Hukum Qunut Dalam Shalat Witir

download Hukum Qunut Dalam Shalat Witir

of 67

Transcript of Hukum Qunut Dalam Shalat Witir

Hukum Qunut dalam Shalat Witir & Qunut Nazilahhttp://subhan-nurdin.blogspot.com

-

Pengertian qunut ialah berdiri lama dalam shalat, karena keutamaan qunut dalam berdiri sebelum ruku disebutkan dalam hadits riwayat muslim. Hadits2 shahih menjelaskan Rasulullah SAW pernah melakukan qunut nazilah dalam semua shalatnya selama sebulan kemudian meninggalkannya setelah turun ayat al-Quran yg melarang hal itu (QS. Ali Imran : 128). Qunut dalam shalat witir berdasarkan hadits Ubay bin Kaab: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melakukan qunut dalam shalat witir sebelum ruku maknanya dikembalikan kepada qunut dalam arti berdiri lama membaca al-Quran setelah al-Fatihah dengan ayat yg panjang, karena dilakukan sebelum ruku. Adapun hadits2 tentang Nabi SAW qunut witir setelah ruku (dalam itidal) semuanya dlaif. Doa yg diklaim sebagai doa qunut witir adalah dari Hasan Bin Ali, padahal dalam hadits tersebut tidak disebutkan dibaca pada shalat witir atau qunut, sebagaimana penjelasan dalam At-Talkhish:

-

-

-

: . : Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban memberi peringatan bahwa kalimat FI QUNUTIL WITR adalah riwayat afrad Abu Ishaq dari Buraid Bin Abi Maryam, kemudian diikutI oleh anaknya Yunus dan Israil demikian ia mengatakan. Diriwayatkan pula oleh Syubah seorang yg hafal lebih dari 200 hadits seperti riwayat Abi Ishaq dan anaknya namun tidak menyebutkan dalam Qunut dan tidak juga Witir, ia hanya berkata: Adalah beliau mengajarkan kepada kami doa ini. Maka, qunut dalam shalat witir dengan doa ALLOHUMMAHDINA... setelah ruku tidak berdasarkan hadits2 yg shahih. Abu Qilabah Al

Asyja'i berkata; "Aku pernah bertanya kepada ayahku, "Wahai ayah, sesungguhnya engkau pernah shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali di Kufah ini sekitar selama lima

tahun, maka apakah mereka membaca qunut?" ia menjawab, "Wahai anakku, itu adalah perkara baru." (HR. At-Tirmidzi)Wallahu Alam

BAHAN2 KAJIAN:

(IX) QUNUT WITIR Ahli2 agama berselisih paham tentang membaca qunut dalam sembahyang witir. 1. Abu Hanifah dan sebahagian orang2 Asy-Syafii menyukai kita membaca qunut di sembahyang witir, baik di bulan Ramadlan, maupun di bulan-bulan lainnya. 2. Sebagian para ulama menyukai kita berqunut dalam sembahyang witir di nishfu yang kedua dari bulan Ramadlan. 3. Kata Malik: Disukai kita berqunut di sembahyang witir di sepuluh bulan Ramadlan saja. 4. Al-Hasan menyuruh kita berqunut di sembahyang witir di sepanjang tahun, terkecuali nishfu pertama di bulan Ramadlan. 5. Kata Thawus : berqunut di sembahyang witir, BIDAH. 6. Kata Pentahqiq: Oleh karena tak ada sesuatu hadits yang shahih dalam masalah berqunut ini, maka kami berpendapat bahwa : Lebih utama lah kita tiada mengerjakan qunut itu di sembahyang witir. Kemudian, hendaklah dimaklumi, bahwa qunut yang diperselisihi ialah : Qunut yang dikerjakan sesudah rukuyakni qunut dalam itidal. Adapun memanjangkan doa dalam berdiri sebelum ruku, maka hal ini disepakati kebagusan dan keutamaannya. (Pedoman Puasa, M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Bulan Bintang 1954:88-89) ============= Qunut dalam Tarawih

Soal : Bagaimana hukumnya dalam agama, baca doa qunut pada pertengahan shalat sunnat tarawih di bulan Ramadlan? Jawab: Yang terkenal pada sisi tiap-tiap ahli Hadiets, bahwa Nabi itu ada melakukan doa qunut pada shalat fardlu saja. (footnete: Perkara qunut itu sudah diterangkan dengan panjang lebar di kitab Soal Jawab I : 129-137) Inilah menurut keterangan hadits-hadits yang shahieh. Adapun hadits-hadits yang menerangkan, bahwa Nabi SAW itu melakukan doa qunut pada shalat witir atau yang menerangkan beliau itu pernah mengajar cucunya yang bernama Hasan, membaca doa qunut pada shalat yang tersebut itu, semuanya tidak shah. Adapun hal bacaan qunut sebagaimana yang tuan katakan itu bidah belaka, tak pernah dijalankan oleh Nabi SAW atau shahabat-shahabatnya, dan tidak diakui kebaikannya oleh ulama-ulama ahlul hadiets. Maka dari itu, barang siapa yang berani mengatakan kebaikannya, atau utamanya atau sunnahnya maka saya mengharap supaya sudi memberi keterangannya dari hadits yang terang. Nanti kalau shah tentu saya terima dengan hormat. Md. Mm. (Soal Jawab, A. Hassan II: 445)

(3538 / 5) - ( ) 8353- ) ( : . : : : - - : . : : . - -

DALIL-DALIL YANG MENUNJUKKAN TIDAK DISYARIATKAN QUNUT SHUBUH KECUALI QUNUT NAZILAH http://subhan-nurdin.blogspot.com/2010/05/hukum-qunut-basmalah-dlm-shalat.html

1

. . { 198 : 1 } Ertinya : Ibnu Hibban, Al-Khathib dan Ibnu Khuzaimah telah meriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi SAW tidak qunut pada solat shubuh kecuali mendoakan keselamatan satu kaum atau mendoakan kecelakaan untuk mereka. Ini adalah lafadz ( riwayat ) Ibnu Hibban.

2 . { 387 : 2 } Ertinya : Hadits Abu Hurairah, menurut riwayat Ibnu Hibban dengan lafadz AdalahSAW

tidak qunut, kecuali jika mendoakan keselamatan atau

kecelakaan seseorang . ( Nailul Authar 2 : 387 )

3 . { 387 }

Ertinya : Dari Anas : Sesungguhnya Nabi

SAW

pernah qunut selama sebulan

ketika terbunuhnya Al-Qura ( para penghafal Quran ), maka aku tidak pernah melihat Nabi .SAW

sangat bersedih daripada kesedihan dari peristiwa tersebut

: 2 ( H.R Al-Bukhari, Nailul Authar ) 783

4 . }

{

Ertinya : Dalam satu lafadz ( riwayat ) : Nabi SAW qunut selama sebulan, berdoa untuk ) kecelakaan kampung-kampung di Arab, kemudian Nabi SAW meninggalkannya ( qunut . ) ( H.R Ahmad dan Muslim

: : " " " " . } 3 :

505 {

: BANTAHAN

Menurut Imam An-Nawawi, bahwa jawaban/bantahan terhadap hadits Anas dan Abi Hurairah tentang pernyataan Tsumma Tarakahu ( kemudian Nabi SAW meninggalkan qunut ), yang dimaksudkan adalah meninggalkan doa qunut untuk mereka yang kafir, serta meninggalkan kutukan terhadap mereka, bukan bererti meninggalkan semua qunut atau meninggalkan qunut shubuh. Dan tawil ini pasti/benar sekali, kerana hadits Anas yang menyatakan Nabi SAW tidak henti-hentinya qunut sampai meninggal dunia adalah hadits shahih lagi sharih ( jelas ). ( Al-Majmu 3 : 505 )

: . : . . { 70 : 1 } JAWABAN ( atas bantahan ) :

Tidak demikian halnya, kerana hadits tersebut telah dinyatakan dhaif bukan oleh seorang ahli hadits, sebab pada hadits tersebut ada rawi yang bernama Abu Jafar Ar-Razi, yang dia itu dhaif, sebagaimana penjelasan berikut ini :

: . { 185 : 1 } Ertinya : menurut Imam Ahmad dan Daruquthni hadits yang senada dengan hadits itu ( terdapat ) dari jalan lain, ia menambah : Adapun pada waktu ( solat ) shubuh, Nabi SAW sentiasa berqunut sampai beliau wafat . ( Subulus Salam 1 : 185 )

: " ".

: " ". : " ". " : " Keterangan : Hadits tersebut dhaif, kerana pada sanadnya terdapat nama Jafar Ar-Razi. Berkata Abdullah Bin Ahmad tentang dirinya ( Jafar ) : Tidak Kuat , dan berkata Ali Al-Madani : Dia itu Mukhthalit ( bercampur ingatannya ) , dan berkata pula Abu Jurah : Dia telah banyak tertuduh dusta , dan berkata pula Amr Bin Ali Al-Falas : Dia jujur, namun hafalannya buruk . ( Nailul Authar 2 : 386 )

. . { 199 : 1 } . Ertinya : Dalam sanad Hadits (di atas ) terdapat nama Abu Jafar Ar-Razi, dia seorang yang lemah dan haditsnya tidak dapat dipakai hujjah, kerana tidak masuk akal seandainya Rasulullah SAW melakukan qunut solat shubuh sepanjang hidupnya, lalu para khalifah setelah Nabi SAW meninggalkan qunut, bahkan Anas sendiri tidak melaksanakan qunut pada waktu shubuh, sebagaimana riwayat shahih darinya. Seandainya keshahihan hadits itu dapat diterima, maka selayaknya pengertian qunut di sana diertikan bahwasanya Nabi SAW memanjangkan berdiri setelah ruku untuk berdoa, serta memuji, hingga Nabi SAW wafat. Maka ini pula salah satu dari pengertian qunut dan memang inilah yang sesuai sebagaimana ( dimaksud ) dalam hadits ini. ( Fiqh Sunnah 1 : 199 )

Menurut qaidah : Tuduhan jarh ( cacat ) harus didahulukan/diutamakan daripada anggapan adil / jujur .

( Menurut Ibnu qayyim ) : Andaikata hadits itu shahih ( tetap ), tidak dapat dijadikan dalil keberadaan qunut tertentu ( shubuh ). ( Zaadul Maad 1 : 170 )

5 } .: " " { 389 : 2

Ertinya : Dari Abi Hurairah : Sesungguhnya Nabi SAW, apabila hendak mendoakan ( kecelakaan ) seseorang atau mendoakan ( keselamatan ), beliau berqunut setelah ruku, kadang-kadang beliau berdoa setelah mengucapkan Sami Allah Liman Hamidah Rabbana Lakal Hamdu. Ya Allah !, Selamatkanlah Walid Bin walid, salamah Bin Hisham dan Iyyas Bin Abi Rabi, juga orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah!, kuatkanlah tekananMu / siksaanMu terhadap orang-orang Mudhar, timpakanlah kepada mereka bencana kelaparan sebagaimana ( dulu pernah ) terjadi di zaman Yusuf . Ia ( perawi ) berkata : Nabi SAW suka menjaharkan doa tersebut, dan kadang ( Nabi SAW ) berdoa disebahgian solatnya, iaitu pada solat shubuh. Ya Allah!, kutuklah si Fulan, yakni penghuni/penduduk dua kampung Arab, sehingga Allah menurunkan ayat : Bukan tanggung jawabmu urusan mereka itu . ( H.R. Ahmad dan Al-Bukhari; Nailul Authar 2 : 389 )

6 : .

