HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis...

50
HUKUM

Transcript of HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis...

Page 1: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

HUKUM

Page 2: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

BAB XX

H U K U M

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum diarahkan agar hukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang, sehingga dapatlah diciptakan ketertiban dan kepastian hukum dan memperlancar pelaksanaan pembangunan.

Dalam tahun ketiga Repelita III (1981/82) telah dilanjut- kan dan ditingkatkan serangkaian kebijaksanaan, langkah dan kegiatan yang meliputi bidang-bidang pembinaan hukum, pene- gakan hukum, pembinaan peradilan termasuk bantuan hukum, pem-binaan pemasyarakatan, administrasi urusan hukum termasuk ke-imigrasian serta pendidikan dan penyuluhan hukum.

B. KEBIJAKSANAAN POKOK DAN LANGKAH-LANGKAH 1.

Pembinaan Hukum

Pembinaan hukum nasional secara bertahap terus menerus ditingkatkan dalam rangka pembaharuan hukum dan pembinaan tertib hukum untuk menjamin keadilan dan kepastian hukum serta memberikan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dalam jangka panjang. Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam tahun 1981/82 adalah sebagai berikut :

a. Melanjutkan dan meningkatkan usaha kodifikasi serta uni-fikasi hukum di bidang-bidang tertentu dalam rangka pe-nyempurnaan dan pembaharuan hukum nasional dengan tetap memperhatikan kesadaran hukum dalam masyarakat.

b. Mengesahkan berbagai Undang-undang yang telah mendapat persetujuan DPR, menetapkan sejumlah Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-undang yang te- lah disahkan serta menetapkan berbagai Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah tersebut.

c. Meningkatkan berbagai kegiatan penunjang/pelengkap peren-canaan hukum dan perundang-undangan, yaitu penelitian hu- kum, penyusunan naskah akademis, penyelenggaraan pertemu- an ilmiah, pengembangan jaringan dokumentasi dan informa- si hukum, publikasi hukum dan penghimpunan (inventari- sasi) putusan-putusan perkara (yurisprudensi).

XX/3

Page 3: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

2. Penegakan Hukum

Dalam rangka penegakan hukum telah dilaksanakan berbagai langkah dan usaha yang meliputi, antara lain :

a. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas umum kejaksaan sebagai penegak hukum terutama tugas khususnya sebagai penuntut umum.

b. Memantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara berbagai instansi penegak hukum seperti Polisi, Jaksa dan Hakim serta aparat keamanan lainnya demi tegaknya keadi- lan dan terselenggaranya ketertiban serta kepastian hukum dalam masyarakat sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945.

c. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana de- ngan memprioritaskan yang diperkirakan dapat menghambat pembangunan, antara lain tindak pidana penyelundupan, korupsi dan subversi.

d. Meningkatkan sikap mental dan ketrampilan serta kemampuan teknis para penegak hukum dalam penyelesaian perkara.

e. Meningkatkan pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.

3. Pembinaan Peradilan

Azas pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan per-lindungan hukum telah diusahakan perwujudannya di bidang per- adilan antara lain sebagai berikut :

a. Proses peradilan diusahakan supaya lebih sederhana, cepat dan jujur dengan biaya yang terjangkau oleh para pencari keadilan dari seluruh lapisan masyarakat.

b. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung PengadilanTinggi dan Pengadilan Negeri di Propinsi dan Kabupaten.

c. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan telah ditunjang dengan usaha mendekatkan badan peradilan kepada masyara- kat di daerah-daerah terpencil dengan telah dibangunnya tempat-tempat sidang. Di samping itu telah ditingkatkan usaha pemberian bantuan hukum kepada pencari keadilan yang kurang mampu.

4. Pembinaan PemasyarakatanDalam pembinaan narapidana dan anak didik dimantapkan

pendekatan sosial edukatif dengan tetap memperhatikan aspek keamanan masyarakat lingkungannya dan tingkat kesadaran hu- kum dalam masyarakat.

XX/4

Page 4: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Khusus dalam pengembangan tugas bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak akan ditingkatkan penyuluhan kepada ma-syarakat mengenai pendidikan anak oleh keluarga yang bersang- kutan serta mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha bimbingan kemasyarakatan.

Dalam rangka pembinaan pemasyarakatan ini diusahakan per-baikan dan perluasan Lembaga Pemasyarakatan, Lembaga Bimbing-an Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) serta penerti- ban dan perbaikan tempat tahanan.

5. Administrasi Urusan Hukum

Telah dilaksanakan usaha-usaha untuk meningkatkan admi-nistrasi pelayanan berbagai urusan hukum sebagai berikut :

a. Penyempurnaan dan penyederhanaan urusan perizinan, penge- sahan dan pengawasan pelaksanaannya serta penyelesaian urusan hukum lainnya.

b. Peningkatan pelayanan urusan keimigrasian dan pengawasanlalu lintas orang dari dan ke luar negeri.

c. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi prasarana fisik keimigrasian dan perluasan jaringan komunikasi.

