DI UNIT

REHABILITASI KUSTA RSUD KELET

Oleh:

SRI WAHYUNINGSIH

J100 150 038

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Rabu, 04 Juli 2018

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Farid Rahman, SST.FT.,M.OR ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Arin Supriyadi, SST.FT.,M.Fis ( )

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Totok Budi Santoso, S.Fis.,Ftr.,M.PH ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(Dr. Mutalazimah, SKM.,M.Kes)

NIK. 786

Page 4: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta,10 Juli 2018

Penulis

SRI WAHYUNINGSIH

J100150038

Page 5: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA XEROSIS ET CAUSA

MORBUS HANSEN MULTI BASILER REAKSI DENGAN MODALITAS

HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN DI UNIT

REHABILITASI KUSTA RSUD KELET

Abstrak

Latar Belakang: Xerosis Et Causa Morbus Hansen Multi Basiler Reaksi adalah

penyakit kulit akibat kuman kusta Mycobacterium Leprae menyerang stratum

korneum sehingga membuat kulit menjadi kering, kasar dan pecah-pecah.

Tujuan: untuk mengetahui manfaat dari Hydroterapi, Massage dan Terapi Latihan

pada kasus Xerosis Et Causa Morbus Hansen Multi Basiler Reaksi.

Hasil: setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali, terdapat perubahan pada kulit

yang kering menjadi berkurang, dan kulit yang kasar dan pecah-pecah menjadi

halus T0 : 4 menjadi T4 : 3, adanya peningkatan lingkar segmen pada kaki kiri

yang atrofi, 10 cm dari tuberositas tibia T0 : 28 cm menjadi T4 : 29 cm, 20 cm

dari tuberositas tibia T0 : 21 menjadi T4 : 22 serta 30 cm dari tuberositas tibia T0

: 22 menjadi T4 : 23 serta adanya peningkatan elastisitas kulit pada ankle dengan

meningkatnya lgs pada ankle sinistra dorsal flexi – plantar flexi T0 : 150 - 0

0 - 30

0

menjadi T4: 200 - 0

0- 50

0, serta pada ankle dextra dorsal flexi – plantar flexi T0 :

200 - 0

0 - 45

0 menjadi T4: 20

0 - 0

0- 50

0.

Kesimpulan: pemberian modalitas Hydroterapi, Massage dan Terapi Latihan

dapat membuat berkurangnya kulit yang kering, dan kulit yang kasar dan pecah-

pecah menjadi halus, meningkatnya lingkar segmen pada kaki yang atrofi, serta

meningkatnya elastisitas kulit pada kedua ankle dengan meningkatnya Lgs pada

kedua ankle.

Kata kunci: Xerosis e.c MHMB reaksi, Hydroterapi, dan Terapi Latihan.

Abstract

Background: Xerosis Et Causa Morbus Hansen Multi Basiler Reaction is a skin

disease caused by leprosy Mycobacterium Leprae that attacks the stratum

corneum causing the skin become dry, rough and cracked.

Objectives: to determine the benefits of Hydrotherapy, Massage and Exercise

Therapy in Xerosis Et Causa Morbus Hansen Multi Basiler Reaction.

Results: after treatment 4 times, the dry skin becomes reduced, and the skin that

rough and cracked turn into smooth T0: 4 to T4: 3, an increase in circumference

of the left atrophic leg segment, 10 cm from the tibia tuberosity T0 : 28 cm to T4:

29 cm, 20 cm from tibia tuberosity T0: 21 to T4: 22 and 30 cm from tibia

tuberosity T0: 22 to T4: 23 as well as an increase in skin elasticity of the ankle

with increasing ROM in the dorsal flexion - plantar flexion ankle sinistra T0: 150

Page 6: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

2

- 00 - 30

0 to T4: 20

0 - 0

0 - 50

0, as well as on dorsal flexion - plantar flexion ankle

dextra T0: 200 - 0

0 - 45

0 to T4: 20

0 - 0

0- 50

0.

