HUKUM PERIKATAN KODE MATA KULIAH : WHI 3216. - … BOOK Th.2009/BB Hukum Perikatan... · 16....
Transcript of HUKUM PERIKATAN KODE MATA KULIAH : WHI 3216. - … BOOK Th.2009/BB Hukum Perikatan... · 16....
MATA KULIAH : HUKUM PERIKATAN
KODE MATA KULIAH : WHI 3216.
BLOCK BOOK
Disusun oleh :
ANAK AGUNG NGURAH GEDE DIRKSEN, S.H, M. Hum.
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
BALIINDONESIA
TAHUN 2009
I. IDENTIFIKASI MATA KULIAH
Nama Mata Kuliah : Hukum Perikatan.
Kode Mata Kuliah : WHI 3216.
Team/Pengajar : AANG Dirksen, SH M Hum.
Status : Mata Kuliah Wajib Institusi.
Bobot mata kuliah : 2 sks.
II.DISKRIPSI MATA KULIAH
Secara garis besar adapun pokok bahasan dari mata kuliah hukum perikatan ini
terdiri dari berbagai aspek hukum mengenai hukum perikatan pada umumnya,
jenis perikatan baik yang terkodifikasi maupun yang tidak terkodifikasi, sumber
sumber perikatan, baik perikatan yang bersumber dari perjanjian, baik yang
bernama maupun yang tidak bernama, sahnya perjanjan, perikatan yang
bersumber dari undang undang, perikatan yang dibolehkan oleh hukum, perikatan
yang lahir dari akibat perbuatan yang melanggar hukum dan terakhir mengenai
ketentuan ketentuan yang beraku terhadap hapusnya perikatan.
III.TUJUAN MATA KULIAH
Melalui pembelajaran yang diberikan kepada dan apa yang diterima serta
dimiliki oleh para mahasiswa diharapkan mhsw memahami keberadaan hukum
perikatan yang berasal dari Belanda dan masih eksis sampai sekarang ini di
Indonesia dan itupun akan masih berlangsung terus sepanjang belum dibuatkan
oleh Pemerintah kita berupa undang undang tentang hukum perikatan yang
bersifat nasional. Hal ini terbukti bahwa baik dari praktek kehidupan se hari hari
dalam pembuatn perjanjian onderhand ataupun otentik maupun praktek di
pengadilan berupa pertimbangan pertimbangan hukum oleh Hakim norma yang
terdapat dalam BW tidak dapat diabaikan sehingga sering kali diajukan sebagai
acuan. Mata Kuliah Hukum Perikatan ini dapat dikatakan sebagai mata kuliah
prasyarat sebelum mhsw memprogram mata kuliah Perancangan Kontrak pada
semester berikutnya. Sehubungan dengan itulah mhsw harus memahami pada
intinya berbagai macam perikatan yang ditimbulkan dari perjanjian baik dari
perjanjian yang bernama (nominat) maupun dari perjanjian yang tidak bernama
(innominat) beserta akibat hukumnya.
IV.METODA DAN STRATEGI PROSES PEMBELAJARAN
1.Metode perkuliahan
Metode perkuliahan yang menekankan pada Problem Based Learning (PBL)
maka yang menjadi pusat pembelajaran adalah mahasiswa itu sendiri. Penekanan
metode ini menitik beratkan pada fokus belajar bagi mahasiswa bukan hanya
mengajar bagi dosen. Artinya bukan dalam proses pemberian hanya se mata mata
dari dosen kepada mahasiswa akan tetapi bagaimana mahasiswa memperoleh,
menerima dan memilki sesuatu ilmu dengan belajar melalui caranya masing masing
secara mandiri.
Berdasarkan PBL tersebut maka strategi pembelajaran adalah kombinasi dari
perkuliahan dan tutorial. Secara kuantitatif 50 % kegiatan dikelas yang terdiri
dari 6 kali tatap muka dalam perkuliahan dan tutorial juga 50 % terdiri dari
pertemual tutorial sebanyak 6 kali. Ditambah dengan satu kali pertemuan pada
tengah semeseter dan satu kali pada akhir semester. Dengan demikian total 14 kali
tatap muka telah dilakukan di dalam kelas selama satu semester yang sedang
berjalan.
2.Teknis Pelaksanaan Perkuliahan & Tutorial.
Dalam Mata kuliah Hukum Perikatan ini, pelaksanaan kegiatannya akan
diselenggarakan selama 6 kali pertemuan untuk perkuliahan dengan rincian
sebagai berikut yaitu pertemuan ke 1, 3, 5, 7, 9, dan terakhir adalah pertemuan
yang ke 11. Sedangkan tutorial juga diselenggarakan sebanyak 6 kali kegiatan yaitu
dalam pertemuan yang ke 2, 4, 6, 8, 10 dan dan terakhir yang ke 12. Secara umum
paper yang akan ditampilkan di kelas sebagai kegiatan tutorial harus memenuhi
format tulisan ilmiah antara lain :
1.Cover isinya a.l : judul, logo UNUD, disusun oleh : identitas yang lengkap.