} { Ertinya : Dari Abi Hurairah, ia berkata : Sungguh aku akan mendekatkan/menjelaskan solat Rasulullah SAW. Maka Abi Hurairah qunut pada rakaat akhir solat Dhuhur dan Isya, serta dalam solat shubuh, setelah beliau mengucapkan Sami Allahu Liman Hamidah. Kemudian beliau berdoa untuk keselamatan orang-orang mukmin dan mengutuk orangorang kafir. ( Muttafaqun alaih )

7 : . : .

Ertinya : Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW pernah berqunut selama sebulan terus menerus dalam solat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shuhuh, pada akhir setiap solat, setelah beliau membaca Sami Allahu Liman Hamidah di rakaat yang akhir. Beliau mendoakan mereka, iaitu atas penghuni kampung Bani Sulaim, Rilin, Dzakwaan dan Ushayah, serta diiringi Amiin oleh orang-orang di belakangnya . ( H.R Abu Dawud dan Ahmad ) Ia menambah bahwa Nabi SAW mengirimkan utusan kepada mereka untuk mengajak mereka masuk Islam, namun mereka membunuh utusan-utusan itu.

}

. { 390 : 2

- Menurut Ikrimah, kejadian ini adalah permulaan adanya qunut. ( N.Authar 2 : 390 )

: . }

{ 305 : 3

-

Menurut Asy-Syaukani, bahwa yang benar ialah pendapat orang yang menyatakan bahwa qunut itu khusus ( dilakukan ) manakala terjadi Nazilah ( bencana / malapetaka ), dan dalam hal itu selayaknya tidak dikhususkan dalam solat-solat tertentu saja. ( Fathur Rabbani 3 : 305 )

1 ............ .

KESIMPULAN :

1. Qunut shubuh dengan doa Allahummah Dini Fiiman Hadaita ( dan seterusnya ) itu, tidak disyariatkan, kerana hadits-haditsnya dhaif, tidak dapat dijadikan hujjah.

2 : . 2. Melihat adanya Qaidah : Manakala para ulama ragu-ragu menetapkan antara sunnah dengan bidah, maka lebih baik ditinggalkan.

3 : . 3. Berdasarkan Qaidah : Meninggalkan yang diragukan kesunnahannya, lebih baik daripada mengamalkan yang dikhuatirkan terjatuh kepada bidah.

Maksudnya : Apabila para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan sesuatu antara sunnat dengan bidah, maka lebih baik ditinggalkan, Seperti halnya dalam qunut shubuh, sebahgian ulama menetapkan sunnat, sementara sebahgian ulama lainnya menetapkan bidah, maka dalam hal ini, lebih baik qunut tersebut ditinggalkan. Andaikan qunut itu sunnat, ia tidak berdosa hanya tidak mendapat pahala ( saja ), akan tetapi andai qunut itu bidah, maka tentu akan mendapat dosa dengan melakukannya.

.4 4. Juga ( qunut ) itu tidak diamalkan oleh orang-orang Makkah serta Madinah sampai di zaman kita sekarang ini.

.

5

5. Disyariatkan qunut nazilah apabila terjadi malapetaka dan bencana terhadap ummat Islam, serta hendaklah ditinggalkan apabila bencana itu telah hilang, dan ( pelaksanaannya ) tidak dikhususkannya dalam solat shubuh saja.

6 . 6. Juga disyariatkan Thulul Qiyaam ( lama berdiri ) dengan bacaan surah-surah Al-Quran yang panjang dalam solat shubuh, serta itu pun salah satu yang dimaksud dengan qunut.

7 . SAW

7. Untuk doa qunut Nazilah, tidak ada doa khusus, tetapi Nabi tuntutan keadaan serta suasana ( kondisi ).

berdoa sesuai dengan

: . . : 2

} { 409

Makna Qunut : Doa yang khusyu, Ibadah taat, melaksanakan ibadah, mengakui kewajiban ibadah, diam dalam solat, dan lama berdiri, demikian pula melaksanakan .ketaatan. Yang beruntung adalah yang mendapatkannya ) 904 : 2 ( Fathul Bari

#########################

Selasa, 26 Juli 2005 21:39:38 WIB : ) ( ) ( ) ( , : ) ( ) ( . ) ( ) ( : ) ( : , , , , , , , . , : , . : ) ( . : . . : ) ( : : ,

) . (

Sumber: Tirmidzi Tema: Tidak berqunut No. Hadist: 368 | Sumber: Tirmidzi | Kitab: Shalat Bab: Tidak berqunut 0 Komentar Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Abu Qilabah Al Asyja'i ia berkata; "Aku pernah bertanya kepada ayahku, "Wahai ayah, sesungguhnya engkau pernah shalat di belakang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali di Kufah ini sekitar selama lima tahun, maka apakah mereka membaca qunut?" ia menjawab, "Wahai anakku, itu adalah perkara baru." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Dan hadits ini diamalkan oleh banyak ulama. Sufyan Ats Tsauri berkata; "Jika seseorang melakukan qunut dalam shalat subuh maka itu baik, jika tidak maka itu juga baik." Dan Sufyan Ats Tsauri memilih untuk tidak melakukan qunut. Demikian juga Ibnu Al Mubarak, ia tidak melakukan qunut dalam shalat subuh." Abu Isa berkata; "Abu Malik Al Asyja'i namanya adalah Sa'd bin Thariq bin Asyyam. Telah menceritakan kepada kami Shalih bin Abdullah berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Abu Malik Al Asyja'i seperti makna hadits tersebut dengan sanad ini."

Makna Qunut, Makna Nazilah, Qunut Pada Pertengahan Ramadhan Dan Akhir RamadhanSEMUA HADITS TENTANG QUNUT SHUBUH TERUS-MENERUS ADALAH LEMAH (176 / 2) - 134 - ) : " " . ( . 801 . ) 1 / 252 ( : " ) ( : . . . " . : ) ( ) 3 / 994 ( : ) ( ) - 49 ( : : -

. : ) ( : . " . : " " ) 66 / 1 - 2696 ( : " ) ( ) ( ) ( - )1 / 342( ) ( : " : : " . . " : : : : " " . . : " " " " " " : " . . . . " : : " ) ( "

: - -

: " " " " ) 362 ( ) ( : " ) 2 ( : : " : : :

(425 / 3) - ( ) 5241 .

: Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Bagian Kelima dari Enam Tulisan 5/6

MAKNA QUNUT Qunut): Secara bahasa memiliki banyak makna [1], di antaranya ) Kata :adalah :Berdiri lama, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam .1 . "Artinya : Seutama-utama shalat yaitu yang lama berdirinya HSR. Ahmad (III/302, 391), Muslim (no. 756), at-Tirmidzi (no. 387), dari (Shahabat Jabir, Ibnu Majah (no. 1421) dan al-Baihaqi (III/8 [Diam.[2 .2 :Selalu taat, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Taala .3 Artinya : Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah" orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb[nya?... [Az-Zumar: 9 :Dan firman Allah Subhanahu wa Taala

Artinya : Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabb-nya dan Kitab-kitab-Nya, [dan dia adalah termasuk orang-orang yang ta'at. [At-Tahrim: 12 .Tunduk menghinakan diri kepada Allah .4 Artinya : Dan kepunyaan-Nya lah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. [Semuanya hanya kepada-Nya tunduk. [Ar- Rum: 26 .Doa, sebagaimana yang dikenal saat ini, yaitu doa qunut .5 .Khusyu .6 [Tasbih[3 .7

MAKNA NAZILAH .Kata (an Nazilah) artinya: Musibah, bencana, malapetaka Jadi, qunut Nazilah yaitu qunut untuk mendoakan kebaikan (kemenangan) bagi kaum Muslimin dan mendoakan kecelakaan (kebinasaan) bagi kaum .Kafir atau Musyrik yang menjadi musuh Islam Qunut Nazilah ini hukumnya sunnat dan adanya di lima waktu shalat wajib; Shubuh, Zhuhur, Ashar, Magh-rib dan Isya. Tempatnya doa qunut ialah waktu berdiri sesudah ruku di rakaat yang akhir. Adapun hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam qunut sebelum ruku maksudnya: Lama berdiri dalam membaca ayat, sebagaimana disebutkan :dalam hadits ".Artinya : Seutama-utama shalat yaitu yang lama berdirinya" (Lihat Zaadul Maaad (I/235 BEBERAPA MASALAH PENTING BERKENAAN DENGAN QUNUT Bacaan doa qunut yang biasa dipakai sebagian kaum Muslimin yang .1 :berbunyi ) (

. Artinya : Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang pernah Engkau lindungi, sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sayangi. Berikanlah berkah terhadap apa-apa yang telah Engkau berikan kepadaku, jauhkanlah aku dari kejelekan apa yang Engkau telah takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan hukum, dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepada-Mu. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Mahasuci Engkau, wahai Rabb .kami Yang Mahatinggi Sebenarnya lafazh doa ini adalah lafazh doa untuk qunut witir, sebagaimana .yang telah diriwayatkan dari al-Hasan bin Ali radhiyallahu anhuma HR. Abu Dawud (no. 1425), at-Tirmidzi (no. 464), Ibnu Majah (no. 1178), an(Nasa-i (III/248), Ahmad (I/199, 200) dan al-Baihaqi (II/209, 497-498 Sedang doa yang ada di dalam kurung menurut ri-wayat al-Baihaqi. Hadits ini diriwayatkan dari Shahabat Hasan bin Ali radhiyallahu anhuma: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang aku baca dalam shalat witir Lihat Shahiih at-Tirmidzi (I/144), Shahih Ibni Majah (I/194), Irwaa-ul Ghalil, oleh Syaikh al-Albani (II/172) dan Shahiih Kitaab al-Adzkaar (I/176-177, no. 155/125). Hadits shahih. Lihat kepada kitab saya yang berjudul: Doa dan Wirid Mengobati Guna-guna dan Sihir Menu-rut al-Quran dan as-Sunnah hal. 193-194, cet. IV Doa qunut Witir dilakukan sebelum ruku pada rakaat terakhir dari shalat Witir, dengan dasar hadits Ubay bin Kaab: Bahwa Rasulullah Shallallahu [alaihi wa sallam melakukan qunut dalam shalat witir sebelum ruku.[4 Hukum qunut Witir ini adalah sunnah, disyariatkan melakukan qunut Witir sepanjang tahun sebelum ruku, sebagaimana hadits Hasan bin Ali Radhiyallahu anhuma, dan riwayat ini shahih dari Abdullah bin Masud dan Abdullah bin Umar radhiyallahu anhum, bahkan diriwayatkan dari Jumhur Shahabat, sebagaimana yang diri-wayatkan dari Ibrahim, dari Alqamah: Sesungguhnya Ibnu Masud dan para Shahabat Nabi Shallallahu alaihi wa [sallam (melakukan) qunut dalam shalat witir sebelum ruku. [5 Dari Ibrahim an Nakhai, ia berkata: Abdullah bin Masud radhiyallahu anhu tidak pernah qunut Shubuh sepanjang tahun dan ia qunut Witir setiap malam

