Hukum Waris

31

description

Hukum tentang waris

Transcript of Hukum Waris

Page 1: Hukum Waris
Page 2: Hukum Waris

HUKUM WARIS

1.Di Indonesia masih terdapat bermacam – macam hukum waris : • Hukum waris Adat : Bagi pribumi• Hukum waris Islam : Bagi yang beragama

islam(Quran,Sunah Nabi,Inpres No 1/91 tentang Kompilasi Hukum Islam)

• Hukum waris Barat : Bagi mereka yang tunduk pada hukum perdata barat / BW

Page 3: Hukum Waris

2. Penempatan hukum waris.Hukum waris di atur dalam Buku II KUHP,

mulai pasal 830 sampai dengan 1130 KUHP.Alasan pembentuk UU menempatkan hukum

waris dalam Buku II :Waris di anggap sebagai suatu hak kebendaan /

pasal 528 KUHP.Waris merupakan salah satu cara untuk

memperoleh hak kebendaan / Hak milik

Page 4: Hukum Waris

Menurut Ahli Hukum, Hukum waris sebaiknya di atur dalam buku tersendiri , karena dalam pewarisan, yang beralih kepada ahli waris bukan hanya benda / hak- hak kebendaan saja, tapi juga hutang piutang / tanggungan si pewaris. ( Hukum waris erat hubungannya dengan Buku I dan Buku III KUHP ).

Page 5: Hukum Waris

3. Pengertian hukum waris. Dalam KUHP tidak di temukan definisi

tentang hukum waris , yang ada hanya konsep- konsep tentang pewarisan (istilah istilah pewaris, ahli waris, harta warisan, orang – orang yang berhak / tidak berhak menerima warisan dll).

Page 6: Hukum Waris

Menurut A. PITLO : Hukum waris adalah kumpulan peraturan – peraturan yang mengatur hukum mengenai kekayaan karena meninggalnya seseorang (yaitu mengenai perpindahan kekayaan)

VOLLMAR : Hukum waris adalah perpindahan sebuah harta kekayaan seutuhnya (keseluruhan hak dan kewajiban ), dari orang yang mewariskan kepada penerima waris.

Page 7: Hukum Waris

Prof. SOEDIMAN KARTOHADIPRODJO : Hukum waris adalah semua kaidah hukum yang mengatur bagaimana nasib kekayaan seseorang yang meninggal dunia dan siapa- siapa yang berhak atas kekayaan tersebut.

Prof SUBEKTI : Hukum waris mengatur akibat – akibat hubungan keluarga terhadap harta peninggalan seseorang.

Page 8: Hukum Waris

Kompilasi Hukum Islam (inpres no 1 / 1991 pasal 171) : Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris, menentukan siapa – siapa yang hak menjadi ahli waris dan berapa bagian masing – masing.

Page 9: Hukum Waris

Kesimpulan : Hukum waris pada hakekatnya mengatur mengenai tata cara peralihan harta kekayaan dari orang yang meninggal dunia / pewaris , kepada para ahli warisnya.

Jadi dalam kewarisan terdapat 3 unsur :a) Pewaris b) Ahli warisc) Harta kekayaan yang di tunggalkan

Page 10: Hukum Waris

4. Prinsip / asas – asas yang berlaku dalam hukum waris (KUHP)

a. Apa yang di wariskan: Asas 1 : Hanya hak dan kewajiban dalam

lap.hukum kekayaan yaitu hak – hak dan kewajiban yang dapat di nilai dengan uang, kecuali, Pasal 1813 KUHP: pemberian kuasa berakhir dengan

meninggalnya si pemberi kuasa. Pasal 1646 KUHP : keanggotaan dalam perseroan tidak

beralih kepada ahli warisnya. Pasal 807 KUHP: hak bagi hasil berakhir dengan

meninggalnya orang yang mempunyai hak tersebut. Lap.Hukum keluarga pada prinsipnya tidak beralih kepada

para ahli warisnya.misal : hak suami sebagai kepala keluarga / RT , hak wali terhadap anak perempuan.