2.Kertas berukuran A 4, dengan margin 4, 4, 3, 3 dan spasi 2, huruf Times New
Roman berukuran 12, Bold.
3.Sistimatika paper terdiri dari : Cover, Kata Pengantar, Daftar isi, Judul,
Permasalahan, Bahasan, Penutup : terdiri dari : simpulan dan saran (kalau ada)
dan Daftar Buku Bacaan yang benar benar dipakai acuan dalam penulisan paper
tersebut.
4.Setiap kutipan harus menunjukkan dari mana sumber kutipan tersebut diambil
dengan cara menggunakan body note.
3.Stategi Perkuliahan.
Arahan mengenai sub pokok bahasan dari pokok bahasan hukum perikatan ini
akan dijelaskan melaluii alat bantu yang tersedia di fakultas misalnya berupa white
board, OHP atau slide. Tidak hanya dosen yang aktif mencarikan buku yang
mungkin sulit didapat oleh mhsw juga menyiapkan bahan bahan yang up to date
dalam perkembangan yang berkaitan dengan hukum perikatan itu sendiri.
Mahasiswapun wajib dan harus belajar secara mandiri dirumahnya mengenai
bahan bahan yang akan dikuliahkan pada minggu berikutnya sesuai dengan arahan
sebagaimana dituangkan dalam Block Book. Jika masing masing pihak baik dosen
dan mahasiswa yang sama sama menyiapkan diri maka proses pembelajaran yang
terdiri dari pemaparan materi, dengan contoh contohnya diperlukan untuk dapat
menjelaskan lebih gamblang lagi, tanya jawab antara dosen dan mhsw dan diskusi
antar mhsw maka akan terjadi proses pembelajaran yang dua arah.
Pada akhirnya mhsw akan mampu menjelaskan segala sesuatu berkaitan dengan
hukum perikatan ini melalui bahasa lisan pada waktu diskusi dan bahasa tulis yang
apik sebagaimana dituangkan dalam karya ilmiahnya berupa paper yang
disampaikan dalam kegiatan tutorial.
4.Strategi Tutorial.
Dalam alokasi waktu lebih kurang 20 jam perminggu mhsw wajib mengerjakan
tugas tugas yang mandiri berkaitan dengan berbagai substansi dari berbagai sub
pokok bahasan yang ada. Tugas tugas tersebut dipresentasikan di kelas tutorial.
Dalam waktu 6 kali pertemuan tutorial di kelas mahasiswa wajib :
Menyerahkan kepada dosen 1 eksemplar hasil karya tulisnya berupa paper yang
harus memenuhi syarat tulisan ilmiah sesuai dengan topik berkaitan dengan materi
perkuliahan minggu yang lalu. Dari beberapa karya tulis itu dapat juga dipilih
salah satu untuk dapat didiskusikan pada waktu pertemuan tutorial berikutnya.
Setiap mhsw tanpa kecuali wajib tampil mempresentasikannya untuk selanjutnya
dapat mendiskusikannya dengan penuh tanggung jawab secara ilmiah.
V. UJIAN DAN PENILAIAN
1.Ujian.
Untuk mengetahui pemahaman mhsw terhadap substansi mata kuliah hukum
perikatan ini diadakan ujian sebanyak dua kali berupa ujian tengah semesetr (UTS)
dan ujian akhir semester (UAS).
2.Penilaian.
Terhadap ujian tersebut akan diadakan penilaian terhadap proses pembelajaran
mhsw berdasarkan rumus yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam
buku pedoman Fakultas Hukum UNUD yaitu UTS ditambah tugas tugas dibagi dua
selanjutnya UAS dikalikan dua dan senua itu dibagi tiga.
Jadi Nilai ujian akhir : Tugas tugas + UTS
_________________ + 2 (UAS)
2
_________________________________
3
3.Sistem Penilaian.
Sistem penilaian menggunakan skala 5 (0 – 4) dengan penjelasan sebagai berikut :
Huruf Angka 0 10 0 100. Penguasaan kompetisi
1. A 4 8,0 10,0 80 100 Sangat baik.
2. B + 3,5 7,0 – 7,9 70 79 Antara sangat baik/baik
3. B 3 6,5 6,9 65 69 Baik
4. C+ 2,5 6,0 6,4 60 64 Antara baik dan cukup
5. C 2 5,5 5,9 55 59 Cukup
6. D + 1,5 5,0 5,4 50 54 Kurang
7. D 1 4,0 4,9 40 49 Sangat kurang
8. E 0 0,0 3,9 0 39 Gagal
VI. MATERI PERKULIAHAN (ORGANISASI PERKULIAHAN)
Hukum Perikatan ini sebagai mata kuliah wajib institusi yang berbobot 2 sks
meliputi 4 pokok bahasan utama yang terdiri dari :
1.Hukum Perikatan Secara umum.
