Hukum Konstitusi

10
HUKUM KONSTITUSI KLASIFIKASI KONSTITUSI Konstitusi seringkali dibedakan menjadi konstitusi tertulis atau tidak tertulis, tetapi menurut Strong pembedaan ini sungguh-sungguh keliru karena tidak ada konstitusi yang benar-benar tertulis dan tidak tertulis. Pada umumnya konstitusi tertulis berbentuk dokumen yang memiliki kesakralan khusus dan konstitusi tidak tertulis lebih merupakan konstitusi yang bersumber pada adat istiadat (custom). 1 Konstitusi Inggris Raya dikatakatan tak tertulis tetapi ada beberapa hukum tertulis atau Undang Undang yang telah sangat memodifikasikan konstitusi tersebut. Misalnya, Bill Of Rights (1968) adalah sebuah hukum konstitusi, demikian pula dengan berbagai Franchise Acts (UU Parlemen 1911 dan 1949) yang membatasi kekuasaan Lords untuk mengamandemen atau menolak RUU yang sudah disahkan Commons. Sedang Konstitusi AS merupakan konstitusi tertulis yang paling lengkap diantara semua konstitusi meski beberapa kebiasaan atau konvensi tak tertulis telah tumbuh dan berkembang ditengah-tengah kehendak para penyusun konstitusi tanpa adanya amandemen yang sebenarnya di dalam konstitusi sendiri untuk itu. Maka pembagian konstitusi dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis itu memang nyata akan tetapi yang perlu diingat 1 CF Strong, Konstitusi konstitusi Politik modern Kajian tentang sejarah dan BentukBentuk KonstitusiDunia, Penerbitr Nuansa dan Penerbit Nusamedia, Bandung, 2004, hlm 15 . Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH

description

Tugas Pkn

Transcript of Hukum Konstitusi

Page 1: Hukum Konstitusi

HUKUM KONSTITUSI

KLASIFIKASI KONSTITUSI

Konstitusi seringkali dibedakan menjadi konstitusi tertulis atau tidak tertulis, tetapi

menurut Strong pembedaan ini sungguh-sungguh keliru karena tidak ada konstitusi yang

benar-benar tertulis dan tidak tertulis. Pada umumnya konstitusi tertulis berbentuk dokumen

yang memiliki kesakralan khusus dan konstitusi tidak tertulis lebih merupakan konstitusi yang

bersumber pada adat istiadat (custom).1 Konstitusi Inggris Raya dikatakatan tak tertulis tetapi

ada beberapa hukum tertulis atau Undang Undang yang telah sangat memodifikasikan

konstitusi tersebut. Misalnya, Bill Of Rights (1968) adalah sebuah hukum konstitusi, demikian

pula dengan berbagai Franchise Acts (UU Parlemen 1911 dan 1949) yang membatasi

kekuasaan Lords untuk mengamandemen atau menolak RUU yang sudah disahkan

Commons. Sedang Konstitusi AS merupakan konstitusi tertulis yang paling lengkap diantara

semua konstitusi meski beberapa kebiasaan atau konvensi tak tertulis telah tumbuh dan

berkembang ditengah-tengah kehendak para penyusun konstitusi tanpa adanya amandemen

yang sebenarnya di dalam konstitusi sendiri untuk itu. Maka pembagian konstitusi dalam

bentuk tertulis dan tidak tertulis itu memang nyata akan tetapi yang perlu diingat hanyalah

bahwa konstitusi tertulis adalah konstitusi yang terdokumentasi dan konstitusi tak tertulis

adalah konstitusi yang tak terdokumentasi.

Dasar pembagian konstitusi yang sebenarnya dilihat dari konstitusi itu sendiri adalah

apakah konstitusi itu fleksibel atau kaku.2 Yang dimaksud dengan konstitusi yang fleksibel

adalah konstitusi yang diamandemen tanpa adanya prosedur khusus sedangkan konstitusi

yang kaku adalah konstitusi yang mensyaratkan suatu adanya prosedur khusus dalam

melakukan amandemen.

Ciri utama konstitusi fleksibel adalah otoritas atau kewenangan parlemen yang tak

terbatas. Sedang ciri utama konstitusi kaku adalah adanya pembatasan terhadap kekuasaan

lembaga legislative oleh sesuatu hal di luar kekuasaan lembaga tersebut. Jika ada beberapa

jenis undang-undang yang tidak bisa diberlakukan oleh lembaga legislative dengan metode

biasa, berarti lembaga legislative itu bukan kekuasaan tertinggi. Masih terdapat hukum yang

lebih tinggi yaitu hukum konstitusi. Hukum konstitusi adalah hukum kesepakatan resmi tertinggi

yang tidak dikenal dalam konstitusi fleksibel. Konstitusi kaku lahir dari pemikiran suatu badan

1 CF Strong, Konstitusi konstitusi Politik modern Kajian tentang sejarah dan BentukBentuk KonstitusiDunia, Penerbitr Nuansa dan Penerbit Nusamedia, Bandung, 2004, hlm 15 . Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH2 Dahlan Thaib dkk, Teori dan Hukum Konstitusi, Penerbit Grafindo, Jakarta, 1999, hlm 14-15. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH

Page 2: Hukum Konstitusi

khusus yang disebut majelis konstitusi. Majelis konstitusi ini bertugas untuk menetapkan suatu

cara untuk mengamandemen konstitusi di masa yang akan datang.3

Konstitusi juga dapat diklasifikasikan berdasar derajat kedudukan dalam suatu Negara.

