HUKUM-KESEHATAN.pdf

23
HUKUM KESEHATAN (materi lanjutan) Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H., M.H.

description

kyd

Transcript of HUKUM-KESEHATAN.pdf

Page 1: HUKUM-KESEHATAN.pdf

HUKUM KESEHATAN(materi lanjutan)

Disusun oleh :

Tedi Sudrajat, S.H., M.H.

Page 2: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Peraturan yang digunakan :

Undang-Undang Dasar 1945

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

PP No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia kedokteran

PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Permenkes RI No. 585/Men.Kes/Per/1989 tentang Persetujuan Tindakan

Medik

Permenkes RI No. 729a/Men.Kes/Per/XII/1989 tentang Rekam

Medis/Medical Record

Kepdirjen Pelayanan Medis No. HK.00.06.6.5.1866 tentang Pedoman

Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)

Page 3: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Siapakah Tenaga kesehatan

1. Tenaga medis;

2. Tenaga keperawatan;

3. Tenaga gizi;

4. Tenaga kefarmasian;

5. Tenaga keteknisian medis;

6. Tenaga keterapian fisik.

(Pasal 2 PP No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan)

Page 4: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Pada saat ini terdapat pergeseran paradigmadalam hubungan interpersonal di dalamhukum kesehatan, yang sebelumnyaberdasarkan pola hubungan vertikalpaternalistik menjadi pola hubunganhorizontal kontaktual.

Pergeseran pola dalam hukum kesehatan

Page 5: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Konsekuensi dari hubungan

horizontal kontaktual :

Munculnya inspanning verbintenis yaitu

adanya hubungan hukum antara 2 (dua)

subyek hukum dan melahirkan hak dan

kewajiban bagi para pihak. Adanya Inspanningverbintenis dikarenakan objek transaksi adalahupaya penyembuhan yang hasilnya tidak

pasti dampaknya dan karenanya upaya

tersebut dilakukan dengan kehati-hatian

Page 6: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Asas dalam Hukum Kesehatan

Pembangunan kesehatan diselenggarakan

dengan berasaskan perikemanusiaan,

keseimbangan, manfaat, pelindungan,

penghormatan terhadap hak dan

kewajiban, keadilan, gender dan

nondiskriminatif dan norma-norma agama

Page 7: HUKUM-KESEHATAN.pdf

HAK PASIEN BERDASARKAN UU NO.29 / 2004

TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN ( Pasal 52 )

- Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan

medis sebagaimana dimaksud Pasal 45 ayat 3 yaitu :

* Diagnosis dan tata cara tindakan medis

* Tujuan tindakan medis yang dilakukan

* Alternatif tindakan lain dan resikonya

* Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi

- Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

- Meminta pendapat dokter atau dokter gigi

- Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis

- Menolak tindakan medis

- Mendapatkan isi rekam medis

Page 8: HUKUM-KESEHATAN.pdf

HAK PASIEN BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN

· Kenyamanan, keamanan, dan keselamatan

· Memilih

· Informasi yang benar, jelas, dan jujur

· Didengar pendapat dan keluhannya

· Mendapatkan advokasi, pendidikan dan perlindungan

konsumen

· Dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif

· Memperoleh kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian

Page 9: HUKUM-KESEHATAN.pdf

HAK YANG MELEKAT PADA DIRI TENAGA KESEHATAN

BERDASARKAN UU NO.29/2004 TENTANG

PRAKTIK KEDOKTERAN ( PASAL 50 )

- Memperoleh perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan Profesinya

- Memberikan pelayanan medis menurut standar

profesi dan standar prosedur operasional

- Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur

dari pasien dan keluarganya

- Menerima imbalan jasa

Page 10: HUKUM-KESEHATAN.pdf

KEWAJIBAN PASIEN1. BERDASARKAN UU NO.8 / 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

· Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

· Beritikad baik

· Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati

· Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen

secara patut.

2. BERDASARKAN UU.NO.29/2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

- Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya

- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi

- Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana kesehatan

- Memberikan imbalan jasa atas pelayan yang diterima

Page 11: HUKUM-KESEHATAN.pdf

KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN

Pasal 51 UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi

dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien

2. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang

mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila

tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan

BERDASARKAN UU NO.8 / 1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien

Page 12: HUKUM-KESEHATAN.pdf

STANDAR PROFESI MEDIK DAN STANDAR

PELAYANAN RUMAH SAKIT

Menurut Leenen, yang dikenal dalam dunia kedokteran sebagai

“Lege artis” adalah hakikatnya sebagai suatu tindakan yang

dilakukan sesuai dengan Standar Profesi Medis (SPM) yang

terdiri dari beberapa unsur utama meliputi :

1. Bekerja dengan teliti, hati-hati dan seksama;

2. Sesuai dengan ukuran medis;

3. Sesuai dengan kemampuan rata-rata/sebanding dengan dokter

dengan kategori keahlian medis yang sama;

4. Dalam keadaaan yang sebanding

5. Dengan sarana dan upaya yang sebanding wajar dengan

tujuan konkrit tindak medis tersebut.

Page 13: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Informed consent

(Peraturan Menteri Kesehatan RI No.585.Menkes/Per/IX/1989)

Dalam dunia kedokteran, biasanya untuk menghindari resiko

malpraktik, tenaga medis membuat exconeratic clausule yaitu :

Syarat-syarat pengecualian tanggung jawab berupa pembatasan

atau pun pembebasan dari suatu tanggung jawab

Dalam hal ini, bentuk dari exconeratic clausule adalah

informed consent/persetujuan tindakan medis (pertindik).

Pertindik merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari

pasien yang diberikan secara bebas, sadar dan rasional setelah

memperoleh informasi yang lengkap, valid dan akurat dipahami

dari dokter tentang keadaan penyakitnya serta tindakan medis

yang akan diperolehnya.