[se-belum ruku. [6 .Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah berkata: Ini adalah atsar yang kami pegang [Ishaq bin Rahawaih memilih qunut (Witir) dilaksana-kan sepanjang tahun. [7 QUNUT PADA PERTENGAHAN RAMADHAN SAMPAI AKHIR RAMADHAN Disyariatkan juga qunut pada pertengahan Ramadhan sampai akhir .Ramadhan, berdasarkan riwayat Sahabat dan Tabiin Dari Amr bin Hasan, bahwasanya Umar radhiyallahu anhu menyuruh Ubay radiyallahu anhu mengimami shalat (Tarawih) pada bulan Ramadhan, dan beliau menyuruh Ubay radhiyallahu anhu untuk melakukan qunut pada [pertengahan Ramadhan yang dimulai pada malam 16 Ramadhan.[8 Mamar berkata: Sesungguhnya aku melaksanakan qunut Witir sepanjang tahun, kecuali pada awal Ramadhan sampai dengan pertengahan (aku tidak qunut), demikian juga dilakukan oleh al-Hasan al-Bashri, ia menyebutkan dari [Qatadah dan lain-lain.[9 [Demikian juga dari Ibnu Sirin.[10 Syaikh al-Albani berkata: Boleh juga doa qunut sesudah ruku dan ditambah dengan (doa) melaknat orang-orang kafir, lalu shalawat kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mendoakan kebaikan untuk kaum Musli-min pada pertengahan bulan Ramadhan, karena terdapat dalil dari para Shahabat radhiyallahu anhum di zaman Umar radhiyallahu anhu. Terdapat keterangan di akhir hadits tentang Tarawihnya para Shahabat radhiyallahu anhum, Abdurrahman bin Abdul Qari berkata: Mereka (para Shahabat) melaknat orang-orang kafir pada (shalat Witir) mulai pertengahan Ramadhan . Artinya : Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang mencegah manusia dari jalan-Mu, yang mendustakan Rasul-Rasul-Mu dan tidak beriman kepada janji-Mu. (Ya Allah) perselisihkanlah, hancurkanlah persatuan mereka, timpakanlah rasa takut dalam hati mereka, timpakanlah kehinaan dan siksa.Mu atas mereka. (Ya Allah) Ilah Yang Haq Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, mendoakan kebaikan bagi kaum Musli-min, kemudian memohon ampun bagi .kaum Mukminin :Setelah itu membaca

. Artinya : Ya Allah, hanya kepada-Mu kami beribadah, untuk-Mu kami" melakukan shalat dan sujud, kepadamu kami berusaha dan bersegera, kami mengharapkan rahmat-Mu, kami takut siksaan-Mu. Sesungguhnya siksaan.Mu akan menimpa orang-orang yang memusuhi-Mu [Kemudian takbir, lalu melakukan sujud.[11 :Atau setelah membaca ... :Kemudian membaca . Artinya : Ya Allah, kepada-Mu kami beribadah, untuk-Mu kami melakukan" shalat dan sujud, kepada-Mu kami berusaha dan bersegera (melakukan ibadah). Kami mengharapkan rahmat-Mu, kami takut kepada siksaan-Mu. Sesungguh-nya siksaan-Mu akan menimpa pada orang-orang kafir. Ya Allah, kami minta pertolongan dan memohon ampun kepada-Mu, kami memuji kebaikan-Mu, kami tidak ingkar kepada-Mu, kami beriman kepadaMu, kami tunduk kepada-Mu dan meninggalkan orang-orang yang kufur kepada-Mu. [[12 [Doa di akhir shalat witir [13 . Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari" kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari ancaman-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah [sebagai-mana yang Engkau sanjungkan pada Diri-Mu sendiri [14 . Artinya : Mahasuci Allah Raja Yang Mahasuci, Mahasuci Allah Raja Yang" Mahasuci, Mahasuci Allah Raja Yang Mahasuci. (Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengangkat suara dan memanjangkannya pada ucapan yang

[ketiga.)" [15 Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, ] Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober [2004M _______ Footnote .(Lihat Muqaddimah Fathul Baari hal.176 dalam pasal-( .[1] :Dalilnya adalah hadits Zaid bin Arqam .[2] Artinya : Dari Zaid bin Arqam, dia berkata: Ada seseorang di antara kami" berbicara dengan orang di sampingnya ketika shalat, maka turunlah (firman Allah Taala): Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'. [AlBaqarah: 238] Beliau memerintahkan kami untuk diam dan dilarang untuk berbicara. [Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari no. 4534, Muslim no.539, at[.Tirmidzi 405 & 2986, Abu Dawud no.949, an-Nasaa-i III/18 Semua makna ini telah dikenal dalam bahasa Arab, sebagaimana tertera .[3] dalam kitab-kitab kamus Bahasa Arab, seperti Lisanul Arab XI/313-314, Mujamul Wasith hal.761 dan yang lainnya HR. Abu Dawud no. 1427, Ibnu Majah no. 1182, sanad hadits ini shahih .[4] [lihat Irwaa-ul ghaliil I/167 hadits no.426 dan Shahih Sunan Abi Dawud no. [1266 Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (II/302 atau II/202 no. 12), di-katakan .[5] oleh al-Hafizh dalam ad-Diraayah: Sanadnya hasan. Syaikh al-Albani .(berkata: Sanadnya jayyid, menurut syarat Muslim. (Irwaa-ul ghaliil II/166 .HR. Ibnu Abi Syaibah II/305-306 atau II/205 cet. Darul Fikr .[6] Mukhtashar Qiyamul Lail hal. 125, lihat juga at-Tarjih Fii Masaa-ilith .[7] Thaharah Wash Shalah oleh DR.Muhammad bin Umar Bazmul hal. 362-385, .cet. Daarul Hijrah th. 1423 H/2003 M .Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah II/205 no.10 .[8] .Mushannaf Abdirrazzaq III/120 dengan sanad yang shahih .[9] .Mushannaf Abdirrazzaq III/120 dengan sanad yang shahih .[10] .HR. Ibnu Khuzaiimah II/155-156 no.1100 sanadnya shahih .[11] HR. Al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra sanadnya menurut pendapat al- .[12] Baihaqi shahih (II/211). Syaikh al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil II/170 berkata: Sanadnya shahih dan mauquf pada Umar radhiyallahu anhu. Lihat Shahih .Kitab al-Adzkar I/179 Ali bin Abi Thalib berkata: Nabi shallallahu alaihi wa sallam mem-baca .[13] :di akhir witirnya Artinya : Yang dimaksud akhir witir bisa dibaca sebelum salam atau sesudah" .salam

Lihat Qiyaamur Ramadhaan hal. 32 oleh syaikh al-Albani HR. Abu Dawud no.1427, at-Tirmidzi no.3566, Ibnu Majah no.1179, an- .[14] Nasaa-i III/249 dan Ahmad I/98,118,150. Lihat Shahih at-Tirmidzi III/180, Shahih Ibni Majah I/194, Irwaa-ul ghaliil II/175 dan Shahih Kitab al-Adzkar I/255-256 no.246, 184 Abu Dawud no.1430, an-Nasaa-i III/245 dan Ahmad V/123, Ibnu Hibban .[15] no.677, al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah IV/98 no.972 dan Ibnus Sunni no. 706 dan hadits ini shahih. (Lihat Shahih Kitab al-Adzkaar I/255 dan Zaadul (.Maaad I/337

Banyak makna qunut akan tetapi yang dimaksudkan disini adalah doa secara umum atau dengan dzikir-dzikir yang sudah dikenal. [Taudhihul Ahkam, Abdurrahman Ali Bassam, 2/82] Doa Pertama

] . [ Ya Allah! Berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku perlindungan (dari penyakit dan apa yang tidak disukai) sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi, sayangilah aku sebagaimana orang yang telah Engkau sayangi. Berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkan aku dari kejelekan apa yang Engkau takdirkan, sesungguhnya Engkau yang menjatuhkan qadha, dan tidak ada orang yang memberikan hukuman kepadaMu. Sesungguhnya orang yang Engkau bela tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau.

[HR. Ashabus Sunan yang empat, Ahmad, Darimi, Al Hakim, dan Baihaqi. Kalimat yang didalam kurung lafadz Baihaqi. Lihat Shahih Tirmidzi 1/144 dan Shahih Ibnu Majah 1/194 serta Irwaul Ghalil 2/172] Keterangan: Kita meminta hidayah (hidayah petunjuk yaitu berupa ilmu, hidayah taufik berupa amal, meminta keselamatan dunia dan akhirat/agama). Adapun keselamatan agama adalah selamat dari penyakit hati yang berkisar pada nafsu dan kerancuan berpikir sedangkan keselamatan dunia adalah keselamatan dari penyakit badan. Watawallani fiiman tawallaita artinya permintaan pertolongan dan kedekatan kepada Allah. Berkahilah pada apa yang telah Engkau berikan yakni permintaan keberkahan pada semua kenikmatan yang Allah berikan kepada kita berupa anak, harta, kehormatan, ilmu, dan sebagainya. Dengan berkah sesuatu yang sedikit jadi banyak, berapa banyak manusia mampu berbuat banyak dalam waktu yang singkat, berapa banyak manusia memiliki sedikit harta akan tetapi penuh dengan kenikmatan dan sebaliknya orang yang hilang berkahnya tidak dapat menikmati hartanya walaupun banyak. Permintaan menjauhkan dari takdir yang tidak kita sukai, tidak ada yang dapat menghakimi Allah, tidak ada yang dapat menang menghadapi Allah bagi orang yang memusuhi-Nya akan tetapi kehinaan itu terkadang dialami muslimin (penolong Allah) pada sebagian keadaan dan tidak selamanya dalam rangka maslahat kaum muslimin. Tabarakta Rabbana yakni Allah yang menurunkan barakah. Wa taalaita yakni Allah Maha Tinggi dzat dan mulia sifat-Nya. (Syarah Al-Mumti 4/30-45) Doa Kedua

. Ya, Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kerelaanMu dari kemarahanMu, dan dengan keselamatanMu dari siksaMu. Aku berlindung kepadaMu dari ancamanMu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepa-daMu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjungkan kepada diriMu sendiri. [HR. Ashabus Sunan yang empat, Ahmad dan lihat Shahih Tirmidzi 3/180 dan Shahih Ibnu Majah 1/194 serta Irwaul Ghalil 2/175]