2.Perikatan Bersumber Perjanjian.
3. Perikatan Bersumber Undang undang.
4.Hapusnya Perikatan.
VII. BAHAN BACAAN.
A.BAHAN HUKUM PRIMER.
Perundang Undangan.
1.KUHPerdata terjemahan Prof Subekti, SH.
2.Undang Undang Perlindungan Konsumen.
3.Undang Undang Persaingan Tidak Sehat.
4.Rancangan Undang Undang Hukum Perikatan Nasional :
a.Konsep dari Wirjono Prodjodikoro.
b.Konsep dari Lembaga Pembinaan Hukum Nasional.
B. BAHAN HUKUM SEKUNDER.
1. Abdulkadir Muhammad SH, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1990.
2. Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kompilasi Hukum Perikatan, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001.
3. Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Aneka Hukum Bisnis, Alumni Bandung,
1994.
4. Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,
Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung,
1983.
5. Dr H Hari Saherodji, SH, Pokok Pokok Hukum Perdata, Aksara Baru, Jakarta,
1980.
6. R Subekti, SH, Penerjemah BW, Pradnya Paramita, Jakarta, 1961.
7. A.A.Ngurah Gede Dirksen, SH, Pengantar Singkat Mengenai Sumber Sumber
dan Hapusnya Perikatan, Setia Kawan, Denpasar, 1985.
8. A.A.Ngurah Gede Dirksen, SH, Menyongsng Lahirnya Hukum Perikatan
Nasional, Penerbit Universitas Udayana, 1980.
9.Budiman N.P.D.Sinaga, Hukum Kontrak & Penyelesaian Sengketa, PT Raja
Grafindo Tinggi, Jakarta, 2005.
10. J Satrio, SH, Hukum Perikatan , Perikatan yang Lahir dari Undang Undang,
Bagian I, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1983.
11. R Subekti SH, Perbandingan Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Cetakan
Keduabelas, 1993.
12. R.Soeroso, SH, Perbandingan Hukum Perdata, Sinar Grafika, Cetakan kedua,
1995.
13. R.M.Suryodiningrat, SH, Perikatan bersumber Undang Undang, Tarsito
Bandung, 1980.
14. Hartono Hadisoeprato, SH, Pokok Pokok Hukum Perikatan dan Hukum
Jaminan, Liberty, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 1984.
15. Ida Susanti, SH, LL.M, CN, Aspek Hukum Dari Perdagangan Bebas, PT Citra
Aditya Bakti, 2003.
16. Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia, PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
17. Mr Tommy M Kleian dan Humphrey R Djemat SH, LLM, Compendium
Hukum Perikatan, Penerbit Indonesia Business Law Center, Jakarta, 2006.
18. Salim HS.,SH, MS, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak,
Sinar Grafika, Cet ke 3, Januari 2006.
19. Anny Isfandyarie, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter (Buku I),
Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006.
20.Oey Hoey Tiong, Fiducia sebagai jaminan unsur sunsur perikatan, Ghalia
Indonesia, 1984.
21.Huala Adolf, Dasar Dasar Hukum Kontrak Internasional, Refika Aditama, 2007.
22.R Subekti SH, Bunga Rampai Ilmu Hukum, Alumni Bandung, 1977.
23.Ridwan Khairandy, Itikad baik Dalam Kebebasan Berkontrak, Universitas
Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003.
C. BAHAN HUKUM TERSIER.
1. I.P.M.,Ranuhandoko, BA, Terminologi Hukum Inggris Indonesia, Sinar Grafika,
2006.
2. Salman, SH, Kamus Umum Lengkap, Belanda Indonesia, Patma Bandung, 1986.
3. A.F.Elly Erawaty, SH, LL.M, Babinkumnas, Penyusunan Kamus Hukum Bahasa
Belanda – Bahasa Indonesia, Departemen Kehakiman R I, 1998.
VII. PERSIAPAM PROSES PERKULIAHAN.
Agar PBL dapat berjalan dengan lancar maka setiap mhsw wajib memiliki Block
Book mata kuliah hukum perikatan sebelum perkuliahan dimulai. Artinya mhsw
sudah menyiapkan dirinya dari berbagai aspek, baik materi yang relevan dengan
sub pokok bahasan maupun kemampuan untuk berdiskusi. Mhsw wajib hadir
dalam pertemuan perkuliham dan pertemuan tutorial. Kewajiban untuk mengikuti
kuliah dan tutorial diperhitungkan dengan ketentuan yaitu mhsw yang kurang dari
75 % kehadirannya maka mhsw yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk
mengikuti ujian akhir.