Conclusion: Modality of Hydrotherapy, Massage and Exercise Therapy can

reduce dry skin, and rough and cracked skin becomes smooth, increased

circumference of the segments in the atrophic leg, and increased skin elasticity in

both ankles with increased Lgs in both ankle.

Keywords: Xerosis e.c MHMB reaction, Hydrotherapy, and Exercise Therapy.

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan data di Jawa Tengah mengenai penyakit kusta dari Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 menyebutkan bahwa pada

tahun 2015 dilaporkan 1.801 kasus baru kusta, lebih rendah dibandingkan

tahun 2014 yang sebesar 1.865 kasus. Berdasarkan bebannya, provinsi dibagi

menjadi 2 kelompok yaitu provinsi dengan beban kusta tinggi (high burden)

dan provinsi dengan beban kusta rendah (low burden). Provinsi disebut high

burden jika NCDR (new case detection rate: angka penemuan kasus baru) >

10 per 100.000 penduduk dan atau jumlah kasus baru lebih dari 1.000,

sedangkan low burden jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk dan atau

jumlah kasus baru kurang dari 1.000 kasus. Kabupaten/kota di Jawa Tengah

dengan proporsi kusta MB tertinggi pada tahun 2015 adalah Brebes 14,2

persen, Kab. Tegal 11,1 persen, Pemalang 7,2 persen, Jepara 5,6 persen dan

Blora 5,3 persen (Kemenkes RI, 2015).

Penyakit kusta ialah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh

kuman kusta Mycobacterium Leprae yang bersifat intraseluler obligat,

mengenai saraf tepi/perifer, lalu kulit dan mukosa saluran nafas bagian atas,

kemudian dapat ke organ tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat (Depkes

RI, 2012). Xerosis terjadi akibat Mycobacterium Leprae menyerang saraf

tepi sehingga fungsi otonom terganggu. Terganggunya fungsi otonom dapat

mengakibatkan menurunnya kerja kelenjar tiroid, sehingga metabolisme

tubuh terganggu yang mengakibatkan fungsi kulit terganggu. Biasanya

xerosis terjadi pada penderita kusta yang mengalami reaksi. Reaksi tersebut

terjadi sebagai suatu perjalanan penyakit dari kusta. Penderita reaksi kusta

telah meminum obat MDT (Multidrug Therapy) selama 1 tahun sebagai

Page 7: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3

pemutus rantai penularan kusta. Sehingga pada penderita kusta yang telah

diobati masih ada gejala sisa yang mengakibatkan adanya hiperpigmentasi

atau hipopigmentasi dan hilangnya fungsi sensorik kulit atau lesi anestesi

(Song et al., 2009).

Secara klinis xerosis ditandai dengan kulit yang kering, kasar,

bersisik, dan gatal. Secara patofisiologis hal ini terjadi karena stratum

korneum yang terganggu, dehidrasi, dan gangguan diferensiasi keratinosit.

Permasalahan fisioterapi dalam kasus ini adalah terganggunya fungsi proteksi

kulit, terganggunya metabolisme kulit, terganggunya fungsi otonom sehingga

membuat kulit menjadi kering dan kasar, kelembaban kulit berkurang serta

menurunnya elastisitas kulit (Barco et al., 2008).

2. METODE

Penatalakanaan fisioterapi dilakukan sebanyak 4 kali terapi di Unit

Rehabilitasi Kusta RSUD Kelet pada pasien Tn. M.S usia 32 tahun dengan

diagnosis medis xerosis et causa morbus Hansen multi basiler reaksi. Dalam

penanganan modalitas fisioterapi yang diberikan adalah hydroterapi, massage

dan terapi latihan. Metode tersebut digunakan untuk melembapkan kulit yang

kering dan menghaluskan kulit yang kasar disertai pecah-pecah. Selain terapi

diatas, diharapkan pasien dapat mengulangi latihan seperti yang telah

diajarkan oleh fisioterapis serta pasien dapat melaksanakan edukasi di rumah

yang telah diajarkan oleh fisioterapis seperti sering merendam kedua kakinya

ke dalam ember 2 kali sehari selama 15 menit dan sering mengoleskan

minyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami

xerosis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Terapi yang diberikan kepada Tn. M.S usia 32 tahun dengan diagnose