6. Pendidikan, Latihan dan Penyuluhan Hukum

Selanjutnya telah ditingkatkan pula penataran/pendidikan tambahan untuk berbagai tingkat dan jenis keahlian di bidang hukum. Di samping itu telah pula dilakukan kegiatan penerang-an/penyuluhan hukum yang diarahkan kepada berbagai kelompok sasaran antara lain pemuda, remaja, wanita, yaitu dengan me-manfaatkan berbagai saluran penerangan dan saluran pendidikan.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

Program-program pokok pembangunan hukum selama Repelita III terdiri dari: 1. Program pembinaan hukum nasional; 2. program pembinaan peradilan dan penegakan hukum yang men- cakup kelompok kegiatan utama: a. pembinaan peradilan; b. pe-negakan hukum; c. pembinaan pemasyarakatan, dan d. pembinaan administrasi urusan hukum termasuk keimigrasian; dan 3. program pendidikan hukum.

1. Pembinaan Hukum

Tujuan dari pada program pembinaan hukum ialah penyusunan

XX/5

Page 5: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

dan pemantapan perangkat perundang-undangan yang menunjang pembangunan di berbagai bidang dan mengarahkan pembangunan itu sendiri secara tertib dan dinamis.

Dalam tahun ketiga Repelita III(1981/82) kegiatan pe-nyusunan perundang-undangan telah menghasilkan 11 (sebelas) Undang-undang yaitu :

1. Undang-undang No.3 Tahun 1981 tentang Tambahan dan Peru-bahan atas APBN 1980/81;

2. Undang-undang No.4 Tahun 1981 tentang Perhitungan Anggar- an Negara th. 1972/73;

3. Undang-undang No.5 Tahun 1981 tentang Perhitungan Anggar- an Negara th. 1973/74;

4. Undang-undang No.6 Tahun 1981 tentang Pengesahan KonvensiInternasional mengenai uang Palsu beserta Protokol;

5. Undang-undang No.7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor TenagaKerja dan Perusahaan;

6. Undang-undang No.8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana; 7. Undang-undang No.1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konsti-

tusi Wina mengenai Hubungan Diplomatik beserta ProtokolOptional mengenai Hak memperoleh Kewarganegaraan;

8. Undang-undang No.2 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensimengenai Misi Khusus;

9. Undang-undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Peru-sahaan;

10. Undang-undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuanPokok mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup;

11. Undang-undang No.5 Tahun 1982 tentang Anggaran Pemba-ngunan dan Belanja Negara tahun 1982/83.

Disamping itu telah pula ditetapkan sejumlah 59 (lima pu- luh sembilan) buah Peraturan Pemerintah, antara lain sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1981 tentang Modal Nega-ra RI untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di- bidang Industri Kereta Api.

2. Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1981 tentang PembinaanTambahan Kelonggaran Perpajakan dalam rangka PenanamanModal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing.

3. Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 1981 tentang PembubaranPerusahaan Perikanan Negara Riau dan Penggabungannyakedalam Perusahaan Perseroan (persero) PT Karya Mina.

4. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1981 tentang PembubaranPerusahaan Perikanan Negara Jawa Timur dan PerusahaanPerikanan Negara Sulawesi Selatan/Tenggara dan pengga-

XX/6

Page 6: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

bungannya kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Per- ikanan Samudra Besar.

5. Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 1981 tentang Pembubaran Perusahaan Negara Hasil Laut dan penggabungannya kedalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Tirta Raya Mina.

6 Peraturan Pemerintah No.6 Tahun 1981 tentang Iuran Pem-biayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan.

7. Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1981 tentang Pengalihan bentuk Perusahaan Negara/Perkebunan I menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

8. Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah.

9. Peraturan pemerintah No.9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian.

10. Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1981 tentang Penyertaan Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di bidang Produksi Gula.

11. Peraturan Pemerintah no.11 Tahun 1981 tentang Pembubaran Perusahaan Negara Perkebunan XVI dan penggabungannya ke- dalam Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XV.

12. Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh Manusia.

13. Peraturan Pemerintah No.12 Tahun 1981 tentang Perawatan Tunjangan Cacat dan Uang Duka Pegawai Negeri Sipil.

14. Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1981 tentang PendirianPerusahaan Umum (Perum) Indonesia Farma.

15. Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil.

16. Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 1981 tentang Penataan Fakultas pada Universitas/Institut Negeri.

17. Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1981 tentang Pemberian Bantuan kepada Sekolah Swasta.

18. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 1981 tentang Pembentukan Kota Administrasi Tangerang.

19. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 1981 tentang PendirianPerusahaan Umum (Perum) Pengembangan Keuangan Koperasi.