Keterangan: Kita berlindung dari sesuatu dengan perantara lawan sifat Allah seperti berlindung dari kemurkaan dengan perantara keridhaan Allah, berlindung dengan keselamatan-Nya dari malapetaka agama atau dunia. Lawan dari keselamatan adalah siksaan sementara siksaan timbul dari dosa-dosa sehingga bila kita berlindung melalui keselamatan-Nya dari siksa-Nya berarti kita berlindung dari dosa-dosa hingga Dia menyelamatkan kita dari dosa-dosa apakah dengan karunia-Nya ataupun karena taubat kita. (Syarah Al-Mumti 4/4950) Doa Ketiga

. . Ya Allah! KepadaMu kami menyembah. UntukMu kami melakukan shalat dan sujud.KepadaMu kami ber-usaha dan melayani. Kami mengharapkan rahmatMu, kami takut pada siksaanMu. Sesungguhnya siksaanMu akan menimpa pada orang-orang kafir. Ya, Allah! Kami minta pertolongan dan minta ampun kepadaMu, kami memuji kebaikanMu, kami tidak ingkar kepada-Mu, kami beriman kepadaMu, kami tunduk padaMu dan berpisah pada orang yang kufur kepadaMu. [HR. Baihaqi dalam Sunan Al Qubra dan dishahihkannya. Syaikh Al AlBani mengatakan dalam Al Irwaul Ghalil 2/170 sanad ini shahih dan hadits ini mauquf (ucapan Umar). Lihat Kasyful Qana, Al Bahuti 1/419 dan Al Qawanin Al Fiqhiyah, Ibnu Juza 1/49-pent]

Disadur dari Doa dan Dzikir Pilihan Menurut Tuntunan Sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan Keterangannya Sad bin Ali Wahb AlQohthoni Maktabah Ar Risalah Penerjemah: Ahmad Hamdani Ibnu Muslim

Assalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh Mohon maaf ana mau tanya. 1. Apakah semuanya langsung dibaca dalam satu waktu ( doa 1 ~ 3 ) ato pilih salah satu juga syah? 2. Dan bagaimana mengenai waktu Qunut sendiri apakah sebelum rukuk atau setelah rukuk ? Baarakallaahu fiikum Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh Waalaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh, 1. Doanya dipilih salah satu 2. Doa qunut dalam witir dapat dilakukan sebelum atau sesudah ruku, walaupun yang terbaik dilaksanakan sebelum ruku.[Hadits Ubay bin Ka'ab:"bahwasanya Rasulullah shallallaahu 'alayhi wasallam qunut dalam shalat witir sebelum ruku'. HR Abu Dawud no 1427, Ibnu Majah no 1182, sanad hadits shahih (lihat 'Irwaul Ghalil 1/167 hadits no 426 dan Shahih Sunan Abi Dawud no 1266). Dan sebagaimana hadits Hasan bin Ali radiyallaahu 'anhuma, dan ini riwayat yg shahih dari 'Abdullah bin Mas'ud dan 'Abdullah bin Umar radiyallaahu 'anhuma, bahkan diriwayatkan dari jumhur Sahabat, sebagaimana diriwayatkan Ibrahim alQamah:"Sesungguhnya Ibnu Mas'ud dan para Sahabat Nabi shallallaahu 'alayhi wasallam qunut dalam shalat witir sebelum ruku'." Simak diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 2/302 atau 2/202 no 12, dikatakan oleh al-hafizh dalam "Addirayah" sanadnya hasan. Syaikh Albani berkata sanadnya jayyid menurut syarat Muslim (Irwaa'ul Ghalil 2/166). Juga Syaikh al-Albani rahimahullah berkata : "Boleh juga doa qunut sesudah ruku' dan ditambah dengan melaknat orang2 kafir, lalu shalawat kepada Nabi shallalaahu 'alayhi wasallam dan mendoakan kebaikan untuk kaum muslimin, pada pertengahan Ramadhan, karena ada dalil dari para Shahabat radiyallaahu 'anhuma di zaman Umar radiyallaahu 'anhu. Simak Qiyamu Ramadhan hal.31-32] Wallahu alam. Wafiik barokalloh Tanya: Apa hukum membaca doa qunut setiap malam ketika (shalat sunnah) witir?

:Jawab .Tidak masalah mengenai hal ini. Doa qunut (witir) adalah sesuatu yang disunnahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun biasa membaca qunut tersebut. Beliau pun pernah mengajari (cucu beliau) Al Hasan beberapa kalimat qunut untuk shalat witir. Ini termasuk ,hal yang disunnahkan. Jika engkau merutinkan membacanya setiap malamnya maka itu tidak mengapa. Begitu pula jika engkau meninggalkannya suatu waktu sehingga orang-orang tidak menyangkanya wajib, maka itu juga tidak mengapa. Jika imam meninggalkan membaca doa qunut suatu waktu dengan tujuan untuk mengajarkan manusia bahwa hal ini tidak wajib, maka itu juga tidak mengapa. Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika mengajarkan doa qunut pada cucunya Al Hasan, beliau tidak .mengatakan padanya: Bacalah doa qunut tersebut pada sebagian waktu saja Sehingga hal ini menunjukkan bahwa membaca qunut witir terus menerus adalah .sesuatu yang dibolehkan ]]1[2601/2 ,[Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Fatawa Nur alad Darb Catatan: Dari sini kita melihat bahwa do'a qunut witir itu boleh dibaca setiap saat (setiap .malam), tidak khusus hanya di bulan Ramadhan, tidak khusus pula setelah 15 Ramadhan .Do'a qunut witir silakan baca di sini .Adapun untuk pembahasan qunut shubuh silakan baca di sini

Muhammad Abduh Tuasikal) - )1 / 513 . . . . . . . . . . . . . . .

. .

- )3 / 961( ) ( : } { . } { .

} { ) ( ) ( } { . ) ( ) ( } { " .

- )3 / 071( : } { . : : " " : : } {. . : " " } : : { : } :

: { " " . } { : }

) - )3 / 171 : . } . : : } { : : : } . } . - )1 / 584( 273 - 273 - ) 34 ( - : } : { : : : } { : } { } { : } { . : } { : : .

| | | |

)1( )2( | )3( | | )4( | | | )5(

)6( | )7( | | )8( | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | : 81 ]: )01( ] | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

)6( | )7( | | )8( | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | ]: ]: )01( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8(| | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | |

| |

| |

)9( | | ]: ]: )01(|

)5( )6( | )7( | | )8( | | | )9( | | | | | | | | | : ]: )01( ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8(

| | | | | ]

|

|

|

: ]: )9( :

| | | | | | | | ]: )9( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]

: ]: )9( :

| | | | | | | | ]: )9( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

]: ]: )9(

)6( )7( | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | | | )7( | | | | | | | )8(

| | | | | | | | ]: )9( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8(

:

| | | | | | | | ]: )9( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

:

| | | ]: ]: )9( )5( | )6( | | )7( | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | : ]: )9( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | ]: ]: )9( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8(

| | | | | | | | ]: )9( ] | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | ] | | | |

:

: ]: )9( :

| | | | | | | | ]: )9( ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | )11( | | ] | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

: ]: )21(

| | | | ] | | | | | | | |

)01( )11( | | : ]: )21(|

| | | | | | | | | ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | )11( | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

)01( )11( | | : ]: )21(|

]: ]: )21(

)7( )8(

| | |

| | |

| | |

| | | | | | | | | |

| | | | | | | | | |

| | | |

| | | |

| | | ] | | | | | | | | | | | | | | | | | |

)9( | )01( | | )11( | | | | : ]: )21(| | |

| | | | | ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | ] | | | | ] | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

)6( | )7( | | )8( | | | )9( | | | | )01( | | | | | )11( | | | | | | : ]: )21(

: ]: )11(

)8( )9( | )01( | | | : ]: )11(| | | |

)8( )9( | )01( | | | | | | | | | | : ]: )11( ] | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | : ]: )11( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01(

| | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | | |

| | | | | | |

| |

| |

| |

| |

| |

]: ]: )11( ]: ]: )11(

)6( | )7( | | )8( | | | )9( | | | | )01( | | | | | | | | | | : ]: )11( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | ]: ]: )11( | | | | | | | | | | ]: ]: )11( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | ]: ]: )11( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | ]: ]: )11( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | ]: ]: )11( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | ]: ]: )11( | | | | | )6( | | | | | | )7(

| | | | | | | | | | |

| | | | | | | | | |

| | | | |

| | | | |

| | | | |

| | | | |

| | | | |

)8( | )9( | | )01( | | | ]: ]: )11( | | | ]: ]: )11(

)2( )3( | )4( | | )5( | | | )6( | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8(

)5( | )6( | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | )5(| | | | | | | | | | | |

)6( | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | | | : ]: )8( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | : ]: )8( ] | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | : ]: )6( ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6(| | | | | | | | | |

| | | |

| | | |

| | | |

| | | |

| | | |

| | | | | ] | | | | | ] | | | | | | | | | | | | | | | | | ] | | ] | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

)7( | )8( | | )9( | | | )01( | | | | | : ]: )11(| | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |

: ]: )11(

)8( | )9( | | )01( | | | : ]: )11(| | | | | | | |

: ]: )11( ]: ]: )11(

)8( )9( | )01( | | | | | | | | | | : ]: )11( ] | | | | | | | | | | : ]: )11( ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | : ]: )6( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | ]: ]: )6( | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | | | | | | | ]: ]: )8( | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6(

| ]: ]: )7( )5( | )6( | | | | | | ]: ]: )7( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | ]: ]: )7( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | : ]: )7( ] | | | | | | : ]: )7( ] | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | : ]: )7( ] | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | ]: ]: )8( | )2( | | )3( | | | )4( | | | | )5( | | | | | )6( | | | | | | )7( | | | | | | | )8( | | | | | | | | )9( | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | )11( | | | | | | | | | | | )21( | | | | | | | | | | | | : ]: )31( ] | | | | | | | | | )01( | | | | | | | | | | )11( | | | | | | | | | | | )21( | | | | | | | | | | | | : ]: )31( ] | )2( | | | | | | | | | | | | |

| | | | | | | | | | | | ]

)3( | )4( | | )5( | | | | ]: ]: )6( )2( | )3( | | )4( | | | )5( | | | | )6( | | | | | )7( | | | | | | )8( | | | | | | | : ]: )9(| | | :

|

1 | | ] [ ] [ ] [ ] [ : 376 ) ( . : : : : " " .