medis xerosis et causa morbus Hansen multi basiler reaksi memiliki

problematika yaitu kulit yang kering dan kulit yang kasar disertai pecah-

Page 8: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

4

pecah kehitaman. Setelah dilakukan terapi dengan dengan modalitas

hydroterapi, massage dan terapi latihan selama 4 kali terapi didapatkan

hasil:

3.1.1 Hasil evaluasi kontur kulit dengan skala ODSS (Overall Dry Skin

Score)

Gambar 1. Grafik hasil evaluasi kontur kulit diukur dengan ODSS

Terdapat perubahan pada skala ODSS tersebut, kulit kering

menjadi berkurang, dan kulit yang kasar dan pecah-pecah menjadi

halus dari T0 : 4 (didominasi oleh skuama kasar, kulit kasar tampak

jelas, kehitaman, perubahan eksematosa dan retakan) menjadi T4 : 3

(sisik halus-kasar terdistribusi seragam, kulit kasar tampak jelas,

kehitaman ringan dan beberapa retakan superficial).

0

1

2

3

4

5

T0 T1 T2 T3 T4

ODSS

Page 9: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

5

3.1.2 Hasil evaluasi lingkar segmen dengan menggunakan girth and

volumetric test

Gambar 2. Grafik hasil evaluasi lingkar segmen tungkai kiri

Adanya peningkatan lingkar segmen pada kaki kiri yang

atrofi, 10 cm dari tuberositas tibia T0 : 28 cm menjadi T4 : 29 cm, 20

cm dari tuberositas tibia T0 : 21 menjadi T4 : 22 serta 30 cm dari

tuberositas tibia T0 : 22 menjadi T4 : 23.

3.1.3 Hasil evaluasi lgs ankle sinistra dengan goneometer

Tabel 1. Hasil evaluasi lgs ankle sinistra dengan goneometer

Terapi

Dorsal Flexi - Plantar

Flexi

Eversi - Inversi

T0 S 150 - 0

0 - 30

0 R 15

0 - 0

0 - 20

0

T1 S 150 - 0

0 - 30

0 R 15

0 - 0

0 - 20

0

T2 S 150 - 0

0 - 30

0 R 15

0 - 0

0 - 20

0

T3 S 200 - 0

0- 50

0 R 20

0 - 0

0 - 30

0

T4 S 200 - 0

0- 50

0 R 20

0 - 0

0 - 30

0

Adanya peningkatan lgs pada ankle sinistra dorsal flexi –

plantar flexi T0 : 150 - 0

0 - 30

0 menjadi T4: 20

0 - 0

0- 50

0, serta pada

gerakan eversi – inversi T0 : 150 - 0

0 - 20

0 menjadi T4 : 20

0 - 0

0 -

300.

