Hutan Produksi Kabupaten Temanggung Yang Sustainable Dan Pro Rakyat

5
Hutan Produksi Kabupaten Temanggung yang Sustainable dan Pro Rakyat Melati | 11/319145/TK/38276 Latar Belakang enurut kajian Pengembangan Ekonomi Lokal oleh pemerintah Kabupaten Temanggung, Industri kayu lapis atau kayu olahan memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten Temanggung. Dari data tahun 2011, Industri Kayu diketahui memiliki kontribusi sebesar 11,7% pada PDRB Kabupaten Temanggung dan 58,19% pada sektor industrinya. Jika dibandingkan dengan kontribusi sektor-sektor yang menjadi ekonomi lokal lainnya, sektor industri kayu ini memiliki kontribusi yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa industri kayu memiliki nilai pendapatan yang sangat tinggi. Pendapatan yang tinggi ini didapat dari sasaran industri kayu yang memang lebih terfokus pada pasar ekspor. Selain berkontribusi besar bagi PDRB, industri kayu olahan atau kayu lapis ini juga banyak menyerap tenaga kerja lokal di Kabupaten Temanggung. Masih dari sumber Kajian PEL Kab. Temanggung, diketahui bahwa Industri Kayu Olahan menyerap sekitar 7.195 orang atau sekitar 7% dari jumlah penduduk usia kerja dan total 12.948 orang ditambah dengan multipllier effect-nya. Yang disayangkan dari “economic superpower” industri kayu di Temanggung ini adalah mengenai sumber bahan bakunya, sumber bahan baku kayu lapis yang digunakan sebagai input industri ini tidak maksimal berasal dari dalam Kabupaten Temanggung, 80% bahan baku kayu lapis justru diambil dari luar Temanggung. Jika dilihat dari potensi hutan rakyat, produksi kayu di Kabupaten Temanggung seharusnya dapat memenuhi kebutuhan Industri yang ada. Alangkah baiknya jika input kayu lokal untuk industri lebih dimaksimalkan sehingga petani kayu lokal akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Untuk memaksimalkan input kayu lokal untuk industri, Hutan Produksi yang dikelola oleh rakyat bisa menjadi jawaban. Hutan produksi ini akan memiliki sifat hutan rakyat namun memiliki sistem pengelolaan seperti hutan produksi komersial. Selama ini, pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Temanggung belum maksimal karena masih dikelola secara “suka-suka” oleh masyarakat tanpa adanya bimbingan dan arahan yang serius dari pihak-pihak yang memiliki pengetahuan lebih mengenai intensifikasi hasil hutan. Dengan M

description

Kajian Pengembangan Hutan Produksi di Kabupaten Temanggung. Dibuat untuk Mata Kuliah Studio Rencana Wilayah PWK UGM.

Transcript of Hutan Produksi Kabupaten Temanggung Yang Sustainable Dan Pro Rakyat

Hutan Produksi Kabupaten Temanggung yang

Sustainable dan Pro Rakyat

Melati | 11/319145/TK/38276

Latar Belakang

enurut kajian Pengembangan Ekonomi Lokal oleh pemerintah Kabupaten Temanggung, Industri

kayu lapis atau kayu olahan memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PDRB Kabupaten

Temanggung. Dari data tahun 2011, Industri Kayu diketahui memiliki kontribusi sebesar 11,7%

pada PDRB Kabupaten Temanggung dan 58,19% pada sektor industrinya. Jika dibandingkan dengan

kontribusi sektor-sektor yang menjadi ekonomi lokal lainnya, sektor industri kayu ini memiliki kontribusi

yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa industri kayu memiliki nilai pendapatan yang sangat tinggi.

Pendapatan yang tinggi ini didapat dari sasaran industri kayu yang memang lebih terfokus pada pasar

ekspor. Selain berkontribusi besar bagi PDRB, industri kayu olahan atau kayu lapis ini juga banyak

menyerap tenaga kerja lokal di Kabupaten Temanggung. Masih dari sumber Kajian PEL Kab. Temanggung,

diketahui bahwa Industri Kayu Olahan menyerap sekitar 7.195 orang atau sekitar 7% dari jumlah penduduk

usia kerja dan total 12.948 orang ditambah dengan multipllier effect-nya.