PERTEMUAN 1 : PERKULIAHAN
Sebelum sampai pada arahan mengenai sub pokok bahasan maka dosen dan mhsw
membuat kontrak perkuliahan. Isinya antara lain : mengenai Block Book, tata
tertib perkuliahan, absensi kehadiran, evaluasi, cara belajar untuk menjadikan
mhsw mahir dan terampil di bidang hukum perikatan ini.
Pada pertemuan 1 kali ini disampaikan materi pengantar hukum perikatan pada
umumnya yang dapat meliputi :
1.Eksistensi BW umumnya dan khususnya Buku III BW sekarang ini di Indonesia.
2.Berbagai terjemahan terhadap Verbintennisenrecht.
3.Luas lingkup hukum perikatan.
4,Definisi Perikatan.
5.Membahas unsur / kualifikasi perikatan.
BAHAN BACAAN :
1.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kompilasi Hukum Perikatan, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001.
2. Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,
Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung,
1983.
3. Mr Tommy M Kleian dan Humphrey R Djemat SH, LLM, Compendium Hukum
Perikatan, Penerbit Indonesia Business Law Center, Jakarta, 2006
4. KUHPerdata terjemahan Prof Subekti SH.
5.A.A.Ngurah Gede Dirksen, SH, Pengantar Singkat Mengenai Sumber Sumber
dan Hapusnya Perikatan, Setia Kawan, Denpasar, 1985.
6.Hartono Hadisoeprato, SH, Pokok Pokok Hukum Perikatan dan Hukum
Jaminan, Liberty, Yogyakarta, Cetakan Pertama, 1984.
PERTEMUAN 2 : TUTORIAL
Setelah tatap muka berupa pertemuan I di atas, mhsw dirumahnya masing masing
membuat paper yang memenuhi syarat syarat karya tulis ilmiah untuk dapat
dipresentasikan pada pertemuan ke 2 ini di depan kelas untuk didiskusikan yang
berkaitan dengan :
1.Mahasiswa mampu memaparkan tentang sejarah berlakunya KUHPerdata di
Indionesia yang berasal dari Belanda. Disamping itu pula mamhasiswa mampu
menjelaskan asas konkordansi bagaimana hukum perdata Perancis sampai
berlaku di Negeri belanda. Mahasiswa dapat memberikan contoh bahwa pasal
berupa angka dari BW tidak menjadi sama dalam pasal angka dalam
KUHperdata di Inonesia.
2.Melalui berbagai argumentasi yang dapat dikemukakan terhadap terjemahan
yang paling tepat untuk menerjemahkan “verbintenissenrecht” ke dalam istilah
hukum bahasa Indonesia. Ada berbagai pendapat mengenai luas lingkup hukum
perikatan. Memberikan beberapa buah contoh definisi dari hukum perikatan
menurut para pakar hukum perikatan di Indonesia.
3.Menemukan berbagai kelemahan/kekurangannya melalui argumentasi hukum
terhadap berbagai definisi hukum perikatan yang ada diatas.
PERTEMUAN 3 : PERKULIAHAN
A.Wanprestasi.
1.Cidera janji.
2.Tuntutan pemenuhan perikatan.
3. Bentuk pernyataan lalai.
4.Saat pemenuhan prestasi.
5. Kapan pernyataan lalai tidak diperlukan.
6.Wujud wanprestasi :
ditinjau dari subyeknya, prestasi, kekeliruan, waktu dan caranya memenuhi.
7.Bentuk ganti rugi.
8.Besarnya ganti rugi.
9.Hubungan ganti rugi dengan cidera janji.
10.Pembuktian adanya kerugian.
11.Berbagai bunga yang dapat dituntut karena wanprestasi.
B.Overmacht.
1.Berbagai istilah yang digunakan.
2.Apa keadaan memaksa.
3.Teori keadaan memaksa.
4.Akibat keadaan memaksa.
5.Tidak putusnya perikatan karena ada keadaan memaksa.
6.Risiko : dapat disepakati pleh para pihak dan jika tidak ditentukan oleh para
pihak maka ditetapkan oleh undang undang.
DAFTAR BACAAN :
1.KUHPerdata.
2.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kompilasi Hukum Perikatan, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001.
3.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,
Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung,
1983.
PERTEMUAN 4 : TUTORIAL
Mhsw dirumahnya masing masing membuat paper yang memenuhi syarat syarat
karya tulis ilmiah untuk dapat dipresentasikan pada pertemuan ke 4 ini di depan
kelas untuk didiskusikan yang berkaitan dengan :
1.Mampu menguraikan perbedaan antara wanprestasi dengan pernyataan lalai.
