Hukum Perkawinan

18
HUKUM PERKAWINAN By Hukum 2012 A Kelompok Perkawinan

description

Hukum Perkawinan. By Hukum 2012 A Kelompok Perkawinan. Nama kelompok :. Butet Hemalini Harahap 124704039 Hananda Rachman Salim 124704201 Maharani Kesuma Dewi 124704203 Fransisca Utami Masakke 124704212 Nidya Sifana Ramadhan 124704246. Perkawinan. Pengertian Perkawinan : - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Hukum Perkawinan

Page 1: Hukum Perkawinan

HUKUM PERKAWINANBy

Hukum 2012 A

Kelompok Perkawinan

Page 2: Hukum Perkawinan

NAMA KELOMPOK :

Butet Hemalini Harahap

124704039

Hananda Rachman Salim

124704201

Maharani Kesuma Dewi 124704203

Fransisca Utami Masakke

124704212

Nidya Sifana Ramadhan

124704246

Page 3: Hukum Perkawinan

Perkawinan Pengertian Perkawinan :

- Undang – Undang Perkawinan No. 1 Tahun

1974

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagai

suami istri dengan tujuan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan Tuhan YME

Page 4: Hukum Perkawinan

- Hukum Adat

Perkawinan adalah suatu peristiwa yang sangat

penting dalam kehidupan masyarakat kita atau

masyarakat adat , sebab perkawinan itu tidak

hanya menyangkut kedua mempelai, tetapi juga

orang tua kedua belah pihak, saudara-

saudaranya, bahkan keluarga mereka masing-

masing. 

Page 5: Hukum Perkawinan

Sistem Perkawinan

Sistem Perkawinan dibedakan menjadi 3 yaitu

Sistem Endogami

Sistem Exogami

Sitem Eleutherogami

Page 6: Hukum Perkawinan

SISTEM ENDOGAMI

Sistem perkawinan dimana seseorang hanya

diperbolehkan kawin dengan orang dari

sukunya sendiri.

Sistem ini antara lain terdapat di daerah

Toraja dan Desa Tenganan Pegringsingan ,

Bali.

Page 7: Hukum Perkawinan

SISTEM EXOGAMI

Sistem perkawinan dimana seseorang hanya

diperbolehkan kawin dengan orang dari luar

sukunya. Merupakan larangan apabila

menikah dengan suku sendiri.

Sistem ini antara lain masih terdapat di

daerah Gayo, Alas, Tapanuli, Minangkabau,

Sumatera Selatan, Buru dan Seram.

Page 8: Hukum Perkawinan

SISTEM ELEUTHEROGAMI

Sistem perkawinan dimana seseorang

diperbolehkan kawin dengan orang dari

dalam dan luar sukunya.

Eleutherogami tidak mengenal larangan-

larangan maupun keharusan-keharusan

seperti pada endogami dan exogami.

Contoh Jawa

Page 9: Hukum Perkawinan

ASAS PEKAWINAN DALAM HUKUM ADAT

Bentuk perkawinan berdasarkan arah

persiapan :

- Pertunangan

- Perkawinan tanpa lamaran dan pertunangan

Bentuk perkawinan berdasarkan tata susunan

kekerabatan :

- Kekerabatan Patrilineal

- Kekerabatan Matrilineal

- Kekerabatan Parental

Page 10: Hukum Perkawinan

PERTUNANGAN

Suatu persetujuan antara pihak keluarga laki-laki dengan keluarga pihak wanita sebelum dilangsungkan suatu perkawinan.

Alasan-alasan Dilakukannya Pertunangan-    Ingin menjamin perkawinan yang dikehendaki dapat berlangsung dalam waktu dekat.-    Untuk membatasi pergaulan pihak yang telah diikat pertunangan.-    Memberi kesempatan bagi kedua belah pihak untuk saling mengenal.

Page 11: Hukum Perkawinan

AKIBAT PERTUNANGAN

Akibat dari pertunangan adalah kedua belah

pihak telah terikat untuk melangsungkan

perkawinan. Tetapi, walaupun sudah terikat

dalam pertunagan bukan berarti kedua

mempelai harus melaksanakan perkawinan,

tetap dimungkinkan terjadi pembatalan

pertunangan.

Page 12: Hukum Perkawinan

PERKAWINAN TANPA LAMARAN DAN TANPA PERTUNANGAN

Ada beberapa corak perkawinan yang tidak didahului oleh lamaran dan pertunangan.

Corak perkawinan yang demikian kebanyakan ditemukan dalam persekutuan yang bersifat patrilineal. Namun dalam matrilineal (garis ibu) dan patrilineal (garis bapak) juga ditemukan walaupun hanya sedikit. Seperti di daerah Lampung, Kalimantan, Bali, Sulawesi Selatan.

Page 13: Hukum Perkawinan

KEKERABATAN PATRILINEAL

Corak perkawinan adalah “perkawinan jujur”.

•    Pemberian “jujur” dari pihak laki-laki

melambangkan diputuskan hubungan

keluarga si isteri dengan orang tuanya dan

kerabatnya.

Isteri masuk dalam keluarga suami berikut

anak-anaknya.

Contoh : suku yang menganut sistem

kekerabatan Patrilineal di Indonesia adalah

adalah suku Batak, suku Rejang dan suku

Gayo

Page 14: Hukum Perkawinan

KEKERABATAN MATRILINEAL Dalam keluarga Matrilineal tidak ada pembayaran

jujur  Dalam upacara perkawinan mempelai laki-laki

dijemput. Suami berdiam dirumah isterinya, tetapi

suaminya tetap berada dikeluarganya sendiri. Anak-anak masuk dalam klan isterinya dan si

ayah tidak mempunyai kekuasaan terhadap anak-anaknya.

Rumah tangga suami istri dan anak-anak keturunannya dibiayai dari milik kerabat si istri

Contoh : daerah yang menganut sistem kekerabatan matrilineal adalah Sumatera Barat (Suku Minangkabau)

Page 15: Hukum Perkawinan

KEKERABATAN PARENTAL Setelah kawin keduanya menjadi satu keluarga, baik

keluarga suami maupun keluarga isteri.

Dengan demikian dalam susunan keluarga parental

suami dan isteri masing-masing mempunyai dua

keluarga yaitu keluarga suami dan keluarga isteri.

Dalam susunan kekerabata Parental terdapat juga

kebiasaan pemberian – pemberian oleh pihak laki – laki

kepada pihak perempuan. Namun pemberian disini

tidak mempunyai arti seperti Jujur tetapi lebih

mempunyai arti hadiah perkawinan.

Contoh : suku yang menganut sistem kekerabatan

Parental adalah suku Dayak Kanayatn

Page 16: Hukum Perkawinan

Perceraian

Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya,

Page 17: Hukum Perkawinan

SEBAB – SEBAB OLEH HUKUM ADAT DIBENARKAN PERCERAIAN

1. Istri berzinahAkibatnya sangat merugikan, dapat dibunuh, keluarganya harus mengembalikan jujur/belis, tidak dapat apa-apa balik telanjang.

2. Kemandulan istriTujuan perkawinan untuk melanjutkan keturunan.

3. Impotensi suamiSuami tidak memenuhi kewajiban hidup bersama sebagai suami-istri.

4. Suami meninggalkan istri dalam waktu yang lama.

5. Istri berkelakuan tidak sopan.6. Adanya keinginan bersama dari kedua belah

pihak.7. Istri atau suami tidak menghormati adat-istiadat.

Page 18: Hukum Perkawinan

SEKIAN DAN

TERIMAKASIH