20. Peraturan Pemerintah No.52 Tahun 1981 tentang PembubaranPerusahaan Negara "Buana Karya".

21. Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982 tentang Pelaksanaan Ekspor, Impor dan Lalulintas Devisa.

22. Peraturan Pemerintah No.4 Tahun 1982 tentang PembinaanUang Duka Wafat Bagi Keluarga Penerima Pensiun.

23. Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 1982 tentang PemindahanIbukota Kabupaten Dati II Langkat dengan Wilayah KotaMadya Dati II Binjai ke kota Kabupaten Tabat.

Page 7: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

XX/7

Page 8: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Selanjutnya telah pula ditetapkan sejumlah Keputusan Pre- siden dan Instruksi Presiden, antara lain :

a. 1. Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1981 tentang Penambahan Keanggotaan Team Pengendali Barang/Peralatan pemerin- tah.

2. Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1981 tentang Perpanja- ngan Batas Usia Pensiun Jaksa.

3. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1981 tentang besarnya Ongkos Naik Haji 1982.

4. Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1981 tentang Pembukaan Kedutaan Besar RI di OSLO.

5. Keputusan Presiden No. 6 Tahun 1981 tentang Naskah Un- dang-undang Pemilihan Umum seperti yang dimaksud dalam pasal 2 UU No. 2 Tahun 1980, tentang Pemilu dan keanggotaan Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat, sebagai telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 1975.

6. Keputusan Presiden No. 7 Tahun 1981 tentang Penetapan Perusahaan Umum “Otorita Jatiluhur” sebagai perusahaan yang dapat menarik dan menerima Iuran Pembiayaan Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan.

7. Keputusan Presiden No. 8 Tahun 1981 tentang Pembiayaan Pemberian Tunjangan Beras bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan kepada Pemerintah Daerah Otonom.

8. Keputusan Presiden No. 9 Tahun 1981 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan kepada Pensiunan bekas Ketua dan Bekas Anggota BPKNIP serta Jandanya.

9. Keputusan Presiden No. 10 Tahun 1981 tentang Pengesahan Agreement Establishing the ASEAN Promotion Centre on Trade, Investment and Tourism.

10. Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1981 tentang Pengesahan Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of Japan on Scientific and Technological Cooperation.

11. Keputusan Presiden No. 12 Tahun 1981 tentang Tunjangan Bahaya Nuklir bagi Pegawai Negeri dilingkungan Badan Tenaga Atom Nasional.

12. Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1981 tentang perubahan atas Keputusan Presiden No. 230 tahun 1968, tentang Peraturan Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri, Penerima Pensiun serta Anggota keluarganya.

XX/8

Page 9: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

13. Keputusan Presiden No. 1 Tahun 1982 tentang Harga Jual Dalam Negeri Bahan Bakar Minyak Bumi.

14. Keputusan Presiden No. 2 Tahun 1982 tentang Pembentuk- an Panitia Penyelesaian Masalah Wilayah Perbatasan RI dengan Papua Nugini.

15. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1982 tentang Tatacara Penyelenggaraan Kampanye Pemilu dan Ketentuan menge- nai Masa Tenang.

b. 1. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1981 tentang Bantuan Pembangunan Desa tahun 1981/82.

2. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 1981 tentang Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II tahun 1981/82.

3. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1981 tentang Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I tahun 1981/82.

4. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 1981 tentang Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar tahun 1981/82.

5. Instruksi Presiden No. 6 Tahun 1981 tentang Bantuan Pembangunan Sarana Kesehatan tahun 1981/82.

6. Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1981 tentang Bantuan Penghijauan dan Reboisasi 1981/82.

7. Instruksi Presiden No. 8 Tahun 1981 tentang Bantuan Kredit Pembangunan dan Pemugaran Pasar 1981/82.

8. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 1981 tentang Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten 1981/82.

9. Instruksi Presiden No. 10 Tahun 1981 tentang Usaha Pe-ningkatan Pengembalian Kredit Program Massal.

10. Instruksi Presiden No. 11 Tahun 1981 tentang Pengadaan dan Pembinaan Sarana Lepas Panen bagi Koperasi Unit Desa (KUD).

Bahan-bahan perundang-undangan hasil kerjasama dengan du- nia universitas dan tenaga ahli tentang berbagai masalah po- kok yang telah disusun meliputi 21 naskah .akademis yaitu : (1) Pos dan Giro, (2) Gelar Kesarjanaan, (3) Pengawasan dan Pemeriksaan Keuangan Negara, (4) Perlindungan dan Pembinaan Pengusaha Kecil, (5) Pokok-pokok Perasuransian, (6) Asuransi Angkutan Darat dan Laut, (7) Asuransi Angkutan Udara, (8) Perpustakaan Nasional, (9) Hak dan Kewajiban Asasi Manusia, (10) Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia, (11) Rehabilitasi dan Ganti Rugi, (12) Obat Keras, (13) Hukum Perpajakan, (14) Per- adilan Militer, (15) Segi-segi Hukum Pelimpahan Tehnologi; (16) Bea Balik Nama, (17) Persaingan di bidang Industri, (18) Ijin Penggunaan Alat-alat Radiasi di bidang Kedokteran, (19) Perbendaharaan Negara, (20) Penempatan kerja bagi Penderita Cacat, (21) Peraturan Umum Pajak Daerah.