QUNUT DALAM SHALAT WITIR Penulis: AL Ustadz Zuhair Syarif

Imam Malik berpendapat bahwa qunut witir dilaksanakan hanya pada

pertengahan atau setengah akhir bulan Ramadhan. Hal ini juga dinyatakan oleh Az-Zuhri, Imam Malik dan Imam Ahmad dengan membawakan dalil :riwayat Abu Dawud Umar Ibnul Khatab radliyallahu `anhu mengumpulkan (manusia) kepada Ubai bin Ka`ab dan dia shalat bersama mereka pada malam ke 20. Dia tidak qunut kecuali pada pertengahan akhir bulan Ramadlan. (HR. Abu Dawud dalam (Sunannya 2/65 :Berikutnya adalah hadits Anas radliyallahu `anhu Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam qunut pada setengah akhir bulan .... Ramadlan :Akan tetapi dalil yang mereka bawakan ini dlaif dari beberapa sisi Pertama, pada sanad riwayat dari Umar ada inqitha' (putus sanad) yakni AlHasan dari Umar, sedang Al-Hasan tidak bertemu Umar. Kedua, pada sanad riwayat dari Anas yang meriwayatkan dari beliau adalah Abul Atikah. Dia dlaif sebagaimana kata Ibnul Qayim Al-Jauziyahdi dalam Aunul Ma'bud: "Abu Atikah dlaif." Juga kata Al-Baihaqi: "Tidak shahih sanadnya (lihat halaman ini pada rujuk Imam Malik dalam syarah Az-Zarqani terhadap Al-Muwatha' 1/216 dan rujuk Imam Ahmad dalam Masail Ibnu Hani 1/100 no. 500. Demikian pula keterangan Syaikh Masyhur Hasan Salman dan beliau berkata: "Benar, qunut witir pada pertengahan akhir Ramadlan mempunyai keadaan yang khusus yang diterangkan oleh atsar yang terdapat dalam Shahih Ibnu Khuzaimah 2/155-156 dengan sanad yang shahih. Akan tetapi qunut witir tidak dikhususkan dan terbatas pada waktu ini, tetapi ia syariatkan di seluruh tahun (Al-Qaulul Mubin hal 133-134). Demikian juga yang dinyatakan oleh Sayid Sabiq dalam Fiqhus Sunnah 1/165 dan lain-lain. Oleh karena itu Syaikh .Masyhur memasukkan pendapat di atas sebagai kesalahan :Mengenai tempat qunut, ada beberapa pendapat yaitu Pertama, sesudah ruku`, sebagaimana pendapat Imam As-Syafi'i dan Ahmad Kedua, sebelum ruku` menurut pendapat Imam Malik Ketiga, boleh sesudah ruku` dan sebelum ruku, menurut salah satu pendapat Imam Malik. (lihat Al(Istidzkar 6/201 Dalam ikhtilaf semacam ini, maka kita kembalikan kepada nash yang shahih yaitu hadits dari Ubai bin Ka`ab radliyallahu `anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam qunut pada rakaat witir dan meletakkannya sebelum ruku`." (HR. Ibnu Abi Syaibah 12/41/1, Abu Dawud, An-Nasa'i di dalam Sunan Al-Kubra 218/1-2, Ahmad, At-Thabrani, Al-Baihaqi dan Ibnu .(Asakir dengan sanad yang shahih. Demikian penilaian Syaikh Albani .Hadits shahih ini mendukung pendapat yang kedua

Syaikh Masyhur berkata: "Qunut witir diletakkan sebelum ruku` sedangkan qunut nazilah sesudah ruku`. Kecuali apabila terjadi nazilah (kegentingan) di kalangan kaum muslimin sebagaimana pada atsar yang diriwayatkan Ibnu (Khuzaimah (Al-Qaulul Mubin hal. 134 Kemudian tatacaranya adalah sebagaimana yang telah dikatakan oleh Sayid Sabiq: "Apabila qunut setelah ruku`, dengan mengangkat tangan dan takbir setelah selesai qunut. Yang demikian diriwayatkan dari sebagian shahabat. Sebagian ulama menyunahkannya dan sebagian lain tidak." (Fiqhus Sunnah (1/166 Adapun masalah mengusapkan kedua tangan ke muka setelah qunut Imam Al-Baihaqi mengatakan: "Lebih utama tidak dilakukan dan cukup dengan apa yang dilaksanakan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, yakni ".mengangkat tangan tanpa mengusapkannya ke muka Al-`Izz bin Abdis Salam berkata: "Tidaklah mengusapkan kedua tangan ke .(muka setelah doa qunut kecuali orang bodoh/jahil." (Al-Fatawa hal. 47 Oleh karena itu Syaikh Masyhur memasukkannya ke dalam kesalahan dalam shalat di dalam kitab beliau Al-Qaulul Mubin fi Akhta'il Mushalin (keterangan .yang jelas tentang kesalahan orang-orang yang shalat) hal 133

Dikutip dari majalah Salafy Edisi XXII/1418/1997, penulis asli ustadz Zuhair) (Syarif, judul asli "Sholat Tarawih", hal 22-32

Petunjuk tentang Qunut Witir Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam Penulis: Abul 'Abbaas Musa ibn John Richardson Judul Pelajaran : Penjelasan tentang do'a qunut yang dilakukan dalam sholat Witir, dari perspektif hadits dan perspektif fiqih Disampaikan oleh Shaykh Muhammad Bin Umar bin Salim Bazmul saat ) (mengajar di Universitas Umm al-Quraa, Saudi Arabia : Pelajaran terbagi menjadi dua bagian utama Bagian Pertama: Riwayat-riwayat yang diperbincangkan kesahihannya Bagian Kedua : Masalah yang berhubungan dengan do'a qunut yang dilakukan dalam sholat Witir

Penyusun mengumpulkan seluruh riwayat yang shahih dari Nabi (Shallallahu 'alaihi wasallam) dan pernyataan para sahabatnya yang berhubungan .dengan qunut dalam sholat witir Kemudian beliau mengumpulkan yang termasuk dalam kategori sahih, agar supaya membedakan antara (riwayat) orang-orang yang tak dapat diterima dan yang bisa diterima, dalam rangka memusatkan pada prinsip dasar dalam pelajaran tersebut yang layak diambil, yang didasarkan semata-mata pada .masalah yang berkenaan dengan doa qunut dalam sholat Witir Beliau juga mengumpulkan dari madzhab fiqih terkenal yang telah yang .menjelaskan tentangnya, termasuk madzhab Dhahiriyyah Penyusun kemudian kembali dan meneliti masalah tersebut satu-persatu, memilah sesuai dengan riwayat yang sahih, menggunakan manhaj para .Ulama meneliti,berargumentasi, dan mengambil kesimpulan :Sebagian dari kesimpulan dalam studi (beliau) sebagai berikut Bahwa doa qunut dalam sholat witir (di bulan Ramadhan, red) .1 diperbolehkan dilakukan semua sepanjang tahun. [Ishaq bin Rahawaih memilih qunut (witir) dilaksanakan sepanjang tahun, simak Mukhtasar Qiyamullail 125, lihat juga kitab at-Tarjih fii Masaailil Thaharah was Shalah oleh DR. Muhammad bin 'Umar Bazmul hal 362-385. Dan kata Ma'mar:"Sesungguhnya aku qunut witir sepanjang tahun kecuali awal Ramadhan sampai dengan pertengahan saya tidak qunut, demikian juga dikalukan oleh Hasan al-Bahsri, ia menyebutkan dari Qatadah dan lainnya. Lihat Mushannaf 'Abdurrazzaq 3/120 dengan sanad yang shahih. Serta Dari Ibrahim an-Nakha'i telah berkata 'Abdullah:"ia tidak pernah qunut Shubuh sepanjang tahun dan ia qunut witir setiap malam sebelum ruku'." Kata Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah:"Ini atsar yang kami pegang. HR Ibnu Abi Syaibah ."[2/305-306 atau 2/205 Termasuk sunnah Nabi ( Shallallahu 'alaihi wasallam) yakni kadang-kadang .2 .melaksanakannya dan kadang-kadang meninggalkannya Menyambung (di atas), yakni setiap malam yang telah ditetapkan adalah .3 separuh malam terakhir dari bulan Ramadhan, yakni dimulai dengan malam yang yang keenambelas.[Dari 'Amr dari Hasan, bahwasanya 'Umar radiyallaahu 'anhu menyuruh Ubay radiyallaahu 'anhu mengimami shalat tarawih pd bulan Ramadhan, dan beliau menyuruh Ubay radiyallaahu 'anhu untuk melakukan qunut pada pertengahan Ramadhan mulai malam 16 [Ramadhan. HR Ibnu Abi Syaibah 2/205 no.10

Qunut (semestinya) ditinggalkan saat separuh pertama dari bulan .4 Ramadhaan, terlebih jika sholat tersebut dilakukan berjamaah dengan orang.orang, sebab hal ini menyimpang dari Sunnah, dan tidak dikenal luas Diperbolehkan melakukan doa qunut pada (malam) pertama dan kedua .5 .dari separoh bulan Ramadhaan Do'a qunut dalam witir dapat dilakukan sebelum atau sesudah ruku', .6 walaupun yang terbaik dilaksanakan sebelum ruku'.[Hadits Ubay bin Ka'ab:"bahwasanya Rasulullah shallallaahu 'alayhi wasallam qunut dalam shalat witir sebelum ruku'. HR Abu Dawud no 1427, Ibnu Majah no 1182, sanad hadits shahih (lihat 'Irwaul Ghalil 1/167 hadits no 426 dan Shahih Sunan Abi Dawud no 1266). Dan sebagaimana hadits Hasan bin Ali radiyallaahu 'anhuma, dan ini riwayat yg shahih dari 'Abdullah bin Mas'ud dan 'Abdullah bin Umar radiyallaahu 'anhuma, bahkan diriwayatkan dari jumhur Sahabat, sebagaimana diriwayatkan Ibrahim alQamah:"Sesungguhnya Ibnu Mas'ud dan para Sahabat Nabi shallallaahu 'alayhi wasallam qunut dalam shalat witir sebelum ruku'."Simak Diriwayatkan olsyaieh Ibnu Abi Syaibah 2/302 atau 2/202 no 12, dikatakan oleh al-hafizh dalam "Addirayah" sanadnya hasan. Syaikh Albani berkata sanadnya jayyid menurut syarat Muslim (Irwaa'ul Ghalil 2/166). Juga Syaikh al-Albani rahimahullah berkata : "Boleh juga doa qunut sesudah ruku' dan ditambah dengan melaknat orang2 kafir, lalu shalawat kepada Nabi shallalaahu 'alayhi wasallam dan mendoakan kebaikan untuk kaum muslimin, pada pertengahan Ramadhan, karena ada dalil dari para Shahabat radiyallaahu 'anhuma di [zaman Umar radiyallaahu 'anhu. Simak Qiyamu Ramadhan hal.31-32 Termasuk menyimpang dari Sunnah yakni bertakbir (Allahu akbar) .7 .'sebelum dan sesudah qunut, ketika (memilih) berdoa qunut sebelum ruku Termasuk Sunnah adalah bahwa imam mengeraskan suaranya saat .8 ."berdo'a qunut, dan para jama'ahnya mengucapkan "amiin Termasuk Sunnah, untuk tidak memanjangkan do'a qunut, dan yang .9 terbaik adalah mencukupkan diri untuk merujuk pada apa yang telah yang diberitakan Nabi (Shallallahu 'alaihi wasallam), sehingga dia hanya .diperbolehkan untuk memperpanjang sesuai pernyataan yang telah tetap Tidak ada ketetapan yang mengharuskan orang-orang untuk berdo'a .10 qunut dengan cara tertentu, tidak bebas melakukan apapun, sebab cara yang .terbaik adalah yang telah shahih riwayatnya Merupakan Sunnah bagi imam orang-orang untuk tidak berdo'a qunut .11