0

5

10

15

20

25

30

35

T0 T1 T2 T3 T4

Girth and Volumetric Test

10 cm dari tuberositas tibia 20 cm dari tuberositas tibia

30 cm dari tuberositas tibia

Page 10: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

6

3.1.4 Hasil evaluasi lgs ankle dextra dengan goneometer

Tabel 2. Hasil evaluasi lgs ankle dextra dengan goneometer

Terapi

Dorsal Flexi - Plantar

Flexi

Eversi - Inversi

T0 S 200 - 0

0 - 45

0 R 20

0 - 0

0 - 25

0

T1 S 200 - 0

0 - 45

0 R 20

0 - 0

0 - 25

0

T2 S 200 - 0

0 - 45

0 R 20

0 - 0

0 - 25

0

T3 S 200 - 0

0- 50

0 R 20

0 - 0

0 - 30

0

T4 S 200 - 0

0- 50

0 R 20

0 - 0

0 - 30

0

Adanya peningkatan lgs pada ankle dextra dorsal flexi –

plantar flexi T0 : 200 - 0

0 - 45

0 menjadi T4: 20

0 - 0

0- 50

0, serta pada

gerakan eversi – inversi T0 : 200 - 0

0 - 25

0 menjadi T4 : 20

0 - 0

0 -

300.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Hydroterapi

Pemberian modalitas hydroterapi dapat mengurangi kulit

yang kering pada kasus xerosis karena hydroterapi bermanfaat

untuk membantu meningkatkan sirkulasi pada jaringan kulit dan di

bawah kulit, sehingga fungsi hidrasi pada lapisan kulit stratum

corneum meningkat sehingga kulit kering berkurang (Barco et al.,

2008).

3.2.2 Massage

Pemberian Massage dengan menggunakan lotion pada

penderita xerosis dapat mengurangi kulit yang kasar dan pecah-

pecah sehingga kulit menjadi halus. Kandungan minyak yang

terdapat di lotion yang digunakan dapat membantu melembapkan

kulit yang kasar dan pecah-pecah sehingga kulit menjadi halus.

Sebaiknya lotion yang digunakan mengandung olive oil atau soy

bean karena sangat bermanfaat untuk melembapkan kulit

Page 11: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

7

(Hendricks et al.,2017). Kandungan yang terdapat pada olive oil

adalah vitamin E yang berperan sangat penting bagi kesehatan

kulit, yaitu dengan menjaga dan meningkatkan elastisitas dan

kelembapan kulit dan mencegah proses penuaan dini (Andriani

et al.,2015). Pada soy bean oil mengandung asam lemak tidak

jenuh dan Trigliserida yang berfungsi untuk merangsang

kelembaban kulit sehingga fungsi kulit meningkat (Gimenez-arnau,

2014).

3.2.3 Terapi Latihan

Pemberian modalitas terapi latihan dapat meningkatkan lgs

kedua ankle. Terapi latihan yang diberikan berupa Gerakan pasif

dorsi flexi, Gerakan aktif plantar flexi, dorsi flexi, inversi, dan

eversi, dan Gerakan aktif resisted plantar flexi melawan tahanan.

Ankle yang terkena kontraktur dapat perlahan-lahan bertambah lgs

nya. Adanya peningkatan lgs mempengaruhi peningkatan

elastisitas kulit pada kedua ankle. Serta dengan diberikan terapi

latihan, atrofi pada kaki kiri menjadi berkurang (Varkevisser et al.,

2009).

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Setelah dilakukan terapi sebanyak 4 kali pada kasus Xerosis e.c

MHMB Reaksi pada Tn. M.S didapatkan hasil sebagai berikut:

Hydroterapi dapat melembapkan kulit yang kering sehingga xerosis

berkurang pada keluhan Xerosis e.c MHMB Reaksi. Massage dapat

menghaluskan kulit yang kasar dan pecah-pecah pada keluhan Xerosis

e.c MHMB Reaksi. Terapi latihan dapat meningkatkan elastisitas kulit

dengan meningkatnya lgs pada ankle yang terkena xerosis.

4.2 Saran

Setelah melakukan terapi pada kasus Xerosis e.c MHMB Reaksi,

sebaiknya fisioterapi memberikan saran:

Page 12: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

8

4.2.1 Kepada pasien

Pasien harus memiliki motivasi yang tinggi untuk sembuh

supaya kesembuhan pasien dapat mudah tercapai. Pasien juga

disarankan untuk melakukan beberapa hal yang mendukung

kesembuhan pasien yang telah dianjurkan terapis, serta pasien juga

disarankan untuk mengulangi latihan seperti yang telah diberikan

oleh terapis sesuai dengan jadwal latihan yang telah ditentukan.