XX/9

Page 10: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Di samping itu telah dilakukan pula inventarisasi 12 per-aturan perundang-undangan, mengenai: (1) Jasa Konsultan, (2) Keamanan Industri, (3) Peraturan Umum Retribusi Daerah, (4) Tenaga kerja dan kedudukan Sosial Anak, (5) Hak-hak Istimewa dan Kekebalan Diplomat, (6) Senjata api, (7) Wajib Lapor Pe-rusahaan, (8) Bahan-bahan Berbahaya, (9) Dinas Luar Negeri, (10) Ipeda, (11) Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, (12) Peranan Wanita di Indonesia.

Beberapa pokok-pokok masalah hukum lainnya masih dalam tahap persiapan penyusunan naskah akademis/peraturan per- undang-undangan dan mencakup bidang-bidang: (1) perkreditan, (2) perlindungkan tumbuh-tumbuhan, (3) keamanan industri, (4) tenaga kerja dan kedudukan sosial anak, (5) penanaman modal, (6) wajib lapor perusahaan, (7) hukum keluarga, (8) perhu-bungan.

Sementara itu telah dan sedang dibahas sejumlah Rancangan Undang-undang sebagai berikut :

1. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadil- an Tinggi Pekanbaru dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Padang.

2. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadi- lan Tinggi Jambi dan Perubahan Wilayah Hukum Tinggi Palembang.

3. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadi- lan Tinggi Samarinda dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banjarmasin.

4. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Mataram dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Denpasar.

5. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Bengkulu dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Tanjungkarang.

6. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Palu dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Manado.

7. Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Kendari dan Perubahan Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Ujung Padang.

8. Rancangan Undang-undang tentang Pengadilan dalam Lingkungan Tata Usaha Negara.

9. Rancangan Undang-undang tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Page 11: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

XX/10

Page 12: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Telah pula disiapkan sejumlah Rancangan Peraturan Pemerintah, antara lain:

1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Pasal 4, 17, 19 dan 23, RUU tentang Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum.

2. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-undang Hak Cipta.

3. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Ekstradisi.4. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan

Merek.5. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Perseroan Ter-

batas.6. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan

Undang-undang tentang Peradilan Anak.

Di samping itu dilanjutkan pula usaha pembaharuan kodifi- kasi hukum di bidang hukum perdata, pidana, hukum acara pi- dana militer serta hukum perburuhan.

Penelitian di bidang hukum yang telah dan sedang dilaku- kan berjumlah 13 buah dan dilaksanakan dalam rangka kerjasama dengan berbagai universitas dan badan-badan penelitian. Po- kok-pokok masalah penelitian tersebut adalah : 1) Aspek-aspek hukum yang mempengaruhi perkembangan Koperasi, 2) Maritime Kringen Ordonantie, 3) Hukum Adat dan Lembaga-lembaga Hukum Adat di Jawa Barat, 4) Perkembangan Hukum Militer, 5) Adopsi dan Pengangkatan Anak, 6) Masalah anak yang bekerja di bawah usia kerja, 7) Penerapan Bantuan Hukum, 8) Organisasi dan Ba- dan Pelayanan Hukum, 9) Kerangka dan Sistem Hukum Nasional, 10) Sistem Hukum Tatanegara ASEAN, 11) Hukum Adat dan Lemba- ga-lembaga Hukum Adat di Aceh, 12) Berbagai kegiatan di Per- airan (Pantai/Laut) Indonesia dan masalah-masalah yang ditim- bulkannya dan 13) Hukum Ketatanegaraan Indonesia.

Pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar, simposium) diberba- gai bidang hukum yang telah diselenggarakan berjumlah 6 kali yang meliputi : 1) Hukum Perkotaan (Urbanisasi) (di Jakarta), 2) Aspek-aspek Hukum tentang Kewiraswastaan (di Denpasar), 3) Penerapan Undang-undang Perkawinan (di Bukittinggi), 4) As- pek-aspek Hukum Peranan Wanita (di Jakarta), 5) Pembaharuan Hukum Perdata Nasional (di Yogyakarta) dan 6) Penelaahan Pem- baharuan Hukum Nasional (di Jakarta).

