Hukum Kekerabatan Dan Perjanjiabn Adat
-
Upload
erik-sosanto -
Category
Documents
-
view
929 -
download
0
Transcript of Hukum Kekerabatan Dan Perjanjiabn Adat
i
TUGAS RESUM
HUKUM KEKERABATAN DAN PERJANJIAN ADAT
DOSEN PENGASUH :
DOSEN PENGASUH : ANGGUK LAMIS, SH
Disusun Oleh:
NAMA : ERIK SOSANTO
NIM : EAA 110 039
JURUSAN : ILMU HUKUM
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS HUKUM
TAHUN 2012
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat-Nya dari
Tuhan Yang Maha Esa karena atas izinnyalah saya masih diberikan kesempatan atas
selesainya penyusunan makalah ini sebagai tambahan ilmu, tugas dan pedoman mengenai
Hukum Kekerabatan Dan Perjanjian.
Dalam penyusunan makalah ini saya mengumpulkan dari berbagai sumber buku-buku
dan sumber lainnya yang berhubungan dengan Hukum Kekerabatan Dan Perjanjian yang
memudahkan saya dalam menyelesaikan tugas ini.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman dan
menambah wawasan bagi orang yang membacanya.
Penulis menyadari akibat keterbatasan waktu dan pengalaman penulis, maka tulisan
ini masih banyak kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan penulisan ini.
Harapan penulis semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya tentang Hukum Kekerabatan Dan Perjanjian.
Palangka Raya, 3 Desember 2012
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
1.1 Hukum Kekerabatan/Kekeluargan ......................................................... 1
1.2 Faktor Yang Sangat Penting Dalam Hubungan Kekerabatan ................ 1
1.3 Hubungan Anak Dengan Orang Tua ...................................................... 2
1.4 Perkawiana Dalam Hukum Kekerabatan Dan Perjanjiabn Adat ............ 2
1.5 Akibat Yang Timbul Dari Hubungan Anak Dan Orang Tua ................. 3
1.6 Hubungan Anak Dan Keluarga .............................................................. 3
1.7 Perjanjian Adat ....................................................................................... 4
1.8 Dalam Penjelasan T.HAR, Antara Perjanjian Adat Dan Hukum Barat . 5
1.9 Hak- Hak Atas Tanah Tumbuh............................................................... 6
1.10 Hak Atas Ternak ..................................................................................... 6
1
HUKUM KEKERABATAN DAN PERJANJIAN ADAT
1.1 Hukum kekerabatan/kekeluargan
a. Hukum adat, yang mengatur kebutuhan pribadi
Kedudukan pribadi seseorng sebagai anggota kerabat. Seperti kedududkan anak
terhadap orang tua dan sebaliknya.
b. Kedudukan anak terhadap kerabat dan sebaliknya serta masalah perkawinan anak.
Dalam suasana hukum adat perbedaan dalam hubungan ditimbulkan oleh
perkawinan. Demikian pula hubungan kekerabatan ditentukan oleh bentuk
perkawinan antara kedua belah pihak mempela. Demikian pula kedudukan hukum
dan kemukaan dalam keluarga.
c. Kedudukan pribadi.
Manusisa pribadi dilahirkan mempunyai nilai-nilai yang sama (niai-nilai hidup
seperti kemerdekaan, kesejahteran, kehormatan, kebendaan) namun demikian dalam
kehidupan masyarakat adat budaya / Pengaruh dapat menyebabkan penilaian
menjadi tidak sama.
1.2 Didalam hubungan kekerabatan dimana merupakan faktor yang sangat penting,
termuat dalam :
a. Masalah perkawianan, yakni apakah ada hubaungan kekeluargaan/ kekerabatan yang
merupakan halangan untuk menjadi suami/istri. Misalnya hubungan terlalau dekat
ataupun hubungan sumbang.
b. Masalah waris, dimana hubungan kekeluagaan merupakan dasar pembagian harta
kekayaan yang ditinggalkan oleh pewaris kepada ahli waris.