pada separuh pertama bulan Ramadhaan, (akan tetapi) melakukan qunut tersebut pada separuh terakhir, serta memohon (dalam qunut) untuk .membinasakan kaum kafir pada doa qunutnya Diperbolehkan mengangkat tangan pada do'a qunut, atau membiarkan .12 tangan tetap di samping (seperti posisi sebelumnya/tidak mengangkat tangan), atau mengangkat tangan di awal qunut dan menurunkan tangan di .akhir qunut, semua cara ini diperbolehkan Tidak diizinkan untuk menyeka/menyapu wajah dengan tangan setelah .13 .qunut Diperbolehkan mengucapkan shalawat kepada Nabi (Shallallahu 'alaihi .14 .wasallam) di (dalam) do'a qunut Abdullaah ibn Masud dan Ubay ibn Kab (semoga Allah meridloi .15 keduanya) yang telah meriwayatkan banyak tentang do'a qunut di (dalam) .sholat witir Sholat yang paling menyerupai sholat witir adalah paling adalah Maghrib, .16 .sebab sholat Maghrib adalah witir di sore [/siang] hari Apa saja yang dikerjakan dalam qunut nazilah (yang dilakukan dalam .17 sholat wajib) juga dapat dikerjakan dalam doa qunut dalam sholat witir. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa sesuatu yang disahkan dalam amalan wajib adalah juga disahkan untuk amalan sunnah, kecuali jika disana ada dalil .khusus yang melarangnya Dan beliau berharap kiranya dapat membantu menghidupkan kembali manhaj Ulama' di (dalam) meneliti, mengumpulkan dalil-dalil, menerimanya dan menolaknya dalil dalam kaitan dengan kesahihannya, dan kemudian .membuat kesimpulan yang berdasar padanya Semoga Allaah mengabulkan doa penyusun, sera memberikan bimbingan, .dan keteguhan Dari abstrak pelajaran yang disampaikan Syaikh Muhammad Bazmul pada] [Universitas Umm al-Quraa, Saudi Arabia ? Masalah yang keempat: Apakah posisi tangan diangkat dalam doa qunut : Berikut hukum yang ditetapkan dalam doa qunut ;Yakni seseorang mengangkat tangannya (1

keterangan ust Abu Hamzah Yusuf : Dzahir perkataan Ahlul ilmi (tentang] kaifiyat mengangkat tangan) : bahwasanya kedua tangan digandengkan seperti orang yang sedang memohon, meminta dari orang lain agar memberikannya sesuatu. Adapun dibentangkan dan saling berjauhan antara kedua tangan , maka aku tidak mengetahui ada asalnya dalam Sunnah tidak pula dari perkataan ulama ;Yakni seseorang membiarkan tangannya berada disampingnya (2 Yakni seseorang mengangkat tangannya di awal qunut dan menurunkan (3 .tangannya di akhir qunut :(Dalil (yang berkenaan dengan poin di atas Nabi (Shallallaahu alaihi wasallam) menaikkan tangannya yang (1 digunakan untuk berdoa qunut an-nazilah, yakni memohon (kepada Allah, red) untuk membinasakan kaum (kafir). [Sahihh: Ahmad 3/137, al-Mu'jam asSaghir, dan al-Baihaqi didalam Dalaa'il an-Nubuwwah dan As-Sunan Al.[(Kubraa. Lihat juga: Irwaa' Al-Ghalil ( 2/181 .Dan 'Abdullaah ibn Mas'ud dahulu mengangkat tangannya saat qunut Az-Zuhri meriwayatkan, mengacu pada perbuatan Shahabat Nabi : (2 "."Mereka dahulu tidak menaikkan tangannya dalam Witir di bulan Ramadhan Az-Zuhri meriwayatkan bahwa Ibn Mas'ud dahulu mengangkat tangannya (3 .di(dalam) Witir, dan setelah itu membiarkan tangannya di sampingnya Musa Abul-'Abbaas Musa ibn John Richardson ('Aziziyyah, Makkah, Saudi Arabia) menyatakan : bahwa tindakan Ibn Mas'ud sesuai disini, sebab beliau adalah sahabat Nabi dan perbuatan ini adalah tauqifi, dibatasi oleh dalil, maka beliau tidak akan melakukan berbagai hal didalam shalat menurut pendapatnya sendiri, melainkan beliau mempelajari hal tersebut dari Nabi .(Shallallaahu alaihi wasallam). Dan Allah Taala mengetahui yang terbaik Masalah yang keenam: Apakah doa qunut dan ucapan Amiin" para ?makmum/jamaah dilaksanakan dengan suara keras [Ringkasan] Mengingat tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa mereka dulu (sahabat) mengucapkan "Amiin" di belakang imam mereka sepanjang qunut witr, maka dapat diambil dalil melihat perbuatan Sahabat pada qunut annaazilah (doa untuk memohon perlawanan atas orang-orang (musuh, red) yang dilakukan pada sholat yang wajib), karena ucapan mereka "Amiin" di belakang Imam dalam sholat adalah amalan (yang) dilaksanakan dalam

sholat wajib. Hal ini telah tetap dalilnya dilakukan dalam sholat Maghrib, yang mana [sholat Magrib ini merupakan, red] witir yang wajib, dengan begitu diperbolehkan juga untuk melakukannya didalam sholat yang tidak : wajib, berdasarkan pada prinsip yang disebutkan dalam kaidah berikut Apa saja yang telah ditetapkan untuk qunut nazilah (yang dilakukan pada ... sholat yang wajib) adalah juga dapat diamalkan dalam qunut pada sholat witir. Hal ini didukung oleh bahwa amalan apapun yang disyariatkan dalam amalan wajib adalah juga disyariatkan dalam amalan sunnah, kecuali jika .disana ada dalil khusus yang melarang hal tersebut Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits hasan dalam Musnad Ahmad (1) (2746), Abu Dawud (1443), Ibn Khuzaimah (618), al-Haakim (1/225), alBayhaqi dalam as-Sunan al-Kubraa (2/200). Dan telah disepakati oleh al.(Haakim, Ibn Khuzaimah, dan al-Albaani (Irwaa' al-Ghalil:2/163 [Datang dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu anhu] .Dan Allah Taala mengetahui yang terbaik Diterjemahkan dari http://www.salafitalk.net/st/viewmessages.cfm?) (Forum=24&Topic=4048, tulisan Abul-'Abbaas Musa ibn John Richardson

Bacaan Qunut Dalam SholatSudah menjadi satu kebiasaan di kebanyakan masjid yang ada di tanah air kita ketika shalat Shubuh berjamaah, imam selalu membaca doa qunut setelah rukuk pada rakaat terakhir dengan bacaanAllohummahdinaa fiiman hadait dst. kemudian diaminkan oleh para makmum di belakangnya.Doa tersebut kebanyakan telah dihafal oleh kalangan awam, lebih-lebih mereka yang dianggap pandai dalam urusan agama. Hal ini dikarenakan doa qunut ini tidak pernah mereka tinggalkan. Atau, mereka menganggap itu merupakan sunnah rawatib (sunnah yang selayaknya dilaksanakan terus) dalam shalat Shubuh. Atau bahkan yang lebih ekstrem, menganggap bahwa qunut Shubuh merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga tidak jarang kita jumpai seorang makmurn yang sedang shalat dengan seorang imam yang tidak dikenalnya, kemudian tatkala irnarnnya tidak membaca qunut dan langsung sujud setelah itidal, maka dia (si makmum) segera membatalkan shalatnya dan mengulangi shalatnya, atau kalau tidak demikian maka dia terus mengikuti imamnya sampai salam kernudian mengulangi shalat Shubuhnya karena dia menganggap shalat Shubuhnya tidak sah tanpa qunut. Terjadinya hal tersebut tidak lain karena faktor ketidaktahuan mereka dalarn masalah ini, atau memang mereka tidak mau tahu lantaran mereka telah terjerat oleh perangkap taqlid buta, atau fanatik madzhab, atau sebab lainnya. Untuk mengetahui bagairnana yang benar, kita harus kembalikan kepada Alloh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui semua khilaf di antara manusia. Untuk itu, pada edisi kali ini penulis akan mengulas dengan singkat permasalahan qunut dalam shalat baik qunut shalat Shubuh, qunut Witir, atau yang lainnya. Mudah-mudahan Alloh Taala memudahkannya.

1 Qunut Dalam Shalat Subuh Termasuk kebiasaan kebanyakan orang, mereka terus-menerus melakukan qunut di setiap shalat Shubuh saja, sedangkan dalam shalat yang lain mereka tidak melakukannya. Dalil mereka: 1. Mereka berpegang dengan hadits:Dari Anas beliau berkata:

Rasulullah, senantiasa berqunut dalam shalat Shubuhnya sampai meninggal dunia.

Takhrij Hadits: Hadits ini dikeluarkan oleh Abdurrazzaq dalam al-Mushannaf 3/110,Ibnu Abi Syaibah dalam alMushannaf 2/312, Imam Ahmad dalam al-Musnad 3/162, ad-Daruquthni dalam as-Sunan 2/39, alBaihaqi dalam as-Sunan al-Kubra 2/201, dan ath-Thahawi dalam Syarh Maani al-Atsar 1/248. Di dalam hadits ini ada seorang perawi lemah yang bernama Abu Jafar ar Razi yang telah dikritik oleh para pakar hadits:Ahmad bin Hanbal mengatakan tentangnya: Dia bukan perawi yang kuat. Ibnul Madini berkata: Dia adalah perawi yang mencampur hadits (salah dalam meriwayatkan hadits). Abu Zurah berkata: Dia sering salah (dalam meriwayatkan hadits). Ibnu Hibban berkata: Dia sering bersendirian dengan riwayat-riwayat yang mungkar, meriwayatkan hadits-hadits dari para perawi yang masyhur (keterpercayaannya) .2

Ibnul Qayyim mengatakan:Abu Jafar telah dilemahkan oleh Imam Ahmad dan lainnya.3

Syaikh al-Albani dalam Silsilah adh-Dhaifah hadits no. 1238, beliau mengatakan: Hadits ini mungkar. Dengan sebab perawi yang disebutkan di atas. 2. Ada hadits lain yang semakna dengan hadits pertama yang dijadikan sandaran pengkhususan qunut secara terus-menerus dalam shalat Shubuh, dan dianggap sebagai penguat hadits yang pertama, yaitu:Dari Anas beliau berkata: Rasulullah melakukan qunut, begitu juga Abu Bakr, Umar, dan Utsman.4 Takhrij Hadits: Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Baihaqi (dalam as-Sunan al-Kubra 2/201) dan oleh Daruquthni (dalam as-Sunan 2/166). Dalam hadits ini ada dua orang perawi yang bernama Ismail bin Muslim al-Makki dan Amr bin Ubaid, yang keduanya telah dikritik oleh para pakar hadits, di antaranya: Imam Baihaqi mengatakan:Kami tidak menjadikan Ismail dan Amr sebagai hujjah (dalam periwayatan hadits).5 Al-Kharib dalam al-Kifayah (hal. 372) mengatakan: Dia (Ismail) adalah perawi yang ditinggalkan haditsnya.