2.Uraian secara lengkap mengenai perbedaan antara kerugian nyata dengan
kerugian berupa keuntungan yang diharapkan oleh Kreditur akibat wanprestasi.
Kemukakan contohnya yang konkrit dalam kehidupan se hari hari sehingga
menjadi sangat jelas keberadaan perbedaan kerugian tersebut.
3.Memberikan sebuah definisi dan uraikan secara jelas, padat dan lugas mengenai
pengertian dari “risiko” yang sdr definisikan tersebut.
4.Berikanlah sebuah definisi dan uraikan secara jelas, padat dan lugas mengenai
pengertian dari “kerugian” yang sdr definisikan tersebut.
5.Berbagai bentuk atau macam kerugian dalam hukum perdata.
6.Hubungan sebab akibat antara kerugian dan wanprestasi.
7.Menjelaskan dari berbagai pandangan para pakar hukum perikatan khususnya
perjanjian mengenai ajaran/teori overmacht baik yang dianut di Belanda maupun
di Indonesia.
PERTEMUAN 5 : PERKULIAHAN
A.Mengkritisi pasal 1233 KUHPerdata ditinjau dari berbagai aspeknya.
B.Bagan sumber hukum Perikatan.
C.Berbagai jenis perikatan menurut doktrin.
D.Berbagai jenis perikatan yang terdapat dalam BW.
E.Berbagai jenis perikatan di luar kodifikasi dengan yang terkodifikasi.
F.Perikatan bersyarat : tangguh dan membatalkan.
G.Perikatan dgn ketetapan waktu.
H.Perikatan manasuka.
I.Perikatan tanggung renteng : aktif dan pasif.
K.Perikatan dapat dibagi dan tidak dapat dibagi.
L.Perikatan dgn ancaman hukuman.
BAHAN BACAAN :
1.KUHPerdata.
2.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kompilasi Hukum Perikatan, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001.
3.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,
Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung,
1983.
PERTEMUAN 6 : TUTORIAL
Mhsw dirumahnya masing masing membuat paper yang memenuhi syarat syarat
karya tulis ilmiah untuk dapat dipresentasikan pada pertemuan ke 6 ini di depan
kelas untuk didiskusikan yang berkaitan dengan :
1.Doktrin adalah salah satu sumber hukum formal di Indonesia.
Temukan berbagai contoh mengenai jenis perikatan yang tidak terkodifikasi di
bidang hukum perikatan yang menjadi sumber hukum formal di Indonesia.
2.Perbandingan antara sistematika BW (lama) 1838 dengan BW baru (NBW) yang
berlaku di Belanda khususnya yang mengatur tentang perikatan.
3.Berikanlah beberapa contoh untuk dapat membedakan dengan jelas antara
perikatan hukum bersyarat dengan perikatan hukum ketetapan waktu.
4.Semenjak tahun 1970, bidang hukum perikatan dalam NBW sudah mengalami
perubahan yang sangat besar terbukti pada mulanya BW terdiri dari 4 buku kini
menjadi 10 buku.
Bagaimana komentar sdr apakah NBW berlaku di Indonesia.
Bandingkan kedua hal tersebut melalui sebuah format sehingga tampak jelas
perbedaannya.
5.Jelaskan arti kata/makna “ancaman hukuman” dalam perikatan hukum dengan
ancaman hukuman.
6.Ungkap dengan analisa yang jelas serta berikan contoh contoh yang relevan
untuk membandingkannya sehingga dapat dipahami perbedaan antara perikatan
sukarela, perikatan alternatif dan perikatan fakultatif.
PERTEMUAN 7 : PERKULIAHAN
Perikatan Bersumber Perjanjian.
1.Hubungan perikatan dengan perjanjian.
2.Mengkritisi rumusan perjanjian.
3.Asas asas hukum perjanjian.
4.Freedom of Contract.
5.Berbagai macam jenis perjanjian : nominat dan innominat.
6.Sejarah pasal 1320 KUHPerdata.
7.Syarat sahnya perjanjian.
8.Akibat hukum sebuah perjanjian yang sah.
9.Perjanjian mengikat kedua belah pihak.
10.Eksistensi membuat janji untuk kepentingan pihak ke III.
11.Benoemde contract yang terkodifikasi.
12.Debitur wanprestasi dilindungi undang undang karena adanya :
a.Overmacht. b.Rechtverweking. c.E.N.A.C.
BAHAN BACAAN :
1.Ridwan Khairandy, Itikad baik Dalam Kebebasan Berkontrak, Universitas
Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2003.
2.Huala Adolf, Dasar Dasar Hukum Kontrak Internasional, Refika Aditama, 2007.
3.Oey Hoey Tiong, Fiducia sebagai jaminan unsur sunsur perikatan, Ghalia
Indonesia, 1984.