Ada dua model yaitu konstitusi derjat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi.4 Yang dimaksud

dengan konstitusi derajat tinggi yaitu, suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi

dalam Negara. Konstitusi termasuk dalam katehori tertinggi, bila dari segi bentuknya dia

berada diatas peraturan perundang-undangan yang lain. Juga syarat untuk mengubah

konstitusi tersebut berbeda dalam arti lebih berat dibandingkan dengan yang lain.

Sedang konstitusi tidak derajat tinggi berarti konstitusi yang tidak mempunyai

kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat tinggi. Persyaratan yang dilakukan untuk

mengubah konstitusi ini sama dengan persyaratan yang dipakai untuk menngubah peraturan

peraturan yang lain.

Berdasar bentuk Negara, konstitusi dibedakan menjadi dua yaitu; konstitusi serikat dan

konstitusi kesatuan.5 Dalam konstitusi serikat diatur mengenai pembagian kekuasaan antara

pemerintah Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian. Dalam Negara yang berbentuk

kesatuan pembagian kekuasaan tersebut tidak dijumpai, karena pada asasnya seluruh

kekuasaan negara berada di tangan pemerintah pusat. Walaupun demikian hal itu tidak berarti

bahwa seluruh kekuasaan Negara berada ditangan pemerintah pusat. Hal ini disebabkan oleh

adanya kemungkinan pemerintah pusat melakukan pembagian sebagian kekuasaannya

kepada pemerintah daerah. Konstitusi kesatuan mengatur tentang pemencaran kekuasaan

antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Berdasar sistem pemerintahannya terdapat dua konsitusi yaitu; konstitusi sistem

parlementer dan konstitusi sistem presidensial.6 Konstitusi presidensial bercirikan seperti

sistem pemerintahan presidensial. Pertama, presiden berkedudukan sebagai kepala

Negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kedua, presiden dipilih langsung oleh rakyat.

Ketiga, presiden tidak memegang kekuasaan legislative. Keempat, presiden tidak dapat

membubarkan legislative.

Sedang konstitusi parlementer bercirikan seperti sistem pemerintahan parlementer.

Pertama, presiden berkedudukan sebagai kepala Negara dan cabinet dipimpin oleh seorang

Perdana Menteri. Kedua, Perdana Menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Ketiga, para

anggota kabinet sebagian atau seluruhnya merupakan anggota parlemen. Keempat, Presiden

dapat membubarkan parlemen.

3 CF Strong, Konstitusi konstitusi Politik …,  Op Cit, hlm 211-212. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH4 Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Penerbit Alumni, Bandung, 1987, hlm 51 Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH5 Sri Soemantri M, Prosedur dan…, Op cit,hlm 57. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH6 Sri Soemantri M, Prosedur dan…, Op cit, hlm 57. Dikutip dari artikel Arif Budiman,SH

Page 3: Hukum Konstitusi

Dalam kenyataan tidak ada model konstitusi ideal yang dapat diterapkan pada semua

Negara. Namun masyarakat Negara modern mengakui bahwa suatu konstitusi harus

mengandung empat unsure ideal.Pertama, konstitusi bukan sekedar memuat aturan hukum,

melainkan juga gagasan tentang sistem nilai masyarakatnya. Karena itu konstitusi selalu berisi

landasan filosofis, histories, politik, yuridis dan sosiologis. Kedua, konstitusi akan legitimate

dan memperoleh pengakuan dari masyarakat bilamana proses pembentukannya tidak saja

melibatkan institusi-institusi yang kompeten sesuai ketentuan yang berlaku melainkan juga

melibatkan partisipasi masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam proses pembentukan dan

perubahan konstitusi secara langsung atau tidak langsung sangat menentukan tingkat

legitimasi konstitusi. Ketiga, kecenderungan konstitusi di Negara yang berbentuk kesatuan

berbeda dengan konstitusi di Negara yang berbentuk federal. Konstitusi di Negara kesatuan

pada umumnya sederhana, fleksibel dan pendek, sedangkan konstitusi di Negara yang

berbentuk federal pada umumnya lebih rinci.

Klasifikasi Konstitusi lebih jelasnya dapat dilihat dari uraian di bawah ini :

1. Konstitusi dalam bentuk tertulis dan bukan dalam bentuk tertulis (written constitution and no

written constitution).