Syaikh al-Albani mengatakan:Demikian juga Imam Nasai mengatakannya (Ismail adalah perawi yang ditinggalkan haditsnya) dan telah ditinggalkan oleh para pakar hadits. Adapun Amr bin Ubaid, maka dia telah dituduh dusta ditambah lagi dia seorang Mutazilah. Kemudian (hadits ini diriwayatkan oleh) al-Hasan al-Bashri, walaupun dia seorang yang tinggi derajatnya tetapi dia memalsukan hadits dengan cara ananah: yaitu dengan mengatakan dari, andaikan sanadnya shahih sampai kepada beliau (al Hasan al Bashri) maka tetap hadits itu tidak bisa dijadikan sebagai hujjah karena telah diriwayatkan oleh dua perawi yang ditinggalkan haditsnya.6

Kesimpulan tentang hadits qunut shubuh secara terus-menerus:Dari hadits-hadits yang telah kami paparkan semuanya tidak bisa dipakai sebagai hujjah untuk melegalisasi qunut Shubuh secara terusmenerus. Adapun sebagian ulama yang menghasankan hadits di atas dengan sebab banyaknya jalan riwayat hadits tersebut, maka tidak dapat diterima karena semuanya tidak dapat saling menguatkan dengan sebab sangat lemahnya dan bisa dikatakan mungkar karena menyelisihi hadits yang shahih dari Anas sendiri yang telah mengingkari adanya qunut Shubuh secara terus-menerus (sebagaimana akan kami jelaskan nanti). 1.1 Hukum Qunut Shubuh Secara Terus Menerus

Hadits yang disebutkan di atas tidak bisa dijadikan sandaran sebagai dalil qunut dalam shalat Shubuh secara terus-menerus karena kelemahannya. Oleh karenanya, banyak ulama yang telah mengomentari qunut Shubuh ini, di antaranya; 1. Thariq bin Asyyam seorang sahabat yang mengikuti shalat berjamaah di belakang Rasulullah, Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali bin Abu Thalib beliau mengatakan qunut Shubuh adalah bidah sebagaimana dalam hadits berikut ini:

Dari Sad bin Thariq al-Asyjai berkata: Aku berkata kepada bapakku (1hariq): Wahai bapakku, sungguh engkau telah mengikuti shalat berjamaah bersama dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar, Utsman, dan Ali bin Abu Thalib, apakah mereka semua melakukan qunut pada shalat Shubuh? Dia menjawab: Wahai anakku itu adalah bidah.7

2.3.

Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan para ulama yang semisalnya berdalil dengan hadits di atas (hadits Sad) bahwa qunut ratib (terus-menerus) dalam shalat Shubuh tidak dibolehkan.8 Imam Ahmad mengatakan:

Tidak ada qunut dalam shalat Shubuh kecuali bila terjadi musibah (Nazilah) yang menimpa kaum muslimin.9

4.

Al-Mubarakfuri mengatakan (ketika mengomentari hadits-hadits tentang qunut):

Qunut itu adalah qunut Nazilah, dan tidak pernah ada hadits shahih menerangkan adanya qunut dalam shalat kecuali qunut Nazilah.10

Maka dapat kita simpulkan hukum qunut dalam shalat Shubuh secara terus-menerus adalah bidah, yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi kita dan para sahabatnya; selayaknya bagi setiap muslim untuk meninggalkannya. Namun sangat disayangkan banyak di kalangan kaum muslimin meninggalkan haditshadits yang shahih tentang qunut Nazilah, kemudian mengamalkan hadits yang lemah bahkan mungkar tentang qunut shalat Shubuh secara terus-menerus.11 Kalaupun Shahih, Hadits Itu Bukan Dalil Untuk Terus-Menerus Qunut Shubuh Andaikan kita mengatakan hadits itu shahih, itu pun tidak dapat dijadikan sebagai dalil dikarenakan beberapa hal: 1. Perkataan (qunut pada shalat Shubuh) dalam hadits Anas di atas mengandung beberapa kemungkinan makna, bisa bermakna tunduk patuh, khusyuk, thumaninah, dan terus-menerus taat. Perhatikan beberapa makna ayat ini : 1. 2. Kepunyaan-Nyalah siapa saja yang di langit dan di bumi, semuanya tunduk patuh hanya kepada-Nya. (QS. ar-Rum [30]: 26). Dan barangsiapa di antara kalian (istri-istri Nabi) terus-menerus taat kepada Alloh dan Rasul-Nya dan mengerjakan amalan shalih, ma.ka Kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat. (QS. al-Ahzab[33]:31) 3. Dan berdirilah (dalam shalatmu) dalam keadaan khusyuk. (QS. al-Baqarah[2]:238)

Dari keterangan beberapa makna qunut di atas, kita ketahui bahwa (seandainya benar/shahih hadits Anas di atas), maka yang dimaksud oleh Anas adalah doa ketika itidal yang disyariatkan, bukan doa qunut yang mereka maksudkan karena dalam Itidal harus khusyuk, thumaninah, dan tenang, dan tidak ada keterangan khusus makna qunut dalam hadits Anas itu adalah ucapan Allohumahdinaa fiiman hadait dst. serta karena Anas tidak mengatakan bahwa Rasulullah senantiasa mengucapkan doa khusus qunut Shubuh yang berbunyi Allohumahdinaa fiiman hadait dst. Maka dari mana mereka mengkhususkan qunut ketika shalat Shubuh dengan doa itu?

2.

Dalam hadits yang shahih Anas pernah meriwayatkan hadits yang menjelaskan bahwa Nabi melaksanakan qunut pada shalat Shubuh dan Maghrib serta tidak mengkhususkan qunut dalam shalat Shubuh. Demikian juga yang diriwayatkan oleh al-Bara bin Azib.12 Sehingga kita dapat mengatakan bahwa yang shahih: Nabi tidak mengkhususkan qunut dalam shalat Shubuh saja, bahkan beliau qunut pada shalat Shubuh dan Maghrib.

3.

Qunut yang dimaksud oleh Anas adalah qunut Nazilah (doa supaya diselamatkan dari suatu musibah). Oleh karena itu, Anas sendiri pernah meriwayatkan hadits Nabi dengan mengatakan:

Rasulullah melakukan qunut (mendoakan kehancuran) atas suatu kaum di antara kaum-kaum Arab selama sebulan, kemudian beliau tinggalkan (qunut tersebut).13

4.

Bahwasanya Anas sendiri meriwayatkan bahwa bukan kebiasaan Nabi beserta para sahabatnya melakukan qunut dalam shalat, akan tetapi permulaan adanya doa qunut adalah ketika Nabi mendoakan (kehancuran) atas Ril dan Dzakwan sebagaimana dalam hadits yang dikeluarkan oteh Imam Bukhari dan Muslim: 1. Dan Anas berkata: Rasulullah pernah mengutus tujuh puluh orang laki-laki yang dikenal sebagai al-Qurra (para pembaca al-Quran) dalam sebuah keperluan. Kemudian tatkala sampai di sumur Maunah, mereka dihadang oleh penduduk dua kampung dari bani Sulaim, bani Ril, dan bani Dzakwan, maka mereka mengatakan: Demi Alloh kami tidak bermaksud kepada kalian, kami hanya ingin lewat karena sebuah keperluan Rasulullah. Kemudian mereka membunuh mereka (utusan Rasulullah tersebut). Maka Rasulullah mendoakan kehancuran mereka dalam shalat Shubuh selama sebulan, dan itulah permulaan (adanya) Qunut kami, dan dulu kami tidak membaca doa qunut.14

Hadits di atas menunjukkan bahwa bukan termasuk petunjuk Nabi terus-menerus melaksanakan qunut, bahkan qunut Nabi hanya sebatas kebutuhan saja, tatkala musibah itu berlalu maka Nabi berhenti dari qunutnya. Dan oleh karena itu, tatkala Rasulullah berdoa qunut Nazilah dalam shalat Isya selama satu bulan untuk keselamatan beberapa kaum muslimin yang hendak datang kepada beliau, lalu suatu ketika beliau berhenti dari qunutnya, kemudian Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah akan hal itu, maka Rasulullah bersabda:Tidak tahukah engkau bahwa mereka (yang kita doakan) telah datang?15

Maka inilah qunutnya Rasulullah, beliau tidak berqunut kecuali ada musibah yang menghadang kaum muslimin (Nazilah), dan dilakukan sebatas kebutuhan, kemudian beliau tinggalkan. Catatan Kaki 2 Lihat Mizanul Itidal 3/320, Tahdzibut Tahdzib 12/57, dan Silsilah al-Ahadits adh-Dhaifah wal Maudhuah no. 1328. 3 Lihat Zadul Maad 1/276. 4 HR. Baihaqi dalam as-Sunan al-Kubra 2/201, dan Daruquthnidalam as-Sunan 2/166. 5 Lihat Silsilah al-Ahadits adh-Dhaifah 3/385; kemudian Syaikh al-Albani berkomentar tentang Ismail al-Makki bahwa dia seorang yang haditsnya lemah.

6 Lihat footnote no. 4. 7 HR. Tirmidzi 1292, Ibnu Majah 1/393, Nasai 3/203-204; dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwa al-Ghalil hadits no. 435. 8 Lihat Subulus Salam 1/387 dalam penjelasan hadits Sad di atas. 9 Lihat Tuhfatul Ahwadzi 2/434 10 Taudhih al-Ahkam 2/83. 11 Lihat al-Qaul al-Mubin fi Akhtha al-Mushallin hal. 130) 12 HR. Muslim 1/470, Ahmad dalam al-Musnad4/2~/5, Tirmidzi dalam al-Jami 401, Abu Dawud 1441, dan lainnya, 13 HR. Muslim 304, Ahmad dalam al-Musnad 3/191, Abu Dawud1445, Nasai 2/203, dan lainnya. 14 HR. Bukhari 1002, Muslim 297. 15 HR. Bukhari 804, Muslim 294. Telah jadi permasalahan klasik tentang perbedebatan qunut di dalam shalat, baik shalat shubuh, witr, dan shalat-shalat lain. Namun yang jadi permasalahan pokok ialah qunut dalam shalat shubuh, bahkan dalam konteks keislaman Indonesia, hal ini merupakan salah satu tema besar yang menjadi alasan perpecahan sebagian kelompok. Berangkat dari fenomena inilah penulis merasa tertarik untuk membahas tema ini dalam kajian Nasikh-Mansukh fi al-Hadits.