Sementara itu telah diselesaikan pengkajian naskah akade- mis dan kodifikasi peraturan perundang-undangan sebanyak 11 buah yang meliputi : 1) Pestisida, 2) Perfilman, 3) Hipotik

XX/11

Page 13: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Perumahan, 4) Karantina Hewan dan Tumbuh-tumbuhan, 5) Pera- dilan Administrasi, 6) Siaran, 7) IMA, 8) Kitab Undang-undang Hukum Pidana (Bagian Umum), 9) Kitab Undang-undang Hukum Dagang, 10) Kelistrikan serta 11) Wajib Uji Produksi Bahan Kimia.

Dalam rangka usaha pembaharuan hukum maka dengan diteri- manya Konvensi Hukum Laut Internasional Baru dan menjelang berlakunya Konvensi tersebut pada tahun-tahun mendatang meru- pakan tonggak sejarah baru bagi kehidupan bangsa-bangsa di dunia, khususnya dalam pengaturan masalah di laut. Bagi Peme-rintah R.I., disamping upaya pendahuluan kearah pelaksanaan Wawasan Nusantara masih banyak usaha-usaha dan pemikiran yang perlu dipersiapkan secara konsepsional strategis. Dengan di-akuinya negara Nusantara dan rezim Zona Ekonomi Eksklusif da- lam Konvensi Hukum Laut Internasional Baru maka hal ini me- ngandung konsekwensi makin luasnya ruang lingkup kepentingan nasional Indonesia di laut yang harus dilindungi dan diaman- kan sebaik-baiknya bagi sebesar-besarnya kesejahteraan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia. Berkaitan dengan hal ini telah disiapkan suatu Rancangan Undang-undang tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Selanjutnya telah ditingkatkan pelayanan kepada kalangan profesi hukum, khususnya tentang peningkatan perpustakaan hu- kum, peningkatan dokumentasi dan informasi hukum serta arsip dan publikasi hukum.

Berbagai publikasi dan kegiatan penerangan hukum yang te- lah dilakukan antara lain meliputi penyusunan program, publi- kasi dan penerangan hukum yaitu :

(1) Program publikasi dan penerangan hukum, (2) Himpunan ke-putusan mengenai kewarganegaraan, (3) Daftar Himpunan Merek tahun 1978 dan 1979, (4) Naskah buku tentang Sidik Jari, (5) Sejarah pembentukan Undang-undang tentang Ekstradisi antara Indonesia - Thailand, (6) Penerbitan buku terjemahan Undang-undang No. 9 Tahun 1976 tentang Narkotika, (7) Peraturan per-undang-undangan mengenai para cacat.

Disamping itu khusus dalam rangka Tahun Cacat Internasio- nal mengenai masalah para cacat telah dilakukan pula inventa-risasi/identifikasi dalam rangka penyusunan peraturan per- undang-undangan dan pelaksanaannya, serta penelitian konvensi internasional mengenai para cacat dalam rangka pelaksanaannya kedalam peraturan perundang-undangan nasional.

XX/12

Page 14: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Demikian pula telah diadakan pengkajian hukum di bidang Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Internasional, Hukum Acara Perdata dan Pidana, Hukum Tata Negara, Hukum Adat, Hukum Is- lam, Hukum dan Masyarakat serta Hukum Ekonomi Pembangunan.

Dalam Tabel XX-1 dan Grafik XX-1 nampak secara ringkas perkembangan pelaksanaan kegiatan pokok pembinaan hukum.

Usaha-usaha pembinaan dan pembaharuan hukum telah dilaku- kan pula oleh ahli-ahli hukum dan ahli-ahli sosial budaya, yaitu antara lain untuk mendapatkan kesepakatan dalam pembi- naan dan pembaharuan hukum nasional di bidang hukum pidana, perdata, tatanegara, ekonomi pembangunan, internasional, bi- dang umum dan filsafat hukum.

Selanjutnya dalam rangka pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum antara lain telah dilanjutkan inventarisasi peraturan perundang-undangan, penyusunan ring- kasan peraturan perundang-undangan dan hasil penelitian hukum serta penyusunan almanak peraturan perundang-undangan.

2. Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

a. Pembinaan Peradilan

Tujuan pokok dari pembinaan peradilan ialah untuk mewu- judkan peradilan yang cepat, sederhana dan dengan biaya yang ringan serta dapat memenuhi rasa keadilan seluruh masyarkat.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dalam tahun ketiga Repelita III (1981/1982) telah dibentuk 8 Pengadilan Negeri baru yaitu di : (1) Kalianda, (2) Buara Bulian, (3) Sungai Liat, (4) Kotabaru, (5) Tanjung Pati, (6) Muara, (7) Sumber, dan (8) Bale Bandung.

Dengan demikian sampai dengan tahun 1981/82 telah ada se-banyak 285 Pengadilan Negeri dan 19 Pengadilan Tinggi. Telah pula dilanjutkan perbaikan organisasi Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, khususnya di bidang kepaniteraan.