Yang disayangkan dari “economic superpower” industri kayu di Temanggung ini adalah mengenai sumber

bahan bakunya, sumber bahan baku kayu lapis yang digunakan sebagai input industri ini tidak maksimal

berasal dari dalam Kabupaten Temanggung, 80% bahan baku kayu lapis justru diambil dari luar

Temanggung. Jika dilihat dari potensi hutan rakyat, produksi kayu di Kabupaten Temanggung seharusnya

dapat memenuhi kebutuhan Industri yang ada. Alangkah baiknya jika input kayu lokal untuk industri lebih

dimaksimalkan sehingga petani kayu lokal akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Untuk memaksimalkan input kayu lokal untuk industri, Hutan Produksi yang dikelola oleh rakyat bisa

menjadi jawaban. Hutan produksi ini akan memiliki sifat hutan rakyat namun memiliki sistem pengelolaan

seperti hutan produksi komersial. Selama ini, pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Temanggung belum

maksimal karena masih dikelola secara “suka-suka” oleh masyarakat tanpa adanya bimbingan dan arahan

yang serius dari pihak-pihak yang memiliki pengetahuan lebih mengenai intensifikasi hasil hutan. Dengan

M

keterpaduan hutan produksi secara spasial, diharapkan manfaat dari konsep teori klaster akan terwujud.

Kalster ini kemudian akan terintegrasi dengan Kawasan Industri yang berada di zona lain dalam wilayah

Kabupaten Temanggung.

Selain bernilai ekonomi, hutan produksi juga akan bermanfaat untuk menjaga kestabilan tanah. Hutan

produksi yang memiliki kesesuaian lahan di kelerengan yang cukup curam dapat dimanfaatkan sebagai

pengikat lereng agar lereng tidak mudah mengalami erosi. Selain menjaga kestabilan tanah, keuntungan-

keuntungan ekologis dari hutan produksi juga cukup banyak, diantaranya adalah menjadi penghasil oksigen

dan menjadi tempat hidup bagi populasi berneka jenis hewan.

Jika dijalankan dengan baik, baik itu dari pola pengelolaan lahan, pola tanam, pola pemanenan, dan pola

pendistribusian, hutan produksi ini akan menjadi hutan produksi yang sustainable secara ekologis dan

bermanfaat bagi rakyat secara ekonomis.

Tujuan dan Sasaran

i dalam sebuah sistem perencanaan wilayah, sebuah program tentu saja bertujuan untuk

mewujudkan misi dan visi dari sebuah wilayah, dalam hal ini adalah wilayah Kabupaten

Temanggung. Visi dan misi sebuah wilayah tentu saja disusun berdasarkan ramuan dari potensi

dan masalah. Dengan kata lain, sebuah program, selain bertujuan untuk mewujudkan misi dan visi, juga

bertujuan untuk mengangkat potensi atau juga untuk menyelesaikan masalah.

Program Hutan Produksi yang Sustainable dan Pro Rakyat ini memiliki dua tujuan, yang pertama adalah

tujuan untuk mengangkat dan memaksimalkan potensi kehutanan dari Kabupaten Temanggung dan yang

kedua adalah untuk mendukung dan mewujudkan visi Kabupaten Temanggung “Terwujudnya Kabupaten

Temanggung Sebagai Kabupaten Agroindustri yang Produktif, Mandiri, & Berkelanjutan 2014-2034”

Gambar 1. Bagan Kaitan Program dengan

Visi dan Misi

D

Jabaran Program

Sesuai dengan konsep rencana yang akan diterapkan guna mencapa visi Temanggung 2034, hutan produksi

akan dizonakan di sekitar Kecamatan Bejen. Zonasi ini dibuat dengan mepertimbangkan kesesuaian lahan

dan integrasi antar-zona dalam wilayah.