1.1 Hadits-hadits pendukung adanya Qunut dalam shalat al-Fajr (Shubuh)

Bukhari no. 946 (CD. ROM Mausuah)

Muslim no. 1083 (CD. ROM Mausuah)

Muslim no. 1093 (CD. ROM Mausuah)

1.2 Hadis-hadis yang kontradiktif

2.1 Penarapan metode

2.1.1 Qunut telah dinasakh

Dalam pembahasan ini terdapat banyak pendapat, pendapat yang pertama menyatakan bahwasannya Hadis yang meniadakan qunut ini adalah hadits yang menasakh hadits-hadits yang pertama. Karena datangnya setelah Hadis-hadis yang menyatakan bahwasannya Rasulullah qunut dalam shalat shubuh dan maghrib. Pendapat ini dikemukakan oleh Imam Abi Bakr Ahmad bin Muhammad bin Hani al-Atsram dalam kitabnya Nasikh al-Hadits wa Mansukhuhu. Beliau juga memperkuat pendapatnya dengan pernyataan : Rasulullah hanya Qunut ketika mendoakan suatu kaum, dan tidak melaksanakannya secara kontinyu.

Dan Hadits terakhir yang dijadikan argumen:

Jadi lafadz Tarakahu disini menjadikan kekuatan adanya penasakhan, karena secara literal, lafadz tersebut bermakna kemudian Rasulullah meninggalkan Qunut tersebut. Beliau menambahkan dengan hujjah amal al-Aimmah (Khulafa al-Rasyidin), Abu Bakar melaksanakan Qunut ketika mendoakan ahl al-riddah, Umar ketika mendoakan ahl al-faris, dan Ali pada saat terjadi

peperangan, dengan kata lain para Khulafa al-Rasyidin tidak melaksanakannya secara mudawamah (hanya qunut Nazilah saja).

Tidak hanya itu, beliau juga melakukan upaya pentarjihan, yaitu dengan menyandingkan hadits terkahir dengan hadits dlaif yang diriwayatkan anas bin Malik dalam musnad Ahmad no. 3/162:

Pengarang kitab tersebut adalah penganut madzhab Imam Hanbal, seperti yang telah kita ketahui bahwa Imam Hanbal tidak mengkategorikan Qunut sebagai sunnah dalam Shalat. Jadi sangatlah wajar jika hasil dari ijtihadnya qunut telah dinasakh (Mansukh). 2.1.2 Qunut telah menasakh ketiadaannya.

Pendapat yang kedua dikemukakan oleh Abu Hafsh Umar bin Ahmad bin Utsman bin Syahin dalam karyanya Nasikh al-Hadits wa Mansukhuhu. Kitab ini memliki kesamaan nama dengan kitab karya Ibn alAtsram pada point sebelumnya.

Secara eksplisit Hadits ini menyatakan bahwasannya Qunut dalam Shalat al-Fajr (Shubuh) telah dilarang oleh Rasulullah saw. Namun Ibn Syahin berpendapat Hadits ini telah dihapus (Mansukh) dengan Hadits yang datang dari Anas ibn Malik :

Menurut beliau (Ibn Syahin), Hadits yang melarang Qunut dalam shalat Shubuh adalah Hadits Gharib, dan juga tidak diketahuinya rawi yang bernama Anbatsah. Sedangkan Hadits yang diriwayatkan oleh Anas tersebut menasakh hadits yang pertama dan juga hadits-hadits lain yang sependapat. Beliau juga berpijak pada Amal Ahl al-Madinah yang melaksanakan Qunut secara Mudawamah. Dari Amal ahl al-Madinah ini beliau menyimpulkan bahwa Hadits terakhir yang dapat menasakh, karena Hadits itulah yang digunakan oleh ahl al-Madinah. Untuk lebih menguatkan argumennya, beliau juga menambahkan pendapat dari Ibn Abi Dzab :

Qunut ialah perintah yang berlaku di negara ini (Madinah) sejak Islam itu ada. Untuk menghindari kasalahan penterjemahan, berikut teks aslinya :

) (

Pendapat yang selaras juga dikemukakan oleh Abu al-Zanad, Ibn Harmaz, dan juga Sufyan al-Tsauri. Dalam keterangannya, beliau juga menambahkan, Madzhab Imam Malikdalam hal ini sebagai Ulama

Madinahjuga menyatakan bahwa Qunut hukumnya sunnah, namun perbedaannya dengan Al-Syafii, Imam Malik melaksanakannya sebelum Ruku.

Catatan: Dalam kitab ini, hadits yang menasakh ialah hadits yang dianggap dlaif oleh al-Atsram dalam kitabnya Nasikh al-Hadits wa Mansukhuhu di atas. Namun disini penulis menawarkan sebuah hadits lain yang terdapat dalam sunan al-Tirmidzi yang juga disertai pendapat beberapa Ulama untuk jadi bahan pertimbangan : 2.1.3 Analisis Imam Al-Syafii

Dalam pembahasan ini, penulis mencoba menghadirkan pendapat yang berbeda dari keduanya, yakni pendapat Imam al-Syafii dalam kitabnya Ikhtilaf al-Hadits. Dalam awal pembahasannya, beliau menghadirkan Hadits yang membahas tentang Qunut yang dilaksanakan pada perang Ahl Bir Maunah. Perang tersebut berlangsung selama lima belas malam (hari), dan ada juga pendapat yang menyatakan satu bulan. Dan selama itu pula Rasulullah melaksanakan Qunut dalam setiap Shalat. Dan setelah perang itu usai, Rasulullah meninggalkannya. Menurut Imam al-Syafii, Rasulullah meninggalkan Qunut selain shalat shubuh, dan tetap menjalankannya pada waktu shubuh.

Syahr dalam hadits tersebut ialah masa perang Ahl Bir Maunah, membaca doa Qunut dalam setiap shalatnya, kemudian meninggalkannya (Tarakahu) dalam empat shalat lainnya selain shalat shubuh. Adapun hukum Qunut selain shalat shubuh menurut Imam Al-Syafii ialah Mubah, seperti halnya membaca bacaan doa-doa dalam shalat. Status Hadits yang mengandung lafadz Tarakahu tersebut bukanlah sebagai Nasikh. Tapi lebih tepatnya Imam Syafii berpendapat, metode yang dapat diambil ialah al-Jamu wa alTaufiq.

Menurut Syafii, hadits-hadits yang menyatakan adanya Qunut ialah pasca perang Ahl Bir Maunah, karena sebelumnya Nabi saw tidak pernah membaca doa Qunut. Dan hadits di atas sebagai penguat bahwasannya Rasulullah masih memabaca Qunut dalam shalat shubuh pasca perang tersebut. 3. Simpulan dan penutup

Dari uraian ringkas di atas, dapat kita ketahui banyaknya perbedaan pendapat tentang hadits Qunut ini. Tidak hanya mengenai matan Hadits itu sendiri, tapi juga mengenai perbedaan pendapat ketika menempatkan hadits-hadits tersebut, mana yang Nasikh dan mana yang Mansukh. Dan juga adanya pebedaan pendapat mengenai penerapan metode, ada yang menganggapnya sebagai kajian nasikh mansukh, ada yang rajih-marjuh, dan juga ada yang al-Jamu wa al-Taufiq. Semuanya sama-sama

menggunakan argumen yang kuat. Jadi, sudah seyogyanya kita sebagai pengkaji hadits untuk membaca lebih cerdas lagi perbedaan-perbedaan tersebut. Sangat ironis sekali jika diantara kita masih saling memperdebatkan siapakah yang paling benar antara yang memakai qunut dan yang tidak. Namun sebagai pemula, tentu analisis yang disajikan penulis kurang begitu tajam, sehingga membutuhkan banyak koreksi dari pembaca. Semoga bermanfaat untuk Islam Indonesia, Amin.

Qunut Nazilah Dalil & Sejarahibnubahri Jan 10, '10, 1:43 PMDefinisi "Qunut": Sebelum kita bincangkan dengan lebih lanjut, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan "Qunut". Dari segi bahasa, "Qunut" mempunyai banyak makna. Antaranya ialah taat dan mendirikan perintah Allah, solat, berdiri yang lama, pengabdian, diam, khusyu' dan beberapa makna lagi. (Rujuk: Lisan al-'Arab 2/73, al-Qamus al-Muhit 158, al-Munjid fi al-Lughah 656). Dari segi istilah, Ibn 'Allan menghuraikan maksud "Qunut" di sisi syariat ialah satu nama bagi doa yang dibaca di dalam solat pada tempat yang dikhususkan semasa berdiri. Menurut Syeikh Ibn 'Uthaimin, qunut ialah satu istilah yang diberikan kepada doa yang sesuai dengan sesuatu keadaan atau ketika berlakunya sesuatu bencana. Inilah apa yang dinamakan sebagai qunut nazilah. (Rujuk: Al-Asqalani, Ibn Hajar, Fath al-Bari, 2/633. Ibn al-'Uthaimin, Syarah Bulugh al-Maram, Kitab al-Solat, 224). Definisi"Nazilah": Kita telah mengetahui makna "qunut" secara ringkas, apa pula yang dimaksudkan dengan "nazilah"? Dari segi bahasa, "nazilah" ialah suatu keadaan yang gawat, mencemaskan dan terdesak. Dari segi istilah, ia bermaksud suatu keadaan bencana yang menimpa ke atas umat Islam seperti adanya musuh, ketakutan, musim kemarau, wabak penyakit atau sesuatu mudharat yang jelas menimpa umat Islam. Hadis-hadis dan athar tentang qunut nazilah. Setelah diperhatikan kebanyakan riwayat-riwayat yang menyebut tentang doa qunut nazilah ini, didapati ianya terbahagi kepada dua bahagian: 1) Riwayat yang sahih, 2) Riwayat yang tidak sahih. Pertama: Riwayat yang sahih Terdapat banyak hadis-hadis sahih yang thabit daripada Rasulullah saw berkenaan dengan qunut nazilah. Hadis-hadis ini menjelaskan tentang bagaimana qunut nazilah disyariatkan, tempat bacaannya, apa yang perlu dibaca, bila ia bermula dan berakhir dan sebagainya. Dalam tulisan yang ringkas ini, hanya akan menyebut beberapa contoh penting daripada hadis-hadis tersebut. a) Riwayat Abu Hurairah r.a: - Abu Hurairah berkata: "Ketika solat Subuh, selepas Rasulullah saw

selesai membaca (al-Fatihah dan surah), baginda bertakbir (untuk rukuk) dan mengangkat kepalanya kembali, lalu baginda membaca: "Sami'allahu liman hamidahu, rabbana walaka al-hamdu". Kemudian, baginda membaca doa dalam keadaan berdiri: "Ya Allah, selamatkanlah al-Walid bin al-Walid,