4.KUHPerdata.
5.Sinaga, Budiman N.P.D, Hukum Kontrak & Penyelesaian Sengketa, PT Raja
Grafindo Tinggi, Jakarta, 2005.
6.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,
Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung,
1983.
PERTEMUAN 8 : TUTORIAL
Mhsw dirumahnya masing masing membuat paper yang memenuhi syarat syarat
karya tulis ilmiah untuk dapat dipresentasikan pada pertemuan ke 8 ini di depan
kelas untuk didiskusikan yang berkaitan dengan :
Kasus.
Kurniawan pergi ke toko Bumi Mas Jl Bypass Kediri Pesiapan Tabanan yang
menjual barang barang elektronik. Setelah melihat secara seksama dan teliti
sebelum membeli Kur menetapkan pilihan membeli sebuah TV Merk Sony tipe 29
KD Made in Japan. Tercapai kesepakatan antara Kur dengan Bumimas terhadap
harga barang sebesar Rp 5.490.000, Barang akan langsung diserahkan oleh penjual
bersamaan dengan pembayaran. Barang akan diangkut sendiri oleh pembeli.
Sementara itu sebelum pembayaran dan penyerahan barang dilaksanakan Kur
minta waktu beberapa saat kepada penjual untuk pergi meninggalkan toko dan
akan membeli salah satu spare part traktor pembajak titipan bapaknya di toko alat
pertanian di sebelah timur Bumimas.
Begitu Kur melangkah dan meninggalkan toko tanpa sepengetahuannya datanglah
Risa Dewi ke toko Bumimas yang juga hendak membeli TV KD 29 Made in Japan.
Terjadi transaksi atas TV kemudian berlangsung pembayaran secara tunai dan
penyerahan barangnya saat itu juga. Setelah mendapat sparepart traktor,
Kurniawan kembali ke Bumimas ternyata TV yang dipilihnya tidak ada.
Penjual berjanji akan memenuhi kewajibannya, namun perlu waktu untuk
mengambil ke gudang. Kurniawan tidak dapat menerima alasan penjual dan tetap
menginginkan TV pilihannya.
Ternyata TV pilihan Kurniawan telah dijual kepada Risa Dewi dengan harga Rp
6.490.000,
a.Apakah kesepakatan antara Kurniawan dengan Bumi merupakan perjanjian
yang sah dan mengikat.
Berikan argumentasi hukumnya.
b.Apakah Kurniawan dapat menyatakan Bumimas telah melakukan wanprestasi.
Mengapa sdr jawab demikian.
c.Apakah jual beli antara Bumimas dengan Risa Dewi sah menurut hukum
perjanjian. Apa alasan sdr menjawab demikian.
d.Apakah Kurniawan dapat menggugat Risa yang telah mengambil TV pilihan
Kurniawan. Apakah yang menjadi dasar hukum gugatan sdr tersebut.
e.Apakah tindakan Bumimas menjual barang pilihan orang lain (Kurniawan )
kepada Risa dapat dibenarkan secara hukum bisnis.
f.Sebagai seorang Notaris sdr yang kebetulan praktek dikomplek pertokoan itu juga
di blok paling barat datang menghadap Kurniawan dan Bumimas untuk
berkonsultasi.
Pertimbangan hukum yang akan sdr berikan harus menggambarkan langkah
langkah penerapan hukum dalam penalaran hukum praktikal yang mencakup :
1.Kasus posisi : sdr mampu memaparkan duduk perkaranya/persoalannya.
2.Kualifikasi yuridis : menerjemahkan fakta fakta ke dalam bahasa yuridis.
3.Penemuan aturan hukumnya : menelusuri peraturan perundang undangan yang
dipandang relevan dengan penanganan kasus yang bersangkutan.
4.Analisis dan interprestasi yuridis : penguraian isi.
5.Penentuan arti atau makna yang tepat dari aturan hukum perikatan untuk
kasus ybs.
6.Penerapan hukum : penentuan secara konkrit akibat akibat hukum dari kasus
yang bersangkutan.
7.Evaluasi : penilaian dan argumentasi atas penggunaan interprestasi yang terkait
dengan langkah 4 dan 5 di atas.
8.Formulasi putusan : konklusi atau amar putusan sdr yang disusun secara
sistematis dan logis.
PERTEMUAN 9 : PERKULIAHAN
Perikatan Bersumber Undang undang.
A.Analisa terhadap arti “undang undang” yang dimaksudkan sebagai sumber
hukum perikatan menurut pasal 1233 BW.
B.Bagan perikatan yang bersumber dari undang undang.
C.Perikatan yang bersumber dari undang undang saja.
D.Perikatan yang dibolehkan oleh hukum:
zaakwaarneming, conditio in di biti, natuurlijk verbintennisrecht.