Dalam pada itu, untuk lebih memperluas jangkauan pelayanan peradilan telah dibangun 89 buah tempat sidang dalam rangka pelaksanaan tugas hakim keliling khususnya di kota-kota kecil serta dalam rangka mendekatkan peradilan kepada masyarakat agar tercipta peradilan yang cepat, jujur dan murah. Dengan demikian dipercepat proses penyelesaian

XX/13

Page 15: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

TABEL XX – 1PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN HUKUM,

1978/79 – 1981/82

XX/14

Page 16: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

GRAFIK XX - 1PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN HUKUM,

1978/79 - 1981/82

XX/15

Page 17: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

perkara di tempat kasus/sengketa terjadi, di samping untuk mencegah penyerahan/penyelesaian perkara oleh instansi lain, sedangkan perkara tersebut sebenarnya merupakan kompetensi penuh dari pengadilan.

Selanjutnya telah dilaksanakan pula penyempurnaan pola kerja mempercepat proses penyelesaian perkara.

Dalam rangka usaha pemerataan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, telah mulai dirintis pemberian bantuan hukum untuk sejumlah 4.000 kasus perkara pidana bagi pencari keadilan yang kurang mampu, yang tersebar di 16 Pengadilan Tinggi. Disamping itu telah pula dilaksanakan konsultasi/ban- tuan hukum bagi pencari keadilan yang kurang mampu melalui 24 fakultas hukum negeri di seluruh Indonesia, yang meliputi 12.240 kasus konsultasi hukum dan 600 kasus bantuan hukum baik pidana maupun perdata.

Penyuluhan hukum telah pula dilanjutkan dalam rangka mem-berikan pelayanan hukum yaitu konsultasi dengan berbagai ke-lompok masyarakat (wartawan, wanita dan sebagainya) melalui ceramah, wawancara di TVRI/RRI, radio swasta dan tempat-tem- pat umum serta publikasi media cetak. Di samping itu telah pula dilaksanakan penyuluhan hukum oleh tenaga penyuluh la- pangan secara langsung pada masyarakat di 16 propinsi. Semen- tara itu dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat terha- dap fungsi dan tugas pengadilan telah pula dilaksanakan pe-nyuluhan hukum melalui brosur-brosur yang disebar luaskan ke daerah-daerah.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan peradilan telah pula dilakukan inventarisasi dan pengolahan dari putusan-pu- tusan perkara dilingkungan badan badan peradilan. Di samping itu telah pula dilakukan pengembangan/penyuluhan statistik dan dokumentasi perkara serta latihan pelaksanaan sistem pe-ngadilan.

Dalam rangka peningkatan sarana fisik pengadilan dalam tahun 1981/82 telah dilakukan pembangunan 23 buah gedung baru Pengadilan Negeri dan 1 buah Pengadilan Tinggi, pembangunan lanjutan/rehabilitasi/perluasan 51 buah gedung Pengadilan Negeri serta 5 buah gedung Pengadilan Tinggi dan pembangunan 611 buah rumah dinas untuk Hakim dan Panitera.

Selanjutnya oleh Mahkamah Agung telah diusahakan kegiatan khusus dalam rangka penyelesaian tunggakan perkara sebanyak 3.600 perkara. Telah pula disediakan sarana 28 buah kendaraan

XX/16

Page 18: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

dan 15 buah rumah dinas untuk para Hakim Agung dan Asisten Hakim Agung, disamping penyediaan 14 buah kendaraan untuk kegiatan operasional. Perkembangan penyelesaian perkara dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel XX-2 dan Grafik XX-2.

b. Penegakan Hukum

Kegiatan penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna me-ningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Tujuan tersebut diusahakan tercapai melalui pembinaan kesada- ran hukum sehingga masyarakat lebih memahami dan menghayati hak dan kewajibannya serta pembinaan sikap, kemampuan dan kewibawaan aparatur penegak/pelaksana hukum demi tegaknya hu- kum, keadilan dan terlaksananya perlindungan hukum.

Dalam tahun ketiga Repelita III (1981/82) telah dilanjut- kan pelaksanaan kegiatan-kegiatan penegakan hukum, sedangkan tingkat keberhasilan kegiatan penyelesaian perkara pidana bahkan dapat lebih ditingkatkan.

Perkembangan penyelesaian perkara pada kejaksaan dapat dilihat pada Tabel XX-3 dan Grafik XX-3.

Perkara-perkara penting yang penyelesaiannya telah menda- pat perhatian khusus diantaranya adalah perkara-perkara pe-langgaran Undang-undang Pemilu, penyelundupan, narkotika, ke-nakalan remaja, uang palsu, pengawasan orang asing, korupsi, subversi dan pelanggaran perairan.