Page 11: Hukum Waris

Asas 2 : Apabila seseorang meninggal dunia , maka seketika itu juga semua hak dan kewajibannya beralih kepada ahli warisnya ( “ LE MORT SAISIT LE VIF “ ) , tentu hanya hak dan kewajibanyang dapat di nilai dengan uang.

Asas 3 : Pasal 2 KUHP ( anak yang masih dalam kandungan ibunya ).

Page 12: Hukum Waris

b. Siapa yang dapat menerima warisan :Pada dasarnya semua orang cakap untuk menerima warisan termasuk bayi yang masih dalam kandungan ibunya, kecuali:1) Orang – orang yang karena perbuatannya oleh UU

di nyatakan tidak patut / on woardig , menerima warisan ( pasal 838 KUHP ).

orang yang di hukum karena dipersalahkan membunuh / mencoba membunuh si pewaris.

orang yang di persalahkan telah menfitnah si pewaris (diancam hukuman 5 tahun keatas)

mereka yang dengan kekerasan telah mencegah si pewaris untuk membuat atau mencabut surat wasiatnya.

mereka – mereka yang telah menggelapkan , merusak , memalsukan surat wasiat pewaris.

Page 13: Hukum Waris

2) Orang – orang yang karena jabatan / pekerjaannya maupun karena hubungannya dengan si meninggal oleh UU dinyatakan tidak boleh menerima keuntungan dari suatu surat wasiat . (notaris yang membuat surat wasiat , saksi – saksi ,dokter yang merawat si meninggal). /pasal 906 – 912.

Page 14: Hukum Waris

5. Cara mendapatkan warisan / macam warisan : Ada 2 cara mendapatkan warisan:

a. Mewaris berdasarkan UU / warisan ABINTESTATO : warisan yang terjadi karena ketentuan UU. Pada warisan ABINTESTATO yang berhak menerima warisan adalah mereka – mereka yang saling mempunyai hubungan darah dengan pewaris ( 832 KUHP ).

- Siapa yang berhak mewarisi menurut UU ?• Harus mempunyai hubunggan darah dengan pewaris

(sah ataupun luar kawin)• Janda/duda yang di tinggal mati pewaris• Keluarga dekat pewarisUntuk menentukan jauh dekatnya hubungan darah

keluarga, ahli waris dibagi beberapa golonggan :

- golongan I,II,III, IV dengan ketentuan : Jika ada orang-orang yang termasuk golongan 1 , maka golongan yang lain tidak mendapat bagian warisan , demikian seterusnya.

Page 15: Hukum Waris

Golongan I : Anak – anak beserta turunannya dalam garis lurus ke bawah ,

dengan tidak membedakan jenis kelamin ( hukum waris islam ).

Suami / istri ( per 1/1/1936).Golongan II :

Orang tua dan saudara – saudara dari yang meninggal ( pasal 854).

Golongan III : Anggota keluarga pihak Ibu dan pihak Ayah dari yang

meninggal ( pasal 853 ). Harta di bagi dua sama besar.Golongan IV :

Dalam hal tidak ada saudara ( golongan 11 ) dan golongan 111 , maka setengah bagian warisan menjadi bagian keluarga sedarah dalam garis lurus , dan setengan bagian menjadi bagian sanak saudara dalam garis yang lainnya ( saudara – saudara jauh/saudara saudara ahli waris golonggan III berserta keluarganya/pasal 858).

Page 16: Hukum Waris

Pewarisan berdasar UU , dapat di bedakan antara : Orang – orang mewarisi karena kedudukannya sendiri

/ mewaris secara langsung, (pasal 852 KUHPer) dan Orang – orang yang mewarisi karena menggantikan

orang yang seharusnya berhak tetapi telah meninggal lebih dahulu / mewaris karena penggantian / representasi ( pasal 841 ).

syarat mewaris karena penggantian :- Orang yang digantikan harus telah meninggal dunia

terlebih dahulu dari pewaris- Orang yang mengantikan harus keturunan sah dari

yang di gantikan- Orang yang mengantikan harus memenuhi syarat

umum untuk mewarisi

Page 17: Hukum Waris

Pewarisan anak luar kawin ( pasal 862 – 873 ).Dalam arti luas , anak luar kawin ( anak alam

) , meliputi anak yang di lahirkan karena perzinahan dan anak sumbang ( anak yang di lahirkan dari yang mereka mempunyai hubungan darah terlalu dekat ).