Page 14: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Persetujuan Tindakan Medik (Informed

Concent) dapat terdiri dari :

1. Yang dinyatakan (expressed), yakni secara

lisan (oral) atau tertulis (written)

2. Dianggap diberikan (Implied atau tocit

concent), yakni dalam keadaan biasa (normal)

atau dalam keadaan darurat (emergency).

Page 15: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Expressed concent adalah persetujuan yang dinyatakan secara

lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih dari prosedur

pemeriksaaan dan tindakan biasanya.

Implied Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien secara

tersirat, tanpa pernyataan tegas. Isyarat persetujuan ini ditangkap

oleh dokter dari sikap dan tindakan pasien. Implied concent

dalam bentuk lain apabila pasien dalam keadaan gawat darurat

dan memerlukan penanganan secara cepat dan tepat sementara

keadaan tidak dapat memberikan persetujuannya dan keluargapun

tidak ada ditempat, maka dokter dapat melakukan tindakan medis

tertentu yang terbaik menurut dokter ((Peraturan Menteri Kesehatan

RI No.585.Menkes/Per/IX/1989)

Jenis ini dapat pula disebut sebagai presumed consent.

Page 16: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Hal-hal yang perlu disampaikan dalam Informed concent

1. Maksud dan tujuan tindakan medis tersebut;

2. Resiko yang melekat pada tindakan medis itu

3. Kemungkinan timbulnya efek samping

4. Alternatif lain tindakan medis itu;

5. Kemungkinan-kemungkinan (sebagai konsekuensi) yang terjadi

bila tindakan medis itu tidak dilakukan;

6. Dalam menjelaskan mengenai resiko perlu dikatakan mengenai :

a. Sifat dan resiko tindakan

b. Berat ringannya resiko yang terjadi

c. Kemungkinan resiko itu terjadi

d. Kapan resiko tersebut akan timbul seandainya terjadi

Page 17: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Sanksi Hukum terhadap Informed Consent

Sanksi pidana

Apabila seorang tenaga kesehatan menorehkan benda tajam tanpa

persetujuan pasien dipersamakan dengan adanya penganiayaan

yang dapat dijerat Pasal 351 KUHP

Sanksi perdata

Tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang mengakibatkan

kerugian dapat digugat dengan 1365, 1367, 1370, 1371 KUHPer

Sanksi administratif

Pasal 13 Pertindik mengatur bahwa :

Terhadap dokter yang melakukan tindakan medis tanpa

persetujuan pasien atau keluarganya dapat dikenakan sanksi

administratif berupa pencabutan izin praktik.

Page 18: HUKUM-KESEHATAN.pdf

REKAM MEDIS / MEDICAL RECORD

Medical record adalah berkas yang berisikan catatan,

dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien

pada sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan adalah tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan

baik untuk rawat jalan maupun rawat inap yang

dikelola oleh pemerintah ataupun swasta.

Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989

Page 19: HUKUM-KESEHATAN.pdf

MANFAAT REKAM MEDIS

1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan

pasien;

2. Bahan pembuktian dalam perkara hukum;

3. Bahan untuk keperluan penelitian dan

pendidikan;

4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan;

5. Bahan untuk menyiapkan stastitik kesehatan.

Page 20: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Sanksi Hukum terhadap Kewajiban

Menyimpan Rekam Medis

1. Kerahasiaan Rekam Medis

a. Pasal 112 KUHP

b. Pasal 322 KUHP

c. Pasal 1365 KUHPer

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala sesuatu

yang diketahui oleh tenaga kesehatan dan mahasiswa kedokteran

yang sedang praktik pada waktu atau selama melakukan pekerjaan

dalam lapangan kedokteran .

Segala sesuatu adalah segala fakta yang didapat dalam

pemeriksaan penderita, interpretasinya untuk menegakkan

diagnosis dan melakukan pengobatan dari anamtesis,

pemeriksaaan jasmaniah, pemeriksaan dengan alat kedoketran dsb.

Page 21: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Pasal 112 KUHP

Barangsiapa sengaja mengumumkan atau menyampaikan surat kabar dan

keterangan tentang sesuatu hal kepada negara asing, sedang diketahuinya

bahwa surat kabar atau keterangan itu harus dirahasiakan karena

kepentingan negara, maka i dihukum dengan pidana paling lama tujuh

tahun.

Pasal 322 KUHP

Barangsiapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang menurut jabatan

atau pekerjaaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu ia diwajibkan

untuk menyimpannya, dihukum dengan pidana penjara paling lama

sembilan bulan

Pasal 1365 KUHPer

Tiap perbuatan melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian bagi orang

lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menyebabkan kerugian

itu, mengganti kerugian tersebut

Page 22: HUKUM-KESEHATAN.pdf

2. Hilangnya, Rusaknya atau pemalsuan Rekam Medis

Pasal 20 Peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 749/Menkes/XII/1989

dikenakan sanksi administratif mulai dari teguran sampai dengan

pencabutan izin praktik.

Pengecualian terhadap kewajiban menyimpan rahasia kedokteran

1. Karena daya paksa (Pasal 48 KUHP)

a. Kepentingan umum;

b. Kepentingan orang yang tidak bersalah;

c. Kepentingan pasien;

d. Kepentingan tenaga kesehatan itu sendiri tidak dapat dipidana.

1. Karena menjalankan perintah UU (Pasal 50 KUHP)

2. Karena perintah jabatan (Pasal 51 KUHP)

3. Karena untuk mendapatkan santunan asuransi

Page 23: HUKUM-KESEHATAN.pdf

Terima Kasih