Gambar 2. Peta Konsep Rencana

Kabupaten Temanggung

Di Kecamatan Bejen sendiri terdapat dua jenis hutan produksi menurut kepemilikan. Sebagian besar hutan

adalah kepemilikan dari Perum Perhutani, sisanya merupakan hutan rakyat yang dikelola oleh masyarakat

sekitar. Masalah kepemilikan ini kemudian menjadi masalah yang cukup krusial untuk membangun sebuah

hutan produksi yang terpadu dan dikelola oleh rakyat karena sebagian besar lahan hutan merupakan hutan

produksi milik Badan Usaha Milik Negara Perum Perhutani.

Dengan hambatan ini, perencanaan yang semula berasumsi bahwa kepemilikian hutan adalah mutlak milik

pemerintah, kemudian dimodifikasi. Perencanaan bergeser dengan menggandeng Perum Perhutani sebagai

mitra pemerintah kabupaten. Perum Perhutani akan diminta melaksanakan Kemitraan Pengelolaan Hutan

sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat

Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan.

Tujuan Input Output Outcome Impact

Meningkatkan

kemandirian

ekonomi masyarakat

melalui pengelolaan

hutan produksi

NSDA

Peruntukan

Lahan Hutan

Produksi

Kabupaten

Temanggung

Log Kayu yang

didistribusikan

ke kawasan

industri.

• Meningkatnya PDRB

Kabupaten Temanggung

dari sektor pertanian sub

kehutanan.

• Pendapatan petani

Temanggung mencapai UMR

Kab. Temanggung

Kabupaten

Temanggung yang

produktif dan

mandiri

Tabel 1. Tujuan Program Hutan Produksi yang Sustainable dan Pro Rakyat

Gambar 3. Gambaran

Program Hutan Produksi

yang Sustainable dan Pro

Rakyat

Gambar 4. Indikator

Pencapaian Program

Hutan Produksi yang

Sustainable dan Pro

Rakyat

Untuk pembiayaan, yang perlu diberi priorotas adalah biaya pembangunan jalur transportasi dari kawasan

hutan produksi menuju kawasan industri. Dengan dibangunnya jalur ini, kemudahan akses pengangkutan

kayu akan tercipta dan menimbulkan banyak dampak positif seperti efektivitas dan efisiensi, baik dari segi

waktu maupun biaya.

Landasan Hukum

Landasan hukum yang digunakan dalam program ini adalah Peraturan Menteri Kehutanan No.

P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan.

Dalam peraturan ini, sudah lengkap terbahas mengenai proses dan sistem kemitraan pengelolaan hutan

dengan masyarakat diantara adalah pembahasan mengenai pelaku kemitraan, fasilitasi, pelaksanaan

kemitraan, pembinaan dan pengendalian, serta insentif.

Pendekatan

Pendekatan untuk menjalankan program ini adalah dengan menggunakan peta kesesuaian lahan dan peta

letak hutan secara eksisting. Dengan menggunakan peta kesesuaian lahan hutan produksi sesuai dengan

Peraturan menteri pekerjaan Umum No.41 Tahun 2007 tentang Kriteria Teknis Penentuan Kawasan

Budidaya dapat diketahui lahan-lahanmana saja yang cocok untuk peruntukan hutan produksi. Kesesuaian

lahan ini kemudian dioverlay dengan keadaan eksisiting sehingga memunculkan kemungkinan-

kemungkinan mana saja yang benar-benar akan dijadikan hutan produksi.

Untuk monitoring dan evaluasi program, digunakan metode pendekatan neraca sumber daya alam untuk

mengetahui apakah pengelolaan hutan oleh masyarakat ini sudah sesuai dengan produktifitas ideal.

Kelayakan

Gambar 5. Grafik

Ilustrasi

Pengaruh

Program

Dengan menjalankan program ini dengan baik, diharapkan akan meingkatkan Pendapatan Domestik

Regional Bruto, Pendapatan per Kapita, dan juga menarik para investor untuk menanamkan investasi

industri di Kabupaten Temanggung karena melihat daya dukung bahan baku industrinya.