Tabel 3. Jadwal latihan Tn. M.S

No Gerakan Pagi hari Sore hari

1 Gerakan aktif Plantar Flexi-Dorsal

Flexi ankle dilakukan hingga 2-8

x pengulangan

Pada pukul

07.00 WIB

Pada pukul

17.00 WIB

2 Gerakan aktif Inversi-Eversi ankle

dilakukan hingga 2-8x

pengulangan

Pada pukul

07.05 WIB

Pada pukul

17.05 WIB

3 Gerakan Plantar Flexi ankle

melawan tahanan dilakukan

hingga 2-8 x pengulangan

Pada pukul

07.15 WIB

Pada pukul

17.15 WIB

4 Gerakan pasif Dorsal Flexi ankle

dilakukan hingga 2-8 x

pengulangan

Pada pukul

07.20 WIB

Pada pukul

17.20 WIB

4.2.2 Kepada Fisioterapis

Sebaiknya terapis dapat melakukan pemeriksaan awal yang

benar, sehingga dapat menentukan diagnosa yang tepat, serta

sebaiknya terapis melakukan program terapi sesuai dengan prosedur

yang sesuai dengan kasus Xerosis e.c MHMB Reaksi sehingga hasil

yang diharapkan dapat tercapai.

4.2.3 Kepada Masyarakat

Sebaiknya apabila masyarakat menemui gejala kusta pada

tubuhnya berupa terdapatnya bercak putih yang mati rasa, serta

adanya gangguan gerak pada tangan atau kaki hendaknya

Page 13: HYDROTERAPI, MASSAGE DAN TERAPI …eprints.ums.ac.id/63362/9/NASKAH PUBLIKASI.pdfminyak baby oil atau minyak zaitun pada kedua kaki yang mengalami xerosis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

9

masyarakat langsung datang ke puskesmas atau rumah sakit terdekat

untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Andriani Fatmawati; Fajriyah, Nuniek Nizmah, A. F. (2015). Efektivitas Minyak

Zaitun untuk Pencegahan Kerusakan Kulit pada Pasien Kusta. Jurnal Ilmu

Kesehatan (JIK), VII(Vol 7, No 1 (2015): ILMU KESEHATAN (JIK)).

Retrieved from http://www.journal.stikesmuhpkj.ac.id/journal/index.php/

jik/article/view/26

Barco, D., & Giménez-Arnau, A. (2008). Xerosis: a Dysfunction of the Epidermal

Barrier. Actas Dermo-Sifiliográficas (English Edition), 99(9), 671–682.

https://doi.org/10.1016/S1578-2190(08)70343-3

Bickley, L. (2009). Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.

In L. Dwijayanthi (Ed.) (8th ed., pp. 97–99). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. (2012). Pedoman nasional program pengendalian

penyakit kusta (pp. 67–88). Jakarta: Dirjen PPM dan PL.

Gillis, T. P. (2015). Chapter 93 – Mycobacterium leprae. In Molecular Medical

Microbiology (pp. 1655–1668). https://doi.org/10.1016/B978-0-12-397169-

2.00093-7

Gimenez-arnau, A. M. (2014). Xerosis Means “Dry Skin”: Mechanisms, Skin

Conditions, and Its Management, 235–249. https://doi.org/10.1007/978-3-

642-54379-1

Goodheart, H. (2009). Diagnosis Fotografik dan Pelaksanaan Penyakit Kulit. In

D. Ramadhani (Ed.) (III, pp. 293–296). New York: Departement of

Dermatology Mount Sinai School of Medicine.

Hendricks, A. J., Vaughn, A. R., Clark, A. K., Yosipovitch, G., & Shi, V. Y.

(2017). Sweat mechanisms and dysfunctions in atopic dermatitis. Journal of

Dermatological Science, 1–7. https://doi.org/10.1016/j.jdermsci.2017.11.005

Irianto, K. (2017). Anatomi dan Fisiologi (Edisi Revisi) (pp. 225–227). Bandung:

Alfabeta.

Kar, H. K., & Gupta, R. (2015). Treatment of leprosy. Clinics in Dermatology,

33(1), 55–65. https://doi.org/10.1016/j.clindermatol.2014.07.007