2
1.3 Hubungan anak dengan orang tua
a. Anak kandung, mempunyai peran penting karenanya disamping sebagai generasi
penerus, anak tidak kalah penting sebagai wadah/tempat tumpuan dimana semua
harapan orang tuanya kelak dikemudian hari wajib ditumpukan/dipandang sebagai
pelindung orang tuanya kelak orang tuanya itu tidak dapat mencari nafkah untuk
kebutuhan sendiri.
b. Anak lahir diluar kawin. Anak yang hanya mempunyai hubungan hubungan
keperdatan pada ibunya.
1.4 Jenis perkawiana dalam Hukum kekerabatan dan perjanjiabn adat
a. Kawin paksa
Istilah ini adalah perkawian dimana seseorang wanita tidak dalam keadaan kawin
tetapi sudah hamil. Maka tindakan-tindakan selajutnya diberbagai daerah apabila
pria yang menyebabkan hamil tidak mengawini , maka ia dapat dijatuhkan hukuman.
b. Kawin darurat
Kawin darurat ialah perkawina dimana seseorang yang tidak kawin tetapi hamil
dikawinkan dengan lelaki siapa saja yang mau. Dengan maksud agar kelahiran
dalam perkawinan dan mempunyai bapak. Untuk perkawinan darurat ini tidak ada
yang mau mengawini maka wanita ini dikawinkan dengan kepala desa/suku.
1. Dijawa ( nikah tembalar)
2. Di bugis( nikah pantokok siri)
3. Di suku sunda( nikah bapak angkat)
Berdasarkan penelitian van vollen hoven, di kabupaten bandung desa cililin dan
cicalengka ada perkawinan dengan pembayaran uang bagi orang yang bersedia
mengawini si wanita hamil tersebut dengan istilah murikon/pembayaran /upah.
1. Anak luar karena hubungan zinah
3
Menurut hukum adat :
Apabial seorang wanita hamil dalam hubungan gelap dengan seorang pria lain bukan
suaminya, menurut hukum adat suaminya lah yang menjadi bapak yang
dilahirkannya itu, kecuali si suami berdasarkan alasan yang akurat menolak dapat
diterima anak yang dilahirkannya tersebut. Hal ini dikarenakan didalam hukum adat
tidak ada ketentuan hal seperti ini, namun didalam hukum islam ditetapakan waktu 6
bulan setelah menikah sebagi syarat kelahiran anak yang diakui sebagi anak sah.
2. Anak lahir setelah perceraian
Menurut hukum adat :
Mempunyai bapak bekas suami wanita yang melahirkannya itu.
3. Anak tiri
Anak tiri adalah anak kandung bawaan isrti/suami setelah mereka membina keluarga
berdasarkan perkawian yang sah.
4. Anak angkat/ adopsi
1.5 Akibat yang timbul dari hubungan anak dan orang tua
1. Adanya kewajiban saling mengurus , memeilihara, dan merawat anatara orang tua
dan anak (hak timbal balik).
2. Pada dasarnya setiap anak mempunyai hak waris terhadap orang tuannya.
3. Anak/ anak-anak sebagi penerus keturunan.
1.6 Hubungan anak dan keluarga
Pada umumnya hubungan keluarga tergantung dari keadaan sosial dalam masyarkat
bersangkutan di indonesia terdapat persekutuan- persekutuan himpuan terbentuk
berdasarkan 3 macam garis keturunan :
1. Patrilineal
4
Yang dimaksud garis keturuan patrilineal adalah mengutamakan keturuan dari pihak
bapak tetapi bukan berarti tidak mengakui dari pihak ibu contoh suku batak, bali,
bulukumba, nias, dll.
2. Matrilineal
Yang dimaksud dengan garis keturunan matrilineal adalah mengutamakan keluarga
dari pihak ibu tetapi tidak berarti tidak mengakui dari pihak bapak.
3. Bilateral
Yang dimaksud dengan Bilateral dimana garis keturuan diakui sederajat sama baik
dari pihak bapak maupun ibu disebut parental. Yang umum dianut indonesia
khususnya di kalimantan suku dayak, jawa, dll.
1.7 Perjanjian adat
Perjanjan ialah perikatan. Perjanian dibagi menjadi 2 bagian ada perjanjian diam-diam
dan perjanjian terang-terangan.