E.Perikatan yang bertentangan dengan hukum : membahas aliran sempit disekitar
tahun 1910 dan aliran luas disekitar tahun 1919 tentang luas lingkup pengertian
dari obrechtmatigedaad.
F.Pembahasan terhadap unsur unsur dari pasal 1365 KUHPerdata. Temukan dan
lakukan analisa serta argumentasinya terjemahan yang paling tepat untuk
menerjemahkan “onrechtmatige daad” kedalam bhs hukum Indonesia.
G.Tuntutan ganti rugi yang dapat digugat dalam hal adanya penghinaan.
BAHAN BACAAN :
1. J Satrio, SH, Hukum Perikatan , Perikatan yang Lahir dari Undang Undang,
Bagian I, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1983.
2. KUHPerdata.
3.R.M.Suryodiningrat, SH, Perikatan bersumber Undang Undang, Tarsito
Bandung, 1980.
PERTEMUAN 10 : TUTORIAL
Mhsw dirumahnya masing masing membuat paper yang memenuhi syarat syarat
karya tulis ilmiah untuk dapat dipresentasikan pada pertemuan ke 10 ini di depan
kelas untuk didiskusikan yang berkaitan dengan :
1.Temukan dan lakukan analisa serta argumentasinya terjemahan yang paling
tepat untuk menerjemahkan “onrechtmatige daad” kedalam bhs hukum
Indonesia.
2.Jelaskan menurut kalimat sdr sendiri apakah yang dimaksudkan dengan
zaakwaarneming itu.
2.Uraikan definisi sdr tersebut sehingga sdr menemukan apa sesungguhnya yang
menjadi unsur unsur dari sebuah perbuatan zaakwaarneming itu.
3.Sdr wajib memberikan 3 buah contoh zaakwaarneming dalam lingkungan
kehidupan sdr se hari hari.
4.Akibat hukum zaakwaarneming mempunyai pengaruh (legal efect) wanprestasi
dan kapan pula zaakwaarneming tersebut mempunyai akibatnya memenuhi
unsur unsur yang terdapat dalam pasal 1365 KUHPerdata.
5.Baca pasal 1774 KUHPerdata dan simpulkan letak perbedaan yang jelas antara
perjudian dan pertaruhan.
6.Judi dilarang menurut hukum Indonesia. Namun barang siapa yang secara
sukarela membayar kekalahan dalam perjudian tidak boleh menuntut kembali
( via ps 1791 KUHPdt).
Berikan analisa sdr secara jelas, lugas dan padat dengan argumentasi dari aspek
hukumnya.
Apakah ini yang disebut ada paradok satu aturan dengan aturan yang lain.
Apakah hal tersebut di atas disebut konflik norma.
Apakah dalam hal ini dapat diterapkan asas lex spesialis derogat legi generalis.
Apakah dalah hal ini ketentuan yang lebih lama dapat dikesampingkan oleh
ketentuan yang baru.
Apakah dalam hal ini terdapat asas ketentuan yang lebih tinggi
mengesampingkan ketentuan yang lebih rendah.
7.Apakah dalam olah raga ketangkasan dapat dijadikan obyek pertaruhan.
Jika dapat apa argumerntasui sdr dan sebaliknya jika tidak dapat apa pula
argumerntasi hukumnya.
8.Temukan sebanyak mungkin berbagai istilah/idiom/terminilogi untuk
menerjemahkan natuurlijk verbintennissen recht ke dalam bhs hukum Indonesia.
9.Menurut sdr istilah mana yang paling tepat dalam pemaknaan yang linier dengan
natuurlijk verbintenissen recht tersebut.
PERTEMUAN 11 : PERKULIAHAN
Hapusnya Perkatan.
A.Pembayaran.
1.Arti pembayaran.
2.Kepada siapa pembayaran dilakukan.
3.Pembayaran kpd orang yang tidak cakap.
4.Apa yang harus dibayarkan.
5.Tempat pembayaran.
6.Persangkaan telah terjadinya pemnbayaran.
7.Subrogasi.
B.Consignatie.
Syarat syarat penawaran pembayaran tunai.
C.Pembaharuan Hutang.
1.Berbagai macam novatie.
2.Contoh dari masing masing novatie tersebut.
D.Perjumpaan hutang.
1.Kompensasi demi hukum.
2.Syarat untuk kompensasi.
3.Kompensasi sesudah cessie.
4.Ongkos yang timbul jika ada kompensasi.
E.Percampuran hutang.
Dipersoalkan hutang yang dicampur atau subyeknya yang bercampur.
F.Pembebasan Hutang.
Perlu tidaknya pernyataan tegas.
G.Musnahnya barang terhutang.
H.Kebatalan atau pembatalan.