Dalam rangka pengamanan kebijaksanaan Pemerintah kegiatan pengamanan terhadap barang cetakan telah dipusatkan pada pengungkapan usaha-usaha masuknya unsur-unsur kebudayaan asing yang bersifat subversif. Dalam pada itu pengawasan ter- hadap orang asing termasuk imigran gelap telah ditingkatkan.

Kerja sama/kegiatan koordinatif antara berbagai instansi penegak hukum dipelihara kemantapannya, khususnya dalam mena- ngani masalah subversi, pengawasan orang asing, penanggula-ngan uang palsu, penyelundupan, kenakalan remaja dan narkotika.

Segenap usaha tersebut di atas ditunjang oleh pembangunan prasarana fisik, antara lain pembangunan gedung Kejaksanaan Negeri sebanyak 87 buah dan gedung Kejaksaan Tinggi sebanyak 2 buah, perluasan gedung Kejaksaan Negeri sebanyak 15 buah, rehabilitasi gedung Kejaksaan Negeri sebanyak 22 buah serta rehabilitasi gedung Kejaksaan Tinggi sebanyak 3 buah. Kemudi-

XX/17

Page 19: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

TABEL XX – 2PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,

1978/79 – 1981/82

XX/18

Page 20: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

GRAFIK XX – 2PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,

1978/79 – 1981/82

XX/19

Page 21: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

(Lanjutan Grafik XX – 2)

XX/20

Page 22: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

an juga pengadaan sarana mobilitas operasional sebanyak 604 buah terdiri dari 10 buah kapal, 331 buah sepeda motor, 103 buah cell-wagon dan 160 buah kendaraan operasional lainnya. Demikian pula pembangunan 399 buah rumah dinas dan pengadaan peralatan/perlengkapan fungsional, termasuk peralatan komuni- kasi sebanyak 175 buah.

c. Pembinaan Pemasyarakatan

Tujuan pokok pembinaan pemasyarakatan ialah peningkatan dan penyempurnaan usaha pembinaan narapidana dan anak didik secara sosial edukatif, khususnya yang dikenakan pidana ber-syarat dan pelepasan bersyarat, sehingga setelah habis pida- nanya maka para narapidana tersebut dapat kembali hidup dalam masyarakat secara wajar.

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam tahun ketiga Repeli- ta III (1981/82) telah dilanjutkan penyempurnaan pelaksanaan sistem pemasyarakatan, penyempurnaan sistem informasi pema-syarakatan serta penyusunan sejarah kepenjaraan di Indonesia, penyusunan buku petunjuk pengawasan dalam sistem pemasyara- katan serta penelitian perusahaan pemasyarakatan.

Dalam rangka peningkatan pembinaan bimbingan kemasyara- katan dan pengentasan anak telah diadakan pendidikan di seko- lah, pendidikan keagamaan kegiatan-kegiatan pembinaan pramu- ka, keterampilan bertani, beternak dan kewiraswastaan pada 14 buah Lembaga Pemasyarakatan Khusus. Dalam rangka meningkatkan pembinaan narapidana, juga telah disediakan peralatan olah raga sebanyak 23 perangkat.

Untuk peningkatan sarana fisik pemasyarakatan telah dan sedang diselesaikan pembangunan baru gedung pemasyarakatan (LP) sebanyak 16 buah, Kantor BISPA sebanyak 1 buah (Kantor BISPA di Jakarta Utara), dan pembangunan lanjutan Lembaga Pemasyarakatan (LP) sebanyak 43 buah, rehabilitasi LP seba- nyak 14 buah dan perluasan LP sebanyak 16 buah, dan pembangu- nan 264 buah rumah dinas untuk petugas Lembaga. Selain itu telah dilakukan berbagai kegiatan penunjang lainnya antara lain pengadaan 27 buah cell wagon pengangkutan narapidana.

Jumlah narapidana yang ada dalam Lembaga Pemasyarakatan dapat dilihat dalam Tabel XX - 4.

d. Pembinaan Administrasi Urusan Hukum

Tujuan pokok pembinaan administrasi urusan hukum ialah

Page 23: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

XX/21

Page 24: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

TABEL XX – 3PENYLESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,

1978/79 – 1981/82

TABEL XX – 4JUMLAH LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN NARAPIDANA,

1978/79 – 1981/82

XX/22

Page 25: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

GRAFIK XX – 3PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,

1978/79 – 1981/82

XX/23

Page 26: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

untuk meningkatkan administrasi pelayanan berbagai urusan hu- kum. Dalam usaha untuk meningkatkan administrasi urusan hukum telah diselesaikan penyusunan 15 berkas dokumen yaitu :