Menutut ilmu pengetahuan hukum. Hukum perdata matriael terbagi kedalam :
1. Hukum tentang orang.
2. Hukum tentang keluarga.
3. Hukum tentang kekayaan.
4. Hukum tentang waris.
Hukum benda dibagi atas :
1. Mutlak
Mutlak ialah mengatur hak kebendaan dan hak barang tidak tidak berwujud (im
matriel.
2. Relatif
Relatif ialah mengatur hukum perjanjian yang didalamnya tentang piutang, tagiahan,
dll.
5
Jadi, hukum perjanjian adat ialah meliputi hak perhutang didialamnya berisi
transaksi-transaksi yang menyakut tanah dengan demikian hukum perhutangan ialah
hukum yang menujujkan keseluruhan Peraturan hukum yang menguasi mengenai
barang. Lebih lanjut T . HAR , terhadap hukum transaksi tanah dan menyangkut
tanah didalamnya diuraikan menjadi hak-hak atas rumah, ternak, barang, perbuatan
kredit, tolong-menolong, dll.
Sebagai contoh :
1. Pembukan tanah perorangan.
2. Perjanjian tanah segi dua.
3. Pengasingan tanah.
4. Pemberian tanah.
Transaksi menyangkut tanah :
1. Pembagian bagi hasil tanaman.
2. Perjanajian sewa.
3. Penumpang rumah/penumpang perkarangan.
1.8 Dalam penjelasan T.HAR, antara perjanjian adat dan hukum barat.
1. Hukum perjanjian adat lahir dengan sesuai jiwa masyaratkatnya oleh CARL UM.S
menyatakan hukum itu tidak dibuat tetapi ia bersama-sama dengan masyarakat.
Menurut soebekti perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji
kepada orang lain atau 2 orang saling berjanji untuk berbuat sesuatu atau tidak
berbuat sesuatu dan melaksasnkannya.
2. Berdasarkan perjanjian diatas bahwa hukum perjanjian barat tidak bertiitik tolak
berdasarkan kepentingan perorangan/ kebendaan. Sebaliknya hukum perjanjian adat
bertitik tolak pada dasar kejiwaan/kekerabatan dan kerukunan serta mengutamakan
kegotong-royongan.
6
3. Perjanjian menurut hukum barat melahirkan perikatan sedangkan menurut hukum
adat untuk mengikat perjanjian harus ada tanda pengikat (berupa barang/duit).
4. Perjanjian dalam hukum adat merupakan perhutangan didialamnya tidak semata-
mata kebendaan tetapi termasuk berbagai perbuatan yang bersifat karya budi.
1.9 Hak-hak atas tanah tumbuh.
Sebagiaman hal hak milik tumpang atas tanah hak milik bangunan yang rumah yang
terpisah dari hak milik empunya rumah. demikian pula hak milih tumpang tanam
tumbuh, yang terletak diatas tanah milik orang lain baik diatas tanah pribadi/ perorangan
maupun diatas tanah milik kerabat/ulayat/hak penguasaan negara/pemerintah.
Tanam tumbuh yang ditanam dan dikuasi oleh seseorang diatas tanah kerbat/ ulayat/hak
penguasaan negara/pemerintah secara lambat laun dapat menjadi pemilih numpang. Hal
mana dikarenakan diatas tanah tersebut. Sekalipun hal ini tidak dapat berlaku dalam
waktu yang singkat dapat menjadi hak milik atas tanam tumbuh, dikarenakan :
1. Karena terus menerus di urus dan dinikmati hasilnya atas tanam tumbuh tersebut
misalnya : hak numpang atas pohon, tempat sarang lebah/ wangi yang diambil
madunya dalam hal ini hak milik tak ubah nya seperti hak milik atas pohon.
2. Mendapat hak milik numpang atas tanah, ditempat orang lain atas dasar adanya
transaksi jual beli, hibah, wariasan, dan penujukan dari pemilih semula dan harus
diketahui oleh pemuka adat.
1.10 Hak atas ternak
Terjadinya bagi hasil piaran atas ternak, piaran ialah dikarenakan pemilik ternak
menyerahkan / menitipkan ternaknya pada seseorang misalnya : seekor kerbau untuk
diurus dan dipelihara apabila kerbau tersebut menghasilkan anak biasanya anak
pertama untuk yang memilhara dan anak kedua untuk pemilik ternak , begitu
seterusnya.