Anak luar kawin yang lahir karena perzinahan dan anak sumbang tidak boleh di akui / di sahkan , sehingga tidak dapat menjadi ahli waris.

Page 18: Hukum Waris

• Dalam arti sempit, anak luar kawin adalah anak yang di lahirkan di luar perkawinan yang sah , anak luar kawin dalam arti sempit bisa diakui / di sahkan dan dapat mewarisi dariorang tua yang mengakuinya.

Page 19: Hukum Waris

b. Warisan TESTAMENTAIR / surat wasiat / pasal 875 adalah warisan yang terjadi karena penunjukan sepihak dalam surat wasiat / TESTAMEN kepada seorang / lebih ahli waris , oleh pewaris: Wasiat : Suatu pernyataan dari sesesorang tentang

apa yang di kehendakinya terhadap hartanya setelah ia meninggal dunia , jadi suatu

wasiat berisi penunjukan seorang / beberapa orang

menjadi ahli waris yang akan mendapat

seluruh / sebagian warisan.

Page 20: Hukum Waris

Wasiat merupakan perbuatan hukum sepihak ( pasal 874 ).

Syarat : Isi wasiat tidak boleh bertentangan dengan UU (pasal-pasal tentang LEGITIMATIE PORTIE yaitu bagian – bagian warisan yang sudah di tetapkan oleh UU menjadi hak ahli waris , dalam garis lurus)

Page 21: Hukum Waris

LEGITIMATIE PORTIE :Subekti : Suatu bagian tertentu dari harta

peninggalan yang tidak dapat di hapuskan oleh orang yang meninggalkan warisan.

Pasal 913 KUHP : Suatu bagian dari harta peninggalan yang harus di berikan kepada ahli waris dalam garis lurus menurut UU (bagian mutlak).

Mereka yang berhak atas LEGITIMATIE PORTIE :1) Mereka dalam garis lurus ke bawah / pasal 914 KUHP.2) Mereka dalam garis lurus ke atas / pasal 915 KUHP.3) Anak luar kawin yang di akui sah/pasal 916 KUHP.

• Orang yang berhak atas suatu LEGITIMATIE PORTIE di sebut LEGITIMARIS

Page 22: Hukum Waris

Besarnya LEGITIMATIE PORTIE• Jika hanya ada satu anak sah, LEGITIMATIE

PORTIE nya ½ dari bagian yang sebenarnya akan di peroleh sebagai ahli waris menurut UU

• Jika ada dua anak sah : 2/3 dari bagian yang sebenarnya akan di peroleh sebagai ahli waris menurut UU

• Jika ada 3 anak sah atau lebih: ¾ dari bagian sebenarnya .

Page 23: Hukum Waris

6. Macam/bentuk surat wasiat .1) OLOGRAPHIS TESTAMENT ( 932 ) adalah wasiat yang di

tulis tangan sendiri dan tanda tangani oleh pewaris , kemudian di serahkan kepada notaris untuk di simpan , dengan di saksikan 2 orang saksi. Penyerahannya dapat di lakukan secara terbuka / tertutup.

2) OPENBAAR TESTAMENT/wasian umum ( 938 ) adalah wasiat yang dibuat di hadapan notaris , dengan di hadiri 2 orang saksi.

3) TESTAMENT TERTUTUP / rahasia ( 940 ) adalah wasiat yang di tulis tangan sendiri / orang lain , dan di tanda tangani oleh pewaris, kemudian di serahkan kepada notaris dalam keadaan tertutup untuk di simpan , di hadiri 4 orang saksi.

• CODICIL ( 935 ): Suatu akte di bawah tangan berisi pesan – pesan khusus dari si meninggal dunia (tidak menyangkut pembagian harta warisan ).

Page 24: Hukum Waris

FIDEL COMMISPemberian warisan kepada seorang ahli waris dengan

ketentuan, ia wajib menyimpan warisan itu untuk kemudian menyerahkannya kepada orang lain yang sudah di tetapkan dalam TESTAMENT.