1. Dokumentasi Perjanjian Internasional;2. Penertiban Dokumentasi Pewarganegaraan; 3. Penertiban Dokumentasi Kewarganegaraan;4. Penertiban Dokumentasi Dwi Kewarganegaraan;5. Penyelenggaraan Pembuatan Surat Bukti Kewarganegaraan; 6. Peningkatan Administrasi dan Dokumentasi Daktiloskopi; 7. Perubahan Sistem Kearsipan tentang Sidik Jari; 8. Daftar Perkembangan Peraturan Perundang-undangan RI; 9. Penertiban Administrasi dan Dokumentasi Sub Direkto

rat Catatan Sipil;10. Penertiban Administrasi dan Dokumentasi Sub Direkto-

rat Badan Hukum;11. Penertiban Administrasi dan Dokumentasi Arsip Direk-

torat Perdata;12. Penertiban Administrasi dan Dokumentasi Arsip BHP

(Balai Harta Peninggalan) Jakarta;13. Pedoman Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan BHP (Balai

Harta Peninggalan);14. Penertiban Dokumentasi Patent;15. Pendaftaran Merk pada Direktorat Patent.

Dalam rangka penyempurnaan sistim keimigrasian telah di-laksanakan penyempurnaan administrasi perkantoran, serta pe- nataan berkas dan arsip keimigrasian dalam rangka komputeri- sasi. Selanjutnya telah dilakukan pembangunan sebuah gedung kantor wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi di Ambon, pem-bangunan 14 buah gedung kantor Direktorat Jenderal Imigrasi (di Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Surabaya, Banda Aceh, Medan, Sekupang, Natuna, Tanjung Pinang, Palembang, Samarin- da, Menado, Pare-Pare dan Merauke), 6 kantor Resort Imigrasi (di Langsa, Meulaboh, Matak, Batuampar, Sampit dan Bitung) serta pembangunan sebuah Pos Imigrasi (di Padang Bai). Di samping itu telah pula dilaksanakan perluasan/rehabilitasi 9 gedung kantor Imigrasi (di Malang, Tanjung Balai, Asahan, Palangka Raya, Nunukan, Mataram, Banjarmasin, Kupang dan Pang- kal Pinang serta Pembangunan Asrama Tahanan, Kantor Imigrasi sebanyak 5 buah (Cilacap, Belawan, Pangkal Pinang, Ujung Pan- dang dan Ambon). Sementara itu telah dibangun pula sebanyak 116 buah rumah dinas untuk para pejabat Imigrasi.

Perkembangan lalu lintas orang antara negara Republik In-donesia dengan negara-negara lain nampak pada jumlah penum- pang dari dan ke Luar Negeri seperti tercantum dalam Tabel XX - 5.

XX/24

Page 27: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

TABEL XX – 5KEDATANGAN/KEBERANGKATAN DARI/KE LUAR NEGERI,

1978/79 – 1981/82(orang)

XX/25

Page 28: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

TABEL XX – 6PENDIDIKAN/LATIHAN TENAGA PENEGAK HUKUM

DAN TENAGA TEKNIS LAINNYA,1978/79 – 1981/82

XX/26

Page 29: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

TABEL XX – 7HASIL USAHA PENINGKATAN PRASARANA HUKUM,

1978/79 – 1981/82(gedung)

XX/27

Page 30: HUKUM - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewHUKUM H U K U M A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978 menegaskan bahwa pembangunan dan pembinaan bidang hukum

Dalam rangka mengadakan tindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan keimigrasian telah ditingkatkan penanggulangan imigrasi gelap dan operasi lapangan dalam pen-carian/penemuan imigran gelap maupun pemalsuan surat bukti kewarganegaraan serta dokumen lainnya. Di samping itu dilak-sanakan peningkatan pengawasan dengan meningkatkan kegiatanoperasi tertib.

3. Pendidikan Hukum

Tujuan pokok pendidikan hukum ialah meningkatkan kemampu- an dan kewibawaan serta perbaikan sikap para penegak hukum sehingga mampu memberikan keadilan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat warga masyarakat serta memupuk kesadaran dalam masyarakat agar setiap warganegara dapat memahami dan menghayati hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dalam tahun ketiga Repelita III (1981/82) telah dilaksanakan berbagai penataran tenaga kehakiman antara lain penataran/latihan tenaga pembina(SESPA), dokumentasi hukum, keimigrasian, kemasyarakatan, ha- kim, pengawasan, administrasi kepegawaian dan kepaniteraan.

Penataran tersebut dilaksanakan di Pusat maupun di Daerah (di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sula- wesi Utara, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta) yaitu sebanyak 1.360 orang. Sedangkan pendidikan tenaga ke-jaksaan telah dilaksanakan bagi jaksa sebanyak 350 orang termasuk 50 orang dari instansi luar Kejaksaan, yaitu dari Imigrasi dan Direktorat Metrologi.

Perkembangan berbagai pendidikan tenaga penegak hukum da- pat dilihat dalam Tabel XX-6 dan Tabel XX-7.

XX/28