K.C Wheare :7

K. C. Weare mengklasifikasikan konstitusi menjadi 5, yaitu:

a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis

Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki “kesakralan khusus” dalam

proses perumusannya. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang lebih berkembang

atas dasar adat-istiadat dari pada hukum tertulis.

b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi kaku

Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus disebut dengan

konstitusi fleksibel. Sebaliknya, konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus untuk perubahan

atau amandemennya adalah konstitusi kaku.

c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi

7 Badan Eksekutif Mahasiswa 2004-2005 “Campus in compact”

Page 4: Hukum Konstitusi

Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara.

Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta

derajat seperti konstitusi derajat tinggi.

d. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan

Bentuk ini berkaitan dengan bentuk negara; jika negara itu serikat, maka akan didapatkan sistem

pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian

e. Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem pemerintahan parlementer

Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial :

- Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewan pemilih

- Presiden bukan pemegang kekuasaan legislatif

- Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif dan tidak dapat memerintahkan

diadakan pemilihan.

Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial

- Kabinet yang dipilih PM dibentuk atau berdasarkan ketentuan yang menguasai parlemen

- Para anggota kabinet sebagian atau seluruhnya adalah anggota parlemen

- Kepala negara dengan saran PM dapat membubarkan parlemen dan memerintahkan diadakannya

pemilu.

Konstitusi tertulis: konstitusi yang dituangkan ke dalam sebuah/ beberapa dokumen formal.

Konstitusi tak tertulis: konstitusi yang tidak dituangkan ke dalam sebuah/ beberapa dokumen

formal. Pendapat ini mendapat kritikan dari C.F. Strong, menurutnya adalah tak benar kalau

konstitusi itu diklasifikasikan ke dalam bentuk tertulis dan tak tertulis karena menurutnya tidak

semua dalam bentuk tertulis tapi ada bagian tertulis dan sebaliknya. Misal: Belanda

konstitusinya tertulis tapi ada dari konstitusi ini yang tak tertulis, misalnya setiap Menteri di

negeri Belanda harus mendapat dukungan dari Staten General (Majelis Umum), terjadi 2

majelis : Eerste Kamer dan Twede Kamer (sebagai DPR) yang memiliki kedudukan sama

(sejajar) dengan Dewan Menteri (eksekutif) yang dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.

Page 5: Hukum Konstitusi

Seorang Menteri yang tidak mendapat dukungan dari Staten General harus

mengundurkan diri (mosi tidak percaya), hal seperti itu tak ada dalam konstitusi Belanda,

sebagai tandingannya Staten General dapat dibubarkan oleh Dewan Menteri apabila Staten

General tidak benar menjalankan tugasnya. Inggris tak memiliki konstitusi melainkan UU,

statuta, yurisprudensi, kebiasaaan, dsb. Tidak memiliki konstitusi tertulis tapi ada yang tertulis

yaitu seperti yang telah disebutkan di atas.

Yang benar menurut C.F Strong ;

1. Documentary constitution,

2. Non Documentary constitution

2. Konstitusi flexible dan konstitusi rigid,

Konstitusi flexible; konstitusi yang mempunyai ciri:

a. Elastis; mudah menyesuaikan diri,

b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama seperti UU.

Konstitusi rigid, konstitusi yang mempunyai ciri:

a.Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan perundang-undangan

yang lain,

b. Hanya dapat diubah dengan cara khusus/istimewa.

3. Supreme constitution and not supreme constitution,

Supreme constitution adalah konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara

baik isi maupun kedudukan dan syarat-syarat mengubahnya pun berat.

Not supreme constitution adalah konstitusi yang mempunyai kedudukan rendah dalam

negara baik ini maupun kedudukan dan syarat-syarat mengubahnya pun ringan.

4. Federal constitution and unitary constitution,

Konstitusi ini berhubungan dengan bentuk negara, apakah kesatuan atau federal.

Federal : Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian

diatur.

Kesatuan : Kesatuan sentralistik; semua kekuasaan diatur oleh pemerintah pusat.

5. Presidential executive constitution dan parliament executive constitution.

Presidential executive constitution yaitu konstitusi yang didalamnya memuat ciri-ciri sistem

Page 6: Hukum Konstitusi

pemerintahan presidential, memuat:

a. Presiden selain sebagai kepala negara adalah kepala pemerintahan.

b. Presiden tidak termasuk/ bukan merupakan bagian dari legislatif.

c. Presiden tak dapat membubarkan legislatif.

d. Presiden dan pemegang kekuasaan legislatif dipilih untuk masa jabatan yang tetap.

Parlement executive constitution yaitu konstitusi yang memuat ciri-ciri sistem pemerintahan

parlemen, yaitu :

a. Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh atau berdasarkan kekuatan-

kekuatan yang menguasai parlemen.

b. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya/ sebagian adalah anggota parlemen dan

mungkin sebagian/ seluruhnya bukan bagian anggota parlemen.

c. Perdana Menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.

d. Kepala negara dengan saran/ pendapat (nasehat) Perdana Menteri dapat membubarkan

parlemen dan meminta diadakan pemilu.