Fidel commis di sebut juga dengan “ hibah wasiat lompat tangan“/ ERFSTELING OVER DE HAND

Jadi ada 3 pihak dalam fidel commis 1) Pewaris yang membuat wasiat .2) Orang yang pertama – tama di tunjuk sebagai ahli

waris, yang wajib menyimpan warisan tersebut.3) Orang yang akan menerima warisan.

Page 25: Hukum Waris

7. Hak hak khusus para ahli waris a.Hak Inkorting :

hak untuk menuntut pengurangan yang di punyai oleh para legitimari terhadap testamen yang di buat pewaris yang mengurangi hak nya

b.Hak saisine :saisine di artikan bahwa orang yang meninggal dunia mendudukan orang yang masih hidup pada tempat nya ( pasal 833 KUHPer ) jadisaisine adalah hak ahli waris untuk tanpa berbuat sesuatu apapun (otomatis) menggantikan kedudukan pewaris dalam lapangan hukum kekayaan (hak dan kewajiban pewaris beralih kepada ahli waris secara otomatis/pasal 955 KUHPer)

Page 26: Hukum Waris

c. Hak heriditatis petito : Adalah hak ahli waris untuk menggugat segala barang barang yang termasuk dalam harta peninggalan pewaris di tangan siapapun guna memperjuangkan hak waris nya (pasal 834 KUHPer). Hak ini merupakan pelengkap dari hak saisine dan hak ini gugur setelah 30 tahun.

Page 27: Hukum Waris

8. Pembagian harta warisan• Pasal 1066 KUHPer :

tidak seorang pun yang mempunyai bagian dalam harta warisan di wajibkan menerima berlangsungnya harta peninggalan itu dalam keadaan tak terbagi. pemisahan harta setiap waktu dapat di tentukan meskipun ada larangan untuk melakukan nyanamun demikian dapat di adakan persetujuan untuk tidak mengadakan pembagian selama waktu tertentu maksimum 5 tahun

• Orang orang yang dapat menuntut pembagian harta warisan : para ahli waris, ahli waris pengganti, para kreditur dari ahli waris

Page 28: Hukum Waris

9. Harta warisan yang tidak terurusWarisan di anggap sebagai tidak terurus jika tidak ada seorang pun yang menjadi ahli waris atau bila semua ahli waris menolak menerima warisan (pasal 1126 KUHper) Balai Harta Peninggalan demi hukum di wajibkan mengurus warisan yang tidak terurus tersebut

Page 29: Hukum Waris

10. Hukum Waris Islam .Warisan / harta peninggalan menurut hukum

Islam , adalah sejumlah harta benda serta segala hak dari yang meninggal dunia dalam keadaan bersih.

Harta peninggalan yang akan di warisi oleh para ahli waris adalah harta benda dan hak setelah di kurangi dengan pembayaran utang – utang pewaris dan pembayran – pembayaran lainnya yang di akibatkan wafatnya pewaris

Page 30: Hukum Waris

Kelompok keutamaan ahli warisDalam hukum waris islam dikenal kelompok

keutamaan ahli waris yaitu kelompok ahli waris yang di dahulukan untuk mewaris dari kelompok ahli waris lain nya

a.Keutamaan pertama :1. anak , baik laki laki maupun perempuan, atau

ahli waris pengganti kedudukan anak yang meninggal dunia

2. Ayah, ibu, dan duda atau janda, bila tidak ada anakb.Keutamaan kedua :

1. Saudara ( laki laki maupun perempuan ) atau ahli waris pengganti kedudukan saudara

2. Ayah, ibu, dan janda atau duda, bila tidak ada saudara

Page 31: Hukum Waris

c. Keutamaan ke 31. Ibu dan ayah, bila ada keluarga , ibu dan ayah , bila

ada salah satu, bila tidak ada anak dan tidak ada saudara

2. Janda atau duda d. Keutamaan ke 4 :

1. Janda atau duda 2. Ahli waris pengganti kedudukan ibu dan ahli waris

pengganti kedudukan ayah

“Ahli waris yang tidak patut dan tidak berhak menerima warisan”

Ahli waris yang membunuh pewaris, Orang murtad, Orang kafir.