1.Batal dan pembatalan.
2.Batal absolut dan batal relatif.
3.Batal demi hukum (nietig).
4.Dapat dibatalkan (vernietigbaar heid).
J. Lewat waktu :
1. Akuisitif dan extentiv veryaring.
2.Jangka waktu lampau waktu.
BAHAN BACAAN :
1.KUHPerdata.
2.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kompilasi Hukum Perikatan, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001.
3.Ny Mariam Darus Badrulzaman, SH, Kitab Undang Undang Hukum Perdata,
Buku III tentang Hukum Perikatan dengan Penjelasannya, Alumni, Bandung,
1983.
4. A.A.Ngurah Gede Dirksen, SH, Pengantar Singkat Mengenai Sumber Sumber
dan Hapusnya Perikatan, Setia Kawan, Denpasar, 1985.
PERTEMUAN 12 : TUTORIAL
Mhsw dirumahnya masing masing membuat paper yang memenuhi syarat syarat
karya tulis ilmiah untuk dapat dipresentasikan pada pertemuan ke 12 ini di depan
kelas untuk didiskusikan yang berkaitan dengan :
Kasus.
Yuventinus (kapten) pemain sepakbola Persipura berdomisili di Denpasar
mendapat bonus sebesar Rp 200.000.000. setelah mampu merobohkan Mahyadi
penjaga gawang Bontang Kalimantan Timur dalam menit ke 12 detik ke 3.
Yuvent merayakan kegembiraannya dengan mandi bir di Doeble Six Kuta setelah ia
mandi keringat di Stadion Gelora Bung Karno. Dinner ala Irian diselenggarakan di
Dount Be You Cafe di Kawasan Renon dan pesta nasi Janggo di Cafe ”RASA
BINTANG LIMA, HARGA KAKI LIMA”.
Sebagian besar bonus tersebut akan digunakan membeli mobil Daihatsu Terios
dari sebuah dealer di Jalan Setiabudhi.
Untuk itu Yuvent membayar DP sebesar Rp 10.000.000.
Ternyata Yuvent tidak mampu melunasinya pada tgl 5 Maret 2009 yang lalu sesuai
kesepakatannya dgn pihak dealer.
Dibuat tawar menawar akhirnya pihak dealer (melalui konsultant hukumnya :
Raymond She Hom Bing SH, MH, Mkn & Partner) dengan Yuvent (mhsw smt III
yang juga pinter ngomong berargumentasi hukum) sepakat membatalkan
perjanjian jual beli tersebut untuk diganti dengan perjanjian hutang piutang
terhitung mulai tanggal 5 Maret 2009 dalam bentuk akte otentik dibuat di kantor
Notaris dan PPAT KD Richa Mulyawati SH, M Kn Pav. III.A. no : 27 Komplek
Pertokoan Sudirman Jl Panglima Besar Sudirman Denpasar.
a.Menurut BW perjanjian yang mana dikatakan legal dan sah ?
Apakah yang menjadi landasan/dasar hukum sdr berpendapat demikian.
b.Ditinjau dari aspek hukum perikatan dalam perjanjian Yuvent termasuk
wanprestasi atau Yuvent telah melakukan perbuatan melanggar hukum.
Sdr harus mampu mengsidentifikasi kapan suatu perbuatan dikatakan berakibat
wanprestasi dan kapan pula suatu perbuatan dikatakan berakibat
onrechtmatigedaad.
c.Dapatkah perjanjian jual beli diganti dengan perjanjian hutang piutang ?
d.Apa argumentasi sdr menjawab nomor c di atas jo berakhirnya perikatan.
Tunjuk pasal pasal yang menjadi dasar hukum jawaban sdr tersebut.
Pertimbangan hukum yang akan sdr berikan sebagai seorang lawyer (bukan liar)
harus menggambarkan langkah langkah penerapan hukum dalam penalaran
hukum praktikal yang mencakup :
1.Kasus posisi :
Sdr mampu memaparkan duduk perkaranya/persoalannya.
2.Kualifikasi yuridis :
Menerjemahkan fakta fakta ke dalam bahasa yuridis.
3.Penemuan aturan hukumnya :
Menelusuri peraturan perundang undangan yang dipandang relevan dengan
penanganan kasus yang bersangkutan.
4.Analisis dan interprestasi yuridis :
Penguraian isi.
5.Penentuan arti atau makna yang tepat dari aturan hukum untuk kasus ybs.
6.Penerapan hukum :
Penentuan secara konkrit akibat hukum dari kasus ybs.
7.Evaluasi :
Penilaian dan argumentasi atas penggunaan interprestasi yang terkait dengan
langkah 4 dan 5 di atas.
8.Formulasi putusan :
Konklusi atau amar putusan sdr yang disusun secara sistematis dan logis.