hummbis
-
Upload
intan-k-lovers -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of hummbis
NAMA :INTAN TRI NURDIANTINPM :C1C013100KELAS :D
TUGAS HUKUM DAN BISNIS
Kasus Plagiarisme Anggito Abimanyu Terhadap Karya Tulis
Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan
“Penulis Ugm” di Kompasiana 15 Februari 2014 menuduh Anggito
Abimanyu, Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM melakukan plagiat
saat menulis artikel “Gagasan Asuransi Bencana” yang dimuat Kompas
10 Februari 2014.
Artikel yang dijiplak Anggito itu, masih menurut penulis anonim di
Kompasiana, adalah artikel yang “Menggagas Asuransi Bencana” yang
dimuat Kompas pada 21 Juli 2006 dan ditulis Hotbonar Sinaga dan Munawar
Kasan. Si “Penulis Ugm” memberi sumber rujukan artikel yang ditulis
Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan itu. Di blog milik Munawar Kasan itu
dituliskan bahwa artikel Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan dimuat di
Harian Kompas Cetak edisi 21 Juli 2006.
Warung Arsip segera memeriksa kliping pemuatan artikel Hotbonar Sinaga
dan Munawar Kasan. Di Harian Kompas edisi 21 Juli 2006 tidak ditemukan
artikel Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan di halaman Opini. Di halaman
depan edisi Kompas 21 Juli 2006 itu membahas soal bencana gempa dan
tsunami Pangandaran Jawa Barat dengan judul Headline: “Penyakit Mengusik
Pengungsi”.
Di halaman Opini, 6, tulisan Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan, memang
tidak ada. Namun dimuat di halaman “Opini/Teropong”, hlm 35 “Menggagas
Asuransi Bencana”. Sementara yang ada di Halaman Opini adalah
“Menggagas Dana Perimbangan Bencana” (Fahmi Amhar); “Kerajaan Pikiran
Cak Nur” (Yudi Latif); dan “Asap ‘Made in’ Indonesia” (William Chang).
Dengan demikian tuduhan “Penulis Ugm” bahwa Anggito Abimanyu
melakukan plagiasi menjadi benar jika merujuk pada artikel yang dimuat di
Halaman Teropong Harian Kompas 21 Juli 2006. Hotbonar Sinaga adalah
dosen Asuransi dan Manajemen Risiko FEUI dan mantan Ketua Dewan
Asuransi Indonesia 2002-2005. Adapun Munawar Kasan adalah staf PT
Asuransi ASEI.
Sebelum lebih jauh menganalisis tentang dampak hukum yang dilakukan
dari perbuatan “plagiat”, lebih dulu meninjau pembuktian perbuatan salah
dan benarnya seseorang di mata hukum yang berlaku di Indonesia.
1.Plagiat
a.menurut kamus Bahasa Indonesia adalah “pengambilan karangan
(pendapat (dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan
(pendapat dsb) sendiri, menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya
sendiri, jiplakan”.
b.Sementara dalam pandangan hukum, plagiat jelas adalah bentuk
pelanggaran hukum, hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi.
2.Apakah Anggito Abimanyu telah bersalah..?Indonesia menganut azaz
praduga tak bersalah.
a.Penjelasan umum Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, butir ke 3
huruf c, tertulis bahwa : “Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan,
dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap
tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan
kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.
b.Pada Undang-undang nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, pasal 8 ayat (1) juga mengaskan bahwa “Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, atau dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum ada putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.”
Dari penjelasan nomor dua diatas disebutkan bahwa Anggito Abimanyu belum dikatakan bersalah, sebelum ada putusan dari peradilan atas dugaan “plagiat” yang dituduhkan public kepadanya. Dalam aturan, semua orang sebagai subjek hukum berhak diperlakukan sama dengan manusia lainnya.
Publik bisa saja berasumsi bahwa Anggito Abimanyu telah melakukan “plagiat” berdasarkan referensi perbandingan antara tulisan Hatbonar Sinaga. Namun asumsi tersebut tidak dibenarkan menyerang figure tanpa analisis peraturan perundang-undangan. Sekali lagi, salah dan benarnya sesorang sebagai subjek hukum formil baru bisa disandangkan kepada yang bersalah asalkan sudah ada putusan pengadilan yang mengatakan bersalah.
3.Ketentuan Pidana
a.Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi, tidak disebutkan adanya sangsi pidana, yang ada hanyalah sangsi adminstratif, bisa dilihat pada pasal 12 aturan tersebut.
b.Hatbonar Sinaga dibenarkan oleh konstitusi untuk menggugat atau memperkarakan Anggito Abimanyu, jika ia merasa keberatan karena karya tulisnya dicopy paste tanpa izin, entah untuk kebutuhan komersil atau tidak, hal ini berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2002, tentang hak cipta.
c.Ancaman pidana atas pelanggaran Hak Cipta bisa dilihat di UU Nomor 19
Tahun 2002.
Sumber dikutip dari : http://m.kompasiana.com/post/read/636025/2/analisis-
publik-kasus-anggito-abimayu.html